Anda di halaman 1dari 14

INTEGRATED REPORTING SEBAGAI MODEL

PELAPORAN KEUANGAN DI INDONESIA


“Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi kelas F semester genap tahun
akademik 2017/2018”

DOSEN PENGAMPU : Anis Chariri,SE, Mcom,PhD.Ak.CA

Disusun oleh:

Kelompok A

 Adelia Ayu A 12030115140137


 Andra Wisnu Pratama 12030116140202
 Arlissa Rizky Audityani 12030115140215
 Dea Rahma Novitasari 12030115140134
 Kafa Nafysa 12030114120042
 Nelly Nuraeni 12030115130183

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


DEPARTEMEN AKUNTANSI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

2019
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Adelia Ayu A 12030115140137


2. Andra Wisnu Pratama 12030116140202
3. Arlissa Rizky Audityani 12030115140215
4. Dea Rahma Novitasari 12030115140134
5. Kafa Nafysa 12030114120042
6. Nelly Nuraeni 12030115130183

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa makalah yang saya serahkan dalam bentuk soft copy
untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi adalah karya kami sendiri, kecuali untuk
kata atau kalimat yang saya rujuk dengan menyebut nama asli penulisnya.

Jika di kemudian hari ternyata terbukti bahwa saya menggunakan ide orang lain tanpa
meyebut nama orang tersebut, maka saya terbukti melakukan plagiasi dan siap untuk diberi
sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Semarang, 20 Juni 2018

Nama dan tanda Tangan


PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Trend era ini menunjukkan bahwa adanya system Laporan keuangan perusahaan
dianggap tidak mencerminkan gambaran secara keseluruhan. Dalam Laporan keuangan tidak
menyajikan informasi tambahan yang mendasari adanya informasi keuangan seperti prospek ,
informasi sosial, tata kelola, dan lingkungan, serta keberlanjutan bisnis perusahaan yang
dapat menunjang kestabilan laporan keuangan. Maka dari itu, diperlukan adanya laporan
yang bisa lebih menjelaskan tentang suatu nilai perusahaan dan dampaknya terhadap
keberlanjutan yang diterapkan oleh perusahaan yang berkaitan dengan opini public.

Pada tahun 2011 IIRC didukung oleh Global Reporting Initiatives (GRI)
mengembangkan model pelaporan baru yang dinamakan Integrated Reporting (biasa
disimbolkan dengan <IR>) sebagai sebuah solusi dalam rangka menjawab kebutuhan
penemuan cara baru dalam mengukur dan mengomunikasikan penciptaan nilai perusahaan.
Adanya perkembangan dan persaingan yang ketat dalam dunia bisnis akhir-akhir ini semakin
meningkat disebabkan oleh adanya pertumbuhan bisnis, teknologi, dan kondisi lingkungan
ekonomi yang mengalami perubahan yang signifikan sehingga membutuhkan informasi yang
efektif dan efisien. Salah satu sumber untuk memperoleh informasi tersebut berasal dari
laporan tahunan yang secara formal dipublikasikan oleh perusahaan.

https://accounting.binus.ac.id/2017/12/21/integrated-reporting-inovasi-paradigma-baru-bagi-
pelaporan-kinerja-perusahaan/

The International Integrated Reporting Framework is used to accelerate the adoption


of <IR> across the world.

Seiring dengan adanya perkembangan dunia bisnis, sistem pelaporan juga semakin
detail dan efisien, sehingga sistem pelaporan juga mengalami perkembangan yang
meningkat. Hal ini didukung oleh pendapat (Eccles dan Krzus, 2010) yang menegaskan
bahwa integrated reporting merupakan laporan tahunan dan laporan berkelanjutan yang
diintegrasikan dalam satu laporan tunggal. Suatu proses komunikasi informasi kepada
pemangku kepentingan tentang bagaimana strategi, tata kelola, kinerja dan prospek
organisasi dalam konteks lingkungan eksternal, yang mengarah pada penciptaan nilai
dalam jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang merupakan pengertian
dari integrated reporting atau pelaporan terintegrasi (The International Integrated
Reporting Council, 2013).

https://integratedreporting.org/wp-content/uploads/2013/12/13-12-08-THE-
INTERNATIONAL-IR-FRAMEWORK-2-1.pdf

