Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS (PREDIKSI KEUANGAN) DENGAN

MENGGUNAKAN METODE Z-SCORE ALTMAN DAN ZMIJEWSKI


PADA SUBSEKTOR HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA YANG
TERDAFTAR DI BEI PERIODE TAHUN 2014-2018

Usulan Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti


Ujian Seminar Usulan Penelitian

Disusun Oleh:
Diega Imanuel Apriandu Tampubolon
1632164
Lata Belakang Masalah
Didalam perekonomian dewasa ini perusahaan pasti akan membutuhkan dana agar,
didalam perusahaan tersebut mampu mencapai suatu perkembangan usaha yang bertujuan untuk
mampu bersaing dan menjaga kinerja keuangan tersebut. Hotel ialah yang sangat sering
dipergunakan sebagian atau seluruh bangunan serta menyediakan jasa pelayanan penginapan,
makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi umum. Usaha perhotelan saat ini sangat
berkembang pesat dimana masing-masing hotel harus bersaing ketat untuk dapat terus tumbuh
dan berkembang. Hal ini dikemukakan menurut Yoeti (2008) diacu dalam kutipan jurnal oleh
Ngurah agus jayaprananta (2017:2) sektor pariwisata berfungsi sebagi (agent of development)
sekaligus akan mempercepat proses pembangunan usaha itu sendiri sekaligus pertumbuhan
ekonomi.
Dalam kutipan desa wisata yang telah membawa
Databooks.katakata.co.id (2019) dampak positif untuk perkembangan
Indonesia berada di urutan kunjungan ekonomi masyarakat lokal di Desa
ke empat. Pada kunjungan wisata di yang akan menjadi penghasilan
Indonesia periode Januari-Juni 2019 masyarakat meningkat; meningkatkan
mencapai 7,83 juta kunjungan, peluang kerja dan berusaha;
tumbuh 4,01% dari periode yang meningkatkan kepemilikan dan
sama tahun lalu. Hal ini juga kontrol masyarakat lokal;
dikuatkan peneilitian jurnal oleh meningkatkan pendapatan pemerintah
Hermawan (2016) “Pengembangan melalui retribusi wisata”
Didalam suatu usaha pastinya tidak ke UMKM yang bekaitan
lepas akan adanya seorang kreditur pariwisata sebesar 2,48 triliun
ataupun investor yang sebagai kepada 32.416 pelaku UMKM
penyalur dana agar lancarnya selama delapan bulan pertama.
kegiatan perekonomian tersebut. Adapun Bank BCA menyalurkan
Hal ini diuraikan dalam artikel kredit sebesar Rp.16,3 triliun
KONTAN.CO.ID (2019) Dalam sepanjang semester dan 74%
industri pariwisata masih penyaluran kreditnya dalam bentuk
menjalinkan untuk penyaluran investasi. Dengan peningkatan
kredit yang meningkat seperti PT penyaluran kredit, Financial distress
Bank Mandiri Tbk telah terjadi dengan apabila adanya
menyalurkan kredit disektor Hotel ketinggian akan dana yang
& Akomdasi Rp.9,6 triliun dimana digunakan oleh perusahaan,dan
tumbuh 25% dibandingkan priode ketidakmampuan perusahaan dalam
sebelumnya. Dalam bentuk Kredit membrikan kewajiban serta akan
Usaha Rakyat (KUR), Bank kebangkrutan adanya potensi.
Mandiri telah menyalurkan kredit
Menurut Fahmi (2014:157) “Jika suatu perusahaan mengalami masalah dalam
likuiditas maka sangat memungkinkan perusahaan tersebut mulai memasuki
masa kesulitan keuangan (financial distress),dan jika kondisi kesulitan tersebut
tidak cepat diatasi maka ini bisa berakibat kebangkrutan usaha (bankkrupcity).”
Hal ini dikuatkan dalam pernyataan Hery (2017:34) Bahwa penyebab financial
distress likuiditas akan terganggu karena tingginya investasi pada utang yang
bisa berdampak kurang baik terhadap tujuan jangka panjang perusahaan.
Terjadinya financial distress yang dialami oleh perusahaan pasti akan
memberikan kekhawatiran dari berbagai pihak sektor internal seperti manajer
dan karyawan dan pihak sektor eksternal seperti Investors dan Kreditur.
Seperti didalam hasil penelitian oleh Ngurah Agus Jayaprananta (2017:24)
Penyaluran kredit dari bank perlu ditingkatkan karena jenis kredit modal
kerja dan kredit investasi sangat berperan dalam meningkatkan fasilitas
serta pelayanan hotel dan restoran sekaligus perilaku ekonomi agar
terhindar financial distress. Fenomena juga telah terjadi pada PT. Distribusi
Indonesia Jaya yang dilansir oleh Frischa (2019), bahwa PT Distribusi
Indonesia Jaya terlilit hutang sebesar 261,29 miliar kepada krediturnya.
Sehingga perusahaan berhenti beroperasi November (2017). Peristiwa ini
ialah suatu peringatan kepada antisipasi didalam perusahaan serta luar
perusahaan, agar manajemen dapat mengelola modal dengan baik dan
kreditur dapat mengetahui keputusan yang akan diambil sehingga tidak
mengalami financial distress.
Untuk mengukur potensi kebangkrutan dapat dilihat dan dianalisa
dalam laporan keuangan. Apabila pihak manajemen tidak dapat
mempertahankan laporan keuangan perusahaan dengan baik dan
stabil, maka akan dapat mengakibatkan potensi kebangkrutan pada
perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, pihak manajemen harus
meningkatkan kinerjanya yang dapat diukur dengan laporan
keuangan yang digunakan sebagai penentu kebijakan pemilik,
manajer, karyawan, kreditur, dan investor
Maka dari dasar uraian latar belakang tersebut penulis membuat penelitian dengan
berjudul Analisis Financial Distress (Prediksi Keuangan) dengan menggunakan
metode Z-score Altman dan Zmijewski pada Sub sektor Hotel, Restoran dan
Pariwisata yang Terdaftar di BEI.
Dengan kedua metode tersebut bahwa Z-score Altman berfokus:
Dalam berbagai rasio jadi suatu model yang berarti penggunaan metode ini dapat
diterapkan untuk seluruh perusahaan. baik perusahaan publik, pribadi, manufaktur,
ataupun perusahaan jasa dalam berbagai ukuran dan rasio
Zmijewski berfokus:
Dalam berbagai rasio keuangan secara bersama-sama juga menyediakan koefisien
yang sesuai untuk memberikan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan
sehingga bisa dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan dalam memberikan
pinjaman .
Identifikasi Masalah
• Bagaimanakah kondisi perusahaan dalam financial distress
pada sub sektor Hotel, Restoran dan Pariwisata?
• Bagaimana Potensi terjadi Finnancial Distress dalam
perusahaan sub sektor Hotel, Restoran dan Pariwisata?
Maksud dan Tujuan Penelitian
• Mengetahui Kondisi keuangan dalam perusahaan dari periode
belakang hingga tahun terdepan.
• Memberikan kemudahan informasi kepada Kreditur, Investor
dalam analisis kondisi keuangan perusahaan secara sistematis
agar cepat dalam pengambilan keputusan.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan membrikan kegunaan kepada pihak dibawah ini :
• Peniliti
Peniliti dapat menambah wawasan mengenai kondisi keuangan perusahaan.
• Perusahaan
Dengan hasil yang diproleh dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan agar terhindar dari kebangkrutan.
• Investor
Dengan hasil ini membantu investor mengambil keputusan investasi
menjadi lebih baik.
• Kreditur
Berguna sebagi bahan refrensi untuk membuat keputusan kreditur
perushaan yang mampu melakukan kewajibannya.
Ruang Lingkup & Batasan Masalah

