Anda di halaman 1dari 14

CATATAN HUKUM KONSTITUSI

Muhammad Reza Hidayat Saputra

PERTEMUAN 1
Jum’at, 24 Februari 2023

 Konstitusi merupakan sumber hukum tertinggi yang ada dalam sebuah negara.
 Konstitusi yang ada di Indonesia kita kenal sebagai UUD 1945.
 Konstitusi sangat penting karena merupakan alat politik untuk mencapai tujuan negara.
 Konstitusi mengatur organ negara, cara kerja organ tersebut, tugas, fungsi, dan
wewenang yang dimiliki oleh organ negara.
 UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan atau amandemen yang terdiri dari 16 Bab, 37
Pasal, 194 Ayat, 3 Pasal aturan peralihan dan 2 Pasal aturan tambahan.
 Konstitusi ada 2 jenis, yaitu konstitusi tertulis seperti UUD 1945, dan konstitusi tidak
tertulis seperti Pidato Presiden setiap tanggal 16 Agustus, dan Adat Istiadat.
 Baca Jurnal Legislatif / Legislasi dari BEM Hukum Unhas

PERTEMUAN 2
Jum’at, 3 Maret 2023

 Terminologi Konstitusi
o Constituer (Perancis)  membentuk  Constitution (Inggris)  Verfassung
(Jerman)  Gronwet (Belanda)  Grond (Dasar/Tanah)  Wet (Undang-undang).
o Dalam bahasa latin, konstitusi terdiri dari 2 kata yaitu cum (bersama dengan) dan
statuere (stare  membentuk sesuatu agar berdiri). Artinya, konstitusi merupakan
sesuatu secara bersama-sama / segala sesuatu yang telah ditetapkan.
 Perkembangan Makna Konstitusi
o Yunani Purba atau Yunani Kuno sudah mengenal konstitusi dalam arti materiil (tidak
tertulis)  kebiasaan.
o Politiea dan nomoi dibedakan oleh Aristoteles.
o Politiea  konstitusi, yang berarti kekuasaan yang lebih tinggi dari nomoi karena
politiea punya kekuasaan.
o Nomoi  UU Biasa, yang merupakan kekuasaan tidak ada karena nomoi hanya
merupakan materi yang harus dibentuk agar tidak bercerai-berai.
 Pembabakan Zaman
1) Zaman Kuno (5 SM)
2) Yunani Kuno (5 SM – 1 M)
3) Romawi (1 – 5 M)
4) Kegelapan (Dark Ages) (5 – 10 M)
*Dinamakan zaman kegelapan karena pada zaman itu tidak berfungsinya akal pikiran, raja
dan pendeta (pemuka agama) yang berkuasa, sehingga siapa yang bertentangan
pemikirannya dengan raja, maka ia di hukum mati.
5) Pertengahan (medievall) (10 – 15 M)
6) Pencerahan (Renaissance) (15 – 18 M)
7) Modern (18 – sekarang)