Perusahaan memerlukan adanya pengungkapan yang berkualitas untuk


mengatasi adanya asimetri informasi. Hal tersebut merupakan salah satu tahapan yang
penting karena laporan keuangan memiliki peran dalam terciptanya komunikasi yang
optimal antara pihak perusahaan dengan pihak lain yang berkepentingan
(stakeholders) seperti investor, pemerintah, kreditor, pemegang saham, supplier, dan
masyarakat. Perubahan paradigma dalam sudut pandang bisnis saat ini menganggap
bahwa kelangsungan hidup suatu bisnis sangat dipengaruhi oleh nilai perusahaan yang
mana tidak hanya didasarkan pada aspek finansial (seperti profit) melainkan juga
aspek sosial dan lingkungan (seperti corporate social responsibility). Oleh karena itu,
dibutuhkan adanya pembaharuan model bisnis dan pengambilan keputusan dalam
perusahaan untuk menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Kondisi tersebut
melahirkan suatu konsep laporan keuangan yang terintegrasi, terpadu, dan saling
berhubungan satu sama lain yang dikenal dengan Integrated Reporting.

Integrated reporting (IR) merupakan format pelaporan keuangan yang tidak


hanya menyajikan informasi keuangan tetapi juga informasi nonkeuangan dan
dipercaya dapat memberikan perspektif bisnis yang lebih transparan, terintegrasi, dan
komprehensif. Elemen-elemen integrated reporting menurut IIRC (2013) adalah:
gambaran organisasi dan lingkungan eksternal (organizational overview and external
environment), tata kelola (governance), model bisnis (business model), peluang dan
risiko (risks and opportunities), strategi dan alokasi sumber daya (strategy and
resource allocation), kinerja (performance), prospek masa depan (outlook), basis
presentasi (basis of presentation).

Banyak perusahaan khususnya perusahaan di Afrika Selatan, Australia, dan


beberapa negara di Eropa, telah menerapkan integrated reporting. Beberapa
perusahaan di Indonesia juga telah mulai menerapkannya meskipun bersifat sukarela,
seperti PT Aneka Tambang Tbk dan PT Tambang Timah Tbk. Hal tersebut
menunjukkan bahwa intergrated reporting sangat bermanfaat dan mudah untuk
diterapkan.

Belkaoui, Ahmed R. 1993. Accounting Theory. Cambridge: The University Press.

Adanya pelaporan Integrated Reporting memberikan perbaikan positif bagi


perusahaan untuk meningkatkan proses bisnis dalam organisasi dengan menghubungkan
antara departemen, serta dapat menunjukkan adanya perubahan terhadap penilaian yang
lebih optimal dari bisnis, meningkatkan kesadaran manajemen senior, dan memberikan nilai
tambah bagi pengguna pelaporan. Kemudian, IIRC mampu menerbitkan satu kerangka kerja
internasional baru yang menyatukan informasi keuangan dan informasi non keuangan ke
dalam satu laporan. Laporan ini biasanya disebut sebagai pelaporan terintegrasi dan
kerangka dikenal sebagai The International Framework dirilis pada tanggal 9 Desember
2013.

https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2015_1_1084_Bab1.pdf

1.2 PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah :
1. Bagaimana penerapan integrated reporting yang sudah dilakukan saat ini dan
pentingnya peranan pelaporan integrated reporting?
2. Apakah tujuan dari penerapan integrated reporting?
3. Apakah manfaat Integrated Reporting ?
4. Apa saja elemen elemen dan keuntungan penerapan integrated reporting bagi
perusahaan yang menerapkannya sebagai bentuk pelaporan keuangan?
5. Setujukah apabila Integrated Reporting digunakan sebagai model pelaporan
keuangan di Indonesia?
6. Jenis Pengungkapan apa yang diterapkan di Indonesia?
PEMBAHASAN

1.1 Penerapan Integrated Reporting di Beberapa Negara

Integraterd reporting sudah diberlakukan pada negara negara maju yang telah diatur oleh
regulasi masing-masing negara terlebih bagi perusahaan yang Go Public. Beberapa negara
seperti Amerika, Jerman, Inggris, Afrika Selatan dan beberapa negara yang lain yang
mensyaratkan pelaporan terintegrasi non finansial bagi perusahaan public.

The Financial Reporting Council (FRC) di Inggris telah menerbitkan Guidance on the
Strategic Report yang merupakan panduan program supaya meningkatkan pelaporan laporan
non finansial yang jelas serta termasuk ke dalam program yang konsisten dengan integrated
reporting dan bermanfaat juga untuk entitas yang sedang membangun pelaporan non finansial
yang lainnya.

Beberapa perusahaan di Indonesia seperti PT. Timah Tbk, PT. Semen Indonesia Tbk, PT.
Antam Tbk, serta beberapa perusahaan lain telah dan akan menerapkannya. Tetapi jumlah
perusahaan di Indonesia yang menerapkan dan melaporkan IR masih tergolong sedikit,
bahkan perusahaan yang listing di BEI tidak semuanya yang menerapkan IR.

Berbeda dengan Indonesia, di Afrika Selatan penerapan integrated reporting ini


merupakan pengungkapan dan pelaporan yang wajib dilaksanakan di Negara tersebut. Karena
negara tersebut concern dengan nilai dan informasi yang terdapat pada IR. Di Indonesia
penerapan IR masih merupakan pengungkapan dan pelaporan sukarela (voluntary disclosure)
dan tidak diharuskan. Berdasarkan hal tersebut yang menjadi penyebab minimnya
perusahaan di Indonesia yang secara terbuka melakukan penerapan IR.

Pentingnya Integrated Reporting

Salah satu tujuan pelaporan keuangan yaitu, untuk menyampaikan informasi terkait
sebuah perusahaan kepada pihak yang membutuhkan informasi berupa informasi keuangan
maupun non-keuangan. Basis dari integrated reporting adalah gambaran organisasi dan
lingkungan eksternal, tata kelola entitas, peluang dan risiko entitas, strategi dan alokasi
sumber daya entitas, model bisnis, kinerja entitas, prospek masa depan entitas, dan dasar
pengungkapan elemen. Namun, laporan keuangan saja dirasa kurang cukup untuk menjadi
tolak ukur mengenai kondisi suatu perusahaan. Laporan keuangan saja tidak dapat
memberikan informasi yang cukup mengenai suatu perusahaan, sedangkan pihak eksternal
perusahaan tentunya membutuhkan informasi lebih mengenai suatu perusahaan secara
mendetail. Stakeholder merupakan salah satu pihak eksternal yang membutuhkan informasi
lebih mengenai kondisi suatu perusahaan ataupun entitas.

Teknik paling efektif dalam berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan yang
akan menunjukkan gambaran menyeluruh tentang perusahaan dalam hal target masa depan
dan hubungan antara kinerja keuangan dan pelaporan tentang tanggung jawab sosial serta
lingkungan entitas selain untuk membantu meningkatkan strategi model bisnis dengan proses
pemikiran terintegrasi dan dukungan pengambilan keputusan dapat digunakan Integrated
Reporting (Hoque, 2017).

Perubahan makna nilai perusahaan seiring waktu salah satunya ditandai dengan
munculnya kebutuhan dan kewajiban atas Integrated reporting. Bahwa keberhasilan
perusahaan tidak semata dinilai berdasarkan kondisi keuangannya saja, namun juga kinerja
serta performanya pada lingkup sosial, lingkungan, sumber daya manusia, dan masih banyak
lagi. Menyorot pada nilai elemen dasar sebuah perusahaan, value (EY, 2013). IR juga sebagai
cerminan dari potensi dan nilai yang terdapat bagi suatu perusahaan sebagai tolak ukur
informasi kepada investor. The International Integrated Reporting Council (IIRC), integrated
reporting, sebagai suatu Teknik ataupun proses yang menghasilkan komunikasi oleh
organisasi yang paling jelas, laporan terpadu periodik yang secara sustainability diungkapkan
tentang bagaimana strategi organisasi, pemerintahan, kinerja, dan prospek mengarah pada
penciptaan nilai jangka pendek, menengah dan panjang (IIRC, 2013).

Pada dasarnya basis pengungkapan IR perlu dilakukan. Selain untuk kepentingan


stakeholders pengungkapan IR memberikan nilai lebih bagi suatu perusahaan. Sebab,
didalam pelaporan IR dapat memberikan pengetahuan dan informasi yang berbeda dari
perusahaan yang tidak mengungkapkan IR. Dan juga IR dapat mengurangi asimetri informasi
antara investor dengan manajemen perusahaan

1.2 Tujuan Integrated Reporting

Berdsasarkan (The International Integrated Reporting Council, 2013) Integrated


Reporting memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas informasi bagi penyedia financial capital agar meminimalisir


adanya alokasi modal yang menguntungkan bagi entitas.
2. Meningkatkan kualitas pelaporan Integrated Reporting untuk dijadikan tolak ukur
yang lebih efektif dalam proses laporan perusahaan guna menginformasikan adanya
faktor – faktor yang dapat berpengaruh secara sistematis terhadap kemampuan
perusahaan menciptakan nilai keberlanjutan bagi perusahaan.
3. Menciptakan sistem akuntabilitas dalam pelaporan dan penerapan dalam modal
perusahaan.
4. Mendukung adanya pengambilan keputusan, dan tindakan yang berfokus pada
penciptaan nilai dalam jangka waktu (pendek, menengah dan panjang).

1.3 Manfaat Integrated Reporting

Integrated Reporting memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan yang


menerapkannya. Beberapa keuntungan atau manfaat yang diperoleh perusahaan jika
menerapkan Integrated Reporting yaitu:

Menurut The Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) manfaat yang akan
didapat oleh perusahaan apabila menerapkan integrated reporting. Manfaat tersebut antara
lain :

1. Lebih banyak pemikiran dan manajemen yang terintegrasi

2. Memberikan kejelasan mengenai isu-isu bisnis dan kinerja

3. Meningkatkan reputasi perusahaan dan hubungan pemangku kepentingan

4. Pelaporan lebih efisien

5. Keterlibatan karyawan

6. Peningkatan margin kotor

7. Mengetahui dampak dari biaya modal

ACCA. 2017.
Insights into Integrated Reporting : challenges and best practiceresponses.
ACCA
1.4 Keuntungan Penggunaan Integrated Reporting

Integrated Reporting memiliki banyak keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan


yang menerapkannya. Keuntungan yang dapat diperoleh suatu perusahaan jika
mengimplemntasikan Integrated Reporting yaitu:

1. Integrated Reporting dapat memberikan detail laporan yang lebih besar (Krzus, 2011).
Saat pemahaman tentang hubungan antara kinerja keuangan maupun non-keuangan
dipahami dengan lebih baik oleh perusahaan maka dapat meningkatkan kontrol
sehingga mampu memberikan informasi yang efisiensi dan efektif pada proses bisnis.
Ketika manajemen mencapai ini, kemampuannya untuk mengembangkan dan
menerapkan strategi yang berkelanjutan akan meningkat.
2. Dapat memberikan keputusan yang lebih baik (Krzus, 2011). Dikarenakan integrated
reporting menyediakan informasi keuangan maupun non keuangan maka stakeholder
mampu membuat keputusan yang lebih baik untuk sistem pelaporan sehingga mampu
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan dari segi nilai perusahaan (Value).
3. Meningkatkan sistem informasi internal, yang memungkinkan manajemen untuk
membuat keputusan yang berkaitan dengan alokasi sumber daya yang lebih baik dan
mengarah pada penurunan biaya potensial serta pelaporan yang lebih ringkas dan
lebih kompleks (PriceWaterhouseCoopers, 2013).

Integrated reporting hadir dengan tampilan sempurna. Semua unsur-unsur yang tidak
terasaji dalam sustainability reporting tersaji dalam integrated reporting sesuai dengan
prinsip-prinsip panduan model pelaporan ini. Evolusi dalam model pelaporan ini sangat
menentukan masa depan bagi perusahaan dikarenakan Investor cenderung melirik entitas
yang mengikuti tren pasar global. Serta memudahkan bagi stakeholder untuk memahami cara
kerja dan kinerja dari perusahaan serta dapat melihat resiko, alur, dan peluang pada masa
mendatang karena integrated reporting tidak hanya menyajikan dasar dan output atas kinerja
organisasi dalam periode waktu, tetapi juga menyajikan beberapa proses dalam hal mendapat
output tersebut serta keluaran yang dihasilkan dan dapat mengurangi adanya asimetri
informasi antara pihak yang saling berkepentingan. (EY, 2013)
Elemen-elemen Integrated Reporting
Adapun elemen IR sesuai standar IIRC yang harus dipenuhi agar sebuah laporan perusahaan
sudah disebut sebagai laporan yang sudah terintegrasi secara maksimal

1. Ikhtisar organisasi dan model bisnis: dalam sistem elemen ini mampu menjelaskan
tentang cara peaporan agar mampu menciptakan dan mempertahankan nilai untuk
perusahaan.
2. Strategi untuk mencapai tujuan perusahaan : Elemen ini menjelaskan apa saja strategi
utama dan alternative yang dipilih perusahaan supaya mampu mencapai tujuan yang
diinginkan oleh perusahaan.
3. Tata kelola, remunerasi, dan Kinerja: Elemen ini mendeskripsikan mengenai
beberapa hal diantaranya tentang kepemimpinan organisasi dan proses pembuatan
keputusan strategis bagi perusahaan serta dampak organisasi terhadap sumber daya
dan korelasi antara keduanya.
4. Masa depan perusahaan: Elemen ini menjelaskan berbagai peluang, tantangan dan
ketidakpastian, yang akan dihadapi perusahaan di masa mendatang serta tindakan apa
saja yang perlu diambil perusahaan untuk mengantisipasi semua hal tersebut.
https://www.academia.edu/35372944/Sustainability_Reporting_vs_Integrated_Reporting

1.5 Penerapan Integrated Reporting di Indonesia

Banyak perusahaan di Indonesia telah menyelesaikan pelaporan keberlanjutan dalam


pelaporan tersebut setiap perusahaan memiliki peraturan yang masih tidak mengharuskan
perusahaan publik untuk mengungkapkan Laporan Terpadu (IR) pada system pelaporan. Pada
tahun 2011, the International Integrated Reporting Committee (IIRC) didukung oleh GRI
mengembangkan model, pelaporan korporasi yang baru yang disebut Integrated Reporting
(IR). IIRC merupakan lembaga internasional yang terdiri dari pembuat peraturan, investor,
perusahaan, penyusun standar, profesi akuntan, dan masyarakat.

Berdasarkan hasil pengamatan, beberapa perusahaan di Indonesia telah menerapkan


integrated reporting atas inisiatif untuk melengkapi laporannya dan bersifat sukarela.
Sementara, untuk perusahaan-perusahaan secara umum masih menggunakan model pelaporan
terdahulu karena belum adanya kewajiban yang ditetapkan untuk melaporkan aspek non-
finansial melalui integrared reporting..

Dalam beberapa perusahaan yang dapat menerapkan adanya integrated reporting, maka
integrated reporting perlu dijadikan bentuk pelaporan keuangan di Indonesia yang sifatnya
wajib. Lebih tepatnya IR sebaiknya dapat menjadi bentuk pengungkapan wajib yang harus
dilakukan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal tersebut untuk menunjukkan adanya
suatu kesetaraan bagi seluruh perusahaan di Indonesia karna tidak hanya beberapa
perusahaan saja yang mengungkapkan IR, tetapi dapat pengungkapan tersebut dapat
diterapkan pada seluruh perusahaan di Indonesia untuk melakukan hal yang sama.

Perusahaan di Indonesia dalam mengungkapkan integrated reporting diperlukan beberapa


modifikasi yang menambah nilai pada laporan mereka. Modifikasi yang diperlukan
(Setiawan, 2016) adalah:

1. Fokus pada adanya penambahan nilai dalam jangka pendek dan jangka panjang
daripada hanya keberlanjutan.
2. Mengungkapkan model bisnis bagi perusahaan, strategi dan menerapkan adanya
alokasi sumber daya.
3. Memberikan perhatian lebih pada stakeholder hubungan terutama terhadap pemasok
dan mitra bisnis agar dapat berjalan secara efisien.
4. Menunjukkan adanya pengungkapan materialitas (evaluasi dan prioritas masalah yang
relevan)

http://jurnal.pknstan.ac.id/index.php/JIA/article/view/38/28

1.6 Jenis-Jenis Penggungkapan Laporan Keuangan di Indonesia

Pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan yang dibutuhkan


oleh suatu perusahaan. Secara teknis, pengungkapan adalah suatu langkah akhir dalam proses
akuntansi yaitu berupa penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh laporan
keuangan. Keberadaan dari pengungkapan dalam perusahaan sangat penting karena nilai
informasi yang relevan dan reliable tercermin di dalam pengungkapan laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan merupakan salah satu media dalam proses pengungkapan yang
diharuskan dalam standar akuntansi dan tentunya tidak dapat disajikan dalam neraca, laporan
laba rugi maupun laporan arus kas. Bagi pihak internal perusahaan, pengungkapan informasi
mampu dipergunakan dalam hal membantu proses pengambilan keputusan bagi perusahaan.
Sedangkan untuk pihak eksternal salah satunya seperti pemerintah, kreditur, investor, dan
publik, pengungkapan tentang informasi perusahaan itu dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan untuk berinvestasi bagi investor, keputusan untuk pemberian kredit oleh kreditur
dan juga kebijakan pengenaan pajak oleh pemerintah.
Suwardjono. 2014. Teori Akuntansi dan Perekayasaan Laporan Keuangan. Yogyakarta:
BPFE. Yogyakarta

http://e-journal.uajy.ac.id/2662/3/2EA16912.pdf

http://www.duniapelajar.com/2012/01/18/pengertian-jenis-dan-manfaat-disclosure-pengungkapan-laporan-
keuangan/

Soemarso, S.R. 2003. Akuntansi Suatu Pengantar (Buku 2). Jakarta: Salemba Empat.

Pada awalnya pengungkapan yang dilakukan oleh suatu perusahaan hanya berupa
laporan keuangan yang menunjukkan tentang operasional bagi8an dari perusahaan yaitu
mengenai sistem keuangan perusahaan untuk mendatangkan investor. Seiring pada era
globalisasi sistem pengungkapan semakin meluas yang dilakukan oleh suatu perusahaan ada
dua sifat pengungkapan yaitu pengungkapan wajib (Mandatory) dan pengungkapan sukarela
(Voluntary). Beberapa tipe peraturan mengenai kedua pengungkapan ini bergantung pada
kebijakan di setiap negara dimana perusahaan didirikan.

Ada tiga konsep mengenai luas pengungkapan laporan keuangan yaitu adequate, fair,
full disclosure. Konsep yang paling sering digunakan oleh perusahaan yaitu adequate
disclosure (pengungkapan yang cukup), yaitu suatu pengungkapan minimum yang
disyaratkan oleh beberapa peraturan yang berlaku di setiap negara dimana pada tingkatan ini
investor mampu menginterpretasikan angka dalam laporan keuangan yang dipublikasikan.
Konsep dari fair disclosure (pengungkapan secara wajar) mengandung tujuan untuk
menyediakan informasi yang layak terhadap publik. Sedangkan untuk sistem full disclosure
(pengungkapan secara penuh) berupa penyajian laporan keuangan yang lebih banyak dan
secara keseluruhan sehingga beberapa pihak mampu berpendapat bahwa adanya full
disclosure merupakan konsep yang dapat sangat merugikan perusahaan dan menguntungkan
bagi pesaing.

Di era saat ini adanya beberapa isu yang menyebar dibeberapa dunia, salah satunya
berupa Laporan baru yaitu Laporan yang Terintegrasi (Integrated Reporting). Integrated
Reporting laporan tersebut didukung oleh Internasioanl Integrated Reporting Council (IIRC)
dan Global Reporting Initiative (GRI). Pengungkapan Laporan ini, mampu memberikan nilai
lebih bagi perushaan dan pendapat bagi pihak eksternal yang membutuhkan informasi dalam
kurun waktu pendek panjang dan menengah.Adanya penerapan Integrated Reporting telah
diterapkan di beberapa negara di dunia, seperti di Afrika Amerika, Australia dan
Belanda,Jerman.

https://www.ncsr-id.org/2015/12/21/sustainability-reporting-award-sra-2015-press-release/

KESIMPULAN

Integrated Reporting merupakan laporan tahunan dan laporan berkelanjutan yang


diintegrasikan dalam satu laporan tunggal. Dengan banyaknya keuntungan yang akan
diterima oleh perusahaan yang menerapkan integrated reporting sebagai model pelaporan
keuangan maka integrated reporting disarankan untuk digunakan. Pada dasarnya
pengungkapan integrated reporting perlu dilakukan. Selain untuk kepentingan stakeholders
pengungkapan IR memberikan nilai lebih bagi suatu perusahaan. Peningkatan nilai
perusahaan akan mempengaruhi pandangan seorang investor terhadap suatu perusahaan. Hal
ini tentu akan menarik investor untuk berinvetasi.

Meskipun aturan atau regulasi terkait integrated reporting di Indonesia masih belum ada,
namun sudah ada pedoman dari The International Integrated Reporting Council yang
memudahkan perusahaan-perusahaan untuk menerapkan integrated reporting. Namun
terdapat beberapa perusahaan yang dengan sukarela mengungkapkan integrated reporting.
Dikarenakan beberapa perusahaan mampu mengungkapkan integrated reporting, maka
integrated reporting perlu dijadikan bentuk pelaporan keuangan di Indonesia yang sifatnya
wajib. Sehingga, kami setuju apabila Integrated Repoting digunakan sebagai model pelaporan
keuangan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai