Anda di halaman 1dari 34

Final Project Report, Sistem Komunikasi Radio TC3102

PLANNING AND DESIGN OF RADIO LINK


FOR

TERRESTRIAL MICROWAVE COMMUNICATION NETWORK


IN WEST JAVA AND SOUTH SUMATERA

R09 Peninjawan – R08 Baturaja


R09 Peninjawan – R11 Prabumulih

Dirancang oleh:

Ria Pratiwi Putri


121344026
Kelas : 3-NK

PROGRAM STUDI TELEKOMUNIKASI


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015
ABSTRAK

Pada proyek ini telah dirancang Radio Link Microwave untuk Site Peninjauan – Site
Baturaja dan Site Peninjawan – Site Prabumulih. Perancangan Radio Link Microwave harus
memperhatikan kedua site telah Line of Sight dan First Fresnel Zone tidak terkena halangan
(obstacle).

Kata Kunci : Radio Link Microwave, Receive Signal Level, Fade Margin.

2
DAFTAR ISI

ABSTRAK...................................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang................................................................................................4
1.2. Tujuan dan manfaat........................................................................................4
1.3. Luaran yang ingin dicapai..............................................................................4

2. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian teknologi sistem komunikasi microwave..............................................5

3. METODOLOGI PERANCANGAN
3.1. Survei lapangan...............................................................................................5
3.2. Proses perancangan radio link microwave......................................................7

4. PERANCANGAN
4.1. Spesifikasi perancangan.................................................................................8
4.2. Perencanaan frekuensi....................................................................................9
4.3. Perhitungan Link Budget..............................................................................10
4.4. Peramalan fading..........................................................................................12
4.5. Perhitungan kualitas dan availabilitas..........................................................13
4.6. Perhitungan Bit Error Rate...........................................................................16
4.7. Analisa hasil perhitungan ............................................................................18

5. SIMULASI PERANCANGAN
5.1. Hasil simulasi dan pembahasan menggunakan Radio Mobile Deluxe..........22
5.2. Hasil simulasi dan pembahasan menggunakan PathLoss 5...........................28

6. KESIMPULAN...........................................................................................32

7. DAFTAR PUSTAKA..................................................................................33

3
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan zaman berbanding lurus dengan perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi. Hal ini bertujuan untuk mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari, salah satunya dalam peningkatan layanan pada bidang transportasi. Peningkatan penggunaan
alat transportasi seperti kereta api, menyebabkan jalur trafik dan keperluan komunikasi semakin
meningkat. Sistem komunikasi yang ada harus mampu menciptakan jalinan komunikasi yang baik
agar terwujud arus lalu lintas yang tertib dan teratur. Komunikasi yang baik dapat mencegah
terjadinya kecelakaan dan tabrakan antar kereta api. Untuk itu perlu diciptakan sistem komunikasi
radio link microwave terrestrial dengan fungsi mengontrol dan mengarahkan lalu lintas
pergerakan kereta api pada wilayah tertentu.
Maka dari itu diperlukan desain Microwave Link dahulu, yaitu suatu proses yang
metodik, sistematik yang meliputi perhitungan rugi/redaman, interferensi, fading dan fade
margin, perencanaan Frekuensi (Frequency Planing) serta perhitungan Quality dan Avalability.
Sistem komunikasi ini memberikan banyak keuntungan, diantaranya instalasi yang cepat,
kerusakan akibat kesalahan yang tidak disengaja cukup kecil, jangakauan yang jauh,
Dalam pemecahan masalah ini akan dirancang sebuah link komunikasi pada jalur
Peninjawan – Baturaja – Prabumulih. Desain ini dirancang dengan spesifikasi dan perangkat-
perangkat komunikasi yang telah ditentukan. Tujuan dari perancangan adalah sebagai latihan
perancangan link komunikasi radio microwave terrestrial dan memenuhi tugas akhir semester
mata kuliah Sistem Komunikasi Radio. Hasil perancangan yang didapat diharapkan sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan dan dapat direalisasikan dengan biaya yang terjangkau.

1.2. Tujuan dan Manfaat


Mahasiswa dapat memiliki ilmu dan dapat mengerti mengenai teknik perancangan sistem
radio link microwave.Dapat memahami mengenai spesifikasi radio yang dapat digunakan untuk
tiap tempat dengan tetap memperhitungkan tiap parameternya.

1.3. Luaran yang ingin dicapai


Ilmu yang didapat dapat diterapkan secara berlanjut untuk ke depannya di dunia kerja,
sehingga mahasiswa telah memiliki skill dalam perancangan sistem komunikasi radio.

