PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
MUHAMMAD SHIHAB AULIA
NPM 2206030057
i
PROPOSAL SKRIPSI
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
- -
NIK. - NIK. -
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Elektro
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
I. LATAR BELAKANG 1
II. RUMUSAN MASALAH 2
III. TUJUAN PENELITIAN 3
IV. BATASAN MASALAH 3
V. MANFAAT PENELITIAN 4
VI. TINJAUAN STUDI 4
VII. LANDASAN TEORI 6
7.1 Konveyor 7
7.2 Variable Speed Srive (VSD) 8
VIII. HIPOTESIS 10
IX. METODE PENELITIAN 10
9.1 Tempat dan Waktu Penelitian 10
9.2 Alat dan Bahan Penelitian 10
9.3 Langkah Penelitian 11
9.4 Variabel dan Parameter Penelitian 15
9.5 Sumber Data 15
9.6 Analisis Data 15
9.7 Jadwal Penelitian 15
DAFTAR PUSTAKA 16
DAFTAR TABEL
iii
Tabel Halaman
1. Jadwal Penelitian 16
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Diagram Alur Penelitian 13
v
1.1 LATAR BELAKANG
Di era globalisasi ini semakin banyak moda transportasi yang dapat dipilih
oleh masyarakat untuk mempermudah perjalanan jauh yang akan ditempuh.
Berbagai jenis jasa transportasi sudah tersedia untuk mempermudah masyarakat
untuk melakukan perjalanan dan menuju daerah destinasinya. Terdapat berbagai
jenis tipe perjalanan, mulai dari perjalanan darat, laut, dan udara yang dapat
dipilih. Namun pada umumnya masyarakat cenderung menginginkan sarana
transportasi yang cepat, praktis, dan aman. Berdasarkan dari tiga hal tersebut,
maka transportasi udara merupakan jenis transportasi pilihan yang ideal. Pada saat
melakukan perjalanan udara sering ditemukan penumpang yang membawa bagasi
atau barang bawaan untuk diangkut juga bersama di dalam transportasi
udara/pesawat. Oleh karena itu, sistem penanganan bagasi berperan penting dalam
menjaga kenyamanan penumpang pesawat.
Untuk mendukung keamanan penerbangan di bandara, penerapan Baggage
Handling System (BHS) / Hold Baggage Screening (HBS) untuk meminimalkan
segala jenis pencurian bagasi sangat diperlukan. Sebagai bandara yang terletak di
kawasan/kabupaten strategis di bidang pariwisata, pendidikan dan ekosistem yang
baik, pengoperasian Bandara Internasional Sayamsudin Noor diharapkan mampu
menampung arus penumpang, kargo dan pesawat dalam jumlah besar.
Berdasarkan Perpres No.58 tahun 2017 tentang pengembangan Bandar Udara
Syamsudin Noor Banjarmasin, pengembangan terdiri dari 2 tahap pekerjaan. Pada
tahap 1 akan dibangun terminal seluas 65.284 m2 dengan daya tampung 6 juta
penumpang/tahun. Kemudian pada tahap 2 akan dibangun terminal penumpang
seluas 108.134 m2 dengan daya tampung 10 juta penunpang/tahun.
Peningkatan jumlah penumpang domestik ataupun internasional otomatis
akan menambah jumlah barang bawaan yang dibawa penumpang. Dengan
bertambahnya bagasi maka akan timbul masalah ketika penanganan bagasi,
seperti salah satu masalahnya yaitu kemacetan bagasi (baggage jam). Kemacetan
bagasi menyebabkan keterlambatan dalam proses penanganan bagasi sehingga
bagasi penumpang tidak dapat diangkut dalam pesawat yang sama dengan
penumpang yang membawa bagasi tersebut. Artinya bagasi akan terlambat tiba di
bandara tujuan.
