IKAN Tujuan pembelajaran pengendalian mutu hasil panen ikan ialah agar siswa
O mampu memperdalam ilmu tentang kualitas
hasil ikan yang telah di panen,sehingga mutu ikan dapat dipertahankan dan menambah nilai jual dipasaran. A. Prinsip-Prinsip Pengendalian Mutu O Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2012 tentang pangan, bahwa keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, sehingga aman untuk dikonsumsi. O Pangan yang tidak aman akan menyebabkan penyakit yang disebut foodborne disease, yaitu segala penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi pangan yang mengandung bahan atau senyawa beracun atau organisme patogen. Persyaratan Mutu Hasil Perikanan O Penyebab ketidakamanan pangan adalah : O gizi, jika kandungan gizinya berlebihan yang dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif seperti jantung, kanker, diabetes. O kontaminasi, jika pangan terkontaminasi oleh mikroorganisme ataupun bahan-bahan kimia. O Mutu pangan adalah nilai yang ditentukan atas : O keamanan pangan, O kandungan gizi dan O standar perdagangan terhadap bahan makanan dan minuman. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap keamanan suatu produk pangan, yaitu sebagai berikut : 1. Sanitasi Pangan 2. Penggunaan Bahan Tambahan Pangan 3. Rekayasa Genetika dan Iradiasi Pangan 4. Kemasan Pangan 5. Penggunaan Bahan Terlarang dan Berbahaya pada Produk Pangan C. Penanganan Hasil Panen Ikan O 1. Uji Organoleptik O 2. Pencucian O 3. Pemotongan O 4. Sortasi D. Teknik Rantai Dingin O Cold chain atau rantai dingin merupakan sebuah sistem rantai pasok yang mempertimbangkan tingkatan suhu dalam prosesnya. Cold chain merupakan sebuah sistem yang menjaga produk beku atau dingin dalam lingkungan dengan temperatur tertentu baik selama produksi, penyimpanan, transportasi, proses, dan penjualan. Hal ini ditujukan untuk menjaga kualitas produk (Zhu dkk, 2014). O Pendinginan rantai dingin adalah bagian dari rantai pasok (supply chain) yang bertujuan untuk menjaga suhu agar produk tetap terjaga selama proses pengumpulan, pengolahan, dan distribusi komoditas hingga ke tangan konsumen, sedangkan manajemen rantai dingin adalah seluruh aktivitas rantai pendingin yang dianalisis, diukur, dikontrol, didokumentasikan, dan divalidasi agar berjalan secara efektif dan efisien baik secara teknis dan ekonomis. 1. Pembekuan O pembekuan dimaksudkan untuk mengawetkan sifat-sifat alami ikan. O Pembekuan menggunakan suhu yang lebih rendah memiliki denotasi jauh di bawah titik beku ikan. O Pembekuan mengubah hampir seluruh kandungan air pada ikan menjadi es. Faktor design yang paling penting adalah sebagai berikut. O a. Suhu rendah. O b. Keseragaman suhu dalam seluruh ruangan cold storage. O c. Kestabilan suhu dengan fluktuasi yang minimal. O d. Distribusi udara yang baik untuk mempertahankan keseragaman suhu. O e. Sirkulasi udara minimum untuk mencegah dehidrasi. O f. Minimum ingress udara untuk meminimalkan fluktuas. 2. Penggelasan (Glazing) O Memberi selimut es (glaze) pada ikan beku dengan cara menyemprotkan air, menyapukan air, atau mencelupkan ikan ke dalam air, banyak dipakai untuk melindungi produk dari pengaruh dehidrasi dan oksidasi. O Lapisan es itulah yang akan menyublim di dalam cold storage, dan bukan ikan. O Selimut es itu juga menjauhkan permukaan ikan dari udara, sehingga oksidasi dapat dikurangi. E. Penanganan Higienis Prosedur operasional sanitasi dan higienis adalah sebagai berikut. 1. Melakukan pembersihan bangsal pascapanen secara berkala menggunakan alat pembersih, air, dan disinfektan bila diperlukan. 2. Menyiapkan sarana cuci tangan dan peturasan (toilet) bagi pekerja. 3. Menyiapkan disinfektan bagi pekerja. 4. Menyiapkan perlengkapan kerja (masker, sarung tangan, tutup kepala, sepatu, lap tangan, baju kerja, dan lain-lain). 5. Menyiapkan tempat penyimpanan alat dan bahan yang terlindung dan aman. 6. Membersihkan alat dan mesin secara berkala sesuai kebutuhan. 7. Menyiapkan petugas pengawas yang berkompeten. Indikator pelaksanaan sanitasi dan higienis adalah seabagi berikut. 1. Bangsal dalam keadaan bersih. 2. Tersedia sarana cuci tangan dan peturasan (toilet) bagi pekerja. 3. Tersedia disinfektan bagi pekerja. 4. Tersedia perlengkapan kerja (masker, sarung tangan, tutup kepala, sepatu, lap tangan, baju kerja, dan lain-lain). 5. Tersedia tempat penyimpanan alat dan bahan yang terlindung dan aman. 6. Alat dan mesin dalam keadaan bersih. 7. Tersedia petugas pengawas yang berkompeten. Titik kritis pada sanitasi dan higienis adalah seabagi berikut. O Melakukan pembersihan bangsal secara berkala menggunakan alat pembersih, air, dan disinfektan bila diperlukan. 1. Menyiapkan sarana cuci tangan dan peturasan (toilet) bagi pekerja. 2. Menyiapkan perlengkapan kerja (masker, sarung tangan, tutup kepala, sepatu, lap tangan, baju kerja, dan lain- lain). 3. Menyiapkan tempat penyimpanan alat dan bahan yang terlindung dan aman. 4. Membersihkan alat dan mesin secara berkala sesuai kebutuhan. F. Persyaratan Kualitas Ikan/Produk Perikanan 1. Bentuk a. Ikan Tidak Mengeluarkan Bau Menyengat b. Kulit Ikan Mengkilap dan Cerah c. Insang Ikan Masih Segar d. Daging Ikan Padat Elastis e. Mata menonjol O 2. Warna O 3. Ukuran Tabel 6.3 Jumlah Standar Ukuran Udang HL (Head less)