Abstract. Regional Development Banks are required to innovate and anticipate changes in digitalization
in the digital industry era 4.0. Financial Services Authority as the regulator of the Regional Development
Banks developed the framework for the 2015 Regional Development Banks Transformation program which
covers aspects of business and risk. Therefore, this research aims to investigate whether the annual report
is only a single medium for Regional Development Banks risk disclosures. This research uses a content
analysis approach in Regional Development Banks reporting in Indonesia in the 2015-2019 period. The
research results showed that risk disclosures are not only found in annual reports but also in sustainability
reports that are separate from annual reports. This shows that Regional Development Banks not only seeks
to detect risks that are disclosed in the annual report but also to anticipate sustainable financial risks that
are disclosed in the sustainability report. Through the transformation program makes Regional
Development Banks not only have high competitiveness and strong but also can contribute to the growth
and equity of the regional economy in Indonesia.
Abstrak. Bank Pembangunan Daerah (BPD) dituntut berinovasi serta mengantisipasi perubahan
digitalisasi dalam era digital industri 4.0. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator BPD menyusun
kerangka kerja program Transformasi BPD tahun 2015 yang mencakup aspek bisnis dan risiko. Oleh karena
itu, riset ini bertujuan untuk menginvestigasi apakah laporan tahunan hanya sebagai media tunggal untuk
risk disclosures BPD. Riset ini menggunakan pendekatan content analysis pada pelaporan BPD di
Indonesia dalam kurun waktu 2015-2019. Hasil riset menunjukkan bahwa risk disclosures tidak hanya
terdapat pada laporan tahunan namun juga terdapat pada laporan keberlanjutan yang terpisah dari laporan
tahunan. Hal ini menunjukkan bahwa BPD tidak hanya berupaya mendekteksi risiko yang diungkapkan
dalam laporan tahunan namun juga mengantisipasi risiko keuangan berkelanjutan yang diungkapkan dalam
laporan keberlanjutan. Melalui program transformasi menjadikan BPD tidak hanya memiliki daya saing
yang tinggi serta kuat namun juga dapat berkontribusi pada pertumbuhan serta pemerataan ekonomi daerah
di Indonesia.
hanya menjadi perhatian besar dari standar et al., 2012), namun pihak eksternal lainnya.
akuntansi internasional (Cabedo & Tirado, Penyajian laporan keberlanjuta n
2004) namun juga Standar Akuntansi Keuangan mengungkapkan peran perusahaan dalam
di Indonesia. Melalui International Accounting menerapkan norma-norma yang berlaku dalam
Standard Board (IASB) yang diuraikan oleh masyarakat serta upaya perusahaan dalam
Epstein & Jermakowicz, (2010) dalam memenuhi kepentingan stakeholders, yang
International Accounting Standards (IAS) No. 1 diantaranya melalui risk disclosures.
dan juga IAI, (2018) pada Pernyataan Standar Stakeholders akan menggunakan posisinya
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 dipaparkan untuk mengumpulkan sebanyak mungk in
bahwa dalam pelaporan perusahaan informasi tentang risk disclosures tidak hanya
mengharuskan perusahaan untuk memberika n untuk memahami profil risiko perusahaan
informasi ketidakpastian serta risk disclosures. (Muslih & Mulyaningtyas, 2019), namun juga
Di masa lalu, risiko terlihat negatif, akan tetapi mengambil keputusan yang tepat (Sari &
di masa kontemporer, risiko dapat terlihat Sholihkah, 2019).
negatif dan positif (Linsley & Shrives, 2006) Risk disclosures merupakan informa s i
karena stakeholders membutuhkan lebih banyak penting yang harus dilengkapi sebagai
risk disclosures untuk membuat keputusan pengungkapan wajib (mandatory) dalam
sebagai perspektif dualitas risiko (Probohudono laporan tahunan perusahaan (Alsaeed, 2006)
et al., 2013). Risk disclosures merupakan salah termasuk perusahaan keuangan. Padahal, risk
satu bentuk pengungkapan melalui pelaporan disclosures dimungkinkan tidak hanya terdapat
perusahaan yang dilakukan pihak manajeme n pada laporan tahunan namun juga pada laporan
perusahaan sehingga shareholders, stakeholders keberlanjutan. Melalui Peraturan Otoritas Jasa
serta publik dapat mengakses karakteristik Keuangan Nomor 51/POJK.03/2017 tentang
risiko suatu perusahaan (Deumes, 2008). Selain Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi
itu, risk disclosures dapat mengurangi gap Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan
antara ekspektasi shareholders dengan yang Perusahaan Publik agar melaporkan keuangan
terjadi pada perusahaan (Abraham & Cox, 2007; keberlanjutan dalam pelaporan perusahaan.
Botosan, 1997; Deumes, 2008; Taylor et al., Karena risiko hadir di hampir setiap aspek
2010) serta untuk menanggapi kebutuhan operasi bisnis (Lajili & Zéghal, 2005), sehingga
stakeholders dalam hal meningka tka n risk disclosures tidak hanya pada laporan
transparansi (Jensen & Meckling, 1976). tahunan namun juga dimungkinkan terdapat
Dalam konteks teori stakeholder, pada laporan keberlanjutan. Di Indonesia,
perusahaan berperan sebagai vehicle untuk laporan keberlanjutan merupakan praktik
koordinasi kepentingan stakeholders (Deegan, pelaporan Environment Social Governance
2007) serta dinyatakan bahwa kelangsunga n (ESG) yang bersifat sukarela (voluntary)
hidup perusahaan tidak terlepas dari (Dosinta et al., 2018) cenderung bersifat
keberhasilan pihak perusahaan dalam menjaga simbolis untuk memenuhi legitimasi perusahaan
hubungan dengan para stakeholders, seperti dengan stakeholders sebagai target utama
mengkomunikasikan dampak ekonomi, sosial perusahaan (Anugerah et al., 2018), dapat
serta lingkungan perusahaan (Hess, 2008). disajikan terpisah dari laporan tahunan atau
Dalam teori stakeholder, kepedulian perusahaan terintegrasi pada laporan tahunan
terhadap lingkungan perusahaan akan (Kurnianingsih, 2013), serta sebagai tindakan
mempengaruhi pandangan stakeholders pada nyata perusahaan agar stakeholders percaya
perusahaan (Roberts, 1992). Beberapa pihak bahwa perusahaan memiliki komitmen dalam
tertarik dengan sikap perusahaan terhadap menjaga persyaratan sosial dalam lingkunga n
keberlanjutan, sehingga melalui laporan perusahaan (Anugerah et al., 2018). Oleh karena
keberlanjutan, dampak sosial dan lingkunga n itu, risk disclosures merupakan hal penting bagi
dari tindakan ekonomi perusahaan dapat pihak mana pun yang tertarik pada perusahaan
dikomunikasikan tidak hanya kepada (Linsley & Shrives, 2006), tidak hanya pada
stakeholders dan shareholders (Frias-Aceituno laporan tahunan namun juga laporan
keberlanjutan. Hasil riset Diouf & Boiral, (2017) infrastruktur serta Syabani & Siregar, (2014)
menunjukkan bahwa perusahaan lebih pada perusahaan publik non keuangan. Namun
menyoroti aspek positif dari kinerja apa yang terjadi jika riset ini akan memberika n
keberlanjutan yang diungkapkan dalam laporan sudut pandang yang berbeda mengenai risk
keberlanjutan. Berdasarkan hal tersebut, riset ini disclosures menggunakan content analysis
menarik dikaji lebih lanjut, khususnya pada yang diusulkan (Linsley & Shrives, 2006) sejak
Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang diberlakukannya transformasi BPD oleh OJK,
diharapkan dapat merealisasikan laporan karena penting untuk memahami institusi pada
keberlanjutan dalam pelaporan perusahaan. suatu negara berkenaan dengan pembahasan
Sedangkan dari hasil riset Dienes et al., (2016) yang terkait disclosures (Shi et al., 2013)
menunjukkan bahwa kepemilikan pemerinta h khususnya melalui pelaporan perusahaan.
pada suatu perusahaan bukan merupakan salah Selanjutnya, Indonesia mempunyai institus i
satu pendorong dilakukannya laporan perbankan daerah sehingga menunjukka n
keberlanjutan. keberadaan perbankan pada suatu provinsi di
Dalam era digital industri 4.0, BPD Indonesia.
