Anda di halaman 1dari 89

MOTIVASI LANSIA (LANJUT USIA) DALAM MENGIKUTI

PROGRAM SENAM LANSIA DI DESA PAUH BARAT


KECAMATAN PARIAMAN TENGAH KOTA PARIAMAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :

Rahmat Pebriajie Iqmal


16087164

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

Judul : MOTIVASI LANSIA (LANJUT USIA) DALAM


MENGIKUTI PROGRAM SENAM LANSIA DI DESA
PAUH BARAT KECAMATAN PARIAMAN TENGAH
KOTA PARIAMAN
Nama : Rahmat Pebriajie Iqmal

Nim : 16087164

Program Studi : Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan : Kepelatihan Olahraga

Fakultas : Ilmu Keolahragaan

Padang,…. Maret 2021

Disetujui Oleh:

Pembimbing

Prof. Dr. Eri Barlian, MS


NIP : 19610724 198703 1 003

Ketua Jurusan

Dr. Donie, S.Pd, M.Pd


NIP : 19720717 199803 1 004
MOTIVASI LANSIA (LANJUT USIA) DALAM MENGIKUTI
PROGRAM SENAM LANSIA Di DESA PAUH BARAT
KECAMATAN PARIAMAN TENGAH KOTA PARIAMAN
Rahmat Pebriajie Iqmal
16087164

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu


Keolahragaan, Universitas Negeri Padang

ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah peneliti memfokuskan pada motivasi
peserta senam lansia dalam mengikuti Program Senam Lansia Di Desa Pauh
Barat kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman. Tujuan dari penelitian ini
yaitu mendeskripsikan motivasi peserta senam lansia berdasarkan 3 indikator dari
faktor instrinsik yaitu Kebutuhan, Harapan, Minat, Dan 3 indikator dari faktor
ekstrinsik yaitu Dorongan Keluarga, Lingkungan, Adanya Imbalan.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Deskriptif. Penelitian dilaksanakan di
Desa Pauh Barat Kota Pariaman pada bulan maret 2021. Populasi dalam
penelitian ini adalah penduduk desa pauh barat yang telah memasuki usia lanjut
yang mengikuti program senam lansia desa pauh barat. Sampel sebanyak 30
orang penduduk lansia desa pauh barat yang menjadi peserta program senam
lansia desa pauh barat, dengan Teknik pengambilan sempel yaitu Teknik
Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan Koesioner atau
angket dan Teknik analisis data menggunakan Teknik analisis Deskriptif
Persentatif.
Hasil dari penelitian ini adalah Motivasi Peserta Senam Lansia termasuk
kedalam klasifikasi “Tinggi” dengan capaian Persentase 70,34%. Terbukti hasil
pembagian angket atau koesioner kepada responden dari masing-masing faktor
instrinsik yang terdiri dari 3 indikator mativasi yaitu 1). Indikator Kebutuhan
dengan capaian persentase 74,48%, 2). Indikator Harapan dengan capaian
persentase 72,11%, 3). Indikator Minat dengan capaian persentase 69,16%, dan
faktor ekstrinsik yang terdiri dari 3 indikator motivasi yaitu 1). Indikator
Dorongan Keluarga dengan capaian persentase 71,33%, 2). Indikator Lingkungan
dengan capaian persentase 69,46%, 3). Indikator Adanya Imbalan dengan capaian
persentase 66%

Kata Kunci : Motivasi, Lansia, Senam

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

membimbing dan melimpahkan rahmat, hidayah, kasih sayang dan petunjukNya,

sehingga penyusun dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul Motivasi Lansia

(Lanjut Usia) Dalam Mengikuti Program Senam Lansia Di Desa Pauh Barat

Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman.

Segala usaha untuk menjadikan Skripsi ini mendekati sempurna telah

penyusun lakukan, namun keterbatasan yang dimiliki penyusun maka akan

dijumpai kekurangan dalam aspek penyusunan maupun aspek ilmiah. Adapun

terselesaikannya Skripsi ini tentu tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya

dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penyusun menghaturkan

terimakasih yang tiada tara kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Ayah dan Ibu serta keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, sabar dan

selalu memberikan tempat ternyaman, terima kasih atas do’a dan dorongan

untuk semua ini.

2. Prof. Dr. Eri Barlian, M.S, selaku Pembimbing Akademik. Terima kasih atas

dorongan, bimbingan, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penyusun

dari awal semester hingga sampai dalam pembuatan Skripsi.

3. Drs. Hendri Irawadi dan Dr. Padli, M.Pd selaku penguji. Terima kasih atas

masukan dan saran yang diberikan kepada penyusun dalam pembuatan

Skripsi.

ii
4. Dr. Roma Irawan, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Olahraga

5. Dr. Donie, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.

6. Dr. Alnedral, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan

7. Prof. Ganferi, Ph.D, selaku rektor Universitas Negeri Padang

8. Segenap dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah

membimbing dan memberikan ilmunya selama masa studi hingga sampai

dalam pembuatan Skripsi.

9. Kepala Desa, Kepala Dusun, dan seluruh masyarakat Desa Pauh Barat yang

telah bersedia membantu proses pembuatan Skripsi.

Tiada kata yang dapat terucap kecuali ungkapan terima kasih kepada

semuanya serta iringan doa, semoga Allah SWT membalasnya dengan sebaik-

baiknya balasan. Aamiin.

Penyusun menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan dan

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari

berbagai pihak sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan penyusunan

selanjutnya.

Padang, Mei 2021

Penulis

RAHMAT PEBRIAJIE IQMAL


16087164

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vii

BAB I......................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1

B. Identifikasi Masalah.....................................................................................4

C. Fokus Masalah.............................................................................................5

D. Rumusan Masalah........................................................................................5

E. Tujuan Penelitian.........................................................................................5

F. Manfaat Peneltian........................................................................................5

BAB II.....................................................................................................................7

KAJIAN PUSTAKA...............................................................................................7

A. Kajian Teori.................................................................................................7

1. Motivasi....................................................................................................7

2. Lansia.....................................................................................................14

3. Senam lansia...........................................................................................23

B. Kerangka Berpikir......................................................................................27

iv
BAB III.................................................................................................................30

METODE PENELITIAN......................................................................................30

A. Metode dan Pendekatan Penelitian............................................................30

B. Lokasi dan Jadwal Penelitian.....................................................................31

C. Populasi dan Sampel..................................................................................31

D. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data................................................32

E. Teknik Analisis Data..................................................................................35

BAB IV.................................................................................................................39

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................................39

A. Hasil Penelitian..........................................................................................39

B. Pembahasan................................................................................................51

BAB V...................................................................................................................53

KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................53

A. Kesimpulan................................................................................................53

B. Saran...........................................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54

LAMPIRAN..........................................................................................................56

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Klasifikasi usia lansia.............................................................................................2


2. Skor alternative jawaban........................................................................................34
3. Rentang nilai..........................................................................................................36
4. Distribusi Hasil Penlitian Studi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam
Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman.....................38
5. Distribusi Hasil Penlitian Studi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam
Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman indikator
kebutuhan..............................................................................................................40
6. Distribusi Hasil Penlitian Studi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam
Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman indikator
harapan..................................................................................................................42
7. Distribusi Hasil Penlitian Studi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam
Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman indikator
minat......................................................................................................................43
8. Distribusi Hasil Penlitian Studi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam
Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman indikator
dorongan keluarga.................................................................................................45
9. Distribusi Hasil Penlitian Studi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam
Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman indikator
lingkungan.............................................................................................................47
10. Distribusi Hasil Penlitian Studi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti
SenamLansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman
indikator adanya imbalan......................................................................................48

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman

1. Kerangka Konsep...................................................................................................30
2. Histogram Hasil Penelitian Studi Motivasi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti
Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariama...........39
3. Histogram Hasil Penelitian Studi Motivasi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti
Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman
indikator kebutuhan...............................................................................................40
4. Histogram Hasil Penelitian Studi Motivasi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti
Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman
indikator harapan...................................................................................................42
5. Histogram Hasil Penelitian Studi Motivasi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti
Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman
indikator minat.......................................................................................................44
6. Histogram Hasil Penelitian Studi Motivasi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti
Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman
indikator dorongan keluarga..................................................................................45
7. Histogram Hasil Penelitian Studi Motivasi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti
Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman
indikator lingkungan..............................................................................................47
8. Histogram Hasil Penelitian Studi Motivasi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti
Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman
indikator adanya imbalan......................................................................................49

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1. Koesioner Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Program Senam Lansia Di Desa


Pauh Barat Kota Pariaman.....................................................................................56
2. Tabulasi Hasil Penelitian........................................................................................61
3. Data Penelitian Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia Indikator
Kebutuhan..............................................................................................................64
4. Data Penelitian Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia Indikator
Harapan..................................................................................................................66
5. Data Penelitian Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia Indikator
Minat......................................................................................................................68
6. Data Penelitian Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia Indikator
Dorongan Keluarga...............................................................................................70
7. Data Penelitian Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia Indikator
Lingkungan............................................................................................................72
8. Data Penelitian Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia Indikator
Adanya Imbalan.....................................................................................................74
9. Foto Dokumentasi...................................................................................................76

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Desa Pauh Barat merupakan salah satu wilayah administratif Kota pariaman

dibawah kecamatan. Desa pauh barat juga merupakan salah satu desa yang

terletak di pesisir pantai Kota Pariaman yang memiliki 4 dusun dengan luas

0.99km². Penduduk Desa Pauh Barat pada tahun 2016 terdapat 1169 jiwa (BPS

Pariaman:2016)

Penduduk Desa Pauh Barat produktif dalam bekerja untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Karakteristik Desa Pauh Barat yang terletak di pesisir

pantai, sehingga penduduk berprofesi sebagai nelayan, petani, dan berkebun dan

profesi lainnya seperti pegawai negeri sipil dan lain-lain. Penduduk Desa yang

produktif bekerja mulai dari kalangan anak muda sampai dengan orang tua yang

sudah berusia lanjut.

Sebagian besar penduduk desa yang sudah memasuki usia lanjut atau yang

biasa disebut lansia, masih produktif bekerja di sektor nelayan seperti ke laut

untuk menangkap ikan, dan bertani dan berkebun seperti merawat sawah dan

merawat tanaman buah atau umbi-umbian yang di tanam, serta akan ikut

bergotong royong menolong saat musim panen datang. Dimana orang tua atau

lansia tersebut terlihat sangat bersemangat dalam bekerja dan terlihat lebih sehat,

senang dan bahagia ketika mereka bekumpul bergotong royong bersama rekan-

rekan kerja mereka yang lain.

1
2

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari petugas kesehatan yang bertugas

di Desa pauh Barat, diketahui jumlah lansia yang ada di Desa Pauh Barat

berjumlah 213 orang dari pendataan terakhir tahun 2020 dengan klasifikasi usia

sebagai berikut :

No. KLASIFIKASI USIA JUMLAH

1 LANSIA DINI 49-59 120

2 LANSIA 60-69 57

3 LANSIA RESIKO TINGGI >70 36

Tabel 1. Klasifikasi Usia Lansia


Sumber : Petugas Kesehatan Desa Pauh Barat

Dari uraian klasifikasi usia di atas, orang tua atau lansia yang masih aktif

produktif dalam bekerja berdasarkan informasi yang didapatkan dari petugas

kesehatan Desa Pauh Barat terdapat pada klasifikasi lansia dini dengan usia 49-59

tahun, sedangkan klasifikasi lansia dan klasifikasi lansia resiko tinggi sudah tidak

lagi beraktivitas berat di luar rumah. Hal ini wajar karena perubahan kondisi fisik

pada lansia disebabkan faktor usia yang sudah memasuki usia lanjut. Contoh

kegiatan yang dilakukan seperti bermain dengan cucu, membersihkan rumah dan

kegiatan lainnya.

Memasuki usia lanjut manusia mengalami beberapa kemunduran dan

kelemahan yang mengakibatkan seseorang mengurangi aktivitas berat yang biasa

dilakukan sehari-hari. Dan saat memasuki usia lanjut seseorang akan mulai

merasakan stamina yang sudah mulai berkurang dan akan mengalami beberapa

kelemahan otot, gangguan keseimbangan dan abnormalitas neuromascular yang

menyebabkan kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Padahal


3

aktivitas fisik pada lansia juga penting dilakukan untuk menjaga kebugaran dan

kesehatan pada lansia.

Menjaga kebugaran jasmani dan kesehatan bagi orang tua yang sudah

menginjak usia lanjut merupakan suatu kebutuhan bagi lansia. Menurut Mutiatul

Hasanah (2007:2) menjelaskan salah satu masalah dalam kehidupan masyarakat

adalah menjaga kesehatan kondisi fisik, dikarenakan tidak ada kesempatan, dan

timbulnya rasa malas yang di sebabkan oleh stamina yang sudah berkurang.

Oleh sebab itu orang tua atau lansia dapat bisa memiliki harapan untuk bisa

menghabiskan sisa waktunya dengan baik serta memiliki makna hidup yang

berati bagi dirinya dan orang disekitarnya. Untuk mengatasi masalah dalam

menjaga kebugaran jasmani dan kesehatan, orang tua atau lansia dapat

melakukan olahraga-olahraga kecil salah satunya yaitu mengikuti senam untuk

penunjang dalam menjaga kesehatan bagi orang tua atau lansia.

Desa Pauh Barat telah berupaya membuat program kerja desa berupa

kegiatan senam untuk orang tua yang sudah memasuki usia lanjut atau lansia

yang merupakan salah satu tujuan Program Kesejahteraan Masyarakat. Kegiatan

senam lansia ini dilaksanakan di halaman Kantor Kepala Desa Pauh Barat yang

lumayan cukup luas dan nyaman sehingga lansia dapat bergerak secara leluasa.

Senam lansia dilakukan pada senin sore hari pukul 16.00 WIB dan sabtu pagi jam

08.00 tidak menjadikan lansia terganggu dengan panas nya matahari.

Siti Fatmawati (2004: 14) menjelaskan bahwa senam lansia adalah suatu

metode yang baik untuk meningkatkan kebugaran paru dan jantung, juga

bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan fisik seseorang. Pendapat


4

lain dijelaskan oleh Prasetyo (2004: 17) bahwa “Senam lansia adalah senam yang

diciptakan khusus yang terdiri dari berbagai gerakan pelan dan lembut yang

disesuaikan dengan karakteristik lansia itu sendiri, sehingga para lansia yang

tingkat kebugarannya rendah tetap dapat melakukan gerakan senam.”

Dari penjelasan diatas, peneliti melihat bagaimana semangat orang tua atau

lansia dalam beraktivitas, maka dari itu peneliti ingin melakukan penelitian

dengan Judul Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Program Senam Lansia guna

kesejahteraan lansia tersebut dimasa yang akan datang, dalam mencapai rasa

tentram, nyaman, dan perlakuan yang layak dari lingkungan sekitar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan diatas maka dapat

diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut ini :

1. Menurunnya kondisi fisik dan perubahan fisiologis pada warga terutama

pada lansia di Desa Pauh Barat.

2. Penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan

secara individual yang terjadi pada lansia di Desa Pauh Barat.

3. Kurangnya pengetahuan lansia tentang manfaat serta tujuan aktivitas fisik

yang dilakukan sebagian besar lansia di Desa Pauh Barat.

4. Belum diketahui apa motivasi lanjut usia (Lansia) dalam mengikuti

program senam lansia di Desa Pauh Barat, Kecamatan Pariaman Tengah,

Kota Pariaman.
5

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti membatasi pada motivasi peserta senam lansia

dalam mengikuti program senam lansia di Desa Pauh Barat, Kecamatan Pariaman

Tengah Kota Pariaman.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan

permasalahan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimana motivasi peserta senam lansia dalam mengikuti program senam lansia

di Desa Pauh Barat, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motivasi peserta senam

lansia dalam mengikuti program senam lansia di Desa Pauh Barat berdasarkan 3

indikator dari faktor intrinsik dan 3 indikator dari faktor ekstrinsik, yaitu :

1. Faktor Instrinsik.

a. Kebutuhan.

b. Harapan.

c. Minat.

2. Faktor Eksternal.

a. Dorongan Keluarga.

b. Lingkungan.

c. Adanya imbalan.
6

F. Manfaat Peneltian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi

sebagai berikut:

1. Secara teoritis

a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan tambahan bahan,

infomasi, dan referensi mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan

senam lansia, khususnya motivasi para lansia selaku peserta senam

dalam mengikuti senam lansia.

b. Bagi lansia, dengan adanya penelitian ini diharapkan para lansia

mempunyai semangat yang akan terjaga dalam menjaga kesehatan dan

kebugaran jasmani khususnya dengan mengikuti senam lansia. Selain

itu, diharapkan dapat memberikan wacana pengetahuan tentang arti

pentingnya motivasi seseorang dalam melakukan senam lansia

dikarenakan motivasi sendiri memiliki peranan penting dan merupakan

dasar untuk menggerakkan perbuatan atau perilaku dalam diri seseorang.

c. Bagi Desa, penelitian ini dapat memberikan bahan pengembangan

pemberian materi untuk para warga peserta senam, khususnya senam

lansia di Desa Pauh Barat, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman

2. Secara praktis

a. Bagi Peneliti, penelitian ini dapat menjadi pengalaman yang bermanfaat

untuk memperluas wawasan dan pengetahuan.

b. Bagi Lansia, penelitian ini dapat memberikan pengaruh langsung

terhadap peningkatan kesehatan dan kebugaran jasmani. Selain itu juga


7

penelitian ini dapat menjadi pendorong bagi para lansia di Desa Pauh

Barat untuk dapat lebih rajin beraktivitas fisik khususnya berolahraga

dan untuk dapat lebih rajin dalam mengikuti senam lansia di Desa Pauh

Barat, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman

c. Bagi Desa, penelitian ini dapat menjadi bahan acuan untuk program-

program pengembangan dan pembinaan selanjutnya dalam kegiatan

senam di Desa Pauh Barat, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota

Pariaman.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Motivasi

a. Defenisi motivasi

Motivasi adalah salah satu syarat penting dalam melanjutkan

kelangsungan hidup. Motivasi dapat didefinisikan sebagai dorongan yang

berasal dari dalam atau luar diri individu untuk melakukan sesuatu aktivitas

yang bisa menjamin kelangsungan aktivitas tersebut serta dapat menentukan

aktivitas sehingga dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.

Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak

dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu

demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat di artikan sebagai suatu

kondisi intern (kesiapsiagaan). Maka motivasi dapat di artikan sebagai daya

penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat tertentu,

terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat di rasakan atau

mendesak. (Sadirman,2011:73)

Menurut Siagian (1989:137) “motivasi merupakan akibat dari

interaksi seseorang yang situasi tertentu yang dihadapinya. Motivasi dapat

didefinisikan sebagai dorongan yang berasal dari dalam atau luar diri

individu untuk melakukan sesuatu aktivitas yang bisa menjamin

kelangsungan aktivitas tersebut serta dapat menentukan aktivitas sehingga

8
9

dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.” Karena itulah terdapat perbedaan

dalam kekuatan motivasi yang ditunjukan oleh seseorang dalam

menghadapi situasi tertentu dibandingkan dengan orang-orang lain yang

menghadapi situasi yang sama.

Mengenai motivasi dapat dijelaskan bahwa motivasi adalah sesuatu

yang muncul dari diri seseorang yang dapat berakibat bagi pribadi tersebut

dimana akan timbul dorongan untuk melakukan sesuatu hal dikarenakan

adanya tujuan, kebutuhan, dan atau keinginan. Motivasi merupakan salah

satu faktor psikologi manusia yang sangat penting untuk kemajuan serta

keberhasilan seseorang dalam meraih tujuan yang ingin dicapai. Diartikan

sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat

kemauan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Kemauan yang di maksud

baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik)

maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

Motivasi juga dapat di katakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan

sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau

mengelakan perasaan yang tidak suka itu. Jadi Motivasi itu dapat di

rangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri

seseorang.

b. Teori Motivasi

Banyak teori dan keyakinan tentang hal-hal yang dapat memotivasi

orang dalam memenuhi kebutuhan sendiri-sendiri. Teori motivasi berupaya


10

merumuskan apa yang membuat orang menyajikan kinerja yang baik.

Dengan adanya motivasi didalam diri seseorang, berarti menggerakkan

seseorang untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu.

Menurut Purwanto (2014:74) teori motivasi dibedakan menjadi:

1) Teori Hedonisme

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan

kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan.

2) Teori Naluri
Manusia memiliki dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut

juga naluri, yaitu : mempertahankan diri, mengembangkan diri, dan

mempertahankan atau mengembangkan jenis.

3) Teori Reaksi Yang Dipelajari

Berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak

berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah-laku

yang dipelajari dari kebudayaan ditempat orang itu hidup.

4) Teori Daya Pendorong

Berpaduan antara “teori naluri” dengan “teori reaksi yang dipelajari”,

daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan

kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum.

5) Teori Kebutuhan

Beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada

hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan fisik

maupun kebutuhan psikis.


11

Di samping itu menurut Sadirman (2011 :82), teori motivasi yang

perlu di ketahui dari beberapa para ahli :

1) Teori Insting. Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia di

asumsikan seperti tingkah jenis binatang. Tindakan manusia ini di

katakan selalu berkaitan dengan insting atau pembawaan. Dalam

memberi respons terhadap adanya kebutuhan seolah-olah tanpa di

perlajari. Tokoh dari teori ini adalah Mc.Dougall

2) Teori Fisiologis. Teori ini juga disebutnya “Behaviour Theories”.

Menurut teori ini semua tindakan manusia itu berakar pada usaha

memenuhi kepuasan dan kebutuhan organik atau kebutuhan untuk

kepentingan fisik. Atau di sebut sebagai kebutuhan primer, seperti

kebutuhan tentang makanan, minuman, udara dan lain-lain yang di

perlukan untuk kepentingan tubuh seseorang.

3) Teori Psikoanalitik. Menurut teori ini, bahwa setiap tindakan manusia

karena adanya unsur pribadi manusia yakni id dan ego. Teori ini lebih

menekan kan pada unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia.

c. Fungsi Dan Relevansi Motivasi

Sehubung dengan penjelasan dari defenisi motivasi yang di jelaskan di

atas, menurut Sadirman (2011:85) ada tiga fungsi motivasi sebagai berikut:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motoryang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan

motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan di kerjakan.


12

2) Menentukan arah pembuatan, yakni kearah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus di kerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut.

d. Macam-Macam Motivasi

Menurut Sardiman (2011:85) ada empat macam motivasi dilihat dari

berbagai sudut pandang, sebagai berikut:

1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukan.

a. Motif-motif bawaan

Yang di maksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa

sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa di pelajari. Motif-motif ini

sering kali disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis.

Maka dari itu Arden N. Frandes memberi istilah jenis motif

Physiological driver.

b. Motif-motif yang dipelajari

Maksud nya motif motif yang timbul karena di pelajari. Motif-

motif ini sering kali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan

secara sosial, sebab manusia hidup di lingkungan sosial dengan

sesama manusia lainnya Frandsen mengistilahkan dengan


13

Affiliative needs. Sebab justru dengan kemampuan berhubungan,

kerja sama didalam masyarakat tercapailah suatu kepuasan diri.

2) Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis

a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk

minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk

istirahat.

b. Motif- motif darurat. Yang termasuk dalam motif motif ini antara

lain: Dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk

membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Motivasi jenis ini

timbul karena adanya rangsangan dari luar.

c. Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk

melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh

minat. Jenis motivasi ini muncul karena dorongan untuk dapat

menghadapi dunia luar secara efektif.

3) Jenis motivasi jasmaniah dan rohaniah

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu

menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah.

Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti : refleks, insting otomatis,

nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.

Perihal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk dari

empat moment :
14

a. Momen timbulnya alasan

b. Momen pilih

c. Momen putusan

d. Momen terbenrtuknya kemaua

4) Motivasi instrinsik dan ekstrinsik

a. Motivasi instrinsik

Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu di rangsang dari luar, karena dalam diri

setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar.

e. Motivasi Lansia Mengikuti Senam Lansia

Pada umumnya lansia menyadari bahwa adanya perubahan pada tubuh

mereka yang menjadikan pergerakan lebih lambat dan koordinasi geraknya

kurang begitu baik dibandingkan dengan masa mudanya dulu. Perubahan

dalam kemampuan motorik ini disebabkan oleh pengaruh fisik dan juga

psikologis. Penyebab fisik yang mempengaruhi perubahan dalam

kemampuan motorik meliputi menurunnya kekuatan dan tenaga, biasanya

menyertai perubahan fisik yang terjadi karena bertambahnya usia.

Menurunnya kekerasan otot, kekakuan pada persendian, serta gemetar pada

tangan, kepala, dan rahang bawah.


15

Kemudian kaitannya dengan psikologis yang mempengaruhi

perubahan pada kemampuan motorik berasal dari kesadaran tentang

merosotnya perasaan akan rendah diri kalau di bandingkan dengan orang

yang lebih muda dalam arti kekuatan, kecepatan dan keterampilan, serta

tekanan emosional yang berasal dari sebab-sebab psikologis dapat

mempercepat perubahan kemampuan motorik atau menurunnya motivasi

untuk mencoba melakukan sesuatu yang masih dapat dilakukan.

2. Lansia

a. Pengertian Lansia

Lansia menurut UU nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia

pasal 1 ayat 2 adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas.

Lansia adalah suatu proses alami yang tidak apat dihindari. Berdasarkan

definisi secara umum, seseorang dikatakan lansia apabila usianya 60 tahun

ke atas.

Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari

suatu proses kehidupan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk

mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan

ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta

peningkatan kepekaan secara individual.

Lansia merupakan bagian dari proses tumbuh kembang manusia.

Menurut Giriwijoyo (2012:238) “Manusia mengalami proses penuaan

dengan proses biologik alami (normal) meliputi seluruh masa kehidupan

mulai dari lahir, pertumbuhan dan perkembangan untuk mencapai


16

kematangan pada usia lebih kurang 30-35 tahun, kemudian diikuti dengan

kemunduran oleh adanya perubahan degeneratif yang bersifat progresif dan

gradual (berangsur) mengenai bentuk tubuh (anatomi) maupun fungsi

(fisiologi) akibat dari menurunnya kapasitas fisiologiknya, yang terjadi

selama proses kehidupan dan akan berakhir pada kematian.”

Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang sesuai

dengan prosesnya mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan akhirnya

menjadi tua. Hal ini normal dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang

dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang hingga mencapai usia tahap

perkembangan kronologis tertentu. Dimasa ini seseorang mengalami

kemunduran fisik, mental, dan sosial secara bertahap.

Lansia yang sudah berusia 65 tahun keatas jarang dijumpai ditempat

umum karena pada usia ini lansia sudah tidak produktif lagi seperti saat

masih usia 60 tahun kebawah. Usia lansia sudah tidak lagi bekerja produktif

sebagai pegawai pemerintahan. Lansia sudah pensiun, tinggal dirumah

menyibukan diri dengan kegiatan lansia yang biasa lansia lakukan atau bisa

saja ditemui di panti jompo. Lansia merupakan tahap akhir dari

perkembangan manusia. Maka semua orang berharap bisa menjalani masa

tuanya dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama

keluarga dengan penuh kasih sayang.

Pada usia lansia banyak orang yang mengurangi aktivitas fisik sehari-

hari dikarenakan staminanya berkurang, tidak ada kesempatan, malas, dan

sebagainya. Hal ini dikarenakan fungsi dan kemampuan tubuhnya


17

berkurang. Padahal aktivitas fisik pada lansia juga penting dilakukan untuk

menjaga kebugaran dan kesehatan pada lansia. Sama halnya dengan

mengonsumsi vitamin, beraktivitas fisik mampu mencegah berbagai macam

penyakit dan penurunan fungsi tubuh.

Menurut busse, 1987; J. C. Horn dan Meer, 1987 dalam (Papalia, Old,

Feldman. 2019:336) ada dua proses penuaan yaitu proses penuaan primer

dan proses penuaan sekunder. Proses penuaan primer( primary aging)

adalah proses degenerasi yang perlahan dan tidak bisa dihindari, di mulai

dari awal kehidupan serta terus berlangsung selama bertahun-tahun dan

tidak bisa dihentikan dengan cara apapun. Proses Penuaan sekunder

(secondary aging) proses penuaan yang sebabkan olah penyakit, atau

penyalah gunaan zat faktor-faktor yang biasanya masih bisa dikontrol oleh

seseorang.

Untuk meningkatkan hidup sehat bergantung pada pengetahuan kita

mengenai apa yang terjadi pada tubuh manusia seiring dengan dengan

berjalannya waktu. Periode yang ditandai dengan penurunan nyata dari

fungsi tubuh yang dikaitkan dengan proses penuan. Menurut Papalia, Old,

Feldman (2019:340-342), ada dua teori yang menjelaskan proses penuaan

secara biologi yaitu :

a. Teori Pemrograman Genetika (genetic-programming theories, teori

ini meyakini bahwa tubuh mengalami penuaan sesuai dengan jadwal

pertumbuhan yang sudah ada dalam gen. Gen spesifik berhenti


18

berfungsi sebelum adanya kehilangan yang berhubungan dengan usia,

contoh penglihatan, pendengaran, dan kontrol motorik)

b. Teori Tingkat Variabel (variable-rate theories), disebut juga dengan

sebutan teori kesalahan, yaitu melihat proses penuaan sebagai hasil

dari proses acak yang berbeda dari satu orang dengan orang lain.

Penuaan adalah kerusakan yang di sebabkan kemungkinan kesalahan,

atau serangan dari lingkungan pada sistem biologi.

Penyebab penuaan belum jelas. Penuaan terjadi karena pengaruh-

pengaruh dari dalam maupun dari luar tubuh. Giriwijoyo (2012:242)

mengemukaan berbagai teori penuaan, Sebagai berikut :

a. Teori Olahdaya Basal (Basal Metabolisme), teori ini mengemukakan

bahwa olahdaya basal yang tinggi merupakan penyebab penuaan.

Terlihat pada hewan-hewan kecil yang umumnya mempunyai tingkat

olahdaya basal per kilogram berat badan yang tinggi, ternyata

cenderung menua lebih cepat dari pada hewan-hewan besar.

b. Teori Jam Biologi. Diyakini bahwa sel mempunyai jam biologi yang

dikontrol secara genetik dan lebih dulu diprogram. Jadi setiap species

secara alami telah di program jangka hidupnya dan jangka hidup ini

dapat diganggu oleh berbagai macam penyakit.

c. Teori Kesalahan Genetik. Kesalahan pembentukan DNA atau

perubahan informasi yang dibawa oleh DNA dapat mempercepat

penuaan. Seperti terjadi pada kesalahan transkrip DNA yang

menyebabkan kesalahan penempatan asam amino dalam pembentukan


19

protein sel, menyebabkan terjadi akumulasi protein abnormal dan

dapat menyebabkan kematian.

d. Teori Radikal Bebas/Oksidan. Radikal bebas adalah senyawa

oksigen atau senyawa kimia lain yang mengandung elektron bebas di

orbit luarnya yang menyebabkan menjadi sangat reaktif. Radikal

demikian yang terbentuk selama proses olahdaya (metabolisme)

memang di perlukan oleh tubuh untuk membunuh kuman dan

berfungsinya otot polos pembuluh darah.

e. Teori Disfungsi Imun. Pada usia yang semakin meningkat, terjadi

penumpukan zat-zat yang tidak pada tempat-tempat yang tidak

seharusnya. Penuaan terjadi karena pengaruh dari dalam maupun dari

luar tubuh. Pada beberapa organ misalnya otak, sel-sel yang mati tidak

dapat diganti.

Penanganan terhadap masalah-masalah yang terjadi pada lansia terdiri

dari beberapa cara, salah satunya dengan berolahraga. Perlu diperhatikan

bahwa kondisi fisik lansia mengalami penurunan, maka dalam berolahraga

pun perlu diperhatikan disetiap gerakannya agar sesuai dengan tujuan dan

tidak menimbulkan kelelahan atau efek yang tidak baik bagi lansia. Salah

satu olahraga yang dapat dilakukan lansia yaitu senam lansia.

Lansia yang berolahraga secara rutin dapat memperbaiki kualitas

hidupnya. Kualitas hidup lansia berbeda-beda bergantung pada kelompok

dan aktivitas sehari-hari. Kaitan ini penduduk lansia di kelompokkan

kedalam tiga kelompok yaitu: (i) kelompok lansia yang sudah uzur,pikun
20

(senile) yaitu mereka yang sudah tidak mampu lagi untuk memenuhi

kebutuhan dasar mereka, (ii) kelompok lansia yang produktif, yaitu mereka

yang mampu memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan tidak tergantung

pada pihak lain, (iii) kelompok lansia yang miskin (destitute) yaitu termasuk

mereka yang secara relative tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri

seperti pekerjaan atau pendapatan yang tidak dapat menunjang

kelangsungan kehidupannya.

Didalam penelitian ini penulis lebih condong membahas terkait lansia

dengan kelompok lansia yang produktif yaitu mereka yang mampu

memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan tidak tergantung pada pihak lain.

b. Karakteristik Lansia

Proses penuaan dilihat dari siklus kehidupan yang ditandai dengan

tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh yang semakin rentannya

tubuh terhadap berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian

misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan,

endokrin, dan sebagainya. Hal tersebut berpengaruh pada kemunduran

kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan memengaruhi pada

ekonomi dan sosial lansia.

Beberapa perubahan fisik yang diasosiasikan dengan penuaan dapat

terlihat jelas, seperti kulit yang lebih tua cenderung lebih pucat, memiliki

bercak, dan tidak elastis dan karena lemak dan otot menyusut, maka kulit

cenderung keriput. Varises pada kaki menjadi hal umum. Rambut di kepala

memutih dan menjadi lebih tipis, dan rambut di bagian badan menjadi lebih
21

jarang. Para lansai cenderung menjadi lebih pendek karena piringan anatara

tulang belakang mereka mengalami atropi. Penyusutan tulang ini dapat

menyebabkan kebungkukan.

Karakteristik lansia di jabarkan oleh Papalia, Old, Feldman

(2019:350-365) dari segi perubahan fisik dan kesehatan fisik dan mental

sebagai berikut:

1. Perubahan Fisik

a. Perubahan Oraganik dan Sistematik

Perubahan pada sistem organik dan sistemik sangat bervariasi,

baik antar individu maupun dalam individu sendiri. Beberapa sistem

tubuh menurun dengan cepat, sedangkan yang lain sama sekali tidak.

Penuaan, dan juga stres kronis, dapat menurunkan fungsi kekebalan,

membuat lansia menjadi rentan terhadap infeksi pernapasan.

b. Otak Mengalami Penurunan

Setelah berusia 30 tahun, pada awalnya otak sedikit kehilangan

beratnya, lalu makin banyak, sampai pada usia 90, otak kehilangan

sampai 10 persen dari berat totalnya. Penurunan ini diatribusikan pada

hilangnya neuron (sel saraf) pada korteks serebal. Menyebabkan

hilangnya jaringan penghubung akson, dendrit, dan sinaps yang

penting untuk ingatan dan fungsi kognitif tinggi.

c. Fungsi-Fungsi Sensorik dan Psikomotor

a) Penglihatan dan pendengar


22

Kebanyakan gangguan penglihatan (termasuk kebutaan)

disebabkan oleh katarak. Degenerasi makular yang sebabkan

oleh usia, glaukoma, dan retinopati diabetes. Katarak merupakan

area berkabut didaerah sekitar lensa mata yang pada akhir

membuat pandangan menjadi kabur. Dan lansia juga mengalami

gangguan pendengaran yang merupakan penyebab persepsi yang

salah bahwa orang lansia mengganggu, menderita demensia, dan

mengesalkan, serta cenderung memberikan dampak negatif tidak

hanya pada dirinya, tetapi juga pasangannya

b) Kekuatan, ketahanan, keseimbangan, dan waktu reaksi

Bukti dari keelastisitasan pada lansia ini sangat penting karena

orang yang ototnya yang mulai menyusut lebih mungkin untuk

terjatuh serta mengalami patah tulang dan memerlukan bantuan

untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu alasan kenapa

lansia lebih mudah terjatuh adalah penurunan kesensitifan saraf

penerima yang memberikan informasi kepada otak mengenai

posisi tubuh pada keruangan.

d. Pola Tidur

Lansia cenderung tidur lebih sedikit dan makin jarang bermimpi.

Jumlah tidur lebih terbatas, dan mereka dapat terbangun dengan lebih

mudah disebabkan oleh masalah fisik atau terkena cahaya. Anggapan

bahwa masalah tidur adalah hal yang normal pada lansia dapat
23

membahayakan insomnia kronis, atau tidak bisa tidur, dapat

merupakan gejala atau jika tidak diobati, menjadi gejala awal depresi.

e. Fungsi Seksual

Seks berbeda pada lansia dibandingkan dengan masa

sebelumnya. Pria biasanya memerlukan waktu lebih lama untuk

mengalami ereksi dan ejakulasi, mungkin memerlukan stimulasi

manual yang lebih dan mengalami interval yang lebih di antara ereksi.

Begitu pun perubahan ukuran payudara perempuan dan juga tanda-

tanda terangsang secara seksual yang lain menjadi tidak seintens

sebelumnya.

2. Kesehatan Fisik dan Mental

a. Status Kesehatan

Kesehatan yang buruk adalah konsekuensi yang tidak bisa

dihindari dari penuaan. Kebanyakan lansia memiliki kesehatan yang

secara umum cukup baik. Meskipun secara rata-rata tidak sebaik

remaja dan dewasa awal.

b. Kondisi Kronis dan Keterbatasan

Proporsi yang jauh lebih sedikit, tetapi sekitar setengah dari

mereka yang berusia di atas 85 sangat rapuh, lemah dan rentan

terhadap stres, penyakit serta keterbatasan dan kematian.

a) Kondisi kronis umum lansia ada empat penyebab yaitu jantung,

kanker, stroke, diabetes.


24

b) Ketidakmampuan dan keterbatasan lansia beraktivitas seperti

aktivitas kehidupan sehari sehari yang mendukung

kelangsungan hidup seperti makan, berpakaian, mandi,dan

berjalan di sekitar rumah. Kemudian lansia kesulitan dalam

aktivitas instrumental kehidupan sehari-hari, seperti pergi

belanja sendiri dan pergi ke dokter sendiri yang menandakan

kemampuan untuk berfungsi secara mandiri.

3. Senam lansia

a. Defenisi Senam Lansia

Senam merupakan olahraga yang dapat dilakukan oleh siapapun.

Dapat dikatakan bahwa senam merupakan olahraga yang memasyarakat

karena dapat dilakukan oleh siapapun.Senam memiliki manfaat untuk

meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Mulyaningsih (2016:106) Senam

yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga

merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics, atau

Belanda Gymnastiek. Gymnastics sendiri dalam bahasa aslinya merupakan

serapan kata dan bahasa Yunani, Gymnos, yang berarti telanjang.

Ana Farida (2008: 16) menjelaskan bahwa Senam berasal dari kata

“gymnastiek” (Bahasa Belanda) dan “gymnastic” (Bahasa Inggris),

sedangkan tempat berlatih atau tempat dilakukannya senam

dinamakangymnasium. Gymnastiek berasal dari kata “gymnos” yang berarti

telanjang, gymnastiek pada zaman kuno memang dilakukan dengan badan


25

telanjang, maksudnya agar gerakan dapat dilakukan tanpa gangguan,

sehingga menjadi sempurna.

Siti Fatmawati (2004: 14) menjelaskan bahwa senam lansia adalah

suatu metode yang baik untuk meningkatkan kebugaran paru dan jantung,

juga bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan fisik seseorang.

Pendapat lain dijelaskan oleh Prasetyo (2004: 17), bahwa senam lansia

adalah senam yang diciptakan khusus untuk para lansia yang disesuaikan

dengan karakteristik lansia itu sendiri. Senam lansia terdiri dari berbagai

gerakan yang pelan atau lembut dan mudah diikuti oleh para lansia,

sehingga para lansia yang tingkat kebugarannya rendah tetap dapat

melakukan aktivitas fisik khususnya olahraga sesuai dengan kondisi

fisiknya.

b. Prinsip Olahraga Pada Lansia

Kondisi fisik lansia mengalami penurunan, maka dalam berolahraga

pun perlu diperhatikan disetiap gerakan agar sesuai dengan tujuan dan tidak

menimbulkan kelelahan atau efek yang tidak baik bagi lansia. Ana Farida

(2008: 17) menjelaskan prinsip-prinsip lansia dalam melaksanakan

olahraga, diantaranya:

1) Komponen kesegaran jasmani yang paling mendasar untuk dilatih

adalah:

a. Ketahanan kardio-pulmonal

b. Kelenturan (fleksibilitas)

c. Kekuatan otot
26

d. Komposisi tubuh (lemak tubuh jangan berlebihan)

2) Selalu memperhatikan keselamatan

3) Latihan teratur dan tidak terlalu berat

4) Permainan dalam bentuk ringan sangat dianjurkan

5) Latihan dilakukan dengan dosis berjenjang (naik perlahan-lahan)

6) Hindari pertandingan

7) Perhatikan kontradiksi latihan, seperti:

a. Adanya penyakit infeksi.

b. Hipertensi lebih dari 180 mmHg sistolik dan 120 mmHg diastolic.

c. Berpenyakit dan dilarang oleh dokter.

c. Prinsip Senam Lansia

Siti Fatmawati (2004: 14) menjelaskan terkait prinsip senam lansia,

diantaranya adalah:

1) Persiapan sebelum senam

Sebelum memulai senam, idealnya seseorang perlu

memeriksakan diri kedokter untuk mengetahui apakah penyakit atau

gangguan didalam tubuh yang harus diantisipasi pada saat latihan.

Instruktur senam lebih baik melakukan pemeriksaan sebelum memulai

senam, salah satunya dengan mengukur denyut nadi. Pemeriksaan

denyut nadi bisa dilakukan dengan cara lansia diminta untuk

melakukan jalan cepat selama 5 menit, kemudian istirahat selama 10

menit, kemudian periksa denyut nadi pada pergelangan tangan atau

pada leher. Apabila denyut nadi lebih dari 100 dan masih ada
27

kesulitan bernafas maka harus diperiksakan ke dokter, namun apabila

denyut nadi kurang dari 100 dan tidak ada kesulitan bernafas maka

lansia diperbolehkan mengikuti senam lansia. Denyut nadi maksimum

atau DNM dapat dihitung dengan rumus 220 – Umur dalam tahun

(Jansen, 2018: 34).Sebagai contoh untuk lansia berumur 60 tahun,

maka memiliki DNM 220-60 = 160.

2) Pemanasan (warm up)

Sebelum melakukan latihan inti, sebaiknya melakukan

pemanasan. Fungsinya yaitu supaya organ-organ tubuh beserta

perangkatnya siap untuk melakukan latihan dan terhindar dari cedera,

memperkecil deficit oksigen, dan menyiapkan system humoral

pengontrol respirasi. Sifat gerakan pemanasan mudah dilakukan,

melibatkan banyak sendi dan otot yang berhubungan dengan gerakan

inti. Gerakan dilakukan dimulai dari bagian proksimal kedistal, tidak

membebani sendi dan disertai dengan peregangan. Pemanasan akan

meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, konsumsi oksigen,

dilatasi pembuluh darah dan meningkatkan suhu otot yang aktif.

Meliputi gerakan senam berirama lambat dan latihan kelenturan.

Pemanasan ini diberikan lima sampai delapan menit.

3) Gerakan inti

Pada bagian ini instruktur bisa menyesuaikan sasaran atau target

dari latihan senam itu sendiri tergantung tujuan untuk kebugaran

jasmani yang akan dilakukan dengan aerobik beserta kelenturan sendi


28

atau seperti apa. Gerakan inti pada senam lansia memiliki beberapa

variasi gerakan. Di dalam pergantian dari gerakan latihan pemansan

menuju gerakan inti terdapat gerakan peralihan atau gerakan transisi

yang biasa dilakukan untuk peralihan dari gerakan pemanasan ke

gerakan inti, termasuk gerakan inti ke pendinginan.

4) Pendinginan (cool down)

Mengakhiri senam setelah otot tubuh melakukan gerakan latihan

yang berat akan mengeluarkan pembakaran dan menimbulkan

rangsangan pada simpul saraf sehingga otot terpacu untuk

berkontraksi di perlukan relaksasi. Pendinginan dapat menurunkan

kerja jantung secara perlahan. Mencegah pengumpulan darah dalam

vena dan memastikan cukupnya aliran darah dalam otot rangka,

jantung, dan otak serta mencegah kekakuan nyeri otot karena dapat

mengganti defisit oksigen dan mengonversi asam laktat. Pendingan

berupa senam dengan intensitas rendah diikuti dengan peregangan

pada otot yang digunakan dalam selama senam.

B. Kerangka Berpikir

Kegiatan senam lansia di Desa Pauh Barat berorientasi terhadap kebugaran

lansia melalui proses aktivitas fisik yang terukur dan terpogram. Lansia dapat

dilibatkan secara optimal untuk mencapai tujuan kegiatan senam lansia yang lebih

baik. Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan seseorang dalam

melakukan suatu hal termasuk dalam memilih kegiatan yang akan dilakukan,

sehingga besar sekali pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan yang diinginkan.


29

Motivasi sangat berperan penting dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan.

Motivasi lansia dalam penelitian ini adalah seluruh proses gerakan yang berupa

dorongan, penggerak atau suatu alasan yang bersumber dari keinginan individu

dalam mencapai kebutuhan dan tujuan tertentu. Motivasi lansia dalam mengikuti

kegiatan senam lansia akan berpengaruh terhadap perkembangan dan hasil yang

diraihnya. Motivasi tersebut dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam

(internal) dan berasal dari luar (eksternal). Motivasi intrinsik adalah motivasi yang

tercakup dalam situasi yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan lansia itu

sendiri. Motivasi ini sering disebut motivasi murni yang timbul dari dalam diri

lansia, misalnya keinginan untuk mendapatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan senam, dan keinginan untuk diterima kelompok

lain.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari

luar, seperti: pujian, status, dan persaingan. Tiap-tiap individu akan berbeda-beda

dalam memilih suatu kegiatan atau aktivitas, tetapi lansia memilih satu kegiatan

yang sama pada hakikatnya akan memiliki motivasi yang berbeda. Begitu juga

yang dilakukan lansia di Desa Pauh Barat dalam mengikuti senam lansia. Lansia

memilih kegiatan sesuai dengan apa yang lansia inginkan. Dari jumlah lansia yang

mengikuti kegiatan senam lansia, tentunya lansia akan memiliki tujuan yang

berbeda satu sama lain. Tujuan yang akan dicapai menjadi salah satu pengaruh

dari motivasi, baik itu motivasi intrinsik ataupun motivasi ekstrinsik.

Motivasi akan sangat menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya

kegiatan lansia. Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara
30

optimal. Oleh karena itu, motivasi menjadi salah satu penentu untuk mencapai

keberhasilan bejalar secara optimal. Sehingga lansia di Desa Pauh Barat yang

mengikuti senam lansia termotivasi dalam mengikuti proses kegiatan senam

lansia.

Berdasarkan pemaparan yang telah penulis sampaikan, maka peneliti

berfokus kepada pencarian data dan fakta mengenai motivasi peserta senam lansia

di Desa Pauh Barat Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman. Lebih detail lagi

yaitu peneliti bermaksud meneliti motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Untuk lebih

memudahkan dan memperjelas maka peneliti menggunakan kerangka berfikir

sebagai berikut:

MOTIVASI

MOTIVASI INSTRINSIK MOTIVASI EKSTRINSIK

1. Kebutuhan 1. Dorongan Keluarga


2. Harapan 2. Lingkungan
3. Minat 3. Adanya Imbalan

Menjaga Kesehatan dan Kebugaran Jasmani


Dengan Senam Lansia

gambar 1. Kerangka Konsep


31

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana Program kegiatan Senam Lansia yang diadakan oleh pihak

Kepemerintahan Desa Pauh Barat bisa terbentuk?

2. Apa yang menjadikan landasan di bentukya Program kegiatan Senam

Lansia?

3. Bagaimana pengaruh sejak Program kegiatan Senam Lansia di adakan?

4. Apakah dibatasi peserta yang mengikuti Program kegiatan Senam Lansia?

5. Apa yang membuat peserta senam lansia ingin mengikuti senam?

6. Apakah kegiatan Senam Lansia membuat kegiatan yang lain menjadi

terganggu?

7. Melalui kegiatan Senam Lansia, Apakah telah memenuhi salah satu

kebutuhan yang dibutuhkan oleh Lansia?


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Menurut Barlian (2018:3) metode penelitan merupakan suatu cara berfikir

ilmiah yang terencana dan terstruktur untuk mendapatkan jawaban dari

permasalahan yang terjadi. Maka dari itu peneliti ingin menggunakan Metode

Penelitian Kuantitatif dengan metode deskriptif melalui Pendekatan Penelitian

Lapangan (Field Research) dari permasalahan yang peneliti temukan.

Penelitian deskriptif menurut Hikmawati (2018:88) merupakan penelitian

yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang

ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Lokasi dan Jadwal Penelitian

B. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Tempat Penelitian dilaksanakan Di Desa Pauh Barat Kecamatan Pariaman

Tengah Kota Pariaman, dan waktu pelaksanaan penelitian di selenggarakan pada

bulan Maret 2021.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari unit objek analisis yang terdapat

dalam area tertentu yang telah ditetapkan peneliti. Populasi dalam penelitian

ini adalah penduduk desa Pauh Barat yang telah memasuki usia lanjut atau

lansia yang mengikuti program senam senam lansia Desa pauh Barat.

31
PAGE \* MERGEFORMAT 50

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan jenis

Sampel Non-Probability dengan Teknik Purposive Sampling.

Jenis Sampel Non-Probability adalah pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih jadi sampel. Dan Teknik Purposive Sampling

merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tujuan yang

telah ditetapkan oleh peneliti, karena pengambilan sampel secara purposive

tidak memperhatikan prinsip keterwakilan dari populasi. (Barlian,2018:41)

Maka dari itu sampel yang peneliti tentukan sebanyak 30 orang

penduduk lansia Desa Pauh Barat yang menjadi peserta Program senam

lansia yang di adakan di Desa Pauh Barat.

D. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrument

Dalam penelitian ini yang menjadi instrument utama adalah peneliti

sendiri. Jadi dalam hal ini peneliti adalah alat penelitian utama (The Key

Instrumen) yang ikut serta atau melibatkan diri dalam penelitian. Seluruh

data yang diperoleh akan dimaknai atau di tafsirkan sendiri oleh peneliti

(Barlian,2018:212)
PAGE \* MERGEFORMAT 50

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang akan peneliti laksanakan dengan cara

turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data, sebagai berikut :

a. Observasi

Teknik pengumpulan data yang pertama yaitu peneliti akan mulai dari

mananyakan beberapa pertanyaan kepada perangkat Desa Pauh Barat Yaitu

kepada pertama Kepala Desa Pauh Barat, kedua Sekretaris Kesejahteraan,

dan kemudian kepada Ketua PKK Desa Pauh Barat, dan yang terakhir

Kepada Petugas Kesehatan Desa Pauh Barat. Langkah Selanjutnya

mengamati secara langsung dalam proses kegiatan senam lansia, dan terlibat

dalam kegiatan yang di teliti. Kegiatan observasi ini bertujuan untuk

mengetahui dan mengidentifikasi situasi yang terjadi saat pengumpulan

data.

b. Koesioner atau Angket

Teknik pengumpulan data yang kedua yaitu peneliti akan membagikan

selebaran koesioner atau angket kepada 30 orang responden yang mengikuti

peserta Senam Lansia. Jenis koesioner atau angket yang akan digunakan

yaitu jenis koesioner atau angket tertutup yang akan di jawab oleh

responden. Jenis koesioner atau angket tertutup ialah daftar pertanyaan yang

sudah disusun secara terstruktur dan jawaban sudah ditentukan terlebih

dahulu sehingga responden tinggal memilih jawaban dari alternatif pilihan

yang ada.
PAGE \* MERGEFORMAT 50

Menurut Barlian (2018:59) mengungkapkan “Koesioner merupakan

suatu cara pengumpulan data, dimana peneliti bertanya jawab dengan

responden menggunakan angket (daftar pertanyaan) yang menghasilkan

perolehan informasi yang lebih relevan dan informasi dengan reliabilitas

dan validitas yang tinggi.

Bungin (2005:133) koesioner atau angket adalah “Serangkaian atau

daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk di

isi oleh responden. Setelah diisi, angket di kirim kembali atau dikembalikan

ke petugas atau peneliti.

Menurut Hikmawati (2018:85) “metode kuesioner atau angket

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau dilakukan secara tertulis kepada

responden untuk dijawab.

Dalam penyusunan angket atau koesioner terdapat pertanyaan yang

mengarah pada pertanyaan positif dan negatif. Penyusunan angket atau

koesioner dilakukan berdasarkan skala likert dengan 5 kategori jawaban

adalah sebagai berikut : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS),

Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kemudian jawaban dari

angket atau koesioner berupa data kuantitatif yang akan di deskripsikan

sesuai data yang di peroleh

Soal
Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Kurang Setuju 3 3
PAGE \* MERGEFORMAT 50

Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
Tabel 2. Skor Alternatif Jawaban

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang ketiga ini peneliti akan

mengumpulkan data melalui dokumentasi seperti data administrasi dan

dokumen berbentuk catatan-catatan, foto-foto dan video. Mengingat alat

utama adalah peneliti sendiri.

E. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dapat dilakukan bersamaan dengan pada saat

pengumpulan data. Maka dari itu setelah pengumpulan data berhasil di

kumpulkan peneliti akan melanjutkan pengolahan data dengan Teknik Analisis

Data. Menurut Bogdan dalam Barlian (2018:117) analisis data adalah proses

mencari dan mengatur secara sistematis mulai dari transkrip koesioner atau

angket, catatan-catatan di lapangan dan bahan-bahan yang didapatkan, yang

kesemuanya akan dikumpul untuk meningkatkan pemahaman dan membantu

untuk mempresentasikan penemuan kepada orang.

Setelah Semua data berhasil dikumpulkan dan kemudian diolah, karena jenis

penelitian ini bersifat deskriptif, maka teknik analisis yang dapat digunakan

adalah dengan menggunakan teknik distribusi frekuensi (Statistik Deskriptif)

dengan perhitungan persentase, seperti dijelaskan oleh Sugiyono (2014:43) “Bila

satuan penelitian bertujuan mendapatkan gambaran atau menemukan sesuatu

sebagaimana adanya tentang sesuatu objek yang diteliti maka teknik analisis yang

dibutuhkan cukup dengan perhitungan persentase”


PAGE \* MERGEFORMAT 50

Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung persentase adalah sebagai

berikut :

Keterangan :

P = Persentase

F = Frekuensi Responden (Skor yang diperoleh)

N = Jumlah Responden

Menurut Riduwan (2009:87-90) “ untuk memberikan makna pada skor yang

yang ada, dibuat bentuk atau kelompok menurut tingkatan yang ada”. Kategori

terdiri dari 4 kategori yaitu Sangat Tinggi, Tinggi, Rendah, Sangat Rendah.

Dengan kriteria interprestasi skor sebagai berikut :

No Rentang
. Nilai Kategori
1 81% - 100% Sangat Tinggi
2 61% - 80% Tinggi
3 41% - 60% Sedang
4 21% - 40% Rendah
5 0% - 20% Sangat Rendah
Tabel 3. Rentangan Nilai
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang telah peneliti laksanakan di Desa Pauh Barat selama 5 hari

yang di mulai pada tanggal 4 maret 2021. Penelitian dilakukan dengan cara

membagikan angket atau koesioner dengan memakai jenis angket atau koesioner

tertutup. Angket atau koesioner merupakan daftar pertanyaan yang dibuat secara

sistematis yang kemudian akan diisi oleh responden. Dan angket atau koesioner

tertutup adalah daftar pertanyaan yang jawabannya telah disediakan oleh peneliti.

Metode penelitian yang peneliti gunakan yaitu Metode Penelitian Kualitatif

dengan menggunakan metode Deskripstif melalui pendekatan penelitian lapangan

(field research). Dalam Penelitian ini yang menjadi instrument yaitu peneliti

sendiri (The Key Instruments) dan Teknik pengumpulan data dimulai dari

observasi, pembagian angket atau koesioner dengan menggunakan Teknik analisis

data pengamatan terfokus yang dikemukakan oleh Spradley dan kemudian peneliti

menggunakan teknik keabsahan data.

Dari Prosedur penelitian yang peneliti buat, peneliti mendapatkan hasil

penelitian dari angket atau koesioner yang peneliti berikan kepada peserta senam

untuk mengetahui apa atau bagaimana Motivasi Lansia Dalam Mengikuti

Program Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kecamatan Pariaman Tengah Kota

Pariaman yang akan peneliti uraikan dibawah ini.

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Pembagian Angket


Berdasarkan angket tentang Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam

Lansia Di Desa pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman yang

37
PAGE \* MERGEFORMAT 50

telah dibagikan kepada 30 responden dengan 35 item pertanyaan.

Ditemukan jumlah total jawaban “Sangat Setuju” sebanyak 372 atau

31,43%, total jawaban “Setuju” sebanyak 315 atau 29,14%, total jawaban

“Kurang Setuju” sebanyak 35 atau 7,8%, total jawaban “Tidak Setuju”

sebanyak 246 atau 22,19%, total jawaban “Sangat Tidak Setuju” sebanyak

82 atau 9,42%.

Deskiripsi hasil penelitian tentang Motivasi Lansia Dalam Mengikuti

Senam Lansia Di Desa pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman

dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut ini :

Σ Skor
Jawaban Skor Fa Fr (%)
x.Fa
SS 5 372 31,43 1860
S 4 315 29,14 1260
KS 3 35 7,8 105
TS 2 246 22,19 492
STS 1 82 9,42 82
jumlah 1050 100 3694
Skor ideal 5 x 35 x 30 = 5250
Tingkat Capaian 3694/5250 x 100% = 70,34%
Tabel 4.
Distribusi Hasil Penlitian Studi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam
Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman
PAGE \* MERGEFORMAT 50

350
300
250
200
Fa
150 Fr (%)
100
50
0
SS S KS TS STS

Gambar 2.
Histogram Hasil Penelitian Studi Motivasi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti
Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman

Berdasarkan analisis data diatas, diperoleh skor capaian sebesar 3694

sedangkan skor ideal 5250. Dengan disimpulkan bahwa hasil penelitian

studi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia Di Desa Pauh Barat

Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman adalah 70,34%. Menurut Riduwan

(2009:87-90) kategori nilai antara 61%-80% adalah pada klasifikasi

“Tinggi’.

Berikut ini peneliti juga akan menguraikan per Sub-indikator hasil

dari angket atau koesioner yang telah dibagikan kepada 30 responden untuk

mengetahui Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Program Senam Lansia Di

Desa Pauh Barat Kec.Pariaman Tengah Kota Pariaman yang terdiri dari 6

Sub-indikator, sebagai berikut ;

a. Kebutuhan

Berdasarkan indikator Kebutuhan yang diberikan sebanyak 7 item

pertanyaan kepada 30 orang peserta senam lansia yang dijadikan sebagai

responden, ditemukan jumlah total jawaban “Sangat Setuju” sebanyak 87


PAGE \* MERGEFORMAT 50

jawbaan atau 41,43%, total jawaban “Setuju” sebanyak 64 jawaban atau

30,48%, total jawaban “Kurang setuju” sebanyak 8 jawaban atau 3,8%, total

jawaban “Tidak Setuju” sebanyak 40 atau 19,04% , total jawaban “Sangat

Tidak Setuju” sebanyak 11 atau 5,2%.

Deskripsi hasil penelitian tentang studi Motivasi Lansia Dalam

Mengikuti Senam Lansia di Desa Pauh Barat Kecamatan Pariaman Tengah

Kota Pariaman dilihat dari indikator Kebutuhan dapat dilihat pada tabel dan

histogram berikut ini :

Σ Skor
Jawaban Skor Fa Fr (%)
x.Fa
SS 5 87 41,43 435
S 4 64 30,48 256
KS 3 8 3,8 24
TS 2 40 19,04 80
STS 1 11 5,2 11
jumlah 210 100 782
Skor ideal 5 x 7 x 30 = 1050
Tingkat Capaian 782/1050 x 100% = 74,48%
Tabel 5.
Distribusi Hasil Penlitian Studi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam
Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman, Dari
indikator Kebutuhan
100
90
80
70
60
50 Fa
40 Fr (%)
30
20
10
0
SS S KS TS STS

Gambar 3.
PAGE \* MERGEFORMAT 50

Histogram Hasil Penelitian Studi Motivasi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti


Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman,
Dari indikator Kebutuhan
Berdasarkan análisis data diatas, diperoleh skor capaian sebesar 782

sedangkan skor ideal 1050. Dengan disimpulkan bahwa hasil penelitian

studi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia Di Desa Pauh Barat

Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman dilihat dari indikator Kebutuhan

adalah 74,48%. Menurut Riduwan (2009:87-90) kategori nilai antara 61%-

80% adalah pada klasifikasi “Tinggi”.

b. Harapan

Berdasarkan indikator Harapan yang diberikan sebanyak 6 item

pertanyaan kepada 30 peserta senam lansia yang dijadikan sebagai

responden, ditemukan jumlah total jawaban “Sangat Setuju” sebanyak 71

jawaban atau 39,4%, total jawaban “Setuju” sebanyak 54 jawaban atau 30%,

total jawaban “Kurang Setuju” sebanyak 5 jawaban atau 2,8%, total

jawaban “Tidak Setuju” sebanyak 28 jawaban atau 15,5%, total jawaban

“Sangat Tidak Setuju” sebanyak 22 atau 12,2%.

Deskripsi hasil penelitian tentang studi Motivasi Lansia Dalam

Mengikuti Senam Lansia di Desa Pauh Barat Kecamatan Pariaman Tengah

Kota Pariaman dilihat dari indikator Harapan dapat dilihat pada tabel dan

histogram berikut :
PAGE \* MERGEFORMAT 50

Jawaban Skor Fa Fr (%) Σ Skor x.Fa


SS 5 71 39,4 355
S 4 54 30 216
KS 3 5 2,8 15
TS 2 28 15,5 56
STS 1 22 12,2 22
jumlah 180 100 649
Skor ideal 5 x 6 x 30 = 900
Tingkat Capaian 649/900 x 100% = 72,11%
Tabel 6.
Distribusi Hasil Penlitian Studi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam
Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman, Dari
indikator Harapan
80
70
60
50
40 Fa
30 Fr (%)
20
10
0
SS S KS TS STS

Gambar 4
Histogram Hasil Penelitian Studi Motivasi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti
Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman,
Dari indikator Harapan

Berdasarkan análisis data diatas, diperoleh skor capaian sebesar 649

sedangkan skor ideal 900. Dengan disimpulkan bahwa hasil penelitian studi

Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec.

Pariaman Tengah Kota Pariaman dilihat dari indikator Harapan adalah

72,11%. Menurut Riduwan (2009:87-90) kategori nilai antara 61%-80%

adalah pada klasifikasi “Tinggi”.


PAGE \* MERGEFORMAT 50

c. Minat

Berdasarkan indikator Minat yang diberikan sebanyak 4 item

pertanyaan kepada 30 peserta senam lansia yang dijadikan sebagai

responden, ditemukan jumlah total jawaban “Sangat Setuju” sebanyak 46

jawaban atau 38,33%, total jawaban “Setuju” sebanyak 28 jawaban atau

23,33%, total jawaban “Kurang Setuju” sebanyak 5 jawaban atau 4,16%,

total jawaban “Tidak Setuju” sebanyak 32 jawaban atau 26,67%, total

jawaban “Sangat Tidak Setuju” sebanyak 9 atau 7,5%.

Deskripsi hasil penelitian tentang studi Motivasi Lansia Dalam

Mengikuti Senam Lansia di Desa Pauh Barat Kecamatan Pariaman Tengah

Kota Pariaman dilihat dari indikator Minat dapat dilihat pada tabel dan

histogram berikut :

Jawaba Σ Skor
Skor Fa Fr (%)
n x.Fa
SS 5 46 38,33 230
S 4 28 23,33 112
KS 3 5 4,16 15
TS 2 32 26,67 64
STS 1 9 7,5 9
jumlah 120 100 415
Skor ideal 5 x 4 x 30 = 600
Tingkat Capaian 415/600 x 100% = 69,16%
Tabel 7.
Distribusi Hasil Penlitian Studi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam
Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman, Dari
indikator Minat
PAGE \* MERGEFORMAT 50

50
45
40
35
30
25 Fa
20 Fr (%)
15
10
5
0
SS S KS TS STS

Gambar 5.
Histogram Hasil Penelitian Studi Motivasi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti
Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman,
Dari indikator Minat

Berdasarkan analisis data diatas, diperoleh skor capaian sebesar 415

sedangkan skor ideal 600. Dengan disimpulkan bahwa hasil penelitian studi

Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec.

Pariaman Tengah Kota Pariaman dilihat dari indikator Minat adalah

69,16%. Menurut Riduwan (2009:87-90) kategori nilai antara 61%-80%

adalah pada klasifikasi “Tinggi”.

d. Dorongan Keluarga

Berdasarkan indikator Dorongan Keluarga yang diberikan sebanyak 5

item pertanyaan kepada 30 peserta senam lansia yang dijadikan sebagai

responden, ditemukan jumlah total jawaban “Sangat Setuju” sebanyak 50

jawaban atau 33,33%, total jawaban “Setuju” sebanyak 49 jawaban atau

32,66%, total jawaban “Kurang Setuju” sebanyak 3 jawaban atau 2%, total

jawaban “Tidak Setuju” sebanyak 41 jawaban atau 27,33%, total jawaban

“Sangat Tidak Setuju” sebanyak 7 atau 4,6%.


PAGE \* MERGEFORMAT 50

Deskripsi hasil penelitian tentang studi Motivasi Lansia Dalam

Mengikuti Senam Lansia di Desa Pauh Barat Kecamatan Pariaman Tengah

Kota Pariaman dilihat dari indikator Dorongan Keluarga dapat dilihat pada

tabel dan histogram berikut :

Σ Skor
Jawaban Skor Fa Fr (%)
x.Fa
SS 5 50 33,33 250
S 4 49 32,66 196
KS 3 3 2 9
TS 2 41 27,33 82
STS 1 7 4,6 7
jumlah 150 100 535
Skor ideal 5 x 5 x 30 = 750
Tingkat Capaian 535/750 x 100% = 71,33%
Tabel 8.
Distribusi Hasil Penlitian Studi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam
Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman, Dari
indikator Dorongan Keluarga
60

50

40

30 Fa
Fr (%)
20

10

0
SS S KS TS STS

Gambar 6.
Histogram Hasil Penelitian Studi Motivasi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti
Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman,
Dari indikator Dorongan Keluarga

Berdasarkan analisis data diatas, diperoleh skor capaian sebesar 535

sedangkan skor ideal 750. Dengan disimpulkan bahwa hasil penelitian studi

Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec.
PAGE \* MERGEFORMAT 50

Pariaman Tengah Kota Pariaman dilihat dari indikator Dorongan Keluarga

adalah 71,33%. Menurut Riduwan (2009:87-90) kategori nilai antara 61%-

80% adalah pada klasifikasi “Tinggi”.

e. Lingkungan

Berdasarkan indikator Lingkungan yang diberikan sebanyak 5 item

pertanyaan kepada 30 peserta senam lansia yang dijadikan sebagai

responden, ditemukan jumlah total jawaban “Sangat Setuju” sebanyak 52

jawaban atau 34,66%, total jawaban “Setuju” sebanyak 42 jawaban atau

28%, total jawaban “Kurang Setuju” sebanyak 4 jawaban atau 2,6%, total

jawaban “Tidak Setuju” sebanyak 41 jawaban atau 27,33%, total jawaban

“Sangat Tidak Setuju” sebanyak 11 atau 7,3%.

Deskripsi hasil penelitian tentang studi Motivasi Lansia Dalam

Mengikuti Senam Lansia di Desa Pauh Barat Kecamatan Pariaman Tengah

Kota Pariaman dilihat dari indikator Lingkungan dapat dilihat pada tabel

dan histogram berikut :


PAGE \* MERGEFORMAT 50

Jawaba Σ Skor
Skor Fa Fr (%)
n x.Fa
SS 5 52 34,66 260
S 4 42 28 168
KS 3 4 2,6 12
TS 2 41 27,33 82
STS 1 11 7,3 11
jumlah 150 100 521
Skor ideal 5 x 5 x 30 = 750
Tingkat Capaian 521/750 x 100% = 69,46%
Tabel 9.
Distribusi Hasil Penlitian Studi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam
Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman, Dari
indikator Lingkungan

60

50

40

30 Fa
Fr (%)
20

10

0
SS S KS TS STS

Gambar 7.
Histogram Hasil Penelitian Studi Motivasi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti
Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman,
Dari indikator Lingkungan

Berdasarkan analisis data diatas, diperoleh skor capaian sebesar 521

sedangkan skor ideal 750. Dengan disimpulkan bahwa hasil penelitian studi

Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec.

Pariaman Tengah Kota Pariaman dilihat dari indikator Lingkungan adalah

69,46%. Menurut Riduwan (2009:87-90) kategori nilai antara 61%-80%

adalah pada klasifikasi “Tinggi”.

f. Adanya imbalan
PAGE \* MERGEFORMAT 50

Berdasarkan indikator Adanya Imbalan yang diberikan sebanyak 8

item pertanyaan kepada 30 peserta senam lansia yang dijadikan sebagai

responden, ditemukan jumlah total jawaban “Sangat Setuju” sebanyak 66

jawaban atau 27,5%, total jawaban “Setuju” sebanyak 78 jawaban

atau32,5%, total jawaban “Kurang Setuju” sebanyak 10 jawaban atau

4,16%, total jawaban “Tidak Setuju” sebanyak 64 jawaban atau 26,66%,

total jawaban “Sangat Tidak Setuju” sebanyak 22 atau 9,16%.

Deskripsi hasil penelitian tentang studi Motivasi Lansia Dalam

Mengikuti Senam Lansia di Desa Pauh Barat Kecamatan Pariaman Tengah

Kota Pariaman dilihat dari indikator Adanya Imbalan dapat dilihat pada

tabel dan histogram berikut :

Σ Skor
Jawaban Skor Fa Fr (%)
x.Fa
SS 5 66 27,5 330
S 4 78 32,5 312
KS 3 10 4,16 30
TS 2 64 26,66 128
STS 1 22 9,16 22
jumlah 240 100 792
Skor ideal 5 x 8 x 30 = 1200
Tingkat Capaian 792/1200 x 100% = 66%
Tabel 10.
Distribusi Hasil Penlitian Studi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam
Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman, Dari
indikator Adanya imbalan
PAGE \* MERGEFORMAT 50

90
80
70
60
50
Fa
40
Fr (%)
30
20
10
0
SS S KS TS STS

Gambar 8.
Histogram Hasil Penelitian Studi Motivasi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti
Senam Lansia Di Desa Pauh Barat Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman,
Dari indikator Adanya Imbalan

Berdasarkan analisis data diatas, diperoleh skor capaian sebesar 792

sedangkan skor ideal 1200. Dengan disimpulkan bahwa hasil penelitian

studi Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia Di Desa Pauh Barat

Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman dilihat dari indikator Adanya

Imbalan adalah 66%. Menurut Riduwan (2009:87-90) kategori nilai antara

61%-80% adalah pada klasifikasi “Tinggi”.

B. Pembahasan

Berdasarkan análisis data di atas, dalam penelitian ini dapat disimpulkan

persentase Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia Di Desa Pauh Barat

yaitu 70,34% yang berarti lansia yang ada di Desa Pauh Barat memiliki Motivasi

tanggi dalam mengikuti senam lansia. (Riduwan, kategori persentase antara 61%-

80% = Tinggi. (2009:87-90))

Menua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia, dan

proses menua bukanlah penyakit karena menua merupakan proses dimana tubuh

mulai perlahan kehilangan kemampuan jaringan tubuh untuk mempertahankan


PAGE \* MERGEFORMAT 50

struktur dan fungsi normal. Berdasarkan hal tersebut lansia perlu beberapa

aktivitas fisik yang hanya tidak mudah dan murah dilakukan tetapi juga

membantu lansia dalam mencapai fungsi dari aktivitas yang dilakukan untuk

mempertahankan jaringan tubuh yang mulai perlahan hilang. (Manangkot.

Dkk.2016:24).

Sedangkan Menurut Yurintika. Dkk (2015:1116) “menjadi tua ditandai

dengan adanya kemunduran biologis seperti kemampuan kognitif ,fisik dan respon

psikis”. Upaya-upaya untuk mempertahankan kesehatan lansia baik yang bersifat

perawatan, pengobatan, dan pola hidup sehat, di antaranya yaitu senam lansia,

dengan berolahraga akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan segar.

Senam merupakan jenis latihan fisik yang mudah dilakukan serta disukai

banyak kalangan.karena aspek rekresionalnya dan dapat dijadikan sebagai ajang

sosialisasi, senam dilakukan dibawah arahan seorang instruktur dan diikuti dengan

iringan musik (Candrawati.Dkk.2016:70)

Motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, semangat, tekanan, atau

mekanisme psikologi yang mendorong seseorang sekelompok untuk mencapai

prestasi tertentu (Suprihatin.2015:74)

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa Motivasi Lansia dengan persentase

70,34% menunjukan motivasi lansia mengikuti senam termasuk Tinggi. Dan

terbukti dari Sub indikator Motivasi yaitu :

1. Motivasi Instrinsik 2. Motivasi Ekstrinsik

a. Kebutuhan 74,48% a. Dorongan Keluarga 71,33%

b. Harapan 72,11% b. Lingkungan 69,46%

c. Adanya Imbalan 66%


PAGE \* MERGEFORMAT 50

c. Minat 69,16%
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dengan adanya Program kegiatan senam lansia yang di adakan oleh pihak

kepemerintahan Desa Pauh Barat bertujuan untuk Lansia Desa Pauh Barat sendiri

demi kesejahteraan Lansia dan menjaga kesehatan Lansia. Kemudian yang

menjadi landasan di adakannya Program Kegiatan Senam Lansia ini yaitu di

setiap unsur keperintahan baik dari tingkat Pusat, Provinsi, Kota/Kabupaten, dan

sampai ke jajaran Desa/Kelurahan harus ada Program Kerja Kesejahteraan

Masyarakat.

Walaupun di khususkan untuk Lansia, tetapi semua masyarakat dapat ikut

serta dalam Program Kegiatan Senam Lansia yang di adakan. Program Senam

Lansia memberikan pengaruh khususnya kepada Lansia sendiri, saat senam lansia

terlihat sangat gembira dan dapat bercanda tawa dengan peserta senam yang lain.

Kegiatan Senam Di lakukan pada jam 16.00 WIB pada hari senin dan jam

08.00 WIB pada hari sabtu. Dengan jadwal yang telah di tetapkan, Lansia tidak

merasa terganggu dengan jadwal yang di tetapkan. Kemudian dari hasil penelitian,

dapat peneliti deskripsikan bahwa Motivasi peserta senam lansia dengan

persentase 70,34% menunjukan motivasi lansia mengikuti senam termasuk

Tinggi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan maka dapat diajukan beberapa saran sebagai

berikut:
1. Kepada pihak kepemerintahan Desa Pauh Barat untuk lebih melengkapi

sarana dan prasarana fasilitas kegiatan Senam lansia agar lansia yang

menjadi peserta senam, lebih termotivasi untuk mengikuti senam

2. Menambah beberapa kegiatan setelah atau sebelum senam di mulai, seperti

permainan-permainan kecil yang dapat membuat lansia bahagia dan akan

lebih termotivasi mengikuti senam

3. Memberikan edukasi kepada warga lansia Desa Pauh Barat pentingnya

menjaga kesehatan baik fisik maupun psikis untuk bisa memotivasi diri

sendiri atau dari lingkungan sekitar, demi menjaga kesehatan tubuh.


DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sadirman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:


Rajawali Pers.

Ahmadi, R. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media.

Barlian, E. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif dan kuantitatif. Padang:


Sukabina Press.

Bungin, Burhan.2005.Metode Penelitian Kuantitatif.Jakarta:Kencana


Prenadameda Group

Candrawati, Susiana.Dkk.2016.Senam Aerobik Meningkatkan Daya Tahan


Jantung Paru dan Fleksibelitas.Jurnal kedokteran Brawijaya Vol.29 No.1

Giriwijoyo, S., & Sidik, Z. D. (2012). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Hikmawati, Fenti.2018.Metodologi Penelitian.Depok:Rajawali Pers

Manangkot, M. V., Sukawana, I. W., & Witarsa, I. M. S. (2016). Pengaruh senam

lansia terhadap keseimbangan tubuh pada lansia di lingkungan Dajan

Bingin Sading. J Keperawatan Community of Publishing Nursing, 4(1), 24-

7.

Moleong, L,J. 2017. Metodelogi penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: Resda

Mulyaningsih, Ana. (2016). Analisis Senam Angguk di Kabupaten Kulonprogo

Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia.

12(2):106.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development.


Jakarta: Salemba Humanika.

Purwanto, Ngalim. (2014). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Siagian, Sondang P.1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya.Jakarta:Rineka Cipta


Sugiyono, 2017.Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Suprihatin, Siti.2015. UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA. Jurnal Promosi Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro

Vol.3 No.1 (73-82)

UU nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia pasal 1 ayat 2 :

http://www.bphn.go.id/data/documents/98uu013.pdf

Yurintika, Famelia. Dkk.2015.Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur

Pada Lansia Yang Insomnia. JOM Vol.2 No.2


LAMPIRAN

55
56

LAMPIRAN 1.

KOESIONER MOTIVASI LANSIA DALAM MENGIKUTI PROGRAM


SENAM LANSIADi DESA PAUH BARAT KOTA PARIAMAN

A. Biodata Responden

Nama/Inisial nama :

Usia :

JenisKelamin : Pria Wanita

B. Rumusan Kegiatan

Koesioner ini digunakan untuk mengetahui Motivasi Lansia dalam


mengikuti Program Kegiatan Senam Lansia yang diagendakan Desa Pauh
Barat dalam upaya mensejahterakan kehidupan masyarakat yang merupakan
tujuan dari Program Kerja Kesejahteraan Masyarakat.

Maka dari itu diharapkan responden dapat mengisi koesioner ini


sesuai dengan keadaan dan pengalaman responden, dan melalui jawaban
dari responden ini akan dapat membantu saya mengetahui Motivasi Lansia
itu sendiri dalam menyelesaikan Tugas Akhir atau skripsi saya.

C. Kisi-Kisi Koesioner

Nomor Soal
Variabel Faktor Jumlah
Positif Negative
Motivasi Peserta 1. Kebutuhan 1,7,13,17 23,24,29 7
Senam Lansia Intrinsik 2. Harapan 2,8,14 18,25,26 6
Dalam 3. Minat 3,9 27,28 4
Mengikuti
1. Dorongan Keluarga 4,10,15 30,31 5
Program Senam
Lansia Desa Ekstrinsik 2. Lingkungan 5,11,16 32,35 5
Pauh Barat 3. Adanya Imbalan 6,20,21,22 12,19,33,34 8
57

LEMBAR KOESIONER

Petunjuk Pengisian Koesioner :

a. Tulis nama (identitas) pada kolom yang telah disediakan.


b. Bacalah setiap pertanyaan secara teliti sebelum menjawab, kemudian berilah
tanda centang (√)sesuai dengan keadaan reponden pada kolom yang telah
disediakan, dengan keterangan kolom sebagai berikut :
SS=Sangat Setuju S=Setuju KS=Kurang Setuju
TS=Tidak Setuju STS=Sangat Tidak Setuju
c. Pertanyaan ini tidak akan menimbulkan apapun pada diri responden dan
hanya untuk penelitian semata,untuk itu diharapkan mengisi koesionerini
dengan sejujurnya.
d. Hanya boleh memilih satu jawaban saja.
e. Sebelum diserahkanperiksalah kembaliapakah seluruh pertanyaan telah
dijawab.

Sangat Kurang Tidak Sangat


No. Pertanyaan Setuju Tidak
Setuju Setuju Setuju
Setuju
Saya mengikuti senam
1 karena untuk menjaga
kesehatan badan
Dengan berolahraga senam
2
kesehatan badan jadi baik

Saya selalu bersungguh


3 sungguh mengikuti senam
lansia
Saya mengikuti senam
4 karena permintaan anak
saya

Saya mendapat perlakuan


5
baik saat mengikuti senam

Saya mengikuti senam


6
Supaya mendapatkan
58

teman
Kesehatan badan no.1 oleh
7 karena itu saya mengikuti
senam lansia
Saya mengikuti senam
8 demi menjaga kondisi
kesehatan badan
Saya menyalurkan bakat
9 olahraga saya dengan
mengikuti senam lansia

Gerakan senam yang


10 mudah membuat saya
menjadi lebih bersemangat
Suasana yang
menyenangkan membuat
11
saya senang mengikuti
senam lansia

Saya mengikuti senam agar


12
tidak dijauhi teman

Untuk menjaga kesehatan


13 badan saya mengikuti
kegiatan senam lansia
Saya mengikuti senam
14 lansia agar bisa lebih
memiliki semangat
Menjaga Kesehatan badan
adalah alasan keluarga
15
untuk saya mengikuti
senam lansia
Saya Senang mengikuti
16 senam lansia karena
banyak teman
Saya mengikuti senam
17 lansia karena kegiatannya
menyenangkan
Mengikuti senam lansia
18 dikarenakan belum
mengusai olahraga senam
59

Mengikuti senam membuat


19 saya diterima menjadi
warga desa pauh barat
Saya mengikuti senam
karena saya belum
20
mengusai, sehingga saya
termotivasi
Saya ingin menjadi
21 pengurus senam karena itu
saya aktif mengikuti senam
Saya merasa kepengurusan
22 senam didesa pauh barat
berjalan baik
Senam lansia tidak satu-
satunya kegiatan yang
23
dapat menjaga kesehatann
badan
Saya Senang mengikuti
24 senam lansia karena
banyak teman
Saya ingin menjadi yang
terbaik dari teman saya
25
maka saya senam dengan
rajin

Mengikuti senam lansia


26 untuk membangkitkan
semangat kerja
Saya malas mengikuti
senam jika kegiatannya
27
dempet dengan kegiatan
lain

Senam membuat badan


28
saya terasa lebih lelah

Saya mengikuti senam


29 walaupun tidak ada bakat
di senam
Pujian dari teman yang
30 membuat saya bersemangat
mengikuti senam
31 Saya tidak akan mengikuti
senam jika anak saya tidak
60

memintanya

Saya merasa malu apabila


32
mengikuti senam

Saya mengikuti senam


33
untuk mendapat pujian

Saya akan senang jika


34 mendapat pujian dari
instruktur senam
Saya yakin dengan
kemampuan saya bisa
35
bersaing kelincahan
dengan orang lain
Lampiran 2.

Tabulasi Hasil Penelitian

Inisi Soal
No. al
Pese Pese 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
rta rta 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
1 RM 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 4 4 2 5 4 2 4 2 3 3 2 4 2 4 2 4 2
2 JN 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 3 3 3 3 4 2 5 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 3 2
3 ZI 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 3 4 1 5 2 4 5 4 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2
4 JS 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1
5 BC 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 3 5 1 4 2 3 4 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2
6 RA 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 2 5 4 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2
7 JA 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2
8 RP 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 2 4 5 5 4 1 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2
9 AN 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 2 5 2 4 3 2 3 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1
10 AL 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2
11 SY 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 1 4 5 4 5 1 2 1 2 5 1 2 2 1 2 1 2
12 NC 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 2 5 5 3 5 2 2 2 2 5 1 2 2 2 2 1 1
13 ZU 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 1 4 5 5 4 2 2 1 2 5 2 2 2 1 4 2 2
14 SH 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 3 2 5 4 5 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2
15 AD 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 2 2 4 5 4 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2
16 SP 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 1 4 5 4 4 3 2 4 2 2 1 2 1 4 2 1 2
17 AR 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 2 4 4 3 5 2 2 1 1 3 2 5 2 2 2 2 1
18 NJ 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 1 2 2 2 4 2 2 1 5 3 2 2 3 2 4 2 4
19 MS 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 1 4 2 4 5 2 2 1 2 4 2 5 2 2 4 2 2

61
20 ML 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 3 5 4 3 4 2 2 1 2 4 2 2 3 4 2 2 2
21 LI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 2 4 4 4 5 2 3 4 2 2 2 1 1 5 5 2 2
22 NL 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 3 2 2 4 2 1 2 2 2 1 2
23 YN 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 3 4 4 4 5 5 1 1 2 5 2 5 2 2 2 5 2
24 EL 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 3 5 5 2 4 4 2 4 3 4 5 2 2 2 2 5 2 2 5 2
25 RB 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 2 5 4 4 5 5 2 5 2 5 2 5 2 1 2 5 2
26 ZN 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 1 5 4 4 5 5 1 1 2 5 2 2 2 2 2 1 2
27 ND 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 2 4 2 4 5 3 1 5 2 5 5 2 2 1 2 4 5
28 JM 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 1 2 4 4 5 5 2 1 2 4 5 4 2 2 2 2 2
29 ZR 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 1 2 4 4 2 5 2 1 5 4 2 4 2 2 1 4 2
30 RE 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 1 5 2 4 4 5 1 2 2 1 2 3 4 4 2 1 2
3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SS 0 5 1 9 8 7 7 4 6 2 7 5 4 3 4 5 6 6 5 8 9 8 2 6 0 3 2 7 2 4 1 1 1 3 1 372
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
S 0 5 9 1 2 3 3 6 4 8 3 5 6 7 6 1 1 2 1 6 2 4 4 0 2 2 0 5 0 3 1 5 4 3 1 315
KS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 3 1 4 0 0 5 2 3 4 0 1 4 0 1 2 0 0 1 0 35
1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2
TS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 9 3 2 8 8 0 2 0 0 0 1 7 2 4 4 246
1 1
STS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3 6 5 5 4 8 2 5 7 3 9 4 82

62
63

Analisis data hasil koesioner Penelitian


Motivasi Peserta Senam Lansia

Σ Skor
Jawaban Skor Fa Fr (%)
x.Fa
SS 5 372 31,43 1860
S 4 315 29,14 1260
KS 3 35 7,8 105
TS 2 246 22,19 492
STS 1 82 9,42 82
jumlah 1050 100 3694
Skor ideal 5 x 35 x 30 = 5250
Tingkat Capaian 3694/5250 x 100% = 70,34%

350
300
250
200
Fa
150 Fr (%)
100
50
0
SS S KS TS STS

Keterangan :

P = Persentase (Tingkat Capaian)

F = Frekuensi (Skor yang diperoleh)

N = Skor ideal
64

Lampiran 3.
DATA PENELITIAN MOTIVASI LANSIA DALAM MENGIKUTI SENAM
LANSIA INDIKATOR KEBUTUHAN
Kebutuhan
No. INISIAL 1 2 2
NAMA 1 7 3 17 3 24 9
1 RM 5 5 4 3 4 2 2
2 JN 5 5 5 3 4 2 2
3 ZI 5 5 5 4 4 2 2
4 JS 5 5 4 4 3 2 2
5 BC 5 4 5 3 4 1 1
6 RA 5 5 4 4 4 2 1
7 JA 5 4 4 4 2 2 2
8 RP 5 4 4 4 4 1 2
9 AN 5 5 5 4 3 2 2
10 AL 5 5 4 4 5 2 1
11 SY 5 5 5 4 5 1 1
12 NC 5 5 4 5 5 2 1
13 ZU 5 5 5 4 4 2 2
14 SH 5 5 5 5 5 2 1
15 AD 5 4 5 4 4 2 1
16 SP 5 4 4 4 4 3 1
17 AR 5 5 5 4 5 2 2
18 NJ 5 4 5 4 4 2 2
19 MS 5 4 4 4 5 2 2
20 ML 5 5 4 4 4 2 2
21 LI 5 5 5 4 5 2 2
22 NL 5 4 4 4 4 2 2
23 YN 5 5 4 4 5 5 2
24 EL 5 4 4 5 4 3 2
25 RB 5 5 5 5 5 5 2
26 ZN 5 5 4 5 5 5 2
27 ND 5 4 4 5 5 3 5
28 JM 5 4 5 4 5 5 5
29 ZR 5 4 5 4 2 5 2
30 RE 5 4 4 4 4 5 2
3 1 1
SS 0 17 4 6 2 6 2 87
1 1
S 0 13 6 21 4 0 0 64
KS 0 0 0 3 2 3 0 8
TS 0 0 0 0 2 18 2 40
65

0
STS 0 0 0 0 0 3 8
11
Analisis data hasil koesioner Penelitian
Motivasi Peserta Senam Lansia indikator Kebutuhan

Σ Skor
Jawaban Skor Fa Fr (%)
x.Fa
SS 5 87 41,43 435
S 4 64 30,48 256
KS 3 8 3,8 24
TS 2 40 19,04 80
STS 1 11 5,2 11
jumlah 210 100 782
Skor ideal 5 x 7 x 30 = 1050
782/1050 x 100% =
Tingkat Capaian 74,48%

100
90
80
70
60
50 Fa
40 Fr (%)
30
20
10
0
SS S KS TS STS

Keterangan :

P = Persentase (Tingkat Capaian)

F = Frekuensi (Skor yang diperoleh)

N = Skor ideal
66

Lampiran 4.
DATA PENELITIAN MOTIVASI LANSIA DALAM MENGIKUTI SENAM
LANSIA INDIKATOR HARAPAN
INISI Harapan
AL
No.
NAM 1 1 2 2
A 2 8 4 8 5 6
1 RM 5 5 5 4 4 2
2 JN 4 4 4 3 2 2
3 ZI 5 5 4 1 3 1
4 JS 5 4 5 4 2 2
5 BC 5 5 4 5 2 2
6 RA 5 5 5 4 2 2
7 JA 5 4 5 5 1 2
8 RP 5 5 5 5 2 1
9 AN 5 5 5 4 3 1
10 AL 5 4 4 5 1 1
11 SY 4 4 4 4 2 1
12 NC 5 4 4 4 2 2
13 ZU 5 5 5 5 2 1
14 SH 5 5 5 4 2 1
15 AD 5 4 4 5 2 2
16 SP 4 5 4 4 2 4
17 AR 5 4 4 4 2 1
18 NJ 5 5 4 5 2 1
19 MS 4 4 5 5 2 1
20 ML 5 5 5 4 2 1
21 LI 5 5 4 4 3 4
22 NL 5 4 4 4 3 2
23 YN 5 4 5 5 1 1
24 EL 5 5 5 5 4 5
25 RB 5 4 4 5 2 5
26 ZN 5 5 4 5 1 1
27 ND 5 4 4 5 1 5
28 JM 5 4 5 5 2 1
29 ZR 4 4 4 5 2 1
30 RE 5 4 4 5 1 2
2 1 1 1
SS 5 4 3 6 0 3 71
1 1 1
S 5 6 7 2 2 2 54
KS 0 0 0 1 4 0 5
1 1
TS 0 0 0 0 8 0 28
67

1
STS 0 0 0 1 6 5 22

Analisis data hasil koesioner Penelitian


Motivasi Peserta Senam Lansia indikator Harapan

Jawaba Σ Skor
Skor Fa Fr (%)
n x.Fa
SS 5 71 39,4 355
S 4 54 30 216
KS 3 5 2,8 15
TS 2 28 15,5 56
STS 1 22 12,2 22
jumlah 180 100 649
Skor ideal 5 x 6 x 30 = 900
Tingkat Capaian 649/900 x 100% = 72,11%

80
70
60
50
40 Fa
30 Fr (%)

20
10
0
SS S KS TS STS

Keterangan :

P = Persentase (Tingkat Capaian)

F = Frekuensi (Skor yang diperoleh)

N = Skor ideal
68

Lampiran 5.

DATA PENELITIAN MOTIVASI LANSIA DALAM MENGIKUTI SENAM


LANSIA INDIKATOR MINAT

Minat
No. INISIAL 2
NAMA 3 9 27 8
1 RM 4 5 3 3
2 JN 4 5 2 2
3 ZI 4 4 1 2
4 JS 4 4 1 2
5 BC 5 4 1 2
6 RA 4 5 2 1
7 JA 5 4 2 1
8 RP 5 4 2 3
9 AN 5 5 1 1
10 AL 5 4 2 2
11 SY 5 5 2 5
12 NC 5 4 2 5
13 ZU 5 5 2 5
14 SH 5 4 2 2
15 AD 5 5 2 2
16 SP 5 4 2 2
17 AR 5 5 1 3
18 NJ 5 5 5 3
19 MS 5 5 2 4
20 ML 5 5 2 4
21 LI 5 5 2 2
22 NL 4 4 2 4
23 YN 5 5 2 5
24 EL 5 4 2 2
25 RB 5 5 2 5
26 ZN 4 4 2 5
27 ND 5 4 2 5
28 JM 4 4 2 4
29 ZR 5 5 5 4
30 RE 4 5 2 1
1
SS 21 6 2 7 46
1
S 9 4 0 5 28
69

KS 0 0 1 4 5
1
TS 0 0 22 0 32
STS 0 0 5 4 9
Analisis data hasil koesioner Penelitian
Motivasi Peserta Senam Lansia indikator Minat

Jawaba Σ Skor
Skor Fa Fr (%)
n x.Fa
SS 5 46 38,33 230
S 4 28 23,33 112
KS 3 5 4,16 15
TS 2 32 26,67 64
STS 1 9 7,5 9
jumlah 120 100 415
Skor ideal 5 x 4 x 30 = 600
Tingkat Capaian 415/600 x 100% = 69,16%

50
45
40
35
30
25 Fa
20 Fr (%)
15
10
5
0
SS S KS TS STS

Keterangan :

P = Persentase (Tingkat Capaian)

F = Frekuensi (Skor yang diperoleh)

N = Skor ideal
70

Lampiran 6.

DATA PENELITIAN MOTIVASI LANSIA DALAM MENGIKUTI SENAM


LANSIA INDIKATOR DORONGAN KELUARGA

Dorongan Keluarga
No. INISIAL 1
NAMA 4 10 5 30 31
1 RM 4 5 4 4 2
2 JN 4 4 4 2 2
3 ZI 4 5 5 2 2
4 JS 4 4 4 2 2
5 BC 4 5 5 2 1
6 RA 5 4 4 2 2
7 JA 5 5 5 2 1
8 RP 5 4 4 2 2
9 AN 5 5 4 2 2
10 AL 4 5 5 2 1
11 SY 5 4 4 2 2
12 NC 4 4 4 2 2
13 ZU 5 4 5 2 2
14 SH 5 4 5 2 2
15 AD 5 4 5 2 2
16 SP 4 4 4 2 1
17 AR 5 5 5 5 2
18 NJ 5 4 4 2 3
19 MS 4 4 5 5 2
20 ML 5 5 5 2 3
21 LI 5 4 4 1 1
22 NL 4 5 4 1 2
23 YN 5 4 5 5 2
24 EL 5 4 5 2 5
25 RB 5 4 4 5 2
26 ZN 5 5 4 2 2
27 ND 5 4 5 2 2
28 JM 4 5 4 4 2
29 ZR 5 4 5 4 2
30 RE 5 5 4 3 4
1 1
SS 9 12 4 4 1 50
1 1
S 1 18 6 3 1 49
KS 0 0 0 1 2 3
TS 0 0 0 20 21 41
71

STS 0 0 0 2 5 7
Analisis data hasil koesioner Penelitian
Motivasi Peserta Senam Lansia indikator Dorongan Keluarga

Jawaba Σ Skor
Skor Fa Fr (%)
n x.Fa
SS 5 50 33,33 250
S 4 49 32,66 196
KS 3 3 2 9
TS 2 41 27,33 82
STS 1 7 4,6 7
jumlah 150 100 535
Skor ideal 5 x 5 x 30 = 750
Tingkat Capaian 535/750 x 100% = 71,33%

60

50

40

30 Fa
Fr (%)
20

10

0
SS S KS TS STS

Keterangan :

P = Persentase (Tingkat Capaian)

F = Frekuensi (Skor yang diperoleh)

N = Skor ideal
72

Lampiran 7.

DATA PENELITIAN MOTIVASI LANSIA DALAM MENGIKUTI SENAM


LANSIA INDIKATOR LINGKUNGAN
INISIA Lingkungan
L
No.
NAM 1 1 3 3
A 5 1 6 2 5
1 RM 4 5 4 4 2
2 JN 5 4 3 4 2
3 ZI 4 4 3 2 2
4 JS 4 5 5 2 1
5 BC 5 4 5 2 2
6 RA 4 4 5 2 2
7 JA 5 5 5 2 2
8 RP 4 4 4 1 2
9 AN 4 4 3 2 1
10 AL 5 4 5 2 2
11 SY 5 4 4 1 2
12 NC 5 4 5 2 1
13 ZU 4 5 5 1 2
14 SH 5 5 4 1 2
15 AD 4 5 4 1 2
16 SP 5 5 5 4 2
17 AR 4 4 5 2 1
18 NJ 5 5 4 2 4
19 MS 5 5 5 2 2
20 ML 4 5 5 4 2
21 LI 5 5 5 5 2
22 NL 5 4 4 2 2
23 YN 5 5 4 2 2
24 EL 5 4 3 2 2
25 RB 5 5 4 1 2
26 ZN 5 5 5 2 2
27 ND 4 5 4 1 5
28 JM 4 4 5 2 2
29 ZR 5 5 5 2 2
30 RE 5 5 4 4 2
1 1 1
SS 8 7 5 1 1 52
1 1 1
S 2 3 1 5 1 42
KS 0 0 4 0 0 4
1 2
TS 0 0 0 7 4 41
73

STS 0 0 0 7 4 11

Analisis data hasil koesioner Penelitian


Motivasi Peserta Senam Lansia indikator Lingkungan

Jawaba Σ Skor
Skor Fa Fr (%)
n x.Fa
SS 5 52 34,66 260
S 4 42 28 168
KS 3 4 2,6 12
TS 2 41 27,33 82
STS 1 11 7,3 11
jumlah 150 100 521
Skor ideal 5 x 5 x 30 = 750
Tingkat Capaian 521/750 x 100% = 69,46%

60

50

40

30 Fa
Fr (%)
20

10

0
SS S KS TS STS

Keterangan :

P = Persentase (Tingkat Capaian)

F = Frekuensi (Skor yang diperoleh)

N = Skor ideal
74

Lampiran 8

DATA PENELITIAN MOTIVASI LANSIA DALAM MENGIKUTI SENAM


LANSIA INDIKATOR ADANYA IMBALAN
Adanya Imbalan
No. INISIAL 2 2
NAMA 6 12 19 0 21 2 33 34
1 RM 5 5 4 4 2 5 2 4
2 JN 5 5 3 4 2 5 4 3
3 ZI 4 5 5 2 4 5 2 1
4 JS 5 5 5 4 5 5 2 2
5 BC 5 5 1 4 2 3 2 2
6 RA 4 5 5 4 2 5 2 2
7 JA 4 5 5 5 5 2 2 1
8 RP 5 4 2 4 5 5 2 2
9 AN 5 4 2 5 2 4 1 1
10 AL 4 5 5 5 5 4 1 2
11 SY 5 5 1 4 5 4 2 1
12 NC 4 5 2 5 5 3 2 1
13 ZU 4 4 1 4 5 5 4 2
14 SH 5 5 3 2 5 4 2 2
15 AD 5 4 2 2 4 5 2 2
16 SP 5 4 1 4 5 4 2 1
17 AR 4 4 2 4 4 3 2 2
18 NJ 4 4 1 2 2 2 4 2
19 MS 5 4 1 4 2 4 4 2
20 ML 5 4 3 5 4 3 2 2
21 LI 5 4 2 4 4 4 5 2
22 NL 4 5 2 4 4 3 2 1
23 YN 4 5 3 4 4 4 2 5
24 EL 4 4 2 4 4 2 2 5
25 RB 5 4 2 5 4 4 2 5
26 ZN 5 4 1 5 4 4 2 1
27 ND 5 5 2 4 2 4 2 4
28 JM 4 4 1 2 4 4 2 2
29 ZR 4 4 1 2 4 4 1 4
30 RE 5 5 1 5 2 4 2 1
1
SS 7 15 5 8 9 8 1 3 66
1 1 1
S 3 15 1 6 12 4 4 3 78
KS 0 0 4 0 0 5 0 1 10
TS 0 0 10 6 9 3 22 14 64
STS 0 0 10 0 0 0 3 9 22
75

Analisis data hasil koesioner Penelitian


Motivasi Peserta Senam Lansia indikator Adanya Imbalan

Jawaba Σ Skor
Skor Fa Fr (%)
n x.Fa
SS 5 66 27,5 330
S 4 78 32,5 312
KS 3 10 4,16 30
TS 2 64 26,66 128
STS 1 22 9,16 22
jumlah 240 100 792
Skor ideal 5 x 8 x 30 = 1200
Tingkat Capaian 792/1200 x 100% = 66%

90
80
70
60
50
Fa
40
Fr (%)
30
20
10
0
SS S KS TS STS

Keterangan :

P = Persentase (Tingkat Capaian)

F = Frekuensi (Skor yang diperoleh)

N = Skor ideal
76

Lampiran 9.

FOTO DOKUMENTASI PEMBAGIAN ANGKET ATAU KOESIONER

Gambar 1. Peneliti memberikan lembaran koesioner kepada ibu Nurjannah

Gambar 2. Peneliti sedang membantu memberikan arahan petunjuk


pengisian koesioner kepada ibu Artisni

Gambar 3. Peneliti sedang membantu memberikan arahan petunjuk


pengisian koesioner kepada ibu Adnina
77

Gambar 4. Peneliti mendampingi Bapak Ali Nuzar sedang mengisi koesioner

Gambar 5. Bapak Utiah Ali Ludin sedang mengisi koesioner didampingi


peneliti

Gambar 6. Peneliti memberikan arahan petunjuk pengisian koesioner


kepada bapak Jainul

Anda mungkin juga menyukai