SKILLLAB
BLOK 13
[Tahun Ajaran 2023/2024]
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG (UNIMUS)
1
TATA TERTIB PELAKSANAAN SKILL LAB BAGI MAHASISWA (Offline)
1. Mahasiswa harus sudah lengkap dan siap 15 menit pelaksanaan skill lab.
2. Apabila ada yang tidak hadir, harus memperoleh ijin dari trainer yang mengampu. Apabila sakit
harus menyertakan surat keterangan sakit dari dokter dan diserahkan kepada Koordinator Skilllab
sebagai syarat pendaftaran INHAL Skill Lab. Prosentasi presensi yang boleh mengikuti ujian
dengan kehadiran 100%.
3. Apabila terlambat lebih dari 15 menit tidak diperbolehkan mengikuti skill lab.
4. Setiap mahasiswa wajib mengenakan jas praktikum dan name tag selama pelaksanaan skill lab.
5. Mahasiswa harus sudah mempelajari topik ketrampilan yang akan diajarkan sebelum pelaksanaan
skill lab.
6. Perwakilan masing-masing kelompok mahasiswa berkoordinasi dengan laboran skill lab dan
bertanggungjawab terhadap alat-alat skill lab yang sudah disediakan.
7. Masing-masing mahasiswa harus mempelajari buku panduan skill lab, video simulasi skills lab
(https://www.youtube.com/@skillslabfkunimus4053/videos), petunjuk pelaksanaan skill lab dan
peralatan individu sebaik-baiknya (sesuai petunjuk trainer) pada setiap pertemuan skill lab.
8. Sebelum pelaksanaan skill lab dilakukan Pre-test. Pre-test dilakukan pada setiap topik di
pertemuan pertama. Kelulusan pre-test sebagai syarat mahasiswa untuk dapat mengikuti kegiatan
skillllab di pertemuan berikutnya. Bagi mahasiswa yang TIDAK LULUS PRE-TEST tidak
diperbolehkan mengikuti skilllab di pertemuan pertama dan wajib melakukan Inhal Pre-test terlebih
dahulu dengan berkoordinasi kepada Koordinator Skilllab, Laboran Skilllab atau Admin Skilllab.
9. Tidak diperkenankan menggunakan Handphone atau alat komunikasi lain selama pelaksanaan skill
lab, Handphone atau alat komunikasi lain harap dimatikan
10. Memakai busana yang islami (tidak ketat, tidak memakai celana berbahan jeans), serta tidak
menggunakan make-up dan aksesoris secara berlebihan.
11. Menjaga situasi kondusif selama kegiatan skill lab, tidak membuat gaduh atau mengobrol antar
mahasiswa yang cenderung mengganggu jalannya skill lab.
12. Memperhatikan serta melaksanakan instruksi dan pelatihan yang diberikan trainer.
13. Peminjaman ruangan dan alat-alat skill lab sebelumnya sudah dikoordinasikan dengan laboran skill
lab dengan ketentuan waktu peminjaman masing-masing kelompok (minimal 3 orang) dalam
seminggu 1 x 2 jam selama jam kerja FK UNIMUS (08.00-16.00 WIB), di luar jadwal kegiatan skill
lab rutin.
14. Bila terdapat kerusakan dan/atau kehilangan alat skill lab pada kegiatan Nomor 13, maka kelompok
yang bersangkutan wajib mengganti/ memperbaiki alat tersebut.
15. Bila kerusakan dan atau kehilangan alat skill lab terjadi pada saat kegiatan praktikum regular, maka
kelompok yang bersangkutan wajib mengganti/ memperbaiki alat tersebut sampai dapat digunakan
dan tidak mengganggu kegiatan skill lab.
2
TATA TERTIB PELAKSANAAN SKILL LAB BAGI MAHASISWA (Online)
1. Mahasiswa harus sudah lengkap di kelas (Microsoft Teams) dan siap 5 menit
sebelum pelaksanaan skill lab online
2. Apabila terlambat lebih dari 5 menit masuk kedalam kelas
tidak diperbolehkan mengikuti skill lab online.
3. Presensi mahasiswa wajib 100 % untuk bisa memenuhi persyaratan ujian.
4. Setiap mahasiswa wajib mengenakan jas praktikum dan name tag selama
pelaksanaan skill lab online.
5. Mahasiswa harus sudah mempelajari topik ketrampilan yang akan
diajarkan sebelum pelaksanaan skill lab melalui modul dan video
pembelajaran yang sebelumnya sudah di share oleh pengelola.
6. Penunjukan chief tiap kelompok untuk memastikan lancarnya perkuliahan.
7. Chief bertanggung jawab atas jalannya kelas, (mengingatkan
anggota dan trainer tentang jam dan kelas skills lab)
8. Mewajibkan menyalakan camera dan microfon selama praktikum
skills lab dan mematikan kedua alat tersebut hanya atas ijin trainer
yang mengampu.
9. Sebelum pelaksanaan skill lab akan diadakan pre-test, dan tidak
diperkenankan melakukan kecurangan dalam bentuk apapun. Bagi
mahasiswa yang tidak lulus pre- test akan mengikuti remidi pre-test
sesaat sebelum pelaksanaan skill lab.
10. Setelah pertemuan skills lab pertama akan diadakan penugasan
sesuai materi dan harus dikumpulkan max jam 24.00 H-2 sebelum
pertemuan kedua dimulai
11. Pada pertemuan kedua akan diadakan evaluasi ketrampilan skill lab masing-
masing mahasiswa oleh trainer.
12. Menjaga situasi kondusif selama kegiatan skill lab, tidak membuat gaduh atau
mengobrol antar mahasiswa yang cenderung mengganggu jalannya skill lab online
13. Memperhatikan serta melaksanakan instruksi dan pelatihan yang
diberikan trainer.
3
TATA TERTIB PELAKSANAAN SKILL LAB BAGI TRAINER
TATA TERTIB PELAKSANAAN SKILL LAB BAGI ADMIN DAN LABORAN SKILL LAB
1. Mengelola dan bertanggung jawab terhadap kebutuhan sarana dan prasarana skill lab
antara lain ruangan kelas online dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
kelangsungan pembelajaran
2. Melakukan koordinasi dengan mahasiswa dan trainer terhadap pelaksanaan skill lab.
4
TEKNIS PELAKSANAAN SKILL LAB
Dalam pelaksanaan skill lab, mahasiswa dibagi dalam rombongan belajar (rombel), dimana
setiap rombel terdiri dari 9-10 orang. Skill lab dibimbing oleh dokter sebagai instruktur pembimbing
yang sebelumnya telah dilatih ketrampilannya melalui Training of Trainer (ToT). Dalam masa
pandemic covid-19 skill lab dilakukan secara hybrid yaitu sebagian dilakukan secara offline dan
sebagian secara online sesuai pembagian yang telah dibagi oleh coordinator skill lab.
Alur kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan jalannya skill lab diatur oleh
koordinator skill lab. Koordinator skill lab membawahi laboran skill lab yang mempunyai anggota 1
atau lebih laboran yang bertugas dalam pelaksanaan skill lab, perawatan serta penggunaan sarana
dan prasarana skill lab.
Pada setiap blok terdapat beberapa topik ketrampilan yang harus dipelajari sebelumnya oleh
mahasiswa.
Sebelum pelaksanaan skill lab dilakukan Pre-test. Pre-test dilakukan pada setiap topik di
pertemuan pertama.
Kelulusan pre-test sebagai syarat mahasiswa untuk dapat mengikuti kegiatan skillllab di
pertemuan berikutnya.
Bagi mahasiswa yang TIDAK LULUS PRE-TEST tidak diperbolehkan mengikuti skilllab di
pertemuan pertama dan wajib melakukan Inhal Pre-test terlebih dahulu dengan berkoordinasi
kepada Koordinator Skilllab, Laboran Skilllab atau Admin Skilllab.
