Anda di halaman 1dari 79

MODUL

SKILLLAB
BLOK 13
[Tahun Ajaran 2023/2024]

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG (UNIMUS)
1
TATA TERTIB PELAKSANAAN SKILL LAB BAGI MAHASISWA (Offline)

1. Mahasiswa harus sudah lengkap dan siap 15 menit pelaksanaan skill lab.
2. Apabila ada yang tidak hadir, harus memperoleh ijin dari trainer yang mengampu. Apabila sakit
harus menyertakan surat keterangan sakit dari dokter dan diserahkan kepada Koordinator Skilllab
sebagai syarat pendaftaran INHAL Skill Lab. Prosentasi presensi yang boleh mengikuti ujian
dengan kehadiran 100%.
3. Apabila terlambat lebih dari 15 menit tidak diperbolehkan mengikuti skill lab.
4. Setiap mahasiswa wajib mengenakan jas praktikum dan name tag selama pelaksanaan skill lab.
5. Mahasiswa harus sudah mempelajari topik ketrampilan yang akan diajarkan sebelum pelaksanaan
skill lab.
6. Perwakilan masing-masing kelompok mahasiswa berkoordinasi dengan laboran skill lab dan
bertanggungjawab terhadap alat-alat skill lab yang sudah disediakan.
7. Masing-masing mahasiswa harus mempelajari buku panduan skill lab, video simulasi skills lab
(https://www.youtube.com/@skillslabfkunimus4053/videos), petunjuk pelaksanaan skill lab dan
peralatan individu sebaik-baiknya (sesuai petunjuk trainer) pada setiap pertemuan skill lab.
8. Sebelum pelaksanaan skill lab dilakukan Pre-test. Pre-test dilakukan pada setiap topik di
pertemuan pertama. Kelulusan pre-test sebagai syarat mahasiswa untuk dapat mengikuti kegiatan
skillllab di pertemuan berikutnya. Bagi mahasiswa yang TIDAK LULUS PRE-TEST tidak
diperbolehkan mengikuti skilllab di pertemuan pertama dan wajib melakukan Inhal Pre-test terlebih
dahulu dengan berkoordinasi kepada Koordinator Skilllab, Laboran Skilllab atau Admin Skilllab.
9. Tidak diperkenankan menggunakan Handphone atau alat komunikasi lain selama pelaksanaan skill
lab, Handphone atau alat komunikasi lain harap dimatikan
10. Memakai busana yang islami (tidak ketat, tidak memakai celana berbahan jeans), serta tidak
menggunakan make-up dan aksesoris secara berlebihan.
11. Menjaga situasi kondusif selama kegiatan skill lab, tidak membuat gaduh atau mengobrol antar
mahasiswa yang cenderung mengganggu jalannya skill lab.
12. Memperhatikan serta melaksanakan instruksi dan pelatihan yang diberikan trainer.
13. Peminjaman ruangan dan alat-alat skill lab sebelumnya sudah dikoordinasikan dengan laboran skill
lab dengan ketentuan waktu peminjaman masing-masing kelompok (minimal 3 orang) dalam
seminggu 1 x 2 jam selama jam kerja FK UNIMUS (08.00-16.00 WIB), di luar jadwal kegiatan skill
lab rutin.
14. Bila terdapat kerusakan dan/atau kehilangan alat skill lab pada kegiatan Nomor 13, maka kelompok
yang bersangkutan wajib mengganti/ memperbaiki alat tersebut.
15. Bila kerusakan dan atau kehilangan alat skill lab terjadi pada saat kegiatan praktikum regular, maka
kelompok yang bersangkutan wajib mengganti/ memperbaiki alat tersebut sampai dapat digunakan
dan tidak mengganggu kegiatan skill lab.

2
TATA TERTIB PELAKSANAAN SKILL LAB BAGI MAHASISWA (Online)
1. Mahasiswa harus sudah lengkap di kelas (Microsoft Teams) dan siap 5 menit
sebelum pelaksanaan skill lab online
2. Apabila terlambat lebih dari 5 menit masuk kedalam kelas
tidak diperbolehkan mengikuti skill lab online.
3. Presensi mahasiswa wajib 100 % untuk bisa memenuhi persyaratan ujian.
4. Setiap mahasiswa wajib mengenakan jas praktikum dan name tag selama
pelaksanaan skill lab online.
5. Mahasiswa harus sudah mempelajari topik ketrampilan yang akan
diajarkan sebelum pelaksanaan skill lab melalui modul dan video
pembelajaran yang sebelumnya sudah di share oleh pengelola.
6. Penunjukan chief tiap kelompok untuk memastikan lancarnya perkuliahan.
7. Chief bertanggung jawab atas jalannya kelas, (mengingatkan
anggota dan trainer tentang jam dan kelas skills lab)
8. Mewajibkan menyalakan camera dan microfon selama praktikum
skills lab dan mematikan kedua alat tersebut hanya atas ijin trainer
yang mengampu.
9. Sebelum pelaksanaan skill lab akan diadakan pre-test, dan tidak
diperkenankan melakukan kecurangan dalam bentuk apapun. Bagi
mahasiswa yang tidak lulus pre- test akan mengikuti remidi pre-test
sesaat sebelum pelaksanaan skill lab.
10. Setelah pertemuan skills lab pertama akan diadakan penugasan
sesuai materi dan harus dikumpulkan max jam 24.00 H-2 sebelum
pertemuan kedua dimulai
11. Pada pertemuan kedua akan diadakan evaluasi ketrampilan skill lab masing-
masing mahasiswa oleh trainer.
12. Menjaga situasi kondusif selama kegiatan skill lab, tidak membuat gaduh atau
mengobrol antar mahasiswa yang cenderung mengganggu jalannya skill lab online
13. Memperhatikan serta melaksanakan instruksi dan pelatihan yang
diberikan trainer.

3
TATA TERTIB PELAKSANAAN SKILL LAB BAGI TRAINER

1. Trainer harus hadir tepat waktu saat pelaksanaan skill lab.


2. Trainer harus memahami topik ketrampilan yang akan diajarkan.
3. Trainer menyiapkan presensi dan lembar check list penilaian skill lab (sibfk).
4. Trainer diwajibkan mengisi penilaian sibfk real time disaat perkuliahan dilakukan.
5. Apabila ada mahasiswa yang tidak hadir karena musibah atau keperluan lain,
harus memperoleh ijin dari trainer yang mengampu. Trainer menulis di daftar
presensi, apabila ada mahasiswa sakit ikut menyampaikan informasi bahwa
surat ijin Harus diserahkan kepada Koordinator Skill Lab.
6. Apabila ada mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 15 menit tidak boleh
mengikuti skill lab offline.
7. Melakukan koordinasi dengan laboran dan admin skill lab dalam mengatur jadwal
skill lab.
8. Melakukan koordinasi dengan laboran skill lab dalam pelaksanaan skill lab, serta
penggunaan alat-alat skill lab.
9. Mengadakan pre-test sebelum pelaksanaan skill lab dan memberikan
pemahaman, pelatihan, motivasi, pembelajaran dan evaluasi kepada mahasiswa
selama kegiatan skill lab berlangsung.
10. Mengisi lembar penilaian skill lab mahasiswa seobjektif mungkin sesuai checklist
yang tersedia dan mengisi seluruh kolom penilaian mahasiswa.
11. Apabila trainer berhalangan hadir harus menghubungi koordinator skill lab
minimal 3 hari sebelum kegiatan skill lab. Atau diperbolehkan mencari ganti
trainer dengan persetujuan koordinator skill lab.

TATA TERTIB PELAKSANAAN SKILL LAB BAGI ADMIN DAN LABORAN SKILL LAB

1. Mengelola dan bertanggung jawab terhadap kebutuhan sarana dan prasarana skill lab
antara lain ruangan kelas online dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
kelangsungan pembelajaran
2. Melakukan koordinasi dengan mahasiswa dan trainer terhadap pelaksanaan skill lab.

4
TEKNIS PELAKSANAAN SKILL LAB

Dalam pelaksanaan skill lab, mahasiswa dibagi dalam rombongan belajar (rombel), dimana
setiap rombel terdiri dari 9-10 orang. Skill lab dibimbing oleh dokter sebagai instruktur pembimbing
yang sebelumnya telah dilatih ketrampilannya melalui Training of Trainer (ToT). Dalam masa
pandemic covid-19 skill lab dilakukan secara hybrid yaitu sebagian dilakukan secara offline dan
sebagian secara online sesuai pembagian yang telah dibagi oleh coordinator skill lab.
Alur kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan jalannya skill lab diatur oleh
koordinator skill lab. Koordinator skill lab membawahi laboran skill lab yang mempunyai anggota 1
atau lebih laboran yang bertugas dalam pelaksanaan skill lab, perawatan serta penggunaan sarana
dan prasarana skill lab.
Pada setiap blok terdapat beberapa topik ketrampilan yang harus dipelajari sebelumnya oleh
mahasiswa.
Sebelum pelaksanaan skill lab dilakukan Pre-test. Pre-test dilakukan pada setiap topik di
pertemuan pertama.
Kelulusan pre-test sebagai syarat mahasiswa untuk dapat mengikuti kegiatan skillllab di
pertemuan berikutnya.

Bagi mahasiswa yang TIDAK LULUS PRE-TEST tidak diperbolehkan mengikuti skilllab di
pertemuan pertama dan wajib melakukan Inhal Pre-test terlebih dahulu dengan berkoordinasi
kepada Koordinator Skilllab, Laboran Skilllab atau Admin Skilllab.
Satu topik ketrampilan dilaksanakan sebanyak 2 x pertemuan (1 pertemuan = 2 tatap muka
(TM)/2x60 menit).
Dalam pelaksanaannya:
1. Mahasiswa saling berpasangan (secara bergantian) memberi penjelasan dan melakukan
prosedur ketrampilan dengan menjelaskan langkah demi langkah yang dikerjakan
berdasarkan topik dan cheklist
Waktu : 1/2 x 2 jam = 60 menit
2. Feedback dan Penilaian : Memberi kesempatan kepada mahasiswa lain untukmemberi
komentar penjelasan sekaligus trainer memberi nilai berdasarkan cheklist
Waktu : 1/3 x 2 jam = 40 menit
3. Membacakan refleksi diri (dari hasil komentar) pada tiap mahasiswa serta trainer
memberikan Feedback mengenai rencana tindak lanjut sebagai perbaikan
Waktu : 1/6 x 2 jam = 20 menit

5
INHAL MAHASISWA

1. INHAL Diperuntukan Bagi Mahasiswa yang tidak lulus pre test, Ijin saat Skilll Lab,
serta mendapat Musibah atau keperluan lain.
Musibah atau keperluan yang dimaksud adalah :
a. Sakit (dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter)
b. Orangtua, saudara kandung, istri/suami, anak kandung mengalami sakit/
meninggal dunia (dibuktikan dengan surat keterangan sakit/ kematian)
c. Mahasiswa yang izin untuk menjadi delegasi mengikuti kegiatan universitas/
fakultas (dibuktikan dengan surat tugas)
d. Pernikahan keluarga inti ( dibuktikan dengan surat dari orang tua.).
2. Bagi Mahasiswa yang Tidak Lulus Pre test HARUS mengikuti INHAL Pre-Test
dengan trainer yang sudah ditentukan. (Batas Waktu INHAL Pre test adalah sebelum
pelaksanaan skilllab di pertemuan kedua)
3. Koordinasi INHAL Pre test langsung dengan bagian skills lab atas persetujuan
Koordinator Skill Lab (dr. Susilo Budi P.,M.Kes).
4. Bagi Mahasiwa yang ijin Skill Lab karena mendapat musibah atau keperluan lain,
harus segera menyerahkan Surat ijin Asli/copy tersebut (sesuai ketentuan nomor 1
point a,b,c,d) kepada Koordinator Skill Lab (tidak diberikan ke Trainer / dititipkan
melalui mahasiswa) sebagai syarat permohonan INHAL Non Pre test.
5. Surat ijin yang sudah mendapatkan ACC INHAL dapat langsung diserahkan ke
bagian skill lab untuk keperluan koordinasi jadwal INHAL Non Pre test.
6. Untuk Pendaftaran INHAL Non Pre test Maksimal 2 (dua) minggu  terhitung mulai
dari tanggal mahasiswa Tidak Masuk / Ijin Skill Lab dan telah mendapatkan ACC dari
Koordinator Skill Lab.

6
TERTIB UJIAN OSCE SKILL LAB (Offline)

1. Terdaftar sebagai peserta OSCE, dengan persyaratan presensi kehadiran


praktikum 100% untuk pelaksanaan OSCE Blok.
2. Wajib menjunjung tinggi kejujuran, profesionalisme dan kemandirian serta tidak
melakukan kecurangan dalam bentuk apapun / bekerjasama dengan orang lain.
3. Dilarang membawa alat komunikasi elektronik dalam bentuk apapun selama di
Ruang Karantina dan Ruang Ujian Station.
4. Membawa alat tulis [ballpoint] masing-masing.
5. Wajib datang 1 jam (untuk OSCE blok) sebelum ujian di mulai, jika hadir
terlambat maka tidak diperkenankan mengikuti ujian. Menggunakan patokan
jam utama di ruang OSCE/Skill Lab.
6. Wajib membawa kartu peserta ujian/ kartu identitas
7. Mengisi daftar hadir peserta ujian.
8. Tidak membawa catatan ke lokasi OSCE
9. Semua barang peserta ujian dititipkan di tempat/loker yang telah disediakan.
10. Mengenakan pakaian sopan dan rapi, sepatu, serta jas putih untuk dokter.
11. Memakai busana yang islami (tidak ketat, tidak memakai celana berbahan
jeans), sertatidak menggunakan make-up dan aksesoris secara berlebihan.
12. Menjaga ketertiban, ketenangan dan kelancaran penyelanggaraan OSCE.
13. Setiap peserta wajib mengenakan tanda pengenal/ Name Tag.
14. Mahasiswa yang memenuhi syarat untuk dapat mengikuti OSCE (memenuhi
presensi praktikum 100%), namun pada pelaksanaannya melanggar ketentuan
OSCE maka diwajibkan mengikuti ujian pada blok yang sama di tahun berikutnya
(ujian ulang tahun depan).