dituntut berinovasi serta mengantisipa s i Berpijak dari riset sebelumnya yang
perubahan digitalisasi. Oleh karena itu, hanya berfokus pada risiko perbankan pada BPD
diluncurkan program Transformasi BPD pada dan riset lainnya yang menggunakan content
tanggal 25 Mei 2015. OJK selaku regulator analysis yang diusulkan Linsley & Shrives,
menyusun kerangka kerja program tersebut (2006) namun berfokus pada laporan tahunan
yang mencakup aspek bisnis dan risiko. Efek pada sektor infrastruktur dan publik non
kepemilikan pemerintah terhadap risiko keuangan, riset ini bertujuan untuk mengetahui
operasional bank lebih ambigu, sehingga secara bagaimana risk disclosures tidak hanya pada
umum, pemerintah harus memberika n laporan tahunan namun juga pada laporan
perlindungan dikaitkan dengan pengambila n keberlanjutan yang terpisah dari laporan
risiko yang lebih tinggi (Demirgüç-Kunt & tahunan sejak diberlakukannya Transfor mas i
Detragiache, 2002). BPD. Selain berdasarkan hal tersebut, riset
Pelaporan yang sebelumnya bersifat voluntary Faisal, (2020) dan Oliveira et al., (2011)
namun dengan adanya regulasi menjadi mengemukakan bahwa teori agency cukup kuat
mandatory menyimpan potensi untuk mengga li menjadi landasan suatu riset dalam menaungi
lebih mendalam mengenai alasan yang berbagai tingkatan risiko, akan tetapi riset ini
mendasari perusahaan dalam menyajika n menggunakan perspektif teori stakeholder. Oleh
laporan keberlanjutan. Pertama, salah satu karena itu, berdasarkan tujuan riset serta hal- hal
strategi yang dilakukan perusahaan untuk yang belum dilakukan riset sebelumnya, riset ini
mendapatkan legitimasi, di antaranya dengan penting dilakukan. Hasil riset ini diharapkan
penerapan praktik laporan keberlanjuta n dapat memberikan manfaat dalam aspek
(Higgins, Stubbs, & Milne, 2015). Kedua, untuk akademis berupa pemahaman yang berkaitan
memenuhi ekspektasi stakeholders internal dan dengan risk disclosures pada pelaporan BPD
eksternal (Searcy & Buslovich, 2014). Riset dan keterkaitan hasil riset dengan teori
berkenaan dengan risk disclosures sudah stakeholder, serta dalam aspek praktis, berupa
banyak dilakukan, diantaranya riset pemahaman yang didapat dari riset ini dapat
sebelumnya pada perusahaan non keuangan di dijadikan sebagai alternatif dalam pembuat
Inggris (Linsley & Shrives, 2006), Malaysia keputusan masing-masing BPD. Guna mencapai
(Sari & Sholihkah, 2019) dan Portugis (Olive ira tujuan riset, rancangan riset dimulai dari
et al., 2011). Dalam konteks Indonesia, riset pendahuluan yang memuat kesenjangan riset,
berkenaan BPD dilakukan Kansil et al., (2017) kontribusi kebaruan, kajian literatur serta teori,
hanya fokus pada risiko perbankan, kemudian dilanjutkan metodologi yang memuat desain
menggunakan content analysis yang diusulka n riset, kemudian hasil dan pembahasan yang juga
(Linsley & Shrives, 2006), Geraldina, (2017) memuat keterkaitan dengan teori stakeholder,
menginvestigasi risk disclosures pada sektor serta simpulan yang memuat implikasi riset.