PERTEMUAN 3
Jum’at, 10 Maret 2023

 Pada abad permulaan, Romawi (yang pernah dijajah oleh Yunani) banyak mencontoh
kebudayaan Yunani seperti ajaran tentang Polis dan tentang kedaulatan Rakyat. Tetapi
karena perbedaan sifat, keadaan dan pembawaan bangsa Romawi, ternyata praktiknya
tidak sama dengan Yunani, maka lahirlah sistem pemerintahan dengan seorang raja yang
berkuasa mutlak sebagai hasil perjanjian antara rakyat dengan kaisar. Dalam perjanjian
itu, terjadi perpindahan kekuasaan dari rakyat kepada kaisar secara mutlak yang
kemudian diletakkan dalam Lex Regio. Dengan kekuasaan mutlak itu, rakyat tidak dapat
meminta pertanggungjawaban kaisar lagi. (Paham Caisarismus), dari perjanjian ini timbul
semboyan:
“Prinsep Legibus Solutus est, Salus Publica Suprema Lex”
(Raja berhak menentukan struktur dari negara, oleh karena ia adalah satu-satunya
pembuat Undang-undang).
Jadi, pada zaman dulu belum mengenal yang namanya Trias Politica atau pemisahan
kekuasaan. Trias Politica baru muncul pada tahun 1748, jadi sebelum 1748, raja dulunya
membuat undang-undang, menjalankan pemerintahan sekaligus mengadili.
Trias Politica digagas oleh John Locke dan Montesquie.
 Pada abad pertengahan, sudah dikenal istilah konstitusi dengan sebutan lain. Dalam
abad ini, muncul aliran Monarchomachen (yang membenci kekuasaan mutlak raja).
Untuk mencegah agar raja tidak sewenang-wenang, maka aliran ini menghendaki
perjanjian dengan raja. Aliran ini terdiri dari golongan Calvinis yang menuntut
pertanggungjawaban dari raja dan jika perlu raja bisa dipecat atau bahkan dibunuh.
Perjanjian ini (raja dan rakyat sama kedudukannya) yang melahirkan naskah “Leges
Fundamentalis” yang isinya mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak. Contoh :
Perjanjian Raja dengan Bangsawan / Raja dengan Rakyat.
 Dalam perjanjian itu, raja dapat meminta bantuan para bangsawan jika terjadi perang, dan
sebaiknya bangsawan berhak mendapatkan perlindungan serta tanah darinya jika perang
dimenangkan raja. Juga perjanjian antara raja dengan rakyat dari (pihak ketiga) karena
raja memerlukan uang dan sebagai balas jasanya maka rakyat memperoleh hak
kenegaraan atau wewenang untuk menyelenggarakan kepentingannya sendiri. Perjanjian
itu semuanya diletakkan dalam naskah tertulis.
 Pengertian Konstitusi
1. Brian Thompson
Konstitusi merupakan sebuah dokumen yang memuat aturan-aturan hukum dalam
menjalankan sebuah organisasi. Organisasi bisa beragam bentuk dan kompleksitas
strukturnya, contohnya bisa seperti organisasi mahasiswa, perkumpulan masyarakat,
organisasi politik, perkumpulan sosial, dll.
2. Philips Hood and Jackson
Konstitusi merupakan suatu bentuk aturan, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan yang
menentukan susunan dan kekuasaan organ-organ negara dan yang mengatur
hubungan-hubungan di antara berbagai organ negara itu satu sama lain, serta
hubungan organ-organ negara itu dengan warga negara.
3. Ivo D. Duchacek
Konstitusi mengidentifikasikan sumber-sumber, tujuan-tujuan, penggunaan-
penggunaan dan pembatasan-pembatasan kekuasaan umum.
4. C.F. Strong
Konstitusi sebagai kumpulan asas-asas yang mengatur kekuasaan pemerintah, Hak-
hak yang diperintah; dan Hubungan antara yang diperintah dan yang memerintah.
5. James Bryce
“… a constitution as a frame of political society, organized through and by law, that
is to say, one which in law has established permanent institutions with recognized
functions and definited rights”.
(Konstitusi sebagai suatu kerangka Negara, diorganisasikan melalui dengan hukum,
yang menetapkan lembaga-lembaga yang tetap dengan diakui fungsi-fungsi dan hak-
haknya).
6. Wade
“… a document having a special legal sanctifity which sets out the framework and the
principal functions of the organs of government of a state and declares the principles
governing the operation of the those organs”.
(Sebuah naskah yang mampu memaparkan rangka hingga tugas pokok dari suatu
badan pemerintahan negara sekaligus menentukan juga berbagai pokok dalam
panduan kerja badan tersebut).

