Anda di halaman 1dari 12

MODUL 6 EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI

“SECARA DISTILASI UAP-AIR LANGSUNG”

Disusun Oleh :

Nama Asisten
Rio Rifaldo

Pengampu
Drs. Irdoni., HS., MS
Dra. Nirwana., MT

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2021
EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI
“SECARA DESTILASI UAP AIR
LANGSUNG”

Tujuan Percobaan :
1. Mempelajari proses destilasi uap-air langsung.
2. Menghitung rendemen minyak atsiri

Dasar Teori :
Ekstraksi adalah suatu proses pengambilan atau menarik senyawa yang
terdapat dalam suatu bahan/simplisia dengan bantuan pelarut. Hasil dari
ekstraksi disebut ekstrak. Ekstraksi ada dua cara, yaitu rendering dan ekstraksi
dengan pelarut. (Ketaren, 1986). Adapun pembagian cara ekstraksi dapat dilihat
pada Gambar. 6.1

Gambar 6.1 Pembagian Cara


Ekstraksi
1. Rendering
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang
tinggi. Penggunaan panas adalah suatu hal yang spesifik dalam metoda
rendering, tujuannya adalah untuk membuka jaringan/tekstur bahan sehingga
minyak dapat keluar. Rendering dapat dibagi dua yaitu:
a. Wet Rendering
Wet rendering merupakan proses rendering dengan penambahan
sejumlah air pada bahan. Cara ini dilakukan pada temperatur tinggi dan
tekanan uap 40 – 60 psi, gunanya untuk menghasilkan minyak atau
lemak dalam jumlah besar.
b. Dry Rendering
11
Dry rendering merupakan proses rendering tanpa penambahan air pada
0 F
bahan yang akan diekstrak. Proses ini dilakukan pada temperatur 220 – 230oC..

2. Ekstraksi Dengan Pelarut (Solvent Extraction)


Solvent Extraction merupakan suatu cara pengambilan minyak atau
lemak dari bahan yang berkadar minyak rendah. Prinsip dari proses ini
adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut yang sesuai.
Metode ini dilakukan dengan cara memasukkan bahan ke dalam pelarut,
sehingga minyak yang terkandung dalam bahan akan larut dalam pelarut,
kemudian pelarut diuapkan untuk mendapatkan minyak. Cara ekstrkasi
dengan pelarut ini terbagi menjadi dua metode, yaitu ekstrkasi dengan cara
dingin dan ekstrkasi dengan cara panas.

a. Ekstraksi Cara Dingin


Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses
ekstraksi berlangsung, tujuanya untuk menghindari rusaknya senyawa yang
dimaksud rusak karena pemanasan. Jenis ekstraksi dingin adalah:
➢ Maserasi
Proses ekstraksi menggunakan pelarut diam atau dengan beberapa
kali pengocokan pada suhu ruangan. Pada dasarnya metoda ini
dengan cara merendam sample dengan sekali-sekali dilakukan
pengocokan. Umumnya perendaman dilakukan 24 jam dan
selanjutnya pelarut diganti dengan pelarut baru. Ada juga maserasi
kinetik yang merupakan metode maserasi dengan pengadukan secara
sinambung tapi yang ini agak jarang dipakai.

Keuntungan : peralatanya sederhana

Kerugian : waktu yang diperlukan untuk mengekstrak sampel cukup


lama, pelarut yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan
untuk bahan- bahan yang mempunyai tekstur seperti benzoin, tiraks,
dan lilin.
➢Perkolasi
Ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna
(exhaustive extraction) umumnya dilakukan pada suhu kamar. Proses
penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang sesuai
secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator.

Keuntungan : tidak terjadi kejenuhan

Kerugian : pelarut yang digunakan lebih banyak, resiko cemari


mikroba untuk penyari air karena dilakukan secara terbuka

b. Ekstraksi Cara Panas


Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan
adanya panas secara otomatis akan mempercepat proses penyarian
dibandingkan cara dingin. Metodanya adalah:
➢ Refluks
Ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan pada titik didih pelarut tersebut,
selama waktu tertentu dan sejumlah pelarut tertentu dengan
adanya pendingin balik (kondensor). Umumnya dilakukan tiga
sampai lima kali pengulangan proses pada residu pertama,
sehingga termasuk proses ekstraksi sempurna, ini bahasa buku
lagi. Prosedurnya: masukkan sampel dalam wadah, pasangkan
kondensor, panaskan. Pelarut akan mengekstraksi dengan panas,
terus akan menguap sebagai senyawa murni dan kemudian
terdinginkan dalam kondensor, turun lagi ke wadah,
mengekstraksi lagi dan begitu terus. Proses umumnya dilakukan
selama satu jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan
dipekatkan menggunakan evaporator.
Keuntungan : digunakan untuk mengekstrak sampel-sampel yang
memiliki tekstur kasar.
Kerugian : memerlukan volume total pelarut yang besar.