Tabel 2. Kategori Risk Disclosure untuk mendapatkan temuan riset yang valid
No. Kategori Risk Disclosure dan memiliki keandalan. Kedua peneliti
1. Risiko keuangan menginvestigasi aspek risk disclosures dalam
Suku Bunga waktu yang sama (Onwuegbuzie & Leech,
Kurs 2007) sebagaimana dirujuk Anney, (2014)
Komoditas guna mencapai kesepahaman atas aspek risk
Likuiditas
disclosures tidak hanya dalam laporan tahunan
Kredit
namun juga laporan keberlanjutan, yang
2. Risiko Operasi
Kepuasan Pelanggan dikenal sebagai investigator triangulation
Pengembangan produk (Smith, 2015). Kesepahaman atas aspek risk
Efisiensi dan kinerja disclosures meliputi kesamaan hasil kodifikas i
Sumber enam aspek, risiko keuangan, risiko operasi,
Persediaan usang dan susut risiko pemberdayaan, risiko pemrosesan
Kegagalan produk dan layanan informasi dan teknologi, risiko integritas dan
Lingkungan risiko strategi. Prosedur yang ditempuh dalam
Kesehatan dan keselamatan riset ini meliputi pengidentifikasian tema
Pengikisan nama merek berdasarkan kodifikasi aspek risk disclosures,
3. Risiko pemberdayaan penafsiran makna terkait dengan hasil
Kepemimpinan dan manajemen
identifikasi tema, memberikan kode, dan
Outsourcing
pengambilan kesimpulan. Pemberian kode
Insentif kinerja
Kesiapan dalam perubahan pada aspek risk disclosures diberi kode tangan
Komunikasi oleh peneliti, dan kutipan teks untuk berbagai
4. Risiko pemrosesan informasi dan kode divalidasi oleh analis independen untuk
teknologi keandalan. Apabila tidak ditemuka n
Integritas kesesuaian, keduanya mengulang kembali
Akses serta diskusi untuk kesesuaian temuan.
Ketersediaan Sehubungan dengan riset ini menggunaka n
Infrastruktur pendekatan teori stakeholder, pengambila n
5. Risiko Integritas kesimpulan tidak hanya berdasarkan hasil
Penipuan manajemen dan karyawan kodifikasi, namun juga mengkaitkan dengan
Tindakan ilegal peran stakeholders pada BPD yang
Reputasi
diungkapkan tidak hanya dalam laporan
6. Risiko Strategi
Pemindaian lingkungan tahunan namun juga laporan keberlanjutan.
Industri
Portfolio Bisnis HASIL DAN PEMBAHASAN
Pesaing Berdasarkan kodifikasi yang diusulka n
Harga Linsley & Shrives, (2006) menunjukka n
Penilaian terdapatnya identifikasi risiko tidak hanya
Perencanaan dalam laporan tahunan namun juga dalam
Lingkaran kehidupan laporan keberlanjutan. Dalam pelaporan BPD
Pengukuran kinerja selama kurun waktu 2015-2019 menunjukka n
Peraturan terdapatnya identifikasi 8 profil risiko, seperti
Berdaulat dan politis
yang terlihat pada Laporan Tahunan Bank
Sumber: Linsley & Shrives, (2006)
SUMSELBABEL tahun 2016 berikut ini.
Untuk memberikan referensi eksternal “Kebijakan mengenai proses
tentang risk disclosures, riset ini menggunaka n
identifikasi, pengukuran, pemantaua n,
content analysis diusulkan Linsley & Shrives, dan pengendalian risiko serta
(2006), juga digunakan Geraldina, (2017) serta
penggunaan sistem informas i
Syabani & Siregar, (2014), disajikan pada manajemen risiko oleh 8 (delapan)
Tabel 2. Riset ini dibantu analis independen
risiko (risiko kredit, pasar, likuiditas, Seperti yang terlihat pada kutipan Laporan
operasional, hukum, stratejik, Keberlanjutan Bank JATIM tahun 2019
kepatuhan dan reputasi) ditetapkan berikut ini.
pada Pedoman Penerapan Manajemen
Risiko masing- masing risiko” (Bank “Merujuk pada Peraturan Otoritas Jasa
SUMSEL BABEL, 2016b: 541). Keuangan tentang Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum,
Tidak hanya mengidentifikasi profil risiko, Bank Jatim secara berkala selalu
namun dalam laporan tahunan BPD juga memperbarui kebijakan perusahaan
mengungkapkan peringkat risiko seperti low sesuai dengan best practices, kondisi
to moderate, moderate dan sebagainya. dan perkembangan lingkungan bisnis
Delapan profil risiko tidak hanya dipaparkan Perusahaan serta peraturan perundang-
dalam Laporan Tahunan Bank SUMSEL undangan yang berlaku dengan harapan
BABEL namun juga pada Laporan mampu mengakomodasi Prinsip dasar
Keberlanjutan Bank SUMSEL BABEL tahun tata kelola perusahaan(GCG).
2016, sebagaimana kutipan berikut ini. Pengelolaan risiko Bank Jatim
didasarkan pada Surat Edaran OJK
“Kebijakan manajemen risiko di Bank No.14/ SEOJK.03/2015 Tentang
Sumsel Babel selalu berpedoman pada Penerapan Manajemen Risiko
peraturan Otoritas Jasa Keuangan Terintegrasi Bagi Konglomeras i
POJK No.18/POJK.03/2016 tanggal 16 Keuangan. Uraian lengkap mengena i
Maret 2016 tentang Penerapan Sistem Manajemen Risiko dan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum penerapannya termasuk Jenis-jenis
dan Surat Edaran Otoritas Jasa Risiko dan pengelolaannya,
Keuangan No. 34/SEOJK.03/2016 disampaikan dalam Laporan Tahunan
tanggal 1 September 2016 tentang 2019 Bank Jatim yang disusun terpisah”
Penerapan Manajemen Risiko Bagi (Bank JATIM, 2019).
Bank Umum. Penerapan manajeme n
risiko dapat berjalan efektif sejauh Risiko Strategi
adanya integrasi penuh dari kesadaran Peraturan sebagai salah satu dari risiko
risiko (budaya risiko), pengukura n strategi. Dalam penyusunan laporan
risiko dan strategi pengendaliannya. keberlanjutan, BPD menggunakan pedoman
Bank Sumsel Babel mengelola risiko- internasional dari Global Reporting Initiative
risiko yang melekat pada setiap (GRI) versi 4.0, seperti yang terlihat pada
aktivitas Bank yaitu Risiko Kredit, kutipan Laporan Keberlanjutan Bank
Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko SUMSELBABEL tahun 2016 yang
Operasional, Risiko Hukum, Risiko menunjukkan bahwa laporan keberlanjuta n
Kepatuhan, dan Risiko Reputasi” disusun guna mengantisipasi segala bentuk
(Bank SUMSEL BABEL, 2016a: 47). risiko serta tantangan yang terkait dengan
keberlanjutan bisnis perusahaan.
Walaupun dalam laporan tahunan dan
laporan keberlanjutan terdapat risk “Laporan ini juga memuat informas i
disclosures, namun dalam laporan tahunan mengenai kondisi faktual yang terkait
lebih mengurai secara lengkap sistem dengan program dan pendekatan
manajemen risiko serta pengelolaa nnya manajemen yang diterapkan
untuk setiap jenis-jenis risiko. Uraian Perusahaan dalam menghadapi dan
lengkap mengenai Sistem Manajemen Risko mengantisipasi segala bentuk risiko
dan penerapannya termasuk jenis-jenis risiko serta tantangan yang terkait dengan
dan pengelolaannya disampaikan dalam keberlanjutan bisnis Perusahaan
Laporan Tahunan yang disusun terpisah. selama periode 1 Januari hingga 31
“Bank SUMUT menyadari pentingnya “Tahun 2019 juga menjadi tonggak baru
peran pelibatan berbagai pemangku bagi kami dalam proses implementas i
kepentingan guna menekan dampak keuangan berkelanjutan yang
dan risiko atas aspek keberlanjuta n. dicanangkan oleh Otoritas Jasa
Untuk itu, Bank SUMUT berupaya Keuangan (OJK) melalui Peraturan
untuk turut aktif maupun memberika n OJK Nomor 51/POJK.03/2017 tentang
dukungan dalam inisiatif- inisia tif Penerapan Keuangan Berkelanjuta n
eksternal sebagai upaya bersama dalam bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten,
menjaga keberlanjutan ekonomi, dan Perusahaan Publik, yang salah
lingkungan, dan sosial. Hingga tahun satunya mewajibkan pembuatan
2017, Bank SUMUT mengadops i Rencana Aksi Keuangan Berkelanjuta n
sejumlah prakarsa internasional seperti (RAKB)” (Bank SULSELBAR, 2019:
COSO Framework dan ISO 26000” 18).
(Bank SUMUT, 2017:67).
Dengan diberlakukannya regulasi dari
Penilaian merupakan bagian dari risiko Otoritas Jasa Keuangan, (2017), penerapan
strategi perusahaan terdapat pada Laporan keuangan berkelanjutan tidak hanya pada
Keberlanjutan Bank KALTIMTARA tahun perusahaan keuangan yang sudah go public di
2018. Terdapat misi memprioritaska n BEI namun juga yang belum listing di BEI.
kepatuhan dan manajemen risiko yang Kutipan dari Laporan Keberlanjutan Bank
berkualitas sebagaimana terlihat dalam SULSELBAR tahun 2019 menunjukka n
kutipan berikut ini. pemenuhan terhadap regulasi dari OJK
tersebut khususnya berkenaan keuangan
“Misi (1) Memperkuat ketahanan berkelanjutan.
kelembagaan melalui pelaksanaan
kepatuhan dan manajemen risiko yang Risiko Integritas
berkualitas (Bank KALTIMTARA, Pada Laporan Keberlanjutan Bank DKI tahun
2018:3). 2017 terlihat upaya integritas Bank DKI
Berkenaan dengan keuangan berkelanjuta n, dengan menyelesaikan permasalahan yang
berdasarkan kodifikasi peraturan, menimbulkan potensi risiko.
yang dapat dijadikan sebagai dasar SULTENG tahun 2019, sebagaimana terlihat
untuk perhitungan biaya risiko dan dalam kutipan berikut ini yang menunjukka n
untuk perencanaan dan manajeme n bahwa transformasi digital sebagai langkah
portofolio.” (Bank BJB, 2018: 98). awal menghadapi tantangan persaingan
usaha.
Risiko Pemrosesan Teknologi dan
Informasi “Perkembangan teknologi di era
Ketersediaan infrastruktur pemrosesan Revolusi Industri 4.0 atau yang dikenal
teknologi dan informasi tidak hanya dengan era Digital telah memic u
mendukung dalam pengembangan bisnis, persaingan usaha secara digital. Potensi
namun juga mendukung Divisi Manajemen penerapan teknologi menjadi tantanga n
Risiko dalam pengelolaan profil risiko. Hal baru bagi pelaku bisnis agar bisa
ini telah dilakukan Bank Papua bersaing dalam kompetisi yang ketat.
sebagaimana diungkapkan dalam Laporan Transformasi digital adalah langkah
Tahunan 2018 berikut ini. awal untuk menghadapi tantangan ini”
(Bank SULTENG, 2019: 3).
“Dalam pengembangan bisnis,
manajemen telah memperkuat Kesiapan dalam perubahan merupakan
infrastruktur teknologi informa s i bagian dari risiko pemberdayaan yang
dalam mendukung proses bisnis Bank menunjukkan bagian dari langkah
Papua diantaranya melalui proses transformasi. Bank SULTRA dan Bank
pembangunan Electronic Loan KALBAR menyadari bahwa transfor mas i
System (E-Los) yaitu suatu sistem BPD menjadikan BPD memiliki daya saing
yang akan digunakan dalam proses tinggi dan kuat serta berkontribusi pada
analisis kredit oleh Divisi Bisnis pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
UMK dan Konsumer untuk daerah, seperti terlihat pada kutipan dalam
dipergunakan dalam menganalis is Laporan Tahunan Bank SULTRA dan
Kredit konsumer, kredit UMK dan … Laporan Tahunan Bank KALBAR berikut
Pembangunan Data Warehouse/ ini.
Management Information System
(MIS) Bank Papua, yaitu suatu media “Merujuk pada Program Tranformas i
yang akan dapat digunakan untuk Bank Pembangunan Daerah (BPD)
mendukung Divisi Manajemen Risiko yang telah dicanangkan oleh Bapak
Bank untuk pengelolaan profil risiko, Joko Widodo (Presiden RI) di Jakarta
Divisi Kepatuhan untuk keperluan bulan Mei 2015. Visi program tersebut
pelaporan APU/ PTT, Divis i adalah menjadikan BPD yang berdaya
Perencanaan Strategis untuk saing tinggi dan kuat serta
penyusunan dan monitoring Rencana berkontribusi signifikan bagi
Bisnis Bank (RBB); penyelenggara n pertumbuhan dan pemerataan
Sistem Kliring Nasional (SKN) yang ekonomi” (Bank SULTRA, 2017: 22).
saat ini dikelola oleh Kantor Cabang
oleh Divisi Treasury; Peningkata n “Bank Kalbar memasuki usianya yang
security aplikasi dan jaringan; serta ke-53 tahun dengan beberapa
Capacity planning bandwidth” (Bank pencapaian penting yang bersinergi
Papua, 2018: 47). dengan Transformasi BPD untuk
menjadikan Bank Kalbar berdaya saing
Risiko Pemberdayaan tinggi serta memberikan kontribus i
Kesiapan dalam menghadapi perubahan yang yang signifikan bagi pertumbuhan dan
merupakan bagian dari risiko pemberdayaan pemerataan ekonomi daerah” (Bank
terdapat pada Laporan Keberlanjutan Bank KALBAR, 2017: 5).
Dengan menerapkan manajemen risiko yang Pemangku Topik Pem- Pendekatan dan
efektif akan meningkatkan stakeholder value, Kepentingan bahasan Respon Bank
sehingga memberikan manfaat bagi bank, KALSEL
seperti terlihat pada kutipan dalam Laporan Pemerintah • Kepatuhan Pelaporan
Keberlanjutan Bank SULTENG berikut ini. & OJK pada pelaksanaan
(Legal dan peraturan dan kepatuhan &
Kepentingan perundang- notifikasi pada
“Penerapan manajemen risiko yang LJK) undangan Bank Indonesia
efektif akan memberikan manfaat bagi
• Analisa risiko Basel II
Bank karena akan meningkatk a n lingkungan & Accord-Basel
stakeholder value dan dapat sosial dalam Committee
memberikan gambaran mengena i pemberian Pelaporan
kemungkinan risiko yang harus kredit kepatuhan aspek
ditanggung Bank di masa mendatang” • Anti Bribery syariah
(Bank SULTENG, 2019: 5). and Anti pada Dewan
Bribery and Syariah
Stakeholders merupakan pihak yang Corruption Nasional,
(ABC), Anti- penyediaan
mendapatkan prioritas awal dalam penetapan
Money ATM,
isi laporan keberlanjutan. Seperti halnya
Laundering Penyusunan
dalam kutipan pada Laporan Keberlanjutan RAKB dan
(AML) and
Bank KALSEL, terlihat stakeholders Laporan
Anti
inclusiveness pada urutan teratas. Terrorism Keberlan-jutan
• Green
“Proses penetapan isi laporan banking
dilakukan dengan berupaya • Inclusive
menerapkan 4 (empat) prinsip yang banking
disyaratkan oleh GRI G4, yaitu • Keuangan
stakeholders inclusiveness (pelibatan Berkelanjutan
pemangku kepentingan), materiality (Bank KALSEL, 2019: 610)
(materialitas), sustainability context
(konteks keberlanjutan) dan Bank JATENG meyakini keterlibatan
completeness (kelengkapan)” (Bank stakeholders berperan dalam menunja ng
KALSEL, 2015). keberhasilan serta kesuksesan perusahaan
tidak hanya keberhasilan ekonomi yang
Pemerintah dan OJK merupakan salah satu mencakup aspek profit, namun juga dalam
stakeholders penting yang diungkapkan pada aspek people dan planet. Dengan pemikiran
Laporan Tahunan Bank KALSEL dalam tersebut, turut mendukung tercapainya tujuan
rangka meningkatkan stakeholder pembangunan berkelanjutan (Sustainable
engagement. Dalam kutipan tersebut Development Goals – SDG’s) sebagai wujud
menunjukkan pendekatan dan respon Bank nyata dari komitmen Bank JATENG dalam
KALSEL melalui pelaporan pelaksanaan menjaga keharmonisan tidak hanya
kepatuhan dengan penyusunan RAKB dan kepentingan ekonomi dan sosial, namun juga
laporan keberlanjutan berkenaan topik lingkungan hidup di semua aktivitas aspek
pembahasan keuangan berkelanjutan sebagai operasional perusahaan, seperti terlihat
wujud kepatuhan pada peraturan dan kutipan dari Laporan Keberlanjutan Bank
perundang-undangan yang telah diatur JATENG berikut ini.