Satu topik ketrampilan dilaksanakan sebanyak 2 x pertemuan (1 pertemuan = 2 tatap muka
(TM)/2x60 menit).
Dalam pelaksanaannya:
1. Mahasiswa saling berpasangan (secara bergantian) memberi penjelasan dan melakukan
prosedur ketrampilan dengan menjelaskan langkah demi langkah yang dikerjakan
berdasarkan topik dan cheklist
Waktu : 1/2 x 2 jam = 60 menit
2. Feedback dan Penilaian : Memberi kesempatan kepada mahasiswa lain untukmemberi
komentar penjelasan sekaligus trainer memberi nilai berdasarkan cheklist
Waktu : 1/3 x 2 jam = 40 menit
3. Membacakan refleksi diri (dari hasil komentar) pada tiap mahasiswa serta trainer
memberikan Feedback mengenai rencana tindak lanjut sebagai perbaikan
Waktu : 1/6 x 2 jam = 20 menit
5
INHAL MAHASISWA
1. INHAL Diperuntukan Bagi Mahasiswa yang tidak lulus pre test, Ijin saat Skilll Lab,
serta mendapat Musibah atau keperluan lain.
Musibah atau keperluan yang dimaksud adalah :
a. Sakit (dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter)
b. Orangtua, saudara kandung, istri/suami, anak kandung mengalami sakit/
meninggal dunia (dibuktikan dengan surat keterangan sakit/ kematian)
c. Mahasiswa yang izin untuk menjadi delegasi mengikuti kegiatan universitas/
fakultas (dibuktikan dengan surat tugas)
d. Pernikahan keluarga inti ( dibuktikan dengan surat dari orang tua.).
2. Bagi Mahasiswa yang Tidak Lulus Pre test HARUS mengikuti INHAL Pre-Test
dengan trainer yang sudah ditentukan. (Batas Waktu INHAL Pre test adalah sebelum
pelaksanaan skilllab di pertemuan kedua)
3. Koordinasi INHAL Pre test langsung dengan bagian skills lab atas persetujuan
Koordinator Skill Lab (dr. Susilo Budi P.,M.Kes).
4. Bagi Mahasiwa yang ijin Skill Lab karena mendapat musibah atau keperluan lain,
harus segera menyerahkan Surat ijin Asli/copy tersebut (sesuai ketentuan nomor 1
point a,b,c,d) kepada Koordinator Skill Lab (tidak diberikan ke Trainer / dititipkan
melalui mahasiswa) sebagai syarat permohonan INHAL Non Pre test.
5. Surat ijin yang sudah mendapatkan ACC INHAL dapat langsung diserahkan ke
bagian skill lab untuk keperluan koordinasi jadwal INHAL Non Pre test.
6. Untuk Pendaftaran INHAL Non Pre test Maksimal 2 (dua) minggu terhitung mulai
dari tanggal mahasiswa Tidak Masuk / Ijin Skill Lab dan telah mendapatkan ACC dari
Koordinator Skill Lab.
6
TERTIB UJIAN OSCE SKILL LAB (Offline)
7
TATA TERTIB UJIAN OSCE SKILL LAB (ONLINE)
8
MODUL KETRAMPILAN REPRODUKSI
TOPIK 1 :
pemasangan IUD &pemasangan kb implant (3 TM)
TOPIK 2 :
Ante Natal Care (3 TM)
TOPIK 3 :
Anamnesis dan Pemeriksaan Ginekologik (2 TM)
TOPIK 4 :
pap smear (2 TM)
9
TOPIK 1
PEMASANGAN IUD
TUJUAN
Tujuan Intuksional Umum ( TIU ) :
Mahasiswa mampu melakukan teknik pemasangan IUD dengan benar.
Tujuan Intrusional Khusus ( TIK ) :
1. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan, indikasi dan kontra indikasi
pemasangan IUD dan implan.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemasangan IUD dengan benar.
3. Mahasiswa mampu mengetahuidan menjelaskan teknik pemasangan implan
dengan benar.
4. Mahasiswa mampu menerapkan teknik komunikasi yang benar pada prosedur
pemasangan IUD.
Pendahuluan
Macam-Macam Metode Kontrasepsi :
I. Metode Sederhana
1. Tanpa KB
a) KB Alamiah = Natural Family Planning / Fertility Awareness Methods,
Periodik Abstinens / Metode Rhytem / Pantang Berkala
Metode Kalender (Ogino-Knaus)
Metode suhu badan basal (Termal)
Metode lendir serviks (Billings)
Metode simpto-termal
b) Coitus interruptus
2. Dengan alat
a) Mekanis (barrier)
Kondom pria
Barrier intra vaginal : Diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita
b) Kimiawi : Spermisid (vaginal cream, foam, jelly, suppositoria, tablet/busa,
soluble film)
II. Metode Modern
1. Kontrasepsi Hormonal
a) Per oral : pil oral kombinasi (POK), mini pil, morning after pil
b) Injeksi/suntikan :DMPA,NET-EN,Microspheres, Microcapsules
c) Sub kutis : implant (alat kontrasepsi bawah kulit = AKBK)
Implant non biodegradable (norplant, norplant-2, ST-1435, implanon)
Implant biodegradable (Capronor, Pellets)
10
2. Intra Uterine Devices (IUD, AKDR)
3. Kontrasepsi mantap :
a) Pada wanita :
Penyinaran : Radiasi sinar x, Radium, Cobalt, sinar laser, dll.
Operatif (MOW) : Ligasi tuba fallopii, elektrokoagulasi tuba fallopii,
fimbriektomi, salpingektomi, ovarektomi bilateral, histerektomi,
fimbriotexy (fimbrial cap), ovariotexy
Penyumbatan tuba fallopii secara mekanis :
Penjepitan tuba fallopii : Hemoclip, tubal band/falope ring/yoon
band, spring loaded clip, filshie clip
Solid plugs (intra tubal devices) : solid silastric intra tubal device,
polyethylene plug, ceramic and proplast plugs, Dacron and Teflon
plugs
Penyumbatan tuba fallopii secara kimiawi : phenol (carbonic acid)
compounds, quinacrine, methyl-2-cyanoacrylate (MCA), Ag-nitrat,
gelatin-resorcinol formaldehyde (GRF), ovabloc
b) Pada pria :
Operatif (MOP) : vasektomi/vasektomi tanpa pisau (VTP)
Penyumbatan vas deferens secara mekanis : vaso-clips, plugs, intra vas
devices, vas values
Penyumbatan vas deferens secara kimiawi : quinacrine, ethanol, Ag-
nitrat
Penapisan Klien
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode kontrasepsi
(misalnya pil KB, suntikan atau AKDR) adalah untuk menentukan apakah ada :
Kehamilan
Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus
Masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang membutuhkan
pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut
Untuk sebagian besar klien keadaan ini bisa diselesaikan dengan cara
anamnesis terarah, sehingga masalah utama dapat dikenali atau kemingkinan
hamil dapat disingkirkan. Tanyakan kepada klien hal-hal di bawah ini, bila semua
jawaban klien adalah tidak, klien yang bersangkutan bisa memakai metode yang
diinginkannya.