4
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian teknologi sistem komunikasi microwave
Peningkatan penggunaan alat transportasi seperti kereta api, menyebabkan jalur trafik
dan keperluan komunikasi semakin meningkat. Sistem komunikasi yang ada harus mampu
menciptakan jalinan komunikasi yang baik agar terwujud arus lalu lintas yang tertib dan teratur.
Komunikasi yang baik dapat mencegah terjadinya kecelakaan dan tabrakan. Untuk itu perlu
diciptakan sistem komunikasi radio link microwave terrestrial dengan fungsi mengontrol dan
mengarahkan lalu lintas pergerakan kereta api pada wilayah tertentu.

3. METODOLOGI PERANCANGAN
3.1 Survey Lapangan

Stasiun (Site) Stasiun Tujuan


R09 Peninjawan R08 Baturaja
Longitude : 104º 24'00" SOUTH Longitude : 104º 10'1" SOUTH
Latitude : 03º 52'00" EAST Latitude : 04º 08'44" EAST
Azimuth : 320.472º Azimuth : 143.910
Elevasi : 33m ASL Elevasi : 115m ASL
Tabel 1. Tabel data geografis R09 St.Peninjawan – R08 St. Baturaja

Stasiun (Site) Stasiun Tujuan


R09 Peninjawan R05 Prabumulih
Longitude : 104º 24'00" SOUTH Longitude : 104º 13' 58" SOUTH
Latitude : 03º 52'00" EAST Latitude : 03º28’0" EAST
Azimuth : 320.472º Azimuth : 140.491 °
Elevasi : 33m ASL Elevasi : 48,3m ASL
Tabel 2. Tabel data geografis R09 St.Peninjawan – R11 St. Prabumulih

Dikarenakan ini merupakan tahap perancangan pembuatan dan tidak turun


langsung ke lapangan, maka penulis melakukan survey lapangan untuk mengetahui
keadaan kontur bumi dengan cara melihatnya pada software Google Map, MapCarta,
dan Google Earth. Pada gambar dibawah ini menunjukkan keadaan kontur bumi pada
site-site yang akan dirancang dengan menggunakan software MapCarta.

5
Gambar 1. Terrain Stasiun R09 Peninjawan

Gambar 2. Terrain Stasiun R08 Baturaja

6
Gambar 3. Terrain Stasiun R11 Prabumulih

3.2 Proses Perancangan Radio Link Microwave


Proses perancangan radio link antara R09 Peninjawan – R08 Baturaja – R11
Prabumulih dijelaskan dalam bentuk flowchart seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 4. Flowchart Proses Perancangan Radio Link Microwave

7
4. PERANCANGAN
4.1. Spesifikasi Perancangan
 Spesifikasi Umum Radio Link Microwave
Spesifikasi umum yang dalam perancangan radio link microwave ini adalah
sebagai berikut :
a. Harus memenuhi kondisi Line of Sight (LOS), free obstruction of at least 60% F1
b. Fade Margin ≥ 40 dB
c. Received Signal Level (RSL) normal yang harus diterima pada kisaran -44 dBm sd -
54 dBm, bila mana RSL < -54 dBm maka perlu tambahan Space Diversity untuk
mengatasi bila terjadi fading
d. Link Quality : Bit Error Rate (BER) < 10 -9 pada saat kondisi NORMAL
e. Link tidak mengalami outage pada saat terjadi gangguan propagasi (terjadi fading
terburuk 40 dB)
f. Availability standar ITU Rec. G821 dan G826 atau standar Bell

 Spesifikasi Antena
Antenna yang digunakan dalam perancangan radio link ini adalah antena
Andrew System yang bekerja pada frekuensi 1.7 – 2.11 GHz.
Diameter Gain (dBi)
Nama Stasiun Tipe Antenna
(m) Mid - Band
R09 Peninjawan –
Andrew FPX12-17 3,7 34,00
R08 Baturaja
R09 Peninjawan –
Andrew FPX12-17 3,7 34,00
R11 Prabumulih
Tabel 3. Spesifikasi Antenna yang Digunakan

 Spesifikasi Kabel Feeder

Tipe Kabel Andrew LDF5-50A Andrew LDF5-50A


Frequency (MHz) 1800 1800
Attenuation (dB/100 ft) 1.75 1.75
Attenuation (dB/100 m) 5.75 5.75
Average Power (kW) 1.57 1.57
Tabel 4. Spesifikasi Kabel Feeder yang Digunakan untuk Peninjawan dan
Baturaja

