Anda di halaman 1dari 323

Kolektor E-Book 1

▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔

IDJIN TERBIT : 028/BB/LEK/S/70

▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 2

IBU HANTU
║│║
║│║
║│║
║│║
║│║
║│║
║│║
║│║
║│║
║│║
║│║
║│║

djilid 1-6

Disadur oleh :
Ang Yung Sian

Sumber cersil : Gunawan Aj


Tukang photo : Awie Dermawan
Pengepul berkas : Yons

⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭⬭
Penerbit : u.p. „ K u a t ” Djakarta

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 3

Jilid 1

GUNUNG FUNG-SAN terdapat dibilangan daerah Ouw-lam, gunung tersebut


terkenal akan keindahan alamnya. juga akan keterjalan dari bukit-bukitnya, dimana
terdapat binatang-binatang buas.
Gunung Fung-san pernah digemparkan dengan terjadinya suatu pertempuran
antara jago-jago kosen didaratan Tionggoan, yang berkumpul digunung ini.
Jago-jago yang sedang memperebutkan gelar sebagai jago nomor wahid
didaratan Tionggoan mengadakan pertemuan digunung ini dan mengadakan Pie-bu,
mengadu kepandaian ilmu silat, untuk menentukan siapa yang lebih sempurna ilmu
silatnya.
Pertemuan antara jago-jago silat itu terdiri dari berbagai aliran, semua jago-jago
silat, baik dari golongan Hek, hitam, maupun dari golongan Pek, putih, semuanya
berkumpul menjadi satu. Juga orang yang mengambil jalan aliran yang tidak
menentu, yang mempunyai sifat ugal-ugalan, sering membawa lagak semau hatinya,
kadang-kadang berbuat kebaikan dan kadang-kadang melakukan kejahatan, juga
banyak berkumpul digunung Fung-san pada saat itu.
Tetapi karena benyak berkumpulnya jago-jago dari berbagai golongan terkadang
sering juga diantara pertempuran Pie-bu itu terdapat seorang jago dari kalangan Hek-
to menggunakan tipu akal muslihat yang licik, yang sering menimbulkan kerusuhan.
Dan, pertemuan besar antara jago-jago silat seluruh daratan Tionggoan itu baru
berakhir setelah menjelang setengah bulan lebih, dengan keluar sebagai Tay-hiap-
eng-hiong-tee-it, pendekar besar nomor satu didaratan Tionggoan, adalah Ciang-bun-
jin dari Siauw Lim-sie.
Gelar jago nomor wahid itu jatuh kepada Hong-thio Siauw Lim-sie, dan hal itu
sebetulnya memang telah wajar, mengingat bahwa Siauw Lim-sie adalah pusat dari
segala macam ilmu silat yang ada didaratan Tionggoan. Dahulu kala dengan
datangnya Cauw-su Tat-mo kedaratan Tionggoan, tersebarlah ilmu silat alirannya
yang akhirnya terpecah-pecah menjadi beberapa pintu perguruan ilmu silat.
Sebetulnya Ciang-bun-jin diri Bu-tong Pay dan Kun-lun Pay pun mempunyai
kesempatan untuk merperebutkan gelar dari Tay-hiap-eng-hiong-tee-it, tetapi mereka
kalah satu gebrak dan dibawah satu tingkat kalau dibandingkan dengan Hong-thio
Lim Sie, yang kala itu dipegang oleh Pie Goan Sian-su. Maka dari itulah mau tak
mau Ciang-bun-jin Bu-tong Pay dan Ciang-bun-jin dari Kun-lun Pay harus mengalah,
menyerahkan gelar atau jabatan Tay-hiap-eng-hiong-tee-it itu kepada Pie Goan Sian-
su, Ciang-bun-jin Siauw Lim-sie itu.
Begitu juga Ciang-bun-jin dari pintu perguruan lainnya yang mengikuti
pertemuan besar itu, Tay-hwee, terdiri berbagai pintu perguruan silat lainnya,
termasuk Go-bie Pay, Tay-kek Pay, Siang-lun Pay, Eng-jiauw Pay.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 4

Dan dari golongan hitam, Hek-to, berbagai golongan turut ambil bagian,
termasuk dari golongan Hek-siang Pay, Pian-mo Pay dan termasuk orang-orang
Beng-kauw pun ikut serta. Semuanya memperebutkan jabatan dari Tay-hiap-eng-
hiong-tee-it, mereka mengeluarkan seluruh kepandaian mereka dan mengerahkan
seluruh apa yang mereka bisa lakukan.
Juga yang dari perorangan banyak yang mengambil bagian, begitu juga dari
pihak kerajaan, banyak yang turut serta untuk memperebutkan gelar tersebut.
Tetapi ketelinga Hong-thio Siauw Lim-sie telah sampai sebuah berita yang
mengejutkannya, yaitu dia mendengar bahwa jago-jago dari pihak kerajaan mau
merebut kedudukan Tay-hiap-eng-hiong-tee-it itu didalam Tay-hwee, atau pertemuan
besar tersebut, hanyalah untuk menguasai jago-jago rimba parsilatan kalau memang
mereka dapat merebut kedudukan.
Sebetulnya Hong-thio Siauw Lim-sie tidak bermaksud untuk memperebutkan
kedudukan sebagai jago nomor wahid didalam rimba persilatan tersebut, tetapi
disebabkan dia mendengar berita itu, maka mau tak mau dia jadi mengambil bagian
dan mati-matian berusaha merebut kedudukan tersebut, agar kedudukan Tay-hiap-
eng-hiong-tee-it itu tidak terjatuh ketangan jago-jago dari pihak kerajaan.
Kalau memang kedudukan jago nomor wahid didaratan Tionggoan itu terjatuh
ditangan jago-jago pihak kerajaan, semuanya bisa repot, karena jago kerajaan itu
akan menguasai dan mengendalikan seluruh jago-jago dirimba persilatan untuk
kepentingan kerajaan dari Boan, yang pada saat itu kedudukan raja Boan-ciu
didaratan Tionggoan sebagai penjajah.
Dan nyatanya, Hong-thio Siauw Lim-sie Pie Goan Sian-su telah berhasil
merebut kedudukan Tay-hiap-eng-hiong-tee-it, dan setiap kata-katanya akan didengar
dan dilaksanakan oleh semua jago-jago rimba persilatan.
Soal pertemuan digunung Fung-san tersebut telah terjadi lima tahun yang lalu,
dan sekarang gunung Fung-san tertinggal sepi kembali, hanya tertinggal dan tersisa
pada pemandangannya yang indah permai.
Tetapi biarpun begitu, masih banyak juga jago-jago rimba persilatan yang
melancong ke gunung ini untuk menikmati keindahan alam yang terdapat digunung
tersebut.
Tetapi, selain itu, digunuug Fung-san ini tidak pernah terjadi suatu peristiwa
besar seperti lima tahun yang lalu.
Pertemuan raksasa dari jago-jago didalam kalangan Kang-ouw, sungai telaga
itu, telah berlalu, tertinggal hanya gunung Fung-san yang tetap menjulang dengan
megahnya.
Dan pada hari itu digunung Fung-san, tampak seorang anak muda berpakaian
serba putih, dengan topi dan dandanan sebagai seorang Siu-chay, pelajar, sedang
menunggang seekor kuda yang berbulu serba putih juga, yang dibiarkan jalan
perlahan-lahan dijalan pegunungan Fung-san yang kecil dan sempit itu.
Rupanya pemuda yang berpakaian sebagai pelajar itu sedang menikmati
pemandangan gunung Fung-san, yang tampak disekitarnya, sebentar-sebentar dia
menggumam memuji keindahan gunung ini.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 5

Wajah pemuda Siu-chay itu sangat tampan, juga tubuhnya yang gemulai itu,
tampak tergoncang-goncang setiap kuda tunggangannya melangkah.
Usia Siu-chay muda itu berkisar diantara delapan belas tahun, dan dengan
alisnya yang tebal, hidungnya yang bangir, dan bibirnya yang tipis, menunggang
diatas kuda yang berbulu putih, menyebabkan tampaknya si Siu-chay gagah sekali.
Hawa udara pagi digunung Fung-san memang menyegarkan dan melapangkan
dada, dan pemuda itu bisa menghirup hawa udara pagi digunung ini dengan penuh
kesegaran.
“Pemandangan yang indah, dengan air terjunnya, dengan segala burung dan
binatang lainnya, dan pohon-pohon Siong serta bunyinya kicauan sang burung yang
berterbangan indah, memang menambah keindahan gunung Fung-san ini!!”
mengumam Siu-chay itu.
Setelah mengumam begitu, si Siu-chay mengedut tali kekang kudanya, sehingga
kuda tunggangannya jalan lebih cepat.
Siu-chay itu tampak menarik napas.
“Hanya sayangnya gunung yang indah ini pada lima tahun yang lalu pernah
dipakai sebagai medan laga dan tanah-tanah pegunungan ini dibanjiri oleh darah-
darah yang kotor, darah-darah yang berasal dari orang-orang berhati tamak ingin
memperebutkan gelar Tay-hiap-eng-hiong-tee-it!” mengumam Siu-chay itu lagi.
Tiba-tiba seekor burung elang lewat didekat atas kepalanya sambil
mengeluarkan suara pekikan yang luar biasa nyaringnya.
Siu-chay itu menengadah keatas, memandang kearah burung elang itu yang
telah terbang menjauh.
“Burung elang itu juga menambah keindahan gunung Fung-san ini!”
mengumam Siu-chay itu lagi. “Hanya sayang, burung elang itu juga jahat dan tamak,
dia sering mengincer mangsanya dari atas, seperti juga orang-orang pada lima tahun
yang lalu memperebutkan gelar Tay-hiap-eng-hiong-tee-it!!”
Siu-chay itu menghela napas lagi, dia mengedut kekang kudanya, dan melarikan
kudanya.
Biarpun kuda si Siu-chay berlari agak keras, tetapi tubuh pemuda pelajar itu
tetap bercokol diatas kuda tunggangannya dengan enak, tidak tampak sedikitpun dia
tergoncang dipermainkan oleh larinya sang kuda......!
Tetapi ketika sampai ditikungan jalan pegunungan tersebut, tiba-tiba pelajar itu
menahan tali les kudanya, sehingga kudanya terhenti dengan cepat. Rupanya kuda
tunggangan si Siu-chay yang berbulu mulus serba putih itu sangat jinak dan taat
sekali kepada majikannya.
Si Siu-chay menahan lari kuda tunggangannya, karena dia melihat sebelah muka
terdapat sebuah rumah yang agak besar, yang dibangun digunung yang sepi begitu.
Hal ini memang seharusnya mengherankan, tetapi bagi Siu-chay ini telah biasa,
dia telah menduga, tentu yang menempati rumah itu adalah seorang jago rimba
persilatan yang telah bosan akan keduniawian dan hidup mengasingkan diri disitu.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 6

Lama si Siu-chay duduk bercokol diatas pelana kudanya, dia mengawasi kearah
rumah itu.
Akhirnya pemuda pelajar ini mengambil keputusan untuk singgah dirumah
terpencil itu.
Dia menjalankan kudanya perlahan-lahan menghampiri rumah tersebut.
Waktu dia sampai dirumah itu, dilihatnya keadaan rumah itu sangat bersih
sekali, pekarangan rumah banyak ditumbuhi oleh berbagai pohon-pohon bunga
tampak terawat bersih.
Si Siu-chay jadi tersenyum.
“Orang yang mengasingkan diri dipegunungan yang sunyi dan sepi ini tentu
seorang yang senang akan keindahan, dan tentu orang itu akan sejiwa dan
sependapat, akan cocok sekali, sebab akupun menyukai keindahan dan kebersihan!!”
pikir si pelajar sambil melompat turun dari kudanya.
Dengan menuntun kudanya si pelajar berbaju putih itu menghampiri rumah
tersebut perlahan-lahan.
Pintu pekarangan rumah itu tertutup. Si Siu-chay mengulurkan tangannya akan
mengetuk daun pintu, tetapi belum lagi tangannya dapat menyentuh pintu itu, dari
dalam telah terdengar orang berkata dengan suara yang perlahan dan ramah sekali,
tetapi jelas sekali terdengarnya. Ini menyatakan orang itu mempunyai kepandaian
Lwee-kang, tenaga dalam, yang sempurna sekali.
“Rupanya hari ini Loo-hu memperoleh seorang tamu dari jauh!!” kata orang
didalam rumah itu. “Silahkan masuk! Silahkan masuk!!”
Siu-chay berpakaian serba putih itu tersenyum, dia memang telah menduga
sebelumnya bahwa yang tinggal dirumah terpencil digunung Fung-san tersebut
adalah seorang jago yang sudah mengasingkan diri.
Dia menambatkan kuda putihnya, kemudian mendorong daun pintu yang tidak
terkunci.
Dengan langkah yang tenang Siu-chay ini melangkah memasuki pekarangan
rumah tersebut.
Dia membungkukkan tubuhnya, dengan merangkapkan kedua tangannya, dia
menjura kearah dalam rumah itu.
“Boanpwee Lie Cie Kiat datang menghunjuk hormat kepada Loo-cianpwee!!”
katanya dengan suara yang nyaring.
Terdengar orang tertawa sabar.
“Selamat datang digubukku yang buruk ini! Selamat datang!!” kata orang
didalam rumah itu. “Silahkan masuk.... anggap dirumah sendiri!!”
Si Siu-chay tersenyum, dia masuk keruangan tengah dari rumah itu.
Begitu masuk keruangan tengah rumah itu, pertama-tama Siu-chay tersebut
melihat perabotan rumah tangga yang sederhana dan terbuat dari bahan kayu
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 7

cendana. Bersih sekali ruangan itu, dan si Siu-chay juga melihat seorang lelaki tua
dengan baju panjang dan jenggot dan misainya yang panjang telah berubah putih
seluruhnya itu menghampiri kearahnya, menyambut kedatangannya.
“Oh, rupanya Loo-hu mendapat penghormatan dari seorang, terpelajar yang mau
singgah digubukku yang buruk ini!” kata lelaki tua itu. “Aku girang menerima
kedatanganmu, Lie Siu-chay!!”
Si pelajar tersenyum, dia membalas menjura kepada lelaki tua itu.
“Bolehkah Boanpwee mengetahui nama besar Loo-cianpwee dan she harum
Loo-cianpwee?” katanya.
Lelaki tua itu tersenyum ramah.
“Loo-hu hanya seorang kasar tak berpendidikan, harap Lie Siu-chay jangan
menertawakan diriku! Aku she Wong dan bernama tunggal Kian. Mari duduk!
Silahkan duduk!”
Melihat penyambutan lelaki tua yang mengaku bernama Wong Kian itu, si Siu-
chay jadi malu dan jengah sendirinya, karena Wong Kian menyambut kedatangannya
dengan ramah dan penuh penghormatan.
Dia duduk disebuah kursi kayu cendana dan Wong Kian duduk didepannya.
“Rupanya Lie Siu-chay habis melakukan perjalanan yang jauh?” tanya tuan
rumah dengan ramah.
Si Siu-chay mengangguk.
“Benar Loo-cianpwee, aku sedang melakukan perjalanan menuju ke Kang-lam!”
menyahuti Siu-chay itu, yang menurut pengakuannya bernama Lie Cie Kiat. “Dan
kebetulan Boanpwee lewat digunung Fung-san yang indah ini, maka Boanpwee
mengambil kesempatan untuk menikmati pemandangan gunung Fung-san yang
permai!”
Laki-laki tua itu, Wong Kian, mengangguk-anggukkan kepalanya sambil
mengurut-urut jenggotnya yang panjang dan bibirnya tersenyum.
“Memang! Memang! Pemandangan gunung Fung-san memang terkenal indah!
Bukankah Lie Pian, pujangga yang terkenal pada abad yang lalu pernah mengatakan :
“Hidup sehari dialam yang indah sama dengan hidup seribu tahun dineraka!!”.... dan
bukankah dengan keindahan yang ada digunung Fung-san ini Hian-tee bisa panjang
umur!” dan setelah berkata begitu, Wong Kian tertawa gelak-gelak.
Lie Cie Kiat juga tertawa. Manis tertawanya anak muda she Lie ini.
“Benar perkataan Loo-cianpwee!” menyahuti dianya ini. “Perkataan Lie Pian
memang benar dan indah sekali! Ternyata Loo-cianpwee berpengetahuan luas,
sehingga perkataan Lie Pian yang sudah seabad itu masih Loo-cianpwee ingat!!”
Wong Kian tertawa gelak-gelak mendengar perkataan si anak muda she Lie itu,
dia tertawa sampai tubuhnya tergoncang.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 8

“Kau bisa saja, Hian-tee!!” kata Wong Kian dengan cepat. “Aku orang gunung
mana bisa disamakan dengan yang terpelajar? Tentang perkataan Lie Pian itu hanya
boleh kupetik cerita-cerita orang pandai yang pernah kukenal!!”
Melihat orang merendahkan diri, si pelajar she Lie juga cepat mengeluarkan
kata-kata yang merendah.
Dan Lie Cie Kiat merasa tabiat dan sikap orang sangat cocok dengan dirinya,
juga pengetahuan Wong Kian didalam soal sastra ternyata sangat luas, sehingga
mereka jadi saling tukar pikiran.
Didalam waktu yang singkat sekali, mereka merasa saling cocok, dan mereka
bercakap-cakap sampai menjelang sore tanpa terasa.
Waktu Lie Cie Kiat akan pamitan, Wong Kian telah menahannya, walaupun Cie
Kiat telah memaksa akan berangkat, tetapi tetap saja Wong Kian menahannya.
“Hari sudah menjelang senja, dan sejauh sepuluh lie Hian-tee tidak akan dapat
menjumpai sebuah rumah lagipun! Maka lebih baik Hian-tee bermalam disini saja!!”
desak si tuan rumah dengan ramah.
Cie Kiat jadi tidak enak hati kalau dia menolak terus kebaikan Wong Kian.
Akhirnya dia menerima juga penawaran si kakek.
Cie Kiat diberikan sebuah kamar yang bersih, yang terletak sebelah menyebelah
dengan kamar si kakek.
Cie Kiat merebahkan dirinya dipembaringan yang bersih itu. Dia memang
merasa letih, dan dengan rebah dipembaringan yang menyebabkan keletihannya itu
berangsur-angsur jadi lenyap.
Hanya, yang tidak dimengerti oleh Cie Kiat, dia tidak melihat orang lainnya
selain kakek yang mengaku bernama Wong Kian itu.
Apakah si kakek tua hanya berseorang diri saja menetap ditempat yang begitu
sepi? Lagi pula yang membuat Cie Kiat jadi heran, adalah wajah si kakek yang
guram, seperti sedang menghadapi suatu persoalan yang rumit.
Walaupun tadi mereka telah berpasang omong dengan gembira, mata Cie Kiat
tidak bisa dikelabui, karena dia melihat dibalik tertawa kakek itu tersimpan suatu
kesedihan yang luar biasa, yang tersimpan didasar hati lelaki tua itu.
Sebetulnya Cie Kiat ingin menanyakan kesulitan yang sedang dihadapi oleh
Wong Kian, agar dia bisa membantu kesulitan tuan rumah yang ramah itu, namun
sebagai seorang yang berkelana didalam kalangan Kang-ouw. Cie Kiat mengetahui
benar, bahwa tidak boleh usil terhadap urusan orang. Kalau memang si kakek senang
mendengar bahwa dia mau menolong, tetapi kalau sebaliknya? Atau si kakek jadi
tersinggung dan bergusar, bukankah akan merusak hubungan baik diantara mereka.
Maka dari itu, selama si kakek tidak mau memberitahukan kesulitannya itu, Cie
Kiat juga tidak mau menanyakan urusan orang.
Akhirnya, Cie Kiat jadi tertidur nyenyak, hawa gunung Fung-san yang sejuk
menyebabkan pemuda pelajar she Lie ini terlena dengan nyenyak.....

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 9

*
* *

KETIKA MENJELANG tengah malam, Cie Kiat jadi terbangun dari tidurnya,
karena dia mendengar suara gedebukan yang berisik sekali.
Dengan cepat Cie Kiat melompat dari pembaringannya, tetapi dia tidak lantas
keluar.
Sebagai seorang pengelana didalam kalangan Kang-ouw, maka dengan
sendirinya Cie Kiat mengerti pertarungan Kang-ouw, dia tidak boleh mencampuri
urusan orang. Entah kakek Wong itu didatangi oleh orang yang ingin membalas
dendam atau memang kakek Wong sedang melakukan sesuatu, maka Cie Kiat tidak
boleh terlalu usil mencampuri urusan orang she Wong itu, karena Cie Kiat juga
melihat bahwa Wong Kian memang orang Kang-ouw yang sudah mengasingkan diri.
Kalau sampai dia keluar dan terlihat oleh Wong Kian, mungkin orang she Wong
itu akan salah paham, dan bisa-bisa terjadi kericuhan.
Tetapi sedang Cie Kiat memasang pendengarannya, suara gedebukan yang
berisik itu telah lenyap.
Suasana disekitar ruangan itu jadi sunyi kembali.
Baru saja Cie Kiat ingin kembali kepembaringan untuk melanjutkan tidurnya
yang tadi terganggu, tiba-tiba daun pintu kamarnya diketuk orang dari luar.
“Lie Siu-chay...... Lie Siu-chay!!” terdengar suara Wong Kian, si tuan rumah.
Cie Kiat jadi heran, disampiag itu juga dia mendengar suara Wong Kian
gemetar, seperti ada suatu yang hebat, yang menimpah diri orang she Wong itu.
Cepat-cepat Cie Kiat membuka pintu kamarnya itu, tampak Wong Kian berdiri
dimuka dengan wajah yang agak pucat.
“Ada apa, Wong Loo-cianpwee?” tanya si pemuda she Lie ini.
“Kalau nanti kau mendengar apa saja atau terjadi apa saja, janganlah Hian-tee
keluar dari kamar ini! Keselamatanmu jadi tidak terganggu........” kata Wong Kian
dengan wajah yang pucat. “Dengan berdiam diri didalam kamar, dirimu tidak akan
diganggu oleh siapapun! Kau dengar Hian-tee? Jangan sekali-sekali keluar dari
kamar ini?”
Lie Cie Kiat jadi heran, tetapi dia tetap membawa sikap yang tenang.
“Sebetulnya ada apakah, Loo-cianpwee?” tanyanya dengan cepat. “Bolehkah
Boanpwee mengetahuinya?”
Kakek tua she Wong itu menarik napas dalam-dalam, tampaknya dia gelisah
sekali.
“Malam ini akan terjadi keributan, rumahku akan didatangi oleh beberapa
musuh, dan mereka tidak akan menganggu Lie Siu-chay, asalkan Hian-tee jangan
keluar biarpun apa yang terjadi diluar kamar ini! Mudah-mudahan saja bisa

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 10

menghadapi mereka..... tetapi kalau tidak dapat, mereka juga tidak akan mengapa-
apakan Hian-tee...... katakan saja kepada mereka kalau sampai mereka memergoki
dirimu, bahwa kau adalah seorang pelancong yang kebetulan bermalam dirumahku!!”
kata Wong Kian.
Cie Kiat mwngangguk, walaupun hatinya masih diliputi kabut keheranan.
“Nah, tutuplah kembali pintu kamarmu ini, Hian-tee!” kata Wong Kian sambil
memutar tubuhnya.
Cie Kiat mengawasi kakek tua she Wong itu berlalu keluar.
Dikunci daun pintu kamarnya perlahan-lahan, anak umda she Lie ini jadi
berpikir, peristiwa hebat apakah yang sedang dialami oleh kakek she Wong itu? Dan
Cie Kiat jadi diliputi oleh berbagai pertanyaan yang tidak terpecahkan.
Dia merebahkan dirinya kembali diatas pembaringannya.
Suasana pada malam itu sangat sunyi sekali.
Tetapi keadaan yang sunyi itu samar-samar dipecahkan oleh suara rintihan
seseorang, perlahan sekali suara rintihan itu, tetapi pendengaran Cie Kiat yang tajam
tetap saja dapat menangkapnya dengan jelas.
Dia jadi tambah heran dan bingung mendengar suara rintihan itu.
Siapakah yang mengeluarkan suara rintihan itu, dan kalau didengar dari suara
rintihan itu menurut Lie Cie Kiat pasti luka orang itu berat sekali dan orang itu sangat
menderita sekali.
Saking tertariknya Cie Kiat turun dari pembaringan kembali, dia menuju
kepintu, dari celah daun pintu dia mengintip keluar.
Tetapi diruang tengah tidak tampak sesuatu apapun.
Rupanya orang yang mengeluarkan suara rintihan itu sedang terluka dan berada
didalam kamarnya Wong Kian.
Cie Kiat berdiri sesaat lamanya didekat pintu kamarnya, sampai akhirnya dia
menghela napas dan kembali kepembaringan.
Direbahkan dirinya dipembaringan tersebut dengan hati penuh diliputi oleh
berbagai pertanyaan yang tidak terpecahkan olehnya.
Lama juga Cie Kiat rebah dengan alam pikiran yang melayang-layang.
Dan dihati pelajar she Lie ini, dia sudah mengambil suatu keputusan, bahwa biar
apa saja nanti yang terjadi, dia harus menolong Wong Kian, karena tuan rumah ini
sangat ramah dan baik hati sekali.
Terbukti saja tadi, tuan rumah she Wong tersebut telah memerlukan datang dan
memberi tahukan bahwa kalau ada apa-apa Cie Kiat diminta jangan keluar dari
kamarnya, itu menunjukkan bahwa si tuan rumah menguatirkan keselamatan diri
tamunya, maka dia berpesan begitu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 11

Dan, untuk membalas kebaikan hati si tuan rumah biar apa saja yang akan
menimpah keluarga Wong tersebut, Cie Kiat sudah bertekad akan menolongnya....!
Dan menurut dugaan Cie Kiat, Wong Kian tentunya sedang menghadapi suatu
persoalan yang rumit, mungkin diri orang tua she Wong itu akan didatangi oleh
seorang jago yang kosen luar biasa lebih liehay dari diri Wong Kian sendiri, maka
menyebabkan orang tua she Wong itu jadi gelisah sekali. Dan orang yang berada
didalam kamar Wong Kian, yang mengeluarkan suara rintihan, tentunya kawan
Wong Kian menurut dugaan Cie Bun.
Cie Kiat jadi rebah terus penuh kewaspadaan, matanya tak terpejamkan
sekejappun.
Malam semakin larut, dan hawa udara pegunungan Fung-san yang menerobos
melalui kisi-kisi jendela menyebabkan Cie Kiat dapat merasakan hawa dingin itu.
Tetapi suasana malam yang sunyi digunung Fung-san itu dipecahkan oleh suara
tertawa yang nyaring mengerikan, karena suara tertawa itu selain melengking tinggi,
juga berirama tinggi rendah tak menentu.
Semakin lama suara tertawa yang menyeramkan itu semakin mendekat.
Cie Kiat jadi berwaspada, dia duga musuhnya Wong Kian telah mendatangi.
Ditiupnya api penerangan kamar itu, dan kamar Cie Kiat seketika jadi gelap
gulita.
Suara tertawa yang mengerikan itu akhirnya terdengar berada dekat sekali
dengan rumah Wong Kian.
Selain dari suara tertawa yang mengerikan itu, suara lainnya tak terdengar.
Sunyi sekali.
Didengar dari suara tertawa yang mengerikan itu datangnya begitu cepat, maka
Cie Kiat telah dapat menduga tingginya kepandaian dari orang yang mengeluarkan
suara tertawa tersebut. Tentunya Gin-kang orang itu sudah sempurna sekali.
Gin-kang ialah ilmu entengi tubuh.
Suara tertawa itu akhirnya lenyap, diganti oleh suara ‘Braaaaakkkk’ yang berisik
sekali, rupanya pintu rumah Wong Kian kena digedor oleh orang yang mengeluarkan
suara tertawa itu sampai pecah berantakan.
“Anjing she Wong.... keluarlah untuk menerima kematianmu!” terdengar suara
bentakan yang menyeramkan.
Tidak ada sahutan, sepi sekali.
Kembali terdengar suara tertawa yang mengerikan.
“Apakah anjing she Wong ini telah berubah menjadi benar-benar seekor anjing
yang pengecut dan tidak tahu malu? Apakah aku perlu masuk kedalam untuk
mengambil jiwamu?” terdengar suara orang yang menyeramkan itu.
Pendengaran Cie Kiat yang tajam dapat mendengar suara langkah kaki yang
perlahan, mungkin Wong Kian telah melangkah keluar dari dalam kamarnya.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 12

“Bagus! Bagus! Rupanya kau belum berubah menjadi seorang Siauw-cut!!”


terdengar suara orang yang mengerikan dan mendirikan bulu tengkuk itu.
“Loo-hu memang sudah lama menantikan kedatanganmu, Hek Sin Mo!!”
terdengar suara Wong Kian yang sabar sekali. “Dan aku telah siap sedia menerima
kedatanganmu ini!!”
“Bagus! Bagus! Puteramu kemarin masih bernasib bagus, dia bisa terlolos dari
kematian ditanganku karena ada seorang Hwee shio gundul Siauw Lim-sie yang ikut
campur! Hmmm, kepala gundul itu telah kukirim ke Giam-lo-ong..... dan sekarang
jiwa kalian ayah dan anak harus terbinasa ditanganku!!”
“Apakah kau yakin bahwa Loo-hu akan binasa ditanganmu?” tanya Wong Kian
dengan suara yang dingin.
Kembali terdengar orang yang mempunyai suara menyeramkan itu tertawa.
Saat itu Cie Kiat telah membuka pintu kamarnya, dia melompat kebelakang
sebuah tiang penglarian, dan melompat keatas penglarian tersebut dengan ringan
sekali, sehingga tidak terlihat oleh Wong Kian atau orang yang dipanggil oleh kakek
Wong itu sebagai Hek Sin Mo atau iblis hitam.
Begitu Cie Kiat dapat melihat rupa dan wajah orang yang dipanggil Hek Sin Mo
oleh Wong Kian, dia jadi terkejut dan hampir mengeluarkan seruan tertahan.



DIANTARA CAHAYA LAMPU penerangan diruang itu, maka wajah Hek Sin
Mo dapat terlihat jelas oleh Cie Kiat.
Hek Sin Mo benar-benar luar biasa.
Wajahnya mengerikan, seperti juga wajah iblis saja.
Lagi pula sangat hitam, dan mungkin itu sebabnya dia diberi julukan Hek Sin
Mo, atau iblis hitam.
Rambutnya yang terurai lepas itu sebagian menutupi wajahnya, bajunya yang
bergedombrangan berkibar tertiup angin yang menerobos masuk kedalam ruangan
itu.
Kala itu Hek Sin Mo sedang berdiri menghadap kearah Wong Kian,
menyeramkan sekali keadaannya, lebih-lebih waktu dia tertawa, tubuhnya tergoncang
dengan hebat.
Wong Kian juga berdiri dihadapan iblis itu dengan tenang, tetapi wajahnya
tampak agak pucat. Dipinggangnya tampak tersoren sebelah pedang, tampaknya
kakek tua itu jadi gagah dan angker sekali.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 13

“Wong Kian.... telah sepuluh tahun aku mencari-cari dirimu, putera dan ayah,
akhirnya dapat juga kutemui!!” kata Hek Sin Mo dengan suara yang menyeramkan.
“Hmm..... biarpun kau mempunyai sayap untuk terbang, hari ini tidak akan kubiarkan
kau hidup terus.... sakit hati ayahku harus terbalas himpas!”
Wong Kian tertawa tawar.
“Persoalan ayahmu sebetulnya sangat panjang kalau diceritakan, tetapi percuma
saja, biarpun kuceritakan dengan jujur, tentu kau tidak akan mau mempercayainya!!”
kata Wong Kian dengan sabar.
Mendengar perkataan Wong Kian, Hek Sin Mo menggedikkan kepalanya,
sehingga rambutnya itu tersingkap dan tampak kedua matanya yang memancar
bengis serta tajam sekali, seperti juga tusukan sebilah pisau.
“Kau ingin mengatakan bahwa dirimu tidak bersalah didalam soal kematian
ayahku, bukan?” tanya Hek Sin Mo dengan suara menyeramkan. “Bukankah kau
ingin mengelakkan kematianmu dengan bermacam-macam alasan?”
Wong Kian tertawa tawar, wajahnya guram sekali, tampaknya dia berduka.
“Jadi sudah kukatakan, biarpun kuceritakan panjang lebar dengan penuh
kejujuran, dan menyatakan bahwa aku tidak bersalah didalam soal kematian ayahmu,
toh kau tidak akan mempercayainya! Baiklah..... kalau memang kau mau membunuh
Loo-hu, bunuhlah! Majulah!!” dan dari suaranya, dapat diketahui bahwa si kakek she
Wong itu telah putus asa dan sangat berduka campur perasaan gusar.
Kembali Hek Sin Mo tertawa gelak-gelak dengan nada suara mengandung
ejekan.
“Kau tidak perlu mengeluarkan alasan-alasan yang tidak masuk akal!” bentak
Hek Sin Mo dengan suara yang menyeramkan. “Aku mempunyai banyak bukti-bukti
bahwa kaulah yang telah membunuh ayahku!!”
Wong Kian menarik napas berduka.
“Baiklah! Karena kau telah menuduhku terus menerus bahwa diriku adalah
pembunuh ayahmu, akupun tidak ingin menyangkalnya lagi! Majulah....... bunuhlah
aku!!” kata si kakek she Wong tersebut.
“Anjing she Wong, apakah kau bermaksud untuk mengadakan perlawanan
disaat-saat kematianmu ini?” bentak Hek Sin Mo dengan suara yang menyeramkan.
Dia tampaknya mulai bersiap-siap akan menyerang.
Kembali Wong Kian menarik napas berduka, dia mencabut pedangnya
diangkatnya pedang itu, dipandanginya sesaat lamanya, kemudian tahu-tahu dia
melemparkan pedangnya itu kesamping, sehingga jatuh bergontrangan dilantai?
“Bunuhlah! Aku tidak akan memberikan perlawanan!” kata Wong Kian
kemudian dengan suara yang perlahan sekali, rupanya dia telah mengetahui liehaynya
Hek Sin Mo, dan akan percuma saja dia memberikan perlawanan, karena akan lebih
tersiksa lagi.
Si iblis tertawa menyeramkan sekali.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 14

“Bagus! Bagus!” katanya dengan suara yang mendirikan bulu tengkuk.


“Ternyata kau memang tahu diri!!”
Dan setelah berkata begitu, Hek Sin Mo mengibaskan lengan jubahnya, dia
bersiap-siap akan menyerang.
Tetapi selagi iblis hitam itu akan menyerang Wong Kian, tiba-tiba dari dalam
kamar menerobos keluar sesosok bayangan dengan cepat menubruk kearah si iblis!
“Kalau memang kau mau membunuh, bunuhlah aku! Bunuhlah aku! Ayahku
tidak bersalah apa-apa!!” teriak sosok bayangan itu dengan kalap.
Wajah Wong Kian jadi pucat pasi.
“Tie-jie..... kembali!” bentak Wong Kian dengan suara yang keras.
Tetapi sudah terlambat, sosok bayangan yang kalap itu telah menubruk si iblis
hitam dengan sebilah pedang ditangannya, dan mata pedang tampak mengincer
kearah dada Hek Sin Mo.
Hek Sin Mo terkejut hanya sesaat, untuk kemudian dia tertawa dingin.
Tampak si iblis menggerakkan tangannya, dan terdengarlah suara jeritan yang
menyayatkan hati.......... mendirikan bulu tengkuk.
Tubuh Wong Kian tampak mengejang, tubuhnya gemetar dan wajahnya pucat
pasi.
Apa yang telah terjadi?
Cie Kiat juga mementang matanya lebar-lebar untuk melihat apa yang terjadi,
dan waktu dia telah dapat melihat dengan tegas, hati anak muda she Lie ini jadi
menggidik sendirinya.
Tampak Hek Sin Mo berdiri dengan jari-jari tangannya berlumuran darah, iblis
itu telah tertawa gelak-gelak dengan suara yang menyeramkan.
Juga tampak orang yang menubruk si iblis, yang dipanggil oleh Wong Kian
dengan sebutan Tie-jie, anak Tie, masih berdiri menjublek, kemudian ambruk
kelantai dengan kepala berlumuran darah, rupanya batok kepalanya telah ditembusi
oleh kelima jari tangan dari si iblis!!
Inilah hebat!
Tie-jie, anak Tie itu telah binasa dengan mengenaskan sekali!
Dan, itulah suatu kematian yang benar-benar mengerikan sekali!
Cie Kiat sendiri sampai menggidik melihat keganasan Hek Sin Mo.
Tampak Wong Kian masih berdiri seperti mayat hidup, wajahnya pucat dan
tubuhnya gemetar, menahan perasaan sedih, gusar dan penasaran menjadi satu.
Tie-jie, anak Tie, adalah putera tunggalnya, maka menyaksikan kebinasaan
putera tunggalnya itu didepan matanya sendiri, bisa dibayangkan kesedihan yang
diderita kakek tua she Wong ini.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 15

Kala itu si iblis hitam telah tertawa gelak-gelak lagi dengan suara yang
menakutkan.
“Lihat! Puteramu memang tolol!” katanya dengan suara yang serak
menyeramkan. “Tadi sore dia lolos dari tanganku, karena dia memperoleh In-jin, tuan
penolong, tetapi dengan tidak terduga dia telah mengantarkan jiwanya dengan cuma-
cuma! Hmmm..... dasarnya memang ayah dan anak harus binasa ditanganku!!”
Dan setelah berkata begitu, si iblis menatap dengan pancaran mata yang
menyeramkan.
Tubuh Wong Kian jadi menggigil menahan perasaan duka dan gusar didalam
hatinya.
“Kau.... kau.... kau benar-benar iblis laknat!!” maki Wong Kian dengan suara
yang gemetar menahan perasaan murka yang bukan main.
Melihat sikap Wong Kian, Hek Sin Mo tertawa mengejek.
“Kaupun akan segera menyusul puteramu itu!!” katanya dengan suara yang
menyeramkan, karena suaranya itu tidak mengandung perasaan sedikitpun.
Wong Kian menyadari, bahwa dia tidak akan sanggup melawan iblis ini, tetapi
karena menyaksikan kematian putera tunggalnya itu didepan matanya sekali, maka
rasa gusar dan nekad telah menguasai diri kakek ini.
“Baiklah! Hari ini aku adu jiwa denganmu, iblis laknat!!” teriak Wong Kian
dengan kalap, dia mengambil pedangnya yang tadi telah dilemparkan keatas lantai.
Hek Sin Mo mengeluarkan suara yang aneh, seperti suara raungan.
Sedang si kakek membungkuk akan mengambil pedangnya, Hek Sin Mo telah
menjejakkan kakinya, tubuhnya melesat menubruk kearah Wong Kian.
Maksud si iblis sebelum Wong Kian bisa menjangkau pedangnya itu, dia mau
menghabiskan terlebih dahulu riwayat hidup kakek itu.
Tetapi biar bagaimana Wong Kian adalah seorang jago silat yang kosen, begitu
dia merasakan samberan angin dari cengkeraman tangan Hek Sin Mo pada batok
kepalanya, cepat-cepat dia mengegoskan kepalanya kesamping, sehingga
cengkeraman tangan Hek Sin Mo jadi jatuh pada tempat kosong.
Hek Sin Mo melihat serangannya gagal menemui tempat kosong, jadi tambah
gusar.
Dengan cepat dia menarik pulang tangannya itu, disusul oleh tangan lainnya
yang disapukan dari samping kearah batok kepala Wong Kian.
Tangan Hek Sin Mo yang satu ini juga bermaksud akan mencengkeram kepala
Wong Kian.
Kalau memang sampai batok kepala Wong Kian kena dicengkeram oleh jari-jari
tangan Hek Sin Mo, maka akan habislah hidup kakek tua she Wong itu, karena
kepalanya akan kena ditoblos bolong oleh kelima jari-jari tangan Hek Sin Mo yang
sangat berbahaya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 16

Pada saat itu Wong Kian telah berhasil mengambil pedangnya, dan dia
merasakan samberan angin serangan kepala pada batok kepalanya, maka tanpa
menoleh lagi, disaat dia memutar tubuh, tangannya juga bergerak, ditangannya mana
tercekal pedangnya, sehingga ujung pedang itu mengincer akan merobek perut Hek
Sin Mo.
Si iblis agak terkejut melihat kenekadan dari Wong Kian.
Jurus yang digunakan oleh kakek tua she Wong itu adalah jurus untuk mengadu
jiwa.
Dan dengan menggerakkan pedangnya itu, si kakek she Wong bermaksud untuk
binasa bersama.
Hek Sin Mo jadi mengeluarkan seruan tertahan dan cepat-cepat mengenjotkan
kakinya sehingga tubuhnya melambung tinggi, pedang Wong Kian lewat dibawah
kakinya.
Hek Sin Mo memang kosen sekali.
Disaat tubuhnya sedang melambung begitu, disaat dia sedang melayang tahu-
tahu kedua kakinya bergerak secara berantai.
Si iblis bermaksud akan menendang kedua mata Wong Kian.
Kalau sampai mata Wong Kian kena ditendangnya, pasti si kakek akan
kehilangan ketenangan dan keseimbangan tubuhnya, dan dengan mudah si iblis akan
membinasakannya!
Tapi Wong Kian bukan orang lemah, dia bisa bergerak cepat.
Waktu melihat sabetan pedangnya itu gagal mengenai sasarannya, dengan cepat
dia telah melompat kesamping, sehingga tendangan kedua kaki Hek Sin Mo kembali
mengenai tempat kosong.
Dan menggunakan kesempatan sedang si iblis terapung diudara, dikala kedua
kakinya terulurkan dalam tendangan berantainya, maka Wong Kian menyabetkan
pedangnya, dengan maksud akan memapas putus kedua kaki lawannya.
Hek Sin Mo jadi terkejut.
Tetapi dia liehay, maka walaupun kedua kakinya sedang terancam bahaya
buntung, toh tetap saja dia dapat bersikap tenang.
Dengan cepat dia menggunakan jurus memberati tubuh seribu kati.
Dengan begitu tubuhnya jadi meluncur turun lebih cepat.
Dan, disaat tubuhnya meluncur turun begitu, maka Hek Sin Mo mengulurkan
tangannya, dengan menggunakan kedua jari tangannya dia menotok kearah biji mata
Wong Kian, dengan maksud akan menarik keluar biji mata lawannya!
Wong Kian terkejut juga melihat lawannya selain dapat menghindarkan
serangan pedangnya, malah telah berbalik menyerang dirinya.
Dia sampai mengeluarkan jeritan tertahan saking terkejut.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 17

Untuk menarik pulang pedangnya jelas sudah tidak keburu.


Dan untuk melompat menghindarkan serangan itu, juga sudah tidak akan
keburu.
Maka akhirnya si kakek jadi nekad.
Dengan tidak memperdulikan kedua matanya akan buta tercongkel oleh kedua
jari tangan Hek Sin Mo, dia telah memutar pedangnya, yang ditusukkan kepada perut
si iblis.
Hek Sin Mo memang telah bersiap-siap, maka disaat dia melihat orang akan
mengadu jiwa dan pedangnya menyambar dengan cepat, maka si iblis telah
mengulurkan tangannya, tangan yang satunya lagi, dipakai untuk menyentil pedang
Wong Kian, sehingga pedang itu tergetar dan terpental hampir terlepas dari cekalan
tangan kakek she Wong itu.
Sedangkan tangan kanannya yang dipakai untuk menotok kedua biji mata Wong
Kian masih meluncur terus.
Hati si iblis jadi girang, dia duga serangannya pasti akan berhasil.
Sedangkan Wong Kian sendiri waktu merasakan pedangnya kena disentil oleh si
iblis sampai terpental dan menimbulkan perasaan sakit pada telapak tangannya,
habislah seluruh harapan si kakek untuk hidup terus.
Dia pasrah saja dengan memejamkan matanya menunggu saat-saat kematiannya.
Tetapi, berbareng dengan Wong Kian mendengar Hek Sin Mo menjerit
kesakitan.
Si kakek Wong, jadi heran, dia membuka matanya, dan dilihatnya si iblis sedang
melompat mundur memegangi tangan kanannya, dimana kedua jari tangannya yang
dipakai untuk menotok mata Wong Kian tadi, tersapat putus! Darah tampak mengalir
keluar.
Wajah si iblis jadi pucat sekali.
Wong Kian jadi heran, tetapi seketika itu juga dia mengetahui bahwa dirinya
telah ditolong oleh seseorang yang berkepandaian tinggi sekali.
Maka hati kakek she Wong ini jadi girang sekali, dia jadi mempunyai harapan
untuk hidup terus.
Hati si kakek Wong Kian jadi bertanya-tanya, siapakah yang telah menolong
dirinya? Tentunya orang itu seorang tokoh rimba persilatan yang mempunyai nama
sangat harum, sebab telah bisa melukai si iblis hitam yang terkenal ganas dan liehay
ini......... dengan matanya, Wong Kian menatap sekeliling ruangan itu, tetapi tidak
tampak seorang manusiapun!

*
* *

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 18

TERNYATA yang telah menolong dan menyelamatkan jiwa Wong Kian adalah
pemuda pelajar yang bernama Lie Cie Kiat, yang kala itu sedang bersembunyi
dipenglarian tiang rumah itu.
Sedangkan si iblis hitam yang telah tersapat kedua jari tangannya, jadi
memandang dengan mata mencilak keseluruh ruangan itu.
Tampaknya dia murka sekali.
Tadi disaat serangannya hampir mengenai sasarannya, disaat kedua jari
tangannya akan berhasil mengorek biji mata Wong Kian, dengan tidak terduga,
manyambar dua buah pisau kecil, yang telah menyabet dan menabas putus kedua jari
tangannya.
Maka dari itulah Hek Sin Mo segera mengetahui bahwa Wong Kian telah
dibantu oleh seorang jago yang kosen sekali, yang tidak mau menampakkan dirinya.
Dengan murka Hek Sin Mo menatap kearah Wong Kian.
“Hmmm..... aku tidak sangka bahwa kau adalah seorang manusia yang rendah
sekali!” memaki si iblis dengan suara yang menyeramkan. “Apakah dengan meminta
pertolongan seseorang kau ingin membokongku? Hmm, tak mudah! Kau tetap harus
binasa ditanganku!” dan setelah berkata begitu, si iblis hitam telah melompat akan
menubruk dan mencengkeram kepala Wong Kian dengan tangannya yang masih
utuh.
Tetapi Wong Kian telah mantap hatinya.
Ketenangannya telah pulih!
Maka dari itu, dengan cepat dia menggerakkan pedangnya akan menabas tangan
orang yang menyambar kearah batok kepalanya.
Tetapi Hek Sin Mo seperti telah kalap, dengan cepat dia telah menarik pulang
tangannya itu, dan dipakai untuk menyerang lagi.
Kalau memang dibandingkan kepandaian Wong Kian dengan Hek Sin Mo,
maka Wong Kian masih kalah satu tingkat.
Itulah sebabnya, sekarang dikala si iblis telah membarengi menyerang lagi
dengan nekad, si kakek she Wong itu jadi terdesak hebat.
Dengan cepat-cepat melompat mundur, dia menjauhi diri si iblis.
Melihat orang melompat kebelakang menjauhi dirinya, dia tertawa mengejek.
“Apakah kau masih tidak mau memperlihatkan diri?” bentak si iblis dengan
suara yang bengis.
Tetapi si iblis membentak bukannya untuk menyerang Wong Kian, melainkan
tangannya itu terayun, dan terdengar suara ‘serrrrr, serrrrr’, berulang kali, rupanya dia
menyerang kearah atas penglarian tiang rumah itu dengan senjata rahasia yang
berbentuk jarum yang halus-halus.
Cie Kiat tadi tanpa sengaja telah mengeluarkan suara seruan tertahan, karena
melihat jiwa Wong Kian terancam bahaya kematian, dan suara seruan tertahannya
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 19

yang sangat perlahan sekali itu, yang mungkin tidak akan terdengar oleh manusia
biasa, telah menyebabkan si iblis mengetahui tempat persembunyiannya.
Jarum-jarum halus yang dipakai oleh Hek Sin Mo untuk menimpuk Cie Kiat
diatas penglarian itu, meluncur dengan kecepatan yang luar biasa.
Terdengar suara ‘iiiihhhh’, disusul oleh suara ‘tring-tring-tring’ berulang kali
tampak jarum-jarum halus yang dilemparkan oleh Hek Sin Mo berhamburan jatuh
keatas lantai.
Si iblis terkejut.
Tadi dia menyerang dengan tiba-tiba, dan itu dapat disebut setengah
membokong.
Tetapi orang yang diserang dan sedang bersembunyi diatas penglarian itu dapat
menangkis jarum-jarum halus miliknya itu, dan itu menandakan bahwa orang yang
sedang bersembunyi itu sangat kosen sekali.
Si iblis jadi terkejut juga.
Dia mengawasi kearah penglarian.
Tampak sesosok bayangan putih melayang turun.
Waktu Hek Sin Mo mengawasi dengan tegas, tampak olehnya dihadapannya
berdiri seorang pelajar berpakaian serba putih.
Wajah Siu-chay itu sangat ganteng dan gagah sekali, tampan gemulai.
Mata Hek Sin Mo jadi mencilak bermain tak hentinya.
Rupanya iblis tersebut sangat gusar sekali.
Siu-chay itu yang tak lain tak bukan dari Lie Cie Kiat, begitu melompat turun
dihadapan si iblis, dia telah tersenyum manis sekali.
Sikap Cie Kiat sangat tenang sekali.
“Maaf! Maaf!” kata Cie Kiat dengan suara yang sabar. “Tadi Hak-seng telah
begitu berani lancang ikut campur urusan Jie-wie.... tetapi mengingat bahwa mata
adalah alat yang terpenting bagi manusia, maka kalau sampai Wong Loo-cianpwee
kehilangan kedua biji matanya, bukankah itu harus dibuat sayang.”
Betapa gusarnya Hek Sin Mo mendengar perkataan si pelajar berpakaian serba
putih ini, tubuh si iblis jadi menggigil gemetaran menahan hawa amarahnya.
“Pelajar bau, ada sangkut paut apa kau dengan anjing she Wong itu?” tegur si
iblis dengan suara yang menyeramkan.
Muka Hek Sin Ho memang telah menyeramkan sekali, pandangan matanya juga
sangat menakutkan, apa lagi sekarang dia sedang bergusar, maka tampaknya lebih
menyeramkan lagi.
Tetapi Cie Kiat dapat bersikap tenang sekali, dia tetap tersenyum dengan manis.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 20

“Hak-seng adalah orang pelancongan, dan kebetulan Hak-seng kemalaman,


sehingga Hak-seng jadi bermalam dirumah Wong Loo-cianpwee!” menyahuti Cie
Kiat dengan cepat. “Mengingat kebaikan Wong Loo-cianpwee yang telah
memperlakukan diriku dengan baik serta ramah tama, maka biar bagaimana aku
harus membalas budi kebaikan Wong Loo-cianpwee! Bagaimana aku bisa berdiam
diri saja kalau memang jiwa Wong Loo-cianpwee terancam didepan mataku?! Maka,
Hak-seng minta agar Heng-thay mau memberikan kelonggaran bagi selembar jiwa
Wong Loo-cianpwee! Persoalan diantara Jie-wie memang tidak ingin Hak-seng
ketahui sedikitpun dan persoalan Jie-wie memang tidak ingin Hak-seng ketahui.......
dengan memberanikan diri Hak-seng ingin meminta kebijaksanaan Heng-thay agar
membebaskan Wong Loo-cianpwee dari kematian!”
Wajah Hek Sin Mo yang sudah hitam jadi semakin hitam karena gusarnya.
“Pelajar setan!” bentaknya dengan suara yang menyeramkan. “Setelah kau
menabas putus kedua jari tanganku, masih kau berani meminta pengampunan bagi
selembar jiwa anjingnya orang she Wong itu?”
Cie Kiat tetap membawa sikapnya yang tenang.
“Tenang Heng-thay!” katanya sambil tersenyum. “Kau harus berpikir dengan
kepala dingin. Bukankah Heng-thay telah membunuh putera Wong Loo-cianpwee,
maka kedua jari tangan Heng-thay itu adalah imbalannya saja! Sebetulnya kalau
memang mau diperhitungkan hutang piutang ini, Heng-thay masih untung......!”
Tenang sikap Cie Kiat, dia membahasakan orang dengan sebutan Heng-thay,
yang artinya saudara, sedangkan untuk dirinya dia membahasakan Hak-seng, suatu
sebutan aku yang merendah.
Wajah Hek Sin Mo jadi berubah merah padam, dia gusar sekali, sampai
tubuhnya gemetaran.
Atau dengan tidak terduga dia membentak keras, tahu-tahu tubuhnya telah
melompat menerjang kearah Cie Kiat, jari-jari tangannya terpentang menyeramkan
sekali........!



WONG KIAN sejak Cie Kiat muncul dengan tiba-tiba dan dirinya tertolong
dari kematian oleh pemuda pelajar ini, hatinya jadi tergoncang hebat, dia jadi
menatap kesima kepada Cie Kiat, karena sedikitpun dia tidak menyangka bahwa
pelajar yang lemah gemulai itu liehay sekali ilmu silatnya.
Maka dari itu, waktu melihat Hek Sin Mo menyerang dengan hebat kepada Cie
Kiat, tanpa disadarinya Wong Kian jadi berteriak : “Hati-hati Lie Hian-tee!!”

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 21

Cie Kiat menoleh dan tersenyum kepada Wong Kian, menyatakan rasa terima
kasihnya atas perhatian si kakek terhadap keselamatan dirinya.
Setelah itu, dikala cengkeraman tangan Hek Sin Mo yang telah sampai dekat
dengan batok kepalanya dan disertai angin yang keras sekali, Cie Kiat dengan cepat
menggeser kakinya setindak kesamping, dan dengan berputar setengah lingkaran, dia
telah dapat mengelakan serangan si iblis.
Hek Sin Mo terkejut melihat cara mengelakkan serangan dari si anak muda
pelajar itu.
Dia juga heran, karena gerakan Cie Kiat begitu gesit dan lincah sekali.
Tetapi karena dia telah dikuasai oleh hawa amarah yang meluap-luap, maka
dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras, kembali dia menerjang menyerang.
Kedua tangannya sekaligus terjulur, jari-jari tangannya terpentang lebar seperti
juga kuku garuda yang terpentang.
Jari tangannya yang terluka tertabas putus, masih tampak mengalirnya si darah
merah........... sehingga dengan muka yang hitam legam dan rambut yang terurai lepas
itu, benar-benar si iblis jadi menyeramkan sekali.
Cie Kiat tertawa dingin, dia melihat orang selalu menyerang dengan jurus yang
mematikan.
Pelajar she Lie ini jadi gusar juga.
Dia lihat orang telengas dan tidak boleh diberi hati.
Maka dari itu, sambil mengeluarkan suara siulan yang panjang, tahu-tahu tubuh
pemuda ini berputar, kaki kirinya tertekuk dalam-dalam, dan tahu-tahu tangannya
yang kanan telah menerobos dengan kuat akan menggempur dada si iblis hitam
tersebut.
Hek Sin Mo kembali jadi terkejut. Dia sampai mengeluarkan seruan tertahan dan
cepat-cepat menarik pulang serangannya.
Dia melompat kebelakang dengan mandi keringat dingin.
Tak diduga olehnya, didalam usia begini muda ternyata pelajar she Lie itu telah
mempunyai kepandaian yang luar biasa liehaynya.
Dengan mata yang bengis dan sambil mengerutkan sepasang alisnya dia
mengawasi Lie Cie Kiat dengan penuh kegusaran.
“Siapa kau sebetulnya, bocah?” bentak Hek Sin Mo dengan suara keras
mengguntur.
Cie Kiat tertawa, dia mengibaskan bajunya perlahan-lahan, menyentil bajunya
yang putih bersih itu dengan jari tangannya.
“Hak-seng she Lie dan bernama Cie Kiat, dan bolehkah Hak-seng mengetahui
nama besar Heng-thay?” kata Cie Kiat tetap tersenyum.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 22

Betapa gusarnya si iblis, karena orang selalu bersikap tenang dan seperti tidak
memandang sebelah mata padanya, maka dengan mendengus sengit, dia berteriak
dengan suara yang melengking tinggi : “Orang she Lie...... terimalah kematianmu!”
dan kedua tangan Hek Sin Mo telah bergerak menyerang dengan hebat lagi.
Tetapi biar bagaimana Lie Cie Kiat adalah seorang pemuda yang perkasa, kosen
sekali, maka dia melihat datangnya serangan itu dengan bibir tetap tersungging
senyuman.
Didalam hati si pemuda she Lie ini juga berpikir bahwa dia tidak berlaku terlalu
sungkan dan baik hati terhadap si iblis, karena tanpa dihajar si iblis tentu tidak akan
jeri.
Maka dari itu, Cie Kiat menunggu tibanya serangan dari si iblis hitam tersebut.
Disaat kedua serangan tangan Hek Sin Mo hampir mengenai sasarannya, maka
Cie Kiat tahu-tahu mengeluarkan suara siulan, tubuhnya berputar-putar dengan cepat
seperti juga bayangan, sehingga Hek Sin Mo jadi terkejut.
Saking kagetnya Hek Sin Mo jadi merandek, dan mengawasi saat kearah
berputarnya Cie Kiat, agar dia dapat menyerang lagi.
Tetapi si iblis telah melakukan suatu kesalahan besar didalam seumur hidupnya.
Karena dia merandek begitu, tahu-tahu ‘dukkkkk!’ tangan Cie Kiat telah
menggempur dada si iblis, gempuran Cie Kiat kuat sekali, sehingga Hek Sin Mo
bersuara ‘hekkk’ dan tubuhnya terguling, terjerembab dilantai.
Tetapi Hek Sin Mo adalah seorang iblis yang liehay sekali, dia bisa bergerak
dengan cepat, begitu tubuhnya menyentuh lantai, dia sudah melompat bangun dengan
jurus ‘Iee-ie-ta-teng’ atau ‘ikan gabus meletik’ dan waktu sudah dapat berdiri tetap
kembali, tampak wajah Hek Sin Mo sangat pucat serta bibirnya bergemetaran.
“Kau.... kau....” suara si iblis tidak lampias waktu dia berkata begitu.
Cie Kiat tertawa kecil melihat lagak si iblis. Sikap pemuda she Lie ini tenang
luar biasa.
“Tadi Hak-seng telah katakan, kalau dihitung laba-ruginya, maka Heng-thay
masih beruntung hanya kukutungi kedua jari tanganmu saja.” kata Cie Kiat dengan
suara yang sabar. “Coba kalau memang aku bermaksud jahat, bukankah dengan
mudah aku dapat membunuhmu? Membinasakan diri Heng-thay sama mudahnya
seperti juga membalik telapak tangan..... Heng-thay masih memerlukan latihan
selama tiga puluh tahun untuk dapat menandingi diriku! Hmm, kepandaian yang
dimiliki oleh Heng-thay itu sama sekali tak ada artinya untukku!”
Betapa gusar dan mendongkolnya Hek Sin Mo.
Seumur hidupnya baru kali ini dia dihina orang tanpa daya.
“Orang she Lie!” akhirnya dia membentak dengan suara yang bengis. “Baiklah
hari ini aku rubuh ditanganmu, tetapi kau ingat, tiga tahun lagi aku akan mencarimu!
Biarpun kau lari keujung bumi atau belahan bumi mana saja, hmmm, aku pasti akan
berada disitu juga! Tentang jiwa anjing orang she Wong itu biarlah kuberi
pengampunan selama tiga tahun, nanti setelah membinasakan dirimu baru akan
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 23

kubinasakan dia!” dan setelah berkata begitu tahu si iblis hitam telah mengenjotkan
kakinya, tubuhnya melesat keluar..... didalam waktu yang singkat sekali dia telah
lenyap ditelan kegelapan malam....
Melihat si iblis telah berlalu, Wong Kian cepat-cepat menghampiri Lie Cie Kiat.
Dia menekuk kedua kakinya berlutut didepan Cie Kiat.
“In-jin telah menolong selembar jiwa tuaku.... dan aku berterima kasih sekali,
entah dengan apa Loo-hu harus membalas budi kebaikan In-jin ini!!” kata si kakek
dengan suara yang berduka sekali, wajahnya juga sangat pucat.
Cie Kiat cepat-cepat menyingkir kesamping, dia tidak mau menerima pemberian
hormat dari si kakek.
“Jangan begitu, Wong Loo-cianpwee!” kata Cie Kiat dengan cepat. “Tadi
kebetulan memang aku ingin menghajar iblis jahat itu..... hanya sayang, aku tidak
keburu untuk menolong jiwa puteramu itu.....!!” dan Cie Kiat melirik kearah mayat
Tie-jie yang masih menggeletak dilantai dengan bermandian darah merah yang telah
membeku.
Mendengar disebutnya puteranya itu, air mata si kakek she Wong jadi tidak bisa
dibendung lagi.
Dia menangis dengan tubuh yang tergetar, sedangkan Cie Kiat jadi repot
membujuknya.
Sebagai seorang jago kawakan, maka dengan cepat Wong Kian dapat menguasai
perasaannya.
Cepat sekali dia bisa menguasai dirinya dan tidak menangis lagi.
Dengan muka yang berduka, dia berkata perlahan sekali : “Ah, rupanya memang
sudah karma....... nasib Tie-jie yang jelek, dia harus berpulang terlebih dahulu!”
mengumam kakek tua she Wong itu dengan sedih.
Cie Kiat cepat-cepat menghiburnya lagi.
“Wong Loo-cianpwee!” kata Cie Kiat akhirnya. “Bolehkah aku mengetahui
persoalan yang terjadi antara Loo-cianpwee dengan iblis itu?”
Si kakek she Wong menghela napas.
“Ya, semuanya telah terjadi, dan kukira tidak ada salahnya kuceritakan
semuanya kepadamu, Hian-tee!” kata Wong Kian. “Peristiwa ini sebetulnya diawali
oleh suatu peristiwa pada enam belas tahun yang lalu.....” dan Wong Kian mulai
menuturkan sebab musabab dari persengketaannya dengan Hek Sin Mo.

*
* *

ENAM BELAS tahun yang lalu, Wong Kian dan puteranya yang bernama
Wong Siang Tie, menetap dikampung Eng-sian-chung didalam bilangan wilayah In-
lam.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 24

Saat itu sebetulnya Wong Kian memang sudah ingin mencari suatu tempat yang
sepi untuk hidup menyendiri, menjauhkan diri dari segala keramaian duniawi.
Sebagai seorang jago yang kosen dan berpergalaman, Wong Kian bermaksud
akan mendidik Wong Siang Tie, puteranya itu, yang kala itu berusia dua puluh tahun,
didalam segi ilmu silat dan surat, agar puteranya ini menjadi Bun Bu Coan-chay,
pandai ilmu surat dan pandai ilmu silat.
Tetapi Wong Siang Tie kurang cerdas, sehingga Wong Kian agak berduka,
karena puteranya itu mempunyai harapan yang tipis untuk menjadi, seorang pendekar
yang menonjol.
Maka dari itu dengan tekun, Wong Kian mendidik puteranya tersebut dengan
penuh kesabaran.
Pada suatu hari, dikala Wong Kian sedang duduk berangin dimuka rumahnya,
karena siang itu hawa udara sangat panas, tampak berlari-lari mendatangi Loo-sam,
seorang lelaki tua yang menjadi tetangganya.
“Kian-heng..... cepat kau lihat!” teriak Loo-sam begitu dia sampai didekat Wong
Kian, sehingga mengejutkan orang she Wong ini. “Lihatlah Kian-heng puteramu
itu.... dia berkelahi hebat sekali! Oh...... sampai terjadi peristiwa berdarah!! Lihatlah
cepat....!” pucat sekali wajah si Loo-sam itu.
Wong Kian juga terkejut mendengar laporan Loo-sam, tanpa bertanya lebih
lanjut, dengan cepat Wong Kian berlari dengan Gin-kangnya menuju ketempat yang
ditunjuk oleh Loo-sam.
Benar saja, waktu Wong Kian sampai didekat pasar, disebelah utara kampung
itu, tampak Wong Siang Tie, puteranya, sedang dikeroyok oleh beberapa anak muda.
Ditanah bergelimpangan empat atau lima anak muda yang telah menjadi mayat!
Tampak sekali, Siang Tie sedang mengamuk dengan kalap, dan beberapa orang
anak muda yang mengeroyoknya berusaha bisa merubuhkan diri Siang Tie.
Waktu Wong Kian sampai ditempat peristiwa tersebut, dia membentak dengan
suara yang mengguntur, karena dia sangat gusar : “Tie-jie...... tahan!!”
Siang Tie jadi terkejut mendengar bentakan ayahnya, dia jadi gugup, dengan
cepat dia melompat mundur kedekat ayahnya.
Anak-anak muda yang mengeroyok dirinya jadi menahan senjata masing-masing
waktu melihat Wong Kian.
Salah seorang yang bernama Pie Kim Ceng, seorang anak muda yang terkenal
paling bergajulan dikampung itu, yang termasuk mengeroyok Wong Siang Tie telah
maju kedepan.
“Wong Lo-peh!” katanya dengan berani. “Puteramu telah membunuh beberapa
kawan kami, maka biar bagaimana kami harus membunuhmu pula! Hutang jiwa
harus dibayar dengan jiwa!!”
Wajah Wong Kian jadi berubah merah padam.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 25

“Sebetulnya peristiwa apakah yang telah menyebabkan kalian jadi saling hantam
begini?” tegurnya dengan tidak senang.
“Puteramu pulang dalam keadaan mabok, dan tidak keruan, tidak hujan tidak
angin, tahu-tahu dia menyerang kami dengan pedangnya itu, sehingga terpaksa kami
mengadakan perlawanan...... dan lihatlah! Beberapa kawan kami telah binasa dan
kejadian ini akan berbuntut hebat, karena pembesar setempat juga tidak akan mau
mengerti!!”
Wajah Wong Kian jadi berubah pucat, dia menoleh kepada puteranya.
“Benarkah kau telah melakukan hal itu?” tegur Wong Kian dengan suara yang
bengis, matanya juga memancarkan cahaya yang mengerikan.
Wong Siang Tie jadi gemetar melihat wajah ayahnya, sejak kecil dia memang
sudah dididik keras, sehingga dia tidak beani berdusta.
Maka atas pertanyaan ayahnya itu, dia mengangguk.
“B.... benar.....!” menyahuti Siang Tie. “Tetapi ayah....... mereka yang terlebih
dahulu mengolok-ngolok diriku!”
“Ploookkk!” tahu-tahu tangan Wong Kian melayang menghajar pipi puteranya.
Siang Tie terkejut, dia jadi kesakitan berbareng kaget.
“Thia.....!” panggilnya dengan suara yang berduka. Thia berarti ayah.
Wajah Wong Kian bengis sekali.
“Mengapa kau membikin huru hara?” bentak Wong Kian dengan suara yang
keras.
“Aku..... aku dikeroyok dengan tidak tahu menahu persoalannya, ayah!” kata
Siang Tie dengan cepat. “Mereka............ mereka telah menyiksa Ye Hoa.....!”
Ye Hoa atau nama sebenarnya adalah Hoan Ye Hoa adalah tunangan Siang Tie.
Wajah Wong Kian jadi berubah.
“Dimana sekarang Hoa-jie?” tanya Wong Kian dengan suara yang berubah agak
lembut.
“Dirumahnya Thia....... mereka diganggu oleh anak-anak bergajulan ini!!”
menyahuti Siang Tie.
Wong Kian menoleh kepada anak muda berandal itu, juga menatap kepada Kim
Ceng.
Baru saja dia mau menanyakan persoalan yang lebih jelas, tampak mendatangi
Pie Lay, ayah Kim Ceng.
Pie Lay terkenal paling memanjakan puteranya, sifatnya berangasan sekali,
maka setiap kali ada sesuatu hal yang bersangkut paut dengan diri puteranya, pasti
dia akan memenangkan puteranya tanpa melihat persoalannya terlebih dahulu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 26

Ini kalipun, dikala dia mendengar puteranya sedang ribut-ribut, cepat-cepat dia
datang kesitu.
Pie Kim Ceng melihat kedatangan ayahnya, jadi tambah semangat, terbangun
semangatnya.
“Ayah, anakmu telah dihina orang!” dia mengadu kepada Pie Lay sambil
menghampiri.
Pie Lay paling berangasan, dia memang paling tidak senang kalau mendengar
puteranya dihina orang.
“Mana orangnya?” tanyanya dengan suara yang kasar. “Akan kuhajar mampus
orang yang berani menghina puteraku!!”
Kim Ceng menunjuk kapada Wong Kian.
“Mereka ayah dan anak mau mengeroyok aku!“ katanya dengan suara yang
nyaring.
Tanpa menanya lebih lanjut, Pie Lay telah maju mendekati Wong Kian.
Tidak mengucapkan sepatah katapun dia telah mengayunkan kepalannya yang
bertenaga itu kepada Wong Kian.
Melihat ini Wong Kian jadi mendongkol sekali, karena datang-datang Pie Lay
menyerang dirinya tanpa menyelidiki dulu pihak mana yang bersalah.
“Tahan!!” bentak Wong Kian mengelakkan serangan orang.
Tetapi Pie Lay masih menyerang terus.
Terpaksa Wong Kian harus melayaninya.
Sedang Pie Kim Ceng telah bersama-sama kawannya menghampiri Siang Tie,
mereka mengeroyok lagi puteranya Wong Kian ini.
Pertempuran yang pincang ini terjadi cukup seru, tetapi pihak Wong Kian yang
terdesak hebat, karena pihak lawan berjumlah banyak.
Lebih-lebih Siang Tie, dia terdesak hebat sekali, dia jadi kalut cara
bertempurnya.
Pada suatu kali dikala pedang Kim Ceng sedang menyambar kearah dadanya,
Siang Tie menangkisnya, tetapi disebabkan tenaganya telah habis bertempur sejak
tadi, pedangnya terlepas, dari cekalannya dengan keras.
Dan dengan tidak terduga pedang itu terbang kearah Pie Lay.
Orang she Pie itu jadi terkejut.
Dia berusaha menangkisnya.
Tetapi gagal dan pedang itu menancap didadanya.
Wong Kian yang melihat itu juga jadi mengeluarkan seruan tertahan.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 27

Tetapi dia sudah tidak keburu untuk menolong Pie Lay, sebab tubuh orang she
Pie itu telah terkulai rubuh tanpa nyawa.
Pedang Siang Tie menancap tepat pada jantungnya.
Semua yang menyaksikan itu jadi terkejut.
Lebih-lebih Kim Ceng, dia mengeluarkan jeritan kalap, dan menyerang kepada
Wong Kian.
“Akan kuadu jiwa denganmu!” serunya sambil menyerang Wong Kian, karena
didalam dugaan anak muda ini ayahnya telah terbunuh oleh Wong Kian.
Wong Kian ingin menjelaskan, tetapi Kim Ceng sudah kalap benar.
Sampai akhirnya Wong Kian jadi main mundur dan berlari karena dia takut
nanti melukai Kim Ceng lagi.
Rupanya semakin lama Kim Ceng semakin kalap, tahu-tahu dengan tidak
terduga, dia telah menggorok lehernya sendiri!
Darah merah seketika juga muncrat dari lehernya!
Rupanya saking gusar dan tidak bisa melampiaskan kemurkaannya itu, Kim
Ceng jadi putus asa, dia telah membunuh dirinya sendiri!
Semua orang yang melihat hal itu jadi terkejut sekali.
Tetapi mereka juga tidak bisa memberikan pertolongan kepada anak muda she
Pie itu.
Tubuh ayah dan anak yang telah menjadi mayat itu menggeletak tak bernyawa
digenangi darah merah.
Tiba-tiba dari kejauhan tampak berlari-lari seorang anak muda.
Dia adalah Pie Kim Siu, putera nomor dua dari Pie Lay dia melihat kematian
ayah dan kakaknya itu.
Dengan kalap dia mau menyerang Wong Kian, tetapi orang yang ada didekat
situ telah menahanya.
Wong Kian dan Siang Tie sendiri berdiri terpaku bengong disitu, mereka jadi
menyesal sekali sampai terjadi perkara jiwa begitu.
Dan, sejak dari saat itulah, Wong Kian dan puteranya tidak pernah tampak lagi
dikampung tersebut, mereka telah lenyap, entah kemana.
Begitu juga Kim Siu, dia rupanya mengembara untuk mencari guru pandai, guna
membalas dendamnya.
Itulah kejadian enam belas tahun yang lalu, dan setelah berselang sepuluh tahun
kemudian dari terjadinya peristiwa keluarga Pie itu, terdengar muncul didalam
kalangan Kang-ouw seorang jago yang bengis sekali kepada lawannya,
kepandaiannya liehay sekali, dan tangannya sangat telengas, setiap lawannya pasti
akan terbinasa ditangannya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 28

Iblis itu diberi gelaran Hek Sin Mo, Iblis hitam, karena wajahnya memang
hitam.
Wong Kian sendiri mengetahui, bahwa iblis itu Kim Sin, putera Pie Lay maka
untuk menghindarkan diri dari keruwetan, dia mengasingkan diri digunung Fung-san.
Tetapi tidak diduga iblis itu masih dapat mengendus tempat menetapnya itu.
Malah siangnya Siang Tie, putera dari Wong Kian, telah dilukai oleh iblis itu.
Dan malamnya hampir saja Wong Kian terbinasa ditangan iblis tersebut kalau
memang tidak ada Lie Cie Kiat pelajar berbaju putih itu.....!
Hanya yang membikin hati Wong Kian jadi berduka sangat ialah puteranya itu,
Wong Siang Tie telah terbinasakan ditangan iblis tersebut......!



SETELAH mendengar semua cerita Wong Kian, Cie Kiat jadi menghela napas.
Dihiburnya kakek itu.
Kemudian Cie Kiat juga membantu Wong Kian mengubur Siang Tie.
Selama itu tampak sekali wajah Wong Kian sangat berdusta guram karena
hatinya sangat berduka.
Malam itu mereka lalui dengan pasang omong saja, karena keduanya tidak dapat
tertidur.
Menjelang fajar, Cie Kiat pamitan dari kakek she Wong tersebut.
“Kita harus tabah menghadapi segala sesuatu yang menimpah diri kita, Wong
Loo-cianpwee!” kata Cie Kiat waktu dia melompat keatas kudanya. “Dan segala
kedukaan yang kita derita akan lenyap bila kita bisa mengendalikan perasaan kita
itu........!”
Wong Kian mengangguk membenarkan perkataan pemuda she Lie itu dengan
sedih.
“Benar Lie Hian-tee, tetapi sebagai seorang ayah, biar bagaimana aku tak bisa
melenyapkan perasaan dukaku itu, karena kematian hati seorang putera akan
menyebabkan hati yang telah lapuk ini akan berduka terus!”
Cie Kiat menarik napas.
“Ya..... kau benar Wong Loo-cianpwee!” kata Cie Kiat lagi. “Aku bisa
merasakan kesedihan yang kau derita!”
Cie Kiat mengelus-elus kudanya sesaat lamanya, keduanya jadi saling membisu.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 29

Tiba-tiba Cie Kiat menoleh memandang Wong Kian.


“Wong Loo-cianpwee....... panggilnya.
“Ya?”
“Baiklah kita berpisah dulu, pertemuan kita ini walaupun hanya satu malam
saja, toh serasa kita telah bersahabat seribu tahun! Nah, sampai jumpa lagi!” dan Cie
Kiat mengedut tali les kudanya, sehingga kuda itu larat dengan cepat.
“Selamat jalan, Lie Hian-tee!!” teriak Wong Kian dengan suara yang nyaring.
Tetapi Cie Kiat sudah tidak mendengar teriakan Wong Kian, sebab dia telah
melarikan kudanya dengan cepat sekali.
Waktu sampai didekat perut gunung itu, Cie Kiat menahan kekang kudanya.
Pemandangan disekitar tempat itu sangat indah sekali, lebih-lebih udara pagi
yang segar menyebabkan Cie Kiat jadi berdiam diri sesaat disitu untuk menikmati
keindahan gunung Fung-san.
Tiba-tiba sedang dia duduk terpaku dipelana kudanya itu, terdengar suara orang
bersyair dengan suara yang parau :
Tung, tung, tung.
Suara tongkat terbentur batu.
Tung, tung, tung.
Si pengemis membawa tempurung.
Burung gagak terbang mencari makan.
Jenderal pergi berperang.
Rakyat kecil bekerja keras mencari makan.
Semuanya ingin mengisi perut.
Tung, tung, tung.
Suara gagak bertalu-talu.
Tung, tung, tung.
Si pengemis merangkak dijalan.
Tung, tung, tung...... tung, tung, tung......

Syair yang dilagukan oleh orang itu tidak menyerupai syair apapun, sangat
kacau dan tidak keruan sekali.
Dari balik semak belukar tampak keluar seorang pengemis tua yang ditangannya
memegang sebatang tongkat.
Pengemis itu jalan dengan dibantu oleh tongkatnya itu.
Cie Kiat mengawasi pengemis itu dengan tetap duduk diatas kuda
tunggangannya.
Pengemis itu menoleh kepadanya, dan dia berhenti menyanyi.
Tampak matanya mencilak memain sesaat lamanya, kemudian dia tersenyum.
Dan kemudian dia meneruskan langkahnya.
Seperti juga pengemis itu tidak memperdulikan Cie Kiat.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 30

Cie Kiat memajukan kudanya menghadang didepan pengemis itu.


“Lo-peh, kearah manakah jurusan untuk menuju ke Liong-gak-chung?” tanya si
pemuda sambil melompat turun dari kudanya.
Pengemis itu berjalan terus, dia seperti juga tidak mendengar pertanyaan Cie
Kiat.
Melihat hal ini, Cie Kiat jadi heran berbareng curiga.
Dia jadi mau mengambil kesimpulan apakah si pengemis ini tuli
pendengarannya?!
Cepat-cepat dihadangnya lagi.
“Lo-peh...... kemanakah jurusan untuk menuju ke Liong-gak-chung?” tanya Cie
Kiat kembali. Dia memanggil orang dengan sebutan Lo-peh, yang berarti paman.
Pengemis itu mengangkat kepalanya, dia menatap Cie Kiat lama sekali, dengan
biji mata yang memain tak berhentinya.
“Siapakah Kong-cu?” tanyanya kemudian.
Pengemis ini memanggil Cie Kiat dengsn sebutan Kong-cu, yang berarti tuan,
untuk panggilan anak muda.
Cepat-cepat Cie Kiat merangkapkan kedua tangannya, dia memberi hormat
kepada pengemis itu.
“Siauw-tee she Lie dan bernama Cie Kiat!” menerangkan anak muda she Lie itu,
dan dia juga sambil menjura begitu, sengaja dia mengerahkan sedikit tenaga
dalamnya, yang menyambar kearah si pengemis.
Sengaja Cie Kiat melakukan hal itu, karena dia melihat gerak-gerik si pengemis
ini lain dengan pengemis-pengemis biasanya, dan dia ingin mengujinya apakah
pengemis ini mengerti ilmu silat atau tidak.
Si pengemis seperti juga tidak mengetahui bahwa dirinya sedang diuji oleh
pemuda she Lie itu.
Dia membungkukkan tubuhnya menjura juga kepada Cie Kiat.
“Maaf! Maaf Lie Kong-cu..... ada keperluan apakah Kong-cu menghadang
perjalananku?” tanyanya. Dan dengan berbuat begitu, dengan membungkuk memberi
hormat kepada Cie Kiat, tenaga serangan Lwee-kang Cie Kiat jadi punah.
Hati Cie Kiat jadi tercekat juga, karena biasanya, biarpun orang liehay sekali,
kalau menyambut serangan tenaga Lwee-kang yang dilancarkan olehnya seperti tadi,
pasti orang itu akan tergoncang tubuhnya atau setidak-tidaknya akan terhuyung
mundur beberapa langkah.
Namun pengemis ini sedikitpun tidak bergeming tubuhnya.
Hal ini menandakan betapa tingginya tenaga dalam dari pengemis tersebut.
Maka dari itu Cie Kiat juga tidak berani memandang rendah kepada pengemis
ini.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 31

“Siauw-tee ingin menanya sedikit kepada Lo-peh :” kata Cie Kiat cepat.
“Kearah manakah harus kita tempuh untuk menuju ke Liong-gak-chung?”
“Jadi Lie Kong-cu ingin menuju ke Liong-gak-chung?” tanya si pengemis itu
dengan mengerutkan sepasang alisnya.
Cie Kiat mengangguk.
“Ya....!” dia menyahuti.
Si pengemis mengangguk-anggukkan kepalanya, alisnya tetap berkerut, dia juga
memandangi si anak muda dengan mata yang tajam sekali.
Kemudian dia baru berkata : “Apakah Kong-cu tahu bahwa di Liong-gak-chung
dua hari lagi akan ada keramaian?”
Cie Kiat jadi heran.
“Keramaian apakah Lo-peh?” tanyanya dengan cepat.
Si pengemis kembali menatapi Cie Kiat dengan pandangan mata yang tetap
tajam.
“Apakah benar-benar Kong-cu tidak mengetahui keramaian apa yang akan
diadakan disana?” tanyanya seperti juga dia tidak mempercayai perkataan Cie Kiat
tadi.
Cie Kiat mengangguk dengan pasti.
“Benar Lo-peh..... aku tidak mengetahui bahwa dua hari lagi dikampung Liong-
gak-chung itu akan diadakan keramaian! Dan kalau boleh Siauw-tee mengetahui,
keramaian apakah yang akan diadakan disana?”
Si pengemis kembali mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Dikampung itu akan diadakan Pie-bu”, dia menerangkan. “Pie-bu itu diadakan
oleh Siang Wang-gwee untuk memungut seorang mantu yang mempunyai
kepandaian ilmu silat yang tinggi!!”
“Oh, keberanian itu sudah biasa!” kata Cie Kiat tertawa setelah mendengar
keterangan si pengemis.
“Benar! Kalau memang hanya Pie-bu untuk memilih menantu sudah biasa,
tetapi disamping itu juga akan diadakan suatu sayembara, siapa yang dapat
memenangkan pertandingan didalam Pie-bu itu, akan memperoleh selembar peta
penyimpanan harta yang tidak ternilai harganya!”
Cie Kiat jadi mengeratkan alisnya.
“Jadi Pie-bu memilih menantu dan memperebutkan peta harta itu kedua-duanya
diadakan oleh Siang Wang-gwee?” tanya Cie Kiat.
Pengemis itu menganggu.
“Benar.....!” menyahuti si pengemis. “Dan itulah sebabnya pada hari-hari
belakangan ini banyak berdatangan anak-anak muda kekampung Liong-gak-chung

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 32

untuk mengadu nasib, sebab kalau sampai terpilih sebagai menantu dari Siang Wang-
gwee. Berarti dia akan segera menjadi kaya raya!”
Cie Kiat mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tertawa.
“Tetapi aku tidak mempunyai minat untuk memperebutkan kedudukan menantu
Siang Wang-gwee itu, Lo-peh!” kata Cie Kiat sambil tertawa. “Aku hanya ingin
mengunjungi kampung itu untuk mengurus suatu persoalan!!”
Si pengemis jadi heran mendengar perkataan Cie Kiat.
“Apakah kau benar-benar tidak ingin memperebutkan kedudukan menantu Siang
Wang-gwee itu?” tanya seperti juga dia tidak percaya akan kata-kata si anak muda
she Lie itu. “Biasanya...... jangan kata anak-anak muda seperti kau, sedangkan kakek-
kakek seperti aku ini banyak juga yang berdatangan untuk mengadu nasib! Kau tahu,
Siang Sio-cia, nona Siang sangat cantik sekali!!”
Cie Kiat hanya tertawa tawar.
“Tetapi hatiku tidak tertarik pada persoalan itu Lo-peh!” katanya dengan cepat.
“Dan, kemanakah jurusan untuk menuju kekampung Liong-gak-chung?”
Si pengemis menunjuk dengan tongkatnya.
“Kau jalan terus mengikuti jalan ini, dan setelah kurang lebih sepuluh lie, kau
menuruni sebuah lembah, dikaki lembah itulah kau akan menemui sebuah kampung
yang besar, kampung Liong-gak-chung yang sedang kau cari itu!” menerangkan si
pengemis.
“Terima kasih Lo-peh!” kata Cie Kiat sambil melompat keatas kudanya.
Si pengemis tertawa dingin waktu dia melihat anak muda she Lie itu telah
berlari.
Dia merogoh sakunya mengeluarkan selembar kain, disitu dia membikin sebuah
lukisan bunga.
Disamping lukisan bunga yang baru dibuatnya itu, telah terdapat tujuh belas
lukisan bunga lainnya.
“Hmm..... sudah tujuh belas orang yang terlebih dahulu datang ke Liong-gak-
chung, dan anak muda tadi termasuk yang kedelapan belas!” dan si pengemis kembali
tertawa dingin berulang kali.
Dimasukkan kembali kain itu kedalam sakunya, dia mulai berjalan lagi dengan
langkah yang gontai, dengan dibantu oleh tongkatnya.
Sedangkan mulutnya tetap mengoceh menyanyikan lagunya yang tidak keruan.
“Tung tung tung, si pengemis membawa tempurung. Burung gagak terbang
mencari makan, jenderal pergi berperang, rakyat kecil bekerja keras mencari makan,
semuanya ingin mengisi perut, tung tung tung....” dan langkah kaki si pengemis yang
gontai itu semakin cepat, suara nyanyiannya semakin terdengar jauh samar sekali......

*
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 33

* *

LIE CIE KIAT membedal kudanya dengan cepat, dia ingin cepat-cepat tiba
dikampung Liong-gak-chung.
Dikampung ini dia harus membunuh seseorang, yaitu seorang penjahat besar.
Perintah itu adalah perintah gurunya harus ditaati artinya, sebelum Cie Kiat turun
gunung. Su-hunya pernah berpesan, agar dia mendatangi kampung Liong-gak-chung
untuk membunuh seorang penjahat besar yang bernama Liang Ban Cen.
Didalam waktu yang sangat cepat sekali. Cie Kiat telah melalui sepuluh lie lebih
dan dia melihat memang benar disitu terdapat sebuah lembah, seperti apa yang
dikatakan oleh si pengemis tadi.
Cepat-cepat Cie Kiat menuruni lembah itu.
Kuda putihnya itu. Pek-ma sangat penurut sekali juga sangat gesit luar biasa,
disamping tenaga yang sangat kuat sekali.
Dan disamping itu, disamping melakukan tugasnya untuk membunuh penjahat
besar yang bernama Liang Ban Cen, Cie Kiat juga jadi tertarik untuk menyaksikan
keramaian yang akan berlangsung dikampung tersebut.
Dia ingin melihat perebutan kedudukan menantu bagi Siang Wang-gwee.
Lagi pula, Cie Kiat juga ingin melihat rupa dari Siang Sio-cia, yang dikatakan
oleh si pengemis sangat cantik itu.
Hanya beberapa lie saja, akhinya Cie Kiat sampai juga dikampung Liong-gak-
chung.
Kampung ini ternyata cukup ramai.
Waktu Cie Kiat sedang memasuki kampung ini, tampak disebelah utara pintu
kampung itu, orang sedang sibuk menghiasi sebuah Lui-thay, sebuah panggung untuk
orang Pie-bu.
Cie Kiat menduga bahwa gedung yang ada didekat Lui-thay itu tentunya gedung
Siang Wang-gwee, karena tampaknya sangat ramai sekali.
Cie Kiat menuju kesebuah rumah penginapan yang terdapat tidak jauh dari situ.
Dia menyerahkan Pek-ma, kuda putihnya itu, kepada seorang pelayan rumah
penginapan itu, dan meminta sebuah kamar untuknya.
Tetapi waktu Cie Kiat akan menaiki undakan tangga, pundaknya disenggol oleh
seseorang yang sedang menuruni tangga itu.
Tampaknya orang itu menyenggolkan pundaknya pada pundak Cie Kiat tanpa
sengaja, tetapi Cie Kiat tahu bahwa orang itu sedang mencoba dirinya.
Tenaga sentuhan pundak orang itu sangat kuat sekali, coba kalau memang orang
yang ditubruknya itu orang biasa yang tidak mengerti ilmu silat, tentu akan terpental
terpelanting terguling dari undakan tangga itu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 34

Untung saja yang disentuhnya itu adalah Cie Kiat, yang mempunyai kepandaian
tinggi dan kosen sekali, maka senggolan orang yang mengandung tenaga Lwee-kang
tidak menyebabkan Cie Kiat jadi terbanting.
Hati Cie Kiat jadi mendongkol.
Baru saja orang itu mau cepat-cepat pergi, Cie Kiat telah mengulurkan
tangannya mendorong pundak orang itu.
Dorongan Cie Kiat bukan sembarangan dorongan.
Dorongan tangan Cie Kiat itu mengandung tenaga Lwee-kang yang kuat sekali,
karena anak muda she Lie ini telah mengerahkan tenaga Lwee-kangnya tiga bagian
pada telapak tangannya.
Orang itu terkejut waktu merasakan menyambarnya angin serangan pada
pundaknya, tetapi belum sempat dia mengelakkan, tahu-tahu punggungnya sudah
kena didorong, sehingga tanpa ampun lagi orang itu jadi terjerunuk, dan jatuh
terguling dari undakan anak tangga, terbanting keras dilantai.
Orang-orang yang ada diruangan itu jadi menoleh semuanya, dan mereka datang
mengerumun.
Cie Kiat sendiri telah menghampiri.
Orang yang terbanting keras itu telah merangkak bangun, dan Cie Kiat dapat
melihat bahwa muka orang itu sangat bengis sekali.
Cambang bauknya tampak tambah lebat sekali diwajahnya.
Dengan pancaran mata yang gusar, orang itu mendelik kepada Cie Kiat.
Sambil tertawa Cie Kiat mendekati orang itu.
“Tuan turun dari tangga itu terlalu kesusu, sehingga jatuh....!” kata Cie Kiat
tetap tertawa. “Lain kali makanya berlakulah sedikit hati-hati!”
Dan setelah berkata begitu, Cie Kiat memutar tubuhnya menaiki tangga itu lagi.
Orang itu tidak mengatakan apa-apa, dia hanya mengawasi Cie Kiat dengan
pandangan mata yang bengis sekali, penuh oleh rasa dendam.
Setelah si anak muda she Lie masuk kedalam kamarnya, orang itu cepat-cepat
memutar tubuhnya dan keluar dari rumah penginapan tersebut, dan menghilang
dijalanan.
Cie Kiat merebahkan dirinya dipembaringan.
Dia jadi heran, mengapa orang itu tadi ingin mencoba dirinya dengan
menyentuhkan pundaknya pada pundak Cie Kiat?!
Siapakah orang itu?
Dan, apa lagi maksudnya dia melakukan hal itu?
Kalau dilihat dari wajahnya, orang itu bukan termasuk orang baik-baik.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 35

Juga tentunya orang itu tidak bermaksud baik kepada Cie Kiat pancaran
matanya tidak mengandung maksud baik terhadap pemuda she Lie itu.
Tetapi Cie Kiat tidak mau terlalu memusingkan persoalan orang itu.
Dia memejamkan matanya dan ingin beristirahat sesaat, guna memulihkan
tenaganya, agar malam ini juga dia bisa melakukan tugasnya guna merampas jiwa
dari perjahat besar yang bernama Liang Ban Cen itu.
Tetapi sedang si pemuda she Lie ini beristirahat, dia mendengar diluar suara
ribut-ribut.
Mulanya suara ribut-ribut itu tidak menarik perhatian Cie Kiat tetapi akhirnya
dia jadi tertarik juga, sebab dia mendengar ada yang berteriak. “Mana......?! Mana
pelajar bau itu? Hu, hari ini tanganku memang sudah gatal ingin membunuh orang!!!”
Perlahan-lahan dan tenang Cie Kiat turun dari pembaringan.
Dia menghampiri pintu kamarnya, dibukanya dan dia berjalan keluar dari
kamarnya dengan langkah yang tenang.
Dilihatnya diruangan bawah telah ada beberapa orang yang mempunyai
tampang semuanya sebagai buaya darat. Tamu-tamu dipenginapan tersebut telah
bubar, semuanya bersembunyi didalam kamar masing-masing.
Salah seorang diantara orang-orang itu melihat Cie Kiat.
“Lihat! Orang itu bukan?” teriaknya.
Semua kawan-kawannya yang berjumlah delapan orang menoleh kearah Cie
Kiat.
Anak muda she Lie yang mempunyai mata tajam sekali dapat melihat diantara
orang-orang itu terdapat orang yang tadi menubruknya waktu dia mau menaiki anak
tangga itu.
“Hmm..... rupanya dia datang membawa kawan-kawannya untuk membalas
sakit hatinya!” pikir Cie Kiat.
Sedangkan orang yang tadi telah kena dibikin malu oleh Cie Kiat telah melihat
anak muda she Lie itu, dia berteriak dengan suara yang keras : “Benar! Dialah pelajar
busuk yang telah mencari gara-gara denganku!”
Dengan cepat kesembilan orang itu meluruk kearah Cie Kiat, mereka beramai-
ramai menaiki tangga itu.
Cie Kiat tertawa dingin.
Dia melompat turun dari atas loteng itu dengan tubuh yang ringan sekali, dan
dengan sendirinya dia telah berada diruangan bawah.
Orang-orang itu jadi merandek sejenak, tetapi akhirnya dengan mengeluarkan
teriakan-teriakan yang ribut, kesembilan orang itu berlomba untuk turun kembali.
Cie Kiat berdiri dengan tenang, menantikan kedatangan kesembilan orang itu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 36

“Hmmm, buaya darat ini semuanya harus dihajar!” pikir Cie Kiat. “Aku harus
memberi pelajaran yang lumayan kepada mereka agar lain kali mereka tidak terlalu
mengumbar kejahatan mereka!!”
Sedang si anak muda she Lie ini berpikir begitu, kesembilan orang yang ingin
mengeroyoknya telah sampai didekatnya.
Beramai-ramai mereka menyerang Cie Kiat.
Tetapi Cie Kiat sangat tenang sekali, tubuhnya tahu-tahu berkelebat-kelebat
dengan cepat.
Setiap Cie Kiat menggerakkan tangannya maka terdengar suara menjerit
kesakitan dari salah seorang pengeroyoknya.
Dan dalam waktu yang sangat singkat sekali, sudah tampak Cie Kiat berdiri
dipinggir ruangan itu dengan tenang, sedangkan kesembilan pengeroyoknya telah
menggeletak dalam keadaan terluka.
Mereka menderita bermacam-macam luka yang membikin mereka menjerit-jerit
tak hentinya. Ada yang patah tangannya, ada yang patah kakinya, ada yang tulang
rusuknya rusak terhajar oleh kepalan tangan Cie Kiat.
“Hmmm....... macam kalian ini ingin mengeroyok diriku?” ejek Cie Kiat dengan
suara yang tawar. “Apakah kalian tidak mau cepat menggelinding pergi dari sini?
Apakah perlu kutambah lagi?”
Kesembilan orang itu menatap Cie Kiat, dengan pandangan mata yang beringas.
Rupanya mereka sangat mendendam sekali.
Tetapi mereka tidak berani untuk maju lagi.
Mendengar perkataan Cie Kiat mereka jadi saling berebutan berlari keluar.
Didalam waktu yang sangat singkat, ruangan itu telah sepi kembali.
Tamu-tamu dirumah penginapan itu baru berani keluar, mereka memuji-muji
keliehayan anak muda she Lie itu, yang dalam waktu yang sangat singkat telah dapat
merubuhkan kesembilan buaya darat yang sangat terkenal kejahatannya dikampung
ini.
Cie Kiat tidak mau melayani pujian-pujian dari orang-orang itu, dia telah masuk
kedalam kamarnya lagi.
Untuk menantikan sang malam, maka Cie Kiat tidur beberapa jam, agar
semangatnya nanti terkumpul penuh, guna menghadapi Liang Ban Cen, penjahat
besar yang harus dibunuhnya menurut perintah Su-hunya......!



IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 37

MALAM ITU dikampung Liong-gak-chung sangat sunyi sekali, karena semua


orang lebih banyak telah bersembunyi didalam selimut yang tebal dan tertidur
nyenyak didalam kamar masing-masing.
Tetapi diantara kesunyian malam itu, tampak sesosok bayangan putih yang
berkelebat-kelebat digenting rumah penduduk dengan gerakan yang gesit sekali.
Dia menuju kearah selatan kampung itu.
Waktu sampai dimuka sebuah gedung yang besar, bayangan itu berhenti sesaat,
dia memandang sekitar tempat itu.
Awan yang menutupi rembulan bergeser, sehingga cahaya rembulan yang terang
itu menerangi wajah sosok bayangan putih tersebut.
Ternyata orang itu adalah Lie Cie Kiat, pemuda pelajar yang berpakaian serba
putih.
Tadi sore dia telah menyelidiki letak rumah gedung dari Liang Ban Cen, dan dia
telah mengetahui letak dari gedung itu.
Keadaan gedung Liang Ban Cen sangat sunyi sekali, juga tidak ada seorang
manusia disekitar tempat itu.
Tetapi sebagai seorang yang menerjunkan dirinya didalam kalangan Kang-ouw,
mau tak mau Cie Kiat harus berlaku selalu waspada.
Setelah mengawasi sekitar tempat itu dan memperoleh kenyataan bahwa tidak
ada manusia disekitarnya, Cie Kiat mengenjotkan tubuhnya keatas dinding.
Dari dinding itulah dia memasuki gedung yang sangat besar dan mewah itu.
Didalam gedung tersebut juga sangat sepi sekali.
Dia menuju kearah sebuah kamar yang masih ada penerangannya.
Cie Kiat menggunakan lidahnya untuk memecahkan kertas jendela.
Dia mengintip kedalam kamar melalui lobang yang dibuatnya itu.
Tampak didalam kamar tersebut dua orang bertubuh tinggi besar dan bermuka
menyeramkan sekali.
Begitu melihat kedua orang itu, Cie Kiat jadi tertawa dingin didalam hatinya.
Ternyata kedua orang itu adalah dua orang pengeroyoknya dirumah penginapan
pada siang tadi.
Malah yang seorang, yang mempunyai muka menyeramkan sekali, yang
cambang bauknya lebat, adalah orang yang telah menubruknya di anak tangga rumah
penginapannya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 38

Cie Kiat mengambil sebutir batu, dilemparkan batu itu, sehingga menimbulkan
suara yang nyaring.
Kedua orang itu, yang tampaknya sedang melakukan tugas menjaga keamanan
gedung itu, mendengar suara timpukan batu yang dilemparkan Cie Kiat.
Cepat-cepat kedua orang itu menyembat senjata mereka dan keluar dari dalam
kamar.
Mata mereka mencilak memain mengawasi taman itu, yang tidak tampak
seorang manusiapun, karena Cie Kiat telah bersembunyi dibelakang sebuah gunung-
gunungan.
Kedua orang itu penasaran sekali, mereka mencari-cari terus.
“Lo-kiu...... barangkali terlalu was-was, sebetulnya suara itu mungkin dari
kucing yang melompat melalui dinding.” kata salah seorang diantara kedua orang itu.
Kawannya yang dipanggil Lo-kiu, yang berberewok lebat itu menggelengkan
kepalanya.
“Kita tidak boleh berlaku ceroboh, Lo-ma!” katanya. “Tadi jelas-jelas kita
mendengar suara timpukan batu, pasti ada orang yang ingin memancing kita! Kita
harus waspada!”
Sedang dia berkata begitu, tahu-tahu telah berkelebat dihadapan mereka sesosok
bayangan putih, yang tahu-tahu telah berdiri menjeglek didepan kedua orang ini.
Lo-ma dan Lo-kiu kaget sekali, mereka mengawasi untuk melihat rupa orang.
Begitu melihat wajah orang yang berdiri dihadapan mereka, yang tidak lain dari
Cie Kiat, keduanya jadi mengeluarkan jeritan tertahan.
Mereka kaget tidak kepalang.
Karena mereka telah merasakan keliehayan Cie Kiat.
Seperti telah berjanji, keduanya tahu-tahu memutar tubuh mereka untuk
melarikan diri, sedang mulut mereka hampir terpentang untuk berteriak meminta
pertolongan kepada kawan-kawan mereka.
Tetapi Cie Kiat dapat bergerak cepat.
Belum lagi kedua orang itu sempat melarikan diri dan berteriak, dia telah
mengulurkan kedua tangannya, dan tubuh kedua orang itu jadi terjungkel rubuh,
karena mereka telah tertotok.
Cie Kiat mencengkeram baju Lo-kiu.
“Dimana kamar Liang Ban Cen?” bentaknya dengan suara yang bengis.
Lo-kiu dan Lo-ma jadi ketakutan sekali, mereka jadi tergugu.
“Sekali saja kau berteriak, akan habislah riwayat kalian!” ancam Cie Kiat.
“Cepat katakan dimana kamar Liang Ban Cen!”
“Siauw-jin.... Siauw-jin tidak tahu!” kata Lo-kiu dengan ketakutan.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 39

Lo-kiu juga membahasakan dirinya dengan sebutan Siauw-jin, suatu kata-kata


yang terlalu merendah, yang berarti si budak.
Cie Kiat tertawa dingin.
“Apakah kalian mau kusiksa dulu baru mau membuka mulut?” bentak Cie Kiat
dengan suara yang bengis.
Lo-kiu dan Lo-ma jadi ketakutan.
“Aku bicara! Aku mau bicara!” kata Lo-ma dengan ketakutan, karena dia
memang telah merasakan kehebatan tangan si pelajar she Lie ini.
“Cepat sebutkan!” bentak Cie Kiat dengan suara yang bengis.
“Dibelakang geduag ini terdapat sebuah ranggon, dan disebelah kanannya itu
terdapat sebuah kamar itulah kamar dari Liang Toa-ya!!” kata Lo-ma dengan cepat.
“Hmmm...... kalian jangan coba-coba main-main dengan diriku, kalau memang
kau berdusta, hmmm, aku akan balik lagi untuk mencabut jiwa kalian!” dan setelah
berkata begitu Cie Kiat menotok jalan darah kedua orang ini, sehingga mereka tidak
bisa bergerak dan berteriak.
Lo-ma dan Lo-kiu ditinggal oleh Cie Kiat mengeletak ditanah.
Cie Kiat sendiri telah menuju kebelakang gedung itu.
Benar saja, waktu dia sampai dibelakang itu dilihatnya ada sebuah ranggon yang
indah.
Cie Kiat mencari-cari yang disebutkan Lo-ma.
Dilihatnya kamar itu sangat gelap sekali.
Cie Kiat tertawa dingin, dia menggenjotkan kakinya, tubuhnya mencelat dengan
cepat lompat keatas genting.
Tetapi baru saja Cie Kiat sampai diatas genting itu, terdengar suara yang
menyeramkan dari dalam kamar itu : “Mengapa datang seperti seorang Siauw-cut!
Kalau memang seorang lelaki seorang Ho-han, masuklah!”
Cie Kiat tertawa dingin.
“Jangan bicara tekebur orang she Liang hari ini adalah hari kematianmu!” kata
Cie Kiat. “Keluarlah untuk menerima kematianmu!!”
Cie Kiat berkata begitu, karena dia menduga bahwa yang berkata itu tentu Liang
Ban Cen.
Dulu gurunya memang pernah mengatakan, bahwa Liang Ban Cen mempunyai
kepandaian yang tinggi sekali, sukar diukur, dan Su-hunya berpesan bahwa Cie Kiat
harus berlaku hati-hati.
“Hmmm...... rupanya kau memang mencari mampus berani memasuki sarang
macan!” terdengar suara yang menyeramkan itu, disusul kemudian dengan suara
‘braakkk!’ suara terbukanya daun jendela.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 40

Tampak sesosok tubuh keluar dari dalam kamar itu dengan gerakan yang gesit
sekali.
Cie Kiat juga melompat turun dari atas genting itu.
Mereka jadi berdiri saling berhadapan.
Cie Kiat melihat bahwa orang yang bernama Liang Ban Cen itu mempunyai
potongan muka segi empat, bengis sekali, dan bertubuh agak pendek.
Waktu melihat Cie Kiat, orang she Liang itu tertawa menyeramkan.
“Oh rupanya kau pelajar bau yang telah menghajar anak buahku?” bentaknya.
Cie Kiat tertawa tawar.
“Ya...... Hak-seng yang telah menghajar orang-orangmu!” katanya dengan suara
yang dingin. Sengaja dia membahasakan dirinya dengan sebutan Hak-seng, aku si
murid.
Mata Ban Cen mencilak bengis.
“Bagus! Bagus! Rupanya kau mengantarkan jiwa dengan cuma-cuma dan
sengaja mencari mampus!” kata Ban Cen dengan suara yang menyeramkan.
“Tinggalkan namamu, agar nanti kau tidak binasa secara penasaran!”
Cie Kiat mendongkol melihat sikap orang yang tekebur begitu. Dia tidak senang
melihat kecongkakan orang.
“Namaku tidak berharga untuk kau dengar!” katanya dengan tawar. “Tetapi
karena kau telah menanyakan dan kalau memang kau binasa tanpa mengetahui
namaku, tentu kau akan penasaran sekali, baiklah, aku akan memberitahukannya!
Dengarlah baik-baik, nama tuan besarmu ini Cie Kiat dan she Lie!!”
Betapa gusarnya Ban Cen, tubuhnya sampai menggigil.
“Pelajar setan!” bentaknya dengan bengis, dan tangan kanannya yang mencekal
sebatang ruyung telah bergerak dengan kecepatan yang luar biasa akan mengemplang
kepala Cie Kiat.
Tetapi mata Cie Kiat sangat jeli, dia dapat melihat gerakan lawannya itu.
Dengan cepat Cie Kiat menggeser kaki kirinya kesamping dan kemudian
mengibaskan lengan jubahnya.
Dengan begitu, ruyung Ban Cen jadi jatuh pada tempat kosong, dan tahu-tahu
ruyungnya itu akan dilibat oleh lengan jubah si pelajar she Lie ini.
Ban Cen jadi tersikap hatinya, dia cepat-cepat menarik pulang ruyungnya.
Mereka jadi berdiri saling berhadapan lagi.
“Hari ini adalah saat kematianmu!” kata Cie Kiat dengan suara dingin.
“Bukankah kau akan menerima kematianmu dengan puas? Aku sengaja mau
membunuhmu karena kejahatan yang kau lakukan telah luber melewati takerannya!
Hmmm..... dosa-dosamu sudah tidak terampunkan lagi!”

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 41

Mendengar perkataan Cie Kiat muka Ban Cen jadi berubah merah padam.
Dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras. Ban Cen kembali menyerang
dengan ruyungnya.
Kali ini Ban Cen menyerang dengan jurus yang berangkai, dari dua jurusan.
Dia mengincer dada dan perut Cie Kiat.
Cie Kiat mendengus mengeluarkan suara tertawa dingin.
“Hmmm....... ternyata kepandaianmu tidak seberapa!” kata Cie Kiat mengejek
untuk membangkitkan kegusaran orang she Liang itu.
Dan sambil berkata begitu, Cie Kiat juga bergerak dengan cepat.
Kedua tangannya itu menyentil kedua jurusan dan terdengar suara ‘tring-tring’
dua kali, ruyung Ban Cen terpental, dan orang she Liang itu merasakan telapak
tangannya pedih sekali.
Setelah itu Cie Kiat tidak tinggal diam, dengan terdengarnya suara ‘sreeetttt!’
ditangan Cie Kat telah tergenggam pedangnya!
Biasanya Cie Kiat paling jarang sekali menggunakan pedangnya yang tersimpan
rapih dibalik jubah pelajarnya itu, dia tidak akan menggunakan pedangnya kalau
memang dia tidak bermaksud untuk mengambil jiwa lawannya!
Dan sekarang, karena dia memang ingin merampas jiwa Ban Cen, dia jadi
menggunakan pedangnya itu!
Melihat Cie Kiat telah mencabut pedangnya, wajah Ban Cen jadi berubah.
Dia tadi telah melihat betapa gesit dan liehaynya anak muda she Lie ini.
Dari beberapa gebrakan itu saja Ban Cen telah mengetahui bahwa
kepandaiannya masih berada disebelah bawah anak muda she Lie tersebut.
Dengan sendirinya hati orang she Liang itu jadi agak tergoncang.
Tetapi Ban Cen adalah seorang Ok-pak yang jahat dan kejam terhadap orang-
orang lemah, maka dia sudah biasa menghadapi segala persoalan dengan keinginan
menang diatas angin.
Maka menghadapi Cie Kiat kali inipun dia tidak mau memperlihatkan rasa
jerinya itu.
Dengan mengeluarkan suara bentakan yang luar biasa kerasnya, Ban Cen telah
melompat tinggi sekali, dan ruyungnya bergerak ketika jurusan mengincer pundak,
kepala dan dada si pemuda she Lie ini.
Cie Kiat tidak bergerak dari tempatnya dia menantikan sampai serangan orang
hampir tiba.
Dan dengan suara kecepatan yang luar biasa sekali, disaat serangan Ban Cen
hampir mengenai dirinya, Cie Kiat bergerak melesat kekamar, pedang melintang
dengan kecepatan tidak terduga, tahu-tahu Ban Cen ambruk ditanah dengan perut
yang pecah dan isi perut yang berhamburan ditanah!!
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 42

Ternyata tadi waktu tubuh Ban Cen sedang meluncur turun, Cie Kiat telah
mencuatkan mata pedangnya, pada perut Ban Cen, yang menyebabkan orang she
Liang itu terbeset perutnya oleh ujung pedang Cie Kiat.
Tampak Cie Kiat sedang menyeka pedangnya, dan memasukan kedalam
sarungnya pula.
Dengan begitu berakhirlah riwayat seorang Ok-pak. Dan untuk seterusnya
kampung Liong-gak-chung akan aman.
Dengan mengeluarkan suara siulan yang panjang, tubuh Cie Kiat melesat keatas
genting, dan melalui genting-genting penduduk, Cie Kiat kembali kerumah
penginapannya.
Dan, malam itu Cie Kiat tertidur nyenyak.

*
* *

KEESOKAN HARINYA kampung Liong-gak-chung digemparkan dengan


berita terbinasanya Liang Ban Cen.
Berita itu disambut dengan gembira oleh penduduk kampung Liong-gak-chung,
karena Liang Ban Cen terkenal seorang Ok-pak yang paling jahat.
Dengan terbunuhnya Ok-pak she Liang itu, maka penduduk kampung Liong-
gak-chung dapat hidup lebih tenang.
Sedangkan Cie Kiat tidur sampai menjelang tengah hari baru terbangun!
Dia cepat-cepat mencuci muka dan menyalin pakaiannya. Kemudian Cie Kiat
mencari sebuah rumah makan, dia sarapan, dan setelah mengisi penuh perutnya, Cie
Kiat berjalan-jalan mengelilingi kampung yang besar tersebut.
Dia juga menuju kepintu utara dari kampung itu.
Didepan gedung Siang Wang-gwee yang tampaknya sangat ramai itu, karena
para tamu telah berdatangan dan menginap ditempat yang sengaja disediakan oleh
Siang Wang-gwee, Cie Kiat berhenti sesaat, dan mengawasi orang-orang yang
sedang merapihkan panggung Lui-thay yang akan digunakan malam ini.
Sedang Cie Kiat berdiri disitu mengawasi kemewahan gedung Siang Wang-
gwee, tampak sebuah kereta berhenti dimuka gedung tersebut.
Si anak muda she Lie jadi tertarik, dia mengawasi kereta itu.
Tampak dari dalam kereta keluar seorang gadis yang memakai gaun merah dan
wajahnya sangat cantik sekali.
Melihat kecantikan gadis itu, Cie Kiat sampai berdiri terpaku, mengagumi
kecantikan gadis tersebut.
Alis gadis itu yang menyerupai bulan sabit, dan matanya yang gemerlapan
seperti bintang bertaburan, bibirnya yang merekah dan potongan tubuhnya yang
gemulai indah itu, menyebabkan semangat Cie Kiat seperti terbetot.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 43

Apa lagi entah disengaja atau tidak gadis itu menoleh kepada Cie Kiat dan
tersenyum sejenak.
Semangat Cie Kiat seperti terbang.
Waktu gadis itu masuk kedalam gedung Siang Wang-gwee, Cie Kiat masih
berdiri terpaku ditempatnya, dia masih mengawasi kearah pintu gedung dimana tadi
si gadis menghilang.
Lama Cie Kiat berdiri disitu, menantikan kalau-kalau gadis bergaun merah itu
keluar kembali.
Tetapi sampai mendekati senja, gadis itu masih belum juga keluar.
Kereta yang ditumpangi gadis itu sejak tadi telah meninggalkan gedung Siang
Wang-gwee.
Akhirnya dengan lesu Cie Kiat kembali ke rumah penginapannya.
Sejak kembali dari depan gedung Siang Wang-gwee itu, bayang-bayang gadis
bergaun merah yang memasuki gedung Siang Wang-gwee selalu saja terbayang
didepan mata Cie Kiat, sangat mengganggu hati anak muda she Lie tersebut.
Akhirnya, Cie Kiat mengambil keputusan, malam ini dia akan mengunjungi
gedung Siang Wang-gwee, agar dapat melihat dan menikmati kecantikan gadis
bergaun merah yang telah dapat membetot semangatnya........!