7
TATA TERTIB UJIAN OSCE SKILL LAB (ONLINE)

1. Terdaftar sebagai peserta OSCE, dengan persyaratan presensi kehadiran


praktikum100% untuk pelaksanaan OSCE Blok.
2. Wajib menjunjung tinggi kejujuran, profesionalisme dan kemandirian serta tidak
melakukan kecurangan dalam bentuk apapun / bekerjasama dengan orang lain.
3. Wajib siap 30 menit (untuk OSCE blok) dan 60 menit (untuk OSCE
Komprehensif)sebelum ujian di mulai,.
4. Wajib menyediakan ruangan standart (cermin, Kasur periksa ,media osce, dll) dan
peralatan yang dibutuhkan sesaui instruksi sebelum OSCE oleh admin.
5. Mahasiswa diwajibkan untuk menyiapkan 1 (satu) buah cermin dengan ukuran
Minimal Lebar 50 cm, Tinggi 100 cm.
6. Tidak membawa catatan atau media apapun saat berlangsungnya OSCE.
7. Mengenakan pakaian sopan dan rapi, sepatu, serta jas putih untuk skills.
8. Setiap peserta wajib mengenakan tanda pengenal/ Name Tag.
9. Mahasiswa yang memenuhi syarat untuk dapat mengikuti OSCE (memenuhi presensi
praktikum 100%), namun apabila pada pelaksanaannya melanggar ketentuan OSCE maka
diwajibkan mengikuti ujian pada blok yang sama di tahun berikutnya (ujian ulang tahun
depan).

8
MODUL KETRAMPILAN REPRODUKSI

TOPIK 1 :
pemasangan IUD &pemasangan kb implant (3 TM)

TOPIK 2 :
Ante Natal Care (3 TM)

TOPIK 3 :
Anamnesis dan Pemeriksaan Ginekologik (2 TM)

TOPIK 4 :
pap smear (2 TM)

** Tata Tertib Pelaksanaan Skilllab Harap dibaca terlebih dahulu**

9
TOPIK 1

PEMASANGAN IUD
TUJUAN
Tujuan Intuksional Umum ( TIU ) :
Mahasiswa mampu melakukan teknik pemasangan IUD dengan benar.
Tujuan Intrusional Khusus ( TIK ) :
1. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan, indikasi dan kontra indikasi
pemasangan IUD dan implan.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemasangan IUD dengan benar.
3. Mahasiswa mampu mengetahuidan menjelaskan teknik pemasangan implan
dengan benar.
4. Mahasiswa mampu menerapkan teknik komunikasi yang benar pada prosedur
pemasangan IUD.

Pendahuluan
Macam-Macam Metode Kontrasepsi :
I. Metode Sederhana
1. Tanpa KB
a) KB Alamiah = Natural Family Planning / Fertility Awareness Methods,
Periodik Abstinens / Metode Rhytem / Pantang Berkala
 Metode Kalender (Ogino-Knaus)
 Metode suhu badan basal (Termal)
 Metode lendir serviks (Billings)
 Metode simpto-termal
b) Coitus interruptus
2. Dengan alat
a) Mekanis (barrier)
 Kondom pria
 Barrier intra vaginal : Diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita
b) Kimiawi : Spermisid (vaginal cream, foam, jelly, suppositoria, tablet/busa,
soluble film)
II. Metode Modern
1. Kontrasepsi Hormonal
a) Per oral : pil oral kombinasi (POK), mini pil, morning after pil
b) Injeksi/suntikan :DMPA,NET-EN,Microspheres, Microcapsules
c) Sub kutis : implant (alat kontrasepsi bawah kulit = AKBK)
 Implant non biodegradable (norplant, norplant-2, ST-1435, implanon)
 Implant biodegradable (Capronor, Pellets)

10
2. Intra Uterine Devices (IUD, AKDR)
3. Kontrasepsi mantap :
a) Pada wanita :
 Penyinaran : Radiasi sinar x, Radium, Cobalt, sinar laser, dll.
 Operatif (MOW) : Ligasi tuba fallopii, elektrokoagulasi tuba fallopii,
fimbriektomi, salpingektomi, ovarektomi bilateral, histerektomi,
fimbriotexy (fimbrial cap), ovariotexy
 Penyumbatan tuba fallopii secara mekanis :
 Penjepitan tuba fallopii : Hemoclip, tubal band/falope ring/yoon
band, spring loaded clip, filshie clip
 Solid plugs (intra tubal devices) : solid silastric intra tubal device,
polyethylene plug, ceramic and proplast plugs, Dacron and Teflon
plugs
 Penyumbatan tuba fallopii secara kimiawi : phenol (carbonic acid)
compounds, quinacrine, methyl-2-cyanoacrylate (MCA), Ag-nitrat,
gelatin-resorcinol formaldehyde (GRF), ovabloc
b) Pada pria :
 Operatif (MOP) : vasektomi/vasektomi tanpa pisau (VTP)
 Penyumbatan vas deferens secara mekanis : vaso-clips, plugs, intra vas
devices, vas values
 Penyumbatan vas deferens secara kimiawi : quinacrine, ethanol, Ag-
nitrat

Penapisan Klien
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode kontrasepsi
(misalnya pil KB, suntikan atau AKDR) adalah untuk menentukan apakah ada :
 Kehamilan
 Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus
 Masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang membutuhkan
pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut
Untuk sebagian besar klien keadaan ini bisa diselesaikan dengan cara
anamnesis terarah, sehingga masalah utama dapat dikenali atau kemingkinan
hamil dapat disingkirkan. Tanyakan kepada klien hal-hal di bawah ini, bila semua
jawaban klien adalah tidak, klien yang bersangkutan bisa memakai metode yang
diinginkannya.

11
CHECKLIST IUD

Penapisan Klien IUD


Kegiatan Score
0 1 2 3
Anamnesis
1. Tanyakan dengan seksama apakah klien telah
mendapatkan konseling tentang prosedur
pemasangan IUD (Tanya dan catat pertanyaan-
pertanyaan no. 2-8 di bawah ini untuk menentukan
apakah klien cocok untuk memakai IUD
2. Tanggal haid terakhir, lama haid dan pola
perdarahan haid
3. Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
4. Riwayat kehamilan ektopik
5. Nyeri yang hebat setiap haid
6. Anemia yang berat (Hb < 9 g% atau Hematokrit <
27)
7. Riwayat infeksi saluran kemih (ISK), infeksi
menular seksual (IMS) atau infeksi panggul
8. Berganti-ganti pasangan
9. Kanker serviks
Pemeriksaan Fisik
10. Tanyakan pada klien apakah sudah mengosongkan
kandung kemihnya
11. Jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilakan
klien untuk mengajukan pertanyaan
12. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan
dengan kain bersih
Mengawali pemeriksaan dengan bismillah
13. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri,
tumor atau kelainan lainnya di daerah supra pubik
Pemeriksaan Panggul
14. Bantulah klien untuk berbaring dalam posisi
litotomi
15. Jelaskan pada klien mengenai pemeriksaan
panggul yang akan dilakukan
16. Kenakan kain penutup pada klien untuk
pemeriksaan panggul
17. Pakai sarung tangan baru (sekali pakai) atau
sarung tangan (pakai ulang) yang steril atau DTT
18. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai
12
dalam tempat (kontainer) steril atau DTT
19. Siapkan lampu periksa yang terang untuk melihat
serviks
20. Lakukan inspeksi pada genitalia eksterna
21. Masukkan spekulum vagina dengan benar
22. Lakukan pemeriksaan spekulum :
 Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
 Inspeksi serviks dan uretra
 Ambil bahan dari vagina dan serviks untuk
pemeriksaan mikroskopik bila ada indikasi (dan
bila ada fasilitas pemeriksaan)
23. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan
kembali pada tempat semula
24. Lakukan pemeriksaan bimanual :
 Pastikan gerakan serviks bebas
 Tentukan besar dan posisi uterus
 Pastikan tidak ada tanda kehamilan
 Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada
adnexa
25. Lakukan pemeriksaan rektovaginal bila ada
indikasi (kesulitan menentukan besar uterus
retroversi, adanya tumor pada cavum douglassi)
26. Buka sarung tangan sekali pakai dan buang ke
tempat sampah yang sudah ditentukan (untuk
sarung tangan pakai ulang rendam dalam larutan
klorin 0,5% untuk dekontaminasi)
27. Diakhiri dengan ucapan alhamdulillah dan
terimakasih atas kerjasamanya serta
menyampaikan hasil dan tindak lanjut bila perlu.

Pemasangan IUD Copper T 380A


Pemasangan IUD
Kegiatan Score
0 1 2 3
Tindakan Pra pemasangan
1. Setelah selesai pemeriksaan mikroskopik (bila
dilakukan), cuci tangan dengan sabun dan air,
keringkan dengan kain atau handuk bersih
2. Mempersiapkan Alat, Jelaskan apa yang akan
dilakukan dan persilakan klien untuk
mengajukan pertanyaan
13
3. Masukkan lengan IUD Cu T 380A di dalam
kemasan sterilnya
 Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke
belakang
 Masukkan pendorong ke dalam tabung
inserter
 Letakkan kemasan dalam tempat yang datar
dan dapat juga diselipkan kertas pengukur di
bawah lengan IUD
 Tahan kedua ujung lengan IUD (dengan tangan
kiri) dan dorong tabung inserter sampai ke
pangkal lengan sehingga lengan akan melipat
(dengan tangan kanan)
 Setelah lengan melipat hingga menyentuh
tabung inserter (tangan kiri tetap menahan
posisi lengan tersebut), tarik tabung inserter
sampai bawah lipatan lengan
 Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan
putar untuk memasukkan ujung lengan IUD
yang sudah terlipat tersebut ke dalam tabung
inserter
4. Lampu periksa dipasang dan dinyalakan
5. Pakai kembali sarung tangan (steril atau DTT)
yang baru
6. Mengawali tindakan dengan bismillah
7. Pasang spekulum vagina yang sudah diberi
lubrikan untuk melihat serviks
8. Usap vagina dan serviks dengan larutan
antiseptik (misalnya povidon iodine 10%) 2
sampai 3 kali
9. Jepit serviks dengan tenakulum (pada posisi
pukul 12) secara hati-hati
10. Masukkan sonde uterus (dapat diolesi povidon
iodin terlebih dahulu) dengan teknik tidak
menyentuh (no touch technique) yaitu secara
hati-hati memasukkan sonde ke dalam rongga
uterus dengan sekali masuk tanpa menyentuh
vagina ataupun bibir speculum

14
11. Tentukan posisi dan kedalaman rongga uterus
12. Keluarkan sonde dan ukurkan kedalaman
rongga uterus pada tabung inserter yang masih
berada di dalam kemasan sterilnya dengan
menggeser leher biru pada tabung inserter,
kemudian buka seluruh plastik penutup
kemasan
13. Keluarkan inserter dari tempat kemasannya
tanpa menyentuh permukaan yang tidak steril
(no touch technique), hati-hati jangan sampai
pendorongnya terdorong (lengan IUD akan lepas
dari inserter) atau pendorongnya terjatuh
14. Pegang inserter sedemikian sehingga leher biru
dalam posisi horizontal (sejajar arah lengan
IUD), kemudian masukkan tabung inserter
secara hati-hati (no touch technique) ke dalam
uterus sampai leher biru tersebut menyentuh
serviks atau sampai terasa adanya tahanan
15. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong
dengan satu tangan
16. Lepaskan lengan IUD dengan menggunakan
teknik withdrawal yaitu menarik keluar tabung
inserter sampai pangkal pendorong dengan
tetap menahan pendorong (pendorong tidak
boleh bergerak)
17. Keluarkan pendorong dari tabung inserter,
kemudian inserter didorong kembali ke serviks
sampai leher biru menyentuh serviks atau
terasa adanya tahanan (langkah ini akan
menempatkan kedua lengan IUD tepat di ujung
kavum uteri)
18. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan
gunting benang IUD kurang lebih 3-4 cm dari
serviks
19. Keluarkan seluruh tabung inserter
20. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati
21. Periksa serviks, dan bila ada perdarahan dari
tempat bekas japitan tenakulum, tekan dengan
kasa selama 30-60 detik
15
22. Keluarkan spekulum dengan hati-hati
23. Tindakan Pasca Pemasangan
24. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
untuk dekontaminasi
25. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai
lagi (kasa, sarung tangan sekali pakai) ke tempat
yang sudah disediakan. Untuk sarung tangan
pakai ulang celupkan kedua tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, kemudian lepaskan dengan cara
membeliknya dan rendam dalam larutan klorin
tersebut
26. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan
dengan kain atau handuk bersih
27. Buat rekam medik dan lengkapi kartu IUD untuk
klien. Lakukan pencatatan pada buku
register/catatan akseptor.
28. Diakhiri dengan ucapan alhamdulillaah dan
terimakasih atas kerjasamanya serta
mendoakan semoga berhasil baik.