Penulis melakukan penelitian pada beberapa perusahaan dengan


menggunakan purposive sampling periode 2014- 2018 dengan metode:
Z-score Altman yang berfokus ukuran perusahaan berikut:
X1:(WorkingCapital/TotalAsset)
X2:(RetainedEarning/TotalAsset)
X3:(EarningBeforeInterstanTaxes/TotalAsset)
X4:(MarketValueofEquity/BookValueofTotalDebt)
X5:(Sales/TotalAsset).
Dan Zmijewski yang berfokus pada kemampuan dalam membayar
kewajiban, berikut rumus:
X1:(EAT/total assets)
X2:(Total debt/total assets)
X3: (Current assets/current liability)
:

KERANGKA PEMIKIRAN
Analisis laporan Financial
Distress (Prediksi keuangan)
dengan metode Z-Score Altman
dan Zmijewski Pada Perusahaan
yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia (2014-2018)

Laporan keuangan
Periode 2014-2018

Prediksi Financial
Distress:

Z-score Altman Zmijewski


Desain Penelitian & Populasi Sampel
Populasi : Perusahaan Sub sektor Hotel, Restoran dan Pariwisata yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia
Sampel : 10 Perusahaan hotel, restoran dan pariwisata yang dipilih berdasarkan kriteria dari
purposive sampling
Kriteria Purposive Sampling :
• Perusahaan sub sektor Hotel, Restoran dan Pariwisata yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
• Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang lengkap pada tahun 2014-2018.
• Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang telah diaudit pada tahun 2014-2018.
Penelitian yang digunakan adalah data dari hasil laporan publikasi perusahaan yaitu
laporan keuangan tahunan dalam perusahaan Hotel, Restoran dan pariwisata dengan
data sekunder laporan keuangan yang telah di audit. Setelah itu data tersebut akan
diteliti dengan menggunakan metode Altman dan Metode Zmijewski.
Altman Zmijewski
 Z > 2,99 Perusahaan  X < 0 Perusahaan yang tidak
bebas dari resiko berpotensi bangkrut.
bangkrut.  X > 0 diklasifikasikan sebagai
 Z< 1,81 Perusahaan akan perusahaan yang tidak sehat
bangkrut dan berpotensi untuk
 1,81 < Z < 2,99 bangkrut.
Perusahaan pada posisi
gray (keragu-raguan akan
bangkrut atau tidak
bangrut).
Yeremia 17:7
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang
menaruh harapannya pada TUHAN!

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai