Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Istilah Separatis atau Separatisme ditujukan pada tindakan seseorang atau sekelompok orang
atau komunitas yang berada dalam satu kesatuan besar yang hendak memisahkan diri atau keluar
dari komunitas atau kesatuan besar itu dengan maksud berdiri sendiri sebagai negara atau bangsa
merdeka. Yang dimaksud dengan "melakukan kegiatan separatis" adalah kegiatan yang ditujukan
untuk memisahkan bagian dari atau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau
menguasai bagian atau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik atas dasar etnis,
agama, maupun ras. Separatis/se·pa·ra·tis/ /séparatis/ n orang (golongan) yang menghendaki
pemisahandari suatu persatuan; golongan (bangsa) untuk mendapat dukungan
Sesuai dengan semboyan Negara Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah harga
mati, harga mati yang tidak dapat ditawar lagi, oleh karena itusegala bentuk gerakan yang ingin
memisahkan dari Indonesia dan ingin menghancurkan Indonesia harus ditangani dengan cepat dan
tepat sesuai dengan peraturan dan sistem yang ada, dan harus ditangani oleh badan yang
berwenangsesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sementara ini masih terdapat
banyakpandangan mengenai penanganan keamanan dan ketertiban masyarakat, sebagaimana
diatur dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok separatis juga dapat mengancam keamanan
dan ketertiban masyarakat sebagaimana yang terjadi pada penembakan 31 pekerja jembatan Trans
Papua pada 1 Desember 2018.

B. PERUMUSAN MASALAH
1. Faktor faktor penyebab awal adanya gerakan separatisme di Indonesia!
2. Contoh kasus separatise yang pernah terjadi di Indonesia!
3. Dampak dari adanya gerakan separatisme?

C. TUJUAN PENELITIAN
Mengacu pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu menjelaskan apa
faktor awal penyebab gerakan separatisme, contoh separatisme yang sampai saat ini masih
menjarah di Indonesia, dan meneliti apa yang ditimbulkan dari gerakan separatisme.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. FAKTOR SEPARATISME
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan pengertian separatisme adalah paham
atau gerakan untuk memisahkan diri (mendirikan negara sendiri). Kelompok yang menganut
paham separatisme adalah memiliki sebutan separatis. Dalam modul berjudul Separatisme yang
dipublikasikan Universitas Krisnadwipayana, separatisme adalah bagian dari gerakan politis dan
damai. Separatisme adalah gerakan untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah
atau golongan manusia (biasanya golongan dengan kesadaran nasional yang tajam) dari satu sama
lain (atau suatu negara lain).

“Separatisme adalah sering menjadi tindak balas yang kasar dan brutal terhadap suatu
pengambilalihan militer yang terjadi dahulu. Di seluruh dunia jumlah golongan teroris menyatakan
bahwa separatisme adalah satu-satunya metode bagi meraih tujuan mereka mencapai
kemerdekaan,” dijelaskan. Mengenai penyebab separatisme adalah dijelaskan dalam modul
berjudul Mengenal Apa Itu Separatisme serta Contohnya di Indonesia yang dipublikasikan
Universitas Medan Area (UMA) ada empat hal. Ini penjelasan penyebab separatisme di Indonesia:

1. Krisis Ekonomi dan Kemanusiaan


Penyebab separatisme adalah adanya krisis ekonomi dan kemanusiaan. Dijelaskan, kondisi dari
ekonomi yang lemah sebagai penyebab separatisme adalah bisa mengakibatkan kejahatan-
kejahatan antar manusia (rakyat suatu negara) seperti merampok, mencuri, membunuh, dan
sebagainya.

2. Pemulihan Ekonomi Lamban


Penyebab separatisme adalah adanya pemulihan ekonomi yang lamban bahkan stagnan.
Kelanjutan dari krisis ekonomi berkepanjangan sebagai penyebab separatisme adalah
pemulihannya yang sangat lama, tidak berjalan, atau stangan

3. Dunia Politik Licik dan Masalah Sosial


Penyebab separatisme adalah adanya dunia politik yang licik dan masalah sosial. Kelicikan
politik sebagai penyebab separatisme adalah dipicu oleh para pejabat yang korup,
memperjuangkan kepentingan pribadi, yang dilakukan terus menerus tanpa rasa malu.