1
Sebelum bagasi penumpang diangkut ke dalam pesawat, bagasi harus
melewati Bagage Handling System (BHS) terlebih dahulu, kemudian bagasi akan
memesuki area pemeriksaan X-Ray. Jika bagasi dianggap aman dan dapat lolos
dari pemeriksaan X-Ray maka setelahnya bagasi akan diangkut menuju pesawat
yang bersangkutan. Namun sering kali timbul masalah seperti kemacetan bagasi
(baggage jam) di area BHS. Adapun salah satu penyebab yang mengakibatkan
adanya baggage jam di wilayah Bagage Handling System (BHS) antara lain
penumpukan bagasi di jalur conveyor BHS. Hal ini terjadi karena volume bagasi
yang melewati conveyor relatif banyak, selain itu keadaan awal dari kecepatan
putar pada belt conveyor BHS cenderung lebih cepat daripada kecepatan putar
pada belt X-Ray. Sehingga bagasi sering menumpuk ketika ingin memasuki area
pemeriksaan alat X-Ray dan terjadi baggage jam.
Dari permasalahan tersebut, muncul hal yang yang menarik untuk di kaji
lebih dalam. Yaitu bagaimana cara agar tidak sering terjadi baggage jam di area
BHS. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi
mengenai efektivitas kecepatan belt conveyor Baggage Handling System (BHS)
dan menuangkannya dalam sebuah judul penelitian “Analisis Efektivitas
Kecepatan Conveyor Belt untuk Mengurangi Potensi Baggage Jam pada BHS
Sistem 2 Bandara Internasional Syamsudin Noor”
2
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi mengenai kecepatan conveyor yang evektif pada
Baggage Handling System 2 Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor.
2. Menciptakan suatu sistem handling baggage yang andal sehingga
pelayanan terhadap pelanggan lebih optimal.
3. Mengurangi terjadinya Baggage Jam pada BHS dan meningkatkan
pelayanan terhadap pelanggan..
3
4. Dapat lebih memahami dan mengerti permasalahan yang terjadi di aarea
Baggage Handling Syatem yang disebabkan oleh perbedaan kecepatan belt
sehingga terjadi Baggage Jam dan cara mengatasi hal tersebut.
5. Dapat memberikan edukasi dan pengatahuan mengenai pentingnya
ketanggapan penanganan bagasi yang baik dan memenuhi standar.
4
perubahan pada kecepatan motor induksi. Karakteristik hubungan antara
tegangan yang dihasilkan dan perubahan frekuensi, menghasilkan putaran
motor yang linier(Anton & Angraini, 2013).
Penelitian berjudul “Alat Ukur Kecepatan Rotasi Belt Conveyor
Menggunakan Mikrokontroler AT89S51 dan Sensor Inductive Proximity”.
Berdasarkan percobaan pengukuran yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa hasil pengukuran menggunakan tachometer Lutron
DT-1236L dan mikrokontroler AT89S51 & proximity memiliki perbedaan
yang sangat kecil dengan error hasil pengukuran yang sangat kecil.
Pengujian dilakukan pada skala 0 sampai 500 rpm. Lebih dari skala
kecepatan rotasi belt conveyor rata-rata yang diperkirakan kurang dari 200
rpm. (Bandri et al., 2022)
Penelitian berjudul “Implementasi Pengatur Kecepatan Motor Pada
Mesin Conveyor Penyortir Logam Otomatis” . Pada penelitian ini penggunaan
Variable Frequency Drive (VFD) pada motor induksi dapat mengurangi
biaya listrik dan semakin tinggi frekuensi pada VFD, maka putaran motor
akan semakin cepat . Jika semakin tinggi frekuensi pada VFD, maka
tegangan pada motor akan semakin tinggi, namun arus pada motor akan
semakin kecil maka besar frekuensi motor berpengaruh pada tegangan dan
arus motor. Semakin besar putaran motor maka semakin besar
tegangannya namun semakin kecil arusnya (Eriyadi & Putra, 2020).
Penelitian berjudul “Analisis Kinerja Belt Conveyor Untuk
Optimalisasi Pengangkutan Bijih Nikel Di Pt. Aneka Tambang Tbk Ubpn
Pomalaa”. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa lebar sabuk
memberikan pengaruh yang paling besar terhadap kenaikan rentang nilai
kapasitas angkut jika dibandingkan dengan kecepatan konveyor ataupun
sudut idler. Selain itu, kapasitas belt conveyor yang dapat mengangkut
nikel akan semakin besar dengan meningkatnya sudut idler, kecepatan
konveyor, dan lebar sabuk. Namun, pemilihan lebar sabuk sebaiknya
dilakukan untuk lebar sabuk yang minimum yang direkomendasikan untuk
suatu kecepatan konveyor tertentu, karena semakin kecil lebar sabuk maka
total biaya akan semakin kecil (Barus et al., 2017).
