Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL DISKUSI

Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia


(PRRI)

Disusun Oleh :
Ketua : Jirga Panca Syawal
Sekretaris : A.Muh.Jumatul Khair
Anggota : Muh.revan
Muh.reza raditya
Muh.fachreza

Latar Belakang
. Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia
(PRRI) adalah sebuah pemberontakan yang terjadi di
Indonesia pada tahun 1950-an. Latar belakang PRRI
melibatkan sejumlah faktor kompleks yang
berkontribusi terhadap pecahnya konflik ini. Berikut
adalah beberapa latar belakang utama PRRI:
Ketidakpuasan Regional: Salah satu faktor utama latar
belakang PRRI adalah ketidakpuasan beberapa
provinsi di Indonesia terhadap pemerintah pusat.
Provinsi-provinsi seperti Sumatera Barat, Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, dan Aceh merasa bahwa
pemerintah pusat di Jakarta tidak memperhatikan
kepentingan dan aspirasi mereka. Mereka
menginginkan lebih banyak otonomi dalam mengatur
urusan internal mereka.
Konflik Ideologis: Pasca-kemerdekaan, Indonesia
mengalami konflik ideologis yang signifikan. Ada
ketegangan antara kelompok nasionalis, yang
mendukung ideologi nasionalisme Indonesia yang
lebih kuat, dan kelompok Islamis, yang ingin melihat
pengaruh agama Islam lebih besar dalam
pemerintahan. Ketegangan ini menciptakan
ketidakstabilan politik yang menjadi latar belakang
bagi munculnya pemberontakan seperti PRRI.
TUJUAN BERDIRINYA ORGANISASI
(PRRI)
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia
(PRRI) berdiri dengan tujuan-tujuan tertentu yang
menjadi dasar pemberontakan tersebut. Tujuan-tujuan
utama PRRI termasuk:
Otonomi Daerah: Salah satu tujuan utama PRRI
adalah mendapatkan lebih banyak otonomi atau
kemerdekaan dalam mengatur urusan internal
provinsi-provinsi yang terlibat dalam pemberontakan,
terutama provinsi-provinsi di Sumatera, seperti
Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan,
dan Aceh. Mereka ingin memiliki lebih banyak
kendali atas sumber daya alam, ekonomi, dan
kebijakan dalam wilayah mereka sendiri, daripada
tergantung pada pemerintah pusat di Jakarta.
Penentangan terhadap Pemerintahan Pusat:
Pemberontak PRRI memiliki ketidakpuasan terhadap
pemerintah pusat Indonesia di bawah kepemimpinan
Presiden Soekarno. Mereka merasa bahwa pemerintah
pusat terlalu otoriter dan cenderung mengabaikan
aspirasi dan kepentingan daerah-daerah di luar Jawa,
serta terlalu dipengaruhi oleh komunisme.

TOKOH
YANG BERPENGARUH
Pemberontakan PRRI (Pemerintahan Revolusioner
Republik Indonesia) melibatkan beberapa tokoh yang
berpengaruh, baik dalam mendukung maupun
memimpin gerakan pemberontakan. Berikut adalah
beberapa tokoh yang berperan penting dalam PRRI:

Letnan Kolonel Ahmad Husein: Ahmad Husein


adalah salah satu tokoh utama dalam PRRI. Ia adalah
seorang perwira militer dari Tentara Nasional
Indonesia (TNI) yang memimpin pemberontakan
PRRI di Sumatera Barat. Ahmad Husein memainkan
peran sentral dalam memimpin pasukan pemberontak
dan membentuk pemerintahan sementara di wilayah
yang mereka kuasai.

Letnan Kolonel Barlian: Barlian adalah seorang


perwira militer lainnya yang terlibat dalam
pemberontakan PRRI. Ia memimpin gerakan
pemberontak di Sumatera Selatan dan mendukung
PRRI dalam upaya mereka untuk mendapatkan
otonomi lebih besar.
Kolonel Ventje Sumual: Ventje Sumual adalah tokoh
militer yang memainkan peran penting dalam PRRI.
Ia merupakan perwira yang mendukung PRRI dan
berperan dalam mendirikan pemerintahan sementara
di wilayah Sumatera Utara.

Ahmad Boestamam: Meskipun tidak aktif dalam


aspek militer pemberontakan PRRI, Ahmad
Boestamam adalah seorang politikus Indonesia yang
mendukung gerakan tersebut. Ia adalah anggota Partai
Sosialis Indonesia (PSI) dan mendukung perjuangan
PRRI sebagai alternatif terhadap pemerintahan pusat
di Jakarta.

