Anda di halaman 1dari 8

412

Proceedings
E – ISSN :
ISBN :
Halaman : 412 – 419

Kajian Analisis Profitabilitas pada Perusahaan Sub-sektor Parawisata, Hotel dan Restoran
yang Terdaftar di BEI

Hani Hanipa1, Ali Jamaludin2


1,2,3
STIE DR KHEZ Muttaqien
Email : hanihanipa911@gmail.com1 alfaruuk@gmail.com2

Abstrak Kajian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja


Published: 28 Februari 2022 keuangan dengan menggunakan analisa profitabilitas pada
perusahaan di sub-sektor parawisata, hotel dan restoran yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode penelitian
yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif dengan
Publisher’s Note: Eqien - populasi dan sampel pada perusahaan di sub-sektor parawisata,
Concept stays neutral with hotel dan restoran sebanyak 19 perusahaan. Data yang
regard to jurisdictional claims digunakan yaitu data sekunder berupa laporan keuangan pada
in published maps and tahun 2016-2020 yang diperoleh dari website www.idx.co.id
institutional affiliations. dan www.idnfinancials.com. Hasil kajian menunjukkan bahwa
rasio profitabilitas yang diukur melalui rasio return on assets
(ROA), return on equity (ROE), net profit margin (NPM), dan
earning per share (EPS) dinilai cukup baik pada tahun 2016-
2018. Namun, pada tahun 2019 dan 2020 profitabilitas dinilai
tidak cukup baik, karena mengalami penurunan yang signifikan

Kata Kunci Profitabilitas, EPS, Subsektor Parawisata, Hotel


dan Restoran

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki destinasi wisata alam yang sangat indah
dan budaya yang khas, sehingga dapat digemari oleh berbagai warga Negara lokal maupun Negara asing
(Batubara et al., 2020). Sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi yang dapat menghasilkan suatu
keuntungan sosial dan mengelola asset alam dan budaya, maka parawisata merupakan salah satu sector
terbesar yang berdampak pada perekonomian secara global (Esomar & Christianty, 2021). Sehingga, hal
ini menarik para pemilik usaha untuk melakukan segala cara demi mendapat keuntungan dari sektor ini
(Siahaan, 2019).

https://eqien-concept.stiemuttaqien.ac.id

Copyright: © 2022 by the authors. Licensee Eqien-


Concept, Basel, Switzerland. This article is an open
access article distributed under the terms and
conditions of the Creative Commons Attribution.
413

Parawisata juga memiliki dampak pada usaha-usaha lainnya, seperti hotel dan restoran. Hotel
merupakan suatu jenis usaha dalam menyediakan jasa berupa penginapan serta fasilitas lainnya.
Pelayanan makan dan minum disediakan juga oleh perusahaan jasa makan dan minum, yaitu restoran
(Soekresno, 2000). Sehingga, bukan hanya orang-orang yang memakai jasa penginapan/hotel saja yang
dapat memakai jasa pelayanan makan dan minum ini, namun juga dapat dirasakan oleh berbagai
masyarakat umum. Dilihat dari berbagai peluang dan minat masyarakat pada sektor ini, para pemilik
usaha pun mencoba memberikan yang terbaik dari segi pelayanan serta kualitas produk atau jasa itu
sendiri (Batubara et al., 2020). Agar mencapai kesejahteraan, perusahaan membutuhkan keterlibatan
berbagai pihak dalam perkembangan usahanya, mulai dari pengembang, investor, legislator, dan pembuat
kebijakan. Namun, pihak-pihak tersebut tentunya memiliki pertimbangan untuk bekerja sama dengan
suatu perusahaan. Khususnya para investor, mereka akan menilai tingkat profitabilitas yang dihasilkan
oleh perusahaan untuk mengambil keputusan apakah mereka akan memasukkan dana kembali atau
bahkan mengurangi dana investasi pada perusahaan tersebut (Moho & Virby, 2021).