➢ Sokletasi
Ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan
menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi konstan
dengan adanya pendingin balik (kondensor). Disini sampel
disimpan dalam alat Soxhlet dan tidak dicampur langsung dengan
pelarut dalam wadah yang di panaskan, yang dipanaskan
hanyalah pelarutnya, pelarut terdinginkan dalam kondensor dan
pelarut dingin inilah yang selanjutnya mengekstraksi sampel.
Keuntungan : dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang
lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung,
digunakan pelarut yang lebih sedikit, pemanasan dapat diatur.
Kerugian : bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak
cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu
tinggi.
Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris (aetheric oil),
minyak esensial (essential oil), minyak aromatic (aromatic oil) atau minyak
terbang (volatile oil). Minyak ini dihasilkan oleh tanaman dan berbau wangi
sesuai dengan bau tanaman penghasilnya. Minyak tersebut mempunyai ciri-
ciri : mudah menguap bila dibiarkan pada udara terbuka, mempunyai rasa
getir (pungent test), tidak larut dalam air dan umumnya larut dalam pelarut
organik, tidak berwarna tetapi semakin lama menjadi gelap karena
mengalami reaksi oksidasi, memiliki bau yang khas. Minyak atsiri dapat
bersumber pada setiap tanaman, yaitu dari daun, bunga, biji, batang/kulit, dan
akar (rhizome). Minyak atsiri biasanya digunakan sebagai bahan baku industri
parfum, bahan pewangi, aroma, farmasi, kosmetik dan aromaterapi.

Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara distilasi maupun ekstraksi .


distilasi adalah proses pemisahan komponen-komponen dari suatu campuran
yang terdiri dari dua atau lebih komponen berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Ekstraksi adalah pemisahan suatu komponen dari suatu bahan yang terdiri dari
dua atau lebih komponen dengan cara melarutkan salah satu komponen dengan
pelarut yang sesuai.

Dalam industri pengolahan minyak atsiri dikenal tiga macam sitem


penyulingan/ distilasi dengan kelebihan dan kekuarangannya masing-
masing. Jenis-jenis destilasi terbagi dalam 3 jenis, yaitu destilasi air,
destilasi uap dan air dan destilasi uap.
1. Destilasi Air

Gambar 6.2 Destilasi Air


Bahan yang akan disuling dihubungkan langsung dengan air
mendidih atau dengan kata lain merebus tanaman secara langsung.

Keuntungan: Alat sederhana, mudah diperoleh, cost


pembuatan alat relatif murah dan prosedurnya
mudah untuk dilakukan.
Kerugian : Tidak semua bahan dapat dilakukan dengan teknik
ini, terutama bahan yang mengandung fraksi sabun
atau bahan yang larut dalam air, Adanya komposisi air
menyebabkan terjadi reaksi hidrolisa dan waktu
penyulingan cukup.

Proses Destilasi Air:


1. Sampel (bahan) akan kontak langsung dengan air mendidih.
2. Saat penyulingan berlangsung, setiap butir-butir minyak yang
terdapat di dalam jaringan bahan dapat ditarik dari kelenjar dan
di bawa ke permukaan bahan dengan osmosis.
3. Bersama dengan uap air menuju alat pendingin
(kondensor), dan akhirnya ditampung dengan alat pemisah
air dengan minyak.
4. Sumber panas yang biasanya digunakan untuk
menguapkan air adalah api langsung atau mantel
pemanas (steam jocket).
5. Tekanan uap biasanya sama dengan tekanan udara luar
yakni 1 atsmosfer.