*
* *

MENJELANG MALAM gedung Siang Wang-gwee sangat terang menderang.


Juga tamu-tamu yang berdatangan tak hentinya, sehingga ruangan tengah taman
gedung Siang Wang-gwee yang memang sengaja disediakan untuk menampung
tamu-tamu itu hampir tak cukup.
Lui-thay yang didirikan disamping gedung juga dihiasi oleh kain-kain merah
kecil dan api penerangan yang terang menderang.
Siang Wang-gwee sendiri yang menerima dan menyambut setiap tamu-tamunya.
Diantara tamu-tamu yang berdatangan itu, tampak seorang pelajar yang
berpakaian serba putih dan bermuka tampan.
Siang Wang-gwee menyambut kedatangan pelajar berbaju putih itu dengan
ramah.
Tetapi setelah mengeluarkan beberapa patah perkataan, Siang Wang-gwee
meminta maaf kepada pelajar itu untuk menyambut tamu yang lainnya.
Didalam pandangan mata Siang Wang-gwee bahwa pemuda pelajar berbaju
putih itu tentunya murid dari seorang guru silat dan datang kegedungnya ini juga
untuk ikut mengadu nasib. Maka dari itu tidak begitu diperhatikan oleh Siang Wang-
gwee.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 44

Dan orang-orang Siang Wang-gwee juga memberikan tempat untuk Siu-chay itu
pada deretan anak-anak muda yang akan ikut memperebutkan kedudukan untuk
menjadi menantu Siang Wang-gwee.
Sebetulnya, kalau memang Siang Wang-gwee mengetahui siapa sebenarnya
pelajar itu, tentu dia akan memperlakukannya lebih hormat lagi.
Dialah Lie Cie Kiat.
Tetapi Cie Kiat sangat tenang dan ramah sekali, dia tidak berkecil hati Siang
Wang-gwee menyambut dirinya hanya dalam waktu yang begitu pendek.
Dia memaklumi bahwa Siang Wang-gwee tentu sedang repot menyambut tamu-
tamu lainnya.
Dia duduk dikursi yang diperuntukkan bagi dirinya.
Anak-anak muda lainnya yang sudah datang terlebih dahulu, semuanya
memandang ke arah Cie Kiat dengan pandangan mata mengiri, sebab mereka melihat
wajah Cie Kiat sangat tampan sekali, sehingga mereka merasa kecil diri.
Cie Kiat tidak melayani tatapan mata dari anak-anak muda itu, dia hanya
mengawasi tenang kearah Lui-thay.
Para tamu yang berdatangan masih terus juga mengalir tak hentinya.
Semakin lama ruangan yang disediakan oleh Siang Wang-gwee semakin penuh
sesak.
Semua yang menjadi tamu dari Siang Wang-gwee terdiri dari jago-jago silat
berbagai golongan.
Mereka juga mempunyai muka yang berbeda-beda, ada yang bermuka simpatik,
ada yang bermuka bengis dan bermacam-macam lagi.
Sejak memasuki ruangan itu, Cie Kiat sudah menyapu dengan menggunakan
matanya seluruh ruangan itu, mencari-cari gadis bergaun merah.
Bagi para pendekar wanita yang ingin menyaksikan keramaian, disediakan
tempat khusus untuk wanita, disebelah timur ruangan itu.
Tetapi dikelompok wanita itu, Cie Kiat juga tidak melihat gadis bergaun merah
itu lagi.
Cie Kiat jadi tidak tenang, dia bergelisah sekali, ingin cepat-cepat dapat melihat
dan menikmati wajah cantik yang dimiliki oleh gadis bergaun merah itu.
Tak lama kemudian, setelah sebagian besar para tamu telah berdatangan, maka
tampak Siang Wang-gwee naik keatas Lui-thay dia menjura keseluruh penjuru.
“Hari ini adalah hari untuk mencari menantu dari aku si tua Siang Pay Kie,
maka dengan rendah hati aku mempersilahkan anak-anak muda yang belum menikah
untuk main-main puteriku didalam segi ilmu silat, kalau memang puteriku itu, Siang
Kie Lan dapat dirubuhkan, maka orang itu akan menjadi menantuku! Tetapi ingat,
sayembara memilih menantu ini hanya diperbolehkan bagi anak muda yang berusia

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 45

paling tinggi dua puluh delapan tahun atau setinggi-tingginya tiga puluh tahun,
sedangkan para golongan tua, hanya dapat menyaksikan keramaian saja......!”
Kata-kata Siang Wang-gwee itu disambut dengan suara tertawa dan sorak sorai
yang ramai dari orang-orang yang memenuhi ruangan itu.
Siang Wang-gwee menoleh kesamping, dia mengapei tangannya.
Tampak sesosok bayangan melompat keatas panggung.
Orang yang baru naik keatas panggung itu adalah seorang gadis yang memakai
baju serba hijau, dia menghadap kedalam panggung, sehingga dia berdiri
membelakangi orang-orang dibawah panggung.
“Nah kawan-kawan.... semuanya bisa menjadi saksi dari hari pemilihan
menantuku ini!” kata Siang Wang-gwee lagi. “Dan kepada pemuda yang beruntung
dapat mengalahkan ilmu silat puteriku ini, akan kuhadiahkan selembar peta harta
yang tidak ternilai harganya!!”
Kata-kata Siang Wang-gwee ini kembali disambut meriah oleh orang-orang
yang ada dibelakang panggung.
Lie Cie Kiat mengerutkan alisnya, dia serasa kenal dan pernah melihat puterinya
Siang Wang-gwee ini, tetapi dia lupa, entah dimana, karena si gadis, Siang Kie Lan,
berdiri agak miring kearah timur, sehingga tidak bisa melihat muka gadis itu.
Kalau dilihat dari potongan tubuhnya yang indah gemulai itu, tentu puteri Siang
Wang-gwee ini mempunyai wajah yang cantik sekali.
Pada saat itu Siang Wang-gwee telah berkata lagi : “Sebetulnya aku malu untuk
mengadakan sayembara pemilihan menantu ini, tetapi karena tabiat puteriku sangat
buruk dan berhati sangat keras, terpaksa aku mengadakannya juga. Dia telah
mengatakan kepadaku bahwa puteriku ini tidak akan mau tunduk kepada suami yang
lebih rendah kepandaiannya! Maka dari itu, dengan jalan begini, Loo-hu, aku si tua,
bisa memperoleh menantu yang berkepandaian lebih dari Lan-jie!!”
Dan setelah berkata begitu. Siang Wang-gwee menoleh kepada puterinya.
“Lan-jie, cepat kau memberi hormat kepada para Cian-pwee dan kawan-
kawan!!” kata Siang Wang-gwee.
Siang Kie Lan, puteri Siang Wang-gwee memutar tubuhnya, dia memberi
hormat dengan membungkukkan tubuhnya dalam-dalam, tampak sikapnya agak
malu-malu.
Cie Kiat hampir mengeluarkan seruan tertahan waktu dapat melihat muka Kie
Lan dengan tegas.
Ternyata puteri Siang Wang-gwee itu adalah gadis bergaun merah yang dicari-
carinya sejak tadi. Hanya bedanya sekarang puteri Siang Wang-gwee memakai baju
yang serba hijau, sehingga Cie Kiat tidak lantas dapat mengenalinya........!



IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 46

TAMPAK SIANG KIE LAN tersenyum manis sekali, dia membungkukkan


tubuhnya memberi hormat kepada orang banyak, yang disambut dengan riuh sekali
oleh suara pujian-pujian akan kecantikan yang dimiliki oleh gadis ini.
Tampaknya gadis tersebut bangga sekali, sedangkan Cie Kiat sendiri jadi seperti
kesima menikmati kecantikan wajah Kie Lan.
Dia tidak menduga sebelumnya bahwa puteri Siang Wang-gwee adalah gadis
yang bergaun merah, yang telah dapat membetot semangatnya, dan perkataan si
pengemis yang dijumpainya ditengah jalan memang benar, jangankan anak-anak
muda yang berlomba-lomba untuk memperoleh gadis ini, sedangkan kakek-kakek
akan berlomba untuk memiliki gadis tersebut.
Matanya yang lentik dan indah itu, memancar bening, kedua alisnya yang
melengkung seperti bulan sabit, hidungnya yang bangir seperti juga buah Tho, dan
bibirnya yang merekah, rambutnya yang panjang tergelung hitam legam itu,
menambah kecantikan yang dimiliki oleh gadis tersebut.
Setelah sorak sorai agak rendah, tampak Siang Wang-gwee maju kedepan,
tampaknya dia bangga sekali semua orang mengagumi kecantikan puterinya itu.
“Nah kawan dan saudara-saudara sekalian kata Siang Wang-gwee dengan suara
yang nyaring. “Loo-hu kira lebih baik Pie-bu ini kita mulai saja, dan akan dimulai
diurut dari nama yang terdaftar, nanti pemenang tunggalnya baru akan berhadapan
dengan puteriku, kalau memang orang itu berhasil menundukkan puteriku tersebut,
berarti mereka akan terangkap jodoh....... dan akan menjadi menantu keluarga Siang!”
dan setelah berkata begitu Siang Wang-gwee menoleh kepada seorang lelaki yang
berdiri tak jauh dari panggung itu, yang mungkin juga bujang keluarga Siang
tersebut.
“Kiam-jie, coba kau mulai bacakan nama orang yang akan maju Pie-bu untuk
yang pertama!” kata Siang Wang-gwee kepada bujangnya itu, yang dipanggil Kiam-
jie.
Kiam-jie mengangguk, dia maju ketengah panggung kemudian dengan suara
yang lantang, disaat Siang Wang-gwee dan Kie Lan turun dari atas panggung. dia
berkata : “Pie-bu akan segera dimulai dan orang yang memperoleh kehormatan untuk
pembukaan Pie-bu ini adalah Oey Tiong Ho, berasal dari Hu-lam, dan berusia dua
puluh empat tahun, melawan Sin Tiauw Jie, yang berasal dari Kwie-cu, berusia dua
puluh dua tahun!! Silahkan maju!!”
Setelah berkata begitu, Kiam-jie menyingkir kesamping, sedangkan dari bawah
telah melompat dua sosok tubuh keatas panggung.
Orang jadi bersorak ramai.
Kedua orang itu ternyata dua anak muda bertubuh kurus dan berpakaian sebagai
seorang ahli silat.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 47

Wajah pemuda yang disebut Oey Tiong Ho, mempunyai muka yang keren,
sedangkan pemuda yang seorangnya, yang dipanggil Sin Tiauw Jie, mempunyai
muka biasa saja.
Keduanya segera saling memberi hormat setelah mereka berhadapan kemudian
mereka menjura berbareng kearah bawah panggung memberi hormat kepada hadirin.
Kiam-jie telah berteriak lagi : “Pertandingan boleh dimulai, dan syarat yang
harus diingat, pertandingan ini hanyalah untuk menguji kepandaian silat, maka kalau
dapat jangan sampai terjadinya peristiwa berdarah.
Oey Tiong Ho mambawa sikap yang tenang, sedangkan Sin Tiauw Jie tampak
agak gugup.
Tiong Ho mencabut sebatang pedang pendek, sedangkan Sin Tiauw Jie
mencabut sebatang golok.
Mereka masing-masing merangkapkan kedua tangan mereka saling memberi
hormat dengan jurus silat pertama dari pintu perguruan mereka masing-masing,
kemudian tanpa banyak bicara, keduanya saling gebrak.
Pedang dan golok berkelebatan dengan cepat sekali, menyilaukan mata suara
bentrokan senjata tajam itupun terdengar nyaring.
Orang-orang yang menyaksikan jadi memandang penuh perhatian.
Cie Kiat mengawasi sesaat pertandingan itu, tetapi dilihatnya kepandaian kedua
orang yang sedang bertanding itu tidak begitu luar biasa, mungkin kalau dipakai
untuk bertempur didalam kalangan Kang-ouw, anak-anak muda itu dengan cepat
akan dipercundangkan lawannya!”
Apa lagi Tiong Ho tampaknya banyak sekali menjual lagak, setiap gerakan
tubuhnya dibuat-buat, sehingga membikin Cie Kiat jadi mendongkol, mungkin juga
dia ingin memperlihatkan kepada Siang Kie Lan, betapa gagahnya dia!
Suatu kali, dikala Sin Tiauw Jie menyerang dengan goloknya kearah dada Tiong
Ho, maka anak muda she Oey itu telah mengeluarkan suara bentakan : “Lepas.........!”
disusul kemudian dengan suara ‘trang’ yang keras, tampak golok Sin Tiauw Jie
terlepas dari cekalannya, jatuh gedombrangan dilantai Lui-thay itu.
Sin Tiauw Jie tampak berdiri kejang dengan muka yang pucat, rupanya dia kaget
goloknya bisa dibikin terlepas oleh Tiong Ho.
Kiam-jie telah maju ketengah, dan berkata dengan suara yang lantang :
“Pertandingan yang pertama kali ini dimenangi oleh Oey Tiong Ho, berasal dari Hu-
lam dan berusia dua puluh empat tahun!!”
“Dan semua orang bersorak dengan ramainya, sedangkan Tiong Ho telah
membungkukkan tubuhnya memberi hormat dengan sikapnya yang bangga.
Sin Tiauw Jie telah melompat turun dari panggung setelah dia memungut
goloknya kembali. Lesu sekali anak muda she Sin tersebut.
Kiam-jie pada saat itu telah berkata lagi : “Setiap para pemenang harus melawan
seorang lagi, dan kalau memang pertandingan yang nomor dua ini dimenangkan oleh

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 48

Oey Siauw-hiap, maka dia boleh beristirahat, untuk nanti maju lagi dikala
pertempuran penentuan!!”
Dan Kiam-jie menoleh kepada kertas yang ada ditangannya.
“Kali ini yang akan menjadi lawan Oey Tiong Ho Siauw-hiap adalah Bu Tie
dari Kang-say, berusia dua puluh enam tahun! Silahkan maju Bu Siauw-hiap!!”
Belum lagi suara Kiam-jie lenyap, tampak sesosok bayangan telah melompat
keatas panggung dengan gerakan yang gesit sekali.
Ternyata anak muda yang disebut she Bu itu adalah seorang anak muda
bertubuh kate, pendek sekali, sikapnya juga lucu.
“Harap Oey-heng berlaku sedikit murah hati kepada Siauw-tee......!” katanya
dengan merangkapkan kedua tangannya memberi hormat kepada Oey Tiong Ho.
Tiong Ho juga cepat-cepat membalas hormat orang.
Dia mengeluarkan kata-kata merendah juga.
Setelah itu, keduanya mulai bersiap-siap akan bertempur.
Senjata Bu Tie adalah sepasang pedang, dia memutar-mutar kedua pedangnya
sedemikian rupa, sehingga menyerupai kitiran.
Lalu dengan mengeluarkan suara bentakan tampak Bu Tie menyerang dengan
hebat kepada Tiong Ho.
Tiong Ho terkejut melihat cara menyerang orang, tetapi dia tidak takut, karena
memang anak muda she Oey ini sangat berani sekali. Maka dari itu dia juga mulai
mengeluarkan jurus-jurus ilmu silatnya.
Diluar mereka tampaknya saling menghormati, tetapi ternyata mereka sedang
berlomba-lomba dengan sengit ingin merebut kemenangan, karena dengan
memperoleh kemenangan, mereka bisa menjadi menantu Siang Wang-gwee, yang
berarti memperoleh seorang isteri yang cantik sekali seperti Kie Lan.
Cie Kiat memandang kearah jalannya pertempuran, sekali pandang saja Cie Kiat
telah mengetahui bahwa Tiong Ho akan kalah ditangan Bu Tie, karena kepandaian
Bu Tie satu tingkat lebih tinggi dari Tiong Ho.
Dan memang sebenarnya, tak lama kemudian, dengan mengeluarkan bentakan
yang mengguntur, Bu Tie melancarkan serangan yang berangkai kearah lawannya,
sehingga Tiong Ho jadi gelagapan dan gugup sekali.
Tetapi itu tidak lama, karena sesaat kemudian terdengar suara jeritan ‘Aduh!!’
dari Tiong Ho, tampak tubuhnya terhuyung-huyung dan wajahnya sangat pucat
sekali. Rupanya pundaknya telah kena dilukai oleh Bu Tie.
Tiong Ho jadi gusar, dia memandang Bu Tie dengan pancaran mata
mengandung hawa pembunuhan.
Baru saja dia mau menyerang dengan kalap kepada Bu Tie. Kiam-jie telah maju
berteriak dengan suaranya yang lantang :

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 49

“Pertandingan yang kedua ini dimenangkan oleh Bu Tie, berasal dari Kang-say,
berusia dua puluh enam tahun...... pemenang pertama Oey Tiong Ho Siauw-hiap kena
disingkirkannya.........!” teriak Kiam-jie dengan lantang.
Wajah Tiong Ho jadi pucat dan tubuhnya gemetar lesu.
Dengan wajah yang masih pucat Tiong Ho melompat turun panggung.
Sebelum pergi, dia menoleh kepada Bu Tie dengan tatapan mata mengandung
permusuhan, rupanya dia kecewa kena dirubuhkan orang sehingga kesempatan untuk
menjadi menantu Siang Wang-gwee terlepas lagi dari tangannya.
Kiam-jie telah berteriak lagi :
“Jago nomor empat yang akan turun bertempur adalah..... ” dan seterusnya
Kiam-jie menyebutkan nama-nama dari jago-jago muda yang akan turut Pie-bu.
Pertandingan demi pertandingan dilalui.
Dan biasanya selalu saja pertandingan itu dimenangkan sekali orang seseorang,
kemudian pemenang itu akan dirubuhkan kembali oleh orang selanjutnya.
Begitulah seterusnya, dan orang-orang menyaksikan keramaian tersebut dengan
tertarik.
Tetapi bagi Cie Kiat pertandingan itu tidak ada artinya dan tidak menarik
hatinya, sebab jago-jago yang turut Pie-bu rata-rata mempunyai kepandaian biasa
saja.
Lie Cie Kiat lebih banyak memandang kearah ujung sebelah Timur, dimana
tampak Siang Kie Lan sedang duduk disitu dengan tenang dan memandangi jalannya
pertempuran dengan penuh perhatian.
Sikap si gadis agung sekali, dia duduk bagaikan seorang dewi, cantik sekali,
wajahnya pun berseri-seri.
Hati Cie Kiat jadi berdebar keras, dia merasakan hatinya itu tergoncang
memandangi kecantikan gadis she Siang yang menjadi puterinya Siang Wang-gwee
itu.
Pertandingan masih berjalan terus, dan jalannya pertempuran yang silih berganti
jagonya itu, benar-benar tidak menarik perhatian Cie Kiat sedikitpun.
Selama berlangsungnya pertempuran itu, semangat Cie Kiat jadi seperti
melayang-layang tak keruan, dan dia seperti juga berada dilambungi oleh alunan
irama asmara, dimana dia dibenamkan kedalam khayalan yang indah-indah......
membayangkan kecantikan gadis she Siang itu.....!

*
* *

SUATU KALI perhatian Cie Kiat jadi tertarik kepanggung juga, sebab semakin
lama jago-jago yang turun bertempur diatas panggung itu semakin liehay, kepandaian
mereka mulai luar biasa.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 50

Apalagi waktu pertempuran yang terakhir itu dimenangkan oleh Ma Cin tampak
sesosok bayangan tinggi besar melompat keatas panggung.
“Aku juga jadi gatal telapak tanganku, aku ikut untuk main-main sebentar
denganmu, orang she Ma!” terdengar orang tinggi besar itu berkata dengan suara
yang nyaring.
Kiam-jie terkejut, karena Pie-bu ini telah disusun menurut nama yang telah
tercantum.
Dia menghampiri orang yang mempunyai tubuh tinggi besar dan mempunyai
wajah agak menyeramkan.
Ma Cin sendiri waktu melihat orang itu, dia jadi tergoncang hatinya.
Karena ketika itu juga dia mengenali bahwa orang tersebut adalah Song Kie Pa,
musuhnya beberapa tahun yang lalu, dan pertikaian diantara mereka disebabkan oleh
karena memperebutkan wanita, yang akhirnya diakhiri dengan kematian wanita yang
direbuti oleh mereka, karena gadis itu saking ketakutan telah membunuh diri.
Dan dulu, Ma Cin telah berhasil mengalahkan Kie Pa, itu terjadi beberapa tahun
yang lalu.
Sekarang Kie Pa telah menemuinya disini, tentu orang she Song tersebut tidak
mengandung maksud baik. Lagi pula, tentunya Kie Pa juga telah mempunyai
kepandaian yang tinggi.
“Siauw-hiap..... ini... ini....” Kiam-jie gugup sekali.
Kie Pa menoleh kepadanya, dia tersenyum dengan tawar.
“Aku hanya ingin main-main sebentar dengan Ma Tay-hiap ini!” katanya
dengan suara mengejek. “Hmmm.... jadi gatal telapak tanganku ini dan ingin
bermain-main sebentar diatas panggung ini! Aku tidak bermaksud untuk
memperebutkan Siang Sio-cia, jadi tegasnya aku hanya ingin main-main dengan Ma
Tay-hiap diluar garis dari semestinya.”
Kiam-jie jadi gugup.
“Tetapi.... ini.... nanti bagaimana....” dan dia benar-benar gugup sekali.
Kie Pa tertawa.
“Aku hanya mengganggu sebentar saja dan lagi pula kalian akan menyaksikan
suatu keramaian toh?” tanya Kie Pa dengan cepat.
Kiam-jie tidak bisa mengambil keputusan.
Dia cepat-cepat turun dari panggung menghampiri Siang Wang-gwee.
Dia memberitahukan kepada hartawan she Siang itu.
Dan, Siang Wang-gwee ternyata senang menyaksikan keramaian, dia
mengijinkan.
Maka dari itu, Kiam-jie kembali keatas panggung dan meneriaki dengan suara
yang lantang :
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 51

“Karena sesuatu hal, maka Pie-bu yang berlangsung akan diseling dulu oleh
pertandingan antara Ma Siauw-hiap dengan tuan ini!! Dan, kita akan menyaksikan
suatu keramaian!!”
Mendengar itu Ma Cin mendongkol sekali, dia tidak bisa mengatakan tidak mau,
sebab kalau terjadi hal itu, mukanya mau ditaruh dimana?
Maka dari itu terpaksa dia menghadapi Song Kie Pa juga.
Pada saat itu Kie Pa telah tertawa dingin, menyeramkan sekali wajahnya.
“Orang she Ma.... hayo kita mulai!” tantangnya.
Ma Cin terpaksa bersiap-siap.
Cie Kiat yang menyaksikan gerakan dan gerak-gerik dari Kie Pa, dia bisa
memperoleh kesan bahwa orang she Song ini tidak bermaksud baik.
Dia mengawasi terus, dengan penuh perhatian.
Dilihatnya Song Kie Pa tanpa sungkan-sungkan lagi, dengan mengeluarkan
bentakan yang keras, dia telah merangsek menyerang menggunakan Poan-koan-
pitnya.
Ma Cin cepat-cepat mengelakkan, kena ujung Poan-koan-pit dari Song Kie Pa
mengincer dada dan pundaknya.
Pedangnya juga diputar untuk melindungi dirinya, sedangkan kakinya digeser
kesamping menjauhi Kie Pa.
Didalam waktu yang sangat singkat sekali, mereka telah bertempur dengan seru.
Tetapi biar bagaimana orang telah melihat dengan jelas bahwa Ma Cin berada
dibawah angin.
Lagi pula, Ma Cin tampaknya sangat terdesak sekali oleh setiap serangan Kie
Pa.
Malah, waktu Kie Pa melancarkan serangan berangkai, butir-butir keringat
dingin membanjiri muka Ma Cin.
Dia agak gugup, menangkis serangan setiap orang she Song itu.
Gerakannya juga sering gugup, yang menyebabkan suatu keuntungan yang tidak
kecil bagi Kie Pa.
Ternyata, setelah terjadinya pertempuran yang dulu, antara Ma Cin dan Kie Pa,
orang she Song itu telah mencari seorang guru dan belajar kembali dengan tekun,
sehingga sekarang dia muncul dengan kepandaiannya yang khusus, yaitu Poan-koan-
pit yang liehay dan berbahaya.
Ma Cin juga merasakan bahwa dia semakin lama semakin terdesak dibawah
angin.
Biar bagaimana dia mau mempertahankan diri jangan sampai rubuh ditangan
Kie Pa.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 52

Tetapi setiap serangan Kie Pa selalu mematikan, dan juga sangat berbahaya.
Hal itu membikin Ma Cin jadi terdesak hebat.
Malah pedang Ma Cin jadi sering menyerang tempat kosong, dia kalah gesit
kalau dibandingkan dengan diri Song Kie Pa.
Suatu kali, dengan mengeluarkan seruan panjang, Kie Pa melompat tinggi.
Poan-koan-pitnya menotok kearah batok kepala Ma Cin.
Ma Cin melihat ancaman bahaya itu, kalau memang dia kena diserang, niscaya
jiwanya bisa melayang ditangan orang she Song ini.
Maka dari itu, cepat-cepat dia menggeser kakinya, dengan cepat dia melompat
kesamping untuk menghindarkan diri dari serangan Song Kie Pa.
Namun, tangan Kie Pa ternyata liehay sekali, dia mementangkan tangannya
lebar-lebar sehingga waktu Ma Cin melompat kesamping, tetap saja Poan-koan-pit
Kie Pa mengikuti sasarannya itu terus.
Ma Cin kaget sekali, hatinya mencelos, dia sampai mengeluarkan seruan
tertahan, rupanya dia kaget sekali.
Kalau memang kepalanya itu berhasil ditotok oleh ujung Poan-koan-pit Kie Pa,
maka jiwanya akan melayang dengan penasaran.
Dan didalam keadaan terdesak begitu Ma Cin cepat-cepat melemparkan dirinya
bergulingan dilantai Lui-thay, dia sudah tidak memperdulikan rasa malu lagi dan
harga diri, yang penting dia mau menyelamatkan dirinya.
Kie Pa telah meluncur turun, dan belum sampai Ma Cin berdiri tetap, Kie Pa
telah melancarkan serangan yang berangkai kembali.
Ma Cin jadi terperanjat, semangatnya terbang, karena waktu dia berdiri tahu-
tahu ujung Poan-koan-pit lawan telah berada di dekat dadanya.
Dia berusaha membuang diri lagi kebelakang, dan Poan-koan-pit itu dapat
dielakkan, hanya topinya yang masih sempat terkait oleh ujung Poan-koan-pit Song
Kie Pa.
Ma Cin jadi mengeluarkan keringat dingin dan hatinya tergoncang hebat,
sedangkan orang-orang yang menyaksikan pertempuran yang seru ini jadi bersorak
dengan gembira......!
Cie Kiat juga melihat, bahwa tak lama lagi Ma Cin pasti akan rubuh ditangan
Kie Pa.......!



IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 53

SIANG KIE LAN mengikuti jalan pertempuran itu dengan penuh perhatian,
rupanya dia tertarik sekali.
Cie Kiat juga melihat, berulang kali gadis she Siang ini mengeluarkan seruan
kaget waktu Ma Cin terdesak dan terancam jiwanya.
Sedangkan Song Kie Pa masih terus melancarkan serangan-serangan yang
mematikan.
Akhirnya dengan mengeluarkan bentakan yang keras, kembali dia melancarkan
serangannya.
Ma Cin yang telah terdesak hebat, dan juga terancam bahaya mati atau
bercelaka, dia jadi nekad.
Waktu melihat Poan-koan-pit lawan meluncur menyerang dirinya lagi, dia
memutar kakinya setengah lingkaran, tahu-tahu dia mendekam, dan pedangnya
berkelebat!
Itulah suatu jurus ilmu silat yang akan mengadu jiwa! Hal itu bisa menyebabkan
lawan dan dirinya akan mati bersama-sama.
Orang-orang dibawah panggung yang melihat kenekatan Ma Cin, jadi
mengeluarkan seruan tertahan.
Sedikitpun orang-orang itu tidak menyangka bahwa Ma Cin akan bisa berlaku
senekad begitu.
Tampak Kie Pa tidak menarik pulang serangannya, dia meneruskannya.
Tampak pedang dan Poan-koan-pit berkelebat dengan cepatnya, terdengar suara
jeritan yang menyayatkan hati!
Tampak Kie Pa terhuyung-huyung dengan bahu yang terluka mengeluarkan
darah, dan Ma Cin masih rebah dilantai Lui-thay dengan tidak bernyawa lagi, karena
dadanya telah kena ditoblos oleh Poan-koan-pit Kie Pa, yang nembus sampai
kebelakang, kejantungnya, sehingga seketika itu juga orang she Ma direnggut
nyawanya oleh utusan Giam-lo-ong, si raja akherat.
Semua orang yang menyaksikan hal itu jadi seperti kesima, mereka mengawasi
terpaku, sampai akhirnya orang-orang dibawah panggung tersadar dengan cepat dan
mengeluarkan suara seruan-seruan yang berisik.
Kiam-jie sendiri kaget melihat ada korban yang jatuh didalam pertandingan itu.
Lebih-lebih Siang Wang-gwee.
Dia melompat keatas panggung dengan muka yang guram, memperlihatkan
ketidaksenangan hatinya.
“Siapakah Heng-thay, mengapa kau membunuh saudara Ma yang sedang
melakukan Pie-bu didalam perlombaan ini?” tanya Siang Wang-gwee dengan tak
senang, suara si hartawan she Siang juga tawar sekali.
Kie Pa masih memegangi bahunya yang terluka, dia tersenyum.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 54

“Maaf Siang Wang-gwee, hal itu tak sengaja kulakukan!” kata Kie Pa dengan
cepat. “Dan harap Siang Wang-gwee mau mengerti, setiap pertempuran tentu ada
yang kalah ada yang menang, ada yang terluka ada yang mati! Maka dari itu,
kebinasan saudara Ma itu adalah biasa didalam suatu pertempuran.”
Mendengar perkataan Kie Pa, Siang Wang-gwee jadi tambah mendongkol.
Tetapi belum lagi dia sempat berkata, telah melompat keatas panggung sesosok
tubuh.
Belum lagi kakinya menginjak lantai Lui-thay, sosok tubuh itu telah berkata :
“Benar! Didalam pertempuran memang ada yang mati dan ada yang terluka! Itu
memang wajar! Dan aku Ong Kim Hok ingin sekali berkenalan dan main-main
sebentar dengan saudara!!”
Tampak orang yang berteriak itu seorang anak muda bertubuh tegap, walaupun
tidak begitu tinggi. Anak muda yang mengaku bernama Ong Kim Hok itu
mempunyai muka yang tampan dengan rambut yang tersisir rapih, dia memakai baju
ringkas berwarna kuning gading. Sikapnya gagah sekali.
Kie Pa menoleh kepada orang itu, dia mengerutkan alisnya.
Sedangkan anak muda she Ong itu telah menoleh kepada Siang Wang-gwee.
“Siang Wang-gwee, biarkanlah aku main-main sebentar dengan saudara ini!!”
katanya dengan cepat. “Dan, kalau memang aku harus rubuh dan terbinasa ditangan
saudara itu aku rela.......!”
“Tetapi ini...... ini........” Siang Wang-gwee jadi serba salah.
“Didalam suatu pertempuran memang harus ada yang terluka dan menang. Itu
wajar..... maka biarlah Siauw-tee ingin main-main sebentar dengan saudara itu, untuk
menambah pengalaman!!”
Dan setelah berkata begitu, Ong Kim Hok menoleh kepada Kie Pa, dia
tersenyum tenang sekali, katanya : “Saudara, siapakah she dan nama saudara!”
tegurnya.
“Aku she Song dan bernama Kie Pa....... dan kukira antara kau dengan diriku
tidak ada sangkutan apa-apa, kita seumpama air sumur dan air kali, yang tidak saling
bertemu dan tidak saling mengganggu, mengapa kau ingin mencampuri urusan ini?”
Ong Kim Hok tertawa tenang.
“Aku sebetulnya datang kemari hanyalah untuk menyaksikan keramaian, tetapi
tadi kulihat perbuatanmu kurang jujur, sebelum kau bunuh saudara Ma Cin, kau telah
melemparkan segenggam jarum, sehingga dia jadi gugup dan menggunakan
kesempatan itu kau telah menusuk dadanya sehingga dia binasa! Coba kalau tidak,
mungkin kau yang akan terbinasa!”
Ditegur begitu, wajah Kie Pa jadi berubah pucat, bibirnya gemetar.
“Kau...... kau seenakmu menuduhku!” bentak Kie Pa dengan gugup.
Ong Kim Hok tertawa tawar, sikapnya tenang sekali.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 55

“Hmmm....... apakah kau anggap para Loo-cianpwee yang duduk dibawah


panggung itu tidak mempunyai mata dan buta semuanya?” balik tanya Kim Hok
dengan suara yang keras. “Apakah kau anggap para Loo-cianpwee itu semuanya
orang tolol yang tidak bisa melihat perbuatan busukmu?!” Hmmm...... coba kau
dengar!” dan Kim Hok menoleh kebawah panggung.
“Para Loo-cianpwee dan saudara-saudara lainnya, apakah diantara saudara-
saudara ada yang melihat perbuatan busuk orang she Song ini?” tanya Kim Hok
dengan suara yang nyaring.
“Benar! Benar! Orang she Song itu sangat busuk sekali, dia menggunakan jarum
Bwee-hoa-ciam uatuk merubuhkan Ma Cin!!” terdengar beberapa suara yang
membenarkan perkataan Kim Hok.
Kim Hok tertawa tawar, dia menoleh lagi kepada Song Kie Pa.
“Bagaimana orang she Song? Apakah kau masih mau mungkir lagi bahwa kau
telah melakukan suatu perbuatan busuk sehingga menyebabkan jatuhnya korban
jiwa?!”
Dibongkar tipu busuknya itu, Kie Pa jadi murka sekali, tubuhnya sampai
gemetaran.
Dia memang dendam kepada Ma Cin, dan sudah mengambil keputusan untuk
membunuh orang she Ma itu.... dan ternyata niatnya itu terkabul.
Tetapi dia memang telah menggunakan jarum-jarum Bwee-hoa-ciam, yang
ditimpakkan kepada muka Ma Cin, yang membuat orang she Ma itu jadi gugup.
Jarum-jarum Bwee-hoa-ciam yang dilemparkan oleh Song Kie Pa sangat halus
sekali.
Kalau memang bukan seorang ahli yang sudah sempurna ilmu silatnya, tentu
tidak akan mengetahui permainan busuk dari orang she Song itu.
“Aku...... aku tidak akan serendah begitu untuk melakukan perbuatan busuk
yang kau katakan itu!” bentak Song Kie Pa dengan gusar.
Kembali Kim Hok tertawa tawar, dia membawa sikap yang mengejek.
“Apakah kau ingin bukti?” tanyanya.
Kie Pa bimbang sesaat, tetapi kemudian dia membentak : “Coba kau buktikan....
kalau memang kau tidak bisa membuktikan perkataanmu itu, hmmmm, akan kubunuh
lumat padamu!!”
Kim Hok tidak melayani orang she Song itu lagi, dia menghampiri kearah mayat
Ma Cin.
Dia berjongkok disitu untuk mencabut beberapa jarum Bwee-hoa-ciam yang
menancap dikening dan dimata Ma Cin.
Tetapi waktu Kim Hok sedang berjongkok untuk mengambil jarum-jarum itu,
tampak Song Kie Pa sangat gelisah sekali.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 56

Dilihat olehnya bahwa Kim Hok berjongkok membelakanginya, sehingga


tampak punggungnya terbuka untuk diserang.
Karena saking gugupnya, takut kalau tipu busuknya yang digunakan untuk
membunuh Ma Cin terbongkar, Kie Pa dengan nekad telah menusukkan Poan-koan-
pitnya menyerang jalan darah Tay pie-hiatnya si anak muda she Ong.
Kim Hok sedang berjongkok, tetapi dia liehay sekali, dia dapat mendengar angin
serangan yang datang menyerang dirinya.
Juga Kim Hok mendengar beberapa orang mengeluarkan seruan tertahan,
termasuk Siang Wang-gwee sendiri.
Sengaja Kim Hok tidak membalikkan tubuhnya, dia membiarkan serangan
sampai datang dekat benar.
Disaat ujung Poan-koan-pit dari Song Kie Pa hampir berhasil menotok jalan
darah Tay pie-hiatnya, dengan tidak terduga tubuh Kim Hok agak doyong kemuka,
dan tahu-tahu dia berputar dalam posisi tetap berjongkok, dan kakinya melayang
kearah perut Kie Pa, sedangkan tangannya berhasil merampas senjata orang.
Kie Pa sendiri terkejut.
Tahu-tahu dia merasakan pitnya kena dirampas oleh Kim Hok dan perutnya
dirasakan sakit sekali, karena kaki anak muda she Ong itu telah bersarang diperutnya.
Tubuh Kie Pa terhuyung-huyung dan ambruk dilantai Lui-thay.
Kim Hok pada saat itu telah berdiri.
Dia menatap Kie Pa dengan tatapan mata yang mengejek dan dia juga tersenyum
dingin.
“Hmmm..... rupanya kau benar-benar seorang Siauw-cut yang tidak tahu malu!”
kata Kim Hok dengan mendongkol. Siauw-cut berarti penjahat kecil. “Untuk apa kau
menyerang orang secara membokong begitu?”
Wajah Kie Pa pucat sekali, dia tahu bahwa anak muda she Ong ini kosen sekali
ilmu silatnya, berada disebelah atas dirinya.
Kim Hok menimang-nimang kedua Poan-koan-pit Song Kie Pa yang direbutnya.
Dipandanginya sesaat sambil tertawa dingin, kemudian dia melemparkannya
kesamping.
Senjata yang tidak ada harganya! kata Kim Hok dengan suara tawar. “Percuma
kau menggunakan senjata kalau kau bertempur selalu menggunakan akal licikmu......!
Hmmm, kematian dari Ma Cin harus kau tebus dengan jiwamu juga!!”
Dan waktu berkata begitu, wajah Kim Hok jadi bengis, tampak hawa
pembunuhan rupanya dia mendongkol tadi menyaksikan Kie Pa berbuat suatu
kecurangan, melakukan sesuatu yang tidak jujur didalam pertempurannya dengan Ma
Cin, yang menyebabkan kematian orang she Ma itu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 57

Lebih-lebih tadi waktu Kim Hok berjongkok orang she Song itu telah
menyerangnya secara membokong maka hal itu menambah kegusaran anak muda she
Ong tersebut.
Orang-orang dibawah panggungpun sangat gusar sekali kepada Song Kie Pa,
mereka semuanya memaki dengan makian yang menyakitkan anak telinganya.
Kie Pa telah merangkak berdiri, wajahnya pucat sekali, dan tubuhnya agak
menggigil.
Dilihatnya oleh Kie Pa bahwa Kim Hok telah maju selangkah demi selangkah
kearahnya.
Dan Song Kie Pa menyadari bahwa dirinya bukan menjadi tandingan Kim Hok.
Lagi pula dia tahu, kalau sampai dia kena dibekuk hidup-hidup oleh anak muda
she Ong, pasti akan disiksa oleh orang banyak yang kala itu sedang bergusar
kepadanya.
Dengan mempunyai pikiran begitu, dan lagi pula dia sedang ketakutan, tahu-
tahu dihatinya timbul suatu kenekadan.
Diawasinya Kim Hok yang sedang menghampiri dirinya selangkah demi
selangkah.
Waktu dilihatnya anak muda she Ong itu telah berada dekat sekali dengan
dirinya dengan tidak terduga Song Kie Pa menerjang menyerudukkan kepalanya
kearah perut Kim Hok!
Dia ingin mengadu jiwa dengan Kim Hok!
Orang-orang yang berada dibawah panggung jadi mengeluarkan seruan tertahan,
semuanya kaget dan menguatirkan keselamatan diri anak muda she Ong itu.
Kim Hok sendiri juga menyadari bahwa orang she Song itu sangat licik sekali.
Dan, dia melihat orang menyeruduk kearahnya dengan cepat, Kim Hok tidak
jadi gugup, dia cepat-cepat mengulurkan tangannya akan menempeleng kepala orang
she Song itu, dan kalau tempelengannya itu berhasil mengenai kepala Song Kie Pa,
maka dengan sendirinya kepala orang she Song tersebut akan pecah hancur terpukul
tangan Kim Hok.
Tetapi belum lagi tangan Kim Hok berhasil memukul kepala Song Kie Pa, tahu-
tahu meluncur dekat sekali beberapa titik-titik halus kemukanya.
Kim Hok terperanjat, segera juga dia menyadari bahwa titik-titik yang
menyerang dirinya itu adalah jarum-jarum Bwee-hoa-ciam yang dilepas oleh Song
Kie Pa!
Terpaksa Kim Hok menarik pulang tangannya, dan untuk melindungi dirinya
dari serangan jarum-jarum yang halus-halus itu, dia membuang diri kesamping,
bergulingan dilantai Lui-thay.......!

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 58

Jilid 2
NAMUN Song Kie Pa tidak mau melepaskan anak muda she Ong itu terlolos
dari jarum-jarumnya itu, dengan cepat dia telah menggerakkan tangannya lagi akan
menyerang dengan jarum-jarumnya itu.
Ong Kim Hok jadi kelabakan sekali dia gugup bukan main. Kalau memang
tubuhnya itu terserang oleh jarum-jarum Bwee-hoa-ciam yang halus dan mungkin
mengandung racun itu, dirinya tentu akan terbinasa, arwahnya akan terbang kedunia
Barat, akan pulang ke neraka untuk menjumpai Giam-lo-ong!
Maka dari itu dengan sekuat dirinya dia bergulingan dilantai panggung Lui-thay
tersebut.
Jarum-jarum menyambar terus, sedangkan orang-orang dibawah panggung jadi
sengit dan gusar kepada orang she Song itu, mereka memaki-maki Kie Pa.
Tetapi Kie Pa telah nekad dan kalap, dia sudah tidak memperdulikan segala
makian-makian dari orang-orang dibawah panggung.
Malah Siang Kie Lan dan Siang Wang-gwee sendiri jadi mendongkol serta
murka kepada orang she Song itu, mereka menguatirkan keselamatan Ong Kim Hok.
Siang Kie Lan sendiri sudah bangkit dagi duduknya, dia mau melompat naik ke
atas panggung untuk memberikan pertolongan kepada Kim Hok.
Tetapi tangan Kie Lan telah dicekal oleh Siang Wang-gwee.
“Ayah...!” si gadis menoleh kepada ayahnya dan menatap Siang Wang-gwee
dengan pandangan tidak mengerti. “Jiwa... jiwa orang she Ong itu sedang terancam
bahaya kematian....!”
Siang Wang-gwee mengangguk, dia dapat membawa sikap yang tenang
walaupun dia bergusar sekali kepada Song Kie Pa yang selalu berbuat curang dilalam
pertempuran Pie-bu itu!
“Duduklah dulu!” kata Siang Wang-gwee. Orang she Ong itu tidak celaka, dia
pasti akan ada yang tolong! Jago-jago dibawah panggung Lui-thay tentu tidak akan
memandangi saja kematian anak muda she Ong itu dengan berpeluk tangan!”
Si gadis she Siang itu duduk kembali, tetapi sikapnya gelisah sekali. Tampak dia
masih menguatirkan sekali akan keselamatan jiwa Kim Hok.
Sedangkan Kim Hok jadi gelagapan menghindarkan dari serangan-serangan
jarum-jarum halus yang dilontarkan oleh Song Kie Pa. Disamping repot bergulingan,
Kim Hok juga jadi murka sekali. Sebetulnya anak muda she Ong ini ingin menerjang
jarum-jarum halus itu, dan sedang menerjang begitu dia akan membarengi dengan
menyerang orang she Song tersebut.
Tetapi akhirnya Ong Kim Hok tidak mengambil jalan nekad begitu, karena dia
pikir untuk mengadu jiwa dengan orang she Song tersebut tak ada gunanya.
Song Kie Pa sendiri jadi semakin kalap melihat serangan jarum-jarumnya tidak
mengenai sasarannya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 59

Dia semakin menyerang dengan timpukan berangkai dari berbagai jurusan.


Ong Kim Hok jadi mencelos hatinya melihat jarum-jarum itu meluncur dari
berbagai jurusan, kearah kaki, perut, dan dada serta kepalanya, sehingga sulit baginya
untuk mengelakkan serangan jarum-jarum itu, sebah kalau memang dia bergulingan
menghindarkan kearah lain, tentu jarum-jarum berikutnya akan menyusul
ditimpukkan oleh orang she Song itu.
Kim Hok sampai mengeluarkan seruan tertahan.
Jiwa anak muda she Ong ini benar-benar terancam bahaya kematian, sekali saja
dia kena terserang oleh salah satu jarum-jarum itu, pasti dia akan terbinasa.
Jago-jago dibawah panggung sampai melompat berdiri dari duduk mereka.
Ada beberapa jago yang ingin melompat keatas panggung untuk menolongi Kim
Hok dan menghajar Song Kie Pa.
Tetapi, belum lagi salah seorang diantara mereka melompat, tampak sesosok
bayangan telah melompat dengan cepat sekali, gesit luar biasa gerakannya.
Dibarengi dengan berkelebatnya sosok bayangan putih tersebut keatas Lui-thay,
terdengar suara ‘tring-trang-tring’ berapa kali secara beruntun, tampak jarum-jarum
yang disambitkan oleh Kie Pa kearah Ong Kim Hok runtuh sendirinya, dan diatas
panggung tampak telah tambah satu orang lagi!
Song Kie Pa yang melihat Ong Kim Hok dapat meloloskan diri dari serangan
jarum-jarumnya itu disebabkan tertolongnya oleh orang yang baru melompat naik
keatas panggung, maka dia jadi murka sekali.
Dengan mementang mata lebar-lebar dia mengawasi kearah orang yang baru
melompat naik itu.
Didepannya berdiri dengan tenang seorang Siu-chay, pelajar, yang mengenakan
pakaian pelajar yang serba putih dan berusia masih muda sekali. Wajah Siu-chay ini,
pelajar tersebut, sangat cakap sekali, mempunyai hidung yang bangir dan bibir yang
tipis, dan bibirnya itu tampak selalu tersenyum manis.
Ong Kim Hok telab melompat berdiri, dia dapat bernapas dengan lega.
Jiwanya seperti juga baru terlolos dari lobang tanduk, lobang jarum, dan dia
menghapus keringat yang membanjiri wajahnya.
Song Kie Pa telah meluap darahnya, dia murka sekali melihat mangsanya yang
hampir dapat dibunuhnya telah tertolong oleh Siu-chay yang berpakaian serba putih
ini.
“Maafkan! Maafkan!!” kata si Siu-chay sambil tersenyum. “Sebetulnya Hak-
seng tidak ingin mencampuri urusan Pie-bu ini, namun karena tadi Hak-seng melihat
bahwa pertempuran saudara-saudara sudah diluar garis Pie-bu dan bisa menyebabkan
jatuhnya korban jiwa, mau tak mau Hak-seng jadi memberanikan diri untuk
memisahkan kalian........!” lemah lembut sekali suara si Siu-chay ini, dia berkata
dengan suara yang tenang dan sikap yang sangat wajar sekali.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 60

Song Kie Pa sedang gusar, apa lagi dia mendengar jago-jago dibawah panggung
bertepuk tangan dan memaki-maki dirinya dengan cacian yang bisa membikin
telinganya jadi copot terlepas saking merah matang.
Dengan mata yang memancar bengis dia mendelik kepada si Siu-chay.
“Siapa kau, Siu-chay bau?” bentaknya dengan suara yang bengis.” Mengapa kau
begini tidak mengenal aturan? Didalam Pie-bu memang akan jatuh korban disalah
satu pihak, mengapa kau seperti tidak mengenal aturan... mencampuri urusan kami?”
Si Siu-chay tertawa lagi, sabar dan tenang sekali, manis sekali senyumnya itu.
Juga pelajar berpakaian serba putih ini telah merangkapkan kedua tangannya
menjura kepada Song Kie Pa.
“Memang....!” katanya sabar. “Hak-seng memang mengakui telah melanggar
peraturan Pie-bu!” ksta si pelajar berbaju putih itu.” Tetapi bukankah tadi Hak-seng
telah mengatakan bahwa Pie-bu kali ini, diantara saudara-saudara berdua, adalah
diluar dari garis dari Pie-bu yang diadakan oleh Siang Wang-gwee? Maka dari itu,
melihat akan ada korban jiwa diantara kalian, mau tak mau Hak-seng harus
mencegahnya, biar bagaimana kita harus menghormati Siang Wang-gwee dari
mengindahkannya. Kalau sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, bukankah
Siang Wang-gwee akan jadi tidak enak hati?”
Pelajar itu membawa sikap yang sabar dan ramah sekali, malah dia
membahasakan dirinya dengan sebutan Hak-sang, yang berarti aku si murid, suatu
perkataan yang sangat merendahkan diri dan berlaku sopan sekali.
Tetapi Song Kie Pa adalah seorang bersifat kasar dan wataknya sangat keras.
Dia sedang mendongkol dan bergusar sekali, maka dari itu, mendengar
perkataan si pelajar berbaju putih tersebut wajahnya jadi merah padam.
“Kalau memang kau merasa ingin memperoleh nama dan mau merasakan
enaknya tangan serta jarum-jarumku ini, majulah! Biarlah kau menggantikan orang
she Ong itu untuk bartempur dengan diriku. Hmmmm....... sebelum kau pergi
menghadap Giam-lo-ong, sebutkanlah dulu namamu agar kau mampus dengan tak
penasaran!!” kata Song Kie Pa dengan suara yang bengis sekali.
Kembali pelajar berbaju putih itu merangkapkan tangannya menjura kepada
Song Kie Pa dengan ramah dan sabar.
“Sebetulnya nama Hak-seng tak perlu dikenal oleh orang, karena tak ada
harganya, tetapi tak apalah, karena Heng-thay, saudara, ingin mengetahui juga nama
Hak-seng, maka memang lebih baik Hak-seng menyebutkanya!” kata si pelajar
dengan suara yang sabar. “Hak-seng she Lie dan bernama Cie Kiat!!”
“Hmmmm.... Lie Cie Kiat!!” kata Song Kie Pa begitu dia mendengar nama
orang. “Nah jago-jago dibawah panggung telah mendengar namamu, sebentar lagi
mereka hanya akan mengingat nama itu, karena kau akan ke neraka.....!” dan tahu-
tahu membarengi dengan perkataannya begitu, tangan Song Kie Pa bergerak dengan
cepat sekali, dia telah melontarkan beberapa batang jarum Bwee-hoa-ciam kearah si
pelajar, yang ternyata Lie Cie Kiat.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 61

Orang dibawah panggung jadi mengeluarkan seruan tertahan, begitu juga Sing
Kie Lan dan Siang Wang-gwee jadi mengeluarkan jeritan tertahan.
Orang she Song itu ternyata licik dan jahat sekali, dengan menyerang secara
begitu, sama saja dengan dia menyerang secara membokong.
Lie Cie Kiat sendiri tenang sekali. Dia tidak terkejut melihat orang menyerang
dirinya secara membokong begitu, karena sebelumnya dia memang telah menduga
bahka Song Kie Pa akan melakukan hal tersebut.
Maka dari itu, dikala dia melihat beberapa batang jarum melayang menerjang,
dia cepat-cepat mengibaskan lengan jubah pelajanya yang lebar itu, dan dengan
mengeluarkan suara ‘breeeettt’ lengan jubah itu telah menggulung jarum-jarum yang
menyerang dirinya.
Sikap Cie Kiat sangat tenang sekali, dia menggerakkan tangannya untuk
menggulung jarum-jarum itu dengan lengan jubahnya juga tanpa tubuhnya bergerak
sedikitpun.
Setelah jarum itu telah tergulung dilengan jubahnya, dengan perlahan-lahan dia
menurunkan tangannya, sehingga jarum-jarum itu berjatuhan dilantai panggung
dengan mengeluarkan suara ‘tak-tak-tak-tak’ yang nyaring sekali, karena jarum-
jarum itu telah amblas kelantai panggung dan lenyap kebawah!
Wajah semua orang jadi berobah, dan mereka memandang seperti kesima.
Begitu juga Song Kie Pa sendiri, wajahnya jadi pucat pasi. Seketika itu juga dia
menyadari bahwa dia berhadapan dengan seorang yang berkepandaian tinggi sekali
walaupun usia Cie Kiat baru belasan tahun!
Orang-orang dibawah panggung termasuk Siang Wang-gwee dan Siang Kie Lan
semuanya tersadar untuk lantas bersorak. Mereka memuji keliehayan anak muda she
Lie itu. Juga Ong Kim Hok memuji keliehayan dari anak muda she Lie tersebut, dia
kagum sekali melihat kekosenan Cie Kiat.
Lagi pula Kim Hok merasa berterima kasih atas pertolongan Cie Kiat tadi
terhadap dirinya.
Sedangkan Song Kie Pa juga jadi berdiri seperti kesima.
Matanya yang mendelik itu menatap kearah lantai Lui-thay yang telah berlobang
kecil-kecil disebabkan diterobos oleh jarum-jarum Bwee-hoa-ciamnya yang telah
dilemparkan Lie Cie Kiat kesitu.
Hanya yang membuat Song Kie Pa jadi terkejut adalah tenaga dalam dari anak
muda she Lie itu.
Jarum Bwee-hoa-ciamnya yang halus seperti dua lembar rambut manusia itu
ternyata telah dapat menembusi lantai Lui-thay yang keras sekali!
Sedangkan Cie Kiat telah tersenyum dengan ramah.
“Maaf.......... jarum-jarum itu beracun dan kalau sampai terpijak oleh kaki jarum-
jarum itu akan membahayakan, maka Hak-seng telan mambuangnya!” berkata si anak
muda she Lie ini dengan sabar. “Dan perlu kuterangkan disini kepada Heng-thay, lain

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 62

kali janganlah sembarangan menggunakan jarum beracunmu itu karena semua itu
tidak akan membawa kebaikan bagi dirimu!!”
Mata Song Kie Pa mencilak bengis, dia tersadar dari terpakunya dengan murka.
Kau.... kau...... kau pelajar setan!” katanya dengan gusar. Dia mau menerjang
lagi.
Tetapi Cie Kiat sangat sabar sekali, dia tersenyum melihat lagak orang.
Tahu-tahu kakinya itu terangkat, kemudian turun kembali perlahan-lahan, tetapi
waktu mengenai lantai Lui-thay, Lui-thay tersebut jadi tergoncang perlahan, dan
suatu pemandangan yang luar biasa tampak dihadapan orang banyak!!
Kenapa?
Ternyata jarum-jarum yang tadi digunakan oleh Song Kie Pa untuk manyerang
Kim Hok yang banyak berserakan dilantai Lui-thay, telah berterbangan dan
menancap ditiang penglarian dari Lui-thay tersebut.
Inilah benar-benar suatu kejadian yang jarang sekali terjadi dan menakjubkan
sekali!
Semua orang yang melihat hal itu disamping kaget, juga sangat kagum sekali
kepada ilmu tenaga dalam anak muda she Lie itu.
Semuanya bersorak dengan suara yang gegap riuh.
Song Kie Pa melihat hal itu juga jadi melongo dan hatinya tergoncang.
Siang Kie Lan dan Siang Wang-gwee gembira sekali, mereka sampai bersorak-
sorak tanpa mereka sadari.
“Kau... kau gunakan ilmu siluman apa ini?” tanya Song Kie Pa dengan gusar
sekali.
Cie Kiat tetap membawa lagaknya yang ramah dan sabar, dia tetap menghadapi
orang she Song itu dengan tenang. Tadi dia memang sengaja memperlihatkan sedikit
Lwee-kangnya, dan hal itu telah menggempur semangat dari orang she Song ini.
“Hak-seng tidak menggunakan ilmu siluman, kalau memang Heng-thay masih
penasaran, boleh maju kita main-main bebarapa jurus dulu!” kata Cie Kiat.
Song Kie Pa memang telah tergoncang hatinya, dia jadi jeri menghadapi anak
muda she Lie ini, tetapi untuk mundur terang sudah tak bisa, dia akan menderita malu
dan mukanya mau ditaruh dimana?
Maka dari itu, dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras, dia menerjang
kearah Cie Kiat.
Semua orang yang melihat itu jadi menguatirkan keselamatan anak muda she
Lie itu.
Jago-jago dibawah panggung menguatirkan keselamatan Cie Kiat karena dia
mengetahui tadi orang she Song ini selalu berlaku licik dan curang sekali, sering
main membokong dan menyerang secara menggelap.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 63

Tetapi Cie Kiat sendiri sangat tenang sekali.


Dia melihat Song Kie Pa menyerang dirinya dengan kedua tangan terpentang
dari tangan seperti cakar garuda seakan juga ingin mencengkeram.
Maka dari itu, dengan tertawa manis dan bersikap sabar, Cie Kiat tidak
menggeser kedua kakinya, hanya tangan kirinya yang terangkat, kemudian dia
memiringkan tubuh kekanan sedikit, sehingga dengan mudah dia telah dapat
mengelakkan serangan dari Kie Pa.
Tetapi Cie Kiat tidak berhenti sampai disitu saja, disaat Kie Pa sedang
nyelonong disampingnya, dikala orang she Song itu sedang kehilangan keseimbangan
badannya, maka Cie Kiat mengeluarkan tangan kanannya dan ‘plakkkk!’ punggung
orang she Song itu telah kena dihajarnya sampai Kie Pa terjerunuk kedepan tanpa
dapat mengendalikan keseimbangan badannya, lalu ambruk jatuh kebawah Lui-thay
dengan muka yang terlebih dahulu mencium tanah, mukanya seketika itu juga jadi
bengap dan dari hidungnya mancur darah merah yang segar!
Waktu orang she Song itu merangkak bangun dan mengangkat mukanya dengan
pancaran matanya yang bengis mengandung hawa pembunuhan, maka tampak darah
merah itu telah memenuhi mukanya!
Jago-jago dibawah panggung semuanya jadi kesima waktu melihat dengan
mudah Cie Kiat dapat merubuhkan Kie Pa hanya dalam satu gebrakan saja!
Dan waktu mereka melihat keadaan Kie Pa, mereka tersadar dengan cepat.
Seketika itu juga mereka bersorak dengan suara yang riuh rendah, mereka
memaki-maki dan mencaci orang she Song itu.
Begitu juga Kie Lan dan Siang Wang-gwee, jadi bersorak dengan penuh
kegirangan. Malah Siang Kie Lan tidak bisa mengendalikan dirinya, saking
gembiranya dia sampai bersorak bertepuk tangan dengan berjingkrak......!

*
* *

CIE KIAT telah melangkah kedekat tepian Lui-thay itu, dia menjura memberi
hormat kearah Song Kie Pa.
Maafkan! Dengan menyesal dan tanpa sengaja Hak-seng telah membikin Heng-
thay jadi celaka!!” kata Cie Kiat sambil tersenyum. “Dan, kukira luka itu cukup
menyakitkan bukan? Nah, lain kali kalau memang bisa Heng-thay jangan suka
mencelakakan orang pula, karena dipersakiti oleh orang bukanlah enak.....!!”
Maka Kie Pa jadi merah padam, dia menganggap bahwa perkataan Cie Kiat itu
sebagai penghinan baginya.
Dengan mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur dia menjejakkan
kakinya, tubuhnya melesat melompat keatas panggung Lui-thay.
“Akan..... akan kubunuh kau!!” bentaknya dengan suara yang menggeledek.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 64

Tetapi Cie Kiat tetap tenang, dia bersikap sabar sekali kepada orang she Song
ini.
“Apakah Heng-thay masih penasaran dan mau merasakan perasaan sakit yang
lebih lagi?!” tanya Cie Kiat degan suara mengejek. “Hmmm..... sabarlah Heng-thay,
janganlah suka dikuasai oleh nafsu amarahmu, karena kau juga yang akan celaka!
Seperti tadi kalau memang aku ingin mencelakai dirimu, sama mudahnya seperti
membalik telapak tanganku sendiri..... dengan kutotok jalan darah Tay-yang-hiatmu,
pasti tadi kau telah terbang ke neraka menghadap ke Giam-lo-ong!!”
Tetapi Song Kie Pa telah nekad benar dia sedang dikuasai oleh hawa amarah
yang sangat.
Maka dari itu, perkataan Cie Kiat tidak diperdulikannya, dia telah menubruk lagi
dengan cepat, dan kedua tangannya terulurkan yang kiri mengincer perut Cie Kiat,
sedangkan yang tangan kanannya akan mencengkeram batok kepala anak muda she
Lie itu.
Tetapi Cie Kiat telah sempurna ilmu silatnya, orang macam Song Kie Pa ini
tidak dipandang sebelah mata olehnya, karena kepandaian orang she Song ini berbeda
jauh sekali, seperti langit dan bumi.
Maka dari itu, dikala ia melihat orang menyerang lagi dengan dua serangan
sekaligus, dengan cepat Cie Kiat menarik napas dalam-dalam, dia berdiam terus
ditempatnya menantikan serangan lawan sampai padanya.
Dikala kedua tangan dan serangan dari Song Kie Pa hampir mengenai dirinya,
dengan mengeluarkan bentakan yang keras, Cie Kiat telah mengangkat tangannya,
dan gerakan yang cepat sekali sehingga tidak bisa diikuti oleh manusia biasa, tangan
Cie Kiat bergerak menangkap kedua tangan Kie Pa kemudian dengan mengerahkan
empat bagian tenaga Lwee-kangnya Cie Kiat telah menggentak tangan Kie Pa.
Bagaikan dihembus angin topan yang keras, tubuh Kie Pa terlambung tinggi
sekali keluar dari lingkungan Lui-thay kemudian ambruk ditanah dengan keras!
Waktu tubuhnya terlambung keatas begitu, semangat Kie Pa seperti ikut terbang
juga.
Dan tubuhnya ketika terbanting keras ditanah, dia jadi mengeluarkan suara
jeritan yang menyayatkan, karena tangan kirinya seketika itu juga telah patah!
Dengan merangkak menahan perasaan sakit dan darah dari hidungnya
memenuhi bajunya, maka Kie Pa bangkit berdiri.
Bersamaan dengan itu, tampak sesosok tubuh melompat kedekat Kie Pa.
“Kau tidak apa-apa, Song-jie!” terdengar orang yang baru datang itu menanya
dengan suara yang parau, mengandung hawa amarah.
Kie Pa menoleh, dia melihat seorang lelaki tua yang telah berjanggot dan
rambutnya telah berobah putih seluruhnya dan mengenakan jubah panjang.
“Su-hu......!” panggilnya dengan suara yang parau, kemudian tubuhnya
menggigil, roboh terguling jatuh pingsan!!

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 65

Cepat-cepat lelaki tua berambut putih itu, yang dipanggil ‘suhu’ yang artinya
guru, oleh Kie Pa, telah berjongkok dan mengangkat tubuh Kie Pa, diletakkan
kemudian dibawah Lui-thay.
Kemudian dengan cepat dia menjejakkan kakinya melompat keatas panggung,
matanya memancar bengis sekali, wajahnya menyeramkan.
Cie Kiat tetap berdiri tenang, dia memang sedang mengawasi lelaki tua yang
dipanggil sebagai gurunya Kie Pa.
Mulut anak muda she Lie ini juga memperlihatkan senyumnya yang manis,
sikapnya sabar sekali.
“Bocah busuk!” bentak lelaki tua itu dengan suara yang keras sekali. “Kalau
memang hari ini aku Sam-cie Sam-kun Oey Tat tidak bisa membunuh dan
mencincang tubuhmu, maka untuk seterusnya aku tidak akan berkelana didalam
dunia Kang-ouw lagi, aku akan mencuci tangan!!”
Mendengar orang mengakui dirinya sebagai Sam-cie Sam-kun, tiga pukulan tiga
jari itu maka orang-orang di bawah panggung jadi ribut gegar.
Karena Sam-cie Sam-kun adalah seorang jago yang menjagoi wilayah Sam-say,
dia jarang sekali menemui tandingan. dan Oey Tat memang terkenal akan
ketelengasannya, maka tak heran kalau memang Kie Pa bengis karena dia ternyata
murid Oey Tat.
Tetapi yang membuat orang-orang heran, mengapa jago tua tersebut, jang boleh
dikatakan hampir tak pernah menemui tandingannya tersebut bisa ikut mencampuri
persoalan anak-anak muda?
Dan dengan sendirinya jago-jago di bawah panggung, Siang Wang-gwee dan
Siang Kie Lan, serta Ong Kim Hok jadi mengkhawatirkan keselamatan diri Cie Kiat.
Tetapi Cie Kiat selalu membawa sikapnya yang tenang dan selalu
memperlihatkan senyumnya yang manis dan sabar sekali.
Dia merangkapkan tangannya menjura kepada Oey Tat.
“Maaf...... sebetulnya didalam persoalan ini tak ada diantara kami yang saling
menyimpan ganjalan, tetapi ini hanyalah kami sedang Pie-bu dan didalam Pie-bu
selalu saja disalah satu pihak harus mengalami kekalahan...... maka dari itu, kalah
memang orang she Song itu adalah murid Loo-cianpwee, mengapa Loo-cianpwee
tidak mendidiknya agar dia mempunyai kepandaian yang lumayan agar dia tidak
sampai kena dirubuhkan orang?”
Mendengar perkataan Cie Kiat, yang mirip dengan sindiran dan ejekan, Oey Tat
jadi tambah murka.
Wajahnya jadi berobah merah padam dan sangat menyeramkan sekali.
“Bocah busuk!!” bentak Oey Tat kemudian dengan suara gemetar. “Kepandaian
muridku itu memang bukan tandinganmu, tetapi kau turun tangan tadi terlalu keras
sekali! Sebetulnya cukup kalau kau hanya merubuhkannya diatas lantai Lui-thay ini,
tetapi mengapa kau malah melemparkan dirinya dalam jarak yang bagitu tinggi?!
Hmm...... kalau sampai muridku itu binasa dan mengalami cidera atau bercacad,
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 66

apakah kau kira Sam-cie Sam-kun Oey Tat mau sudah sampai disitu saja?! Mengenai
kepandaian mungkin kau mempunyai sedikit kepandaian sehingga kau jadi berkepala
maka dari itu mari kita main-main untuk membuktikan apakah kau memang
mempunyai kepandaian ilmu silat yang bisa kau andalkan!”
Cie Kiat tersenyum mendengar perkataan Sam-cie Sam-kun Oey Tat.
Dia merangkapkan tangannya lagi menjura kepada jago tua itu.
“Boanpwee Lie Cie Kiat tidak berani kalau harus membentur Loo-cianpwee!”
kata Cie Kiat merendah.
Sam-cie Sam-kun mendengus mengejek, wajahnya tetap tidak enak dilihat.
“Aku bukannya si tua ingin menghina si muda, tetapi aku ingin melihat sampai
dimana kepandaian yang kau miliki!!” katanya dengan tawar.
Jago-jago dibawah panggung jadi berdebar hati mereka, dirasakan suasana
disekitar itu sangat tegang sekali. Siang Kie Lan juga sampai memegangi tangan
ayahnya, mencekal terus tangan Siang Wang-gwee, karena dia sangat menguatirkan
keselamatan diri Cie Kiat.
Sam-cie Sam-kun Oey Tat bukanlah seorang manusia yang mudah untuk
dipermainkan.
Dia selalu bersikap bengis kepada lawannya dan juga selalu menurunkan tangan
telengas.
Maka dari itu, kalau memang sampai Cie Kiat mengalami sesuatu, tentu Siang
Wang-gwee yang paling merasa tak enak hati.
Pada saat itu Cie Kiat telah menjura lagi.
“Kalau memang Loo-cianpwee mendesak juga, baiklah Boanpwee menemani
Loo-cianpwee main-main beberapa jurus, tetapi Boanpwee harap Loo-cianpwee
merasa belas kasihan kepadaku dan bermurah hati!!” kata Cie Kiat merendah.
Kembali Sam-cie Sam-kun mendengus.
“Sudah jangan banyak cakap lagi, cepat kau mulai membuka serangan!”
bentaknya.
Cie Kiat tidak lantas menyerang, dia mengawasi kakek tua yang telah berubah
rambutnya menjadi putih semuanya itu, dia berpikir untuk menyerang dengan jurus
apa dan apakah dia perlu turun tangan keras pada kakek tua itu? Sedangkan hati si
anak muda she Lie ini juga ragu, kalau memang dia sampai merubuhkan Sam-cie
Sam-kun ini, tentu si orang tua berambut putih ini akan merasa malu, dan hilang
muka, maka dengan sendirinya Sam-cie Sam-kun akan merasa dendam padanya.
Dengan begitu Cie Kiat telah menanam permusuhan dengan jago tua Sam-cie Sam-
kun ini.
Itulah yang tidak diinginkan oleh Cie Kiat, dia tidak mau sampai menanam
permusuhan dengan siapa saja.
Sebisanya dia ingin memperoleh jalan keluar yang baik diantara pertikaian itu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 67

Sebelum menyerang, Cie Kiat telah menjura sekali lagi kepada Sam-cie Sam-
kun.
Setelah itu, dengan jurus Ya-ma-hun-cong, kuda tua mengibaskan surinya, dia
telah membuka serangan.
Melihat serangan Cie Kiat adalah jurus biasa saja, tidak luar biasa, maka Sam-
cie Sam-kun mendengus mengejek. Didalam hatinya dia membatin : “Apakah dia
benar-benar hanya mempunyai kepandaian sebegini saja?”
Dan dengan cepat kedua kaki Sam-cie Sam-kun telah bergeser kesamping, dia
bermaksud dengan mengelakkan kesamping itunya akan membarengi dengan
menyerang kearah Cie Kiat.
Tetapi kesudahannya luar biasa sekali.
Tangan Cie Kiat yang terlonjor lurus itu lewat diatas Sam-cie Sam-kun, dia
memukul tempat kosong, tetapi tidak seperti biasanya, yang seharusnya Cie Kiat
cepat-cepat menarik pulang tangannya malah sekarang Cie Kiat telah membalikkan
telapak tangannya, tahu-tahu dia merobah arah, menyambar kearah tulang iga Sam-
cie Sam-kun!
Pukulan kali ini, kuat dan bertenaga sekali.
Ternyata tadi Cie Kiat hanya menggunakan serangan-serangan tipu belaka,
sekarang dia baru benar-benar menyerang.
Sam-cie Sam-kun sendiri sampai terkesiap hatinya dia terkejut bukan main.
Untung saja dia liehay, sehingga dia tidak sampai kena diselemoti begitu saja.
Dengan cepat dia telah dapat menjejakkan kakinya, tubuhnya mencelat dengan
cepat. Dan dikala tubuhnya sedang melambung begitu, maka kedua kakinya telah
menendang secara berantai, tendangan yang datangnya silih berganti dan mengincer
tempat bagian tubuh Cie Kiat yang berbahaya.
Mendapatkan serangannya gagal mengenai sasarannya, dengan cepat Cie Kiat
telah menarik pulang tangannya itu.
Pada saat itu kedua kaki Sam-cie Sam-kun telah menyerang kearah dirinya
dengan serangan yang berangkai, yang mengincer tempat berbahaya dibagian
tubuhnya, maka dengan cepat Cie Kiat harus menyelamatkan diri.
Tetapi sebagai seorang jago kosen, Cie Kiat tidak saja mengelakkan serangan
Sam-cie Sam-kun, sambil mengelakkan tendangan-tendangan dari Sam-cie Sam-kun
dengan memiringkan tubuhnya doyong kebelakang, maka dengan cepat tangan Cie
Kiat menyapu setengah lingkaran, tubuhnya ikut berputar, tahu-tahu tangan Cie Kiat
telah mengincer akan mencengkeram jalan darah An-tiong-hiatnya Sam-cie Sam-kun.
Hati Sam-cie Sam-kun jadi mencelos, dia kaget luar biasa.
Saking kagetnya dia sampai mengeluarkan seruan tertahan.
Tetapi sebagai jago tua yang kawakan Sam-cie Sam-kun tidak menjadi gugup.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 68

Dia mengetahui kalau memang jalan darah An-tiong-hiatnya kena dicengkeram


oleh anak muda she Lie itu berarti seketika itu juga dirinya akan lumpuh, dan dengan
dirubuhkannya begitu mukanya mau ditaruh dimana? Namanya yang harum dipupuk
puluhan tahun tentu akan runtuh seketika itu juga.
Dengan mengeluarkan seruan ‘Ihhhhhh’, tubuh jago tua berambut putih ini telah
menggerakkan tubuhnya ditengah udara, tahu-tahu dia telah berpoksay.
Dengan begitu cengkeraman tangan Lie Cie Kiat jatuh ditempat kosong lagi.
Cie Kiat juga kagum melihat gerakan Sam-cie Sam-kun Oey Tat begitu sebat
dan cepat sekali. Dia mengeluarkan seruan pujian, tetapi bukan hanya mulutnya yang
bergerak memuji, melainkan tangannya juga telah bergerak lagi dengan kecepatan
yang luar biasa, Cie Kiat tidak mau memberikan kesempatan kepada Oey Tat.
Disaat tubuh kakek tua berambut putih itu sedang berpoksay ditengah udara,
maka dengan cepat kedua tangan Cie Kiat telah menyerang lagi.
Kali ini dia menyerang dari dua jurusan, tangan kirinya mengincer jalan darah
Tie-tiang-hiatnya Oey Tat dibagian dada, sedangkan tangan kanannya mengincer
batok kepala Sam-cie Sam-kun.
Kalau memang salah satu kedua serangan itu mengenai sasarannya, berarti Oey
Tat akan mengalami cidera dan terbinasa.
Oey Tat sendiri terkesiap, dia tidak menyangka tadinya bahwa Cie Kiat ternyata
dapat bergerak begitu cepat dan gesit sekali.
Malah yang membuatnya jadi bingung, serangan-serangan yang dilancarkan
oleh Cie Kiat sebetulnya adalah jurus-jurus ilmu silat biasa saja, dari perguruan
Thian-san-pay, toh gerakan-gerakan si anak muda luar biasa sekali, sehingga
serangan-serangan dan jurus yang biasa itu berobah jadi berbahaya dan dapat
mengancam jiwa si kakek ini.
Dengan cepat dikala kedua tangan Cie Kiat dikala hampir mengenai sasarannya,
dikala tubuh Sam-cie Sam-kun sedang meluncur turun begitu, maka Oey Tat telah
menangkis dengan menggunakan kedua tangannya, sehingga kedua tangan mereka
jadi saling bentur dengan keras.
Dikala terbentur begitulah maka Oey Tat meminjam tenaga tempur untuk
mencelat lagi dan berpoksay dua kali diudara kemudian turun dilantai Lui-thay
dengan selamat!!
Tetapi biarpun begitu, dengan sendirinya hati si jago tua yang kawakan itu jadi
tergoncang hebat, keringat dinginnya membasahi wajahnya.
Sedikitpun dia tidak menduga bahwa Cie Kiat begitu liehay.
Dan dengan adanya pengalaman begitu, maka Sam-cie Sam-kun tidak berani
memandang rendah lagi kepada anak muda she Lie tersebut.
Pada saat itu Cie Kiat telah tertawa, manis sekali tertawa anak muda she Lie ini.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 69

“Loo-cianpwee......!” katanya dengan ramah. “Ternyata kepandaian Loo-


cianpwee sangat sempurna dan liehay sekali, kalau tadi Boanpwee terlambat sedikit
saja, tentu Boanpwee akan kena dirubuhkan oleh Loo-cianpwee!!”
Sam-cie Sam-kun mengerutkan alisnya, dia mengetahui bahwa Cie Kait berkata
begitu, anak muda tersebut ingin melindungi muka si jago tua ini, maka dengan
sendirinya dia harus berterima kasih.
Tetapi karena dia sebagai seorang jago yang kosen dan jarang sekali menemui
tandingan, bukannya dia berterima kasih malah Sam-cie Sam-kun menganggap
perkataan si anak muda she Lie itu adalah suatu penghinaan baginya.
Dia mendengus dengan dingin.
Wajah Oey Tat juga sangat menyeramkan sekali, matanya memancarkan cahaya
pembunuhan.
“Bocah, sebutkan nama gurumu!” bentak Sam-cie Sam-kun dengan suara yang
parau.
Lie Cie Kiat tertawa, tetap ramah sikap pelajar berbaju putih she Lie ini.
Antara Loo-cianpwee dengan Boanpwee tidak saling kenal mengenal
pertamanya, juga hubungan kita seperti juga antara air sumur dengan air sungai yang
tidak saling mengganggu, maka dari itu kita tidak perlu terlalu mengetahui soal
pribadi masing-masing.... dan mengenai nama In-su Boanpwee, kurasa itu sulit untuk
diterangkan olehku dimuka orang ramai ini...!” kata Cie Kiat dengan suara yang
tenang.
Cie Kiat membahasakan gurunya dengan sebutan In-su, guru yang berbudi.
Wajah Sam-cie Sam-kun berobah merah padam.
“Bocah setan!” bentaknya memaki lagi dengan suara yang bengis. “Apakah aku
ini tak berharga menurut anggapanmu untuk mendengar nama gurumu yang harum
dan besar itu?” ejeknya dengan mata mencilak bengis.
Tetapi Cie Kiat tetap tertawa sabar.
“Jangan salah mengerti Loo-cianpwee!” kata Cie Kiat sabar. “Sudah Boanpwee
katakan tak leluasa bagi Boanpwee untuk menyebutkan nama In-su dimuka orang
ramai ini.....!!”
“Baiklah! Sekarang kita boleh main-main beberapa jurus lagi..... dan kalau
memang kau mengalami cidera ditanganku, maka janganlah nanti kau menyebut-
nyebut nama gurumu untuk memohon belas kasihanku!” kata Sam-cie Sam-kun
dengan mendongkol.
Cie Kiat hanya tersenyum.
Baru saja anak muda she Lie ini mau menyahuti perkataan Sam-cie Sam-kun,
tahu-tahu Oey Tat telah berteriak dengan suara mengguntur dan dia menyerang
dengan hebat kepada Cie Kiat.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 70

Kalau dilihat dari cara menyerang Oey Tat, maka jago-jago dibawah panggung
mengetahui bahwa jago tua itu ingin membinasakan Cie Kiat, sehingga mereka jadi
menguatirkan sangat keselamatan jiwa si pemuda she Lie ini.
Hebat sekali serangan-serangan Oey Tat, tetapi bagi Cie Kiat tak berarti apa-
apa.
Anak muda she Lie ini tersenyum, tahu-tahu tubuhnya berkelebat-kelebat
dengan gesit dan cepat.
Setiap tangan Oey Tat bergerak dengan disertai oleh serangan mautnya, maka
setiap kali pula tubuh Cie Kiat melejit-lejit bergerak dengan penuh kelincahan.
Rupanya hal ini semakin membangkitkan kemurkaan dari Sam-cie Sam-kun dia
sampai berteriak-teriak dengan murka dan berjingkrak-jingkrak disusul oleh
serangan-serangannya yang mematikan.... dia mendongkol dan murka sekali, tetapi
menghadapi Cie Kiat ini Oey Tat murka dan bergusar tanpa daya, karena anak muda
she Lie ini selain kosen pun liehay sekali ilmu silatnya......!



CIE KIAT selalu memperdengarkan suara tertawanya, sambil bertempur dia


selalu berkata : “Sabar Loo-cianpwee, tak baik orang cepat marah, karena bisa jadi
cepat tua!!!”
Hal ini menambah kemendongkolan Sam-cie Sam-kun, dia memperhebat setiap
serangannya, tetapi selalu saja dapat dielakkan dan diegoskan oleh Cie Kiat.
Suatu ketika, dikala Sam-cie Sam-kun sedang menyerang dengan dupakan kaki
kirinya kearah kemaluan Cie Kiat, maka dengan suara yang nyaring Cie Kiat berkata
sambil melompat menghindarkan serangan itu :
“Sekarang telah cukup Boanpwee mengalah!!” katanya dengan tertawa. “Nah,
hati-hatiah Loo-cianpwee.... aku si angkatan muda akan berlaku kurang ajar!!”
Dan benar-benar Cie Kiat telah mulai merangsek dengan pukulan berantai.
Hal ini membikin Sam-cie Sam-kun jadi gelagapan juga, karena dengan cepat
dia telah terdesak hebat.
Cie Kiat sekarang sudah tidak berlaku sungkan-sungkan lagi, dengan cepat dan
gencar dia melancarkan serangan-serangan yang berangkai kepada Sam-cie Sam-kun
Oey Tat.
Malah dikala Oey Tat sedang repot melompat mundur beberapa langkah
kebelakang untuk menghindarkan serangan anak muda she Lie ini, Cie Kiat telah
mengeluarkan suara siulannya yang panjang, tahu-tahu tubuhnya telah melompat

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 71

tinggi sekali, tangannya bergerak cepat, dan dia berseru dengan suara yang tinggi :
“Kena!!”
Tangannya itu meluncur mengincer jalan darah Pie-ma-hiatnya Sam-cie Sam-
kun Oey Tat yang terletak dibagian dada sebelah kiri.
Orang-orang yang menyaksikan semuanya terpaku kesima, mereka duga
serangan Cie Kiat pasti berhasil dengan baik dan mengenai sasarannya.
Tetapi Oey Tat juga bukan jago sembarangan, dia memang sudah kenyang
makan asam garam didalam dunia persilatan, sudah beratus kali dia bertempur
dengan jago liehay.
Walaupun kini dia dalam keadaan terdesak begitu dan serangan jari tangan si
anak muda she Lie itu sudah berada dekat sekali dengan dadanya dimana jalan darah
Pie-ma-hiatnya mau dicengkeram oleh anak muda she Lie itu, maka dengan cepat
membuang diri kebelakang, bergulingan di lantai panggung Lui-thay.
Rasa malu dan harga diri sudah lenyap yang penting disaat itu dia dapat
menghindarkan diri dari serangan Cie Kiat, karena kalau sampai jalan darah Pie-ma-
hiatnya kena dicengkeram oleh Cie Kiat, pasti namanya akan lebih runtuh lagi... dia
tentu benar-benar akan tak berdaya dan menderita malu yang tidak terhingga.
Tetapi Cie Kiat mana mau melepaskan lawannya begitu saja!
Dengan cepat anak muda she Lie ini telah melompat kearah Oey Tat, dikala
orang sedang bergulingan begitu, kaki Cie Kiat bergerak akan menendang dengan
kakinya, menotok jalan darah Pay-tie-hiatnya Oey Tat.
Tetapi Oey Tat benar-benar kosen, benar-benar liehay, biarpun dirinya telah
terancam begitu macam, toh dengan berani dia menggunakan tangan kirinya untuk
mencengkeram kaki Cie Kiat, kemudian malah tahu-tahu dia telah mencelat berdiri
dan membarengi sedang melompat berdiri begitu, tangannya juga bekerja akan
menotok pada biji mata Cie Kiat.
Hal ini memaksa Cie Kiat harus mengelakkan dan akhirnya melompat mundur
kebelakang.
Dengan melompat Cie Kiat menjauhkan diri darinya, maka Oey Tat jadi bisa
bernapas sesaat lamanya.
Hatinya masih tergoncang.
Dengan mata mencilak dia mengawasi Cie Kiat, tetapi sikapnya tidak seangkuh
tadi dan juga tidak sebengis waktu pertama kali dia menegur Cie Kiat.
“Bocah! Ternyata kau memang mempunyai kepandaian yang lumayan!!”
katanya dengan suara yang tawar. “Tetapi aku sudah mengatakan, kalau aku tidak
bisa membunuh dan menghirup darahmu, aku tentu tidak akan berkelana didalam
kalangan Kang-ouw lagi! Nah, bersiap-siaplah kau untuk menerima kematianmu!!”
Setelah berkata begitu, tahu-tahu tangan Oey Tat meraba pinggangnya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 72

“Sreetttttt!” dia telah menarik sebatang pecut yang lemas dan bergigi, nyata itu
adalah tulang seekor ular yang panjang sekali, dan tulang ular itulah dipakai untuk
senjata pecut tersebut.
Dengan tawa dingin Oey Tat memutar-mutar senjatanya itu.
“Hmmmmm......... bersiap-siaplah kau untuk dijadikan sate pada pecutku ini!!”
katanya.
Dan setelah berkata begitu, tangannya terayun dengan cepat.
Pecut meletar dan menyerang kearah leher Cie Kiat.
Cie Kiat masih tetap berdiam diri ditempatnya dengan tenang.
Tadi dia hanya melihati saja orang mencabut senjatanya itu, dan waktu pecut
Sam-cie Sam-kun itu menyambar dirinya, dia juga masih berdiam diri saja.
Orang-orang yang menyaksikan dibawah panggung Lui-thay tersebut jadi
berkuatir sekali, malah banyak yang berseru tertahan saking tegangnya suasana.
Mereka menguatirkan diri anak muda she Lie itu akan menjadi korban pecut
berduri dari Sam-cie Sam-kun.
Cie Kiat yang berdiri tenang ditempatnya sejak tadi memang telah bersiap-siap,
dia mementangkan matanya lebar-lebar penuh kewaspadaan.
Waktu pecut dari Oey Tat menyambar dengan cepat dan sudah berada dekat
sekali dengan mengeluarkan siulan yang panjang sekali, tahu-tahu dia mengulurkan
tangannya, dia telah menyambut pecut itu dengan dua jari tangan terpentang.
Dengan suatu kecepatan yang luar biasa tahu-tahu pecut itu telah kena dijepit
oleh jari telunjuk dan jari tengahnya.
Pecut tersebut jadi tak bisa bergerak.
Sam-cie Sam-kun Oey Tat jadi terkejut, dia mencelos hatinya, karena dia kaget
bukan main.
Dengan cepat dia membetot cambuknya itu, tetapi jangankan tertarik, bergerak
saja tidak!
Wajah Sam-cie Sam-kun jadi merah padam, dia mengerahkan Lwee-kangnya
dengan sekuat tenaganya, untuk menarik cambuknya tersebut.
Tetapi jepitan jari tangan Cie Kiat sangat kuat sekali, sehingga cambuk itu tetap
tidak bergerak.
Cie Kiat tersenyum tawar waktu melihat Sam-cie Sam-kun wajahnya dipenuhi
oleh butir-butir keringat.
“Kukira permainan kita telah cukup!” kata Cie Kiat dengan suara tawar.
Dan membarengi dengan perkataannya itu, Cie Kiat mengerahkan lima bagian
tenaga dalamnya, dia menggentak pecut itu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 73

Seketika itu juga Sam-cie Sam-kun merasakan dirinya seperti terbang, kakinya
tidak menginjak lantai panggung Lui-thay, karena memang kenyataannya tubuhnya
itu terlambung tinggi sekali tertarik kearah Cie Kiat.
Anak muda she Lie itu menekuk kaki kirinya, sehingga tubuhnya agak
merendah, disaat tubuh Sam-cie Sam-kun lewat diatas kepalanya, dia mengulurkan
tangan kanannya menghajar telak dada Oey Tat.
Terdengar suara ‘ngeeeekkk’ dari mulut Oey Tat, dan tubuhnya tambah keras
ambruk ditanah dibawah panggung.
Dengan menderita kesakitan yang hebat, karera merasakan dadanya seperti mau
remuk terhajar telak oleh tangan Cie Kiat, Sam-cie Sam-kun berdiri perlahan-lahan.
Tetapi biarpun dia dalam keadaan kesakitan, toh cahaya matanya masih tajam
dan mendelik kearah Cie Kiat dengan memancarkan bahwa dia sangat mendendam
kepada diri pemuda she Lie tersebut.
“Bocah, kali ini kau memang dapat merubuhkan diriku, tetapi ingatlah pada
suatu hari nanti tiga tahun lagi, aku pasti akan mencarimu!!” kata Oey Tat dengan
suara mendendam dan sambil melibatkan pecutnya kepinggangnya kembali. “Dan,
budi kebaikanmu pada hari ini akan kuhajar lipat dua nantinya!!
Cie Kiat hanya tertawa saja mendengar perkataan orang, dia tidak bermaksud
untuk melayaninya.
Dengan teringsut-ingsut Sam-cie Sam-kun melangkah kearah Song Kie Pa yang
masih rebah pingsan dibawah panggung Lui-thay.
Dibawah sorotan mata orang-orang yang mengawasi mereka guru dan murid,
Sam-cie Sam-kun melangkah perlahan-lahan meninggalkan tempat tersebut.
Waktu dia akan berlalu, sekali lagi dia memandang kearah Cie Kiat dengan
tatapan mata yang bengis.
Dan, setelah itu barulah dia menjejakkan kakinya, melompat keatas dinding, lalu
lenyap dari pandangan orang banyak.
Cie Kiat sendiri telah melompat turun dari atas panggung.
Dia menuju ketempatnya berduduk lagi. Dia duduk disitu.
Semua jago-jago dibawah panggung memuji kekosenan anak muda berpakaian
serba putih she Lie ini, karena jarang sekali ada orang yang bisa menandingi
kepandaian dari Sam-cie Sam-kun Oey Tat itu!
Dan sekarang Cie Kiat bisa merubuhkan jago tua itu, berarti kepandaian Cie
Kiat luar biasa sekali!
Siang Wang-gwee dan Siang Kie Lan telah mendatangi Cie Kiat, mereka
memuji keliehayan dan kekosenan dari anak muda she Lie ini.
Cie Kiat jadi likat, dia malu sendirinya, dan selain mengeluarkan perkataan
merendah.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 74

Waktu Ong Kim Hok menyatakan terima kasihnya, dia juga mengatakan bahwa
pertolongannya yang diberikan kepala pemuda she Ong itu, sebetulnya tidak berarti
apa-apa.
Semua orang yang melihat sikap dan perangai dari pemuda she Lie tersebut,
yang walaupun mempunyai kepandaian yang luar biasa, toh masih tetap membawa
sifat merendah diri dan ramah tamah, tidak angkuh, mereka jadi kagum sekali.
“Kalau memang Lie Siauw-hiap mau, lebih baik Lie Siauw-hiap menetap disini
di gubukku untuk beberapa hari lamanya guna menyatakan kekaguman kami atas
kekosenan dan keliehayan ilmu silat Lie Siauw-hiap!” kata Siang Wang-gwee.
Lie Cie Kiat telah menolaknya dengan rendah hati, dia mengemukakan alasan
bahwa dia masih mempunyai urusan yang belum lagi diselesaikannya, maka dari itu
terpaksa dia menolak tawaran dan kebaikan dari Siang Wang-gwee.
Sesaat kemudian Pie-bu itu telah dimulai lagi. Ada dua jago silat muda yang
naik keatas panggung untuk memperebutkan gelar juara, demi dapat
mempersuntingkan nona manis seperti Siang Kie Lan.
Tetapi hati nona Siang itu telah terpikat pada Cie Kiat.
Entah kenapa gadis ini jadi sering melirik kearah tempat duduk Cie Kiat, dan
kalau memang mereka bertemu pandang secara kebetulan, seketika itu juga si gadis
menundukkan kepalanya dengan pipi yang berobah merah seperti tomat, dia juga
melemparkan seulas senyum, yang selalu dibalas oleh Cie Kiat.
Nona Siang ini juga entah kenapa dia jadi mengharapkan agar Cie Kiat juga ikut
turun Pie-bu memperebutkan dirinya, karena dia percaya, pasti Cie Kiat yang akan
merebut kemenangan, karena Siang Kie Lan yakin akan kepandaian dari anak muda
she Lie ini yang mempunyai kepandaian luar biasa sekali.
Kepandaian tinggi, wajah cakep, dan cara serta bicaranya menarik, maka hati
siapa yang tak akan tertarik? Siang Kie Lan sendiri jadi berdoa, semoga Cie Kiat
cepat-cepat naik kepanggung guna ikut memperebutkan dirinya, agar secepatnya
nanti akan diumumkan bahwa Cie Kiat adalah tunangannya...........!
Tetapi betapa kagetnya hati si nona Siang, karena dilihatnya pada suatu ketika
Cie Kiat telah berdiri dari duduknya dan menuju kepintu luar.
Si gadis jadi sibuk.
Pada saat itu diatas panggung sedang terjadi suatu keributan diantara dua orang
anak muda yang sedang Pie-bu, mereka masing-masing saling mempersalahkan,
karena kedua senjata mereka masing-masing terlepas.
Tetapi hal itu tidak menarik perhatian nona Siang ini, Kie Lan jadi repot
menggoyang-goyangkan tangan ayahnya.
“Thia.... dia.... dia mau pergi!!” katanya dengan gugup.
Siang Wang-gwee jadi heran, dia melihat gadisnya ini kebingungan sekali. Juga
Siang Wang-gwee tidak mengetahui siapa yang dimaksud ‘dia’ oleh Kie Lan.
“Siapa maksudmu?” tanya Siang Wang-gwee kemudian.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 75

“Itu.... Lie Siauw-hiap mau pergi!!” kata Siang Kie Lan dengan wajah yang
berobah merah, dan dia cepat-cepat menundukkan kepalanya.
Siang Wang-gwee menoleh kearah tempat duduk Cie Kiat, dilihatnya memang
benar anak muda she Lie itu sedang melangkah akan menuju kepintu keluar.
Siang Wang-gwee jadi sibuk juga. Kericuhan diatas panggung tidak menjadi
perhatiannya lagi.
Cepat-cepat dia mengejar Cie Kiat.
“Lie Siauw-hiap.....! Lie Siauw-hiap!!” panggilnya dengan tergopoh.
Cie Kiat mendengar dirinya dipanggil orang, dia menoleh. Tadi dia memang
bermaksud untuk maninggalkan tempat ini.
Dilihatnya Siang Wang-gwee dan nona Siang sedang mendatangi dengan cepat-
cepat.
Tampaknya mereka sibuk sekali.
“Lie Siauw-hiap, kau mau kemana?” tegur Siang Wang-gwee begitu dia sampai
di depan Cie Kiat.
Cie Kiat tersenyum tenang.
“Hak-seng rasa sudah cukup lama Hak-seng berdiam disini, maka Hak-seng
bermaksud akan melanjutkan perjalanan Hak-seng pula....!!” dia menyahuti.
“Apakah.... apakah tak lebih baik kalau memang Lie Siauw-hiap bermalam satu
atau dua malam digubuk kami?” kata nona Siang dengan gugup.
Pada saat seperti itu lenyap rasa canggung dan malunya, dia merasa berat
ditinggalkan oleh pria yang telah dapat menggedor pintu hatinya. Entah kenapa,
biarpun dia bertemu dengan Cie Kiat belum lama, toh dia telah menyukainya.
Cie Kiat tersenyum mendengar perkataan gadis itu.
“Terima kasih, Siang Kouw-nio...!” kata Cie Kiat kemudian. “Lain hari Hak-
seng pasti akan mampir pula kemari!
Dan Cie Kiat merangkapkan kedua tangannya, dia menjura memberi hormat
kepada Siang Wang-gwee dan Siang Kie Lan.
Melihat orang berkeras juga ingin berangkat maka Siang Wang-gwee jadi tidak
bisa memaksa terus.
Dia terpaksa membalas pemberian hormat orang, dan Kie Lan juga membalas
pemberian hormat Cie Kiat dengan berat sekali.
Seperti juga telah mengetahui apa yang dirasakan oleh puterinya, sebetulnya
Siang Wang-gwee juga setuju benar kalau Cie Kiat menjadi menantunya.
Tetapi setelah memberi hormat kepada Siang Wang-gwee dan nona Siang itu,
Cie Kiat telah memutar tubuhnya, melangkah meninggalkan tempat itu tanpa
menoleh lagi.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 76

Wajah Siang Kie Lan jadi berduka, guram sekali.


Berat sekali hatinya ditinggal oleh pemuda yang telah dapat menarik hatinya.
Mereka mengantarkan kepergian Cie Kiat sampai dimuka pintu.
Akhirnya bayangan anak muda she Lie itu lenyap dari pintu.
Siang Wang-gwee yang mengetahui kesusahan hati puterinya, cepat-cepat dia
menghiburnya.
Mereka kembali ketempat duduk mereka untuk menyaksikan yang Pie-bu.....
pada saat itu di Lui-thay telah diganti oleh dua orang lainnya yang sedang bertempur
seru....... ingin memperebutkan kemenangan.
Tetapi semua itu tidak menarik perhatian Siang Kie Lan, dia kemudian masuk
kedalam rumah dengan wajah yang berduka.
Tak ada selera lagi baginya untuk menyaksikan keramaian itu, dan seandainya di
antara yang Pie-bu itu ada yang memperoleh kemenangan, Siang Kie Lan sudah
bertekad akan menolaknya.... karena dia akan menunggu Lie Cie Kiat atau juga
menyusul mencari pemuda she Lie itu, karena Cie Kiat benar-benar telah dapat
menggedor pintu hati si gadis.....

*
* *

MARI KITA IKUTI perjalanan Cie Kiat.


Dia telah kembali kepenginapannya, dan cepat-cepat dia membungkus kembali
Pauw-hoknya, buntalannya.
Dia bermaksud untuk berangkat meninggalkan kampung Liong-gak-chung pada
saat itu juga.
Perintah gurunya untuk membunuh penjahat besar yang bernama Liang Ban Cen
telah dapat diselesaikan dan dilaksanakan, maka dari itu, masih ada beberapa perintah
gurunya yang masih belum diselesaikannya.
Waktu pemuda she Lie ini sedang membereskan pakaiannya yang diikat
kedalam Pauw-hoknya, buntalannya, tiba-tiba dia jadi teringat pada nona Siang Kie
Lan.
Wajah gadis she Siang itu jadi membayang bermain didepan matanya.
Tetapi sesaat kemudian, Cie Kiat telah menggelengkan kepalanya sambil
tersenyum.
“Ah aku benar-benar tidak tahu malu!!” pikirnya. “Sudah jelas aku masih belum
dapat menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan oleh In-su keatas pundakku,
kheneh, sekarang telah memikirkan wanita! Hai Cie Kiat, kau benar-benar tidak tahu
diri!! Sudahlah! Soal wanita dapat dipikirkan nanti dua atau tiga tahun lagi, dikala
semua tugas yang diberikan oleh In-su telah selesai!!”

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 77

Dan Cie Kiat jadi tertawa lagi, kemudian dia meneruskan mengikat Pauw-
hoknya.
Setelah membereskan segalanya, Cie Kiat keluar dari kamarnya.
Dia memerintahkan kepada seorang pelayan untuk mempersiapkan kudanya.
Tetapi dikala dia sedang menunggu pelayan itu, tiba-tiba datang seorang lelaki
yang bertubuh tinggi besar dan mukanya berewokan.
Wajahnya bengis sekali, matanya memancar tajam, menandakan bahwa lelaki
bertubuh tinggi besar ini mengerti ilmu silat.
“Lie Sian-seng!” panggil lelaki berewok itu.
Cie Kiat menoleh dengan terkejut.
Dia merasa tidak mengenal lelaki bertubuh tinggi besar ini, tetapi mengapa
orang ini mengetahui bahwa dia adalah orang she Lie?
Siapakah lelaki bertubuh tinggi besar dan mukanya berewokan begitu?
“Lie Sian-seng....... ternyata kau telah berada disini. Ayo ikut padaku, ada
sedikit persoalan yang ingin kami bicarakan denganmu!” kata lelaki bertubuh tinggi
besar itu lagi.
Cie Kiat jadi bingung.
“Tuan.... mungkin tuan salah mengenali orang!” kata Cie Kiat dengan cepat.
“Hak-seng tidak kenal dengan tuan dan mungkin tuan salah mata!”
Orang itu tertawa, tidak sedap sekali tertawa orang itu.
“Salah mengenali orang? Salah mata? tanyanya sambil tetap tertawa. “Oh tidak
mungkin! Bukankah kau bernama Lie Cie Kiat?”
Kembali Cie Kiat jadi terkesiap hatinya, dia bingung bercampur heran melihat
orang mengetahui nama dan shenya begitu jelas.
“Siapakah tuan..... mengapa tuan mengetahui nama dan sheku?” tanya Cie Kiat
dengan heran.
Lelaki berewok itu kembali tertawa.
“Jangan heran.......!” kata si berewok dengan suara aseran. “Kalau memang Lie
Sian-seng mau mengetahui siapa kami sebenarnya, maka ikutlah aku sebentar.”
Cie Kiat bersangsi sebentar.
Dia duga dibelakang orang ini tentu ada peristiwa yang cukup hebat.
“Bagaimana? Kau mau ikut atau tidak?” tanya orang yang mukanya berewok
tersebut waktu dia melihat orang bersangsi.
Akhirnya Cie Kiat mengangguk juga.
“Baiklah! Jauhkah tempat yang harus kita tuju?” tanyanya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 78

Orang itu menggelengkan kepalanya.


“Hanya beberapa lie saja!!” dia menyahuti.
Pada saat itu pelayan yang membawa kuda Cie Kiat sudah sampai.
Cie Kiat memberikan persen kepada pelayan itu, terus dia tuntun kudanya itu.
“Kau membawa kuda?” tanya Cie Kiat kepada orang berewok tersebut.
Orang berewok itu mengangguk cepat-cepat.
“Kutambatkan dimuka rumah penginapan ini!” dia menyahutinya.
“Persoalannya sangat panjang kalau diceritakan, maka dari itu lebih baik Lie Sian-
seng melihatnya dengan kepala mata sendiri”.
Cie Kiat mengangguk.
“Ya..... begitupun boleh!” kata anak muda she Lie ini. “Hanya yang membuatku
jadi bingung dari mana kau mengetahui nama dan sheku?”
Orang itu tersenyum.
“Sudah kukatakan, nanti Lie Sian-seng akan mengetahui dengan sendirinya!”
menyahuti orang itu.
Cie Kiat tersenyum sambil mengangkat pundaknya, kemudian dia menuntun
kudanya keluar rumah penginapan, setelah itu dia melihat lelaki berewok tersebut
menuju ke seekor kuda berbulu merah yang tertambat dibawah pohon.
Dengan gerakan yang gesit, menandakan Gin-kang orang tersebut tidak lemah,
lelaki itu melompat naik keatas kudanya.
Cie Kiat juga menaiki kuda putihnya.
“Ayo kita berangkat!” kata Cie Kiat sambil tersenyum, tak tampak sedikitpun
perasaan jeri diwajah anak muda she Lie ini walaupun dia harus mengikuti orang
berewokan yang belum dikenalnya itu.
Orang berewok tersebut mengedut tali kekang kudanya dan dengan cepat kuda
tunggangannya itu mencongklang berlari dengan cepat.
Cie Kiat hanya mengikuti saja dibelakangnya.
Orang berewok tersebut melarikan kuda tunggangannya yang berbulu merah
tersebut menuju keluar kampung Liong-gak-chung.
Dalam waktu yang sangat singkat mereka telah berada diluar kampung Liong-
gak-chung.
Tetapi lelaki berewok tersebut masih terus juga melarikan kuda tunggangannya
itu kearah selatan.
Cie Kiat hanya mengikuti dari belakangnya saja.
Anak muda she Lie sangat penasaran sekali, dia ingin sekali mengetahui apa
maksudnya lelaki berewokan ini mengajak dirinya mengikuti dirinya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 79

Maka dari itu, sebagai seorang jago yang mempunyai kepandaian sempurna, Cie
Kiat tidak jeri nanti menghadapi sesuatu, karena dia percaya akan kesanggupan
dirinya untuk menghadapi orang berewok itu kalau memang dia bermaksud jelek
pada dirinya.
Jauh juga orang berewok tersebut yang bertubuh tinggi besar melarikan
kudanya, sampai akhirnya ketika mereka sampai dimuka sebuah rumah yang
terpencil sendiri rumah batu yang bentuknya sangat aneh, barulah orang berewok itu
berhenti dimuka rumah itu.
Cie Kiat juga menarik les kekang kudanya, dia tidak lantas turun dari kuda
tunggangannya, melainkan mengawasi rumah yang bentuknya sangat aneh itu.
Rumah itu dibangun dari batu kuat dan kokoh sekali tampaknya, namun bentuk
rumah batu tersebut lucu sekali, hanya segi empat menyerupai kotak, tanpa
wuwungan genteng, tertutup seluruhnya oleh batu, dan juga tampaknya tidak
mempunyai jendela.
Dengan bentuknya yang aneh itu, rumah tersebut jadi luar biasa sekali.
Cie Kiat melihat lelaki berewok itu telah melompat turun dari kuda
tunggangannya.
Dengan langkah lebar lelaki berewokan tersebut menghampiri rumah batu itu
lebih dekat.
Kemudian tampak lelaki bertubuh tinggi besar ini menekuk kedua kakinya
berlutut memberi hormat kearah rumah batu itu.
“Tee-cu Cong Teng San dengan ini memberitahukan bahwa undangan Bunga
Teratai telah dipenuhi oleh orang she Lie dan bernama Cie Kiat itu!!” dan lelaki
berewok yang mengaku bernama Cong Teng San tersebut mengangguk-anggukkan
kepalanya tiga kali, kemudian baru bangkit berdiri.
Diantara kesunyian suasana disekitar tempat itu, terdengar suara tertawa yang
menyeramkan dari dalam rumah persegi empat menyerupai kotak itu :
“Kikikikkkkkikikikik! Suruh masuk! Suruh masuk tamu kita yang kedelapan belas
itu! Kikikkkkkikikkkkkikikikkkkkikikik!”
Mendengar suara tertawa orang yang di dalam rumah persegi empat yang
terbuat dari batu itu bulu tengkuk Cie Kiat jadi meremang berdiri, suara tertawa
orang didalam rumah batu itu sangat menyeramkan sekali, seperti juga suara
tertawanya setan penasaran.
Cie Kiat jadi memandang kearah lelaki berewok itu, Cong Teng San, dengan
sepasang alis mengkerut.
Cong Teng San telah memutar tubuhnya menghadap kearah Cie Kiat.
“Lie Sian-seng, mari kita masuk!” ajaknya waktu dia melihat si pelajar berbaju
putih ini masih bercokol terus diatas kuda putihnya.
Cie Kiat mengangguk.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 80

“Baik!” dia menyahuti. “Tetapi bolehkah Hak-seng mengetahui terlebih dahulu,


siapakah orang didalam rumah itu?”
Teng San tersenyum, tetapi Cie Kiat yakin dan pasti dibalik dari senyum orang
she Cong tersebut mempunyai suatu tabir rahasia.
“Nanti Lie Sian-seng akan mengetahui dengan sendirinya!” katanya cepat.
Cie Kiat tidak bertanya lagi, melainkan dia melompat turun dari kuda putihnya.
Dia membiarkan kuda tunggangannya itu memakan rerumputan yang banyak
bertumbuhan disekitar tempat tersebut.
Dengan langkah lebar dan tanpa bersangsi sedikitpun Cie Kiat mengikuti Teng
San.
Hanya yang membuat Cie Kiat bingung adalah dimana pintu rumah itu, karena
rumah tersebut dibangun dalam bentuk empat persegi, dan tak tampak pintunya.
Cong Teng San melangkah kearah samping kiri rumah itu, disitu ada sebuah
sumur yang ditepian sumur itu telah ditumbuhi oleh pohon alang-alang.
Teng San menghampiri sumur itu.
Cie Kiat hanya mengikuti dibelakangnya saja.
Waktu sampai didekat orang she Cong itu, Teng San menengok kepada Cie
Kiat.
“Kita masuk melalui sumur ini!!” katanya sambil tersenyum.
Cie Kiat jadi mengerutkan alisnya lagi. Dia bertambah heran.
Adakah orang yang masuk kedalam rumah melalui sebuah sumur? Apakah
orang-orang didalam rumah yang bentuknyapun aneh itu adalah orang-orang yang
sinting?
Cie Kiat melongok kedalam sumur itu, dilihatnya sumur itu adalah sebuah
sumur kering, yang dalamnya antara lima tombak lebih.
Belum sempat Cie Kiat untuk berpikir terlebih jauh lagi. Cong Teng San telah
melompat masuk kedalam sumur itu.
Cie Kiat melongok kedalam sumur itu, tampak olehnya Teng San sampai
didasar sumur itu dengan selamat, seperti juga dia telah biasa melompat masuk keluar
disumur itu.
“Hayo lompat Lie Sian-seng!!” terdengar suara Teng San berteriak dari dalam
sumur.
Cie Kiat masih ragu-ragu sejenak, dia bimbang sesaat, karena biar bagaimana
dia belum mengenal orang she Cong yang selalu merahasiakan mengenai dirinya.
Lagi pula siapa yang ada didalam rumah batu persegi empat itu juga Cie Kiat tak
mengetahuinya dengan jelas.
Tetapi Cie Kiat adalah seorang pemuda yang berani sekali walaupun dia melihat
keadaan sangat misterius dan penuh diselimuti oleh tabir rahasia, toh dia akhirnya
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 81

melompat juga kedalam sumur itu......... tubuhnya melayang kedalam sumur yang
dalamnya kurang lebih diantara lima tombak.



BEGITU KAKI Cie Kiat menginjak tanah dasar sumur tersebut, pandangan Cie
Kiat agak gelap, karena suasana didalam sumur itu tak ada penerangannya.
Dengan mengandalkan Gin-kangnya, maka Cie Kiat tidak mengalami kesukaran
melompati sumur yang cukup dalam itu.
Teng San telah maju kearah terowongan yang terbentang dihadapan mereka.
Cie Kiat hanya mengikuti dari belakang orang she Cong itu.
Seketika itu juga barulah Cie Kiat mengetahui bahwa sumur tersebut adalah
merupakan jalan rahasia untuk menuju kedalam rumah berbentuk empat persegi
tanpa pintu tanpa jendela itu.
Jadi sumur yang telah kering itu dijadikan sebagai pintu keluar masuk dari
orang-orang yang memasuki rumah persegi empat tersebut.
Ketika mereka keluar dari lorong sumur itu, mereka sampai disebuah ruangan.
Begitu melihat seisi ruangan itu, hati Cie Kiat jadi tergoncang juga.
Dilihatnya didalam sebuah ruangan tampak sebuah meja panjang, disitu dikursi
masing-masing duduk delapan belas orang. Wajah orang-orang itu bermacam-macam
bentuknya, ada Too-jin, ada Hwee-shio ada yang berpakaian pengemis yang
dipunggungnya menggemblok beberapa lembar karung dan juga terdapat orang yang
berdandan petani.
Dan yang luar biasa, yang membikin hati Cie Kiat jadi tergoncang adalah wajah
kedelapan belas orang yang duduk mengelilingi meja itu semuanya rata-rata jelek-
jelek dan menyeramkan, pecat-pecot mengerikan, seperti juga muka setan.
Disamping dari meja panjang itu, di sebuah kursi yang besar dan beralaskan
kulit macan, tampak duduk seorang berpakaian sangat aneh sekali. Dia memakai kun,
gaun, wanita yang berwarna-warni, juga rambutnya terurai panjang sekali.
Wajahnya pun luar biasa sekali, mungkin dibandingkan dengan kedelapan belas
orang yang duduk dimeja panjang didekatnya itu, wajah orang inilah yang paling
jelek dan buruk.
Disamping orang tersebut berdiri seorang pengemis yang sedang menundukkan
kepala saja.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 82

Ketika melihat pengemis tersebut, seketika itu juga Cie Kiat teringat bahwa
pengemis itu adalah pengemis yang pernah dia jumpai diperut gunung Fung-san, dan
Cie Kiat pernah bertanya kepada pengemis ini mengenai letak kampung dari Liong-
gak-chung.
Waktu Cie Kiat menegaskan lagi, ternyata wajah orang yang duduk dikursi
macan itu selain menyeramkan, pun tampak bengis sekali.
Orang yang duduk dikursi macan itu juga mengawasi kearah Cie Kiat dan Cong
Teng San.
Wajahnya tak sedap untuk dilihat.
Dan dia tertawa terkekeh lagi dengan wajah yang bengis sekali.
“Selamat datang ditempat kami yang buruk ini!” kata orang bermuka bengis itu.
“Dan kedatangan kalian memang sedang kami tunggu!”
Cie Kiat maju beberapa langkah, sedangkan Cong Teng San telah menghampiri
lebih dulu kearah orang yang duduk dibangku beralaskan kulit macan itu.
Dia menekuk kedua kakinya dan berlutut dihadapan orang tersebut.
“Tee-cu telah kembali dan membawa orang she Lie ini menurut perintah Kauw-
cu!” kata Cong Teng San.
Orang yang duduk dikursi beralaskan kulit macan itu mengangguk.
“Ya, kau telah melakukan tugas dengan baik sekali!” katanya dengan suara yang
perlahan sekali. Sikapnya acuh tak acuh, malah kemudian dia mengibaskan
tangannya memerintahkan Cong Teng San untuk bangkit berdiri.
Cong Teng San bangun setelah mengangguk-anggukkan kepalanya beberapa
kali lagi.
Dia menyingkir ketepian.
Orang bermuka jelek ini telah melambaikan tangannya kearah Cie Kiat.
“Kemari kau.... mendekat.” panggilnya dengan suara yang agak parau.
Walaupun dirinya sedang diliputi oleh kesangsian yang sangat, toh Cie Kiat
datang menghampiri.
“Engkaulah yang bernama Lie Cie Kiat?” tanya orang bermuka jelek itu setelah
Lie Cie Kiat datang menghampiri lebih dekat.
Cie Kiat mengangguk.
“Ya!” dia menyahuti dengan suara tegas. “Memang aku orang yang kau
maksudkan itu!!”
Orang yang duduk dikursi beralaskan kulit macan itu tertawa.
Tidak sedap sekali suara tertawa orang itu. Agak menyeramkan.
“Bagus! Kau adalah orang yang kedelapan belas yang menanyakan letak dari
perkampungan Liong-gak-chung kepada orangku ini!” kata orang yang duduk dikursi
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 83

beralaskan kulit macan itu sambil menunjuk kearah pengemis yang sedang berdiri
tegak disampingnya.
Cie Kiat menuruti tunjukan dari orang itu, dia melihat kearah pengemis itu.
Tampak si pengemis tersenyum kearah Cie Kiat dan menganggukkan kepalanya.
Cie Kiat membalas senyuman si pengemis, diapun mengangguk.
Didalam hati Cie Kiat jadi membatin. “Hmmmm.......... pantas mereka
mengetahui, si pengemis inilah yang telah bertemu denganku diperut gunung...... dan
padanya telah kuberitahukan she dan namaku!”
Sedangkan orang yang duduk dikursi beralaskan kulit macan itu menoleh kearah
ketujuh belas orang duduk dimeja panjang.
“Saudara-saudara!! Inilah Lie Sian-seng, Lie Siu-chay, yang tadi telah
kuceritakan! Lie Siu-chay akan termasuk salah seorang pengikut dari perlombaan
yang akan kita adakan!!” katanya dengan suara yang parau.
Ketujuh belas orang yang sedang duduk dimeja panjang itu semuanya berdiri.
Mereka merangkapkan tangannya menjura kepada Cie Kiat.
Cie Kiat juga membalas penghormatan orang-orang itu, dia jadi repot sekali.
Sedangkan orang yang duduk dikursi beralaskan kulit macan itu telah menunjuk
kesebuah kursi yang masih kosong dibelakang meja panjang tersebut, yang terletak
paling sudut dari urutan ketujuh belas orang lainnya.
“Itulah tempatmu Lie Siu-chay!!” kata orang itu. “Aku Pek-lek-ciu Oen Lay Tat
meminta dengan sangat agar kau menuruti setiap perintah dari kami dan syarat dari
kami, karena kalau memang kau tidak menuruti perintah kami, maka mungkin kau
akan mengalami suatu rintangan dan juga akan menemui kesulitan..... kami tentu
akan merasa tidak enak sekali padamu, karena biar bagaimana kau adalah tamu
kehormatanku!!”
Cie Kiat sedang kebingungan yang sangat, dia tidak mengerti apa maksud dari
orang bermuka jelek itu.
Dan juga dihati anak muda she Lie ini sedang dipenuhi oleh tanda tanya akan
peristiwa selanjutnya yang akan dihadapi olehnya.
“Ini.... ini......” katanya tergugu, dia ingin meminta penjelasan.
Tetapi orang bermuka jelek, dimana diwajahnya terdapat banyak sekali cacad
bekas bacokan senjata tajam itu, yang mengaku bernama Oen Lay Tat, telah tertawa
lagi dengan suara parau manyeramkan.
“Duduklah!!” katanya tegas sekali sambil mengibaskan tangannya.
Cie Kiat jadi ragu-ragu sesaat, dia baru menanyakan lagi, Oen Lay Tat telah
mengibaskan tangannya lagi.
“Duduklah!!” katanya lagi dengan suara yang lebih tegas.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 84

Karena ingin mengetahui kelanjutan dari peristiwa ini, maka akhirnya Cie Kiat
tidak banyak bertanya lagi. Dan menghampiri kearah kursi yang ditunjuk dan
diperuntukkan bagi dirinya.
Cie Kiat duduk disitu.
Sedangkan Oen Lay Tat telah menoleh kearah ketujuh belas orang lainnya.
Dia tersenyum, tetapi tetap saja senyumnya itu tak enak dipandang.
Kemudian dia juga menoleh kepada si pengemis yang berdiri disampingnya.
Dia menganggukkan kepalanya.
Si pengemis telah membungkukkan tubuhnya, mendekatkan telinganya kepada
mulut orang she Oen itu.
Tampak Oen Lay Tat membisikkan sesuatu, dan si pengemis mengangguk-
anggukkan kepalanya sambil sebentar-sebentar mengiyakan.
Orang-orang yang lainnya yang berada disitu hanya mengawasi saja.
Tak ada salah seorang diantara mereka yang membuka suara.
Sehingga untuk sementara waktu keadaan diruangan tersebut jadi hening sekali.
Tampak si pengemis, setelah mendengarkan apa yang dibisikkan oleh Oen Lay
Tat, dia bergegas keluar dari ruangan itu, memasuki sebuah ruangan lainnya,
menghilang di situ.
Oen Lay Tat melambaikan tangannya lagi memanggil Cong Teng San.
Dengan cepat orang she Cong itu menghampiri dengan sikap yang menghormat
sekali.
Kembali Lay Tat membisikkan sesuatu kepada orang she Cong itu.
Setelah itu, tampak Cong Teng San juga bergegas menuju keluar dari ruangan
tersebut.
Setelah kedua orangnya itu keluar dari ruangan itu, maka kembali Lay Tat
menoleh kepada Cie Kiat beramat.
“Saudara-saudara sekalian, sebetulnya memang hal ini bukan menjadi urusan
saudara, namun karena saudara memang kebetulan datang kekampung Liong-gak-
chung, maka aku Oen Lay Tat ingin meminta sedikit kerelaan saudara-saudara untuk
menyaksikan sesuatu..... dan sebetulnya hal ini suatu kejadian yang langka dan jarang
sekali dapat saudara temui, pula jarang terjadi didalam dunia persilatan! Dan, dengan
menyaksikan benda yang akan aku perlihatkan, maka itu termasuk suatu
keberuntungan saudara-saudara sekalian.........!” dan setelah berkata sampai disitu,
maka Oen Lay Tat telah batuk-batuk beberapa kali.
Semua orang tak ada yang mengeluarkan suara, mereka hanya mengawasi saja.
Begitu juga Cie Kiat, dia berdiam diri, hanya mendengarkan apa yang akan
dikatakan oleh orang she Oen tersebut selanjutnya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 85

Pada saat itu Lay Tat telah melanjutkan perkataannya lagi : “Maka dari itu, pada
hari ini saudara-saudara memperoleh suatu keberuntungan sebuah mustika yang tiada
taranya didalam dunia persilatan, yang akan membuat mengiler semua jago-jago
didalam rimba persilatan! Dengan sangat beruntung aku telah menemukan benda itu
dan barmaksud untuk memperlihatkan kepada saudara-saudara!!”
Dan Oen Lay Tat menyapu orang-orang yang ada didalam ruangan tersebut
dengan kilatan mata yang tajam sekali.
Cie Kiat jadi tambah heran, benda mustika apa yang dimaksudkan oleh orang
she Oen tersebut.
Mengapa tampaknya Lay Tat menganggap benda yang baru ditemukannya itu
adalah mustika yang tiada taranya didalam dunia persilatan.
Apakah benda mustika yang dianggap begitu berharga oleh Lay Tat adalah
pedang pusaka atau pula golok pusaka yang telah berusia ribuan tahun dan sangat
tajam sekali? Atau mungkin juga orang she Oen ini telah menemukan peta harta yang
sangat besar jumlahnya?
Memang, memang benda itu sangat berharga, mengapa orang she Oen tersebut
sengaja mengundang jago-jago rimba persilatan untuk ikut menyaksikan benda
pusaka tersebut.
Apakah Lay Tat tidak jeri kalau nanti salah seorang diantara kedelapan belas
orang yang diundangnya itu jadi mengiler melihat benda tersebut dan berusaha untuk
merebutnya?
Bukankah Lay Tat sendiri yang telah mengatakan bahwa benda pasaka itu akan
membuat para jago-jago didalam rimba persilatan akan merah matanya dan mengiler
untuk memilikinya?
Tetapi Cie Kiat tetap berdiam diri saja, walaupun dihatinya anak muda she Lie
ini dipenuhi oleh berbagai pertanyaan yang tidak terpecahkan.
Sedangkan Oen Lay Tat setelah mengawasi kedelapan belas jago itu silih
berganti dia tertawa lagi dengan suara yang parau menyeramkan.
Kemudian dia menghela napas.
“Ya...... tentu dihati kalian akan bertanya-tanya, mengapa aku menemui barang
mustika itu lalu ingin memperlihatkan barang mustika itu pada kalian? Mengapa aku
tidak menyimpannya dan secara diam-diam memilikinya untuk diriku sendiri?! Ya
toh?” dan kembali orang she Oen itu tertawa, juga matanya menyapu jago-jago yang
ada disitu dengan mata yang memancar tajam sekali, berkilat aneh sekali.
Tetapi tetap saja tak ada seorang diantara mereka yang membuka suara,
kedelapan belas jago itu masing-masing berdiam diri saja.
Mereka hanya mengawasi kearah orang she Oen ini dengan pancaran mata yang
bertanya-tanya.
Oen Lay Tat telah tertawa lagi dengan suaranya yang tidak enak didengar itu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 86

“Ya..... aku sebagai seorang tokoh didalam rimba persilatan, biar bagaimana aku
menginginkan agar saudara-saudara juga dapat ikut menyaksikan kemujijatan dari
mustika itu!? Benar-benar hal ini sangat langka sekali dan jarang terjadi!! Nah
sebentar lagi kita akan menyaksikan benda mustika itu.........!”
Sehabis berkata begitu, Oen Lay Tat tertawa gelak-gelak sampai tubuhnya
tergoncang hebat.
Tiba-tiba diantara kedelapan belas orang itu telah bangun berdiri seorang Hwee-
shio.
“Aku ingin bertanya, Kauw-cu!!” teriak si Hwee-shio dengan suara yang
nyaring kedengarannya.
Dia memanggil Oen Lay Tat dengan sebutan Kauw-cu, yang berarti pimpinan
dari sebuah perkumpulan, ketua perkumpulan.
Oen Lay Tat menoleh kearah si Hwee-shio, kedua biji matanya memain tak
hentinya.
“Apa yang ingin ditanyakan oleh Toa Hwee-shio?” tanya Lay Tat dengan suara
yang tetap parau dan membikin anak telinga jadi sakit mendengarnya.
Si Hwee-shio mendehem dulu sebelum dia bertanya.
“Seperti sahabat-sahabat lainnya yang ada disini, maka Pin-ceng masih belum
mengerti apa maksud dari Kauw-cu mengundang kami kemari! Kalau memang hanya
untuk menyaksikan suatu barang mustika, kurasa tidak perlu sampai Kauw-cu
mengundang sekian banyak jago-jago rimba persilatan seperti sekarang ini!!”
Mendengar pertanyaan si Hwee-shio, maka Oen Lay Tat tertawa.
“Loo su-hu!!” katanya dengan suara yang tetap parau dan perlahan sekali.
“Memang mengherankan sekali kalau aku hanya mengundang kalian untuk
menyaksikan benda mustika. Tetapi harus Loo su-hu mengetahui, benda mustika ini
bukan sembarangan benda mustika yang banyak terdapat didalam rimba persilatan
atau didalam sungai telaga. Benda mustika yang kutemui adalah sebuah benda
mustika yang benar langka dan tidak akan ada duanya didalam rimba persilatan! Lagi
pula, aku hanya mengundang jago-jago yang kebetulan akan mengunjungi
perkampungan Liong-gak-chung saja...... maka janganlah Loo su-hu mempunyai
suatu prasangka yang tidak-tidak kepada pihak kami. Loo su-hu adalah It Kiang Sian-
su dari Siauw Lim-sie, dan tentunya Loo su-hu mempunyai banyak pengalaman,
dengan melihat benda mustika yang akan kuperlihatkan itu, akan menambah
pengalaman Loo su-hu!”
Dan setelah berkata begitu, kembali Oen Lay Tat tertawa gelak-gelak.
Si Hwee-shio, yang ternyata memang benar adalah It Kiang Sian-su dari
perguruan Siauw Lim-sie, telah mengangguk.
“Baiklah! Pin-ceng jadi ingin menyaksikan juga benda mustika yang Kauw-cu
katakan sangat langka dan tak akan ada duanya didalam rimba persilatan!” katanya.
Lay Tat mengangguk.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 87

“Duduklah tenang-tenang, Loo su-hu!” katanya dengan suara yang tetap parau.
Si Hwee-shio telah duduk kembali, It Kiang Sian-su memang seorang pertapaan
yang selalu ingin mengetahui keganjilan-keganjilan dan keanehan-keanehan yang ada
didalam rimba persilatan. Maka dari itu, dia memang ingin sekali menyaksikan benda
mustika yang dikatakan oleh Lay Tat.
Tetapi begitu si Hwee-shio telah duduk kembali dikursinya, Too-jin yang duduk
dikursi nomor sembilan telah berdiri dengan cepat.
“Pin-to juga ingin bertanya sedikit kepada Kauw-cu!” kata Too-jin itu dengan
suara yang nyaring.
“Silahkan! Apa yang ingin Too-tiang tanyakan?” tanya Oen Lay Tat tenang.
“Menurut Kauw-cu benda mustika itu tidak akan ada duanya didalam rimba
persilatan, maka dari itu bolehkah kami mengetahui terlebih dahulu benda macam
apakah itu?” tanya si Too-jin.
“Ciang Yang Cin-jin!” kata Oen Lay Tat dengan tertawa. Sikapnya tenang
seperti biasa. “Kukira lebih baik Too-tiang duduk saja tenang-tenang, karena sebentar
lagi juga orang-orangku akan membawa keluar benda mustika itu......!” Bersabarlah
sebentar lagi saja, tak akan terlalu lama bukan?”
Too-jin itu, yang memang bergelar Ciang Yang Cin-jin, telah mengangguk.
“Baiklah....! Pin-to akan tunggu dengan sabar, karena memang Pin-to ingin
sekali melihat dan menyaksikan benda mustika yang Kauw-cu katakan itu!” kata si
Too-jin sambil tersenyum dan duduk kembali dikursinya.
Tetapi telah bangun pula seorang Nie-kauw, pertapa seorang wanita.
“Pie-nie juga ingin menanyakan sesuatu kepada Kauw-cu, kata Nie-kauw itu
dengan suara yang perlahan. Nie-kauw itu telah berusia diantara lima puluh lima
tahun wajahnya telah penuh oleh kulit yang keriput, dan juga tubuh si Nie-kauw agak
membungkuk. Ditangan pertapa wanita yang sudah tua ini tergenggam sebatang
hoed-tim, kebutan untuk seorang pertapa.
Lay Tat tertawa.
“Sebutkanlah apa yang ingin Sie-nie ketahui?” tanya orang she Oen tersebut.
Si Nie-kauw batuk-batuk beberapa kali sebelum dia memulai perkataannya.
Sebetulnya memang Pie-nie dapat duduk dengan tenang dan sabar menantikan
sampai orang-orang Kauw-cu mengeluarkan benda mustika itu, bahwa harus Pie-nie
jelaskan disini, bahwa Pie-nie masih mempunyai urusan lain yang harus Pie-nie
selesaikan, maka dari itu, dengan sangat menyesal, kalau memang benda mustika itu
masih terlalu lama sekali akan dikeluarkannya, Pie-nie akan mengundurkan diri untuk
pamitan meminta diri........ Pie-nie tidak bisa terlalu membuang-buang waktu disini
hanya ingin menyaksikan sebuah benda yang Kauw-cu ketemukan itu!”
Mendengar perkataan pertapa wanita yang sudah tua itu, Oen Lay Tat tertawa.
“Aku memang mengetahui Sian-nie masih mempunyai urusan yang penting,
tetapi biar bagaimana aku meminta agar Sian-nie mau memberikan sedikit waktu
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 88

dengan rela guna menyaksikan benda mustika yang tiada duanya didalam rimba
persilatan!! Maka dari itu, duduklah tenang-tenang dulu Sian-nie, kalau memang
nanti urusan Sian-nie jadi berantakkan disebabkan Sian-nie membuang waktu
menyaksikan benda mustika itu ditempatku ini maka aku akan bertanggung jawab
dan akan memberikan bantuan sekuat tenagaku agar persoalan Sian-nie dapat selesai
dengan cepat.....!”
Mendengar perkataan orang she Oen itu, tampak Nie-kauw tua itu bimbang
sesaat.
“Bagaimana Peng-im Loo-nie?” tanya Lay Tat waktu melihat Nie-kauw tua itu
berdiri saja digelimangi oleh perasaan ragunya.
Si Nie-kauw memang bergelar Peng-im Loo-nie, dan dia adalah murid Go-bie
Pay tingkatan yang ketiga.
Ditanya begitu oleh Lay Tat, si Nie-kauw, Peng-im Loo-nie mengangguk.
“Baiklah! Aku akan membuang waktu untuk sesaat lamanya lagi! Tetapi aku
minta agar kau mempercepatkan waktu untuk memperlihatkan benda mustika itu......
semakin cepat semakin baik!!” kata si Nie-kauw.
Lay Tat mengangguk dengan cepat.
“Baik! Baik! Aku pasti akan secepatnya memperlihatkan benda mustika yang
kutemui beberapa saat yang lalu! Kau tentu tidak akan menyesal menyaksikan benda
mustika itu, Peng-im Loo-nie!!”
Peng-im Loo-nie kembali duduk ditempatnya.
Setelah itu tidak ada yang bertanya lagi, semuanya membungkam.
Cie Kiat melihat itu, dihati anak muda she Lie ini masih dipenuhi oleh berbagai
pertanyaan yang masih belum dapat dipecahkan olehnya.
Dia berdiri dari duduknya.
“Kauw-cu!” panggilnya dengan suara yang perlahan, tetapi tegas. Dia juga
memanggil Oen Lay Tat dengan sebutkan Kauw-cu, karena semua orang memanggil
orang she Oen itu dengan sebutan Kauw-cu, maka dia hanya mengikuti saja. “Aku
juga ingin menanyakan beberapa pertanyaan kepada Kauw-cu dan agar Kauw-cu mau
memberikan penjelasan!!”
Melihat anak muda she Lie ini yang bertanya, wajah Kauw-cu Oen Lay Tat itu
jadi berobah sedikit, tetapi kemudian dengan cepat dia tersenyum.
“Apakah yang ingin ditanyakan oleh Lie Siu-chay?” tanyanya.
Lay Tat memanggil Lie Cie Kiat dengan sebutan Lie Siu-chay, yang berarti
pelajar she Lie.
Cie Kiat ragu-ragu sesaat, tetapi kemudian dia berkata juga : “Sebetulnya
memang tak seharusnya aku menanyakan beberapa pertanyaan yang akan kutanyakan
kepada Kauw-cu, namun karena aku benar-benar ragu tidak mengerti dan tidak
paham apa yang sedang Kauw-cu kerjakan ini, mau tak mau aku harus
menanyakannya juga!!”
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 89

Lay Tat tertawa tawar.


“Tanyakanlah!!” katanya kemudian.
“Menurut Kauw-cu bahwa jago-jago yang berada disini dan sahabat-sahabat
lainnya semua ini berada disini adalah atas undangan Kauw-cu untuk ikut
menyaksikan mustika yang luar biasa sekali menurut Kauw-cu tetapi kalau memang
seumpamanya ada salah seorang sahabat diantara kami yang menolak untuk ikut
menghadiri diperlihatkan mustika itu, dan kami tidak bersedia menghadirinya, apakah
itu tak menjadi halangan? Bolehkah itu?”
Lay Tat mengerutkan alisnya, dia berdiam sesaat, tangannya mempermainkan
beberapa lembar dari kumisnya.
“Bagaimana Kauw-cu?” tanya Cie Kiat lagi dengan cepat waktu dia melihat Oen
Lay Tat tidak lantas menjawab pertanyaannya itu.
Lay Tat menghela napas.
“Ya.... sebetulnya memang aku tidak bisa memaksa mengenai kehadiran atau
kemudian kalian untuk ikut menyaksikan barang mustika itu.... akupun tidak bisa
berbuat apa-apa kalau memang salah seorang diantara kalian keberatan untuk ikut
menyaksikan mustika itu dan menolak undanganku, aku tentunya tidak akan bisa
berbuat apa-apa atas diri kalian.”
Setelah menyahuti sampai disitu, Lay Tat berdiam sesaat.
Dia mengawasi Cie Kiat dengan mata yang tajam sekali, wajahnya jadi semakin
tidak enak untuk dilihat.
Cie Kiat balas memandang orang she Oen itu yang sedang menatapnya, dia
menentang pandangan mata Oen Lay Tat yang tajam berkilat.
Tetapi kemudian Lay Tat menghela napas, dia tersenyum pahit.
“Seumpamanya kalau memang diantara kalian ada yang menolak undanganku
maka hal itu tentu akan menyinggung perasaan pribadiku! Secara baik-baik kami
ingin sekali mengundang kalian, dan malah telah mengundangnya dengan cara yang
baik sekali, lalu kalian menolaknya, bagaimana perasaanku? Dengan begitu, berarti
orang yang tidak bersedia menghadiri undanganku itu tidak memandang sebelah mata
kepadaku!”
Cie Kiat tertawa, manis sekali tertawa anak muda she Lie ini waktu dia
mendengar perkataan dari orang she Oen itu.
“Kauw-cu jangan salah mengerti!” kata Cie Kiat dengan cepat. “Kalau memang
ada orang yang tidak bersedia untuk menghadiri atau memenuhi undangan Kauw-cu,
bukanlah berarti dia tidak memandang sebelah mata atau tidak mengindahkan Kauw-
cu... seumpamanya orang itu sedang menghadapi suatu persoalan penting, soal mati
hidupnya, lalu dia menerima undangan Kauw-cu ini yang mau tak mau akan
membuang waktunya, apakah orang itu bersalah juga kalau memang dia menolak?”
Disanggapi begitu oleh Cie Kiat, Oen Lay Tat jadi mengerutkan alisnya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 90

“Tetapi diantara kalian yang kuundang ini tidak ada seperti apa yang Lie Siu-
chay katakan itu, bukan?” dia balik bertanya.
Cie Kiat tersenyum lagi, dan tetap senyum anak muda she Lie ini sangat manis,
menambah kecakapan wajah Cie Kiat, lagi pula sikapnya sangat tenang sekali, sangat
sabar dan wajar sekali.
“Memang..... mungkin diantara kami dari jago-jago yang diundang oleh Kauw-
cu tidak ada yang seperti kukatakan itu!!” katanya sabar, suaranya juga tenang, sabar.
“Tetapi yang ingin kuketahui kalau memang sampai ada juga diantara kami yang
begitu, lalu langkah apa yang akan Kauw-cu ambil terhadap orang tersebut?”
Kembali Lay Tat mengerutkan sepasang alisnya, dia dihadapi oleh pertanyaan
yang agak sulit bagi dirinya.
Tetapi dengan cepat orang she Oen ini telah dapat memikirkan apa yang harus
dijawabnya.
“Baiklah, Lie Siu-chay...... lebih baik lagi sekarang ini kalau memang kita bicara
secara blak-blakan dan tanpa tedeng aling-aling....... kita bicara terus terang saja!
Kalau memang tadi seumpamanya ada salah seorang diantara kalian yang menolak
undanganku, maka...... dengan sangat menyesal harus kukatakan, bahwa aku
sebetulnya tidak mau melihat ada orang yang tidak memandang diriku, dan juga aku
memang tidak mau kalau sampai terjadi ada orang yang tidak mau memenuhi
undanganku, karena kalau memang sampai hal itu terjadi, tentu orang-orangku tidak
akan mau mengerti dan aku tidak akan bisa membendung mereka dari hawa
amarah......!”
Mendengar perkataan Oen Lay Tat, wajah Cie Kiat jadi berobah.
Tetapi dengan cepat anak muda she Lie itu telah dapat, merubah wajahnya
sebagai mana biasa lagi. Dia malah telah dapat tersenyum lagi.
Ketujuh belas jago yang telah diundang oleh Lay Tat juga jadi berobah
wajahnya.
Biar bagaimana mereka jadi tak begitu senang melihat sikap keras dan tak
menyenangkan dari kata-kata Oen Lay Tat....!

*
* *

CIE KIAT telah tertawa lagi dengan cepat, sikapnya juga sangat wajar.
“Baiklah Kauw-cu!” kata Cie Kiat dengan suara yang tetap biasa, tenang dan
sabar. “Salah satu persoalan yang membuatku tidak mengerti telah dapat dijelaskan
oleh Kauw-cu. Jadi tegasnya kalau memang ada orang yang menolak undangan
Kauw-cu untuk hadir menyaksikan mustika yang akan diperlihatkan oleh Kauw-cu,
maka orang itu akan mengalami kecelakaan!! Bukankah begitu, Kauw-cu?”
Lay Tat tertawa dingin, wajahnya tak sedap dipandang.
Wajahnya yang memang telah menyeramkan disebabkan mukanya itu pecat-
pecot akibat terluka senjata tajam, jadi tambah menyeramkan lagi.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 91

“Begitulah!” dia menyahuti dengan cepat. “Kukira memang begitu!!”


Dan setelah berkata begitu, Lay Tat menyapa semua jago-jago undangannya,
matanya memandang tajam dan bengis sekali, memperlihatkan sifatnya yang keras
dan kejam.
“Dan kalau memang ada yang menolak undanganku, telah kutegaskan, tentu
mereka akan repot menghadapi orang-orangku...... karena orang-orangku itu tidak
mau melihat kalau sampai Kauw-cu mereka tidak dipandang sebelah mata oleh orang
lain!! Mereka tentu akan mengambil tindakan masing-masing diluar tahuku!! Dan
orang yang berani menolak undanganku itu tentu akan menghadapi suatu kesulitan
yang tidak kecil......!!”
Mendengar perkataan Oen Lay Tat, wajah ketujuh belas jago undangan orang
she Oen itu, beserta Lie Cie Kiat, jadi berobah kembali wajah mereka.
“Jadi tegasnya tak boleh ada seorangpun yang menolak undangan Kauw-cu?!”
tanya Cie Kiat dengan suara yang tawar.
“Tak salah!” menyahuti Oen Lay Tat. “Dan kalau memang ada juga orang yang
menolak undanganku, berarti dia ingin menentang diriku dan mencari setori untuk
bentrok!!”
Cie Kiat tertawa dingin.
“Kau salah paham kalau begitu Kauw-cu!!” kata Cie Kiat lagi. “Bukankah tadi
telah kukatakan bahwa kalau memang ada orang yang menolak undanganmu itu,
belum berarti orang itu tidak memandang sebelah mata kepadamu!! Toh tadi telah
kukatakan, mungkin orang itu sedang menghadapi suatu urusan yang sangat penting
sekali, sehingga dia tidak bisa membuang-buang waktu lagi!! Maka dari itu, tak bisa
kalau memang Kauw-cu sudah lantas menuduh bahwa orang itu tidak mau
mengindahkan dan tidak mau memandang mata memberikan muka kepada Kauw-
cu........ lagi pula orang-orang Kauw-cu tidak bisa lantas untuk membawa cara mereka
untuk mempersulit orang tersebut......!”
Mendengar perkataan Cie Kiat yang sangat berani sekali itu, wajah Oen Lay Tat
jadi berobah hebat, menyeramkan sekali wajah orang she Oen itu.
“Baiklah Lie Siu-chay!” kata Lay Tat dengan cepat. “Jadi apa maksud Lie Siu-
chay dengan bertanya begitu?”
Si Kauw-cu she Oen ini bertanya begitu dengan suara yang dingin dan tawar
sekali, menandakan bahwa dia sangat tak senang hati.
Tetapi Cie Kiat masih tetap membawa lagak yang tenang. Dia juga masih bisa
tersenyum dengan manis menarik, sabar sekali tampaknya Cie Kiat.
“Aku tak mempunyai maksud-maksud tertentu bertanya begitu, Kauw-cu!”
menyahuti Cie Kiat dengan cepat. “Aku hanya ingin mengetahui saja!!”
Lay Tat mendengus dengan suara tertawa mengejek yang tawar sekali.
“Masih ada satu pertanyaanku lagi, Kauw-cu!” kata Cie Kiat dengan cepat
waktu dia melihat Oen Lay Tat hanya mendengus belaka, tanpa berkata-kata.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 92

Wajah Lay Tat jadi berobah lagi, silih ganti pucat dan merah padam berulang
kali, rupanya dia mulai tak menyukai anak muda she Lie tersebut.
“Apa lagi yang ingin ditanyakan oleh Lie Siu-chay?” tanyanya tawar.
Cie Kiat masih berusaha tersenyum.
“Tak banyak yang akan kutanyakan padamu, Kauw-cu, aku hanya ingin
mengetahui sedikit, benda apakah yang Kauw-cu sebut itu sebagai benda mustika
yang langka dan tidak ada duanya didalam rimba persilatan atau didalam kalangan
Kang-ouw? Bolehkah aku si orang she Lie mengetahui benda itu?”
Wajah Kauw-cu she Oen tersebut jadi berobah hebat dia tidak lantas menyahuti.
Hanya sepasang alisnya yang mengkerut dalam-dalam, matanya memancar
tajam.
Juga wajalnya itu menyeramkan sekali.
Suasana jadi tegang.
Jago-jago lainnya yang melihat keadaan tersebut, jadi berdebar hati mereka.
Biar bagaimana wajah si Kauw-cu yang buruk sekali itu, sangat mengerikan.
Walaupun didalam ruangan tersebut diantara kedelapan belas jago-jago yang
diundang oleh Lay Tat ada yang mempunyai muka sangat jelek dan buruk, tetapi
wajah Lay Tat yang paling buruk dan menyeramkan.
Apa lagi dia dalam keadaan sedang mendongkol semacam itu.
Cie Kiat tidak memperdulikan wajah orang yang telah berobah merah padam
dan tidak sedap untuk dipandang itu. Dia malah tertawa kecil.
“Bagaimana Kauw-cu.....?” tanyanya lagi dengan cepat waktu dia melihat Oen
Lay Tat hanya menatap dia dengan pandangan mata yang bengis sekali. “Tentu kau
tidak akan keberatan untuk memberitahukan padaku nama benda mustika yang kau
sebutkan itu bukan?”
Lay Tat akhirnya dapat menguasai kemendongkolan hatinya disebabkan anak
muda she Lie tersebut terlalu banyak bertanya.
Dia dapat mengendalikan kemendongkolannya itu.
Dengan cepat dia mendengus tertawa tawar sekali dengan menunjukkan wajah
yang tetap tak enak untuk dipandang orang.
“Baiklah....! Sekarang kau dengarlah Lie Siu-chay! Benda itu tidak perlu
kujelaskan kepadamu, karena sebentar lagi kau akan menyaksikan dengan mata
kepalamu sendiri..... maka kukira tak perlu aku menerangkan satu persatu! Duduklah
tenang-tenang, nanti juga kau akan mengetahui benda mustika apakah itu! Dan
kuminta agar Lie Siu-chay mau menuruti dan mengindahkan perintah dariku, yaitu
janganlah terlampau banyak bertanya!”
Cie Kiat tertawa mendengar perkataan Lay Tat.
“Tetapi Kauw-cu......!” katanya.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 93

Namun belum lagi perkataannya itu selesai diucapkannya. Lay Tat telah berkata
dengan suara yang menunjukkan dia sangat tak senang :
“Duduklah Lie Siu-chay!” katanya.
Dan perkataan Lay Tat bernada seperti juga memerintah, keras dan bengis.
Cie Kiat jadi mengerutkan alisnya mendengar bentakan Lay Tat, tetapi baru saja
dia mau berkata lagi dengan hati yang tidak senang, agak mendongkol, tiba-tiba
terdengar suara tertawa yang menggema dari luar ruangan itu........ menyeramkan
sekali suara tertawa itu.
Malah disusul kemudian dengan perkataan Kauw-cu Pian-sia-kay, ternyata kau
telah melupakan aku si Dedemit Hidup!!”
Pian-sia-kay berarti partai pengemis bercambuk.
Wajah Lay Tat jadi berobah hebat, Cie Kiat dapat melihat perobahan wajah
orang she Oen itu......!



SEKARANG Cie Kiat baru mengetahui bahwa Lay Tat adalah Kauw-cu dari
perkumpulan pengemis yang bernama Pian-sia-kay.
Dan Cie Kiat juga teringat akan cerita gurunya, bahwa Pian-sia-kay adalah
sebuah perkumpulan pengemis yang tidak bisa disebut jahat, juga tidak bisa disebut
baik. Karena perkumpulan itu melakukan dengan tidak menentu. Kalau memang
mereka sedang gembira, maka perkumpulan tersebut akan berbuat kebaikan. Tetapi
kalau memang mereka sedang gusar atau mendongkol, maka mereka akan melakukan
kejahatan yang paling terjahat dibumi ini.
Pula menurut cerita gurunya itu, Cie Kiat mengetahui bahwa perkumpulan
pengemis ini sering menggunakan racun sebagai senjata mereka.
Pada saat itu, didalam ruangan tersebut tampak Oen Lay Tat telah berdiri
perlahan-lahan dari kursinya yang beralaskan kulit macan.
“Wajahnya agak pucat, pula tampak tubuhnya tergetar sedikit.
Matanya yang mencilak tak hentinya memandang ketujuh belas jago
undangannya dan juga dia mengawasi Cie Kiat pula.
Diluar dari gedung empat persegi tersebut, terdengar suara orang tertawa lagi
dengan suaranya yang tinggi menyeramkan.
“Ohoi orang she Oen.....!” teriak orang diluar itu lagi dengan suara yang nyaring
sekali. “Kau tetap tiada mau menyambut keluar diriku?”
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 94

Lay Tat tertawa dingin.


“Kalau memang kau ingin masuk kedalam ruangan ini, masuklah!” kata Lay Tat
dengan suara yang tawar. “Kau adalah seorang jago yang tidak kuundang, maka dari
itu, kedatanganmu sebetulnya tidak kuharapkan.......!”
Kembali terdengar suara tertawa yang melengking tinggi.
“Bagus! Rupanya kau benar-benar telah melupakan diriku si Dedemit Hidup!!”
terdengar orang diluar gedung empat persegi itu berteriak lagi. “Baiklah! Aku juga
memang akan masuk keruangan itu, biarpun kau mencegahnya! Aku memang
merupakan tamu yang tidak diundang olehmu!!”
Lay Tat tidak menyahuti perkataan orang itu lagi, dia menuju kesudut ruangan,
dia menarik sebuah tombol besi yang panjang, terdengar suara menjeblak.
Ternyata didekat tombol itu temboknya menjeblak terbuka selebar panjangnya
pohon Hio. Dari lobang itu orang didalam ruangan tersebut dapat memandang kearah
luar.
Lebih-lebih lobang yang tidak seberapa besar itu telah diperlengkapi oleh Tay-
pian-ming, semacam kaca, yang kalau sekarang disebut orang sebagai kaca pembesar.
Tampak dari kaca itu seorang lelaki bertubuh gemuk dengan wajah yang lucu
sedang mendatangi kearah gedung empat persegi tersebut.
Cie Kiat juga melihat orang itu.
Walaupun tubuh orang yang mengakui dirinya sebagai Dedemit Hidup itu
gemuk tromok, toh gerakannya sangat ringan sekali enteng dan ringan, gesit serta
cepat sekali dia dapat berlari mendekati gedung itu.
Ketujuh belas jago-jago lainnya juga mengawasi kearah orang gemuk itu, si
Dedemit Hidup.
Waktu sudah datang dekat sekali dengan geduug itu, si Dedemit Hidup tersebut
berhenti. Dia bertolak pinggang. Sedikitpun dia tidak mengetahui bahwa dirinya
sedang diperhatikan oleh orang didalam ruangan tersebut, melalui kaca Tay-pian-
ming.
“Hei orang she Oen...... apakah kau tetap tidak mau keluar menyambut diriku?”
bentak si gemuk yang bergelar Dedemit Hidup tersebut. “Kalau memang kau tetap
mau bercokol didalam, hmmmm, jangan mempersalahkan diriku, tembok itu sekali
kuhantam akan jebol!!”
Lay Tat tertawa tawar.
“Masuklah! Kau bukan merupakan tamu kehormatanku yang harus kusambut
keluar!!” teriak Lay Tat dengan suara yang nyaring.
Orang she Oen ini, yang menjadi Kauw-cu dari Pian-sia-kay bicara dengan bibir
yang bergerak biasa saja, tetapi dia telah menyalurkan tenaga Lwee-kangnya,
sehingga dia bicara biarpun tampaknya biasa saja, suaranya itu dapat didengar jauh
sekali oleh orang lain.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 95

Tampak si gemuk tertawa gelak-gelak, tubuhnya yang bulat tromok itu


tergoncang-goncang.
“Bagus! Bagus! Rupanya kau memang sedang menantang diriku untuk menguji
kekuatan tembok istanamu ini!!” kata si gemuk.
“Lihatlah.... aku akan menghajarnya jebol tembok itu dan kuminta kau jangan
simpai menyesali diriku.... karena aku tidak mau menjadi sasaran dari rasa sesalmu
itu.....!” dan setelah berkata begitu, si gemuk tromok, yang bergelar Dedemit Hidup
tersebut, telah melangkah perlahan-lahan menghampiri kearah dinding dari rumah
persegi empat tersebut.
Waktu dia sudah berada dekat sekali dengan dinding dari bangunan tersebut, dia
berhenti. Dari si gemuk yang bergelar Dedemit Hidup tersebut hanya terpisah
beberapa depa saja dari dinding.
“Bagaimana hei orang she Oen?!” bentak si gemuk tromok ini sambil tertawa
lagi. “Apakah kau tetap mau melihat aku menghajar jebol tembok bangunan istanamu
ini?”
Wajah Lay Tat jadi berobah hebat.
Nyata sekali dia murka dan bergusar atas perkataan dari si Dedemit Hidup.
“Hmmmm..... kalau memang kau bisa menghajar hancur tembok bangunanku
ini, maka akan kuangkat kau menjadi guruku!” kata Lay Tat lagi dengan suara yang
nyaring.
Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut tetap berkata dengan suara disertat tenaga
Lwee-kang.
Si gemuk tampak mendongkol juga mendengar perkataan Lay Tat.
Tampak dia menjejakkan kakinya, dan sedang tubuhnya melambung tinggi
begitu, maka dia menarik napasnya dalam-dalam.
Rupanya si gemuk yang bergelar Dedemit Hidup tersebut sedang menyalurkan
tenaga dalamnya kearah kedua lengannya.
Dikala tubuhnya meluncur turun dengan cepat, maka dia mengeluarkan suara
teriakan yang nyaring mengguntur, kedua tangannya terayunkan dengan cepat sekali.
“Brakkkkkkkk!” dinding bangunan itu telah dihajar dengan keras sekali.
Semua itu dapat dilihat oleh semua orang yang berada didalam ruangan, mereka
melihat bagaimana si gemuk telah menghajar dinding bangunan tersebut dengan
tenaga Lwee-kang yang kuat sekali.
Tetapi tembok itu tidak jebol seperti apa yang diancamnya.
Hanya orang-orang didalam ruangan tersebut, termasuk Cie Kiat dapat
merasakan getaran yang hebat pada ruangan itu, akibat dari pukulan si Dedemit
Hidup yang keras sekali.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 96

Maka dari itu, dapat dibayangkan tenaga Lwee-kang si gemuk tromok,


walaupun dia tidak berhasil menghajar jebol dinding tersebut, toh dia telah dapat
memukul tembok itu sampai menimbulkan getaran didalam ruangan.
Melihat si gemuk tidak berhasil menghajar jebol tembok bangunannya, maka
Lay Tat tertawa gelak-gelak. Dia mengetahui benar, biar bagaimana besar tenaga dari
si gemuk memedi hidup itu, tak nantinya dia dapat memukul jebol dinding
bangunannya, karena Lay Tat mengetahui benar-benar bahwa dinding bangunan itu
dibangun berlapis-lapis, sehingga tak mungkin ada tenaga manusia yang bisa
menghajarnya sampai jebol, walaupun tenaga orang itu sangat besar sekali.
Si gemuk tromok yang bergelar Dedemit Hidup itu rupanya mendengar suara
Lay Tat, Kauw-cu Pian-sia-kay itu, yang gelak-gelak.
Wajah Dedemit Hidup jadi berobah merah padam, tampaknya dia sangat
penasaran sekali.
Dengan cepat dia memasang kuda-kudanya, bhesi, kemudian dia menarik napas
lagi dalam-dalam, mengumpulkan tenaga dalamnya itu di Tantian, dipusat, kemudian
dia menyalurkan kepada kedua lengannya.
Sambil mengeluarkan bentakan yang mengguntur, si Dedemit Hidup tersebut
telah melompat lagi kearah dinding bangunan itu.
Kedua tangannya terayun sekaligus dan menghajar keras sekali kearah dinding
itu.
“Brakkkk!” dinding tersebut kena di hajarnya lagi.
Tetapi dinding yang dihajarnya tersebut hanya sempal sebagian.
Orang-orang didalam ruangan itu, serta Cie Kiat merasakan goncangan didalam
ruangan tersebut sangat keras sekali.
Hal ini menandakan betapa telah sempurnanya tenaga dalam si gemuk tromok
tersebut.
Si Dedemit Hidup sangat penasaran sekali dia tidak bisa menghajar jebol
tembok itu.
Biasanya kalau memang tembok biasa saja, tentu sekali pukul oleh Dedemit
Hidup tersebut, dia akan dapat memukulnya bobol sampai berlobang.
Tetapi kali ini dia tidak berhasil dengan maksudnya itu. Dia hanya berhasil
sebagian kecil saja, membikin sempal tembok itu.
Maka dari itu, disamping gusar, si Dedemit Hidup juga sangat mendongkol serta
penasaran sekali.
Dengan berulang kali dia menghajar terus menerus beberapa kali tembok itu.
Hal ini menimbulkan suatu yang ‘brakkk-brukkk’ berulang kali juga.
Cie Kiat dan orang-orang lainnya didalam ruangan itu juga merasakan
goncangan yang beruntun dan terus menerus.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 97

Kalau memang dihantam terus menerus begitu, biar bagaimana kuatnya dinding
itu, pasti akan hancur juga.
Tetapi Lay Tat tetap membiarkan, karena dia yakin, biarpun sempal sedikit demi
sedikit, tembok itu tidak akan berhasil dibikin jebol oleh si Dedemit Hidup, sebab
tembok itu dibangun berlapis-lapis.
“Pukullah terus sampai tanganmu itu nanti patah dan hancur!” ejek Oen Lay Tat
dengan suara yang tawar. “Hajarlah terus!!”
Si Dedemit Hidup jadi tambah penasaran, dia juga murka sekali.
Wajahnya jadi berobah merah padam, wajah lucunya jadi lenyap,
memperlihatkan kegusaran dan kebengisan yang sangat.
Si gemuk ini telah bergelar Dedemit Hidup, itu dapat dibayangkan tentu hati si
gemuk tersebut sama dan menyerupai seperti dedemit juga.
Tampaknya dia murka sekali dan dengan beruntun dia telah menghajar pulang
pergi tembok bangunan itu. Dia sangat penasaran sekali.
Oen Lay Tat. Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut telah mendorong tombol besi
itu, sehingga kembali tembok dan kaca Tay-pian-ming itu telah tertutup kembali.
Rupanya Lay Tat sudah tidak mau memperdulikan si gemuk Dedemit Hidup itu.
Dia telah kembali kekursi beralaskan kulit macannya. Lay Tat duduk disitu
dengan wajah yang tidak memperlihatkan sedikitpun perasaan, sehingga sukar sekali
untuk diterka perasaan apa yang dikandung dalam hati dari Kauw-cu Pian-sia-kay
tersebut.
Kedelapan belas jago undangannya, termasuk Lie Cie Kiat juga telah duduk
kembali dikursi mereka masing-masing. Semuanya tak ada yang bersuara.
Mereka hanya menandang kearah Lay Tat dengan pandangan mata mengandung
banyak pertanyaan.
Cie Kiat sendiri telah berdiam diri saja.
Lay Tat menatap kearah jago-jago itu seorang demi seorang.
Wajahnya yang buruk dan jelek rupa itu menunjukkan bahwa dia sedang
berusaha membaca hati dan pikiran dari setiap jago yang diundangnya.
Tetapi waktu Lay Tat melihat semuanya hanya berdiam diri saja, dia tertawa
dengan tiba-tiba.
“Baiklah! Rupanya keadaan ini cukup menjemukan kalian!!” katanya dengan
suara yang nyaring. “Marilah kita mulai saja, aku akan segera memperlihatkan barang
mustika yang telah kukatakan tadi....!”
Dan setelah berkata begitu, Lay Tat menepuk tangannya tiga kali.
Pintu dari sebuah ruangan terbuka, tampak pengemis yang pernah bertemu
dengan Cie Kiat diperut gunung Fung-san, keluar dari dalam kamar itu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 98

Ditangannya memegang nenampan, tetapi nenampan itu ditutup oleh sehelai


kain merah.
Sehingga jago-jago yang ada diruangan tersebut tetap tidak bisa melihat benda
apa yang ada dinenampan yang dipegang oleh si pengemis.
Semua mata tertuju pada pengemis itu dengan mata bertanya-tanya.
Sedangkan si pengemis telah menuju ketengah ruangan, dia meletakkan
nenampan yang dibawanya diatas lantai.
Kemudian si pengemis telah memutar tubuhnya, dia menghadap kearah Lay Tat.
Dengan cepat dia menekuk sebelah kaki kirinya, dia berlutut didepan Kauw-cu
Pian-sia-kay, yang menjadi ketuanya juga.
“Tee-cu telah membawa benda itu!” kata si pengemis dengan suara yang
nyaring.
“Bagus Sam-kay!” kata Lay Tat dengan tersenyum. “Berdirilah kau disitu untuk
menantikan barang yang satunya lagi!”
Lay Tat memanggil pengemis itu dengan sebutan Sam-kay, si pengemis nomor
tiga.
Si pengemis, Sam-kay menyahuti mengiyakan kemudian dia kembali mendekati
nenampan yang tertutup oleh kain merah itu.
Dia berdiri disamping nenampan tersebut, sikapnya sangat menghormat sekali.
Semua orang menduga benda apakah yang ada dibalik kain merah itu, mereka
jadi ingin mengetahui benar.
Kalau dilihat dari ukurannya yang empat persegi, tentunya benda itu bukan
pedang atau juga bukan benda yang panjang besar.
Sedang semua orang menduga-duga benda yang ada diatas nenampan
bertutupan kain merah tersebut, maka tampak Lay Tat telah menepuk tangannya lagi.
Dari sebuah ruangan lainnya tampak keluar Cong Teng San, ditangan orang she
Cong ini juga membawa nenampan, yang atasnya ditutup oleh kain hijau.
Dibelakang Teng San tampak mengikuti empat orang pengemis yang
menggemblok masing-masing tiga lembar karung, dua lembar karung dan lima
lembar karung.
Tampaknya semuanya begitu menghormati Lay Tat.
Teng San telah ketengah ruangan, dia meletakkan nenampan yang dibawanya,
yang ditutupkan oleh kain penutup berwarna hijau, diletakkan nenampan yang
dibawanya itu disamping nenampan yang berpenutup warna merah itu yang tadi
dibawa oleh Sam-kay.
Kemudian Teng San dengan tetap diikuti oleh keempat pengemis dibelakangnya
telah memutarkan tubuhnya, dia menekuk lututnya memberi hormat kepada Lay Tat.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 99

Begitu juga keempat pengemis lainnya dibelakang Teng San, semuanya


menekuk lututnya memberi hormat kepada Kauw-cu mereka.
“Tee-cu telah membawa barang itu, Kauw-cu!!” kata Teng San dengan suara
yang nyaring, tetapi sangat menghormat sekali.
Lay Tat mengangguk.
“Bagus!” kata Lay Tat. “Berdirilah kau disitu!!”
Teng San mengiyakan, bersama keempat pengemis itu dia kembali kesamping
barang yang tadi dibawanya.
Lay Tat telah menoleh kepada jago-jago undangannya, yang kala itu sedang
memandang kearah Kauw-cu Pian-sia-kay tersebut dengan tatapan mata yang
bertanya-tanya.
Kauw-cu she Oen tersebut telah tersenyum, tak berperasaan senyumnya itu.

*
* *

“SAHABAT-SAHABAT, sekarang marilah kita mulai melihat benda mujijat


yang akan kuperlihatkan kepada kalian! Benda mujijat dan pusaka yang langka
sekali, jarang terdapat duanya didalam dunia persilatan, akan sahabat-sahabat
saksikan dengan penuh keberuntungan! Sebelum kita melihat benda mustika itu maka
kita saksikan dulu sebuah pertunjukan yang tertunya akan menari perhatian sahabat-
sahabat!!” kata Lay Tat dengan suara yang nyaring sekali.
Setelah berkata begitu, Lay Tat menoleh kepada Sam-kay si pengemis yang tadi
membawa nenampan yang bertutupkan kain merah.
“Mulailah Sam-kay!!” kata Lay Tat dengan suara yang nyaring. Kata-kata dari
Kauw-cu Pian-sia-kay ini menyerupai suatu perintah.
Sam-kay mengiyakan.
Dia menundukkan kepalanya, membungkukkan tubuhnya sedikit dan
mengulurkan tangan kanannya memegang ujung kain merah penutup yang tadi
dibawanya.
“Ya, mulai!” kata Lay Tat dengan suara yang tetap nyaring.
Semua mata dari kedelapan belas jago yang diundang Lay Tat, termasuk Cie
Kiat mementangkan mata mereka lebar-lebar.
Mereka ingin melihat benda apa yang disebut oleh Lay Tat sebagai benda
mujijat dan pusaka yang tiada taranya didunia rimba persilatan, yang tiada duanya
didalam kalangan Kang-ouw, sungai telaga.
Dengan cepat Sam-kay telah menarik kain merah penutup nenampan itu.
Seketika itu juga jago-jago yang diundang oleh Lay Tat jadi mementangkan
mata mereka lebar-lebar, malah diantara mereka itu ada yang mengeluarkan seruan

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 100

tertahan. Termasuk Cie Kiat sendiri yang menjadi heran melihat benda yang
dipertunjukkan oleh Lay Tat.
Benda apakah itu?
Ternyata begitu kain merah penutup nenampan tersebut terbuka, tampaklah
sebuah binatang yang sangat aneh sekali bercokol diatas nenampan tersebut.
Binatang itu menyerupai trenggiling, tetapi bukan trenggiling, dan menyerupai
juga seekor ajag atau serigala kecil pada moncongnya, tetapi bukan serigala atau ajag,
warna tubuh binatang itu kuning keemas-emasan, memantul terang sekali
menyilaukan mata.
Setelah memandang binatang itu, para jago undangan Lay Tat memandang
kearah Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut dengan tatapan mata yang penuh tanda
tanya.
Apakah benda mustika yang tiada taranya yang disebut oleh Lay Tat hanyalah
merupakan seekor binatang yang aneh bentuknya ini?
Pada saat itu, melihat keheranan dan tanda tak puas dari jago-jago yang
diundangnya, Lay Tat telah tertawa.
“Sahabat-sahabat..... ini adalah Kim Tok, si racun emas, yang racunnya hebat
sekali, siapa yang terkena racun dari binatang ini, didalam waktu hanya beberapa saat
saja, mungkin tidak sampai sepemasangan satu batang hio, akan putus napasnya dan
hilang nyawa!! Racun binatang ini hebat sekali....... dan manusia tidak bisa main-
main dengannya! Lagi pula sahabat-sahabat jangan salah mengerti, binatang ini
bukanlah benda pusaka yang kumaksudkan, ini hanyalah permulaan dari apa yang
akan sahabat-sahabat saksikan nanti.........! Benda pusaka itu akan kukeluarkan dan
kupertunjukkan setelah saudara-saudara menyaksikan pertunjukan yang menarik
ini!!”
Dan setelah berkata begitu, Lay Tat menoleh kepada Cong Teng San.
“Kaupun boleh mulai!!” kata Lay Tat dengan suara yang nyaring sakali.
Teng San mengiyakan sambil memberi hormat kepada Lay Tat.
Kemudian orang she Cong ini telah membungkukkan tubuhnya, mengulurkan
tangan kirinya memegang ujung kain hijau yang menutupi nenampan itu, dia akan
menariknya terbuka.
Semua mata dari kedelapan belas jago-jago undangan Lay Tat memandang
dengan mata terbuka lebar-lebar kearah nenampan bertutupkan kain hijau itu.
Mereka jadi ingin mengetahui kejadian apa selanjutnya yang akan mereka lihat.
Lagi pula kedelapan belas jago rimba persilatan itu ingin mengetahui benar, binatang
aneh apa lagi yang akan dipertunjukkan oleh Lay Tat.
Cong Teng San telah menyingkap kain berwarna hijau yang tadi dipakai sebagai
penutup nenampan yang dibawanya.
Dan, semua orang ketika melihat apa yang ada diatas nenampan itu, kembali jadi
mengeluarkan seruan heran.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 101

Peng-im Loo-nie sendiri sampai mendengus.


“Hmmmm..... hanya benda bobrok macam begini saja yang ingin di
pertunjukkan!” katanya mengumam dengan suara yang perlahan.
“Sian-chay.... hanya binatang macam begini saja yang dikatakan benda mustika!
Hmmmm..... aku jadi hanya membuang-buang waktuku belaka!” mengumam It
Kiang Sian-su, pendeta dari Siauw Lim-sie itu.
“Ya..... benda yang tak ada harganya.....!” menimpali Ciang Yang Cin-jin, yang
duduk sebelah menyebelah dengan si Hwee-shio Siauw Lim-sie.
Cie Kiat sendiri jadi mengerutkan alisnya, dia melihat diatas nenampan yang
tadi berpenutup kain hijau, tampak diatas nenampan itu seekor binatang yang aneh
juga, bentuknya menyerupai seekor ular, tetapi bukan ular, karena binatang ini
mempunyai delapan kaki, sehingga menyerupai kalajengking.
Tetapi kepala binatang tersebut, yang panjang lonjong seperti telur itu, yang
mirip-mirip dengan kepala ular itu, tampak ada sebuah mutiara ditengah-tengahnya,
bercahaya dengan terang sekali, memantulkan cahaya yang berwarna kehijau-hijauan.
Lay Tat telah melihat kekecewaan dari semua jago-jago undangannya,
tampaknya mereka itu kecele dan tidak puas dengan apa yang dipertunjukkan itu.
Tetapi dengan sikap yang tenang, Lay Tat telah tertawa.
“Sahabat-sahabat...... ini adalah Ceng-tok-jie!” kata Lay Tat dengan suara yang
nyaring sekali. Yang dimaksudkan oleh Lay Tat dengan perkataan Ceng-tok-jie, ialah
si racun hijau. “Binatang ini juga mempunyai suatu kehebatan yang luar biasa! Ceng-
tok-jie ini telah berusia dua ribu tahun, seperti apa yang sahabat-sahabat saksikan,
dikepala binatang ini terdapat sebuah Lian-cu, mutiara, yang memantulkan cahaya
hijau........!”
Berkata sampai disitu, Lay Tat berhenti sebentar, dia memandang kearah
binatang yang dinamakan Ceng-tok-jie itu, dikala mana binatang tersebut sedang
mendekam di nenampannya itu tanpa bergerak sedikitpun. Hanya sekali-kali tampak
mata binatang itu mencilak-cilak memain, juga ujung ekornya bergoyang-goyang
perlahan.
Lay Tat ketawa lagi.
“Binatang Ceng-tok-jie ini mempunyai suatu kemujijatan yang luar biasa
sekali!!” kata Lay Tat lagi dengan suara yang tegas. “Kalau memang manusia atau
mangsanya di gigit oleh mulutnya belaka, maka itu tidak akan membahayakan jiwa si
korban, namun kalau memang Ceng-tok-jie menggigit sambil membarengi dengan
pangutan buntutnya maka si korban seketika itu juga, didalam beberapa detik saja
akan meninggal!! Itulah kehebatan dari racun Ceng-tok-jie, kalau racun dimulut dan
racun dibuntutnya itu, yang berbentuk seperti sebatang jarum, tergabung menjadi
satu, berarti akan putus napaslah korbannya!!”
Semua jago-jago undangan dari Lay Tat jadi mengawasi kearah buntut dari
Ceng-tok-jie.
Tadinya mereka tidak memperhatikan buntut binatang itu, karena mereka tidak
begitu tertarik.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 102

Tetapi begitu mereka mendengar bahwa binatang tersebut mempunyai suatu


keanehan maka mereka jadi memperhatikan.
Dan benar saja seperti apa yang dikatakan oleh Lay Tat, dibuntut binatang itu
tampak menonjol sebuah duri yang menyerupai sebatang jarum.
Buntut binatang itu bergoyang-goyang perlahan-lahan, dan tampak jarum itu
sering tertutup oleh ujung buntutnya.
Kalau memang orang tidak memperhatikannya dengan benar, pasti tidak akan
mengetahui bahwa dibelakang dari buntut binatang aneh tersebut terdapat sebatang
duri yang sangat beracun sekali kalau bisa itu di campur dan dibarengi masa
bekerjanya dengan racun yang berasal dari mulutnya, tegasnya dari gigitannya
binatang ini!
Lay Tat telah tertawa lagi.
Dia telah melihat, bagaimana orang-orang itu telah mulai menaruh perhatian
kepada kedua binatang miliknya yang dipertunjukkan itu.
“Bagaimana sahabat-sahabat?” tanya Lay Tat sambil tetap tertawa. Dia berkata-
kata dengan bersemangat sekali, karena dia tahu bahwa jago-jago undangannya itu
telah mulai mencurahkan perhatian mereka kepada kedua binatang peliharaannya.
“Kukira ada baiknya sebelum saudara-saudara melihat benda mustika yang akan
kuperlihatkan itu sahabat-sahabat semuanya menyaksikan pertempuran antara Ceng-
tok-jie dengan Kim Tok?!”
Semua jago-jago undangan Lay Tat berdiam diri sesaat, tetapi akhirnya Peng-im
Loo-nie dan It Kiang Sian-su telah menyahuti hampir berbareng : “Ya..... kami ingin
melihatnya!!”
Lay Tat tersenyum lagi mendengar perkataan kedua orang pertapaan itu.
“Bagus! Marilah kita manyaksikan suatu pertunjukkan yang menarik!!” kata
Kauw-cu dari perkumpulan pengemis Pian-sia-kay.
Dan setelah berkata begitu, Oen Lay Tat mengibaskan tangannya.
Sam-kay, si pengemis yang tadi telah membawa nenampan dari Kim Tok
mengerti perintah Kauw-cunya itu.
Dia merogoh sakunya, mengeluarkan semacam obat bubuk.
Bubuk yang berwarna putih halus itu ditebarkan didepan Kim Tok dan Ceng-
tok-jie.
Seketika itu juga, Kim Tok yang sedang mendekam tenang, jadi mencilak
matanya ketika dapat mengendus bau bubuk putih itu, tampaknya binatang ini jadi
beringas sekali.
Begitu juga Ceng-tok-jie, dia juga jadi beringas, dan beringsut menghampiri
kearah tumpukan bubuk putih yang ditebarkan oleh Sam-kay tadi.
Kim Tok juga menghampiri perlahan-lahan, mata kedua binatang ini jadi
berobah merah memancar beringas sekali............. dan kalau keduanya sampai didekat
bubuk putih itu, tentu mereka akan bertempur......!
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 103



DIKALA Ceng-tok-jie dan Kim Tok sedang merangkak saling mendekati


kearah tumpukan bubuk putih yang ditebarkan oleh Sam-kay, maka Lay Tat telah
tertawa lagi dengan suara yang nyaring dan agak menyeramkan.
“Lihatlah!!” katanya dengan suara yang parau. Mereka telah menghampiri
kearah bubuk putih itu! Sahabat-sahabat tahu bubuk putih itu sebetulnya bubuk
apa?!”
Dan setelah bertanya begitu, Lay Tat mengawasi kearah kedelapan belas jago-
jago undangannya dengan pancaran mata yang tajam.
Semua jago-jago itu tak ada satupun yang menyahuti, memang mereka tidak
mengetahui sebetulnya apa nama dari bubuk putih itu.
“Coba Kauw-cu jelaskan!!” kata It Kiang Sian-su dengan suara yang nyaring.
“Baik! Baik!” kata Lay Tat cepat, Kauw-cu dari Pian-sia-kay ini masih tetap
tertawa dengan suara yang agak menyeramkan bagi pendengaran telinga. “Memang
aku bermaksud akan menjelaskan kepada saudara-saudara sekalian! Bubuk putih itu
sebetulnya adalah bubuk dari ramuan racun dari Pek-coa, ular putih, dan Hek-coa,
ular hitam, yang dicampur dengan racun dari Ang-hoa-sian, bunga merah dewata......
dan bubuk itu akan menimbulkan bau harum yang lembut sekali. Tetapi bau dari
campuran racun-racun itu, akan menyebabkan Ceng-tok-jie seakan juga menemui
lawannya, dan begitu juga keadaan Kim Tok, dia seperti sedang menghadapi
musuhnya, sehingga mereka jadi beringas sekali! Lihatlah! Betapa mereka marah
sekali..... nanti kalau mereka telah datang saling dekat, maka berarti mereka akan
bertempur.......!!”
Setelah berkata begitu, setelah menjelaskan tentang bubuk putih itu, maka Lay
Tat telah tertawa lagi.
Semua jago-jago jadi mengawasi kedua binatang aneh itu.
“Dan bubuk putih itu kuberi nama Pek-ang-hek-tong!” kata Lay Tat lagi dengan
suara yang nyaring dikala Cie Kiat dan yang lain-lainnya sedang tertarik memandang
Ceng-tok-jie dan Kim Tok yang sedang merangkak semakin mendekati dan saling
menghampiri dengan beringas sekali.
Mata kedua binatang beracun itu tampaknya sangat merah, mengandung hawa
pembunuhan.
Lebih-lebih Ceng-tok-jie, dia mendesis berulang kali, tampaknya dia telah
bersiap-siap untuk menyerang kearah Kim Tok, sebab dia yang telah melihat terlebih
dahulu pada binatang lawannya itu!

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 104

Kim Tok pun tiba-tiba melihat Ceng-tok-jie, karena jarak mereka telah semakin
mendekat.
Tampak keduanya mengeluarkan suara desisan dan keduanya mulai bersiap-siap
untuk menyerang.
Ceng-tok-jie bergerak sangat lambat sekali, tetapi Kim Tok telah bergerak cepat
sekali, dia berputar-putar mengelilingi Ceng-tok-jie.
Suatu kali, disaat Ceng-tok-jie sedang mendesis dengan suara desisan yang
tajam sekali, tahu-tahu Kim Tok telah menerjang dengan satu lompatan.
Dia bermaksud akan menggigit kepala dari binatang ular berkaki yang aneh itu!
Tetapi biarpun gerakannya sangat lamban sekali, toh Ceng-tok-jie dapat
mengelakkan tubrukan dari Kim Tok dengan mudah.
Dia hanya menggerakkan kepalanya sedikit kesamping kiri, kemudian
menyambut tubuh Kim Tok yang sedang menyambar lewat disisinya itu dengan
sabetan buntutnya, membarengi dengan itu, kepalanya juga telah bergerak cepat akan
menggigit kaki dari Kim Tok!
Semua orang yang melihat hal itu jadi kagum sekali, kalau diperhatikan benar-
benar, gerakan dari Ceng-tok-jie itu sama menyerupai seperti satu jurus dari ilmu silat
Hoa-san Pay!
Kim Tok sendiri telah mengetahui bahwa kaki belakangnya diserang oleh
pagutan dari Ceng-tok-jie, juga dia melihat batok kepalanya akan diselomoti oleh
pagutan buntut dari Ceng-tok-jie, tampak dia dengan cepat bergulingan!
Walaupun Kim Tok hanya merupakan seekor binatang yang menyerupai
trenggiling, toh dia cerdik sekali.
Tadi dia mengetahui bahwa dirinya terancam bahaya kematian, sebab kalau
memang sampai kaki belakangnya kena dipagut oleh gigitan Ceng-tok-jie dan
kepalanya kena disentuh oleh buntut dari Ceng-tok-jie tersebut, pasti dia akan binasa.
Maka dari itu dia telah membuang diri bergulingan. Tubuhnya yang kekuning-
kuningan itu tampak menggelinding agak jauh dari Ceng-tok-jie.
Melihat itu, kembali jago-jago yang menyaksikan pertempuran kedua binatang
tersebut jadi memuji. Mereka adalah tokoh-tokoh rimba persilatan yang mempunyai
ilmu silat sangat tinggi, maka dari itu mereka jadi kagum sekali melihat cara
mengelak dari Kim Tok terhadap serangan Ceng-tok-jie.
Cie Kiat sendiri sampai memuji : “Bagus!” tanpa disadari olehnya.
Anak muda she Lie ini benar-benar kagum kepada Kim Tok yang sekaligus
telah dapat mengelakkan serangan dari Ceng-tok-jie di dua jurusan. Lagi pula kalau
memang di perhatikan dengan seksama, maka akan tampak sekali, bahwa Kim Tok
tadi telah bergerak menyerupai jurus ilmu silat yang bernama “Thian-bong Siang-
kie”, dari Thian-san Pay.
Mirip sekali gerakan yang digunakan oleh Kim Tok, sehingga menimbulkan
kekaguman dari orang-orang yang ada disitu. Hal ini membuat orang-orang yang
menyaksikan itu jadi merasa kagum sekali.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 105

Lay Tat tampak tersenyum saja, karena dia gembira kedua binatang
peliharaannya itu menjadi perhatian dari jago-jago silat itu.
Tampak Kim Tok telah berdiri lagi, dia mendesis berulang kali, akan menyerang
dengan secara beruntun kepada Ceng-tok-jie.
Ceng-tok-jie juga telah mengeluarkan suara desisan.
Tadi waktu Kim Tok sedang bergulingan begitu, sebetulnya dia ingia menubruk
dan menyerang lagi secara berangkai, dan akan melakukan gerakan nekad.
Namun waktu dia melihat Kim Tok telah berhasil berdiri lagi, dia jadi
membatalkan maksud semulanya.
Mereka, kedua binatang beracun ini jadi saling bersiap-siap untuk menyerang.
Kim Tok telah memutari Ceng-tok-jie lagi, entah sudah berapa kali putaran, dan
mereka dalam keadaan siap siaga. Dengan tak terduga Kim Tok mengeluarkan suara
auman yang keras, kemudian dia menubruk lagi kearah Ceng-tok-jie.
Kim Tok bermaksud akan menggigit perut bawah dari Ceng-tok-jie.
Tetapi Ceng-tok-jie tetap gesit sekali, dia dapat menggeser tubuhnya dengan
cepat.
Malah Ceng-tok-jie juga telah melakukan serangan balasan.
Dia telah menyerang dengan mulutnya akan menggigit kearah leher dari Kim
Tok, sedangkan buntutnya yang mempunyai senjata jarum yang sangat beracun itu
telah mengantuk kearah perut Kim Tok.
Gerakan Ceng-tok-jie sangat cepat dan gesit sekali, dia juga melancarkan kedua
serangan yang berlainan itu dengan cepat.
Tetapi Kim Tok juga bukan binatang beracun yang lemah, dia dapat bergerak
dengan cepat sekali. Setiap serangan dari Ceng-tok-jie juga selalu dapat dielakkannya
dengan gesit.
Begitulah, keduanya jadi saling bertempur lagi dengan hebat.
Dan selama itu Cie Kiat memperhatikan benar-benar setiap gerakan dari kedua
binatang itu, yang sedang bertempur dengan hebat sekali.
Dia memperhatikan cara mengelak dari Ceng-tok-jie, cara menyerangnya, dan
cara membela diri kalau sedang dalam keadaan terdesak.
Begitu juga Cie Kiat memperhatikan gerakan-gerakan Kim Tok, dia merasakan
bahwa setiap gerakan dari kedua binatang beracun ini dapat diciptakan menjadi
semacam gerakan silat yang liehay sekali, kalau memang kedua macam gerakan dari
kedua binatang beracun itu digabungnya menjadi satu.
Cie Kiat jadi mengawasi dan mengikuti jalannya pertempuran kedua binatang
itu dengan mata tak berkedip.
Dia sangat tertarik sekali, sehingga dia seperti melupakan orang-orang yang ada
di sekelilingnya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 106

Pada suatu kali, disaat Ceng-tok-jie sedang mengelakkan serangan Kim Tok
pula terdengar suara gedubrukan yang keras.
Semua orang jadi teralih perhatiannya. Mereka memandang kearah Lay Tat.
Sedangkan wajah Lay Tat hanya berobah sejenak waktu mendengar suara
gedubrakan yang keras itu.
Namun dengan cepat dia telah dapat menguasai hatinya lagi, wajahnya telah
pulih kembali sebagaimana biasa.
“Tentu si Dedemit Hidup yang sedang menghajari dinding bangunan ini!” kata
Lay Tat, dan kata-katanya itu ditujukan untuk kedelapan belas jago-jago
undangannya. “Biarlah dia menghajari sepuas hatinya dinding itu, karena bukan
dinding itu yang hancur, bisa-bisa tangan si Dedemit Hidup sendiri yang akan hancur
patah!!”
Mendengar perkataan Kauw-cu Pian-sia-kay tersebut, semua orang jadi
mengangguk perlahan. Dan perhatian mereka kembali tertuju kepada kedua binatang
berbisa yang sedang saling tempur untuk saling membinasakan lawan mereka
masing-masing.... semakin lama kedua binatang itu semakin beringas sekali
tampaknya, rupanya mereka masing-masing sangat penasaran sekali selama itu
mereka masih belum dapat menbinasakan lawan mereka..... lagi pula suara desisan
mereka terdengar nyata sekali.
Ceng-tok-jie dan Kim Tok jadi saling serang menyerang dengan hebat.
“Cie Kiat yang memperhatikan dengan penuh perhatian dan mengingatkan
semua gerakan-gerakan kedua binatang itu, hanya memandang dengan tatapan mata
kesima, seperti juga terpaku ditempat duduknya itu.
Tadi waktu perhatian semua orang teralih kepada suara gedubrakan yang keras,
malah Cie Kiat tidak mengambil perhatian sedikitpun kepada suara ribut itu, yang
menurut Lay Tat mungkin disebabkan oleh runtuhnya dinding bangunan itu dihajari
terus menerus oleh si Dedemit Hidup.
Cie Kiat benar-benar tertarik melihat gerakan-gerakan dari kedua binatang
berbisa itu.
Didalam hati anak muda she Lie itu seketika itu juga mempunyai maksud untuk
mengambil dan mengcangkok gerakan-gerakan dari kedua binatang tersebut untuk
digabungkan menjadi satu dan diciptakan menjadi jurus-jurus ilmu silat........ ilmu
silat yang kosen dan liehay luar biasa, yang lain dari pada yang lain...... maka dari itu
Cie Kiat selalu mengingatkan betul-betul pada setiap gerakan dari kedua binatang
beracun itu........!

*
* *

PERTEMPURAN kedua binatang berbisa peliharaan dari Kauw-cu Pian-sia-


kay tersebut memang benar-benar hebat dan menarik sekali.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 107

Malah sering sekali terdengar diantara orang-orang itu yang menyaksikan


pertempuran kedua binatang itu jadi mengeluarkan seruan pujian yang memuji akan
kehebatan kedua binatang berbisa tersebut.
Suara gedebukan diluar dari bangunan itu masih saja terdengar tegas.
Dan sering-sering ruangan itu jadi tergoncang keras, getaran pada lantai terasa
sekali oleh jago-jago silat yang berkumpul disitu.
Lay Tat sendiri sering mengerutkan alisnya kalau dia mendengar suara
gedubrakan yang agak keras.
Sebetulnya dia ingin menarik tombol besi ruangan itu untuk melihat apa yang
sedang dilakukan oleh si gemuk tromok Dedemit Hidup itu...... tetapi selalu saja dia
membatalkan niatnya itu, dia menindasnya, karena Lay Tat mengetahui, begitu dia
menarik tombol besi yang disudut ruangan itu, yang akan membuka sebagian dinding
yang diperlengkapi dengan Tay-pian-ming, kaca pembesar, sehingga bisa
memandang keluar ruangan dan menyaksikan apa yang sedang diperbuat oleh
Dedemit Hidup itu, maka perhatian jago-jago undangannya itu akan menjadi terpecah
dengan cepat.
Dan hal itulah yang tidak diinginkan oleh Lay Tat, dia menginginkan semua
orang-orang itu mengagumi akan kehebatan dan keluar biasaan dari kedua binatang
peliharaannya! Hal ini dilakukannya karena dia memang sedang ingin menarik dan
membikin tunduk hati dari jago-jago itu guna menundukkan mereka, dan agar semua
jago-jago itu nantinya mau bekerja untuk diri orang she Oen tersebut, Kauw-cu dari
Pian-sia-kay!!
Satu maksud yang hebat dan luar biasa dari rencana Kauw-cu she Oen tersebut!
Kedua binatang peliharaan Oen Lay Tat itu, Kim Tok dan Ceng-tok-jie masih
terus juga bertempur dengan seru sekali.
Tetapi sekarang gerakan dari kedua binatang itu sudah tidak segesit dan sehebat
semula.
Mungkin hal ini disebabkan mereka sangat letih sekali telah bertempur begitu
lama....!
Malah disaat Kim Tok pada suatu kali menubruk dengan gerakan yang cepat,
dengan tubuh berputar, maka Ceng-tok-jie tampak menjadi gugup sekali.
Dia berusaha mengelakkan serangan Kim Tok yang berbahaya itu, karena yang
diincer oleh Kim Tok adalah perut dari Ceng-tok-jie, tetapi Ceng-tok-jie terlambat!
Dia tidak berhasil mengelakkan serangan Kim Tok.
Hal itu disebabkan gerakannya yang agak lambat.
Dengan tepat perutnya dapat digigit oleh Kim Tok kuat-kuat dan tak mau
dilepaskan.
Ceng-tok-jie mengeluarkan suara pekikan yang melengking tinggi, dia
tampaknya gelagapan, juga dia menderita kesakitan yang hebat.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 108

Dengan menahan rasa sakit itu, Ceng-tok-jie berusaha untuk menggigit juga
leher dari Kim Tok.
Tetapi Kim Tok ternyata cerdik sekali, dia tidak mau membiarkan dirinya itu
digigit oleh lawannya.
Dia selalu memutar tubuhnya setiap kali Ceng-tok-jie melancarkan gigitannya.
Dengan berputar begitu, maka Kim Tok jadi dapat mengelakkan setiap serangan
dari Ceng-tok-jie.
Tetapi akibatnya selalu hebat sekali bagi Ceng-tok-jie.
Setiap kali Kim Tok berputar. maka giginya yang terbenam dalam didalam perut
Ceng-tok-jie itu akan tertarik dan berarti juga perut Ceng-tok-jie juga tertarik keras
sekali, menimbulkan perasaan sakit yang bukan main. Terpaksa Ceng-tok-jie juga
selalu memutar tubuhnya..... mengikuti gerakan memutar dari Kim Tok!
Saking menderita kesakitan yang luas biasa, maka berulang kali Ceng-tok-jie
berusaha untuk menyerang dengan buntutnya yang mempunyai jarum berbisa itu.
Tetapi selalu gagal.
Kim Tok sangat cerdik, dan bahkan terlalu cerdik bagi Ceng-tok-jie.
Karena Kim Tok selalu dapat mengelakkan setiap serangan yang dilancarkan
oleh Ceng-tok-jie, dia dapat membikin punah setiap pangutan dari Ceng-tok-jie, baik
merupakan gigitan dari mulut Ceng-tok-jie maupun serangan dari buntut berjarum
dari binatang itu!
Ceng-tok-jie jadi kewalahan dan menderita kesakitan yang hebat, semakin lama
gerakannya jadi semakin perlahan dan lemah karena racun dari gigitan Kim Tok
sudah mulai bekerja dengan cepat sekali!
Darah yang berasal dari luka Ceng-tok-jie itu berceceran dilantai.
Dan semakin lama Ceng-tok-jie jadi semakin lemah, dia seperti juga tidak
bertenaga.
Lama kelamaan boleh dikatakan Ceng-tok-jie sudah tak bisa bergerak, dan
tubuhnya itu seperti juga terseret-seret oleh Kim Tok!
Dan berbareng dengan itu, dikala mata semua jago-jago didalam ruangan itu,
termasuk Lay Tat dan Cie Kiat yang sedang mengawasi dengan mata terpentang lebar
penuh ketegangan, terdengar lagi suara gedubrakan yang keras sekali......!



WAJAH Lay Tat jadi berobah lagi, dia seperti kaget dengan sendirinya.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 109

Dengan cepat, setengah melompat Lay Tat menubruk kearah tombol besi yang
ada disudut ruangan. Dia menariknya, sehingga seketika itu juga jendela rahasia
didinding itu menjeblak terbuka.
Seketika itu juga tampak si gemuk tromok Dedemit Hidup itu sedang
menghajari dinding diluar yang tampak telah runtuh sebagian, sehingga tampak
memang dinding itu dibangun beberapa lapis.
Setiap si gemuk tromok Dedemit Hidup itu mengayunkan tangannya menghajar
dinding itu, maka seketika itu juga batu-batu dinding tersebut berguguran.
Juga menimbulkan getaran yang tidak kecil pada ruangan didalam.
Lay Tat sendiri jadi berpikir, kalau memang si gemuk tromok terus menerus
menghajari dinding itu dan dinding tersebut gempur sempal sebagian demi sebagian,
maka tentu lama kelamaan akan bobol juga dinding itu!
Cie Kiat masih terpaku memandang ke arah kedua binatang beracun peliharaan
Lay Tat yang masih berkutetan.
Dia tidak memperdulikan keadaan disekitarnya.
Sedangkan jago-jago lainnya, ada yang sebagian memandang kearah kaca
pembesar dijendela rahasia pada dinding tersebut, mereka jadi tertarik juga melihat si
gemuk tromok Dedemit Hidup yang menghajar tembok itu pulang pergi sehingga
tembok itu jadi sempal dan berguguran....!
Lay Tat sendiri jadi memutar otak untuk memikirkan daya mencegah perbuatan
si Dedemit Hidup itu.
Akhirnya, dia melambaikan tangannya kepada Sam-kay.
“Kemari kau, Sam-kay!” panggilnya dengan suara yang nyaring.
Sam-kay menghampiri, dia menekuk lututnya dan memberi hormat kepada
Kauw-cu itu.
“Ada perintah apakah, Kauw-cu?” tanya Sam-kay dengan cepat.
Lay Tat menunjuk si Dedemit Hidup yang tampak dari kaca Tay-pian-ming
dijendela rahasia itu.
“Bereskan dia....!!” kata Lay Tat dengan suara yang tawar.
Sam-kay mengiyakan, dia telah berdiri lagi dari berlututnya.
Dengan cepat Sam-kay meninggalkan ruangan tersebut.
Dia sudah mengetahui apa yang harus dilakukannya terhadap diri si Dedemit
Hidup yang sedang mengamuk kalap memukuli dinding bangunan tersebut, yang jadi
sempal dan gompal disana-sininya!
Lay Tat masih membuka terus jendela rahasia didinding itu, dia mengawasi
terus.
Tampak Sam-kay telah keluar dari lobang sumur dengan diikuti oleh beberapa
orang pengemis.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 110

Rupanya sebelum keluar dari lobang sumur itu, Sam-kay telah mengajak
beberapa pengemis lainnya untuk ikut membantui dia dalam menghadapi si Dedemit
Hidup.
Si gemuk tromok ketika melihat Sam-kay dan beberapa pengemis itu yang
keluar dari dalam lobang sumur, dengan cepat dia mencelat menghampiri dengan
mata mencilak.
“Hmmmm...... kalau begitu gubuk kalian mempunyai pintu melalui sumur itu!”
kata si Dedemit Hidup dengan suara yang menyeramkan. “Suruh Kauw-cu kalian
keluar menerima kematiannya ditanganku, karena dia tidak memandang sedikitpun
atau tidak mau memberikan muka padaku!!”
Sam-kay tertawa mengejek.
“Apakah orang sepertimu ini pantas untuk bertemu dengan Kauw-cu kami?”
katanya dengan suara yang mengejek. Hmmm...... sekarang kami ingin mengiringi
dan mengirim jiwamu untuk pergi ke neraka!!”
Dan setelah berkata begitu, Sam-kay mengibaskan tangannya, dan beberapa
orang pengemis yang sejak mereka keluar dari dalam sumur itu, telah melompat
dengan cepat mengurung si gemuk tromok yang bergelar si Dedemit Hidup!
Betapa gusarnya si Dedemit Hidup, dia sampai berjingkrak saking murkanya.
Tubuhnya yang gemuk tromok itu juga tergetar menahan perasaan gusarnya itu.
“Kau...... kau pengemis budak! Apakah kalian tidak takut mampus?” bentaknya
dengan suara yang bengis sekali.
Sam-kay tertawa mengejek, dia tidak mau meladeni perkataan si gemuk tromok
itu, dia telah mengangkat tangannya lagi, mengibaskannya mengisyaratkan agar
pengemis-pengemis yang tadi pengikutnya itu untuk maju mengurung lebih rapat si
Dedemit Hidup itu!
Suasana jadi tegang sekali.
Lay Tat masih mengawasi dari jendela rahasianya dengan sepasang alisnya
mengkerut.
Dan sedang diluar gedung empat persegi itu dalam keadaan tegang, adalah
Ceng-tok-jie yang kala itu sudah payah benar dan lemah, dengan tidak terduga, entah
dari mana datangnya tenaga barunya bagi Ceng-tok-jie, tahu-tahu dia telah
menggerakkan kepalanya dengan suatu kecepatan yang luar biasa menyerang kearah
perut Kim Tok!
Kim Tok kaget sekali, dia berusaha mengelakkannya, tetapi karena dia masih
tetap menggigit perut Ceng-tok-jie, dia tidak bisa menyingkir jauh-jauh, dengan tepat
gigi Ceng-tok-jie terbenam ditubuhnya!
Kim Tok mengeluarkan suara jeritan menandakan dia kesakitan sekali.
Dan dia sedang menjerit begitu, tampak Ceng-tok-jie telah menggunakan tenaga
terakhirnya menggerakkan buntutnya dengan cepat, dan jarum kecil dibuntutnya
Ceng-tok-jie itu menancap terbenam seluruhnya dipaha dari Kim Tok!

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 111

Begitu terkena buntut dari Ceng-tok-jie, Kim Tok mengeluarkan suara jeritan
yang menyayatkan, kemudian dia rubuh terguling dengan cepat, gigitannya pada
tubuh Ceng-tok-jie jadi terlepas.
Didalam waktu yang sangat singkat sekali, hanya didalam beberapa detik saja,
maka tampak tubuh Kim Tok telah berubah jadi matang biru, kemudian menghitam,
seketika itu juga dia telah merenggang nyawa, putus napasnya dan jiwanya terbang
menghadapi si raja akherat!!
Seekor binatang aneh luar biasa telah berpulang kedunia Barat....!
Ceng-tok-jie sendiri telah merayap dengan susah payah karena kehabisan
tenaganya.
Dia mengeluarkan suara erangan-erangan kesakitan, dan merangkak perlahan-
lahan mendekati nenampan yang ada penutupnya kain hijau itu.
Lay Tat mendengar suara erangan dan jeritan Kim Tok waktu mau binasa, dia
melihat pertempuran diantara kedua binatang itu dimenangkan oleh Ceng-tok-jie, dia
tersenyum sedikit.
Lay Tat menoleh kepada keempat pengemis dibelakang Cong Teng San.
“Bereskan semuanya!!” kata Lay Tat.
Keempat pengemis yang tadi mengikuti Cong Teng San keluar dari ruangan
dalam telah mengiyakan, dengan cepat yang dua orang telah mengangkat mayat Kim
Tok, yang diletakkan dinenampan, kemudian diangkat pergi dari ruangan itu.
Sedangkan kedua pengemis lainnya telah mengangkat Ceng-tok-jie
kenenampannya, salah seorang diantara kedua pengemis itu telah mengeluarkan obat
bubuk berwarna kuning, dia memborehkan obat itu ketempat luka ditubuh Ceng-tok-
jie, sebagian lagi dimasukkan kedalam mulut binatang tersebut.
Didalam waktu yang singkat sekali, maka tenaga Ceng-tok-jie telah pulih
kembali. Rupanya kedua pengemis itu telah memberikan obat penawar dan pemunah
dari racun Kim Tok ditubuh Ceng-tok-jie.
Dan, Ceng-tok-jie kemudian mendekam dinenampan itu dengan tenang. Dia
tidak mengeluarkan suara erangan lagi.
Tetapi kedua pengemis itu tidak lantas membawa nenampan yang berisi Ceng-
tok-jie.
Mereka malah meletakkan nenampan itu ditengah-tengah ruangan, lalu kedua
pengemis tersebut kembali berdiri dipinggir, dibelakang Cong Teng San.
Lay Tat pada saat itu sedang mengawasi si Dedemit Hidup yang tengah
dikurung oleh Sam-kay dan beberapa orang pengemis yang telah mengurungnya
semakin sempit.
Si gemuk tromok itu sangat gusar sekali dia murka bukan main dirinya dikepung
begitu.
“Kalian....... kalian, oh.... apakah kalian benar-benar sudah tak sayang pada jiwa
kalian?” bentak Dedemit Hidup itu dengan suara yang parau.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 112

Sam-kay tertawa dingin.


“Hmmmm.......... biarpun harus mampus ditanganmu, tetapi kau juga harus
mampus ditangan kami!!” kata Sam-kay dengan suara mengejek.
Dedemit Hidup itu jadi tambah murka tubuhnya sampai gemetaran keras.
Tahu-tahu dia membentak dengan suara yang keras, dia menjejakkan kakinya,
tubuhnya mencelat dengan cepat sekali, dan kedua tangannya menyerang kearah
Sam-kay secara berbareng.

Jilid 3
MELIHAT Dedemit Hidup itu telah menyerang dirinya dengan disertai oleh
tenaga Lwee-kang sebagian besar, yang mendatangkan angin serangan yang keras
sekali, cepat-cepat Sam-kay melompat menjauhkan diri.
Tetapi tangan Dedemit Hidup terus juga meluncur, terdengarlah suara jeritan
menyayatkan dan sesosok tubuh yang terpental.
Ternyata karena Sam-kay mengelakkan serangan dari si Dedemit Hidup itu,
maka yang menjadi korban adalah pengemis yang berdiri, dibelakang Sam-kay.
Pengemis itu tidak melihat datangnya serangan, atau tahu-tahu dia merasakan
dadanya sakit sekali, napasnya seperti mandek, dan seketika itu juga dia
mengeluarkan suara jeritan, kemudian dia sudah tak ingat diri lagi, karena jiwanya
sudah lantas ambil selamat jalan dengan raganya menuju ke neraka untuk menemui
Giam-lo-ong!
Pengemis itu telah menjadi korban pukulan dari Dedemit Hidup, kepalanya telah
remuk pecah berantakan keluar polohnya, otaknya tercecer ditanah, dan tulang
kepalanya berhamburan bercampur darah beserta otak yang berwarna putih
mengerikan......!
Melihat anak buahnya terbunuh dengan cara begitu, dan menjadi korban
disebabkan dirinya mengelakkan serangan dari Dedemit Hidup tersebut, Sam-kay
jadi murka sekali.
Dia sampai mengeluarkan seruan murka. Begitu juga lima orang pengemis
lainnya, yang lantas meluruk menyerbu Dedemit Hidup.
Sam-kay juga telah menyerang kearah si Dedemit Hidup sambil mengeluarkan
suara bentakan yang keras sekali.
Dedemit Hidup juga tidak tinggal diam, dia telah bergerak dengan gesit sekali.
Setiap tangannya bergerak, maka terdengar suara jeritan dari salah seorang
pengemis, karena Dedemit Hidup itu telah menyerang dengan disertai tujuh bagian
tenaga Lwee-kangnya, sehingga setiap korbannya yang terpukul oleh tangannya, pasti
tidak kepalanya remuk, tentu tulangnya yang patah.
Melihat gelagat tidak baik bagi pihaknya itu, Lay Tat berulang kali
mengeluarkan suara dengusan mengejek.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 113

Dia menoleh kepada Cong Teng San, yang kala itu juga sedang mengawasi
kearah jalannya pertempuran dengan penuh perhatian.
“Teng San, pergi kau membawa orang untuk membantu Sam-kay!” perintah Lay
Tat dengan suara yang nyaring.
Cong Teng San terkejut mendengar dia dipanggil, dengan cepat dia menyahuti
mengiyakan perintah dari Kauw-cunya itu.
Gesit seperti kijang dia telah melompat keluar dari ruangan itu.
Tak lama kemudian dari Tay-pian-ming tampak Cong Teng San telah melompat
keluar dari sumur, yang diikuti oleh sepuluh pengemis lainnya.
Tanpa mengatakan sepatah katapun pengemis-pengemis itu telah menyerbu
Dedemit Hidup itu.
Cong Teng San berdiri sambil menyerbu telah berseru dengan suara yang
mengguntur : “Jangan takut Sam-kay..... kami datang membantu!!”
Dan mereka jadi mengeroyok Dedemit Hidup itu.
Si gemuk tromok jadi tambah murka.
Tetapi dia murka tanpa daya, karena dirinya dikepung begitu macam.
Maka dari itu, selain dia mengamuk ke sana-sini, memukul kemari, dia juga
telah mencaci mendamprat pengemis-pengemis yang mengeroyoknya.
Kotor sekali cacian dari si gemuk tromok yang bergelar Dedemit Hidup itu.
Cong Teng San dan Sam-kay bersama pengemis-pengemis lainnya jadi
menyerang lebih hebat lagi, karena mereka disertai oleh hawa amarah yang sangat.
Apalagi si Dedemit Hidup memaki Oen Lay Tat juga dengan kata-kata yang bisa
membikin telinga jadi sakit mendengarnya dan bisa berobah jadi merah padam.
Para pengemis itu jadi tambah kalap dan mereka menyerang dengan nekad tanpa
memikirkan keselamatan jiwa mereka.
Si Dedemit Hidup jadi kewalahan juga menghadapi manusia-manusia kalap itu.
Dia berulang kali terdesak oleh serbuan orang-orang itu.
Dengan mengeluarkan seruan-seruan murka, dia selalu berusaha menerobos dari
kepungan orang-orang tersebut, tetapi selalu tidak berhasil.
Maka dari itu, dia jadi semakin kalap dan berulang kali mencaci kalang kabutan.
Oen Lay Tat yang mengawasi dari kaca pembesar Tay-pian-ming jadi tersenyum
melihat si gemuk tromok terdesak hebat oleh anak buahnya.
“Hmmmm..... tak seberapa kepandaiannya!!” menggumam Kauw-cu dari Pian-
sia-kay dengan tersenyum mengejek. “Sebentar lagi dia pasti akan kena dibekuk!”
Orang-orang didalam ruangan tersebut jago-jago undangan dari Lay Tat
semuanya mengawasi kearah jalannya pertempuran itu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 114

Cie Kiat duduk diam ditempatnya.


Dia tidak tertarik sedikitpun untuk menyaksikan pertempuran antara orang-
orangnya Oen Lay Tat dengan si gemuk tromok itu.
Otak si anak muda she Lie itu sedang berputar dengan cepat memikirkan setiap
gerakan dari Ceng-tok-jie waktu melawan Kim Tok.
Nyata sekali gerakan-gerakan dari kedua binatang berbisa itu kalau
dikombinasikan dan digabungkan tentu akan menjadi liehay sekali, serta luar biasa.
Sebagai seorang yang kepandaiannya telah tinggi dan sempurna, maka Cie Kiat
telah dapat memahami garis besar dan baris dari gerakan-gerakan kedua binatang
beracun peliharaan dari Oen Lay Tat.
Ce Kiat juga sedang memikirkan gerakan terakhir dari Ceng-tok-jie.
Pada saat yang lalu, dikala jiwa Ceng-tok-jie tengah terancam bahaya kematian,
karena perutnya telah tergigit keras oleh Kim Tok dan darah telah banyak keluar dari
tubuhnya itu, yang menyebabkan dia jadi lemas tak bertenaga, maka dia telah
menggunakan suatu gerakan yang benar-benar telah menentukan nasibnya, sehingga
dia malah berhasil telah menggigit binasa Kim Tok serta mematuk dengan ekornya.
Gerakan yang manis itu memang merupakan suatu gerakan yang jarang sekali
terdapat didalam dunia ini, karena didalam keadaan terdesak begitu, lagi pula
tenaganya telah lenyap menyebabkan dia lemah benar, Ceng-tok-jie malah berhasil
merebut kemenangan.
Maka dari itu, Cie Kiat jadi tak habis pikir, gerakan itu biar bagaimana harus dia
kuasai.
Kalau memang seorang jago yang kosen dan sedang menghadapi seorang
lawannya yang liehay juga, maka dikala dia terdesak hebat, kalau memang dia telah
menguasai tipu itu, pasti dia akan dapat merebut kemenangan total, karena lawannya
tentu tidak akan menduga sama sekali.
Memang kalau dipikirkan, gerakan dari Ceng-tok-jie yang terakhir itu hebat
sekali.
Kalau memang Cie Kiat dapat menguasai gerakan itu, maka dia akan menjadi
seorang jago yang luar biasa, dan juga tanpa disadarinya dia menjadi seorang Ciang-
bun-jin dari sebuah partai yang belum diresmikan!!
Dan kalau memang Cie Kiat sedang menghadapi seorang lawannya yang
tangguh, dia pasti akan bisa menghadapinya dengan mudah sekali lawannya itu,
karena kalau memang dia telah bisa menguasai gerakan-gerakan dari Ceng-tok-jie
dan Kim Tok, berarti dia telah mempunyai ilmu silat dalam jurus-jurus yang aneh dan
sukar untuk diterka oleh lawannya.
Dan, sedang orang-orang didalam ruangan tersebut tegang oleh suasana
pertempuran si gemuk tromok Dedemit Hidup yang sedang dikeroyok oleh Sam-kay
dan Cong Teng San, yang dapat disaksikan dari kaca pembesar Tay-pian-ming, tiba-
tiba Cie Kiat telah tertawa gelak-gelak dengan suara yang bergelombang!

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 115

Semua orang yang ada didalam ruangan itu jadi terperanjat, mereka semuanya
menoleh dan heran melihat kelakuan dari anak muda she Lie itu.
Padahal, mereka tidak menyadari dan tidak mengetahui, bahwa pada saat itu
didaratan Tionggoan telah bertambah seorang Ciang-bun-jin dari sebuah pintu
perguruan silat yang masih muda usia, yang telah berhasil menciptakan gerakan-
gerakan dari Ceng-tok-jie dan Kim Tok menjadi semacam ilmu silat yang ampuh
serta tangguh sekali.
Sedangkan Cie Kiat tertawa sambil menggerak-gerakkan tangannya, dia seperti
juga sedang bersilat.
Jurus-jurus yang dikeluarkannya itu benar-benar aneh sekali.
Semua orang yang menyaksikan kelakuan Cie Kiat jadi heran berbareng
bingung.
Lebih-lebih dikala Cie Kiat tahu-tahu telah mengeluarkan suara teriakan yang
keras mengguntur dan tahu-tahu tubuhnya mencelat tinggi sekali, disaat tubuhnya
sedang terapung ditengah udara, maka tangan anak muda she Lie itu telah membabat
kebawah, dan ‘takkkk!’ terdengar suara yang nyaring, tampak tujuh buah mangkuk
telah pecah terhajar oleh angin serangan si anak muda she Lie tersebut.
Hal ini menunjukkan betapa kosen dan sempurnanya tenaga dalam Cie Kiat!
Waktu tubuhnya telah meluncur turun kembali kelantai dia berdiri tegak dan
seperti juga Cie Kiat tidak memperdulikan orang-orang lainnya yang ada didalam
ruangan itu dia tertawa gelak-gelak dengan suara yang keras sekali sehingga semua
jago-jago rimba persilatan yang ada didalam ruangan itu dapat merasakan goncangan
yang keras sekali, lagi pula suara tertawa dari Cie Kiat membikin jantung dari orang-
orang yang ada didalam ruangan itu jadi tergoncang dengan hebat.
Panjang sekali suara tertawa dari Cie Kiat.
Seperti juga suara tertawanya tak akan terputus-putus.
Malahan orang-orang yang ada didalam ruangan itu seperti kesima. Mereka
seperti melupakan pertempuran yang sedang terjadi diluar ruangan tersebut, dimana
si gemuk tromok Dedemit Hidup sedang dikepung hebat oleh Sam-kay dan Cong
Teng San.
Lay Tat sendiri juga berdiri bengong.
Dia tak mengerti apa yang sedang dilakukan oleh anak muda she Lie itu.
Dia hanya mengawasi saja dengan mata yang tak berkedip.
Sebagai seorang jago yang cukup kosen dan liehay, maka Lay Tat mengetahui
dari suara tertawa Cie Kiat itu bahwa kepandaian tenaga dalam si anak muda she Lie
telah sempurna benar!
Begitu juga jago-jago lainnya yang ada didalam ruangan tersebut, disamping
mereka terkejut sekali, pun mereka sangat mengagumi akan kesempurnaan dari
tenaga Lwee-kang si pemuda she Lie tersebut.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 116

Semuanya hanya memandang saja, tak ada seorangpun yang berani mendekati
Cie Kiat.
Sedangkan Cie Kiat masih tertawa terus, suara tertawanya itu seperti juga tidak
putus-putusnya..... panjang dan bergelombang.
Kalau memang didalam ruangan itu terdapat manusia biasa yang tidak
mempunyai kepandaian ilmu silat atau tidak mempunyai latihan tenaga Lwee-kang
yang cukup tinggi maka orang itu mungkin akan rubuh pingsan disebabkan suara
tertawa Cie Kiat yang bergelombang tak ada hentinya....................!

*
* *

TETAPI SETELAH berlangsung sesaat lamanya, akhirnya Cie Kiat berhenti


juga dari tertawanya itu. Dia jadi tersadar kembali, kesadarannya kembali
menjangkau dirinya, menguasai dirinya.
Waktu dia memandang sekelilingnya, maka dia melihat jago-jago didalam
ruangan itu semuanya sedang menatap dia dengan pandangan mata yang
memancarkan kekaguman dan keheranan hati mereka.
Cie Kiat jadi malu sendirinya.
Dengan kikuk dia kembali kekursinya dan duduk disitu kembali dengan kepala
tertunduk.
Semua orang yang ada diruangan tersebut masih mengawasi anak muda she Lie
tersebut.
Kemudian barulah mereka mengawasi kearah kaca pembesar Tay-pian-ming
kembali, dimana tampak si gemuk tromok Dedemit Hidup itu masih bertempur
dengan seru sekali melawan kepungan Sam-kay dan Cong Teng San bersama
pengemis-pengemis lainnya.
Tetapi lama kelamaan tampak sekali bahwa si gemuk tromok itu telah terdesak
hebat.
Malah, waktu Cong Teng San telah melancarkan serangan-serangan senjata
rahasia, menyebabkan si gemuk tromok harus main mundur, karena sekali saja dia
lengah, maka dirinya akan menjadi korban dari senjata rahasia yang banyak
disambitkan oleh para pengemis itu.
Hal ini membuat Dedemit Hidup jadi tambah gusar dan murka.
Tetapi biarpun dia murka bukan main, toh dia tidak berdaya. karena dia
dikepung rapat sekali, sehingga ruang gerak untuk dirinya jadi sempit sekali.
Biar bagaimana dia hanya berseorang diri dan hal itu tidak bisa disamakan
dengan pengepungnya yang berjumlah banyak begitu.
Meskipun kepandaian si gemuk tromok itu sangat tinggi dan sempurna, tetapi
menghadapi kepungan dari pengemis-pengemis itu, yang berjumlah sangat banyak
sekali, menyebabkan dia tetap jadi kewalahan.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 117

Dedemit Hidup itu telah berulang kali mengeluarkan suara bentakan yang keras
sekali, dia selalu melancarkan serangan-serangan yang mematikan, dan hal itu akan
menyebabkan korban pukulan dan hajaran dari tangan si gemuk tromok, akan lantas
terpukul binasa, jiwa korbannya pasti akan melayang dengan cepat untuk menghadap
ke Giam-lo-ong!
Tetapi pengemis-pengemis itu ternyata sangat berani sekali, mereka ternyata
tidak takut untuk mati. Biar bagaimana mereka selalu melancarkan serangan-
serangan yang sangat luar biasa beraninya dan nekad sekali. Hal int karena mereka
ingin memperlihatkan kepada Kauw-cu mereka, bahwa mereka benar-benar dan
bersungguh hati membela Kauw-cunya itu!!.
Lay Tat sendiri berulang kali jadi tersenyum gembira melihat si gemuk tromok
yang bergelar Dedemit Hidup itu jadi terdesak hebat.
Hmmmm...... tak lama lagi tentu si gemuk itu akan dapat dibinasakan oleh
orang-orangku!!” menggumam Kauw-cu dari Pian-sia-kay itu.
Tak ada seorang diantara jago-jago undangan dari Lay Tat yang menyahuti
perkataan dari Kauw-cu itu.
Mereka lebih banyak berdiam diri dan lebih memperhatikan jalannya
pertempuran yang sedang berlangsung dengan hebat sekali diluar ruangan.
Wajah si gemuk tromok Dedemit Hidup itu telah terdesak hebat sekali,
wajahnya berobah merah padam dan juga butir-butir keringat banyak membanjiri
wajahnya.
Rupanya dia kewalahan sekali.
Untuk melarikan diri jelas dia bisa, tetapi dia tidak mau melakukan hal itu,
karena sekali saja dia melarikan diri, maka nama dan gelarannya yang telah dipupuk
puluhan tahun dan telah disegani orang akan hancur luluh dan punah, akan hilang
pamornya!
Maka dari itu, biarpun dia telah terdesak hebat sekali, toh si gemuk tromok itu
tetap tidak mau melarikan diri menyelamatkan jiwanya!
Dia tetap melakukan perlawanan yang gigih sekali.
Cong Teng San sendiri selalu melancarkan serangan-serangan yang mematikan.
Kalau memang si Dedemit Hidup itu menyerang salah seorang pengemis, maka
pengemis lainnya telah menyerang si gemuk untuk menolongi pengemis yang sedang
diserangnya itu.
Tetapi kalau si gemuk tromok Dedemit Hidup itu telah memutar tubuhnya
membatalkan serangannya pada pengemis yang pertama itu dan menghadapi
pengemis yang menyerang dirinya, maka pengemis yang kedua ini mengundurkan
diri, dan pengemis yang ketiga telah melancarkan serangan yang hebat lagi!
Malahan kalau memang pihak pengemis itu telah terdesak hebat oleh si gemuk
tromok ini, maka pihak Sam-kay dan Cong Teng San itu telah mengeluarkan senjata
rahasia mereka, bermacam-macam senjata rahasia berhamburan kearah Dedemit
Hidup menyambar mengancam keselamatan jiwa si gemuk, karena senjata rahasia itu
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 118

semuanya telah diborehkan dan dioleskan oleh berbagai macam racun yang sangat
berbahaya sekali serta daya kerjanya sangat cepat sekali.
Kalau memang si gemuk tromok itu, Dedemit Hidup tersebut, kena terserang
oleh salah satu senjata rahasia itu, maka jangan harap dia akan bisa menyelamatkan
jiwanya dari bahaya kematian!!
Maka dari itu, biarpun dia sangat terdesak dan kewalahan, toh mau tak mau si
gemuk tromok Dedemit Hidup harus berusaha mengelakkan setiap serangan senjata-
senjata rahasia itu.
Dia tak mau membiarkan dirinya terserang oleh senjata-senjata rahasia yang
ditimpukkan oleh lawannya.
Tetapi lama kelamaan kesabaran dari si gemuk tromok Dedemit Hidup itu jadi
lenyap, dia jadi murka sekali.
Dengan mengeluarkan seruan yang panjang dan menggeledek, dia menjejakkan
kakinya, dan dengan cepat tubuhnya telah melambung keatas.
Dengan cepat dikala tubuhnya sedang terapung diatas udara begitu, maka si
gemuk tromok tersebut telah menggerakkan kaki tangannya.
Angin serangan dari tendangan dan pukulan dari si gemuk ini menyebabkan
beberapa orang pengemis yang berada paling dekat dengan dirinya jadi terjungkel
rubuh!
Dan, disaat itulah digunakan oleh si gemuk tromok Dedemit Hidup untuk
menghajar pengemis lainnya dengan cara yang sama.
Tubuhnya yang gemuk besar itu tampaknya sangat ringan sekali, sebentar-
sebentar mencelat keatas terapung begitu ringan serta gesit luar biasa......
Seketika itu juga pengemis-pengemis yang mengeroyok diri Dedemit Hidup ini
jadi kewalahan, begitu juga dengan Sam-kay dan Cong Teng San, mereka sampai
mengeluarkan keringat dingin.