5
Penelitian berjudul “Perencanaan Sistem Penanganan Bagasi Pada
Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya ”. Dari hasil
pengamatan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa kondisi
penanganan bagasi di Terminal 2 keberangkatan Bandar Udara Juanda
Surabaya masih dilakukan secara manual dan membutuhkan keterlibatan
pekerja yang mempengaruhi kinerja penanganan bagasi. Oleh karena itu,
direkomendasikan untuk melengkapi sistem penanganan bagasi dengan
Hold Baggage Screening agar penanganan bagasi dapat dilakukan secara
inline dan otomatis. Selain itu, diperoleh juga kesimpulan bahwa jumlah
pekerja yang menangani bagasi tidak berkorelasi dengan jumlah bagasi,
sehingga penanganan bagasi akan lebih lama apabila jumlah bagasi
semakin banyak (Wardhani & Ahyudanari, 2016).
Penelitian berjudul “Perencanaan Sistem Penanganan Bagasi Pada
Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya ”. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan mengenai persepsi penumpang terhadap
kualitas pelayanan Baggage Handling System (BHS) di Bandar Udara
Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali pada era new normal, dapat
disimpulkan bahwa aspek tangible sudah cukup baik, namun aspek
reliability, responsiveness, assurance, dan empathy perlu ditingkatkan
kembali guna meningkatkan kepuasan penumpang. Evaluasi terhadap
kepuasan pelanggan terkait dengan service quality perlu dilakukan oleh
pengelola bandara secara berkala agar kualitas pelayanan kepada
pengguna jasa bandara tetap terjaga dengan baik dengan mengoptimalkan
penggunaan berbagai sarana dan fasilitas yang dimiliki, memberikan
pelatihan sumber daya manusia kepada petugas bandara, memperhatikan
kenyamanan dan keamanan pengguna bandara dan senantiasa menjaga
kebersihan, ketertiban dan kerapian gedung dan fasilitas yang dimiliki.
(Eka Tampubolon & Suryanata, 2022)
Penelitian berjudul “Sistem Kerja Drive Motor Sebagai Pengatur
Kecepatan Putaran Motor Pada Travelling Stacker Di Area Penyimpanan
Batubara Pt Semen Baturaja Tbk ”. Dari penelitian ini diketahui prinsip kerja
dari Drive Motor dalam mengatur kecepatan putaran motor Travelling
6
Stacker yaitu melalui frekuensi yang dapat divariasikan dengan mengubah
tegangan AC menjadi DC atau sebagai Rectifier, lalu tegangan DC
diratakan dengan kapasitor atau induktor melalui DC Link. Kemudian
Tegangan DC yang sudah diratakan diubah kembali menjadi tegangan AC
atau sebagai Inverter, sehingga menghasilkan tegangan dengan frekuensi
yang diinginkan. Selain itu, berdasarkan hasil pengukuran, semakin tinggi
nilai frekuensi dan tegangan Output Drive Motor, maka semakin tinggi
kecepatan putaran motor. (Tbk, 2022)
Penelitian berjudul “Pengujian Unjuk Kerja Variabel Speed Drive Vf-S9
3 Fasa 1 Hp The Testing Of Performance Vf-S9 Variable Speed Drive With
Induction Motor Three Fasa 1 Hp ”. Dengan merubah frekuensi, maka
kecepatan motor induksi-pun berubah. Semakin besar nilai frekuensi,
semakin cepat putarannya. Pada frekuensi nominal dan frekuensi dibawah
nominalnya-nya, nilai torsi akan konstan walaupun bebannya berubah.
Namun, pada frekuensi diatas nominal-nya, maka nilai torsi akan turun.
Variabel speed drive termasuk beban non-linier yang dapat menyebabkan
distorsi harmonik dan menurunkan kualitas sistem tenaga listrik yang
dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan listrik.(Huda et al., n.d.)
Penelitian berjudul “Analisis Efisiensi Motor Induksi Tiga Phasa
Akibat Perubahan Tegangan”. Ketidakstabilan tegangan sangat
mempengaruhi efisiensi motor induksi. Efisiensi motor induksi dapat
ditentukan dengan menghitung kerugian yang terjadi pada motor induksi.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi motor induksi tiga
phasa diantaranya adalah frekuensi, beban yang diberikan, dan perubahan
tegangan sumber yang disuplai terhadap motor. Selain itu, terdapat rugi-
rugi daya pada tembaga rotor yang dapat mempengaruhi efisiensi motor
induksi.(Pratama et al., 2020)
1. Konveyor
7
digunakan di industri untuk mengangkut barang dalam jumlah besar secara
berkelanjutan. Conveyor banyak digunakan pada kondisi tertentu karena nilai
ekonomisnya dibandingkan dengan kendaraan angkutan berat seperti truk dan
mobil pengantar barang.( Muhib Zainuri, 2006).
Adapun bagian-bagian yang terdapat pada konveyor antara lain:
a. Belt
Salah satu komponen utama conveyor adalah sabuk. Sabuk pada ban
berjalan terbuat dari berbagai jenis bahan seperti: nilon, baja, karet, kapas, dll.
Belt harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu kekuatan tinggi, kapasitas
penyerapan air rendah, regangan kecil, masa pakai lama, fleksibilitas, bobot
ringan, dan ketahanan pemisahan lapisan tinggi. Berdasarkan kondisi tersebut,
jenis bahan yang terbuat dari karet paling cocok digunakan sebagai ikat pinggang.
Ikat pinggang dilengkapi dengan penutup karet untuk melindungi kain dari
kerusakan. Hal ini disebabkan adanya beberapa bahan dengan sifat abrasif
(Mubaraq, 2010).
b. Rangka/frame
Rangka adalah struktur pendukung yang terbuat dari batang baja atau besi
siku. Teknik yang digunakan berupa las atau bolting. Rangka pada roller
pengangkut memiliki efek menopang roller, sehingga posisi roller tidak akan
bergerak. Pemasangan rol ke rangka utama harus sesuai agar tidak terjadi getaran
yang tidak perlu saat rol berputar. (Erinofiardi, 2010)
c. Motor listrik 3 fasa + gearbox reducer
Motor tiga fase adalah tenaga penggerak di sabuk konveyor, mengubah
arus listrik menjadi energi mekanik. Motor penggerak ini digunakan untuk
menggerakkan ban berjalan. Torsi yang dibutuhkan terpenuhi karena torsi yang
dihasilkan oleh motor saja tidak akan mampu memutar sabuk. Motor harus
dilengkapi peredam untuk meningkatkan torsi motor agar ban berjalan dapat
berputar sesuai dengan torsi yang dibutuhkan. (Erinofiardi, 2010).
d. Chain dan sprocket
Sistem rantai dan sproket digunakan untuk mentransmisikan putaran pada
jarak menengah. Sproket adalah roda gigi yang terpasang pada rantai, lintasan,
atau benda panjang lainnya dengan gigi. Rantai bertindak sebagai penghubung,
8
tergantung pada roda gigi sproket, mentransmisikan tenaga tanpa selip, sehingga
rasio putaran tetap. (Sularso. 1978)
e. Pulley + sabuk penggerak
Sabuk adalah bahan fleksibel yang digulung tanpa henti yang digunakan
untuk menghubungkan dua poros yang berputar. Sabuk digunakan sebagai sumber
penggerak, transmisi daya, atau pemantauan gerakan relatif. Pada sabuk konveyor,
sabuk terhubung ke katrol yang berputar karena motor mentransmisikan daya
melalui rantai dan sproket. Dengan menggunakan sistem mekanis seperti itu,
sabuk mampu membawa objek untuk dipindahkan sesuai dengan proses yang
diinginkan. (Sularso, 1978)
9
2. Untuk meratakan tegangan DC dimasukan ke DC link berupa kapasitor
atau induktor.
3. Tegangan DC kemudian diumpankan ke rangkaian inverter untuk
dijadikan AC kembali dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari
tegangan DC diubah kembali ke tegangan AC 3 fasa. (Huda, 2015)
10
1.7 HIPOTESIS
Pada penelitian ini akan didapatkan analisis nilai kecepatan optimal
pada belt conveyor dengan dilakukannya penyesuaian kecepatan motor
antar conveyor pada inverternya di Baggage Handling System 2 area
Make-Up Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor.
1. Alat
Alat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah
a. Tachometer
Tachometer adalah sebuah komponen alat ukur yang digunakan untuk
mengukur perputaran mesin dalam satuan rpm (rotation per minute).
b. Avometer
Avometer adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus
listrik, tegangan listrik (AC dan DC), sekaligus resistensi. Jadi, bisa
dibilang bahwa avometer merupakan multimeter atau multitester.
c. Amperemeter
Amperemeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk
mengukur nilai arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian
listrik.
11
1.8.3 Langkah Penelitian
3 DC-04
4 DC-05
5 DC-06
6 DC-07
7 DC-08
8 DC-09
12
3. Kemudian melakukan analisa terhadap hasil dari pengukuran yang
dilakukan.
4. Ketika sudah didapatkan nilai kecepatan pada setiap conveyor, maka akan
diketahui bahwa kecepatan yang ada akan mempengaruhi evektifitas
kecepatan penanganan bagasi.
5. Setelah Alat dan Bahan telah siap maka akan dilakukan penyesuaian
terhadap kecepatan pada setiap belt conveyor dengan
mengurangi/menambahkan frekuensi output pada inverter.
6. Selesai melakukan penyesuaian, kembali dilakukan pengukuran kecepatan
serta daya, tegangan, arus, dan frekuensinya. Berikut langkah-langkah
yang dilakukan dalam penelitian ini.
Mulai
Pengukuran Kecepatan
Penyesuaian
kecepatan
Pengukuran Kecepatan
Tidak terjadi Baggage Jam
Selesai
13
Alat ukur yang digunakan adalah : Multimeter/AmperMeter
Merk : Kyoritsu
Model : 2007R
Cara mengukur nilai Tegangan menggunakan Multimeter:
a. Sediakan alat pengukur Multimeter
b. Hubungkan probe merah dan hitam pada multimeter.
c. Atur multimeter pada tegangan yang sedang diukur, dalah hal ini
diatur ke tegangan AC minimal 400V.
d. Sambungkan ujung probe hitam dan merah masing-masing ke RS, RT,
atau ST motor 3 phasa.
e. Baca dan catat nilai yang tertera pada layar multimeter.
Cara mengukur nilai Arus menggunakan Amparemeter:
a. Sediakan alat pengukur Amparemeter
b. Hubungkan probe merah dan hitam masing-masing pada
Amparemeter.
c. Atur multimeter pada arus yang sedang diukur, dalam hal ini diatur ke
arus AC.
d. Jepitkan ujung amparemeter ke salah satu kabel motor RS, RT, atau
ST yang ingin diukur.
e. Baca dan catat nilai yang tertera pada layar amparemater.
Cara mengukur kecepatan motor menggunakan Tacometer:
a. Sediakan alat pengukur Tacometer dan kertas reflektor.
b. Pasangkan 1 garis reflektor pada poros motor 3 phase..
c. Nyalakan motor dan tunggu sampai berputar normal
d. Nyalakan dan tekan tombol pembacaan pada tacometer, arahkan sinar
leser pengukuran mengenai poros motor yang terdapat garis reflektor
e. Tunggu nilai rotasi motor muncul pada layar
f. Baca dan catat nilai yang tertera pada layar tacometer.
8. Analisa Hasil Pengukuran
Dari beberapa kombinasi hasil kecepatan belt conveyor yang didapat,
maka akan diambil kombinasi yang paling optimal dan dapat mengurangi
terjadinya baggage jam pada sistem pengangkutan bagasi di wilayah
14
Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor.