4. Intervensi Negara
Penyebab separatisme adalah bisa karena intervensi negara kepada kelompok tertentu. Selain
yang sudah dijelaskan sebelumnya, penyebab separatisme lainnya bisa berupa ajakan atau
intervensi negara kepada kelompok atau ras tertentu hingga memicu adanya perpecahan dalam
kesatuan.

2
2. KASUS SEPARATISME
Telah banyak terjadi kasus separatisme di Indonesia, berikut contoh kasus separatisme yang pernah
terjadi di Indonesia:

1) PKI Madiun
Membahas tentang pemberontakan PKI di Madiun tidak bisa lepas dari jatuhnya kabinet Amir
Syarifuddin tahun 1948. Jatuhnya kabinet Amir disebabkan kegagalannya Perundingan
Renville yang merugikan Indonesia. Untuk merebut kembali kedudukannya,pada 28 Juni 1948
Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR). Pada 11 Agustus 1948, Musso
tiba dari Moskow. Amir dan FDR segera bergabung dengan Musso. Untuk memperkuat
organisasi, maka disusunlah doktrin bagi PKI. Doktrin itu bernama Jalan Baru. PKI banyak
melakukan kekacauan, terutama di Surakarta.
Tujuan Pemberontakan PKI Madiun Tak hanya berusaha menggulingkan pemerintahan
Indonesia, pemberontakan PKI di Madiun juga bertujuan untuk:
- Membentuk negara Republik Indonesia Soviet
- Mengganti dasar negara Pancasila dengan Komunisme
- Mengajak petani dan buruh untuk melakukan pemberontakan

2) Gerakan Aceh Merdeka (GAM)


Gerakan Aceh Merdeka atau GAM adalah gerakan separatisme bersenjata yng bertujuan agar
Aceh terlepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). GAM dibentuk pada 4
Desember 1976 dan dipimpin oleh Hasan di Tirto. Akibat adanya perbedaan keinginan antara
pemerintah RI dan GAM, konflik yang terjadi sejak 1976 hingga 2005 ini telah menjatuhkan
hampir 15.000 jiwa. Organisasi tersebut membubarkan gerakan separatisnya setelah terjadi
Perjanjian Damai 2005 dengan pemerintah Indonesia. GAM kemudian berganti nama
menjadi Komite Peralihan Aceh.

3
Gerakan Aceh Merdeka atau GAM adalah gerakan separatisme bersenjata yng bertujuan agar
Aceh terlepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). GAM dibentuk pada 4
Desember 1976 dan dipimpin oleh Hasan di Tirto. Akibat adanya perbedaan keinginan antara
pemerintah RI dan GAM, konflik yang terjadi sejak 1976 hingga 2005 ini telah menjatuhkan
hampir 15.000 jiwa. Organisasi tersebut membubarkan gerakan separatisnya setelah terjadi
Perjanjian Damai 2005 dengan pemerintah Indonesia. GAM kemudian berganti nama
menjadi Komite Peralihan Aceh.
3) Organisasi Papua Merdeka (OPM)
Organisasi Papua
Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang didirikan tahun 1965 yang bertujuan
untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum
era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan
nama Irian Jaya. Pada tanggal 1 Juli 1971, Nicolaas Jouwe dan dua komandan OPM yang lain,
Seth Jafeth Raemkorem dan Jacob Hendrik Prai menaikkan bendera Bintang Fajar,
sebelumnya bernama Irian Jaya, memisahkan diri dari Indonesia dan menolak pembangunan
ekonomi serta modernitas.

4
3. DAMPAK GERAKAN SEPARATISME
Tentu saja adanya gerakan separatisme ini dapat mengancam keutuhan NKRI. Namun disisi lain
dampak gerakan separatisme bagi NKRI antara lain adalah sebagai berikut ini :
1. Perekonomian tidak Stabil
Masyarakat akan takut keluar rumah, akibatnya transaksi perekonomian menjadi terganggu
dan bahkan tidak jalan sama sekali. Lambat laun maka hal ini akan dapat mengancam stabilitas
ekonomi nasional tentu saja hal ini akan berdampak kepada kepercayaan investor luar serta
juga dapat memicu timbulnya krisis ekonomi.

2. Lambatnya pemulihan ekonomi


Pertimbuhan ekonomi yang terus naik dengan signifikan menunjukkan bahwa tentu dalam
bidang perekonomian memgalami banyak perbaikan. Namun ketikan perekonomian sebuah
negara terkena imbas akibat tindakan separatisme maka tentu untuk dapat mencapai kembali
ke titik awal atau bahkan mengembangkannya kembali amatlah sulit. Sebab, mendapatkan
kembali kepercayaan pasar khususnya para investor asing serta juga kepercayaan pasar global
bukanlah hal mudah.

3. Krisis Sosial
Sebab tindakan yang didalangi oleh beberaoa pihak tertentu ini merupakan upaya untuj dapat
memisahkan diri dari NKRI. Padahal adanga kemerdekaan yang nantinha mereka peroleh
belum tentu akan dapat menjadikan wilayah baru yang bebas menjadi lebih maju. Contoh saja
timor timor atau timor leste yang memisahkan diri dari Indonesia dan menjadi sebuah negara,
pada akhirnya mereka juga belum mampu melampau bahkan menyamai saja belum bisa jika
dibandingkan dengan prestasi Indonesia

4. Krisis Politik
Aksi dan tindakan separatisme juga dapat menyebabkan pergolakan politik. Dimana pihak
pihak lawan politik memanfaatkan kondisi ini untuk memperburuk situasi dan memecahbelah
bangsa. Terlebih lagi banyak pihak dan lawan yang menjadikan situasi seolah seolah membuat
pemerintah tidak dapat berkutik di hadapan para anggota separatis.

5
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN
Sebagai Negara demokratis, dan modern NKRI telah berkali-kali mengalami gerakan
Separatisme, yang disebabkan ketidakpuasanmasyarakat local di daerah atas kebijakan pemerintah
pusat, yang tidak kondusif ataupun mengabaikan keberadaan, dan keinginan masyarakat didaerah.
Penanganan gerakan Separatisme di Indonesia, biasanya dilakukan oleh pemerintah melalui
pendekatan keamanan (security approach) yang dibungkus penegakan hokum. Model penanganan
tersebut ada yang berhasil, dan ada pula yang gagal. Di samping itu, secara sadar terkadang juga

Dilakukan melalui perundingan, baik yang dilakukan di dalam negermaupun di luar negeri.
Keputusan yang diambil dari semacam perdamaian (jalan tengah) yang dilakukan di dalam negeri,
yang dapat dilihat adalah pembetukan peraturan perundangan tertentu, seperti pemberian otonomi
khusus seperti di Papua melalui Undang Undang nomor 21 Tahun 2001. Sebagai Negara yang
besar, dan berdaulat, sesungguhnya Negara Indonesia tidak selalu harus mengadopsi dan
memanfaatkan hukum internasional, yang kemudian dimasukkan ke dalam hukum nasional untuk
menyelesaikan gerakan Separatisme di NKRI.

2. SARAN
Dari kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini, secara umum dapat diberikan saran
yaitu; persoalan gerakan Separatisme adalah masalah dalam negeri Indonesia. Dan hokum yang
mengatur serta menyelesaikan gerakan Separatisme tersebut, harus berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945, yang di dalamnya terdapat perlindungan HAM. Sebagai factor pencegah (detterent
factor) desakan ataupun intervensi asing dalam menyikapi gerakan Separatisme di setiap Negara,
pola-pola penegakan hukum harus mengacu, dan memperhatikan hokum humaniter dan Statuta
Roma 1998. Di samping itu, pemberian otonomi khusus adalah langkah positif, walaupun bisa
dikatakan bahwa otonomi khusus merupakan bentuk dipensasi yang sifatnya terbatas.

6
DAFTAR PUSTAKA

Syamsul Hadi et.al,


Disintegrasi Pasca Orde Baru Negara: Konflik Lokal dan Dinamika Internasional.
Penerbit Cires FISIP UI & Yayasan Obor Indonesia. Jakarta, 2007.
Hadi Setia Tunggal.,
Peraturan Pelaksanaan UU Otonomi Khusus Papua., Harvarindo, Jakarta, 2007.
Hinca Panjaitan,
Radio Pagar Hidup Otonomi Daerah, Media Law Departemen, Jakarta, 2000.
Irfan Islamy,
Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksaan Negara. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta 2007.
Jacobus P. Solossa,
115 Otonomi Khusus Papua, Masa Depan Papua, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2005

Indonesia:
Undang Undang Dasar 1945 Amandemen Lengkap. Penerbit Poliyarna Widyapustaka, Jakarta.

Undang Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam.

Undang Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Provinsi Papua. Undang

Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pembagian Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah.

Undang Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Kompas, 17 Mei 2004

Republika, 15 Mei 2004.

Liputan 6, 13 Mei 2006

Anda mungkin juga menyukai