Namun, pada kondisi saat ini, yaitu dengan adanya Virus Covid-19 yang terjadi mulai tahun 2019
pada kuartal akhir menyebabkan lumpuhnya ekonomi di berbagai sektor usaha di seluruh dunia. Salah
satunya yaitu pada perusahaan di sub-sektor parawisata, hotel dan restoran di Indonesia yang terdampak
cukup besar. Mengakibatkan menurunnya kinerja keuangan pada perusahaan di sub-sektor tersebut.
Menurut Kementerian Parawisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bahwa penurunan ini
diakibatkan oleh berkurangnya jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia dan hanya
sekitar 25% dari total kunjungan wisatawan dari yang sebesar 4.052 juta orang. Hal ini diakibatkan
karena adanya PPKM atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat dan Lockdown diberbagai
Negara dan daerah di Indonesia. Sehingga, ditutupnya rute maskapai penerbangan nasional maupun
Internasional. Selain itu, kondisi ini berimbas pada tingkat hunian hotel di Indonesia yang mengalami
penurunan yang cukup signifikan dari 56,73% menjadi 28,07% selama periode 2019-2020 atau turun
sebesar 28,66 poin. Atas kondisi ini, perusahaan di sub-sektor parawisata, hotel dan restoran mengalami
penurunan pada profitabilitas nya yang juga berdampak pada berkurangnya minat para investor untuk
berinvestasi pada perusahaan di sub-sektor ini karena laba yang akan diperoleh cenderung berkurang.

Dalam hal ini, para investor perlu menilai besarnya laba yang dihasilkan oleh perusahaan di
sektor ini sehingga investor dapat mengambil keputusan dalam menanamkan dana nya melalui analisis
kinerja keuangan. Menurut Orniati (2009) bahwa “kinerja keuangan dapat dijadikan ukuran untuk melihat
peluang ada” (Werdiningtyas & Sam’ani, 2018). Dengan mengevaluasi kinerja keuangan dengan
menggunakan analisis laporan keuangan yang dapat dihitung menggunakan rasio profitabilitas. Analisis
laporan keuangan merupakan salah satu metode untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan
dalam suatu periode. Sehingga, dapat diketahui kelemahan dan kekuatan suatu perusahaan melalui
analisis laporan keuangan (Kasmir, 2019). Menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) para pengguna
laporan keuangan dapat dibantu melalui analisa laporan keuangan sebagai alat pengambilan keputusan.
Sehingga, para pemilik perusahaan dapat mengetahui profitabilitas perusahaan melalui analisa laporan
keuangan. Profitabilitas yaitu salah satu rasio yang menampilkan suatu gambaran mengenai tingkat
pengelolaan perusahaan dalam memperoleh laba serta menjadi ukuran dalam memperoleh tingkat
pengembalian kepada para investor atas investasinya (Hidayat, 2018). Rasio profitabilitas dapat

https://eqien-concept.stiemuttaqien.ac.id

Copyright: © 2022 by the authors. Licensee Eqien-


Concept, Basel, Switzerland. This article is an open
access article distributed under the terms and
conditions of the Creative Commons Attribution.
414

menggambarkan pengaruh total dari berbagai keputusan manajerial dan kebijakan kesehatan perusahaan
(Islam et al., 2014).

Hasil yang diperoleh dapat dijadikan acuan oleh para investor di masa depan untuk mengambil
keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan. Manajemen perusahaan perlu melakukan evaluasi secara
menyeluruh terhadap kinerja keuangan dan perlu mengetahui apa saja yang dapat mempengaruhi
kenaikan dan penurunan terhadap profitabilitas (Kasmir, 2019). Sehingga, kajian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh profitabilitas pada perusahaan sub-sektor Parawisata, Hotel dan Restoran.

METODE PENELITIAN

Dalam Kajian ini penulis akan menggunakan metode descriptive kuantitatif, yaitu metode yang
digunakan secara kredibel, teratur, dan tepat dalam meneliti suatu populasi atau sampel tertentu
(Sugiyono, 2016). Populasi dan sampel yang digunakan dalam kajian ini yaitu pada perusahaan subsector
parawisata, hotel dan restoran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 19 perusahaan.
Kemudian, data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan periode 2016-2020 yang
diperoleh dari website www.idx.co.id dan www.idnfinancials.com.

