ISLAM SEBAGAI KEKUATAN

POLITIK INDONESIA
WAHYUNINGSIH FATIYA ADINDA FEBI INDAH LESTARI
RUTH
33030180020 33030190153
ALFIAN NOOR SAKTI 33030190116 TARISYA ILMIANA D.
33030190058 BAYU GILANG S. A.

ALI USMAN 33030190134 33030190175

33030190067 M. ABDUL GHOFUR RIFAL WIDARYANI

33030190152 33030190186
KEKUATAN POLITIK
• Kekuatan Politik tidaklah terlepas dari berbagai macam unsur partisipasi
politik yang muncul untuk mencoba mendominasikan pengaruh dan kekuatan
kelompoknya baik itu kelompok yang bersifat formal ataupun informal.
• Kekuatan-kekuatan politik ialah hal yang bisa masuk dalam pengertian yang
bersifat individual, kekuatan-kekuatan politik tidak lain adalah aktor-aktor
politik atau orang-orang yang memainkan peranan dalam kehdupan politik.
• Kekuatan politik mempengaruhi pengambilan keputusan serta berbagai
aktivitas politik lainnya seperti masalah distribusi kebijakan, komunikasi
politik, sarana pengatur konflik, dan sebagainya.
SEJARAH MENGENAI ISLAM MULAI ATAU DIYAKINI
SEBAGAI KEKUATAN POLITIK DI INDONESIA
• Pemikiran ideologis Islam baru muncul kemudian setelah berbagai komponen bangsa
ini mendirikan organisasi-organisasi politik di sekitar tahun 1930-an. Munculnya
MIAI, GAPI, dan lain-lain dalam Majelis Rakyat Indonesia (MRI) misalnya, telah
memunculkan ide-ide masa depan Indonesia, yaitu tuntutan Indonesia berparlemen.
Pemikiran ideologis itu misalnya muncul dalam bentuk yang sangat sederhana.
• Pada perkembangan berikutnya, kekuatan ideologis Islam menempatkan posisinya
pada kedudukan partai politik Islam yang ternyata tidak membawa perubahan kualitatif
apapun dalam perkembangan Indonesia modern. Kehadiran partai politik Islam di masa
setelah kemerdekaan selalu ditandai dengan beragamnya aspirasi politik dari "partai-
partai Islam", sehingga pada gilirannya partai politik Islam itu berjalan sendiri-sendiri.
LANJUT…
• Ada dua hal yang mempengaruhi pemikiran Islam di Indonesia untuk
mencari format baru politik Islam. Pertama, rekayasa politik terhadap
seluruh kekuatan komponen bangsa untuk membangun politik integrasif
berwawasan kebangsaan. Kedua, adanya perubahan wawasan keagamaan
dari umat Islam sendiri, terutama dalam hubungannya dengan konsepsi
kenegaraan dan kebangsaan.
• Format baru yang dikembangkan umat Islam, terutama oleh pemimpin
agama terlihat tampil secara damai dan tanpa pretensi mengangkat Islam
sebagai ideologi.
PERKEMBANGAN KEKUATAN POLITIK ISLAM
DI INDONESIA
MASA ORDE LAMA

• Politik Islam masa orde lama dan orde baru lebih mengasosiasikan diri dalam
aturan yang lebih struktural, hal ini merupakan akibat dari konsekuensi logis
menerima sistem demokrasi yang ditawarkan Barat, hal lainnya adalah karena
demokrasi dianggap sebagai pilihan realistis di tengah bangsa yang plural.
• Pada masa orde lama ini terjadi ketidakstabilan politik, banyak pertentangan
yang terjadi. Partai-partai di parlemen tidak mampu bekerjasama untuk
membentuk satu sistem politik yang kuat termasuk partai Islam. Saat itu partai
yang paling terkenal dalam menegakkan kemerdekaan adalah Masyumi
(Madjilis Sjura Muslim Indonesia).
MASA ORDE BARU

• Pemilu kdua sejak Indonesia merdeka akhirnya dilaksanakan pada 1971,

rezim Soeharto tidak memberikan tempat kepada sebagian partai atau politisi
yang telah mendapat kedudukan penting pada masa presiden Soekarno.
• Pada masa kemepimpinan Soeharto juga mencatat munculnya kembali tema
“Islam dan Kebangsaan”. Gerakan Islam sering dianggap sebagai gerakan
ekstem yang mencoba menggoyahkan sendi dasar negara Indonesia.
MASA REFORMASI
• Era reformasimelahirkan partai Islam atau partai yang berbasis dukungan
massa Islam, seperti PPP, PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia), PUI (Partai
Umat Islam), Partai Masyumi Baru, PBB (Partai Bulan Bintang), Partai
Keadilan (PK), Partai NU, PAN, PKB, dan lainnya.
• Reformasi seakan menjadi nafas baru bagi perkembangan sosial, hukum,
kebebasan pers, dan politik di Indonesia. Begitu juga dengan kelahiran
partai-partai Islam. Masa reformasi juga banyak membuat para ulama
terpolarisasi sedemikian rupa.
TERIMA KASIH