11
CHECKLIST IUD
14
11. Tentukan posisi dan kedalaman rongga uterus
12. Keluarkan sonde dan ukurkan kedalaman
rongga uterus pada tabung inserter yang masih
berada di dalam kemasan sterilnya dengan
menggeser leher biru pada tabung inserter,
kemudian buka seluruh plastik penutup
kemasan
13. Keluarkan inserter dari tempat kemasannya
tanpa menyentuh permukaan yang tidak steril
(no touch technique), hati-hati jangan sampai
pendorongnya terdorong (lengan IUD akan lepas
dari inserter) atau pendorongnya terjatuh
14. Pegang inserter sedemikian sehingga leher biru
dalam posisi horizontal (sejajar arah lengan
IUD), kemudian masukkan tabung inserter
secara hati-hati (no touch technique) ke dalam
uterus sampai leher biru tersebut menyentuh
serviks atau sampai terasa adanya tahanan
15. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong
dengan satu tangan
16. Lepaskan lengan IUD dengan menggunakan
teknik withdrawal yaitu menarik keluar tabung
inserter sampai pangkal pendorong dengan
tetap menahan pendorong (pendorong tidak
boleh bergerak)
17. Keluarkan pendorong dari tabung inserter,
kemudian inserter didorong kembali ke serviks
sampai leher biru menyentuh serviks atau
terasa adanya tahanan (langkah ini akan
menempatkan kedua lengan IUD tepat di ujung
kavum uteri)
18. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan
gunting benang IUD kurang lebih 3-4 cm dari
serviks
19. Keluarkan seluruh tabung inserter
20. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati
21. Periksa serviks, dan bila ada perdarahan dari
tempat bekas japitan tenakulum, tekan dengan
kasa selama 30-60 detik
15
22. Keluarkan spekulum dengan hati-hati
23. Tindakan Pasca Pemasangan
24. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
untuk dekontaminasi
25. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai
lagi (kasa, sarung tangan sekali pakai) ke tempat
yang sudah disediakan. Untuk sarung tangan
pakai ulang celupkan kedua tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, kemudian lepaskan dengan cara
membeliknya dan rendam dalam larutan klorin
tersebut
26. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan
dengan kain atau handuk bersih
27. Buat rekam medik dan lengkapi kartu IUD untuk
klien. Lakukan pencatatan pada buku
register/catatan akseptor.
28. Diakhiri dengan ucapan alhamdulillaah dan
terimakasih atas kerjasamanya serta
mendoakan semoga berhasil baik.
Pencabutan IUD
Pencabutan IUD
Kegiatan Score
0 1 2 3
Tindakan Pra Pencabutan
1. Jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilakan
klien untuk mengajukan pertanyaan
2. Persiapkan peralatan yang diperlukan
3. Cuci tangan dengan air dan sabun
4. Lampu periksa dipasang dan dinyalakan
Tindakan Pencabutan
5. Mengawali tindakan dengan bismillah
6. Pakai sarung tangan baru (sekali pakai) atau
sarung tangan (pakai ulang) yang steril atau DTT
dengan cara aseptic
7. Pasang spekulum vagina yang diolesi lubrikan
16
untuk melihat serviks
8. Usap vagina dan serviks dengan larutan
antiseptik (misalnya povidon iodine 10%) 2
sampai 3 kali
9. Jepit benang yang dekat serviks dengan klem
10. Tarik keluar benang IUD dengan perlahan untuk
mengeluarkan IUD
11. Tunjukkan IUD tersebut kepada klien
12. Keluarkan spekulum dengan hati-hati
13. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk
dekontaminasi
14. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi
(kasa, sarung tangan sekali pakai) ke tempat yang
sudah disediakan. Untuk sarung tangan pakai
ulang celupkan kedua tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, kemudian lepaskan dengan cara
membeliknya dan rendam dalam larutan klorin
tersebut
15. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan
dengan kain atau handuk bersih
16. Buat rekam medik tentang pencabutan IUD,
lakukan pencatatan pada buku register/catatan
akseptor.
17. Diakhiri dengan alhamdulillaah dan
menyampaikan hasil tindakkannya.
Keterangan :
0 = tidak dilakukan :
1 = dilakukan, < 50% benar ;
2 = dilakukan >50% benar
3 = dilakukan dengan sempurna
Penilaian ketrampilan : (Σ skor seluruh aspek yg dinilai) x 100
Σ maksimal skor
17
Lembar Kerja I
Pap Smear dan Pemasangan IUD (Pertemuan 1)
18
Lembar Kerja 2
Pemasangan IUD (Pertemuan 2)
19
Daftar Pustaka
20
KB IMPLANT
TUJUAN
Tujuan Intuksional Umum ( TIU ) :
Mahasiswa mampu melakukan teknik pemasangan dan pelepasan Implat dengan
benar.
Tujuan Intrusional Khusus ( TIK ) :
1. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan, indikasi dan kontra indikasi
pemasangan implan.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemasangan implant dengan benar.
3. Mahasiswa mampu menerapkan teknik komunikasi yang benar pada prosedur
pemasangan Implan.
Pendahuluan
Implan adalah alat kontrasepsi yang sisisipkan dibawah permukaan kulit. Berupa tabung
berisi hormon levonorgestrel (Norplant), etonorgestrel (implanon)
Cara Kerja :
Hormon berada pada tabung silastikyang dilepaskan perlahan ke pembuluh darah melalui
proses difusi. Implant/norplant terdiri dari 6 tabung yang mempunyai masa kerja 5 tahun.
Sedangkan implanon berupa sebuah tabung yang mempunyai masa kerja 3tahun
Mekanisme pencegahan kehamilan :
16. Mencegah ovulasi
17. Membuat endometrium tidak siap nidasi
18. Mempertebal lender cervix
19. Menipiskan lapisan endometerium
Efektivitas
kegagalan klinis : 0,2%
Kegagalan praktek : 1-3 %
Keuntungan Implant.
- Tidak menekan produksi ASI.
- Praktis, efektif.
- Tidak ada faktor lupa.
- Masa pakai panjang.
- Membantu mencegah anaemia.
- Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan.
- Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.
21
Kekurangan Implant
- implant harus ditanam dan diangkat oleh petugas kesehatanyang terlatih
- mahal
- mengganggu pola haid
- terlihat dibawah kulit
Pemasangan implant.
Pemasangan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerak. Berdasarkan
penelitian, lengan kiri merupakan tempat terbaik untuk pemasangan, yang
sebelumnya dilakukan anaestesi lokal.
Kontraindikasi.
- Hamil atau diduga hamil.
- Tumor.
- Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, kencing manis.
Efek samping.
Pada dasarnya keluhannya sama dengan kontrasepsi suntik yaitu.
- Gangguan haid.
- Jerawat.
- Perubahan libido.
- Keputihan.
- Perubahan berat badan
- dll.