HASIL & PEMBAHASAN

Profitabilitas

Menurut (Hanafi & Halim, 2016) Profitabilitas merupakan suatu kemampuan untuk mengukur
keuntungan yang dihasilkan perusahaan pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu.
Profitabilitas menampilkan suatu gambaran mengenai tingkat pengelolaan perusahaan dalam memperoleh
laba serta menjadi ukuran dalam memperoleh tingkat pengembalian kepada para investor atas
investasinya (Hidayat, 2018). Profitabilitas dapat menggambarkan pengaruh total dari berbagai keputusan
manajerial dan kebijakan kesehatan perusahaan (Islam et al., 2014). Ketika perusahaan berhasil mencapai
target yang ditentukan, maka dapat dikatakan berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa
periode. Namun, sebaliknya jika gagal mencapai target yang ditentukan, ini akan menjadi evaluasi bagi
manajemen perusahaan agar kegagalan tersebut tidak terulang (Kasmir, 2019). Oleh karena itu, rasio ini
disebut sebagai salah satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan. Terdapat beberapa rasio profitabilitas
yang sering digunakan dalam mengukur keuntungan suatu perusahaan, yaitu Return On Assets (ROA),
Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS)
Return On Assets (ROA)
Menurut (Hanafi & Halim, 2016) Return On Assets (ROA) merupakan suatu rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu.
Menurut (Prastowo, 2015) Return On Assets mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
aktivanya untuk memperoleh laba. Return On Asset dapat digunakan dengan membandingkan laba bersih
setelah pajak dengan total aktiva. Semakin kecil (rendah) rasio ini, maka semakin kurang baik.
Sebaliknya, semakin besar rasio ini maka semakin baik (Kasmir, 2019).

https://eqien-concept.stiemuttaqien.ac.id

Copyright: © 2022 by the authors. Licensee Eqien-


Concept, Basel, Switzerland. This article is an open
access article distributed under the terms and
conditions of the Creative Commons Attribution.
415

Berikut merupakan pengukuran ROA pada perusahaan di sub-sektor parawisata, hotel dan
restoran yang terdaftar di BEI selama 5 tahun, pada tahun 2016 hingga 2020 dengan melihat rata-rata
ROA tiap tahun.

Grafik 1.
Rata-Rata Return On Asset (ROA) periode 2016-2020
Sumber: www.idx.co.id & www.idnfinancial.com (Data diolah oleh penulis)
Dari nilai rata-rata ROA diatas, terlihat bahwa pada tahun 2016, rata-rata ROA untuk perusahaan
disub-sektor Parawisata, Hotel dan Restoran sebesar 2%. Kemudian, pada tahun 2017 mengalami
peningkatan yang cukup signifikan menjadi 29%. Yang artinya, pada tahun tersebut perusahaan disub-
sektor ini menunjukkan kemampuan manajemen dalam memperoleh ROA. Pada tahun 2018, mengalami
penurunan menjadi sebesar 13% dan tahun 2019 kembali mengalami penurunan menjadi sebesar -42%.
Artinya hasil pengembalian atas investasi berkurang dan menunjukkan ketidakmampuan perusahaan
dalam memperoleh ROA. Pada tahun 2020 kembali mengalami peningkatan menjadi -6%, namun ini
masih belum cukup baik dari tahun-tahun sebelum nya. Rendahnya rasio ini diakibatkan oleh rendahnya
margin laba karena rendahnya perputaran aktiva.
Return On Equity (ROE)
Menurut (Hanafi & Halim, 2016) Return On Equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini menunjukkan efisiensi
penggunaan modal sendiri. Hasil pengembalian ekuitas atau ROE merupakan rasio untuk mengukur laba
bersih sesudah pajak dengan modal sendiri (Kasmir, 2019). Semakin besar jumlah utang, maka semakin
besar rasio antara aktiva dan modal, sehingga makin besar angka ROE (Prastowo, 2015).
Berikut merupakan pengukuran ROE pada perusahaan di sub-sektor parawisata, hotel dan
restoran yang terdaftar di BEI selama 5 tahun, pada tahun 2016 hingga 2020 dengan melihat rata-rata
ROE tiap tahun.

https://eqien-concept.stiemuttaqien.ac.id

Copyright: © 2022 by the authors. Licensee Eqien-


Concept, Basel, Switzerland. This article is an open
access article distributed under the terms and
conditions of the Creative Commons Attribution.
416

Grafik 2.
Rata-Rata Return On Equity (ROE) Periode 2016-2020.
Sumber: www.idx.co.id & www.idnfinancial.com (Data diolah oleh penulis)
Dari nilai rata-rata ROE pada grafik 2, menunjukkan bahwa pada tahun 2016 perusahaan di sub-
sektor parawisata, hotel dan restoran adalah sebesar 24%. Pada tahun 2017, mengalami penurunan
menjadi sebesar 11%. Artinya hasil pengembalian investasi berkurang sebesar 13%, sehingga
menunjukkan ketidakmampuan perusahaan untuk memperoleh ROE. Kemudian, pada tahun 2018
kembali mengalami peningkatan menjadi sebesar 21%. Artinya perusahaan mampu meningkatkan hasil
pengembalian investasi sebesar 10%. Namun, pada tahun 2019 mengalami penurunan kembali yang
cukup drastis menjadi sebesar -67% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini diakibatkan oleh
menurunnya laba yang diperoleh dengan tinggi nya ekuitas pada sector ini. Sehingga, perusahaan di sub-
sektor ini menunjukkan ketidakmapuan dalam memperoleh ROE. Selanjutnya, pada tahun 2020 kembali
mengalami kenaikan menjadi sebesar -13%, yang berarti perusahaan mulai menunjukkan kemampuan nya
untuk memperoleh ROE.
Net Profit Margin (NPM)
Menurut (Kasmir, 2019) Net Profit Margin (NPM) atau Margin laba bersih merupakan suatu
ukuran dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan.
Menurut (Hanafi & Halim, 2016) NPM menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini dapat didefinisikan juga sebagai kemampuan
perusahaan menekan biaya-biaya di perusahaan pada periode tertentu. Ketika nilai NPM tinggi,
menandakan bahwa kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan
tertentu. Sebaliknya, ketika NPM rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah dan menunjukkan
ketidakefisienan perusahaan.
Berikut merupakan pengukuran NPM pada perusahaan di sub-sektor parawisata, hotel dan
restoran yang terdaftar di BEI selama 5 tahun, pada tahun 2016 hingga 2020 dengan melihat rata-rata
NPM tiap tahun.

https://eqien-concept.stiemuttaqien.ac.id

Copyright: © 2022 by the authors. Licensee Eqien-


Concept, Basel, Switzerland. This article is an open
access article distributed under the terms and
conditions of the Creative Commons Attribution.
417

Grafik 3.
Rata-Rata Net Profit Margin (NPM) Periode 2016-2020.
Sumber: www.idx.co.id & www.idnfinancial.com (Data diolah oleh penulis)
Dari nilai rata-rata NPM pada grafik 3, menunjukkan bahwa perusahaan di sub-sektor parawisata,
hotel dan restoran pada tahun 2016 sebesar 30%. Kemudian meningkat pada tahun 2017, menjadi sebesar
68% dan kembali meningkat pada tahun 2018 menjadi sebesar 103%. Hal ini menandakan bahwa
perusahaan di sub-sektor ini menghasilkan laba yang tinggi dengan tingkat penjualan yang tinggi.
Namun, pada tahun 2019 dan 2020 terus mengalami penurunan menjadi sebesar -418% dan -454%. Hal
ini menunjukkan bahwa kondisi perusahaan berada di kondisi yang tidak efisien di tahun tersebut.
Dimana, laba yang diperoleh perusahaan disektor ini terus mengalami kerugian dengan tingkat penjualan
yang juga menurun.
Earning Per Share (EPS)
Menurut (Prastowo, 2015) Earning per share (EPS) adalah jumlah laba yang menjadi hak untuk
setiap para pemegang saham satu lembar saham biasa. Rasio earning per share merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemegang
saham (Kasmir, 2019). EPS juga dapat digunakan untuk menganalisis profitabilitas suatu saham oleh para
analis surat berharga (Hanafi & Halim, 2016). Ketika rasio earning per share rendah, berarti perusahaan
belum berhasil untuk memuaskan para pemegang saham. Sebaliknya, jika rasio earning per share tinggi,
maka perusahaan mampu membuat kesejahteraan para pemegang saham meningkat.
Earning per share dapat diukur dengan membandingkan antara laba saham biasa dengan jumlah
saham yang beredar. Berikut merupakan pengukuran EPS pada perusahaan di sub-sektor parawisata, hotel
dan restoran yang terdaftar di BEI selama 5 tahun, pada tahun 2016 hingga 2020 dengan melihat rata-rata
EPS tiap tahun.

https://eqien-concept.stiemuttaqien.ac.id

Copyright: © 2022 by the authors. Licensee Eqien-


Concept, Basel, Switzerland. This article is an open
access article distributed under the terms and
conditions of the Creative Commons Attribution.
418

