1. Mahasiswa harus sudah lengkap di kelas (Microsoft Teams) dan siap 5 menit
sebelum pelaksanaan skill lab online
2. Apabila terlambat lebih dari 5 menit masuk kedalam kelas tidak
diperbolehkan mengikuti skill lab online.
3. Presensi mahasiswa wajib 100 % untuk bisa memenuhi persyaratan ujian.
4. Setiap mahasiswa wajib mengenakan jas praktikum dan name tag selama
pelaksanaan skill lab online.
5. Mahasiswa harus sudah mempelajari topik ketrampilan yang akan diajarkan
sebelum pelaksanaan skill lab melalui modul dan video pembelajaran yang
sebelumnya sudah di share oleh pengelola.
6. Penunjukan chief tiap kelompok untuk memastikan lancarnya perkuliahan.
7. Chief bertanggung jawab atas jalannya kelas, (mengingatkan anggota dan
trainer tentang jam dan kelas skills lab)
8. Mewajibkan menyalakan camera dan microfon selama praktikum skills lab
dan mematikan kedua alat tersebut hanya atas ijin trainer yang mengampu.
9. Sebelum pelaksanaan skill lab akan diadakan pre-test, dan tidak
diperkenankan melakukan kecurangan dalam bentuk apapun. Bagi
mahasiswa yang tidak lulus pre-test akan mengikuti remidi pre-test sesaat
sebelum pelaksanaan skill lab.
10. Setelah pertemuan skills lab pertama akan diadakan penugasan sesuai
materi dan harus dikumpulkan max jam 24.00 H-2 sebelum pertemuan
kedua dimulai
11. Pada pertemuan kedua akan diadakan evaluasi ketrampilan skill lab masing-
masing mahasiswa oleh trainer.
12. Menjaga situasi kondusif selama kegiatan skill lab, tidak membuat gaduh
atau mengobrol antar mahasiswa yang cenderung mengganggu jalannya skill
lab online
13. Memperhatikan serta melaksanakan instruksi dan pelatihan yang diberikan
trainer.
Petunjuk Skill Lab Blok 11
1. Trainer harus hadir tepat waktu saat pelaksanaan skill lab online.
2. Trainer harus memahami topik ketrampilan yang akan diajarkan.
3. Trainer menyiapkan presensi dan lembar check list penilaian skill lab
(sibfk)
4. Trainer diwajibkan mengisi penilaian sibfk real time disaat perkuliahan
dilakukan.
5. Trainer diwajibkan merekam perkuliahan daring/online
6. Apabila ada mahasiswa yang tidak hadir diwajibkan melapor ke admin
dan koordinator skills
7. Apabila ada mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 5 menit tidak
boleh mengikuti skill lab online.
8. Melakukan koordinasi dengan admin skill lab dalam mengatur jadwal
skill lab.
9. Mengadakan pre-test sebelum pelaksanaan skill lab dan memberikan
pemahaman, pelatihan, motivasi, pembelajaran dan evaluasi kepada
mahasiswa selama kegiatan skill lab online berlangsung.
10. Apabila trainer berhalangan hadir harus menghubungi koordinator
skill lab minimal 3 hari sebelum kegiatan skill lab. Atau diperbolehkan
mencari ganti trainer dengan persetujuan koordinator skill lab.
TATA TERTIB PELAKSANAAN SKILL LAB BAGI ADMIN DAN LABORAN SKILL
LAB
1. TOPIK 1
a) ANAMNESIS KEHAMILAN
b) PEMERIKSAAN KEHAMILAN
2. TOPIK 2
PARTOGRAF
3. TOPIK 3
PERSALINAN NORMAL
4. TOPIK 4
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
TOPIK I
ANAMNESIS KEHAMILAN
C. Anamnesis Kehamilan.
I. Identitas
Menanyakan identitas penderita dan suami penderita, meliputi :
Nama ( Ny/ Nn)
Alamat
Umur
Pekerjaan
Pendidikan
Suku
Agama
Anamnesis dapat dikerjakan Auto anamnesis atau
Alloanamnesis.