Pencabutan IUD
Pencabutan IUD
Kegiatan Score
0 1 2 3
Tindakan Pra Pencabutan
1. Jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilakan
klien untuk mengajukan pertanyaan
2. Persiapkan peralatan yang diperlukan
3. Cuci tangan dengan air dan sabun
4. Lampu periksa dipasang dan dinyalakan
Tindakan Pencabutan
5. Mengawali tindakan dengan bismillah
6. Pakai sarung tangan baru (sekali pakai) atau
sarung tangan (pakai ulang) yang steril atau DTT
dengan cara aseptic
7. Pasang spekulum vagina yang diolesi lubrikan

16
untuk melihat serviks
8. Usap vagina dan serviks dengan larutan
antiseptik (misalnya povidon iodine 10%) 2
sampai 3 kali
9. Jepit benang yang dekat serviks dengan klem
10. Tarik keluar benang IUD dengan perlahan untuk
mengeluarkan IUD
11. Tunjukkan IUD tersebut kepada klien
12. Keluarkan spekulum dengan hati-hati
13. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk
dekontaminasi
14. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi
(kasa, sarung tangan sekali pakai) ke tempat yang
sudah disediakan. Untuk sarung tangan pakai
ulang celupkan kedua tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, kemudian lepaskan dengan cara
membeliknya dan rendam dalam larutan klorin
tersebut
15. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan
dengan kain atau handuk bersih
16. Buat rekam medik tentang pencabutan IUD,
lakukan pencatatan pada buku register/catatan
akseptor.
17. Diakhiri dengan alhamdulillaah dan
menyampaikan hasil tindakkannya.

Keterangan :
0 = tidak dilakukan :
1 = dilakukan, < 50% benar ;
2 = dilakukan >50% benar
3 = dilakukan dengan sempurna
Penilaian ketrampilan : (Σ skor seluruh aspek yg dinilai) x 100
Σ maksimal skor

17
Lembar Kerja I
Pap Smear dan Pemasangan IUD (Pertemuan 1)

A. Tempat : Ruang Skill lab


B. Peralatan :
 Spekulum steril
 Spatula
 Cytobrush
 Obyek glass dan deck glass
 Botol berisi cairan untuk fiksasi
 Tabung fiksasi
 Baskom
 Manikin pemeriksaan ginekologi (merk Goumard/Koken)
 Manikin IUD
 Manikin implan
 IUD
 Implan
 Spekulum cocor bebek
 Lampu leher angsa
 Betadin dan tempatnya
 Baskom
 Tenakulum
 Sonde uterus
 Kasa
 Bengkok
 Handschoen
 Korentang
C. Pasien Simulasi : minimal 1 perempuan usia 25-40 tahun /kelompok
D. Kegiatan :
1. Trainer menunjuk salah satu mahasiswa untuk feedback and reflection dengan cara
memberi kesempatan kepada salah seorang mahasiswa untuk mencoba topik
ketrampilan yang dipelajari kepada pasien simulasi. Setelah itu memberi motivasi
kepada mahasiswa tentang pentingnya topik yang akan dipelajari. Waktu 30 menit.
2. Trainer memberikan penjelasan, koreksi, dan contoh tentang topic yang akan
dipelajari. Waktu 30 menit.
3. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk mencoba ketrampilanyang dipelajari
dengan pasien simulasi secara bergantian, dan dengan membentuk kelompok kecil
mahasiswa yang terdiri dari 3 orang per kelompok. Masing-masing melakukan
ketrampilan secara bergantian, dengan 1 orang sebagai Dokter, 1 sebagai Pasien dan
1 sebagai pengamat (membawa checklist). Waktu 90 menit.
4. Trainer memberikan tanggapan dan arahan di masing-masing kelompok.

18
Lembar Kerja 2
Pemasangan IUD (Pertemuan 2)

A. Tempat : Ruang Skill lab


B. Peralatan :
 Spekulum steril
 Spatula
 Cytobrush
 Obyek glass dan deck glass
 Botol berisi cairan untuk fiksasi
 Tabung fiksasi
 Baskom
 Manikin pemeriksaan ginekologi (merk Goumard/Koken)
 Manikin IUD
 Manikin implan
 IUD
 Implan
 Spekulum cocor bebek
 Lampu leher angsa
 Betadin dan tempatnya
 Baskom
 Tenakulum
 Sonde uterus
 Kasa
 Bengkok
 Handschoen
 Korentang
C. Pasien simulasi : minimal 1 perempuan usia 25-40 tahun /kelompok
D. Kegiatan :
1. Mahasiswa membacakan refleksi diri masing-masing. Waktu 10 menit.
2. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk memperbaiki hasil refleksinya
dengan melakukan pemeriksaan kepada pasien simulasi secara bergantian,
dan dengan membentuk kelompok kecil mahasiswa yang terdiri dari 3 orang
per kelompok. Masing-masing melakukan ketrampilan yang dipelajari secara
bergantian, dengan 1 orang sebagai Dokter, 1 sebagai Pasien dan 1 sebagai
pengamat (membawa checklist). Waktu 90 menit.
3. Trainer memberikan tanggapan dan arahan di masing-masing kelompok.

19
Daftar Pustaka

1. Siswishanto R, Yoyo S. Penuntun belajar dan penuntun praktek ketrampilan


medik pelayanan keluarga berencana. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UGM.
Maret, 2004.
2. Hartanto H. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Edisi 5. Pustaka Sinar
Harapan. Jakarta, 2004.

20
KB IMPLANT

TUJUAN
Tujuan Intuksional Umum ( TIU ) :
Mahasiswa mampu melakukan teknik pemasangan dan pelepasan Implat dengan
benar.
Tujuan Intrusional Khusus ( TIK ) :
1. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan, indikasi dan kontra indikasi
pemasangan implan.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemasangan implant dengan benar.
3. Mahasiswa mampu menerapkan teknik komunikasi yang benar pada prosedur
pemasangan Implan.

Pendahuluan
Implan adalah alat kontrasepsi yang sisisipkan dibawah permukaan kulit. Berupa tabung
berisi hormon levonorgestrel (Norplant), etonorgestrel (implanon)
Cara Kerja :
Hormon berada pada tabung silastikyang dilepaskan perlahan ke pembuluh darah melalui
proses difusi. Implant/norplant terdiri dari 6 tabung yang mempunyai masa kerja 5 tahun.
Sedangkan implanon berupa sebuah tabung yang mempunyai masa kerja 3tahun
Mekanisme pencegahan kehamilan :
16. Mencegah ovulasi
17. Membuat endometrium tidak siap nidasi
18. Mempertebal lender cervix
19. Menipiskan lapisan endometerium
Efektivitas
kegagalan klinis : 0,2%
Kegagalan praktek : 1-3 %

Keuntungan Implant.
- Tidak menekan produksi ASI.
- Praktis, efektif.
- Tidak ada faktor lupa.
- Masa pakai panjang.
- Membantu mencegah anaemia.
- Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan.
- Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.

21
Kekurangan Implant
- implant harus ditanam dan diangkat oleh petugas kesehatanyang terlatih
- mahal
- mengganggu pola haid
- terlihat dibawah kulit

Sebelum tindakan pemasangan.


Perlu diberi konseling secara mantap untuk peserta KB mengingat pemakaian
kontrasepsi yang lama dan harga susuk yang mahal.

Pemasangan implant.
Pemasangan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerak. Berdasarkan
penelitian, lengan kiri merupakan tempat terbaik untuk pemasangan, yang
sebelumnya dilakukan anaestesi lokal.

Tahap Pasca tindakan.


a. Peserta KB Susuk sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering
minimal selama 3 hari untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi
kemungkinan infeksi.
b. Lengan akseptor kadang-kadang terasa membengkak dan berwarna kebiru-
biruan. Hal tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan
implant dan akan menghilang dalam 3 hari hingga 5 hari.
c. Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk Implanon pemakaian, implant
dapat dilepas.

Kontraindikasi.
- Hamil atau diduga hamil.
- Tumor.
- Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, kencing manis.

Efek samping.
Pada dasarnya keluhannya sama dengan kontrasepsi suntik yaitu.
- Gangguan haid.
- Jerawat.
- Perubahan libido.
- Keputihan.
- Perubahan berat badan
- dll.

22
Check List Implant

Penapisan Klien Implan


Penapisan Klien Implan
Kegiatan Score
0 1 2 3
Anamnesis
1. Salam dan memperkenalkan diri
2. Informed consent ( melakukan ijin melakukan
tindakan)
3. Tanyakan dengan seksama apakah klien telah
mendapatkan konseling tentang prosedur
pemasangan implant, bila diperlukan berikan
penjelasan sesuai kebutuhannya
4. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat
(anestesi lokal atau jenis antiseptik tertentu)
5. Tanyakan apakah klien sedang dalam masa tujuh hari
dari saat haid terakhirnya
6. Singkirkan kemungkinan hamil bila telah lebih hari
ketujuh (rujuklah bila anda bukan seorang konselor
dengan latar belakang medis)
Pemeriksaan Fisik
7. Telitilah dengan seksama untuk meyakinkan bahwa
klien tidak memiliki kondisi kesehatan yang dapat
menimbulkan masalah (lengkapi rekam medik)
8. Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan bila ada
indikasinya (rujuklah bila anda bukan seorang
konselor dengan latar belakang medis)
9. Periksa kembali rekam medis dan lakukan penilaian
atau pemeriksaan penunjang lanjutan bila ada indikasi
Pemasangan Kapsul Implan
Pemasangan Kapsul Implan
Kegiatan Score
0 1 2 3
Tindakan Pra pemasangan
1. Salam dan memperkenalkan diri
2. Informed consent ( melakukan ijin melakukan tindakan)
3. Mempersiapkan alat dengan baik, termasuk:
 Memastikan bahwa peralatan yang steril atau telah
didesinfeksi tingkat tinggi (DTT) sudah tersedia
 Membuka peralatan steril dari kemasannya,
termasuk membuka kemasan implant yang terdiri
atas 2 kapsul implant yang sudah berada di dalam
23
trokar dan pendorongnya. Tempatkan ke dalam
tempat yang steril (atau biarkan dalam
kemasannya bila tidak tersedia tempat yang steril)
4. Periksa kembali rekam medik untuk memastikan apakah
klien cocok menggunakan implant dan apakah ada masalah
yang harus terus diawasi selama pemasangan implant
5. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah
mencuci lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air,
serta membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun.
6. Bantu klien naik ke meja periksa
7. Letakkan kain yang bersih dan kering dibawah lengan klien
dan atur posisi lengan klien dengan benar (lengan yang
dipasang implant adalah lengan yang tidak dominan aktif,
untuk yang tidak kidal dipasang di lengan kiri)
8. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan
atas dengan mengukur 8 cm di atas lipatan siku
9. Beri tanda pada tempat implant nantinya akan dimasukkan
10. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan handuk
atau kain yang bersih
11. Pakai sarung tangan steril atau DTT (bila terdapat bedak di
sebelah luar sarung tangan, hapus bedak dengan
menggunakan kasa yang telah dicelupkan ke dalam air steril
atau DTT)
12. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik,
gerakkan kea rah luar secara melingkar seluas 8-13cm dan
biarkan kering
13. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT di sekeliling
lengan pasien
Pemasangan Kapsul Implan

14. Tusukkan jarum semprit di kulit tepat di lokasi insisi pada


kulit nantinya akan dilakukan
15. Suntikkan anestesi local (lidokain 1%-2%) 0,3-0,5cc tepat di
bawah kulit (intradermal) pada tempat insisi yang telah
ditentukan, sampai kulit sedikit menggelembung
16. Teruskan penusukan jarum ke lapisan di bawah kulit
(subdermal) kurang lebih sejauh 4 cm dari lokasi insisi yang
direncanakan, lakukan aspirasi untuk meyakinkan bahwa
jarum tidak masuk ke pembuluh darah.
17. Suntikkan 0,5-1 cc obat anestesi sambil menarik semprit ke
arah tempat tusukan jarum di kulit tetapi tidak sampai
mencabut seluruh jarumnya (dengan teknik ini, anestesi
local akan merata di sepanjang bawah kulit dimana batang
implant akan ditempatkan)
18. Ulangi langkah nomor 16 dan 17, kira-kira membentuk
sudut 20-300 terhadap lokasi suntikan anestesi sebelumnya
(jumlah keseluruhan obat anestesi yang diperlukan tidak

24
lebih dari 2 cc)
19. Tunggu 2-3 menit, lakukan uji efek anestesinya sebelum
melakukan insisi pada kulit
20. Buat insisi dangkal di kulit selebar ±2 mm dengan bisturi
(sebagai alternatif, langkah ini dapat digantikan dengan
menusukkan trokar langsung ke lapisan di bawah kulit/sub
dermal)
21. Masukkan ujung trokar melalui tempat insisi dengan sudut
yang agak besar (± 300 permukaan kulit)
22. Setelah ujung trokar menembus kulit, ubah sudut trokar
menjadi sejajar kulit (bila langkah ini dikerjakan dengan
benar, kulit akan terangkat)
23. Masukkan terus trokar sampai sedikit melewati batas tanda
pertama (pada pangkal trokar) tepat berada pada pada luka
insisi
24. Masukkan pendorongnya kedalam trokar, kemudian dorong
kapsul yang pertama yang sudah terdapat didalam trokar,
dengan cara tahan pendorong di tempatnya dengan satu
tangan, dan tarik trokar keluar sampai mencapai pegangan
pendorong (dengan teknik ini batang implant akan
tertinggal di bawah kulit sesuai yang direncanakan)
25. Tarik trokar dan pendorongnya secara bersama-sama
sampai batas tanda kedua (pada ujung trokar) terlihat pada
luka insisi, jangan mengeluarkan trokar dari tempat insisi
26. Tahan kapsul yang telah terpasang dengan satu jari dan
masukkan kembali trokar, ulangi lagi langkah 23-25
27. Raba kapsul untuk memastikan kedua kapsul implant telah
terpasang (keduanya kira-kira membentuk sudut 15-300)
28. Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada
jauh dari insisi (ujung implant tidak boleh menyembul di
luka insisi)
Tindakan Pasca Pemasangan

1. Tekan pada tempat insisi dengan kasa untuk menghentikan


perdarahan (kalau ada)
2. Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan band-aid
3. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan
mengurangi memar
4. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka (misalnya bila
ada nanah, atau darah, atau kapsul keluar dari luka insisi,
klien harus segera kembali ke klinik)
5. Sedot larutan klorin 0,5% ke dalam tabung semprit,
keluarkan lagi, lalu lepaskan jarum dari tabung semprit
6. Buang jarum di wadah khusus (terbuat dari bahan yang sulit
ditembus benda tajam), buang tabung semprit dan
pendorongnya di tempat sampah medis
Catatan : bila tempat sampah khusus benda tajam telah

25
penuh, bakar atau kubur
7. Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit untuk dekontaminasi, pisahkan trokar dari
pendorongnya
8. Buang peralatan yang sudah tidak terpakai lagi ke
tempatnya (kasa, kapas, sarung tangan/alat suntik sekali
pakai)
9. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin, kemudian buka dan rendam selama 10
menit
10. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan
dengan handuk atau kain bersih
11. Buat rekam medik tentang pemasangan implant, lakukan
pencatatan pada buku register/catatan akseptor
12. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum
memperbolehkan klien pulang
13. Edukasi
14. Profesionalisme

Pencabutan Implan 2 Kapsul


Pencabutan Implan 2 Kapsul
Kegiatan Score
0 1 2 3
Persiapan
1. Salam dan melakukan sambung rasa
2. Informed consent (ijin melakukan tindakan)
3. Mempersiapkan alat dengan baik, termasuk:
 Pastikan bahwa peralatan yang steril atau telah
didesinfeksi tingkat tinggi (DTT) sudah tersedia
 Buka peralatan steril dari kemasannya
4. Tanyakan apakah sudah mengetahui prosedur pencabutan
implant
5. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat
anestesi
6. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah
mencuci tangannya sebersih mungkin dengan sabun dan air,
serta membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun
7. Bantu klien naik ke meja periksa, letakkan kain yang bersih
dan kering di bawah lengan klien dan atur posisi lengan
klien dengan benar
8. Raba kapsul untuk menentukan jumlah kapsul dan lokasi
insisi guna mencabut kapsul dengan memperhitungkan
jarak yang sama dari ujung kedua kapsul
9. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau telah didesinfeksi
tingkat tinggi (DTT) sudah tersedia
10. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain

26
atau handuk bersih
11. Pakai sarung tangan steril atau DTT (bila terdapat bedak di
sebelah luar sarung tangan, hapus bedak dengan
menggunakan kasa yang telah dicelupkan ke dalam air steril
atau DTT)
12. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik,
gerakkan kea rah luar secara melingkar seluas 8-13 cm dan
biarkan kering
13. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT di sekeliling
lengan klien
Pencabutan Kapsul dengan Teknik Standar
14. Tusukkan jarum semprit di kulit tepat di lokasi insisi pada
kulit nantinya akan dilakukan
15. Suntikkan anestesi local (lidokain 1%-2%) 0,3-0,5cc tepat di
bawah kulit (intradermal) pada tempat insisi yang telah
ditentukan, sampai kulit sedikit menggelembung
16. Teruskan penusukan jarum ke lapisan di bawah kulit
(subdermal) di bawah ujung akhir dari kapsul sampai
sepertiga panjang kapsul, lakukan aspirasi untuk
meyakinkan bahwa jarum tidak masuk ke pembuluh darah.
17. Suntikkan 0,5-1 cc obat anestesi sambil menarik semprit ke
arah tempat tusukan jarum di kulit tetapi tidak sampai
mencabut seluruh jarumnya (dengan teknik ini, anestesi
local akan merata di sepanjang bawah kulit dan agar kapsul
tetap mudah diidentifikasi dengan perabaan)
18. Tunggu 2-3 menit, uji efek anestesinya sebelum membuat
insisi pada kulit
19. Buat insisi kecil dengan bisturi dengan jarak sekitar 5 mm di
bawah ujung dari kapsul yang terdekat dengan siku
20. Tentukan lokasi kapsul yang termudah untuk dicabut dan
dorong pelan-pelan kea rah insisi hingga ujung dari kapsul
tampak
21. Jepit ujung kapsul dengan klem lengkung (mosquito) dan
bawa ke arah insisi
22. Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya
dengan menggunakan kasa steril atau bisturi
23. Keluarkan kapsul dengan cara menariknya menggunakan
klem atau pinset, taruh pada mangkok yang berisi larutan
klorin 0,5%
24. Lakukan langkah yang sama untuk kapsul berikutnya yang
akan dicabut (bila diperlukan suntikkan lagi anestesi)
Keterangan :
0 = tidak dilakukan :
1 = dilakukan, < 50% benar ;
2 = dilakukan >50% benar
3 = dilakukan dengan sempurna
Penilaian ketrampilan : (Σ skor seluruh aspek yg dinilai) x 100
Σ maksimal skor
27
Lembar Kerja I
Pemasangan Implan (Pertemuan 1)

A. Tempat : Ruang Skill lab


B. Peralatan :
- Manikin implan
- Implan
- Lampu leher angsa
- Betadin dan tempatnya
- Baskom
- Kasa
- Bengkok
- Handschoen
C. Pasien Simulasi : minimal 1 perempuan usia 25-40 tahun /kelompok
D. Kegiatan :
1. Trainer menunjuk salah satu mahasiswa untuk feedback and reflection
dengan cara memberi kesempatan kepada salah seorang mahasiswa untuk
mencoba topik ketrampilan yang dipelajari kepada pasien simulasi. Setelah
itu memberi motivasi kepada mahasiswa tentang pentingnya topik yang
akan dipelajari. Waktu 30 menit.
2. Trainer memberikan penjelasan, koreksi, dan contoh tentang topic yang akan
dipelajari. Waktu 30 menit.
3. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk mencoba ketrampilanyang
dipelajari dengan pasien simulasi secara bergantian, dan dengan membentuk
kelompok kecil mahasiswa yang terdiri dari 3 orang per kelompok. Masing-
masing melakukan ketrampilan secara bergantian, dengan 1 orang sebagai
Dokter, 1 sebagai Pasien dan 1 sebagai pengamat (membawa checklist).
Waktu 90 menit.
4. Trainer memberikan tanggapan dan arahan di masing-masing kelompok.

28
Lembar Kerja 2
Pemasangan Implan (Pertemuan 2)

1. Tempat : Ruang Skill lab


2. Peralatan :
1. Manikin implan
2. Implan
3. Lampu leher angsa
4. Betadin dan tempatnya
5. Baskom
6. Kasa
7. Bengkok
8. Handschoen

3. Pasien simulasi : minimal 1 perempuan usia 25-40 tahun/kelompok


4. Kegiatan :
1. Mahasiswa membacakan refleksi diri masing-masing. Waktu 10 menit.
2. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk memperbaiki hasil refleksinya
dengan melakukan pemeriksaan kepada pasien simulasi secara bergantian,
dan dengan membentuk kelompok kecil mahasiswa yang terdiri dari 3 orang
per kelompok. Masing-masing melakukan ketrampilan yang dipelajari secara
bergantian, dengan 1 orang sebagai Dokter, 1 sebagai Pasien dan 1 sebagai
pengamat (membawa checklist). Waktu 90 menit.
3. Trainer memberikan tanggapan dan arahan di masing-masing kelompok.

29
Daftar Pustaka

1. Siswishanto R, Yoyo S. Penuntun belajar dan penuntun praktek ketrampilan


medik pelayanan keluarga berencana. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UGM.
Maret, 2004.
2. Hartanto H. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Edisi 5. Pustaka Sinar
Harapan. Jakarta, 2004.
3. Pemasangan Implan dapat diunduh http://www.bkkbn-jatim.go.id/bkkbn-
jatim/html/susuk.htm

30
TOPIK 2
Ante natal care

Anamnesis kehamilan

A. Tujuan Instruksional Umum :


Mahasiswa mampu melakukan dan menerapkan anamnesis dalam kehamilan
sebagai dasar untuk menegakkan diagnosis dan penatalaksanannya.

B. Tujuan Instruksional Khusus :


a) Mahasiswa mampu melakukan anamnesis dalam kehamilan meliputi
identitas, sacred seven, riwayat ANC, riwayat kehamilan dan persalinan,
riwayat KB, dan riwayat lainnya dengan baik dan benar.
b) Mahasiswa mampu menerapkan komunikasi efektif dalam teknik
anamnesis.
c) Mahasiswa mampu menyimpulkan hasil anamnesis untuk menegakkan
diagnosis dan penatalaksanaannya.

C. Anamnesis Kehamilan.
I. Identitas
Menanyakan identitas penderita dan suami penderita, meliputi :
 Nama ( Ny/ Nn)
 Alamat
 Umur
 Pekerjaan
 Pendidikan
 Suku
 Agama
Anamnesis dapat dikerjakan Auto anamnesis atau Alloanamnesis.
II. Sacred Seven
Menanyakan keluhan utama pasien datang (sacred seven dikembangkan
sesuai keluhan pasien,
mis : kenceng-kenceng , keluar darah dari jalan lahir, keluar air dari jalan
lahir, gerak janin sudah tidak terasa,bengkak pada kaki  lokasi, kronologis,
onset, kualitas, kuantitas, faktor yg memperberat dan memperingan, gejala
penyerta). Anamnesis gejala kehamilan : Morning Sickness, Emesis / hiper
emesis gravidarum, payudara tegang.
III. Riwayat Haid :
 Menarche : pada usia berapa tahun

31
 Frekuensi siklus haid rutin
 Haid teratur atau tidak
 HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
IV. Riwayat Menikah :
 Menikah berapa kali, berapa lama
 Saat ini pernikahan yang ke berapa, sudah berapa lama
V. Riwayat Kehamilan sekarang (ANC) :
 Usia kehamilan
 Mendapat imunisasi TT?

Untuk Ibu Yang Belum Pernah Imunisasi / Tidak Tahu

Pemberian Vaksin TT Utk Ibu Yg Sdh Pernah Diimunisasi

 Hari taksiran persalinan dihitung menggunakan rumus NEAGLE , yaitu :


Hari + 7 Bulan -3 tahun + 1
 Selama ini kontrol kehamilan dimana
 Obat2an yang diminum selama hamil
 Keluhan yang dirasakan selama hamil
 Pesan khusus dari bidan/dokter tentang kehamilan saat ini berkaitan
dengan gangguan kehamilan
Tujuan utama ANC adalah mengawal/ menghantarkan Ibu dapat
mencapai hamil aterm kemudian melahirkan dengan selamat

VI. Riwayat Kehamilan dan persalinan :


 Gravida…

32
 Partus….(berapa kali, spontan/tidak, penolong persalinan, tempat)
 Abortus…(berapa kali, usia kehamilan, penyebab)
 Masa nifas (lama waktu, ada kelainan atau tidak)
 Jumlah anak saat ini…usia anak saat ini
 Keadaan anak waktu lahir (jenis kelamin, berat badan lahir, penolong
persalinan, lahir spontan/tindakan, saat ini anak sehat/tidak, riwayat
pemberian ASI)
 Riwayat gangguan kehamilan dahulu
Contoh :
Seorang wanita G3P1A1 , anak pertama perempuan lahir di bidan , spontan
BBL : 3000 gr PB : 52 cm , saat ini usia 6 tahun sehat.
Hamil kedua ibu tersebut mengalami keguguran pada bulan keempat
dikuret oleh Sp.OG
Hamil ketiga saat ini
Pada penulisan dalam pencatatan medis :
G3P1A1
1. Perempuan , bidan, spontan, BB: 3000gr PB : 51 cm , sehat
2. Abortus 4 bulan dikuret dr, Sp.OG
3. Hamil ini

VII. Riwayat KB :
 Memakai KB apa saja
 Pemakaian KB terakhir jenisnya apa, berapa lama
 Adakah efek samping yang dikeluhkan menggunakan KB tersebut
(dikaitkan dengan jaraknya kelahiran anak-anaknya , apakah termasuk
kasus “resiko tinggi”)

VIII. Riwayat lain-lain :


 Riwayat penyakit dahulu, ex : jantung, DM, asma, hipertensi, dan lainnya
 Riwayat mengkonsumsi obat2an tertentu sebelum dan selama kehamilan
 Riwayat kebiasaan merokok
 Riwayat kebiasaan konsumsi alkohol
 Riwayat ganti-ganti pasangan
 Riwayat penyakit kelamin atau kandungan
 Riwayat memelihara hewan piaraan
 Riwayat Keluarga ( penyakit keturunan, kembar, penyakit menular mis:
HIV)
 Riwayat sosial ekonomi

33
KRITERIA RUJUKAN IBU HAMIL :
 Konsultasikan dan rujuk pada kunjungan trimester 1 bila ditemukan
keadaan dibawah ini :
o Hyperemesis
o Perdarahan pervaginam atau spotting
o Trauma
o Tanda tanda syok
 Konsultasikan dan rujuk pada kunjungan trimester 2 bila ditemukan
keadaan dibawah ini :
o Gejala yang tidak diharapkan
o Perdarahan pervaginam atau spotting
o Hb slalu berada di bawah 7 gr/dl
o Di duga adanya fetal growt retardation (gangguan pertumbuhan
janin)
o Ibu tidak merasakan gerakan bayi
o Nyeri perut hebat
 Konsultasikan dan rujuk pada kunjungan trimester 3 bila ditemukan
keadaan dibawah ini :
o Sama dengan keadaan tanda bahaya pada trimester 2 ditambah
o Tekanan darah di atas systole ≥140 dan atau diastole ≥90 mmHg
o Edema extrimitas
o Diduga kembar atau lebih