WAJAH LAY TAT jadi berobah hebat waktu melihat keadaan yang jadi
berbalik begitu.
Dia sampai mengeluarkan seruan tertahan dikala dia melihat Sam-kay terdesak
dengan hebat oleh si Dedemit Hidup itu.
Lebih-lebih dilihatnya Cong Teng San juga terdesak oleh setiap serangan dari si
gemuk tromok Dedemit Hidup.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 119

Biar bagaimana Lay Tat tidak mau melihat kalau sampai dipihaknya yang
mengalami kekalahan, dia menginginkan si gemuk itu dapat dibinasakan oleh orang-
orangnya atau sedikitnya dapat dibekuk hidup-hidup.
Maka dari itu, menyaksikan keadaan yang telah berbalik dengan cepat,
menyebabkan dia jadi gugup dengan sendirinya.
Biar bagaimana dia adalah seorang Kauw-cu dari sebuah perkumpulan yang
besar. Pian-sia-kay bukan samacam perkumpulan yang bisa dibuat main-main dengan
mudah. Juga anggota pengemis dari perkumpulan tersebut semuanya memiliki ilmu
silat yang tinggi dan cukup sempurna.
Maka dari itu, dengan dikeroyok begitu banyak pengemis, termasuk Sam-kay
dan Cong Teng San, tetapi si gemuk tromok itu masih dapat memukul mundur setiap
penyerangnya, itu sudah dapat menunjukkan, betapa kosen dan liehaynya si gemuk
ini.
Lebih-lebih kalau diperhatikan, bentuk tubuh Dedemit Hidup itu yang gemuk
berat tersebut tampaknya ringan sekali kalau dia sedang melompat.
Sangat gesit luar biasa.
Semua jago-jago undangan dari Lay Tat juga jadi merasa kagum melihat
kehebatan dari si gemuk tromok Dedemit Hidup itu.
Mereka semuanya memang telah mendengar nama dari si Dedemit Hidup
tersebut, dan pada hari inilah baru mereka dapat menyaksikan kehebatan dan
kekosenan dari si gemuk tromok Dedemit Hidup itu..........!
Tadinya mereka tidak menduga bahwa kepandaian si Dedemit Hidup begitu
tinggi, mereka hanya menduga mungkin nama harum dari si gemuk tromok ini
mungkin dibesar-besarkan oleh orang-orang didalam kalangan Kang-ouw, sungai
telaga, dan mereka juga menduga bahwa si Dedemit Hidup ini mungkin sering bicara
besar, jumawa dan angkuh sekali.
Maka dari itu, diluar dugaan sama sekali bagi jago-jago yang ada didalam
ruangan itu, bahwa si gemuk tromok yang mempunyai berat badan mungkin sampai
seratus kati lebih itu dapat mempunyai gerakan badan yang ringan dan gesit, dan lagi
pula ilmu silatnya juga sangat luar biasa sekali.....!
Lay Tat sendiri jadi keripuhan seorang diri, tampaknya dia bergelisah sekali.
Akhirnya, rupanya dia tidak bisa menahan goncangan hatinya lagi waktu
melihat Cong Teng San dan Sam-kay semakin terdesak hebat oleh Dedemit Hidup
yang bertubuh gemuk tromok tersebut.
Dengan cepat dia bergegas keluar dari ruangan itu.
Ketujuh belas jago undangan dari Lay Tat dan Cie Kiat juga jadi bangkit dari
duduk mereka.
Dengan cepat mereka mengikuti Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut menuju
keluar dari ruangan itu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 120

Malah Peng-im Loo-nie telah menggumam : “Hmmmm, main keroyok, tetapi


tidak bisa merebut kemenangan!!”
Seketika itu juga ruangan tersebut jadi sunyi kembali, karena tak ada seorang
manusiapun didalam ruangan itu.
Ceng-tok-jie yang masih berada diatas nenampan yang diletakkan ditengah-
tengah ruangan itu, masih tetap mendekam disitu tanpa bergerak.
Rupanya dia jinak sekali, walaupun tak ada seorang manusia disitu, toh dia
masih mendekam terus, rupanya dia memang tak biasa bergerak, kalau memang tidak
membaui bubuk putih yang tadi telah disebarkan oleh Cong Teng San.
Oen Lay Tat menuju kearah lobang sumur.
Waktu dia sampai disitu, dengan ringan dia menjejakkan kakinya.
Tubuhnya gesit sekali melambung tinggi melompat keluar dari dalam sumur
yang cukup tinggi.
Jago-jago lainnya juga mengikuti perbuatan dari Kauw-cu Pian-sia-kay.
Mereka semuanya keluar dari dalam sumur itu juga.
Dan Cie Kiat, dia telah melompat paling akhir.
Waktu menjejakkan kakinya, dengan ringan sekali tubuhnya itu telah melayang
keatas sumur, keluar dari lobang sumur itu.
Cie Kiat merasakan ada suatu perobahan pada dirinya.
Dia merasakan gerakannya jadi lebih ringan.
Dan tadi waktu dia melompat untuk keluar dari dalam lobang sumur itu, dia
telah menggunakan satu gerakan dari Ceng-tok-jie, yang telah dirobahnya menjadi
semacam ilmu silat yang baru.
Hal itu dilakukannya diluar kesadarannya, dan waktu dia sampai dipermukaan
bumi, keluar dari lobang sumur itu, dia jadi girang dengan sendirinya.
Dia segera mengetahui, kalau memang gerakan Kim Tok dan gerakan Ceng-tok-
jie digubah menjadi jurus-jurus ilmu silat yang diciptakannya tadi selama dia berada
didalam ruangan didalam gedung empat persegi itu.
Gerakan-gerakan atau jurus-jurus itu masih belum dinamai oleh Cie Kiat.
Lagi pula tanpa sesadarnya, Cie Kiat telah menjadi seorang Ciang-bun-jin dari
sebuah partai persilatan baru.
Walaupun ilmu silat dalam jurus-jurus yang dicangkok dari gerakan Ceng-tok-
jie atau Kim Tok itu masih belum diberi nama, toh dia telah berhasil menciptakannya
menjadi jurus-jurus ilmu silat.
Pada saat itu Dedemit Hidup sedang repot menghadapi pengeroyoknya, dia
sibuk menyerangi setiap pengemis yang berada dekat dengan dirinya. Dia selalu
mencelat dengan gesit dan melancarkan serangan-serangan yang berisi tenaga Lwee-
kang yang kuat sekali.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 121

Dan, dia melihat Lay Tat beserta belasan orang telah melompat keluar dari
lobang sumur itu dengan gerakan yang ringan dan gesit sekali.
Hal itu menandakan bahwa orang-orang yang baru keluar dari lobang sumur itu
semuanya mengerti ilmu silat, dan ilmu silat orang-orang yang baru keluar dari
lobang sumur itu tentu tak rendah.
Lebih-lebih si Dedemit Hidup itu melihat Peng-im Loo-nie, It Kiang Sian-su,
dan tokoh-tokoh rimba persilatan lainnya, yang terkenal akan kekosenan ilmu
silatnya, terdapat diantara orang-orang itu.
Hal ini membikin hati si gemuk tromok jadi tergoncang dengan hebat.
“Hei......... mengapa mereka bisa ditundukkan oleh orang she Oen ini? Bukankah
mereka adalah tokoh-tokoh dirimba persilatan yang mempunyai nama tak kecil?
Mengapa mereka mau berkawan dengan manusia she Oen itu? Apakah mereka telah
diperalat oleh Kauw-cu Pian-sia-kay tersebut?” pikir Dedemit Hidup itu dengan
bimbang. “Kalau memang mereka sampai turun tangan mengepungku, maka bisa
repot....... biar aku tumbuh dua pasang tangan dan dua pasang kepala lagi, tak
nantinya aku bisa terlolos dari kepungan mereka........ mereka rata-rata mempunyai
kepandaian ilmu silat yang tinggi dan luar biasa sekali...........!”
Dan karena melihat jago-jago yang baru muncul dari lobang sumur itu, maka
semangat tempur dari Dedemit Hidup jadi tergoncang dan tergempur hebat.
Dengan sendirinya dia jadi agak lengah, dalam memberikan perlawanannya
kepada pengemis-pengemis yang sedang mengepung dirinya.
Jadi dia terdesak hebat lagi.
Berlainan dengan si Dedemit Hidup ini, maka Sam-kay, Cong Teng San dan
pengemis-pengemis lainnya yang sedang mengepung si gemuk tromok ini, maka
mereka jadi bertambah semangat tempur mereka dengan sendirinya.
Pada saat itu Lay Tat telah datang menghampiri lebih dekat.
“Tahan........!” bentak Kauw-cu dari Pian-sia-kay ini. Nyaring sekali suaranya.
Sam-kay dan Cong Teng San mendengar suara bentakan dari Kauw-cu mereka,
maka dengan cepat mereka telah melompat mundur.
Begitu juga dengan pengemis-pengemis lainnya, mereka cepat-cepat meloloskan
diri dari libatan si Dedemit Hidup, mereka masing-masing melompat mundur dan
menghampiri Kauw-cu mereka.
Si Dedemit Hidup tidak mengejarnya.
Dia bisa bernapas juga, karena dia jadi bisa mengasoh.
Sejak tadi dia dikepung cara begitu, maka tenaganya telah banyak
terhamburkan, menyebabkan dia sangat letih sekali.
Disekanya keringat yang membasahi kening dan wajahnya.
Dengan mata mencilak bengis mendelik kearah Lay Tat, Dedemit Hidup itu
telah mengawasi Kauw-cu dari Pian-sia-kay yang juga sedang menatap padanya.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 122

Melihat orang-orangnya telah mundur semuanya, maka Lay Tat telah tertawa.
“Dedemit tua bangka!” katanya dengan suara yang mengejek. “Sebetulnya
manusia semacam kau ini harus dibikin mampus! Tetapi mengingat bahwa pada
beberapa puluh tahun yang lalu kita pernah mengikat tali persahabatan, dan
mengingat akan itu maka aku mau mengampuni jiwamu! Cepatlah kau
menggelinding enyah dari tempat ini! Lain kali kalau memang kau bermaksud jelek
datang kemari lagi, hmmmm, biarpun kau mempunyai kepala sepuluh, jangan harap
kau bisa meloloskan diri dari kematianmu!”
Mendengar perkataan Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut, wajah Dedemit
Hidup jadi berobah merah padam.
Nyata dia bergusar sekali.
“Orang she Oen!” katanya dengan suara yang tawar, agak parau suaranya itu,
karena napas Dedemit Hidup ini masih terengah memburu. “Kau jangan bicara
tekebur dan bermulut besar! Biarpun kau mengerahkan seluruh orang-orangmu tak
nantinya mereka dapat merubuhkan diriku! Kalau memang aku sampai terkalahkan
oleh orang-orangmu, termasuk dirimu juga, jadi tegasnya pihak Pian-sia-kay, maka
lebih baik aku tidak menjadi penghuni dunia ini lagi! Aku akan rela untuk binasa!”
Mendengar si Dedemit Hidup berkata begitu, Lay Tat tertawa mengejek lagi.
“Hmmmm.... kau memang seorang yang berkepala batu!” kata Lay Tat dengan
suara yang mendongkol sekali. “Kami telah memberikan jalan hidup untuk dirimu,
tetapi kau telah memilih jalan kematian! Hmmmm, baiklah! Aku juga ingin melihat
apakah setelah kepalamu itu terpisah dari lehermu, kau masih mau mengatakan kau
tidak takut menghadapi kematian?!”
Dan setelah berkata begitu, maka Lay Tat telah maju perlahan-lahan, selangkah
demi selangkah.
Napas Dedemit Hidup masih memburu keras!
Dia melihat orang tengah menghampiri dirinya, walaupun dia masih merasa
letih, toh jadi bersiap-siap untuk menyambut setiap serangan dari Lay Tat.
Memang si Dedemit ini telah kepalang tanggung basah, dia pikir lebih baik
bertempur mati-matian untuk mengadu jiwa dari pada harus menerima hinaan.
Karena kalau memang dia pergi dari tempat itu hanya disebabkan dia
mengandalkan belas kasihan dari orang she Oen tersebut, tentu dirinya akan menjadi
bahan ejekan dari kawan maupun lawannya didalam Bu Lim, rimba persilatan, atau
juga didalam kalangan Kang-ouw, sungai telaga.
Maka, dengan tegas dia berkata : “Walaupun aku harus menerima kematianku,
tetapi akupun harus dapat membunuhmu, hei orang she Oen!!” katanya bengis.
Lay Tat jadi tertawa mendengar perkataan dari si Dedemit Hidup.
“Apakah kau memang yakin bisa membunuh diriku?” kata Lay Tat dengan suara
yang mengejek. “Hmmmm... apakah kau mempunyai kepandaian untuk melakukan
hal itu, maksudku, untuk membunuhku?” dan setelah bertanya dengan suara yang

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 123

mengejek itu, Lay Tat tertawa gelak-gelak dengan nada yang tidak memandang
sebelah mata kepada si Dedemit Hidup itu.
Lay Tat memang seorang Kauw-cu Pian-sia-kay, sebuah perkumpulan pengemis
yang cukup besar, dan memang sudah menjadi tabiatnya sebagai seorang Kauw-cu
yang selalu dihormati oleh anak buahnya, maka dia menjadi angkuh dan sombong,
tak pernah ada orang dipandang mata olehnya.
Kalau memang ada orang yang disenanginya, mungkin Lay Tat akan mengalah,
tetapi kalau memang dia bertemu dengan orang yang tidak disukainya, berarti orang
itu akan diperlakukannya semau hati orang she Oen tersebut.
Wajah si Dedemit Hidup telah berobah begitu merah padam dan sebentar-
sebentar berobah lagi menjadi pucat pasi.
Rupanya bermacam-macam perasaan campur aduk didirinya.
Perasaan mendongkol, perasaan gusar dan murka, dan perasaan agak jeri kalau
memang dirinya nanti dikeroyok oleh jago-jago yang berdiri dibelakang Lay Tat,
misalnya Peng-im Loo-nie, It Kiang Sian-su, Ciang Yang Too-jin dan jago-jago
lainnya, karena si Dedemit Hidup ini mengetahui, begitu dia dikeroyok oleh jago-
jago itu secara beramai-ramai, maka kesempatan untuk hidup bagi dirinya jadi sangat
sedikit sekali.
Tadi dia herkata bahwa dirinya tak akan mungkin dapat dikalahkan oleh
pengemis-pengemis Pian-sia-kay, termasukt Lay Tat sebagai Kauw-cunya,
sebetulnya si Dedemit Hidup iai menggunakan akal licik untuk memukul mundur
jago-jago yang berdiri dibelakang Lay Tat dengan kata-kata.
Dengan berkata bagitu, secara tidak dijelaskan, pun orang akan mengerti
maksud perkataan dari si Dedemit. Dia menginginkan agar yang menyerang dan
mengepungnya hanyalah orang-orang Pian-sia-kay, jadi jago-jago yang dikenalnya
seperti It Kiang Sian-su, Peng-im Loo-nie, Ciang Yang Too-jin, dan yang lain-
lainnya, jangan ikut mencampuri urusan itu.
Tetapi Lay Tat memang sangat cerdik.
Sengaja dia membawa lagak seperti tidak mengerti maksud perkataan si
Dedemit Hidup. Dia pura-pura pilon.
“Begini saja Dedemit tua bangka yang sudah mau mampus!” kata Lay Tat
dengan suara yang nyaring. “Kalau memang kau bisa memenangkan lima kali
pertempuran diantara orang-orangku, maka kau boleh menyebutkan apa yang ingin
kau kehendaki dari kami! Bagaimana? Kau menyetujui atau tidak?”
Mendengar perkataan Lay Tat, wajah si Dedemit Hidup jadi berobah merah
berganti pucat lagi.
Dia mengerti akan kelicikan dari Kauw-cu Pian-sia-kay tersebut.
“Kau sebagai seorang Kauw-cu, tetapi lagakmu seperti anak kecil!” berkata
Dedemit dengan suara yang tawar. Hmmm...... dengan bertempur secara digilir lima
kali begitu bukankah sama saja kau dengan mengeroyok diriku secara beramai-
ramai? Mengapa kau harus menempuh jalan itu? Seranglah diriku secara beramai-
ramai aku tentu tidak akan mundur setapakpun!”
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 124

Bersemangat sekali kata-kata dari si Dedemit Hidup itu. Nyata dia sedang
bergusar sekali, sehingga lenyap rasa takut dan jerinya.
Dia jadi tidak memikirkan persoalan mati hidup dirinya.
Lay Tat kembali tertawa tawar, dia tidak memandang sebelah mata kepada si
Dedemit Hidup, walaupun dia sendiri harus mengakui bahwa kepandaian ilmu silat si
Dedemit Hidup ini sangat liehay sekali.
Tetapi karena dia memang menang orang yang berjumlah banyak, sedangkan si
Dedemit Hidup itu, hanyalah berseorang diri belaka, maka dia percaya dan yakin,
bahwa kemenangan pasti berada dipihaknya.....!
“Apakah kau benar-benar tidak takut mampus?” tegur Lay Tat dengan suara
mengejek.
Wajah si Dedemit Hidup jadi merah padam saking murkanya mendengar
perkataan Lay Tat.
Dia adalah seorang tokoh rimba persilatan yang mempunyai kepandaian yang
luar biasa. Didalam kalangan Kang-ouw dia sangat disegani baik pihak lawan
maupun pihak kawan.... maka dari itu, dia lebih baik memilih kematian dari pada
harus menerima hinaan dari orang.
Bisa dibayangkan betapa kegusaran yang bergolak didalam hati si Dedemit
Hidup, karena Lay Tat selalu memperlakukan dirinya seperti juga seorang pengecut
yang jeri menghadapi kematian dan Lay Tat seakan juga ingin mengulurkan tangan
melepas kebaikan dan budi padanya berdasarkan belas kasihan belaka!
Maka dari itu, saking gusar dan murkanya yang tidak terkendalikan lagi, maka
dengan tiba-tiba si Dedemit Hidup telah mengeluarkan suara bentakan yang
mengguntur, dia telah merangsek menyerang Lay Tat dengan menggunakan kedua
tangannya.
Tangan kirinya mengincer jalan darah Pay-yang-hiatnya Kauw-cu dari Pian-sia-
kay ini, sedangkan tangan kanannya telah menghajar, disertai oleh tenaga Lwee-
kangnya sebagian besar kearah dada Lay Tat.
Kalau memang cengkeraman tangan kiri si Dedemit Hidup itu berhasil
mencengkeram jalan darah Pay-yang-hiatnya Kauw-cu she Oen itu, maka jangan
harap Lay Tat dapat hidup terus, karena jalan darah itu sama pentingnya dengan jalan
darah Tay-yang-hiat, maka bisa dibayangkan kalau sampai jalan darah itu kena
dicengkeram, tentu Lay Tat akan menemui kebinasaannya.
Dan seumpamanya Lay Tat dapat mengelakkan serangan tangan kiri si Dedemit
Hidup yang menyerupai cengkeraman yang berbahaya itu, tetapi tangan kanan si
Dedemit Hidup itu telah mengancam dadanya.
Kalau sampai tangan si Dedemit Hidup itu berhasil menghajar telak dada Kauw-
cu dari Pian-sia-kay tersebut, maka tulang dada Lay Tat pasti akan terhajar remuk
hancur berantakan..... dan yang jelas, jiwa orang she Oen itu tentu tidak akan dapat
dipertahankan dari tarikannya tangan Giam-lo-ong yang mau mengadili dosa-
dosanya!!

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 125

Jarak antara Oen Lay Tat dengan si Dedemit Hidup itu sangat dekat sekali dia
yang berdiri paling muka dari pengemis lain-lainnya.
Disaat si Dedemit menyerang dirinya sambil mengeluarkan suara bentakan yang
mengguntur, maka Lay Tat agak terkejut juga.
Tetapi dia kosen sekali, biarpun dia berada didalam jarak yang sangat dekat
sekali, toh dia tidak menjadi gugup disebabkan serangan itu.
Dengan cepat dia memiringkan tubuhnya kekiri, menghindarkan serangan
tangan kanannya si Dedemit Hidup yang mau menghajar remuk dadanya, kemudian
dengan gerakan ‘Ya Ma Hun Cong’ atau ‘Kuda tua mengibaskan ibu surinya’, dia
telah mengibaskan tangan kanannya menangkis tangan kiri dari si Dedemit Hidup
yang mau mencengkeram jalan darah Pay-yang-hiatnya. Gerakan itu dilakukan,
dengan satu kibasan yang disertai oleh tujuh bagian tenaga dalamnya Lwee-kang,
sehingga dengan telak tangan kanannya itu telah dapat menangkis tangan kiri si
Dedemit Hidup dengan keras sekali, yang menyebabkan jalan darah Pay-yang-
hiatnya tidak sampai kena dicengkeram oleh Dedemit Hidup yang mempunyai tubuh
gemuk tromok tersebut.
Malah disebabkan tangkisan tangan dari Kauw-cu Pian-sia-kay she Oen itu,
maka terdengar suara benturan tangan mereka yang nyaring sekali.
Tampak keduanya jadi terhuyung kebelakang beberapa tindak.
Wajah si Dedemit Hidup jadi berobah pucat, dia dapat merasakan kehebatan dari
tangkisan tangan Oen Lay Tat.
Sedangkan Lay Tat dengan cepat telah dapat menguasai dirinya tidak sampai
terhuyung jauh.
Dengan mata mendelik bengis dan mulut tersenyum mengejek, dia telah berkata
lagi.
“Huuu, huu, dengan hanya mempunyai kepandaian yang sebegitu saja kau telah
berkepala besar dan tidak tahu diri!” ejek Lay Tat dengan suara yang parau.
“Didalam sepuluh jurus kalau memang aku tidak bisa membikin kau mampus
penasaran, biarlah aku si orang she Oen tidak menginjakkan kakiku diwilayah Liong-
gak-chung ini lagi!”
Wajah si Dedemit Hidup jadi berobah merah padam, kemudian berobah pucat.
Dia murka sekali. Dan dengan tidak memperdulikan keselamatan dirinya lagi, dia
telah melancarkan serangannya lagi. Malah kali ini dia menyerang dengan serangan-
serangan dari seorang jago yang sedang ingin mengadu jiwa dengan lawannya......!

*
* *

OEN LAY TAT beserta jago-jago lainnya yang ada disitu pun jadi terkejut
melihat kenekadan si Dedemit Hidup yang tampaknya sudah tidak memperdulikan
keselamatan dirinya, karena si Dedemit Hidup ini menyerang dengan hebat sekali,
dengan serangan yang ditujukan langsung kepada Lay Tat tanpa mengadakan
penjagaan dirinya!
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 126

Melihat, kenekadan si Dedemit Hidup itu, maka pengemis lainnya, termasuk


Sam-kay dan Cong Teng San, jadi menguatirkan keselamatan Kauw-cu mereka.
Dengan serentak mereka maju akan memberikan bantuan mereka kepada orang
she Oen itu.
Tetapi biarpun dirinya diserang begitu hebat, dan biarpun dia terkejut, toh Lay
Tat tidak menjadi gugup.
Dengan cepat dia menjejakkan kakinya, dia telah melompat mundur.
Dengan bergerak begitu, dengan menggunakan jurus ‘Lee Ie Ta Teng’, maka dia
dapat mengelakkan serangan dari si Dedemit Hidup.
Tetapi si gemuk tromok Dedemit Hidup itu mana mau mengerti?
Waktu dia melihat serangannya telah menemui kegagalan dan mengenai tempat
kosong, maka dengan cepat dia telah menubruk dan menjerang lagi dengan lebih
hebat.
Kali ini si Dedemit menyerang dengan serangan yang berangkai yang secara
beruntun menyerang diri si orang she Oen itu.
Hal ini membikin Oen Lay Tat jadi kewalahan juga.
Biarpun dia mempunyai kepandaian ilmu silat yang tinggi, tetapi karena dia
sedang berhadapan dengan seorang manusia yang benar-benar nekad dan sudah tidak
memikirkan keselamatan dirinya lagi, maka mau tak mau dia jadi keripuhan juga
untuk mengelakkan dan menangkis setiap serangan dari si Dedemit Hidup itu.
Untung saja Lay Tat mempunyai kepandaian yang cukup tinggi dan sempurna,
lagi pula Gin-kangnya memang telah mencapai tingkat kesempurnaan, sehingga
dengan ringan dan gesit dia selalu dapat mengelakkan serangan-serangan maut dari si
Dedemit Hidup itu.
Pengemis-pengemis lainnya, Sam-kay, Cong Teng San dan yang lainnya, telah
maju mendekat, mereka bersiap-siap akan meluruk mengeroyok si Dedemit Hidup itu
lagi.
Tetapi sebelum mereka bertindak, dihadapan pengemis-pengemis itu telah
berkelebat sesosok bayangan.
Waktu Cong Teng San dan Sam-kay serta yang lainnya menegaskan, mereka
jadi terkejut.
Lebih-lebih Cong Teng San, dia sampai membuka matanya lebar-lebar.
“Kau.....?” tanya orang she Cong itu dengan suara yang bimbang.
Sosok bayangan yang menghadang didepan pengemis-pengemis itu ternyata Lie
Cie Kiat.
Anak muda she Lie ini tidak senang kalau melihat si Dedemit Hidup itu
dikeroyok terus menerus.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 127

Tadi si Dedemit Hidup telah dikeroyok dan tenaganya telah habis terhambur
percuma, lagi pula dia sangat lebih sekali, walaupun toh dia masih bisa membunuh
beberapa pengemis yang masih menggeletak mayatnya disekitar tempat itu.
“Benar aku!” menyahuti Cie Kiat dengan cepat : “Dan Hak-seng kira, tak perlu
saudara-saudara turun tangan, lebih baik kita secara jantan melepaskan Kauw-cu
kalian untuk menghadapi si Dedemit Hidup itu! Padahal kalau memang
dipertimbangkan dengan teliti, sebetulnya pertandingan antara Kauw-cu kalian
dengan orang gemuk itu masih tak adil, karena si Dedemit Hidup tadi baru saja
bertempur dengan kalian secara dikeroyok, dan yang jelas semangatnya telah
berkurang dan tenaganya telah habis karena dia keletihan. Sedangkan Kauw-cu kalian
masih mempunyai semangat dan tenaga baru! Maka dari itu, biarlah mereka
bertempur satu lawan satu secara Ho-han.......... orang gagah!!”
Wajah Cong Teng San dan Sam-kay beserta pengemis-pengemis lainnya jadi
berobah.
“Mengapa kau mau mencampuri urusan kami?” bentak Sam-kay tak senang,
“Bukankah kau menjadi tamu kehormatan kami yang diundangkan oleh Kauw-cu
mengapa sekarang kau ingin memihak kepada orang luar?
Mendengar pertanyaan Sam-kay Cie Kiat jadi tertawa tawar.
“Benar, memang Hak-seng menjadi tamu kehormatan memperoleh undangan
langsung dari Kauw-cu kalian! Tetapi bukan berarti Hak-seng menjadi tamu kalian,
lalu setiap tindakan kalian yang salah harus Hak-seng benarkan! Oh tidak bisa itu!
Mana ada kejadian yang bisa begitu? yang salah tetap harus dipersalahkan,
sedangkan yang betul harus dibenarkan! Biarpun ayah kita sendiri, kalau memang
sang ayah itu melakukan kejahatan, maka sang anak harus memberikan nasehat dan
wejangan kepadanya......!!” kata Cie Kiat dengan tegas.
Anak muda she Lie ini membahasakan dirinya dengan sebutan Hak-seng, yang
berarti murid. Dia membahasakan dirinya begitu menunjukkan kerendahan budi
bahasanya, yang selalu tidak mau berlaku angkuh dan congkak, walaupun pemuda
she Lie ini telah mengetahui dirinya mempunyai kepandaian yang tinggi sekali, dan
mungkin sulit untuk mencari tandingannya!
Wajah Sam-kay, Cong Teng San dan beberapa pengemis lainnya jadi berobah
hebat.
“Apakah kau benar-benar akan memihak kepada orang luar?” bentak Sam-kay
dengan suara aseran.
“Aku tidak mengatakan bahwa aku memihak orang luar,” kata Cie Kiat dengan
cepat. Yang penting bagiku adalah kebenaran dan kejujuran! Aku tidak mau melihat
ada orang yang akan berbuat curang!”
Cie Kiat berkata begitu, karena dia mendongkol sekali, dan dia juga
membahasakan dirinya tidak dengan sebutan Hak-seng lagi, yang berarti murid itu.
Pengemis-pengemis dibelakang Sam-kay dan Cong Teng San jadi gusar, mereka
memaki-maki Cie Kiat.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 128

Malah ada salah seorang diantara mereka yang telah maju kedepan dan
mengayunkan tangannya akan menyerang Cie Kiat.
Cie Kiat tertawa melihat cara menyerang orang, karena segera juga dia
mengetahui bahwa orang ini tidak mempunyai permainan silat yang sempurna. Dia
hanya mengerti kembang-kembangnya belaka.
Sam-kay yang melihat pengemis itu akan menyerang Cie Kiat, dia mau
mencegahnya.
Tetapi sudah terlambat.
Waktu tangan pengemis itu meluncur dengan suatu kecepatan yang luar biasa
menyerang Cie Kiat, dengan mudah anak muda she Lie itu telah mengibaskan
tangannya, maka seketika itu juga terdengar suara jeritan yang menyayatkan hati,
karena tubuh si pengemis yang menyerang Cie Kiat itu telah terpental jauh sekali,
agak tinggi, kemudian rubuh terbanting ditanah dengan suara gedubrakan yang keras
sekali, terbanting sampai batang lehernya patah dan dia hanya sempat mengeluarkan
suara ‘ngggeeeek’ ditenggorokannya, kemudian dia putus jiwa koit disaat itu juga!
Semua yang melihat hal itu jadi terkejut sekali.
Begitu juga Sam-kay dan Cong Teng San serta pengemis-pengemis lainnya,
mereka sangat murka sekali.
Mereka menganggap tangan Cie Kiat telengas sekali terhadap pengemis yang
‘malang’ nasibnya itu.
Padahal persoalan yang sebenarnya adalah Cie Kiat sendiri tidak menyadarinya
bahwa tenaga Lwee-kangnya telah bertambah dari hari kehari. Biasanya kalau
memang dia menggunakan empat bagian tenaga Lwee-kangnya, seperti tadi waktu
dia mengibaskan tangannya kepada pengemis yang koit itu, maka korbannya pasti
hanya akan terdorong rubuh terjungkal. Tetapi kali ini pengemis itu telah terpental
begitu hebat dan terbanting sampai menemui ajalnya, hal ini juga jadi mengejutkan
Cie Kiat sendiri.
Lay Tat yang sedang bertempur dengan si gemuk tromok si Dedemit Hidup itu,
juga telah mendengar suara jeritan yang menyayatkan dari pengemis yang benar-
benar sedang sial nasibnya itu.
Kauw-cu dari Pian-sia-kay ini melirik sedikit begitu dia mempunyai
kesempatan, tetapi begitu dia melihat bahwa orang yang terbinasakan dengan batang
leher yang patah menggeletak diatas tanah itu adalah pengemis yang menjadi anggota
perkumpulan Pian-sia-kay yang dipimpin olehnya.
Hati Lay Tat jadi terkesiap, dia sampai mengeluarkan seruan tertahan.
Segera juga dia dapat menduga siapa yang telah membunuh anak buahnya itu,
karena dia seketika itu juga melihat bahwa Cie Kiat sedang dikurung oleh Sam-kay,
Cong Teng San dan pengemis-pengemis lainnya.
Wajah Sam-kay berperangai sangat bengis dan membayangkan atau
memancarkan hawa pembunuhan......!

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 129



LAY TAT jadi agak bingung juga melihat perkembangan selanjutnya dari
peristiwa itu.
Sekarang persoalan semakin bergolak, kalau memang dia tidak cepat-cepat
mengambil tindakan yang tegas, mungkin nanti ketujuh belas jago-jago yang
diundangnya untuk menyaksikan benda mustika yang belum lagi dikeluarkan itu,
akan terlibat didalam suatu pertempuran pula.
Tetapi Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut tidak bisa berpikir lama-lama, sebab
Dedemit Hidup telah menyerang lagi dengan serangan yang beruntun dan sangat
berbahaya sekali.
Kalau memang Lay Tat tidak bisa bergerak cepat dan bermata jeli, mungkin dia
akan kena dihajar oleh pukulan ‘Tui Hong Jie Ciu’ atau ‘Dua mutiara angin’, dan
suatu kemungkinan dirinya mengalami suatu kecelakaan yang tidak ringan.
Untung saja Lay Tat memang kosen dan lagi pula dia juga liehay sekali ilmu
silatnya, biarpun dia sedang lengah, toh akhirnya dia dapat juga mengelakkan setiap
serangan yang dilancarkan oleh Dedemit Hidup itu.
Pada saat itu Cie Kiat tengah dikurung oleh Sam-kay, Cong Teng San dan
pengemis-pengemis lainnya. Semakin lama pengemis-pengemis itu mengurung
semakin rapat, karena mereka tidak senang hati dan murka melihat kawan mereka
terbinasa ditangan anak muda she Lie ini.
Maka dari itu, pengemis-pengemis ini bermaksud untuk membalaskan sakit hati
dan penasaran dari kawan mereka yang telah terbinasakan itu!
Sam-kay sendiri telah maju perlahan-lahan dengan sikapnya yang mengancam.
Matanya memancar bengis, mengandung hawa pembunuhan.
Begitu juga Cong Teng San dan pengemis-pengemis lainnya, mereka memang
ingin mengeroyok dan menghajar binasa anak muda she Lie tersebut.
Ketujuh belas jago yang menjadi undangan dari Lay Tat jadi bingung juga.
Mereka tidak mengetahui apa yang harus mereka lakukan, sehingga mereka
berdiam diri saja ditempat mereka masing-masing.
Kalau memang mereka memisahkan pertikaian itu, mereka tentu akan terlibat
didalam persengketaan itu. Kalau memang mereka dapat mendamaikan orang-orang
yang sedang terlibat didalam ancaman dari suatu pertempuran, kalau memang gagal,
tentu mereka juga akan menemui kesulitan juga....! Maka dari itu It Kiang Sian-su,
Peng-im Loo-nie dan Ciang Yang Too-jin beserta jago-jago lainnya hanya
memandangi saja persengketaan itu, seperti juga mereka ini hanya sebagai penonton
belaka.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 130

Dikala itu Cie Kiat tengah berdiri tegak ditempatnya dengan tenang.
Tak tampak sedikitpun perasaan jeri pada wajahnya.
Dia menantikan apa yang akan dilakukan oleh orang-orang Pian-sia-kay ini
terhadap dirinya.
Maka dari itu, dengan pancaran mata yang tajam sekali Cie Kiat melihat Sam-
kay, Cong Teng San dan beberapa orang pengemis itu tengah maju perlahan-lahan
dengan sikap mereka yang mengancam.
Cie Kiat telah mengambil keputusan, untuk memberikan ganjaran dan pelajaran
pahit kepada pengemis-pengemis itu, agar lain kali tidak terlalu jumawa dan terlalu
bertindak sewenang-wenang.
Maka dari itu, Cie Kiat tidak berusaha untuk membujuk lagi.
Dia hanya memandangi saja pengemis-pengemis itu.
Sam-kay dan Cong Teng San memang mengetahui bahwa Cie Kiat mempunyai
kepandaian ilmu silat yang tinggi, tetapi mereka percaya akan jumlah mereka yang
besar itu, yang akan dapat merebut kemenangan.
Sebab itulah mengapa mereka jadi tak jeri untuk mengeroyok si anak muda she
Lie itu.
Pengemis-pengemis itu mengurung Cie Kiat semakin sempit, karena mereka
telah semakin mendekati.
Dan suatu ketika ada seorang diantara pengemis itu yang telah menjejakkan
kakinya, tubuhnya mencelat menubruk kearab Cie Kiat.
Pengemis itu menyerang dari belakang Cie Kiat, karena pemuda she Lie ini
berdiri membelakangi dirinya. Dan maksud pengemis tersebut dengan menyerang
begitu, dia ingin membokong orang, karena dia percaya, dengan sekali hajar tentu dia
akan berhasil menghajar terguling pemuda she Lie tersebut.
Tetapi semuanya yang terjadi benar-benar diluar dugaan dari pengemis itu.
Waktu dia menyerang dengan secara membokong itu, Cie Ktat masih berdiri
tegak ditempatnya, sehingga tangan pengemis itu meluncur dengan cepat dan hampir
mengenai punggung Cie Kiat.
Pengemis-pengemis lainnya menyaksikan dengan girang, karena mereka yakin
serangan kawan mereka itu pasti akan berhasil dengan memuaskan dan mereka telah
merencanakan, begitu Cie Kiat terhajar terguling kena dibokong oleh kawan mereka
itu, maka pengemis-pengemis ini akan meluruk menyerang dan menghajarinya
pemuda she Lie tersebut.
Pengemis yang sedang membokong menyerang Cie Kiat juga girang sekali,
karena dengan sendirinya kalau memang dia berhasil membokong Cie Kiat, pasti
nanti dia akan mendapat penghargaan dari kawan-kawannya.
Tetapi waktu tangan pengemis itu hanya terpisah beberapa incie dari punggung
Cie Kiat, maka punggung anak muda she Lie itu seperti juga bisa melejit melesak
kedalam, sehingga serangan pengemis itu jadi meleset menemui tempat kosong.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 131

Disebabkan pengemis itu menyerang dengan mengerahkan seluruh tenaganya,


dan tahu-tahu serangannya itu mengenai tempat kosong maka dia jadi kehilangan
keseimbangan tubuhnya.
Badannya terjerunuk kearah Cie Kiat.
Tanpa memutar tubuhnya lagi, Cie Kiat telah mengibaskan tangannya
kebelakang, maka terdengarlah suara jeritan yang menyayatkan hati!
Tampak tubuh pengemis yang membokong Cie Kiat telah terpental tinggi
keudara tubuhnya itu seperti juga bola yang tertendang, melambung tinggi sekali,
kemudian ambruk ditanah dengan menimbulkan suara yang berisik sekali.
Debu dan batu-batu kecil bertebaran, dan pasir mengepul tinggi.
Pengemis itu ambruk ditanah dengan lantas tak bergerak lagi, karena seketika itu
juga, disaat tubuhnya tadi tengah terlambung tinggi, jiwanya telah sia-sia
meninggalkan raganya! Dia telah koit oleh kibasan tangan Cie Kiat!
Pengemis-pengemis lainnya yang menyaksikan hal tersebut, jadi berdiri
bengong, mereka jadi seperti kesima.
Begitu juga Sam-kay dan Cong Teng San, mereka jadi berdiri terpaku dengan
hati yang tergoncang hebat.
Lay Tat sendiri yang mendengar suara jeritan dari anak buahnya yang
menyayatkan hati itu, jadi tergoncang pula hatinya, sehingga gerakan-gerakannya jadi
kacau didalam menghadapi si Dedemit Hidup.
Dengan sendirinya, hal ini membawa suatu keuntungan yang tidak kecil bagi si
Dedemit Hidup, karena dia dapat melancarkan serangan-serangan yang hebat
mendesak terus pada Lay Tat.
Hal itu membuat Lay Tat jadi tardesak dengan hebat. Dia jadi kewalahan
mengelakkan dan membela diri dari setiap serangan dari si Dedemit Hidup.
Tetapi hal ini tidak berlangsung lama, karena segera juga Lay Tat menyadari,
bahwa biar bagaimana dia harus memelihara ketenangannya, apa lagi menghadapi
manusia yang nekad seperti si Dedemit Hidup ini.
Maka dari itu, cepat-cepat Lay Tat menenangkan goncangan hatinya.
Dalam waktu yang sangat singkat, dia telah dapat menguasai ketenangan
hatinya.
Kembali Lay Tat dapat melayani Dedemit Hidup itu.
Mereka kembali berimbang pula, sehingga pertempuran itu berlangsung dengan
seru.
Ketujuh belas jago-jago dari berbagai golongan yang berkumpul disitu jadi
kagum melihat kehebatan anak muda she Lie itu.
Sam-kay, Cong Teng San dan pengemis-pengemis lainnya yang berdiri kesima
memandang mayat kawan mereka itu, sudah lantas tersadar dari kesima mereka.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 132

Tetapi mereka tersadar untuk lantas menjadi murka.


“Orang she Lie, kalau memang hari ini kami tidak bisa mencincang tubuhmu,
maka percuma kami menjadi anggota dari Pian-sia-kay!” teriak Sam-kay dengan
kalap.
Dan dia telah menyerbu menyerang kearah Cie Kiat.
Perbuatannya itu diikuti oleh kawan-kawannya.
Didalam waktu yang sangat singkat sekali Cie Kiat telah diserang dari berbagai
jurusan.
Tetapi anak muda she Lie tidak menjadi gentar karena dikeroyok begitu banyak
pengemis, dia tetap membawa sikapnya yang tenang.
Dikala serangan-serangan dari pengemis-pengemis itu hampir mengenal dirinya,
maka dengan mengeluarkan seruan yang panjang, Cie Kiat telah memutar kedua
tangannya berbentuk lingkaran, mengelilingi dirinya.
Kemudian disaat lawan-lawannya sudah dekat dengan dirinya, Cie Kiat
mengeluarkan suara siulan yang panjang sekali, suara siulan dari anak muda she Lie
ini menggema disekitar tempat itu, karena dia telah bersiul dengan mengerahkan
tenaga Lwee-kangnya yang telah sempurna itu.
Dan berbareng dengan itu, kedua tangannya bergerak-gerak menurut gerakan-
gerakan atau jurus-jurus yang baru diciptakannya tadi, disaat dia menyaksikan
pertempuran antara Kim Tok dengan Ceng-tok-jie!
Tetapi walaupun jurus-jurus yang diciptakan oleh Cie Kiat sangat sederhana dan
hanya terdiri dari empat belas jurus, toh kesudahannya sangat hebat dan luar biasa
sekali!
Dengan beruntun hampir berbareng tampak terpental tujuh sosok tubuh
pengemis, yang terpental dan ambruk dengan menderita luka berat.
Kemudian disusul dengan mengelurkan suara jeritan yang menyayatkan kelima
pengemis-pengemis itu telah ambruk ditanah dengan menderita luka-luka.
Tak ada seorangpun diantara mereka yang terbinasa oleh tangkisan tangan Cie
Kiat.
Sam-kay dan Cong Teng San melongo menyaksikan kehebatan dari peristiwa
tersebut, mereka jadi berdiri terpaku ditempatnya, mirip dua patung yang tak
bernyawa. Wajah mereka juga pucat sekali.
Dan beberapa orang pengemis lainnya yang sempat melompat mundur
mengelakkan diri dari tangkisan Cie Kiat, maka jadi berdiri dengan wajah yang pucat
menyerupai mayat hidup!
Cie Kiat tampak masih berdiri dengan tenang ditempatnya, hanya sekarang
wajahnya memperlihatkan kewibawaan yang sangat.
Ketujuh belas jago-jago dari berbagai golongan yang berkumpul disitu karena
diundang oleh Lay Tat, jadi bengong juga.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 133

Tadi mereka telah melihat gerakan si anak muda she Lie, dan mereka melihat
gerakan yang digunakan oleh Cie Kiat sangat sederhana sekali.
Tetapi mereka tidak menduga bahwa kesudahannya akan sehebat itu.
Malah yang membuat mereka heran, gerakan-gerakan itu pernah mereka lihat.
Entah anak muda ini dari aliran mana?! Pikir jago-jago itu dengan heran.
Pengemis-pengemis yang tadi telah terpental dan menderita luka, telah
merangkak berusaha untuk bangun, untuk berdiri.
Lay Tat sendiri kaget mendengar suara jeritan-jeritan yang ramai itu.
Dan dia lebih terkejut lagi waktu dilihatnya orang-orangnya itu bergelimpangan
karena dihajar Cie Kiat.
Dengan sendirinya hati Lay Tat jadi mencelos, dia terkesiap menyaksikan
kehebatan ilmu silat dari Cie Kiat.
Tadinya biarpun dia memang telah menduga bahwa Cie Kiat mempunyai
kepandaian yang tinggi, toh dia tidak pernah membayangkan bahwa anak muda she
Lie ini bisa mempunyai kepandaian yang begitu luar bisa.
Cie Kiat sendiripun heran berbareng takjub, tadi dia hanya menggunakan tiga
bagian tenaga Lwee-kangnya, coba kalau memang dia menggunakan seluruh tenaga
dalamnya untuk menangkis serangan-serangan dari pengemis-pengemis yang
mengeroyoknya, tentu mereka itu telah menjadi mayat, semuanya!
Nyata sekali ilmu silat yang baru diciptakan oleh Cie Kiat itu, yang masih belum
sempat untuk diberi nama oleh anak muda she Lie ini, sangat bebat sekali!
Dengan cepat Lay Tat telah melompat menjauhi Dedemit Hidup itu.
Sedangkan si gemuk tromok Dedemit Hidup juga ketika melihat hebatnya
kesudahan dari tangkisan Cie Kiat terhadap pengeroyoknya, disamping merasa
kagum, dia pun jadi heran sekali, karena dia melihat usia anak muda itu masih muda
belia sekali.
Dengan sendirinya pertempuran jadi terhenti pada saat itu juga.
Semuanya memandang kepada Cie Kiat dengan pandangan mata yang kagum
dan heran.
Ciang Yang Cin-jin sendiri sampai datang menghampiri Cie Kiat.
Too-jin ini merangkapkan kedua tangannya.
“Hebat sekali tenaga Sie-cu dan kepandaian yang telah Sie-cu pertunjukkan itu!”
memuji si Too-jin dengan setulus hatinya. “Bolehkah Pin-to mengetahui nama guru
Sie-cu yang harum dan shenya yang besar atau gelarannya yang menggetarkan dunia
persilatan? Tentunya ada muridnya yang liehay dan tentu ada gurunya yang luar
biasa!”
Cie Kiat jadi sibuk membalas pemberian hormat dari si Too-jin.
Cepat-cepat dia mengeluarkan kata-kata merendah.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 134

Dia jadi likat dan kikuk sendirinya.


“Mengenai nama In-su, guru yang berbudi, tidak dapat sembarangan Boanpwee
sebutkan!!” kata Cie Kiat dengan ramah. “Boanpwee mempunyai suatu kesulitan
yang tidak bisa dijelaskan ditempat semacam ini..... maka dari itu Boanpwee harap
Cin-jin mau memaafkannya.....!!”
Mendengar perkataan Cie Kiat, Ciang Yang Cin-jin tertawa.
Dia percaya bahwa si anak muda she Lie memang mempunyai suatu kesulitan
untuk mentebutkan nama gurunya dimuka orang banyak.
Maka dari itu Ciang Yang Cin-jin tidak mendesaknya terus.
Belum lagi dia menanyakan sesuatu lagi, It Kiang Sian-su, pendeta dari Siauw
Lim-sie itu, telah datang menghampirkan Cie Kiat.
“Sian-chay... Sian-chay!” memuji si Hwee-shio kepada sang Budha. “Hebat
sekali ilmu silat Sie-cu! Kalau memang tadi jiwa Sie-cu dikuasai setan, pasti
pengemis-pengemis itu telah bergelimpangan mampus! Untung saja Sie-cu ternyata
welas asih, sehingga masih mempunyai perasaan kasihan dan hanya menghajar serta
memberikan pelajaran yang pahit kepada mereka! Bagus sekali cara Sie-cu itu! Aku
It Kiang, si pertapa tua yang sudah mau mampus ini dengan ini memberikan kata-
kata pujian dan selamat kepada sang Budha agar Sie-cu diberkahi panjang umur....!”
Dan Hwee-shio Siauw Lim-sie ini. It Kiang Sian-su telah merangkapkan
tangannya, dia memberi hormat kepada anak muda she Lie ini.
Cie Kiat jadi gelagapan, cepat-cepat dia membalas penghormatan Hwee-shio itu.
Biar bagaimana Lie Cie Kiat adalah angkatan golongan muda, maka dari itu
sebetulnya tidak pantas It Kiang Sian-su yang ter termasuk golongan tua, yang
memberikan penghormatan terlebih dahulu kepada Cie Kiat.
Tetapi berhubung terdesak oleh rasa kagumnya maka Hwee-shio itu tidak
memperdulikan adat peradatan lagi.
Setelah membalas penghormatan si Hwee-shio, Cie Kiat juga cepat-cepat
menjura kepada jago-jago lainnya yang memberikan selamat kepadanya.
Diantara ketujuh belas jago itu, tampak Koay-hiap In-jin, si manusia aneh.
Koay-hiap In-jin adalah seorang pendekar, yang selalu membantu si lemah dari
gencetan si kuat tapi jahat.
“Kalau memang ada arak, tentu kita akan lebih gembira lagi! Sayangnya arak-
arak didaerah ini telah kering terisap oleh kurcaci-kurcaci yang tidak tahu diri.....!”
kata Koay-hiap In-jin dengan mulut tertawa lebar.
Cie Kiat jadi saling berkenalan dengan orang-orang atau jago-jago itu.
Sedang si anak muda repot melayani Peng-im Nie-kauw yang mendesak terus
agar si anak muda menerangkan siapa gurunya, maka pengemis-pengemis yang
terluka itu telah merangkak bangun dibantu oleh Sam-kay dan Cong Teng San serta
kawan-kawan mereka yang lainnya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 135

Berbeda dengan It Kiang dan Ciang Yang Cin-jin, begitu si anak muda she Lie
ini keberatan untuk menyebutkan nama gurunya, maka kedua orang pertapaan ini
mengetahui bahwa si anak muda pasti mempunyai suatu kesulitan sehinggi dia tidak
mau menyebutkan nama gurunya.
Tetapi Nie-kauw Peng-im Loo-nie berbeda sekali. Walaupun si anak muda she
Lie ini telah berulang kali mengatakan bahwa dia masih mempunyai suatu urusan
yang belum diselesaikan, sehingga dia tidak boleh memberitahukan siapa gurunya
pada orang sembarangan, dan dia juga secara tidak langsung mengatakan bahwa
dirinya memang telah dipesan oleh gurunya itu untuk tidak sembarangan
memberitahukan gurunya itu kepada orang lain.
Tetapi Peng-im Loo-nie tidak mau mengerti juga, dia mendesak terus kepada si
anak muda, agar Cie Kiat mau menerangkan siapa gurunya.
Juga yang lain-lainnya akhirnya ikut-ikutan meminta agar si anak muda
menyebutkan nama gurunya, karena mereka kagum sekali kepada Cie Kiat, walaupun
usia anak muda she Lie ini masih sangat muda, tetapi kepandaiannya telah luar biasa
sekali! Maka dari itu bisa dibayangkan, tentunya guru anak muda she Lie ini hebat
sekali, tentunya salah seorang tokoh rimba persilatan yang mempunyai kepandaian
luar biasa sekali!
Namun, biarpun telah didesak begitu macam, toh tetap Cie Kiat keberatan untuk
menyebutkan nama gurunya. Saking kewalahan akhirnya Cie Kiat berkata :
“Maafkanlah para Loo-cianpwee.... bukannya Boanpwee tidak mau memberitahukan
kepada para Loo-cianpwee nama In-su, guruku yang baik budi, tetapi memang
Boanpwee mempunyai suatu kesulitan yang sukar untuk dijelaskan! Nanti kalau
memang urusan Boanpwee telah selesai, maka Boanpwee pasti akan mendatangi
tempat Loo-cianpwee seorang demi seorang..... untuk meminta petunjuk-petunjuk
dari Loo-cianpwee mengenai kekurangan diri Boanpwee!!”
Semua jago-jago dari berbagai golongan itu jadi berobah wajah mereka,
memperlihatkan kekecewaan yang sangat.
Tetapi akhirnya mereka tidak mendesak terus.
Tiba-tiba, dikala Cie Kiat sedang bercakap-cakap dengan Koay-hiap In-jin yang
banyak bertanya ini dan itu, dengan sikapnya yang periang dan lucu, tampak
mendatangi Lay Tat dengan wajah yang merah padam, menyeramkan serta tidak enak
sekali dipandang wajah Lay Tat, sebab selain muka itu telah rusak oleh bekas
bacokan-bacokan dari senjata tajam, juga memang Lay Tat sedang murka.
Cie Kiat melihat kedatangan Lay Tat kearahnya dengan wajah yang tidak sedap
dipandang begitu, tetapi anak muda she Lie ini tetap membawa sikap yang tenang
sekali, dia pura-pura sedang asyik bercakap-cakap dengan jago-jago dari berbagai
golongan itu, seakan juga dia tidak melihat kedatangan Kauw-cu dari Pian-sia-kay
tersebut.....!

*
* *

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 136

LAY TAT diiringi oleh pengemis-pengemis yang tidak terluka, pengemis-


pengemis itu mengikuti dibelakang Kauw-cu mereka.
Sam-kay dan Cong Teng San juga tampak mengikuti dibelakang Oen Lay Tat,
Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut.
Wajah Lay Tat sangat kecut sekali, setelah datang menghampiri dekat sekali
kepada Cie Kiat, dia membentak dengan suara yang mengguntur keras : “Hei orang
she Lie!” bentaknya dengan suara yang menggelegar parau, menyeramkan sekali.
“Kau adalah tamuku yang kuundang secara baik-baik, mengapa sekarang kau malah
telah mengacau dan mengubrak-abrik orang-orangku? Apakah perlayanan kami yang
diberikan kepadamu masih kurang memuaskan, sehingga kau telah membuat onar
begitu rupa?”
Cie Kiat tertawa tawar.
“Hmm.... aku tidak memihak pihak manapun...... aku tidak mau terdapat suatu
kecurangan diantara kalian, karena Hak-seng memang tak begitu gembira kalau
melihat ada orang yang selalu kerjanya hanya membokong orang dengan sikap
pengecutnya. Maka dari itu, kalau memang orang itu menemui kebinasaannya, itu
sudah wajar. Dia harus menerima ganjarannya!!”
Wajah Lay Tat jadi berobah merah padam, rupanya dia mendongkol sekali
mendengar perkataan Cie Kiat.
“Siapa orangnya yang kau katakan telah berbuat suatu kecurangan dan selalu
menyerang secara membokong?” bentak orang she Oen itu dengan suara yang keras,
menyatakan ketidak senangan hatinya.
Cie Kiat tersenyum.
“Termasuk kau juga.....!” kata Cie Kiat kemudian.
“Jelas sekali si gemuk itu mencari dirimu, tetapi kau bersembunyi dibelakang
orang-orangmu, sehingga orang-orangmu yang telah membela dirimu itu menjadi
korban dari si gemuk itu.....! Kau bukan seorang Ho-han sejati, yang mau
menghadapi persoalan yang rumit untuk dipecahkan dan dihadapi oleh dirinya
sendiri!”
“Wajah Lay Tat jadi berobah merah padam, dia gusar dan murka sekali.
“Kau.... kau....” gemetar sekali suara Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut, karena
dia sedang murka dan gusar sekali.
Suasana pada saat itu jadi sangat tegang sekali, pengemis-pengemis yang
menjadi anak buah dari Lay Tat telah bersiap-siap akan melancarkan serangan
mereka kepada Cie Kiat.
Begitu juga Sam-kay dan Cong Teng San, mereka telah maju kedepan, mereka
menantikan perintah dari Lay Tat untuk menyerbu menyerang Cie Kiat.
Tetapi Cie Kiat sangat tenang sekali, dia memang telah menduga bahwa dirinya
tentu akan dikepung dan dikeroyok oleh pengemis-pengemis itu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 137

Muka Lay Tat juga telah bersemu merah matang, dia sedang murka, dan orang
she Oen ini memang akan menerjang menyerang Cie Kiat.
Tetapi didalam suasana yang tegang begitu, tiba-tiba It Kiang Sian-su telah
melompat kedepan.
“Omietohud! Omietohud!!” si Hwee-shio menyebut nama sang Budha. “Sian-
chay...... janganlah Sie-cu sekalian dibawa oleh hawa amarah setan..... lebih baik kita
mengambil jalan damai....! Bukankah Oen Kauw-cu menjanjikan kami untuk
memperlihatkan semacam mustika yang langka dan tidak ada duanya didalam dunia
ini? Maka dari itu marilah kita kembali kedalam untuk melihat benda mustika yang
Oen Kauw-cu janjikan itu!”
“Benar!” menimpali Peng-im Loo-nie beserta beberapa orang jago lainnya.
“Memang benar perkataan It Kiang Sian-su!”
Begitu juga Ciang Yang Cin-jin, dia telah memberikan kata-kata untuk
mendinginkan suasana.
Akhirnya wajah Lay Tat jadi berobah sabar lagi, walaupun masih tampak
kemendongkolanmu yang membayang dimukanya.
“Bagaimana Oen Kauw-cu?” tanya Ciang Yang Cin-jin waktu dia melihat Lay
Tat berdiam diri saja.
Akhirnya Lay Tat menghela napas.
“Ya, kalian telah kuundang dengan cara baik-baik untuk ikut menyaksikan
sebuah benda pusaka yang mungkin tiada duanya didalam rimba persilatan, toh
akhirnya terjadi suatu kericuan semacam ini yang mengganggu ketenangan kita!”
Hmmmm...... kalau memang aku tak memandang pada It Kiang Sian-su serta jago-
jago lainnya, tentu aku akan menarik panjang urusan ini!!”
Dan setelah berkata begitu, Oen Lay Tat menoleh kepada Sam-kay.
“Bubarlah kalian, karena sebentar lagi kita akan memperlihatkan benda mustika
itu pada mereka! Juga biarkanlah si Dedemit Hidup yang sudah mau mampus itu ikut
masuk kedalam, kalau memang dia ingin ikut menyaksikan benda mustika itu juga!”
kata Kauw-cu dari perkumpulan pengemis Pian-sia-kay.
Para pengemis itu mengiyakan, dengan cepat mereka bubar.
Sam-kay dan Cong Teng San juga telah melompat masuk kedalam sumur itu
untuk membereskan keadaan didalam ruangan dari bangunan empat persegi tersebut,
yang mungkin markas dari perkumpulan pengemis Pian-sia-kay tersebut.
Sedangkan Oen Lay Tat telah menoleh kepada Cie Kiat, dia mendengus, tetapi
tidak mengatakan sepatah katapun. Kemudian dia memandang kepada jago-jago silat
lainnya.
“Hayo kita masuk!” katanya dengan suara yang nyaring sekali, kemudian dia
juga menoleh kepada si Dedemit Hidup. “Kalau memang kau ingin menyaksikan juga
benda mustika yang telah kutemukan pada beberapa saat yang lalu, kau boleh ikut
masuk, tetapi kalau memang kau tidak mau, pergi cepat-cepat kau menggelinding
dari tempat ini!”
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 138

Si Dedemit Hidup tidak mengatakan apa-apa dia hanya mendengus sambil


tersenyum mengejek.
Kemudian dengan beriring-iringan, mereka kembali melompat masuk kedalam
sumur itu.
Cie Kiat berdiri ragu-ragu sesaat, sebetulnya dia sudah tak mempunyai minat
untuk ikut menyaksikan benda yang disebutnya mustika itu.
“Tetapi akhirnya setelah berdiri ragu-ragu sesaat lamanya disitu, Cie Kiat jadi
ikut melompat masuk kedalam sumur itu juga.
Setelah berada didalam ruangan dari bangunan empat persegi semuanya
memilih tempat masing-masing.
Sedangkan Oen Lay Tat telah duduk kembali dikursi yang beralaskan kulit
macan.
Orang she ini menepuk tangannya tiga kali.
“Keluarkan benda mustika itu!!” kata Lay Tat dengan suara yang nyaring,
suaranya itu menggema didalam ruangan tersebut.
Terdengar orang menyahuti, kemudian tampak empat orang gadis yang keluar
dari sebuah ruangan. Mereka sambil melangkah ketengah ruangan dengan memukul
tambur kecil.
Dibelakang keempat gadis tersebut, tampak mengikuti enam orang lelaki
berpakaian bersih, bukan berdandan seperti pengemis-pengemis yang menjadi anak
buah dari Lay Tat........ Ditangan salah seorang lelaki itu, yang berusia masih sangat
muda sekali, mungkin baru berusia dua puluh tahun, tampak memegang sebuah
nenampan yang lebar....... diatas nenampan itu tampak sebuah benda bulat yang besar
yang ditutupi oleh sehelai kain berwarna putih.................
Jago-jago yang ada didalam ruangan tersebut tidak mengetahui benda apa yang
ada dibalik tutupan kain putih itu diatas nenampan tersebut......



SEDANG semua jago-jago itu menahan napas memandang dengan penuh


perhatian kepada nenampan yang dibawa oleh orangnya Oen Lay Tat, maka Kauw-cu
dari Pian-sia-kay tersebut malah tertawa.
“Letakkan didekat Ceng-tok-jie!!” kata Lay Tat dengan suara yang nyaring.
Pada saat itu Ceng-tok-jie sedang mendekam dinenampannya, tubuhnya tidak
bergerak-gerak hanya matanya saja yang berkilat mencilak-cilak tak hentinya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 139

Si gemuk Dedemit Hiduppun memandang kearah Ceng-tok-jie dengan mata


yang tak berkedip, mungkin si gemuk tromok Dedemit Hidup ini sedang memikirkan
sesuatu.....
Orangnya Oen Lay Tat yang membawa nenampan itu mengiyakan perintah dari
Lay Tat, dia menuju kedekat Ceng-tok-jie setelah menekuk sebelah kakinya memberi
hormat kepada Lay Tat.
Empat gadis yang tadi keluar terlebih dahulu telah berdiri ditepian ruangan itu.
Sedangkan lima lelaki lainnya juga telah berdiri didekat keempat gadis itu.
Anak muda yang membawa nenampan yang berisi benda yang dikatakan oleh
Lay Tat adalah benda mustika, telah meletakkan nenampan itu disisi Ceng-tok-jie.
Binatang Ceng-tok-jie itu mendekam terus dengan mata yang mencilak-cilak
mengawasi kearah orang yang membawa nenampan itu, tetapi tubuhnya tetap tidak
bergerak dia mendekam diam saja.
Oen Lay Tat telah tertawa lagi.
“Dibuka tutupnya!” perintah Lay Tat waktu dia melihat orang itu telah
meletakkan nenampan tersebut.
Kembali anak muda yang membawa nenampan tersebut mengiyakan, dia
membuka tutup kain yang menyelimuti nenampan yang dibawanya.
Begitu tutup kain itu terbuka, mata semua orang yang ada disitu, didalam
ruangan tersebut, jadi mengeluarkan seruan tertahan.
Mereka sangat terkejut sekali benda yang diperlihatkan kepada mereka.
Dengan mata terbuka lebar-lebar, mata semua jago-jago silat itu mengawasi
benda yang ada diatas nenampan didepan mereka ditengah-tengah ruangan tersebut.
Ternyata benda itu adalah sebatang pedang pendek, yang seluruh kerangkanya
terdapat intan permata yang berkeredepan mengeluarkan cahaya, terang sekali.
Mengapa jago-jago dari berbagai golongan yang termasuk tokoh-tokoh didalam
rimba persilatan yang mempunyai kepandaian tak rendah itu bisa begitu terkejut
melihat pedang pendek tersebut?
Karena semua orang-orang itu mengetahui bahwa pedang pendek yang
berkerangkanya itu ditaburi oleh intan permata adalah pedang Tat-mo Kiam.
Pedang ini sebetulnya adalah pedang milik dari Tat-mo Cauw-su, pendiri dari
Siauw Lim-sie.
Waktu datang kedaratan Tionggoan dari India, maka Tat-mo Cauw-su telah
membawa sebatang pedang yang luar biasa sekali, yang diberi nama Tat-mo Kiam.
Malah kehebatan pedang tersebut telah diketahui oleh seluruh jago-jago didaratan
Tionggoan, baik akan kehebatan kepandaian Tat-mo Cauw-su sendiri, baik kehebatan
pedang ini.
Pedang Tat-mo Kiam tersebut berukuran kecil, dan mata pedang itu sangat
tumpul sekali. Tetapi karena pedang ini mempunyai khasiat yang hebat, maka kalau
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 140

digunakan oleh orang yang mempunyai kepandaian yang tinggi, pasti pedang ini akan
berobah menjadi pedang nomor wahid didaratan Tionggoan. Walaupun pedang
mustika yang tajam bagaimana, kalau terbentur dengan pedang Tat-mo Kiam
tersebut, pasti pedang mustika itu akan terpukul patah tertabas putus.
Pada beberapa puluh tahun yang lalu, pedang Tat-mo Kiam tersebut telah lenyap
dari kuil Siauw Lim-sie sehingga hal ini menggegerkan Hwee-shio Siauw dan jago-
jago didalam rimba persilatan.
Mereka semuanya mencari pedang itu, dengan maksud untuk memiliki kalau
memang rejeki mereka baik, dan bisa menemui pedang itu.
Dan disebabkan mencari pedang pusaka tersebut, telah jatuh banyak korban
yang menyebabkan banjir darah didalam sungai telaga. Banyak jago-jago yang sudah
mengasingkan diri dari keramaian dunia, kembali terjun ikut mencari pedang mustika
tersebut.
Semua orang-orang didalam Bu Lim atau Kang-ouw itu, semuanya mengiler
untuk memiliki pedang pusaka ini, karena dengan memiliki pedang itu, mereka akan
menjadi seorang jago nomor satu dipermukaan bumi atau didalam kalangan Sungai
Telaga, Kang-ouw, menjadi seorang jago nomor wahid....!
Tetapi semakin lama pergolakan mencari pedang Tat-mo Kiam itu dari hari
kehari jadi semakin hebat, sehingga banyak sekali memakan korban. (Kisah
memperebutkan pedang Tat-mo Kiam itu dapat saudara ikuti didalam cerita :
BAYANGAN MAUT yang disadur oleh penyadur yang sama, Ang Yung San. Red).
Pedang Tat-mo Kiam tetap lenyap tak keruan paran, dan tak ada seorangpun
diantara jago-jago itu yang bisa menemukan pedang pusaka itu. Mereka selalu
bertempur memperebutkan pedang itu, seperti jaga memperebutkan pepesan kosong,
karena pedang itu sendiri tidak diketahui entah dimana!!
Maka dari itu, sangat mengherankan sekali, setelah lenyap beberapa puluh
tahun, sekarang tahu-tahu pedang mustika itu berada ditangan Oen Lay Tat.
Sebab itulah maka tak heran kalau jago-jago dari berbagai golongan yang
diundang oleh Lay Tat jadi kaget dan tercengang heran.
Melihat semua orang hanya memandang tak berkedip, maka Lay Tat jadi
tertawa. Dia menoleh kepada It Kiang Sian-su.
“Loo su-hu!” kata Lay Tat dengan suara yang nyaring. “Apakah pedang Tat-mo
Kiam itu adalah Tat-mo Kiam yang asli!”
It Kiang Sian-su sedang menatap bengong kepada pedang itu, waktu ditanya
begitu oleh Lay Tat, dia jadi seperti baru tersadar dari mimpinya.
“Benar.......! Pedang ini memang Tat-mo Kiam!” dia menyahuti dengan cepat.
“Waktu Pin-ceng berusia lima belas tahun dan masih berdiam dikuil Siauw Lim-sie,
Pin-ceng pernah menyaksikan pedang ini!”
Lay Tat mengangguk senang.
“Bagus! Dan, memang akupun telah menduga bahwa pedang ini adalah Tat-mo
Kiam yang asli!” kata dia lagi dengan suara yang nyaring. “Tetapi karena aku belum
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 141

pernah manyaksikan, maka aku telah mengundang saudara-saudara sekalian untuk


ikut menyaksikan apakah pedang ini benar-benar adalah Tat-mo Kiam!”
Dan setelah berkata begitu, si Kauw-cu she Oen itu telah tertawa lagi dengan
suara tertawa yang gelak-gelak, ini menandakan dia sangat bergembira sekali.
“Khasiat pedang ini sangat hebat sekali!” menerangkan Lay Tat lagi. “Kalau
memang pedang tersebut dicabut dari kerangkanya, serangkanya, maka binatang
berbisa dipermukaan bumi ini semuanya akan jeri sekali melihat cahaya yang
dipantulkan oleh tubuh pedang tersebut..... nah, mari kita buktikan, Ceng-tok-jie
adalah binatang peliharaanku yang cukup hebat dan sangat beracun, kita akan melihat
dia akan ketakutan sekali melihat cahaya yang dipantulkan oleh tubuh Tat-mo Kiam
tersebut!”
Setelah berkata begitu, Lay Tat mengibaskan tangannya.
Orang yang berdiri disamping pedang Tat-mo Kiam itu mengangguk, dia
mengerti akan arti dari kibasan tangan Lay Tat, yang berarti dia harus mulai dengan
tugasnya.
Anak muda tersebut berjongkok disisi pedang itu perlahan-lahan dia mencabut
pedang tersebut dari serangkanya, dan seketika itu orang-orang didalam ruangan jadi
silau akan cahaya yang dipantulkan oleh pedang itu! Badan pedang Tat-mo Kiam
seperti juga memantulkan cahaya api.
Jago-jago dari berbagai golongan yang ada diruangan itu jadi memuji semuanya.
Dan malah yang menarik perhatian sekali, biarpun tubuh pedang itu tampak
kecil dan pendek sekali, serta kedua mata pedang itu tumpul sekali, toh pedang Tot-
mo Kiam tersebut sangat menarik sekali.
Tetapi yang lebih mengherankan sekali adalah disaat pedang tersebut dicabut
oleh si anak muda, disaat cahaya pedang itu memantul hebat dari badannya, maka
dengan tidak terduga, Ceng-tok-jie telah melompat melesat tinggi sekali, hampir satu
tombak.
Sambil melompat begitu, binatang tersebut mengeluarkan suara pekikan seperti
juga binatang ini kaget sekali.
Waktu sudah turun dilantai kembali, binatang ini jadi teringsut-ingsut
kebelakang dengan rupa yang ketakutan sekali.
Lay Tat telah tertawa.
“Lihatlah! Betapa jerinya Ceng-tok-jie kepada cahaya pedang itu! Maka dari itu
kalau kita sedang berjalan dijalan yang terdapat banyak sekali binatang berbisa, atau
kita sedang berhadapan dengan binatang buas mana saja, maka kita cukup mencabut
pedang ini, semuanya pasti akan melarikan diri ketakutan...... kita tak usah jeri kalau
nanti tergigit oleh binatang berbisa, karena mereka tidak akan ada yang berani
mendekati kita...!”
Jago-jago dari berbagai golongan mengawasi dengan mata mengiler kepada
pedang itu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 142

Cie Kiat sendiri merasa kagum akan pedang tersebut. Dia melihat betapa pedang
ini mempunyai daya tarik yang hebat sekali.
Dari gurunya memang Cie Kiat pernah mendengar cerita dari pedang Tat-mo
Kiam tersebut. Anak muda she Lie tidak menduga sedikitpun bahwa pedang ini
ternyata hebat sekali, selain mempunyai khasiat yang hebat pun sangat aneh sekali
bentuknya.
Pada saat itu, dengan tidak terduga, tahu-tahu si gemuk tromok Dedemit Hidup
telah melompat dengan tubuh yang gesit sekali kearah anak muda yang mencekal
pedang pusaka itu.
Sambil melompat menubruk, si gemuk tromok juga mengulurkan tangannya
untuk merebut pedang tersebut dari tangan si anak muda.
Semua orang terkejut, tetapi Lay Tat tetap duduk dikursinya dengan tenang-
tenang.
Rupanya dia memang telah menduga bahwa akan terjadi hal semacam ini.
Sedangkan si anak muda yang mencekal pedang itu melihat si gemuk tromok
Dedemit Hidup telah melompat kearahnya dengan kedua tangan terulurkan ingin
merebut pedang Tat-mo Kiam yang ada ditangannya, dia tidak menjadi gugup.
Dengan cepat, dikala tubuh si tromok itu sedang melompat begitu, dia juga telah
melompat kearah lain.
Dan sedang dia melompat begitu, tangannya bergerak melemparkan pedang
tersebut kearah Lay Tat.
Kauw-cu Pian-sia kay she Oen tersebut telah mengulurkan tangannya
menyambut pedang itu sambil tertawa.
Si gemuk tromok jadi mengeluarkan suara tertahan waktu tubuhnya sedang
melayang begitu, karena dia kecele.
Dan waktu dia turun kelantai kembali, tahu-tahu dirinya telah dikurung oleh
keempat orang gadis dan keenam orang anak muda yang tadi membawa nenampan
itu.
Tanpa mengucapken sepatah katapun, kesepuluh orang ini empat orang gadis
dan enam lelaki, telah menyerang si gemuk.
Si gemuk tromok mengangguk hal ini tak begitu berat, menghadapi mereka yang
masih berusia muda, maka sudah jelas kepandaian mereka tidak begitu tinggi.
Tetapi dirinya diserang oleh kesepuluh orang tersebut, si gemuk tromok
Dedemit Hidup jadi terkejut sendirinya, karena mereka menyerang dengan cara
bergilir dan mengepung dirinya dengan rapat sekali.
Malah yang mengejutkan si gemuk, dirinya terkurung tidak bisa terloloskan dari
kepungan sepuluh orang itu.
Seketika itu juga si gemuk tromok Dedemit Hidup itu menyadari bahwa dirinya
dikepung oleh kesepuluh orang itu dengan menggunakan tin, yang selalu menyerang

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 143

dengan tolong menolong, sehingga dia selalu tidak bisa menyerang salah seorang
diantara kesepuluh orang itu, dengan benar.
Setiap kali kalau si gemuk tromok Dedemit Hidup tersebut mau menyerang
salah seorang pengepungnya itu, malah selalu saja dia diserang pula oleh beberapa
orang dari beberapa jurusan, sehingga mau tak mau dia harus mambatalkan
serangannya itu.
Lay Tat tengah tertawa gelak-gelak sambil mempermainkan pedang Tat-mo
Kiam itu sambil melirik kearah jago-jago dari berbagai golongan itu, yang tengah
mengawasi kearah pertempuran si gemuk melawan kesepuluh anak buah Lay Tat itu
penuh perhatian.
“Biar bagaimana si gemuk yang sudah mau mampus itu, tak akan bisa
meloloskan diri dari kepungan Tat-mo Tin orang-orangku itu!!” kata Lay Tat dengan
suara yang perlahan. “Hmmm, coba kalian lihat, sebentar lagi babi gemuk yang sudah
mau masuk lobang kubur itu akan mampus ditangan orang-orangku!! Jangan kata dia
berseorang diri, sedangkan kalau dia berjumlah dua puluh orang, tak nantinya orang
yang terkepung itu akan dapat meloloskan diri dari Tat-mo Tin!!”
Cie Kiat melirik kearah Lay Tat, tetapi anak muda she Lie tidak mengatakan
apa-apa.
Kemudian Cie Kiat telah mengawasi kearah jalannya pertempuran itu lagi.
Jago-jago lainnya juga tidak mengatakan sepatah kata, mereka sedang diliputi
oleh bermacam-macam pikiran. Ada yang sedang memikirkan juga untuk merebut
pedang Tat-mo Kiam itu dari tangan Kauw-cu Pian-sia-kay, ada pula yang ingin
menantikan terjadinya suatu kekeruhan, sehingga dia bisa mengail diair keruh,
merebut pedang Tat-mo Kiam setelah terjadi suatu pertempuran hebat.....!
Memang harus diketahui, pedang Tat-mo Kiam itu mempunyai daya tarik yang
luar biasa sekali.
Dulu saja, begitu para jago-jago didalam kalangan Bu Lim dan Kang-ouw
mendengar pedang Tat-mo Kiam tersebut lenyap dari kuil Siauw Lim-sie, mereka
semua telah bergolak dan mencari untuk memperebutkan pedang tersebut.
Malah banyak jago-jago yang mengorbankan diri mereka hanya untuk memiliki
pedang Tat-mo Kiam tersebut.
Maka dari itu, tak heran, kalau kali ini begitu mereka melihat pedang pusaka itu
berada ditangan Lay Tat, mereka jadi mengiler sekali untuk memperebutkannya!
Sebetulnya, Lay Tat mengundang orang-orang ini juga mengandung suatu
maksud.
Dia sengaja memang mengundang jago-jago tersebut, hanya untuk
membanggakan bahwa dia telah memperoleh pedang pusaka itu, dengan maksud agar
orang-orang tersebut mau tunduk dan bekerja untuk dirinya.
Tetapi dia telah mengambil suatu jalan yang salah, salah besar sekali.
Sebab dengan dipertontonkan pedang itu kepada jago-jago tersebut, timbul juga
rasa ingin memiliki dari jago-jago itu.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 144

Lebih-lebih jago-jago yang diundang oleh Lay Tat umumnya adalah jago-jago
dari golongan Hek, yang mengambil jalan hitam, dan semuanya rata-rata sudah tak
diakui sebagai anggota dari pintu perguruan mereka sendiri.
Tak heran kalau dihati jago-jago dari berbagai golongan itu timbul angan-angan
untuk merebut pedang pusaka itu dari tangan Lay Tat.
It Kiang Sian-su sendiri, pendeta dari Siauw Lim-sie ini telah timbul pikiran
jeleknya. Dia mengiler sekali untuk memiliki pedang Tat-mo Kiam itu, untuk
dimilikinya dan merebutnya dari tangan Lay Tat.
Harus diketahui, It Kiang Sian-su telah diusir dari pintu perguruan Siauw Lim-
sie karena kelakuannya yang jelek sekali. Maka dia berangan-angan dengan merebut
pedang Tat-mo Kiam itu, mungkin dia akan dapat menjagoi dunia persilatan serta
membalas sakit hatinya disebabkan diusir oleh Hong-thio, ketua dari Siauw Lim-sie
itu, membalas rasa dendamnya. Pengusiran dirinya dari kuil Siauw Lim-sie benar-
benar telah menyakitkan hatinya, dan dia memang berjanji akan suatu waktu nanti
setelah dia merasa mempunyai kepandaian yang cukup untuk menghadapi tokoh-
tokoh Siauw Lim itu, dia akan kembali untuk melakukan pembalasan dendam.
Maka, dengan sendirinya, begitu melihat pedang Tat-mo Kiam tersebut, dia jadi
mengiler sekali. Hal ini menyebabkan dia jadi sering melirik kearah Lay Tat yang
selalu mempermainkan pedang itu tenang-tenang sambil menyaksikan pertempuran
yang sedang berlangsung diantara anak buahnya dengan si gemuk tromok Dedemit
Hidup.
Mata It Kiang Sian-su jadi berkilat tajam, dia ingin sekali memiliki pedang Tat-
mo Kiam tersebut.
Maka dari itu, It Kiang Sian-su menggeser kakinya sedikit demi sedikit dan
perlahan sekali, seperti juga tidak ingin memperlihatkan sikap yang mencurigakan,
dia mendekati Lay Tat.
Sedangkan pertempuran itu sedang berlangsung dengan hebatnya diantara si
gemuk tromok melawan sepuluh murid dari orang-orangnya partai pengemis Pian-
sia-kay, yang bertempur dengan menggunakan pasukan tinnya yang mengepung si
Dedemit Hidup.
Tampaknya si gemuk tromok Dedemit Hidup jadi terdesak sekali oleh serangan-
serangan dari sepuluh orang dari partai pengemis tersebut.
Dia selalu main melompat mundur dan berusaha menangkis setiap serangan
yang dilancarkan kepada dirinya.
Hal ini sudah terlihat oleh semua jago-jago dari berbagai golongan yang berada
disitu dengan perasaan kagum kepada pengepung dari si gemuk tromok tersebut.
Biar bagaimana liehaynya si gemuk Dedemit Hidup, tampaknya dia benar-benar
kewalahan menghadapi pasukan Tin dari Pian-sia-kay.
Sebetulnya sebagai seorang jago yang mempunyai kepandaian tinggi sekali,
seharusnya si gemuk tromok tidak perlu sampai terdesak hebat, namun karena dia
memang tidak mengetahui atau tegasnya belum mengetahui Tin apa yang sedang

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 145

dihadapinya ini, yang digunakan oleh keempat gadis dan keenam lelaki itu, maka dia
jadi bingung sesaat dan terdesak selalu.
Berulang kali si gemuk tromok Dedemit Hidup mengeluarkan seruan-seruan
yang sengit, dia juga sering berjingkrak karena saking gusarnya.
Biar bagaimana dia penasaran sekali tidak bisa merubuhkan kesepuluh orang
pengepungnya, yang tampaknya masih sangat muda belia dan mungkin tidak
mempunyai kepandaian yang tinggi sekali.
Hanya disebabkan kesepuluh orang itu selalu bertempur dengan kompak dan
mengepung secara rapat, maka terdesaklah si gemuk tromok Dedemit Hidup.
Cie Kiat yang menyaksikan jalannya pertempuran tersebut, jadi mengawasi
dengan teliti.
Tetapi tiba-tiba hati anak muda itu tergerak.
Dia jadi mementang matanya lebar-lebar, dia mengawasi terus cara-cara dari
kesepuluh orang itu menyerang. Diotaknya orang she Lie ini telah memecahkan
setiap kepungan-kepungan dari kesepuluh orang itu, dengan menggunakan ilmu silat
yang baru saja diciptakan olehnya yang dapat dicangkoknya dari Ceng-tok-jie dan
Kim Tok!
Dan setiap serangan-serangan dari kesepuluh orang itu, selalu saja dapat
dipecahkan dan dipunahkan dengan menggunakan salah satu jurus dari ilmu silat
yang baru diciptakannya itu.
Maka dari itu, dengan sendirinya Cie Kiat jadi girang luar biasa.
Dengan begitu dia tidak usah jeri untuk menghadapi kepungan kesepuluh orang-
orangnya Lay Tat.
Cie Kiat jadi duduk dengan tenang-tenang ditempatnya.
Sedangkan si gemuk tromok Dedemit Hidup tetap masih kewalahan dalam
menghadapi kesepuluh orangnya Lay Tat.
Biar bagaimana dia jadi terdesak hebat sekali oleh setiap serangan dari
kesepuluh orang itu yang datangnya secara beruntun sekali.
Selalu juga Dedemit Hidup mengeluarkan seruan kaget, karena hampir setiap
kali dia selalu kena dibokong oleh kesepuluh orang itu.
Maka dari itu, betapa menimbulkan perasaan gusar disudut hatinya.
Si gemuk tromok Dedemit Hidup jadi kewalahan juga menghadapi kesepuluh
orang tersebut, dan karena dia terdesak hebat sekali, dia berbalik jadi nekad.
Dengan mengeluarkan seruan yang tinggi nyaring, pecah sekali memekakkan
anak telinga, maka tubuh si gemuk yang tromok itu telah melompat tinggi sekali.
Tangan kirinya terayun kekiri, kearah kepala dari salah seorang gadis yang ada
disitu, sedangkan tangan kanannya mengarah kearah kanan dimana terdapat dua
orang anak muda yang menjadi lawannya dengan serangan yang beruntun sekali.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 146

Hebat sekali kedua tangan si gemuk tromok yang menyerang nekad sekali
kearah lawannya tersebut.
Kalau memang sampai terkena serangannya dengan tepat, maka niscaya tak
akan ada ampunnya lagi bagi ketiga lawannya yang diserangnya itu!
Tetapi, dikala lawan-lawannya yang diserang oleh si gemuk tromok itu terkejut
dan hampir terkena serangannya, tahu-tahu dibelakangnya menyambar dua serangan,
dan dari sampingnya juga menyambar satu serangan ruyung.
Kalau memang ruyung itu berhasil menghajar iganya, berarti tulang rusuknya
akan remuk hancur....!
Dari itu, biarpun dia liehay dan kosen sekali, tetapi disebabkan dirinya terancam
bahaya juga, biarpun dia sudah nekad, toh dia tidak berani meneruskan serangannya
terhadap ketiga korbannya yang hampir berhasil diserangnya.
Cepat-cepat si gemuk tromok menarik pulang tangannya kembali.
Dengan menarik pulang kedua serangannya, maka Dedemit Hidup dapat
menghindarkan bokongan dari lawannya yang mengincer rusuknya, karena kalau
rusuknya itu kena diserang lawannya, berarti dia akan memenuhi kebinasaannya!
Sedangkan lawan dari Dedemit Hidup juga telah melihat serangan mereka
mengenai tempat kosong.
Sebelum mereka melompat mundur, tiga orang diantara mereka telah
melanjutkan serangan lagi kepada si Dedemit Hidup dengan serangan-serangan yang
beruntun serta berangkai, mengincer nyawa dari si gemuk tromok ini, kalau memang
sampai terserang, dia pasti akan terbinasakan, atau sedikit-dikitnya akan terserang
terluka parah......!

*
* *

OEN LAY TAT yang melihat keadaan begitu, jadi tersenyum, dia yakin bahwa
orang-orangnya itu pasti akan dapat merubuhkan si gemuk tromok.
Tetapi, sedang Kauw-cu dari Pian-sia-kay ini tersenyum-senyum diri, tiba-tiba
dia dikejutkan didekatnya berkelebat sesosok bayangan.
Dia cepat-cepat mengelakkan serangan tangan dari bayangan yang melesat cepat
didekat tubuhnya.
Pedang Tat-mo Kiam juga cepat-cepat dicabutnya, sehingga ruangan tersebut
jadi silau oleh cahayanya yang memantul dari badan pedang tersebut.
Sambil mencabut pedang Tat-mo Kiam begitu, maka Lay Tat juga
mengeluarkan seruan yang mengguntur, dia ingin mengayunkan tangannya
menyabetkan pedang Tat-mo Kiam yang ada ditangannya itu menyerang kearah
bayangan yang tengah menerjang lagi kearahnya.
Bayangan yang berkelebat dengan cepat sekali itu mengeluarkan seruan ‘ihhhh!’
kemudian tampak bayangan tersebut telah melompat kebelakang lagi untuk
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 147

menghindarkan diri dari pedang Tat-mo Kiam yang mengincer padanya, yang
disabetkan oleh Kauw-cu dari Pian-sia-kay.
Lay Tat mementang matanya lebar-lebar untuk menegasi orang yang telah
menerjang dirinya itu.
Dilihatnya orang berkepala botak, dialah seorang Hwee-shio, yang tak lain dan
tak bukan dari It Kiang Sian-su....!
“Kau It Kiang Sian-su?” tegur Lay Tat waktu dia telah dapat melihat tegas
kepada orang yang menerjang dirinya. Didapatnya Hwee-shio tengah berdiri dengan
mata mencilak kearah pedang Tat-mo Kiam ditangannya. “Mengapa kau jadi
mempunyai pikiran jelek terhadap kami?”
Dan setelah menegur begitu Lay Tat tertawa.
It Kiang Sian-su telah mengeluarkan suara jengekan dari hidungnya.
Tahu-tahu dia telah menjejakkan kakinya lagi, tubuhnya telah mencelat kearah
Lay Tat.
Dengan menggunakan jurus Lo-han-sip-pat-ciang, dia menyerang Kauw-cu
Pian-sia-kay tersebut, untuk merebut pedang Tat-mo Kiam itu.
Tetapi Lay Tat telah bersiap-siap, maka dari itu, biarpun si Hwee-shio telah
menjerang dirinya dengan serangan hebat dan beruntun sekali, toh Lay Tat selalu
dapat mengelakan diri.
Lay Tat lebih banyak mengegoskan diri dari setiap serangan orang, malah dia
juga sering mengeluarkan seruan tertahan disertai oleh tertawa dinginnya, seperti juga
dia sedang mengejek dan mempermainkan Hwee-shio itu.
Suatu kali, dengan mengeluarkan seruan menggeledek, It Kiang Sian-su telah
menerjang dengan nekad dia telah mengulurkan tangannya untuk merebut pedang itu.
Lay Tat melihat kenekadan orang, dia tertawa tawar, kemudian dengan
kecepatan yang luar biasa, tatkala si Hwee-shio tengah mengulurkan tangannya untuk
menyerang, maka Lay Tat telah manyabetkan pedangnya itu, menyerang kearah
tangan si Hwee-shio, dan tangan orang pertapaan dari Siauw Lim-sie tersebut jadi
tertabas kutung tangannya!!
Kutungan tangan dari It Kiang Sian-su jatuh keatas lantai dan darah merah jadi
membanjiri lantai.
It Kiang Sian-su juga mengeluarkan suara jeritan yang menyayatkan ketika
tangannya itu telah terkutungkan oleh sabetan pedang dari Lay Tat. Saking kesakitan,
malah dia telah melompat kebelakang sejauh mungkin, karena dia takut kalau-kalau
nanti Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut membarengi menyerang kearahnya itu.
Lay Tat tidak mengejar, dia hanya berdiri ditempatnya sambil tertawa dingin.
“Bagaimana?” tegur Lay Tat mengejek. “Kau sebagai seorang pertapaan, yang
seharusnya mengambil jalan suci, ternyata kau mempunyai niat busuk kepadaku,
maka dari itu, Thian memang maha adil dan penyayang, orang jahat semacammu ini
memang seharusnya terbabat putus tanganmu itu!!”

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 148

It Kiang Sian-su berdiam diri dengan wajah yang pucat.


Nyata dia menderita kesakitan yang sangat, karena tangannya telah terkutungkan
itu oleh pedang Tat-mo Kiam yang dicekal Lay Tat.
It Kiang Sian-su tadi merasakan betapa tajam sekali pedang Tat-mo Kiam itu dia
tertabas putus tangannya tanpa dia menderita kesakitan saking tajamnya pedang itu.
Tetapi setelah tangannya tertabas putus, maka setelah darah merah mengalir
keluar dengan deras, barulah si Hwee-shio menderita kesakitan yang hebat.
Dengan meringis menahan perasaan sakitnya It Kiang masih tetap berdiri
ditempatnya dengan wajah yang pucat dan kedua kaki yang gemetaran.
Semua jago-jago melihat keadaan si Hwee-shio ini.
Cie Kiat juga melihat orang pertapaan bekas murid Siauw Lim-sie tersebut telah
merogoh sakunya mengeluarkan semacam obat bubuk.
Dia memborehkan obat bubuk yang berwarna kuning keluka tertabas pedang
Tat-mo Kiam itu, dan benar-benar obat bubuk kuning itu manjur sekali, darah
seketika itu juga berhenti mengalir keluar.
Si Hwee-shio telah memasukkan sisa obat bubuk kuning itu kedalam sakunya.
Lay Tat telah tertawa lagi.
“Hei pertapa busuk!!” katanya dengan suara yang nyaring. “Kau telah
menunjukkan belangmu bahwa kau ternyata mengiler juga terhadap pedang Tat-mo
Kiam ini, maka dari itu, sebelum kau kubunuh, cepat-cepatlah menggelinding
enyah!!”
It Kiang Sian-su telah membalut luka ditangannya oleh sobekan jubahnya, dia
telah menoleh Lay Tat dengan sinar mata yang tajam sekali, sepasang alisnya juga
berkerut dalam sekali.
“Kali ini Pin-ceng kena dirubuhkan olehmu, tetapi ingatlah, pada suatu hari
nanti Pin-ceng pasti akan datang kemari lagi!!” kata si Hwee-shio kemudian dengan
suara yang agak gemetar karena dendam.
Mendengar perkataan It Kiang Sian-su Lay Tat telah tertawa.
“Kau masih bisa banyak bicara lagi?” bentak Lay Tat dengan suara yang bengis.
“Apakah kau menginginkan agar batang lehermu itu juga kutabas seperti tadi aku
menabas lenganmu itu?”
Wajah It Kiang merah padam, dia berdendam sekali kepada Kauw-cu dari Pian-
sia-kay.
Tanpa mengatakan suatu apa lagi, dia memutar tubuhnya dan menuju keluar dari
ruangan itu, menuju kepintu sumur untuk keluar.
Sedang orang melangkah pergi begitu, Lay Tat telah tertawa mengejek.
“Hati-hati dijalan, karena aku jeri kalau kau akan menemui kebinasaanmu tanpa
ada yang lihat sehingga kau menjadi santapan burung gagak..........!” kata Lay Tat

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 149

dengan suara yang nyaring dan setelah itu dia tertawa lagi dengan suara yang keras
sekali.
It Kiang Sian-su sangat murka sekali tetapi dia murka tanpa daya.
Karena selain kepandaian Lay Tat ternyata berada disebelah atas dirinya, pula
Lay Tat mempunyai kemenangan lainnya, yaitu mempunyai senjata pusaka yang luar
biasa tajamnya, sehingga biarpun dia berkeras akan melawannya, toh hanya akan
membawa kerugian belaka bagi dirinya.
Maka dari itu It Kiang Sian-su tidak mau melayaninya, dia telah melangkah
pergi tanpa menoleh lagi.
Sedangkan pada saat itu, si gemuk tromok tengah dikepung hebat oleh
kesepuluh anak buahnya Kauw-cu Pian-sia-kay she Oen tersebut.
Setiap serangan-serangan yang dilancarkan oleh kesepuluh orang itu rata-rata
sangat berbahaya sekali.
Lagi pula cara menyerang mereka yang bergilir itu sangat teratur, kompak pula.
Maka dari itu, tak heran kalau memang si gemuk tromok Dedemit Hidup jadi
terdesak hebat sekali.
Dia sampai mengeluarkan keringat dingin dikening dan wajahnya.
Sebagai seorang jago yang kosen, si gemuk tromok sebetulnya mengetahui
bahwa kepandaian dari kesepuluh orang Pian-sia-kay yang mengepung dirinya itu
mempunyai kepandaian yang tidak begitu tinggi, tetapi berhubung mereka
mengepung dengan pasukan Tin yang ketat dan rapat sekali pengepungannya, serta
kerja sama yang kompak maka jadi terkepung begitu macam.
Setiap kali si gemuk tromok sedang melancarkan serangannya kepada salah
seorang diantara mereka, maka beberapa orang dari kesepuluh orang Pian-sia-kay
tersebut telah melancarkan serangannya kepada si gemuk tromok Dedemit Hidup ini
yang menyebabkan dia jadi terpaksa untuk membatalkan serangannya kepada orang
yang menjadi sasarannya, guna mengelakkan serangan-serangan yang dilancarkan
kepada dirinya.
Maka dari itu, disamping si gemuk tromok Dedemit Hidup sangat mendongkol
sekali dikepung begitu macam, dia juga sangat gusar sekali kepada sepuluh orang
anak buah Oen Lay Tat yang bisa membawakan pasukan Tin itu begitu kompak.
Lay Tat telah mengawasi kearah pertempuran itu lagi.
Dia senang sekali, bahwa kesepuluh orang-orangnya itu telah dapat melibat si
gemuk tromok sampai tidak terdaya untuk meloloskan diri.
Jago-jago dari berbagai golongan juga mengawasi kearah pertempuran itu
dengan kagum, mereka tidak menduga, walaupun usia dari keempat gadis dan
keenam lelaki itu masih berusia sangat muda sekali, toh mereka telah dapat melibat
diri si gemuk tromok Dedemit Hidup sebagai seorang jago kosen itu sampai tak bisa
terlepas dari libatan kepungan mereka.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 150

Dengan sendirinya mereka jadi memuji berulang kali kalau melihat si gemuk
Dedemit Hidip itu selalu terdesak hebat dan hampir terkena serangan dari salah
seorang diantara kesepuluh pengepungnya itu.
Cie Kiat juga melihat, walaupun Tin itu tidak bisa disebut sebagai pasukan Tin
yang hebat luar biasa, tetapi cukup mengagumkan juga.
Sebagai seorang jago kawakan yang telah mempunyai pengalaman tempur yang
banyak, toh si Dedemit Hidup masih bisa terdesak begitu macam.
Dedemit Hidup itu jadi gusar dan murka berulang kali, dia seperti juga selalu
dipermainkan oleh kesepuluh orang pengepungnya itu.
Dengan berulang kali mengeluarkan suara bentakan, sering si gemuk tromok
Dedemit Hidup itu melancarkan serangan kepada lawan-lawannya.
Tetapi hal itu dilakukannya semua dengan hasil yang nihil.
Tak pernah dia berhasil menyerang salah seorang diantara kesepuluh orang
lawannya.
Sambil bertempur begitu, lama kelamaan tenaga si gemuk tromok jadi kehabisan
juga.
Dia jadi sangat letih sekali, sehingga napasnya terengah memburu.
Sebagai seorang jago yang mempunyai tenaga Lwee-kang yang cukup tinggi,
seharusnya dia tidak bisa terdesak begitu hebat oleh pasukan Tin kesepuluh orang ini,
karena semua itu disebabkan sejak pertama kali ketenangan si gemuk tromok itu telah
lenyap, yang akhirnya membuat dia jadi terdesak terus menerus. Ketenangan didalam
suatu pertempuran memang sangat diperlukan, ketenangan diri akan menyebabkan
kita bisa mengawasi setiap gerak gerik lawan dan mempelajari kelemahannya.
Cie Kiat sebetulnya juga telah melihat, bahwa si gemuk tromok Dedemit Hidup
itu seharusnya tidak sampai terdesak begitu, tetapi karena dia sedang memperhatikan
cara bertempur dari kesepuluh orang tersebut, kesepuluh anggota Pian-sia-kay yang
sedang mengepung si gemuk tromok, maka dia tidak bisa memperingatkan Dedemit
Hidup untuk berlaku tenang.
Peng-im Loo-nie sendiri, si Nie-kauw tua itu, juga mengawasi kearah jalannya
pertempuran dengan penuh perhatian.
Nie-kauw ini memperhatikan cara-cara dari kesepuluh orang itu yang
melancarkan setiap serangan. Dan akhirnya si Nie-Kauw menghela napas.
“Hai....... ternyata Pian-sia-kay telah mempunyai samacam pasukan Tin serupa
ini, sungguh hebat dan liehay orang she Oen itu, yang telah mendidik kesepuluh anak
muda itu untuk membelai dirinya dari segala macam ancaman bahaya........... tentunya
tenaga dari pasukan Tin ini sangat besar sekali faedahnya bagi diri Kauw-cu Pian-sia-
kay tersebut.” pikir Peng-im Loo-nie.
Jago-jago lainnya juga berpikir sama seperti apa yang dipikirkan oleh Peng-im
Loo-nie.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 151

Mereka rata-rata sangat kagum kepada kekompakan sepuluh orang yang


mengepung si gemuk tromok Dedemit Hidup itu, yang membuat si gemuk tromok
menjadi kewalahan.
Tetapi sedang semua orang mengawasi jalannya pertempuran itu dengan penuh
perhatian, tahu-tahu Sam-kay dan Cong Teng San yang berdiri ditepian ruangan itu,
yang sedang mengawasi jalannya pertempuran tersebut menjerit dengan suara yang
menyayatkan pendengaran, tampak tubuh mereka terjungkel dan rubuh dengan tak
bernyawa lagi...............
Semua orang yang melihat hal itu jadi terkejut, lebih-lebih Lay Tat.
Cepat-cepat dia menghampiri Sam-kay dan Cong Teng San yang rebah tak
bergerak itu.
Kauw-cu Pian-sia-kay ini berjongkok memeriksa kedua orangnya itu.
Dilihatnya wajah Sam-kay dan Cong Teng San sangat pucat tak berdarah,
menyatakan bahwa mereka telah direnggut jiwanya oleh utusan Giam-lo-ong....
wajah mereka itu meringis, menyatakan waktu mereka binasa mengalami suatu
kesakitan yang sangat.
Hati Lay Tat jadi tergoncang hebat sekali.
Mengapa tahu-tahu kedua orangnya itu bisa terjungkel begitu dan menjerit
dengan suara yang menyayatkan, kemudian rubuh terbinasakan?
Sedangkan tadi tampaknya Sam-kay dan Cong Teng San masih segar bugar,
maka mengapa tahu-tahu mereka bisa menemui kebinasaan mereka begitu?
Lay Tat memeriksa seluruh tubuh dari kedua anak buahnya yang telah
meninggal secara aneh itu, tetapi ditubuh kedua orangnya ini dia tidak menjumpai
senjata yang menancap ditubuh mereka.
Lalu mengapa kedua orangnya itu bisa binasa secara begitu mendadak, seperti
juga mereka terserang oleh senjata gelap yang sangat berbahaya sekali?
Hal ini benar-benar mengherankan sekali bagi Lay Tat dan orang-orang yang
ada didalam ruangan itu.
Beberapa orang jago, termasuk Peng-im Loo-nie dan Cie Kiat untuk melihat
kedua mayat Sam-kay dan Cong Teng San.
Lay Tat masih memeriksa kedua mayat orangnya itu, dan selang sesaat, tahu-
tahu dia mengeluarkan seruan tertahan : ‘Iiiiihhh!’ tampak wajah Kauw-cu dari Pian-
sia-kay ini berobah hebat sekali, juga jago-jago yang berada didekatnya melihat
tubuh Kauw-cu Pian-sia-kay tersebut agak tergetar....... wajahnya pucat pias sekali,
seperti juga dia sedang melihat jin atau hantu ditengah hari didepan matanya.............!



IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 152

MENGAPA wajah Kauw-cu Pian-sia-kay Oen Lay Tat bisa berobah begitu
pucat dan tubuhnya agak gemetar seperti sedang menghadapi suatu persoalan yang
mengejutkan dirinya?
Ternyata, setelah dia memeriksa dengan teliti dan penasaran sekali kedua tubuh
mayat Sam-kay dan Cong Teng San, tampak olehnya didada kedua tubuh mayat itu
dua buah titik dikiri kanan yang berwarna hitam gelap.
Seketika itu juga Lay Tat mengetahui bahwa titik hitam didada kedua mayat
tersebut adalah jarum berbisa, yang mungkin racun yang terdapat didalam senjata
rahasia yang menyerang Sam-kay dan Cong Teng San sangat cepat sekali bekerjanya,
yang menyebabkan Sam-kay dan Cong Teng San menemui kebinasaannya setelah
mengejang hanya beberapa detik saja.
Lay Tat jadi mengerutkan alisnya, dia tidak lantas bangkit berdiri, hanya
mengawasi saja kearah lobang kecil yang berwarna hitam didada kedua mayat
orangnya itu.
Otaknya jadi berputar dan Lay Tat berpikir siapakah orang yang telah
menyerang Sam-kay dan Cong Teng San secara menggelap begitu?
Jago-jago lainnya yang memandang kedua mayat itu, semuanya berdiam diri
saja.
Dan disaat ruangan itu sunyi sekali, hanya terdengar suara bentakan-bentakan
dari si gemuk tromok yang sedang repot menghadapi kesepuluh orang pengepungnya
terdengar suara tertawa gelak-gelak yang memekakkan anak telinga, bergema sekali
suara tertawa itu didalam ruangan tersebut.
Semua orang terkejut sekali, begitu juga Lay Tat, mereka hampir berbareng
menoleh.
Begitu melihat orang yang mengeluarkan tertawa keras menyeramkan itu, yang
kala itu sedang berdiri bertolak pinggang dimuka pintu keluar, semua orang jadi
mengeluarkan seruan tertahan.
Mengapa?
Karena wajah orang yang berdiri ngejeglek disitu sangat jelek sekali, tulang
pipinya naik tinggi, dan matanya itu melesak masuk kedalam, dengan alis yang botak,
sehingga orang tersebut menyerupai muka tengkorak.
Tetapi yang lebih mengherankan dan mengejutkan sekali, orang itu memakai
baju hanya menutupi bagian penting tubuhnya yang kurus itu, dia hanya memakai
cawat belaka. Selain itu, bagian tubuhnya yang lain tidak tertutup oleh sehelai
benangpun.
Kepala orang yang mempunyai wajah seperti tengkorak dan keadaannya sangat
aneh itu, botak, dan dipinggang orang tersebut, pinggang sebelah kanan, tergantung
sebuah kantong senjata rahasia yang berwarna merah.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 153

Matanya yang memandang orang yang ada didalam ruangan itu bersinar tajam
sekali.
Bengis dan kejam sekali tampaknya orang bermuka tengkorak tersebut.
Lay Tat telah melompat berdiri.
Dia memandang orang bermuka tengkorak dengan pakaian hanya cawat saja itu
dengan mengerutkan sepasang alisnya.
“Siapa kau, sahabat?” tanyanya dengan tak senang, karena Lay Tat duga tentu
orang inilah yang telah membunuh Sam-kay dan Cong Teng San. “Apakah kau yang
telah membunuh kedua orangku itu?”
Orang bermuka tengkorak tersebut tertawa. Menyeramkan sekali suara tertawa
orang itu, malah mukanya jadi tambah menyeramkan, karena pipinya jadi naik,
tulang pipinya jadi semakin meninggi.
“Benar! Benar! Memang aku si To-hun Koay-jin yang telah membunuh kedua
orangmu yang tak ada gunanya itu!!” menyahuti orang bermuka tengkorak itu, yang
mengakui dirinya bergelar To-hun Koay-jin, si tengkorak manusia aneh!
Wajah Lay Tat jadi berobah merah padam, dia bergusar sekali.
Tetapi walaupun sedang dalam keadaan murka, karena kedua orangnya telah
dibunuh oleh si To-hun Koay-jin tersebut, toh Lay Tat tidak berani untuk bertindak
sembrono, karena dia duga orang bermuka tengkorak tersebut kosen dan mempunyai
ilmu silat yang tinggi sekali.
“Apa salah kedua orangku itu sehingga mereka harus menemui kematian mereka
ditanganmu, sahabat?” tanya Lay Tat dengan suara yang keras. “Apakah mereka
membuat suatu kesalahan terhadap dirimu?”
Orang bermuka tengkorak itu tertawa lagi, sambil tertawa begitu dengan suara
yang menyeramkan, mata si muka tengkorak tersebut telah menoleh menyapu semua
orang didalam ruangan tersebut dengan pancaran mata yang tajam berkilat sekali,
satu persatu dipandanginya jago-jago dari berbagai golongan yang ada didalam
ruangan tersebut, termasuk Cie Kiat, anak muda she Lie ini yang paling lama
dipandangi oleh manusia tengkorak To-hun Koay-jin.
Tiba-tiba dia mendengus.
“Tak ada yang bersalah padaku!” kata To-hun Koay-jin dengan suara yang
nyaring. “Tetapi karena kalian sedang menyaksikan pedang Tat-mo Kiam, mau tak
mau kalian semua harus mampus ditanganku!!”
Mendengar perkataan To-hun Koay-jin tersebut, wajah semua jago-jago yang
ada didalam ruangan itu jadi berobah hebat, mereka mendongkol datang-datang si
muka jelek yang seperti tengkorak tersebut membuat ulah seperti juga jago nomor
wahid, jago-jago didalam ruangan tersebut seperti juga tidak dipandang sebelah mata
oleh si muka tengkorak tersebut.
Lay Tat sendiri sampai mendengus beberapa kali.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 154

“Ada sangkut paut apa dengan Tat-mo Kiam dengan dirimu, sahabat?” tegur
Lay Tat tak senang.
Mata orang itu jadi berkilat waktu dia mendengar pertanyaan Lay Tat.
“Kau menanyakan ada hubungan apa antara diriku dengan Tat-mo Kiam itu?”
tanya si muka tengkorak dengan suara yang agak serak, disusul kemudian dengan
suara tertawanya yang keras sekali. “Hu! Hu! Hu! Tat-mo Kiam adalah milikku dan
kalian harus mampus karena telah berani memandang pedang Tat-mo Kiam itu diluar
tahuku. Hmmmm..... tanpa seijinku, tak boleh seorang manusiapun yang melihat
pedang Tat-mo Kiam itu maka siapa saja yang telah melihat pedang Tat-mo Kiam itu
tanpa seijinku, hmm... dia harus cepat-cepat menggorok lehernya sendiri sebelum aku
yang membunuhnya dengan cara yang mengerikan!”
Kembali wajah semua orang didalam ruangan tersebut jadi berobah.
Mereka jadi setengah percaya dan setengah tidak percaya orang bermuka seperti
tengkorak itu mengatakan bahwa Pedang Tat-mo Kiam itu adalah miliknya, karena
kalau dilihat dari potongannya, orang itu seperti juga seorang yang terserang penyakit
syaraf.
Maka dari itu, semua jago-jago yang ada didalam ruangan itu rata-rata
memperlihatkan wajah mereka yang tidak mempercayai perkataan si To-hun Koay-
jin, si manusia tengkorak aneh itu.
To-hun Koay-jin seperti juga bisa membaca hati orang-orang yang ada didalam
ruangan itu satu persatu.
Dia mendengus dengan muka yang menyeramkan sekali, dia mendengus
berulang kali.
“Hmmmmmmm...... kalian seperti juga tidak mempercayai perkataanku! Bagus!
Dengan begitu, kalian akan binasa dengan cara yang lebih mengerikan lagi!” katanya.
Lay Tat memang sudah mendongkol karena orang datang-datang tak hujan tak
angin telah mengakui bahwa Tat-mo Kiam itu adalah miliiknya, jadi gusar sekali.
Lebih-lebih si muka tengkorak tersebut telah membunuh Cong Teng San dan Sam-
kay!
Maka dari itu Lay Tat telah maju kemuka mendekati orang itu.
“Hei setan jelek, apakah kau kira bahwa dirimu itu sedang berhadapan dengan
seorang bocah cilik yang tidak mengerti sedikitpun ilmu silat? Hmmmm........ bukan
kami yang akan pergi menemui Giam-lo-ong, tetapi adalah kau sendiri yang akan
terbang ke neraka untuk menebus dosa-dosamu dihadapan Giam-lo-ong!!”
Mendengar perkataan Lay Tat begitu, orang bermuka tengkorak tersebut tidak
tertawa seperti biasanya, dia hanya mengerutkan alisnya yang agak botak, matanya
nyureng mengawasi tajam sekali.
“Kau bisa berkata begitu?” tanyanya dengan suara yang menyeramkan. “Apakah
kau benar-benar berani kurang ajar kepada To-hun Koay-jin?”
Lay Tat tertawa mengejek.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 155

“Jangankan To-hun Koay-jin, biarpun To-hun Koay-hiap tetap akan kukirim ke


neraka untuk menemui Giam-lo-ong!” menyahuti Lay Tat.
Wajah To-hun Koay-jin jadi berobah tambah menyeramkan sekali.
Tahu-tahu dia menggerakkan tangannya kearah kantong senjata rahasia yang
berwarna merah yang tergantung dipinggangnya.
Lay Tat dan jago-jago lainnya mengetahui, bahwa orang bermuka jelek seperti
tengkorak tersebut tentunya liehay sekali melemparkan senjata, sebab Sam-kay dan
Cong Teng San yang mempunyai kepandaian cukup lumayan masih tak bisa
mengelakkan dari senjata rahasia beracun dari manusia bermuka tengkorak tersebut.
Benar saja, tahu-tahu dengan mengeluarkan suara ‘Haaaaaa!!’ yang keras orang
bermuka tengkorak itu telah menggerakkan tangannya.
Terdengar suara ‘serrrr, serrrr, serrrr,’ beruntun beberapa kali.
Semua jago-jago yang ada didalam ruangan itu telah bersiap-siap.
Tetapi mereka jadi kecele, karena senjata rahasia yang menyerupai jarum-jarum
halus itu ternyata bertebaran hanya menyerang kearah Lay Tat.
Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut tidak berani main-main dengan To-hun
Koay-hiap ini, karena dia telah melihat, betapa hebatnya bekerja sang racun jarum-
jarum itu pada diri Cong Teng San dan Sam-kay yang terbinasa disitu juga begitu
mereka terjungkel rubuh!
Begitu melihat jarum-jarum halus itu menyambar dirinya, cepat-cepat Lay Tat
memutar pedang Tat-mo Kiam yang tercekal ditangannya seperti juga kitiran,
melindungi dirinya rapat sekali.
Terdengar suara ‘tring, tring, tring’ berulang kali, suara jarum-jarum halus itu
terpukul jatuh oleh pedang Tat-mo Kiam yang diputar begitu hebat oleh Lay Tat.
Melihat Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut berhasil memukul jatuh seluruh
jarum-jarum yang disambitkannya itu, orang bermuka tengkorak itu jadi tertawa
dengan suara yang sangat menyeramkan sekali.
“Hebat! Benar-benar hebat kau!” kata orang bermuka tengkorak tersebut.
“Dengan menggunakan pedang Tat-mo Kiam memang jarumku tidak akan berdaya.
Tetapi aku mau lihat, dengan senjataku yang satunya ini apakah kau bisa meloloskan
diri dari kematian!?”
Dan setelah berkata begitu, orang bermuka tengkorak tersebut telah merabah
kantong berwarna merah yang tergantung dipinggangnya, kantung senjata rahasianya.
Dia mengambil sesuatu, kemudian melemparkannya kearah Lay Tat lagi.
Jago-jago yang ada didalam ruangan yang melihat orang bermuka tengkorak
hanya memusuhi Lay Tat menyerang Kauw-cu Pian-sia-kay tersebut seorang diri,
maka semuanya jadi menepi tak ingin mencampurinya.
Mereka ingin sekali menyaksikan benda apa yang disambitkan oleh si muka
tengkorak itu,karena kalau menurut perkataannya, tentunya senjata yang baru saja
disambitkannya itu hebat sekali.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 156

Tampak melesat dua benda bulat yang terputar ditengah udara, menyambar
kearah Lay Tat.
Lay Tat mementang matanya penuh kewaspadaan.
Kalau dilihat dari bentuknya itu, maka Lay Tat tahu bahwa senjata yang
sekarang ini disambitkan oleh manusia bermuka tengkorak tersebut bukanlah jarum-
jarum yang seperti pertama kalinya, benda itu agak besar dan bulat.
Cepat-cepat Lay Tat bersiap-siap menyambut kedua benda yang menyambar
dirinya dengan hebat sekali.
Lay Tat memutar kembali pedang Tat-mo Kiam ditangannya.
Tetapi benda itu tidak menyambar terus kearah Lay Tat!
Seperti juga mempunyai daya tahan, remnya, maka benda itu berhenti ditengah
udara, kemudian kembali kearah si muka tengkorak.
Lay Tat berhenti memutar pedangnya, dia ingin melihat benda itu.
Tetapi senjata itu telah kembali berbalik menyerang kearah dada Lay Tat.
Orang she Oen yang menjadi Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut sampai
mengeluarkan seruan kaget.
Itulah serangan semacam serangan bokongan!
Tadinya Lay Tat menduga si muka tengkorak menyambitkan benda itu dengan
menggunakan Lwee-kangnya, sehingga dia bisa menarik kembali senjatanya itu.
Tetapi nyatanya, benda itu bukan kembali terus kearah si muka tengkorak
tersebut melainkan dia telah menyambar menyerang kearah dada Lay Tat.
Lay Tat sampai menjerit kaget, cepat-cepat dia menjejakkan kakinya, karena
benda itu menyambar cepat sekali, menyambar dekat sekali dadanya.
Tubuh Lay Tat mencelat keatas, dengan cara begitu dia ingin menghindarkan
diri dari samberan senjata bulat yang disambitkan oleh To-hun Koay-jin.
Untuk memutar pedangnya beberapa jurus melindungi dirinya dengan putaran
pedang itu, maka Lay Tat mengetahui benar tak mungkin keburu, maka dari itu dia
telah mencelat tinggi-tinggi.
Tetapi, begitu tubuh Lay Tat mencelat membubung tinggi, hati ketua dari Pian-
sia-kay tersebut jadi mencelos, dia kaget luar biasa!
Benda bulat senjata si To-hun Koay-jin seperti juga mempunyai mata.
Tahu-tahu benda itu telah berputar keatas menyambar kearah anggota kemaluan
dari Lay Tat.
Inilah hebat, sekali saja anggota rahasia kelaki-lakian Lay Tat kena terhajar oleh
benda bulat senjata rahasia si To-hun Koay-jin dapat menghajar dengan tepat, maka
seketika itu juga Lay Tat akan terbinasakan.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 157

Untung saja Lay Tat liehay dan kosen sekali, dia mempunyai mata yang awas
juga.
Walaupun senjata rahasia yang disambitkan oleh si muka tengkorak itu telah
menyambar dekat sekali, namun Lay Tat tidak menjadi gugup.
Dengan cepat dia telah menutukkan ujung pedangnya itu kebenda bulat yang
disambitkan oleb si To-hun Koay-jin kearahnya, dia bermaksud akan menutuk benda
bulat itu jatuh kebawah.
Tetapi, begitu pedang Lay Tat menutuk kearah benda bulat itu, begitu juga dia
teringat sesuatu, maka hatinya jadi mencelos lagi.
Dia ingin menahan samberan pedangnya untuk tidak menutuk benda itu, tetapi
sudah terlambat!
Ujung pedang Lay Tat telah menutuk tepat benda bulat tersebut.
Memang benar benda bulat yang menjadi senjata rahasia dari si muka tengkorak
itu kena ditutuknya turun kembali kebawah, tetapi begitu benda tersebut jatuh
terbanting dilantai, hati Lay Tat jadi tergoncang hebat, dia mencelos dan ketakutan
sendiri.
Benda bulat itu telah terbanting keras dilantai dan meledak!
Lay Tat sedang meluncur turun kebawah, dan berbareng dengan itu benda bulat
itu yang ternyata adalah senjata bahan peledak, telah meledak dengan mengeluarkan
suara yang keras memekakkan anak telinga.
Tubuh Lay Tat jadi mengalami ancaman bahaya kematian, karena begitu
tubuhnya amblas kebawah, berarti tubuhnya juga akan ikut meledak bersama-sama
dengan senjata peledak orang bermuka seperti tergkorak itu.
Untung saja Lay Tat memang mempunyai kepandaian yang lumayan, waktu
senjata rahasia peledak itu meledak dengan mengeluarkan suara ledakan yang keras
sekali, Lay Tat telah menggunakan ujung pedangnya untuk menotol pecahan dari
benda bulat itu, dengan meminjam tenaga pinjaman dari pecahan senjata rahasia itu,
maka tubuh Lay Tat jadi mencelat lagi, dia melambung tinggi, dan jatuh ditempat
yang agak jauh dari tempat dimana senjata bulat itu meledak.....!
Begitu kedua kakinya berhasil menginjak lantai ruangan tersebut, Lay Tat jadi
mengeluarkan keringat dingin. Dia juga menelan beberapa kali air liurnya, karena
hatinya masih tergoncang keras.
Coba kalau tadi dia tidak cepat-cepat melompat lagi dengan meminjam tenaga
totolan pada pecahan bahan peledak itu, pasti sekarang tubuhnya telah menggeletak
dengan hancur lebur disebabkan terkena ledakan itu.
Dengan terlolosnya dari kematian, maka Lay Tat jadi merasa bersyukur bahwa
Thian masih melindungi dirinya.
Mata si muka tengkorak tengah mengawasi Lay Tat.
Tadi dia melihat, betapa Lay Tat dapat menghindarkan dua kali serangan senjata
rahasianya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 158

Itu menunjukkan bahwa orang she Oen tersebut memang mempunyai


kepandaian yang cukup....

*
* *

DAN orang bermuka tengkorak itu mengeluarkan suara tertawa menyeramkan


sekali waktu melihat Lay Tat berhasil menyelamatkan diri dari ledakan senjata
peledaknya itu.
To-hun Koay-jin juga melihat Lay Tat telah berdiri dilantai kembali dengan
wajah yang sangat pucat pasi, menandakan dia tergoncang hebat hatinya, sedangkan
kedua kaki Lay Tat juga gemetaran.
“Bagaimana?” bentak si manusia bermuka tengkorak dengan tetap diselingi oleh
suara tertawanya yang menyeramkan. “Apakah kau masih ingin bermimpi untuk
memiliki pedang Tat-mo Kiam itu? Hmmmm.... sebentar lagi kau mampus!”
Wajah Lay Tat masih pucat, napasnya masih terengah memburu.
Juga hati dari Kauw-cu Pian-sia-kay tersebut masih tergoncang keras.
Si gemuk tromok Dedemit Hidup dan kesepuluh pengurungnya jadi berhenti
bertempur dikala mereka mendengar suara ledakan.
Dengan sendirinya Dedemit Hidup dan sepuluh orang Pian-sia-kay itu jadi
berhenti bertempur, mereka jadi menyaksikan Lay Tat sedang berhadapan dengan
manusia bermuka seperti tengkorak itu.
Tetapi pada saat itu Lay Tat telah berusaha menenangkan goncangan hatinya,
dia berusaha untuk tertawa.
“Kau memutar lidah seenakmu saja, seperti juga pedang Tat-mo Kiam ini adalah
milik bapa moyangmu saja! Hmmm, aku memang telah menemukan pedang ini, dan
hal ini menunjukkan bahwa akulah yang berhak untuk memiliki pedang ini!!” kata
Lay Tat dengan suara yang nyaring. Tetapi biarpun Kauw-cu dari Pian-sia-kay
tersebut berkata begitu, toh suaranya masih terdengar bergetar.
Mendengar perkataan Lay Tat, orang bermuka tengkorak itu yang mengaku
bergelar To-hun Koay-jin, mendengus mengeluarkan suara tertawa dinginnya.
“Apakah kau benar-benar tidak takut mampus?” tegurnya dengan suara yang
menyeramkan, wajahnya juga mengerikan sekali. Dia malah telah maju selangkah
kemuka, sehingga Lay Tat tanpa disadarinya telah mundur satu langkah juga.
“Kau..... kau akan mampus dengan tubuh tak utuh!!”
Setelah berkata begitu, orang bermuka tengkorak tersebut, To-hun Koay-jin
telah tertawa gelak-gelak dan suara tertawanya itu disertai oleh tenaga Lwee-kangnya
yang dikerahkannya, sehingga ruangan tersebut seperti juga tergetar, hati jago-jago
dari berbagai golongan yang ada disitu juga tergoncang sekali.
Cie Kiat sendiri merasakan, waktu si manusia tengkorak, To-hun Koay-jin,
tertawa gelak-gelak begitu macam, hatinya jadi tergoncang juga.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 159

Tetapi pemuda she Lie ini telah cepat-cepat mengerahkan tenaga Lwee-kangnya,
didalam waktu yang sangat singkat sekali, dia telah bisa menguasai goncangan
hatinya itu. Suara tertawa To-hun Koay-jin yang menggoncangkan ruangan tersebut
dan mengerikan, jadi tak berarti apa-apa bagi diri Cie Kiat........!
Lama juga manusia bermuka seperti tengkorak tersebut tertawa gelak-gelak,
sampai tubuhnya tergoncang keras.
Waktu dia berhenti tertawa dengan mendadak, matanya jadi menatap dengan
pancaran yang bengis sekali kepada semua orang yang ada diruangan tersebut.
Semua jago-jago dari berbagai golongan yang melihat pancaran mata si manusia
tengkorak yang mengandung hawa pembunuhan dan mengerikan sekali, jadi
menggidik.
Muka si manusia tengkorak tersebut memang jelek sekali, menyerupai muka
tengkorak, dan sekarang dia memandang semua jago-jago yang ada disitu dengan
tatapan mata yang bengis sekali, sehingga wajahnya itu jadi tambah menyeramkan
sekali.
Peng-im Loo-nie sendiri sebagai seorang jago yang telah kawakan dan
mempunyai pengalaman tempur yang luar biasa sekali, sekarang melihat cahaya mata
dari To-hun Koay-jin jadi menggidik, dia merasakan tengkuknya sangat dingin
sekali.....
“Hmmm...... kalian adalah manusia-manusia pengecut semuanya!” kata To-hun
Koay-jin tiba-tiba dengan suara yang keras sekali. “Didalam saat menghadapi
kematian ternyata tidak ada yang menunjukkan sedikitpun sifat-sifat seorang Ho-han
sejati, seorang gagah dan jantan sejati!!”
Semua jago-jago itu berdiam diri saja, tak ada yang menyahuti.
Kembali si manusia tengkorak To-hun Koay-jin telah berkata lagi dengan suara
yang dingin.
“Kali ini kalian telah melihat pedang Tat-mo Kiam, maka dengan sendirinya
kalian harus mampus, karena siapa saja yang telah melihat bentuk dan rupa pedang
itu, harus menemui kebinasaannya! Ini adalah sumpahku, maka tak mungkin ada
seorangpun yang bisa terloloskan untuk hidup terus!!” katanya lagi.
Lay Tat mengerutkan alisnya.
“Kami tidak saling kenal mengenal dengan kau!” kata Lay Tat dengan suara
yang nyaring sekali. “Sekarang mengapa datang-datang tak hujan tak angin kau
mengatakan bahwa kami harus binasa karena telah melihat pedang Tat-mo Kiam
ini?”
Kembali si manusia tengkorak itu, To-hun Koay-jin telah tertawa lagi dengan
suara yang menyeramkan.
“Semua orang-orang yang ada didalam ruangan ini memang harus mampus
dengan tubuh yang utuh dan binasa secara baik, hanya kau seorang diri, yang akan
binasa dengan tubuh yang hancur tak menentu, karena kau yang telah berusaha untuk
memiliki pedang itu....!!”

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 160

Dan setelah berkata begitu, tahu-tahu si manusia tengkorak telah melompat


dengan mengeluarkan suara jeritan yang nyaring sekali, juga kedua tangannya
terulurkan seperti juga cengkeraman kuku garuda.
To-hun Koay-jin telah menyerang dengan hebat sekali, dia menggunakan tenaga
Lwee-kang yang kuat dan sempurna sekali karena sebelum kedua tangannya itu
mengenai sasarannya, toh tenaga serangannya telah dapat dirasakan oleh Kauw-cu
Pian-sia-kay tersebut.
Cepat-cepat Lay Tat menggeser kedudukan kakinya itu, dia telah menggerakkan
tangannya menyabetkan pedang Tat-mo Kiam menyerang kearah kedua tangan To-
hun Koay-jin.
Dia bermaksad untuk menabas putus kedua tangan dari To-hun Koay-jin seperti
halnya ketika dia menabas tangan It Kiang Sian-su!
Tetapi kali ini Lay Tat jadi kecele.
Karena dikala pedangnya itu melayang menabas dengan cepat, dan dikala kedua
tangannya dirasakan mengenai tempat kosong, maka To-hun Koay-jin telah cepat-
cepat menarik pulang kedua tangannya itu.
Tetapi si manusia tengkorak menarik pulang tangannya itu bukan berdiam diri,
dia telah melancarkan serangannya lagi, dikala pedang Lay Tat lewat disisi tubuhnya,
tahu-tahu tangan si manusia tengkorak itu bergerak cepat sekali kearah dada Lay Tat,
dengan telak dada Lay Tat kena dihajarnya.
“Dukkkk!” tubuh Lay Tat jadi terpental keatas, dan terbanting ditanah.
Untung saja Lay Tat kosen dan liehay mempunyai ilmu silat yang cukup tinggi,
sehingga dia bisa berpoksay diudara, yang menyebabkan dia terjatuh tanpa kepala
terlebih dahulu, dia jatuh dengan kedua kaki tiba terlebih dahulu dilantai ruangan
tersebut.
Begitu kedua kakinya menginjak lantai Lay Tat meringis karena dia merasakan
dadanya sakit sekali, sehingga hampir saja dia terpelanting.
Dengan menggigit bibir bawahnya Lay Tat telah menahan perasaan sakit itu.
Sedangkan si manusia tengkorak itu telah mengeluarkan suara bentakan dan
menyerang kearah Lay Tat lagi dengan serangan yang mematikan, karena dia
menyerang dengan menggunakan tenaga dalam yang kuat, tujuh bagian tenaga
dalamnya.
Lay Tat terkesiap hatinya, dia jadi mengeluh.
Untuk mengelakkan dan menghindarkan diri dari serangan itu, jelas sudah tak
bisa, karena sudah tak keburu. Untuk menggunakan pedang Tat-mo Kiam, dia
merasakan dadanya sakit sekali waktu dia mengangkat tangannya.
Maka dari itu, hati Lay Tat jadi mencelos, dia duga dirinya akan terbinasakan
ditangannya manusia tengkorak tersebut.
Namun rupanya ajal Lay Tat belum tiba, maka disaat Kauw-cu Pian-sia-kay ini
terancam bahaya kematian, sepuluh anak buah Pian-sia-kay yang tadi bertempur

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 161

dengan si gemuk tromok Dedemit Hidup, telah meluruk menghadang mengurung diri
si manusia tengkorak.
Malah tiga orang diantara kesepuluh orang itu, dua lelaki dan seorang gadis
telah menyerang si manusia tengkorak dengan hebat.
Merasakan dirinya diserang begitu, mau tak mau si manusia tengkorak tersebut
harus membatalkan serangannya.
Dia harus menangkis serangan ketiga orang yang menyerang dirinya sekaligus.
Tetapi ketika dia mengangkat tangannya, untuk menangkis ketiga serangan itu,
ketiga orang itu telah melompat mundur mengundurkan diri.
Hal ini membuat si manusia tengkorak jadi mendongkol serta bergusar, karena
waktu ketiga orang itu melompat mundur maka tempatnya telah digantikan oleh
keempat kawannya yang lain, yang menyerang To-hun Koay-jin tersebut dengan
serangan yang hebat.
Setiap kali To-hun Koay-jin ingin menangkis serangan-serangan dari
penyerangnya tersebut, maka mereka pasti akan melompat mundur dan beberapa
lawannya telah menyerang dirinya dari lain jurusan.
Begitulah seterusnya, pertempuran tersebut berlangsung dengan serunya.
To-hun Koay-jin boleh liehay dan kosen, dia boleh membanggakan dirinya bisa
melawan puluhan jago silat lainnya sekaligus tetapi kali ini karena kesepuluh orang
yang mengurung dirinya dengan menggunakan Tin yang kompak, maka biarpun
kepandaian kesepuluh orang itu berada disebelah bawah si manusia tengkorak
tersebut, toh mereka masih menang angin, karena mereka menyerang dengan cara
main kucing-kucingan.
Hal ini membuat To-hun Koay-jin jadi kewalahan, biar bagaimana dia jadi
mendongkol dan bergusar menjadi satu. Tubuhnya sampai mandi keringat, dan dia
sering berteriak-teriak dengan berjingkrak.
Tetapi biarpun manusia yang mempunyai muka seperti tengkorak tersebut
murka dan bergusar, toh dia tidak berdaya sama sekali.
Dirinya tetap terkurung ketat oleh kesepuluh pengepungnya......!
Sedangkan Oen Lay Tat, Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut, dengan
menggunakan ketika disaat si manusia tengkorak itu sedang dikepung oleh kesepuluh
orang anak buahnya, maka dia telah melompat menjauhi lingkungan pertempuran
tersebut.
Wajah Kauw-cu Pian-sia-kay tersebut masih tampak pucat pasi, napasnya juga
masih memburu.
Rupanya tadi disaat jiwanya terancam bahaya kematian ditangan manusia
bermuka tengkorak itu, dia telah tergoncang hebat hatinya........!
Orang she Oen ini mengawasi jalannya pertempuran dengan hati yang tak
tenang.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 162

Sebetulnya, kalau memang dia tidak malu terhadap jago-jago berbagai golongan
yang berkumpul disitu, tentu orang she Oen ini telah melarikan diri disaat manusia
tengkorak itu terkurung oleh kesepuluh anak buahnya.
Dan karena dia takut nanti pamornya runtuh serta ditertawakan oleh jago-jago
itu, takut dikatakan sebagai seorang pengecut yang tak ada harganya, Oen Lay Tat
jadi masih berdiri dengan tubuh tegak mata mengawasi kearah jalannya pertempuran,
hatinya masih tergoncang keras.............!



CIE KIAT yang melihat jalannya pertempuran yang tengah berlangsung itu,
jadi mengawasi dengan penuh perhatian.
Dilihatnya kalau diperbandingkan, maka kepandaian kesepuluh pengepung itu
dengan To-hun Koay-jin, maka kepandaian kesepuluh orang Pian-sia-kay itu masih
terpaut jauh sekali dengan kepandaian si manusia tengkorak.
Tetapi berhubung kesepuluh orang Pian-sia-kay itu dapat bertempur dengan
kompak serta saling tolong menolong, maka si manusia tengkorak itu tidak bisa
dengan lantas merubuhkan kesepuluh orang tersebut.
Sedangkan To-hun Koay-jin sendiri telah mulai bertempur sambil
memperhatikan cara bertempur dari kesepuluh orang itu, dia ingin mengetahui
dimana kelemahan dari kesepuluh orang yang sedang mengepung dirinya.
Cie Kiat mengetahui, begitu lekas To-hun Koay-jin mengetahui dari orang-
orang ini, maka dengan cepat dia akan bisa menghajar mampus kesepuluh orang itu.
Lama kelamaan To-hun Koay-jin mengetahui kelemahan dari cara bertempur
kesepuluh orang itu.
Tahu-tahu suatu kali, dengan mengeluarkan suara teriakan yang nyaring
mengerikan, tubuh To-hun Koay-jin telah melompat tinggi sekali.
Kedua tangannya, tangan kiri dan kanannya, telah berputar cepat sekali,
menyerupai seperti kitiran.
Sambil berputar begitu, dia membentak : “Rubuh......!”
Maka terdengar suara jeritan yang mengerikan.
Tampak dua sosok tubuh yang melayang kemudian ambruk dilantai dengan
tidak bernyawa, karena kepalanya telah pecah remuk oleh hajaran kedua tangan si
manusia tengkorak ini.
Kedelapan orang Pian-sia-kay lainnya jadi terkejut sekali, hati mereka terkesiap.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 163

Lebih-lebih Lay Tat, wajahnya telah berobah pucat pasi, dan tubuhnya agak
gemetar.
Tangan To-hun Koay-jin tampak berlumuran darah merah bercampur otak dari
kedua korbannya itu. Dia mendengus mengeluarkan suara jengekan, kemudian tahu-
tahu dia telah melompat lagi, menggerakkan kedua tangannya sambil membentak :
“Rubuh....!” kembali, maka tampak tiga sosok tubuh melayang terhajar oleh tangan
To-hun Koay-jin, ambruk dilantai dengan tak bernyawa lagi, pecah pula kepala
mereka terhajar oleh To-hun Koay-jin.
Kelima orang yang mengepung To-hun Koay-jin itu, dua gadis dan tiga lelaki,
telah ketakutan sekali. Lima orang kawan mereka telah terbinasakan, maka dari itu
timbul perasaan ngeri mereka. Tanpa mengucapkan sepatah kata, kelimanya telah
memutar tubuh mereka untuk melarikan diri.....!!
To-hun Koay-jin tertawa gelak-gelak dengan suaranya yang keras sekali.
Cie Kiat melihat, biar bagaimana kesepuluh orang pengepung dari To-hun
Koay-jin itu memang tidak bisa memperoleh kemenangan.
Dengan terbunuhnya kelima orang itu, maka dengan sendirinya barisan
pengepung To-hun Koay-jin jadi pecah dan lebih-lebih kelima orang itu telah
melarikan diri dengan ketakutan.....!
Orang-orang Pian-sia-kay lainnya jadi berdiri kesima. Lebih-lebih Oen Lay Tat,
dia jadi berdiri kesima dengan wajah yang pucat pasi.
Tiba-tiba To-hun Koay-jin telah memutar tubuhnya menghadapi Lay Tat.
“Hei orang she Oen.... apakah kau masih tidak mau menyerahkan benda itu?”
bentaknya dengan suara yang mengguntur.
Lay Tat berusaha untuk menenangkan hatinya, goncangan hatinya itu masih
menguasai dirinya.
Tetapi sebagai seorang jago yang mempunyai kepandaian yang cukup tinggi dan
lagi pula kedudukannya sebagai Kauw-cu dari Pian-sia-kay, maka dengan sendirinya
dia harus tabah menghadapi segalanya.
Dengan cepat Lay Tat berusaha untuk tersenyum.
“Memang kami harus mengaku bahwa kepandaian tuan sangat tinggi sekali...!”
katanya. “Tetapi....”
Namun belum lagi Lay Tat menyelesaikan perkataannya itu, maka tampak To-
hun Koay-jin telah melompat dengan gesit sekali, tangannya telah terjulurkan akan
mencengkeram bahu dan kepala dari Lay Tat.
Biar sedang dalam keadaan jeri dan ragu, toh tetap saja Lay Tat bukan
merupakan orang yang lemah, dia mempunyai kepandaian yang cukup tinggi, maka
dengan sendirinya dia juga dapat melihat orang menyerang dirinya dengan hebat,
dengan sendirinya, tanpa disadarinya, dia telah bergerak cepat untuk menghindarkan
diri.
Tangan To-hun Koay-jin jadi jatuh ditempat kosong.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 164

Terdengar manusia tengkorak ini mendengus dengan suara tertawa dinginnya.


Dengan cepat dia bergerak lagi menyerang Lay Tat, karena dia tidak mau
memberikan kesempatan kepada Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut untuk selalu
mengelakkan diri.
Cie Kiat melihat, betapa Lay Tat jadi terdesak hebat sekali oleh To-hun Koay-
jin.
Memang harus diakui bahwa To-hun Koay-jin mempunyai kepandaian yang
tinggi sekali, sehingga biarpun Lay Tat mempunyai kepandaian yang tidak lemah, toh
tetap saja dia akan selalu terdesak hebat oleh To-hun Koay-jin.
Pada saat itu tampak Lay Tat dengan mengeluarkan seruan kaget dan gelisah
sekali, telah menjejakkan kakinya akan melompat kesamping guna menjauhi diri dari
To-hun Koay-jin.
Namun si manusia tengkorak tersebut tetap tidak mau memberikan kesempatan
kepada Lay Tat.
Dia telah melancarkan beberapa serangan yang mematikan, angin serangan itu,
yang disertai oleh tenaga Lwee-kang yang sempurna sekali, terasa melingkupi
ruangan itu.
Cie Kiat sendiri merasakan angin serangan itu yang berseliweran didirinya.
Sedangkan jago-jago yang lainnya hanya menatap saja jalannya pertempuran itu
dengan hati yang berdebar.
Kalau memang sampai Lay Tat kena di bunuh oleh To-hun Koay-jin, maka
dengan sendirinya urusan akan menjadi lebih ricuh lagi.
Maka dari itu, sebetulnya jago-jago itu mau memberikan pertolongan kepada
Lay Tat, tetapi karena mereka melihat To-hun Koay-jin memang liehay sekali, dan
lagi pula memang si manusia tengkorak ini terkenal akan ketelengasannya setiap
turun tangan, maka dengan sendirinya jago-jago ini jadi berdiri bimbang.
Tinggal Lay Tat yang jadi gelagapan seorang diri diserang terus menerus oleh
To-hun Koay-jin dengan serangan-serangan yang mematikan.
Sebetulnya, kalau memang Lay Tat mempunyai kepandaian yang tinggi begitu,
dia tentunya telah terhajar binasa dengan kepala yang pecah berantakan, seperti hal
anak-anak buahnya yang terbunuh oleh To-hun Koay-jin dengan kepala yang hancur
dan darah serta polonya mengalir keluar..... membasahi lantai!
Satu kali, dengan mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur, To-hun
Koay-jin melancarkan serangan dari dua jurusan karena tangan kiri dan kanannya itu
menyerang secara berbareng.
Hati Lay Tat mencelos, dia jadi terkesiap sendirinya, karena dia tidak melihat
ada jalan keluar baginya.
Dengan sendirinya, Lay Tat jadi putus asa, dan dia dari berputus asa itu akhirnya
jadi nekad.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 165

Jilid 4
DENGAN mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, maka Lay Tat telah
melompat untuk menyambut kedua serangan dari To-hun Koay-jin.
Tangan mereka jadi bentrok satu sama lainnya.
Kali ini Lay Tat telah mengerahkan hampir delapan bagian tenaga dalamnya.
Maka dari itu, tangkisan dari tangan Lay Tat juga membawa angin tangkisan
yang keras dan bertenaga sekali.
To-hun Koay-jin sendiri terperanjat karena tangkisan dari Kauw-cu Pian-sia-kay
tersebut memang benar-benar hebat dan membuat tubuh si manusia tengkorak
tersebut sampai terpukul mundur terhuyung beberapa langkah kebelakang.
Tetapi semua itu hebat juga kesudahannya bagi diri Lay Tat.
Begitu kedua tangannya tertangkis, begitu mereka saling mengerahkan tenaga
dalam mereka masing-masing, maka tampak Lay Tat mengeluarkan seruan tertahan,
tubuhnya terhuyung empat langkah kebelakang, kemudian terguling dilantai.
Untung saja dia mempunyai kepandaian yang lumayan, dapat disebut agak
sempurna dan tinggi, maka begitu tubuhnya terguling, begitu juga dia telah melompat
berdiri.
Dengan sendirinya, dia bisa berjaga-jaga kalau nanti si manusia tengkorak itu
membarengi menyerang dirinya dengan serangan yang mematikan.
Sedangkan To-hun Koay-jin begitu terhuyung mundur satu langkah kebelakang,
cepat-cepat dia mengerahkan tenaga dalamnya kepada kedua kakinya, sehingga bisa
menancap kakinya itu kuat-kuat pada lantai.
Dia tidak lantas menyerang lagi kepada Kauw-cu dari Pian-sia-kay, hanya
mengawasi dengan tatapan mata yang begis sekali, mengandung hawa pembunuhan.
Jago-jago lainnya yang berada didalam ruangan itu juga mengawasi jalannya
pertempuran antara To-hun Koay-jin dengan si Kauw-cu Pian-sia-kay tersebut,
mereka juga tertarik melihat dua orang jago yang mempunyai kepandaian sangat
tinggi saling tempur.
Hanya Cie Kiat saja yang tidak begitu tertarik.
Hal itu karena disebabkan kepandaian Cie Kiat telah tinggi luar biasa, lagi pula
dia memang telah bisa melihat, bahwa biarpun To-hua Koay-jin didalam kalangan
Kang-ouw telah mengangkat nama selama puluhan tahun dan disegani kawan dan
lawan toh kepandaiannya tidak begitu luar biasa, kalau memang ini tidak mau disebut
kepandaian si manusia tengkorak tersebut tidak begitu tinggi.
Tentang Kauw-cu dari Pian-sia-kay itu juga, dia mempunyai kepandaian yang
hampir bersamaan dengan To-hun Koay-jin.
Tetapi berhubung sifat To-hun Koay-jin lebih bengis dan kejam, maka dengan
sendirinya tampak si manusia tengkorak ini jauh lebih liehay dan gesit dari Kauw-cu
Pian-sia-kay tersebut.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 166

Pada saat itu Lay Tat tengah berdiri tegak dengan memandang kearah To-hun
Koay-jin menggunakan pancaran mata yang dingin sekali.
Dia memang sangat mendongkol juga sangat gusar kepada manusia tengkorak
ini.
Biar bagaimana dia adalah seorang Kauw-cu dari sebuah perkumpulan, maka
dengan sendirinya biasanya dia sangat dipatuhi.
Selain dihormati, juga setiap perintahnya pasti akan dituruti dan dipatuhi oleh
anak buahnya.
Maka dari itu, sifatnya jadi agak berkepala besar, dan sudah wajar kalau
memang sifat dari Lay Tat selalu ingin memerintah belaka.
Sekarang dia menghadapi lawan berat seperti To-hun Koay-jin, maka dengan
sendirinya dia jadi mendongkol dan penasaran sekali.
Dia memang menyadari bahwa kepandaiannya itu tidak dapat mengimbangi
kepan daian dari si manusia tengkorak.
Tetapi hal itu tidak menjadi halangan dan sebab bagi diri si Kauw-cu dari Pian-
sia-kay ini.
Kalau memang dia mau, semua jago didalam ruangan tersebut bisa dibunuhnya
semua, karena dia masih mempunyai jalan untuk mencelakai orang-orang yang tidak
disenanginya yang berada didalam ruangan ini.
Tetapi Lay Tat masih tidak mau menggunakan caranya itu, dia masih mau
melihat perkembangan selanjutnya, karena dia masih mau memperlihatkan bahwa
Kauw-cu dari Pian-sia-kay adalah seorang Ho-han, seorang lelaki sejati, yang tegak
pada keadilan dan juga pada kejujuran dan kegagahan.
Maka dari itu, Lay Tat tidak mau berlaku curang dan melakukan perbuatan yang
rendah, yang bisa diejek dan dihina oleh orang-orang didalam kalangan Kang-ouw.
Seumpama kata, dia bermaksud akan melakukan rencana yang busuk dan jelek,
maka itu akan dilakukannya diam-diam.
Pancaran mata dari Kauw-cu Pian-sia-kay Oen Lay Tat tersebut jadi bercahaya
bengis, dia menatap To-hun Koay-jin tak kalah galaknya.
Waktu To-hun Koay-jin menghampiri dia dengan langkah yang setindak-
setindak, maka Lay Tat jadi berpikir dengan cepat. Walaupun dia tidak
memperlihatkan rasa takutnya, toh tetap saja perasaan itu membayangi hatinya.
Biar bagaimana dia akan berusaha untuk merubuhkan manusia tengkorak ini.
Tetapi Lay Tat tidak bisa berpikir terlalu lama, karena dengan mengeluarkan
suara bentakan yang menyeramkan, To-hun Koay-jin telah melompat menerjang Lay
Tat lagi.
Kali ini To-hun Koay-jin menyerang Lay Tat dengan tenaga Lwee-kang yang
benar-benar luar biasa sekali.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 167

Dia merasakan serangan itu cukup berat, karena Lay Tat merasakan dorongan
dari angin serangan itu yang membuat dia harus mundur beberapa langkah, guna
mengurangi angin dorongan itu, sambil berbuat begitu, Lay Tat telah memiringkan
tubuhnya sedikit kekanan, kemudian dengan mengeluarkan seruan : ‘Kena!’, maka
tangannya menerobos kedepan, kearah rusuk dari To-hun Koay-jin.
Sodokan tangan dari Lay Tat hebat sekali, biar bagaimana dia adalah jago silat
yang mempunyai kepandaian ilmu silat dan Lwee-kang yang lumayan, maka setiap
serangannya itu juga bisa membahayakan orang kalau memang serangannya berhasil
mengenai sasaran yang tetap.
Kalau memang rusuk dari To-hun Koay-jin itu berhasil disodoknya, berhasil
digempurnya, maka dengan sendirinya tulang-tulang iga To-hun Koay-jin akan patah
hancur, dan dengan sendirinya isi dadanya itu akan rusak oleh getaran hajaran tangan
Lay Tat, dan bisa-bisa To-hun Koay-jin menemui kebinasaannya.
Namun To-hun Koay-jin mana mau membiarkan begitu saja dirinya dihajar oleh
Lay Tat.
Dengan cepat dia telah menarik pulang tangannya, dia telah mengelakkan
kesamping, kemudian dia melompat mundur kebelakang.
Mereka dengan sendirinya jadi saling terpisah beberapa kaki jauhnya.
Keduanya saling memandang lagi dengan cahaya mata yang memancar agak
mengerikan.
Kedua orang jago silat yang sedang bertempur itu sangat ganasnya seperti juga
dua ekor singa yang sedang bertarung.
Cie Kiat yang melihat pertempuran diantara kedua jago itu, jadi memandang
dengan perhatian yang tidak begitu penuh, karena didalam pandangan matanya,
kepandaian dari kedua orang tersebut tidak begitu tinggi, mereka bertempur lebih
banyak memperlihatkan segi dari cara bertempur untuk suatu pertunjukkan diatas
Lui-thay, bukan untuk merebut suatu kemenangan. Memang Lwee-kang mereka
cukup kuat, namun cara mereka itu menggunakan dari tenaga dalam mereka, tidak
sewajarnya.
Maka dari itu, Cie Kiat hanya ingin melihat kelanjutan dari pertempuran itu. Dia
juga ingin mengetahui akhir dari peristiwa memperebutkan pedang Tat-mo Kiam.
Begitu juga jago-jago lainnya, mereka menyaksikan terus pertempuran antara
To-hun Koay-jin dengan Oen Lay Tat.
Hanya bedanya jago-jago silat itu dengan Cie Kiat ialah, kalau si anak muda she
Lie itu menyaksikan pertempuran tersebut dengan maksud untuk mengetahui
kelanjutan peristiwa itu, tetapi jago-jago silat lainnya yang menonton dipinggir
ruangan tersebut, semuanya ingin mencari ketika yang lowong guna merebut dan
berusaha untuk memiliki pedang Tat-mo Kiam untuk menjadi milik pribadi mereka
seudiri!
Suasana didalam ruangan sangat sepi, yang terdengar hanyalah suara bentakan-
bentakan dari Lay Tat dan To-hun Koay-jin.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 168

Mereka bertempur dengan selalu mengeluarkan suara bentakan-bentakan yang


keras.
Juga butir-butir keringat telah memenuhi tubuh mereka.
Keduanya rupanya telah mempertaruhkan jiwa mereka untuk mempertahankan
pedang Tat-mo Kiam itu.
Yang seorang ingin mempertahankan, dan yang seorangnya lagi, yaitu To-hun
Koay-jin, ingin merebut untuk memiliki pedang Tat-mo Kiam itu.
Maka dari iiu, pertempuran jalan terus.
Angin dari pukulan-pukulan kedua orang yang sedang bertempur itu saling
berseliweran keras sekali, dapat dirasakan oleh jago silat yang sedang menonton dan
menyaksikan dari samping.
Sedang pertempuran antara Lay Tat dengan To-hun Koay-jin berlangsung
dengan pertempuran yang cukup seru maka tiba-tiba terdengar orang berkata :
“Berhenti.............!”
Nyaring dan melengking suara itu.
Semua orang jadi menoleh kearah datangnya suara bentakan itu.
Segera juga begitu melihat orang membentak itu, semua orang yang menoleh itu
jadi mengeluarkan seruan tertahan.
Begitu juga Lay Tat dan To-hun Koay-jin, mereka berhenti bertempur, mereka
menoleh kearah datangnya suara bentakan itu.
Dan kedua jago ini juga telah mengeluarkan suara seruan kaget.
Kenapa?
Ternyata orang yang membentak ‘berhenti!’ itu adalah seorang gadis kecil
berusia diantara sembilan tahun!
Wajah gadis itu manis sekali, montok dan mungil sekali, matanya yang hitam
celi itu memandang semua orang yang ada didalam ruangan itu bergantian.
Gadis cilik ini juga memperlihatkan senyumnya yang manis.
Semua orang memandang dia dengan tatapan mata yang heran.
Apa maksud kedatangan dari gadis cilik ini? Dan siapakah dia? Mengapa tahu-
tahu telah berada disitu? Bagaimana cara kedatangannya sehingga semua jago-jago
yang berada didalam ruangan tersebut, yang biasanya mempunyai pendengaran
sangat tajam itu, tidak dapat mendengar suara langkah kakinya waktu dia
mendatanginya?
Gadis itu telah tertawa dengan suaranya yang tinggi melengking.
“Kalian selalu bertempur hanya untuk memperebutkan pedang Tat-mo Kiam!!”
kata gadis cilik itu dengan suara yang tetap tinggi. “Hmmmm....... semua itu tak ada
gunanya. Kata Sio-cia yang dipesankan kepadaku, memerintahkan agar kalian segera
berhenti membuat ribut-ribut dan pergi menggelinding enyah dari tempat ini!”
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 169

Dan sambil berkata begitu, biarpun suaranya tegas sekali, toh dia tetap
tersenyum. Malah gadis cilik ini sambil berkata begitu dia selalu mempermainkan
rambutnya yang telah ditaucangnya panjang, sepanjang sampai kepinggang.
Semua orang seperti juga terpaku mendengar perkataan gadis cilik ini.
Dia menyebut-nyebut bahwa dia diperintah oleh seorang Sio-cia, nona, dan
siapakah nona itu?
Sedang jago-jago itu bertanya-tanya, maka si gadis telah membuka suara lagi :
“Sio-ciaku itu she Wang, dan dia memerintahkan kepada kalian, kalau memang
kalian ini mau berkeras dan tidak mau menuruti perintahnya, maka Wang Sio-cia
yang menjadi majikanku itu kebebasan pada diriku untuk menghukum kalian!”
Mendengar perkataan si gadis cilik, jago-jago didalam ruangan tersebut jadi
hampir tertawa.
Gadis cilik itu berkata seperti juga lagak seorang jago yang mempunyai
kepandaian tinggi sekali, maka jago-jago didalam ruangan tersebut mana mau
mempercayai gadis sekecil itu mempunyai kepandaian yang tinggi?
Cie Kiat yang telah menghampiri gadis cilik itu, dia menduga bahwa gadis cilik
ini sedang main-main, berguyon, maka dia ingin meminta gadis itu untuk berlalu saja,
sebab didalam pergolakan didalam ruangan tersebut, keselamatan gadis cilik itu bisa
tak terjamin.
“Siauw Sio-cia!” kata Cie Kiat begitu dia berada didepan gadis cilik itu. Dia
memanggil orang dengan sebutan Siauw Sio-cia, nona kecil. “Lebih baik kau
bermain-main diluar saja, karena disini sedang ada urusan yang bisa membahayakan
jiwamu! Pergilah!”
Dan setelah berkata begitu, Cie Kiat telah mengulurkan tangannya.
Dia bermaksud akan mencekal tangan gadis cilik itu untuk diajaknya dituntun
keluar dari ruangan tersebut.
Tetapi apa yang terjadi benar-benar diluar dugaan dari semua orang, dan diluar
dugaan dari Cie Kiat juga!
Kenapa?
Ternyata, dikala Cie Kiat sedang mengulurkan tangannya akan menuntun si
gadis cilik keluar dari ruangan itu, maka dengan tidak terduga gadis cilik itu telah
menjejakan kakinya, dia menggeser kedudukan tubuhnya, kemudian dengan tidak
terduga tangannya yang kanan telah dilonjorkan kemuka, dia menonjok kearah rusuk
Cie Kiat.
Sambil meninju begitu, maka si gadis cilik telah membentak : “Jangan kurang
ajar kepada nonamu!”
Semula Cie Kiat mau berdiam diri saja, membiarkan si gadis dapat memukul
tubuhnya itu.
Tetapi dia jadi kaget sendirinya waktu pukulan si gadis telah dekat sekali dengan
sasarannya.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 170

Dia merasakan samberan tenaga dalam si gadis yang luar biasa besarnya!
Kalau memang Cie Kiat membiarkan dirinya dihajar oleh tangan si gadis,
mungkin tulang rusuknya itu bisa hancur berantakan.
Maka dari itu, dengan cepat Cie Kiat jadi menarik pulang tangannya.
Dia jadi, batal mencekal tangan gadis itu untuk diajaknya keluar.
Dengan menjejakkan kakinya, tubuh Cie Kiat telah melambung tinggi sekali,
sehingga dengan begitu, pukulan tangan si gadis cilik jadi jatuh ditempat kosong.
Tetapi gadis cilik itu tidak berhenti sampai disitu, dia telah menggerakkan kedua
tangannya itu keatas, menyerang kearah Cie Kiat terus yang dirangseknya.
Tubuh Cie Kiat sedang meluncur terus, maka did jadi kaget sekali waktu tahu-
tahu merasakan si gadis telah menyerang dirinya dengan serangan-serangan yang
beruntun.
“Rubuhlah kau!!” si gidis cilik berulang kali telah mengeluarkan suara bentakan
begitu.
Juga tangannya tak hentinya menyerang Cie Kiat.
Biarpun Cie Kiat liehay biar dia mempunyai kepandaian yang tinggi, tetapi baru
dapat mengelakkan satu serangan gadis cilik itu, lalu sudah disusul dengan serangan
lainnya secara terus menerus, hal itu membuat Cie Kiat jadi kewalahan juga.
Memang kalau dinilai dari ilmu silat yang dimiliki oleh gadis cilik itu tak
seberapa kalau memang dibandingkan dengan kepandaian yang dimiliki oleh Cie
Kiat.
Tetapi cara menyerang dan ilmu ringan tubuh dari si gadis cilik ini memang
benar-benar sangat luar biasa dan aneh sekali.
Itulah yang membuat Cie Kiat jadi agak bingung.
Serangan yang biasanya digulakan oleh jago silat sebagai landasan dari
penjagaan diri, untuk bagian dalam, maka gadis cilik itu malah telah menyerang
bagian luar dari Cie Kiat, sedangkan bagian dalam dari gadis cilik itu tidak ada
penjagaan sama sekali.
Cara menyerang dan menangkis atau mengelakkan diri dari gadis itu terbalik
dari kebabyakan orang-orang yang mengerti ilmu silat.
Harus diketahui, biarpun didaratan Tionggoan terdapat banyak sekali pintu-pintu
perguruan ilmu silat, tetapi sebelumnya ilmu silat didaratan Tionggoan itu berasal
dari sumber yang sama dan satu tak ada perbedaan.
Hanya karena orang yang menciptakannya itu memecahkan dan memilih
jalannya masing-masing, maka dengan sendirinya ilmu silat itu jadi berkembang, dan
bermacam-macam, bentuk dan posisi.
Tetapi kalau memang dilihat dari segi intinya, maka ilmu silat yang ada
didaratan Tionggoan ini sebetulnya semuanya itu sama tak ada perbedaan.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 171

Itulah yang membuat heran Cie Kiat.


Walaupun usia si gadis cilik itu masih sangat kecil, toh cara menyerang dan
menangkis serangan orang, gadis cilik ini menggunakan ilmu silat dari tingkatan
tinggi. Juga cara mengelakkan serangan orang serta menyerang lawannya, gadis ini
telah menggunakan ilmu silat yang cara menyerangnya terbalik dari kebiasaan yang
digunakan oleh jago-jago silat didaratan Tionggoan.
Tubuh Cie Kiat sedang meluncur turun pada saat itu, atau si gadis cilik telah
menyerangnya dengan tenaga serangan yang kuat sekali.
Yang mengherankan Cie Kiat, tenaga serangan gadis cilik inilah yang kuat luar
biasa, yang menyerang dia dengan angin serangan yang santer.
Sebetulnya Cie Kiat tidak memandang sedikitpun kepada gadis cilik ini. Namun
setelah merasakan beberapa kali serangan si gadis cilik yang datangnya secara
beruntun, maka mau tak mau dia jadi berlaku hati-hati.
Disebabkan itulah, disaat tubuhnya sedang meluncur turun, dan disaat dia tengah
diserang oleh beberapa serangan yang beruntun dari si gadis cilik, maka Cie Kiat
telah memutar tangan kirinya setengah lingkaran. Pada saat itu tubuh Cie Kiat tengah
berada diudara, maka dia telah berputar dengan tenaga yang dikerahkan dari
perutnya, dari Tan-tian, pusat, maka tenaga Lwee-kang itu tersalur ditangannya,
tersalur dengan kuat sekali, waktu dia memutar setengah lingkaran tangan kirinya,
maka tenaga Lwee-kang itu telah melindungi dirinya dari segala serangan yang
dilancarkan oleh gadis cilik itu.
Dan membarengi dengan itu, maka tangan kanan dari Cie Kiat telah mendorong
kearah muka.
Terdengar gadis cilik itu mengeluarkan seruan tertahan, tetapi gadis itu tidak
mengalami apa-apa, dia hanya melompat menjauhi Cie Kiat.
Memang benar tadi Cie Kiat mendorong hanya dengan menggunakan tiga
bagian tenaga dalamnya, karena dia takut nanti mencelakai gadis cilik itu.
Tetapi dengan dapatnya gadis cilik itu menghindarkan diri dari dorongan itu
tanpa menderita apa-apa, dia hanya mengeluarkan seruan tertahan, dan masih dapat
melompat kebelakang, maka itu dapat menunjukkan bahwa si gadis cilik ini memang
hebat!
Inilah yang membuat jago-jago di dalam ruangan itu jadi heran dan bingung!
Kalau memang si gadis ini mempunyai seorang guru dan memperoleh didikan
dari guru yang liehay bagaimanapun, tak nantinya dia bisa mempunyai kepandaian
seperti apa yang dimilikinya sekarang ini.
Maka dari itu, keadaan gadis yang baru muncul ini benar-benar menimbulkan
keanehan bagi diri semua jago-jago didalam ruangan itu.
Lay Tat dan To-hun Koay-jin dengan sendirinya berhenti bertempur.
Mereka hanya memandang kearah Cie Kiat dan gadis cilik yang luar biasa dan
bisa membuat jago-jago didalam ruangan itu heran sekali.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 172

Pada saat itu, disaat gadis cilik itu tengah melompat kebelakang maka Cie Kiat
telah meluncur turun dan dapat berdiri lagi diatas lantai.
Dia memandang gadis cilik itu dengan bibir tersenyum manis.
Biarpun heran, tetapi Cie Kiat juga kagum sekali bahwa didalam usia yang
sekecil itu si gadis cilik bisa mempunyai kepandaian yang begitu luar biasa.
Sedangkan gadis cilik itu, yang dipandang oleh Cie Kiat dengan tatapan mata
ramah, malah telah mendelik menatap kearah Cie Kiat.
“Kau....... kau telah menghinaku!” kata gadis cilik itu dengan suara yang
nyaring, mukanya cemberut menandakan bahwa dia mendongkol sekali, juga dari
sikapnya yang kekanak-kanakan itu bisa membuat orang tertawa kalau dia sedaang
marah. “Kau akan dihukum oleh majikanku! Hmmmm....... apakah dengan menghina
diriku begini kau kira urusan bisa habis sampai disini saja?”
Cie Kiat tersenyum mendengar pertanyaan gadis cilik itu.
“Sabar Siauw Sio-cia......!” kata Cie Kiat dengan sabar, karena dia menganggap
bahwa dia memang sedang berhadapan dengan seorang gadis yang berusia diantara
sembilan tahun. Dan lagi pula Cie Kiat memang menyukai gadis cilik itu, yang
mempunyai muka menyenangkan sekali. “Siapakah nama majikanmu itu? Dan kau
ini diutus kemari untuk melakukan apa?”
Gadis cilik itu tertawa dingin.
Tahu-tahu sebelum dia menjawab pertanyaan Cie Kiat, dia telah menjejakkan
kakinya, tubuhnya mencelat kearah Cie Kiat, sambil mencelat begitu, tahu-tahu
ditangannya telah tercekal pedang pendek yang mungil, yang digerakan menyerang
kearah muka Cie Kiat.
Hal ini mengejutkan Cie Kiat.
Dia tidak menduga sedikitpun bahwa gadis cilik itu dapat bergerak begitu cepat,
dan malah menggunakan sebatang pedang yang tajam itu menyerang kearah
mukanya!
Untung saja Cie Kiat mempunyai kepandaian yang tinggi dan sempurna, maka
dengan cepat dia telah melompat menepi.
Waktu dia melompat kepinggir, ujung pedang sebetulnya telah berada dekat
sekali dengan kulit mukanya.
Hal itu menunjukkan betapa cepatnya si gadis cilik menggerakkan tangannya.
Sebetulnya Cie Kiat dapat untuk merebut pedang gsdis cilik itu, tetapi sengaja
dia tidak mau melakukannya, karena dia takut nanti membuat gadis cilik itu jadi
bergusar dan bisa-bisa menangis, dan hal itu akan jadi berabe untuk dirinya
sendiri....!
Si gadis cilik itu telah meluncur turun kelantai kembali.
Tetapi begitu ujung kakinya dapat menyentuh lantai, dia telah mengenjotkan
tubuhnya lagi.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 173

Badannya itu melayang dengan cepat dan gesit sekali.


Dia mencelat kearah Cie Kiat lagi, yang kala itu juga baru bisa berdiri tetap.
Cie Kiat agak terkejut melihat kegesitan si gadis cilik ini.
Dia tidak menyangka bahwa ilmu entengi tubuh dari si gadis cilik ini hampir
bisa disamakan dengan kecepatan seekor burung rajawali.
Kali ini Cie Kiat tidak berani berlaku ayal, dia tidak barani main-main lagi,
dengaa cepat dikala pedang gadis cilik itu menyambar kearah bahunya, maka Cie
Kiat telah mengulurkan tangannya, jari tangannya terpentang, antara jari tengah
dengan jari telunjuk.
Cie Kiat bermaksud untuk menjepit tubuh pedang gadis cilik itu.
Tetapi gadis cilik itu juga cepat sekali gerakannya, matanya juga sangat tajam.
Dia tidak mau membiarkan pedangnya itu kena di jepit, maka dengan cepat dia
telah menarik pulang pedangnya, dan tahu-tahu dia bukannya mundur kebelakang,
melainkan telah menubruk dan menyerang dengan pedangnya kearah perut Cie Kiat.
Sekarang dia menyerang dengan cara menusuk!
Cie Kiat tidak menyangka bahwa gadis ini bisa menyerang dirinya dengan
serangan-serangan yang nekad.
Cie Kiat sampai mengeluarkan seruan tertahan, dia kaget benar. Untung saja dia
mempunyai gerakan yang cepat dan gesit, sehingga perutnya tidak sampai tertusuk
oleh mata pedang gadis cilik itu....!



HAL ITU juga telah mengejutkan jago-jago yang didalam ruangan tersebut,
termasuk To-hun Koay-jin dan Oen Lay Tat, si Kauw-cu dari Pian-sia-kay.
Yang mereka buat kaget bukan karena perut Cie Kiat hampir tertusuk oleh
pedang gadis cilik itu.
Hal itu tidak luar biasa, tetapi kepandaian si gadis yang benar-benar membuat
mereka jadi tercengang.
Biar bagaimaia didalam usia yang sekecil itu, gadis cilik tersebut telah
mempunyai kepandaian ilmu silat yang begitu luar biasa benar-benar membuat jago-
jago didalam ruangan tersebut jadi heran berbareng kagum.
Kalau memang dinilai kepandaiannya, maka kepandaian gadis cilik itu tidak
berada disebelah bawah dari kepandaian jago-jago yang ada didalam ruangan
tersebut.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 174

Gadis cilik itu telah mempunyai kepandaian yang begitu tinggi, lalu bagaimana
dengan majikannya yang disebut oleh gadis cilik itu dengan sebutan Wang Sio-cia
itu? Tentu kepandaian dari Wang Sio-cia itu luar biasa sekali.
Pada saat itu Cie Kiat jadi repot menghindarkan diri dari setiap serangan yang
dilancarkan oleh gadis cilik itu dengan cara yang beruntun sekali.
Kalau memang Cie Kiat mau, dia bisa menjatuhkan dan merubukkan gadis cilik
tersebut didalam satu atau dua jurus saja, dan dia bisa melukai atau mencelakai diri
gadis cilik itu. Tetapi Cie Kiat tidak sampai hati untuk melakukannya, karena dia
menganggap gadis cilik itu memang masih terlampau kecil sekali, maka tak pantas
kalau dia menurunkan tangan keras tertahap diri gadis cilik tersebut.
Biar bagaimana Cie Kiat adalah seorang berjiwa pendekar berhati luhur, dan
berbudi kepada siapa saja, tak nantinya dia akan mencelakai gadis cilik yang berusia
baru berkisar diantara sembilan tahun itu.
Tetari setiap serangan dari si gadis cilik benar-benar membuat Cie Kiat jadi
kewalahan sekali.
Dia selalu berusaha mengelakkan setiap serangan gadis cilik itu, karena dia tidak
mau kalau memang sampai tubuhnya itu menjadi sasaran yang empuk dari mata
pedang gadis cilik yang mempunyai kepandaian agak lumayan itu.
Jago-jago yang berada didalam ruangan tersebut juga jadi menyaksikan terus
dengan penuh perhatian, mereka heran berbareng kagum kepada gadis cilik itu.
Tetapi lama kelamaan Cie Kiat jadi jemu juga menghadapi setiap serangan dari
gadis cilik itu. Kalau memang dia melayani terus dengan membiarkan gadis cilik itu
melancarkan serangannya, maka dirinya tentu akan menghadapi gadis cilik itu terus
menerus, dan hal itu berarti dia akan direpotkan terus oleh gadis cilik itu.
Disaat gadis cilik tersebut melancarkan tusukan pada perut Cie Kiat sambil
mengeluarkan suara bentakan, maka Cie Kiat telah mengulurkan tangannya. Jari
telunjuk dan jari tengahnya itu terjulur akan menjepit pedang gadis cilik tersebut.
Gadis cilik yang aneh dan mempunyai kepandaian lumayan tersebut, jadi
terperanjat waktu melihat bahwa lawannya ingin merebut pedangnya.
Cepat-cepat dia memutar tangannya, dia bermaksud akan menarik pulang
pedangnya itu.
Tetapi terlambat.
Pedangnya itu telah kena dijepit oleh Cie Kiat, jari telunjuk dan jari tengah
ditangannya itu telah menjepit dengan keras.
Gadis cilik itu mencelos hatinya.
Dia berusaha menarik agak keras pedang itu.
Atau, dia merasakan hatinya lebih kaget dari semula.
Hal itu disebabkan pedangnya itu masih terjepit Cie Kiat.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 175

Dia tidak bisa menarik pulang, karena pedangnya terjepit oleh jari tangan Cie
Kiat seperti juga terjepit oleh jepitan besi.
Hal ini membuat gadis cilik tersebut jadi gugup bukan main.
Dengan mengeluarkan seruan keras, gadis cilik ini telah berusaha menarik lagi.
Tetapi tetap saja tidak terlepas.
Wajah gadis ini jadi berobah merah padam, dia mendelik kepada Cie Kiat.
“Lepaskan pedangku!” bentak gadis cilik itu dengan suara yang nyaring.
Tetapi Cie Kiat tidak mau melepaskannya.
Anak muda she Lie ini malah telah tersenyum dengan sikap yang tenang.
“Siauw Sio-cia, kau terlalu galak!!” kata Cie Kiat kemudian dengan suara yang
sabar. “Dengan pedang ini kau telah melancarkan serangan-serangan yang berbahaya
dan telengas. Coba kalau memang orang yang kau serang itu tidak mempunyai
kepandaian silat yang lumayan, bukankah orang akan menderita luka-luka?”
Wajah si gadis cilik jadi berobah merah padam, dia tampaknya mendongkol
sekali.
“Kau mau melepaskan pedangku atau tidak?” bentak gadis dengan suara yang
seram.
Cie Kiat tersenyum lagi.
Kalau memang aku tidak mau melepaskannya, apa yang akan kau lakukan?”
tanya Cie Kiat acuh tak acuh, seperti juga dia mengejek.
Gadis cilik itu jadi tambah mendongkol, dia sampai mengeluarkan suara seruan
gusar.
Dia mengerahkan tenaganya untuk menarik terlepas pedangnya dari dijepitan
jari tangan Cie Kiat.
Tetapi mana bisa dia menarik pulang pedangnya dari jepitan tangan Cie Kiat
yang mempunyai Lwee-kang kuat sekali?!
Jangankan dapat menarik pulang, sedangkan bergoyang saja tidak.
Wajah gadis cilik itu jadi berobah tambah merah padam, rupanya dia gugup dan
gusar.
“Lepaskan!” bentaknya.
Cie Kiat melawannya dengan senyum.
“Kau mau lepaskan atau tidak?” bentak gadis cilik itu gusar.
“Tidak!” sahut Cie Kiat.
“Lepaskan!”
“Tidak!!”

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 176

Gadis cilik itu menarik pedangnya lagi, keras sekali tarikannya itu.
Tetapi pedang itu tidak bergeming.
Wajah gadis cilik itu jadi berobah tambah merah padam, dia hampir menangis.
“Lepaskan!!” teriaknya lagi dengan suara yang penasaran benar.
“Sebelum kau mau mengakui kau bersalah dan berjanji tidak akan sembarangan
menyerang orang, maka pedangmu ini tidak akan kukembalikan! Malah aku akan
mematahkannya!!” kata Cie Kiat.
Wajah gadis itu jadi berobah tambah merah padam.
“Lepaskan! Kataku lepaskan! Kalau memang Wang Sio-ciaku mengetahui, tentu
kau akan dicincangnya dijadikan perkedel!!” teriak si gadis seperti kalap, dia juga
tampaknya sangat gugup sekali.
“Baiklah kalau memang kau berkepala batu tidak mau berjanji untuk tidak
sembarangan menyerang orang lagi, maka aku akan mengambil tindakan yang
tegas!” kata Cie Kiat dengan mendongkol, karena dia melihat, walaupun usia si gadis
cilik ini masih sangat muda, masih kecil, toh dia kepala batu benar, keras hati dan
tidak mau mengalah.
Semua jago-jago jadi memandang dengan tertarik, karena mereka ingin melihat
apa yang akan dilakukan oleh Cie Kiat. Mereka jadi menduga-duga apa yang akan
dikerjakan oleh Cie Kiat untuk membuat si gadis cilik itu menyerah.
Begitu juga gadis cilik yang luar biasa itu, dia jadi mengawasi Cie Kiat dengan
pandangan mata mendongkol, gusar, dan bercampur dengan perasaan gugup serta
rasa takut, yang terpancar dari matanya.
“Bagaimana? Kan mau mengakui bersalah atau tidak?” tegur Cie Kiat sambil
mengawasi gadis cilik itu dengan sorot mata yang tajam.
Cie Kiat juga masih menjepit tubuh pedang gadis cilik itu dengan menggunakan
kedua jari tangannya.
Gadis cilik itu jadi tambah gusar dan mendongkol. Tampak wajahnya merah
padam.
“Kau masih tidak mau mengaku bersalah?” bentak Cie Kiat dengan suara yang
sengaja dikeraskan. Dia sengaja masih menjepit pedang gadis cilik itu, karena dia
tahu, bahwa si gadis cilik itu tentu tidak akan melepaskan pedangnya begitu saja,
gadis cilik ini tentu tidak akan membiarkan pedangnya direbut oleh Cie Kiat. Maka
dari itu, Cie Kiat sengaja mempermainkan sesaat lamanya gadis cilik ini.
Tetapi bukannya menyahuti, gadis cilik itu telah mengerahkan tenaganya untuk
menarik pulang pedangnya itu dari jepitan tangan Cie Kiat.
Hal itu membuat Cie Kiat jadi tersenyum dengan sendirinya.
“Kau benar-benar berkepala batu!” kata Cie Kiat sambil mengerahkan
tenaganya pada kedua jari tangannya, dia memutar sedikit, maka terdengar suara
‘takkkkkkk’ yang cukup keras, pedang itu telah patah!

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 177

Begitu pedang patah, pedang si gadis cilik itu, maka wajah si gadis cilik kontan
jadi merah padam, kemudian berobah pucat, tubuhnya menggigil.
“Kau.... kau.... kau telah mematahkan pedang pemberian majikanku?” bentak
gadis cilik itu dengan suara gemetar disebabkan perasaan kaget, gusar dan
mendongkol.
Cie Kiat tersenyum.
“Kau adalah seorang gadis cilik yang benar-benar kepala batu!” kata Cie Kiat
dengan suara yang sabar. “Ini baru pedangmu yang kupatahkan, tetapi kalau memang
kau masih tidak mau mengalah dan tidak mau merobah kelakuanmu yang selalu
menyerang orang dengan serangan-serangan yang telengas, hmmm..... dirimu sendiri
yang akan kulukai dan kupatahkan juga batang lehermu!!”
Tubuh gadis cilik itu tambah menggigil rupanya dia murka bukan main.
Air mata tampak menitik turun dari kelopak matanya, tahu-tahu dengan
mengeluarkan seruan kalap gadis cilik ini telah menubruk Cie Kiat, dia menyerang
dengan menggunakan pedangnya yang telah buntung itu.
“Akan kuadu jiwa denganmu..... akan kuadu jiwa denganmu!!” teriak gadis ini
dengan suara yang nyaring diantara tangisnya, tampaknya dia kalap sekali dia
menyerang dengan membabi buta kearah Cie Kiat dengan menggunakan pedangnya
yang telah buntung ujungnya itu.....

*
* *

SEBETULNYA Cie Kiat merasa senang dan menyukai gadis cilik ini.
Tadi waktu dia telah mematahkan pedang si gadis cilik, dia menyesal
sendirinya.
Tak seharusnya dia merusak benda milik gadis itu.
Apa lagi dia melihat gadis cilik itu telah mengucurkan air mata, telah menangis
menjadi kalap menyerang dirinya, Cie Kiat jadi tambah menyesal.
Tetapi disebabkan gadis cilik itu telah menyerang dengan menggunakan pedang
yang telah patah itu, maka Cie Kiat juga tidak bisa berdiam diri saja.
Cepat-cepat dia melompat menjauhi gadis cilik itu.
Dengan begitu, tikaman gadis cilik tersebut dengan pedang patahnya itu jadi
jatuh pada tempat kosong.
Tetapi gadis cilik itu rupanya memang telah kalap benar, dia telah melompat dan
menerjang kearah Cie Kiat lagi.
Cie Kiat terpaksa mengelakkan lagi.
Dengan jalan melompat dan menjejakkan kakinya, Cie Kiat selalu dapat
menjauhkan diri gadis cilik itu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 178

Tetapi gadis cilik tersebut tetap tidak mau mengerti, dia telah menyerang terus
menerus tanpa mengenal lelah.
Sambil menyerang begitu, dia juga menangis terus, dan Cie Kiat jadi tambah
tidak enak hati.
Tetapi tikaman si gadis cilik itu memang tidak bisa dipandang enteng dan tidak
boleh dibuat main-main.
Sekali saja dia tertusuk, berarti dirinya akan cidera, sebab setiap serangan dari
gadis itu telengas dan jatuh pada setiap jalan darah yang berbahaya ditubuh.
Jago-jago lainnya yang melihat cara pertempuran yang pincang begitu, jadi
menyaksikan dengan penuh perhatian. Mereka tidak ada yang bersuara.
Hanya didalam hati mereka masing-masing mereka jadi mengakui bahwa
sebetulnya kepandaian dari gadis cilik itu tidak rendah dan mungkin juga tidak
berada disebelah bawah kepandaian mereka sendiri.........!
Sedang si gadis cilik itu menyerang terus menerus kepada Cie Kiat, tiba-tiba
terdengar suara orang berkata dengan suara dan nada yang lembut : “Janganlah suka
mempermainkan seorang anak kecil yang tidak berdaya!”
Mendengar suara itu, gadis cilik itu telah melompat keluar dari gelanggang
pertempuran.
“Wang Kouw-nio......!” teriaknya sambil berlari kepintu, dimana tampak berdiri
seorang gadis dengan wajah yang cantik dan sikap yang agung sekali.
Usia gadis itu mungkin baru delapan belas tahun, tetapi cahaya dan sinar
matanya menandakan bahwa dia mempunyai kepandaian silat dan Lwee-kang yang
luar biasa sekali, tinggi dan sempurna.
“Wang Kouw-nio!!” teriak si gadis cilik lagi waktu dia telah berada didepan
gadis itu, yang dipanggilnya dengan sebutan Wang Kouw-nio, nona Wang. “Dia.....
dia...... telah menghina budakmu ini! Dia telah mematahkan pedang pemberian
Kouw-nio!
Gadis itu menatap kearah yang ditunjuk oleh gadis cilik itu, dia memandang Cie
Kiat dengan tatapan mata yang dingin.
“Minggir kau!” katanya kemudian dengan suara yang hambar, kepada gadis
cilik itu, yang mana sudah lantas gadis cilik itu berdiri kepinggir.
Gadis yang dipanggil dengan sebutan Wang Kouw-nio itu telah melangkah
menghampiri kearah Cie Kiat.
Sambil melangkah begitu, matanya juga telah menyapu kearah jago-jago lainnya
yang berkumpul didalam ruangan tersebut, juga dia memandang kearah To-hun
Koay-jin dan Oen Lay Tat.
Semua orang berdiam diri, mereka seperti terpengaruh oleh suatu kekuatan yang
luar biasa, yang membuat mereka jadi berdiri seperti orang kesima. Mereka
tenggelam dan kagum akan kecantikan wajah gadis itu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 179

Muka Wang Kouw-nio tersebut benar-benar cantik, dia mempunyai potongan


alis yang disebut alis bulan sabit, hidungnya yang disebut hidung Tiang-pie-kie,
bibirnya adalah bibir yang disebut merah delima merekah dan dagunya yang lancip
bulat itu disebut sebagai dagu gurun, matanya yang memancarkan cahaya yang
bening itu disebut mata bintang kejora, maka dari itu, kecantikan yang dimiliki oleh
gadis ini memang sulit untuk dicari duanya didalam dunia ini!
Hanya saja, dari cahaya dan sinar matanya, maka orang akan segera mengetahui
bahwa gadis tersebut mempunyai sifat dan perangai yang keras.
Gadis ini, Wang Kouw-nio, tentu tidak akan mau mengalah kepada siapa saja.
Dia pasti tidak akan mau sudah kalau memang urusan dirinya belum selesai dan
dapat diselesaikan.
Itulah sifat-sifat si gadis yang tampak dan terlihat dari sinar matanya.
Sekarang dikala dia menghampiri Cie Kiat, sinar matanya itu tajam sekali.
Cie Kiat berdiri diam ditempatnya, dia seperti juga tenggelam dan terpaku oleh
kecantikan yang dimiliki oleh Wang Kouw-nio tersebut. Kalau Siang Kie Lan
mempunyai wajah yang cantik, tetapi gesit dan dapat menggiurkan hati lelaki, maka
kecantikan Wang Kouw-nio ini berbeda. Wang Kouw-nio ini tampaknya ayu dan
agung sekali, sehingga orang tidak berani mengkhayalkan sesuatu didalam
kecantikan yang dimiliki oleh Wang Kouw-nio tersebut. Maka dari itu, biarpun Siang
Kie Lan mempunyai kecantikan yang luar biasa, toh kecantikannya itu tidak bisa
memenangkan kecantikan yang dimiliki oleh kecantikan yang dimiliki oleh Wang
Kouw-nio tersebut.
Kedua gadis ini masing-masing mempunyai keistimewaan mereka sendiri-
sendiri.
“Kau telah menghina budakku!!” kata gadis itu, Wang Kouw-nio, dengan tiba-
tiba dan suara yang agak keras, waktu dia telah berada didepan Cie Kiat. “Kau telah
berani mematahkan pedang pemberianku pada budakku itu, menandakan kau sangat
kurang ajar sekali, maka dari itu, perlu kiranya aku memberi hajaran kepadamu!”
Belum lagi Cie Kiat menyahuti, dan belum lagi dia memberikan penjelasan,
tangan si gadis telah bergerak sedikit.
Tampak melesat cahaya bening yang kecil, yang menyambar dengan cepat
sekali.
Cie Kiat segera juga merasakan benturan dari hawa panas yang luar biasa.
Hati anak muda ini jadi terkejut sekali.
Senjata apa yang telah dilontarkan oleh gadis itu, sehingga dia merasakan
samberan hawa panas, seperti api yang membakar kulitnya.
Dengan terjengkit, Cie Kiat berusaha mengelakkan samberan dari senjata yang
dilontarkan oleh gadis itu, oleh si Wang Kouw-nio.
Entah senjata rahasia apa yang telah disambitkan oleh Wang Kouw-nio itu,
sehingga menimbulkan hawa yang panas sekali.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 180

Cie Kiat sendiri jadi terperanjat bukan main, dia tidak menduga bahwa dirinya
akan diserang begitu.
Cie Kiat menduga bahwa senjata kecil yang dilontarkan oleh Wang Kouw-nio
itu, yang putih kecil melesat menyambar kedirinya, adalah senjata rahasia yang
mungkin juga beracun. Maka dari itu Cie Kiat tidak berani main-main.
Dia dapat mengegoskan samberan senjata rahasia yang berwarna putih itu, tetapi
waktu lewat disisi tubuhnya, Cie Kiat merasakan hawa samberan senjata rahasia itu
yang panas menjerupai api!!
Hal itu mengejutkan Cie Kiat, dia sampai melompat menjauhi tempat itu lagi!
Senjata itu meluncur terus, dan menyambar tiang yang ada diruangan itu.
“Taakkkk!” tiang itu terhajar senjata rahasia yang disambitkan oleh Wang
Kouw-nio tersebut.
Mata semua jago-jago yang ada didalam ruangan itu jadi mengeluarkan seruan
tertahan, dan Cie Kiat juga jadi menitikkan keringat dingin, karena mereka semuanya
menyaksikan, waktu membentur tiang itu, maka senjata rahasia yang berwarna putih
serta kecil itu telah memercikkan api, dan didalam waktu yang seketika itu juga tiang
tersebut telah hangus oleh korban api. Untung saja tiang tersebut terbuat dari batu
seluruhnya, sehingga tidak sampai termakan oleh api.
Tetapi bisa dibayangkan, kalau memang tubuh Cie Kiat yang kena kesamber
oleh senjata rahasia yang aneh dari gadis itu, tentu tubuh Cie Kiat akan terbakar!
Maka dari itu, semua orang jadi menggidik.
Cie Kiat memandang gadis itu, Wang Kouw-nio, dengan sinar mata yang
bertanya-tanya.
“Hmmmm...... pantas saja kau berani menghina orangku, nyata sekali kau
mempunyai kepandaian yang lumayan!” kata Wang Kouw-nio dengan wajah yang
dingin tanpa ada seulas senyum dibibirnya, tetapi tetap cantik. “Tetapi jangan harap
sekarang kau bisa memperoleh pengampunan dan terlolos dari Ho-sin-tan, pil api,
yang akan membakar dirimu!”
Dan setelah berkata begitu, maka gadis tersebut telah menyentil dengan jari
tangannya lagi, tampak melesat beruntun dari beberapa jurusan yang menyambar
kearah Cie Kiat.
Seketika itu juga ruangan tersebut jadi panas sekali, karena senjata rahasia yang
dinamakan oleh gadis itu dengan sebutan Ho-sin-tan, menyambar dengan cepat, dari
jurusan atas, bawah, tengah dan jurusan bagian tubuh yang berbahaya lainnya.
Cie Kiat jadi kewalahan juga.
Kalau memang dia harus menghadapi gadis itu dengan menggunakan ilmu silat,
mungkin dia tidak akan menyerah.
Tetapi kali ini gadis itu, Wang Kouw-nio, telah menggunakan senjata rahasia
yang aneh sekali, yang dapat menimbulkan hawa panas dan kalau memang terkena
serangan, senjata itu akan meledak dan menimbulkan api!

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 181

Jangankan terserang oleh senjata itu, sedangkan orang-orang yang berada


didalam ruangan itu, dapat merasakan samberan hawa panas.
Maka dari itu, dapat dibayangkan, kalau memang ada orang yang terserang oleh
senjata itu, tentu seketika itu juga akan terbinasa oleh benturan senjata yang aneh
tersebut.
Cie Kiat melihat bahwa senjata rahasia itu menyambar dirinya dari berbagai
jurusan, dia jelas tak bisa melompat kekiri atau kekanan, karena jalan untuk
melompat kearah itu telah tertutup oleh menyambarnya Ho-sin-tan lainnya dari
jurusan itu!
Untuk menerima serangan tersebut, untuk manda terserang oleh senjata rahasia
si gadis Wang Kouw-nio yang sangat berbahaya itu, jelas Cie Kiat tidak mau.
Maka dari itu, dengan mengeluarkan seruan yang panjang, dia telah
mengenjotkan kakinya, tubuhnya mencelat, dan dia melambung keatas penglarian
dari ruangan tersebut.
Dengan begitu, dengan sendirinya Cie Kiat dapat menghindarkan serangan
senjata rahasia yang dapat menimbulkan hawa panas itu.
Terdangar suara ‘tak, tak, takkk, takkk, tak,’ beberapa kali, juga tampak pijaran
api yang muncrat dari benda yang membentur dinding, senjata rahasia itu berjatuhan
meluruk dilantai.
Semua orang yang menyaksikan hal itu jadi berdiri dengan kesima, mereka tidak
tahu bagaimana seumpamanya senjata-senjata rahasia itu tadi menyambar kediri
mereka.
Pada saat yang bersamaan, tubuh Cie Kiat telah meluncur turun kelantai lagi, dia
telah berdiri dilantai dengan wajah yang tenang, tidak memperiihatkan kegugupannya
sedikitpun.
Hanya wajah gadis yang dipanggil Wang Kouw-nio itu saja yang telah berobah
hebat dia bergusar karena serangannya yang beruntun itu masih tidak bisa
merubuhkan Cie Kiat.



BIASANYA kalau memang Wang Kouw-nio tersebut menyerang lawannya


dengan menggunakan Ho-sin-tan, maka tak mungkin musuhnya itu dapat
menghindarkan seluruh serangannya itu. Satu atau dua dari Ho-sin-tan pasti akan
dapat mengenai tubuh lawannya, dan begitu kena terserang, maka lawannya itu akan
kelabakan dan akan dapat dirubuhkan dengan mudah.
Tetapi kali ini sebutir Ho-sin-tan tak ada yang mengenai diri Cie Kiat.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 182

Malah tampaknya anak muda she Lie itu sangat tenang sekali waktu melompat
turun.
Hal itulah yang telah menyebabkan Wang Kouw-nio jadi agak mendongkol.
Biar bagaimana, biasanya dia belum pernah ada yang biaa mengelakkan
serangannya, sekarang dia seperti tidak dipandang sebelah mata, hal itu menyebabkan
perasaan murka yang bergolak didalam hati gadis tersebut.
“Hmmmm...... kau masih bisa mengelakkan seranganku itu!!” kata si gadis yang
bernama Wang Kouw-nio, nona Wang itu, dengan suara yang dingin sekali.
Cie Kiat menatap gadis itu dengan wajah yang memperlihatkan keheranannya.
“Kouw-nio.... ini..... ini....!” katanya agak gugup.
Si gadis tertawa dingin, wajah Wang Kouw-nio ini tawar sekali.
„Hmmmm...... alasan apa yang ingin kau kemukakan kepadaku?!” te gurnya
dengan suara yang tawar sekali. “Kau telah menghina dan menurunkan tangan jahat
mematahkan pedang dari budakku, maka dengan sendirinya, kau juga telah
menantang diriku! “Hari ini biar bagaimana aku harus memberikan ganjaran yang
setimpal kepadamu!!” dan setelah berkata begitu, maka dengan cepat tangan dari
Wang Kouw-nio itu telah bergerak lagi.
Hebat kali ini, karena yang menyambar Cie Kiat bukanlah Ho-sin-tan,
melainkan sehelai ikat pinggang dari si gadis, yang entah sejak kapan telah berada
ditangannya.
Ikat pinggang itu menyambar dengan cepat kearah Cie Kiat, serangan tersebut
mengandung tenaga Lwee-kang yang benar-benar kuat sekali, sehingga angin
serangan dari ikat pinggang itu telah berseliweran disekitar ruangan tersebut.
Jago-jago silat lainnya yang berdiri dipinggiran tempat itu dapat merasakan
samberan-samberan dari angin serangan angkin yang ditangan Wang Kouw-nio.
Cie Kiat melihat ujung dari ikat pinggang itu telah menyambar cepat sekali,
mengincer jalan darah Siang-tie-hiatnya dibagian pundak.
Jalan darah itu adalah jalan darah yang cukup penting, karera bersangkut-paut
dengan jalannya pernapasan.
Sekali saja jalan darah itu terserang, maka biarpun orang itu mempunyai
kepandaian yang cukup tinggi, toh tetap saja dia akan rubuh terguling dengan
menderita gempuran didalam.
Jalan darah Siang-tie-hiat ini merupakan jalan darah yang boleh disebut inti, dan
sekali saja tertotok oleh senjata apa saja, maka dengan sendirinya dibagian dada dari
orang yang tertotok jalan darahnya tersebut, orang itu akan menderita sesak napas
seumur hidupnya.
Maka dari itu, Cie Kiat tidak mau membiarkan dirinya kena diserang oleh
angkin gadis itu.
Dengan cepat Cie Kiat telah menjejakan kakinya, tubuhnya melayang melompat
menjauhi tempat itu.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 183

Tetapi ujung angkin itu menyambar terus, seperti juga mempunyai mata, dan
dengan cepat ujung dari angkin yang telah berobah keras itu, jadi mengincer jalan
datah Pay-ma-hiat dari Cie Kiat.
Inilah kehebatan dari kepandaian Wang Kouw-nio itu, karena tanpa menarik
pulang angkinnya itu, dia telah dapat melancarkan serangan lainnya lagi secara
beruntun.
Tetapi Cie Kiat memang telah mempunyai kepandaian yang tinggi.
Biar bagaimana dia tidak mau membiarkan dirinya itu terserang.
Dia tidak akan membiarkan dirinya menjadi korban dari totokan ujung angkin
dari Wang Kouw-nio itu.
Sekarang, disaat dia mengelakkan serangan ujung angkin yang mengincer jalan
darah Pay-ma-hiatnya, maka Cie Kiat tidak mengelak begitu saja.
Dia tidak berdiam diri, melainkan telah menggerakkan tangan kirinya dia
bermaksud akan meacekal dan menangkap ujung dari angkin si gadis she Wang itu.
Wang Kouw-nio jadi agak terkejut waktu dia melihat si anak muda she Lie itu
masih dapat menghindarkan serangannya itu dengan mudah, dan malahan dengan
cepat tampak si anak muda she Lie itu telah bermaksud akan mencekal ujung
angkinnya, mungkin juga mau merebutnya, maka dengan cepat Wang Kouw-nio
telah menarlk pulang angkinnya, sambil menarik pulang angkinnya itu, maka dia
telah mengeluarkan suara seruan yang nyaring sekali.
Wang Kouw-nio bukannya menarik pulang angkinnya itu untuk lantas berdiam
diri.
Dia telah menggerakkan tangannya, dia telah menyerang dengan serangan yang
sangat beruntun sekali.
Setiap serangan dari Wang Kouw-nio dengan angkinnya itu mengandung tenaga
serangan yang besar sekali, juga ujung dari angkinnya itu sangat berbahaya sekali.
Harus diketahui, bahwa angkin adalah benda kain yang sifatnya lunak, tetapi
ditangan seorang ahli Lwee-keh, tenaga dalam, maka angkin atau benda-benda
lainnya yang lunak, bisa menjadi benda keras, keras melebihi baja.
Maka dari itu, sekarang angkin yang ada ditangan si gadis she Wang itu, yang
dipakai sebagai senjatanya untuk menyerang Cie Kiat, telah berobah begitu liehay
dan berbahaya karena, dengan angkinnya itu Wang Sio-cia telah menggerakkan
tenaga Lwee-kangnya yang tersalur melalui angkinnya itu dan mengincer jalan darah
dibagian tubuh Cie Kiat, jalan darah yang berbahaya dan bisa membahayakan jiwa
dari Cie Kiat.
Tetapi Cie Kiat adalah seorang anak muda yang mempunyai kepandaian yang
sangat tinggi sekali, dia juga tidak mau terlalu turun tangan keras kepada si gadis
karena dia merasa tidak enak hati. Maka dari itu, lebih banyak Cie Kiat selalu
mengelakkan diri dari setiap serangan-serangan Wang Kouw-nio yang dilancarkan
dirinya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 184

Pada saat itu, salah seorang jago diantara jago-jago yang ada didalam ruangan
tersebut, telah menyeletuk : “Aha, sekarang anjing betina yang pura-pura galak itu
akan dapat dirubuhkan si bocah!”
Dan yang menyeletuk itu adalah Soe Tiang Ho, itu seorang jago silat yang
mempunyai nama tidak begitu besar didalam kalangan Kang-ouw.
Tetapi disebabkan sifat dari Soe Tiang Ho memang angkuh dan sering tinggi
diri, dengan sendirinya dia selalu jadi menganggap rendah kepada orang lain.
Wang Kouw-nio jadi berobah wajahnya, tetapi dia tidak menghentikan
serangan-serangannya terhadap diri Cie Kiat. Tangan kirinya saja yang bergerak,
maka melesatlah beberapa butir dari Ho-sin-tan.
“Takkkkk!” terdengar suara yang keras sekali.
Tampak tubuh Soe Tiang Ho terpental dan orang ini menjerit mengaduh!
Kemudian tampak berjingkrak-jingkrak sambil menjerit-jerit seperti babi yang
mau dipotong.
Ternyata dengan tidak terduga, Ho-sin-tan itu telah menghantam tepat orang she
Soe tersebut. Sebetulnya, kalau memang Soe Tiang Ho mempunyai kepandaian yang
tinggi, maka dia akan dapat mengelakkan serangan Ho-sin-tan tersebut, tetapi
berhubung kepandaiannya memang tidak seberapa, dan lagi pula Wang Kouw-nio itu
memang mempunyai kepandaian yang tinggi, maka dari itu, timpukan Ho-sin-tan
oleh Wang Kouw-nio mengenai tepat beberapa jalan darah dari si orang she Soe itu.
Rasa dan hawa panas telah meliputi diri Soe Tiang Ho, orang she Soe ini seperti
juga dibakar oleh kobaran api yang besar sekali.
Sambil menjerit-jerit, dia merubuhkan dirinya dilantai dan bergulingan.
Semua orang yang menyaksikan hal itu jadi kaget dan wajah mereka semuanya
jadi pucat.
Bagaimana kalau memang mereka juga terkena serangan Ho-sin-tan dari Wang
Kouw-nio itu?
Lama juga Soe Tiang Ho bergulingan begitu, dia bergulingan sambil menjerit-
jerit dengan suara yang menyayatkan hati.
Kemudian setelah berselang sesaat, semua orang melihat Soe Tiang Ho
melompat tinggi, lalu tubuhnya itu jatuh ambruk di lantai lagi dengan terbanting,
tubuhnya kemudian mengejang kaku, berkelejetan sesaat, dan kemudian diam tak
berkutik, karena nyawanya telah meninggalkan raganya.
Semua orang yang melihat hal itu jadi menggidik. Mereka tidak menduga
sedikitpun bahwa Ho-sin-tan dari Wang Kouw-nio tersebut sangat ampuh dan begitu
luar biasa.
Mereka juga tidak menduga bahwa Ho-sin-tan bisa menyebabkan kebinasaan
orang she Soe.
Dengan sendirinya mereka jadi mengawasi Soe Tiang Ho yang sudah menjadi
mayat.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 185

Hati mereka semuanya berdebar, juga mereka mengetahui sekarang, kalau Ho-
sin-tan pasti mengandung racun api yang berbahaya sekali.
Karena, begitu terserang tak lama, Soe Tiang Ho seperti orang yang terbakar
tubuhnya, menjadi hitam gosong, kemudian setelah hanya berselang beberapa menit
saja, dia telah mengejang menjadi mayat.
Hal itu dapat membayangkan, betapa hebatnya racun dari Ho-sin-tannya gadis
she Wang itu.
Budak dari Wang Kouw-nio, gadis cilik yang baru berusia diantara sembilan
tahun, yang tadi pedangnya kena dipatahkan oleh Cie Kiat, tampak memandang
mayat Soe Tiang Ho dengan puas, tampaknya dia sekarang agak senang, mungkin dia
menganggap sakit hatinya agak terbalas.
Juga berulang kali dia mendengus mengeluarkan suara tertawa dingin,
tampaknya sikap gadis cilik ini bangga sekali bahwa nona majikannya Wang Kouw-
nio dapat merubuhkan dan membinasakan salah seorang lawannya.
Pada saat itu, Wang Kouw-nio dan Cie Kiat, masih terus juga bertempur.
Malah sekarang serangan-serangan dari Wang Kouw-nio semakin gencar dan
hebat.
Setiap ujung dari kain ikat pinggangnya yang digerakkan menyerang Cie Kiat
itu mengandung tenaga Lwee-kang yang kuat luar biasa.
Juga serangan dari Wang Kouw-nio itu terdiri dari berbagai serangan yang
telengas dan mematikan, membahayakan jiwa sekali.
Namun, sebagai seorang jago yang mempunyai kepandaian sangat tinggi,
biarpun pengalaman tempur belum begitu matang pada diri Cie Kiat, toh tetap saja
Cie Kiat dapat menghadapi si gadis she Wang itu dengan baik sekali.
Malah anak muda she Lie ini semakin lama jadi semakin lenyap kesabarannya.
Dia menantikan selalu setiap serangan dari Wang Koaw-nio.
Dan setiap kali pula Cie Kiat mengalah dia mengelakkan serangan-serangan itu.
Dikala dia sudah hilang kesabarannya, maka dia jadi mengambil keputusan
untuk memberikan pelajaran sedikit kepada gadis itu, agar nanti tidak terlalu angkuh
seperti sekarang ini.
Cie Kiat menantikan angkin dari gadis itu menyambar lagi kepadanya kala itu
angkin Wang Kouw-nio menyambar dengan jurus ‘Soe-tay-gin-to’, cepat dan
bertenaga angkin itu menyambar kearah Cie Kiat.
Dengan mengeluarkan suara dengusan dingin, Cie Kiat mengulurkan tangannya,
dan dengan kecepatan yang luar biasa sekali dia telah mencekal ujung angkin si
gadis! Malah Cie Kiat telah menariknya angkin itu sambil mengerahkan tenaga
Lwee-kangnya, disertai oleh bentakannya. “Lepas....!!”

*
* *
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 186

WANG KOUW-NIO jadi terkejut sekali waktu melihat angkinnya itu kena
dicekal oleh si anak muda she Lie, juga dia terkejut benar dan hatinya mencelos
waktu Cie Kiat menarik angkinya dengan tenaga yang luar biasa besarnya. Si gadis
sampai mengeluarkan seruan tertahan.
“Ihhhhhhhhhhh!” tanpa sesadarinya dia jadi mengeluarkan seruan begitu, dan
dia berusaha menahan dan mencekal angkinnya itu kuat-kuat.
Tetapi tenaga tarikan dari Cie Kiat sangat kuat sekali.
Biar si gadis she Wang itu telah menahannya dengan tenaga yang kuat, toh
tubuhnya jadi tertarik beberapa langkah kemuka.
Cie Kiat sendiri heran tarikannya dengan tenaga Lwee-kangnya itu tidak
membawa hasil.
Dia melihat hanya si gadis yang terhuyung kedepan beberapa langkah.
Selain dari itu, angkin tersebut tidak terlepas atau tegasnya tidak dapat
direbutnya!
Hal ini membuat Cie Kiat jadi penasaran juga.
Biar bagaimana dia adalah seorang anak muda, yang mempunyai ambekan
besar, maka dengan sendirinya dia juga selalu ingin menang diatas angin.
Maka dari itu, melihat bahwa tarikannya yang pertama untuk berusaha merebut
angkin she Wang itu telah gagal. Cie Kiat jadi mengerahkan tenaganya beberapa
bagian lagi, dia menambah tenaga tarikannya.
Juga Cie Kiat kali ini telah menggunakan hampir tujuh bagian tenaga Lwee-
kangnya.
Dia menariknya dengan keras sekali, sambil menarik begitu, dia membentak.
“Lepaskan..........” dan anak muda she Lie ini membetotnya keras luar biasa.
Wang Kouw-nio jadi terkejut sekali.
Dia kaget bukan main karena tenaga tarikan dari Cie Kiat kuat sekali.
Biar bagaimana dia adalah seorang jago yang mengetahui sampai dimana
kepandaian yang dimilikinya. Selama hidupnya belum pernah ada orang yang bisa
menandingi kepandaiannya. Dan sekarang disebabkan tarikan dari Cie Kiat kuat
sekali, menyebabkan dia jadi terhuyung kedepan.
Dan terakhir, dikala Cie Kiat menambah tenaga tarikannya itu, dikala Cie Kiat
membetotnya dengan keras sekali, dengan tidak terduga tubuh Wang Kouw-nio jadi
melesat terlambung keudara!
Hal ini terjadi karena disebabkan gadis she Wang itu juga mempertahankan
angkinnya yang dicekalnya keras sekali, sehingga dikala Cie Kiat menariknya dengan
keras, angkin itu jadi keras menegang, bagaikan selempang baja, kemudian
disebabkan tenaga tarikan Cie Kiat kuat sekali, maka dengan tidak dapat ditahan
tubuh gadis itu jadi terlempar begitu tinggi.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 187

Tetapi Wang Kouw-nio memang gesit dan mempunyai kepandaian yang tinggi.
Dia tetap tidak mau melepaskan angkinnya itu walaupun tubuhnya sedang
terlempar begitu.
Malahan ditengah udara Wang Kouw-nio telah berpoksay.
Dan dikala tubuhnya melesat turun kelantai, tangan kirinya telah bergerak
dengan cepat sekali, maka melesatlah menyambar Cie Kiat berapa butir Ho-sin-tan.
Hawa panas segera juga menyerang Cie Kiat.
Hal ini dilakukan oleh Wang Koaw-nio hanyalah untuk mencegah si anak muda
she Lie ini melakukan serangan yang berangkai dikala dia sedang turun kelantai dan
belum lagi dapat mengadakan penjagaan.
Benar saja, Cie Kiat terpaksa harus mengelakkan serangan dan samberan Ho-
sin-tan, pil yang dapat menimbulkan hawa panas menyerupai api neraka itu.
Anak muda she Lie ini bergerak dengan cepat sekali, belum lagi samberam Ho-
sin-tan itu dapat mengenai tubuhnya, maka dia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya
melambung tinggi, dikala sedang meluncur turun , dia juga menggerakkan kedua
tangannya, dari telapakan tangannya itu menyambar serangan yang disertai oleh
tenaga Lwee-kang. yang menyambar keras kearah gadis she Wang yang kala itu
sudah dapas berdiri diatas lantai lagi.
Wang Kouw-nio terkejut dikala dia belum lagi dapat berdiri tetap, atau telah
menerjang padanya samberan angin keras dari dorongan telapak tangan Cie Kiat.
Gadis she Wang tersebut sampai mengeluarkan seruan tertahan, hatinya
mencelos,
Untung saja dia liehay dan kosen, sehingga dia tidak menjadi gugup menghadapi
hal itu.
Cepat-cepat dia melompat kesamping kanan lagi, dia mengelakkan diri dari
serangan dorongan Cie Kiat dengan melompat kesamping begitu karena dia tidak
mau bentrok tenaga keras dilawan keras.
Dengan melompat kesamping kanan itu, maka tenaga serangan Cie Kiat jatuh di
tempat kosong, dengan begitu, Wang Kouw-nio tidak usah terlalu repot membentur
tenaga keras serangan Cie Kiat.
Sekarang keduanya sudah berdiri saling berhadapan lagi.
Mereka saling mengawasi dengan pancaran mata yang benar-benar jeli, karena
keduanya tidak mau kalau memang sampai lawan mereka itu menyerang terlebih
dahulu.
Lebih-lebih Cie Kiat, dia memang harus bersikap hati-hati dan waspada, sebab
kalau memang sampai gadis she Wang itu menyerang dia dengan serangan yang
membahayakan jiwanya, berarti akan menghadapi bahaya yang tidak kecil, lebih
gadis she Wang itu dengan Ho-sin-tannya, berarti itu akan menambah bahaya yang
cukup besar bagi dlri Cie Kiat.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 188

Oen Lay Tat, To-hun Koay-jin dan yang lain-lainnya telah memandang jalannya
pertempuran antara Cie Kiat dengan nona Wang itu dengan pandangan yang tak
berkedip. Mereka melihat kepandaian Cie Kiat luar biasa tingginya.
Dengan sendirinya mereka jadi kagum sekali kepada diri anak muda she Lie itu.
Sedangkan kalau dibanding-bandingkan antara kepandaian ilmu silat Cie Kiat
dengan ilmu silat nona Wang itu, dengan sendirinya terpaut suatu perbedaan.
Hanya saja, disebabkan nona Wang itu telah menggunakan Ho-sin-tan, dengan
sendirinya, dia jadi dapat menutup kelemahan dirinya sendiri.
Pada saat itu. Wang Kouw-nio telah melangkah selangkah demi selangkah
perlahan-lahan, matanya memancarkan cahaya yang dingin tak berperasaan. Ujung
angkinnya itu masih juga tercekal oleh Cie Kiat, jadi mereka masing-masing saling
mencekal ujung angkin itu satu dengan yang lain, angkin yang agak panjang itu jadi
tertarik tegang.
Mereka saling mengawasi dengan penuh kewaspadaan, karena mereka saling
terikat dengan ujung angkin yang tercekal ditangan mereka itu.
Kalau memang salah seorang diantara mereka itu lengah, maka yang seorangnya
dapat menggunakan kesempatan tersebut untuk membuka serangan.
Wang Kouw-nio juga sebetulnya memang ingin membuka serangan lagi, dia
tidak percaya bahwa dirinya kali ini tidak bisa merubuhkan Cie Kiat, karena seumur
hidupnya gadis ini belum pernah bertemu dengan orang yang bisa menandingi ilmu
silatnya.
Gadis cilik berusia sembilan tahun yang menjadi budak atau pelayan dari Wang
Kouw-nio itu, mengawasi dari pinggiran, dia juga heran mengapa majikannya itu,
Wang Kouw-nio itu, masih tidak mau menyerang dan merubuhkan musuhnya,
padahal setahu gadis cilik berusia sembilan tahun itu bahwa nona majikannya itu
mempunyai kepandaian yang tinggi dan kosen sekali.........!
Cie Kiat sendiri merasa heran.
Sebetulnya dengan kepandaian yang ada padanya, kalau memang Cie Kiat
menginginkannya, maka dengan mudah dia bisa merubuhkan Wang Kouw-nio hanya
didalam beberapa jurus saja, sebab kepandaian gadis itu masih berada dua tingkat
dibawah Cie Kiat.
Persoalan dari Ho-sin-tan itu, sebetulnya mudah sekali dihadapi, hal itu bukan
menjadi soal bagi diri Cie Kiat.
Sedang Cie Kiat berpikir begitu, sedang dia tenggelam didalam keadaan
bimbang, tahu-tahu gadis she Wang itu telah menarik ujung angkin yang satunya,
sehingga tubuh Cie Kiat hampir saja tertarik disebabkan tarikan yang tiba-tiba
begitu......... dan tahu-tahu Wang Kouw-nio telah menjejakkan kakinya, tubuhnya
melesat cepat sekali kearah Cie Kiat. Pula sambil mencelat begitu, sambil menerjang,
Wang Kouw-nio telah menggerakkan tangan kirinya menyerang Cie Kiat secara
beruntun dengan belasan Ho-sin-tan!

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 189



CIE KIAT terkejut juga melihat kenekadan dari gadis she Wang itu.
Dia sampai mengeluarkan seruan tertahan.
Tetapi berhubung orang telah menyerang dengan serangan yang begitu cepat
dan nekad, dengan disertai oleh lemparan Ho-sin-tan, mau tak mau Cie Kiat harus
menghadapinya.
Coba kalau memang lawannya itu seorang lelaki, dia tentu bisa menghadapinya
dengan cara yang keras.
Tetapi berhubung lawannya ini seorang wanita, maka mau tak mau harus
mengalah.
Itulah yang menyebabkan Cie Kiat selalu jadi tidak enak hati untuk menurunkan
tangan keras.
Biar bagaimana, dia adalah seorang yang mempunyai kepandaian sangat tinggi
sekali, maka dengan sendirinya dia bisa menghadapi setiap serangan dari lawannya.
Tetapi menghadapi Wang Kouw-nio ini, entah kenapa Cie Kiat jadi banyak
mengalah.
Sekarang juga, dikala si gadis menerjang kepadanya sambil melontarkan belasan
Ho-sin-tan, dia juga tidak menjadi terlalu gugup.
Dengan cepat Cie Kiat telah menggeser kakinya, kaki kirinya melangkah tiga
kaki jauhnya, kemudian dia menggeser kaki kanannya setengah lingkaran, kemudian
lututnya itu agak tertekuk sedikit, sehingga tubuh Cie Kiat agak doyong kebelakang,
dia telah berhasil mengelakkan terjangan dari Wang Kouw-nio.
Malah belasan Ho-sin-tan yang dilontarkan oleh Wang Kouw-nio juga jadi
mengenai tempat kosong, dan hal itu menyebabkan gadis she Wang tersebut jadi
tambah mendongkol.
Lebih-lebih ujung dari angkinnya, ikat pinggangnya, itu masih tercekal oleh Cie
Kiat, menyebabkan Wang Kouw-nio jadi tambah mendongkol.
Dengan penasaran, dan dengan mengeluarkan suara bentakan lagi, Wang Kouw-
nio telah menerjang lagi kepada Cie Kiat. Terjangannya itu hebat sekali, mempunyai
kekuatan yang hebat, karena disertai oleh tenaga Lwee-kang yang kuat benar, si gadis
she Wang ini telah mengerahkan tenaga Lwee-kangnya itu tujuh bagian untuk
merangsek Cie Kiat!
Melihat kenekadan si gadis she Wang itu, Cie Kiat jadi tidak enak hati.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 190

Dia takut kalau-kalau nanti gadis she Wang ini mengalami suatu cidera
ditangannya, dan hal itu akan membuat dia jadi benar-benar tak enak hati terhadap
diri gadis tersebut.
Maka dari itu, cepat-cepat Cie Kiat mengelakkan lagi. Dengan mudah dia dapat
mengengoskan serangan-serangan si gadis.
Tetapi kalau memang keadaan ini berlarut-larut begitu, tentu akhirnya akan
membawa suatu ketidak baikan juga. Satu kali nanti si gadis pasti akan terpukul atau
terserang oleh Cie Kiat, dan semuanya akan berakibat sama, tidak enak hati!
Itulah, maka dengan cepat akhirnya Cie Kiat telah mengambil keputusan, biar
bagaimana dia harus dapat merubuhkan gadis ini.
Dengan cepat, dikala si gadis tengah menyerang dia dengan menggunakan jari
tangannya yang mau menotok jalan darah Pie-ho-hiatnya yang terletak dilengan,
maka Cie Kiat dengan cepat memiringkan tubuhnya, sehingga totokan si gadis jadi
lewat dan waktu tangan si gadis itu lewat disisinya, dengan cepat Cie Kiat
mengulurkan tangannya, dia mencengkeram jalan darah Po-lo-hiatnya si gadis.
Tepat sekali cekalan Cie Kiat.
Seketika itu juga si gadis merasakan tangannya itu kesemutan, tubuhnya
seketika itu juga jadi seperti lumpuh tak berdaya.
Wajah si gadis jadi berobah pucat pias.
Dengan sendirinya pertempuran jadi terhenti.
Gadis cilik berusia sembilan tahun itu jadi kaget bukan main, dia sampai
mengeluarkan seruan tertahan waktu melihat nona majikannya itu kena tertawan oleh
Cie Kiat.
Tanpa memikirkan keselamatan dirinya, tanpa memikirkan kepandaiannya yang
tidak seberapa itu, gadis berusia sembilan tahun dan yang menjadi pelayan dari Wang
Kouw-nio, telah menerjang kearah Cie Kiat dengan maksud akan menolong nona
majikannya dari tangan Cie Kiat.
Tetapi kepandaian gadis cilik itu yang menjadi pelayan dari Wang Kouw-nio
mana bisa menandingi kepandaian Cie Kiat, sedangkan nona majikannya itu saja
sudah kena dirubuhkan oleh Cie Kiat dan malahan telah berhasil ditawan oleh anak
muda she Lie tersebut.
Wang Kouw-nio mengerahkan tenaga dalamnya kearah lengannya untuk
menutup jalan darahnya, agar dia terbebas dari cekalan tangan Cie Kiat.
Tetapi hal itu tidak dapat dilakukannya.
Selalu saja tenaga dalamnya itu akan mandek pada bagian bahunya, dan
mengalir kebawah lagi.
Dia selalu menemui kegagalan.
Hal inl membuat gadis she Wang itu jadi kelabakan sekali.
Tampak dia gugup bukan main.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 191

Pada saat itu pelayan si nona Wang, gadis berusia sembilan tahun itu, telak
menerjang dan menubruk Cie Kiat dengan nekad sekali.
Tetapi Cie Kiat telah melepaskan cekalannya pada ujung angkinnya Wang
Kouw-nio, dengan menggunakan tangannya yang sebelah itu, dia menangkis pukulan
dari pelayannya Wang Kouw-nio.
Dengan cepat, begitu tangannya berhasil menangkis serangan pelayannya Wang
Kouw-nio itu, maka Cie Kiat telah membarengi mencekal baju gadis cilik itu, dia
mengangkat tubuh pelayan dari Wang Kouw-nio. kemudian melemparkannya,
sehingga tubuh pelayan itu melayang dan ambruk dilantai.
Tetapi Cie Kiat bukan membanting dengan mengerahkan tenaga dalamnya.
Dia juga tidak bermaksud jelek terhadap diri gadis cilik itu.
Karena dia membanting pelayannya nona Wang itu dengan disertai oleh Lwee-
kangnya, yang mengendalikan jatuhnya tubuh si pelayan kecil itu.
Hal itu menyebabkan pelayan kecil itu jadi terbanting tanpa menderita perasaan
sakit sedikitpun.
Tetapi rupanya si gadis cilik yang menjadi pelayan dari Wang Kouw-nio ini
sangat penasaran sekali, dengan nekad dia telah menerjang lagi.
Padahal semua orang telah mengetahui, bahwa biarpun gadis cilik itu menerjang
nekad dan berusaha membantu nona majikannya, tak nantinya dia dapat melakukan
hal itu.
To-hun Koay-jin, Oen Lay Tat, dan jago-jago lainnya jadi mengawasi terus.
Mereka jadi berdiam diri.
Sedangkan Oen Lay Tat telah mencekal pedang Tat-mo Kiamnya itu.
Kauw-cu dari Pian-sia-kay ini telah bersiap-siap, berjaga-jaga, kalau-kalau nanti
ada yang berusaha akan merebut dan mencoba untuk memiliki pedang Tat-mo Kiam
itu. Maka dari itu, Oen Lay Tat jadi mencekal pedang Tat-mo Kiam tersebut dengan
erat-erat, dia juga agak jeri kalau-kalau nanti To-hun Koay-jin tahu-tahu menerjang
kepadanya untuk merampas pedang Tat-mo Kiam itu!
Pertempuran yang baru saja berlangsung antara Wag Kouw-nio dengan Cie Kiat
sebetulnya sangat menarik perhatian semua jago-jago yang berada disitu, apa lagi
mereka melihat betapa pelayan kecil, si gadis cilik tersebut, telah menerjang begitu
nekad ingin menolong nona majikan mereka, maka dengan sendirinya orang-orang
itu jadi tertarik benar.
Tetapi, bagi Lay Tat, hal itu tidak menarik hatinya dan dia tidak mau
menyaksikan lama-lama.
Otak dari Kauw-cu Pian-sia-kay ini berputar untuk berusaha mencari jalan
keluar, guna meloloskan diri dari orang-orang yang ada didalam ruangan itu,
menyelamatkan pedang Tat-mo Kiam yang sekarang berada ditangannya!
Wang Kouw-nio yang tercekal jalan darah Po-lo-hiatnya, yang menyebabkan
tubuhnya jadi separti kejang kaku lumpuh tak bisa bergerak.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 192

Hal ini membuat si gadis she Wang itu jadi gugup bukan main.
Biar bagaimana dia sebagai seorang gadis yang mempunyai kepandaian yang
luar biasa, yang sebelumnya tidak pernah menemui tandingannya, tak ada seorangpun
yang bisa menandingi kepandaiannya, sekarang tahu-tahu dia tidak berdaya ditangan
anak muda she Lie yang telah merubuhkan dan membuatnya jadi tak berdaya sama
sekali.
Hal ini membuat si gadis jadi bergusar dan mendongkol secara berbareng, tetapi
dia mendongkol dan bergusar untuk tidak berdaya.
Melihat pelayan kecilnya yang menerjang Cie Kiat untuk menolongi dirinya, dia
jadi mengerahkan tenaga Lwee-kangnya lagi.
Disaat Cie Kiat sedang menjambak baju gadis cilik yang menjadi pelayan nona
Wang ini, maka Wang Kouw-nio telah mengerahkan tenaga Lwee-kangnya pada
lengannya. dia telah berusaha membendung dan membuka totokan jalan darah pada
Po-lo-hiatnya.
Tetapi dia selalu menemui kegagalan.
Saking gugup dan mendongkol akhirnya dengan mengeluarkan seruan yang
keras, dengan mengerahkan hampir seluruh dari kepandaiannya itu, Wang Kouw-nio
telah mengerahkan tenaga Lwee-kangnya pada tangannya yang lain menyerang
kearah rusuk Cie Kiat. Angkinnya, ikat pinggangnya, telah dilepaskan jatuh kelantai.
Cie Kiat kaget juga gadis she Wang ini masih bisa menggerakkan tangannya
yang lainnya itu.
Karena kalau memang biasanya, orang telah kena dicekal Po-lo-hiatnya, tentu
akan lumpuh dan tidak akan bisa menggerakkan tangan kakinya.
Tetapi mungkin si gadis memang mempunyai kepandaian yang cukup tinggi,
maka dengan sendirinya dia masih bisa menggerakkan tangannya itu untuk
menyerang guna membebaskan diri dari cekalan Cie Kiat pada Po-lo-hiatnya.
Cie Kiat sendiri terkejut, dia cepat-cepat berusaha mengegoskan hajaran tangan
dari gadis she Wang tersebut, karena kalau memang sampai rusuknya itu kena dihajar
oleh tangan si gadis, tentu akan hancur berantakan.
Dasarnya memang Cie Kiat kosen dan gagah sekali, maka dia bisa mengelakkan
serangan dari Wang Kouw-nio dengan tetap mencekal tangan gadis itu.
Cekalan Cie Kiat pada Po-lo-hiat si gadis tidak dilepaskannya.
Gadis she Wang itu sangat penasaran sekali, dengan mengerahkan seluruh
tenaga dalamnya, dengan mengeluarkan suara bentakkan yang keras sekali, maka
tangannya bergerak lagi.
Kali ini yang menjadi sasarannya adalah biji mata Cie Kiat yang mau ditotok
dan dioreknya keluar.
Inceran dari serangan si gadis she Wang tersebut memang benar-benar
membahayakan sekali.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 193

Kali ini hebat sekali, kalau memang Cie Kiat lambat sedikit saja mengelakkan
serangan itu, maka berarti dia akan menjadi orang bercacat seumur hidupnya.... atau
akan menjadi orang buta!
Telengas sekali serangan gadis she Wang itu!

*
* *

KALI INI Cie Kiat tidak bisa mengelakkan begitu saja, anak muda she Lie ini
tidak bisa mencekal terus jalan darah Po-lo-hiatnya Wang Kouw-nio. Kalau memang
dia tidak mau melepaskan cekalannya pada jalan darah si gadis, berarti matanya yang
akan menjadi korban dari totokan tangan Wang Kouw-nio.
Terpaksa Cie Kiat telah melepaskan cekalannya pada jalan darah Po-lo-hiatnya
Wang Kouw-nio, kemudian dengan menjejakkan kakinya, dia telah melompat
menjauhkan diri dari si gadis.
Begitu Po-lo-hiatnya terlepas dari cekalan Cie Kiat, dengan cepat Wang Kouw-
nio telah mengambil angkinnya yang menggeletak dilantai.
Kemudian dengan cepat, dan tidak terduga, tahu-tahu angkinnya itu meluncur
dengan cepat kearah Oen Lay Tat.
Hebat sekali ujung angkin itu telah melibat Tat-mo Kiam yang ada ditangan
Kauw-cu dari Pian-sia-kay tersebut.
Tat-mo Kiam itu telah kelibat oleh ujung angkin.
Waktu Oen Lay Tat tersadar dari kegetnya, atau tahu-tahu telah terlambat.
Pedang Tat-mo Kiam itu relah terlepas dari cekalannya, ‘terbang’ menuju
kepada Wang Kouw-nio, karena gadis ini telah menarik angkinnya itu, yang
digentaknya.
Oen Lay Tat mengeluarkan seruaa tertahan.
Begitu juga To-hun Koay-jin, telah mengeluarkan seruan kaget.
Lay Tat berusaha untuk menjambret pedang yang sedang melayang kearah
Wang Kouw-nio.
Tetapi telah terlambat.
Pedang itu telah jatuh ditangan si gadis she Wang itu dengan cepat sekali.
Dengan gusar Lay Tat telah menerjang Wang Kouw-nio, tetapi, gadis ini dengan
cepat telah melompat kearah pintu.
Dengan beberapa kali lompatan saja, maka dia telah berlari sampai dibawah
sumur. Sekali menjejakkan kakinya, maka tubuhnya telah melayang keluar dari
lobang sumur itu.
Pelayan dari Wang Kouw-nio, gadis cilik itu, juga telah melayang keluar dari
lobang sumur itu.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 194

Jago-jago lainnya, lebih-lebih Lay Tat daa To-hun Koay-jin, telah melakukan
pengejaran dengan sekuat tenaganya. Mereka berusaha untuk mengejar gadis she
Wang itu.
Tetapi ilmu entengi tubuh dati Wang Kouw-nio itu tinggi sekali, begitu juga
Gin-kang dari pelayannya yang kecil itu gesit sekali, sehingga Lay Tat dan To-hun
Koay-jin serta beberapa orang jago lainnya yang ikut mengejar tidak bisa lantas dapat
menyandak kedua gadis ini.
Cie Kiat dan beberapa orang jago lainnya masih berada didalam ruangan itu.
Mereka tidak mempunyai hasrat untuk mengikuti perkembangan persoalau itu.
Maka, setelah menanti sesaat lamanya dan Oen Lay Tat beserta jago-jago
lainnya yang sedang mengejar Wang Kouw-nio masih belum juga kembali, maka
jago-jago yang tertinggal itu saling pamitan untuk berlalu.
Cie Kiat juga memang tidak bermaksud untuk mengikuti terus persoalan pedang
Tat-mo itu, biarpun memang pedang tersebut sangat menarik hati, toh anak muda she
Lie tersebut tidak mempunyai selera untuk memiliki pedang itu.
Setelah melihat jago-jago yang lainnya juga pada berlalu, maka Cie Kiat ikut
berlalu pula.
Dia keluar dari dalam sumur, dan tidak lantas melangkah pergi.
Dia mengawasi sekeliling tempat itu, yang sunyi dan sepi sekali.
Akhirnya anak muda she Lie ini menghela napas.
“Ah... hanya disebabkan sebatang pedang Tat-mo Kiam belaka telah
menimbulkan banyak korban! Sayang! Sayang sekali! Manusia selalu masih diliputi
oleh hawa kemaruk dan tamaknya!” menggumam anak muda she Lie ini.
Dan, sambil bersenandung dengan suara yang perlahan, Cie Kiat telah
melangkah menghampiri kudanya, kemudian sambil tetap bersenandung, dia telah
melompat naik keatas pelana kudanya, ditariknya tali les kudanya, sehingga kudanya
itu berjalan perlahan-lahan meninggalkan tempat tersebut, dengan menimbulkan
suara tapak kaki kuda yang berirama, plak, plak. plok, plak, plok, plak, plok, yang
semakin lama jadi semakin perlahan dan samar.....!
Sungai Tiang-kang dengan gelombangnya.
Pegunungan Tiang-pek-san dengan pohon-pohon Siongnya.
Lembah Soe-lie-ho-gay dengan pohon Peknya.
Dan, seorang pendekar dengan pedangnya ditangan.



IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 195

ITU adalah sebagian dari sebuah syair yang juga merupakan lagu rakyat yang
sedang dibawakan oleh masyarakat sekitar daerah Ho-lam, juga merupakan lagu
kebanggaan dari anak-anak didaerah tersebut. Syair itu diciptakan oleh penyair Yap
Sun Po, seorang penyair yang telah berusia diantara lima puluh sembilan tahun,
mempunyai rambut yang telah putih seluruhnya, dan juga mempunyai wajah yang
segar merah, dengaa murah senyum.
Penyair tersebut menetap dikampung Ciu-ya-chung, didaerah Ho-lam tersebut.
Adapun keseluruhan dari syairnya itu adalah sbb :
SUNGAI Tiang-kang dengan gelombangnya.
Pegunungan Tiang-pek-san dengan pohon-pohon
Siongnya.
Lembah Soe-lie-ho-gay dengan pohon Peknya.
Dan, seorang pendekar dengan pedangnya
ditangan.
Seorang Sio-cia dengan jarum dan benang
ditangannya.
Seorang jenderal dengan panji kebesaran berkibar
ditangannya.
Dan semua itu menundjukkan sifat dan kebesaran
dari umat manusia.
Tak ada yang melebihi segalanya yang ada
didunia.
Tak ada kekurangan pada alam semesta.
Karena, seluruhnya indah dan menarik hati.
Kekacauan dan kerusuhan akan lenyap, kalau
memang keindahan itu kian cemerlang.
Diantara sungai, pedang, benang, kain sulam,
lembah dan umat manusianya, terdapat sifat yang
berlawanan.
Tetapi akhirnya toh bersatu dan untuk memperoleh
keindahan.
Diantara kesuraman, kita memperoleh cahaya.
Diantara kecemerlangan kita melihat titik hampa.
Maka, manusia adalah manusia, aku adalah aku, si
bodoh adalah si bodoh, si botak adalah si botak dan
semuanya itu adalah diri mereka masing-masing.......

Pada hari itu, tampak dengan diiringi oleh kacungnya yang berusia sebelas
tahun, penyair she Yap itu telah berada dipinggir tebing diluar kampung Ciu-ya-
chung tersebut.
Tampak pada senja itu penyair Yap Sun Po sedang menikmati keindahan
pemandangan disekitar tebing tersebut, dia menatap dengan tatapan mata yang jauh
sekali.
Kacungnya berdiri disamping dari penyair itu, dia juga mengawasi keindahan
pemandangan yang ada disekitar tempat tersebut.
Tampak penyair itu menghela napas.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 196

“A Tauw!” katanya dengan suara yang perlahan. Dia memanggil nama


kacungnya itu, A Tauw.
“Ya Loo-sian-seng........?” menyahuti A Tauw cepat sekali. Si kacung juga
menoleh kepada majikannya, yang dia panggil dengan sebutan Loo-sian-seng, si guru
tua.
Yap Sun Po telah menghela napas lagi, dia masih tidak menoleh kepada
kacungnya, dia masih memandang pemandangan yang ada disekitar tebing itu.
“Pemandangan ini indah sekali, juga hawa udara disekitar tempat ini bersih!”
kata penyair tua tersebut. “Tetapi manusia selalu mencari kerusuhan, dan kalau
memang mereka bisa menikmati semua ini tentu mereka akan takut untuk mati........!”
kata Yap Sun Po dengan suara yang perlahan.
“Benar Loo-sian-seng!” kata si kacung, A Tauw dengan cepat sekali. “Sekarang
juga aku takut untuk mati!”
Penyair tua itu, Yap Sun Po, jadi tersenyum mendengar perkataan muridnya
tersebut, yang merangkap menjadi kacungnya pula.
“Kau memang terlalu perasa, kau juga mengetahui mana yang bagus dan mana
yang jelek!!” kata si penyair tua tersebut. Suaranya ramah sekali, perlahan dan sabar.
“Tetapi, kau masih terlampau muda, sehingga kau tidak mengetahui kejahatan dan
kepalsuan manusia didalam dunia ini!”
Si kacung mengangguk.
“Maka dari itu, aku masih membutuhkan bimbingan dari Loo-sian-seng !” kata
si kacung dengan cepat. “Dan kalau memang nanti aku telah terbuka matanya,
sehingga bisa melihat kebobrokan dan kejahatan serta kepalsuan manusia diatas
permukaan bumi ini, aku tentu tidak akan melupakan budi dan kebaikan dari Loo-
sian-seng..............!”
Penyair tua itu tersenyum lagi.
“Kau masih ingat akan syair dari Po-souw-po-ciu?” tanya penyair tua she Yap
itu. “Pada kalimat ketiga, dihuruf yang kedelapan puluh tujuh?”
Si kacung mengangguk.
“Ingat!” sahutnya.
“Apa bunyinya?” tanya penyair tua itu lagi.
Si kacung, A Tauw, seperti berpikir sebentar, tetapi kemudian dia tersenyum.
“Mudah!” katannya cepat. “Aku telah ingat!”
“Bacakan, aku ingin mendengarkan!” kata si penyair tua itu dengan suara yang
tegas.
“Kebaikan berasal dari kebaikan, Oe-hauw-cung-oe-hauw dan segala apa yang
kita lakukan didunia ini, akan membawa kebaikan bagi diri kita!” kata si bocah.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 197

“Bagus!” kata si penyair tua itu tanpa menoleh kepada kacungnya, dia memuji
sambil tetap menikmati pemandangan yang ada disekitar tebing tersebut. “Memang
Oe-hauw-cung-oe-hauw!!”
Si kacung tampaknya puas dipuji oleh penyair tua itu, wajahnya berseri-seri.
Baru saja dia mau berkata lagi, atau mendadak terdengar suara langkah kaki
kuda.
Penyair tua dan kacung kecil itu telah menoleh, mereka melihat seorang
berpakaian pelajar sedang berlari dengan seekor kuda yang kuat sekali.
Tampaknya pelajar itu baru berusia diantara sembilan belas tahun atau dua
puluh tahun. Wajahnya cakap sekali.
Lagi pula, dari cara dia duduk diatas pelana kudanya itu, tampaknya dia gagah
sekali.
Didalam waktu yang sangat singkat, maka pelajar berkuda putih itu telah berada
dihadapan penyair tua dan kacungnya itu.
Dengan cepat si Siu-chay telah melompat turun dari kuda tunggangannya, dia
merangkapkan kedua tangannya memberi hormat kepada si penyair tua.
“Loo-sian-seng.....!” katanya dengan suara yang sabar dan ramah. “Hak-seng
ingin bertanya sedikit, apakah Loo-sian-seng sudi memberitahukannya?”
Si penyair tua cepat-cepat membalas pemberian hormat anak muda itu. Dia juga
kagum, bahwa anak muda ini sangat sopan dan ramah sekali, dia malah telah
membahasakan dirinya dengan sebutan Hak-seng, yang berarti aku si murid, satu kata
pembahasaan diri sendiri yang sangat merendah sekali.
“Katakanlah Kong-cu......... Loo-hu pasti akan memberitahukan apa yang Loo-
hu tahu!” kata penyair itu dengan cepat. “Asalkan jangan persoalan silat atau
persoalan orang berkelahi, tentunya aku si tua ini tidak mengerti!”
Si pelajar tersenyum.
“Begitu juga dengan Hak-seng!” katanya cepat. “Berbicara mengenai ilmu silat,
Hak-seng tidak mengerti! Maka dari itu, Hak-seng tidak akan menyinggung-
nyinggungnya, hanya Hak-seng mempunyai satu kesulitan, yang ingin meminta
pertolongan dari Loo-sian-seng, apakah Loo-sian-seng bersedia atau tidak untuk
menolong Hak-seng, itu terserah kepada Loo-sian-seng”.
Si penyair tua itu tersenyum.
“Katakanlah Kong-cu kata si penyair tua itu dengan suara yang ramah sekali.
“Selama aku mengetahui persoalan yang akan Kong-cu katakan, pasti akan kubantu
sepenuh tenaga dan pengetahuanku!”
Dan setelah berkata begitu, si penyair tua itu tersenyum lagi.
Anak muda berpakaian serba putih itu, yang tampaknya menyerupai seorang
Siu-chay, telah merangkapkan kedua tangannya memberi hormat kepada penyair tua
itu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 198

“Hak-seng sebenarnya ingin menanyakan letak dari kampung Ciu-ya-chung...!”


kata si pelajar lagi dengan suara yang sabar. “Dan disana Hak-seng ingin mencari
Yap Sun Po Loo-sian-seng, seorang penyair tua yang menetap disana.”
Mendengar perkataan dari anak muda itu, wajah Yap Sun Po jadi berobah.
Cepat-cepat dia merangkapkan tangannya.
“Kalau memang Kong-cu ingin mencari Yap Sun Po, orang itu adalah aku
sendiri....!” katanya dengan cepat sekali. “Dan.... bolehkah aku mengetahui siapakah
Kong-cu sebenarnya dan ada keperluan apa, mencari diriku?”
Mendengar bahwa lelaki tua yang berpakaian pelajar juga, yang ada
dihadapannya itu adalah Yap Sun Po, orang yang sedang dicarinya, maka anak muda
pelajar itu telah cepat-cepat memberikan hormatnya.
“Oh..... sungguh rejeki Hak-seng yang bagus!” kata pelajar itu dengan suara
yang girang. “Sungguh tidak diduga bahwa Hak-seng bisa bertemu dengan Loo-sian-
seng disini!”
Yap Sun Po tersenyum.
“Ada keperluan apakah Kong-cu mencariku?” tanyanya lagi.
Anak muda itu segera baru teringat akan urusannya, tadi saking girangnya, dia
sampai seperti melupakan keadaan disekelilingnya.
Cepat-cepat dia memberi hormat kepada penyair tua she Yap itu.
“Hak-seng she Lie dan bernama Cie Kiat!!” kata pelajar muda itu, yang tak lain
dan tak bukan memang Cie Kiat adanya. “Adapun kedatangan Hak-seng mencari
Loo-sian-seng ialah untuk meminta sedikit penjelasan mengenai kejadian tiga belas
tahun yang lalu dikota Hay-sie-kwan, dimana keluarga Lie telah dibasmi oleh
serombongan orang-orang jahat, yang hanya disaksikan oleh Loo-sian-seng
seorang..... menurut In-suku, maka hanya Loo-sian-seng seorang yang mengetahui
siapa yang telah membasmi keluarga Lie itu dengan kejam sekali!!”
Mendengar perkataan dari Lie Cie Kiat wajah dari Yap Sun Po jadi berobah
hebat.
“Kau.... apakah kau salah seorang dari keluarga Lie itu?” tanyanya dengan suara
yang gemetar.
Cie Kiat mengangguk.
“Ya, dengan beruntung sekali dikala penjahat-penjahat itu ingin membunuh
diriku, datang In-su, yang telah memberikan pertolongannya! Tetapi berhubung sejak
In-su datang, penjahat-penjahat itu telah banyak yang melarikan diri, sehingga In-su
tidak mengetahui siapa nama dan siapa gelaran dari penjahat-penjahat itu! In-su
hanya mendapatkan bahwa keluarga itu telah habis berantakan dibasmi oleh penjahat-
penjahat itu!”
Setelah berkata begitu, Cie Kiat mengawasi Yap Sun Po dengan pancaran mata
yang tajam sekali.
Yap Sun Po tampak berdiri terpaku mengawasi Cie Kiat, bibirnya agak gemetar.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 199

“Dan menurut guruku itu, maka katanya bahwa yang menyaksikan pembunuhan
besar-besaran dari keluarga Lie dari penjahat-penjahat itu, adalah Yap Sun Po Loo-
sian-seng... maka dari itu, kalau memang Loo-sian-seng tidak keberatan, maka Hak-
seng ingin sekali mengetahui, siapa-siapakah yang telah ikut membasmi keluarga
Hak-seng?”
Yap Sun Po masih berdiri seperti terpaku, dia memandang dengan tatapan mata
yang agak bimbang.
Malah penyair tua ini telah menoleh kepada kacungnya yang sejak tadi masih
berdiri juga memandang Cie Kiat dengan tatapan mata yang kesima!
Setelah menghela napas, akhirnya Yap Sun Po berkata kepada kacungnya itu.
“A Tauw, pergilah kau main-main.... aku ingin bicara sebentar dengan tuan ini!!”
A Tauw, kacungnya penyair tua itu, mengangguk dengan cepat.
Dia berlalu setelah memamdang Cie Kiat sekali lagi.
Cie Kiat melontarkan seulas senyum kepada kacungnya penyair tua she Yap itu.
Setelah kacungnya itu berlalu, maka Yap Sun Po menunjuk kearah sebuah
pohon yang tumbuh rindang didekat tempat itu.
“Mari kita duduk-duduk disitu... aku akan menceritakan semua peristiwa yang
kuketahui ini kepadamu!” kata Yap Sun Po dengan suara yang perlahan, kemudian
dia menuju kepohon itu dengan cepat.
Cie Kiat mengikuti dibelakangnya.
Mereka duduk dibawah pohon itu.
Yap Sun Po tidak lantas bercerita, dia menghela napas dulu, setelah itu barulah
bercerita.
Dan cerita yang diceritakan oleh kakek Yap Sun Po ini mengenai riwayat dari
keluarga Lie yang dibasmi oleh serombongan penjahat. Dan, yang hebat lagi bahwa
keluarga Lie yang terbasmi itu adalah keluarga dari Lie Cie Kiat....!

*
* *

MENURUT apa yang diceritakan oleh kakek Yap Sun Po itu, bahwa yang
membunuh seluruh keluarga Lie satu rumah tangga itu adalah penjahat-penjahat yang
bergabung menjadi satu.
Penjahat-penjahat itu berasal dari berbagai golongan, dan umumnya mereka itu
rata-rata memang setiap harinya melakukan kejahatan, terjun didalam rimba hijau,
didalam kalangan Liok-lim.
Dengan sendirinya, mereka juga mempunyai kepandaian yang cukup tinggi.
Pada saat itu, yang menjadi kepala keluarga Lie adalah Lie Foe Thay.
Dia merupakan seorang jago yang luar biasa sekali kepandaiannya.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 200

Dan karena kepandaiannya yang tinggi begitu, maka dia sering melakukan
kebaikkan, menolong si kecil dan membasmi si jahat.
Tetapi dengan jalan hidupnya begitu, akhirnya perlahan-lahan Lie Foe Thay
mempunyai banyak musuh.
Tahun demi tahun Foe Thay selalu dapat menghadapi musuh-musuh yang
mendatangi dan menyatroni dirinya.
Semua itu disebabkan Foe Thay mempunyai kepandaian yang tinggi sekali.
Tetapi lama kelamaan, usia dari Foe Thay jadi semakin tua dan dengan
sendirinya semangat dan tenaganya berkurang.
Dengan tidak terduga, dikala Lie Foe Thay berusia lima puluh enam tahun, para
penjahat yang merasa bersakit hati padanya itu, telah bekerja sama, mereka bersatu
dan menyerbu membalas sakit hati pada Lie Foe Thay.
Mereka juga telah membasmi dan membakar seluruh gedung keluarga Lie.
Hanya saja, secara kebetulan, seorang pendekar bertangan tunggal, lewat
ditempat tersebut.
Dia melihat ada beberapa orang penjahat yang sedang mengayunkan tangan
mereka akan membanting seorang anak kecil berusia diantara lima tahun.
Pendekar bertangan tunggal itu dengan cepat telah turun tangan untuk
menolongnya.
Anak kecil itu ditolongnya.... dan bocah cilik tersebut ternyata adalah Lie Cie
Kiat...!”
Lie Foe Thay dan keturunannya sekeluarga, telah dihancur leburkan dibasmi
dibunuh oleh para penjahat yang telah bergabung menjadi satu itu.
Pendekar bertangan tunggal itu sangat gusar sekali melihat kejadian tersebut.
Dengan cepat dia telah membunuh beberapa orang penjahat yang tadi akan
membanting binasa si bocah Cie Kiat.
Setelah itu pendekar bertangan tunggal yang tidak dikenal namanya itu telah
mencari penjahat-penjahat lainnya untuk melabraknya.
Namun penjahat-penjahat yang lainnya telah menghilang.
Mereka semuanya telah meninggalkan puing-puing kehancuran dari bangunan
gedung keluarga Lie tersebut.
Pendekar bertangan tunggal tersebut jadi mendongkol dan murka benar.
Kebetulan, tanpa disengaja dia melihat seseorang sedang berdiri dan mengawasi
gedung keluarga Lie yang telah menjadi puing-puing itu.
Pendekar bertangan tunggal tersebut telah menghampiri orang itu, ternyata
orang tersebut adalah penyair Yap Sun Po yang namanya sudah terkenal didalam
kalangan sastra Tiongkok.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 201

Cepat-cepat pendekar bertangan tunggal itu menanyakan apakah penyair she


Yap tersebut telah melihat penjahat-penjahat yang membunuh-bunuhi keluarga Lie
itu, dan si penyair she Yap itu mengatakan bahwa dia tidak mengenal orang-orang
itu, penjahat-penjahat itu. Dia hanya menyerahkan kepada pendekar bertangan
tunggal itu sejilid buku.
“Didalam buku ini tercatat nama-nama orang yang ikut bergabung untuk
membasmi keluarga Lie ini. Mungkin waktu mereka mengadakan pertemuan masing-
masing telah mencatat diri mereka didalam buku ini untuk nanti saling mengenal.”
katanya.
Pendekar bertangan tunggal itu mengangguk.
Dia melihat buku itu, kemudian menyerahkan buku itu kepada Yap Sun Po.
“Buku ini dipegang saja oleh anda, nanti kalau memang anak ini telah dewasa
dan dia telah mempunyai kepandaian, maka aku akan memerintahkan dia untuk
mencari anda guna mengambil buku itu supaya dia dapat mengetahui nama-nama
musuh besarnya!”
Yap Sun Po mengiyakan.
“Begitu juga boleh......... dan kalau memang dia mencariku, pergi saja ke Ciu-
ya-chung, karena aku akan menetap disana.” kata Yap Sun Po.
Kemudian mereka berpisahan, pendekar bertangan tunggal itu, yang mempunyai
kepandaian yang sangat tinggi sekali dan juga merupakan seorang tokoh didalam
rimba persilatan, telah membawa Lie Cie Kiat, si bocah yang malang itu. Dia
bermaksud akan mendidiknya agar bocah itu nantinya mempunyai kepandaian yang
tinggi sekali!



“DAN sekarang ternyata kau telah dewasa dan benar-benar mencariku!” kata
Yap Sun Po sambil tersenyum. “Tentunya gurumu yang telah memerintahkan
kepadamu agar mencariku untuk mengambil buku dari nama-nama penjahat yang
telah membunuhi seluruh keluargamu itu!”
Cie Kiat mangangguk.
“Benar Loo-sian-seng!” kata si anak muda she Lie ini dengan suara yang tetap.
“Memang In-su yang telah memerintahkan Hak-seng untuk pergi mancari Loo-sian-
seng guna mengambil buku catatan dari mana penjahat-penjahat yang telah
membunuh seluruh keluargaku itu, agar Hak-seng dapat juga membalas sakit hati dan
penasaran dari ayah ibu dan keluargaku lainnya!”

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 202

Yap Sun Po memandangi anak muda she Lie ini dengan tatapan mata yang
tajam, dia seperti juga sedang meneliti wajah dari Cie Kiat.
Akhirnya penyair tua ini mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Ya, ya, memang kau sebagai keturunan tunggal dari keluarga Lie yang telah
musnah itu, harus benar-benar dapat membalaskan sakit hati dari keluargamu itu.
Tetapi...... aku takut didalam dunia persilatan akan timbul pergolakan yang hebat
sekali, karena akan banyak sekali berjatuhan korban-korban dari dendammu itu....!!”
kata Yap Sun Po dengan suara yang perlahan.
Cie Kiat tersentak mendengar perkataan penyair tua tersebut.
Dia jadi memandang juga kepada Yap Sun Po.
Namun, kemudian anak muda she Lie ini telah menghela napas dalam-dalam.
“Memang hal itu telah dipikirkan oleh Hak-seng dan seharusnya dendam dan
sakit hati seorang manusia yang terpendam dihatinya, harus diusahakan untuk
dilenyapkan. Tetapi........ berhubung sakit hati itu terlalu besar, terlampau berat, dan
juga terlalu mendalam, yang telah menyebabkan musnahnya satu keluargaku,
keluarga Lie, maka dari itu, mau tak mau, Hak-seng harus menuntut semua dendam
itu! Biar didalam kalangan Kang-ouw terjadi suatu pergolakan yang hebat diantara
jago-jago lainnya, namun memang biar bagaimana Hak-seng tetap harus
melaksanakan pembalasan dendam atas terbunuhnya seluruh keluarga Hak-seng”.
Yap Sun Po menganggukan kepalanya beberapa kali membenarkan perkataan
Cie Kiat.
“Perkataanmu itu memang benar!” katanya. “Tetapi kau harus ingat, pada siapa
kau harus menumpahkan dendammu itu! Kalau memang seumpamanya kau masih
bisa memberi pengampunan kepada musuhmu itu, maka berikanlah pengampunanmu
itu........!”
Cie Kiat mengiyakan.
“Terima kasih atas nasehat-nasehat dari Loo-sian-seng.........!” kata Cie Kiat
dengan cepat. “Dan memang benar perkataan Loo-sian-seng. pada musuh-musuh
Hak-seng yang masih bisa diberi pengampunan, akan Hak-seng usahakan untuk
memberikan jalan hidup padanya! Tetapi bagi mereka yang memang memegang
peranan didalam pembunuhan keluarga Hak-seng, maka dengan sendirinya kematian
adalah bagian mereka.
“Itu sudah jelas!” kata Yap Sun Po dengan cepat. “Dan aku mengucapkan
syukur bahwa kau masih bisa mempertimbangkan antara yang salah dan yang benar,
sehingga aku tidak perlu menguatirkan lagi bahwa kau akan melakukan pembunuhan
secara sembarangan! Aku yakin bahwa kau telah mempunyai kepandaian yang tinggi
sekali dibawah bimbingan dan gemblengan dari gurumu!!”.
Cie Kiat tersenyum.
“Mengenai soal itu Loo-sian-seng jangan menguatirkan, karena biar bagaimana
Hak-seng telah dididik oleh In-su untuk mengambil jalan kebenaran....! Mengenai
buku nama-nama dari penjahat-penjahat yang telah membunuh keluargaku itu,
apakah bisa Hak-seng ambil sekarang?”
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 203

Yap Sun Po tersenyum, dia merogoh sakunya jubah yang dikenakannya itu dia
juga berkata : “Buku catatan dari nama-nama musuhmu itu memang selalu kubawa
serta kemana saja kupergi.... maka dari itu, sekarang juga kau bisa mengambilnya!!”
Yap Sun Po telah mengeluarkan sejilid buku kecil, diangsurkannya buku kecil
itu kepada Cie Kiat.
Anak muda she Lie tersebut telah menerimanya.
Wajahnya jadi berobah-robah, sebentar sedih, sesaat lagi memperlihatkan sikap
gusarnya, sebentar lagi memperlihatkan rasa duka dan rasa amarah yang sangat.
Yap Sun Po hanya berdiam diri saja
Setelah melihat-lihat halaman-halaman dari buku itu, dimana tertulis puluhan
nama orang-orang yang telah menjadi pembunuh keluarganya Cie Kiat menutup
kembali buku-buku itu. Dimasukkan kedalam sakunya.
Barulah setelah itu Cie Kiat merangkapkan kedua tangannya menjurah kepada
Yap Sun Po.
“Terima kasih atas bantuan Loo-sian-seng yang telah banyak tahun
menyimpankan buku ini!” kata Cie Kiat dengan suara yang mengandung perasaan
terima kasih. “Dan mudah-mudahan memang Hak-seng bisa membendung perasaan
dan bergolaknya dari dendam yang selama ini terpendam didalam hati Hak-seng.
Maka dari Hak-seng hanya akan memilih beberapa orang-orang terpenting diantara
penjahat-penjahat tersebut, akan membunuhnya dengan secara jantan, akan Hak-seng
ajak mereka bertempur satu lawan satu.... atau kalau memang mereka mau, mereka
boleh maju sekaligus.... Hak-seng kira Hak-seng masih bisa menghadapi mereka itu!”
Setelah berkata begitu, maka Cie Kiat telah merangkapkan tangannya, dan
berpamitan sambil menjurah memberi hormat kepada si penyair tua she Yap itu.
Kemudian dengan gesit dia melompat ke atas kudanya.
Didalam waktu yang sangat singkat sekali, dia telah lenyap dari pandangan mata
Yap Sun Po.
Penyair tua she Yap itu memandangi lenyapnya anak muda she Lie itu bersama
kudanya dengan mata tak berkedip.
Kemudian dia menghela napas.
“Ah.... badai dan topan akan muncul didalam dunia persilatan, akan terjadi
pergolakan diantara jago-jago silat, dan darah akan membanjiri dunia persilatan,
dunia Kang-ouw...!” dan kemudian penyair tua ini telah membawakan sebuah syair
dengan suara mengumam, sedangkan A Tauw, kacungnya, telah datang menghampiri
padanya....

*
* *

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 204

SEBETULNYA Cie Kiat memang diperintahkan oleh gurunya untuk pergi


mencari Yap Sun Po, orang satu-satunya yang memegang buku catatan dari nama-
nama penjahat yang telah menggeroyok dan membasmi keluarga Lie itu!
Dan didalam perjalanannya untuk mencari orang she Yap itu, dia telah
mengalami berbagai peristiwa, dia bertemu dengan Oen Lay Tat dan jago-jago
lainnya, juga bertemu dengan Wang Kouw-nio... menghadapi persoalan Tat-mo
Kiam... semua itu telah dialaminya, dan akhirnya dia dapat juga menemui diri Yap
Sun Po.
Setelah memperoleh buku catatan dari nama-nama penjahat yang telah
membasmi keluarganya pada belasan tahun yang lalu, dengan sendirinya dia akan
dapat mencari penjahat-penjahat itu guna mengadakan pembalasan dendam atas
kematian seluruh keluarganya itu!.
Dan memang dugaan dari Yap Sun Po benar belaka, sebab sejak detik itu, sejak
Cie Kiat memperoleh buku catatan dari nama-nama penjahat yang menjadi musuhnya
tersebut, akan segera muncul berbagai peristiwa hebat.
Semuanya itu akan menyebabkaa dunia persilatan akan tergoncang, dan didalam
kalangan Kang-ouw akan muncul berbagai peristiwa yang benar luar biasa sekali,
yang akan membuat semua jago-jago dirimba persilatan akan tercengang, kaget dan
bercampur dengan perasaan ngeri.
Cie Kiat sendiri begitu memperoleh buku catatan nama dari penjahat-penjahat
yang menjadi musuhnya itu, telah membedal kudanya yang dilarikan dengan pesat.
Pada saat itu hatinya sedang diliputi oleh berbagai segala keinginan untuk cepat-
cepat dapat melampiaskan dendamnya terhadap penjahat-penjahat yang menjadi
musuhnya itu.
Peristiwa pertama dari segala keguncangan yang akan timbul didalam dunia
persilatan, muncul dikota Sung-lay-kwan... telah terjadi suatu peristiwa darah yang
akan menggemparkan jago-jago didalam dunia persilatan....!
Kejadian itu adalah sebagai berikut....

*
* *

SUNG-LAY-KWAN merupakan kota yang cukup besar juga padat


penduduknya.
Kota ini terkenal akan hasil dari araknya, yang bisa menyaingi arak Hong-ciu.
Dikota tersebut hidup seorang jago tua she Bie dan bernama She Gauw.
Jago tua ini mempunyai kepandaian yang sangat tinggi, semasa mudanya, dia
pernah menjagoi daerah Kang-ouw, dan membuat nama yang tidak kecil didalam
kalangan Kang-ouw.
Tetapi berhubung usianya yang telah menanjak kian tua, maka dia mengambil
keputusan, bahwa dia lebih baik hidup tenteram untuk melewati hari-hari tuanya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 205

Dan didalam melewati hari-hari tuanya itu, maka dia telah menerima tiga orang
murid, yang akan menerima warisan kepandaian silat darinya.
Hal itu disebabkan dia tidak mempunyai seorang puterapun. Maka, untuk
menjaga agar kepandaiannya itu tidak lenyap terbawa kekubur, dia menginginkan
agar ada yang mewarisinya.
Ketiga muridnya itu memang tiga orang anak yang cerdas, sebab jago tua
bernama Pang Tiang Ho itu selalu memilih dulu diantara murid-murid yang akan
dijadikan murid tulennya. Memang orang luar mengetahui jago tua she Pang itu telah
menerima puluhan orang murid, tetapi diantara puluhan murid itu, hanya tiga orang
yang benar-benar dapat disebut muridnya, karena dia telah mendidik ketiga orang itu
dari diluar dari jam latihan murid-murid lainnya.
Penghidupan dari Pang Tiang Ho cukup tenteram, untuk melewati hari-hari
tuanya itu dia telah bisa cukup dengan menerima pembayaran uang latihan murid-
muridnya, karena Pang Tiang Ho memang menerima bayaran untuk latihan ilmu silat
itu.
Pada suatu hari, dengan tidak terduga, tampak berlari seorang pelayan dari
keluarga Pang tersebut.
Wajahnya pucat, dan tubuhnya menggigil.
Dia mengetuk-ngetuk kamar dari Pang Hu-jin, nyonya Pang.
“Pang Thay-thay..... Pang Thay-thay!!” teriak si pelayan dengan berteriak-teriak,
suaranya gemetar.
Wajah pelayan itu juga pucat sekali, bibirnya gemetaran.
Pintu kamar itu terbuka, keluar nyonya Pang, isteri dari Pang Tiang Ho.
Wanita setengah baya ini mengerutkan alisnya waktu melihat keadaan
pelayannya.
“Ada apa ?” tanyanya dengan suara yang tidak senang, karena dia merasa
terkejut oleh sikap si pelayan yang membawa sikap begitu mengejutkan gerabak
gerubuk tak keruan.
Wajah si pelayan masih pucat, bibirnya gemetaran.
Waktu ditanya begitu, dia menunjuk kearah taman dengan berkata suara
tergugu. “Pang Toa-ya.... oh..... ditaman itu... oh...” suaranya gemetar sekali, dia tidak
bisa meneruskan perkataannya, kedua kakinya telah lemas, dan tanpa dapat ditahan
lagi telah jatuh terduduk.
Pang Thay-thay, nyonya Pang itu, sangat bingung dan heran melihat kelakuan
pelayannya itu.
“Ada apa kau bersikap begitu, A Bong?” tanya Pang Thay-thay dengan suara tak
senang. “Ada apa didiri Pang Toa-ya?”
“Itu... itu ditaman... Pang Toa-ya... oh...” dan si pelayan rumah tangga Pang itu
tidak bisa meneruskan perkataannya lagi.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 206

Saking heran dan ingin tahu, maka Pang Thay-thay telah cepat-cepat menuju
ketaman.
Pelayan itu masih terduduk lemas.
Dia tidak mengikuti nyonya majikannya.
Hanya matanya yang jelalatan tak hentinya, seperti juga dia sedang menghadapi
suatu peristiwa yang benar-benar menyeramkan sekali.
Pang Thay-thay, nyonya Pang itu, telah sampai ditaman.
Dia memandang sekeliling taman itu.
Tak dilihatnya ada sesuatu yang luar biasa.
Dengan sendirinya dia jadi heran.
Mengapa si pelayan dari keluarganya itu si A Bong bersikap begitu, gemetar
ketakutan, seperti juga tadi dia telah melihat sesuatu yang benar-benar menakutkan!?
Baru saja Pang Thay-thay mau memutar tubuhnya untuk masuk kembali
kedalam, tiba-tiba matanya tertarik oleh sesuatu benda yang tergantung diatas pohon.
Waktu Pang Thay-thay menegaskan, maka dia jadi kaget sendirinya, hatinya
tercekat dan darahnya mendesir.
Itulah sesosok tubuh yang tergantung diatas pohon dalam keadaan tak hidup!
Berarti yang tergantung itu adalah sesosok mayat manusia, yang binasa dengan mata
yang mendelik lebar kearah Pang Thay-thay, dan juga lidah terjulur keluar, karena
ada seutas tambang yang melikati lehernya.
Pang Thay-thay sampai mengeluarkan seruan tertahan, dia sampai melompat
kebelakang beberapa langkan.
“Oh..... apa ini..... mengapa..... oh..... bisa terjadi ini......?” mengeluh Pang Thay-
thay dengan lutut yang lemas.
Dan semangat dari Pang Thay-thay seperti terbang meninggalkan raganya, dia
jadi tambah terkejut, hampir saja dia jayuh pingsan waktu dia menegaskan ternyata
yang menggelantung diatas pohon itu adalah suaminya sendiri, yaitu Pang Toa-ya,
Pang Tiang Ho.
Pang Thay-thay, nyonya Pang jadi mengeluarkan suara jeritan kaget, dia berlari
menghampiri, tetapi baru beberapa langkah saja, dia telah lemas tak bertenaga,
kemudian setelah mengeluarkan suara keluhan, maka rubuhlah dia jatuh pingsan!
Lama juga Phang Thay-thay jatuh pingsan begitu, sampai menjelang lohor dia
masih pingsan ditaman itu.
Sedangkan mayat dari Pang Tiang Ho masih menggelantung diatas pohon
dengan mata yang mendelik dan lidah yang terjulur keluar, rupanya dia mati
tergantung begitu dalam keadaan penasaran sekali, muka mayat dari orang she Pang
terebut telah berobah kuning kehijau-hijauan..... menyeramkan sekali, bergoyang-
goyang terhembus oleh angin kecil, juga dibawahnya menggeletak pingsan nyonya
Pang itu!
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 207

*
* *

WAKTU PANG THAY-THAY tersadar dari pingsannya itu, maka dia


memandang sekelilingnya.
Tetapi begitu teringat akan keadaan dirinya, dan peristiwa dimana dia melihat
suaminya mati tergantung begitu, dia jadi menjerit dan menangis keras sekali.
Lebih-lebih dia melihat bahwa mayat dari Pang Tiang Ho, suaminya itu masih
tergantung bergoyang-goyang dengan mata mendelik dan lidah menjulur diatas
pohon, matanya yang mendelik lebar itu seperti juga sedang mendelik memandang
kearah Pang Thay-thay, sehingga nyonya Pang ini jadi sekali lagi mengeluarkan
seruan kaget, menangis sekeras-kerasnya.
A Bong, pelayan yang tadi memberitahukan Pang Thay-thay tentang kematian
dari Pang Tiang Ho, sedang pingsan juga. Rupanya saking kaget dan ketakutan, dia
sampai jatuh pingsan.
Keadaan dirumah tersebuit sangat sepi sekali, hanya terdengar tangisan dari
nyonya Pang tersebut.
Sampai akhirnya tak lama kemudian berdatangan murid-murid dari Pang Tiang
Ho untuk latihan.
Tetapi betapa terkejut mereka waktu melihat keadaan su-bo, isteri guru, dan su-
hu mereka yang terbinasa dengan tergantung diatas pohon begitu.
Ciu Wie Siang murid tertua dari Pang Tiang Ho, telah cepat-cepat menghampiri
Pang Thay-thay, su-bo mereka, ibu guru mereka.
Ciu Wie Siang telah menanyakan, mengapa guru mereka bisa mengalami hal
seperti itu, seperti juga orang yang menggantung diri.
Pang Thay-thay juga tidak bisa menerangkan, dia tidak mengetahui juga
mengapa suaminya bisa menggantung diri terbinasa dengan cara begitu macam.
Pang Hu-jin hanya bisa menangis saja. Isteri dari Pang Tiang Ho tersebut
menangis dengan suara yang menyayatkan hati benar.
Murid-murid dari Pang Tiang Ho jadi bingung sekali melihat keadaan ini.
Ciu Wie Siang telah memeriksa keadaan disekitar taman itu.
Tahu-tahu matanya dapat melihat ada sehelai kertas yang tertancap dibatang
pohon.
Cepat-cepat murid Pang Tiang Ho she Ciu tersebut mengambil surat itu.
Murid-murid lainnya juga cepat-cepat telah menghampiri, mereka melihat surat
itu.
Isi surat tersebut berbunyi antara lain :

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 208

Arwah dari keluarga Lie telah datang menagih hutang jiwa,


maka kebinasaan dari Pang Tiang Ho ini adalah wajar, sebab dia
terlalu jahat sekali telah melakukan pembunuhan besar-besaran
terhadap keluarga Lie pada belasan tahun yang lalu.

Dengan terbinasanya dirinya ini, maka habislah dendam


keluarga Lie dengan keluarga Pang, maka tak perlu anak isteri
dan cucu dari keluarga Pang yang menanggung dosa dari Pang
Tiang Ho.

Aku kira, lebih baik Pang Tiang Ho menemui kematiannya


ini........ agar anak cucunya tidak menerima dosanya, dan
biarkanlah dia terbinasa menebus dosanya...... aku tidak mau
kalau sampai anak atau keluarga Pang lainnya yang merasakan
getah dari perbuatan jahat dari Pang Tiang Ho.

Dengan ditinggalkannya surat ini, agar keluarga Pang


maklum....... dan aku menyatakan maaf sebesar-besarnya tak bisa
menjumpai kalian.

Dan, dengan melalui surat ini, maka aku juga ingin


menyatakan maaf sebesar-besarnya, bahwa aku telah merenggut
nyawa dari seorang musuhku, karena Pang Tiang Ho adalah
manusia yang tidak bisa diampuni, dosanya terlalu besar, dia
merupakan orang ketujuh diantara penjahat-penjahat yang
mengeroyok keluargaku, maka dengan sendirinya dia masih
termasuk orang yang terpenting didalam gabungan penjahat-
penjahat itu. Nah.... selamat tinggal!

Dari:
Pek-ie Koay-hiap
pendekar aneh berbaju putih

Ciu Wie Siang dan murid-murid dari Pang Tiang Ho yang lainnya jadi gusar
dan murka.
Tetapi mereka gusar murka tanpa daya, karena mereka tidak mengetahui siapa
sebenarnya Koay-hiap, pendekar aneh berbaju putih itu, yang telah membunuh guru
mereka.
Ciu Wie Siang jadi berduka sekali, mereka mengucurkan air mata.
Didalam pandangan mereka selama mereka belajar ilmu silat dibawah
gemblengan dari Pang Tiang Ho, maka mereka melihat guru mereka itu sangat baik
hati, dan benar-benar membimbing mereka.
Maka dari itu, mengapa guru mereka itu bisa mempunyai musuh yang telah
begitu tega membunuhnya dengan menggantungkan sekalian mayat dari Pang Tiang
Ho diatas pohon.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 209

Hal ini membuat Wie Siang dan murid-murid Pang Tiang Ho lainnya benar-
benar jadi bergusar, mereka berjanji akan beramai-ramai mencari orang yang
menamakan dirinya itu Pek-ie Koay-hiap, si pendekar aneh berbaju putih.
Ciu Wie Siang dan murid-murid Pang Tiang Ho yang lainnya cepat-cepat
memberikan hiburan bagi diri Pang Hu-jin, nyonya orang she Pang, yang menjadi ibu
guru mereka itu.
Juga soal pemakaman jenazah dari Pang Tiang Ho, segera diurus, dengan cepat
diadakan pemakaman.
Pada penjahat setempat, nyonya Pang mengatakan bahwa suaminya itu
mengalami suatu kecelakaan kecil waktu sedang berlatih ilmu golok, akhirnya setelah
menderita sakit satu minggu maka suaminya itu telah berpulang kepangkuan Thian.
Begitu juga kepada para tetangganya, nyonya Pang ini memberikan alasan yang
sama.
Dan mereka, orang-orang ini tidak mengetahui, bahwa kematian dari Pang Tiang
Ho adalah suatu permulaan, awal dari bergolaknya suatu peristiwa hebat didalam
dunia persilatan..... yang akan bergolak dengan penuh kengerian dan benar-benar
menakutkan, karena darah akan membanjiri sungai telaga, dan dunia persilatan akan
digegerkan oleh berbagai peristiwa yang benar-benar menakutkan!
Tegasnya Pang Tiang Ho dibunuh oleh Lie Cie Kiat karena nama Pang Tiang
Ho terdapat didalam buku catatan dari nama-nama penjahat yang telah mengeroyok
keluarga Lie, yang diperoleh Cie Kiat dari penyair tua Yap Sun Po itu.....!



LIE CIE KIAT memang bermaksud membabat musuhnya seorang demi


seorang.
Dia menurut petunjuk dibuku catatan dari nama musuh-musuh besarnya itu.
Dia mencarinya seorang demi seorang.
Pang Tiang Ho memang Cie Kiat yang telah membunuhnya pada malam itu.
Dia yang telah menyeret tubuh orang she Pang itu, lalu menggantungnya diatas
pohon sehingga Pang Tiang Ho terbunuh dan terbinasa dengan mata mendelik dan
lidah menjulur keluar.
Dan Cie Kiat bermaksud setelah membunuh Pang Tiang Ho, maka korbannya
yang kedua adalah orang yang bernama Wang Toe, seorang yang tercatat namanya
didalam urutan yang ketiga didalam buku catatan itu.
Cie Kiat telah mencari-cari dan menyelidiki dimana orang tersebut.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 210

Nama Pang Tiang Ho telah dicoretnya dengan warna merah, menandakan bahwa
orang she Pang itu telah dapat diselesaikan hidupnya!
Anak muda she Lie tersebut dapat mengendus bahwa Wang Toe sekarang
berdiam dikota Pay-sia, dia telah membuka sebuah rumah makan yang besar dan
mewah.
Dikota itu, Wang Toe hidup dengan segala kemewahannya, karena semua
orang-orang di kota itu umumnya mengetahui bahwa Wang Toe mempunyai
kepandaian ilmu silat yang tinggi sekali, sehingga buaya-buaya daratnya juga jeri
terhadap Wang Toe.
Rumah makan bertingkat yang dibuka oleh Wang Toe sangat laris sekali.
Sering pula perkumpulan-perkumpulan dari berbagai cabang jago-jago rimba
persilatan telah memakai rumah makan Wang Toe sebagai tempat perundingan, dan
kalau memang terjadi begitu, maka Wang Toe akan mengeduk keuntungan yang
tidak kecil.
Selain makanan yang selalu harganya dilebihkan dari biasanya, juga sewa
tempat tersebut jauh lebih tinggi harganya dari hasil yang diperolehnya didalam hari-
hari waktu dia berdagang sebagaimana mestinya.
Maka dari itu, dengan cepat Wang Toe telah dapat mengumpulkan kekayaan
yang tidak sedikit.
Rumah makannya itu sudah diserahkan kepada orang kepercayaannya untuk
diurus, sedangkan dia sendiri berdiam dirumahnya, yang terletak tak begitu jauh dari
rumah makannya tersebut.
Wang Toe selalu melewati hari-hari tuanya dengan duduk rebah dikursi
malasnya yang terbuat dari kayu cendana yang wangi itu, sambil ditangannya
memegang kipas.
Begitulah penghidupan dari Wang Toe dari hari kehari dia melewatinya dengan
penuh ketenangan.
Namun, biarpun dia telah kaya raya, ada sesuatu yang kurang didalam hidupnya.
Sampai dia menjelang tua itu, dia tidak mempunyai keturunan, yaitu tidak
mempunyai anak.
Juga isterinya yang sangat dicintainya telah meninggal dunia.
Maka dari itu, melewati hari tuanya Wang Toe berseorang diri.
Dia sudah tak mau menikah lagi, hanya kalau memang dia mau, dia bisa
berpelesiran dengan bunga-bunga raja.
Itulah sebabnya, maka selain dari pelayan-pelayan rumah tangganya, tak
terdapat orang lainnya.
Pagi itu, dikala Wang Toe sedang meram-meram ayam duduk rebah dikursi
malasnya diruangan tengah, sambil mengipas dengan sebuah kipas yang terbuat dari
kain sutra, maka tahu-tahu mencelat turun sesosok tubuh dihadapannya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 211

Waktu mudanya Wang Toe mempunyai kepandaian yang sangat tinggi.


Tetapi menjelang tuanya dia tidak pernah melatihnya lagi, namun tetap saja dia
masih liehay.
Melihat ada orang yang menjeglek didepannya turun dari wuwungan tiang
penglarian, dengan kaget Wang Toe telah mencelat bangun dari kursi malasnya itu.
“Si... siapa kau?” bentak Wang Toe dengan suara yang kaget.
Orang yang melompat turun telah berdiri tegak. Ternyata dia seorang pelajar
yang berusia masih sangat muda sekali. Dia mengunakan pakaian pelajar yang serba
putih.
Orang itu tertawa dingin waktu melihat kekagetan yang meliputi wajah Wang
Toe.
“Aku adalah Pek-ie Koay-hiap yang akan merenggut nyawa tuamu!!” kata orang
itu, yang tak lain dari Lie Cie Kiat.
Wajah Wang Toe jadi berobah hebat.
“Kau.... oh, kau kurang ajar sekali!” teriak Wang Toe, dengan suara yang
bengis. “Hmmmm.... sebutkan namamu, agar aku dapat memberikan ganjaran
kepedamu! Apakah kau tidak tahu, bahwa kau sedang berhadapan dengan siapa?”
Orang itu, Lie Cie Kiat, telah ketawa dingin.
“Aku tahu.....!” menyahuti Cie Kiat dengan cepat, setelah itu dia tertawa dingin
lagi. “Aku tentunya sedang berhadapan dengan Wang Toe, bukan?”
Wajah Wang Toe jadi berobah.
“Apa maksudmu datang kemari?” bentak Wang Toe dengan suara yang aseran.
Cie Kiat kembali tertawa dingin.
“Sudah kukatakan aku akan merenggut nyawa tuamu!” menyahuti Cie Kiat.
“Jangan main-main!” bentak Wang Toe dengan gusar. “Sebutkan maksudmu
yang sebenarnya!”
Cie Kiat kembali tersenyum.
“Ya.... kau tentu ingat pada belasan tahun yang lalu telah ikut mengeroyok
keluarga Lie Foe Thay?!” bentak Cie Kiat dengan suara yang dingin sekali.
Mendengar disebutnya nama Lie Foe Thay, wajah Wang Toe jadi berobah
pucat.
Kakinya agak gemetar.
“Lie Foe Thay...?” tanyanya dengan suara yang gemetar disebabkan terkejutnya.
Cie Kiat mengangguk.
Cahaya mata anak muda she Lie ini sangat tajam sekali waktu dia memandang
kepada Wang Toe.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 212

“Benar!” menyahuti Cie Kiat. “Dan sekarang, arwah dari keluarga Lie itu akan
menuntut ganti jiwa!!”
Wajah Wang Toe jadi tambah pucat.
“Kau... kau...” dia tergugu tak bisa berkata-kata lagi.
Tubuh Wang Toe juga agak gemetar menggigil.
Melihat itu Cie Kiat tertawa dingin, dia melangkah menghampiri.
“Hmmmm... sekarang adalah saatnya kau harus mampus guna menebus jiwa-
jiwa dari keluarga Lie yang telah kau dan kawan-kawanmu itu membunuhnya!!” kata
Cie Kiat dengan suara menyeramkan sekali. “Aku adalah keturunan tunggal dari Lie
Foe Thay yang malang itu....!”
Mendengar perkataan Cie Kiat, wajah Wang Toe jadi berobah semakin pucat,
lalu berobah jadi merah padam, kemudian berobah pucat lagi. Tubuhnya juga
menggigil.
Tetapi, mungkin saking ketakutan. Tahu-tahu dia telah menjejakkan kakinya, dia
menerjang Cie Kiat.
“Mampus kau, setan penasaran!!” bentak Wang Toe dengan suara yang
ketakutan.
melihat dirinya diserang begitu, Cie Kiat mendengus tertawa dingin.
Dia menekuk lutut kanannya, sehingga tubuhnya jadi mendoyong kemuka
sedikit agak menurun kebawah.
Dengan mengeluarkan teriakan keras, tahu-tahu ditangan Cie Kiat telah tercekal
pedangnya, dia membabat kearah perut dari Wang Toe.
Pada saat itu Wang Toe sedang menerjang, mana bisa dia melindungi perutnya.
Apa lagi kepandaian dari Cie Kiat memang sangat tinggi.
Sehingga tak ampun lagi, perutnya itu pecah oleh sabetan pedang Cie Kiat.
Isi perut Wang Toe telah berhamburan, darah merah segar jadi membanjiri lantai
dan usus dari orang she Wang itu telah berhamburan dilantai.
Mengerikan sekali.
Tubuh Wang Toe, tidak lantas rubuh dia berdiri ngejeglek dengan mata yang
mendelik, setelah mengeluarkan suara menggerogok dua kali dari lehernya seperti
ayam yang ingin putus napas, maka tubuh gemuk dari Wang Toe telah ambruk
dilantai, tak bernapas dan tak bernyawa lagi!
Satu dendam lagi dari Cie Kiat telah terbayar lunas, karena Wang Toe telah
melayang jiwa, menuju keakherat untuk menemui Giam-lo-ong!
Cie Kiat berdiri, sesaat terpaku ditempatnya mengawasi mayat Wang Toe yang
menggeletak tengkurap tak bernyawa dan tak bergerak itu.
Anak muda she Lie ini menghela napas.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 213

“Lenyap pula sebuah dendam....!!” mengumam anak muda she Lie ini.
Selang Cie Kiat berdiri memandangi mayat Wang Toe, tahu-tahu dari dalam
menerobos tiga orang pelayan keluarga Wang tersebut.
Mereka datang ketempat tersebut karena mereka mendengar suara jeritan dari
Wang Toe.
Tetapi waktu mereka melihat majikan mereka telah terbinasa, dan disampingnya
berdiri seorang anak muda dengan pedang berlumuran darah ditangannya,
menyebabkan mereka jadi ketakutan dan tubuh ketiga pelayan itu menggigil.
Tanpa mereka kehendaki, maka mereka jadi berlutut dan memanggut-
manggutkan kepala mereka, seperti juga sedang meminta ampun!
Cie Kiat tidak mengambil perhatian pada ketiga pelayan dari keluarga Wang
tersebut, dengan mengeluarkan suara dari tertawa dingin, dan setelah menyusut darah
yang melekat pada tubuh pedangnya di baju mayat dari Wang Toe, yang disosotnya
perlahan-lahan, maka Cie Kiat kemudian menjejakkan kakinya, dia telah mencelat
pergi.
Hanya didalam waktu sekejapan itu saja dia telah lenyap dari pandangan ketiga
pelayan Wang Toe.
Ketiga pelayan itu jadi ribut waktu menyaksikan hal tersebut, mereka duga anak
muda she Lie itu adalah setan yang mempunyai gerakan cepat sekali...... mereka jadi
saling lari berserabutan menuju keluar, juga mereka berteriak-teriak, sehingga
tetangga Wang Toe keluar semuanya untuk melihat apa yang terjadi dirumah Wang
Toe tersebut.
Ketiga pelayan itu segera menceritakan apa yang telah mereka lihat.
Juga orang Tie-kwan telah melakukan penyelidikan, pemeriksaan terhadap
mayat itu.
Namun mereka tidak bisa mengetehui atau menangkap diri Cie Kiat, sebab anak
muda she Lie itu telah siang-siang menghilang dari kota itu.......!

*
* *

KEJADIAN selanjutnya lagi malah lebih hebat. Pilihan Cie Kiat untuk korban
selanjutnya dari dendam anak muda she Lie adalah jago yang bernama Po Sin Siu,
seorang jago yang membuka perusahaan Piauw-kiok, suatu perusahaan yang
menerima pengiriman barang dari daerah yang satu kedaerah yang lainnya. Po Sin
Siu mempunyai kepandaian yang tinggi, dia mempunyai kepandaian istimewa, yaitu
ilmu goloknya, yang dinamakan Cap Sie Hoan-to, dimana kalau memang dia telah
menggunakan ilmu goloknya itu, maka jarang sekali ada orang yang menghadapi
Piauw-su tersebut.
Sin Siu membuka Piauw-kioknya itu berkisar delapan tahun yang lalu,
sebetulnya tadinya dia adalah seorang pembegal tunggal.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 214

Namun disebabkan usianya telah tua, dan dia mempunyai simpanan harta, maka
akhirnya dia ingin hidup tenang.
Mengandalkan nama dan kepandaiannya dia telah membuka perusahaan Piauw-
kiok tersebut, untuk melewati hari tuanya.
Piauw-kioknya itu diberi nama Po-sin Piauw-kiok.
Sejak Sin Siu membuka Piauw-kiok tersebut, setiap barang yang dikirimnya
selalu akan sampai ditempat dengan selamat, karena selain dia mempunyai nama
besar dan juga ditakuti dan disegani oleh lawan dan kawan, juga Sin Siu merupakan
seorang yang bisa bergaul.
Apa lagi, memangnya dia berasal dari dunianya dijalan Hek-to, jalan hitam,
sebagai pembegal tunggal, maka dengan sendirinya dia mempunyai banyak kawan
pembegal-pembegal juga.
Dengan sendirinya, begitu dia membuka Piauw-kok, kawan-kawannya itu tidak
mau mengganggu Piauw-kiok yang dibuka oleh Sin Siu karena mereka tidak mau
hitam makan hitam walaupun sekarang Sin Siu telah beralih kejalan putih, toh tetap
saja dulunya dia berasal dari jalan hitam.
Disebabkan sejak pertama kali dia membuka Piauw-kiok itu, pengiriman barang
tidak pernah mengalami rintangan dijalan, maka lama kelamaan Sin Siu tidak pernah
ikut lagi mengawal pengiriman Piauw tersebut.
Dia hanya berdiam didalam rumahnya bersama isteri dan puterinya yang baru
berusia lima tahun, yang diberi nama Po In Lian.
Barang-barang Piauw itu hanya dikawal oleh beberapa orang Piauw-su yang
bekerja pada Po Sin Siu, dan mereka juga membawa sebuah bendera dari Po-sin
Piauw-kiok. itu saja sudah cukup, karena bendera dari Po Sin Piauw-kiok sama
seperti juga diri Po Sin Siu sendiri.
Penjahat-penjahat yang ingin mengganggu iring-iringan Piauw itu, kalau melihat
bahwa Piauw yang sedang dikawal itu adalah barang Piauw dari perusahaan Po-sin
Piauw-kiok, maka mereka selalu batal menghadang.
Tetapi dengan tidak terduga, pada suatu hari, malah telah terjadi suatu peristiwa
yang hebat pada diri Cong Piauw-tauw Po Sin Siu tersebut.
Orang she Po ini malah telah mengalami peristiwa hebat tersebut didalam
rumahnya sendiri, dimarkas dari Po-sin Piauw-kiok, dan yang hebat lagi, hal yang
mengerikan yang telah menimpah keluarga Po itu terjadi disiang hari disaat matahari
sedang bersinar dengan teriknya......!
Pada saat itu hampir mendekati lohor, dan beberapa orang Piauw-su dari Po-sin
Piauw-kiok sedang beristirahat diluar dari kantor Po-sin Piauw-kiok.
Ada beberapa orang Piauw-su yang sedang menceritakan pengalamannya
diwaktu mereka muda.
Malah Siu Piauw-su seorang Piauw-su tua, yang mungkin telah berusia diantara
lima puluh enam tahun, sedang menceritakan masa mudanya, dikala dia sedang
bercinta kasih dengan gadis yang sekarang jadinya.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 215

“Memang luar biasa sekali!” kata Siu Piauw-su sambil tertawa. “Kukira wanita
itu memang mudah terangsang oleh rangsangan sex, tak tahunya pada suatu malam
dikala aku sedang mencium lehernya, tahu-tahu dia telah mengayunkan tangannya
menempeleng mukaku, sehingga aku jadi memandangnya dengan tatapan yang
kesima......!”
Piauw-su-Piauw-su lainnya jadi tertawa.
“Kenapa kau tidak memeluknya terus dan menciumi dengan cara memaksa?”
tanya salah seorang Piauw-su lainnya.
Piauw-su tua tersebut, Siu Piauw-su telah memperlihatkan wajah lucunya.
“Mana bisa begitu? Sedangkan ingin mencium lehernya saja aku telah
ditempelengnya, maka mana bisa aku mencium lagi?” katanya.
Piauw-su-Piauw-su lainnya tertawa.
“Kenapa akhirnya dia bisa menjadi isterimu?” tanya salah seorang diantara
mereka.
Piauw-su tua itu tertawa.
“Nah... itulah kehebatan diriku!” kata si Piauw-su tua sambil tertawa. “Biarpun
perempuan itu sudah mau kepada diriku, namun kalau memang aku yakin dan
menginginkannya dengan sesungguh hati, pasti aku akan dapat menundukkan wanita
itu!”
Yang lainnya juga tertawa.
Tetapi sedang mereka tertawa begitu, sedang Piauw-su-Piauw-su tersebut
tertawa, telah terdengar suara tertawa yang lain dan terdengar jauh sekali, melengking
tinggi, sebentar terdengar jelas, sebentar lenyap.
Semua orang jadi heran.
“Suara tertawa siapa itu?” tanya Piauw-su-Piauw-su itu sambil saling pandang.
Semuanya saling angkat bahu, wajah mereka memperlihatkan kegelisahan,
karena suara tertawa itu terdengarnya begitu melengking tinggi, membikin bulu
tengkuk jadi berdiri dan mengkirik.
Suara tertawa itu melengking tinggi sekali, semakin lama jadi semakin terdengar
tegas.
Semua Piauw-su itu jadi saling berdiam diri. Mereka hanya saling pandang saja.
Mereka memandang kearah datangnya suara tertawa yang melengking itu.
Sedangkan semua Piauw-su itu termenung dengan kesima memandang kearah
datangnya suara tertawa melengking itu, tahu-tahu didepan mereka telah melesat
sesosok bayangan dengan kecepatan yang luar biasa sekali.
Semua Piauw-su itu jadi kaget, mereka memang sedang diliputi kegelisahan, dan
sekarang tahu-tahu didepan mereka telah menjeglek sesosok bayangan, maka dari itu,
mereka jadi benar-benar terkejut.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 216

Semua Piauw-su-Piauw-su itu memandang kepada sosok bayangan tersebut.


Mereka menegaskan untuk melihat wajah orang yang baru datang ini.
Orang ini ternyata memakai baju yang menyerupai jubah, yang berwarna merah
darah.
Jubahnya itu bukan semacam jubah yang biasa orang-orang Tionggoan pakai,
dia memakai jubah yang luar biasa sekali potongannya.
Wajahnya tidak bisa dilihat, karena orang ini mengenakan semacam topeng,
yang terbuat dari secarik kain berwarna putih.
Kepalanya memakai topi tudung rumput yang lebar sekali.
Orang ini begitu berdiri didepan Piauw-su-Piauw-su itu, dia telah memandang
dengan mata yang memancar bengis sekali, yang terlihat dari kedua lobang
topengnya dimana biji matanya itu tampak memain tak hentinya.
“Mana Po Sin Siu?” bentak orang aneh ini dengan suara yang keras sekali.
Piauw-su-Piauw-su yang ada disitu seperti juga orang kesima.
Mereka tadi bergelisah dan merasakan bulu tengkuk mereka berdiri sebab
mendengar suara tertawa yang melengking tinggi dan luar biasa itu.
Sekarang mereka melihat orang ini berpakaian dengan cara yang luar biasa
begitu, maka menyebabkan Piauw-su-Piauw-su tersebut jadi seperti kesima.
Sekarang orang membentak mereka dengan suara yang begitu bengis dan galak,
menyebabkan Piauw-su-Piauw-su itu jadi tersadar dengan cepat dari kesimanya.
Siu Piauw-su, si Piauw-su tua telah maju kedepan beberapa langkah.
“Siapakah tuan, dan ada urusan apakah tuan mencari Po Sin Siu Cong Piauw-
tauw?” tanya Siu Piauw-su, dengan suara yang sabar.
Padahal dihati Piauw-su tua ini juga agak berdebar melihat keadaan orang yang
begitu aneh, dia yang telah banyak pengalamannya, tidak bisa segera mengetahui
siapakah dan berasal dari manakah orang ini.
Terdengar orang yang berpakaian luar biasa itu, yang memakai jubah warna
merah, telah mendengus dengan suara yang dingin, kemudian dia melangkah
perlahan-lahan menghampiri Siu Piauw-su.
Melihat ini, tanpa disadarinya, Siu Piauw-su jadi mundur kebelakang beberapa
langkah. Wajah Piauw-su tua ini jadi berobah.
Hatinya juga berdebar keras.
“Kau terlalu cerewet menanyakan urusanku!” kata orang itu dengan suara yang
mengumam dalam. “Bukannya kau menjawab pertanyaanku, malah kau telah balik
bertanya kepada diriku! Kau harus mampus....!!”
Mendengar ini, Siu Piauw-su jadi mendongkol berbareng kaget, dia juga ngeri
melihat pancaran mata orang, lebih-lebih biji mata orang itu memain tak hentinya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 217

Hati Piauw-su ini dan Piauw-su lainnya jadi memandang kebarang aneh itu
dengan hati yang berdebar keras.
Sedangkan orang berpakaian jubah merah dengan memakai topeng pada
wajahnya, telah maju lagi selangkah, dan kemudian dengan mengeluarkan suara
teriakan yang lebih mirip bentakan yang melengking tinggi, dan telah berkelebat.
Terdengar suara jeritan yang menyayatkan kemudian sunyi kembali.
Tampak orang berpakaian serba merah itu telah kembali pada tempatnya.
Dia berdiri disitu dengan memasuki pedangnya yang tahu-tahu telah berada
ditangannya itu, kembali kedalam sarungnya.
Tampaknya sikap orang berjubah merah ini tenang sekali.
Piauw-su lainnya juga berdiam diri dengan penuh kegelisahan.
Mereka melihat Siu Piauw-tauw berdiam diri saja dengan mata mendelik kepada
orang itu.
Salah seorang Piauw-su mencoba untuk mendekati Siu Piauw-su.
Tahu-tahu dia mengeluarkan seruan tertahan seruan kaget, karena melihat dari
bagian perut Siu Piauw-su menetes darah merah yang segar membasahi tanah......!
Semua Piauw-su yang ada disitu juga jadi memandang.
Mereka juga terkejut sekali.
Siu Piauw-su masih berdiri tegak dengan sikap seperti ingin menangkis serangan
dari seseorang, dan darah menetes dari bagian perutnya.
Salah seorang Piauw-su lainnya ada yang lebih besar hatinya, cepat-cepat dia
menghampiri Siu Piauw-su, karena dia menduga bahwa Piauw-su tua itu telah kena
dilukai oleh orang berpakaian serba merah dan aneh itu.
Dipegangnya bahu Piauw-su tua itu sambil berkata : “Apakah Siu Piauw-su
kena dilukai orang itu?” tanyanya.
Tetapi, begitu tubuh Siu Piauw-su kena tersentuh, begitu lekas tubuh tersebut
jatuh rubuh terguling ditanah!
Darah seketika itu juga muncrat, ternyata tubuh Piauw-su itu telah terbelah dua
dipinggangnya! Waktu rubuh, tubuh itu jadi terpisah!!
Darah dan usus serta isi perut yang lainnya berhamburan ditanah!
Piauw-su yang menyentuh tubuh Siu Piauw-su sampai mengeluarkan suara
jeritan ngeri........ begitu juga Piauw-su-Piauw-su lainnya.
Hanya, orang yang berpakaian jubah serba merah itu, yang seperti tidak
memperdulikan hal itu, dia hanya tertawa dingin dengan sikapnya yang bengis.
“Mana Po Sin Siu?” tanyanya lagi dengan suara bengis.......

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 218

Jilid 5
Segera juga para Piauw-su itu mengetahui bahwa orang yang sedang mereka
hadapi ini adalah seorang yang berilmu tinggi, yang tidak bisa dibuat main-main, dan
tidak boleh dianggap remeh.
Maka dari itu, dengan sendirinya, dengan adanya kejadian yang mengerikan itu
dimana Siu Piauw-su terbinasa dengan cara perut terpotong dan isi perutnya
berhamburan begitu, maka para Piauw-su lainnya jadi jeri sendirinya.
“Mana Po Sin Siu?” bentak orang bertopeng putih itu pula dengan suara yang
keras sekali waktu dia melihat para Piauw-su tersebut masih berdiam diri.
Para Piauw-su itu seperti juga baru tersadar dari kesima mereka, dengan cepat
mereka saling menatap diantara mereka.
Salah seorang diantara Piauw-su-Piauw-su itu telah menyahuti :
“Cong Piauw-tauw........ Cong Piauw-tauw ada didalam........!!” katanya dengan
suara yang tergugu.
Dan salah seorang lainnya diantara Piauw-su itu ada yang telah memutar
tubuhnya, dia bermaksud akan lari masuk kedalam guna memberikan kabar tersebut
kepada Po Sin Siu.
Sedangkan orang bertopeng putih yang mengenakan tudung rumput yang lebar
telah mendengus waktu mendengar jawaban Piauw-su itu, dia juga melihat Piauw-su
yang lainnya ingin melarikan diri kedalam kantor dari Po-sin Piauw-kiok.
Dia mendengus mengeluarkan suara tertawa dingin, tahu-tahu tubuhnya itu telah
mencelat dengan cepat sekali, gesit luar biasa.
Sambil mencelat begitu dia juga telah mengulurkan tangannya, mencengkeram
baju dibagian punggung dari Piauw-su yang mau masuk kedalam kantor dari Piauw-
kiok tersebut.
“Mau kemana kau?” bentak orang yang berpakaian serba merah dan aneh
tersebut. Dia telah berhasil mencengkeram baju Piauw-su itu, sehingga membuat
Piauw-su tersebut jadi terkejut dan ketakutan sekali, dia sampai mengeluarkan suara
jeritan kaget.
Belum lagi dia tahu apa-apa, dirasakan tubuhnya telah melayang, dan ambruk
ditanah dengan keras.
Begitu terbanting ditanah, Piauw-su tersebut lantas menjerit dengan suara
ketakutan : “Ampun........ Ampun!!”
Melihat kepengecutan dari Piauw-su itu, kembali orang yang mengenakan
tudung rumput yang lebar itu telah melangkah memasuki ruangan kantor dari Po-sin
Piauw-kiok. Dia meninggalkan para Piauw-su itu yang berdiri ketakutan.
Sikap orang berpakaian serba merah yang tidak bisa dilihat wajahnya itu begitu
angkuh, dan dia terus juga melangkah masuk dengan langkah yang lebar.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 219

Tak ada seorang Piauw-su pun diantara Piauw-su-Piauw-su itu yang berani
menahannya.
Ketika orang bertopi tudung rumput itu memasuki kantor dari Piauw-kiok
tersebut, dia melihat ada beberapa orang Piauw-su yang memandang dirinya dengan
tatapan mata yang ngeri, karena biarpun tadi para Piauw-su yang berada didalam
ruangan ini tidak keluar, toh mereka telah menyaksikan kematian yang dialami oleh
Siu Piauw-su.
Tiba-tiba orang bertopi tudung rumput itu telah melompat dan mencengkeram
baju salah seorang Piauw-su yang berada paling dekat dengan dirinya.
Dia mencengkeram keras sekali, juga Piauw-su yang dicengkeram bajunya itu
jadi terkejut, dia sampai mengeluarkan seruan kaget.
“Mana Po Sin Siu?” bentak orang bertudung rumput ini dengan suara yang
bengis sekali.
Piauw-su itu menggigil tubuhnya, dia tidak bisa menyahuti, karena dia bicara
dengan tergugu, tak ada kata-kata yang berhasil keluar dari mulutnya, karena dia
ketakutan sekali.
Orang bertopi tudung rumput itu jadi tambah gusar, dia telah mengankat tubuh
Piauw-su, yang sedang dicengkeram bajunya tersebut, dan membantingnya.
“Katakan! Dimana Po Sin Siu?!” bentak orang bertopi tudung rumput itu dengan
suara yang keras dan bengis sekali. “Atau kalian semuanya akan kubunuh!!”
Piauw-su yang dibanting itu jadi ketakutan sekali.
“Po Cong Piauw-tauw berada didalam kamarnya dibelakang kantoran ini!!” kata
salah seorang Piauw-su lainnya saking ketakutan.
Piauw-su yang dibanting oleh seorang bertopi tudung itu telah merangkak untuk
bangun.
Tetapi kaki orang bertopi tudung rumput, itu telah melayang menyepak tubuh
orang tersebut, sehingga seketika itu juga Piauw-su itu jadi terdupak rubuh
bergulingan ditanah.
Sambil bergulingan itu, Piauw-su tersebut telah menjerit dengan teriakannya :
“Ampun Tay-hiap...! Ampun!!”
Tay-hiap berarti pendekar besar.
Piauw-su-Piauw-su lainnya juga pucat pias wajah mereka.
Tak ada seorangpun diantara mereka yang berani membuka suara.
Orang bertopi tudung rumput itu tahu-tahu telah mencekal pedangnya, dia
menggerakkan pedangnya itu dan ‘sretttttt!’, terdengar beruntun seruan kaget.
Tampak orang bertopi tudung rumput itu telah memasukkan kembali pedangnya.
Piauw-su lainnya masih berdiri seperti orang kesima ditempat mereka berdiri.
Hanya suatu keganjilan terjadi pada diri Piauw-su-Piauw-su tersebut.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 220

Ternyata rambut mereka semuanya rata-rata telah kena disapat putus sebagian
oleh pedang orang bertopi tudung rumput itu!
Para Piauw-su itu jadi mengucurkan keringat dingin, hati mereka jadi ngiris.
Coba kalau memang orang yang memakai topi tudung rumput itu menghendaki
jiwa mereka, bukankah mereka dengan sendirinya telah terbinasa dan jiwa mereka
melayang menghadap Giam-lo-ong?
Sedangkan orang yang memakai topi tudung rumput itu telah mendengus dan
melangkah kedalam meninggalkan para Piauw-su itu.
Tetapi baru saja orang bertudung topi rumput itu melangkah beberapa tindakan,
tiba-tiba keluar dari arah dalam seorang lelaki bertubuh tinggi besar, tegap dan gagah,
memelihara jenggot dan kumis yang lebat, yang sudah panjang dan berwarna putih.
“Siapa yang mencariku?” tanya orang yang baru keluar itu dengan suara yang
gagah dan keras. Dia juga menyapu semua orang yang ada didalam ruangan tersebut
dengan menggunakan kedua matanya yang bersinar tajam.
Dan dia melihat orang yang memakai topi tudung rumput itu.
Sedangkan orang yang memakai topi tudung rumput itu telah mengawasi orang
yang baru keluar itu dengan tatapan mata yang tajam sekali.
“Engkaukah yang bernama Po Sin Siu?” tegur orang bertopi tudung rumput itu
dengan suara yang agak nyaring, bengis suaranya.
Orang tua yang berjenggot putih itu telah mengerutkan sepasang alisnya, dia
mengangguk :
“Benar!” dia menyahuti. “Siapakah kau?”
Orang bertopi tudung rumput itu telah tertawa dengan suara yang menyeramkan
sekali, mengkirikkan bulu tengkuk.
“Aku?” kata orang bertopi tudung rumput itu seperti juga bertanya. “Kukira
kalau memang kau melihat wajahku, tentu kau tidak akan bertanya begitu, karena aku
yakin kau masih ingat kepada diriku!!”
Mendengar perkataan orang bertopi tudung rumput ini, lelaki gagah yang
memelihara jenggot yang telah berobah putih seluruhnya disebabkan usia tuanya itu,
jadi tambah bingung dan heran, dia juga mendongkol sampai mengerutkan alisnya itu
dalam-dalam, dia pun menatap dengan pandangan mata yang tajam sekali.
“Aku tidak mengenalmu! Aku Po Sin Siu selalu menghormati sesama kawan
didalam kalangan Kang-ouw, asalkan orang itu mau menghormati diriku! Tetapi kau
ini! Kau terlalu kasar... maka dari itu, mana bisa aku menghormati dirimu?”
Orang bertopi tudung rumput itu tersenyum mengejek.
Perobahan wajahnya tidak terlihat, karena dia mengenakan topeng dari kain
putih itu.
“Kau masih berpura-pura sebagai seorang Ho-han!” kata orang bertopi tudung
rumput itu dengan suara yang mengejek.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 221

“Hmmm... apakah kau benar-benar berjiwa kesatria? Apakah kau sudah tidak
ingat atau memang pura-pura, tak ingat pada belasan tahun yang lalu kau pernah
mengeroyok seorang she Lie yang bernama Foe Thay bersama-sama dengan
beberapa jago lainnya?”
Mendengar disebutnya nama Lie Foe Thay, lelaki tua yang mempunyai
potongan tubuh gagah itu, yang ternyata memang Po Sin Siu, jadi berobah wajahnya,
pucat sekali.
“Kau... kau...” suaranya tergugu.
Orang bertopi tudung rumput itu mengeluarkan suara tertawa dingin, nyata dia
mengejek orang she Po tersebut.
“Hmmm... aku adalah orang she Lie itu yang akan menuntut balas atas dendam
belasan tahun yang lalu!” kata orang itu.
“Dan... hari ini adalah hari kematianmu!!”
Dan setelah berkata begitu, orang bertopeng tudung rumput itu, yang mengaku
adalah Lie Foe Thay, telah tertawa gelak-gelak dengan suara yang menyeramkan,
karena didalam suara tertawanya itu mengandung nada pembunuhan!!
Wajah Po Sin Siu jadi berobah tambah pucat, tubuhnya agak menggigil.
“Dusta! Kau bukan orang she Lie itu! Dia telah mampus dengan tubuh yang
dicincang!!” kata Po Sin Siu seperti orang kalap. “Kau jangan menjual nama orang
she Lie itu! Mustahil kau orang she Lie itu?!”
Orang bertopi tudung rumput itu telah tertawa dingin, tawar sekali suara
tertawanya itu.
“Hmmm...... yang penting sekarang kau mengakui secara jujur, apakah kau
memang benar-benar telah ikut mengeroyokku pada belasan tahun yang lalu?”
Jawablah sebagai seorang Ho-han!! kata orang bertopi tudung rumput itu, yang
mengaku sebagai Lie Foe Thay dengan suara yang bengis dan agak menyeramkan
bagi pendengaran Sin Siu.
Po Sin Siu tambah tergugu, dia menatap orang bertopi tudung rumput dengan
hati yang berdebar keras.
“Buka topengmu itu!” bentak Po Sin Siu akhirnya. “Aku mau melihat dulu
wajahmu, kalau memang kau benar-benar orang she Lie itu, maka aku masih dapat
mengenali wajahnya!”
Mendengar perkataan Po Sin Siu, orang bertopi tudung itu, yang mengaku
sebagai Lie Foe Thay, telah tertawa tawar, sikapnya tidak memandang Po Sin Siu
sebelah mata.
“Kau ingin melihat wajahku?” tanya orang bertopeng itu dengan suara yang
dingin sekali.
“Apakah kau tidak takut mampus berdiri disebabkan kaget melihat wajahku ?”
“Buka topengmu!! bentak Po Sin Siu dengan suara yang keras dan gemetar,
karena disamping perasaan gusar, mendongkol, murka dan takut bercampur didalam
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 222

hatinya. “Buka topengmu itu dan aku dapat mengenali kau orang she Lie itu atau
bukan!!”
Kembali orang bertopeng dan bertopi rumput itu, telah mengeluarkan suara
tertawanya yang menyeramkan, dan bersikap seperti juga meremehkan Piauw-su tua
itu.
“Baik!” kata orang bertopi tudung rumput itu kemudian. “Aku akan turuti
permintaanmu untuk melihat wajahku! Karena kalau tidak, kau tentu akan binasa
dengan hati yang kecewa dan penasaran!”
Dan setelah berkata begitu, orang bertopi tudung rumput ini telah membuka topi
rumputnya, dia melemparkan kesamping, dan topi rumput tersebut telah melayang
meluncur dengan cepat sekali, kemudian hinggap diatas meja yang ada didalam
ruangan tersebut dan indah sekali.
Rupanya waktu melemparkan topi rumputnya itu, dia telah mengerahkan tenaga
dalamnya, sehingga topi itu jatuh tepat diatas meja seperti juga dikendalikan.
Kemudian dengan perlahan-lahan tangan orang itu memegang topengnya yang
terbuat dari kain putih.
“Nah...... kau lihat baik-baik!” kata orang bertopeng tersebut.
Po Sin Siu mementang matanya lebar-lebar, hatinya berdebar keras, dan suasana
pada saat itu sangat tegang sekali.
Para Piauw-su yang menjadi anak buah dari Po Sin Siu juga ikut mengawasi
dengan penuh ketegangan, karena biarpun mereka sangat takut dan jeri kepada orang-
orang itu, toh tetap saja mereka ini ingin melihat Cong Piauw-tauw mereka
menghadapi orang bertopeng ini.
“Lihatlah!” kata orang bertopeng itu sambil menarikkain topengnya itu.
Dan seraut wajah yang ganteng dan cakap sekali terlihat!
Po Sin Siu mengeluarkan seruan gusar.
Tubuhnya juga mencelat dengan cepat sekali, karena Po Sin Siu telah
menjejakkan kakinya, sehingga tubuhnya terlambung dan dia menyerang orang yang
telah membuka topeng kainnya tersebut.
Orang she Po tersebut juga menyerang dengan goloknya, dia menyerang dengan
jurus dari Cap-sie Hoan-to, hebat sekali serangannya itu.
Sambil goloknya itu berkelebat dari arah samping akan membacok dan menebas
batang leher dari orang itu, juga Po Sin Siu mengeluarkan bentakan :
“Kau dusta! Kau mau menipu diriku, heh?” bentaknya dengan suara yang murka
dan bengis sekali. “Kau harus kumampusi, bocah!”



IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 223

ORANG YANG memakai topeng dari kain putih itu, yang telah membuka
topengnya tersebut, ternyata seorang anak muda yang cakap sekali, kulitnya putih,
matanya jeli, dan juga hidungnya mancung dengan dua alis berbentuk golok yang
tebal sekali.
Dialah seorang pemuda yang sangat cakap luar biasa.
Melihat Po Sin Siu menyerang dirinya, dia tertawa dingin.
“Hmmmm... kau cari mampus!!” kata anak muda itu dengan suara yang
menyeramkan, dia juga mengelakkan samberan golok Po Sin Siu dengan hanya
menundukkan kepalanya dan disaat golok orang she Po itu lewat diatas kepalanya,
dia telah menggerakkan tangan kanannya, menghajar dada Po Sin Siu.
Seketika itu juga terdengar suara :
“Bukkkk!” keras sekali.
Dan tampak dada Po Sin Siu kena ‘digedor’ oleh orang yang menjadi lawan dari
Po Sin Siu, seketika itu juga Po Sin Siu merasakan dadanya seperti dikemplang oleh
palu besi yang keras sekali, sampai mengeluarkan suara ‘nggeekkk’ yang keras
sekali.
Juga tubuh Po Sin Siu jadi terlambung tinggi, kemudian terbanting kelantai
dengan mengeluarkan suara gedebukan yang keras sekali.
Dengan sendirinya, para Piauw-su yang menonton dikejauhan, jadi tambah
pucat muka mereka.
Biar bagaimana mereka ini memang sudah jeri kepada anak muda yang tadi
mengenakan topeng dan tudung rumput yang lebar itu, dan dengan sendirinya
biarpun mereka melihat Cong Piauw-tauw mereka ini kena dihajar oleh anak muda
itu, toh tetap saja mereka tidak berani untuk maju guna memberikan bantuannya,
karena nyali mereka telah pecah!
Po Sin Siu begitu ambruk dilantai, dia telah meletik melompat bangun. Dia
menggunakan jurus Lee Ie Ta Teng, ikan gabus meletik, dengan ringan tubuhnya
mencelat, kemudian dia telah berdiri dengan wajah yang merah padam disebabkan
perasaan gusar dan murkanya.
Po Sin Siu merasakan dadanya sakit luar biasa, seperti juga tulang-tulang
didadanya itu telah terhajar remuk dan juga menimbulkan perasaan sakit yang benar-
benar mengejutkan hati Sin Siu.
Hanya saja, biarpun pukulan dari orang itu agak keras terhadap Sin Siu, toh she
Po ini tidak sampai muntah darah.
“Siapa kau? Mengapa kau menggunakan nama Lie Foe Thay untuk menggertak
diriku? Ada sangkutan hubungan apa antara kau dengan she Lie itu?” bentak Po Sin
Siu dengan mata yang mendelik lebar.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 224

Anak muda itu juga telah membuka jubahnya yang serba merah.
Segera juga tampak, bahwa dia juga berpakaian sebagai seorang sasterawan,
seorang pelajar.
Anak muda ini telah tertawa dingin.
“Hmm...... akhirnya kau mengakui juga bahwa kau mengenal Lie Foe Thay,
bukan?” tanya pelajar itu dengan suara yang bengis.
Po Sin Siu jadi mengerutkan alisnya, dia mengawasi anak muda ini dengan
bimbang. Tetapi akhirnya, setelah mengambil suatu keputusan yang cepat, orang she
Po tersebut telah mengangguk.
“Ya!” dia menyahuti dengan cepat sekali.
“Aku memang mengenal Lie Foe Thay!”
Pemuda yang berpakaian sebagai pelajar itu telah tertawa dingin.
“Hmm..... bagus!” kata anak muda berpakaian sebagai sasterawan itu. “Aku
adalah puteranya Lie Foe Thay!”
Mata Po Sin Siu jadi tambah mendelik.
“Kau..... kau.....” tergugu sekali suaranya.
Pelajar itu telah tertawa lagi, dingin sekali suara tertawanya itu.
“Hari ini adalah hari kematianmu, maka dari itu, jangan harap kau bisa
meloloskan diri dari kematianmu!!” kata pelajar itu.
“Aku Lie Cie Kiat selalu akan membalas dan membayar semua hutang piutang
darah pada belasan tahun yang lalu!!”
Wajah Po Sin Siu jadi berobah mendengar perkataan pelajar itu, yang ternyata
memang Lie Cie Kiat adanya, dia jadi memandang Cie Kiat beberapa saat lamanya.
“Hmmm..... sekarang kau bersiap-siaplah untuk menerima kematian!!” kata Cie
Kiat lagi waktu dia melihat Sin Siu hanya berdiam diri saja.
Po Sin Siu seperti baru tersadar dari mimpinya, dengan cepat, walaupun hatinya
agak keder dan jeri, karena dia mengetahui bahwa Cie Kiat mempunyai kepandaian
yang tinggi sekali, toh dia telah mengambil keputusan akan memberikan perlawanan
yang gigih. Dia telah memutar goloknya, dia akan menggunakan jurus-jurus dari ilmu
golok Cap-sie Hoan-to.
Melihat Po Sin Siu memutar-mutar goloknya begitu, Cie Kiat tertawa tawar.
“Hmm..... majulah, aku akan memberikan kau kesempatan sebanyak tiga jurus,
setelah itu kau harus mampus!” kata anak muda she Lie ini.
Po Sin Siu jadi nekad berbareng gusar.
Dengan mengeluarkan suara bentakan, dia telah melompat menyerang Cie Kiat
dengan menggunakan goloknya.
Cie Kiat tertawa mengejek.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 225

Samberan golok dari Po Sin Siu dielakkan dengan jalan menggeser kaki kirinya
dua incie, kemudian dia telah menyerampang dengan menggunakan kakinya itu,
sehingga tubuhnya jadi doyong kesamping, dengan sendirinya golok Sin Siu jadi
lewat disisi tubuhnya.
Sedangkan mulut Cie Kiat juga telah meneriaki kata-kata :
“Jurus pertama!!”
Kemudian tampak Cie Kiat telah melompat menjauhi Sin Siu.
Para Piauw-su yang melihat itu tidak ada yang berani maju untuk memberikan
bantuan kepada Sin Siu, karena mereka jeri sekali kepada Cie Kiat, telah pecah nyali
mereka, sebab mereka tadi menyaksikan dengan mata kepala sendirinya, bagaimana
Siu Piauw-su akan menemui kebinasaannya.
Dengan sendirinya, mereka hanya menyaksikan dari kejauhan saja dengan hati
yang berdebar.
Pada saat itu, Sin Siu ketika melihat serangannya telah gagal dan mengenai
tempat kosong, cepat-cepat telah menarik pulang goloknya.
Dengan cepat dia telah membarengi menyerang lagi dengan menggunakan
goloknya itu membacok kearah pundak kiri Cie Kiat.
Sebat dan cepat sekali gerakan dari Sin Siu.
Juga bacokan goloknya itu bertenaga sekali.
Cie Kiat juga melihat, Sin Siu sekarang telah berobah seperti orang kalap.
Mungkin hal ini disebabkan dia merasa jeri dan takut menghadapi Cie Kiat, jeri
akan menghadapi kematian dirinya, maka dari itu, dia telah berobah menjadi nekad
dan bermaksud akan mengadu jiwa.
Tetapi Cie Kiat dapat bergerak dengan gesit sekali.
Anak muda she Lie ini memang mempunyai kepandaiannya yang tinggi.
Gin-kangnya pun sempurna sekali, sehingga tiap gerakannya itu benar-benar
sebat dan gesit, yang membuat Sin Siu selalu menyerang tempat kosong.
Serangan yang kali inipun ternyata menemui tempat kosong pula.
Bacokan dari golok Sin Siu telah membacok angin, sebab begitu golok Sin Siu
melesat membacok kearah pundak Cie Kiat, cepat luar biasa Cie Kiat telah
menggerakkan tangannya, dan didalam tangan anak muda she Lie tersebut telah
menggenggam pedangnya, yang dicekal dengan cara membalik, sehingga tubuh
pedang melekat pada lengannya.
Dengan menggunakan pedangnya tersebut, Cie Kiat telah menangkis bacokan
dari Sin Siu.
“Trangggg!” terdengar suara benturan logam yang keras sekali.
Sin Siu jadi mengeluarkan seruan kaget.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 226

Karena begitu goloknya kena ditangkis oleh pedang Cie Kiat, orang she Po ini
merasakan goloknya itu terpental dan hampir saja membacok kepalanya sendiri, dan
juga Sin Siu merasakan tangannya itu tergetar, telapakan tangannya perih, sebab kulit
telapakan tangannya itu seperti juga terbeset.
Untung saja goloknya itu tidak sampai terlepas dari cekalannya.
Sedangkan Cie Kiat telah melangkah mundur dua langkah kebelakang.
“Jurus yang kedua!” teriak anak muda she Lie ini dengan suara yang nyaring.
Po Sin Siu jadi tambah keder, dia dibarengi oleh rasa takut.
Dengan sendirinya, dia jadi tambah gugup dan tambah nekad.
Dengan mengeluarkan seruan yang keras sekali, dengan mengeluarkan jeritan
yang memekakkan anak telinga, dengan mengeluarkan suara bentakan yang
mengguntur, Sin Siu telah menjejakkan kakinya lagi.
Dia bermaksud akan menyerang disaat Cie Kiat belum dapat berdiri tetap.
Akan tetapi Cie Kiat telah melompat menjauhi lagi.
“Ini adalah jurus yang ketiga, hati-hatiah seterusnya, karena kau akan segera
menghadapi kematianmu!” kata Cie Kiat dengan suara yang tawar.
Suasana didalam ruangan tersebut jadi sunyi dan tegang sekali.
Sin Siu jadi bermandian keringat dingin.
Hatinya berdebar keras, dan wajahnya jadi berobah-robah, sebentar pucjat, dan
sebentar lagi merah padam, dia benar-benar jadi gugup sekali.
Para Piauw-su lainnya juga mengawasi dengan hati yang berdebar keras.
Tak ada seorangpun diantara Piauw-su itu yang mengeluarkan suara, sehingga
ruangan itu sunyi sekali, hanya terdengar suara Sin Siu yang memburu keras. Jenggot
dan misainya seperti juga berdiri kejang disebabkan hati si Piauw-su tua ini sangat
murka dan gusar.
Cie Kiat mengawasi Sin Siu dengan tatapan mata yang tajam sekali.
Sin Siu berusaha menguasai goncangan hatinya.
Dan setelah dengus napasnya agak merendah, tahu-tahu Sin Siu telah
mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur, dibarengi oleh lompatan tubuhnya
yang tinggi sekali. Dia mengeluarkan ilmu golok simpanannya, yaitu Liong Cie Sin
To dari ilmu golok simpanannya, Cap Sie Hoan-to.
Hebat sekali serangan Sin Siu kali ini.
Dia menyerang dengan tubuh yang melayang ditengah udara seperti juga seekor
Naga yang mau menerkam mangsanya, maka goloknya juga berkelebat dengan cepat
dan bertenaga sekali, sebab Sin Siu menyerang dengan mengerahkan hampir seluruh
tenaga Lwee-kangnya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 227

Cie Kiat tertawa tawar. Dia melintangkan pedangnya, dan disaat golok Sin Siu
berkelebat akan membacok tubuhnya, dia telah menekuk kaki kirinya, sehingga
tubuhnya itu jadi merendah kebawah seperti orang memberikan penghormatan, dan
cepat luar biasa pedang Cie Kiat berkelebat kearah atas, dan disaat tubuh Sin Siu
lewat diatas kepalanya, tubuh Sin Siu seperti juga melanggar ujung pedang Cie Kiat.
Terdengar suara jeritan yang menyayatkan hati.
Tubuh Sin Siu ambruk dilantai dengan menerbitkan suara gedebukan yang keras
sekali.
Tubuh Piauw-su tua itu telah ambruk dilantai dengan keras.
Tubuhnya menggeliat, dan tampak darah memenuhi lantai, dia merintih
kesakitan, karena perutnya ternyata telah tersodet tersabet pedang Cie Kiat, tersobek
pecah...... isi perutnya sampai tampak keluar.
Para Piauw-su yang menjadi anak buah dari Sin Siu, jadi berdiri kesima dengan
hati yang kecut dan keder, nyali mereka benar-benar pecah.
Sedangkan Cie Kiat telah berdiri kembali, pedangnya perlahan-lahan
dimasukkan kedalam rangkanya, kemudian dia berdiri menghadapi Sin Siu.
Po Sin Siu menggeliat lagi dilantai, wajahnya pucat benar.
Tahu-tahu dia berusaha untuk merangkak bangun, dia telah menggunakan
goloknya untuk menunjang tubuhnya.
Ternyata Piauw-su tua ini kuat sekali. Perlahan-lahan tubuhnya terangkat.
Matanya mendelik kepada Cie Kiat.
“Kau.... kau....” dia berkata dengan suara tergetar, karena darah masih keluar
dari lukanya yang lebar pada perutnya tersebut, dan tangan kiri Sin Siu mendekapi
luka itu, sehingga tampak darah merah yang segar telah mengalir keluar dari sela-sela
jari jemari tangan orang she Po itu.
Cie Kiat tertawa tawar, dingin sekali sikap anak muda she Lie ini.
“Inilah saat-saat kematiatmu! Kau bisa merasakan bagaimana orang harus
menghadapi kematiannya!” kata Cie Kiat dengan suara yang tawar.
Sin Siu gemetar tubuhnya. Darah masih mengucur dari lukanya yang lebar itu.
“Kau...... aku...... oh, aku penasaran sekali...... aku penasaran sekali.......” kata
Sin Siu dengan suara yang susah payah, tubuhnya menggigil menahan perasaan sakit
pada luka diperutnya itu.
Cie Kiat tertawa dingin.
“Kau memang akan menjadi setan penasaran!!” kata si anak muda she Lie ini
dengan suara mengejek. “Nah, pergilah kau ke neraka untuk menghadap Giam-lo-
ong!!”
Dan setelah berkata begitu, Cie Kiat tertawa gelak-gelak.
Semua Piauw-su memandang kejadian ini dengan mata yang mendelong.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 228

Mata mereka terbuka lebar memandang kesima kepada Piauw-su tua she Po
tersebut.
Dilihatnya tubuh Sin Siu semakin gemetaran, rupanya dia akan merenggang
nyawa.
Wajahnya pucat pias.
Dan darah merah yang mengucur dari lukanya itu diperut si Piauw-su she Po
tersebut, telah memenuhi lantai.
“Kau...... kau......” kata Sin Siu dengan suara gemetar, dan dia tidak bisa
meneruskan perkataannya, karena dia telah kehabisan tenaganya, matanya
berkunang-kunang, lalu dengan tidak bisa dipertahankan terus, tubuhnya telah
ambruk dilantai dan dia menghembuskan napasnya setelah tubuhnya mengejang
beberapa kali!
Putuslah nyawa Piauw-su tua she Po itu!
Melihat ini, Cie Kiat puas.
Dia tertawa tawar sambil menoleh kepada para Piauw-su yang berada disitu.
“Hmmm...... inilah suatu pembalasan yang setimpal atas kejahatan yang pernah
dilakukannya!” kata Cie Kiat dengan suara yang tawar. “Dulu belasan tahun yang
lalu orang she Po ini telah ikut mengeroyok ayahku dengan cara yang pengecut
sekali, maka dari itu, sekarang dia juga harus menemui kematiannya dengan cara
yang mengerikan ini! Tadi aku telah memberikan kesempatan padanya tiga kali, dan
ternyata dia memang seorang yang tidak mempunyai kepandaian yang berarti,
sehingga dia harus mampus!”
Dan setelah berkata begitu, Cie Kiat tertawa gelak-gelak.
Kemudian dia menoleh kepada mayat Sin Siu yang rebah dilantai dengan
mengejang dan mata mendelik, isi perutnya tampak berhamburan keluar, bercampur
dengan darah merah yang menggenangi lantai!
Kemudian Cie Kiat telah mengambil tudung rumput dan jubah merahnya. Dia
mengenakannya kembali. Dia lalu melangkah keluar dari ruangan itu dengan langkah
yang tenang sekali, melewati Piauw-su yang sedang berdiri kesima menatap dirinya.
Waktu Cie Kiat menoleh menatap kepada para Piauw-su itu, maka para Piauw-
su yang menjadi anak buah dari Po Sin Siu jadi menundukkan kepalanya.
Mereka tak berani untuk menentang tatapan mata dari Cie Kiat.
Cie Kiat tertawa tawar, kemudian sekali menggenjotkan tubuhnya, dia telah
melesat cepat sekali, dan didalam waktu yang sangat singkat, dia telah lenyap dari
pandangan para Piauw-su-Piauw-su itu.
Setelah melihat Cie Kiat berlalu, barulah para Piauw-su itu ribut.
Mereka cepat-cepat menghampiri mayat Sin Siu.
Mereka juga mengeluarkan suara yang berisik sekali, ada yang memaki Cie
Kiat, ada yang mengatakan bahwa Cie Kiat adalah setan penasaran, karena
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 229

gerakannya hebat luar biasa, gesit dan sukar diikuti oleh pandangan mata..........
Sedangkan Po Sin Siu tetap rebah dilantai menjadi mayat dengan darah menggenangi
tubuhnya, isi perutnya telah berhamburan dilantai diantara genangan darah itu..........!

*
* *

SEDANGKAN Cie Kiat telah berlalu dari Po-sin Piauw-kiok.


Dengan menggunakan Gin-kangnya sempurna sekali, dia berlari dengan cepat
sekali diatas genting dari rumah penduduk.
Didalam waktu yang sangat singkat sekali, Cie Kiat telah berada diluar kota.
Dia kemudian membuka jubah merahnya, dia membungkus didalam Pauw-
hoknya.
Setelah memandang sekelilingnya, dan tidak melihat ada seorang manusiapun
yang mengikuti dirinya, Cie Kiat kemudian melangkah lagi menuju kearah timur.
Perjalanan yang dilakukannya kali ini ialah menuju kearah kota Siang-bian-
kwan, kota yang terletak tak jauh dari tempat itu, karena dikota tersebut Cie Kiat
akan menemui seorang musuh besarnya pula, yang bernama Auwyang Kim.
Perjalanan yang dilakukan oleh Cie Kiat kali ini akan membawa suatu
pergolakan yang hebat didalam dunia persilatan, karena Auwyang Kim adalah
seorang murid Siauw Lim-sie, dengan sendirinya, kalau memang Cie Kiat berhasil
membunuh orang she Auwyang tersebut, peristiwa ini akan tersebar luas, dan juga
dengan sendirinya Cie Kiat akan mempunyai banyak musuh!!
Tetapi sebagai seorang pemuda yang masih mempunyai semangat dan kemauan
yang keras sekali, dengan sendirinya dia tidak mau memperdulikan akibat dari semua
itu.
Yang penting didalam pendirian Cie Kiat, dia akan berhasil membalas sakit hati
dan dendam atas kematian orang tuanya.
Maka dari itu, dengan bersemangat sekali, Cie Kiat menuju kekota Siang-bian-
kwan.
Pada saat itu hampir menjelang sore hari, dan udara agak mendung.
Rupanya akan turun hujan lebat.
Angin juga bertiup dengan keras sekali, sehingga Cie Kiat bermaksud akan
mencari tempat untuk meneduh, takut kalau nanti hujan benar-benar turun dengan
lebatnya.
Tetapi keadaan disekitar tempat itu sangat sepi sekali, tidak tampak sebuah
rumah pendudukpun.
Cie Kiat mempercepat langkah kakinya, dan akhirnya dia melihat juga tak jauh
dari tempat tersebut ada sebuah rumah.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 230

Rumah itu berukuran kecil, tidak besar. Tetapi untuk meneduh dari hujan yang
mulai turun rintik-rintik, cepat-cepat Cie Kiat menghampiri rumah itu.
Ketika sampai didepan rumah itu, anak muda she Lie tersebut melihat daun
pintu tertutup rapat.
Dia mengetuknya.
Tak terdengar suara sahutan.
Dia mengetuk lagi.
Tahu-tahu, bukannya sahutan, melainkan daun pintu itu terbuka dengan
mendadak, dan serangkum angin serangan yang kuat sekali menyerang kearah
dadanya.
Hal ini mengejutkan Cie Kiat.
Dia sampai mengeluarkan seruan tertahan.
Tetapi karena Cie Kiat mempunyai kepandaian yang cukup tinggi, dengan
sendirinya dia bisa mengelakkan serangan itu.
Dia telah melompat kesamping.
Dan angin serangan tersebut telah menyerang batang pohon yang tumbuh
dimuka pekarangan rumah tersebut.
“Bukkkk! Kreeekkkk!” tampak batang pohon itu rubuh, tumbang oleh angin
pukulan yang keras itu.
Berbareng dengan tumbangnya pohon itu, Cie Kiat mendengar orang memaki :
“Sial! Sial benar! Aku tidak berhasil menghajar setan itu!!”
Disusul kemudian melompatnya sesosok bayangan keluar dari rumah itu.
Cie Kiat jadi mendongkol sekali, tak keruan juntrung, orang telah menyerang
dirinya.
Dia mengawasi orang yang melompat keluar dari dalam rumah dan telah berdiri
dihadapannya itu.
Itulah seorang pengemis berusia diantara dua puluh tahun lebih.
Wajah pengemis itu memperlihatkan rasa penasaran karena tadi dia tidak
berhasil menghajar Cie Kiat dengan angin serangan Lwee-kangnya.
Sedangkan pengemis tersebut telah melihat Cie Kiat, dia mengawasi dengan
mata yang mencorong bengis.
“Kau pelajar edan?” bentak si pengemis dengan suara yang keras. “Hmmm......
masih berani kau datang kemari?”
Cie Kiat mengerutkan sepasang alisnya, dia mendongkol sekali, karena orang
telah memusuhi dirinya tidak keruan juntrungannya.
Dia mengawasi pengemis itu dengan tatapan mata yang tajam sekali.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 231

“Saudara...... aku denganmu tidak pernah saling kenal mengenal, kita seperti
juga antara air sumur dengan air sungai yang tidak saling mengganggu, mengapa
datang-datang kau menyerangku begitu macam?” kata Cie Kiat dengan suara yang
sabar, dia berusaha mengendalikan rasa mendongkolnya.
Pengemis itu telah tertawa gelak-gelak.
“Hmmm........ kau masih bisa berkata begitu?” tanya si pengemis dengan suara
yang bengis. “Aku telah bersumpah, biar bagaimana aku harus membinasakan kau,
pelajar edan!!”
Cie Kiat jadi tambah heran.
Disamping heran, dia juga mendongkol sekali.
“Antara kau dengan diriku tak pernah terjadi suatu persoalan, juga tak ada
sangkutan apa-apa antara kau denganku, mengapa kau memusuhi diriku sampai
begini rupa?” siapakah kau sebenarnya?”
Mendengar pertanyaan Cie Kiat, pengemis itu telah tertawa dingin.
“Hmmm, kau masih pura-pura bertanya begitu, heh?” kata si pengemis dengan
suara yang dingin sekali. “Apakah kau mau mengatakan kau tidak mengenal diriku
sama sekali?! Pembunuhan yang kau lakukan ditepi hutan dua bulan yang lalu itu,
siapa yang lakukan?”
“Pembunuhan ditepi hutan?” tanya Cie Kiat dengan heran. “Aku,... aku tidak
mengerti maksudmu?”
Pengemis itu telah tertawa dingin lagi, sikapnya berang sekali.
“Sungguh mukamu tebal seperti muka badak!!” kata pengemis tersebut dengan
suara yang keras, nyata sekali dia sangat murka.
“Hmmm... dengan berkata begitu kau memang sengaja ingin memungkiri bahwa
pembunuhan dipinggir hutan itu bukan kau yang lakukan!!”
“Aku memang benar-benar tidak mengerti maksudmu!!” kata Cie Kiat, yang
juga mendongkol sekali, karena pengemis tersebut telah mendesak dirinya dengan
persoalan yang benar-benar tidak dimengerti oleh dirinya. “Kau mungkin salah
mengenali orang!!”
“Tidak mungkin!!” kata si pengemis dengan suara yang berang. “Aku dan kau
memang telah berjanji akan bertemu disini pada waktu ini!!”
Cie Kiat jadi tambah heran dan bingung.
“Mengapa persoalan bisa begini aneh?” pikir Cie Kiat didalam hati. “Siapakah
pengemis ini dan siapakah orang-orang yang telah dibunuh seperti apa yang
dikatakan oleh pengemis tersebut?”
Melihat Cie Kiat berdiam diri saja, pengemis itu rupanya jadi tambah
mendongkol.
“Alasan apa lagi yang akan kau keluarkan untuk memungkiri perbuatanmu itu,
hai pelajar setan?” bentak si pengemis dengan suara yang keras sekali.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 232

Cie Kiat juga jadi mendongkol melihat orang terlalu mendesak dirinya.
“Baiklah!” kata Cie Kiat dengan suara yang dingin. “Kalau memang benar
pembunuhan dipinggir hutan seperti apa yang kau katakan itu benar-benar aku yang
lakukan, lalu apa yang akan kau lakukan terhedap diriku?”
Muka pengemis itu jadi merah padam mendengar pertanyaan Cie Kiat.
“Hmm, akhirnya kau mengakui juga perbuatan busukmu itu!” kata si pengemis
dengan suara yang berang sekali. Bagus! Bagus! Aku akan membalaskan sakit hati
saudara-saudaraku itu dan kau harus mampus ditanganku!”
Dan setelah berkata begitu, si pengemis telah menjejakkan kakinya.
Tubuhnya dengan cepat menubruk pada Cie Kiat.
Dia telah menyerang dengan menggunakan kedua tangannya secara berangkai.
Dengan sendirinya, setiap serangan dari pengemis itu membawa angin pukulan
yang keras sekali, sebab tadi saja waktu Cie Kiat diserang pertama kali, angin
pukulan si pengemis telah dapat menghajar patah batang pohon!
Maka dari itu, bisa dibayangkan, betapa tenaga yang digunakan oleh pengemis
itu kuat sekali.
Biarpun usianya masih muda belia, toh tenaga serangannya kuat luar biasa.
Dengan sendirinya, Cie Kiat cepat-cepat mengelakan serangan si pengemis.
Dia tidak bisa meremehkan serangan dari si pengemis, karena biarpun usia si
pengemis masih muda, toh tetap saja tenaga Lwee-kangnya telah sempurna!
Maka dari itu, dengan cepat sekali, gesit luar biasa Cie Kiat telah melompat
mengelakan kedua serangan si pengemis.
Tangan si pengemis jadi menghajar tempat kosong.
Hal ini membangkitkan kegusaran si pengemis.
Dengan sendirinya dia bergusar serangannya mengenai tempat kosong.
Dengan mengeluarkan seruan gusar, dia telah melompat dan menerjang lagi
menyerang Cie Kiat.
Kali ini dia menyerang dengam menggunakan tangan kanannya untuk
menghajar dada Cie Kiat, yang diincer adalah jalan darah Su-ting-hiatnya Cie Kiat.
Sedangkan tangan kirinya telah bergerak setengah lingkaran, jari-jari tangannya
itu terbuka, tangannya akan menyerang kearah leher Cie Kiat seperti juga telapakan
tangan itu berobah menjadi mata golok, kalau memang sampai leher Cie Kiat kena
diserang, berarti leher itu akan patah!!
Cie Kiat melihat kehebatan si pengemis menyerang dirinya.
Lagi pula, Cie Kiat pun mengetahui, selalu serangan-serangan si pengemis kuat
sekali, juga sangat telengas, karena serangan itu bisa menyebabkan kematian bagi
orang yang terkena serangan itu.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 233

Dengan sendirinya Cie Kiat jadi mendongkol juga, darahnya jadi meluap.
Dia dengan si pengemis tidak saling kenal mengenal tetapi sekarang dirinya
diserang begitu macam, dengan serangan-serangan yang mematikan, maka dengan
cara begitu, kegusaran Cie Kiat jadi meluap.
Bukankah kalau memang dirinya kena diserang oleh si pengemis, dirinya akan
terbinasa dengan cara yang konyol?!
Maka dari itu, Cie Kiat jadi mengambil keputusan, biar bagaimana dia harus
dapat menundukkan pengemis ini.
Dengan cepat Cie Kiat telah menggerakkan tangannya.
Kali ini dia tidak menyingkir dari serangan orang, dengan cepat sekali dia telah
menangkis serangan tangan kanan si pengemis, dan kemudian dia juga menangkis
tangan kiri pengemis tersebut.
Terdengar beruntun dua kali suara benturan dari keempat tangan daritangan
kedua orang ini. Nyaring sekali, karena masing-masing telah mengerahkan tenaga
Lwee-kang mereka, dengan sendirinya benturan tangan-tangan itu jadi keras sekali.
Dan juga, karena benturan tersebut menerbitkan suara yang keras, dengan
sendirinya si pengemis juga merasakan tenaga tangkisan dari Cie Kiat sangat kuat
sekali.
Dengan sendirinya si pengemis jadi mengeluarkan suara seruan tertahan.
Dia merasakan tangannya sakit sekali.
Tangannya itu tergetar akibat benturan dari tangan Cie Kiat.
Dan dengan terhuyung beberapa langkah. pengemis tersebut telah melompat
mundur.
Cie Kiat juga terhuyung mundur satu langkah.
Dia tidak menyangka sedikitpun bahwa dirinya bisa terdorong mundur begitu.
Tadi Cie Kiat telah mengerahkan lima bagian tenaga Lwee-kangnya untuk
menangkis serangan pengemis itu, dan ternyata pengemis itu masih bisa membuat
Cie Kiat terhuyung kebelakang, hal itu menandakan bahwa pengemis ini sangat kuat
sekali Lwee-kangnya, biarpun didalam kenyataannya pengemis itu juga telah
terhuyung beberapa langkah jauhnya.
Si pengemis dengan cepat dapat menguasai dirinya, dia bisa berdiri tetap lagi.
Cie Kiat juga telah berdiri menatap pengemis tersebut, sehingga mereka jadi
saling memandang dengan pancaran mata yang cukup tajam.
Pengemis itu telah mendengus dengan suara yang dingin sekali.
“Hmmmm........ ternyata kau memang mempunyai kepandaian yang lumayan!
Pantas saudara-saudaraku jadi binasa seluruhnya ditanganmu!!” kata pengemis itu
tawar.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 234

Cie Kiat tidak menyahuti perkataan pengemis itu, dia hanya memandang dengan
pandangan tidak mengerti, karena dia memang benar-benar tidak mengerti dan tidak
paham persoalan yang disebutkan oleh pengemis ini.
Melihat Cie Kiat berdiam diri saja, dengan cepat si pengemis telah melompat
menyerang lagi.
Serangan pengemis tersebut kali ini hebat sekali.
Membawa angin serangan yang benar-benar luar biasa kuatnya, angin serangan
itu berkesiutan nyaring dan menggugurkan daun-daun pohon.
Cie Kiat tidak berani berayal, dia tidak mau membiarkan dirinya ini kena
diserang oleh pengemis itu.
Dia jadi teringat kepada dua ekor binatang berbisa yang pernah disaksikan
beberapa saat yang lalu, gerakan-gerakan binatang berbisa itu yang telah
menyebabkan Cie Kiat bisa menciptakan ilmu silat barunya.
Dengan cepat Cie Kiat telah menggerakkan tangannya, tanpa disadarinya, dia
telah menggerakkan tangannya itu mengikuti gerakan kedua binatang berbisa yang
pernah disaksikan olehnya.
Luar biasa sekali kesudahannya.
Tahu-tahu tangan Cie Kiat bergerak cepat sekali, dan entah bagaimana, tahu-
tahu tangan Cie Kiat telah berhasil menghajar pundak pengemis itu.
“Dukkkkk!” tangan Cie Kiat menghajar pundak pengemis tersebut dengan keras
sampai mengeluarkan suara benturan begitu.
Terdengar suara seruan kaget si pengemis, dia terlempar beberapa kaki jauhnya,
ambruk ditanah dengan mengeluarkan suara gedebukan yang keras.
Tetapi pengemis itu liehay dan kosen sekali.
Begitu tubuhnya terbanting, begitu lekas dia telah mencelat untuk berdiri lagi.
Dengan mata memancarkan cahaya yang bengis, pengemis ini telah menatap Cie
Kiat yang kala itu telah berdiri tenang-tenang ditempatnya.
Tubuh si pengemis gemetar, menggigil disebabkan kegusaran yang sangat
berkecamuk didalam hatinya.
Dengan sendirinya dia ingin mengadu jiwa guna binasa bersama-sama dengan
Cie Kiat.
Pengemis tersebut memang nekad benar.
“Kau... kau pelajar setan! Hari ini aku akan adu jiwa denganmu!” kata pengemis
itu dengan suara gemetar. “Tak nantinya hatiku tenang kalau memang kau belum
mampus dan dilenyapkan dari permukaan bumi ini!!”
Dan setelah berkata begitu, dengan berani dan nekad si pengemis telah
melompat menerjang kearah Cie Kiat lagi.
Melihat kenekadan dari si pengemis, Cie Kiat jadi kewalahan juga.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 235

Tetapi karena Cie Kiat memang telah mengambil keputusan untuk


menundukkan pengemis ini, dengan sendirinya dia jadi menghadapi terus.
Waktu si pengemis telah menyerang dirinya lagi, Cie Kiat telah bergerak cepat
lagi.
Dia mengegoskan serangan si pengemis, kemadian dengan cepat sekali, dia telah
mengulurkan tangannya, menotok jalan darah Tay-yang-hiatnya si pengemis.
Dan totokan Cie Kiat berhasil!
Si pengemis terkejut waktu dia merasakan jalan darah Tay-yang-hiatnya kena
ditotok oleh si anak muda she Lie tersebut, dia sampai menjerit kaget.
Tetapi telah terlambat.
Tubuhnya telah mengejang dan ambruk ditanah dengan keras sekali, seketika itu
juga dia meringkuk tanpa bisa menggerakkan anggota tubuhnya!!



CIE KIAT menghampiri pengemis itu.


Dilihatnya pengemis tersebut sedang mendelik dengan mata yang terbuka lebar.
Rupanya, biarpun tubuhnya sudah tertotok dan dia dalam keadaan tak berdaya,
toh tetap saja dia masih bergusar begitu rupa.
Sedikitpun tidak tampak perasaan takut diwajahnya, dia malah ingin memaki
kalang kabutan.
“Pelajar edan! Pelajar setan! Cepat bebaskan aku!” memaki pengemis itu dengan
suara yang mengancam benar. “Kalau memang satu kali saja aku terlolos dari
tanganmu, niscaya aku akan mengadu jiwa, aku mau lihat, siapakah yang akan
mampus diantara diri kita!”
Cie Kiat tersenyum, sikapnya telah berobah sabar sekali.
“Saudara, kau ternyata telah salah paham!” kata Cie Kiat. “Kau telah salah
mengenali orang! Percayalah pada kata-kataku, aku tidak mengenal dirimu dan belum
pernah saling jumpa antara diriku dengan dirimu, maka dari itu.... janganlah kau
bersikeras terus bahwa aku ini adalah musuhmu! Aku adalah orang pengelana, tetapi
aku belum pernah mengalami persoalan yang kau sebutkan tadi!”
Mendengar perkataan Cie Kiat pengemis itu tertawa dingin dengan suara
mendengus.
“Hmm, kau masih ingin berusaha membantah?” bentak pengemis itu dengan
suara keras, nyata dia gusar sekali. Tubuhnya masih rebah tertotok tanpa bisa
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 236

bergerak. “Tak usah kau memberikan alasan-alasan yang tidak masuk akal! Aku
denganmu telah dua kali bertemu, mustahil aku tidak bisa salah mengenali orang!
Kalau memang kau mau membunuhku, bunuhlah! Aku bukan sebangsa manusia yang
takut mati!”
Mendengar perkataan pengemis tersebut, Cie Kiat jadi tambah heran.
Menurut si pengemis bahwa dirinya telah bertemu dua kali dengan pengemis ini,
tetapi setahu Cie Kiat, dia tidak pernah bertemu dengan pengemis tersebut. Apakah
didalam dunia ada seorang Cie Kiat lainnya?
Cie Kiat benar-benar bingung.
Sehingga akhirnya, saking herannya, Cie Kiat tidak berkata-kata, dia hanya
mengawasi pengemis dengan tatapan mata yang heran.
Melihat Cie Kiat hanya berdiam diri, si pengemis jadi tambah murka. Dia duga
Cie Kiat sengaja ingin mempermainkan dirinya.
“Kalau memang kau mau membunuh, bunuhlah!” teriak pengemis itu lagi
dengan suara yang mengguntur, amarahnya telah meluap.
Cie Kiat tersadar, dia menghela napas.
“Saudara, aku sebetulnya menyesal sekali, mengapa kau masih demikian muda
bisa salah mengenali orang? Perhatikanlah baik-baik wajahku... kau tentu akan
menemui kelainan antara diriku dengan orang yang kau temui beberapa waktu yang
lalu.....!”
Mendengar perkataan Cie Kiat begitu, dan lagi pula pengemis ini melihat Cie
Kiat berkata dengan wajah yang bersungguh-sungguh, dengan sendirinya dia jadi
bimbang juga.
Dia mcmperhatikan wajah Cie Kiat tajam sekali.
Sampai akhirnya dia seperti kaget sendirinya.
“Oh... ini... ini... kau memang bukan dia... ohhh... bukan dia!” kata si pengemis
seperti terkejut benar.
Cie Kiat mengetahui bahwa pengemis tersebut telah dapat melihat tegas
wajahnya.
“Sudahkah kau melihat dengan tegas wajahku?” tanya Cie Kiat dengan sabar.
“Bukankah benar perkataanku bahwa kau telah salah mengenali orang?”
Mendengar perkataan Cie Kiat pengemis itu tampaknya agak bingung.
“Inilah aneh! Kau berpakaian sama seperti orang itu! Tetapi ternyata sekarang
aku bisa melihat tegas sekali, kau bukan dia! Kau bukan pelajar setan itu! Hai, aku
memang benar-benar telah salah mengenali orang!!” mengumam si pengemis dengan
suara yang perlahan.
Cie Kiat jadi girang melihat pengemis itu mau mengakui dirinya telah salah
mengenali orang.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 237

Dia tersenyum sambil berjongkok disamping pengemis itu.


Diurutinya jalan darah si pengemis yang tadi telah tertotok.
Sambil menguruti begitu, Cie Kiat berkata : “Maafkanlah tadi aku terpaksa
menotok jalan darahmu, karena kau tidak tentu diantara diri kita berdua akan terjadi
pertempuran yang hebat dan akan menyebabkan jatuhnya korban jiwa!!
Pengemis itu tampaknya malu sekali, wajahnya sampai berobah menjadi merah.
Waktu jalan darahnya telah jalan kembali pulih seperti biasa, dengan cepat si
pengemis telah bangun berdiri.
Tahu-tahu dia telah merangkapkan tangannya, dia memberi hormat kepada Cie
Kiat.
Hal ini membuat Cie Kiat jadi tergopoh-gopoh membalas pemberian hormat dari
si pengemis.
“Jangan begitu, saudara!!” kata Cie Kiat cepat. “Kita memang sering salah mata
kalau mau mengenali seseorang!!”
Pengemis itu tersenyum malu, rupanya dia jengah sekali.
“Maafkanlah kekhilafanku tadi!!” kata pengemis itu. Aku Bo Tiong Hiap
dengan ini meminta maafmu sebesar-besarnya!”
Cie Kiat juga cepat-cepat mengeluarkan kata-kata merendah.
Kemudian Cie Kiat menanyakan, mengapa dia bisa begitu bermusuhan dengan
orang yang dikatakan oleh pengemis tersebut hampir mirip dan menyerupai diri Cie
Kiat.
Pengemis itu menghela napas.
“Kalau diceritakan sangat panjang sekali!!” katanya dengan suara berduka.
“Banyak saudara-saudara kami dari pihak Kay-pang yang menjadi korban dari
sasterawan setan itu!!” dan setelah berkata begitu, pengemis tersebut jadi kurang
enak hati juga, karena segera juga dia teringat bahwa Cie Kiat adalah seorang pelajar
juga, dengan sendirinya dia mengatakan musuhnya itu dengan sebutan pelajar setan,
dia jadi tidak enak hati.
Tetapi Cie Kiat rupanya telah mengetahui kekikukan dari pengemis tersebut.
Anak muda she Lie ini tersenyum.
“Bolehkah Hak-seng mengetahui persoalanmu itu?” tanya Cie Kiat dengan cepat
mengalihkan pembicaraan mereka.
Dia juga membahasakan dirinya dengan sebutan Hak-seng, yang artinya aku si
murid, suatu perkatakan yang merendah.
Pengemis itu dengan cepat telah mengangguk.
“Boleh! Boleh!” dia menyahuti dengan cepat sekali.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 238

“Tak menjadi halangan bagiku! Tetapi lebih baik lagi kalau memang Kong-cu
ikut menemui guruku dulu, nanti guruku itu yang akan menceritakan segalanya!”
Mendengar perkataan pengemis tersebut, Cie Kiat telah mengiyakan.
Dia mau ikut bersama pengemis itu untuk menemui guru si pengemis.
Dengan cepat mereka telah berlalu dari tempat tersebut.
Mereka berlari dengan cepat sekali, karena mereka telah menggunakan Gin-
kang mereka yang sempurna.
Tubuh mereka melesat dengan cepat dan gesit sekali.
Ternyata biarpun Gin-kang Cie Kiat menang beberapa tingkat dari pengemis
tersebut, namun Cie Kiat tidak mau memperlihatkan keunggulannya itu, dia sengaja
telah berlari hanya mengerahkan lima bagian dari ilmu lari cepatnya itu, yang
membuat mereka jadi bisa berlari berendeng.
Pengemis itu tidak menduga bahwa Cie Kiat sengaja telah memberikan suatu
ketika dan mengalah kepadanya, dia hanya menduga bahwa kepandaian Cie Kiat
dengan dirinya berimbang, dan tadi dia telah berhasil kena ditotok oleh Cie Kiat
hanyalah disebabkan dia lengah dan kurang waspada, yang menyebabkan dirinya,
atau jalan darahnya, berhasil ditotok oleh Cie Kiat.
Pengemis ini, Bo Tiong Hiap, malah telah mengerahkan tenaganya untuk berlari
lebih cepat lagi.
Dia telah mengerahkan Gin-kangnya.
Tetapi tetap saja Cie Kiat dapat mengikutinya berlari berendengan dengan
dirinya.
Hal ini menyebabkan dia mau tak mau jadi tambah penasaran.
Dengan mengerahkan seluruh tenaga Gin-kangnya, pengemis yang mengaku she
Bo itu telah berlari dengan cepat sekali.
Tubuhnya melesat bagaikan terbang, cepat luar biasa sekali.
Dan si pengemis menduga bahwa dia pasti akan dapat meninggalkan Cie Kiat
didalam jarak yang cukup jauh.
Dia bermaksud mau memperlihatkan kepada Cie Kiat, bahwa Gin-kangnya
berada disebelah atas dari anak muda she Lie itu.
Dengan bisa memperlihatkan bahwa Gin-kangnya berada disebelah atas Cie
Kiat, Bo Tiong Hiap bermaksud menebus kekalahannya, dimana dia kena dirubuhkan
oleh Cie Kiat. Tetapi Cie Kiat hanya tersenyum tenang saja waktu dia melihat
kelakuan pengemis tersebut.
Dia tetap mengikuti dengan gerakan yang ringan dan tenang sekali.
Tubuhnya mencelat cepat luar biasa, biarpun tampaknya Cie Kiat tidak
menggerakkan kakinya, toh tubuhnya telah melayang berlari dengan kecepatan yang
luar biasa, dia berlari selalu berendeng dengan Bo Tiong Hiap.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 239

Hal ini, selain membuat Bo Tiong Hiap jadi penasaran sekali, juga dia sangat
kagum.
Dengan sendirinya hatinya bercekat.
Dia segera mengetahui bahwa dirinya memang mempunyai kepandaian yang
berada jauh disebelah bawah anak muda she Lie yang sedang berlari bersama-sama
dengan dirinya akan menemui guru si pengemis guna meminta keterangan sang guru.
Cie Kiat masih terus mengikuti berendeng disamping pengemis tersebut.
Sikapnya tenang sekali.
“Masih jauh, Bo Heng-thay?” tanya Cie Kiat waktu mereka telah berlari agak
jauh dan masih tidak tampak sebuah rumah pendudukpun.
“Tidak jauh!!” kata Bo Tiong Hiap cepat. “Sebentar lagi kita akan sampai!!”
Mereka berlari lagi dengan cepat.
Ketika sampai disebuah tikungan, tampak dihadapan mereka sebuah kelenteng.
Bo Tiong Hiap telah menunjuknya.
“Itu dia!” kata Bo Tiong Hiap. “Dikuil itu guruku mondok!!”
Cie Kiat dan pengemis she Bo ini telah berlari lebih cepat lagi, tubuh mereka
bagaikan melesat, agar cepat-cepat sampai dikelenteng yang ditunjuk oleh Bo Tiong
Hiap!

*
* *

KELENTENG yang ditunjuk oleh Bo Tiong Hiap, pengemis muda itu, ternyata
adalah sebuah kelenteng yang besar dan bangunannya indah serta kekar
Tembok kelenteng itu berwarna merah, juga daun pintu ruangan tengah dari
kelenteng itu, kuil tersebut, berwarna merah pula.
Dengan ringan dan enteng sekali, Cie Kiat dan Bo Tiong Hiap melompat keatas
dinding kuil itu.
Sepi sekali, tidak ada seorang manusiapun.
Bo Tiong Hiap tidak lantas turun, dia menoleh kepada Cie Kiat yang berdiri
disisinya.
“Guruku berada didalam kuil ini, Kong-cu!!” kata Bo Tiong Hiap.
Cie Kiat mengangguk.
“Hayo kita turun!!” kata Bo Tiong Hiap lagi sambil melompat dari atas dinding
itu dengan ringan.
Cie Kiat hanya mengikuti saja dengan tenang.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 240

Mendengar suara itu, Bo Tiong Hiap telah berteriak : “Su-hu......


Tee-cu telah pulang!”

Waktu Bo Tiong Hiap menuju kebelakang kuil itu, dengan melalui pintu
berbentuk rembulan, maka Cie Kiat pun mengikuti pengemis tersebut tanpa banyak
bertanya.
Mereka membelok dua kali, akhirnya mereka sampai ditaman dari kelenteng itu.
Belum lagi mereka memasuki pekarangan kelenteng itu, yang menyerupai
taman, telah terdengar suara ‘tak tuk’ berulang kali, disertai oleh suara orang berkata-
kata : “Hai...... kau benar-benar liehay, Loo-toa!”
Mendengar suara itu, Bo Tiong Hiap telah berteriak : “Su-hu...... Tee-cu telah
pulang!”
Dan mereka telah melangkah masuk, maka tampak disamping batu gunung-
gunungan kecil, disebuah kursi batu marmer putih, tampak duduk seorang pengemis
tua yang sudah putih rambutnya dan jenggotnya, dan disampingnya tampak seorang
lelaki setengah baya, yang memelihara jenggot pula, tetapi jenggotnya masih hitam

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 241

legam. Wajahnya segat sekali, dia mengenakan baju Thung-sia yang berwarna
kelabu.
Diatas kursi panjang itu, disisi mereka masing-masing tampak sebuah cawan.
Sedangkan tangan si kakek pengemis yang rambutnya dan jenggotnya itu seluruhnya
telah berwarna putih, sebentar-sebentar bergerak. Mereka memang duduk
menghadapi dinding yang terpisah didalam jarak tujuh tombak.
Kedatangan Bo Tiong Hiap dan Cie Kiat seperti tidak diacuhkan oleh kedua
orang ini.
Sedikitpun kedua orang tersebut tidak menoleh waktu Bo Tiong Hiap dan Cie
Kiat melangkah masuk menghampiri mereka.
Dan, waktu saat itulah, disaat mereka telah melangkah dekat, Cie Kiat baru bisa
melihat, bahwa kakek pengemis tersebut telah menggerakkan tangannya lagi,
melemparkan sebutir biji Tokkie, yang melesat cepat sekali kearah dinding, dimana
didinding tersebut terlukis lukisan kotak seperti juga papan Tokkie.
Biji Tokkie yang dilemparkan oleh kakek pengemis tersebut melesat cepat
sekali, dan menancap didalam salah satu kotak.
Biji Tokkie itu tidak terlepas jatuh, tetap melesak masuk kedalam dinding. Hal
ini bisa menunjukkan, betapa tingginya tenaga timpukan dari pengemis tua yang
rambut dan jenggotnya itu keseluruhannya telah berobah putih semuanya.
“Bagus!” lelaki yang mengenakan jubah kelabu yang duduk disamping si
pengemis. “Tauw memang benar-benar hebat! Dan sekarang giliranku membuka
jalan kematianmu!” dan setelah berkata begitu, lelaki itu menggerakkan tangannya
juga, maka melesatlah sebuah biji Tokkie.
Biji Tokkie itu meluncur dan menancap disalah satu kotak dideretan keempat
dan dikotak keenam.
Tepat menancapnya biji catur itu.
Si pengemis tua itu jadi melompat berjingkrak sambil mengeluarkan seruan
mendongkol.
“Hai, kau memang benar-benar licik!” seru si pengemis sambil tertawa. “Kau
telah dapat memilih jalan kematianku, sehingga aku tidak bisa jalan lagi!”
Dan memang orang tua yang duduk disamping kakek pengemis tersebut liehay
sekali. Tadi dia telah menjalankan biji Tokkienya itu jalan ‘Siung’, sehingga ketika
itu juga jalan pengemis itu tertutup. Dia sedang berada didalam posisi ‘Ho’ dan
‘Pian’, sehingga dengan sendirinya ketika orang tua berpakaian serba kelabu itu
berjalan menutup jalan ‘Siung’, dengan sendirinya jalan hidup bagi si kakek
pengemis itu telah tertutup, jalan kematiannya jadi menjelang dirinya, yang membuat
dia tak bisa jalan kembali.
Kedua kakek itu, yang satu pengemis, sedangkan yang saorangnya biarpun tidak
berpakaian seperti pengemis, toh pakaiannya itu sederhana sekali, telah tertawa
gelak-gelak.
Tampaknya mereka senang sekali.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 242

Mereka masing-masing telah mengambil cawan mereka, meminumnya.


Setelah itu, tanpa menoleh si pengemis tua telah berkata : “Hiap-jie..........
apakah kau berhasil?”
Pengemis Bo Tiong Hiap dan Cie Kiat tadi waktu melihat kedua orang tua
tersebut sedang repot dengan permainan Tokkie mereka yang aneh itu, Cie Kiat dan
Bo Tiong Hiap tidak berani mengganggunya.
Mereka hanya berdiri dipinggir menyaksikan saja.
Diam-diam Cie Kiat jadi kagum sekali ketika melihat betapa tenaga kedua
kakek ini, si pengemis dan si kakek berpakaian baju kelabu itu, yang dapat
menimpukkan biji Tokkienya dengan tepat dan meluncur menutupi jalan lawannya
masing-masing.
Dan disaat pengemis tua itu menegur begitu, Bo Tiong Hiap cepat-cepat
menjurah memberi hormat.
Pada saat itu si pengemis tua tersebut telah menoleh, dia memperhatikan Cie
Kiat.
Begitu juga kawannya si pengemis tua, dia menoleh dan mengawasi Cie Kiat.
Tampaknya mereka agak tercengang.
Melihat hal ini, setelah memberi hormat kepada gurunya Bo Tiong Hiap lantas
berkata :
“Su-hu dan Boen Su-peh jangan salah lihat, Kong-cu ini bukanlah si pelajar
setan Coe Mie La........ memang pakaian dan wajahnya hampir menyerupai dan mirip
sekali dengan Coe Mie La, tetapi ternyata dia tidak mempunyai sangkut paut dengan
pelajar setan she Coe itu.
Tampak si kakek pengemis tersebut memperhatikan Cie Kiat dengan mata
terpentang lebar.
Orang tua yang mengenakan baju kelabu itu juga memperhatikannya dengan
teliti.
“Siapa namamu, Kong-cu?” akhirnya si pengemis tua itu segera bertanya setelah
dia mengawasi sekian lama.
Cie Kiat menyebutkan namanya.
Pengemis tua tersebut mengangguk-anggukkan kepalanya seperti juga sedang
berpikir.
Sedangkan Bo Tiong Hiap telah menceritakan bagaimana dia bisa berjumpa
dengan Cie Kiat.
“Jadi benar-benar kau tidak mengenal pelajar setan Coe Mie La itu?” tegur si
pengemis tua sambil mengawasi tajam sekali kepada Cie Kiat.
Cie Kiat mengangguk.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 243

“Ya, Boanpwee tidak tahu menahu persoalan yang sedang Loo-cianpwee


hadapi!” kata Cie Kiat cepat. “Juga memang sebenarnya Boanpwee tidak mengenal
orang yang disebut Coe Mie La itu!!”
Si pengemis tua menghela napas.
Dia juga menyebutkan namanya, dan memperkenalkan kawannya, orang tua
berpakaian baju serba kelabu itu.
“Ternyata pengemis tua itu bernama Ang Po Sian. Dia adalah seorang pengemis
yang mempunyai kepandaian yang luar biasa tingginya.
Ang Po Sian adalah seorang tokoh didalam perkumpulan Kay-pang, dia
sebetulnya yang harus duduk sebagai Pang-cu didalam perkumpulan Kay-pang,
namun karena dia ini memang tidak mau direpoti oleh persoalan duniawi, maka dia
telah menolak jabatan itu. Hanya saja, biarpun Kay-pang telah mengangkat seorang
Pang-cu lainnya menggantikan kedudukan Ang Po Sian, toh tetap saja semua
pengemis-pengemis didalam perkumpulan Kay-pang menghormati Ang Po Sian,
lebih mengindahkan dan mematuhkan orang she Ang ini, kalau dibandingkan dengan
Pang-cu Kay-pang yang sekarang sedang duduk. Mereka semuanya menghormati
orang she Ang tersebut karena selain berhati welas asih, juga Ang Po Sian sangat
bijaksana sekali didalam setiap tindakannya.
Setiap Kay-pang menghadapi persoalan yang rumit dan sulit, yang sukar
dihadapi, maka Pang-cu Kay-pang sengaja mencari Ang Po Sian untuk meminta
pendapat dan nasehatnya didalam soal mengambil langkah-langkah yang tepat
menyelesaikan persoalan tersebut.
Maka dari itu, Ang Po Sian biarpun berkedudukan bukan sebagai Pang-cu Kay-
pang, toh tetap saja dia berpengaruh besar sekali didalam perkumpulan pengemis
tersebut.
Sedangkan kakek berpakaian serba kelabu yang menjadi kawan dari Ang Po
Sian itu bernama Ma Thian Ie, seorang Kiam-khek, seorang ahli pedang, yang
mempunyai ilmu pedang yang luar biasa, yang telah menggemparkan dunia persilatan
dengan ilmu pedang Coa-ting Sin-kiam!
Ma Thian Ie juga terkenal seorang yang tidak mau dipusingi oleh persoalan
duniawi, maka dari itu, dia lebih banyak berkelana untuk menggembirakan hatinya.
Dia selalu memilih tempat-tempat yang sepi untuk menikmati ketenangan hidupnya.
Dia dengan Ang Po Sian adalah dua orang sahabat yang baik sekali, mereka
selalu sering bertemu untuk mengadakan pertandingan Tokkie, yang membuat
mereka selalu tenggelam didalam keasyikan.
Ma Thian Ie juga seorang yang polos dan suka berterus terang. Dia selalu
menghadapi persoalan tenang sekali.
Dan pada dua bulan yang lalu Ang Po Sian menghadapi persoalan yang benar-
benar membikin kepalanya jadi pusing.
Beberapa orang Kay-pang, telah diketemukan terbinasa dimuka hutan.
Pembunuhan itu dilakukan oleh seorang pelajar bermuka keren dan bertubuh
tinggi tegap.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 244

Pelajar itu, mempunyai kepandaian yang luar biasa tingginya, namun dia sangat
telengas sekali. Malah, salah seorang Tiang-lo dari Kay-pang kena dibunuh oleh
pelajar itu.
Pembunuhan ini dapat disaksikan secara kebetulan oleh murid tunggalnya Ang
Po Sian yang bernama Bo Tiong Hiap.
Bo Tiong Hiap melakukan pengejaran, dan mereka, Tiong Hiap dan pelajar itu,
yang akhirnya diketahui bernama Coe Mie La, jadi bertempur dengan seru sekali.
Tetapi kepandaian mereka terpaut jauh sekali.
Coe Mie La mempunyai kepandaian yang luar biasa tingginya.
Kalau memang orang she Coe ini bermaksud mau membunuh Bo Tiong Hiap,
sama mudahnya seperti dia membalikkan telapak tangannya sendiri.
Tetapi herannya, anehnya, pelajar she Coe itu tidak menurunkan tangan jahat
kepada Bo Tiong Hiap.
Dia tidak membunuh Bo Tiong Hiap.
Tetapi Bo Tiong Hiap yang telah nekad terus juga telah melancarkan serangan
nekad, dia bermaksud akan mengadu jiwa guna membalaskan sakit hatinya kepada
diri pelajar she Coe tersebut, karena saudara-saudara satu perkumpulan pengemis
telah terbunuh ditangan si pelajar she Coe tersebut.
Tetapi pelajar Coe Mie La itu banyak sekali mengalah terhadap Bo Tiong Hiap.
Wajahnya yang cakap itu memperlihatkan senyumnya yang manis.
Sampai akhirnya, dia malah telah melompat menjauhi Bo Tiong Hiap.
“Pergilah kau pulang kegurumu!” kata pelajar itu dengan suara yang mengejek.
“Aku tidak tega untuk membunuhmu! Beritahukan kepada Ang Po Sian, bahwa satu
waktu nanti aku mau menemui dirinya!”
Bo Tiong Hiap mendongkol sekali, dia murka benar dan penasaran.
Maka dari itu, dikejarnya, dan dia melancarkan serangannya pula.
Pelajar she Coe itu mendengus.
“Kau terlalu bandel! Terlalu kepala batu!” kata. Coe Mie La. “Aku sudah
mengatakan bahwa kau lebih baik pulang saja menggelinding kegurumu, karena
percuma saja kau membuang jiwamu disini.”
Tetapi Bo Tiong Hiap memang telah nekad benar.
Dia tetap melancarkan serangannya terhadap diri pelajar Coe Mie La tersebut.
Dengan sendirinya setiap serangannya itu mengandung tenaga Lwee-kang yang
kuat, sebab Bo Tiong Hiap bukanlah seorang lawan yang lemah.
Tetapi menghadapi Coe Mie La, Bo Tiong Hiap jadi tidak bisa berbuat banyak.
Tampaknya Coe Mie La selalu dapat menghindarkan diri dari setiap serangan
Bo Tiong Hiap dengan mudah sekali.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 245

Hal ini membuat Bo Tiong Hiap jadi tambah bergusar.


Satu kali, dengan ringan sekali, Coe Mie La telab mencelat keatas dan berdiri
disalah satu cabang pohon yang tumbuh didekat tempat itu.
Dia berkata dengan suara yang tawar :
“Kalau memang kau masih penasaran, maka lima hari lagi aku akan menemui
dirimu dan kau boleh bertempur sepuas hatimu!” kata Coe Mie La. “Sekarang aku
masih mempunyai urusan yang harus kuselesaikan, maka dari itu, aku tidak bisa
menemanimu lebih lama lagi!”
Dan setelah berkata begitu, dengan cepat sekali dan ringan juga seperti
bayangan, Coe Mie La telah mencelat pergi meninggalkan Bo Tiong Hiap.
Bo Tiong Hiap sangat penasaran sekali.
Dia mengejarnya, tetapi hanya didalam waktu yang sangat singkat sekali, Bo
Tiong Hiap telah kehilangan jejaknya.
Hal ini membuat Bo Tiong Hiap jadi uring-uringan, karena Coe Mie La berjanji
akan menemui dirinya lagi lima hari kemudian itu, tidak disebutkan tempatnya,
membuat dia jadi tidak mengetahui akan menantikan dimana.
Maka dari itu, Bo Tiong Hiap mengambil keputusan bahwa dia akan menunggu
ditempat,tersebut setiap harinya.
Untuk menggunakan kesempatan itu, Bo Tiong Hiap telah menemui gurunya,
Ang Po Sian.
Diceritakan semuanya itu.
Hal ini membuat Ang Po Sian jadi murka benar.
Karena salah seorang Tian-lo dari Kay-pang juga ikut terbunuh oleh pelajar Coe
itu.
Dengan sendirinya, Ang Po Sian juga ingin menemui pelajar itu, guna
melakukan pembalasan dendam atas kematian salah seorang Tiang-lo dari Kay-pang
dan beberapa orang anggauta Kay-pang yang terbinasa ditangannya pelajar she Coe
tersebut.
Mereka guru dan murid selama lima hari telah menantikan dipinggiran hutan itu
untuk menunggu pelajar she Coe tersebut menepati janjinya.
Namun sampai pada hari yang dijanjikan, pelajar Coe Mie La itu tetap saja tidak
menampakan dirinya, tidak terlihat batang hidungnya, dengan begitu, hal ini
membuat hati Ang Po Sian dan Bo Tiong Hiap jadi gusar benar.
“Kita harus mencarinya!” kata Ang Po Sian kepada muridnya, Bo Tiong Hiap,
setelah mereka menantikan sampai menjelang malam hari kelima itu, dan Coe Mie La
juga tidak menampakan dirinya. “Biarpun orang itu melarikan diri keujung dunia,
tetap saja tidak bisa kita lepas begitu saja! Dia harus kita cari sampai dapat dan
membalas sakit hati dari saudara-saudara kita di Kay-pang yang terbinasa
ditangannya!”

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 246

Bo Tiong Hiap juga menyetujui saran gurunya itu.


Mereka mengembara didalam kalangan Kang-ouw, sampai menjelang dua
bulan, mereka masih tidak bisa mengendus jejak dari pelajar she Coe tersebut.
Namun pada suatu senja, dikala Bo Tiong Hiap tengah menikmati keindahan
senja didekat sebuah lapangan rumput seorang diri, karena gurunya, Ang Po Sian,
tengah beristirahat disebuah kelenteng didekat tempat itu, menemani seorang
sahabatnya yang bernama Ma Thian Ie, dengan tidak terduga Bo Tiong Hiap bisa
bertemu dengan pelajar she Coe tersebut.
Pertama-tama Bo Tiong Hiap melihat seekor kuda tengah berlari dengan cepat
sekali kearahnya.
Waktu kuda itu telah mencongklang dekat sekali dengan dirinya, tampak
penunggangnya itu seorang anak muda.
Tiba-tiba darah Bo Tiong Hiap jadi mendesir, karena segera juga dia mengenali
bahwa penunggang kuda itu adalah Coe Mie La!
Dengan cepat Bo Tiong Hiap telah mengerahkan Gin-kangnya, dia telah
mengejarnya.
Coe Mie La juga kaget waktu dia bertemu dengan Bo Tiong Hiap.
Dia berusaha membedal kudanya itu, tetapi dengan cepat sekali Bo Tiong Hiap
telah berhasil mengejar kudanya.
Bo Tiong Hiap berusaha menjambret tali kendali tunggangan Coe Mie La.
Tetapi Coe Mie La lebih cepat lagi, dia telah melompat turun.
Pelajar she Coe ini tertawa.
“Aha, rupanya kita bisa bertemu disini!” kata si pelajar dengan tertawanya.
Bo Tiong Hiap sedang murka benar.
“Kau lelaki pengecut, seorang Siauw-cut yang tidak bisa menepati kata-
katamu!” kata Bo Tiong Hiap dengan gusar sekali. “Hmmm, biarpun kau mau
melarikan diri keujung dunia, tetap saja kau tidak akan dapat meloloskan diri dari
tangan kami, tangan orang-orang Kay-pang!!”
Coe Mie La tertawa.
“Mengapa saudara kecil tampaknya begitu berang dan galak sakali?” tegurnya.
Hal ini jadi tambah membangkitkan kemurkaan Bo Tiong Hiap.
Usia dirinya tidak lebih muda dari usia pelajar she Coe itu toh sekarang pelajar
Coe Mie La telah membawakan lagak seperti orang angkatan tua, yang memanggil
dirinya dengan sebutan saudara kecil.
Dengan berjingkrak saking murkanya, Bo Tiong Hiap telah berseru : “Kau
pelajar setan! Tanganmu telengas sekali, dan sekarang aku ingin mengambil
jiwamu!!”

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 247

Mendengar perkataan Bo Tiong Hiap, Coe Mie La telah menggoyang-


goyangkan tangannya.
“Sabar! Sabar!” kata Coe Mie La dengan cepat sekali. “Jangan kita bertempur
dulu!!”
Bo Tiong Hiap mengerutkan alisnya.
“Jangan bertempur! Hmmmm! Aku akan adu jiwa denganmu untuk
membalaskan sakit hatiku!!” kata Bo Tiong Hiap dengan suara yang keras. “Biar
bagaimana hari ini kita harus menetapkan siapa yang berhak untuk hidup terus!!”
Dan setelah berkata begitu, Bo Tiong Hiap telah melompat mau menyerang.
Tetapi kembali Coe Mie La telah menggoyang-goyangkan tangangnya.
“Sabar! Sabar!” kata pelajar bermuka cakap sekali, putih seperti muka
perempuan itu. “Jangan cepat marah! Dengarkan dulu perkataanku! Aku mau
menemanimu bertempur! Aku memang ingin mengetahui sampai dimana
kepandaianmu!! Tetapi saat-saat sekarang ini aku benar-benar mempunyai urusan
yang sangat penting sekali, maka dari itu, aku tidak bisa menemanimu! Aku minta
waktu sampai besok sore! Kita bertempur dan boleh bertempur sepuas hati!”
Mendengar perkataan pelajar Coe Mie La itu, Bo Tiong Hiap tertawa dingin.
“Aku mana bisa mempercayai peerkataanmu?” kata Bo Tiong Hiap sengit.
“Dulu dua bulan yang lalu kau telah menjadi seorang Siauw-cut, tidak menepati
janjimu!! Kau tidak berani dan bersembunyi seperti juga seorang maling kecil!
Hmm... sekarang biarpun kau mengemukakan alasan apa saja, tetap aku tidak bisa
membiarkan kau berlalu seenakmu saja!”
Coe Mie La membawa sikap yang tenang, nyata dia sabar sekali.
“Aku datang menepati janji pada dua bulan yang lalu, tetapi ternyata kau tidak
datang. Aku menantikan kau sampai dihari kedelapan dimuka hutan itu, selama tiga
hari aku menantikanmu!” kata Coe Mie La.
Mendengar perkataan pelajar itu, Bo Tiong Hiap sangat gusar.
“Hmm... itu hanya alasan yang dibuat-buat olehmu!” kata Bo Tiong Hiap
dengan murka. “Sekarang aku tidak mau mendengar apa alasanmu lagi, maka dari itu
cepat kau bersiap-siap! Aku tidak akan sungkan-sungkan untuk menyerang dirimu!”
Coe Mie La tersenyum, manis sekali senyumnya itu, menyerupai senyum
seorang gadis. Wajah Coe Mie La terlalu cakap untuk wajah seorang lelaki.
“Sahabat kecil, dengarlah!” kata Coe Mie La dengan cepat. “Didepan tempat ini,
terdapat sebuah rumah kosong, tidak ditempati orang, maka dari itu kuminta besok
kau tunggu aku disitu! Tetapi ingat, kau datang jangan bersama Ang Po Sian, gurumu
itu, karena aku belum waktunya bertemu dengan dia! Kalau memang kau datang
bersama orang she Ang itu, sama seperti dihutan pada dua bulan yang lalu, aku tidak
mau menemui dirimu!”
Mendengar perkataan Coe Mie La, wajah Bo Tiong Hiap jadi berobah merah.
Dia jadi jengah.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 248

Rupanya pelajar she Coe ini memang datang menepati janjinya, karena ternyata
dia memang mengetahui bahwa dia datang bersama Ang Po Sian, gurunya itu.
Dengan sendirinya, untuk sesaat lamanya Bo Tiong Hiap jadi berdiri seperti
orang kesima.
Melihat kelakuan anak muda pengemis tersebut, Coe Mie La tertawa.
“Nah sahabat kecil, aku akan menemuimu dirumah yang terpisah hanya tiga lie
dari sini, pada saat itu kau boleh bertempur sepuas hatimu! Tetapi kau harus ingat,
sekali lagi kuperingati, janganlah kau datang bersama-sama orang she Ang itu!!”
Mendengar perlataan Coe Mie La yang terakhir ini Bo Tiong Hiap jadi gusar
benar.
Dia sampai mendengus berulang kali.
“Hmmm...... kenapa kau jeri kepada guruku?” bentak Bo Tiong Hiap dengan
suara yang mengejek.
Mendengar itu, Coe Mie La tersenyum manis sekali.
Tidak tarlihat bahwa dia mendongkol mendengar perkataan Bo Tiong Hiap.
“Aku bukan jeri kepada gurumu itu, tetapi kurasa belum waktunya aku menemui
dirinya!!” kata Coe Mie La kemudian.
Bo Tiong Hiap jadi ragu-ragu.
Tetapi Coe Mie La yang melihat keragu-raguan anak muda yang menjadi
pengemis itu, telah tertawa.
“Kau tak usah kuatir, aku pasti akan datang menemuimu dirumah kosong yang
terpisah tiga lie dari tempat ini besok siang katanya dengan suara yang pasti.
“Nah...... sekarang berhubung aku masih mempunyai urusan yang penting, maka aku
tidak bisa menemanimu lebih lama lagi!!” dan setelah berkata begitu, si pelajar telah
melompat keatas kudanya, dia menggentak tali les kuda tunggangannya itu sambil
tersenyum, kudanya lari dengan cepat.
Bo Tiong Hiap jadi berdiri diam ditempatnya.
Dia bimbang dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
Kalau memang dia menghadang pelajar itu, tentu dengan sendirinya dia kalah
jauh, sebab kepandaian Coe Mie La berada disebelah atas dirinya.
Maka dari itu, akhirnya si pengemis she Bo ini menghela napas disaat bayangan
kuda dan Coe Mie La telah lenyap dari dirinya.
Dengan lesu dia kembali kekelenteng dimana gurunya dan Ma Thian Ie sedang
berada.
Kepada gurunya Bo Tiong Hiap menceritakan segalanya, dia juga menceritakan
bagaimana pelajar she Coe itu telah menjanjikan dirinya untuk bertemu disebuah
rumah kosong yang terletak tak jauh tempat itu.
Ang Po Sian menghela napas.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 249

“Pelajar setan itu benar-benar seperti iblis yang muncul dan hilang begitu
cepat!” kata Ang Po Sian kemudian. “Hai...... memang pepatah mengatakan bahwa
ombak yang dibelakang mendorong ombak yang dimuka! Golongan tua akan
digantikan oleh golongan muda! Itulah tidak salahl Menuruti cerita Hiap-jie, pelajar
she Coe itu mempunyai kepandaian yang luar biasa sekali......!!”
Ma Thian Ie juga mengiyakan.
“Lalu apa yang akan kau lakukan?” tanya Ma Thian Ie kepada Ang Po Sian.
Ang Po Sian tidak lantas menyahuti, dia telah menghela napas lagi.
Ditatapnya kearah langit, dia seperti memandang sesuatu yang jauh sekali.
“Biar bagaimana sakit hati dari kawan-kawan didalam Kay-pang yang telah
terbunuh olah bocah she Coe itu, harus dibalaskan sakit hatinya! Tetapi Hiap-jie telah
menjanjikan bahwa dia akan datang seorang diri menghadapi pelajar she Coe itu, hal
ini membuat kita jadi tidak bisa bergerak, kalau memang kita datang pula ketempat
itu, berarti kita akan kehilangan muka! Dengan sendirinya Hiap-jie harus menepati
janjinya datang kerumah kosong itu, dan menemui si pelajar iblis she Coe itu guna
melakukan pembalasan sakit hati dari saudara-saudara kita yang telah terbunuh!!”
Hiap-jie, Bo Tiong Hiap, cepat-cepat telah berlutut.
“Tee-cu menerima perintah dari Su-hu!!” kata Bo Tiong Hiap dengan cepat.
Dan, dengan berseorang diri, Bo Tiong Hiap datang kerumah kosong yang
ditunjuk oleh Coe Mie La.
Secara tidak diduga-duga, dia jadi bertemu dengan Cie Kiat yang berpakaian
sebagai seorang pelajar Coe Mie La dan mirip dengan pelajar she Coe itu, sehingga
Bo Tiong Hiap menduga Cie Kiat adalah Coe Mie La, yang menyebabkan dia jadi
menyerang dengan mati-matian!!
Tetapi, setelah ditegaskan wajah Cie Kiat, Bo Tiong Hiap dapat mengenali
bahwa dia memang telah salah mengenali orang, karena wajah Coe Mie La lebih
cakap dari wajah Cie Kiat, wajah pelajar she Coe itu seperti juga wajah seorang
wanita, halus dan bersih, putih mulus dan matanya jeli sekali..........!



MENDENGAR cerita itu, Cie Kiat jadi mengerutkan alis matanya.


“Apakah sebelumnyja antara pihak Kay-pang dengan Coe Mie La itu terjadi
suatu bentrokan?” tanya Cie Kiat kemudian.
Ang Po Sian menghela napas.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 250

Aku tidak mengetahui dengan pasti, tetapi yang membuat kami benar-benar
sakit hati, kenapa dia menurunkan tangan begitu telengas, telah membunuh belasan
orang-orang Kay-pang? Mengapa dia tidak menemui Pang-cu Kay-pang guna
menerangkan dimana kesalahan Kay-pang atau memang dia pernah mengalami
ketidak puasan dari salah seorang anggota Kay-pang? Mengapa dia harus main hakim
sendiri dan membunuh belasan orang Kay-pang begitu saja?! Nyatanya sekarang,
setelah dia menjanjikan untuk bertemu dengan Hiap-jie, kembali dia tidak muncul!
Hai, sebetulnya apa maunya pelajar she Coe itu? Kalau menurut keterangan Hiap-jie,
kalau memang Coe Mie La itu menginginkan kebinasaan Hiap-jie, sama mudahnya
dengan membalikkan telapak tangannya, karena kepandaian pelajar setan itu benar-
benar tinggi dan kosen luar biasa!!”
Setelah berkata begitu, Ang Po Sian menghela napas lagi.
Sedangkan menggunakan disaat Ang Po Sian tidak berkata-kata lagi, Ma Thian
Ie telah bertanya kemana tujuan dari Cie Kiat.
Cie Kiat tidak mau menerangkan sebenarnya.
Karena dia masih mempunyai kesulitannya sendiri.
Kalau memang dia menerangkan bahwa dia harus mencari beberapa musuh
besarnya, tentu persoalannya akan menjadi kacau kalau memang hal itu tersiar luas.
Maka dari itu, Cie Kiat hanya mengatakan bahwa dia hanya ingin mengembara,
guna menambah pengalaman.
Ma Thian Ie, Ang Po Sian dan Bo Tiong Hiap mempercayai keterangan anak
muda she Lie ini.
Mereka tidak terlalu mendesak.
Dan malam itu, Cie Kiat jadi bermalam dikelenteng tersebut bersama-sama
dengan Ang Po Sian, Ma Thian Ie dan Bo Tiong Hiap.
Banyak yang didengar dari Ang Po Sian mengenai pergolakan didalam dunia
persilatan. Lagi pula, soal kelicikan dan kejahatan yang sering dilakukan oleh jago-
jago yang mempunyai kepandaian yang tinggi tetapi bertabiat jahat sekali.
Cie Kiat jadi tertarik mendengar cerita dari Ang Po Sian dan Ma Thian Ie.
Kedua jago tua yang berpengalaman itu menduga bahwa Cie Kiat memang
benar-benar masih hijau didalam kalangan Kang-ouw, sungai telaga, maka dari itu,
mereka telah menceritakan segalanya agar Cie Kiat memperoleh pengetahuan yang
lebih luas lagi.
Cie Kiat merasa sangat senang sekali bergaul dengan Ang Po Sian, Bo Tiong
Hiap dan Ma Thian Ie.
Mereka bercakap-cakap sampai jauh malam.
Tetapi disaat mereka akan berpisah untuk mengaso dan tidur, tiba-tiba
mendengar suara bentakan-bentakan yang nyaring disusul oleh suara benturan benda
logam, yang mungkin dari senjata yang saling membentur.
Ang Po Sian, Ma Thian Ie telah melompat dengan cepat sekali.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 251

Tubuh mereka ringan luar biasa, seperti juga burung walet yang terbang
meluncur.
Melihat itu, Cie Kiat jadi kagum sekali akan keringanan tubuh kedua pendekar
tua itu.
Karena biar bagaimana Cie Kiat harus mengakui, gerakan dari Ang Po Sian dan
Ma Thian Ie itui telah sempurna sekali.
Sedangkan Bo Tiong Hiap telah menoleh kepada Cie Kiat.
“Mari kita melihat keluar apa yang terja di disana!” ajak Bo Tiong Hiap.
Cie Kiat mengiyakan sambil mengangguk.
Dengan cepat mereka juga melesat keluar dari kuil itu.
Begitu sampai diluar kuil, tampak dibawah sorotnya cahaya rembulan, berlari-
lari dua sosok tubuh. Sebentar-sebentar dua sosok tubuh itu berhenti berlari, dan
mereka tampak bertempur dengan hebat.
Semakin lama kedua sosok tubuh yang sedang bertempur itu jadi semakin dekat.
Ang Po Sian dan Ma Thian Ie telah berdiri berendeng dikejauhan mengawasi
kedua sosok tubuh yang sedang bertempnr itu.
Cie Kiat dan Bo Tiong Hiap telah menghampiri jago tua she Ma itu.
Mereka berdiri disitu.
Kedua sosok tubuh yang sedang bertempur dibawah cahaya rembulan itu
semakin mendekat kearah Ma Thian Ie dan yang lain-lainnya.
Dan Ang Po Sian serta yang lainnya dapat melihat bahwa kedua sosok tubuh
yang sedang bertempur itu ternyata adalah dua orang gadis!
Usia kedua gadis itu mungkin baru delapan belas tahun.
Wajah mereka keduanya cantik sekali.
Tubuh mereka lemah gemulai waktu mereka bertempur, tetapi setiap serangan
mereka itu mengandung tenaga yang kuat dan serangan yang benar-benar mematikan.
Ang Po Sian dan yang lainnya ketika melihat cara bertempur kedua gadis itu,
mereka jadi kaget bukan main, sebab mereka bertempur dengan menggunakan ilmu
silat yang luar biasa sekali.
Lagi pula keduanya bertempur dengan gesit sekali, yang menyebabkan mereka
hanya merupakan dua sosok bayangan belaka.
Gadis yang seorangnya bersenjatakan sebilah golok pendek, tetapi gerakannya
selalu cepat dan gesit, setiap serangannya akan membahayakan pihak lawannya.
Dan gadis yang seorangnya lagi bersenjatakan sebatang pedang ditangan
kanannya, sedangkan ditangan kirinya telah mencekal sebatang Hud-tim, yang biasa
dipakai oleh seorang Nie-kauw.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 252

Biarpun Hud-tim itu dibuat dari bulu-bulu yang halus, namun karena berada
ditangan seorang jago yang kosen seperti gadis itu, maka Hud-tim tersebut telah
berobah menjadi sebatang senjata yang hebat sekali.
Bulu-bulu Hud-tim yang lemas dan lembut itu terkadang bisa jadi berobah keras
dan kaku seperti baja, yang sekali dapat menghantam batu gunung menjadi hancur
berantakan!!
Gadis yang mencekal Hud-tim dan pedang ini, telah mengeluarkan serangan-
serangan yang mematikan, dia melancarkan serangan-serangan yang benar-benar
membuat gadis yang seorangnya jadi kelabakan sekali.
Gadis yang satunya, yang mengenakan gaun merah itu, yang mencekal sebatang
golok pendek sebagai senjatanya, selalu terdesak mundur, dia main membela diri
belaka, jarang sekali dia mempunyai kesempatan untuk membalas menyerang.
Sedangkan gadis yang seorangnya, yang mengenakan baju berwarna ungu, yang
mencekal Hud-tim dan pedang sebagai senjatanya itu, telah merangsek terus dengan
serangan-serangan yang luar biasa hebatnya.
“Hmmmm...... kuku garuda seperti kau harus mampus!” bentak gadis yang
berpakaian serba ungu dan mencekal Hud-tim dan pedang itu sambil melancarkan
terus serangan-serangannya yang membahayakan sekali. “Tak boleh sebangsa kau
kuku garuda dibiarkan hidup, bisa membahayakan kawan-kawan dirimba
persilatan!!”
Gadis yang seorangnya lagi, yang mengenakan baju serba merah itu, yang
bersenjatakan golok pendek, telah mendengus tertawa dingin.
“Kau adalah seorang yang tidak tahu diri!” bentaknya dengan suara yang dingin.
“Hmmm....... kalau memang orang-orangku mengetahui kau berada disekitar daerah
ini, jangan harap kau bisa meloloskan diri lagi!!”
Dan sambil berkata begitu, gadis ini telah menggerakkan goloknya, dia
menangkis keras sekali serangan Hud-tim lawannya.
Tetapi, begitu Hud-timnya kena ditangkis, gadis yang seorang ini telah
membarengi menyerang dengan menggunakan pedangnya.
Dia menyerang kearah ulu hati si gadis bergaun merah.
Gadis ini sedang menangkis Hud-tim lawannya, maka dari itu dia tidak bisa
menarik pulang goloknya.
Sedangkan serangan lawan telah hampir mengenai dadanya.
Dengan berani dan cepat sekali, gadis itu menggerakkan tangannya.
Dan........!
“Tringg......!” terdengar nyaring sekali badan pedang gadis itu telah kena disentil
oleh telunjuk gadis bergaun merah.
Gadis bergaun ungu itu jadi mendongkol, dia bergusar dan penasaran sekali.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 253

“Hari ini adalah hari kematianmu! Sakit hati dari saudara-saudara kami dirimba
persilatan akan terbalas!” teriak gadis berbaju ungu itu dengan suara yang keras
sekali.
Dan sambil berkata begitu, dia telah melancarkan serangan dari dua jurusan
dengan cara yang serentak, Hud-timnya menyerang kearah kepala gadis bergaun
merah itu, sedangkan pedangnya dipakai untuk menusuk paha gadis itu.
Hal tersebut membuat gadis bergaun merah ini jadi kewalahan, dia agak gugup.
Jelas dirinya terancam sekali.
Kalau memang dia memakai goloknya untuk menangkis serangan Hud-tim
orang, berarti pahanya akan menerima tusukan pedang, lawannya.

“Hari ini adalah hari kematianmu! Sakit hati dari saudara-


saudara kami dirimba persilatan akan terbalas!” teriak gadis berbaju
ungu.

Dan hal itu tidak diinginkan oleh si gadis bergaun merah.


Dia telah menjejakkan kakinya akan melompat menjauhi lawannya lagi.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 254

Tetapi kali ini gadis bergaun ungu itu tidak mau memberikan kesempatan
kepada lawannya lagi. Dia telah melompat juga sambil tetap menyerang dengan
serentak dengan menggunakan kedua senjatanya itu.
Hati gadis bergaun merah itu jadi mencelos hatinya.
Karena disaat tubuhnya sedang terlambung begitu, sulit baginya untuk
mengelakan kedua serangan lawannya.
Sekuat tenaga dia telah memutar goloknya.
“Trangg!” goloknya itu dapat menangkis pedang lawannya, tetapi Hud-tim yang
dicekal tangan kiri gadis bergaun ungu itu telah meluncur terus akan menghajar
kepalanya.
Kalau memang sampai kepalanya kena dihajar, dikebut oleh bulu Hud-tim yang
telah berobah keras seperti baja karena disaluri tenaga Lwee-kang, tentu batok
kepalanya itu akan hancur dan polonya akan berhamburan keluar!
Gadis berpakaian gaun serba merah jadi mengeluarkan seruan kaget, karena
mengetahui bahwa dirinya tidak akan mempunyai kesempatan untuk mengelakan
serangan itu.
Dengan sekuat tenaganya, dia telah mengelakkan serangan itu.
Tetapi bulu-bulu Hud-tim tersebut tetap telah mengincer akan menghajar
kepalanya.
Keadaan gadis ini jadi berada didalam keadaan yang membahayakan jiwanya.
Dia sampai mengeluh, dan gadis ini merasa bahwa kali ini jiwanya akan habis
ditangan lawannya.
Tetapi disaat jiwa gadis bergaun merah itu terancam begitu, maka tampak
sesosok bayangan telah melompati dengan cepat sekali.
“Lepas!!!!” bentak bayangan yang melompat itu dengan suara yang keras sekali.
Dan Hud-tim yang sedang menyambar kearah kepala gadis bergaun merah, jadi
kena dirampas oleh bayangan tersebut.
Gadis bergaun ungu jadi terkejut sekali, dia mengeluarkan seruan kaget, tetapi
sebagai seorang jago betina yang hebat, dengan cepat sekali pedangnya yang tercekal
ditangan kanan telah melesat menyambar kearah sosok bayangan itu.
Terdengar suara tertawa tenang, dan tahu-tahu pedang gadis tersebut telah kena
ditangkis oleh Hud-timnya yang kena direbut orang itu.
Kemudian sosok bayangan tersebut telah melompat menjauhi gadis bergaun
ungu ini. Begitu juga gadis bergaun merah telah melompat jauh sekali, berdiri dengan
wajah yang agak pucat, sebab jiwanya seperti juga baru terlolos dari lobang djarum.
Semua orang mengawasi kearah orang yang telah menolong diri gadis bergaun
merah dari kematian.
Ternyata itulah seorang anak muda berpakaian sebagai seorang pelajar.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 255

Wajahnya cakap sekali, dan dia berdiri dengan tersenyum manis dan
ditangannya tercekal Hud-timnya gadis berpakaian serba ungu.
Pemuda pelajar yang berpakaian baju serba putih itu adalah Lie Cie Kiat......!

*
* *

GADIS yang berpakaian baju ungu itu mendongkol sekali Hud-timnya kena
dirampas orang.
Dia mengawasi kearah Cie Kiat dengan mata mendelik.
Rupanya dia bergusar dan murka benar, tubuhnya sampai menggigil menahan
perasaan murkanya itu.
Cie Kiat telah melangkah menghampiri gadis ini dengan bibir tersenyum.
Dia mengangsurkan Hud-tim si gadis dengan kedua tangannya. Dia bermaksud
mengembalikan.
“Maafkan nona, tadi aku telah begitu lancang mencampuri urusan kalian, karena
aku tidak mau sampai terjadi perkara jiwa!” kata Cie Kiat dengan tenang sekali.
Mata gadis itu jadi tambah mendelik lebar, dengan suara yang bengis dia telah
menusuk dengan pedangnya.
Melihat orang bukannya menyahuti, malah telah menyerang dirinya dengan,
penuh kegusaran begitu, Cie Kiat masih tersenyum tenang.
“Sabar nona!” kata Cie Kiat dengan cepat. “Jangan cepat marah, nanti lekas
tua!! Nah, terimalah kembali Hud-timmu ini!!” sambil berkata begitu, Cie Kiat telah
menggulung pedang si gadis yang sedang meluncur kearah dirinya itu dengan bulu
Hud-tim, kemudian dia melemparkan Hud-tim itu, sehingga menjurus kepada kepala
si gadis berpakaian serba ungu itu.
Si gadis terkejut sekali.
Dia sekali lagi mengeluarkan seruan kaget.
Karena sedikitpun tadinya dia tidak menduga bahwa Cie Kiat mempunyai
kepandaian yang begitu luar biasa.
Ang Po Sian, Bo Tiong Hiap dan MaThian Ie juga jadi mengeluarkan seruan
kaget.
Mereka benar-benar tidak menyangka bahwa Cie Kiat mempunyai kepandaian
yang begitu tinggi dan kosen sekali.
Dengan sendirinya mereka jadi kagum sekali, mereka juga merasakan, bahwa
diri mereka kalau bertempur dengan Cie Kiat, belum tentu mereka akan dapat
merubuhkan anak muda tersebut, yang tadinya mereka anggap sebagai seorang anak
muda yang masih hijau!

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 256

Sedangkan perempuan yang mengenakan baju serba ungu itu telah cepat-cepat
mengulurkan tangannya menyanggapi Hud-timnya.
Setelah itu, ia berdiri dengan mata mendelik kepada Cie Kiat.
“Siapa kau?” bentaknya dengan suara yang bengis sekali. “Apakah kau juga
kuku garuda seperti dia itu?!”
Si gadis menunjuk kepada gadis berpakaian serba merah, yang dimaksud dengan
perkataan ‘dia’, dia maksudkan adalah gadis yang bergaun merah itu. Sedangkan arti
dari kata-kata kuku garuda itu adalah mata-mata pemerintah.
Cie Kiat tertawa.
Dia merangkapkan kedua tangannya memberi hormat kepada gadis bergaun
ungu itu.
“Hak-seng she Lie dan bernama Cie Kiat!” kata Cie Kiat dengan suara yang
tenang. “Dan Hak-seng dengan Jie-wie Kouw-nio tidak kenal mengenal, tadi Hak-
seng turut campur persoalan Jie-wie Kouw-nio hanyalah disebabkan Hak-seng takut
akan terjadi perkara jiwa! Maafkanlah atas kelancangan Hak-seng!”
Dan kembali Cie Kiat memberi hormat kepada gadis itu lagi.
Cie Kiat membahasakan dirinya dengan sebutan Hak-seng, suatu perkataan
merendah, yang artinya aku si murid, dan juga dia membahasakan kedua gadis itu
dengan sebutan Jie-wie Kouw-nio yang artinya nona berdua.
Muka gadis berpakainn serba ungu itu tetap masih mendelik, mukanya merah
padam.
“Orang she Lie!” bentak gadis itu dengan suara yang bengis. “Dengan kau
membelai diri ‘dia’ itu, maka sama saja kau juga membela seorang kuku garuda yang
telah membawa mala petaka yang besar sekali bagi kita orang-orang didalam rimba
persilatan! Hmm... aku Ong Sun Lan, tidak akan membiarkan kau hidup terus, kalau
memang nanti terbukti kau juga seorang kuku garuda! Kawanan orang-orang gagah
akan membasmi kalian!” dan setelah berkata begitu, dia melirik kepada Ang Po Sian,
kemudian dia telah membalikkan tubuhnya, dengan beberapa kali enjotan tubuhnya
telah lenyap.
“Tunggu dulu nona!” panggil Cie Kiat seperti mau mengejarnya.
Tetapi sudah terlambat.
Gadis itu sudah lenyap.
Dengan sendirinya, Cie Kiat jadi membatalkan maksudnya itu untuk mengejar
gadis yang mengaku bernama Ong Sun Lan itu.
Dia telah menoleh menghampiri gadis yang bergaun merah yang masih berdiri
ditempatnya.
Dengan merangkapkan kedua tangannya memberi hormat kepada gadis itu, Cie
Kiat telah bertanya : “Bolehkah Hak-seng mengetahui mengapa Kouw-nio dengan
nona tadi bertempur?”

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 257

Gadis bergaun merah itu mengerutkan alisnya.


“Persoalan ini tidak dapat diketahui orang lain, karena soal ini adalah soal intern
dari kami!” menyahuti gadis tersebut dengan suara yang agak ketus. “Kalau memang
kau merasa pernah melepas budi kepadaku, maka budimu itu akan kubalas nanti!”
Mendengar perkataan gadis tersebut, Cie Kiat jadi gelagapan.
“Ini... oh, kau salah paham...... ini......” katanya gugup.
Gadis itu tertawa tawar.
“Aku Lan Mie Coe tidak akan melupakan budi orang!” katanya tawar. “Jangan
takut nanti budi yang pernah kau lepaskan untukku ini akan kubalas! Dendam darah
akan ditagih darah, menerima budi harus dibayar dengan budi! Nah, selamat tinggal!”
Setelah berkata begitu, gadis yang mengaku bernama Lan Mie Coe telah menjejakkan
kakinya, tubuhnya melesat dengan cepat sekali.
Didalam waktu yang sangat singkat sekali dia telah lenyap dari pandangan orang
banyak.
Tadi sebelum pergi, Lan Mie Coe telah melirik dulu kepada Bo Tiong Hiap,
pemuda pengemis tersebut, dan Bo Tiong Hiap serasa kenal dengan pancaran mata
Lan Mie Coe. Tetapi Bo Tiong Hiap lupa, entah dimana dia pernah bertemu dengan
pandangan mata seperti itu.
Ang Po Sian dan Ma Thian Ie telah menghampiri Cie Kiat, yang kala itu sedang
berdiri terpaku karena memikirkan sikap aneh dari Lan Mie Coe.
Diri gadis itu seperti juga diselubungi oleh berbagai macam rahasia.
Ang Po Sian telah menepuk pundak Cie Kiat.
“Hebat kau, Kong-cu!” kata Ang Po Sian memuji Cie Kiat, sehingga terpaksa
Cie Kiat mengeluarkan kata-kata merendah. “Aku tidak menduga sebelumnya bahwa
kepandaianmu begitu tinggi dan sempurna sekali! Tadi saja kami masih tidak keburu
untuk memberikan pertolongan kepada gadis yang mengaku bernama Lan Mie Coe,
tetapi kau telah berhasil menolongnya! Hal ini telah menunjukkan kepandaian Gin-
kangmu berada disebelah atas dari kami berdua.”
Cie Kiat buru-buru mengeluarkan kata-kata merendah lagi.
Ma Thian Ie juga memuji anak muda she Lie ini, dia menanyakan siapakah guru
Cie Kiat.
Cie Kiat cepat-cepat memberi hormat kepada Ang Po Sian dan Ma Thian Ie.
“Maafkanlah Jie-wie Loo-cianpwee!” kata Cie Kiat cepat sekali. “Bukannya
Boanpwee tidak mau memberitahukan siapa guru Boanpwee, namun Boanpwee,
memang benar-benar mempunyai suatu kesulitan, sehingga maafkanlah Boanpwee
tidak bisa menyebutkan nama guru Boanpwee!”
Ang Po Sian dan Ma Thian Ie tidak menjadi tersinggung.
Mereka seperti juga mengerti, bahwa di diri anak muda she Lie ini tentu terdapat
suatu rahasia yang hebat, suatu kejadian benar-benar luar biasa, yang membuat anak
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 258

muda she Lie tersebut jadi tidak bisa menyebutkan nama gurunya dan tidak bisa
menerangkan asal usulnya.
Ang Po Sian dai Mi Thian Ie tidak mendesak lagi.
Mereka hanya segera juga mengalihkan pembicaraan membicarakan berbagai
ilmu silat dari berbagai pintu perguruan.
Malah Cie Kiat sendiri, biarpun dia menyadari bahwa kepandaiaanya berada
disebelah atas dari kedua jago tua itu, toh tetap saja dia masih banyak bertanya,
sehingga sikapnya itu benar-benar menyenangi hati Ang Po Sian dan Ma Thian Ie.
“Lie Kong-cu!” Ang Po Sian pada suatu kali, sambil tertawa. “Aku kagum
sekali kepadamu, selain kepandaianmu sangat tinggi, pun budi pekertimu luhur
sekali, sehingga mau aku menjadi sahabatmu! Terlepas dari tingkatan aku tua dan kau
muda, maka mau aku memberikan sebuah hadiah kepadamu, hadiah yang tidak
berharga, entah kau mau menerimanya atau tidak........?!”
Cie Kiat jadi terkejut.
“Mana berani Boanpwee jadi mempunyai pikiran begitu dan tidak berani
Boanpwee merepotkan Loo-cianpwee!” kata Cie Kiat dengan cepat.
Mendengar perkataan si anak muda she Lie ini, Ang Po Sian telah berkata
memotong perkataan Cie Kiat : “Dengar Lie Kong-cu, kalau memang kau menolak
pemberianku yang tidak ada harganya ini, maka aku akan marah kau tidak mau
mengenalmu lagi!”
Melihat orang bersungguh-sungguh, maka Cie Kiat juga tidak berani
menolaknya lagi.
Dia juga jadi berpikir, orang tua berpakaian seperti pengemis ini entah mau
menghadiahkan dirinya benda macam apa..... Cie Kiat jadi mengawasi saja.
Sedangkan Ang Po Sian telah merogoh sakunya. Ketika dia menarik keluar
tangannya, maka ditangannya itu telah tercekal sebatang Leng, semacam lencana.
Melihat ini, Bo Tiong Hiap jadi terkejut sekali, dia dengan cepat telah berlutut
dengan menekuk kedua kakinya dan menganggukkan kepalanya berulang kali.
Melihat kelakuan Bo Tiong Hiap, Cie Kiat jadi heran. Hanya Ma Thian Ie yang
berdiri tenang-tenang saja, dia hanya tersenyum simpul.
Sebab Ma Thian Ie lelah mengetahui benda macam apa yang dikeluarkan oleh
Ang Po Sian ini.
Sedangkan Ang Po Sian telah mengangsurkan benda itu kepada Cie Kiat.
“Terimalah Leng ini!” kata Ang Po Sian dengan suara yang berobah keren dan
mukanya berwibawa sekali. “Leng ini adalah tanda kebesaran, dimana didalam
perkumpulan Kay-pang hanya terdapat tiga. Leng yang satu, berwarna hijau,
dipegang oleh Pang-cu, Leng kedua yang berwarna kuning emas adalah yang
sekarang berada ditanganku, dan Leng yang ketiga yang berwarna hitam besi,
dipegang oleh Toa Tiang-lo. Siapa saja yang memegang salah satu Leng diantara
ketiga Leng tersebut, maka berarti seluruh anggota Kay-pang dari ketua cabang

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 259

sampai keseluruh anggota lainnya musti mendengarkan perintahnya, dan


mematuhkannya! Biarpun perintah yang dikeluarkan itu memerintahkan anggota
Kay-pang harus menyeburkan diri didalam minyak panas, perintah itu harus
dipatuhi!!”
Mendengar perkataan Ang Po Sian dan mengetahui akan kehebatan benda yang
akan dihadiahkan kepada dirinya, Cie Kiat jadi kaget.
Cepat-cepat dia telah merangkapkan tangannya memberi hormat kepada Ang Po
Sian.
“Ang Loo-cianpwee...... Boanpwee memang seorang manusia yang tidak bisa
membalas budi, maka Boanpwee tidak berani menerima pemberian yang begitu
berharga dari Loo-cianpwee! Mana berani Boanpwee mempunyjai pikiran yang
bukan-bukan terhadap partai Kay-pang yang besar dan mempunyai jago-jago yang
gagah-gagah?”
Mendengar perkataan Cie Kiat, wajah Ang Po Sian jadi berobah.
“Jadi kau tidak mau menerima pemberianku ini ? “ tegur Ang Po Sian dengan
suara yang berobah tawar.
Kembali Cie Kiat jadi kaget.
Harus diketahui, dulu didalam rimba persilatan dan didalam sungai telaga, kalau
memang ada seorang sahabat yang memberikan barang hadiah kepada seseorang, dan
orang itu telah menampik pemberian itu, mungkin hubungan persahabatan mereka
akan pecah, dan juga akan hancur...... dengan sendirinya mungkin pula mereka akan
menjadi dua orang musuh!
Maka dari itu, Cie Kiat jadi teringat akan pantangan tersebut.
Cepat-cepat dia telah merangkapkan tangannya.
“Boanpwee bukannya tidak mau menerima pemberian Loo-cianpwee, hanya
saja barang yang dihadiahkan oleh Loo-cianpwee terlampau berharga dan juga terlalu
langka, maka dari itu, Boanpwee jadi tidak berani menerimanya!!” kata Cie Kiat
dengan suara yang ragu-ragu.
Wajah Ang Po Sian telah berobah pulih kembali. Dia menghela napas.
“Lie Kong-cu! Terimalah Leng ini dan jagalah baik-baik!!” kata Ang Po Sian
akhirnya tanpa memperdulikan alasan-alasan yang dikemukakan oleh Cie Kiat.
“Kalau memang suatu waktu nanti kau menghadapi kesulitan, maka dengan hanya
menunjukkan Leng ini, kepada salah seorang anggota Kay-pang, kau bisa meminta
bantuan apa saja kepada Kay-pang!!”
Setelah bersangsi sesaat lamanya, apa lagi Ang Po Sian telah mengangsurkan
Leng itu, terpaksa Cie Kiat tidak berani menampiknya.
Dia menerimanya.
Dan Cie Kiat menyatakan rasa terima kasihnya yang besar sekali.
Dengan sendirinya, dia jadi terharu atas kebaikan hati Ang Po Sian, orang tertua
didalam perkumpulan Kay-pang, pengemis.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 260

Bo Tiong Hiap masih berlutut tidak berani berdiri.


Ang Po Sian telah menoleh kepada Bo Tiong Hiap.
“Hiap-jie, bangunlah!!” kata Ang Po Sian.
Barulah Bo Tiong Hiap berani bangun, karena memang didalam Kay-pang telah
ada peraturan, kalau melihat salah sebuah Leng diantara ketiga Leng itu, harus
dihormati lebih dari penghormatan yang diberikan untuk Pang-cu mereka, sebab
kedisiplinan anggoia dari Kay-pang terletak pada ketiga Leng tersebut.
Ma Thian Ie telah memberikan kata-kata selamat kepada Cie Kiat.
Cie Kiat mengucapkan terima kasih.
Setelah itu, barulah mereka pergi tidur...!



MALAM ITU angin bertiup agak keras, pohon-pohon yang tertiup angin itu
menimbulkan suara yang agak menyeramkan, karena daun-daun dari pepohonan
tersebut bergoyang dan menimbulkan suara yang berkeresekan tertiup angin.
Disekitar kelenteng dimana Cie Kiat dan yang lainnya sedang tertidur nyenyak,
tampak sunyi sekali.
Yang terdengar hanyalah suara binatang malam yang sedang bernyanyi.
Tetapi diantara kesunyian itu, tampak sesosok bayangan yang telah berkelebat
didekat kelenteng tersebut.
Cie Kiat, Bo Tiong Hiap, Ang Po Sian dan Ma Thian Ie adalah jago-jago yang
mempunyai kepandaian yang tinggi luar biasa.
Jangankan suara langkah kaki manusia, sedangkan suara jatuhnya sehelai daun
saja, mereka pasti akan mendengarnya dengan jelas dan bisa membangunkan mereka
dari tidurnya!
Maka dari itu, kedatangan sosok bayangan yang datang mendekati kelenteng
tersebut, biarpun orang ini tampaknya mempunyai Gin-kang, ilmu entengi tubuh,
yang tinggi sekali, toh tetap saja mereka dapat mengetahui kedatangan orang tersebut.
Dengan cepat mereka semuanya telah melompat bangun dari tidur mereka.
Cie Kiat telah melekatkan jari telunjuknya dekat bibirnya, memberi tanda agar
kawan-kawannya itu tidak mengeluarkan suara.
Kemudian dengan berindap-indap Cie Kiat telah melangkah keluar.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 261

Tindakannya anak muda she Lie ini sangat ringan sekali, sehingga suara langkah
kakinya seperti juga tidak terdengar.
Bo Tiong Hiap, Ang Po Sian dan Ma Thian Ie jadi mengawasi saja.
Mereka melihat, betapa Cie Kiat dengan ringan sekali telah melompat kedekat
pintu ruangan tengah dari kelenteng tersebut, ruangan sembahyang, kemudian anak
muda she Lie ini telah berjongkok untuk bersembunyi disitu.
Cie Kiat memasang mata kearah luar dari ruangan itu.
Tampak sesosok bayangan tengah mendekati ruangan itu dengan berindap-
indap.
Cie Kiat memasang mata terus.
Ketika orang ini hampir datang dekat, Cie Kiat telah melompat keluar
menampakkan dirinya.
Orang itu jadi terkejut sekali waktu tahu-tahu didepannya muncul Cie Kiat.
Dia mengeluarkau seruan kaget.
Kemudian orang tersebut telah memutar tubuhnya, tanpa membuang waktu lagi
dia melarikan diri.
Sikapnya benar-benar sangat mencurigakan sekali.
Cie Kiat mana mau melepaskan orang tersebut begitu saja.
Dia telah melompat untuk mengejarnya.
Tetapi orang itu mempunyai kepandaian Gin-kang yang sangat tinggi sekali,
sehingga tidak mudah bagi Cie Kiat untuk menyandak orang tersebut.
Cie Kiat berseru : “Tahan.....! Berhenti!Aku ingin bicara sebentar denganmu!!”
Tetapi orang itu tidak menghentikan larinya, dia malah telah mempercepatkan
langkah kakinya, dia lari sekuat tenaganya.
Dengan sendirinya Cie Kiat jadi mengempos semangatnya dan dia mengejar
terus.
Orang itu telah berlari keluar dari kelenteng tersebut, dia telah berlari dengan
cepat kearah selatan.
Cie Kiat penasaran sekali.
Sebab biasanya dengan hanya beberapa kali lompatan saja, dia telah dapat
menyandak lawannya.
Namun orang tersebut ternyata mempunyai Gin-kang yang benar-benar luar
biasa tingginya, maka dari itu, Cie Kiat jadi penasaran sekali, sebab jarak mereka
masih terpisah agak jauh.
Ang Po Sian, Bo Tiong Hiap dan Ma Thian Ie, ketika melihat Cie Kiat mengejar
orang itu, telah cepat-cepat melompat keluar dari kelenteng tersebut untuk ikut
mengejar.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 262

Namun, begitu mereka sampai diluar, mereka tidak melihat lagi bayangan Cie
Kiat atau orang yang sedang dikejar oleh anak mada she Lie tersebut.
Ang Po Sian, Ma Thian Ie jadi menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Betapa tingginya Gin-kang Lie Kong-cu!” memuji Ma Thian Ie dengan kagum.
“Siapakah orang yang tengah dikejarnya itu, yang bisa meloloskan diri dari sergapan
Lie Kong-cu?”
Bo Tiong Hiap juga sangat kagum sekali melihat keliehayan Cie Kiat.
“Lebih baik kita menantikan Lie Kong-cu dikelenteng ini, nanti juga dia akan
kembali lagi dengan membawa tawanannya itu!!” kata Ma Thian Ie memberikan
saran.
Bo Tiong Hiap dan Ang Po Sian menyetujuinya.
Mereka masuk kedalam kelenteng lagi untuk menantikan kembalinya Cie Kiat.
Sedangkan Cie Kiat telah mengejar terus orang yang mencurigakan itu.
Dia telah mengerahkan tenaga dalamnya, telah mengempos semangatnya untuk
dapat menyandak orang itu yang mempunyai Gin-kang sangat tinggi.
Tetapi rupanya orang yang dikejar oleh Cie Kiat juga mengetahui bahwa dirinya
sedang dikejar oleh Cie Kiat, maka dari itu, dengan sendirinya dia jadi menambah
tenaga larinya, dia telah mengempos semangatnya untuk berlari lebih keras.
Sedangkan didalam hati orang itu diapun terkejut sekali.
Biasanya jarang ada orang yang bisa menandingi Gin-kangnya, tetapi sekarang
Cie Kiat malah dapat mengejar terus membayangi dirinya. Yang lebih hebat lagi,
jarak antara dirinya dengan Cie Kiat jadi semakin dekat.
Hal ini membuat orang itu jadi gugup bukan main.
Dia sampai penasaran sekali dan mengerahkan Gin-kangnya untuk berlari lebih
keras.
Namun tidak berhasil, Cie Kiat tetap menjadi bayang-bayang bagi dirinya. Dia
tidak berhasil mengelakkan dirinya dari kejaran Cie Kiat.
Cie Kiat sendiri jadi heran, mengapa dia tidak berhasil mengejar orang itu.
Hal ini menandakan betapa hebatnya kepandaian Gin-kang orang yang sedang
dikejarnya.
Semakin lama mereka berlari jadi semakin jauh juga.
Sedangkan orang itu masih berlari terus dengan cepat sekali.
Cie Kiat sendiri saking penasaran, dia jadi tidak mau melepaskan orang
buruannya tersebut. Dia masih mengejar terus.
Malah anak muda she Lie ini telah mengempos semangatnya, dia telah mengejar
terus dengan sekuat tenaganya, dan tubuh Cie Kiat bagaikan melesat pesat seperti
juga melesatnya sebatang anak panah!
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 263

Orang itu masih berlari terus.


Semakin lama mereka semakin jauh, mereka telah berlari sejauh kurang lebih
belasan lie.!
Tiba-tiba Cie Kiat melihat, dibagian depan tampak sebuah bangunan rurnah.
Orang itu berlari teras menuju kearah rumah tersebut.
Cie Kiat jadi berpikir, apakah orang ini ingin memanggil kawan-kawannya yang
bersembunyi didalam rumah tersebut?
Tetapi sebagai seorang anak muda yang pemberani, maka dari itu, Cie Kiat tidak
menjadi takut.
Dia malah mengejarnya terus.
Malah Cie Kiat telah mengempos semangatnya sekuat tenaganya, tahu-tahu
tubuhnya telah mencelat kearah samping, dan tubuhnya itu berpoksay ditengah udara.
Sedang berpoksay ditengah udara, maka Cie Kiat juga telah mencabut
pedangnya.
Disaat tubuhnya ini meluncur turun, maka tubuhnya itu turun tepat didepan
orang yang dikejarnya.
Orang itu terkejut sekali.
Dia mendesak dan akan memutar tubuhnya untuk berlari kearah lainnya.
Tetapi Cie Kiat telah bekerja cepat sekali, tangannya telah bergerak.
Pedangnya itu telah ditandalkan pada leher orang itu.
“Jangan kau bergerak!” bentak Cie Kiat dengan suara yang keren.
Pedangnya itu juga ditekankan sedikit.
Orang itu jadi kaget sekali, dia sampai berdiri mengejang.
Sedikitpun orang itu tidak menyangka bahwa Cie Kiat dapat bekerja begitu
cepat.
Dia jadi mengawasi Cie Kiat dengan tatapan mata yang bengis.
Namun biarpun dia bergusar dan murka benar, toh tetap saja dia tidak berani
bergerak.
Karena ujung pedang Cie Kiat telah ditandalkan pada lehernya, dengan
sendirinya kalau memang dia berkeras bergerak juga dan Cie Kiat menekankan
pedangnya, berarti lehernya itu akan menjadi korban tusukan pedang Cie Kiat.
Cie Kiat mengawasi orang yang didepannya ini, yang menjadi tawanannya.
Ternyata orang tersebut adalah seorang lelaki tua yang bertubuh kurus tinggi.
Wajahnya yang pucat kurus itu, bengis sekali mengawasi Cie Kiat, rupanya dia
bergusar sekali.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 264

“Kau...... kau....... mau apa kau mengikuti diriku?” bentak lelaki tua kurus ini
dengan suara yang agak gemetar disebabkan perasaan gusarnya.
Pada saat itu mereka berada dimuka rumah tersebut. Mereka berada
dipekarangan muka rumah ini.
Cie Kiat tersenyum tawar mendengar pertanyaan orang itu.
“Kau masih bertanya mengapa aku mengikuti dirimu, heh ?” tanya Cie Kiat
dengan suara yang dingin. “Apakah aku juga tak boleh bertanya, mengapa kau
mengintai dikelenteng tempat kami bermalam?”
Mendengar pertanyaan Cie Kiat, wajah orang itu jadi berobah.
“Kau...... kau......” suaranya tergugu.
Cie Kiat tertawa dingin lagi.
Tahu-tahu Cie Kiat memperlihatkan wajah yang keren sekali.
“Jawab! Apa maksudmu mengintai kami dikelenteng itu tadi?!” bentak Cie Kiat
dengan suara yang tegas.
Wajah lelaki tua itu jadi berobah.
“Ini.... oh, kau bocah kurang ajar!!” kata lelaki tua tersebut dengan gusar.
Tetapi belum lagi dia menggerakkan tubuhnya, pedang Cie Kiat telah bergerak
tertekan lebih dalam lagi, sehingga menimbulkan perasaan sakit, yang membuat
orang itu jadi tidak berani bergerak terus.
“Sekali saja kau bergerak, maka berarti kau mencari kematianmu!!” kata Cie
Kiat dengan suara yang mengancam. “Jawab pertanyaanku, sebetulnya apa
maksudmu mengintai kami?”
Orang tua itu mengerutkan alisnya, matanya memancarkan cahaya bengis.
Rupanya dia murka sekali.
Namun perasaan murkanya itu tidak berani diumbar, karena dia mengetahui dan
menyadari kalau memang dia mengumbar hawa amarahnya, berarti dia akan
menemui kebinasaannya, tentunya pedang Cie Kiat yang telah menempel pada kulit
lehernya itu akan bekerja dengan cepat sekali menabas dan memisahkan kepalanya
dari tubuhnya!
Maka dari itu, lelaki tua tersebut tidak berani berlaku semberono.
Sedang lelaki tua tersebut belum menyahuti pertanyaan Cie Kiat, tiba-tiba daun
pintu terbuka.
Dari dalam tampak keluar seorang gadis belasan tahun yang mempunyai
potongan tubuh sangat cantik.
Begitu keluar, si gadis melihat keadaan si kakek, dia jadi kaget sekali, sampai
mengeluarkan seruan tertahan.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 265

Rupanya si gadis kaget sekali melihat si kakek sedang terancam lehernya oleh
ujung pedangnya pelajar tersebut.
Cie Kiat juga telah melihat gadis itu.
Dia masih menandalkan ujung pedangnya tersebut dileher lelaki tua itu.
Sedangkan si lelaki tua itu, telah berdiri dengan penuh kegusaran.
Tetapi dia bergusar untuk tidak berdaya, karena ujung pedang Cie Kiat tetap
menempel pada lehernya.
Cie Kiat telah menatap lelaki tua tersebut dengan tatapan mata yang tajam.
“Cepat kau sebutkan, apa maksudmu mengintai kami?” bentak Cie Kiat dengan
suara yang tegas. “Kalau memang kau tidak mau menyebutkan maksudmu itu, akan
kutusukkan pedang ini kelehermu!”
Lelaki tua itu, si kakek jadi mendongkol sekali, dia bergusar benar, karena dia
benar-benar berada dibawah ancaman pedang si pemuda she Lie tersebut.
“Kalau memang kau mau bunuh, bunuhlah! Aku tidak takut mampus!” kata si
kakek dengan mendongkol sekali.
Cie Kiat telah tertawa tawar.
“Hmm...... membunuhmu?!” tanyanya dengan suara yang tawar. “Kukira tidak
semudah itu! Kalau memang kau tidak mau bicara, maka aku akan membuat kau
menjadi tempat goresan dari pedangku sehingga wajahmu akan rusak sekali oleh
cacahan pedangku!”
Mendengar perkataan Cie Kiat, si orang tua itu tertawa dingin dengan suara
mendengus.
“Hmm..... aku tidak menyangka dari semula bahwa orang seperti kau ini bisa
melakukan ketelengasan! Lakukanlah kalau memang kau mau mencacah mukaku,
tetapi kau harus ingat begitu aku bisa terlolos dari kematian pada hari ini, maka akan
kucari dirimu biarpun kau melarikan diri keujung bumi!”
Bengis sekali kata-kata lelaki tua tersebut, dia juga berkata-kata dengan mata
mendelik bengis.
Cie Kiat tertawa tawar waktu dia melihat sikap si kakek.
“Hmmm... kau bermaksud akan membalas dendam? Sedangkan kenal saja
belum! Sekarang cepat kau jawab!!” bentak Cie Kiat yang berkata-kata dengan suar a
yang semakin lama jadi semakin meninggi. “Kau mengintai kami beberapa saat yang
lalu, sebetulnya apa maksudmu? Apakah kau memang ingin melakukan sesuatu yang
tidak baik, heh?”
Si kakek mendelik kepada Cie Kiat lagi.
Baru saja dia mau berkata-kata, si gadis yang baru keluar dari dalam rumah telah
menegur : “Thia... kenapa kau...?”

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 266

“Cepat kau sebutkan, apa maksudmu mengintai kami?” bentak Cie


Kiat.

Thia berarti ayah.


Cie Kiat tertawa dingin.
“Nona... kalau memang ayahmu ini terus juga membandel menutup mulut tidak
mau mengakui apa yang dilakukannya, tentu dia akan kukirim ke nerakal!” kata Cie
Kiat dengan suara yang tawar.
Perkataan Cie Kiat membuat si gadis jadi memandang dengan penuh kekuatiran.
“Oh...... ini......” katanya dengan suara yang tergugu.
Sedangkan si kakek jadi menggigil tubuhnya saking murkanya.
Tahu-tahu, kakek tersebut telah mengibaskan lengan jubahnya, dan dia melihat
tubuh pedang itu, sambil mengibaskan lengan jubahnya dia juga telah menggeser
kepalanya, yang dimiringkan, dan kakek tersebut mengeluarkan suara bentakan :
“Lepas......!!”

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 267

Pedang Cie Kiat mau dirampasnya......!!


Nekad sekali tampaknya kakek ini.

*
* *

CIE KIAT juga tidak menduga bahwa kakek ini bisa berlaku begitu nekad.
Sebetulnya kalau memang Cie Kiat mau menekan kearah muka sedikit, tentu
dengan sendirinya leher si kakek akan tertusuk oleh pedangnya.
Berati si kakek akan menemui kebinasaannya!
Tetapi Cie Kiat tidak tega untuk melakukan hal begitu, dia masih membiarkan
pedangnya itu terlibat oleh lengan jubah si kakek, dia membiarkan kakek itu
membetot pedangnya ingin merampasnya.
Tetapi begitu si kakek hampir berhasil merampas pedang Cie Kiat, anak muda
she Lie ini telah mengedutnya, keras sekali, terdengar suara ‘breeett’ yang keras,
kemudian tampak lengan jubah kakek itu pecah terpotong oleh pedang Cie Kiat.
Si gadis yang melihat hal ini jadi terkejut sekali.
Dia sampai mengeluarkan seruan tertahan.
Dengan cepat dia melompat menerjang kearah Cie Kiat, dia menyerang dengan
menggunakan kedua tangannya, yang sekaligus menyerang Cie Kiat dari dua jurusan.
Ternyata anak gadis ini mempunyai kepandaian silat yang tinggi sekali.
Gerakannya juga gesit luar biasa.
Cie Kiat jadi heran.
Tetapi anak muda she Lie ini tidak bisa berpikir terlalu lama, karena dia harus
cepat-cepat mengelakkan serangan-serangan dari si gadis.
Menggunakan kesempatan itu, kakek tua tersebut telah melompat mundur.
Dia menjauhi Cie Kiat.
Setelah melihat kakek itu, ayahnya si gadis, terlolos dari tangan Cie Kiat, gadis
itu telah melompat niundur juga.
Cie Kiat sengaja membiarkan gadis mengundurkan diri, karena dia memang
tidak ingin mempersulit gadis ini.
Sedangkan si gadis telah mengawasi Cie Kiat dengan tatapan mata yang tajam
sekali.
Cie Kiat merasakan tatapan mata si gadis seperti juga dia pernah melihatnya,
tetapi Cie Kiat tidak mengingatnya, entah dimana.
Si kakek telah membentak dengan suara yang keras bengis : “Bocah, hari ini kau
telah merobohkan diriku dengan cara yang sangat memalukan sekali, tetapi ingat,
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 268

suatu waktu aku akan mencarimu guna melakukan pembalasan dari hinaan hari ini!
Berhubung sekarang aku mempunyai urusan yang sangat penting sekali, maka aku
tidak bisa menemanimu lebih lama lagi!”
Dan setelah berkata begitu, si kakek telah memutar tubuhnya, dia mencelat dan
berlalu dengan cepat sekali. Kakek ini memang mempunyai Gin-kang yang sempurna
sekali, dia telah berlalu dan lenyap dari pandangan mata Cie Kiat.
Sedangkan si gadis, yang tadi memanggil kekek itu dengan sebutan ‘Thia’, yang
artinya ayah, tidak segera pergi.
Dia telah merangkapkan kedua tangannya dan tahu-tahu dia telah memberi
hormat kepada Cie Kiat.
Hal ini membuat Cie Kiat jadi kaget berbareng gugup, dia tidak mengerti,
mengapa si gadis bisa memberi hormat kepada dirinya.
Dengan sendirinya, cepat-cepat dia merangkapkan tangannya jagu mambalas
pemberian hormat dari si gadis.
“Kong-cu...... sekali lagi kuucapkan terima kasihku tadi telah memberikan
pertolongan kepadaku dari kejaran Ong Sun Lan......!” dan setelah berkata begitu, si
gadis telah membungkukkan tubuhnya memberi hormat kepada Cie Kiat sebanyak
tiga kali.
Hal ini membuat Cie Kiat jadi repot. Dia terpaksa membalas penghormatan
orang.
Cie Kiat juga segera teringat bahwa gadis ini adalah yang semalam dibantunya,
yang mengaku bernama Lan Mie Coe.
Setelah memberi penghormatan kepada Cie Kiat, si gadis menatap anak muda
she Lie ini dengan tatapan mata yang tajam.
“Bolehkah Siauw-moy mengetahui nama dan she Kong-cu yang mulia?”
tanyanya. Suara si gadis merdu sekali, karena dia berkata-kata dengan suaranya yang
perlahan, tidak mengandung kekerasan.
Cie Kiat cepat-cepat memberitahukan namanya.
“Aku...... aku heran sekali melihat ayahmu itu berindap-indap, mendekati
kelenteng tempat kami berteduh, maka dari itu, aku telah mengejarnya! Tak tahunya
dia adalah ayahmu! Aku benar-benar tidak mengerti apa maksud ayahmu dengan
mengintai kami begitu?”
Mendengar pertanyaan dari Cie Kiat, gadis yang bernama Lan Mie Coe telah
tertawa.
“Ya! Ya, memang semuanya ini aku yang salah sehingga terjadi salah paham
diantara ayahku dengan dirimu, Lie Kong-cu!” kata si gadis dengan suara yang
merdu, disertai oleh suara tertawanya. “Tadi aku telah menceritakan kepada ayahku,
bahwa aku telah ditolong oleh seorang pemuda disaat jiwaku terancam bahaya
kematian ditangan Ong Sun Lan. Mungkin ayahku bermaksud mencarimu guna
menyatakan terima kasihnya juga?!”

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 269

Cie Kiat menghela napas sambil memasukkan pedangnya kedalam serangka.


Dia telah tertawa.
“Ya, mungkin juga begitu!” menyahuti Cie Kiat cepat. “Hanya yang membuatku
masih heran, mengapa begitu dia berjumpa dengan diriku, ayahmu itu telah melarikan
diri dengan gerakannya yang gesit sekali, sehingga membuat aku jadi payah
mengejarnya.”
Gadis itu, Lan Mie Coe, mengerutkan alisnya, dia menghela napas.
“Kami mempunyai suatu kesulitan yang sukar untuk dijelaskan!!” kata Mie Coe
dengan perlahan. Dia juga berkata-kata dengan kepala tertunduk. “Maka dari itu kami
minta agar kau mau memaklumi saja!!”
Mendengar perkataan si gadis, Cie Kiat jadi tambah heran.
Dia tidak mengerti, ada rahasia apa yang terkandung didalam diri gadis ini dan
ayahnya. Tetapi yang jelas memang kalau dilihat dari wajahnya, pada diri Mie Coe
terdapat tabir rahasia yang sukar untuk dipecahkan.
Tetapi baru saja Cie Kiat mau berkata-kata lagi, tiba-tiba terdengar suara
seruling, yang terdengar sebentar jauh dan sebentar lagi terdengar dekat sekali.
Hal itu menunjukkan bahwa orang yang sedang meniup seruling tersebut
tentunya mempunyai tenaga Lwee-kang yang kuat sekali, sebab dia bisa meniup
seruling dengan suara yang melengking tinggi.
Wajah Lan Mie Coe jadi berobah pucat, entah kenapa tubuhnya agak menggigil.
“Si Iblis......!!” katanya dengan suara gemetar.
Cie Kiat jadi heran melihat sikap dan kelakuan si gadis.
“Kenapa?” tanya Cie Kiat.
“Si Iblis!” mengikuti Mie Coe. “Ah, dia datang...... Iblis itu mengapa bisa berada
didaerah ini?”
Dan setelah berkata begitu, dengan gadis itu menoleh kepada Cie Kiat, dia
berkata sambil melompat masuk kedalam rumah : “Mari kau ikut aku!”
Cie Kiat sangat heran sekali melihat kelakuan si gadis.
Tetapi dia tidak banyak bertanya.
Dia telah melompat masuk kedalam rumah.
Cie Kiat melihat bahwa ruangan tersebut penuh oleh tumpukan padi, dan
disebuah meja, disudut ruangan tersebut, terdapat penggilingan padi yang terbuat dari
batu. Disamping ruangan itu, disudut kanan dari ruangan tersebut, tampak sebuah
lukisan yang agak besar, dimana terlukis seorang lelaki tua.
Kalau diperhatikan potongan wajahnya, maka lelaki tua didalam lukisan itu
adalah lelaki tua yang dikejar oleh Cie Kiat beberapa saat yang lalu, yang menurut
keterangan si gadis adalah ayahnya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 270

Sedang Cie Kiat berpikir begitu dan agak heran, si gadis telah menutup daun
pintu.
Sikap si gadis ketakutan sekali, tangannya yang dipakai untuk menutup daun
pintu, agak gemetar.
Hal ini benar-benar membuat Cie Kiat jadi heran sekali. Dia sampai
memandangi terus kearah Lan Mie Coe.
Sedangkan suara seruling terdengar semakin dekat.
Wajah si gadis jadi berobah semakin hebat.
Mie Coe telah menghampiri Cie Kiat.
“Iblis ini telengas dan kejam luar biasa, dia selalu membunuh orang dengan
membabi buta!!” menerangkan si gadis. “Maka dari itu, kita akan repot kalau
memang terlihat oleh dia! Kepandaian si Iblis luar biasa tingginya!!”
Mendengar perkataan si gadis, yang memperlihatkan mimik yang jeri kepada si
Iblis, Cie Kiat jadi tambah heran.
Kalau menurut anggapan Cie Kiat, maka kepandaian si gadis sebetulnya tidak
rendah, karena tadi waktu dia menyerang Cie Kiat guna membantui ayahnya, Cie
Kiat memperoleh kesan bahwa kepandaian si gadis cukup tinggi.
Namun, sekarang mengapa dia begitu jeri sekali terhadap orang yang meniup
seruling, yang disebutnya sebagai seorang Iblis.
Tetapi Cie Kiat tidak menanyakannya.
Hanya saja, si gadis telah menuju kesudut ruangan didekat tumpukan padi yang
tertumpuk tinggi itu.
Gadis ini melambaikan tangannya memanggil Cie Kiat.
Cie Kiat menghampiri.
“Kita tidak boleh terlihat oleh si Iblis, karena kalau memang terlihat olehnya,
kita bisa menghadapi bahaya yang tidak kecil!!!” kata si gadis.
Cie Kiat jadi mengerutkan alisnya, dia jadi tambah heran.
Mengapa gadis tersebut begitu ketakutan sekali kepada si Iblis, padahal dia baru
mendengar suara serulingnya belaka?
Melihat Cie Kiat seperti tidak mau mempercayai perkataannya, si gadis
tampaknya jadi agak mendongkol.
“Kau tidak percaya?” tanya si gadis dengan suara yang mendongkol.
Cie Kiat jadi tertawa kecil melihat kelakuan si gadis.
“Aku bukannya tidak mempercayai keteranganmu, hanya, kukira kepada
seorang manusia seperti orang yang kau namakan si Iblis itu, kukira kita tidak perlu
terlalu jeri, tidak perlu kita ketakutan begini rupa!!’ kata Cie Kiat.
Gadis itu jadi tambah mendongkol.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 271

“Kau belum mengetahui siapa sebenarnya dan kau belum mengenalnya,


sehingga kau tidak mengetahui kekejaman dan ketelengasan tangan si Iblis.”
Cie Kiat hanya tertawa saja.
Si gadis tambah mendongkol.
Baru saja dia mau berkata lagi, atau segera terdengar suara tiupan seruling yang
mengalun-alun berirama menyedihkan sekali, terdengar semakin dekat... sehingga si
gadis jadi membatalkan maksudnya untuk berkata, dia telah menarik tangan Cie Kiat,
mereka telah menyelinap kedalam tumpukan padi....
Suara seruling terdengar semakin mendekati kearah tempat itu.



HATI CIE KIAT jadi berdebar cukup keras.


Hati anak muda she Lie ini berdebar bukan disebabkan dia ikut jeri kepada si
Iblis, melainkan dia bisa merasakan wanginya bebauan yang tersiar dari tubuh si
gadis.
Karena tubuh mereka berdiri berendeng dekat sekali, bahu dengan bahu saling
sentuh satu sama lainnya, maka dengan sendirinya jarak mereka dekat sekali.
Yang membuat hati Cie Kiat jadi berdebar adalah tangan si gadis yang mencekal
tangannya.
Cie Kiat dapat merasakan halusnya kulit tangan si gadis yang sedang mencekal
tangannya.
Apa lagi si gadis sedang dalam keadaan tegang, sehingga setiap kali dia
mendengar suara seruling itu tambah dekat, dia selalu meremas tangan Cie Kiat.
Tangannya diremas berulang kali begitu, hal ini membuat Cie Kiat jadi tambah
gugup.
Sebetulnya Cie Kiat mau menarik pulang tangannya itu, tetapi dia takut nanti
tersinggung hati si gadis.
Maka dari itu, tetap saja dia membiarkan tangannya tersebut dicekal oleh si
gadis.
Keadaan disekitar tempat tersebut sangat sepi sekali.
Tidak terdengar suara apapun, karena malam telah larut benar.
Hanya suara seruling itu yang terdengar semakin njaring.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 272

Suara seruling itu terdengar semakin dekat saja, hal ini membuat tangan si gadis
Lan Mie Coe jadi tambah dingin dan keringat dingin memenuhi telapakan tangannya.
Cie Kiat merasakan tangan si gadis she Lan itu, yang dingin luar biasa.
Dengan sendirinya Cie Kiat jadi merasa kasihan.
Baru saja dia mau menghibur diri si gadis, atau suara seruling yang melengking
tinggi itu telah berhenti.
Sebagai seorang jago silat yang mempunyai pendengaran yang sangat tajam
sekali, maka Cie Kiat segera juga mengetahui bahwa orang yang meniup seruling itu
telah berhenti dimuka rumah.
“Dia ada didepan pintu!!” kata Cie Kiat berbisik didekat telinga si gadis. Dan
waktu dia berbisik begitu, beberapa helai anak rambut si gadis menyentuh hidungnya,
sehingga membuat hati Cie Kiat jadi tambah berdebar keras. “Orang itu berdiri
bimbang dimuka pintu, dia, tidak lantas masuk......!”
Si gadis tidak menyahuti, hanya mencekal tangan Cie Kiat.
Rupanya dia sedang ketakutan sekali.
Cie Kiat memasang terus pendengarannya.
“Dia..... dia telah mengulurkan tangannya mendorong pintu!” bisik Cie Kiat.
Belum lagi Lan Mie Coe menyahuti, atau segera juga telah terdengar suara pintu
menjeblak.
Si gadis sendiri sampai seperti orang terjengkit saking terkejutnya.
Wajahnya pucat sekali dan tubuhnya menggigil sedikit.
Dengan mendengar suara daun pintu yang tertolak terbuka, si gadis segera
mengetahui bahwa Iblis itu sedang melangkah masuk.
Maka dari itu cepat-cepat si gadis Lan Mie Coe menahan napasnya, dia jeri
suara napasnya itu akan terdengar oleh Iblis.
Dan yang benar-benar membuat si gadis jadi tambah jeri kepada si Iblis adalah
pintu itu, yang sebetulnya telah dikunci dan dipalang, dipalang oleh sebatang kayu
yang tebal.
Namun oleh si Iblis hanya didorong begitu saja pintu itu telah terbuka.
Dan palang kayu yang dipalangkan telah patah, jatuh dilantai dengan
mengeluarkan suara yang agak keras.
Wajah si gadis jadi tambah pucat.
Cie Kiat juga dapat merasakan ketakutan hati si gadis.
Dia memasang pendengarannya, karena dia mau tahu apa yang dilakukan oleh si
Iblis.
Sebetulnya Cie Kiat mau untuk mengintai si Iblis, dia mau melihat, bagaimana
rupa si Iblis yang telah membuat Lan Mie Coe begitu ketakutan.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 273

Tetapi tumpukan padi-padi itu terlalu tinggi dan juga terlalu banyak, sehingga
tidak mungkin bagi Cie Kiat untuk mengintai.
Kalau memang dia menggeser tubuhnya, tentu si Iblis akan mendengar suara
keresekan batang-batang padi itu yang bersentuhan dengan baju Cie Kiat, karena
setidak-tidaknya sebagai seorang yang dijerikan dan ditakuti oleh Lan Mie Coe,
seorang gadis yang mempunyai kepandaian cukup tinggi, tentunya si Iblis sangat
liehay dan mempunyai kepandaian yang luar biasa serta mempunyai pendengaran
yang tajam sekali.
Maka dari itu, Cie Kiat jadi tidak berani menggerakkan tubuhnya juga.
Keadaan sangat sunyi sekali,
Tidak terdengar suara apapun.
Sunyi benar.
Terdengar Iblis itu batuk-batuk beberapa kali.
Kemudian sunyi lagi.
“Hmmm..... hanya rumah kosong!!” kata si Iblis, seperti orang mengumam.
Suara si Iblis lembut sekali, suara seorang wanita.
Cie Kiat jadi tambah heran lagi.
Hanya seorang wanita saja, yang kalau didengar dari suara itu lembut sekali,
mengapa harus dibuat jeri begitu oleh Lan Mie Coe?
Cie Kiat jadi penasaran sekali.
Sebetulnya dia mau melompat keluar dari tempat persembunyiannya guna
melihat orang yang dinamakan dirinya si Iblis itu.
Tetapi Lan Mie Coe telah mencekal tangan si anak muda keras-keras.
Si gadis seperti juga mengerti dan mengetahui akan maksud hati Cie Kiat.
Waktu Cie Kiat menoleh sedikit, si gadis menggelengkan kepalanya perlahan-
lahan, memberi tanda agar Cie Kiat tidak menimbulkan suara yang bisa menimbulkan
kecurigaan si Iblis.
Cie Kiat jadi mengalah.
Dia tidak tega untuk menentang keinginan si gadis.
Maka dari itu, dia telah tetap bersembunyi ditempatnya.
“Heran! Heran sekali! Kemana larinya setan kecil itu?” terdengar si Iblis telah
mengumam lagi dengan suaranya yang lemah lembut sekali. Dan terdengar suara
keresekan, rupanya si Iblis telah menggunakan ujung serulingnya untuk mencongkel-
congkel tumpukan padi.
Lan Mie Coe jadi tambah ketakutan, tubuhnya agak gemetar.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 274

Dia jeri kalau memang si Iblis terus menerus mencongkelkan ujung serulingnya
itu kebagian-bagian lain ditumpukan padi itu.
Tentu diri mereka akan terlihat juga akhirnya.
Hanya yang membuat si gadis Lan Mie Coe tidak mengerti pula, siapakah yang
dimaksudkan oleh si Iblis dengan sebutan ‘setan kecil’ itu?
Apakah yang dimaksudkan itu adalah diri Mie Coe sendiri?
Tetapi Mie Coe yakin bukan, tentu ada orang lainnya lagi.
Terdengar si Iblis telah menghela napas.
“Hai.....! Setan kecil itu memang benar-benar gesit! Kurang ajar sekali memang
dapat kucari, tentu biji matanya, akan kukorek keluar!” menggumam si Iblis lagi
dengan suara yang tetap lembut, walaupua kata-katanya itu merupakan kata-kata
makian. “Mungkin si setan kecil telah melarikan diri kearah timur!”
Dan setelah berkata begitu, terdengar si Iblis melangkah menjauhi.
Hal ini menandakan bahwa si Iblis keluar dari ruangan tersebut.
Cie Kiat juga mendengar bahwa langkah Iblis ini semakin menjauhi, lalu tidak
terdengar lagi.
Anak muda ini mau melompat keluar dari tempat persembunyiannya.
Tetapi tangan Cie Kiat tetap dicekal oleh si gadis she Lan itu, keras sekali.
“Jangan keluar dulu!!” kata Mie Coe dengan suara berbisik. “Kita tunggu sesaat
lagi lamanya.”
Cie Kiat jadi heran sekali.

*
* *

TETAPI biarpun heran, toh Cie Kiat mau mendengar dan menuruti permintaan
gadis itu.
Hanya yang membuat Cie Kiat jadi tidak mengerti, mengapa Lan Mie Coe
menyuruhnya tidak keluar dulu, sedangkan si Iblis yang begitu ditakuti Mie Coe telah
berlalu?
Mengapa mereka harus bersembunyi terus disitu, ditempat yang kotor dan
sempit sekali.
Memang sebagai seorang anak muda tentunya Cie Kiat lebih mau berdiam terus
ditempat seperti itu bersama si gadis duduk berendeng berhimpitan. Namun sebagai
seorang Kong-cu, Cie Kiat tidak mau mempunyai pikiran yang bukan-bukan.
Dia tidak mau pikirannya itu dipenuhi oleh angan-angan yang kotor.
Maka dari itu, dia jadi heran sekali si gadis menahan dirinya supaya tidak keluar
lagi.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 275

Sedang Cie Kiat kebingungan begitu, tahu-tahu telah terdengar suara langkah
kaki yang cepat sekali.
Cie Kiat jadi menduga bahwa yang datang ini adalah ayah si gadis, lelaki tua
yang tadi menjadi orang buruan.
“Hmmmm.... setan kecil itu memang tidak bersembunyi disini! Kalau memang
dia bersembunyi disini dan menduga aku telah berlalu, tentunya dia akan keluar!!”
mengumam seseorang dengan suara kecewa.
Cie Kiat mendesir darahnya.
Dia kaget sendirinya.
Karena dia mengenali suara itu.
Suara tersebut adalah suaranya si Iblis!
Dengan sendirinya dia jadi heran sekali, mengapa si Iblis kembali?!
Sebagai seorang yang cerdas, Cie Kiat segera, tersadar!
Tadi rupanya sengaja si Iblis mengeluarkan kata-kata bahwa dia akan berlalu.
Kemudian dengan cepat dia telah meninggalkan rumah ini beberapa puluh
langkah jauhnya, lalu dia kembali lagi.
Kalau memang ada yang bersembunyi disitu, tentunya orang itu akan kepergok
olehnya, sebab orang yang bersembunyi di situ telah keluar dari tempat
persembunyiannya, karena menduga si Iblis telah berlalu.
Dengan sendirinya, si Iblis akan memergoki orang itu.
Mengetahui itu, Cie Kiat jadi menggidik sendiri.
Betapa cerdiknya Iblis itu.
Kalau memang tidak ada Lan Mie Coe. tentu dirinya telah tertipu oleh si Iblis.
Hal ini menunjukkan bahwa biarpun Cie Kiat mempunyai kepandaian yang
tinggi sekali, namun dia masih kurang pengalaman didalam kalangan Kang-ouw.
Terdengar si Iblis menghela napas, kemudian suara langkah kakinya yang kian
menjauh.
“Sekarang Iblis itu baru benar-benar berlalu!!” kata Lan Mie Coe sambil
melepaskan cekalan tangannya. “Sekarang kita boleh keluar!!”
Sambil berkata begitu, si gadis telah melompat keluar dari tempat
persembunyiannya lebih dahulu.
Cie Kiat juga telah melompat keluar dari tempat persembunyiannya.
Bersamaan dengan itu, terdengar suara seruling yang ditiup oleh si Iblis yang
semakin lama semakin menjauh.
Si gadis she Lan itu jadi menghela napas.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 276

Wajahnya masih agak pucat.


“Ah..... kalau memang tempat persembunyian kita kena dipergoki oleh si Iblis,
tentu kita akan celaka!!” kata si gadis dengan memperlihatkan wajah yang
mengandung perasaan ngeri. “Dia terlalu telengas, sehingga kita tidak mungkin dapat
melawan dirinya Iblis itu, kepandaiannya terlalu tinggi dan kosen sukar untuk
diukur.”
Mendengar perkataan si gadis, Cie Kiat tersenyum.
“Tetapi kukira kita tidak usah terlalu takut kepada Iblis itu!!” kata Cie Kiat
dengan suara yang tenang.
Si gadis jadi mengerutkan alisnya waktu ia mendengar perkataan Cie Kiat.
“Tak usah jeri padanya?” tanya si gadis.
“Hu, kau belum bertemu dengan dia, maka bisa kau mengeluarkan kata-kata
begitu!!”
“Tetapi seliehay-liehaynya Iblis itu, tentunya dia tidak lebih liehay dari jago
nomor wahid didaratan Tionggoan bukan?” kata Cie Kiat.
Si gadis jadi berbalik heran.
“Jago nomor satu?” tanyanya dengan suara tak mengerti. “Apa maksudmu?”
Cie Kiat tersenyum.
“Ya, menurut anggapanku, biarpun kepandaian si Iblis liehay sekali, tinggi luar
biasa dan tangannya telengas, toh dia belum tentu bisa menguasai rimba persilatan
dan menjadi jago nomor satu, bukan?”
Mendengar perkataan Cie Kiat, si gadis memperlihatkan mimik wajah yang
serius sekali.
“Tidak bisa kau berkata begitu!” kata Lan Mie Coe cepat. “Iblis ini mempunyai
kepandaian yang luar biasa tingginya. Hampir tak ada tandingan bagi dirinya, maka
dia selalu mengembara guna mencari seorang jago yang bisa menandingi
kepandaiannya. Namun sampai detik ini, si Iblis masih belum menemui orang yang
bisa menandingi kepandaiannya! Yang bisa merubuhkan dirinya! Maka dari itu,
biarpun dia sangat telengas, tak ada seorang jagopun yang bisa menguasai dirinya dan
membendung kejahatan yang dilakukan oleh si Iblis!”
Cie Kiat tidak mau mendebat perkataan si gadis lagi.
Dia hanya mengambil setumpuk kecil batang-batang padi, dibakarnya untuk
mengurangi hawa dingin dan melenyapkan nyamuk-nyamuk yang banyak berkeliaran
diruangan ini.
Api segera menyala, unggun kecil tersebut menyiarkan asap yang agak besar,
sehingga binatang-binatang malam, kupu-kupu kecil, yang banyak bertebaran
diruangan ini, telah lenyap.
Baru saja Cie Kiat mau berkata-kata lagi, tiba-tiba terdengar suara berkeresekan
diantara batang-batang padi itu.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 277

Namun kepala manusia itu begitu tersembul, sudah lantas orang itu
telah mengayunkan tangannya....

Cie Kiat jadi heran sekali, begitu juga Lan Mie Coe, mereka menoleh kearah
asalnya suara keresekan itu.
Sedang Cie Kiat dan Mie Coe terheran-heran begitu, tahu-tahu tampak
tersembul kepala manusia dari tumpukan padi itu.
Mie Coe jadi kaget sekali, dia mau menegurnya dan sambil mau melompat
untuk berdiri.
Namun kepala manusia itu begitu tersembul, sudah lantas orang itu telah
mengayunkan tangannya.
Meluncur sebatang paku segi tiga, yang biasanya dinamakan Tok-sin-teng.
Paku itu, senjata rahasia yang dilontarkan oleh orang asing tersebut, telah
meluncur dengan cepat sekali kearah Mie Coe, sehingga si gadis kaget sekali, sebab
jarak mereka dekat benar dan paku Tok-sin-teng telah menyambar dengan cepat
sekali......

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 278

Jilid 6
Cie Kiat juga mengeluarkan seruan kaget.
Tetapi mereka tidak bisa terdiam diri.
Paku itu telah menyambar dengan cepat luar biasa sekali.
Mie Coe cepat-cepat telah menggerakkan lengan jubahnya untuk menyampok.
Namun tenaga timpukan dari orang tersebut sangat kuat sekali, dengan
sendirinya paku itu meluncur dengan cepat.
Mie Coe gagal menyampok jatuh paku segi tiga itu, dan paku itu menyambar
terus kearah mukanya.
Jarak antara paku itu dengan mata si gadis hanya terpisah lima dim lebih, hal ini
membuat si gadis jadi gugup dan ketakutan.
Jelas untuk merubuhkan tubuhnya guna mengelakan sambaran paku itu sudah
tidak keburu. Dan kalau memang dia tidak bisa mengelakkan, berarti mata si gadis
akan menjadi buta.
Terancam sekali mata gadis she Lan ini, dia juga sampai merasakan hatinya
mencelos dan semangatnya seperti juga terbang meninggalkan raganya.
Dan membarengi pada saat itu, juga telah melompat keluar orang itu dari
tumpukan jerami. Gerakannya sangat gesit sekali. Tetapi keadaan orang ini benar-
benar mengerikan sekali, tubuh dan bajunya dipenuhi oleh noda darah.... wajahnya
juga tampak darah mengalir dari luka-luka diwajahnya, sehingga menyeramkan
sekali keadaan orang itu...!
Cie Kiat juga kaget sekali waktu melihat biji mata. Mie Coe terancam oleh paku
Tok-sin-teng itu.
Kalau memang mata si gadis terserang paku itu, dan paku Tok-sin-teng dapat
menancap tepat pada biji mata si gadis, maka Mie Coe seumur hidupnya akan
menjadi seorang bercacad, akan buta matanya, akan menjadi orang picek..........!



TETAPI sebagai seorang jago yang kosen, Cie Kiat mempunyai kepandaian
yang luar biasa.
Dia melihat paku Tok-sin-teng telah meluncur menyambar kearah mata Lan Mie
Coe, dan tampaknya si gadis tidak berdaya.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 279

Maka dari itu, cepat sekali Cie Kiat telah mengulurkan tangannya.
“Tringg......!” terdengar paku itu tersentil oleh jari tangan Cie Kiat.
Paku itu terpental.
Dan dengan sendirinya Lan Mie Coe jadi terhindar dari bahaya cacad pada
matanya.
Dengan sendirinya, si gadis jadi bisa bernapas lega, tetapi keringat dingin telah
membanjir keluar dan juga wajahnya pucat sekali.
Sedangkan orang yang muncul dari tumpukan jerami itu, yang telah melompat
keluar dengan keadaan yang mengerikan disebabkan luka-lukanya yang cukup parah,
tengah menatap Mie Coe dan Cie Kiat dengan tatapan mata yang bengis sekali!
Mie Coe dan Cie Kiat juga jadi gusar sekali.
Tak hujan tak angin orang ini telah menyerang dengan menggunakan senjata
rahasia seperti paku Tok-sin-teng itu.
Mie Coe juga telah melompat berdiri, begitu pula Cie Kiat.
Mereka jadi berdiri saling berhadapan.
“Kalian harus mampus!” teriak orang itu dengan suara yang parau.
Matanya yang memain tak hentinya memancarkan cahaya yang menyeramkan
juga napasnya agak memburu.
Dengan mengeluarkan suara seruan yang keras setelah membentak begitu, orang
itu telah merangsek kepada Lan Mie Coe.
Cepat sekali tangannya bergerak-gerak, dengan mengeluarkan tenaga serangan
yang hebat sekali, juga dia menyerang dengan serangan yang berangkai.
Lan Mie Coe gusar sekali tadi hampir saja dia celaka didalam tangan orang ini
yang telah menyerang dirinya dengan paku Tok-sin-teng, maka dari itu dia juga jadi
murka benar melihat dirinya diserang macam itu.
Dengan berani si gadis telah menangkis serangan tangan kiri dan tangan kanan
orang yang dalam keadaan terluka dan bajunya dipenuhi noda darah tersebut.
Terdengar suara benturan dari tangan kedua orang ini yang keras sekali.
Lan Mie Coe merasakan tenaga serangan orang tersebut keras sekali.
Lagi pula Lwee-kang orang itu kuat sekali, menyjerang dengan arus yang
bergelombang.
Hebat luar biasa serangan dari orang itu.
Tetapi Lan Mie Coe adalah jago betina yang mempunyai kepandaian cukup
tinggi.
Dia tidak menjadi jeri.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 280

Malah gadis ini telah melancarkan pula serangan-serangan yang hebat kepada
orang itu.
Mie Coe menyerang dengan selalu mengincer jalan darah yang membahayakan
jiwa orang tersebut.
Orang yang tubuhnya terluka-luka itu, telah berteria-teriak dengan suara
bentakan yang mengguntur dan bengis sekali.
Tampaknya dia telah nekad dan selalu akan melancarkan serangan untuk
mengadu jiwa.
Tampaknya orang itu sudah tidak memikirkan keselamatan dirinya lagi.
Hal ini membuat Mie Coe jadi kewalahan juga.
Dengan sendirinya, dia harus mengerahkan seluruh kepandaiannya untuk
menghadapi orang ini.
Cie Kiat yang mengawasi keadaan orang itu jadi berpikir.
Biar bagaimana dia tidak boleh dibiarkan terus, harus ditundukkan, karena kalau
tidak Mie Coe tentu akan celaka ditangan orang itu.
Maka dari itu. Cie Kiat cepat-cepat telah melompat kearah orang itu.
Sambil melompat, Cie Kiat juga telah berseru : “Lan Touw-nio, mundurlah kau,
biarlah aku yang menghadapi orang ini!!”
Dan tangan Cie Kiat juga telah bekerja dengan cepat sekali.
Dia menyerang beberapa bagian ditubuh orang itu, serangan Cie Kiat berbahaya
sekali, sehingga orang itu disamping jadi terkejut, pun dia benar-benar kaget sekali,
murka luar biasa karena Cie Kiat mencampuri urusannya.
Dia tambah jadi nekad, dengan mengeluarkan suara bentakan-bentakan yang
keras, dia telah melancarkan serangannya yang beruntun...!
Mie Coe sendiri telah menyingkir kesamping.
Walaupun diserang dengan cara yang begitu hebat oleh orang tersebut, Cie Kiat
tidak jeri sedikitpun, diapun tidak menjadi gugup.
Hanya saja, dengan cepat sekali. Cie Kiat telah menggerakkan tangannya, dia
telah menyapu kearah samping, kemudian dengan mengeluarkan seruan yang keras,
dengan membarengi bergeraknya sang tangan, dia telah menangkis serangan orang
tersebut.
Cie Kiat tidak mengetahui siapa sebetulnya orang tersebut.
Dan dia jadi mendongkol juga melihat orang itu telah menyerang dengan
serangan-serangan yang bengis dan telengas.
Mata orang itu juga memancarkan cahaya yang bengis sekali.
Dia menyerang tak hentinya kepada Cie Kiat.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 281

Namun Cie Kiat mempunyai kepandaian yang luar biasa tingginya, dia
mempunyai kepandaian yang bisa diandalkan.
Maka dari itu, biarpun orang menyerang dirinya dengan serangan yang
membabi-buta dan berbahaya sekali, toh Cie Kiat selalu dapat menangkisnya dengan
tenang.
Ketenangan yang dimiliki oleh Cie Kiat itulah yang, membuat orang yang
menjadi lawannya menjadi tambah mendongkol dan bergusar.
Dengan berjingkrak-jingkrak mungkin gusarnya, orang itu telah melancarkan
serangan-serangannya yang hebat luar biasa, karena disertai oleh tenaga Lwee-kang
yang kuat sekali.
Dan setiap serangan yang dilancarkan oleh orang itu semakin hebat, tenaga
serangan yang dilancarkan oleh orang itu pun jadi semakin kuat menekan diri Cie
Kiat.
Cie Kiat tersenyum, dia telah mengerahkan tenaga dalamnya.
Dikala dia merasakan saatnya tepat, tahu-tahu Cie Kiat telah menjejakkan
kakinya, dia telah mencelat tinggi tangannya juga telah digerakan dikala dia sedang
melompat tinggi begitu.
Tenaga Lwee-kang yang disalurkan sangat kuat sekali menyambar kepada orang
tersebut.
Orang itu terkejut sekali, hatinya mencelos dia merasakan tekanan tenaga
serangan dari Cie Kiat yang begitu kuat.
Dengan mengeluarkan seruan tertahan, orang tersebut telah melompat
kebelakang.
Sedang melompat begitu, orang ini berusaha menangkis serangan Cie Kiat.
Kali ini Cie Kiat tidak mau berlaku murah hati,dengan cepat dia telah
meneruskan serangannya.
“Dukkkk! Bukkkk! terdengar dua kali suara terbenturnya tangan mereka.
Disusul kemudian dengan suara jeritan yang menyayatkan hati!
Tampak Cie Kiat telah berdiri lagi dengan tegak dan bibirnya tersenyum.
Sedangkan tubuh itu telah terpental dan punggungnya telah membentur dinding!
Keras sekali benturan punggung orang itu dengan dinding, sehingga terdengar
suara ‘ngggeeek’ dari mulutnya, kemudian, tampak orang tersebut telah meloso
dilantai tak bergerak, karena dia telah jatuh pingsan!
Wajah Mie Coe juga agak pucat, kaget melihat apa yang terjadi.
Dia jadi mengagumi akan kehebatan diri Cie Kiat, yang selain mempunyai
Lwee-kang yang luar biasa kuatnya!
Cie Kiat telah menghampiri si gadis.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 282

“Apakah..... apakah dia binasa? tanya Mie Coe kepada Cie Kiat, agak gemetar
suara si gadis. Yang dimaksudkan oleh Mie Coe dengan perkataan ‘Dia’ itu, ialah
orang yang tadi menjadi lawan Cie Kiat, yang sekarang sedang menggeletak dilantai
tak bergerak.
Cie Kiat menghela napas.
“Dia hanya pingsan!!” sahut Cie Kiat sambil melirik kepada orang yang
menggeletak dilantai dan tidak bergerak sedikitpun.
“Aku hanya menggunakan tiga bagian tenaga dalamku! Kalau memang aku
menginginkan nyawanya, sama mudahnya dengan membalikkan telapak tanganku!
Tetapi karena orang ini tidak mempunyai kesalahan pada diriku, maka kuberi
pengampunan bagi jiwanja!”
Dan setelah berkata begitu, Cie Kiat telah menghampiri orang yang mengeletak
pingsan tersebut.
Mie Coe juga telah ikut menghampirinya, dia berdiri disamping si pemuda.
Dengan menggunakan ujung kakinya, Cie Kiat telah menendang pundak orang
tersebut, yaitu jalan darah ‘Ma-na-hiat’-nya, yang membuat orang itu jadi tersadar
dengan cepat.
Dengan menggeliat kesakitan, orang tersebut telah bergerak untuk duduk.
Cie Kiat dan Mie Coe hanya mengawasi saja kelakuan orang itu.
Tampak tubuh dan wajah orang tersebut banyak luka-luka bekas goresan, dan
tampaknya sangat menyeramkan sekali, bengis, luar biasa wajah orang itu.
Ketika dia mengangkat kepalanya, maka dia melihat Cie Kiat dan Mie Coe.
Seketika itu juga matanya memancarkan sorot bengis dan takut...... rupanya tadi
dia telah merasakan dan menyadari bahwa Cie Kiat adalah seorang pemuda yang
mempunyai kepandaian yang tinggi sekali......!