22
Check List Implant
24
lebih dari 2 cc)
19. Tunggu 2-3 menit, lakukan uji efek anestesinya sebelum
melakukan insisi pada kulit
20. Buat insisi dangkal di kulit selebar ±2 mm dengan bisturi
(sebagai alternatif, langkah ini dapat digantikan dengan
menusukkan trokar langsung ke lapisan di bawah kulit/sub
dermal)
21. Masukkan ujung trokar melalui tempat insisi dengan sudut
yang agak besar (± 300 permukaan kulit)
22. Setelah ujung trokar menembus kulit, ubah sudut trokar
menjadi sejajar kulit (bila langkah ini dikerjakan dengan
benar, kulit akan terangkat)
23. Masukkan terus trokar sampai sedikit melewati batas tanda
pertama (pada pangkal trokar) tepat berada pada pada luka
insisi
24. Masukkan pendorongnya kedalam trokar, kemudian dorong
kapsul yang pertama yang sudah terdapat didalam trokar,
dengan cara tahan pendorong di tempatnya dengan satu
tangan, dan tarik trokar keluar sampai mencapai pegangan
pendorong (dengan teknik ini batang implant akan
tertinggal di bawah kulit sesuai yang direncanakan)
25. Tarik trokar dan pendorongnya secara bersama-sama
sampai batas tanda kedua (pada ujung trokar) terlihat pada
luka insisi, jangan mengeluarkan trokar dari tempat insisi
26. Tahan kapsul yang telah terpasang dengan satu jari dan
masukkan kembali trokar, ulangi lagi langkah 23-25
27. Raba kapsul untuk memastikan kedua kapsul implant telah
terpasang (keduanya kira-kira membentuk sudut 15-300)
28. Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada
jauh dari insisi (ujung implant tidak boleh menyembul di
luka insisi)
Tindakan Pasca Pemasangan
25
penuh, bakar atau kubur
7. Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit untuk dekontaminasi, pisahkan trokar dari
pendorongnya
8. Buang peralatan yang sudah tidak terpakai lagi ke
tempatnya (kasa, kapas, sarung tangan/alat suntik sekali
pakai)
9. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin, kemudian buka dan rendam selama 10
menit
10. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan
dengan handuk atau kain bersih
11. Buat rekam medik tentang pemasangan implant, lakukan
pencatatan pada buku register/catatan akseptor
12. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum
memperbolehkan klien pulang
13. Edukasi
14. Profesionalisme
26
atau handuk bersih
11. Pakai sarung tangan steril atau DTT (bila terdapat bedak di
sebelah luar sarung tangan, hapus bedak dengan
menggunakan kasa yang telah dicelupkan ke dalam air steril
atau DTT)
12. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik,
gerakkan kea rah luar secara melingkar seluas 8-13 cm dan
biarkan kering
13. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT di sekeliling
lengan klien
Pencabutan Kapsul dengan Teknik Standar
14. Tusukkan jarum semprit di kulit tepat di lokasi insisi pada
kulit nantinya akan dilakukan
15. Suntikkan anestesi local (lidokain 1%-2%) 0,3-0,5cc tepat di
bawah kulit (intradermal) pada tempat insisi yang telah
ditentukan, sampai kulit sedikit menggelembung
16. Teruskan penusukan jarum ke lapisan di bawah kulit
(subdermal) di bawah ujung akhir dari kapsul sampai
sepertiga panjang kapsul, lakukan aspirasi untuk
meyakinkan bahwa jarum tidak masuk ke pembuluh darah.
17. Suntikkan 0,5-1 cc obat anestesi sambil menarik semprit ke
arah tempat tusukan jarum di kulit tetapi tidak sampai
mencabut seluruh jarumnya (dengan teknik ini, anestesi
local akan merata di sepanjang bawah kulit dan agar kapsul
tetap mudah diidentifikasi dengan perabaan)
18. Tunggu 2-3 menit, uji efek anestesinya sebelum membuat
insisi pada kulit
19. Buat insisi kecil dengan bisturi dengan jarak sekitar 5 mm di
bawah ujung dari kapsul yang terdekat dengan siku
20. Tentukan lokasi kapsul yang termudah untuk dicabut dan
dorong pelan-pelan kea rah insisi hingga ujung dari kapsul
tampak
21. Jepit ujung kapsul dengan klem lengkung (mosquito) dan
bawa ke arah insisi
22. Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya
dengan menggunakan kasa steril atau bisturi
23. Keluarkan kapsul dengan cara menariknya menggunakan
klem atau pinset, taruh pada mangkok yang berisi larutan
klorin 0,5%
24. Lakukan langkah yang sama untuk kapsul berikutnya yang
akan dicabut (bila diperlukan suntikkan lagi anestesi)
Keterangan :
0 = tidak dilakukan :
1 = dilakukan, < 50% benar ;
2 = dilakukan >50% benar
3 = dilakukan dengan sempurna
Penilaian ketrampilan : (Σ skor seluruh aspek yg dinilai) x 100
Σ maksimal skor
27
Lembar Kerja I
Pemasangan Implan (Pertemuan 1)
28
Lembar Kerja 2
Pemasangan Implan (Pertemuan 2)
29
Daftar Pustaka
30
TOPIK 2
Ante natal care
Anamnesis kehamilan
C. Anamnesis Kehamilan.
I. Identitas
Menanyakan identitas penderita dan suami penderita, meliputi :
Nama ( Ny/ Nn)
Alamat
Umur
Pekerjaan
Pendidikan
Suku
Agama
Anamnesis dapat dikerjakan Auto anamnesis atau Alloanamnesis.
II. Sacred Seven
Menanyakan keluhan utama pasien datang (sacred seven dikembangkan
sesuai keluhan pasien,
mis : kenceng-kenceng , keluar darah dari jalan lahir, keluar air dari jalan
lahir, gerak janin sudah tidak terasa,bengkak pada kaki lokasi, kronologis,
onset, kualitas, kuantitas, faktor yg memperberat dan memperingan, gejala
penyerta). Anamnesis gejala kehamilan : Morning Sickness, Emesis / hiper
emesis gravidarum, payudara tegang.
III. Riwayat Haid :
Menarche : pada usia berapa tahun
31
Frekuensi siklus haid rutin
Haid teratur atau tidak
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
IV. Riwayat Menikah :
Menikah berapa kali, berapa lama
Saat ini pernikahan yang ke berapa, sudah berapa lama
V. Riwayat Kehamilan sekarang (ANC) :
Usia kehamilan
Mendapat imunisasi TT?
32
Partus….(berapa kali, spontan/tidak, penolong persalinan, tempat)
Abortus…(berapa kali, usia kehamilan, penyebab)
Masa nifas (lama waktu, ada kelainan atau tidak)
Jumlah anak saat ini…usia anak saat ini
Keadaan anak waktu lahir (jenis kelamin, berat badan lahir, penolong
persalinan, lahir spontan/tindakan, saat ini anak sehat/tidak, riwayat
pemberian ASI)
Riwayat gangguan kehamilan dahulu
Contoh :
Seorang wanita G3P1A1 , anak pertama perempuan lahir di bidan , spontan
BBL : 3000 gr PB : 52 cm , saat ini usia 6 tahun sehat.
Hamil kedua ibu tersebut mengalami keguguran pada bulan keempat
dikuret oleh Sp.OG
Hamil ketiga saat ini
Pada penulisan dalam pencatatan medis :
G3P1A1
1. Perempuan , bidan, spontan, BB: 3000gr PB : 51 cm , sehat
2. Abortus 4 bulan dikuret dr, Sp.OG
3. Hamil ini
VII. Riwayat KB :
Memakai KB apa saja
Pemakaian KB terakhir jenisnya apa, berapa lama
Adakah efek samping yang dikeluhkan menggunakan KB tersebut
(dikaitkan dengan jaraknya kelahiran anak-anaknya , apakah termasuk
kasus “resiko tinggi”)
33
KRITERIA RUJUKAN IBU HAMIL :
Konsultasikan dan rujuk pada kunjungan trimester 1 bila ditemukan
keadaan dibawah ini :
o Hyperemesis
o Perdarahan pervaginam atau spotting
o Trauma
o Tanda tanda syok
Konsultasikan dan rujuk pada kunjungan trimester 2 bila ditemukan
keadaan dibawah ini :
o Gejala yang tidak diharapkan
o Perdarahan pervaginam atau spotting
o Hb slalu berada di bawah 7 gr/dl
o Di duga adanya fetal growt retardation (gangguan pertumbuhan
janin)
o Ibu tidak merasakan gerakan bayi
o Nyeri perut hebat
Konsultasikan dan rujuk pada kunjungan trimester 3 bila ditemukan
keadaan dibawah ini :
o Sama dengan keadaan tanda bahaya pada trimester 2 ditambah
o Tekanan darah di atas systole ≥140 dan atau diastole ≥90 mmHg
o Edema extrimitas
o Diduga kembar atau lebih
34
Checklist Anamnesis Pada Kehamilan :
Catatan :
0 = Tidak Dilakukan
1 = Dilakukan, dengan kesalahan >50%
2 = Dilakukan dengan kesalahan ≤ 50%
3 = Dilakukan dengan sempurna
Penilaian : jumlah seluruh skor x 100%
Skor maksimal
36
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Dengan adanya USG maka sekarang untuk memastikan adanya kehamilan lebih
mudah :
1. Adanya sakus gestasi
2. Adanya fetal plate
3. Adanya bentuk janin
4. Adanya gerakan janin
37
Pemeriksaan pada kunjungan pertama :
a. Tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi, RR)
b. Tinggi badan
c. Berat badan
d. Wajah pucat atau edema, kloasma gravidarum
e. Konjungtiva pucat atau ikterik
f. Mulut / lidah kotor
g. Gingivitis sampai terjadi epulis
h. Hiperpigmentasi
i. Tiroid
j. Pada payudara : tampak pembuluh darah prominen
k. Hiperpigmentasi areola mamma
l. Abdomen : perut membesar, striae gravidarum, bekas operasi, tinggi fundus
uteri, leopold (min.24 minggu),detak jantung janin usg (>8 minggu), Doppler
(>10-12 minggu )
m. Tulang belakang misalnya skoliosis
n. Ekstremitas apakah edema, varises, refleks patela
o. Tampak tanda chadwick
p. Tanda piskacek
q. Tanda hegar
r. Pemeriksaan vulva/perineum untuk menilai adanya kondiloma, tanda-tanda
infeksi, dan lainnya
s. Pemeriksaan untuk menilai adanya hemoroid
t. Pemeriksaan laboratorium untuk menilai kadar hemoglobin, protein urin,
glukosa urin
38
D. Pemeriksaan Kehamilan Trimester II – III
Pemeriksaan kehamilan trimester II-III secara palpasi yang paling lengkap
adalah menurut leopold yang terdiri 4 tahap. Sebagai tahap persiapan, ibu
hamil tidur terlentang dengan tangan disamping badan, penutup perut dibuka
secukupnya, kaki sedikit di tekuk supaya dinding perut agak kendor sedikit.
Pada saat diperiksa, ibu hamil diajak diskusi supaya tidak tegang sehingga
dinding perut bisa lebih lemas lagi. Posisi pemeriksa pada L I, II, III pemeriksa
berdiri disebelah kanan ibu hamil dengan mengahadap muka ibu. L IV
menghadap ke arah kaki ibu.
a) Pemeriksaan Leopold I :
Pemeriksa meghadap muka ibu.kedua telapak tangan ada difundus uteri
untuk meraba apa yang ada didaerah fundus uteri, serta menentukan tinggi
fundus uteri. Bila teraba keras, bulat dan ada balotement ini menunjukkan
39
kepala, sedangkan bokong akan teraba, lunak, bulat, besar dan balotment
negative. Perlu juga dideskripsikan berapa banyak (jumlah) bagian yang
teraba.
Apabila di fundus uteri kosong, terjadi pada letak lintang, maka untuk
menentukan dimana adanya kepala dengan menggunakan pemeriksaan
Leopold II. Dengan mengukur tinggi uteri menggunakan meteran ataupun jari,
maka akan dapat diduga kira- kira berapa usia kehamilan dan berat janinnya.
40
Perkiraaan Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan
3. Berat janin dapat diperkirakan dengan rumus JOHNSON (hanya dilakukan bila
presentasi kepala)
Kepala belum masuk panggul = ( TFU (dalam cm) – 12 ) x 155 gram
Bila telah masuk panggul = ( TFU ( dalam cm) – 11 ) x 155 gram
b) Pemeriksaan Leopold II
41
Pemeriksa menghadap muka pasien dan Kedua telapak tangan dipindahkan
dengan menulusuri samping dinding uterus, bila letak bujur maka punggung
teraba tahanan besar memanjang, dengan pihak yang berlawanan teraba
bagian kecil anak. Dengan mengetahui punggung janin, maka dapat
piperkirakan punctum maksimum DJJ (denyut jantung janin), menggunakan
dopler (mulai usia kehamilan 10-12 minggu) atau fetoscope/laenec (mulai usia
kehamilan 18-22 minggu). DJJ normal 120 - 160x/mnt. Setelah usia kehamilan
32-34 minggu, DJJ meningkat seiring dengan pergerakan bayi. Mulai usia
kehamilan 12-18 minggu, DJJ terdengar di garis tengah pada bagian bawah
perut. Setelah 28 minggu kehamilan, DJJ paling terdengar di punggung atau
dada bayi, tergantung posisi janin.
d) Pemeriksaan Leopold IV
Pemeriksaan ini dilakukan hanya apabila dari pemeriksaan leopold II
ditemukan bagian terbawah dari janin adlah kepala .pasien mengahadap kaki
ibu Dengan menggunakan kedua telapak tangan akan dapat ditentukan apakah
kepala janin sudah masuk PAP.Bila telah masuk, seberapa jauh masuk ke dalam
panggul :
43
Metode lain yang lebih sering dipakai karena lebih akurat dalam menentukan
kepala sudah masuk PAP dan sebarapa jauh masuknya adalah menurut bidang
HODGE. Metode ini dapat dipakai untuk mengevaluasi proses persalinan apakah
sudah sesuai dengan persalinan yang normal atau tidak. Bahkan dapat
menentukan suatu panggul sempit saat masih kehamilan antara 36 – 40
minggu.
1. Bidang H–I (Hodge I) : adalah bidang pintu atas panggul, dengan batas tepi
atas simfisis
2. Bidang H–II (Hodge II) : adalah bidang sejajar H-I setinggi tepi bawah
simfisis
3. Bidang H–III (Hodge III) : adalah bidang sejajar H-I setinggi spina Ischiadica
4. Bidang H–IV (Hodge IV) : adalah bidang sejajar H-I setinggi ujung bawah os.
Coccygis
Pemeriksaan tambahan bila kepala belum masuk panggul pada saat persalinan
untuk menentukan apakah ada suatu CPD ( Cephalo Pelvic Diproportione )
1. Osborn tes : pemeriksaan dari lluar dengan cara kepala dipegang dengan
kemudian dicoba dimasukkan ke PAP, bila tidak dapat masuk dan tingginya 2
jari diatas simpisis maka kemungkinan CPD
2. Muller – Kerr (Fitting Head) : kepala dengan tangan kiri dimasukkan PAP,
Tangan kanan periksa dalam sampai promontoriun–apakah kepala dapat
dimasukkan ke PAP. Bila tak masuk maka ada kecurigaan suatu CPD
44
E. Pemeriksaan Panggul
Pemeriksaan panggul amat penting pada primigravida karena untuk
menilai kemampuan 3P : power Passenger dan Passage yang belum terujii,
sedangkan pada multipara dengan anemnesis yang baik maka dapat
diperkirakan bahwa persalinan yang lalu normal apa tidak.
Pelvis terbagi menjadi 2 bagian, yaitu pelvis mayor dan pelvis minor.
Pelvis mayor terletak di sebelah cranial dari aditus pelvis (di atas linea
terminalis). Pelvis minor disebut pula sebagai pelvis sejati karena dindingnya
dibentuk oleh tulang yang lebih sempurna, terletak di sebelah caudal aditus
pelvis (di bawah linea terminalis). Bentuk pelvis minor berupa saluran dengan
sumbu melengkung ke depan (sumbu Carus). Bidang atas berbentuk bulat
dibatasi pintu atas panggul (pelvic inlet). Bidang bawah dibatasi pintu bawah
panggul (pelvic outlet) dan di antara kedua bidang terdapat pelvic cavity.
Pintu atas panggul berbentuk bulat oval, dengan dibatasi oleh
promontorium, sakrum, linea inominata, ramus superior ossis pubis, dan tepi
atas simfisis. Ada 3 ukuran penting yang melibatkan pintu atas panggul, yaitu :
1. Conjugata vera anatomica diukur dari promontorium ke tepi atas simfisis
ossis pubis, panjang normal rata-rata 11 cm
2. Conjugata vera obstreticadiukur dari promontorium ke tempat yang
paling menonjol dari facies posterior simfisis ossis pubis, panjang rata-rata
10,5 cm
3. Diameter transversajarak terjauh yang ditarik pada linea terminalis
antara dua titik yang sama, panjang rata-rata 13,5 cm.
4. Diameter oblique diukur dari articulatio sacroiliaca ke pecten ossis pubis
sisi yang berlawanan, panjang rata-rata 12,5 cm.
Bidang tengah panggul adalah bidang dengan ukuran terkecil, terletak
setinggi pinggir bawah simfisis, spina iskiadika kiri-kanan dan memotong
45
sakrum sekitar 1-2 cm di atas ujung sakrum. Sulit pengukuran secara klinik.
Kesempitan pintu bawah panggul biasanya disertai kesempitan mid-pelvic.
Pintu bawah panggul terdiri atas 2 bidang segitiga dengan dasar garis yang
menghubungkan kedua tuber iskiadikum kiri-kanan, dan puncak segitiga: ujung
os sakrum, sisi : lig. sakrotuberosum. Segitiga depan : dibatasi oleh arkus pubis.
Terdapat 3 ukuran, yaitu :
1. Conjugata diagonalis, diukur dengan vaginal toucher dari tepi bawah
simfisis ke promontorium, panjang rata-rata 12-12,5 cm
2. Conjugata recta, membentang dari tepi bawah simfisis samapai ujung os
coxygeus, panjang 9-11,5 cm.
3. Diameter transversa adalah jarak antara kedua tepi dorsal tuber
ischiadicum, panjang rata-rata 11 cm.
Hal yang perlu diperhatikan pada waktu melakukan pemeriksaan panggul
dalam :
46
Andaikata ditemukan hal yang abnormal / curiga kesempitan panggul maka
dilanjutkan dengan pemeriksaan panggul dalam, dapat dilakukan saat usia
kehamilan > 36 minggu ataupun saat inpartu.
47
48
Rangkuman ANC Per Trimester
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et all. Williams Obstetrics. McGraw-Hill
Companies. United States of America. 2010.
49
CheckList Pemeriksaan Kehamilan dan ANC
Skor
No. Aspek yang dinilai
0 1 2 3
1. Memberi salam dan memperkenalkan diri serta menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan
2. Cuci tangan dan diawali dengan bismillah (tidak harus
dikeraskan) dan memohon ijin sebelum pemeriksaan
3. Tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi, RR)
Tinggi badan
Berat badan
Wajah pucat atau edema, kloasma gravidarum
Konjungtiva pucat atau ikterik
Mulut / lidah kotor
Gingivitis sampai terjadi epulis
Hiperpigmentasi
Tiroid
Pada payudara : tampak pembuluh darah prominen
Hiperpigmentasi areola mamma
Abdomen : perut membesar, striae gravidarum, bekas operasi.
Tulang belakang misalnya skoliosis
Ekstremitas apakah edema, varises, refleks patela
Tampak tanda chadwick
Tanda piskacek
Tanda hegar
Pemeriksaan vulva/perineum untuk menilai adanya
kondiloma, tanda-tanda infeksi, dan lainnya
Pemeriksaan untuk menilai adanya hemoroid
4. Pemeriksaan leopold :
b. Leopold I
- Pemeriksa menghadap ke muka ibu
- Menentukan tinggi fundus uteri
- Meraba bagian janin yang terletak di fundus dengan
kedua telapak tangan
- Tentukan bagian dari janin yang berada di fundus
kepala/bokong/punggung/ekstrimitas
c. Leopold II
- Pemeriksa menghadap ke muka ibu
- Meraba bagian janin yang terletak disebelah kanan
ataupun kiri uterus
- Tentukan bagian dari janin yang berada di kanan atau
kiri uterus ibu kepala/bokong/punggung/ekstrimitas
d. Leopold III
- Pemeriksa menghadap ke muka ibu
50
- Meraba bagian janin yang terletak dibawah (atas
simpisis) sementara tangan yang lain menahan
fundus untuk fiksasi
- Tentukan bagian dari janin yang berada di bawah
uterus kepala/bokong/punggung/ekstrimitas
e. Leopold IV
- Pemeriksa menghadap ke kaki ibu
- Menentukan apakah kepala janin sudah
masuk/melewati pintu atas panggul (PAP). Dengan
mendindingi bagian terbawah janin kita tentukan
posisi tangan, apakah konvergen berarti kepala janin
belum masuk PAP atau sebagian kecil masuk PAP ,
divergen berarti kepala janin sudah masuk PAP,
apakah sejajar setengah kepala janin sudah masuk
PAP
Catatan :
0 = Tidak Dilakukan
1 = Dilakukan, dengan kesalahan >50%
2 = Dilakukan dengan kesalahan ≤ 50%
3 = Dilakukan dengan sempurna
Penilaian : jumlah seluruh skor x 100%
Skor maksimal
51
Lembar Kerja
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN ( Pertemuan 1 )
52
Lembar Kerja
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN ( Pertemuan 2 )
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et all. Williams Obstetrics. McGraw-Hill
Companies. United States of America. 2010.
53
TOPIK 3
TOPIK 3
ANAMNESIS GINEKOLOGI
ANAMNESIS
54
Lokasi
Karakter
Konsekuensi nyeri terhadap pasien
Apakah sudah sembuh, lalu kambuh lagi
e. Massa pada pelvis atau genital
f. Kehamilan
E. OBSGYN REVIEW
a. Obstetric history
Riwayat kehamilan
Patient parity (jumlah anak)
b. Gynecologic history
Waktu mens
Menstrual flow pattern dgn KATAMINIA (gambaran haid selama 3 bulan)
cervical sitologi dan mammogram
Previous history
Info tambahan
c. Sexual history
Aktif berhubungan sex?
Apakah saat berhubungan anda merasa puas?
Apakah partner anda merasa puas?
F. REVIEW OF SYSTEM
a. Gastrointestinal
b. Urinary
c. Endokrin dan metabolik
d. Kardiovaskuler
e. Hematologi
55
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et all. Williams Obstetrics. McGraw-Hill
Companies. United States of America. 2010.
56
Check list Ketrampilan Anamnesis Ginekologi
57
Apakah saat berhubungan anda merasa puas?
Apakah partner anda merasa puas?
Review of System :
a. Gastrointestinal
b. Urinary
4.
c. Endokrin dan metabolik
d. Kardiovaskuler
e. Hematologi
5. Menanyakan tentang Riwayat Penyakit Dahulu
Menanyakan tentang Riwayat Penyakit Keluarga
6. Riwayat penyakit pada organ reproduksi ( Ca servix )
58
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Tinjauan Pustaka
Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan
secara bimanual atau memakai spekulum untuk menentukan atau mengetahui
kondisi organ genitalia, berkaitan dengan upaya penentuan ada tidaknya kelainan
di organ tersebut. Tujuan pemeriksaan gunekologi :
1. Memberikan suatu panduan pemeriksaan ginekologi sederhana dan lengkap.
2. Meningkatkan kemampuan klinik dan keterampilan para dokter.
3. Memberikan perlindungan kepada dokter dari kesalahan prosedur.
4. Melindungi pasien dari tindakan yang merugikan atau malpraktik dokter.
59
Bila dijumpai kelemahan dinding belakang kemungkinan adanya suatu rektokel,
sedangkan kelemahan dinding depan kemungkinan adanya sistokel. Penderita
dianjurkan meneran dan perhatikan apakah ada penurunan serviks.
Macam-macam spekulum :
• Spekulum cocorbebek
• Spekulum sims
• Spekulum silindris (jarang digunakan)
60
Alat-alat dan perlengkapan :
• Sarung tangan
• Spekulum sims dan cocorbebek
• Cunam kapas(korentang) untuk membersihkan vagina dan portio uteri
• Kateter nelaton/kateter logam
• Kapas sublimat/lisol
• Kaca benda untuk pemeriksaan GO dan sitologi vagina
• Kapas lidi untuk pemeriksaan GO,trikomoniasis,dan kandidasis
• Botol kecil berisi larutan garam fisiologik untuk pemeriksaan sediaan segar
pada persangkaan trikomoniasis dan kandidasis
• Cunam portio(tenaculum,kogeltang)
• Sonde uterus
• Mikrokuret
Prosedur :
• Penderita posisi litotomi di atas meja ginekologi
• Tangan pemeriksa disterilkan lalu memakai sarung tangan steril.
• Pilih speculum cocor bebek (bivalve speculum) yang sesuai.
• Jelaskan pada penderita alat yg digunakan dan langkah-langkahnya.
• Sebelum memasukkan speculum, penderita dianjurkan inspirasi dalam
sehingga mengurangi kontraksi vagina.
• Jari tangan kiri membuka labia majora sehingga muara vagina tampak. Bila
muara vagina kering, gunakan lubrikasi dan masukkan speculum dengan posisi
miring/vertical secara perlahan dan tegas ke arah posterior hingga puncak
vagina.
• Kemudian putar pegangan speculum secara perlahan sehingga pegangan
speculum dalam posisi di posterior atau kunci dalam posisi horizontal buka
speculum sehingga tampak dengan baik dan speculum dikunci.
• Lakukan penilaian pada vagina.
• Perhatikan bentuk serviks.
61
• Posisi Litotomi
• Vulva uretra vagina (V/U/V), perineum,anus
• Inspeksi bentuk,warna,pembengkakan?
• Fluor albus,warna,bau,darah?
• Hymen utuh,klitoris normal?
• Pertumbuhan rambut pubis
• Peradangan ,iritasi kulit,eksem,tumor?
• Orificium uretra eksternum merah,nanah,polip,mioma geburt?
62
Pemeriksaan Bimanual
Pemeriksaan Bimanual :
• Dilakukan dengan kedua tangan ,2 atau 1 dimasukkan dalam vagina atau
rektum,tangan yang lain di dinding abdomen.
• Posisi litotomi
• Pemeriksa di depan vulva dengan memakai sarung tangan
• Vulva dibersihkan dengan kapas sublimat/detol
• Perabaan vulva dan perineum
• Perabaan vagina dan dasar panggul
• Perabaan servik
• Perabaan korpus uteri
• Perabaan parametriun dan adneksum
63
• Polip/tumor (kista saluran muller, karsinoma primer, metastasis
koriokarsinoma)
• Benda asing, kelainan bawaan spt septum vagina.
• Apa puncak vagina teraba kaku oleh jaringan parut, karsinoma servisis uteri tk
II,III.
64
Pemeriksaan Rektovaginal
Tujuan :
Memastikan hasil pemeriksaan colok vagina yang masih meragukan guna
mengetahui posisi dan besar uterus pada penderita obesitas.
Menambah informasi bila dicurigai adanya tumor yang mengadakan
perlekatan dengan rectum.
Prosedur :
• Sebaiknya usus besar dalam keadaan kosong.
• Masukkan jari tengah ke dalam rectum dan jari telunjuk secara pelan. Anjurkan
penderita bernafas melalui mulut.
• Jaringan antara kedua jari disebut rektovaginal, memiliki ketebalan 2-4 mm.
• Tekan pelan ke arah posterior dan lebih dalam tangan yang ada di dinding
abdomen, dan jari yang ada di vagina menekan ke anterior.
• Jari yang di rectum tekan ke anterior untuk merasakan dinding belakang
uterus sampai fundus uteri dan bagaimana hubungan antara uterus dan
rectum.
• Periksa apakah ada bagian yang sakit, adakah tumor di kavum Douglas.
Khusus pada kasus kanker serviks, pemeriksaan parametrium dapat juga
dilakukan melalui pemeriksaan rektovaginal.
65
66
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et all. Williams Obstetrics. McGraw-Hill
Companies. United States of America. 2010.
67
Check list Ketrampilan Pemeriksaan Ginekologi
Palpasi
mons pubis (nyeri tekan, massa)
vulva (nyeri tekan, massa)
68
labia mayora (nyeri tekan, massa)
Pisahkan labia mayora dengan 2 jari untuk
melihat labia minora, klitoris, muara uretra
dan vagina.
labia minora (nyeri tekan, massa)
ostium urethra externum (nyeri tekan, massa)
Lakukan pemeriksaan pada kelenjar Skene
dan muara uretra. (nyeri tekan, massa)
Palpasi kelenjar Bartholini di sebelah kanan
kiri tepi bawah muara vagina (jam 4-5 dan jam
7-8) dengan ibu jari dan telunjuk secara
perlahan dan tegas. (nyeri tekan, massa)
Perineum (nyeri tekan, massa)
Pemeriksaan Spekulum :
Persiapan alat dan nyalakan lampu ginekologi
• Penderita posisi litotomi di atas meja ginekologi
• Tangan pemeriksa disterilkan lalu memakai
sarung tangan steril.
• Pilih speculum cocor bebek (bivalve speculum)
yang sesuai.
• Jelaskan pada penderita alat yg digunakan dan
langkah-langkahnya.
• Sebelum memasukkan speculum, penderita
dianjurkan inspirasi dalam sehingga
mengurangi kontraksi vagina.
• Jari tangan kiri membuka labia majora sehingga
2.
muara vagina tampak. Bila muara vagina kering,
gunakan lubrikasi dan masukkan speculum
dengan posisi miring/vertical secara perlahan
dan tegas ke arah posterior hingga puncak
vagina.
• Kemudian putar pegangan speculum secara
perlahan sehingga pegangan speculum dalam
posisi di posterior atau kunci dalam posisi
horizontal buka speculum sehingga tampak
dengan baik dan speculum dikunci.
• Lakukan penilaian pada introitus vagina (rugae?
inflamasi? tumor? darah? discharge?)
• Lakuan penilaian pada portio dan serviks
69
(posisi serviks? massa? Warna mukosa? Tanda
inflamasi? OUE terbuka? keluar darah, discharge
atau jaringan dari OUE?)
• lepaskan speculum dan letakkan pada larutan
klorin
Pemeriksaan Bimanual :
• Pemeriksa mencuci tangan dan memakai hand
sccon baru
• Posisi masih berada di posisi litotomi
• Dilakukan dengan kedua tangan, 1
dimasukkan dalam vagina, tangan yang lain
fikassi uterus di dinding abdomen.
• Pemeriksa di depan vulva dengan memakai
sarung tangan
• Vulva dibersihkan dengan kapas sublimat
• Perabaan vulva dan perineum (massa? nyeri
3.
tekan? tanda inflamasi?)
• Perabaan vagina dan dasar panggul (perabaan
licin? Rugae? Massa?)
• Perabaan servik (posisi? Bentuk? Konsistensi?
Massa? Mobilitas? Nyeri goyang portio?)
• Perabaan korpus uteri (ukuran? Bentuk?
Konsistensi? Mobilitas? Massa? Nyeri?)
• Perabaan parametriun dan adneksum (massa?
Nyeri? Mobilitas?)
• Perabaan cavum douglass (Nyeri? Massa?
Undulasi/fluktuasi?)
Pemeriksaan Rektovaginal:
• Pemriksaan dilakukan dengan adanya indikasi.
(susah menentukan posisi uterus, adanya
massa di septum rectovaginal)
• Sebaiknya usus besar dalam keadaan kosong.
• Masukkan jari tengah ke dalam rectum dan jari
4.
telunjuk secara pelan. Anjurkan penderita
bernafas melalui mulut.