Frekuensi Kunjungan pemeriksaan antenatal

34
Checklist Anamnesis Pada Kehamilan :

No. Aspek yang dinilai Skor


0 1 2 3
1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
Menanyakan identitas penderita dan suami penderita,
meliputi :
- Nama (Ny/Nn)
- Alamat
2. - Umur
- Pekerjaan
- Pendidikan
- Agama
Menanyakan keluhan utama pasien datang :
3.  Sacred seven (kalau ada)
 Anamnesis gejala kehamilan
Riwayat Haid :
- Frekuensi siklus haid rutin
4.
- Haid teratur atau tidak
- HPHT
Riwayat Menikah :
- Menikah berapa kali, berapa lama
5.
- Saat ini pernikahan yang ke berapa, sudah berapa
lama
Riwayat Kehamilan sekarang (ANC) :
- Usia kehamilan
- Mendapat imunisasi TT
- Hari taksiran persalinan
- Selama ini kontrol kehamilan dimana
6.
- Obat2an yang diminum selama hamil
- Keluhan yang dirasakan selama hamil
- Pesan khusus dari bidan/dokter tentang
kehamilan saat ini berkaitan dengan gangguan
kehamilan
Riwayat Kehamilan dan persalinan :
- Gravida…
- Partus….(berapa kali, spontan/tidak, penolong
persalinan, tempat)
7.
- Abortus…(berapa kali, usia kehamilan, penyebab)
- Masa nifas (lama waktu, ada kelainan atau tidak)
- Jumlah anak saat ini…usia anak saat ini
- Keadaan anak waktu lahir (jenis kelamin, berat
35
badan lahir, penolong persalinan, lahir
spontan/tindakan, saat ini anak sehat/tidak, riwayat
pemberian ASI)
- Riwayat gangguan kehamilan dahulu
Riwayat KB :
- Memakai KB apa saja
8. - Pemakaian KB terakhir jenisnya apa, berapa lama
- Adakah efek samping yang dikeluhkan
menggunakan KB tersebut
Riwayat lain-lain :
- Riwayat penyakit dahulu, ex : jantung, DM, asma,
hipertensi, dan lainnya
- Riwayat mengkonsumsi obat2an tertentu
sebelum dan selama kehamilan
- Riwayat kebiasaan merokok
9. - Riwayat konsumsi alcohol
- Riwayat ganti-ganti pasangan
- Riwayat penyakit lkelamin atau kandungan
- Riwayat memelihara hewan piaraan
- Riwayat Keluarga ( penyakit keturunan, kembar,
penyakit menular mis: HIV)
- Riwayat sosial ekonomi
Menutup dengan hamdallah dan menyimpulkan hasil
10.
anamnesis
Perilaku Profesionalisme
11. (menunjukkan rasa hormat kepada pasien,
memperhatikan kenyamanan pasien )

Catatan :
0 = Tidak Dilakukan
1 = Dilakukan, dengan kesalahan >50%
2 = Dilakukan dengan kesalahan ≤ 50%
3 = Dilakukan dengan sempurna
Penilaian : jumlah seluruh skor x 100%
Skor maksimal

36
PEMERIKSAAN KEHAMILAN

A. Tujuan Instruksional Umum :


Mahasiswa mampu melakukan dan menerapkan pemeriksaan kehamilan
sebagai dasar untuk menegakkan diagnosis dan penatalaksanannya.

B. Tujuan Instruksional Khusus :


a) Mahasiswa mampu menjelaskan macam dan fungsi pemeriksaan
kehamilan untuk menegakkan diagnosis dan penatalaksanaannya.
b) Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan kehamilan trimester I-III dan
menyimpulkan hasilnya dengan baik dan benar.
c) Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Leopold I-IV dan
menyimpulkan hasilnya dengan baik dan benar.
d) Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan panggul dan menyimpulkan
hasilnya dengan baik dan benar.

C. Pemeriksaan Kehamilan Trimester I


Trimester 1 pemeriksaan kehamilan tidak dapat sepenuhnya dapat dilakukan
menurut metode yang lazim yaitu :
1. Anamnesis
2. Inspeksi
3. Palpasi
4. Auskutasi
Hal ini disebabkan tanda kehamilan yang pasti belum seluruhnya dapat
ditetapkan, sehingga kemungkina hasil pemeriksaan masih sebatas dugaan
hamil.

Dengan adanya USG maka sekarang untuk memastikan adanya kehamilan lebih
mudah :
1. Adanya sakus gestasi
2. Adanya fetal plate
3. Adanya bentuk janin
4. Adanya gerakan janin

37
Pemeriksaan pada kunjungan pertama :
a. Tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi, RR)
b. Tinggi badan
c. Berat badan
d. Wajah pucat atau edema, kloasma gravidarum
e. Konjungtiva pucat atau ikterik
f. Mulut / lidah kotor
g. Gingivitis sampai terjadi epulis
h. Hiperpigmentasi
i. Tiroid
j. Pada payudara : tampak pembuluh darah prominen
k. Hiperpigmentasi areola mamma
l. Abdomen : perut membesar, striae gravidarum, bekas operasi, tinggi fundus
uteri, leopold (min.24 minggu),detak jantung janin usg (>8 minggu), Doppler
(>10-12 minggu )
m. Tulang belakang misalnya skoliosis
n. Ekstremitas apakah edema, varises, refleks patela
o. Tampak tanda chadwick
p. Tanda piskacek
q. Tanda hegar
r. Pemeriksaan vulva/perineum untuk menilai adanya kondiloma, tanda-tanda
infeksi, dan lainnya
s. Pemeriksaan untuk menilai adanya hemoroid
t. Pemeriksaan laboratorium untuk menilai kadar hemoglobin, protein urin,
glukosa urin

Pemeriksaan umum pada kunjungan berikutnya :


a. Tekanan darah
b. Berat badan
c. Edema
d. Pemeriksaan lain sesuai masalah pada kunjungan pertama

Pemeriksaan obstetri pada setiap kunjungan :


a. Tinggi fundus uteri
b. Pemeriksaan leopold (jika sudah memungkinkan/ 28 minggu)
c. Detak jantung janin (DJJ) usg (>8 minggu), Doppler (>10-12 minggu )

38
D. Pemeriksaan Kehamilan Trimester II – III
Pemeriksaan kehamilan trimester II-III secara palpasi yang paling lengkap
adalah menurut leopold yang terdiri 4 tahap. Sebagai tahap persiapan, ibu
hamil tidur terlentang dengan tangan disamping badan, penutup perut dibuka
secukupnya, kaki sedikit di tekuk supaya dinding perut agak kendor sedikit.
Pada saat diperiksa, ibu hamil diajak diskusi supaya tidak tegang sehingga
dinding perut bisa lebih lemas lagi. Posisi pemeriksa pada L I, II, III pemeriksa
berdiri disebelah kanan ibu hamil dengan mengahadap muka ibu. L IV
menghadap ke arah kaki ibu.

Tujuan pemeriksaan palpasi adalah :

1. Menentukan besar serta tinggi fundus urteri sehingga dapat diperkirakan


usia kehamilan.
2. Menentukan letak janin dalam rahim yang akan menetapkan bagaimana
proses suatu persalinan serta prognosisnya
3. Menetukan adanya kelainan yang akan berpengaruh terhadap proses
persalinan :
a. Apakah bagian bawah janin sudah masuk PAP?

a) Pemeriksaan Leopold I :
Pemeriksa meghadap muka ibu.kedua telapak tangan ada difundus uteri
untuk meraba apa yang ada didaerah fundus uteri, serta menentukan tinggi
fundus uteri. Bila teraba keras, bulat dan ada balotement ini menunjukkan

39
kepala, sedangkan bokong akan teraba, lunak, bulat, besar dan balotment
negative. Perlu juga dideskripsikan berapa banyak (jumlah) bagian yang
teraba.

Apabila di fundus uteri kosong, terjadi pada letak lintang, maka untuk
menentukan dimana adanya kepala dengan menggunakan pemeriksaan
Leopold II. Dengan mengukur tinggi uteri menggunakan meteran ataupun jari,
maka akan dapat diduga kira- kira berapa usia kehamilan dan berat janinnya.

Perkiraan usia kehamilan dan berat janin :

1. Dengan memakai jari :


a. Sebelum akhir bulan ke III
b. 1 -2 jari diatas simpisis : 12 Minggu
c. Pertengahan simpisis – pusat ( umbilicus ) 16 minggu
d. 3 jari dibawah pusat ; 20 minggu
e. Setinggi pusat : 24 minggu
f. 3 jari diatas pusat : 28 minggu
g. 3 jari dibawah arkus kostae : 32 Minggu
h. Pertengahan pusat – Proc. Xyphoideus : 40 minggu

40
Perkiraaan Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan

2. Dengan metode Mc Donald : usia kehamilan = TFU / 3,5 bulan. Menggunakan


TFU untuk menentukan usia kehamilan tidak akurat karena:
 Tumbuh kembang janin bukan pertumbuhan linier
 Tebal tipisnya lemak perut berbeda – beda
 Factor heriditer akan mempengaruhi besarnya janin

3. Berat janin dapat diperkirakan dengan rumus JOHNSON (hanya dilakukan bila
presentasi kepala)
 Kepala belum masuk panggul = ( TFU (dalam cm) – 12 ) x 155 gram
 Bila telah masuk panggul = ( TFU ( dalam cm) – 11 ) x 155 gram

b) Pemeriksaan Leopold II

41
Pemeriksa menghadap muka pasien dan Kedua telapak tangan dipindahkan
dengan menulusuri samping dinding uterus, bila letak bujur maka punggung
teraba tahanan besar memanjang, dengan pihak yang berlawanan teraba
bagian kecil anak. Dengan mengetahui punggung janin, maka dapat
piperkirakan punctum maksimum DJJ (denyut jantung janin), menggunakan
dopler (mulai usia kehamilan 10-12 minggu) atau fetoscope/laenec (mulai usia
kehamilan 18-22 minggu). DJJ normal 120 - 160x/mnt. Setelah usia kehamilan
32-34 minggu, DJJ meningkat seiring dengan pergerakan bayi. Mulai usia
kehamilan 12-18 minggu, DJJ terdengar di garis tengah pada bagian bawah
perut. Setelah 28 minggu kehamilan, DJJ paling terdengar di punggung atau
dada bayi, tergantung posisi janin.

c) Pemeriksaan Leopold III

Pemeriksaan Leopold III bertujuan untuk menentukan bagian terbawah


janin yang berada di uterus. Menggunakan tangan kanan, bagian terendah
42
dipegang antara ibu jari dengan jari lainnya. Ciri kepala adalah bulat keras.
Kemudian dinilai apakah masih panggul bisa digoyang ? bila masih bisa
digoyang maka bagian bawah janin belum masuk, bila tidak dapat digoyang
maka bagian bawah janin sudahmasuk PAP (pintu atas panggul).

d) Pemeriksaan Leopold IV
Pemeriksaan ini dilakukan hanya apabila dari pemeriksaan leopold II
ditemukan bagian terbawah dari janin adlah kepala .pasien mengahadap kaki
ibu Dengan menggunakan kedua telapak tangan akan dapat ditentukan apakah
kepala janin sudah masuk PAP.Bila telah masuk, seberapa jauh masuk ke dalam
panggul :

 Konvergen  sebagian kecil masuk kepala PAP


 Sejajar sebagian kepala sudah masuk PAP
 Divergen  sebagian besar kepala sudah masuk PAP

Untuk menentukan kepala sudah masuk atau belum dengan menggunakan


telapak tangan, menggunakan penilaian 5/5 – 0/5. Sebagai contoh : 5/5
menunjukkan kepala belum masuk PAP, dst 4/5, 3/5, 2/5, 1/5, dan 0/5
menunjukkan tingkatan kepala sudah masuk panggul dalam.

43
Metode lain yang lebih sering dipakai karena lebih akurat dalam menentukan
kepala sudah masuk PAP dan sebarapa jauh masuknya adalah menurut bidang
HODGE. Metode ini dapat dipakai untuk mengevaluasi proses persalinan apakah
sudah sesuai dengan persalinan yang normal atau tidak. Bahkan dapat
menentukan suatu panggul sempit saat masih kehamilan antara 36 – 40
minggu.

1. Bidang H–I (Hodge I) : adalah bidang pintu atas panggul, dengan batas tepi
atas simfisis
2. Bidang H–II (Hodge II) : adalah bidang sejajar H-I setinggi tepi bawah
simfisis
3. Bidang H–III (Hodge III) : adalah bidang sejajar H-I setinggi spina Ischiadica
4. Bidang H–IV (Hodge IV) : adalah bidang sejajar H-I setinggi ujung bawah os.
Coccygis

Pemeriksaan tambahan bila kepala belum masuk panggul pada saat persalinan
untuk menentukan apakah ada suatu CPD ( Cephalo Pelvic Diproportione )
1. Osborn tes : pemeriksaan dari lluar dengan cara kepala dipegang dengan
kemudian dicoba dimasukkan ke PAP, bila tidak dapat masuk dan tingginya 2
jari diatas simpisis maka kemungkinan CPD
2. Muller – Kerr (Fitting Head) : kepala dengan tangan kiri dimasukkan PAP,
Tangan kanan periksa dalam sampai promontoriun–apakah kepala dapat
dimasukkan ke PAP. Bila tak masuk maka ada kecurigaan suatu CPD

44
E. Pemeriksaan Panggul
Pemeriksaan panggul amat penting pada primigravida karena untuk
menilai kemampuan 3P : power Passenger dan Passage yang belum terujii,
sedangkan pada multipara dengan anemnesis yang baik maka dapat
diperkirakan bahwa persalinan yang lalu normal apa tidak.