II. Sacred Seven
Menanyakan keluhan utama pasien datang (sacred seven
dikembangkan sesuai keluhan pasien,
mis : kenceng-kenceng , keluar darah dari jalan lahir, keluar air
dari jalan lahir, gerak janin sudah tidak terasa,bengkak pada
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
a) Pemeriksaan Leopold I :
Pemeriksa meghadap muka ibu.kedua telapak tangan ada
difundus uteri untuk meraba apa yang ada didaerah fundus
uteri, serta menentukan tinggi fundus uteri. Bila teraba keras,
bulat dan ada balotement ini menunjukkan kepala, sedangkan
bokong akan teraba, lunak, bulat, besar dan balotment
negative. Perlu juga dideskripsikan berapa banyak (jumlah)
bagian yang teraba.
b) Pemeriksaan Leopold II
d) Pemeriksaan Leopold IV
Pemeriksaan ini dilakukan hanya apabila dari pemeriksaan
leopold II ditemukan bagian terbawah dari janin adlah kepala
Metode lain yang lebih sering dipakai karena lebih akurat dalam
menentukan kepala sudah masuk PAP dan sebarapa jauh
masuknya adalah menurut bidang HODGE. Metode ini dapat
E. Pemeriksaan Panggul
Pemeriksaan panggul amat penting pada primigravida
karena untuk menilai kemampuan 3P : power Passenger dan
Passage yang belum terujii, sedangkan pada multipara dengan
anemnesis yang baik maka dapat diperkirakan bahwa persalinan
yang lalu normal apa tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Kemudian nilai
Catatan :
0 = Tidak Dilakukan
1 = Dilakukan, dengan kesalahan >50%
2 = Dilakukan dengan kesalahan ≤ 50%
3 = Dilakukan dengan sempurna
Lembar Kerja
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN ( Pertemuan 1 )
Lembar Kerja
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN ( Pertemuan 2 )
DAFTAR PUSTAKA
TOPIK 2
TOPIK 2
PEMERIKSAAN PARTOGRAF
C. Tinjauan Pustaka
I. Batasan Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan dibagi menjadi:
1. Kala satu : dimulai sejak terjadi kontraksi uterus yang
teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya)
hingga servix membuka lengkap (10 cm).
2. Kala dua : dimulai ketika pembukaan servix sudah
lengkap (10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.
3. Kala tiga : dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
4. Kala empat : dimulai setelah lahirnya plasenta dan
berakhir dua jam setelah itu.
III. PARTOGRAF
Lembar depan
Lembar belakang
2. Kondisi janin:
a. DJJ
Gunakan fetoskop Pinnards atau Doppler untuk
mendengar denyut jantung janin (DJJ) dalam rahim
ibu dan untuk menghitung jumlah DJJ per menit,
gunakan jarum detik pada jam dinding atau jam
tangan . tentukan titik tertentu pada dinding abdomen
ibu dimana suara DJJ terdengar paling kuat.
Normal antara 120-160 kali per menit. Laporan
dengan memberi tanda pada form grafik sesuai
frekuensi jantung pada garis waktu. Dicatat setiap 30
menit.
3. Kemajuan persallinan:
a. Pembukaan servix
Nilai dan catat pembukaan servix setiap 4 jam (lebih
sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat
ibu berada pada fase aktif persalinan, catat pada
partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan.
Tanda ‘X’ harus dicantumkan di garis waktu yang
sesuai dengan lajur besarnya pembukaan servix.
Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan
servix yang sesuai dengan besarnya pembukaan
servix pada fase aktif persalinan yang diperoleh
dari hasil periksa dalam.
Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif
persalinan, temuan (pembukaan servix) dari hasil
dalam harus dicantumkan pada garis waspada.
Pilih angka yang sesuai dengan bukaan servix
(hasil periksa dalam) dan cantumkan tanda ‘X’
pada ordinat atau titik silang garis dilatasi servix
dan garis warpada.
Hubungkan tanda ‘X’ dari setiap pemeriksaan
dengan garis utuh (tidak terputus)
7. Kondisi ibu:
Tekanan darah (dengan panah atas bawah untuk sistolik
diastolik), nadi (titik), suhu (derajat Celcius), frekuensi
pernapasan. Nadi ibu diperiksa setiap 30 menit,
sedangkan tekanan darah dan suhu tiap 4 jam.
Urine
Contoh kasus:
Buatlah partograf seperti kasus di bawah ini
Ibu Nanik, G1, P0, A0, 23 tahun datang ke rumah bersalin
diantarkan oleh keluarganya untuk mendapatkan asuhan dari
dokter Nisa di RT 005/ RW003, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan
suka makmur, Semarang pada tanggal 20 Maret 2016 pukul
13.00. Ibu nanik menuturkan pada dokter Nisa bahwa ia sudah
merasakan kontraksi sejak pukul 05.00.
Dokter Nisa melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara
seksama dan menyimpulkan:
Kehamilan cukup bulan, presentasi belakang kepala (vertex),
presentasi kepala dengan penurunan 4/5, kontraksi uterus
tiga kali dalam 10 menit, setiap kontraksi berlangsung 18
detik, dan DJJ 124x/menit.
