Anda di halaman 1dari 13

KVA

kadar Vitamin A dalam darah di laboratorium dengan di tandai rendahnya kadar


Vitamin A dalam darah ( N; 40-100 LU/ 100 ml).

Adaun tubuh dapat memperoleh vitamin A melalui :

a. Bahan makanan seperti : buah-buahan berwarna kuning atau merah; pepaya dan
mangga, sauyran hijau daun, bayam, daun singkong, bahan makanan, hewani;
hati, kuning telur.

b. Bahan makanan yang di perkaya dengan vitamin A

c. Kapsul Vitamin A dosis tinggi

Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, dan lebih
penting lagi, vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang cukup
mendapat vitamin bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lain, maka penyakit-
penyakit tersebut tidak mudah parah, sehingga tidak membahayakan jiwa anak.

Metabolisme Vitamin A

Vitamin A makanan dalam bentuk retinol ester dan sebelum diserap dalam
pencernaan diubah menjadi retinol. Dari mukosa sel retinol tersebut diesterfikasi
kembali, kemudian diangkut oleh khilomikron, dibawa ke hati untuk disimpan. Bentuk
aktif vitamin A sebagian berupa asam retinoat yang akan berperan dalam ekspresi gen.
Di retina mata retinol ini diubah menjadi 11 cis retinal-dehida yang mampu
berkonyugasi dengan opsin membentuk rhodopsin yang berperan dalam proses
penglihatan. Maka jelas sudah mengapa mata amat membutuhkan kehadiran vitamin A.

Bentuk aktif vitamin A sebagian berupa asam retinoat yang akan berperan dalam
ekspresi gen. Di retina mata retinol ini diubah menjadi 11 cis retinal-dehida yang
mampu berkonyugasi dengan opsin membentuk rhodopsin yang berperan dalam
proses penglihatan. Maka jelas sudah mengapa mata amat membutuhkan kehadiran
vitamin A.

Faktor etiologis

 dalam jangka waktu yang lama dalam diet terdapat kekurangan vitamin A
atau provitamin A.
 Terdapat gangguan resorpsi vitamin A atau provitamin A.
 Terdapat gangguan konversi provitamin A menjadi vitamin A.
 Kerusakan hati.
 Kelainan kelenjar tiroidea

Akibat Kekurangan Vitamin A

Kekurangan vitamin A (KVA) pada anak-anak yang berada di daerah


pengungsian dapat menyebabkan mereka rentan terhadap penyakit infeksi, sehingga
mudah sakit Anak yang kekurangan vitamin A, bila terserang campak, diare atau
penyakit infeksi lain, peyyakitmya tersebut dapat bertambah parah dan dapat
mengakibatkan kematian. Infeksi akan menghambat kemampuan tubuh untuk
menyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis simpanan vitamin
A dalam tubuh. Kekurangan Vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan
mengakibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak segera mendapat
vitamin A akan mengakibatkan kebutaan.