PERTEMUAN 4
Jum’at, 17 Maret 2023

KULIAH UMUM

IDE DAN PERKEMBANGAN LAHIRNYA KONSTITUSI


Jum’at, 24 Maret 2023

Perdebatan tentang Konstitusi


1) Sri Soemantri menyamakan konstitusi dengan UUD. Pikiran ini bermula dari
pengaruh paham kodifikasi, di mana diharuskan semua peraturan hukum tertulis
dengan maksud mencapai kesatuan hukum, kesederhanaan hukum dan kepastian
hukum.
 Pandangan ini sama dengan C.F. Strong, James Bryce, dan E.C.S. Wade.
 Civil Law  Eropa Kontinental
 Konstitusi Indonesia berasal dari Jepang  Inggris  Belanda  Indonesia
(berlaku asas konkordasi).
 Kelebihan Civil Law
1. Bentuknya yang tertulis sehingga menimbulkan kepastian, kesederhanaan, dan
kesatuan hukum.
2. Mudah diubah  mengikuti perkembangan zaman.
3. Sesuai dengan ajaran Islam.
2) Herman Heller menyatakan bahwa Konstitusi lebih luas isinya dibandingkan UUD,
karena konstitusi tidak hanya bersifat yuridis, akan tetapi juga bersifat sosiologis dan
politis. Sedangkan UUD hanya sebagian dari konstitusi yakni konstitusi yang tertulis.
 Herman Heller membagi pengertian konstitusi menjadi:
1) konstitusi mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai
kenyataan dan belum merupakan konstitusi dalam arti hukum. Konstitusi
masih merupakan pengertian sosiologis atau politik.
2) Lalu, mencari unsur-unsur hukum dalam konstitusi yang hidup dalam
masyarakat untuk dijadikan sebagai suatu kesatuan kaidah hukum maka
konstitusi itu disebut rechverfassung. Mencari unsur-unsur hukum dalam ilmu
hukum dinamakan abstraksti.
3) Kemudian menuliskan konstitusi dalam suatu naskah sebagai peraturan
perundang-undangan yang tertinggi derajatnya dan berlaku dalam suatu
negara.

Perbedaan Konfederal dan Federal


 Konfederal : PBB, ASEAN (tidak ada pemerintah pusat dan wewenang)
 Federal : Ada wewenang dan Pemerintah Pusat

Perbedaan House of Lords dan House of Representative


 House of Lords (Dewan Bangsawan) adalah sebutan untuk majelis tinggi dalam
Parlemen Kerajaan Bersatu Britania Raya. Monarki Inggris bersama majelis tinggi
(House of Lords) dan majelis rendah House of Commons (Dewan Rakyat Britania
Raya) membentuk Parlemen Kerajaan Bersatu.
 House of Representative merupakan Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat
(bahasa Inggris: United States House of Representatives), bersama dengan Senat
Amerika Serikat (bahasa Inggris: US Senate), adalah salah satu dari dua kamar pada
Kongres Amerika Serikat. Masing-masing negara bagian diwakili dalam Dewan
Perwakilan secara proporsional sesuai dengan jumlah penduduknya, namun masing-
masing negara bagian sekurang-kurangnya mempunyai seorang Anggota Perwakilan.
Masing-masing Anggota Dewan menjabat selama dua tahun dan dapat dipilih kembali
untuk waktu yang tidak terbatas. Ketua Dewan disebut Speaker.

A. Masa Yunani
Sudah dikenal kitab hukum. Masa kejayaan Yunani (624-404 SM), Athena pernah
mempunyai tidak kurang 11 konstitusi. Koleksi Aristoleles sebanyak 158 konstitusi dari
berbagai negara. Konstitusi saat itu dipahami sebagai kumpulan peraturan dan adat
kebiasaan semata-mata.
B. Masa Romawi
Pengartian konstitusi mendapat tambahan dari Yunani sebagai kumpulan Ketentuan dan
peraturan yang dibuat oleh para kaisar alau para predator. Termasuk di dalamnya
pandangan para ahli hukum/negarawan, adat kebiasaan setempat, di samping undang-
undang. Konstitusi Roma berpengaruh besar sampai abad pertengahan, terutama istilah
kekuasaan tertinggi (ultimate power) dari para Kaisar Roma dan menjelma dalam bentuk
L' Etat Generale (Dewan Negara) di Perancis. Bahkan memberikan inspirasi tumbuhnya
paham: demokrasi perwakilan dan nasionalisme. Dua paham ini menjadi cikal bakal
munculnya konstitusionalisme modern.
C. Abad Pertengahan
Corak konstitusi mulai bergeser ke arah feodalisme, Raja melakukan daya upaya untuk
memusatkan kekuasaan di tangan mereka sendiri dan menyusun suatu kontrol pusat yang
merusak supremasi para baron (penguasa). Dengan cara ini feodalisme telah berkembang
secara pasti untuk menjembatani chaos awal abad pertengahan dan keteraturan di negara
modern. Gerakan pertama feodalisme terjadi di pinggiran Eropa Barat: Inggris,
Perancis dan Spanyol.
Di Inggeris, kaum bangsawan memperoleh kemenangan dalam revolusi istana yang
menyebabkan berakhirnya absolutisme dan munculnya parlemen sebagai pemegang
kedaulatan/kekuasaan tertinggi. 12 koloni Inggris (Amerika saat itu) mengeluarkan
Declaration of Independent dan menetapkan konstitusinya sebagai dasar negara
berdaulat, tepatnya 1776.

Hakikat dan Fungsi Konstitusi


Jum’at, 31 Maret 2023

 Di Perancis, terjadi revolusi yang menentang Monarki Absolut yang puncaknya


Estats Generaux memproklamirkan dirinya menjadi Constituante pada tanggal 20
Juni 1789, walaupun baru 14 September 1791 konstitusi pertama di Eropa diterima
oleh Louis XVI.
 Sejak saat itu sebagian besar negara-negara di dunia, baik Monarki maupun Republik,
negara Kesatuan maupun federal, sama-sama mendasarkan atas suatu konstitusi.
 Tesis J.J. Rousseau: manusia itu lahir bebas dan sederajat dalam hak-haknya (dalam
Du Contract Social) menjiwai De Declaration des Droit de I'Homme et du Citoyen.
Deklarasi inilah menyebabkan pembentukan Konstitusi Perancis (1791).
 Konstitusi model Amerika (tertulis) kemudian diikuti oleh berbagai konstitusi tertulis
di Eropa seperti Spanyol (1812), Norwegia (1814), Netherlands (1815), Belgia
(1831), Austria (1861) Swedia (1866).
 Sampai abad XIX Inggeris, Hongaria dan Rusia yang belum punya konstitusi secara
tertulis saat itu.
 Konstitusi modern muncul bersamaan berkembangnya Sistem Demokrasi Perwakilan
dan Konsep Nasionalisme.
 Konstitusi modern diharapkan dapat menjamin pelaksanaan hak-hak asasi manusia