8
Tipe Kabel Andrew LDF5-50A Andrew LDF5-50A
Frequency (MHz) 1800 1800
Attenuation (dB/100 ft) 1.75 1.75
Attenuation (dB/100 m) 5.75 5.75
Average Power (kW) 1.57 1.57

Tabel 5. Spesifikasi Kabel Feeder yang Digunakan untuk Peninjawan –


Prabumulih

4.2. Perencanaan Frekuensi


Perencanaan frekuensi Tx-Rx untuk kedua site perlu sangat diperhatikan, karena jika
frekuensi tidak memiliki pasangan frekuensi Tx-Rx yang benar, maka radio link tidak
akan berhasil. Selain dari membuat berpasangan frekuensi Tx-Rx, perencanaan frekuensi
hoping harus tepat karena frekuensi yang terlalu berdekatan antara dua kanal yang
bersebelahan dapat sangat mempengaruhi interfrensi.
Untuk perencanaan frekuensi antara Site Peninjawan – Site Baturaja, Site
Peninjawan – Site Prabumulih ditunjukkan pada tabel dibawah ini :

Tx
Rx Tx
Facing Freq Po Long Lat
Site Name Freq Pwr Province
Name (MHz l East South
(MHz) (dBm)
)
Peninjawa 104 03 xx
Baturaja 1867.5 1748.5 +30.5 V SUMSEL
n xx 32 52
Peninjawa 104 03 xx
Prabumulih 1839.5 1720.5 +30.5 V SUMSEL
n xx 32 52

Tabel 6. Perencanaan Frekuensi untuk Site Peninjawan – Site Baturaja – Site Prabumulih

9
4.3. Perhitungan Link Budget
4.3.1. Free Space Loss (FSL)
Perhitungan mengenai redaman atmosfer atau Free Space Loss (FSL)
antara dua site yang bergantung frekuensi dan jarak yang digunakan.
FSL ( dB )=92. 4 +20 log d ( Km ) +20 log f ( GHz )
Keterangan :
FSL = Free Space Loss (dB)
d = Jarak antar antena (km)
f = Frekuensi (GHz)

a. R09 Peninjawan – R08 Baturaja


FSL (dB) = 92,45 + 20 log d (km) + 20 log f (GHz)
FSL (dB) = 92,45 + 20 log 40,26 + 20 log 1,8675
FSL (dB) = 130,16

b. R09 Peninjawan – R11 Prabumulih


FSL (dB) = 92,4 + 20 log d (km) + 20 log f (GHz)
FSL (dB) = 92,4 + 20 log 47,98 + 20 log 1,8395
FSL (dB) = 131.315

4.3.2. Received Signal Level (RSL)


RSL merupakan perhitungan level sinyal input yang diinginkan pada
penerima. Sebelumnya dilakukan perhitungan transmission line loss yaitu total
loss saluran feeder di Tx dan Rx. Panjang total saluran feeder adalah
ketinggian antenna (m) + 10.
( Tinggi Antenna +10 ) × Lx
Lf =
100 m
Keterangan :
Lf = Transmission line loss saluran feeder
Lx = Rugi – rugi saluran feeder (dB)

Maka, persamaan level sinyal yang diterima / RSL adalah sebagai berikut :
RSL (dBm) = Po – LcTX + GaTX – LcRX + GaRX – FSL
10
Keterangan :
RSL = Received Signal Level atau level daya yang diterima (dBm)
Po = Daya output transmitter (dBm)
LcTX = Rugi-rugi (loss) transmitter antara Tx atau Rx dengan antenna
GaTX = Gain antenna transmitter (dBi)
LcTX = Rugi-rugi (loss) antara Tx datau Rx dengan antenna (dB)
GaRX = Gain antenna receiver (dBi)
FSL = Free Space Loss (dB)

a. R09 Peninjawan – R08 Baturaja


 Transmission Line Loss
Loss feeder untuk R09 Peninjawan = 5.75 dB/100m dan R08 Baturaja
= 5.75dB/100m
Lf = [(T antenna + 10) x Lx] / 100m
 Lctx = [(60 + 10) x 5,75] / 100
Lctx = [402,5] / 100
Lctx = 4.025 dB
 Lcrx = [(100 + 10) x 5,75] / 100
Lcrx = [632,5] / 100
Lcrx = 6,325 dB
 RSL
RSL (dBm) = (Ptx + Gtx + Grx) – (Ltx + Lrx + Lconn + Ld/c +
Leq +FSL)
RSL (dBm) = (30,5 + 34 + 34) – (4,025 + 6,325 + 1 + 0 + 1 +
130,16)
RSL (dBm) = - 44,01

b. R09 Peninjawan – R11 Prabumulih


 Transmission Line Loss
Loss feeder untuk R09 Peninjawan = 6.11 dB/100m dan R11
Prabumulih = 5.57dB/100m
Lf = [(T antenna + 10) x Lx] / 100m