2. Destilasi Uap - Air

KETERANGAN ALAT:
1. Kompor Pemanas
2. Labu didih dasar bulat
3. Klem
4. Labu destilasi (tmpt sample
5. Konektor
6. Kondensor
7. Aliran keluar
8. Aliran masuk
9. Pompa vakum
10. Clavenger
11. Penampung destilat
12. Baskom
13. Statif

Gambar 6.3 Destilasi Uap-Air

Bahan yang digunakan tidak kontak langsung dengan air


namun diberi sekat antara air dan simplisia yang biasa disebut
angsang. Prinsipnya air mendidih dan uap air akan membawa
partikel minyak atsiri untuk dialirkan kekondensor kemudian kealat
pemisah, secara otomatis air dan minyak akan terpisah, karena ada
perbedaan berat jenis dimana berat jenis minyak lebih kecil
dibandingkan berat jenis air, sehingga minyak berada diatas dan air
dibawah.

Kelebihan : Alatnya sederhana tetapi bisa menghasilkan minyak


atsiri dalam jumlah yang cukup banyak sehingga
efisien dalam penggunaan, Minyak yang dihasilkan
tidak mudah menguap
karena pembawanya adalah air yang tidak mudah
menguap pada suhu kamar.

kelemahannya: Membutuhkan wakt destilasi yang lebih Panjang


untuk hasil yang lebih banyak.

3. Destilasi Uap

Gambar 6.4 Destilasi Uap

Dalam bejana tersebut hanya terdapat simplisia.


Prisnsipnya uap air yang dihasilkan oleh steam generator akan
mengalir kewadah simplisia dan membawa minyak atsiri
bersama dengan uap air tersebut. Distilasi uap ini merupakan
distilasi yang paling baik karena dapat mengalirkan minyak atsiri
dengan kualitas yang tinggi karena tidak bercampur dengan air.

Keuntungan : Kualitas produl yang dihasilkan


sangan baik, karena tidak ada lagi becampur dengan
air.

Kerugian : Membutuhkan waktu yang lama dalam penyarian.


Faktor – Faktor yang mepengaruhi hasil dari minyak atsiri :

1. Suhu

Semakin tinggi suhu dari air maka semakin cepat dan banyak uap
yang dihasilkan , jika semakin tinggi uap yang dihasilkan maka uap
tersebut akan menyentuh sampel simplisia secara merata
2. Luas permungkaan sampel

Semakin besar luas permungkaan suatu sampel, maka uap akan


mudah mengestrak minyak dari sampel simplisia. Jika sampel
simplisia memeliki luas permungkaan yang kecil uap akan sulit
menyentuk sampel tersebut.
3. Waktu

Semakin lama waktu proses distilasi uap-air maka uap akan lebih
banyak mengestrak minyak terserbut karena proses ekstraksi terjadi
berulang- ulang (Ketaren, 1985),

“PROSEDUR PERCOBAAN DESTILASI UAP AIR LANGSUNG”

Alat-Alat yang digunakan :


1. Satu unit alat destilasi uap air langsung
2. Unit Clavenger
3. Timbangan Analitik
4. Kondensor
5. Termometer
6. Botol kaca
7. Gelas ukur
8. Piknometer
9. Statif & klem
10. Selang

Bahan-bahan yang digunakan :


1. Sampel simplisia (kondisional)
2. Aquadest
Prosedur Kerja :
1. Sampel minyak atsiri dikeringkan pada suhu kamar.
2. Sampel dipotong-potong sesuai dengan instruksi asisten.
3. Timbang sampel yang telah dikeringkan sebanyak 800 gram
4. Isi labu didih dengan air hingga tanda batas.
5. Unit alat dirangkai dengan bener, sambungkan unit
clavenger dan kondensor. Periksa jangan sampai ada
kebocoran.
6. Hidipkan pemanas listrik dan pompa vakum , air pendingin dialirkan.
7. Waktu Proses distilasi uap-air dilakukan sesuai instruksi asisten
8. Campuran minyak dan air hasil distilasi dipisahkan dengan cara
membuka kran pada unit pemisah, ambil bagian minyak atsirinya,
Timbang dan catat.
9. Hitung densitas yang diperoleh.

𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑖𝑠𝑖 − 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔


ϼ=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

10. Hitung rendemen minyak atsiri yang diperoleh.

𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥 100 %
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑘𝑢

Anda mungkin juga menyukai