PANCASILA 54
OLEH:
NAMA : I MADE LUCKY SURYAJAYA
NIM : 051435232
PENUTUP
Simpulan
Dilihat dari sejarah, pada dasarnya separatism adalah gejala sejarah yang telah muncul
dalam perjalanan manusia dari masa lampau hingga masa kini dan mungkin akan ada
seterusnya di masa yang akan datang. Separatisme berkaitan erat dengan konflik vertical dan
konflik horizontal dimana berbagai faktor politik, ekonomi, sosial, kulturalm keagamaan dan
ideologi yang ada pada masyarakat atau pendukung gerakan separatism tersebut. Separatisme
telah terjadi sejak era peradaban kuno, peradaban Romawi kuno, Reformasi Gereja, Revolusi
Perancis, Runtuhnya Uni Soviet, bahkan di jaman modern seperti yang terjadi di Catalunia,
Kurdistan dan Skotlandia.
Separatisme juga merupakan gejala sejarah yang telah lama dikenal dalam dinamika
kerajaan-kerajaan di Nusantara. Mulai dari konflik perpecahan Majapahit, konflik internal di
Kesultanan Demak hingga kerajaan Mataram. Kecenderungan tersebut pun masih muncul pada
masa kini seperti pada Gerakan Aceh Merdeka dan Organisasi Papua Merdeka.
Sejarah separatism di Indonesia menunjukkan bahwa masalah terkait gerakan
separatisme ini memang sulit untuk diselesaikan. Gerakan separatisme di Indonesia telah
menjadi salah satu tantangan terbesar bagi pemerintahan Indonesia dalam memelihara
intergritas wilayah dan persatuan nasional. Walaupun telah terjadi terjadi beberapa upaya untuk
mengakhiri gerakan separatisme di Indonesia, beberapa gerakan masih tetap aktif dan
memperjuangkan tujuannya melalui kekerasan.
Sebagian besar gerakan separatisme bermula dari ketidakpuasan atas ketidakadilan
sosial, politik, dan ekonomi. Selain itu pelanggaran hak asasi manusia oleh aparat keamanan
dalam menangani gerakan separatisme sering menimbulkan kecaman Internasional dan
menurunkan citra In
Saran
Separatisme pada dasarnya dapat ditanggulangi antara lain melalui pengembangan
semangat persatuan dalam Pendidikan Pancasila yang menekankan prinsip-prinsip
kemanusiaan, keadilan, persatuan, demokrasi, musyawarah, kesejahteraan, serta persatuan dan
saling menghormati. Untuk mengatasi gerakan separatisme di Indonesia, dibutuhkan
pendekatan yang holistic dan berkelanjutan. Pemerintah perlu memperbaiki tata Kelola
pemerintahan yang lebih inklusif, memberikan ruang bagi partisipasi publik dalam
pengambilan keputusan sesuai semangat pada sila ke-4 Pancasila yang berbunyi, “Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan’, serta
memperkuat ekonomi daerah dengan memperhatikan pengentasan kemiskinan dan
kesenjangan ekonomi antar wilayah. Selain itu tindakan aparat keamanan harus berlandaskan
pada prinsip hak asasi manusia dan keadilan sesuai sila ke-2 Pancasila, “Kemanusiaan yang
adil dan beradab”. Karena itu implementasi atas nilai-nilai Pancasila harus tetap digiatkan
sebagai ketahananan nasional menghadapi ancaman radikalisme.
Pancasila merupakan satu kesatuan, persembahan yang satu yang tidak dipisahkan dari
yang lainnya. Seluruh sila di dalamnya adalah entitas organic atau kesatuan. Separatisme
adalah suatu Gerakan yang bertujuan untuk memperoleh penentuan nasib sendiri dan
memisahkan suatu wilayah atau kelompok yang lebih besar. Pancasila pada dasarnya adalah
ideologi bangsa Indonesia yang artinya visi hidup bangsa harus dijadikan dasar dalam setiap
Tindakan bangsa Indonesia. Jika muncul gerakan separatism, Pancasila harus berperan dalam
menjaga dan menegakkan keutuhan bangsa.