*
* *

CIE KIAT telah memperdengarkan suara tertawa tawarnya.


“Siapa kau? Mengapa tak hujan tak angin kau menyerang kami?” bentak Cie
Kiat dengan suara yang dingin.
Orang itu tetap mendelik kepada Cie Kiat dan Mie Coe bergantian.
“Kalau memang kau mau membunuh, bunuhlah!” bentak orang ini dengan tiba-
tiba. “Memang aku tahu, bahwa aku tidak akan bisa meloloskan diri dari tangan si
Iblis......!”
Mendengar perkataan orang itu, Cie Kiat jadi mengerutkan alis.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 283

“Si Iblis?” tanya Cie Kiat dengan heran, dia menatap orang itu dengan sikap
tidak mengerti. Melihat wajah Cie Kiat begitu, orang tersebut telah tertawa dingin
lagi.
“Hmm... kau jangan pura-pura!” bentak orang itu dengan suara yang tetap
bengis. “Kalau kau mau bunuh, bunuhlah! Janganlah kau menyiksa aku........!”
Cie Kiat dan Mie Coe jadi tambah heran lagi.
“Tetapi Mie Coe telah berkata mendahului Cie Kiat.
“Apakah Iblis yang kau maksudkan adalah Iblis Kwie-bo Mo-lie?” tanya Mie
Coe.
Kwie-bo Mo-lie berarti Ibu Hantu.
Orang itu mendengus.
“Hmm, sudah kalian tahu masih kalian pura-pura tidak tahu!” kata orang itu
dengan dingin. “Aku Wang Che Ming, tak akan mati dengan mata meram, aku sangat
penasaran sekali, dan kalau aku sudah menjadi setan, maka biarpun kalian lari
keujung dunia tetap akan kuganggu!!
Tiba-tiba Mie Coe telah tertawa. Sedangkan Cie Kiat masih juga berdiri diam,
dia tenggelam dalam keadaan keheranan.
“Kau salah paham, sahabat!” kata Mie Coe kemudian dengan suara yang
berobah tidak sekeras tadi. Kwie-bo Mo-lie adatah kepala Iblis, biang Iblis,
bagaimana kami bisa bercampur baur dengan dirinya! Lagi pula dia selalu bekerja
sendirian, mustahil dia mempunyai anak buah! Tadipun dia telah datang kemari dan
kami malah telah bersembunyi didekat gundukan itu!!”
Orang ini masih mengawasi Cie Kiat dan Mie Coe dengan tatapan mata yang
mengandung kecurigaan.
“Benarkah kalian tidak mempunyai sangkutan apa-apa dengan si Iblis?”
tanjanya kemudian dengan suara yang ragu-ragu.
Mie Coe mengangguk dengan cepat.
“Benar! Kawanku inipun tidak mengenal si Iblis!!” menyahuti Mie Coe.
Tampak mau juga orang itu mempercayai Mie Coe dan Cie Kiat.
Dia menghela napas.
“Iblis itu sangat telengas sekali!” kata orang tersebut dengan wajah yang
berobah lembut. “Aku sebetulnya tidak takut mati, tetapi karena si Iblis selalu
menggunakan caranya yang sangat jahat sekali, yang selal tidak menginginkan
lawannya terbinasa dengan cepat, dan selalu menyiksa dengan racun dan berbagai
cara, membuat aku mau hidup tidak bisa, matipun tidak dapat!”
Dan dia telah menghela napas lagi.
Orang itu, Che Ming, telah memandang Cie Kiat dan Mie Coe lagi.
“Sebetulnya kalian ini mau menuju kemana?” tanya Wang Che Ming kemudian.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 284

Cie Kiat dan Mie Coe masing-masing menyebutkan nama mereka, juga Cie Kiat
menjelaskan maksud mereka.
Che Ming menghela napas.
“Tadi kalau memang tak si Iblis telah datang kerumah ini dua kali..... aku tidak
berani berkutik didalam tumpukan jerami tersebut..... sampai bernapaspun aku tak
berani, karena pendengaran si Iblis sangat tajam sekali, suara yang sekecil mungkin
dapat didengarnya.”
“Sebetulnya ada sangkutan apakah antara si Iblis dengan kau?” tanya Cie Kiat
waktu orang sedang menghela napas lagi. “Ada permusuhan apakah diantara kalian
sehingga si Iblis begitu bernafsu mencarimu?”
Kembali Wang Che Ming telah menghela napas dengan kedua alis yang
dikerutkannya.
“Sungguh kejam dan telengas sekali si Iblis!” kata Che Ming. “Dan perempuan
itu memang pantas diberi gelaran sebagai Ibu Hantu, karena sifatnya menyerupai
hantu, kejam dan tidak mengenal perikemanusiaan. Keluargaku telah disapu bersih
semuanya, tak seorangpun dibiarkan hidup terus...... sampai akhirnya dia mengejar-
ngejar diriku juga, dia bermaksud menyapu bersih keluarga Wang sampai keakar-
akarnya......!” menjelaskan Che Ming dengan suara yang berduka. “Nah duduklah,
aku akan menceritakan sedikit mengenai kejadian dan permulaan dari permusuhanku
dengan si Iblis......!!”
Cie Kiat dan Mie Coe duduk didekat Che Ming, mereka mau mendengarkan
persoalan apa yang tersangkut pada diri orang she Wang ini.
Sedangkan didalam hati Cie Kiat telah berjanji, kalau memang Che Ming benar-
benar berada dipihak yang benar, dia bermaksud akan membantu untuk menolong
orang she Wang tersebut menghadapi si Iblis perempuan yang mempunyai gelaran
cukup menyeramkan, yaitu Kwie-bo Mo-lie atau si Ibu Hantu...!
Che Ming telah menghela napas beberapa kali, baru kemudian dia menceritakan
segalanya, persoalan dirinya didalam menghadapi Iblis perempuan yang bergelar Ibu
Hantu itu!

*
* *

WANG CHE MING sebetulnya seorang yang jago silat yang menjagoi kota
Wie-toe-kwan dipropinsi Ho-lam.
Sebagai seorang jago yang mempunyai kepandaian sangat tinggi, maka sudah
menjadi kebiasaan dan wajar sekali kalau sifat Wang Che Ming agak angkuh dan
sombong. Didalam kota itu boleh dikatakan dia merupakan seorang jago nomor satu.
Penghidupan orang she Wang ini boleh dikatakan sangat rukun sekali dengan
isterinya yang bernama Kong In Lie, dan seorang puteranya yang diberi nama tunggal
Cie.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 285

Penghidupan Wang Che Ming, Kong In Lie dan Wang Cie sangat bahagia
mereka melewati hari-hari dengan jalan membuka sebuah Bu-koan, pintu perguruan
silat, yang mendidik beberapa puluh orang murid.
Tetapi pada suatu pagi, dikala Wang Che Ming sedang berjalan-jalan didalam
kota Wie-toe-kwan, dia bertemu dengan seorang wanita.
Wajah wanita itu sangat cantik sekali, walaupun usianya sudah agak lanjut.
Sebagai seorang jago yang boleh dikatakan disegani oleh penduduk sekotanya,
maka wajar kalau memang Wang Che Ming menyukai paras cantik.
Melihat wanita itu, dia menggodanya.
Si wanita memperlihatkan wajah yang tidak enak dilihat.
Ketus sekali.
Malah waktu Wang Che Ming mengikuti terus sambil menggodanya, wanita itu
telah mengeluarkan perkataan :
“Pergilah, kalau memang kau masih mau hidup! Nanti kau akan mampus kalau
mengikuti terus!!” kata perempuan itu dengan suara acuh tak acuh.
Wang Che Ming menganggap bahwa perkataan wanita itu hanya menggertak
dirinya.
Dia masih mengikuti terus.
Kalau memang suamimu datang dan mau membuat perhitungan denganku, aku
tidak jeri!”kata Wang Che Ming dengan tekebur. “Malah boleh dikatakan orang she
Wang tidak pernah takut untuk menghadapi Giam-lo-ong sekalipun, apa lagi hanya
menghadapi seorang manusia!!”
Wanita itu memperdengarkan suara dengusan.
“Nanti keluargamu akan celaka disebabkan tingkah polamu yang tidak senonoh
ini!!” kata perempuan itu sambil melangkah terus. “Pergilah!!”
Tetapi Wang Che Ming masih mengeluarkan kata-kata yang sombong dan tidak
mau pergi, dia mengikuti terus wanita itu.
Sedangkan si wanita telah berulang kali memperdengarkan suara dengusan.
Rupanya dia mendongkol sekali.
Ketika mereka hampir sampai diluar pintu kota, ditempat mana sangat sepi
sekali, wanita itu telah memutar tubuhnya, wajahnya jadi keren sekali, dia menatap
Wang Che Ming dengan sorot mata yang tajam sekali.
Melihat perobahan sorot mata wanita tersebut, Che Ming jadi terkejut.
“Kau telah tiga kali kuberikan jalan hidup!” kata wanita itu dengan suara yang
bengis. “Tetapi kau tidak mau menempuhnya, malah kau memilih jalan untuk
mampus!”, dan setelah berkata begitu, si wanita telah tertawa gelak-gelak, seram
sekali suara tertawa itu.
Che Ming sendiri jadi terkejut.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 286

Dia mengawasi wanita itu dengan tajam.


Tetapi si wanita setelah tertawa, tahu-tahu telah menjejakkan kakinya, tubuhnya
mencelat lenyap dari tempat itu, cepat sekali gerakannya, bagaikan gerakan hantu.
Malamnya, Che Ming tidak bisa tidur pulas, dia jadi sangat gelisah.
Karena wanita yang tadi ditemuinya dijalan itu membuatnya jadi pikiran benar.
Dan dia juga telah mengetahui bahwa wanita itu adalah seorang jago silat yang
mempunyai kepandaian sempurna benar, sebab gerakannya sangat cepat, sekali
lompat telah dapat menghilang dari pandangan mata Che Ming.
Pada tengah malamnya, Che Ming mendengar sesuatu suara yang
mencurigakan.
Waktu dia keluar dari jendela kamarnya, tampak dicahaya rembulan, sesosok
tubuh diatas genting sedang berdiri tegak!
Itulah tubuh seorang wanita, wanita tadi siang!
“Aku Kwie-bo Mo-lie tidak pernah memberikan jalan hidup empat kali kepada
orang yang telah mengganggunya!” kata wanita itu dengan suara yang menyeramkan
sekali.
“Hmmm, malam ini kau harus mampus! Dan seperti apa yang telah kukatakan
tadi siang, keluargamu juga harus mampus!!” dan setelah berkata begitu, wanita itu,
yang mengakui dirinya sebagai Kwie-bo Mo-lie, telah tertawa gelak-gelak lagi
dengan suara yang sangat menyeramkan.
Begitu mengetahui bahwa wanita tersebut adalah Kwie-bo Mo-lie, Ibu Hantu,
wajah Che Ming seketika juga jadi pucat pias.
Kwie-bo Mo-lie memang telah terkenal sebagai seorang Iblis nomor satu yang
mempunyai kepandaian yang luar biasa.
Tubuh Che Ming seketika itu juga jadi gemetaran, karena dia menyadari bahwa
dia akan menghadapi sesuatu yang hebat.
Tetapi sebagai seorang jago, dia juga penasaran dan memberikan perlawanan
kepada Iblis itu, karena dia masih belum mau mempercajai apa yang didengar
mengenai diri hantu perempuan itu.
Namun kenyataannya, Iblis perempuan ini hebat sekali.
Hanya didalam beberapa gebrakan, wajah Che Ming telah digores berulang kali
oleh ujung pedangnya. Wajah Che Ming jadi terluka disana-sini, dan dia sangat
menderita sekali tanpa bisa memberikan perlawanan sedikitpun.
Malah dikala Che Ming sedang diliputi oleh perasaan takut itu, si Iblis
perempuan Kwie-bo Mo-lie tidak membinasakannya, dia hanya disiksa dengan
ditusuk dan digores pada tubuh dan wajahnya.
Hai ini menambah rasa takut pada diri Che Ming, walaupun dia berusaha untuk
memberikan perlawanan yang gigih kepada diri Iblis itu, toh dia tidak berdaya sama
sekali, si Iblis bergerak cepat bagaikan bayangan.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 287

Waktu Che Ming sedang menggeletak kesakitan, tahu-tahu si Iblis telah


meninggalkan dirinya, dia memasuki rumah Che Ming dan terdengar dua kali suara
jeritan yang menyayatkan, suara jeritan isteri Che Ming dan puteranya!
Hati Che Ming mencelos!
Apa lagi waktu dia melihat si Iblis perempuan itu telah keluar lagi dengan
menenteng kepala isterinya dan puteranya!
Dengan mengeluarkan suara jeritan yang menyayatkan, Che Ming telah berlari
sekuat tenaganya..... dia seperti orang sakit syaraf dan ketakutan sekali.
Si Iblis perempuan Kwie-bo Mo-lie tidak mengejarnya, hanya tertawa gelak-
gelak disitu sambil memegangi terus kepala isteri Che Ming dan putera orang she
Wang itu, yang masih meneteskan darah yang mulai kental keatas tanah,
menyeramkan keadaan si Iblis.
Sedangkan Che Ming telah melarikan diri terus. Dia diliputi oleh perasaan takut
dan juga sakit hati, dengan melarikan diri begitu dia juga sebetulnya mengutuk diri
mengapa dia tidak membalaskan sakit hati isteri dan puteranya.
Tetapi, baru saja Che Ming dapat berlari tak jauh, si Iblis tahu-tahu telah muncul
dihadapannya lagi. Dia bergebrak dengan nekad lagi, tetapi kembali dirinya kena
dilukai oleh si Iblis. Hal mana membuat dia jadi tambah ketakutan, dan dia melarikan
diri pula.
Si Iblis kembali tidak mengejar Che Ming.
Tetapi tak lama kemudian, tahu-tahu Che Ming dikejutkan oleh si Iblis yang
telah muncul dihadapannya.
Che Ming jadi tambah ketakutan. Kwie-bo Mo-lie memang sengaja membiarkan
Che Ming melarikan diri dengan ketakutannya, karena si Iblis memang senang kalau
melihat korbannya menghadapi kematian dengan ketakutan yang sangat. Sebetulnya
kalau memang dia mau sekaligus membunuh Che Ming, sama mudahnya dengan
menggores tanah menggunakan telunjuk tangannya.
Sampai akhirnya Che Ming, menyembunyikan diri dirumah terpencil didalam
gundukan jerami tersebut, dan bertemu dengau Mie Coe dan Cie Kiat........



MENDENGAR cerita Che Ming, Mie Coe dan Cie Kiat jadi gusar sekali
kepada perempuan Kwie-bo Mo-lie.
“Alangkah bengis dan kejamnya Iblis perempuan itu! kata Cie Kiat dengan
gusar.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 288

Che Ming mengangguk.


“Ya, dia malah mau membinasakan diriku dengan cara perlahan-lahan, dia mau
membunuhku dengan disertai oleh penyiksaan rasa takut....!” kata Che Ming dengan
suara yang sember, dan dia juga menghela napas berduka. “Memang harus kuakui
bahwa mempunyai kepandaian yang sangat tinggi sekali, dan telah kucoba beberapa
kali menghubungi beberapa orang pandai untuk menolongi diriku, tetapi
kenyataannya, semuanya kena dirubuhkan dan dibunuhnya! Si Iblis tetapinya tidak
mau membunuhku, dia hanya menakut-nakuti terus, dan kalau memang dia
menghadang diriku, dia memberikan penyiksaan dengan menggores-gores wajahku!
Lihatlah ini, semuanya ini adalah hadiah dari si Iblis!!”
Dan Che Ming telah memperlihatkan luka-luka pada tubuh dan wajahnya.
Cie Kiat jadi tambah mendongkol.
“Jangan takut, nanti biar aku hadapi Iblis kejam itu!!” kata Cie Kiat.
Mie Coe mengerutkan alisnya.
Dengan menyanggupi begitu, berarti Cie Kiat telah melibatkan dirinya didalam
pergolakan antara Che Ming dengan diri Kwie-bo Mo-lie secara langsung.
Mie Coe menguatirkan diri Cie Kiat, karena dia mengetahui benar siapa
sebenarnya si Iblis dan betapa tinggi kepandaian dan kekosenan si Iblis. Maka dari
itu, hati si gadis jadi tak tenang.
“Siapa nama sebenarnya si Iblis?” tanya Cie Kiat disaat orang-orang berdiam
diri.
“Kalau memang tak salah Iblis perempuan yang kejam itu she Lo dan bernama
Hoe Tin.” menjelaskan Mie Coe.
Mendengar nama itu, Cie Kiat mengerutkan alisnya.
“Lo Hoe Tin?” tanyanya menegaskan.
Mie Coe heran melihat lagak si anak muda, begitu juga Che Ming. karena dia
kaget menduga bahwa Cie Kiat kawan si Iblis.
“Ya...... dia memang bernama Lo Hoe Tin!” menyahuti Mie Coe.
“Apakah.......... apakah kau kenal dengannya?”
Cie Kiat berobah wajahnya menjadi berang.
“Hmmmm, orang she Lo itulah yang sedang kucari!!” kata Cie Kiat seperti
kepada dirinya sendiri. Dialah musuh besar keluargaku! Su-hu, guru, telah
memerintahkan padaku untuk mencari orang itu guna melakukan pembalasan
dendam...... aku tak menyangka bahwa Thian akhirnya mau juga menunjukkan
jalannya padaku! Hmmm...... Iblis itu harus mampus ditanganku!! Keluargaku telah
terbinasa ditangannya, dimana si Iblis telah membasmi keluargaku dengan beberapa
orang jago-jago jahat lainnya! Aku telah dapat membunuh beberapa orang musuh-
musuhku, tetapi yang terpenting menurut perintah Su-huku, maka aku harus
membunuh biang pembunuhan yang dilakukan oleh jago-jago lainnya pada
keluargaku, yaitu si Iblis she Lo itu!”

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 289

Mendengar itu, Che Ming jadi girang.


Tetapi Mie Coe jadi sangat berkuatir sekali.
“Kau harus hati-hati menghadapi Iblis itu!” kata Mie Coe. “Disamping telengas,
juga dia sangat liehay luar biasa! Iblis itu merupakan jago nomor satu didalam rimba
persilatan, karena jarang sekali ada orang yang berani dan sanggup menghadapi
ilmunya!!”
Cie Kiat mengangguk.
“Ya...... biarpun dia mempunyai kepandaian yang sangat tinggi, aku tidak takut!
Aku dapat membunuhna!!” kata Cie Kiat.
Che Ming menghela napas.
“Umpamanya aku mempunyai kepandaian yang cukup tinggi untuk menghadapi
Iblis itu, tentu aku tidak akan melarikan diri sebagai pengecut yang tidak tahu malu!
Isteri dan puteraku telah dibunuhnya, seharusnya aku musti membalaskan sakit hati
mereka dengan mengadu jiwa pada si Iblis! Tetapi kenyataannya bukannya aku
membalaskan sakit hati mereka, malah telah melarikan diri...... Oh, alangkah
memalukan sekali!”
Dan Che Ming telah menangis mengucurkan air mata dengan berduka.
Cie Kiat dan Mie Coe berusaha untuk menghiburnya.
“Kau melarikan diri bukan sebagai pengecut, kau tentunya bermaksud untuk
mencari ilmu yang lebih tinggi untuk nanti dapat membalas sakit hatimu! Sekarang
kalau memang kau adu jiwa dengan nekad, tentu tak ada gunanya, karena si Iblis
mempunyai kepandaian yang sangat tinggi, dan kau tak berarti apa-apa baginya,
maka tak ada gunanya sama sekali kau menempurnya! Kau bukan sebagai seorang
pengecut!!”
Che Ming menghela napas lagi.
“Benar...! Aku memang bermaksud akan membalas sakit hati ini...!” kata Che
Ming.
“Iblis itu adalah musuh utamaku dan musuh besarku juga! Dia sangat
membahayakan bagi masyarakat, maka aku akan berusah untuk membunuhnya!
Hm... aku akan mencari Iblis itu guna menempurnya!” kata Cie Kiat.
Dan ketiga orang ini, jadi mengangkat persahabatan, mereka juga telah
mengambil keputusan akan mencari si Iblis.
Keberanian Che Ming juga jadi muncul kembali, karena dia mengetahui Cie
Kiat kosen sekali dan mungkin akan dapat menghadapi Ibils yang telengas........!

*
* *

CIE KIAT, Mie Coe dan Wang Che Ming meninggalkan rumah itu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 290

Cie Kiat mengajak kedua orang ini menuju kekelenteng dimana Ang Po Sian,
Bo Tiong Hiap dan Ma Thian Ie ditinggalkannya.
Tetapi ketika mereka sampai disitu, ternyata ketiga orang itu sudah tak ada
disitu.
Cie Kiat dan kedua orang kawan barunya itu, Mie Coe dan Wang Che Ming jadi
meninggalkan kelenteng itu kembali.
Mereka berjalan agak jauh sedikit tahu-tahu terdengar suara orang bernyanyi
dengan suara yang agak perlahan :
Air sungai mengalir,
Burung gunung terbang lalu,
Tak ada lagi perpisahan,
Tak ada lagi kesedihan,
Karena manusia hidup didunia,
Merupakan benda yang akan berpulang jua,
Tra-la-la-la-la-la..............
.
Cie Kiat dan yang lainnya jadi menoleh, mereka melihat seorang pengemis
berusia diantara tiga puluh tahu tengah jalan tertatih-tatih menghampiri mereka.
Cie Kiat mengawasi si pengemis, yang kala itu telah berada dihadapan mereka.
“Kau...... oh, kalian! Mengapa kawanmu terluka kalian biarkan begitu saja?”
kata si pengemis dengan suara yang terkejut.
Cie Kiat dan Mie Coe tidak menyahuti, hanya didalam hati mereka segera
mengetahui bahwa pengemis ini mempunyai kepandaian silat yang cukup tinggi,
sebab pancaran matanya yang bersinar tajam itu menandakan bahwa dia adalah
seorang pengemis yang mempunyai tenaga Lwee-kang sangat kuat.
Sedangkan si pengemis telah menghampiri Che Ming, dia memperhatikan luka-
luka pada wajah dau tubuh Che Ming yang memang belum memperoleh pengobatan.
Kemudian dengan tergopoh-gopoh dia telah merogoh sakunya, memberikan Che
Ming dua butir pil.
Telanlah ini!” kata si pengemis. “Luka-lukamu akan segera kering! Ini untuk
mencegah kau keracunan!”
Che Ming mengambil pil pemberian si pengemis, kemudian tanpa ragu-ragu dia
telah menelannya pil itu, karena dia tidak mau menyinggung perasaan si pengemis,
yang mempunyai maksud baik.
Setelah melihat Che Ming menelan pil pemberiannya, si pengemis baru
memperlihatkan sikap yang tenang.
“Kenapa kau bisa terluka sampai begitu macam?” tegur si pengemis.
Che Ming segera menceritakan segalanya.
Begitu mendengar cerita Che Ming, si pengemis menghela napas.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 291

“Iblis perempuan Kwie-bo Mo-lie memang keterlaluan sekali, semakin lama dia
jadi semakin kurang ajar tingkah lakunya didalam kalangan Kang-ouw!!” kata si
pengemis dengan gusar. “Hmmmm...... partaiku juga, Kay-pang, akan segera turun
tangan untuk menghadapi si Iblis perempuan itu!”
Mendengar si pengemis berasal dari Kay-pang, Cie Kiat segera
memperkenalkan dirinya, mengatakan juga bahwa dirinya bersahabat dengan Ang Po
Sian.
Ketika Cie Kiat menyebut nama Ang Po Sian, sikap si pengemis jadi
menghormat sekali kepada Cie Kiat.
Lebih-lebih ketika Cie Kiat mengeluarkan Leng pemberian dari Ang Po Sian.
Seketika itu juga si pengemis menekuk lututnya memberi hormat.
“Ada perintah apakah yang akan diberikan kepada Tee-cu Siu Hok Gie?” tanya
si pengemis dengan suara yang menghormat sekali.
Dia menyebut dirinya dengan nama Siu Hok Gie.
Cie Kiat segera berkata :
“Bangunlah...... aku hanya ingin meminta agar kau membawa dan melindungi
Che Ming dari gangguan si Iblis, sampai kalau memang nanti urusanku telah selesai,
baru akan kuhadapi si Iblis!”
Siu Hok Gie segera juga menyahuti : “Tee-cu telah menerima perintah itu dan
akan melaksanakannya dengan sebaik mungkin, dan kalau memang perlu, akan Tee-
cu pertaruhkan dengan jiwa Tee-cu.”
Cie Kiat memperlihatkan wajah yang puas, dia tersenyum sambil memasukkan
Leng itu kedalam sakunya lagi.
Kemudian setelah memberitahukan kepada Wang Che Ming, bahwa mereka
akan bertemu dikota Siang-pie-kwan, dan selama didalam perjalanan, Cie Kiat juga
mengatakan Wang Che Ming tidak usah terlalu kuatir, karena Siu Hok Gie dan
orang-orangnya akan menjaga keselamatan Che Ming dari ancaman si Iblis!
Mereka lalu berpisahan, Che Ming di kawal oleh Siu Hok Gie, sedangkan Cie
Kiat dan Mie Coe mengambil arah selatan.
Cie Kiat harus menyelesaikan suatu urusan besar, karena Mie Coe juga telah
menceritakan kepadanya, bahwa telah terjadi suatu pergolakan yang akan membawa
akibat luar biasa didalam kalangan Kang-ouw.
Suatu ancaman dan pergolakan yang terjadi didalam dunia persilatan, akan
bertambah hebat, kalau memang tidak cepat-cepat diselesaikan dan ditindih.
Ancaman yang akan membawa banyak korban itu, benar-benar mengerikan,
karena akan banyak sekali korban-korban yang berjatuhan disebabkan pergolakan
yang sedang terjadi didalam dunia persilatan, yang juga ditimbulkan sumbernya atas
munculnya kembali si Iblis Kwie-bo Mo-lie, si Ibu Hantu..........!

*
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 292

* *

DIANTARA kekelaman malam, diantara cahaya rembulan dan bintang-bintang


yang gemerlapan, tampak dua sosok tubuh yang sedang berlari-lari cepat sekali diatas
genting rumah penduduk.
Gerakan kedua sosok tubuh itu sangat cepat sekali, sangat gesit dan juga ringan
sekali tubuh mereka, sehingga kedua sosok tubuh itu berlari bagaikan bayangan hantu
belaka karena kaki mereka seperti tidak menyentuh genting-genting rumah penduduk,
bagaikan terbang melayang saja.
Diantara kesunyian yang mencekam disekitar tempat itu, diantara cahaya
rembulan, maka menimbulkan suasana yang menyeramkan.
Waktu sampai didekat sebuah gedung bertingkat yang mewah dan megah, kedua
kedua bayangan itu berhenti berlari, mereka saling pandang.
Sekilas tampak bahwa mereka adalah seorang pemuda dan seorang gadis.
Mereka ternyata tak lain dari Lie Cie Kiat dan Lan Mie Coe.
Tampak Cie Kiat mendekati Mie Coe.
“Inikah markas mereka?” tanya Cie Kiat.
Mie Coe mengangguk.
“Ya...!” menyahuti si gadis. “Biasanya di gedung inilah mereka mengadakan
pertemuan!”
“Mari kita turun untuk menyelidiknya!!” kata Cie Kiat sambil melompat turun
dari atas genteng memasuki pekarangan gedung itu dengan berani.
Mie Coe juga telah melompat turun.
Waktu dia berada disamping Cie Kiat, si gadis telah berkata lagi :
“Hati-hati.... mereka mempunyai banyak orang pandai, yang mempunyai
kepandaian tidak rendah!” kata si gadis dengan suara penuh kekuatiran.
Cie Kiat mengiyakan.
“Jangan takut!!” kata Cie Kiat kemudian. Dan setelah berkata begitu, dia
menyelinap kedalam gunung-gunungan.
Mie Coe juga mengikuti perbuatan kawannya.
“Ada orang datang!” kata Cie Kiat berbisik ditepi telinga Mie Coe.
Mie Coe tidak menyahuti, dia hanya mengawasi kearah sekelilingnya.
Tak lama kemudian tampak beberapa orang yang sedang mendatangi sambil
bercakap-cakap.
Terkadang terdengar suara tertawa mereka. Rupanya ada sesuatu yang lucu yang
sedang mereka ceritakan.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 293

Waktu lewat didekat gunung-gunungan itu, Cie Kiat dan Mie Coe mendengar
salah seorang diantara mereka berkata :
“Hmmmm.... kalau memang Siang Toa-ya mengetahui gadis yang kita tawan itu
mau membunuh diri, tentu dia akan kaget dan kelabakan bagaikan kucing kebakaran
kumisnya! kata salah seorang diantara mereka dan yang lainnya telah tertawa dengan
suara yang berisik.
Didalam waktu yang cepat sekali, orang-orang itu telah berlalu.
Tinggallah disekeliling tempat itu dalam kesunyian kembali.
Setelah menunggu sesaat lamanya, Cie Kiat mengajak Mie Coe keluar dari
tempat persembunyian mereka.
“Mari kita kebelakang gedung ini!!” kata Cie Kiat.
Mie Coe hanya mengangguk.
Keduanya sudah lantas menyelinap dengan cepat kebelakang gedung itu.
Waktu sampai didekat sebuah kamar yang didalamnya tampak penerangannya
masih menyala, Cie Kiat dan Mie Coe mendekati jendela kamar itu.
Cie Kiat dan si gadis Lan Mie Coe mengunakan lidah mereka membuat lobang
kecil pada kertas jendela dan mengintai kedalam.
Segera juga tampak oleh mereka seorang tua yang sedang duduk termenung
disebuah kursi. Wajah lelaki tua itu pucat sekali dan keadaannya lusuh.
Melihat lelaki tersebut, Cie Kiat dan Mie Coe jadi terkejut benar.
Mereka sampai mengeluarkan seruan tertahan.
Lelaki tua itu mendengar suara seruan tertahan dari Cie Kiat dan Mie Coe, tetapi
dia tidak bergerak sedikitpun, dia hanya menoleh kearah jendela dengan tatapan mata
yang bengis.
Dengan cepat Mie Coe dan Cie Kiat melompat masuk kedalam kamar itu.
Siapakah lelaki tua tersebut yang telah membuat Cie Kiat dan Mie Coe jadi
terkejut begitu?
Ternyata si kakek adalah ayah Mie Coe!
Dengan cepat Mie Coe telah memeluk ayah itu dengan rasa girang yang meluap-
luap. Dan begitu juga si kakek.
Pertama-tama dia terkejut melihat Cie Kiat, sinar matanya masih bengis.
Namun begitu dia melihat Mie Coe, dia girang luar biasa.
Dipeluk puterinya itu.
“Kenapa kau bisa sampai disini?” tanya si kakek dengan suara terharu.
Mie Coe menjelaskan bahwa mereka memang sedang mencari si kakek ini.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 294

Si kakek menghela napas. Sikapnya tidak sekeras semula terhadap diri Cie Kiat.
Namun sinar matanya masih memperlihatkan bahwa dia mendongkol sekali,
karena kalau melihat anak muda ini, dia segera juga teringat kepada kejadian
beberapa saat lalu, dimana Cie Kiat mendesak dirinya dengan ujung pedang begitu
macam, tanpa dia berdaya sama sekali!
“Kami memang mendengar kabar bahwa ayah terkurung disini maka aku dan
Lie Kong-cu ingin menolong ayah!!” kata Mie Coe menerangkan mengapa mereka
bisa berada disitu. “Dan...... mengapa ayah bisa tertangkap oleh orang-orang itu?”
Wajah si kakek jadi muram.
“Aku........ Lan Kong Sia, seumur hidupku, baru tahun inilah berulang kali
kuterima hinaan-hinaan yang tak bisa kulampiaskan! Hmmmm...... entah berapa
banyak lagi hinaan-hinaan yang akan kuterima!!”
Melihat sikap dan wajah si kakek, yang ternyata bernama Lan Kong Sia, begitu
berduka dan muram, Cie Kiat jadi tidak enak hati.
Pemuda she Lie ini segera juga teringat bahwa dia pernah mendesak si kakek
sampai terlaluan.
Maka dari itu, cepat-cepat Cie Kiat meminta maaf lagi sambil menjelaskan
bahwa pada dulu itu dia telah mendesak begitu!
Akhirnya mau juga kakek she Lan tersebut memaafkan Cie Kiat.
Apa lagi Mie Coe telah menerangkan, betapa pemuda ini telah sering dan
berulang kali menolong dirinya!
Dengan sendirinya, ganjalan dihati orang tua she Lan tersebut jadi lumer dan
lenyap.
“Bagaimana Thia, apakah kita melarikan diri saja, dan nanti kalau memang kau
sudah pulih kembali tenaga Lwee-kangmu baru kita menyerang gedung ini?” tanya
Mie Coe kepada ayahnya.
Lan Kong Sia menghela napas.
“Ya...... mereka mempunyai banyak sekali orang-orang kosen, kalau memang
hanya kita bertiga, biar bagaimana tinggipun kepandaian kita, tak nantinya kita bisa
meloloskan diri dari tangan mereka! Dan berita yang terakhir bisa kuperoleh, bahwa
yang menggerakkan orang-orang ini adalah Kwie-bo Mo-lie........ si Ibu Hantu!”
Mendengar keterangan Kong Sia, Cie Kiat dan Mie Coe jadi terkejut.
“Eh...... si Iblis perempuan itu lagi?” kata Cie Kiat dan Mie Coe hampir
berbareng.
Si kakek memandang puterinya dan Cie Kiat.
“Kalian pernah bertemu dengannya?” tanya Kong Sian sambil menatap tajam.
Cie Kiat dan Mie Coe mengangguk.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 295

Dan Mie Coe segera juga menceritakan bagaimana mereka telah menolong
Wang Che Ming.
Si kakek menghela napas.
“Ya.......... Iblis perempuan itu memang sangat telengas dan sangat kosen,
sehingga kemungkinan besar kita sukar untuk membasmi Iblis itu!” katanya.
Cie Kiat telah tertawa dingin.
“Hmmm...... biarpun Iblis itu mempunyai sepuluh kepala, tetap dia harus binasa
ditangan Boanpwee!” kata Cie Kiat dengan bersemangat. “Dialah musuh besar
keluargaku!”
Si kakek she Lan terkejut sekali mendengar perkataan Cie Kiat, dia sampai
menoleh dan memandang Cie Kiat dengan bermacam-macam pertanyaan memancar
dari sorot matanya............!



CIE KIAT segera menceritakan bagaimana si Iblis telah mengetuai rombongan


jago-jago membasmi keluarga Lie, keluarga Cie Kiat.
Maka dari itu, pada beberapa tahun yang lalu, Cie Kiat telah diangkat sebagai
murid oleh seorang jago luar biasa yang tidak ingin diketahui namanya, mendidik Cie
Kiat menjadi seorang manusia yang kosen luar biasa, kemudian setelah tiba masanya,
setelah tiba saatnya, beberapa tahun kemudian Cie Kiat diperintahkan oleh jago luar
biasa itu untuk mencari seorang Iblis yang bernama Lo Hoe Tin, serta beberapa jago-
jago lainnya yang ikut membasmi keluarga Lie.
Cie Kiat sedikitpun tidak mengetahui bahwa Lo Hoe Tin sebetulnya seorang
Iblis yang sangat ditakuti oleh jago-jago didalam kalangan Kang-ouw, dan bergelar
Kwie-bo Mo-lie, si Ibu Hantu.
Maka, disaat dia mengetahui hal itu dari Mie Coe, si anak muda she Lie jadi
terkejut sekali.
Mendengar penuturan dari Cie Kiat, si kakek she Lan tersebut jadi berobah
lembut kepada Cie Kiat.
Ganjalan dihatinya tersapu bersih, dan menyatakan akan ikut menyapu bersih si
Ibu Hantu dengan orang-orangnya yang menjadi penghuni gedung itu.
“Tetapi sekarang lebih baik kita berlalu dulu dari gedung ini!” kata Cie Kiat.
“Aku akan meminta bantuan dari saudara-saudara Kay-pang untuk ikut
menghancurkan Iblis jahat ini!!”

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 296

Lan Mie Coe dan ayahnya membenarkan. Mereka segera juga menuju kepintu
akan berlalu.
Tetapi baru saja mereka beranjak dari tempat berdiri mereka, tiba-tiba terdengar
suara seruling yang mengalun dengan suara yang melengking tinggi sekali,
menandakan bahwa seruling itu ditiup dengan menggunakan Lwee-kang yang tinggi
dan sempurna sekali.
Wajah Cie Kiat, Lan Kong Sia dan Lan Mie Coe jadi berobah seketika itu juga.
Hati mereka juga berdebar keras.
Dengan menahan napas, mereka berdiri diam ditempat mereka tidak berani
bergerak.
Suara seruling terhenti seketika, suasana disekitar tempat itu jadi sunyi sekali.
Kemudian terdengar suara orang tertawa dengan suara yang menyeramkan
sekali.
“Hei tikus-tikus..... keluarlah kalian untuk menerima kebinasaan kalian!”
terdengar suara melengking yang tinggi.
Cie Kiat dan yang lainnya, segera juga mengenali bahwa suara itu adalah suara
si Iblis parempuan Kwie-bo Mo-lie Lo Hoe Tin.
Anak muda she Lie ini mengerutkan alisnya, dia melangkah perlahan-lahan
kepintu. Cie Kiat yang paling cepat dapat manguasai goncangan hatinya.
Dibuka pintu.
Tampak dibawah cahaya rembulan, si Iblis perempuan sedang berdiri tegak.
Dibelakangnya berdiri belasan orang anak buahnya.
Wajah anak buah si Iblis terdiri dari lelaki yang rata-rata mempunyai wajah
sangat bengis sekali, yang kala itu sedang memandang kearah Cie Kiat dan Lan Mie
Coe serta Lan Kong Sia.
Cie Kiat melangkah dengan tenang, bibirnya juga tersungging senyuman.
“Hmmmm...... rupanya kau ingin menyelamatkan tikus tua itu, heh?” kata si
Iblis Kwie-bo Mo-lie dengan suara yang dingin. “Sejak kedatangannm tadi, aku telah
mengetahuinya, sengaja kami membiarkan kau bertindak leluasa dan bergerak tanpa
perintang......! Hmmm, apakah kalian menganggap kepandaian kalian memang telah
tinggi, sehingga berani menerobos masuk kekandang macan?”
Cie Kiat ingin menyahuti, tetapi si Iblis telah menggerakkan tangannya
mengibas dengan perlahan.
Namun kesudahannya hebat sekali.
Cie Kiat merasakan samberan angin serangan yang kuat luar biasa.
Biarpun si Iblis mengibaskan tangannya itu dengan perlahan, toh angin
serangannya luar biasa kuatnya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 297

Cie Kiat sedang tidak bersiap sedia dia tidak menduga orang akan menyerang
dirinya dengan cara yang begitu cepat, maka dengan mengeluarkan seruan tertahan,
tubuhnya jadi terpental, dan ambruk ditanah dengan keras.
Untung saja Cie Kiat mempunjai Lwee-kang yang sangat kuat, sehingga dia
tidak terluka, dengan cepat dia telah melompat bangun lagi.
Mie Coe dan Kong Sia jadi terkejut sekali, mereka mengeluarkan seruan
tertahan, dan juga hati mereka jadi tergoncang hebat.
Mereka mengetahui bahwa Cie Kiat mempunyai kepandaian yang tinggi sekali,
jauh lebih tinggi dari kepandaian mereka.
Tetapi anak muda she Lie itu dapat dilemparkan oleh satu kibasan tangan yang
tampaknya perlahan sekali!
Itulah luar biasa benar!
Kalau memang Kong Sia dan Mie Coe yang diserang, bukankah berarti mereka
akan terbang menuju keneraka?
Dengan sendirinya, anak dan ayah ini jadi mengucurkan keringat dingin.
Cie Kiat telah melompat bangun dan berdiri tegak dengan memandang si Iblis
tajam sekali.
Tetapi dihati si anak muda she Lie inipum sangat terperanjat.
Dia tidak menduga bahwa si Iblis yang ditakuti oleh orang-orang didalam dunia
persilatan, ternyata memang mempunyai kepandaian yang luar biasa sekali.
“Bagaimana?” tanya si Iblis sambil tertawa. “Bukankah itu merupakan suatu
santapan yang lezat sekali?”
Cie Kiat mendengus, dia mendongkol dan gusar sekali kepada Iblis ini.
“Hmm.... kau jangan tekebur dulu! Belum tentu kau dapat membinasakan
diriku!” kata Cie Kiat dengan suara yang keras.
Mendengar perkataan Cie Kiat, Iblis perempuan yang mempunyai tangan
telengas itu jadi gusar sekali, wajahnya berobah menjadi merah padam.
Tetapi itu hanya berlangsung sebentar saja, karena sesaat kemudian wajah si
Iblis Kwie-bo Mo-lie Lo Hoe Tin telah berobah menjadi biasa lagi.
“Hmm...... rupanya kau masih mau merasakan lezatnya makanan yang lebih
lanjut?!” kata si Iblis sambil tertawa bengis.
Dan sambil berkata, tahu-tahu tangannya telah bergerak lagi.
Kali ini Cie Kiat telah bersiap sedia.
Tetapi pemuda she Lie itu jadi terkejut lagi, hatinya mencelos.
Waktu si Iblis mengangkat tangannya, mengibaskan tangannya, maka dia telah
mengangkat tangannya pula untuk menempur dan melawan tenaga keras si Iblis
dengan menggunakan kekerasan pula.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 298

Tetapi yang membuat hatinya jadi mencelos, tahu-tahu dia merasakan tenaganya
seperti tersedot, dia merasakan tenaga serangan si Iblis lembek sekali!
Dan belum lagi Cie Kiat menyadari apa yang terjadi, maka dia merasakan
tubuhnya telah terpental keras, lalu terbanting lagi.
Keras benar bantingan tubuhnya itu!
Malah anak muda she Lie itu merasakan dadanya sangat sakit luar biasa.
Tanpa bisa ditahan lagi, dia jadi memuntahkan darah merah yang segar.
Wajah Kong Sia dan Mie Coe jadi berobah pucat.
“Ilmu Iblis........” mengumam Kong Sia dengan suara yang agak gemetar.
Sedangkan Mie Coe telah berlari menghampiri Cie Kiat dan membantu anak
muda itu untuk berlari.
Kwie-bo Mo-lie Lo Hoe Tin telah tertawa gelak-gelak.
“Hmmm...... hari ini akan mampus, bocah!!” kata si Iblis.
Cie Kiat sangat gusar sekali, lebih-lebih waktu dia menyusut mulutnya, dia
melihat darah merah yang segar pada tangannya.
Mata Cie Kiat jadi memancar tajam dan juga darah pemuda she Lie itu jadi
mendidih.
Dengan cepat dia telah menyingkirkan tangan Mie Coe yang mau membantui ia
bangun.
Tahu-tahu dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, tubuh Cie
Kiat telah mencelat cepat luar biasa.
Sambil melompat menerjang si Iblis, pemuda she Lie ini mengerahkan tenaga
Lwee-kangnya, dia menyerang si Iblis dengan menggunakan tujuh bagian tenaga
Lwee-kangnya!
Kwie-bo Mo-lie Lo Hoe Tin telah tertawa dingin waktu melihat tubuh Cie Kiat
meluncur kearahnya akan menyerang dengan hebat.
Dengan cepat sekali Lo Hoe Tin telah menekuk kaki kirinya, disaat tubuh Cie
Kiat dekat dengannya, maka dia telah mengibaskan dengan bajunya lagi.
Terjadi sesuatu yang hebat dan mengerikan!
Tubuh Cie Kiat yang tengah melambung tinggi itu jadi meluncur terus lewat
diatas kepala si Iblis, kemudian meluncur beberapa tombak tanpa dia bisa
mengendalikan keseimbangan tubuhnya, ambruk ditanah dengan keras.
Dari mulutnya dia memuntahkan darah merah yang segar dan banyak sekali,
wajah Cie Kiat pun pucat pasi luar biasa, rupanya dia menderita kesakitan yang
sangat.
Mie Coe menjerit kuatir, begitu juga si kakek Lan Kong Sia. kedua ayah dan
anak memburu Cie Kiat yang kala itu berdiri ngejublek tak bergerak ditempatnya, tak
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 299

bergeming, hanya tampak matanya menatap si Iblis dengan penuh kegusaran dan
darah merah masih mengucur dari mulutnya!



LAN KONG SIA dan puterinya nona Mie Coe, jadi terkejut bukan main.
Mereka melihat dengan kepala dan mata sendiri, betapa luar biasanya si Iblis.
Ilmu silat Cie Kiat tidak rendah.
Lebih-lebih Kong Sia telah merasakan sendiri betapa dirinya pernah dirubuhkan
dengan mudah oleh Cie Kiat, maka dengan sendirinya dia jadi kaget bukan main anak
muda she Lie tersebut bisa dirubuhkan begitu mudah oleh si Iblis....!
Sedangkan Cie Kiat masih berdiri menjublek tanpa bergerak, dia sedang
mengerahkan tenaga dalamnya guna menghadapi Iblis perempuan yang menyerupai
Iblis sesungguhnya!
Dan dengan nekad, tanpa memperdulikan keselamatan dirinya lagi, Cie Kiat
telah maju perlahan-lahan menghampiri Kwie-bo Mo-lie, dia bermaksud akan
melancarkan serangan-serangan lagi dan mengadu jiwa.
Ketika jarak mereka telah dekat, Cie Kiat menahan langkah kakinya.
Suasana disekitar itu jadi sunyi sekali, semua mata ditujukan kepada Cie Kiat
dan Kwie-bo Mo-lie Lo Hoe Tin, si Ibu Hantu.
Tiba-tiba Kwie-bo Mo-lie telahtertawa gelak-gelak dengan suara yang
menyeramkan sekali.
Dia tertawa sampai tubuhnya tergoncang.
“Kau masih mau memperlihatkan sikap jantanmu, heh?” bentak si Iblis dengan
suara yang tawar. “Apakah kau tidak menyadari bahwa dirimu sedang menghadapi
kematian?!”
Tetapi Cie Kiat tidak melayani ejekan dari si Iblis, dia telah melompat dengan
cepat sekali, tubuhnya mencelat pesat dengan dibarengi oleh bergeraknya kedua
tangannya, yang menyerang dengan kekuatan tenaga penuh.
Cie Kiat memang telahn nekad dan bermaksud akan mengadu jiwa.
Maka dari itu, dia menyerang si Iblis tanpa memperdulikan lagi keselamatan
dirinya.
Lebih-lebih seketika itu juga Cie Kiat teringat bahwa Iblis yang sedang dihadapi
ini adalah musuh besarnya pembunuh dari keluarganya, dengan sendirinya selain
darahnya meluap mendidih pun, dia mempunyai hawa nafsu membunuh!
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 300

Melihat Cie Kiat menyerang dirinya begitu hebat, namun si Iblis tetap membawa
sikap yang tenang.
Tangan kiri Cie Kiat yang menyambar kearah kepalanya, telah ditangkis dengan
keras, terdengar suara ‘dukk’! yang nyaring sekali, kemudian disusul dengan tangan
yang lainnya menyambar kearah dada Cie Kiat.
“Bukk!” dada Cie Kiat terhajar keras sekali.
Dari mulut anak muda she Lie itu terdengar suara ‘ngeekk’ yang keras, tampak
tubuhnya telah terpental lagi ambruk ditanah dengan keras.
Cie Kiat tidak bisa lantas untuk bangkit, karena dia melingkar sesaat ditanah.
Rupanya pukulan si Iblis itu benar-benar telah menyebabkan si anak muda she
Lie itu menderita kesakitan yang hebat luar biasa.
Dia kemudian merangkak bangun disaat si Iblis Kwie-bo Mo-lie tertawa gelak-
gelak.
Mie Coe dan ayahnya, Kong Sia, jadi berdiri menjublek ditempatnya tanpa bisa
bergerak sedikitpun, kaki mereka agak menggigil menyaksikan ilmu silat si Iblis
yang menyerupai ilmu siluman itu.
Si Iblis telah melangkah perlahan-lahan menghampiri Cie Kiat.
Sambil melangkah, dia masih tertawa gelak-gelak.
Diawasinya Cie Kiat yang sedang merangkak bangun dengan susah payah.
Cie Kiat merangkak bangun perlahan-lahan dengan dibantu oleh kedua
tangannya.
Waktu dia dapat berdiri, tubuhnya jadi terhuyung-huyung tak keruan.
Dan, disaat hampir dia dapat berdiri tegak, tahu-tahu ‘Uaaaaahhhhh!’
Dari mulut Cie Kiat muntah keluar darah merah yang segar.
Wajah Cie Kiat pucat pasi, dia menyusut darah yang banyak disudut bibirnya
dengan menggunakan punggung tangannya.
Darah Cie Kiat menggolak, dia mengambil keputusan untuk binasa berdua
dengan musuh besar ini. Hanya yang membuatnya tak mengerti, mengapa si Iblis bisa
mempunyai tenaga yang begitu hebat, yang membuatnya seakan juga tidak berdaya
sama sekali.
Diawasinya si Iblis dengan sorot mata yang tajam luar biasa.
Kemudian tahu-tahu dengan mengerakan seluruh kekuatannya, Cie Kiat telah
melompat lagi, dan dia menyerang dengan ditangannya telah terdapat pedangnya!
Dengan pedangnya itu dia menyerang si Iblis dengan serangan yang hebat dan
secara tiba-tiba sekali!
Kwie-bo Mo-lie jadi terkejut juga.
Tetapi si Iblis benar-benar kosen.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 301

Dia tidak bergerak dari tempatnya berdiri, hanya dia merangkapkan kedua
tangannya.
Kemudian dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras, dia mementangkan
kedua tangannya, mengibaskannya kearah Cie Kiat!
Hebat kesudahannya.
Tubuh Cie Kiat jadi terpental lagi dengan cepat sejauh tujuh tombak lebih!
Mie Coe dan Kong Sia yang menyaksikan hal itu jadi mengeluarkan seruan
tertahan..... wajah mereka pucat pasi dan mereka menduga Cie Kiat pasti akan
terbinasa ditangan si Iblis!

*
* *

DENGAN tidak terduga, tahu-tahu Mie Coe dan Kong Sia telah mengeluarkan
suara bentakan nekad, tahu-tahu mereka telah melompat menerjang kepada si Iblis
perempuan Kwie-bo Mo-lie Lo Hoe Tin.
Ayah dan anak ini telah nekad, mereka tidak bisa menyaksikan Cie Kiat
terbinasa ditangan si Iblis.
Biar bagaimana mereka telah mengambil keputusan untuk mengeroyok Kwie-bo
Mo-lie guna membantui Cie Kiat.
Tetapi, waktu mereka meluruk akan menyerang si Iblis, tahu-tahu Lo Hoe Tin,
Kwie-bo Mo-lie, telah mengangkat tangannya yang dikibaskan kearah Kong Sia dan
Mie Coe.
Tampak kejadian yang luar biasa sekali.
Dengan mengeluarkan suara jeritan, yang menyayatkan, maka tampak tubuh
Mie Coe dan Kong Sia telah terpental dan ambruk dilantai dengan keras.
Waktu mereka, ayah dan anak, merangkak untuk bangun, mereka merasakan
pandangan mata mereka berkunang-kunang, dan ‘Uaaahhhh!’, mereka memuntahkan
darah yang segar.
Cie Kiat yang menyaksikan hal itu jadi murka benar, dia merasa kasihan kepada
Mie Coe dan Kong Sia, ayah si gadis.
Walaupun pada saat itu keadaannya sangat menderita sekali, menderita
kesakitan yang hebat pada dadanya, toh dengan cepat, dengan mengerahkan seluruh
kepandaiannya dan tenaga dalamnya, dengan mengeluarkan suara jeritan yang
melengking tinggi, tubuhnya mencelat menubruk si Iblis perempuan yang bergelar
Ibu Hantu itu.
Lo Hoe Tin ketika melihat Cie Kiat menyerang dirinya lagi, dengan cepat si
Iblis telah menekuk kakinya, lalu dia mementangkan kedua tangannya lebar-lebar,
yang dikibaskah kepada si anak muda she Lie itu.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 302

Dengan membarengi bentakan dari si Iblis, maka tubuh Cie Kiat jadi terpental
lagi. terpental keras ambruk ditanah!
Hebat luar biasa luka yang diderita oleh Cie Kiat, karena setika itu juga dia
memuntahkan darah merah yang segar, telah memuntahkan gumpalan darah merah
yang hampir menghitam, dan wajah Cie Kiat jadi pucat pasi, bagaikan mayat hidup.
Anak muda yang tadinya ganteng dan tampan ini, yang mempunyai wajah yang
cakap, sekarang wajahnya jadi menyeramkan sekali, karena dengan wajah yang
pucat, mata yang memancar tajam sekali, dan darah yang memenuhi mulut dan
wajahnya, sungguh menyeramkan sekali.
Dengan perlahan-lahan dan susah sekali, Cie Kiat berusaha untuk bangkit.
Pada saat itu, Kwie-bo Mo-lie Lo Hoe Tin telah menghampiri dengan langkah
yang perlahan-lahan dibibirnya tersungging seulas senyuman yang menyeramkan.
Seruling yang berada ditangannya telah digoyang-goyangkan dengan tenang sekali.
Sedangkan anak buahnya, semuanya berdiri dengan mulut tertutup, dan memandang
dengan membisu.
Mie Coe dan Kong Sia jadi menatap dengan penuh kekuatiran.
Mereka mau menolong Cie Kiat untuk mengeroyok si Iblis apa daya tenaga
mereka tak sampai, mereka pun telah menderita luka yang cukup berat.
Maka dari itu, ayah dan anak ini hanya mengawasi saja.
Si Iblis menghampiri Cie Kiat terus.
Sedangkan Cie Kiat sendiri mengetahui bahwa dirinya terancam bahaya
kematian.
Dia melihat si Iblis sedang menghampiri dirinya.
Maka dari itu, dengan cepat Cie Kiat mengerahkan Lwee-kangnya.
Tetapi hati anak muda ini jadi mencelos, karena begitu dia mengerahkan Lwee-
kangnya, seketika itu juga tenaga dalamnya seperti juga amblas kedalam dasar
lautan!
Hal ini benar-benar mengejutkan hati Cie Kiat dan membuatnya kaget bukan
main.
Dia mengerahkan tenaga dalamnya lagi.
Lwee-kangnya itu bergerak naik sedikit dari Tan-tiannya, tetapi kemudian
merosot lagi, lenyap amblas seperti kedalam lautan lagi.
Dirasakan tubuhnya sangat lemas tak bertenaga dan juga dadanya sangat sakit.
Tak ada sedikitpun tenaga yang tertinggal didalam tubuhnya.
Itulah yang telah mengejutkan hati Cie Kiat.
Sedangkan si Iblis Kwie-bo Mo-lie, si Ibu Hantu masih menghampiri perlahan-
lahan, masih terus melangkah dengan dibibirnya tampak tersungging seulas
senyuman yang mengerikan sekali!
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 303

“Habislah! Habislah riwayatku!” pikir Cie Kiat putus asa, karena tenaganya
masih saja tidak bisa dikerahkan dan dirinya menjadi lemah sekali, dan umpama kata
pada saat itu ada seorang anak kecil berusia diantara tujuh tahun mendorong
tubuhnya, tentu Cie Kiat akan tercungkel rubuh lagi. “Aku tak menyangka bahwa
riwayat keluarga Lie akan tamat oleh tangan Iblis ini!”
Kecewa sekali hati Cie Kiat, karena di saat musuh besarnya itu dapat dicarinya,
maka dia tidak berdaya sama sekali, malah dirinya yang terbinasakan oleh si Iblis
juga!
Sedangkan Kwie-bo Mo-lie telah menghampiri terus, malah terdengar Iblis
perempuan yang bengis ini telah menggumam dengan suara yang perlahan.
“Hu! Hu! Kali ini kau akan tamat ditanganku dan kau tak akan bisa bernapas
lagi! Kasihan! Didalam usia semuda kau ini, seharusnya kau tidak mampus guna
menghadap pada Giam-lo-ong, tetapi karena kau terlalu keras kepala dan tekebur,
lebih baik kau mampus dari pada harus hidup lebih lama lagi!!”
Dan setelah berkata begitu si Iblis telah menggerakkan tangannya, mengangkat
serulingnya.
Cie Kiat mengetahui bahwa si Iblis telah mengerahkan tenaga Lwee-kang pada
serulingnya.
Kalau memang si Iblis menghantamkan serulingnya itu kepada kepala Cie Kiat,
berarti batok kepala Cie Kiat akan terhajar remuk!
Untuk memberikan perlawanan, jelas Cie Kiat tidak bisa, karena tenaga Lwee-
kangnya seperti juga telah lenyap tertelan oleh lautan, dan juga kepandaian silatnya
seperti telah punah.
Malah pada saat berkata begitu, Cie Kiat telah memuntahkan darah segar lagi
dengan wajah yang pucat pias.
Sedangkan si Iblis telah melangkah lagi.
Selangkah lagi kedepan... selangkah lagi!
Setiap langkah si Iblis berarti sekali bagi Cie Kiat, karena semakin dekat si Iblis
menghampiri dirinya, berarti semakin cepat juga dia akan tarbinasa ditangan Iblis
tersebut.
Semua orang mengawasi kearah Cie Kiat dan si Iblis, begitu juga Mie Coe dan
Kong Sia, hati ayah dan anak ini berdebar keras sekali.
Kematian Cie Kiat telah diambang pintu, dan anak muda she Lie ini akan segera
binasa ditangan si Iblis yang bengis ini......!
Angin bertiup sangat keras sekali, keadaan sangat menyeramkankan benar.
Cie Kiat juga berdiri diam ditempatnya, matanya mengawasi bengis kepada si
Iblis tanpa daya.
Si Iblis berulang kali telah memperdengarkan suara tertawa dinginnya, dan
disaat itu jarak mereka, si Iblis dan Cie Kiat dekat sekali, dengan mengeluarkan suara

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 304

tertawaan yang nyaring, Kwie-bo Mo-lie kemudian telah menggerakkan tangannya


menghajar kepala Cie Kiat..........!
Maut telah menjelang datang, tetapi Cie Kiat, seorang pemuda yang tadinya
mempunyai kepandaian yang sangat tinggi sekali, tidak berdaya dan hanya bisa
berdiri diam memandang maut yang akan menjemput dirinya..........!



TETAPI dikala seruling ditangan si Iblis perempuan itu dengan cepat dan
bertenaga menyerang kepala Cie Kiat dan anak muda she Lie ini sedang tak berdaya
untuk menerima kematiannya, maka tampak sesosok bayangan yang mencelat cepat
sekali, disusul kemudian dengan suara ‘Takk’! yang keras benar, tampak si Iblis
perempuan bergelar Ibu Hantu itu melompat mundur sambil mengeluarkan suara
jeritan yang menandakan kekagetan hatinya, dan disitu telah bertambah seorang
lelaki tua yang berjenggot panjang yang warnanya sudah berobah menjadi putih
seluruhnya.
Cie Kiat juga telah melihat lelaki tua berjenggot putih itu, yang mempunyai
wajah yang keren sekali, walaupun usianya telah lanjut.
Su-hu......!” Cie Kiat memanggil lelaki tua itu.
Su-hu ialah guru.
Lelaki tua itu telah menoleh kepadanya.
“Cepat kau bersemedi menutup jalan darah ‘Na-ling-hiat’ dan menyalurkan
tenaga murni kejalan darah Tay-yang-hiat, mengasolah, aku yang akan menghadapi
Iblis ini!”, kata lelaki tua itu, yang ternyata adalah guru Cie Kiat!
Cie Kiat cepat-cepat duduk bersemedi, dia menuruti petunjuk gurunya.
Sedangkan lelaki tua itu telah memandang kepada Kwie-bo Mo-lie yang kala itu
tengah berdiri tegak memandang lelaki tua itu dengan tatapan mata yang bengis
sekali.
“Siapa kau?” bentak Kwie-bo Mo-lie dengan suara yang bengis. “Apakah kau
tidak takut menghadapi kematian?”
Kakek tua yang sudah berjenggot serba putih itu tertawa tawar.
“Hmm.... kau seorang, Iblis yang benar-benar tidak boleh dibiarkan hidup lebih
lama didalam dunia ini!” kata kakek itu dengan suara yang dingin sekali. “Sebetulnya
memang sudah beberapa tahun yang lalu akan kutamatkan riwayatmu, namun
berhubung muridku ini mempunyai sangkutan pada dirimu, maka kubiarkan kau
hidup lebih lama lagi agar muridku ini dapat menyelesaikan urusan dengan tangannya

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 305

sendiri! Tetapi nyatanya semakin lama kau jadi semakin gila dan mengumbar
kejahatanmu! Hari ini biarlah aku membuka, pantangan membunuh!”
Dan setelah berkata begitu, si kakek tua yang menjadi guru Cie Kiat telah
menghampiri perlahan-lahan kepada si Iblis yang bergelar Ibu Hantu itu.
Yang lainnya mengawasi, begitu juga lblis perempuan Kwie-bo Mo-lie, telah
memandang dengan mementang matanya lebar-lebar.
Tiba-tiba dia seperti teringat sesuatu, wajahnya jadi berobah.
“Bukankah...... bukankah kau ini Tiang Pek Sian-jin Khu Ie Leng?” tanya si
Iblis dengan tiba-tiba.
Tiang Pek Sian-jin berarti orang aneh dari gunung Tiang Pek San.
Si kakek tertawa tawar.
“Tak salah! Tetapi gelar dan namaku itu telah kulapakan............!” kata si kakek
tawar. Dia memang Tiang Pek Sian-jin Khu Ie Leng.
Wajah si Iblis jadi berobah lagi, dadanya tergoncang menandakan bahwa
hatinya berdebar keras.
Tiang Pek Sian-jin Khu Ie Leng adalah seorang jago yang tiada taranya didalam
kalangan Kang-ouw pada belasan tahun yang lalu.
Kepandaian Khu Ie Leng sudah sukar untuk diukur, dan juga didalam daratan
Tionggoan ini hampir boleh dikatakan dia tak ada tandingannya, sampai akhirnya dia
mengasingkan diri dalam kalangan Kang-ouw.
Sekarang Khu Ie Leng bisa muncul disini, hal mana membuat si Iblis perempuan
yang bengis dan bergelar Ibu Hantu itu jadi terkejut. Dia jadi berwaspada, karena dia
tidak mau sampai terbinasa ditangan jago tua yang kawakan ini!
Pada saat itu Khu Ie Leng telah melangkah menghampiri Ibu Hantu dengan
perlahan-lahan. Antep sekali langkah kakinya itu.
Cepat-cepat Kwie- bo Mo-lie mengerahkan Lwee-kangnya kepada kedua
lengannya, dan dia mementang matanya lebar-lebar penuh kewaspadaan.
Dengan mengeluarkan suara jeritan yang melengking tinggi, tahu-tahu si Iblis
telah menyerang dengan menggunakan serulingnya.
Khu Ie Leng tidak bergerak berdiri diam ditempatnya.
Dia malah menantikan tibanya serangan itu memperdengarkan suara tertawa
dinginnya.
“Hmmmmmm...... keluarkanlah seluruh tenaga dan kepandaianmu!!” kata Khu
Ie Leng dengan suara yang dingin.
Serangan Ibu Hantu sangat hebat karena dia menyerang dengan mengerahkan
tenaga Lwee-kangnya.
Dengan cepat sekali, serangan itu telah menyambar kearah tengkuk Khu Ie
Leng, dimana terletak jalan darah yang mematikan, yaitu jalan darah ‘Siang-tie-hiat’.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 306

Tetapi Khu Ie Leng menantikan seruling orang hampir menghantam kulitnya itu,
baru dia mengibaskan tangan kirinya, lalu setelah seruling Ibu Hantu dapat
dihalaunya, dengan cepat sekali dia telah mendorong dengan tangan yang lainnya.
Terdengar suara jeritan!
Tampak tubuh Kwie-bo Mo-lie terpental.
Tubuhnya ambruk dilantai.
Dia bergerak untuk bangkit, dan tahu-tahu dari mulutnya telah memuntahkan
darah segar.
Dengan mata yang memancar bengis, Kwie-bo Mo-lie memandang kepada Khu
Ie Leng.
Dia sangat penasaran dan juga murka.
Dengan cepat sekali dia telah melompat bangun lagi, dia menggerakkan
tangannya, dan menyerang kearah dada dari Khu Ie Leng.
Tetapi kali ini pun tampak Khu Ie Leng tidak menggerakkan tubuhnya.
Dia tidak cepat-cepat mengelakkan serangan itu, melainkan menggerakan
tangannya menyilang, dia seperti akan menggunting seruling dari si ibu Hantu.
Kwie-bo Mo-lie terkejut sekali melihat cara menangkis dari Khu Ie Leng.
Dia sampai mengeluarkan seruan tertahan dan cepat-cepat menarik pulang
serangannya.
Karena kalau memang dia masih meneruskan juga serangannya, maka berarti
selain serulingnya itu akan hancur kena ‘tergunting’ oleh kedua tangan Khu Ie Leng,
lagi pula posisi dirinya akan berbahaya sekali, Khu Ie Leng bisa saja membarengi
menyerang dengan kakinya, yang akan membuatnya jadi celaka!
Maka dari itu, dengan cepat Kwie-bo Mo-lie Lo Hoe Tin telah menjejakkan
kakinya, dia telah melompat jauh sekali, menjauhkan diri Khu Ie Leng.
Khu Ie Leng tertawa dingin, tahu-tahu tubuhnya mencelat cepat bagaikan
bayangan, dan Kwie-bo Mo-lie merasakan sambaran angin yang keras sekali, yang
menyambar kuat kearah dadanya!
Hal ini memang benar-benar membuat si Iblis jadi terkejut sekali.
Dia sampai mengeluarkan seruan tertahan berulang kali dengan wajah yang
berobah pucat.
Dia tidak menduga, bahwa biarpun Khu Ie Leng telah lanjut usianya, toh
kepandaiannya masih begitu hebat!
Hal ini memang mengejutkan sekali bagi diri Kwie-bo Mo-lie, yang
membuatnya jadi terperanjat sekali menghadapi kenyataan itu.
Berulang kali dia menjejakkan kakinya dan tubuhnya telah mencelat dengan
cepat sekali menjauhkan diri Khu Ie Leng.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 307

Tetapi rupanya Khu Ie Leng memang telah mengambil suatu keputusan bahwa
dia tidak akan mau melepaskan diri si Iblis, tidak mau memberikan keringanan dan
dia telah melancarkan serangannya terus.
Dengan kewalahan Kwie-bo Mo-lie telah berulang kali mengelakkan serangan
Khu Ie Leng.
Satu kali, dengan gerakan yang sangat cepat sekali Khu Ie Leng telah
melancarkan serangannya lagi kepada si Iblis.
Kwie-bo Mo-lie melihat orang menyerang kearah lambungnya dengan satu
tojoran.
Maka dari itu, si Iblis telah mengerahkan tenaga Lwee-kang dikedua tangannya.
Dengan mengeluarkan seruan yang nyaring dan panjang dia telah menggerakkan
tangannya menangkis serangan Khu Ie Leng.
Tangan mereka jadi saling bentur dengan keras sekali.
Duuuukkkk!
Dan disertai oleh suara jeritan dari si Iblis perempuan yang bengis dan kejam
ini.
Tampak tubuh Kwie-bo Mo-lie terpental lagi dan terbanting ditanah dengan
keras!
Kontan seketika itu juga, dia memuntahkan darah segar pula!
Wajah si Iblis pucat benar, sehingga wajahnya yang bengis itu memperlihatkan
sifatnya yang kejam dan menyeramkan.
Rupanya Kwie-bo Mo-lie telah terluka didalam, dada dan tenaga Lwee-kangnya
telah kena digempur oleh Khu Ie Leng.
Itulah yang menyebabkan napasnya jadi sesak dan rambutnya riap-riapan.
Menyeramkan benar wajah si Iblis.
Dia berdiri dengan merangkak, kemudian mengawasi Khu Ie Leng dengan
wajah yang sangat menyeramkan benar.
Napasnya mendesah memburu.... matanya mendelik besar memancarkan cahaya
yang mengerikan.... darah dan keringat bercampur menjadi satu..........!

*
* *

KHU IE LENG telah tertawa tawar, dia menatap si Iblis juga.


“Hmm..... biar bagaimana hari ini kau harus menerima kematianmu!” kata Khu
Ie Leng dengan suara yang dingin.
Melihat Khu Ie Leng menghampiri dirinya, si Iblis sebetulnya telah jeri dan
nyalinya telah pecah.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 308

Namun berhubung dia mengetahui bahwa Khu Ie Leng sangat kosen, percurna
saja dia mempunyai niat untuk melarikan diri, karena biar bagaimana dia tidak akan
dapat meloloskan diri dari tangan Khu Ie Leng.
Maka dari itu, dia bermaksud untuk mengadakan perlawanan yang terakhir,
melawan sekuat tenaganya, untuk menghadapi kakek tua yang liehay ini.
Dengan mengeluarkan suara seruan yang perlahan, Khu Ie Leng telah melompat
dan menyerang si Iblis lagi.
Si Iblis perempuan Kwie-bo Mo-lie Lo Hoe Tin merasakan samberan angin
serangan yang keras luar biasa, yang menyerang kearah dirinya.
Hal itu menyebabkan mau tak mau si Iblis perempuan yang bergelar Ibu Hantu,
harus cepat-cepat menggerakkan tangannya guna menangkis serangan yang
dilancarkan oleh Khu Ie Leng.
Terdengar kembali suara benturan dari tangan Khu Ie Leng dengan tangan si
Iblis.
Keras dan luar biasa sekali benturan yang terjadi diantara kedua orang ini.
Hal itu membuat tubuh Kwie-bo Mo-lie terpental lagi.
Dengan mengeluarkan seruan tertahan, Kwie-bo Mo-lie ambruk ditanah dengan
mengeluarkan suara jeritan yang menyayatkan, karena dirasakan tulang ditubuhnya
seperti juga mau berpatahan.
Khu Ie Leng tidak mau memberi hati kepada si Iblis.
Waktu dia melihat si Iblis telah terbanting keras ditanah lagi, maka dengan cepat
kakek tua ini telah melompat menerjang si Iblis.
Dia telah menyerang lagi dengan serangan-serangan yang hebat.
Hal itu membuat si Iblis jadi mencelos hatinya, dia kaget bukan main waktu
melihat si kakek tua berjenggot putih ini merangsek dirinya demikian macam.
Kalau memang si Iblis mengelakkan serangan itu dengan jalan
menggelindingkan tubuhnya ditanah, toh dia tetap tidak akan dapat meloloskan diri
dari sepakan dan dupakan kaki kakek tua yang mengincer jalan darah kematiannya.
Maka dari itu, jiwa si Iblis jadi terancam sekali!
Didalam keadaan kedesak begitu macam, maka si Iblis jadi nekad.
Dengan mengeluarkan suatu seruan yang keras, tahu-tahu tubuh si Iblis telah
membubung tinggi, dia telah melompat tinggi sekali, sambil membarengi dengan
lompatannya itu, dia juga telah mengulurkan tangannya menyerang mengincer kedua
biji mata si kakek. Kalau memang kakek tua tersebut, Khu Ie Leng, meneruskan
penyerangannya, berarti si kakek pun akan menjadi korban dari totokan jari-jari
tangan si Iblis, berarti kakek itu akan menjadi buta!
Khu Ie Leng tidak mau hal itu sampai terjadi, maka dengan cepat Khu Ie Leng
telah menarik pulang serangannya.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 309

Dengan menarik pulang serangannya itu, maka si Iblis jadi lolos dari tangannya,
dan lolos pula dari kematiannya.
Mereka jadi saling melompat untuk menjauhkan diri.
Keduanya saling memandang dengan mata yang memancar bengis.
Biar bagaimana Khu Ie Leng memang mendongkol sekali dan tidak akan
memberikan pengampunan kepada diri si Iblis perempuan yang bengis.
Begitu mereka saling memandang dan menatap dengan mata yang bengis, maka
mereka telah maju perlahan-lahan saling menghampiri.
Si Iblis telah menjadi nekad.
Kwie-bo Mo-lie mengetahui dan menyadari bahwa dirinya bukan menjadi
tandingan dari diri kakek Khu Ie Leng.
Tetapi, berhubung disebabkan rasa malu dan juga memang dia mengetahui kalau
memang dia bermaksud akan melarikan diri hal itu hanyalah kemustahilan, maka
dengan cepat dia telah mengambil suatu keputusan untuk melawan si kakek Khu Ie
Leng sampai titik darahnya yang penghabisan.
Dengan menggunakan matanya, dia memberi tanda kepada anak buahnya.
Dan tampak beberapa orang lelaki yang menjadi anak buahnya itu telah maju
mengepung Khu Ie Leng.
Dan, mereka mengurung kakek she Khu ini, dengan mata yang memancarkan
cahaya yang bengis sekali, mereka maju perlahan-lahan, dengan sikap yang
mengancam dan juga senjata tajam ditangan masing-masing.
Si Iblis perempuan yang bengis itu telah mengeluarkan suara tertawa dingin, dia
murka dan gusar sekali atas ikut campurnya kakek ini terhadap persoalan yang
sedang dihadapinya.
“Hmmmm........ biarpun kau bermaksud untuk mengeroyok toh aku tidak akan
menjadi takut!” kata kakek she Khu tersebut dengan suara yang hambar, dia juga
bergusar.
Si Iblis tertawa dingin lagi.
“Jangan terkebur!” kata Kwie-bo Mo-lie dengan tawar. “Apakah kau kira dapat
menghadapi aku Kwie-bo Mo-lie dan orang-orangku dengan mudah! Hu! Hu! Hu!
Boleh kau lihat saja apa yang kau alami!”
Khu Ie Leng tambah mendongkol.
Tahu-tahu dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, dengan cepat
luar biasa, tubuhnya telah melompat tinggi, kedua tangannya telah bergerak dengan
cepat sekali, telah digerakkan menyerang diri salah seorang diantara beberapa orang
pengepungnya.
Dengan cepat tangannya telah menyambar baju orang itu, dan sekali
menggentaknya, Khu Ie Leng telah berhasil menjambret baju orang tersebut, telah
menjambak dan melemparkannya.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 310

Tubuh orang tersebut jadi meluncur dengan cepat sekali.


Kemudian ambruk ditanah dengan disusul oleh suara jeritannya.
Seketika itu juga tubuh orang tersebut jadi mengejang tak bisa bergerak, karena
jiwanya telah melayang menghadap ke Giam-lo-ong!
Yang lainnya waktu menyaksikan hal tersebut jadi kaget sekali.
Lebih-lebih si Iblis, dia sampai mengeluarkan seruan tertahan, dan si Iblis jadi
murka bukan main.
Dengan cepat sekali, Khu Ie Leng telah menjejakkan kakinya, tubuhnya telah
melompat lagi, merangsek kepada beberapa orang yang berada dekat dengan dirinya.
Khu Ie Leng melancarkan serangan-serangan yang mematikan kepada orang-
orang itu.
Orang-orangnya si Iblis perempuan yang bengis Kwie-bo Mo-lie jadi terkejut
sekali melihat datangnya serangan dari Khu Ie Leng.
Mereka cepat-cepat berusaha untuk mengelakan serangan yang dilancarkan olek
Khu Ie Leng.
Beberapa orang dapat menghindarkan diri, tetapi dua orang diantara mereka
kena dada mereka yang terserang, dada mereka yang terhajar telak, seketika itu juga
tulang iga mereka hancur remuk melesak!
Itulah hebat!
Tanpa bisa mengeluarkan suara jeritan lagi, maka tampak tubuh kedua orang ini
ambruk ditanah, dan jiwanya sudah meningalkan raganya!!
Si Iblis perempuan Kwie-bo Mo-lie jadi tambah gusar.
Dia sampai berjingkrak, dan dengan cepat tubuhnya tampak telah bergerak
dengan kecepatan yang luar biasa menyerang diri Khu Ie Leng,
Hal ini dilakukan oleh Kwie-bo Mo-lie hanyalah untuk mencegah si kakek nanti
dapat menyerang dan membunuh diri anak buahnya lagi.
Maka dari itu, dia telah melancarkan serangan kepada diri kakek Khu Ie Leng.
Sedangkan Khu Ie Leng telah memperdengarkan suara tertawa tawar.
Dia melihat tangan kanan si Iblis perempuan yang bengis ini telah menyerang
kepalanya dan tangan kirinya telah menghajar kearah lambung.
Memang hebat serangan yang dilancarkan oleh si Iblis.
Hal itu disadari oleh si kakek Khu Ie Leng.
Kalau memang sampai dirinya kena diserang oleh tangan si Iblis yang
membawa angin maut yang bisa mencelakakan dirinya, mungkin jiwanya juga bisa
melayang menghadap keakherat.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 311

Dengan cepal sekali, Khu Ie Leng menggerakan tangan kirinya menyerupai


setengah lingkaran, kemudian disusul dengan tangan kanannya dengan gerakan yang
menyerupai segi tiga, dia telah menggunting serangan si Iblis perempuan tersebut.
Maka dari itu, tampak tangan mereka saling bentrok.
Tetapi berhubung keduanya telah mengerahkan tenaga Lwee-kang mereka
masing-masing, maka dengan sendirinya, hebat sekali tenaga benturan mereka.
Namun anehnya, biarpun keras luar biasa tenaga benturan dari tangan mereka
masing-masing juga tidak saling terlepas.
Hanya tampak tubuh si Iblis perempuan yang bengis itu bergoyang-goyang
dengan wajahnya yang pucat, dan kedua tangannya masih juga menempel keras
dengan kedua tangan Khu Ie Leng.
Tubuh Khu Ie Leng sendiri tergetar, kedua matanya memancarkan cahaya yang
luar biasa tajamnya, dan hal itu memperlihatkan bahwa si kakek tua she Khu ini
tengah mengerahkan tenaga Lwee-kangnya, dan memang sudah mengambil
keputusan untuk membunuh dan melenyapkan si Iblis perempuan ini dari permukaan
bumi!
Sedangkan si Iblis mengerahkan tenaga dalamnya untuk mempertahankan
selembar jiwanya.
Kalau memang dia sampai terdesak dan goyah sedikit saja, berarti tenaga
dalamnya akan kena tergempur. Dan dengan begitu, berarti pula bahwa dirinya telah
kena digempur rusak, akan menderita kekalahan yang benar-benar mengenaskan,
karena kalau tidak binasa tentu sedikitnya akan menjadi seorang bercacad.
Hal itu disebabkan mereka sedang bertempur dengan masing-masing
mengerahkan tenaga Lwee-kang mereka tingkat tinggi, sedikit saja kesalahan yang
mereka buat, akan menyebabkan akibatnya yang tidak kecil.
Si Iblis telah berulang kali menyedot hawa udara dan memusatkan seluruh
perhatiannya untuk mengerahkan tenaga Lwee-kangnya guna melawan serangan-
serangan yang dilancarkan oleh Khu Ie Leng.
Setiap serangan yang dilancarkan oleh Khu Ie Leng, serangan melalui tenaga
Lwee-kangnya, dibendung oleh si Iblis dengan menggunakan seluruh tenaganya.
Malah sekali-sekali si Iblis masih sempat untuk mencoba guna membalas
menyerang si kakek she Khu ini.
Khu Ie Leng sangat penasaran sekali dia tidak bisa cepat-cepat merubuhkan diri
Iblis perempuan Kwie-bo Mo-lie Lo Hoe Tin.
Memang dia pernah mendengar bahwa kepandaian Iblis perempuan yang bengis
tersebut sangat tinggi dan sukar untuk diukur.
Namun sebagai seorang jago yang mempunyai kepandaian sangat tinggi, dan
sudah kenyang makan asam garam dunia persilatan maka dengan sendirinya, Khu Ie
Leng tidak mengenal arti dari perkataan takut atau jeri.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 312

Dia malah ingin secepatnya menyelesaikan pertempuran itu dengan


membinasakan si Iblis, melenyapkan Kwie-bo Mo-lie dari permukaan bumi ini......!
Tetapi setelah dia melancarkan beberapa kali gelombang tenaga dalamnya yang
menghantam kepada diri si Iblis perempuan tersebut, tetap saja dia tidak bisa
merubuhkannya, malah tampaknya si Iblis semakin kuat, sedangkan dirinya
merasakan dadanya agak menyesak dan napasnya memburu keras.
Dan, butir-butir keringat telah banyak memenuhi kening dan wajahnya.
Hal ini membuat hati si kakek she Khu tersebut tergoncang juga.
Maka dari itu, dengan cepat Khu Ie Leng telah mengempos semangatnya, dia
memusatkan seluruh tenaga dalamnya pada Tan-tiannya.
Dengan mengeluarkan satu bentakan yang mengguntur, tahu-tahu tangannya
telah bergerak.
Tampak terjadi sesuatu yang sangat biasa sekali!
Tubuh si Iblis perempuan dan tubuh Khu Ie Leng jadi terpental masing-masing
terlempar cukup jauh dan jatuh terbanting ditanah!



ORANG-ORANG yang lainnya jadi terkejut melihat terjadinya hal itu.


Lebih-lebih Mie Coe dan si kakek Kong Sia.
Biarpun mereka telah terluka, toh mereka masih bisa mengikuti jalannya
pertandingan.
Maka mereka melihat si kakek tua, yang menjadi penolong mereka itu,
terlempar dan terbanting ditanah, mereka jadi terkehut bukan main, hati mereka
mencelos.
Tetapi karena mereka terluka cukup berat, maka mereka tidak bisa memburu
untuk memberikan pertolongannya.
Dengan cepat sekali, si kakek Khu Ie Leng telah melompat berdiri lagi.
Dan sambil melompat berdiri begitu, tubuh si kakek masih bergoyang-goyang,
terhuyung-huyungseperti akan jatuh kembali.
Si Iblis perempuan Kwie-bo Mo-lie tidak secepat dan sekuat Khu Ie Leng.
Maka dari itu, si Iblis tidak bisa cepat-cepat ubtuk melompat bangun.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 313

Karena perempuan yang menjadi seorang Iblis yang bengis dan kejam sekali itu,
telah meringkuk ditanah tak bergerak sesaat.
Beberapa orangnya, yang menjadi anak buahnya, lelaki yang mempunyai muka
rata-rata bengis dan kejam, telah berlari menghampiri dirinya.
Belum lagi mereka memeriksa keadaan si Iblis, tampak Iblis perempuan ini telah
menggerakkan tubuhnya, kemudian merangkak bangun.
Wajah si Iblis sangat pucat sekali, matanya terpentang lebar memandang kearah
Khu Ie Leng dengan bengis sekali.
Setelah bersusah payah, akhirnya ia dapat berdiri juga.
Dan berbareng dengan dapatnya dia berdiri, dari mulutnya memuntahkan darah
merah yang segar.
Tubuh si Iblis perempuan ini jadi menggigil gemetar lagi. Terhuyung-huyung
bergoyang seperti akan rubuh kembali.
Tetapi memang dasarnya si Iblis ini adalah seorang jago yang mempunyai
kepandaian yang tinggi, maka dia telah memgerahkan tenaga Lwee-kangnya dan
dirinya tidak sampai rubuh terjungkel ketanah kembali!
Tetapi wajah si Iblis jadi semakin pucat pasi, dia hanya memandangi Khu Ie
Leng dengan tatapan mata dendam.
Khu Ie Leng memang sudah mengambil keputusan tidak akan melepaskan diri si
Iblis dari kematiannya.
Maka dari itu, dia telah melangkah menghampiri diri si Iblis pula.
Khu Ie Leng bermaksud tidak akan membuang-buang waktu, dia tidak mau
melewati kesempatan yang ada padanya.
Disaat si Iblis sedang terluka begitu, dia bermaksud untuk menyerang lagi, guna
membinasakannya!
Selangkah demi selangkah dia telah menghampirinya.
Wajah kakek tua berjenggot yang sudah berobah putih itu juga sangat
mengerikan, karena diwajahnya itu tampak berbayang suatu hawa pembunuhan.
Tetapi, didalam keadaan yang begitu menegangkan, tiba-tiba terdengar suara
‘Uaaaahhhh!’ yang nyaring,
Si kakek terkejut, dia mengenali suara itu.
Dia menoleh kearah Cie Kiat, dan benar saja muridnya itulah yang, telah
memuntahkan gumpalan darah!
Hal tersebut jadi mengejutkan diri si kakek, dia sampai mengeluarkan suara
seruan tertahan, dan telah cepat-cepat melompat menghampiri muridnya.
Diperiksa keadaan Cie Kiat, yang kala itu sudah terjungkal ditanah tak sadarkan
diri.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 314

Kemudian si kakek repot mengurut-uruti tubuh si anak muda she Lie ini.
Darah segar yang dimuntahkan oleh Cie Kiat itu sebetulnya baik sekali
akibatnya untuk kesehatan Cie Kiat.
Sebab dengan memuntahkan darah yang telah mengendap pada dadanya yang
terluka tersebut, berarti jiwa si anak muda jadi tertolong dari kematian.
Sedangkan si Iblis telah memperdengarkan suara tertawa tawarnya.
Kemudian dia menggerakkan kepalanya, dia menggerakkan sangat perlahan
sekali, memberikan isyarat kepada orang-orangnya untuk berlalu.
Setelah memandang Mie Coe dan Kong Sia sesaat pula, si Iblis telah melangkah
untuk pergi.
Sedangkan Khu Ie Leng biarpun mengetahui bahwa lawannya mau berlalu
menghindarkan diri, toh dia tidak bisa mengejarnya karena kalau memang dia
meninggalkannya Cie Kiat berada dalam keadaan seperti itu, berarti si anak muda she
Lie tersebut akan mengalami kecelakaan lainnya.
Sebab itulah kakek she Khu tersebut jadi mengurut-urut saja dada si anak muda
yang menjadi muridnya sambil mengawasi kepergian si Iblis dengan hati yang
mendongkol.

*
* *

LIE CIE KIAT telah tersadar dari pingsannya, dia mengetahui bahwa si Iblis
akan pergi begitu saja.
“Tahan........ tahan dia, Su-hu!” kata Cie Kiat dengan suara yang tergugu.
“Jangan biarkan dia melarikan diri, karena kita akan sulit untuk dapat mencari dirinya
lagi! aku.... aku mau membunuh dengan menggunakan tanganku sendiri...... tahan dia
Su-hu...... dalam waktu yang dekat semangatku tentu akan pulih kembali!”
Khu Ie Leng ragu-ragu mendengar perkataan muridnya ini, tetapi waktu dia
melihat kesungguhannya yang dipancarkan pada wajah anak muda she Lie yang
menjadi muridnya ini, melihat pancaran mata Cie Kiat yang seperti sedang
mengharapkan pertolongannya, maka tanpa pikir panjang lagi, dengan gesit dan cepat
Khu Ie Leng telah melompat dan menghadang didepan Kwie-bo Mo-lie Lo Hoe Tin.
Si Iblis dan orang-orangnya terkejut.
Tadinya mereka duga bahwa mereka pasti akan dapat meloloskan diri dari
tangan si jago tua she Khu itu.
Khu Ie Leng telah memandang si Iblis dengan tatapan mata yang tajam.
“Jangan harap hari ini kau bisa menghindarkan diri dari kematiamnu!” kata Khu
Ie Leng dengan suara yang tawar.
Si Iblis juga memperlihatkan wajah yang tidak enak.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 315

Wajah Lo Hoe Tin sebentar berobah merah padam, sebentar lagi berobah pucat,
berganti-ganti terus, menandakan bermacam-macam, perasaan bercampur aduk
didirinya.
Antara perasaan gusar, murka, penasaran, malu dan mendongkol bergolak
didalam jiwa Iblis perempuan yang bengis ini.
“Jadi apa maumu?” bentak si Iblis dengan suara yang bengis. “Apakah kau kira
nyonyamu ini jeri pada dirimu, heh?”
Mendengar pertanyaan si Iblis, Khu Ie Leng telah tertawa mengejek.
“Janganlah kau menganggap bahwa dirimu ini mempunyai kepandaian yang
berarti sehingga kau bisa malang melintang didalam kalangan Kang-ouw semau
hatimu! Janganlah kau duga bahwa aku akan membiarkan seorang Iblis semacam kau
untuk hidup terus didalam dunia, karena semuanya akan membawa malapetaka dan
kecelakaan bagi masyarakat! Hmmm........ sudah kukatakan tadi, kalau memang hari
ini aku tidak bisa membunuhmu, biarlah aku yang terbinasa! Bersiap-siaplah untuk
menerima kematian!”
Mendelik besar mata si Iblis saking murkanya mendengar perkataan Khu Ie
Leng.
“Kau terlalu bermulut besar, tua bangka yang sudah mau mampus!” kata si Iblis
dengan suara yang tawar. “Hmmm..... tadi sengaja aku telah mengalah, tetapi kau
kakek tua yang sudah mau mampus benar-benar tidak tahu diri dan mencari kematian
untuk dirimu!” dan setelah berkata begitu, si Iblis menatap Khu Ie Leng dengan
wajah yang bengis sekali, sedangkan sikapnya telah memperlihatkan bahwa dia mau
menyerang.
Khu Ie Leng juga telah bersiap sedia untuk menghadapinya.
Apa lagi dia melihat orang-orangnya yang masih hidup telah bersiap-siap untuk
mengeroyok diri Khu Ie Leng.
Dengan cepat sekali, Khu Ie Leng telah menggerakkan tangannya.
Didalam waktu yang sangat singkat sekali, dia telah melancarkan serangan yang
bertubi-tubi kepada diri si Iblis, yang membuat si Iblis harus mengelakkan diri
dengan jalan melompat mundur.
Hal ini membuat Khu Ie Leng jadi memperoleh angin, dengan beruntun dia telah
melancarkan serangan yang terus menerus.
Orang-orangnya si Iblis waktu melihat Kwie-bo Mo-lie terdesak hebat oleh Khu
Ie Leng, dengan cepat mereka telah melompat.
Mereka melancarkan serangan-serangan untuk mengeroyok diri Khu Ie Leng.
Tetepi Khu Ie Leng kosen sekali, dia liehay luar biasa.
Dengan cepat dia telah dapat menguasai keadaan, serangan-serangan dari anak
buah si Iblis yang bergelar Ibu Hantu itu dapat diatasinya.
Sekali gebrak saja, Khu Ie Leng telah dapat merubuhkan tiga orang anak
buahnya si Iblis.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 316

Malah disaat itu si Iblis sedang menyerang dirinya, dan Khu Ie Leng masih
sempat untuk menangkisnya.
Hal ini menandakan bahwa Khu Ie Leng benar-benar mempunyai kepandaian
yang tinggi.
Ibu Hantu telah berjingkrak saking gusar dan mendongkolnya.
Dia juga mengeluarkan bentakan-bentakan yang mengguntur dan selalu saja
melancarkan serangan-serangan yang mengandung tenaga Lwee-kang yang kuat.
Khu Ie Leng menghadapi semua itu dengan penuh ketenangan.
Dan setiap serangan dari Ibu Hantu, atau Kwie-bo Mo-lie tersebut, selalu saja
dihadapinya dengan tenaga lembek.
Dengan kelunakan Khu Ie Leng menghadapi kekerasan.
Dan memang kenyataannya, biarpun si Iblis Kwie-bo Mo-lie, si Ibu Hantu, telah
menyerang dengan menggunakan kekerasan, toh tetap saja dirinya dapat dikuasai dan
ditindih oleh tenaga serangan dari Khu Ie Leng!
Kwie-bo Mo-lie semakin lama jadi semakin kalap, dia telah melancarkan
serangan-serangan yang gencar dan mengandung tenaga serangan yang kuat luar
biasa.
Biarpun Khu Ie Leng telah melancarkan serangan dan menangkis semua
serangan-serangan dari Ibu Hantu, toh tetap saja Khu Ie Leng tidak bisa cepat-cepat
merubuhkan diri si Ibu Hantu.
Sedangkan anak buah Kwie-bo Mo-lie telah menyerang lagi dengan hebat.
Serangan-serangan yang dilancarkan oleh Kwie-bo Mo-lie sangat hebat.
Dengan digabung oleh adanya serangan-serangan anak buah dari Kwie-bo Mo-
lie, maka Khu Ie Leng benar-benar terkepung oleh serangan yang membahayakan
jiwanya.
Kalau saja dia berlaku lengah maka setidak-tidaknya dia akan mengalami
sesuatu kecelakaan yang akan membuat dia terbinasa atau juga cidera.
Itulah yang tidak diinginkan oleh Khu Ie Leng.
Dia telah mengempos semangatnya.
Dan didalam pertempuran itu, dengan cepat sekali Khu Ie Leng terkepung oleh
anak buah Kwie-bo Mo-lie, si Ibu Hantu.
Pada saat itu Lie Cie Kiat telah mengatur kembali jalannya pernapasannya.
Dia mengerahkan Lwee-kangnya untuk memulihkan semangatnya.
Dengan cepat semangat si anak muda telah kembali pulih.
Namun Cie Kiat tidak bisa cepat-cepat mengatur kembali jalannya pernapasan.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 317

Sehingga untuk sesaat itu, biarpun Cie Kiat mengetahui gurunya itu, Khu Ie
Leng, telah terkepung dan terdesak oleh orang-orangnya Kwie-bo Mo-lie, toh tetap
saja dia tidak bisa membantu gurunya tersebut.
Mau tak mau dia harus menenangkan pikirannya dan mengatur peredaran jalan
napasnya tanpa mengambil perduli keadaan sekelilingnya.
Kong Sia dan Mie Coe yang sedang terluka juga hanya bisa memandang
bengong dipinggiran saja, karena mereka menyadari bahwa mereka tidak bisa
menggempur orang-orangnya si Iblis dan kalau memang mereka turun tangan untuk
menolongi Khu Ie Leng, maka bukannya mereka dapat menolongi, malah mereka
akan membikin repot Khu Ie Leng sendiri.
Didalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Kwie-bo Mo-lie telah mengeluarkan suara
bentakan yang keras luar biasa, telah melompat membumbung tinggi, dan kedua
tangannya telah digerakkan, dia telah melancarkan serangan yang berbahaya dan
mematikan.
Begitu juga anak buah Kwie-bo Mo-lie, telah melancarkan serangan-
serangannya, sehingga Khu Ie Leng benar-benar terkepung dan terancam..................!



NAMUN sebagai seorang jago yang kosen dan mempunyai kepandaian yang
tinggi sekali, anak buah Kwie-bo Mo-lie bagi diri Khu Ie Leng tidak ada artinya,
biarpun mereka mengepung dengan cara begitu!
Hanya saja yang menjadi pusat perhatian bagi diri Khu Ie Leng adalah Kwie-bo
Mo-lie sendiri, sehingga dia bertempur dengan sebentar-sebentar dia menyerang diri
Kwie-bo Mo-lie.
Setiap kali Khu Ie Leng mengangkat tangannya, maka tampak dua atau tiga
orang anak buah Kwie-bi Mo-lie terluka.
Itulah menandakan kehebatan diri Khu Ie Leng, biarpun dia telah kena dikepung
oleh Kwie-bo Mo-lie dan orang-orangnya, toh tetap saja dia masih bisa memberikan
perlawanan yang gigih.
Satu kali dengan mengeluarkan suara jeritan murka, Khu Ie Leng telah
mengeluarkan suara teriakan yang tinggi sekali.
Tangan kirinya bergerak mengincar batok kepala Kwie-bo Mo-lie, sedangkan
tangan kanannya telah bergerak akan menotok bahu Kwie-bo Mo-lie.
Tenaga serangannya kuat sekali, hal itu dapat dirasakan oleh si Iblis sendiri.
Kali ini si Iblis tidak mengelakkan diri dari serangan Khu Ie Leng.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 318

Dia malah telah mempersiapkan kuda-kudanya, dia telah menangkisnya!


Terjadi suatu benturan yang keras antara tenaga raksasa Khu Ie Leng dengan
tenaga yang luar biasa dari Kwie-bo Mo-lie.
Terdengar suara ‘Dukkk!’ yang keras sekali dan terdengar suara jeritan tertahan.
Suara jeritan tertahan itu ternyata berasal dari Khu Ie Leng, yang tubuhnya
terpental dan ambruk terbanting!
Inilah luar biasa sekali!
Kong Sia, Mie Coe dan yang lainnya jadi terkejut.
Lebih-lebih Cie Kiat, ketika dia mendengar suara jeritan gurunya, dia telah
membuka kelopak matanya.
Dan waktu melihat gurunya terbanting keras ditanah, dia jadi kaget, sampai
melompat berdiri.
Begitu dia dapat berdiri, dia jadi, terhuyung-huyung. Untung saja tenaga
dalamnya telah pulih sebagian besar, sehingga tidak sampai terbanting lagi!
Tetapi biarpun begau, seharusnya Cie Kiat tidak boleh melompat bangun lagi
karena tenaga dalamnya belum pulih seluruhnya.
Disebabkan perasaan kagetnya, maka dia jadi melupakan lukanya dan dia
melompat berdiri.
Akhirnya, dikala Cie Kiat berdiri diam sesaat, dilihatnya Khu Ie Leng, gurunya
itu, telah merangkak bangun, gurunya itu tidak mengalami sesuatu hal yang perlu
dikuatirkan.
Betapa gusar dan murkanya Khu Ie Leng dia kena dirubuhkan oleh si Iblis
dengan cara yang begitu licik sekali.
Sebetulnya Khu Ie Leng tidak sampai kena dirubuhkan oleh si Iblis, namun
disebabkan tadi dia lengah sedikit sedang mengelakkan serangan dari salah seorang
muridnya si Iblis, maka telah digunakan oleh Kwie-bo Mo-lie dengan cepat
kesempatan itu, dia telah menghajar Khu Ie Leng dengan serangan yang berangkai,
yang tidak mau memberikan kesempatan sedikitpun kepada Khu Ie Leng.
Itulah sebabnya mengapa Khu Ie Leng terhajar dan rubuh!
Si Iblis Kwie-bo Mo-lie kala itu telah tertawa gelak-gelak dengan suara yang
bengis.
“Cepatlah kau menggelinding sebelum nyonya besarmu ini membunuhmu tanpa
pandang bulu!!” kata Kwie-bo Mo-lie mengejek.
Khu Ie Leng jadi tambah gusar.
Dengan cepat sekali, dia telah melompat menerjang si Iblis.
Serangan yang dilancarkan oleh Khu Ie Leng kali ini sangat kuat sekali.
Cepat dan bertenaga serangan yang dilancarkan oleh jago tua she Khu tersebut.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 319

Salah seorang anak buah dari si Iblis mencoba untuk menghadang Khu Ie Leng.
Dia tidak menyadarinya bahwa tenaga dan serangan yang sedang dilancarkan
oleh Khu Ie Leng kali ini sangat luar biasa sekali.
Begitu dia menghadang, begitu Khu Ie Leng menggerakkan tangannya,,maka
terdengarlah suara jeritan yang menyayatkan hati........!
Tampak tubuh anak buah Kwie-bo Mo-lie terpental.
Ambruk ditanah dengan kepala yang pecah berantakan.
Tubuhnya tidak bergerak karena telah meninggal jiwanya, dicabut oleh Giam-lo-
ong tanpa daya sama sekali.
Sedangkan Khu Ie Leng telah menerjang terus dengan serangannya.
Dua orang anak buah Kwie-bo Mo-lie berusaha menghadang lagi.
Tetapi kedua penghadang inipun mengalami nasib yang sama dengan kawannya
yang pertama yang binasa dengan kepala pecah.
Dengan mengeluarkan suara jeritan yang menyayatkan hati, keduanya telah
terpental.
Kemudian ambruk dengan tak berjiwa lagi.
Kepala mereka juga renmk, hancur berantakan keluar polohnya!
Kwie-bo Mo-lie terkejut juga, hatinya tergoncang melihat itu.
Tetapi Iblis itu tidak bisa berpikir lebih lama lagi, karena Khu Ie Leng telah
menyerang terus dengan serangan yang mengandung tenaga Lwee-kang, tenaga
dalam, yang luar biasa sekali!
Mau tak mau Kwie-bo Mo-lie harus mengerahkan tenaga dalamnya.
Dia menangkis dan berusaha mengelakkan serangan-serangan yang dilancarkan
oteh Khu Ie Leng terhadap dirinya..........!
Keras jadi dilawan keras.
Dan suatu benturan yang luar biasa telah terjadi.
“Dukkk!” terdengar suara benturan tangan dari Kwie-bo Mo-lie dengan tangan
Khu Ie Leng, tampak kedua orang ini telah terpental.
Mereka dapat berdiri lagi dengan cepat.
Dan saling memandang dengan mata yang bengis, mereka maju selangkah demi
selangkah dengan sikap yang mengancam........!

*
* *

DENGAN berbareng Khu Ie Leng dan Kwie-bo Mo-lie telah mengeluarkan


suara bentakan yang keras yang mengguntur.
IBU HANTU Ang Yung Sian
Kolektor E-Book 320

Keduanya telah melompat dengan masing-masing mengerahkan hampir seluruh


tenaga mereka, karena pada saat-saat seperti itu adalah saat-saat terakhir...........
Terdengar suara benturan yang keras luar biasa pada kedua serangan orang itu,
dan kemudian tampak keduanya, Khu Ie Leng dan Kwie-bo Mo-lie telah terpental
dan ambruk.
Keduanya tidak dapat segera bangun untuk berbangkit kembali.
Perlahan-lahan mereka merangkak, dan barulah mereka bisa bangun.
Tetapi keadaan Khu Ie Leng lebih berbahaya, karena begitu dia dapat berdiri
lagi, tubuhnya telah tergetar dan dengan mengeluarkan suara keluhan, tubuh jago tua
tersebut telah terbanting lagi!
Kwie-bo Mo-lie juga berada dalam keadaan yang berbahaya, karena tadi tenaga
Lwee-kangnya telah tergempur.
Tetapi melihat Khu Ie Leng telah rubuh kembali, dia melihat bahwa kesempatan
seperti itu tidak boleh disia-siakan.
Dengan cepat dia telah maju lagi, dia melompat dan melancarkan serangan yang
terakhir dengan mengerahkan seluruh tenaga Lwee-kangnya.
Khu Ie Leng melihat bahaya yang datang menyerang dirinya.
Tetapi jago tua yang kawakan ini sudah tak berdaya.
Waktu dia mengerahkan tenaga dalamnya, dia merasakan tenaganya itu seperti
juga telah lenyap dari tubuhnya!
Dia mencelos hatinja!
Dan serangan dari Kwie-bo Mo-lie menyambar terus, sehingga jiwa jago tua she
Khu ini jadi terancam.
Kwie-bo Mo-lie girang sekali, dia menduga bahwa dia akan dapat membunuh
Khu Ie Leng.
Serangannya telah meluncur terus......!
Kong Sia dan puterinya juga melihat bahaya yang mengancam Khu Ie Leng,
tetapi mereka tidak berdaya sama sekali.
Cie Kiat melihat hal itu, dengan mengerahkan seluruh sisa tenaganya, anak
muda she Lie ini bangun dan telah melompat dan menangkis serangan Kwie-bo Mo-
lie!
Keduanya jadi terpental, karena mereka telah menggunakan tenaga Lwee-kang
yang sangat kuat sekali.
Mereka terjungkel.
Tetapi Cie Kiat yang telah pulih sebagian tenaga Lwee-kangnya telah dapat
merangkak bangun lagi.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 321

Si Iblis benar-benar kosen dan mempunyai tenaga Lwee-kang yang sangat kuat
sekali.
Dia masih bisa bangun berdiri.
Disaat itulah Cie Kiat mengambil keputusan akan mengadu jiwa dengan si Iblis,
untuk mengadakan perhitungan dendam keluarganya terhadap diri si Iblis Kwie-bo
Mo-lie, si Ibu Hantu......!
Cie Kiat maju selangkah demi selangkah dan matanya memancarkan cahaya
yang tajam sekali.
Si Iblis juga mengetahui bahwa dirinya terancam benar, dia mengerahkan
seluruh sisa tenaganya untuk memberikan perlawanan kepada Cie Kiat.
Selangkah demi selangkah Cie Kiat maju menghampiri Kwie-bo Mo-lie.
Setelah mengumpulkan seluruh tenaga Lwee-kang di Tan-tiannya, dengan
mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, dia telah melompat dan
mengayunkan tangannya menyerang si Iblis!
Itulah saat yang menentukan sekali!



SI IBLIS juga menyadari bahwa saat seperti inilah penentuan bagi dirinya.
Kwie-bo Mo-lie melihat sorot mata dari Cie Kiat yang tajam begitu,
mengandung hawa pembunuhan.
Maka dia bersiap-siap menerima segala serangan yang akan dilancarkan oleh
Cie Kiat.
Tanpa membuang waktu lagi, Cie Kiat telah mengerahkan Lwee-kang nomor
satunya, dia melompat merangsek, dan dia bermaksud sekali hajar membinasakan
Iblis perempuan ini!
Kwie-bo Mo-lie telah menangkisnya!
Tampak suatu kejadian yang hebat!
Tubuh Cie Kiat terbanting, dan dia memuntahkan darah merah yang segar.
Sedangkan si Iblis sendiri telah terlempar dan tidak berkutik lagi, seketika itu
juga binasa!
Anak buah si Iblis yang melihat hal tersebut jadi kaget sekali.
Mereka cepat-cepat melarikan diri.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 322

Kong Sia dan puterinya. Mie Coe, telah cepat-cepat menghampiri Cie Kiat dan
Kho Ie Leng.
Mereka memberikan pertolongan yang seperlunya.
Sedangkan Cie Kiat dan Khu Ie Leng telah duduk diam bersemedhi.
Mereka mengatur jalan pernapasan mereka yang agak kacau.
Dan, perlahan-lahan, semangat dari tenaga murni mereka telah pulih kembali.
Dengan sendirinya, mereka juga jadi bisa bernapas dengan lancar.
Jalan napas mereka mulai teratur.
Setelah berselang sesaat, dikala mana Mie Coe dan Kong Sia menunggu
disamping Cie Kiat dan Khu Ie Leng, menjaga segala kemungkinan, tampak Khu Ie
Leng telah dapat melompat berdiri!
Biarpun wajahnya masih agak pucat, toh tidak sepucat semula.
Tak lama kemudian Cie Kiatpun telah melompat juga.
Dia menarik napas panjang-panjang, sambil mengawasi kepada mayat si Iblis
yang menggeletak tak bernyawa lagi ditanah!
“Selesailah sudah segalanya!” kata Khu Ie Leng. “Musuh-musuhmu yang
lainnya lebih baik diberi pengampunan, karena dosa-dosanya telah dipikul oleh Iblis
ini!!”
Cie Kiat hanya mengangguk.
Setelah berdiam sesaat ditempat itu, maka mereka segera meninggalkan tempat
tersebut..........!

*
* *

UNTUK selanjutnya didalam kalangan Kang-ouw telah muncul seorang jago


muda yang mempunyai kepandaian yang sangat tinggi.
Dialah Lie Cie Kiat.
Dan, setelah berselang setahun lamanya, setelah banyak berbuat amal, maka Cie
Kiat menikah dengan Lan Mie Coe dan mereka hidup bahagia.
Cie Kiat sendiri telah mengambil keputusan akan menetap dipegunungan Liang-
san yang sunyi, untuk hidup mengasingkan diri.
Hanya setahun sekali Cie Kiat dan isterinya itu turun gunung untuk melakukah
pengembaraan guna membela si lemah dan memberantas si jahat.
Nama Cie Kiat membumbung tinggi sekali, dengan sendirinya dia merupakan
seorang jago muda yang luar biasa.

IBU HANTU Ang Yung Sian


Kolektor E-Book 323

Malah, akhirnya Cie Kiat juga telah menerima gelar Jago Nomor Wahid, jago
nomor satu..........!

*
* *

TAHUN demi tahun telah dilalui oleh Cie Kiat dan isterinya.
Mereka sekarang hidup dipegunungan yang sunyi, yang tenang dan
menghindarkan keramaian dunia persilatan.
Tetapi biarpun begitu banyak sekali orang-orang yang mencari Cie Kiat untuk
meminta pertolongan jago Nomor satu ini.
Dan kalau memang Cie Kiat mempunyai waktu, dia tentu tidak akan menolak
permintaan tolong dari orang-orang itu, dia pasti akan turun tangan untuk
menolongnya.
Dengan sendirinya, dengan begitu, dunia persilatan jadi aman.
Dan kejahatan yang tadinya banyak terdapat didalam dunia persilatan, sekarang
berangsur-angsur telah dapat dibendung oleh Cie Kiat......!
Begitulah cerita Ibu Hantu telah selesai, dan akan menyusul cerita-cerita lainnya
yang lebih seru dan lebih menarik!

TAMAT

IBU HANTU Ang Yung Sian

Anda mungkin juga menyukai