Modul 10. Energi Spesifik Dan Air Loncat
Modul 10. Energi Spesifik Dan Air Loncat
Mekanika Fluida
dan Hidrolika
ENERGI SPESIFIK
DAN AIR LONCAT
10
Teknik Teknik SIpil W111700057 Suprapti, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Materi berisi tentang energi spesifik Mahasiswa dapat memahami tentang
dan air loncat energi spesifik dan air loncat
Energi Spesifik
Energi spesifik (energi khas) aliran pada setiap penampang tertentu didefinisikan sebagai
total energy pada penampang tersebut dengan mengambil dasar saluran sebagai titik
dasar pengukuran.
Persamaan energi :
‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Sumber: Chow, Ven Te., 1959. Open-Channel Hydraulics. Mc Graw-Hill.
Gambar 10.2 Diagram Energi Spesifik
Berdasarkan diagram energi spesifik di atas, untuk suatu harga energi spesifik tertentu
akan terdapat dua kemungkinan kedalaman, yaitu:
1) taraf rendah (y,) (aliran superkritis)
2) taraf tinggi (y2) (aliran subkritis)
Pada saat energi minimum tercapai maka kondisi aliran akan menunjukkan aliran kritis.
Aliran Kritis
Kedalaman kritis untuk suatu nilai debit tertentu terjadi bila energi yang dicapainya
minimun. Dengan kata lain keadaan kritis terjadi bila y1 = y2 = yc.
Tolak ukur lain aliran kritis dari suatu aliran didefinisikan sebagai kondisi dimana bilangan
Froude = I.
‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Sementara itu Energi Spesifik untuk kondisi aliran kritis
Dengan kata lain, energi kritis sarna dengan 1,5 kali kedalaman kritis.
Kemiringan Kritis
Dengan menggunakan subscribe "c" untuk menandai parameter geometris di bawah
keadaan aliran kritis, persarnaan Manning dapat ditulis sebagai berikut.
‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Air Loncat
Air loncat terjadi pada peralihan dari aliran superkritis ke subkritis. Perubahan aliran ini
terjadi antara lain di:
a. hilir pelimpah bendung atau bendungan
b. hilir pintu air model sorong (sluice gate)
c. peralihan kemiringan dasar saluran dari curam ke landai
Gambar 10.3 Air loncat terjadi pada peralihan dari aliran superkritis ke subkritis
‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Agar dibedakan dengan kedalaman alternatif = alternate depth = dua kedalaman yang
mungkin terjadi pada energi khas yang sama. Energi khas di hulu dan hilir air loncat tidak
sama. Pada air loncat terjadi kehilangan energi, sehingga energi khas hilir selalu lebih kecil
dari pada energi khas di hulu.
Kehilangan energi mudah dihitung secara analitis apabila y1, dan y2 telah diketahui. Di
bawah ini adalah hasil percobaan yang memperlihatkan bahwa kehilangan energi
merupakan fungsi dari bilangan Froude aliran di hulu (F1), dimana:
v1
F1 = bilangan Froude di hulu (pada kedalaman awal y1) =
gy1
V1 = kecepatan di hulu
Gambar 10.5 Kehilangan energi (relatif) pada lantai horisontal sebagai fungsi dari F1
(Jain 2001, halaman 303)
‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Profil dan Jenis Air Loncat
Air loncat memiliki karakter berbeda bila biiangan Froude-nya berbeda. Berdasarkan nilai
F1-nya, air loncat dibedakan menjadi lima jenis sebagai berikut:
Gambar 10.6 Ilustrasi jenis air loncat berdasarkan nilai F1 (Jain 2001, halaman 304)
‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Kehilangan Energi pada Air Loncat
v2
E = energi spesifik / khas = y
2g
Kehilangan energi AE dapat dengan mudah dihltung setelah y dan v diperoleh melalui
perhitungan hidrolika.
‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Air Loncat Terendam
Persamaan kedalaman:
Keadaan hilir air loncat menentukan kondisi air loncat. Jika kedalarnan aliran di hilir < y2,
rnaka air loncat tidak terbentuk. Air loncat terbentuk sernpurna bila kedalarnan aliran di hilir
= y2. Jika kedalarnan aliran di hilir > y2, rnaka air terbentuk loncat terendam.
‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
1. Irving H. Shames “Mechanics of Fluids”, McGraw Hill, 1982
2. White, F.M., “Open Channel Flow”, Prentice Hall, 1993
3. Ned H.C. Hwang,”Fundamentals of Hydraulic Engineering System”, Prentice Hall,
1987
4. Ven Te Chow “Open Channel Hydraulics”, McGraw Hill, 1982
5. Robert W. Fox, Alan T. Mc Donald, Philip J. Pritchard “Introduction to Fluid
Mechanics”, John Wiley & Sons Inc. 2004
6. Linsley, R., K., and Franzini, J., B, “Water Resources Engineering” McGraw-Hill Book
Company
7. Departemen Kimpraswil, Dirjen Sumber Daya Air, “Pedoman Perencanaan
Sumberdaya Air Wilayah Sungai”
8. Ridwan, “Mekanika Fluida Dasar”, seri diktat kuliah, Universitas Gunadarma
9. Bambang Triatmojo, “Hidraulika I”, Beta Offset, 1996
‘20 Mekanika Fluida dan Hidrolika Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Suprapti, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id