11
 Lctx = [(60 + 10) x 5,75] / 100
Lctx = [402,5] / 100
Lctx = 4.025 dB
 Lcrx = [(100 + 10) x 5,57] / 100
Lcrx = [612,7] / 100
Lcrx = 6,127 dB
 RSL
RSL (dBm) = (Ptx + Gtx + Grx) – (Ltx + Lrx + Lconn + Ld/c +
Leq +FSL)
RSL (dBm) = (30,5 + 34 + 34) – (4,025 + 6,127 + 1 + 0 + 1 +
131,315)
RSL (dBm) = - 45.065

4.4. Peramalan Fading


Peramalan fading perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadi keadaan
terburuk agar radio memiliki kemampuan untuk tidak mengalami outage. Peramalan
fading disebut dengan Fade Margin, yaiut perhitungan ratioantara Receiver Level
Threshold dan RSL (Received Signal Level).

FM (dB) = RSL (dBm) – Cmin (dBm)


Keterangan :
FM = Fade Margin (dB)
RSL = Received Signal Level (dBm)
Cmin = Receiver Sensitivity Treshold Level (dBm)

a. R08 Peninjawan – R09 Baturaja


FM (dB) = RSL – Cmin
FM (dB) = -44,01 – (-89)
FM (dB) = 44,94

b. R08 Peninjawan – R11 Prabumulih


FM (dB) = RSL – Cmin
FM (dB) = -45,065 – (-89)

12
FM (dB) = 43,935

4.5. Perhitungan Kualitas dan Availabilitas


a. Quality
Quality atau kualitas adalah parameter yang memperlihatkan kualitas dari
komunikasi yang dapat ditinjau dari besarnya availability dan system outage time dari
link itu sendiri.

b. Availability
Availability adalah waktu dimana link dinyatakan beroperasi tanpa suatu
outage atau gangguan yang disebabkan oleh kondisi propagasi. Standar Bell untuk
kehandalan propagasi jarak pendek (short haul propagation) adalah 99,995 %.
Sementara persyaratan untuk high – capacity, long haul bisa sebesar 99,9999 %.
Rumus untuk mengitung availability dari suatu sistem adalah sebagai berikut :

Df (dB) = 30 log d + 10 log (6 A B f(GHz)) – 10 log (1-p) – 70

Keterangan :
d = panjang lintasan (path length) (km)
f = frekuensi (GHz)
p = system availability dan 1 – p system outage
A = faktor kekasaran (roughness factor)
Dimana 4, untuk permukaan yang sangat halus, termasuk air
Dimana 1, untuk permukaan bumi yang agak kasar
Dimana 1/4 , untuk permukaan bumi yang sangat kasar
B = faktor yang mengkonversi worst-month probability ke annual probability
Dimana ½ untuk danau besar, atau daerah panas dan lembab
Dimana ¼ untuk daerah dataran
Dimana 1/8 untuk daerah pegunungan atau daerah sangat kering

Namun, rumus diatas tadi dapat juga digunakan untuk basis bulan terburuk
(worst-month basis) dengan membuat B = 1. (dengan catatan bahwa jika tidak
disebutkan bahwa availability objectives p adalah untuk tahunan maka kita boleh

13
menganggap bahwa p tersebut untuk basis bulan terburuk dan B = 1 ). Dalam hal ini
avalability objective per hop untuk bulan terburuk.

1) Quality dan Availability R09 Peninjawan – R08 Baturaja


Worst Month Availability
Df = 30 log d + 10 log (6 A B f) – 10 log (1 – p) – 70
44,94 = 30 log 40,26 + 10 log (6 x 1 x 0,25 x 1,8675) – 10 log (1 – p) – 70
44,94 = 48,1462 + 4,4932 – 10 log (1 – p) – 70
44,94 = -17,3606 – 10 log (1 – p)
10 log (1 - p) = -62,3006
1- p = 5,8876 x 10-7
p = 0,999999411
p = 99,9999411 %

Annual Availability
Df = 30 log d + 10 log (6 A B f) – 10 log (1 – p) – 70
40 = 30 log 40,26 + 10 log (6 x 1 x 0,25 x 1,8675) – 10 log (1 – p) – 70
40 = 48,1462 + 4,4932 – 10 log (1 – p) – 70
40 = -17,3606 – 10 log (1 – p)
10 log (1 - p) = -57,3606
1- p = 1,8363 x 10-6
p = 0,999998163
p = 99,9998163 %