Dukungan Asing: Selain tokoh-tokoh dalam negeri,


PRRI juga mencari dukungan dari negara-negara
asing, terutama Amerika Serikat. Meskipun tidak ada
tokoh spesifik yang dapat disebutkan dalam konteks
dukungan asing, PRRI menerima bantuan logistik dan
dukungan diplomatik dari negara-negara asing, yang
membantu mempertahankan pemberontakan tersebut
selama beberapa tahun.
Mengapa organisasi tersebut
Melakukan pemberontakan?
Pemberontakan PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik
Indonesia) dilakukan oleh sejumlah individu, kelompok, dan
elemen militer yang memiliki beragam alasan dan motivasi. Di
antara alasan utama yang mendorong organisasi tersebut untuk
melakukan pemberontakan adalah:
Ketidakpuasan Terhadap Pemerintahan Pusat: Salah satu alasan
utama PRRI melakukan pemberontakan adalah ketidakpuasan
terhadap pemerintahan pusat Indonesia yang dipimpin oleh
Presiden Soekarno. Para pemberontak merasa bahwa pemerintah
pusat terlalu otoriter, sentralistik, dan cenderung mengabaikan
aspirasi daerah-daerah di luar Jawa. Mereka ingin lebih banyak
kendali dan otonomi dalam mengatur urusan internal wilayah-
wilayah mereka.
Tuntutan Otonomi Daerah: Sebagian besar provinsi yang terlibat
dalam PRRI, seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, dan Aceh, ingin lebih banyak kontrol atas sumber daya
alam, ekonomi, dan kebijakan di wilayah mereka. Mereka
melihat pemerintah pusat sebagai penghalang dalam mencapai
otonomi yang mereka inginkan.
Konflik Ideologis: Pada masa itu, Indonesia mengalami
ketegangan ideologis antara kelompok nasionalis yang ingin
menjaga kesatuan dan identitas nasional Indonesia dan kelompok
Islamis yang ingin melihat pengaruh agama Islam lebih kuat
dalam pemerintahan. Beberapa pemberontak PRRI merasa
bahwa pemerintah pusat terlalu dipengaruhi oleh kelompok-
kelompok komunis dan ingin melawan penyebaran ideologi
komunis.
Reaksi Dan Tanggapan Masyarakat
Terhadap (PRRI)
Dukungan Terhadap PRRI: Di beberapa wilayah
di Sumatera, terutama di provinsi-provinsi yang
terlibat dalam pemberontakan, sebagian
masyarakat mendukung PRRI. Mereka mungkin
merasa bahwa pemberontakan ini adalah cara
untuk mendapatkan lebih banyak otonomi dan
kendali atas wilayah mereka sendiri. Beberapa
individu dan kelompok juga bisa mendukung
PRRI karena alasan ideologis, terutama jika
mereka menentang pengaruh komunis dalam
pemerintahan pusat.
Penentangan Terhadap PRRI: Di tempat lain,
terutama di luar wilayah-wilayah yang terlibat
dalam pemberontakan, banyak masyarakat yang
menentang PRRI. Mereka mungkin melihat
pemberontakan ini sebagai ancaman terhadap
kesatuan nasional Indonesia. Terutama di Jawa,
yang merupakan pusat kekuasaan politik, banyak
yang menilai PRRI sebagai pemberontakan yang
mengganggu stabilitas negara.
Kesimpulan Dan Saran
Sejarah yang Rumit: PRRI adalah hasil dari
ketegangan politik dan ekonomi antara
pemerintah pusat dan daerah di Indonesia pada
saat itu. Ini mencakup isu-isu seperti ekonomi,
agama, dan otonomi daerah.
Konflik Bersenjata: PRRI memasuki tahap
konflik bersenjata dengan pemerintah pusat, yang
menyebabkan kerugian besar dalam hal korban
jiwa dan kerusakan.
Intervensi Asing: Gerakan ini mendapat
dukungan dari beberapa negara asing, yang
semakin memperumit konflik tersebut.
Saran:
Memahami Sejarah: Penting untuk memahami
sejarah PRRI dengan cermat, termasuk faktor-
faktor yang memicu konflik tersebut. Ini dapat
membantu mencegah terulangnya sejarah yang
sama di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai