8:
Pada Kegiatan Belajar 1, contoh soal ini telah diselesaikan dengan cara menduga secara acak.
Setiap bilangan harus digunakan untuk mengisi lingkaran, agar jumlah bilangan
Menempatkan 1 pada salah satu sudut(pojok segitiga, maka jumlah dua bilangan
pada kaki-kaki sudut itu masing-masing harus 11, selanjutnya memilih bilangan-
bilangan lainnya dan menempatkannya pada lingkaran lainnya. Jika tidak benar,
Jika 1 ditempatkan di salah satu pojok, maka jumlah dua bilangan pada kaki-kaki
sudut itu harus 11. Tetapi, hanya 5 + 6 =11 dan jumlah dua bilangan lainnya tidak ada
yang berjumlah l1. Jadi tidak mungkin 1 ditempatkan pada pojok (Gambar 4.11).
:
Jika 2 ditempatkan di salah satu pojok, maka junmlah dua bilangan pada laki-laki
sudut itu harus 10. Tetapi, hanya 4 + 6 =10 dan jumlah dua bilangan lainnya tidak ada
yang berjumlah 10. Jadi tidak mungkin 2 ditempatkan pada pojok (Gambar 4.12).
Jika 3 ditempatkan di salah satu pojok, maka jumlah dua bilangan pada kaki-kaki
sudut itu harus 9. Tetapi, hanya 4 + 5 =9 dan jumlah dua bilangan lainnya, kecuali 3.
tidak ada yang berjumlah 9. Jadi tidak mungkin 3 ditempatkan pada pojok (Gambar
4.13).
Jumlah bilangan-bilangan pada tiap sisi sama dengan 12. Ternyata strategi
Dari soal tersebut dapat dipahami bahwa (i) tak ada ketentuan banyaknya uang
tersedia untuk menukar uang kertas dan (ii) uang seratusan, limaratusan dan seribuan
tidak perlu semua digunakan, misalnya hanya dengan 25 seratusan saja, atau dengan 2
Untuk menghitung banyaknya cara penukaran yang mungkin, maka perlu disusun
tabel yang berisi kemungkinan penukaran yang terjadi. Agar perhitungan lebih teliti,
maka dapat mempertimbangkan penukaran dengan (i) tanpa uang seribuan, (ii) satu
Pertama, jika penukaran tanpa menggunakan uang seribuan, maka cara penukaran
tampak seperti Tabel 4.5 (a). Penukaran dengan menggunakan 1 uang seribuan tampak
pada Tabel 4.5 (b) dan penukaran dengan menggunakan 2 uang seribuan tampak pada
Tabel 4.5 (c). Jadi terdapat 6+4+2= 12 cara penukaran uang Rp2.500,00 dengan uang
seribuan, banyaknya limaratusan yang masing-masing disusun mulai dari nol, sehingga
berturutan. la melakukan perkalian 1 x2x3x4x5 dan n hasilnya 120, terdapat 1 angka nol di
yang hasilnya tampak 3628800, terdapat 2 angka nol di bagian akhir dari hasilkalinya.
la bertanya, berapakah banyaknya angka nol di bagian akhir dari perkalian 100 bilano
asli pertama, yaitu 1x2x3x4x ... x98x99x100 (perkalian semacam disebut 100 faktorial
dan ditulis 100!). Tetapi lda tak dapat melakukan dengan kalkulatornya. Dapatkah And.
membantu Ida?
satu faktor 10, sehingga mempunyai satu angka 0 di bagian akhirnya. Hal seperti ini untk
=36.288x100, yang mempunyai dua faktor 10, sehingga mempunyai dua angka 0 di
bagian akhirnya. Jadi banyaknya angka 0 dari 100! sama dengan banyaknya faktor 10
dan 2 yang termuat dalam 100!. Hasilkali setiap pasangan 2 dan 5 ini akan menghasilkan
Banyaknya faktor 5 dalam 100! terdapat pada kelipatan 5, yaitu: 5, 10, 15, 20, 25,
30, 35, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 70, 75, 80, 85, 90, 95 dan 100. Dari bilangan kelipatan
5 tersebut ada bilangan yang memuat dua faktor 5, yaitu: 25, 50, 75 dan 100. Jadi
banyaknya faktor 5 dalam 100! adalah 24. Karena banyaknya faktor 2 dalam 100! lebih
dari 24, maka banyaknya angka 0 dalamn hasil 100! adalah 24.
Karena 5 = 125, maka tidak mungkin ada bilangan asli kurang dari 101 yang
mempunyai 3 faktor 5. Banyaknya faktor 2 dalam 100! jelas lebih dari 24, karena
banyaknya bilangan asli genap (saja) yang tidak lebih dari 100 ada 50. Kita dapat
mengembangkan soal ini dengan menanyakan banyaknya angka nol di bagian akhir dari
hasilkali 1000!, hasilkali 100 bilangan asli genap pertama atau hasilkali 100 bilangan
persegi pada suku terakhir dari barisan seperti pada Gambar 4.15. Berapakah banyaknya
batang korek api yang ia perlukan untuk membentuk semua suku dari barisan tersebut?
Pada Gambar 4.15, kita mengetahui bahwa barisan persegi-persegi yang dibuat
Marno menggunakan batang korek api berturut-turut 4, 7, 10, 13,.., 67. Karena Marno
menggunakan 67 batang korek api untuk membentuk suku terakhinya. Kita harus
Kita akan mencari banyaknya batang korek api yang digunakan untuk menyusun
semua persegi tersebut, berarti kita harus menjumlah semua suku dari barisan tersebut,
yaitu: 4 +7+ 10 + 13 +... +67. Hal seperti ini, kita pernah menyelesaikannya pada
Contoh 4.4 masalah Gauss, sehingga soal ini dapat diselesaikan seperti menyelesaikan
Contoh 4.4 tersebut. Selain itu, barisan tersebut adalah suatu barisan aritmetika yang
bedanya b=3 dan suku ke n aadalah Un=a+ (n-1)b, dengan a = 4, dan u, =67, sehingga
n dapat dicari.
un=a+(n-1)6
67 = 4 + (n–1)3
n=22
berikut.
Karena banyaknya suku ada 22, maka terdapat 11 pasangan dua suku yang
Jadi banyaknya batang korek api yang digunakan Marno untuk membentuk barisan tersebut adalah
781 batang.
Dengan memperhatikan cara menyelesaikan soal ini, maka kita mudah menentukan
jumlah semua suku suatu barisan aritmetika. Jumlah semua suku suatu barisan aritmeika
disebut deret aritmetika. Jika suku pertamanya a, bedanya b, banyaknya suku n, dan
Sn =½n(a + Un)
=½ 22(4 +67)
=781.
Dodi dan Mardi bermain NIM. Masing-masing mempunyai satu kotak korek
api. Mereka dapat mengambil 1, 2 atau 3 batang korek apinya dan memasukkannya ke
dalam satu kotak kosong yang disediakan secara bergantian. Yang menang adalah yang
memasukkan batang korek api terakhir, sedemikian hingga banyaknya korek api dalam
kotak 24 batang. Tentukan strategi yang harus dilakukan oleh Dodi, agar ia menang
dalam kotak. Misalnya Mardi mengambil 3 batang dan memasukkannya dalam kotak,
Dodi dapat memilih 1, 2 atau 3 batang untuk dimasukkan ke dalam kotak, sehingga
banyaknya korek api dalam kotak 4, 5, atau 6 batang. Lalu giliran Mardi untuk
memasukkan korek apinya ke dalam kotak dan seterusnya. Siapa yang memasukkan
terakhir agar kotak berisi tepat 24 batang korek api adalah yang menang.
Kita akan menerapkan strategi kerja mundur. Jika dalam kotak telah berisi 21,
22 atau 23 batang, maka agar menang Dodi akan mengambil 3, 2 atau 1 batang dan
memasukkannya dalam kotak. Tetapi, jika dalam kotak telah berisi 20 batang harus
jatuh giliran Mardi untuk memasukkan 1, 2, atau 3 batang ke dalam kotak, sehingga
kotak berisi 2 1, 22 atau 23 batang. Oleh karena itu, Dodi harus mengisi kotak, agar kotak
berisi 20 batang. Untuk mencapai 20 batang tersebut, berarti dalam kotak sudah terisi
17, 18 atau 19 batang setelah diisi oleh Mardi. Sehingga, Dodi harus mengisinya agar
dalam kotak berisi 16 batang. Dengan penalaran seperti ini, maka agar Dodi menang, 1a
harus mengisi ke dalam kotak agar kotak berisi 12, 8, dan 4 batang.
Agar Dodi menang, ia harus mencapai 20 batang dalam kotak, sehingga Mardi tak
akan dapat melengkapinya hingga 24 batang dalam kotak. Untuk ini, ia harus mencapai
4, 8, 12, 16, dan 20 batang dalam kotak. Oleh karena itu, ia memilih sebagai pemain ke
dua. Jika Mardi memilih 1, 2, atau 3, maka Dodi harus memilih 3, 2, atau 1.
Jika Mardi selalu memasukkan 1 batang korek api, maka Dodi harus selalu
memasukkan 3 batang korek api, sehingga tepat giliran Dodi terakhir, banyaknya batang
korek api dalam kotak adalah (1 +3) x 6=24 batang. Dodi harus selalu melihat berapa
batang korek api yang dimasukkan Mardi, maka Dodi harus memasukkan sebanyak