dan paham welfare state (pemerintah dianggap memegang peranan penting dalam
menyejahterakan rakyatnya).
 Tujuan pokok konstitusi modern oleh Strong: to secure social peace and progress,
safeguard individual rights and promote national well being.
 Hakikat Konstitusi
o Semua konstitusi selalu menjadikan kekuasaan sebagai pusat perhatian karena
kekuasaan itu sendiri pada intinya memang perlu diatur dan dibatasi sebagaimana
mestinya.
o Dengan kata lain, hakikat konstitusi adalah untuk membatasi kekuasaan
pemerintahan.
o Lord Acton dalam suratnya pada tanggal 5 April 1887 kepada Bishop Mandel
Creighton (petinggi gereja di Inggris) berpesan bahwa Kekuasaan cenderung
disalahgunakan, sedangkan kekuasaan yang absolut pasti disalahgunakan (power
tend to corrupt, absolute power absolutely to corrupt).
 Fungsi Konstitusi (menurut William G. Andrews)
o “the constitution imposes restraints on government as a function of
constitutionalism; it also legitimazes the power of the government. It is the
documentary instrument for the transfer of authority from the residual holder - the
power under democracy, the king under monarchy - to the organs of State power"
1. Menentukan pembatasan terhadap kekuasaan sebagai satu fungi
konstitusionalisme.
2. Memberikan legitimasi terhadap kekuasaan pemerintahan.
3. Sebagai instrumen untuk mengalihkan kewenangan dari pemegang kekuasaan
asal (rakyat-demokrasi, raja-monarki) kepada organ-organ kekuasaan negara.
o Tom Paine mengatakan konstitusi juga mempunyai fungsi sebagai a national
symbol. Dia menyatakan bahwa konstitusi dapat berfungsi sebagai pengganti raja
dalam kaitannya dengan fungsi-fungsi yang bersifat seremonial dan fungsi
pemersatu bangsa seperti yang biasanya dikaitkan dengan fungsi kepala negara.
Karena itu, Jimly Asshiddiqie menambahkan fungsi lain:
4. Sebagai kepala negara simbolik
5. Sebagai kitab suci simbolik dari suatu agama civil atau syariat negara.
o Istilah kepala negara simbolik  bahwa yang memimpin negara bukanlah orang,
tapi hukum (rule of law) itu sendiri, konstitusi itu sendiri.
o Dalam sistem parlementer dikenal raja sebagai kepala negara dan perdana menteri
sebagai kepala pemerintahan yang merupakan berlatar belakang monarki.
o Dalam sistem presidensial (seperti Amerika Serikat), kedudukan raja itulah
digantikan oleh konstitusi, di mana fungsi sebagai kepala negara secara simbolik
terlembagakan dalam Undang-undang Dasar (Indonesia) sebagai naskah konstitusi
yang bersifat tertulis.
 Fungsi Konstitusi (menurut Jimly Asshiddiqie)
1. Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.
2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.
3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara dengan warga negara.
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun
kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara.
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan asli (dalam
sistem demokrasi dari rakyat) kepada organ negara.

PERTEMUAN 7
Jum’at, 7 April 2023

LIBUR

PERTEMUAN 8
Jum’at, 14 April 2023

PENYAMPAIAN TUGAS PENGGANTI MID

PERTEMUAN 9
Jum’at, 21 April 2023

LIBUR

SUPREMASI HUKUM
Jum’at, 28 April 2023

Apa yang dimaksud dengan Supremasi Konstitusi?


 Yang dimaksud dengan Supremasi Konstitusi yaitu di mana konstitusi mempunyai
kedudukan tertinggi dalam tertib hukum suatu negara.
 Penyelenggaraan pemerintahan negara pada semua negara yang mengaku sebagai
negara konstitusional, dilakukan berdasarkan atau bertumpu pada hukum dasar (droit
constitutionil).
 Carl Schmit menganggap konstitusi sebagai keputusan politik tertinggi dari suatu
negara, oleh karena di dalamnya mengatur hal-hal yang mendasar bagi eksistensi
negara (dasar falsafah negara, identitas negara, serta sistem ketatanegaran).
 Menurut K.C. Wheare bahwa pada intinya kedudukan konstitusi dalam suatu negara
bisa dipandang dari dua aspek, yaitu aspek hukum dan aspek moral.
1) Pertama, konstitusi dilihat dari aspek hukum mempunyai derajat tertinggi. Dasar
pertimbangan supremasi konstitusi adalah karena beberapa hal :
a. Konstitusi dibuat oleh Badan Pembuat Undang-undang atau lembaga-lembaga
b. Konstitusi dibentuk atas nama rakyat, berasal dari rakyat, kekuatan berlakunya
dijamin oleh rakyat, dan ia harus dilaksanakan langsung kepada masyarakat
untuk kepentingan mereka
c. Dilihat dari sudut hukum yang sempit yaitu dari proses pembuatannya,
konstitusi ditetapkan oleh lembaga atau badan yang diakui keabsahannya.
2) Kedua, jika konstitusi dilihat dari aspek moral landasan fundamental, maka
konstitusi berada di bawahnya. Dengan kata lain, konstitusi tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai universal dari etika moral.
 Oleh karena itu, dilihat dari constitutional phylosophy, apabila aturan konstitusi
bertentangan dengan etika moral maka seharusnya konstitusi dikesampingkan.
 William H. Seward mencontohkan bahwa konstitusi yang mengesahkan perbudakan
sudah sewajarnya tidak dituruti.
 Siapakah yang akan menjamin bahwa ketentuan konstitusi atau undang-undang dasar
benar-benar diselenggarakan menurut jiwa dan kata-kata dari naskah, baik oleh badan
eksekutif maupun badan pemerintah lainnya.
 Menjawab ini, Miriam Budiardjo menanggapi bahwa di Inggris, parlemenlah yang
dianggap sebagai badan yang tertinggi dan oleh karena itu, hanya parlemen yang
boleh menafsirkan ketentuan-ketentuan konstitusional dan menjaga supaya semua
undang-undang dan peraturan-peraturan lain sesuai dan tidak bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan konstitusional itu.
 Artinya bahwa parlemen merupakan satu-satunya badan yang boleh mengubah
maupun membatalkan undang-undang yang dianggap bertentangan dengan konstitusi.
 Badan Legislatif (fungsi pengawasan) terhadap eksekutif dan Mahkamah Konstitusi
dalam konteks pengawasan terhadap lembaga legislatif khususnya dalam
pembentukan undang-undang.

Benarkah konstitusi mempunyai kedudukan atau derajat dalam tertib hukum suatu
negara?
 Jawabannya dilihat dari berbagai aspek yaitu :
o Aspek pembuatnya : Konstitusi dibuat oleh badan khusus atau lembaga tinggi
negara yang diakui keabsahannya.
o Aspek tujuan pembentukan : Atas nama rakyat (kedaulatan rakyat) dan untuk
kepentingan.
o Aspek isi : Mengatur hal-hal mendasar bagi negara, sumber wewenang penguasa,
dan sumber tertib hukum.
o Aspek kekuatan hukumnya : Mengikat semua komponen bangsa tanpa kecuali.
 Menurut Bryce, motif politik yang menonjol dalam penyusunan undang-undang dasar
adalah :
1. Keinginan untuk menjamin hak-hak rakyat dan untuk mengendalikan tingkah laku
penguasa.
2. Keinginan untuk menggambarkan sistem pemerintahan yang ada dalam rumusan
yang jelas guna mencegah kemungkinan perbuatan sewenang-wenang dari
penguasa di masa depan.
3. Hasrat dari pencipta kehidupan politik baru untuk menjamin atau mengamankan
berlakunya cara pemerintahan dalam bentuk yang permanen dan yang dapat
dipahami oleh warga negara.
4. Hasrat dari masyarakat-masyarakat yang terpisah untuk menjamin aksi bersama
yang efektif dan bersamaan dengan itu, berkeinginan tetap mempertahankan hak
dan kepentingannya sendiri-sendiri.
 Atas dasar hal di atas, menurut Bryce dapat disimpulkan bahwa undang – undang
dasar dibuat secara sadar sebagai perangkat kaidah fundamental yang mempunyai
nilai politik lebih tinggi dari jenis kaidah lain karena menjadi dasar bagi seluruh tata
kehidupan negara.
FUNGSI DAN TUJUAN KONSTITUSI
Jum’at, 5 Mei 2023

 Secara umum, hukum mempunyai tiga tujuan pokok :


1. Keadilan (justice)
o Adil sepadan dengan keseimbangan (balance), kepatutan (equity) dan
kewajaran (proportionality).
2. Kepastian (certainty atau zekerheid)
o Kepastian terkait dengan ketertiban (hukum) dan (menciptakan) ketentraman.
3. Kegunaan (utility)
o diharapkan mampu menjamin semua nilai-nilai tersebut akan mewujudkan
kedamaian hidup bersama.

 Tujuan konstitusi sebagai hukum tertinggi adalah mencapai tujuan tertinggi yaitu :
1. Keadilan
2. Ketertiban
3. Perwujudan nilai-nilai ideal
o kemerdekaan, kebebasan, kesejahteraan atau kemakmuran bersama
sebagaimana tujuan negara yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa
(founding fathers).

Pandangan C.F. Strong terhadap konstitusi


 Pada prinsipnya konstitusi adalah untuk membatasi kewenangan tindakan pemerintah
dan memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik
 Menjamin hak-hak yang diperintah
 Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol yang mutlak para penguasa serta
penetapan batas bagi yang berkuasa
 Mengatur jalannya kekuasaan dengan membatasinya melalui aturan dan menghindari
kesewenang-wenangan penguasa kepada rakyat

Fungsi Konstitusi menurut Pandangan Hewnc Van Maarseven


Fungsi konstitusi adalah menjawab berbagai persoalan pokok negara dan masyarakat:
1. Sekumpulan aturan yang menetapkan lembaga-lembaga penting negara
2. Konstitusi melakukan pengaturan kekuasaan dan keterkaitannya
3. Mengatur hak-hak dasar dan kewajiban-kewajiban warga negara dan pemerintah
4. Mengatur hubungan materiil antara negara dan masyarakat

Fungsi Konstitusi menurut Pandangan Jimly Asshidiqie


1. Fungsi Penentu dan pembatas kekuasaan organ negara
2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara
3. Fungsi pengatur hubungan organ negara dengan warga negara
4. Fungsi pemberi legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara
5. Fungsi pengatur dan penyalur kewenangan dari sumber (dalam demokrasi: rakyat)
kepada organ negara
6. Fungsi simbolik sebagai pemersatu
7. Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan
8. Fungsi sarana pengendalian masyarakat baik dalam arti sempit hanya politik, maupun
luas mencakup sosial dan ekonomi
9. Sebagai sarana rekayasa dan pembaruan masyarakat (social engineering and social
reform)

MATERI MUATAN KONSTITUSI


Jum’at, 12 Mei 2023

 Materi Muatan Konstitusi Tertulis (dalam buku Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem
Perubahan Konstitusi)
1. J.G. Steenbeek:
a. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara
b. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental
c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas kenegaraan yang juga bersifat
fundamental
2. K.C. Wheare, dalam negara kesatuan yang perlu diatur pada asasnya hanya 3
masalah pokok:
a. Struktur umum negara, seperti pengaturan kekuasaan eksekutif, kekuasaan
legislatif, dan kekuasaan yudisial
b. Hubungan-dalam garis besar-antara kekuasaan-kekuasaan tersebut satu sama lain
c. Hubungan antara kekuasaan-kekuasaan tersebut dengan rakyat atau warga negara
3. A.A.H. Struycken menyatakan bahwa konstitusi dalam sebuah dokumen formal
berisikan:
a. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau
b. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa
c. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik untuk waktu
sekarang maupun untuk masa yang akan datang
d. Suatu keinginan dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa
hendak dipimpin.
4. Phillips Hood & Jackson:
“Suatu bentuk aturan, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan yang menentukan
susunan dan kekuasaan organ-organ negara yang mengatur hubungan-hubungan di
antara berbagai organ negara itu satu sama lain, serta hubungan organ-organ
negara itu dengan warga negara”.

PERTEMUAN 13
Jum’at, 19 Mei 2023

DOSEN TIDAK MASUK DAN KERJA TUGAS

PERTEMUAN 14
Jum’at, 26 Mei 2023

Anda mungkin juga menyukai