a) Pemeriksaan Panggul Dalam

Pelvis terbagi menjadi 2 bagian, yaitu pelvis mayor dan pelvis minor.
Pelvis mayor terletak di sebelah cranial dari aditus pelvis (di atas linea
terminalis). Pelvis minor disebut pula sebagai pelvis sejati karena dindingnya
dibentuk oleh tulang yang lebih sempurna, terletak di sebelah caudal aditus
pelvis (di bawah linea terminalis). Bentuk pelvis minor berupa saluran dengan
sumbu melengkung ke depan (sumbu Carus). Bidang atas berbentuk bulat
dibatasi pintu atas panggul (pelvic inlet). Bidang bawah dibatasi pintu bawah
panggul (pelvic outlet) dan di antara kedua bidang terdapat pelvic cavity.
Pintu atas panggul berbentuk bulat oval, dengan dibatasi oleh
promontorium, sakrum, linea inominata, ramus superior ossis pubis, dan tepi
atas simfisis. Ada 3 ukuran penting yang melibatkan pintu atas panggul, yaitu :
1. Conjugata vera anatomica  diukur dari promontorium ke tepi atas simfisis
ossis pubis, panjang normal rata-rata 11 cm
2. Conjugata vera obstreticadiukur dari promontorium ke tempat yang
paling menonjol dari facies posterior simfisis ossis pubis, panjang rata-rata
10,5 cm
3. Diameter transversajarak terjauh yang ditarik pada linea terminalis
antara dua titik yang sama, panjang rata-rata 13,5 cm.
4. Diameter oblique diukur dari articulatio sacroiliaca ke pecten ossis pubis
sisi yang berlawanan, panjang rata-rata 12,5 cm.
Bidang tengah panggul adalah bidang dengan ukuran terkecil, terletak
setinggi pinggir bawah simfisis, spina iskiadika kiri-kanan dan memotong
45
sakrum sekitar 1-2 cm di atas ujung sakrum. Sulit pengukuran secara klinik.
Kesempitan pintu bawah panggul biasanya disertai kesempitan mid-pelvic.
Pintu bawah panggul terdiri atas 2 bidang segitiga dengan dasar garis yang
menghubungkan kedua tuber iskiadikum kiri-kanan, dan puncak segitiga: ujung
os sakrum, sisi : lig. sakrotuberosum. Segitiga depan : dibatasi oleh arkus pubis.
Terdapat 3 ukuran, yaitu :
1. Conjugata diagonalis, diukur dengan vaginal toucher dari tepi bawah
simfisis ke promontorium, panjang rata-rata 12-12,5 cm
2. Conjugata recta, membentang dari tepi bawah simfisis samapai ujung os
coxygeus, panjang 9-11,5 cm.
3. Diameter transversa adalah jarak antara kedua tepi dorsal tuber
ischiadicum, panjang rata-rata 11 cm.
Hal yang perlu diperhatikan pada waktu melakukan pemeriksaan panggul
dalam :

1. Apakah promontorium teraba atau tidak


2. Apakah Linea inominata teraba seluruhnya / sebagian
3. Keadaan kecekungan sacrum
4. Bagaimana dinding samping panggul
5. Tuber ischiadicum menonjol atau tidak
6. Os coccygeus mobile atau tidak
7. Bagaimana arkus pubisnya, apakah 900 atau lebih

b) Pemeriksaan Panggul Luar :


 Distansia Spinarum : jarak antara kedua spina iliaka anterior superior (
normal 24–26 cm )
 Distansia Kristarum : jarak terpanjang antara kedua krista iliaka kanan dan
kiri (normal 28–30 cm) , bila kurang 2–3 cm ada kemungkinan panggul
patologis.
 Distansia Oblikua eksterna : jarak antara spina iliaka anterior superior kiri
dengan spina iliaka posterior inferior kanan dan sebaliknya, kalau
perbedaanya besar kemungkinan panggul Asimetri.
 Distansia Intertrokanterika : jarak antara trokanter mayor
 Konjugata ekterna/vera (Bouoloque) ; jarak antara bagian atas simpisis
dengan spina L V
 Distansia tuberum : jarak antara tuber os ischii Ka dan Ki ; diukur dengan
jangka Oseander

46
Andaikata ditemukan hal yang abnormal / curiga kesempitan panggul maka
dilanjutkan dengan pemeriksaan panggul dalam, dapat dilakukan saat usia
kehamilan > 36 minggu ataupun saat inpartu.

47
48
Rangkuman ANC Per Trimester

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et all. Williams Obstetrics. McGraw-Hill
Companies. United States of America. 2010.

49
CheckList Pemeriksaan Kehamilan dan ANC
Skor
No. Aspek yang dinilai
0 1 2 3
1. Memberi salam dan memperkenalkan diri serta menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan
2. Cuci tangan dan diawali dengan bismillah (tidak harus
dikeraskan) dan memohon ijin sebelum pemeriksaan
3. Tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi, RR)
Tinggi badan
Berat badan
Wajah pucat atau edema, kloasma gravidarum
Konjungtiva pucat atau ikterik
Mulut / lidah kotor
Gingivitis sampai terjadi epulis
Hiperpigmentasi
Tiroid
Pada payudara : tampak pembuluh darah prominen
Hiperpigmentasi areola mamma
Abdomen : perut membesar, striae gravidarum, bekas operasi.
Tulang belakang misalnya skoliosis
Ekstremitas apakah edema, varises, refleks patela
Tampak tanda chadwick
Tanda piskacek
Tanda hegar
Pemeriksaan vulva/perineum untuk menilai adanya
kondiloma, tanda-tanda infeksi, dan lainnya
Pemeriksaan untuk menilai adanya hemoroid
4. Pemeriksaan leopold :
b. Leopold I
- Pemeriksa menghadap ke muka ibu
- Menentukan tinggi fundus uteri
- Meraba bagian janin yang terletak di fundus dengan
kedua telapak tangan
- Tentukan bagian dari janin yang berada di fundus
kepala/bokong/punggung/ekstrimitas
c. Leopold II
- Pemeriksa menghadap ke muka ibu
- Meraba bagian janin yang terletak disebelah kanan
ataupun kiri uterus
- Tentukan bagian dari janin yang berada di kanan atau
kiri uterus ibu kepala/bokong/punggung/ekstrimitas
d. Leopold III
- Pemeriksa menghadap ke muka ibu
50
- Meraba bagian janin yang terletak dibawah (atas
simpisis) sementara tangan yang lain menahan
fundus untuk fiksasi
- Tentukan bagian dari janin yang berada di bawah
uterus kepala/bokong/punggung/ekstrimitas
e. Leopold IV
- Pemeriksa menghadap ke kaki ibu
- Menentukan apakah kepala janin sudah
masuk/melewati pintu atas panggul (PAP). Dengan
mendindingi bagian terbawah janin kita tentukan
posisi tangan, apakah konvergen berarti kepala janin
belum masuk PAP atau sebagian kecil masuk PAP ,
divergen berarti kepala janin sudah masuk PAP,
apakah sejajar setengah kepala janin sudah masuk
PAP

5. Pemeriksaan panggul dalam :


- Pemeriksa mencuci tangan dan memakai handscoon. Dan
diolesi jel bila perlu.
- Dengan lembut melakukan pemeriksaan dalam.
Kemudian nilai:
a. Apakah promontorium teraba atau tidak
b. Apakah Linea inominata teraba seluruhnya / sebagian
c. Keadaan kecekungan sacrum
d. Bagaimana dinding samping panggul
e. Tuber ischiadicum menonjol atau tidak
f. Os coccygeus mobile atau tidak
g. Bagaimana arkus pubisnya, apakah 900 atau lebih
6. Komunikasi menyampaikan hasil dan edukasi pasien yang
didahului dengan mengucapkan hamdallah
7. Cuci tangan setelah pemeriksaan
8. Perilaku Profesionalisme

Catatan :
0 = Tidak Dilakukan
1 = Dilakukan, dengan kesalahan >50%
2 = Dilakukan dengan kesalahan ≤ 50%
3 = Dilakukan dengan sempurna
Penilaian : jumlah seluruh skor x 100%
Skor maksimal

51
Lembar Kerja
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN ( Pertemuan 1 )

A. Tempat : Ruang Skill lab


B. Pasien Simulasi : -
C. Peralatan :
 Manekin Pemeriksaan Leopold (UGM)
 Laenec
 Midline
A. Kegiatan :
1. Trainer menunjuk salah satu mahasiswa untuk menjelaskan cara
pemeriksaan sesuai topik skill lab (waktu 15 menit).
2. Mahasiswa yang ditunjuk melakukan refleksi diri (waktu 10 menit).
3. Mahasiswa lain melakukan feedback terhadap penjelasan temannya (waktu
5 menit).
4. Trainer memberikan feedback (arahan, tanggapan dan penjelasan
tambahan), waktu 15 menit.
5. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil, terdiri dari 3 orang,
seorang mahasiswa bertugas sebagai dokter, seorang sebagai pasien, dan
mahasiswa lain membawa checklist. Trainer mengamati kelima kelompok
kecil, dan memberikan feedback (waktu 75 menit).
6. Tugas : melakukan simulasi anamnesis (satu orang berperan sebagai pasien)
dan pemeriksaan kehamilan (menggunakan manikin).

52
Lembar Kerja
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN ( Pertemuan 2 )

A. Tempat : Ruang Skill lab


B. Pasien Simulasi : -
C. Peralatan :
 Manekin Pemeriksaan Leopold (UGM)
 Laenec
 Midline
D. Kegiatan :
1. Mahasiswa membacakan refleksi diri masing-masing. Waktu 10 menit.
2. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk mencoba ketrampilan dengan
membentuk kelompok kecil mahasiswa yang terdiri dari 3 orang per
kelompok. Masing-masing melakukan ketrampilan yang dipelajari secara
bergantian, dengan 1 orang sebagai Dokter, 1 orang sebagai pasien, dan 1
orang sebagai pengamat (membawa checklist). Waktu 110 menit.
3. Trainer memberikan tanggapan dan arahan di masing-masing kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et all. Williams Obstetrics. McGraw-Hill
Companies. United States of America. 2010.

53
TOPIK 3
TOPIK 3
ANAMNESIS GINEKOLOGI

A. Tujuan Instruksional Umum :


Mahasiswa mampu melakukan anamnesis ginekologi, dan menerapkannya
untuk menegakkan diagnosis serta penatalaksanaannya.

B. Tujuan Instruksional Khusus :


a) Mahasiswa mampu melakukan teknik anamnesis sesuai sacred seven dan
foundamental four.
b) Mahasiswa mampu menerapkan komunikasi efektif dalam melakukan
anamnesis.
c) Mahasiswa mampu melakukan edukasi kondisi, penyakit dan
penatalaksanaan pasien.

ANAMNESIS

A. PERKENALKAN DIRI KITA KEPADA PASIEN


B. INFORMASI LATAR BELAKANG PASIEN
a. Identitas pasien dan info biografi
b. Siapa yang mengirim atau merujuk ke kita
c. Siapa yang akan membiayai pasien
C. KELUHAN UTAMA
D. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
a. Bleeding :
 Kualitas
 Kuantitas
 Waktu
b. Riwayat Haid :
 Menarche
 HPHT
 Lama haid
 Jarak antar haid
 Bagaimana perdarahan saat haid
c. Vaginal discharge (keputihan) :
 Volume, frekuensi, durasi
 Asalnya
 Disertai pruritus atau rasa terbakar
d. Nyeri pelvis atau daerah panggul :
 Waktu

54
 Lokasi
 Karakter
 Konsekuensi nyeri terhadap pasien
 Apakah sudah sembuh, lalu kambuh lagi
e. Massa pada pelvis atau genital
f. Kehamilan

E. OBSGYN REVIEW
a. Obstetric history
 Riwayat kehamilan
 Patient parity (jumlah anak)
b. Gynecologic history
 Waktu mens
 Menstrual flow pattern dgn KATAMINIA (gambaran haid selama 3 bulan)
 cervical sitologi dan mammogram
 Previous history
 Info tambahan
c. Sexual history
 Aktif berhubungan sex?
 Apakah saat berhubungan anda merasa puas?
 Apakah partner anda merasa puas?

F. REVIEW OF SYSTEM
a. Gastrointestinal
b. Urinary
c. Endokrin dan metabolik
d. Kardiovaskuler
e. Hematologi

G. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


a. Alergi dan sensitivitas
b. Pengobatan sekarang
c. Penyakit penyakit lain
d. Riwayat operasi
e. Riwayat transfusi/produk darah
f. Pengguna alkohol, tembakau, obat obatan
H. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :
 Riwayat penyakit pada organ reproduksi ( Ca servix )

55
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et all. Williams Obstetrics. McGraw-Hill
Companies. United States of America. 2010.

56
Check list Ketrampilan Anamnesis Ginekologi

Aspek yang dinilai 0 1 2 3


A. Membina sambung rasa
 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
B. Anamnesis
1.  Menanyakan Identitas
 Menanyakan tentang Keluhan Utama
 Menanyakan Riwayat Penyakit Sekarang :
a. Bleeding :
 Kualitas
 Kuantitas
 Waktu
b. Riwayat Haid :
 Menarche
 HPHT
 Lama haid
 Jarak antar haid
 Bagaimana perdarahan saat haid
2.
c. Vaginal discharge (keputihan) :
 Volume, frekuensi, durasi
 Asalnya
 Disertai pruritus atau rasa terbakar
d. Nyeri pelvis atau daerah panggul :
 Waktu
 Lokasi
 Karakter
 Konsekuensi nyeri terhadap pasien
 Apakah sudah sembuh, lalu kambuh lagi
e. Massa pada pelvis atau genital
f. Kehamilan
Obsgin Review :
a. Obstetric history
 Riwayat kehamilan
 Patient parity (jumlah anak)
b. Gynecologic history
 Waktu mens
3.  Menstrual flow pattern dgn KATAMINIA (gambaran
haid selama 3 bulan)
 cervical sitologi dan mammogram
 Previous history
 Info tambahan, (riwayat KB??, dll)
c. Sexual history
 Aktif berhubungan sex?

57
 Apakah saat berhubungan anda merasa puas?
 Apakah partner anda merasa puas?
Review of System :
a. Gastrointestinal
b. Urinary
4.
c. Endokrin dan metabolik
d. Kardiovaskuler
e. Hematologi
5. Menanyakan tentang Riwayat Penyakit Dahulu
Menanyakan tentang Riwayat Penyakit Keluarga
6. Riwayat penyakit pada organ reproduksi ( Ca servix )

7. Riwayat social & Ekonomi


Komunikasi hasil anamnesis dan Edukasi yang didahului
8.
dengan hamdallah
Perilaku Profesionalisme
9. ( menunjukkan rasa hormat kepada pasien, memperhatikan
kenyamanan pasien )
Jumlah
Catatan :
0 = Tidak Dilakukan
1 = Dilakukan, dengan kesalahan >50%
2 = Dilakukan dengan kesalahan ≤ 50%
3 = Dilakukan dengan sempurna

Penilaian : jumlah seluruh skor x 100%


Skor maksimal

58
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

A. Tujuan Instruksional Umum :


Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan ginekologi serta menerapkannya
untuk menegakkan diagnosis dan penatalaksanaannya.

