a. Bahan makanan seperti : buah-buahan berwarna kuning atau merah; pepaya dan
mangga, sauyran hijau daun, bayam, daun singkong, bahan makanan, hewani;
hati, kuning telur.
Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, dan lebih
penting lagi, vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang cukup
mendapat vitamin bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lain, maka penyakit-
penyakit tersebut tidak mudah parah, sehingga tidak membahayakan jiwa anak.
Metabolisme Vitamin A
Vitamin A makanan dalam bentuk retinol ester dan sebelum diserap dalam
pencernaan diubah menjadi retinol. Dari mukosa sel retinol tersebut diesterfikasi
kembali, kemudian diangkut oleh khilomikron, dibawa ke hati untuk disimpan. Bentuk
aktif vitamin A sebagian berupa asam retinoat yang akan berperan dalam ekspresi gen.
Di retina mata retinol ini diubah menjadi 11 cis retinal-dehida yang mampu
berkonyugasi dengan opsin membentuk rhodopsin yang berperan dalam proses
penglihatan. Maka jelas sudah mengapa mata amat membutuhkan kehadiran vitamin A.
Bentuk aktif vitamin A sebagian berupa asam retinoat yang akan berperan dalam
ekspresi gen. Di retina mata retinol ini diubah menjadi 11 cis retinal-dehida yang
mampu berkonyugasi dengan opsin membentuk rhodopsin yang berperan dalam
proses penglihatan. Maka jelas sudah mengapa mata amat membutuhkan kehadiran
vitamin A.
Faktor etiologis
dalam jangka waktu yang lama dalam diet terdapat kekurangan vitamin A
atau provitamin A.
Terdapat gangguan resorpsi vitamin A atau provitamin A.
Terdapat gangguan konversi provitamin A menjadi vitamin A.
Kerusakan hati.
Kelainan kelenjar tiroidea
ANEMIA
Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam
darah lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang yang bersangkutan.
- Anak balita : 11 gram%
- Anak usia sekolah : 12 gram%
- Wanita dewasa : 12 gram %
- Laki-laki dewasa : 13 gram%
- Ibu hamil : 11 gram%
Klasifikasi Anemia
Ada dua tipe anemia yang dikenal selama ini yaitu anemia gizi dan nongizi. Anemia gizi
adalah keadaan kurang darah akibat kekurangan zat gizi yang diperlukan dalam
pembentukan serta produksi sel-sel darah merah. Sedangkan anemia nongizi akibat
pendarahan seperti luka akibat kecelakaan, mensturasi, atau penyakit darah
(thalasemia, hemofilia, dan lainnya).
Anemia gizi itu sendiri ada beberapa macam:
Anemia gizi besi:
karena zat gizi besi (Fe) merupakan inti molekul hemoglobin yang merupakan
unsur utama dalam sel darah merah, maka kekurangan pasokan zat gizi besi
menyebabkan menurunnya produksi hemoglobin. Akibatnya, terjadi pengecilan ukuran
(microcytic), rendahnya kandungan hemoglobin (hypochromic), serta berkurangnya
jumlah sel darah merah.
Untuk mengatasinya secara oral atau suntikan bisa diberikan suplemen zat gizi besi
dengan dosis 60 - 180 mg/hari sampai keadaan normal.
Amenia gizi vitamin E:
Mengakibatkan integritas dinding sel darah merah menjadi lemah dan tidak
normal sehingga sangat sensitif terhadap hemolisis (pecahnya sel darah merah).
Soalnya, vitamin E adalah faktor esensial bagi integritas sel darah merah.
Anemia gizi asam folat:
Disebut juga anemia magaloblastik atau makrositik; dalam hal ini keadaan sel
darah merah penderita tidak normal dengan ciri-ciri bentuknya lebih besar, jumlahnya
sedikit dan belum matang. Penyebabnya ialah kekurangan asam folat dan atau vitamin
B12. Padahal kedua zat itu diperlukan dalam pembentukan nukleoprotein untuk proses
pematangan sel darah merah dalam sumsum tulang.
Penanganan gizinya dilakukan dengan tes laboratorium adanya B12 dalam darah
untuk membedakannya dengan anemia pernicious.