Pemerintah dan OJK. Berikut kutipan bagian
dari stakeholders penting dalam program “ Bank Jateng meyakini bahwa aspek
kerja yang terdampak dari kegiatan keterlibatan pemangku kepentinga n
perusahaan telah diidentifikasi oleh Bank (people dan planet) berperan serta
KALSEL. menunjang tingkat keberhasilan dan
Keberlanjutan. https://doi.org/10.1016/j.accfor.2004.07
https://www.bankjatim.co.id .001
Bank JATIM. (2019). Laporan Botosan, C. A. (1997). Disclosure Level and
Keberlanjutan. the Cost of Equity Capital. Accounting
https://www.bankjatim.co.id Review, 72(3), 323–349.
Bank KALBAR. (2017). Laporan Tahunan. Cabedo, J. D., & Tirado, J. M. (2004). The
www.bankkalbar.co.id Disclosure of Risk in Financia l
Bank KALSEL. (2015). Laporan Statement. Accounting Forum, 28(2),
Keberlanjutan. 181–200.
http://www.bankkalsel.co.id https://doi.org/10.1016/j.accfor.2003.10
Bank KALSEL. (2019). Laporan Tahunan. .002
https://www.bankkalsel.co.id Carnegie, G. D., & Napier, C. J. (1996).
Bank KALTIMTARA. (2018). Laporan Critical and Interpretive Histories :
Keberlanjutan. Insights into Accounting’s Present and
https://www.bankaltimtara.co.id Future Through Its Past. Accounting,
Bank Nagari. (2018). Laporan Auditing & Accountability Journal,
Keberlanjutan. 9(3), 7–39.
https://www.banknagari.co.id/ Darmayasa, I. N., & Aneswari, Y. R. (2015).
Bank Papua. (2018). Laporan Tahunan. Paradigma Interpretif Pada Penelitia n
www.bankpapua.co.id Akuntansi Indonesia. Jurnal Akuntansi
Bank SULSELBAR. (2018). Laporan Multiparadigma, 6(3), 341–511.
Keberlanjutan. https://doi.org/10.18202/jamal.2015.12.
https://banksulselbar.co.id/ 6028
Bank SULSELBAR. (2019). Laporan Demirgüç-Kunt, A., & Detragiache, E.
Keberlanjutan. (2002). Does deposit insurance increase
https://banksulselbar.co.id banking system stability? An empirica l
Bank SULTENG. (2019). Laporan investigation. Journal of Monetary
Keberlanjutan. Economicsc, 49(7), 1373–1406.
https://www.banksulteng.co.id/ https://doi.org/10.1016/S0304-
Bank SULTRA. (2017). Laporan Tahunan. 3932(02)00171-X
https://banksultra.co.id Deumes, R. (2008). Corporate Risk
Bank SULUTGO. (2018). Laporan Reporting A Content Analysis of
Keberlanjutan. Narrative Risk Disclosures in
https://www.banksulutgo.co.id Prospectuses. Journal of Business
Bank SUMSEL BABEL. (2016a). Laporan Communication, 45(2), 120–157.
Keberlanjutan. https://doi.org/https://doi.org/10.1177/0
https://www.banksumselbabel.com/ 021943607313992
Bank SUMSEL BABEL. (2016b). Laporan Dienes, D., Sassen, R., & Fischer, J. (2016).
Tahunan. What are the drivers of sustainability
https://www.banksumselbabel.com/ reporting? A systematic review.
Bank SUMUT. (2017). Laporan Sustainability Accounting, Management
Keberlanjutan. and Policy Journal, 7(2), 154–189.
https://www.banksumut.co.id/ https://doi.org/10.1108/SAMPJ-08-
Beattie, V., McInnes, B., & Fearnley, S. 2014-0050
(2004). A Methodology for Analysing Diouf, D., & Boiral, O. (2017). The quality of
and Evaluating Narratives in Annual sustainability reports and impressio n
Reports: A Comprehensive Descriptive management: A stakeholder
Profile and Metrics for Disclosure perspective. Accounting, Auditing and
Quality Attributes. Accounting Forum, Accountability Journal, 30(3), 643–667.
28(3), 205–236. https://doi.org/10.1108/AAAJ-04-2015-