B. Tujuan Instruksional Khusus :


a) Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi pemeriksaan ginekologi untuk
kepentingan diagnosis.
b) Mampu melakukan pemeriksaan ginekologi genitalia eksterna dan interna.
c) Mahasiswa mampu menyimpulkan hasil pemeriksaan untuk menegakkan
diagnosis dan penatalaksanaannya.

Tinjauan Pustaka
Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan
secara bimanual atau memakai spekulum untuk menentukan atau mengetahui
kondisi organ genitalia, berkaitan dengan upaya penentuan ada tidaknya kelainan
di organ tersebut. Tujuan pemeriksaan gunekologi :
1. Memberikan suatu panduan pemeriksaan ginekologi sederhana dan lengkap.
2. Meningkatkan kemampuan klinik dan keterampilan para dokter.
3. Memberikan perlindungan kepada dokter dari kesalahan prosedur.
4. Melindungi pasien dari tindakan yang merugikan atau malpraktik dokter.

Langkah-Langkah Pemeriksaan Kasus Ginekologi


Pemeriksaan organ genitalia : - ispeksi dan palpasi genitalia eksterna, pemeriksaan
dgn spekulum & palpasi bimanual, pemeriksaan rektovaginal

Pemeriksaan Organ Genitalia


Inspeksi
 Beri informasi kepada penderita bahwa pemeriksaan genitalia akan dimulai.
 Perhatikan labia mayora dan labia minora, klitoris, daerah perineum.
Palpasi
 Pisahkan labia mayora dengan 2 jari untuk melihat labia minora, klitoris, muara
uretra dan vagina.
 Lakukan pemeriksaan pada kelenjar Skene dan muara uretra.
 Palpasi kelenjar Bartholini di sebelah kanan kiri tepi bawah muara vagina (jam
4-5 dan jam 7-8) dengan ibu jari dan telunjuk secara perlahan dan tegas.

59
 Bila dijumpai kelemahan dinding belakang kemungkinan adanya suatu rektokel,
sedangkan kelemahan dinding depan kemungkinan adanya sistokel. Penderita
dianjurkan meneran dan perhatikan apakah ada penurunan serviks.

Letak penderita saat pemeriksaan ginekologik


• Letak litotomi
• Letak miring
• Letak sims

Pemeriksaan dengan Speculum

Macam-macam spekulum :
• Spekulum cocorbebek
• Spekulum sims
• Spekulum silindris (jarang digunakan)

60
Alat-alat dan perlengkapan :
• Sarung tangan
• Spekulum sims dan cocorbebek
• Cunam kapas(korentang) untuk membersihkan vagina dan portio uteri
• Kateter nelaton/kateter logam
• Kapas sublimat/lisol
• Kaca benda untuk pemeriksaan GO dan sitologi vagina
• Kapas lidi untuk pemeriksaan GO,trikomoniasis,dan kandidasis
• Botol kecil berisi larutan garam fisiologik untuk pemeriksaan sediaan segar
pada persangkaan trikomoniasis dan kandidasis
• Cunam portio(tenaculum,kogeltang)
• Sonde uterus
• Mikrokuret

Pemeriksaan dengan spekulum :


• Terutama untuk pemeriksaan sitologi, GO, trikomoniasis, candidasis, proses
yang mudah berdarah.
• Diperiksa dinding vagina (rugae vaginalis, karsinoma, fluor albus)
• Portio vaginalis servisis uteri (bulat, terbelah, melintang, mudah berdarah,
erosio, peradangan, polip, tumor, ulkus terutama pada karsinoma)

Prosedur :
• Penderita posisi litotomi di atas meja ginekologi
• Tangan pemeriksa disterilkan lalu memakai sarung tangan steril.
• Pilih speculum cocor bebek (bivalve speculum) yang sesuai.
• Jelaskan pada penderita alat yg digunakan dan langkah-langkahnya.
• Sebelum memasukkan speculum, penderita dianjurkan inspirasi dalam
sehingga mengurangi kontraksi vagina.
• Jari tangan kiri membuka labia majora sehingga muara vagina tampak. Bila
muara vagina kering, gunakan lubrikasi dan masukkan speculum dengan posisi
miring/vertical secara perlahan dan tegas ke arah posterior hingga puncak
vagina.
• Kemudian putar pegangan speculum secara perlahan sehingga pegangan
speculum dalam posisi di posterior atau kunci dalam posisi horizontal buka
speculum sehingga tampak dengan baik dan speculum dikunci.
• Lakukan penilaian pada vagina.
• Perhatikan bentuk serviks.

Pemeriksaan genitalia Eksterna :

61
• Posisi Litotomi
• Vulva uretra vagina (V/U/V), perineum,anus
• Inspeksi bentuk,warna,pembengkakan?
• Fluor albus,warna,bau,darah?
• Hymen utuh,klitoris normal?
• Pertumbuhan rambut pubis
• Peradangan ,iritasi kulit,eksem,tumor?
• Orificium uretra eksternum merah,nanah,polip,mioma geburt?

62
Pemeriksaan Bimanual

Pemeriksaan Bimanual :
• Dilakukan dengan kedua tangan ,2 atau 1 dimasukkan dalam vagina atau
rektum,tangan yang lain di dinding abdomen.
• Posisi litotomi
• Pemeriksa di depan vulva dengan memakai sarung tangan
• Vulva dibersihkan dengan kapas sublimat/detol
• Perabaan vulva dan perineum
• Perabaan vagina dan dasar panggul
• Perabaan servik
• Perabaan korpus uteri
• Perabaan parametriun dan adneksum

Perabaan vagina dan dasar panggul :


• Vagina dan introitus sempit /luas
• Didnding vagina licin/kasar(rugae vaginalis)

63
• Polip/tumor (kista saluran muller, karsinoma primer, metastasis
koriokarsinoma)
• Benda asing, kelainan bawaan spt septum vagina.
• Apa puncak vagina teraba kaku oleh jaringan parut, karsinoma servisis uteri tk
II,III.

Perabaan kavum douglas :


Dengan menempatkan ujung jari di forniks posterior, periksa adanya :
• Feses/skibala di rektosigmoid
• Korpus uteri dalam retrofleksio
• Abses di kavum douglas
• Hematokel retrouterin pada KET
• Kutup bawah tumor ovarium atau mioma uteri
• Tumor rektosigmoid

Perabaan seviks dilakukan secara sistematis :


• Ke mana menghadapnya
• Bentuknya bulat/terbelah melintang
• Besarnya dan konsistensinya
• Apakah agak turun ke bawah
• Apakah kanalis servikalis dapat dilalui dengan jari,terutama OUI

Perabaan bimanual korpus uteri :


• Letaknya
• Bentuknya
• Besar dan konsistensinya
• Permukaannya
• gerakannya

64
Pemeriksaan Rektovaginal
Tujuan :
 Memastikan hasil pemeriksaan colok vagina yang masih meragukan guna
mengetahui posisi dan besar uterus pada penderita obesitas.
 Menambah informasi bila dicurigai adanya tumor yang mengadakan
perlekatan dengan rectum.
Prosedur :
• Sebaiknya usus besar dalam keadaan kosong.
• Masukkan jari tengah ke dalam rectum dan jari telunjuk secara pelan. Anjurkan
penderita bernafas melalui mulut.
• Jaringan antara kedua jari disebut rektovaginal, memiliki ketebalan 2-4 mm.
• Tekan pelan ke arah posterior dan lebih dalam tangan yang ada di dinding
abdomen, dan jari yang ada di vagina menekan ke anterior.
• Jari yang di rectum tekan ke anterior untuk merasakan dinding belakang
uterus sampai fundus uteri dan bagaimana hubungan antara uterus dan
rectum.
• Periksa apakah ada bagian yang sakit, adakah tumor di kavum Douglas.
Khusus pada kasus kanker serviks, pemeriksaan parametrium dapat juga
dilakukan melalui pemeriksaan rektovaginal.

65
66
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et all. Williams Obstetrics. McGraw-Hill
Companies. United States of America. 2010.

67
Check list Ketrampilan Pemeriksaan Ginekologi

Aspek yang dinilai 0 1 2 3


A. Membina sambung rasa
Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
Diawali dengan bismillah dan memohon ijin
sebelum pemeriksaan
Meninta pasien mengosongkan kandung kemih
Cuci tangan, menggunakan handscoon non steril
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Organ Genitalia :
Pasien dipersilahkan mempersiapkan diri posisi
litotomi dan siapkan lampu ginekologi
Inspeksi
 Beri informasi kepada penderita bahwa
pemeriksaan genitalia akan dimulai.
 Perhatikan mons pubis (adakah kerontokan
rambut, kutu, deformitas),
 vulva (deformitas, tanda radang),
 labia mayora (deformitas, tanda radang),
 Bila diperlukan, pisahkan labia mayora dengan
2 jari untuk melihat labia minora, klitoris,
muara uretra dan vagina.
1.  labia minora (deformitas, tanda radang)
 ostium urethri externum (deformitas, tanda
radang)
 klitoris inspeksi (deformitas, tanda radang),
 kelenjar bartholini di muara vagina (jam 4-5
dan jam 7-8). (deformitas, tanda radang,
discharge)
 kelenjar skene di muara uretra (deformitas,
tanda radang, discharge),
 Perineum (deformitas, tanda radang, massa)

Palpasi
 mons pubis (nyeri tekan, massa)
 vulva (nyeri tekan, massa)
68
 labia mayora (nyeri tekan, massa)
 Pisahkan labia mayora dengan 2 jari untuk
melihat labia minora, klitoris, muara uretra
dan vagina.
 labia minora (nyeri tekan, massa)
 ostium urethra externum (nyeri tekan, massa)
 Lakukan pemeriksaan pada kelenjar Skene
dan muara uretra. (nyeri tekan, massa)
 Palpasi kelenjar Bartholini di sebelah kanan
kiri tepi bawah muara vagina (jam 4-5 dan jam
7-8) dengan ibu jari dan telunjuk secara
perlahan dan tegas. (nyeri tekan, massa)
 Perineum (nyeri tekan, massa)
Pemeriksaan Spekulum :
 Persiapan alat dan nyalakan lampu ginekologi
• Penderita posisi litotomi di atas meja ginekologi
• Tangan pemeriksa disterilkan lalu memakai
sarung tangan steril.
• Pilih speculum cocor bebek (bivalve speculum)
yang sesuai.
• Jelaskan pada penderita alat yg digunakan dan
langkah-langkahnya.
• Sebelum memasukkan speculum, penderita
dianjurkan inspirasi dalam sehingga
mengurangi kontraksi vagina.
• Jari tangan kiri membuka labia majora sehingga
2.
muara vagina tampak. Bila muara vagina kering,
gunakan lubrikasi dan masukkan speculum
dengan posisi miring/vertical secara perlahan
dan tegas ke arah posterior hingga puncak
vagina.
• Kemudian putar pegangan speculum secara
perlahan sehingga pegangan speculum dalam
posisi di posterior atau kunci dalam posisi
horizontal buka speculum sehingga tampak
dengan baik dan speculum dikunci.
• Lakukan penilaian pada introitus vagina (rugae?
inflamasi? tumor? darah? discharge?)
• Lakuan penilaian pada portio dan serviks
69
(posisi serviks? massa? Warna mukosa? Tanda
inflamasi? OUE terbuka? keluar darah, discharge
atau jaringan dari OUE?)
• lepaskan speculum dan letakkan pada larutan
klorin
Pemeriksaan Bimanual :
• Pemeriksa mencuci tangan dan memakai hand
sccon baru
• Posisi masih berada di posisi litotomi
• Dilakukan dengan kedua tangan, 1
dimasukkan dalam vagina, tangan yang lain
fikassi uterus di dinding abdomen.
• Pemeriksa di depan vulva dengan memakai
sarung tangan
• Vulva dibersihkan dengan kapas sublimat
• Perabaan vulva dan perineum (massa? nyeri
3.
tekan? tanda inflamasi?)
• Perabaan vagina dan dasar panggul (perabaan
licin? Rugae? Massa?)
• Perabaan servik (posisi? Bentuk? Konsistensi?
Massa? Mobilitas? Nyeri goyang portio?)
• Perabaan korpus uteri (ukuran? Bentuk?
Konsistensi? Mobilitas? Massa? Nyeri?)
• Perabaan parametriun dan adneksum (massa?
Nyeri? Mobilitas?)
• Perabaan cavum douglass (Nyeri? Massa?
Undulasi/fluktuasi?)
Pemeriksaan Rektovaginal:
• Pemriksaan dilakukan dengan adanya indikasi.
(susah menentukan posisi uterus, adanya
massa di septum rectovaginal)
• Sebaiknya usus besar dalam keadaan kosong.
• Masukkan jari tengah ke dalam rectum dan jari
4.
telunjuk secara pelan. Anjurkan penderita
bernafas melalui mulut.
• Jaringan antara kedua jari disebut
rektovaginal, memiliki ketebalan 2-4 mm.
• Tekan pelan ke arah posterior dan lebih dalam
tangan yang ada di dinding abdomen, dan jari
70
yang ada di vagina menekan ke anterior.
• Jari yang di rectum tekan ke anterior untuk
merasakan dinding belakang uterus sampai
fundus uteri dan bagaimana hubungan antara
uterus dan rectum.
• Periksa apakah ada bagian yang sakit, adakah
tumor di kavum Douglas. Khusus pada kasus
kanker serviks, pemeriksaan parametrium
dapat juga dilakukan melalui pemeriksaan
rektovaginal.
Menutup dengan hamdallah sebelum konmukasi
hasil pemeriksaan dan edukasi
Jumlah

Catatan :
0 = Tidak Dilakukan
1 = Dilakukan, dengan kesalahan >50%
2 = Dilakukan dengan kesalahan ≤ 50%
3 = Dilakukan dengan sempurna

Penilaian : jumlah seluruh skor x 100%


Skor maksimal

71
Lembar Kerja
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI ( Pertemuan 1 )

A. Tempat : Ruang Skill lab


B. Pasien Simulasi : 1 orang tiap kelompok (skill anamnesis)
C. Peralatan :
1. Sarung tangan
2. Spekulum cocorbebek
3. Cunam kapas (korentang) untuk membersihkan vagina dan portio uteri
4. Manikin pemeriksaan ginekologi
5. Kapas sublimat/lisol
6. Kaca benda untuk pemeriksaan GO dan sitologi vagina
7. Kapas lidi untuk pemeriksaan GO, trikomoniasis, dan kandidasis
8. Botol kecil berisi larutan garam fisiologik untuk pemeriksaan sediaan segar
pada persangkaan trikomoniasis dan kandidasis
9. Cunam portio(tenaculum,kogeltang)
10. Sonde uterus
D. Kegiatan :
1. Trainer menunjuk salah satu mahasiswa untuk menjelaskan cara
pemeriksaan sesuai topik skill lab. Waktu 15 menit.
2. Mahasiswa yang ditunjuk melakukan refleksi diri. Waktu 10 menit.
3. Mahasiswa lain melakukan feedback terhadap penjelasan temannya. Waktu 5
menit.
4. Trainer memberikan feedback (arahan, tanggapan dan penjelasan
tambahan). Waktu 15 menit.
5. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil, terdiri dari 2 orang,
seorang mahasiswa bertugas sebagai dokter, dan seorang membawa
checklist. Trainer mengamati kelima kelompok kecil, dan memberikan
feedback. Waktu 75 menit.
6. Tugas : melakukan pemeriksaan ginekologi secara bergantian menggunakan
manikin.