Anemia gizi vitamin B12
Disebut juga pernicious, keadaan dan gejalanya mirip dengan anemia gizi asam
folat. Namun, anemia jenis ini disertai gangguan pada sistem alat pencernaan bagian
dalam. Pada jenis yang kronis bisa merusak sel-sel otak dan asam lemak menjadi tidak
normal serta posisinya pada dinding sel jaringan saraf berubah. Dikhawatirkan,
penderita akan mengalami gangguan kejiwaan.
Kekurangan vitamin B12 dapat diatasi dengan pemberian secara oral atau
suntikan dengan dosis sekitar 100 mcg/hari, sesuai anjuran dokter gizi.
Anemia gizi vitamin B6:
Anemia ini disebut juga siderotic. Keadaannya mirip dengan anemia gizi besi,
namun bila darahnya dites secara laboratoris, serum besinya normal. Kekurangan
vitamin B6 akan mengganggu sintesis (pembentukan) hemoglobin.
Penanganan gizinya dengan memberikan suplemen vitamin B 6 secara oral
dengan dosis 50 - 200 mg/hari atau sesuai anjuran dokter gizi.
Anemia Pica:
Tanda-tanda anemia Pica aneh dan tidak normal. Penderita memiliki selera
makan yang tidak lazim, seperti makan tanah, kotoran, adonan semen, serpihan cat,
atau minum minyak tanah. Tentu saja perilaku makan ini akan memperburuk
penyerapan zat gizi besi oleh tubuh.
Untuk mengatasinya dilakukan penanganan gizi seperti pada anemia gizi besi
yaitu dengan memberikan suplemen besi (Fe) dengan dosis 60 - 180 mg/hari.
Dalam makanan terdapat 2 macam zat besi yaitu besi heme dan besi nonhem.
Besi non hem merupakan sumber utama zat besi dalam makanannya. Terdapat dalam
semua jenis sayuran misalnya sayuran hijau, kacang – kacangan, kentang dan
sebagian dalam makanan hewani. Sedangkan besi hem hampir semua terdapat dalam
makanan hewani antara lain daging, ikan, ayam, hati dan organ -organ lain.
Untuk menjaga badan supaya tidak anemia , maka keseimbangan zat besi di
dalam badan perlu dipertahankan. Keseimbangan disini diartikan bahwa jumlah zat besi
yang dikeluarkan dari badan sama dengan jumlah besi yang diperoleh badan dari
makanan. Suatu skema proses metabolisme zat besi untuk mempertahankan
keseimbangan zat besi di dalam badan, dapat dilihat pada skema di bawah ini.
Pada bayi absorbsi zat besi dari ASI meningkat dengan bertambah tuanya umur
bayi perubahan ini terjadi lebih cepat pada bayi yang lahir prematur dari pada bayi yang
lahir cukup bulan. Jumlah zat besi akan terus berkurang apabila susu diencerkan
dengan air untuk diberikan kepada bayi. Walaupun jumlah zat besi dalam ASI rendah,
tetapi absorbsinya paling tinggi.
Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya simpanan zat besi
(feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan dengan meningkatnya
kapasitas pengikatan besi. Pada tahap yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan zat
besi, berkurangnya kejenuhan transferin, berkurangnya jumlah protoporpirin yang
diubah menjadi heme, dan akan diikuti dengan menurunya kadar feritin serum. Akhirnya
terjadi anemia dengan cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Rb (Gutrie, 186 :303)
Secara umum kekurangan besi terjadi dalam tiga tahap. Tahap pertama terjadi
bila simpanan besi berkurang, yang terlihat dari penurunan feritin dalam plasma hingga
12 ug/L. Hal ini dikompensasi dengan peningkatan absorpsi besi yang terlihat dari
peningkatan kamampuan mengikat-besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC). Pada
tahap ini belum terlihat perubahan fungsional pada tubuh.
Tahap kedua terlihat dengan habisnya simpanan besi, menurunnya jenuh
transferin dan meningkatnya protporfirin. Pada tahap ini nilai hemoglobin di dalam
darah masih berada pada 95% nilai normal. Hal ini dapat mengganggu metabolisme
energi, sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan bekerja.