Grafik 4
Rata-Rata Earning Per Share (EPS) Periode 2016-2020.
Sumber: www.idx.co.id & www.idnfinancial.com (Data diolah oleh penulis)
Dari nilai rata-rata EPS pada gambar diatas, terlihat bahwa pada tahun 2016 perusahaan di subsektor
parawisata, hotel dan restoran menunjukkan bahwa rata-rata EPS ditahun tersebut sebesar 34,61.
Kemudian, pada tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi 35,61. Hal tersebut menjadi kabar yang
baik bagi investor yang telah menanamkan modal nya di satu perusahaan disubsektor parawisata, hotel
dan restoran. Kemudian, pada tahun 2018 mengalami penurunan kembali menjadi 31,46, namun tidak
terlalu menjadi masalah karena penurunan tersebut masih berada diatas rata-rata secara keseluruhan pada
subsector ini di periode 2016-2020. Kemudian pada tahun 2019 kembali mengalami peningkatan menjadi
36,67. Namun, pada tahun 2020 rata-rata EPS mengalami penurunan yang cukup signifikan menjadi -
46,21. Hal ini diakibatkan oleh kondisi ekonomi yang melemah secara global, sehingga profitabilitas
yang diperoleh perusahaan menurun secara drastis dan laba yang diperoleh para investor turut menurun.
Hal ini menunjukkan bahwa, kesejahteraan para pemegang saham di tahun 2020 menurun dan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dapat dikatakan gagal. Maka, para calon investor perlu
berhati-hati saat akan menanamkan dana nya di sector ini, karena dapat mengalami kerugian.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kajian analisis yang telah dilakukan menggunakan rata-rata profitabilitas pada
perusahaan di sub-sektor parawisata, hotel dan restoran yang terdaftar di BEI pada tahun 2016-2020
dengan menghitung rasio Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM),
dan Earning Per Share (EPS) bahwa perusahaan di subsector tersebut dapat dinilai cukup baik dalam
menghasilkan laba atau profit selama 3 periode yaitu tahun 2016 hingga 2018. Namun, pada tahun 2019
dan 2020, rata-rata profitabilitas yang dihasilkan perusahaan di sector ini tidak cukup baik, karena laba
yang dihasilkan oleh tiap perusahaan cenderung mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini perlu
menjadi perhatian bagi para investor dan calon investor dalam mengambil keputusan untuk menanamkan
dana nya di sektor ini.

https://eqien-concept.stiemuttaqien.ac.id

Copyright: © 2022 by the authors. Licensee Eqien-


Concept, Basel, Switzerland. This article is an open
access article distributed under the terms and
conditions of the Creative Commons Attribution.
419

REFERENSI

Batubara, H. C., Afifah, A., & Astuti, D. D. (2020). Pengaruh Current Ratio Dan Debt To Assets Ratio
Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Hotel, Restoran Dan Pariwisata Yang Terdaftar Di
Bei. Jurnal Keuangan Dan Bisnis, 10–19.
Esomar, M. J. F., & Christianty, R. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Sektor Jasa Di BEI. Jkbm (Jurnal Konsep Bisnis Dan Manajemen), 7(2), 227–233.
Https://Doi.Org/10.31289/Jkbm.V7i2.5266
Hanafi, M. M., & Halim, A. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Upp Stim Ykpn.
Hidayat, W. W. (2018). Analisa Laporan Keuangan (F. Fabri (Ed.)). Uwais Inspirasi Indonesia.
Islam, M. R., Khan, T. R., Choudhury, T. T., Adnan, A. M., & Senior Lecturer, 1. (2014). How Earning
Per Share (Eps) Affects On Share Price And Firm Value. European Journal Of Business And
Managementonline), 6(17), 2222–2839.
Kasmir. (2019a). Analisa Laporan Keuangan (Revisi, Ce). Rajawali Pers.
Kasmir. (2019b). Analisis Laporan Keuangan (11th Ed.). Rajawali Pers.
Moho, M., & Virby, S. (2021). Pengaruh Return On Asset Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Pt Indosat Tbk Periode 2008-2019. 1, 2019–2022.
Prastowo, D. (2015). Analisis Laporan Keuangan Konsep Dan Aplikasi (3rd Ed.). Unit Penerbit Dan
Percetakan Stim Ykpn.
Siahaan, W. (2019). Pengaruh Total Asset Turn Over Dan Debt To Asset Ratio Terhadap Return On
Asset Pada Perusahaan Sub Sektor Perhotelan, Restoran Dan Pariwisata Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Pada Periode 2014-2017. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu, 12(2), 119–131.
Soekresno. (2000). Manajemen Food And Baverage Service Hotel. Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta.
Werdiningtyas, R., & Sam’ani. (2018). Analisis Pengaruh Receivable Turnover (Rto), Inventory Turnover
(Ito), Working Capital Turnover (Wcto), Dan Total Asset Turnover (Tato) Terhadap Profitabilitas
Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (Jii) Periode 2011-2017. 8(1), 19–29.

https://eqien-concept.stiemuttaqien.ac.id

Copyright: © 2022 by the authors. Licensee Eqien-


Concept, Basel, Switzerland. This article is an open
access article distributed under the terms and
conditions of the Creative Commons Attribution.

Anda mungkin juga menyukai