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemasanga elektroda pada
sistem pentanahan,
b. Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah Nilai Pentanahan pada
sistem pentanahan
2. Parameter Penelitian : Jumlah Elektroda dan Kedalaman Pemasangan
Elektroda
11. Sumber Data
15
a. Data primer yang didapat dari pengukuran langsung dilapangan
mengenai analisa kecepatan terhadap belt conveyor pada Baggage
Handling System 2 Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor.
b. Data sekunder (hasil-hasil penelitian terdahulu).
12. Analisis Data
Data hasil pengukuran dianalisis secara deskriptif tabel, grafik, dan bentuk
penyajian visual lainnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anton, A., & Angraini, T. (2013). Unjuk Kerja Dan Pemanfaatan Inverter Sebagai
Pengendali Kecepatan Motor Induksi 3 Phasa. Elektron : Jurnal Ilmiah, 5(2),
87–92. https://doi.org/10.30630/eji.5.2.59
Bandri, S., Andari, R., & Anthoy, Z. (2022). Alat Ukur Kecepatan Rotasi Belt
Conveyor Menggunakan Mikrokontroler AT89S51 dan. Jurnal Teknik
Elektro Indonesia, 3(2), 374–386.
Barus, R. H., Komar, S., Fuad, D., & Suwardi, R. (2017). Analisis Kinerja Belt
Conveyor Untuk Optimalisasi Pengangkutan Bijih Nikel Di Pt. Aneka
Tambang Tbk Ubpn Pomalaa Performance Analysis of Belt Conveyor To
Optimize the Transport of Nickel Ore in Pt. Aneka Tambang Tbk Ubpn
Pomalaa. Agustus, 1(4), 48–54.
Eka Tampubolon, J. Y., & Suryanata, I. G. N. P. (2022). Inovasi Baggage
Handling System Di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. E-
Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 11(04), 412.
https://doi.org/10.24843/eeb.2022.v11.i04.p03
Eriyadi, M., & Putra, I. M. L. (2020). Implementasi Pengatur Kecepatan Motor
Pada Mesin Conveyor Penyortir Logam Otomatis. JTT (Jurnal Teknologi
Terapan), 6(1), 32. https://doi.org/10.31884/jtt.v6i1.248
Huda, D. N., Hilir, J. G., & Ciwaruga, D. (n.d.). PENGUJIAN UNJUK KERJA
VARIABEL SPEED DRIVE VF-S9 3 FASA 1 HP THE TESTING OF
PERFORMANCE VF-S9 VARIABLE SPEED DRIVE WITH INDUCTION
MOTOR THREE FASA 1 HP. 1–8.
Mahardika Prabowo, D. (2018). Indopintan Sukses Mandiri Semarang. 1–12.
http://repository.unimus.ac.id
Pratama, A. K., Zondra, E., & Yuvendius, H. (2020). Analisis Efisiensi Motor
Induksi Tiga Phasa Akibat Perubahan Tegangan. 5(1), 35–43.
Tbk, S. B. (2022). Putaran Motor Pada Travelling Stacker Di Area. November.
Wardhani, W. A., & Ahyudanari, E. (2016). Perencanaan Sistem Penanganan
Bagasi Pada Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya.
Jurnal Teknik ITS, 5(2), 29–31.
https://doi.org/10.12962/j23373539.v5i2.17734
Muhib Zainuri Ach, ST. 2006. Mesin Pemindah Bahan (Material Handling
Equipment), Edisi Pertama. CV.Andi Ofset. Yogyakarta
Huda, D. N. (2015). Pengujian Unjuk Kerja Variabel Speed Drive Vf-S9 3 Fasa 1
Hp the Testing of Performance Vf-S9 Variable Speed Drive With Induction
Motor Three Fasa 1 Hp. Skripsi, 1(1), 1–8.
Erinofiardi.2010. Perancangan Kapasitas dan Daya Motor Belt conveyor 30
ton/jam. Teknomekanik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Bengkulu. Jurnal
teknik Mesin, Bengkulu. Hal 164-170.
Suga, Kiyokatsu dan Sularso. 1978. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin. Jakarta : Pradnya Paramita
17