Pada tahap ketiga, terjadilah anemia gizi , dimana kadar hemoglobin total turun
dibawah nilai normal. Anemia besi berat ditandai oleh sel darah merah yang kecil
(mikrositosis) dan nilai hemoglobin rendah (hipokromia). Oleh karena itu,anemia gizi
besi dinamakan anemia mikrositik hipokromik. (Almatsier, 2002).
Faktor Penyebab
Berbagai macam hal dapat menjadi penyebab terjadinya anemia gizi besi.
Diantaranya adalah :
a. Kurangnya konsumsi makanan kaya besi, terutama yang berasal dari sumber
hewani
b. Kekurangan zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada kehamilan,
masa tumbuh kembang, dan pada penyakit infeksi (malaria dan penyakit kronis
lainnya misalnya TBC)
c. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk haid yang
berlebihan, sering melahirkan dan infeksi cacing
d. Tidak seimbangnya antara kebutuhan tubuh akan zat besi dibandingkan dengan
penyerapan dari makanan
e. Wanita cenderung menderita anemia dari pada pria, karena mengalami haid
setiap bulan, sehingga membutuhkan zat besi dua kali lebih banyak. Khususnya
bagi remaja putri, banyak yang melaksanakan diet pengurangan berat badan
karena ingin langsing sehingga menyebabkan asupan gizinya berkurang,
termasuk zat besii
Penyebab anemia gizi pada balita
yang menderita anemia kemungkinan akan menderita anemia gizi , mempunyai berat
badan lahir rendah, prematur dan meningkatnya mortalitas (Academi of Sciences,
1990).
Kekurangan zat besi dalam tubuh dapat lebih meningkatkan kerawanan terhadap
penyakit infeksi.
Rasa lemah, letih, hilang nafsu makan, menurunya daya konsentras dan sakit
kepala atau pening adalah gejala awal anemia Pada kasus yang lebih parah, sesak
nafas disertai gejala lemah jantung dapat terjadi. Untuk memastikan, diagnosa perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium, diantaranya dilakukan penentuan kadar
hemoglobin atau hematokrit dalam darah (Kardjati Sakit, 1985).
Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing,
kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja,
menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka. Di samping itu
kemampuan mengatur suhu tubuh menurun. Pada anak-anak, kekurangan besi ini
menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya kemampuan untuk
berkonsentrasi dan belajar. (Almatsier, 2002)
GAKI
DEFINISI
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (Iodine Deficiency Disorder) adalah
gangguan tubuh yang disebabkan oleh kekurangan iodium sehingga tubuh tidak
dapat menghasilkan hormon tiroid. Definisi lain, GAKY merupakan suatu
masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan Yodium, akibat kekurangan
gangguan fungsi lain yang dapat dan sering menyertainya seperti gangguan
perkembangan mental dan rendahnya IQ, hipotiroidisme, dan kretin.
KLASIFIKASI
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang sering tampak sesuai dengan dampak yang ditimbulkan , seperti:
Kelangsungan Hidup
Perkembangan Intelegensia
TERAPI
Bahan Makanan yang cukup banyak mengandung Yodium adalah
1. Bahan makanan yang berasal dari laut. Dalam ikan laut bisa mencapai
830 mg/kg.
2. Sumber yodium lain yang mudah kita temui adalah garam. Yang
dimaksud disini adalah garam beryodium dengan kadar yodium
antara 30-80 ppm (part per million).
Pemberian iodium atau hormone tiroid jangka lama akan mengecil kelenjar ini.
Pada kasus dengan gondok besar yang disertai dengan gejala penekanan, perlu
diadakan tindakan operasi. Pemberian iodium atau hormone tiroid jangka lama
akan mengurangi munculnya GAKI.
http://dokterthesa.wordpress.com/2009/06/25/gaki/
http://ritatama.blogspot.com/2010/05/tingkat-kesehatan-gizi-kva-anemia.html
http://yudhim.blogspot.com/2008/08/tentang-penyakit-anemi.html
http://www.rsbk-batam.co.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=22