Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Mariatul Qibtiyah

NIM : 713001S20014

MATA KULIAH : PATOFISIOLOGI

1. - Pengertian Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah satu jenis anemia yang disebabkan kekurangan zat besi sehingga
terjadi penurunan jumlah sel darah merah yang sehat. Zat besi diperlukan tubuh untuk menghasilkan
komponen sel darah merah yang dikenal sebagai hemoglobin. Hemoglobin di dalam sel darah merah
dibutuhkan tubuh untuk mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh organ tubuh.
Hemoglobin juga berperan dalam pembuangan karbondioksida dari sel-sel tubuh ke paru-paru.

- Gejala Anemia Defisiensi Besi

a. Rasa lelah yang berlebih


b. Kelemahan
c. Kulit tampak pucat
d. Nyeri dada, denyut jantung yang cepat, atau sesak napas
e. Nyeri kepala atau rasa pusing
f. Tangan dan kaki teraba dingin
g. Peradangan atau rasa nyeri pada lidah
h. Kuku yang rapuh
i. Nafsu makan yang tidak baik, terutama pada anak dengan anemia defisiensi besi

-Penyebab Anemia Defisiensi Besi

1) Sel sabit. Anemia sel sabit disebabkan faktor genetik. Sel sabit disebabkan oleh sel darah merah
yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik untuk membawa oksigen ke
seluruh tubuh.
2) Malnutrisi yaitu Kurangnya konsumsi zat besi dalam menu makanan sehari-hari. Kurang
konsumsi makanan kaya zat besi seperti hati, bayam, tahu, brokoli, ikan, dan daging merah,
menjadi penyebab anemia defisensi besi.
3) Talasemia. Kondisi ini termasuk penyakit genetik yang menyebabkan pengidapnya memproduksi
hemoglobin yang cacat dan mudah rusak.
4) Masa kehamilan. Pada masa ini, ibu hamil sangat berisiko terkena anemia defisiensi besi.
5) Menstruasi yang berlebihan. Penyebab umum terjadinya anemia defisiensi besi adalah
menstruasi atau haid yang berlebihan saat masa produktif atau subur.
6) Makanan atau minuman penghambat penyerapan besi. Kebiasaan mengonsumsi teh, kopi, dan
cokelat, dapat mengakibatkan terhambatnya penyerapan zat besi.
7) Obat-obatan yang menghambat penyerapan zat besi. Obat sakit maag dapat mengganggu
proses penyerapan zat besi atau yang dikenal sebagai antasida dan proton pump inhibitor.
8) Efek samping obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS). Dalam jangka panjang pemakaian
ibuprofen dan aspirin secara terus-menerus dapat menyebabkan pendarahan saluran cerna
yang berakibat anemia.
9) Malabsorpsi adalah kondisi tidak terserapnya nutrisi dengan baik, termasuk zat besi.
10) Infeksi cacing tambang. Cacing ini termasuk parasit yang hidup dalam usus halus manusia.
Cacing tambang mencerna dan menyerap sel darah merah dari dinding usus halus pengidapnya.
11) Perdarahan yang disebabkan oleh kecelakan motor atau mobil yang membuat seseorang
kehilangan banyak darah.
12) Donor darah. Terlalu sering mendonorkan darahnya dan dalam jumlah yang besar bisa
menyebabkan anemia.
13) Seseorang dengan pola makan vegetarian yang tidak mengonsumsi daging lebih berisiko
mengalami anemia defisiensi besi.

-Cara Mengatasi Anemia Defisiensi Besi

1) Meningkatkan asupan makanan yang kaya zat besi seperti hati ayam, daging merah, dan bayam.
2) Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C untuk membantu penyerapan zat
besi.
3) Mengonsumsi suplemen zat besi dalam bentuk tablet secara rutin dua sampai tiga kali dalam
sehari.
4) Transfusi sel darah merah (RBC) pada anemia defisiensi besi berat.
5) Hindari makanan, minuman, dan obat-obatan yang berpotensi menghambat penyerapan zat
besi.
6) Menghindari makanan tinggi kalsium secara berlebih seperti susu dan yoghurt, karena dapat
menghambat penyerapan zat besi.
7) Mencegah tukak lambung akibat penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid dalam jangka
waktu yang panjang.
8) Menghilangkan infeksi parasit dengan mengobati infeksi cacing tambang agar dapat
meningkatkan nutrisi dan mengobati anemia.
9) Mengobati talasemia dengan mengontrol tingkat hemoglobin dalam darah untuk menjaga
anemia tidak bertambah berat.

2. pengertian Anemia pernisiosa

Anemia Pernisiosa adalah keadaan ketika tubuh kekurangan vitamin B12 yang diperlukan untuk
menghasilkan sel darah merah yang dapat berfungsi normal.

- Faktor Risiko Anemia Pernisiosa

Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap anemia pernisiosa adalah:

a. Berusia lebih dari 60 tahun.


b. Memiliki penyakit autoimun, seperti penyakit Addison.
c. Memiliki riwayat keluarga dengan anemia pernisiosa.
d. Riwayat pembedahan di bagian perut.
e. Memiliki riwayat penyakit lain yang mempengaruhi penyerapan nutrisi, seperti penyakti Chron,
HIV, atau infeksi lainnya.
f. Menjalani pengobatan antibiotik atau antikejang.

-Penyebab Anemia Pernisiosa

Salah satu penyebab anemia pernisiosa adalah penyakit autoimun. Biasanya, vitamin B12 akan
bergabung dengan protein di dalam saluran pencernaan yang kemudian akan diserap di bagian usus
halus yang bernama ileum distal. Pada anemia pernisiosa, sistem imun pengidap akan menyerang bagian
saluran cerna yang memproduksi faktor intrinsik, sehingga tubuh tidak bisa menyerap vitamin B12.

Penyebab lain dari anemia pernisiosa adalah kurangnya konsumsi makanan yang mengandung vitamin
B12. Jenis makanan yang mengandung vitamin B12 antara lain daging, ikan, dan produk susu. Selain itu,
beberapa kondisi dapat memengaruhi saluran cerna, seperti pembedahan peradangan, infeksi, obat-
obatan, penyakit jantung kongestif, kerusakan liver, dialisis jangka panjang, hamil, mengidap kanker,
serta gangguan darah juga dapat menjadi penyebab kekurangan vitamin B12.
-Gejala Anemia Pernisiosa

a. Merasa lemas atau lemah.


b. Pusing atau sakit kepala.
c. Nyeri dada.
d. Pingsan.
e. Rasa kesemutan atau baal pada tangan dan kaki.
f. Sulit konsentrasi.
g. Mual.
h. Muntah.
i. Tidak nafsu makan.
j. Mudah lupa atau bingung.
k. Gangguan mood.

-Pengobatan Anemia Pernisiosa

Pengobatan anemia pernisiosa diberikan berdasarkan penyebabnya, antara lain:

a. Makanan Tinggi Vitamin B12


Rekomendasi untuk makan makanan yang tinggi vitamin B12, seperti daging, ikan salmon, susu
dan produk turunannya, serta telur. Untuk vegetarian, dapat mengonsumsi ekstrak ragi
(marmit), sereal yang sudah difortifikasi, dan produk kedelai. Bagi pengidap alergi makanan yang
telah disebutkan, mereka dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mencari alternatif makanan
pengganti.
b. Tablet Vtamin B12
Tablet vitamin B12 dapat diminum sekali sehari atau atas petunjuk dokter. Efek samping obat ini
sangat jarang, tetapi jika kamu mengonsumsi vitamin B12 dan mengalami keluhan, seperti diare,
bengkak, kram otot, haus, dan sering buang kecil, maka dapat segera didiskusikan dengan
dokter terdekat.
c. Injeksi Vitamin B12
Biasanya, injeksi ini diberikan ketika anemia pernisiosa tidak dapat diperbaiki dengan asupan
nutrisi melalui makanan. Biasanya, suntikan diberikan setiap 2 minggu sekali atau atas
rekomendasi dokter. Beberapa efek samping injeksi vitamin B12 yang dapat terjadi, seperti nyeri
atau tidak nyaman di tempat suntikan, mual, diare, nyeri sendi, ataupun pusing. Oleh karena itu,
pastikan injeksi diberikan sesuai indikasi dan sesuai aturan dokter.

3. Pengertian Anemia megaloblastik

Anemia Megabloblastik adalah kurangnya sel darah merah dalam tubuh akibat sumsum tulang
menghasilkan sel darah merah yang belum matang dengan struktur abnormal dan berukuran
terlalu besar. Kondisi ini termasuk salah satu jenis anemia yang jarang terjadi.

Tanda dan gejala anemia megaloblastik,Yaitu :

a. Sesak napas
b. Mati rasa di setiap ujung tubuh; misal ujung jari tangan dan ujung jari kaki
c. Lidah membengkak
d. Diare
e. Mual
f. Kram otot
g. Kulit terlihat pucat
h. Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan secara drastis.
i. Jantung berdebar
j. Tangan dan kaki tremor

-Penyebab anemia megaloblastik, Yaitu :

1. Defisiensi folat
Folat atau vitamin B9 merupakan nutrisi yang sangat vital untuk perkembangan sel darah
merah. Kekurangan folat ini bisa terjadi karena kecanduan alkohol yang kronis. Ibu hamil juga
rentan untuk mengalami defisiensi folat karena harus berbagi dengan sang janin yang juga
membutuhkan vitamin ini dalam jumlah besar.

2. Defisiensi vitamin B12


Selain vitamin B9, vitamin B12 juga berperan penting dalam produksi sel darah merah. Anemia
yang terjadi karena kekurangan vitamin B12 sering disebut sebagai anemia pernisiosa.
Biasanya, defisiensi vitamin B12 terjadi karena rendahnya kadar protein dalam lambung yang
disebut faktor intrinsik. Tanpa protein faktor intrinsik, vitamin B12 tidak dapat diserap meskipun
pasien sudah mengonsumsi makanan kaya vitamin B12.

Kekurangan vitamin B12 juga bisa terjadi apabila kita tidak memerhatikan pola makan.

3. Gangguan penyerapan nutrisi


Meskipun Anda telang mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin B12 dan folat, Anda
tetap bisa mengalami anemia megaloblastik jika tubuh Anda tidak dapat menyerap vitamin
dengan baik. 
Umumnya kondisi ini disebabkan oleh berkurangnya protein dalam lambung yang membantu
penyerapan vitamin B12.  Selain itu adanya kondisi penyakit autoimun, infeksi bakteri, dan
infeksi cacing parasit akan membuat kadar vitamin B12 juga akan lebih sulit diserap. Secara lebih
spesifik, anemia megaloblastik akibat defisiensi vitamin B12 dikenal dengan sebutan anemia
pernisiosa.
Sementara itu, asam folat juga cenderung lebih sulit diserap tubuh karena faktor-faktor
tertentu, seperi memiliki riwayat minum alkohol berlebihan, atau dalam keadaan hamil.

4. Kondisi medis
Terdapat beberapa kondisi medis lain yang mampu menjadi pemicu anemia megaloblastik. Di
antaranya sebagai berikut:
a. Leukimia
b. Infeksi HIV
c. Penggunaan obat anti-kejang epilepsi
d. Penggunaan obat kemoterapi
e. Sindroma Myelodyspslatic
f. Myelofibrosis

-Penanganan dan pengobatan anemia megaloblastik

1. Pengobatan anemia megaloblastik karena defisiensi folat


Menurut ahli, pengobatan anemia yang disebabkan oleh kekurangan folat bisa dilakukan dengan
pemberian suplemen asam folat, yang merupakan bentuk sintesis dari folat. Suplemen asam
folat ini bisa diberikan secara oral maupun melalui intravena.
2. Pengobatan anemia megaloblastik karena defisiensi vitamin B12
Apabila anemia megaloblastik dipicu oleh kekurangan vitamin B12, pasien mungkin akan
menjalani pengobatan melalui injeksi vitamin B12 setiap bulannya. Suplemen oral vitamin B12
mungkin juga akan diberikan, serta perubahan pola makan.
3. Penyesuaian pola makan
Dokter juga akan memberikan perencanaan pola makan untuk pasien yang bertujuan untuk
menaikkan asupan folat dan vitamin B12 agar pengobatan dapat lebih maksimal.
Beberapa sumber folat, yaitu:
a. Jeruk
b. Sayuran hijau
c. Kacang tanah
d. Kacang-kacangan lentil
e. Sereal yang diperkaya dengan folat
Beberapa sumber makanan vitamin B12, yakni:
a. Telur
b. Ayam
c. Sereal yang diperkaya vitamin B12
d. Daging merah, terutama daging sapi
e. Susu
f. Kerang

 
 

Anda mungkin juga menyukai