• Jaringan antara kedua jari disebut
rektovaginal, memiliki ketebalan 2-4 mm.
• Tekan pelan ke arah posterior dan lebih dalam
tangan yang ada di dinding abdomen, dan jari
70
yang ada di vagina menekan ke anterior.
• Jari yang di rectum tekan ke anterior untuk
merasakan dinding belakang uterus sampai
fundus uteri dan bagaimana hubungan antara
uterus dan rectum.
• Periksa apakah ada bagian yang sakit, adakah
tumor di kavum Douglas. Khusus pada kasus
kanker serviks, pemeriksaan parametrium
dapat juga dilakukan melalui pemeriksaan
rektovaginal.
Menutup dengan hamdallah sebelum konmukasi
hasil pemeriksaan dan edukasi
Jumlah
Catatan :
0 = Tidak Dilakukan
1 = Dilakukan, dengan kesalahan >50%
2 = Dilakukan dengan kesalahan ≤ 50%
3 = Dilakukan dengan sempurna
71
Lembar Kerja
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI ( Pertemuan 1 )
72
Lembar Kerja
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI ( Pertemuan 2 )
73
LAMPIRAN (HARUS SELALU DILAKUKAN SAAT MEMERIKSA PASIEN) :
B. PERILAKU PROFESIONAL
Meminta izin secara lisan berikut :
- Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
- Memperhatikan kenyamanan pasien
- Melakukan tindakan sesuai prioritas
- Menunjukan rasa hormat kepada pasien
74
TOPIK 4
PAP SMEAR
TUJUAN
Tujuan Intuksional Umum ( TIU ) :
mahasiswa mampu melakukan teknik pemeriksaan Pap Smear dengan benar.
Tujuan Intrusional Khusus ( TIK ) :
1. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan dan indikasi pemeriksaan Pap Smear.
2. Mahasiswa mampu melakukan dan menerapkan pemeriksaan Pap Smear pada
kasus-kasus tertentu dengan benar.
3. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip asepsis antisepsis dengan benar
Dasar Teori
Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dikembangkan oleh Dr.
George N. Papanicalaou untuk penapisan awal dari gejala kanker leher rahim. Pap
smear merupakan pemeriksaan sitologi eksfoliative dengan memeriksa sel-sel
epitel cervix yang lepas. Pemeriksaan ini lebih mudah, murah, sederhana, aman
dan akurat. Di negara maju, skrinning Pap Smearterbukti dapat menemukan lesi
prakanker, menurunkan insiden dan menurunkan angka kematian akibat kanker
serviks sampai 70-80%.
Tujuan tes Pap adalah menemukan sel abnormal atau sel yang dapat
berkembang menjadi kanker termasuk infeksi HPV. Kanker serviks merupakan
penyakit menular seksual, bila penyakit prakanker/ displasia ditemukan lebih dini
kemungkinan angka penyembuhan mencapai 80-90 % tergantung beratnya lesi
dan cara pengobatannya.
75
Alur Pemeriksaan Pap Smear
Pengambilan sampel dapat dilakukan oleh dokter umum, dokter spesialis
maupun bidan/ para medis.Sedangkan yang memproses sampel adalah analis/
teknisi laboratoriun dan yang mendiagnosa hasil adalah ahli patologi anatomi
(dokter spesialis PA).
Sampel / Bahan yang Diperiksa
Bahan yang dapat dijadikan sampel adalah dari cervical/ vaginal smear,
sputum, bronchial washing/ brushing, nasopharyngeal smear/ washing/ brushing,
urin, cairan lambung/ pleura/ ascites/ sendi, liquor cerebrospinal, aspirat AJH,
inprint neoplasma. Sampel yang biasa digunakan adalah dari cervical/ vaginal
smear.
Sarana Prasarana yang Diperlukan dalam Pap Smear
Sarana prasarana yang diperlukan dalam pemeriksaan pap smear antara lain :
Ruangan khusus
Meja ginekologi
Tenaga ahli dan terampil
Spekulum steril
Peralatan yang menunjang untuk pemeriksaan pap smear (spatula, cytobrush,
obyek glass, cairan untuk fiksasi, tabung fiksasi, mikroskop)
Alat tulis (misal spidol marker, label, pensil)
76
Formulir pap smear, medical records
Laboratorium sitologi dengan petugas terampil/ ahli dalam
menginterpretasikan hasil
Transportasi pengiriman hasil pap smear
Sistem informasi untuk meyakinkan klien dalam melakukan kunjungan ulang,
kualitas sistem asuransi untuk memaksimalkan keakuratan.
Fiksasi Sampel
Fiksasi sampel adalah cara mengawetkan sampel dengan bahna kimia tertentu
agar sel yang terkandung dalam sampel tidak rusak/ lisis. Bahan kimia untuk
fiksasi antara lain : alkohol 96 %, alkohol 70 %, methanol, alkohol 50 %, either –
alkohol 95 %. Bahan kimia yang biasa digunakan untuk fiksasi sampel adalah
alkohol 96%.
Alat Pengambilan Sampel
Alat pengambilan sampel untuk pap smear dengan menggunakan spatula yang
dapat terbuat dari kayu maupun plastik. Jenis spatula antara lain : cervix brush,
cytobrush, plastic spatula, maupun wooden spatula.
Teknik pemeriksaan Pap smear
Dua hari menjelang pemeriksaan, ibu dilarang melakukan senggama maupun
memakai obat-obatan yang dimasukkan ke dalam liang senggama.
Waktu yang baik untuk pemeriksaan adalah beberapa hari setelah selesai
menstruasi.
Terlebih dahulu mengisi informed consent dan formulir Pap Smear secara
lengkap dan sesuaikan dengan nomor urut pengambilan.
Ibu dalam posisi litotomi, pasang spekulum vagina tanpa menggunakan pelicin,
dan tanpa melakukan periksa dalam sebelumnya.
Setelah portio tampak, maka spatula dimasukkan ke dalam kanalis servikalis
dan permukaan cerviks, lalu spatula diputar 360° searah jarum jam.
Lendir yang didapat dioleskan pada objek glass berlawanan arah jarum jam.
Apusan hendaknya dilakukan sekali saja, lalu difiksasi atau direndam dalam
larutan alkohol 96% selama 30 menit.
Sediaan dapat dikirim secara basah (tetap direndam dalam alkohol) atau
dikirim secara kering dengan mengeringkan sediaan setelah direndam dalam
alkohol.
Selanjutnya sediaan tadi dikirim ke Ahli Patologi Anatomi untuk diperiksa.
Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembuatan Sediaan Apus
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan apus adalah membuat
sediaan apusan tipis merata; segera fiksasi sesuai metode pewarnaan PAP;
membuat sediaan sedikit mungkin mengandung darah; menjaga kebersihan obyek
glass yang digunakan; menghindari bahan kimia yang merusak sel; menyiimpan
77
ditempat yang bersih, kering dan aman; memberi label pada obyek glas yang
digunakan.
Daftar Pustaka
1. Soebroto, JB. Interpretasi Pap Smear, Refresing Pap Smear Bagi Bidan, Yayasan
Kanker Indonesia Cabang D.I. Yogyakarta, 2007.
2. Suwiyoga, Ketut, Tes HPV sbg Skrinning Alternative Kanker Serviks. Sub Divisi
Gineko-Onkologi Bag. Obsgin , FKU Udayana, Denpasar, Bali.
3. Tirtoprodjo, Prijono. Makalah Pap Smear, Refresing Pap Smear Bagi Bidan,
Yayasan Kanker Indonesia Cabang D.I. Yogyakarta, 2007.
4. Available at URL : www.alliance-cxca.org , The Pap Test :Evidence To Date.
78
Checklist “Teknik Pap Smear”
79