72
Lembar Kerja
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI ( Pertemuan 2 )

A. Tempat : Ruang Skill lab


B. Pasien Simulasi : 1 orang tiap kelompok (skill anamnesis)
C. Peralatan :
1. Sarung tangan
2. Spekulum cocorbebek
3. Cunam kapas (korentang) untuk membersihkan vagina dan portio uteri
4. Manikin pemeriksaan ginekologi
5. Kapas sublimat/lisol
6. Kaca benda untuk pemeriksaan GO dan sitologi vagina
7. Kapas lidi untuk pemeriksaan GO, trikomoniasis, dan kandidasis
8. Botol kecil berisi larutan garam fisiologik untuk pemeriksaan sediaan segar
pada persangkaan trikomoniasis dan kandidasis
9. Cunam portio(tenaculum,kogeltang)
10. Sonde uterus
D. Kegiatan :
1. Mahasiswa membacakan refleksi diri masing-masing. Waktu 10 menit.
2. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil, terdiri dari 2 orang,
seorang mahasiswa bertugas sebagai dokter, dan seorang membawa
checklist. Trainer mengamati kelima kelompok kecil, dan memberikan
feedback
3. Trainer memberikan tanggapan dan arahan di masing-masing kelompok.

73
LAMPIRAN (HARUS SELALU DILAKUKAN SAAT MEMERIKSA PASIEN) :

A. KOMUNIKASI DAN ATAU EDUKASI PASIEN


Peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan
seluruh prinsip berikut : mampu membina hubungan baik dengan pasien
secara verbal non verbal (ramah, terbuka, kontak mata, salam, empati dan
hubungan komunikasi dua arah, respon)

B. PERILAKU PROFESIONAL
Meminta izin secara lisan berikut :
- Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
- Memperhatikan kenyamanan pasien
- Melakukan tindakan sesuai prioritas
- Menunjukan rasa hormat kepada pasien

74
TOPIK 4
PAP SMEAR
TUJUAN
Tujuan Intuksional Umum ( TIU ) :
mahasiswa mampu melakukan teknik pemeriksaan Pap Smear dengan benar.
Tujuan Intrusional Khusus ( TIK ) :
1. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan dan indikasi pemeriksaan Pap Smear.
2. Mahasiswa mampu melakukan dan menerapkan pemeriksaan Pap Smear pada
kasus-kasus tertentu dengan benar.
3. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip asepsis antisepsis dengan benar

Dasar Teori
Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dikembangkan oleh Dr.
George N. Papanicalaou untuk penapisan awal dari gejala kanker leher rahim. Pap
smear merupakan pemeriksaan sitologi eksfoliative dengan memeriksa sel-sel
epitel cervix yang lepas. Pemeriksaan ini lebih mudah, murah, sederhana, aman
dan akurat. Di negara maju, skrinning Pap Smearterbukti dapat menemukan lesi
prakanker, menurunkan insiden dan menurunkan angka kematian akibat kanker
serviks sampai 70-80%.
Tujuan tes Pap adalah menemukan sel abnormal atau sel yang dapat
berkembang menjadi kanker termasuk infeksi HPV. Kanker serviks merupakan
penyakit menular seksual, bila penyakit prakanker/ displasia ditemukan lebih dini
kemungkinan angka penyembuhan mencapai 80-90 % tergantung beratnya lesi
dan cara pengobatannya.

Kapan Melakukan Pap Smear?


Pemeriksaan Pap Smear dilakukan paling tidak setahun sekali bagi wanita
yang sudah menikah atau yang telah melakukan hubungan seksual. Para wanita
sebaiknya memeriksakan diri sampai usia 70 tahun.
Pap Smear dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada masa haid. Persiapan
pasien untuk melakukan Pap Smear adalah tidak sedang haid, tidak coitus 1 – 3
hari sebelum pemeriksaan dilakukan dan tidak sedang menggunakan obat –
obatan vaginal.

75
Alur Pemeriksaan Pap Smear
Pengambilan sampel dapat dilakukan oleh dokter umum, dokter spesialis
maupun bidan/ para medis.Sedangkan yang memproses sampel adalah analis/
teknisi laboratoriun dan yang mendiagnosa hasil adalah ahli patologi anatomi
(dokter spesialis PA).
Sampel / Bahan yang Diperiksa
Bahan yang dapat dijadikan sampel adalah dari cervical/ vaginal smear,
sputum, bronchial washing/ brushing, nasopharyngeal smear/ washing/ brushing,
urin, cairan lambung/ pleura/ ascites/ sendi, liquor cerebrospinal, aspirat AJH,
inprint neoplasma. Sampel yang biasa digunakan adalah dari cervical/ vaginal
smear.
Sarana Prasarana yang Diperlukan dalam Pap Smear
Sarana prasarana yang diperlukan dalam pemeriksaan pap smear antara lain :
 Ruangan khusus
 Meja ginekologi
 Tenaga ahli dan terampil
 Spekulum steril
 Peralatan yang menunjang untuk pemeriksaan pap smear (spatula, cytobrush,
obyek glass, cairan untuk fiksasi, tabung fiksasi, mikroskop)
 Alat tulis (misal spidol marker, label, pensil)
76
 Formulir pap smear, medical records
 Laboratorium sitologi dengan petugas terampil/ ahli dalam
menginterpretasikan hasil
 Transportasi pengiriman hasil pap smear
 Sistem informasi untuk meyakinkan klien dalam melakukan kunjungan ulang,
kualitas sistem asuransi untuk memaksimalkan keakuratan.
Fiksasi Sampel
Fiksasi sampel adalah cara mengawetkan sampel dengan bahna kimia tertentu
agar sel yang terkandung dalam sampel tidak rusak/ lisis. Bahan kimia untuk
fiksasi antara lain : alkohol 96 %, alkohol 70 %, methanol, alkohol 50 %, either –
alkohol 95 %. Bahan kimia yang biasa digunakan untuk fiksasi sampel adalah
alkohol 96%.
Alat Pengambilan Sampel
Alat pengambilan sampel untuk pap smear dengan menggunakan spatula yang
dapat terbuat dari kayu maupun plastik. Jenis spatula antara lain : cervix brush,
cytobrush, plastic spatula, maupun wooden spatula.
Teknik pemeriksaan Pap smear
 Dua hari menjelang pemeriksaan, ibu dilarang melakukan senggama maupun
memakai obat-obatan yang dimasukkan ke dalam liang senggama.
 Waktu yang baik untuk pemeriksaan adalah beberapa hari setelah selesai
menstruasi.
 Terlebih dahulu mengisi informed consent dan formulir Pap Smear secara
lengkap dan sesuaikan dengan nomor urut pengambilan.
 Ibu dalam posisi litotomi, pasang spekulum vagina tanpa menggunakan pelicin,
dan tanpa melakukan periksa dalam sebelumnya.
 Setelah portio tampak, maka spatula dimasukkan ke dalam kanalis servikalis
dan permukaan cerviks, lalu spatula diputar 360° searah jarum jam.
 Lendir yang didapat dioleskan pada objek glass berlawanan arah jarum jam.
 Apusan hendaknya dilakukan sekali saja, lalu difiksasi atau direndam dalam
larutan alkohol 96% selama 30 menit.
 Sediaan dapat dikirim secara basah (tetap direndam dalam alkohol) atau
dikirim secara kering dengan mengeringkan sediaan setelah direndam dalam
alkohol.
 Selanjutnya sediaan tadi dikirim ke Ahli Patologi Anatomi untuk diperiksa.
Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembuatan Sediaan Apus
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan apus adalah membuat
sediaan apusan tipis merata; segera fiksasi sesuai metode pewarnaan PAP;
membuat sediaan sedikit mungkin mengandung darah; menjaga kebersihan obyek
glass yang digunakan; menghindari bahan kimia yang merusak sel; menyiimpan

77
ditempat yang bersih, kering dan aman; memberi label pada obyek glas yang
digunakan.

Ketepatan Diagnostik Sitologi


Kualitas suatu tes penapisan dapat diukur dengan :
 Sensitivitas : Kelompok wanita dengan tes positif diantara yang sakit.
 Spesifisitas : Kelompok wanita dengan tes negatif diantara yang tidak sakit.
Angka negatif palsu diperkirakan berkisar 5-50%, kesalahan terbanyak
disebabkan oleh pengambilan sediaan yang tidak adekuat (62%), kegagalan
skrining (15 %) dan kesalahan interpretasi (23%).Sedangkan angka positif palsu
berkisar 3-15 %.Ketepatan diagnostic perlu memperhatikan komponen
endoserviks dan ektoserviks yang dapat menggabungkan cytobrush dan spatula.
Kesalahan yang sering terjadi :
1. Sediaan apus terlalu tipis, hanya mengandung sedikit sel.
2. Sediaan apus terlalu tebal dan tidak merata, sel bertumpuk-tumpuk sehingga
menyulitkan pemeriksaan.
3. Sediaan apus telah kering sebelum difiksasi (terlalu lama diluar, tidak segera
direndam di dalam cairan fiksatif).
4. Cairan fiksatif tidak memakai alkohol 96%.
Petunjuk untuk penapisan :
 Pemeriksaan tes Pap dilakukan setelah 2 tahun aktif dalam aktifitas seksual.
 Interval penapisan. Wanita dengan tes Pap negatif berulang kali diambil setiap
2 tahun, sedang wanita dengan kelainan atau hasil abnormal perlu evaluasi
lebih sering.
 Pada usia 70 tahun atau lebih tidak diambil lagi dengan syarat hasil 2 kali
negatif dalam 5 tahun terakhir.

Daftar Pustaka

1. Soebroto, JB. Interpretasi Pap Smear, Refresing Pap Smear Bagi Bidan, Yayasan
Kanker Indonesia Cabang D.I. Yogyakarta, 2007.
2. Suwiyoga, Ketut, Tes HPV sbg Skrinning Alternative Kanker Serviks. Sub Divisi
Gineko-Onkologi Bag. Obsgin , FKU Udayana, Denpasar, Bali.
3. Tirtoprodjo, Prijono. Makalah Pap Smear, Refresing Pap Smear Bagi Bidan,
Yayasan Kanker Indonesia Cabang D.I. Yogyakarta, 2007.
4. Available at URL : www.alliance-cxca.org , The Pap Test :Evidence To Date.

78
Checklist “Teknik Pap Smear”

No Aspek yang dinilai Nilai


0 1 2 3
1 Menyiapkan alat dengan baik
2 Mengucapkan salam (assalamualaikum) dan memperkenalkan
diri
3 Memberikan penjelasan dan Inform consent yang jelas kepada
ada pasien tentang prosedur yang akan dilaksanakan
4 Melakukan prosedur teknik pap smear secara urut dan benar :
5 Cuci tangan, menggunakan handscoon dan mempersiapkan alat
6 Memposisikan pasien dalam posisi litotomi, pasang spekulum
vagina tanpa menggunakan pelicin, dan tanpa melakukan
periksa dalam sebelumnya.
7 Setelah portio tampak, maka spatula dimasukkan ke dalam
kanalis servikalis dan permukaan cerviks, lalu spatula diputar
360° searah jarum jam.
8 Mengoleskan lendir yang didapat pada objek glass berlawanan
arah jarum jam
9 Melakukan apusan yang dilakukan sekali saja, lalu difiksasi atau
direndam dalam larutan alkohol 96% selama 30 menit.
10 Sembari menunggu fiksasi,
- bersihkan portio dan vagina menggunakan kassa setril
- lepaskan spekulum dan rendam dengan larutan klorin
- cuci tangan
11 Mengucapkan hamdalah setelah melakukan pemeriksaan dan
menyimpulkan hasilnya
12 Profesionalisme
Jumlah
Keterangan :
0 = tidak dilakukan :
1 = dilakukan, < 50% benar ;
2 = dilakukan >50% benar
3 = dilakukan dengan sempurna
Penilaian ketrampilan : (Σ skor seluruh aspek yg dinilai) x 100
Σ maksimal skor

79

Anda mungkin juga menyukai