ANEMIA
Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam
darah lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang yang bersangkutan.
- Anak balita : 11 gram%
- Anak usia sekolah : 12 gram%
- Wanita dewasa : 12 gram %
- Laki-laki dewasa : 13 gram%
- Ibu hamil : 11 gram%
Klasifikasi Anemia
Ada dua tipe anemia yang dikenal selama ini yaitu anemia gizi dan nongizi. Anemia gizi
adalah keadaan kurang darah akibat kekurangan zat gizi yang diperlukan dalam
pembentukan serta produksi sel-sel darah merah. Sedangkan anemia nongizi akibat
pendarahan seperti luka akibat kecelakaan, mensturasi, atau penyakit darah
(thalasemia, hemofilia, dan lainnya).
Anemia gizi itu sendiri ada beberapa macam:
 Anemia gizi besi:
karena zat gizi besi (Fe) merupakan inti molekul hemoglobin yang merupakan
unsur utama dalam sel darah merah, maka kekurangan pasokan zat gizi besi
menyebabkan menurunnya produksi hemoglobin. Akibatnya, terjadi pengecilan ukuran
(microcytic), rendahnya kandungan hemoglobin (hypochromic), serta berkurangnya
jumlah sel darah merah.
Untuk mengatasinya secara oral atau suntikan bisa diberikan suplemen zat gizi besi
dengan dosis 60 - 180 mg/hari sampai keadaan normal.
 Amenia gizi vitamin E:
Mengakibatkan integritas dinding sel darah merah menjadi lemah dan tidak
normal sehingga sangat sensitif terhadap hemolisis (pecahnya sel darah merah).
Soalnya, vitamin E adalah faktor esensial bagi integritas sel darah merah.
 Anemia gizi asam folat:
Disebut juga anemia magaloblastik atau makrositik; dalam hal ini keadaan sel
darah merah penderita tidak normal dengan ciri-ciri bentuknya lebih besar, jumlahnya
sedikit dan belum matang. Penyebabnya ialah kekurangan asam folat dan atau vitamin
B12. Padahal kedua zat itu diperlukan dalam pembentukan nukleoprotein untuk proses
pematangan sel darah merah dalam sumsum tulang.
Penanganan gizinya dilakukan dengan tes laboratorium adanya B12 dalam darah
untuk membedakannya dengan anemia pernicious.
 Anemia gizi vitamin B12
Disebut juga pernicious, keadaan dan gejalanya mirip dengan anemia gizi asam
folat. Namun, anemia jenis ini disertai gangguan pada sistem alat pencernaan bagian
dalam. Pada jenis yang kronis bisa merusak sel-sel otak dan asam lemak menjadi tidak
normal serta posisinya pada dinding sel jaringan saraf berubah. Dikhawatirkan,
penderita akan mengalami gangguan kejiwaan.
Kekurangan vitamin B12 dapat diatasi dengan pemberian secara oral atau
suntikan dengan dosis sekitar 100 mcg/hari, sesuai anjuran dokter gizi.
 Anemia gizi vitamin B6:
Anemia ini disebut juga siderotic. Keadaannya mirip dengan anemia gizi besi,
namun bila darahnya dites secara laboratoris, serum besinya normal. Kekurangan
vitamin B6 akan mengganggu sintesis (pembentukan) hemoglobin.
Penanganan gizinya dengan memberikan suplemen vitamin B 6 secara oral
dengan dosis 50 - 200 mg/hari atau sesuai anjuran dokter gizi.
 Anemia Pica:
Tanda-tanda anemia Pica aneh dan tidak normal. Penderita memiliki selera
makan yang tidak lazim, seperti makan tanah, kotoran, adonan semen, serpihan cat,
atau minum minyak tanah. Tentu saja perilaku makan ini akan memperburuk
penyerapan zat gizi besi oleh tubuh.
Untuk mengatasinya dilakukan penanganan gizi seperti pada anemia gizi besi
yaitu dengan memberikan suplemen besi (Fe) dengan dosis 60 - 180 mg/hari.

Zat Besi Dalam Makanan

Dalam makanan terdapat 2 macam zat besi yaitu besi heme dan besi nonhem.
Besi non hem merupakan sumber utama zat besi dalam makanannya. Terdapat dalam
semua jenis sayuran misalnya sayuran hijau, kacang – kacangan, kentang dan
sebagian dalam makanan hewani. Sedangkan besi hem hampir semua terdapat dalam
makanan hewani antara lain daging, ikan, ayam, hati dan organ -organ lain.

Metabolisme Zat Besi

Untuk menjaga badan supaya tidak anemia , maka keseimbangan zat besi di
dalam badan perlu dipertahankan. Keseimbangan disini diartikan bahwa jumlah zat besi
yang dikeluarkan dari badan sama dengan jumlah besi yang diperoleh badan dari
makanan. Suatu skema proses metabolisme zat besi untuk mempertahankan
keseimbangan zat besi di dalam badan, dapat dilihat pada skema di bawah ini.

Pada bayi absorbsi zat besi dari ASI meningkat dengan bertambah tuanya umur
bayi perubahan ini terjadi lebih cepat pada bayi yang lahir prematur dari pada bayi yang
lahir cukup bulan. Jumlah zat besi akan terus berkurang apabila susu diencerkan
dengan air untuk diberikan kepada bayi. Walaupun jumlah zat besi dalam ASI rendah,
tetapi absorbsinya paling tinggi.

Fatofisiologi Anemia Gizi

Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya simpanan zat besi
(feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan dengan meningkatnya
kapasitas pengikatan besi. Pada tahap yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan zat
besi, berkurangnya kejenuhan transferin, berkurangnya jumlah protoporpirin yang
diubah menjadi heme, dan akan diikuti dengan menurunya kadar feritin serum. Akhirnya
terjadi anemia dengan cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Rb (Gutrie, 186 :303)

Bila sebagian dari feritin jaringan meninggalkan sel akan mengakibatkan


konsentrasi feritin serum rendah. Kadar feritin serum dapat menggambarkan keadaan
simpanan zat besi dalam jaringan. Dengan demikian kadar feritin serum yang rendah
akan menunjukkan orang tersebut dalam keadaan anemia gizi bila kadar feritin
serumnya <12 style=""> Diagnosis ditentukan dengan tes skrining dengan cara
mengukur kadar Hb, hematokrit (Ht), volume sel darah merah (MCV), konsentrasi Hb
dalam sel darah merah (MCH) dengan batasan terendah 95% acuan (Dallman,1990).

Secara umum kekurangan besi terjadi dalam tiga tahap. Tahap pertama terjadi
bila simpanan besi berkurang, yang terlihat dari penurunan feritin dalam plasma hingga
12 ug/L. Hal ini dikompensasi dengan peningkatan absorpsi besi yang terlihat dari
peningkatan kamampuan mengikat-besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC). Pada
tahap ini belum terlihat perubahan fungsional pada tubuh.
Tahap kedua terlihat dengan habisnya simpanan besi, menurunnya jenuh
transferin dan meningkatnya protporfirin. Pada tahap ini nilai hemoglobin di dalam
darah masih berada pada 95% nilai normal. Hal ini dapat mengganggu metabolisme
energi, sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan bekerja.

Pada tahap ketiga, terjadilah anemia gizi , dimana kadar hemoglobin total turun
dibawah nilai normal. Anemia besi berat ditandai oleh sel darah merah yang kecil
(mikrositosis) dan nilai hemoglobin rendah (hipokromia). Oleh karena itu,anemia gizi
besi dinamakan anemia mikrositik hipokromik. (Almatsier, 2002).

Faktor Penyebab

Berbagai macam hal dapat menjadi penyebab terjadinya anemia gizi besi.
Diantaranya adalah :

a. Kurangnya konsumsi makanan kaya besi, terutama yang berasal dari sumber
hewani
b. Kekurangan zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada kehamilan,
masa tumbuh kembang, dan pada penyakit infeksi (malaria dan penyakit kronis
lainnya misalnya TBC)

c. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk haid yang
berlebihan, sering melahirkan dan infeksi cacing

d. Tidak seimbangnya antara kebutuhan tubuh akan zat besi dibandingkan dengan
penyerapan dari makanan

e. Wanita cenderung menderita anemia dari pada pria, karena mengalami haid
setiap bulan, sehingga membutuhkan zat besi dua kali lebih banyak. Khususnya
bagi remaja putri, banyak yang melaksanakan diet pengurangan berat badan
karena ingin langsing sehingga menyebabkan asupan gizinya berkurang,
termasuk zat besii
Penyebab anemia gizi pada balita

Penelitian di negara berkembang mengemukakan bahwa bayi lahir dari ibu

yang menderita anemia kemungkinan akan menderita anemia gizi , mempunyai berat
badan lahir rendah, prematur dan meningkatnya mortalitas (Academi of Sciences,
1990).

Penyebab anemia gizi pada bayi dan anak (Soemantri, 1982):


1. Cadangan zat besi pada waktu lahir tidak cukup.
 Berat lahir rendah, lahir kurang bulan, lahir kembar
 Ibu waktu mengandung menderita anemia kekurangan zat besi yang berat
 Pada masa fetus kehilangan darah pada saat atau sebelum persalinan
 seperti adanya sirkulasi fetus ibu dan perdarahan retroplasesta
2. Asupan zat besi kurang cukup dan absorbsi kurang
 Diare menahun
 Sindrom malabsorbsi
 Kelainan saluran pencernaan
 Kebutuhan akan zat besi meningkat untuk pertumbuhan, terutama pada lahir
 kurang bulan dan pada saat akil balik.
 Kehilangan darah
 Perdarahan yang bersifat akut maupun menahun, misalnya pada poliposis
 rektum, divertkel Meckel
 Infestasi parasit, misalnya cacing tambang.
Dampak anemia gizi pada balita

I. Terhadap kekebalan tubuh (imunitas seluler dan humoral)

Kekurangan zat besi dalam tubuh dapat lebih meningkatkan kerawanan terhadap
penyakit infeksi.

2. Terhadap kemampuan intelektual


Gejala Anemia Gizi

Rasa lemah, letih, hilang nafsu makan, menurunya daya konsentras dan sakit
kepala atau pening adalah gejala awal anemia Pada kasus yang lebih parah, sesak
nafas disertai gejala lemah jantung dapat terjadi. Untuk memastikan, diagnosa perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium, diantaranya dilakukan penentuan kadar
hemoglobin atau hematokrit dalam darah (Kardjati Sakit, 1985).

Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing,
kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja,
menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka. Di samping itu
kemampuan mengatur suhu tubuh menurun. Pada anak-anak, kekurangan besi ini
menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya kemampuan untuk
berkonsentrasi dan belajar. (Almatsier, 2002)

Beberapa hal yang sekiranya perlu disampaikan kepada masyarakat penerima


suplemen diantaranya adalah :

a. Jangan mengkonsumsi suplemen bersama-sama atau hampir bersamaan


waktunya dengan sesuatu yang mengandung zat penghambat absorpsi besi,
seperti teh dan kopi yang mengandung tanin, dan juga beberapa sayuran yang
mengandung asam oksalat dan asam fitat. Zat-zat tersebut dapat mengikat besi
sehingga menurunkan kemampuan absorpsinya.
b. Konsumsi suplemen jangan bersamaan waktunya dengan konsumsi obat-obatan
yang bersifat basa seperti antasid. Karena, sifat basa tersebut dapat
menurunkan keasaman lambung sehingga menghalangi absorpsi besi.
c. Akan sangat baik jika suplementasi ini dikonsumsi bersama-sama dengan
sesuatu yang mengandung vitamin C, misalnya air jeruk. Karena, vitamin C
sangat membantu absorpsi besi.

GAKI
DEFINISI
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (Iodine Deficiency Disorder) adalah
gangguan tubuh yang disebabkan oleh kekurangan iodium sehingga tubuh tidak
dapat menghasilkan hormon tiroid. Definisi lain, GAKY merupakan suatu
masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan Yodium, akibat kekurangan
gangguan fungsi lain yang dapat dan sering menyertainya seperti gangguan
perkembangan mental dan rendahnya IQ, hipotiroidisme, dan kretin.

Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid yang melebihi normal.


Hipotiroidi adalah kondisi di mana tubuh tidak memperoleh cukup hormon tiroid.
Kondisi ini mengakibatkan penderita menjadi malas, mengantuk, kulit kering,
tidal(tahan dingin dan konstipasi). Hormon tiroid berperan dalam proses
pertumbuhan otak dan sistim saraf. Oleh karena itu anak penderita hipotiroidi
mengalami hambatan dalam pertumbuhan fisik dan keterbelakangan mental.

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Faktor – Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKI antara lain :

 Faktor Defisiensi Iodium dan Iodium Excess

 Faktor Geografis dan Non Geografis

daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang miskin


kadar iodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama
namun pasti daerah tersebut akan mengalami defisiensi iodium atau
daerah endemik iodium

 Faktor Bahan Pangan Goiterogenik

Goiterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium


oleh kelenjar gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar
menjadi rendah. Selain itu, zat goiterogenik dapat menghambat
perubahan iodium dari bentuk anorganik ke bentuk organik sehingga
pembentukan hormon tiroksin terhambat (Linder, 1992).Menurut
Chapman (1982) goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti
kelompok Sianida (daun + umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun
ketela, kecipir, dan terung) ; kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ;
kelompok Isothiosianat (daun pepaya) dan kelompok Asam (jeruk nipis,
belimbing wuluh dan cuka).

 Faktor Zat Gizi Lain

Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap


pembentukan hormon dari kelenjar thyroid terutama tahap transportasi
hormon. Baik T3 maupun T4 terikat oleh protein dalam serum, hanya 0,3
% T4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas. Sehingga defisiensi protein
akan menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan adanya
mekanisme umpan balik pada TSH maka hormon dari kelenjar thyroid
akhirnya menurun.

KLASIFIKASI

Survei epidemiologis untuk gondok endemik biasanya didasarkan atas


besarnya kelenjar tiroid, dilakukan dengan metode Palpasi, menurut klasifikasi
Perez atau modifikasinya (1960) :
• Grade 0 : Tidak teraba
• Grade 1 : Teraba dan terlihat hanya dengan kepala yang ditengadahkan
• Grade 2 : Mudah terlihat, kepala posisi biasa
• Grade 3 : Terlihat dari jarak tertentu
Karena perubahan gondok pada awalnya perlu diwaspadai, maka grading
system, khususnya grade 1 dibagi lagi dalam 2 klas, yaitu:
• Grade 1a : Tidak teraba atau teraba tidak lebih besar daripada kelenjar tiroid
normal.
• Grade 1b : Jelas teraba dan membesar, tetapi pada umumnya tidak terlihat
meskipun kepala ditengadahkan.
Kelenjar tiroid tersebut ukurannya sama atau lebih besar dari falangs akhir ibu
jari tangan pasien.

Macam-macam Gangguan Akibat GAKY :


1. Pada Fetus
- Abortus
- Steel Birth
- Kelainan Kematian Perinatal
- Kretin Neurologi
- Kretin Myxedematosa
- Defek Psikomotor
2. Pada Neonatal
- Hipotiroid
- Gondok Neonatal
3. Pada Anak dan Remaja
- Juvenile Hipothyroidesm
- Gondok Gangguan Fungsi Mental
- Gangguan Perkembangan Fisik
- Kretin Myxedematosa dan Neurologi
4. Pada Dewasa
- Gondok dan segala Komplikasinya
- Hipotiroid
- Gangguan Fungsi Mental

MANIFESTASI KLINIS

Gejala yang sering tampak sesuai dengan dampak yang ditimbulkan , seperti:

 Pertumbuhan yang tidak normal.


 Pada keadaan yang parah terjadi kretinisme
 Keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan

 Tingkat kecerdasan yang rendah

 Mulut menganga dan lidah tampak dari luar

 Kelangsungan Hidup

 Perkembangan Intelegensia

Setiap penderita Gondok akan mengalami defisit IQ Point sebesar 5 Point


dibawah normal

Setiap Penderita Kretinisme akan mengalami defisit sebesar 50 Point


dibawah normal Dampak yang ditimbulkan dari kekurangan konsumsi yodium
yang berada dalamtubuh, akan sangat buruk akibatnya bagi kecerdasan anak,
karena bisa menurunkan 11-13 nilai IQ anak.

TERAPI
Bahan Makanan yang cukup banyak mengandung Yodium adalah

1. Bahan makanan yang berasal dari laut. Dalam ikan laut bisa mencapai
830 mg/kg.
2. Sumber yodium lain yang mudah kita temui adalah garam. Yang
dimaksud disini adalah garam beryodium dengan kadar yodium
antara 30-80 ppm (part per million).

Pemberian iodium atau hormone tiroid jangka lama akan mengecil kelenjar ini.
Pada kasus dengan gondok besar yang disertai dengan gejala penekanan, perlu
diadakan tindakan operasi. Pemberian iodium atau hormone tiroid jangka lama
akan mengurangi munculnya GAKI.

http://dokterthesa.wordpress.com/2009/06/25/gaki/

http://ritatama.blogspot.com/2010/05/tingkat-kesehatan-gizi-kva-anemia.html
http://yudhim.blogspot.com/2008/08/tentang-penyakit-anemi.html

http://www.rsbk-batam.co.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=22

Anda mungkin juga menyukai