Anda di halaman 1dari 9

Contoh Kalimat If Clause pada

Conditional Sentence | Bahasa Inggris


Kelas 9
Hayo, siapa yang suka berandai-andai, “Coba aja kemaren aku belajar, pasti aku bisa
dapet nilai sempurna.” atau “Kalau aku jadi kamu, aku sih bakal ngelakuin
blablabla….” Kira-kira gimana, ya, cara ngomongin hal kaya gitu dalam Bahasa
Inggris?

Pengandaian dalam Bahasa Inggris disebut Conditional Sentence, dan di dalam


Conditional Sentence, terdapat beberapa jenis kalimat, salah satunya yaitu If Clause
atau If Conditional.

Terdapat berbagai macam tipe pengandaian. Dua kalimat di atas, misalnya. Itu adalah
dua jenis pengandaian yang berbeda. Kalimat pertama adalah pengandaian tentang
hal yang bertolak belakang dengan yang kita lakukan. Sementara kalimat kedua
adalah pengandaian yang tidak mungkin terjadi.

Nah, dalam Conditional Sentence, terdapat empat macam tipe, yaitu Zero
Conditional, First Conditional, Second Conditional, dan Third Conditional.

Langsung kita bahas satu per satu aja, yuk!

Zero Conditional
Apa itu zero conditional? Zero conditional atau bisa juga disebut if clause tipe 0 adalah
tipe pengandaian yang menunjukkan kebiasan atau fakta yang pasti
terjadi. Pengandaian tipe ini bisa juga menunjukkan perintah atau dalam Bahasa
Inggris disebut imperative sentence.

Misalnya, “Kalau aku merem, aku gak bisa liat.” Atau “Kalau kebanyakan main hape
di tempat gelap, mata jadi rusak.” Itu adalah fakta. Dan itu masuk ke dalam zero
conditional.

Sekarang kita coba penggunaan if clause tipe 0 dalam kalimat Bahasa Inggris ya:

“If I close my eyes, I see nothing but darkness.”

“If you play your mobile phone for too long in the darkness, your eyes are at risk.”

Dari situ keliatan kan, kalau zero conditional menunjukkan hal yang pasti terjadi. Nah,
selain itu, zero conditional bisa juga digunakan untuk pengandaian yang menunjukkan
perintah. Contohnya begini, guys:
“If you have questions, write down in the comment section below.”

Untuk fungsi yang ini, nggak perlu menambahkan Subject lagi setelah if clause karena
menunjukkan kalimat perintah. Jadi,
bisa langsung ditulis Verb-nya apa.
Tentunya pakai Verb 1, ya! Berikut
pola kalimat atau rumus zero
conditional (if clause tipe 0) supaya
kamu lebih mudah memahaminya.
First Conditional
Kita lanjut ke first conditional atau if clause tipe 1. Ada dua hal yang tergolong ke
dalam First Conditional pada Conditional Sentence. Pertama yaitu penggunaan ‘if’
sebagai pengandaian tentang hal yang bisa saja terjadi. Kedua yaitu penggunaan ‘if’
sebagai hal yang akan kamu lakukan jika suatu hal telah terpenuhi.

‘If’ Sebagai Pengandaian Hal yang Bisa Saja Terjadi

“Langitnya mendung ya. Kalo ga bawa payung, nanti kehujanan lho!”

Kamu pasti pernah kan, mengatakan hal seperti itu. Dari kalimat itu, kita tahu
bahwa belum pasti terjadi hujan, tapi bisa saja terjadi. Lalu, kita berandai-andai,
kalau benar terjadi hujan dan gak bawa payung, kamu bakal kehujanan.

Kalau kalimat itu diubah ke Bahasa Inggris, contoh kalimat if clause tipe 1 nya
jadinya gini:

“The sky is really dark. It’s going to rain soon. If you don’t bring your umbrella, you will
get wet.”

Kalau ngomongin pengandaian tipe ini, pola kalimat atau rumus first conditional (if
clause tipe 1) yang dipakai adalah seperti ini:
‘If’ Sebagai Akibat dari Suatu Syarat yang Terpenuhi

Selain sebagai pengandaian untuk hal yang bisa saja terjadi, First Conditional atau if
clause tipe 1 juga bisa dipakai untuk menunjukkan sesuatu yang akan dilakukan, jika
ada hal yang terjadi. Misalnya, “Aku gamau berangkat kalau kamu nggak mandi!”

Atau contoh yang sering dilontarkan orang ketika main:

“Kamu datang nggak nanti ke tempat si Budi?”

“Aku sebetulnya males sih. Tapi kalau kamu ikut, aku ayo deh!”

Dalam Bahasa Inggris, contoh percakapan if clause tipe 1 itu menjadi seperti ini:

“Do you wanna go to Budi’s house?”

“Actually, I am kinda lazy. But, if you come, I will come too.”


“What if I don’t?”

“If you don’t go. I won’t go. I don’t want to go alone.”

Gimana? Simple banget kan? Sekarang, kita coba latihan soal ya!

Second Conditional
Masih semangat belajar? Hehehe… Selanjutnya ada second conditional atau if clause
tipe 2. Conditional Sentence tipe 2 digunakan ketika kamu berandai-andai tentang
sesuatu yang gak mungkin terjadi. Bahasa sederhananya, kamu mengkhayal. Lebih
sederhananya lagi, Anda halu. Mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin.

Di sore yang hujan, tiba-tiba saya bilang ke temen, “Duh, kalo aja aku bisa balik ke
masa muda, pasti aku bakal lebih sering main sama temen di sekolah.”

Lihat perbedaannya kan, dengan zero dan first conditional? Gak mungkin kita beneran
bisa kembali ke masa muda.

Kalau kita buat contoh kalimat if clause tipe 2 dalam Bahasa Inggris, kehaluan ini
menjadi “If I became a teenager again, I would play more with my friends at school.”

Lalu, seperti apa pola kalimat atau rumus second conditional (if clause tipe 2) yang
bisa kamu gunakan? Berikut uraiannya!
Sekarang, kita coba lihat contoh dialog untuk Second Conditional ya:

Father: Happy birthday, sweetie!

Son: Thank you, Dad!

Father: Did you get my present?

Son: Yeah! I love it, but I wish you were here.

Father: I’m sorry. If I were Superman, I would fly there to be with you and your mom.

Eits, bentar bentar. Kok kayak ada yang aneh ya di kalimat si bapak itu? ‘If I were
Superman’ katanya? Bukannya ‘I’ seharusnya berpasangan dengan ‘was’?
If I Were

Seperti yang udah dijelasin di atas bahwa dalam Second Conditional, kita
menggunakan If + S + Verb 2. Nah, yang dimaksud dengan verb di sini gak cuma kata
kerja aja kayak ‘go’, ‘sleep’, ‘walk’ yang berubah menjadi Verb 2 yaitu ‘went’, ‘slept’,
‘walked’, dan kata kerja lainnya, tetapi to be seperti ‘is’, ‘am’, dan ‘are’ juga berubah
menjadi Verb 2, ya!

Berhubung dalam Second Conditional ini kita menggunakan Verb 2, maka kita
memakai bentuk lampaunya, alias ‘were’.

“Lho, kenapa were? Kenapa nggak was? Kan dia verb 2 juga?”

Betul. ‘Was’ juga termasuk ke dalam verb 2. Kamu bahkan mungkin akan mendengar
kalimat “If I was her parents, I wouldn’t do it!” misalnya. Kalimat itu bisa aja kamu temui
di kehidupan nyata, atau diomongin langsung sama native speaker. Orang-orang pun
paham maksudnya. Tetapi, kalimat tersebut secara grammar salah. Yang benar
adalah:

“If I were her parents, I wouldn’t do it!”

Mau depannya ‘he’, ‘she’, atau ‘I’, dalam Conditional Sentence Second Conditional
tetap menggunakan ‘were’ ya! Misalnya dalam contoh dialog ini:

Anwar: I think Desy is angry now.

Ratu: I don’t think so. If she were angry, she would shut herself up in her room.

Okee, semoga paham yaa. Sekarang kita lanjut ke tipe selanjutnya.

Third Conditional
Terakhir ada third conditional atau if clause tipe 3. Gimana tuh ya? Bayangkan
kejadian ini: kamu janjian sama teman dekatmu pukul 10 pagi. Malamnya, karena lagi
demen binge watching, kamu begadang dan akhirnya tidur pagi. Lalu, kamu baru
bangun jam setengah sepuluh! Alarm kok gak bunyi? Akhirnya kamu loncat dari kasur,
ngibrit ke kamar mandi.

Kamu bersiap-siap pakai baju terbaik. Waktu tinggal 10 menit lagi!

Kamu ambil motor, tancap gas ngebut… lalu kecelakaan.

Di rumah sakit, Ibumu pun menasehati, “Kan… coba aja kamu gak begadang. Kalo
gak begadang pasti gak bangun kesiangan. Kalo gak kesiangan kan nggak buru-buru
deh. Jadi nggak perlu ngebut, gak bakal kayak gini kejadiannya.”

Nah, pengandaian si ibu itu termasuk ke dalam Third Conditional. Di tipe ini, tujuannya
adalah menggambarkan hal-hal yang bertolak belakang dengan apa yang
terjadi atau apa yang seharusnya/ingin dilakukan di masa lalu.
Nah, kalau contoh kasus kecelakaan tadi, penggunaan if clause tipe 3 dalam Bahasa
Inggris jadinya begini nih:

“If Fahri had woken up on time, he would not have been in such a hurry. If Fahri had
been more careful, he would not have had an accident.”

Berikut pola kalimat atau rumus third conditional (if clause tipe 3):

Wah, ternyata banyak juga ya contoh kalimat Conditional Sentence yang sudah
kita pelajarin. Jadi, If Clause pada Conditional Sentences itu terbagi menjadi 4
macam tipe, yaitu if clause tipe 0, if clause tipe 1, if clause tipe 2, dan if clause tipe 3.
Masing-masing tipe punya aturan dan rumus tersendiri, ya. Meski begitu, tetap seru,
kan?

Cara paling gampang belajar Bahasa Inggris adalah dengan praktik. Jadi, jangan
sampai kamu coba baca dan hafalin teori dari rumus-rumus di atas ya. Tapi, pahami
penggunaannya. Cobain aja kamu ajak teman kamu ngomong, pasti belajar Bahasa
Inggris jadi jauh lebih seru.

Anda mungkin juga menyukai