Pembukaan servix 3 cm, tidak ada penyusupan dan selaput
ketuban utuh.
Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, temperature
tubuh 36,8
11. Pukul 21.30 seorang bayi perrempuan lahir, berat badan 3000
gram dan panjang badan 48 cm, bayi menangis spontan,.
Dilakukan manajemen aktif kala tiga dan plasenta lahir 5 menit
setelah bayi lahir. Tidak dilakukan episiotomy dan tidak terjadi
laserasi. Perkiraan kehilangan darah kurang lebih 150 cc
12. Selama 15 menit pertama kala empat (sampai pukul 21.45) dan
15 menit berikutnya pada jam pertama setelah plasenta lahir,
catatan dokter nisa menunjukkan semuanya berjalan normal
21.50, TD 120/70, nadi 80, suhu tubuh 37,2c, tinggi fundus 3
jari di bawah pusat, tonus uterus baik (keras), kandung kemih
kosong, jumlah darah per vaginam masih dalam batas normal.
22.05, TD 120/70, nadi 76, tinggi fundus 3 jari di bawah
pusat, tonus uterus baik (keras), kandung kemih kosong,
jumlah darah per vaginam masih dalam batas normal.
22.20, TD 110/70, nadi 76, tinggi fundus 3 jari di bawah
pusat, tonus uterus baik (keras), kandung kemih kosong,
jumlah darah per vaginam masih dalam batas normal.
22.35, TD 110/70, nadi 76, tinggi fundus 3 jari di bawah
pusat, tonus uterus baik (keras), kandung kemih kosong,
jumlah darah per vaginam masih dalam batas normal.
13. Temuan selama 1 jam kedua (setiap 30 menit) kala empat
sebagai berikut
23.05, TD 110/70, nadi 80, suhu tubuh 37c, tinggi fundus
2 jari di bawah pusat, tonus uterus baik (keras), ibu
nanik berkemih dan pengeluaran urin 250cc, sedikit
perdarahan per vaginam masih dalam batas normal.
23.35, TD 110/70, nadi 80, tinggi fundus 2 jari di bawah
pusat, tonus uterus baik (keras), ibu nanik berkemih dan
pengeluaran urin 250cc, sedikit perdarahan per vaginam
masih dalam batas normal.
Skor
No. Aspek yang dinilai
0 1 2 3
1. Menjelaskan tujuan penggunaan partograf
2. Pengisian partograf :
a. Identitas
b. DJJ
c. Air ketuban
d. Penyusupan
e. Pembukaan servix
f. Turunnya kepala janin
g. Waktu
h. Kontraksi rahim
i. oksitosin
j. Obat dan cairan IV
k. Nadi
l. Tekanan darah
m. Suhu
n. Urin
3. Penentuan tindakan sesuai partograf (rujuk/normal)
4. Catatan persalinan
Kala I
Kala II
Kala III
Kala IV
5. Apabila merujuk buat surat rujukan pasien
Jumlah
Catatan :
0 = Tidak Dilakukan
1 = Dilakukan, dengan kesalahan >50%
2 = Dilakukan dengan kesalahan ≤ 50%
3 = Dilakukan dengan sempurna
Lembar Kerja
PENGISIAN PARTOGRAF ( Pertemuan 1 )
Lembar Kerja
PENGISIAN PARTOGRAF ( Pertemuan 2 )
TOPIK 4
PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL
C. TINJAUAN PUSTAKA
a) Tanda tanda inpartu kala 1-4
1. Kala satu persalinan : telah berlalu penjelasannya
2. Kala dua persalinan
Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan servix
sudah lengkap (10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.
Kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi.
Gejala dan tanda kala dua persalinan:
ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan
terjadinya kontraksi
ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada
rectum dan/atau vaginanya
Perineum menonjol
Dimulainya Kala II
1. Mendengar dan melihat adanya tanda dan gejala persalinan
kala dua.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong
ibu
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan,
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Membantu lahirnya kepala
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,
lindungi perineum dengan satu tangan, di bawah kain bersih
dan kering, letakkan tangan yang lain pada belakang kepala
bayi. Tahan belakang kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala pada saat keluar
secara bertahap melewati introitus dan perineum
Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu
sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya. Lepaskan
klem dan masukkan dalam larutan klorin.
Jangan membungkus punting tali pusat atau mengoleskan
cairan/ bahan apapun ke punting tali pusat
32. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit
bayi. Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu.
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel baik di dinding
dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting
payudara ibu.
33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang
topi di kepala bayi.
Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm
dari vulva
35. Meletakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi kontraksi fundus uterus. Tangan
lain menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kea rah
bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kea rah
dorso-kranial secara hati-hati, seperti gambar berikut, untuk
mencegah terjadinya inversion uteri. Jika uterus tidak segera
berkontraksi minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk
menstimulasi putting susu
Menilai perdarahan
40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan
tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon
dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan ke
dalam kantong plastik yang tersedia.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
Asuhan dan tatalaksana kala IV
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam.
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di
dada ibu paling sedikit 1 jam.
44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi,
beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg
intramaskuler di paha kiri anterolateral, lakukan
pemeriksaan untuk melihat tanda-tanda bahaya pada bayi.
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah
perdarahan pervaginam.
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
20. Setelah kepala keluar, menyeka mulut dan hidung bayi dengan kasa steril
kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.
Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di
bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, lanjutkan penelusuran tangan yang berada
di atas ke punggung, bokong, tungkai dan kaki bayi. Pegang kedua mata
kaki (masukkan telunjuk di antara kaki dan pegang masing-masing mata
kaki dengan ibu jari dan jari-jari laninnya)
25. Melakukan penilaian selintas, untuk menilai apakah ada asfiksia bayi : (a)
Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan? (b) Apakah
bayi bergerak aktif ?
26. Bila tidak ada tanda asfiksia lanjutkan managemen bayi baru lahir normal.
Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi di atas dada dan
perut ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus.
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
(intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3
cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit
kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut.
uteri
40. memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir
lengkap, dan masukan ke dalam kantong plastik yang tersedia.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri
Jumlah
Catatan :
0 = Tidak Dilakukan
1 = Dilakukan, dengan kesalahan >50%
2 = Dilakukan dengan kesalahan ≤ 50%
3 = Dilakukan dengan sempurna
Tindakan diawali dengan bismillah, memohon ijin dan bantuan ibu yang akan partus supaya
mengikuti arahan dokter serta ditutup dengan hamdallah sebelum komukasi hasil partus dan
edukasi.
DAFTAR PUSTAKA
Lembar Kerja
PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL ( Pertemuan 1 )
Lembar Kerja
PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL ( Pertemuan 2 )
TOPIK 3
ANAMNESIS GINEKOLOGI
ANAMNESIS
E. OBSGYN REVIEW
a. Obstetric history
Riwayat kehamilan
Patient parity (jumlah anak)
b. Gynecologic history
Waktu mens
Menstrual flow pattern dgn KATAMINIA (gambaran haid
selama 3 bulan)
cervical sitologi dan mammogram
Previous history
Info tambahan
c. Sexual history
Aktif berhubungan sex?
Apakah saat berhubungan anda merasa puas?
Apakah partner anda merasa puas?
F. REVIEW OF SYSTEM
a. Gastrointestinal
b. Urinary
c. Endokrin dan metabolik
d. Kardiovaskuler
e. Hematologi
DAFTAR PUSTAKA
Riwayat kehamilan
Patient parity (jumlah anak)
b. Gynecologic history
Waktu mens
Menstrual flow pattern dgn KATAMINIA
(gambaran haid selama 3 bulan)
cervical sitologi dan mammogram
Previous history
Info tambahan
c. Sexual history
Aktif berhubungan sex?
Apakah saat berhubungan anda merasa
puas?
Apakah partner anda merasa puas?
Review of System :
a. Gastrointestinal
b. Urinary
4.
c. Endokrin dan metabolik
d. Kardiovaskuler
e. Hematologi
5. Menanyakan tentang Riwayat Penyakit Dahulu
Menanyakan tentang Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit pada organ reproduksi ( Ca
6.
servix )
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Tinjauan Pustaka
Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang
dilakukan secara bimanual atau memakai spekulum untuk
menentukan atau mengetahui kondisi organ genitalia, berkaitan
dengan upaya penentuan ada tidaknya kelainan di organ tersebut.
Tujuan pemeriksaan gunekologi :
1. Memberikan suatu panduan pemeriksaan ginekologi sederhana
dan lengkap.
2. Meningkatkan kemampuan klinik dan keterampilan para dokter.
3. Memberikan perlindungan kepada dokter dari kesalahan
prosedur.
4. Melindungi pasien dari tindakan yang merugikan atau malpraktik
dokter.
Macam-macam spekulum :
• Spekulum cocorbebek
• Spekulum sims
• Spekulum silindris (jarang digunakan)
Prosedur :
• Penderita posisi litotomi di atas meja ginekologi
• Tangan pemeriksa disterilkan lalu memakai sarung tangan steril.
• Pilih speculum cocor bebek (bivalve speculum) yang sesuai.
• Jelaskan pada penderita alat yg digunakan dan langkah-
langkahnya.
• Sebelum memasukkan speculum, penderita dianjurkan inspirasi
dalam sehingga mengurangi kontraksi vagina.
• Jari tangan kiri membuka labia majora sehingga muara vagina
tampak. Bila muara vagina kering, gunakan lubrikasi dan
masukkan speculum dengan posisi miring/vertical secara
perlahan dan tegas ke arah posterior hingga puncak vagina.
• Kemudian putar pegangan speculum secara perlahan sehingga
pegangan speculum dalam posisi di posterior atau kunci dalam
posisi horizontal buka speculum sehingga tampak dengan baik dan
speculum dikunci.
• Lakukan penilaian pada vagina.
• Perhatikan bentuk serviks.
Pemeriksaan Bimanual
Pemeriksaan Bimanual :
• Dilakukan dengan kedua tangan ,2 atau 1 dimasukkan dalam
vagina atau rektum,tangan yang lain di dinding abdomen.
• Posisi litotomi
• Pemeriksa di depan vulva dengan memakai sarung tangan
• Vulva dibersihkan dengan kapas sublimat/detol
• Perabaan vulva dan perineum
• Perabaan vagina dan dasar panggul
• Perabaan servik
• Perabaan korpus uteri
• Perabaan parametriun dan adneksum
Pemeriksaan Rektovaginal
Tujuan :
Memastikan hasil pemeriksaan colok vagina yang masih
meragukan guna mengetahui posisi dan besar uterus pada
penderita obesitas.
Menambah informasi bila dicurigai adanya tumor yang
mengadakan perlekatan dengan rectum.
Prosedur :
• Sebaiknya usus besar dalam keadaan kosong.
• Masukkan jari tengah ke dalam rectum dan jari telunjuk secara
pelan. Anjurkan penderita bernafas melalui mulut.
• Jaringan antara kedua jari disebut rektovaginal, memiliki
ketebalan 2-4 mm.
• Tekan pelan ke arah posterior dan lebih dalam tangan yang ada di
dinding abdomen, dan jari yang ada di vagina menekan ke
anterior.
• Jari yang di rectum tekan ke anterior untuk merasakan dinding
belakang uterus sampai fundus uteri dan bagaimana hubungan
antara uterus dan rectum.
• Periksa apakah ada bagian yang sakit, adakah tumor di kavum
Douglas. Khusus pada kasus kanker serviks, pemeriksaan
parametrium dapat juga dilakukan melalui pemeriksaan
rektovaginal.
DAFTAR PUSTAKA
Pemeriksaan Spekulum :
Persiapan alat
• Penderita posisi litotomi di atas meja ginekologi
• Tangan pemeriksa disterilkan lalu memakai
2.
sarung tangan steril.
• Pilih speculum cocor bebek (bivalve speculum)
yang sesuai.
• Jelaskan pada penderita alat yg digunakan dan
langkah-langkahnya.
• Sebelum memasukkan speculum, penderita
dianjurkan inspirasi dalam sehingga
mengurangi kontraksi vagina.
• Jari tangan kiri membuka labia majora sehingga
muara vagina tampak. Bila muara vagina kering,
gunakan lubrikasi dan masukkan speculum
dengan posisi miring/vertical secara perlahan
dan tegas ke arah posterior hingga puncak
vagina.
• Kemudian putar pegangan speculum secara
perlahan sehingga pegangan speculum dalam
posisi di posterior atau kunci dalam posisi
horizontal buka speculum sehingga tampak
dengan baik dan speculum dikunci.
• Lakukan penilaian pada introitus vagina
• Lakuan penilaian pada portio dan serviks
Pemeriksaan Bimanual :
Pemeriksaan Rektovaginal:
Catatan :
0 = Tidak Dilakukan
1 = Dilakukan, dengan kesalahan >50%
2 = Dilakukan dengan kesalahan ≤ 50%
3 = Dilakukan dengan sempurna
Lembar Kerja
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI ( Pertemuan 1 )
Lembar Kerja
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI ( Pertemuan 2 )
B. PERILAKU PROFESIONAL
Meminta izin secara lisan berikut :
- Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti
sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri
- Memperhatikan kenyamanan pasien
- Melakukan tindakan sesuai prioritas
- Menunjukan rasa hormat kepada pasien