Worst Month Outage Time


Hari Jam Menit Detik
Outage time = (30 ) x (24 ) x (60 ) x (60 ) x ((1 – p)/100)
Bulan Hari Jam Menit
Outage time = 0,01526066 detik/bulan

Annual Outage Time


Hari Jam Menit Detik
Outage time = (365 ) x (24 ) x (60 ) x (60 ) x ((1 –
Tahun Hari Jam Menit
p)/100)
Outage time = 0,57909557 detik/tahun
14
2) Quality dan Availability R09 Peninjawan – R11 Prabumulih
Worst Month Availability
Df = 30 log d + 10 log (6 A B f) – 10 log (1 – p) – 70
43,935 = 30 log 47,98 + 10 log (6 x 1 x 0,25 x 1,8395) – 10 log (1 – p) – 70
43,935 = 50,43 + 4,408 – 10 log (1 – p) – 70
43,935 = -15,162 – 10 log (1 – p)
10 log (1 - p) = -59,097
1- p = 1,231 x 10-6
p = 0,999998768
p = 99,9998768 %

Annual Availability
Df = 30 log d + 10 log (6 A B f) – 10 log (1 – p) – 70
40 = 30 log 47,98 + 10 log (6 x 1 x 0,25 x 1,8395) – 10 log (1 – p) – 70
40 = 50,43 + 4,408 – 10 log (1 – p) – 70
40 = -15,162 – 10 log (1 – p)
10 log (1 - p) = -55,162
1- p = 3,0465 x 10-6
p = 0,999996953
p = 99,9996953 %

Worst Month Outage Time


Hari Jam Menit Detik
Outage time = (30 ) x (24 ) x (60 ) x (60 ) x ((1 – p)/100)
Bulan Hari Jam Menit
Outage time = 0,03190752 detik/bulan

Annual Outage Time


Hari Jam Menit Detik
Outage time = (365 ) x (24 ) x (60 ) x (60 ) x ((1 –
Tahun Hari Jam Menit
p)/100)
Outage time = 0,96074424 detik/tahun

15
4.6. Bit Error Rate (BER)
BER pada saat kondisi normal (BER > 10-3) untuk sistem 4 PSK, error rate nya
adalah sebagai berikut :

BER =
1
2
erfc
√ C
No x D

Keterangan :
C = Sinyal yang diterima
D = Data rate
No = Kerapatan daya noise (spectral noise density)

BER pada saat kondisi tidak normal (fading 40 dB) untuk sistem 4 PSK, error
rate probability (error rate) dinyatakan sebagai berikut :

BER = (C – (No + D)) – 40 dB

a. BER R09 Peninjawan – R08 Baturaja


BER pada kondisi normal
C = RSL = -44,01dBm
10 log No = -174 dBm + 7 dB
10 log No = -167 dB
D = 16 Mbps = 72 dB
C
10 log =¿¿ CdB – (No + D)dB
No x D
C
10 log =¿¿ - 44,01 – (-167 + 72) = 50,99 dB
No x D

50,99 dB > 15 dB, maka τ = 0

BER pada kondisi tidak normal (fading 40 dB)


C = RSL – 40 = -44,01 – 40 = -84,01 dBm

16
10 log No = -174 + 7 = -164 dBm
D = 16 Mbps = 72 dB
C
10 log =¿¿ CdB – (No + D)dB
No x D
C
10 log =¿¿ -84,01 – (-167 + 72) = 10,99 dB
No x D

C
= 12,56
No x D

Maka, τ = ½ erfc √ 12 ,56


τ = ½ erfc 3,45
τ = 0,00000107
τ = 10-5

b. BER R09 Peninjawan – R11 Prabumulih


BER pada kondisi normal
C = RSL = -45,065 dBm
10 log No = -174 dBm + 7 dB
10 log No = -167 dB
D = 16 Mbps = 72 dB
C
10 log =¿¿ CdB – (No + D)dB
No x D
C
10 log =¿¿ - 45,065 – (-167 + 72) = 49,935 dB
No x D

49,935 dB > 15 dB, maka τ = 0

BER pada kondisi tidak normal (fading 40 dB)


C = RSL – 40 = -45,065 – 40 = -85,065 dBm
10 log No = -174 + 7 = -164 dBm
D = 16 Mbps = 72 dB
C
10 log =¿¿ CdB – (No + D)dB
No x D

17
C
10 log =¿¿ -85,065 – (-167 + 72) = 9,935 dB
No x D

C
= 9,85
No x D

Maka, τ = ½ erfc √ 9 , 85
τ = ½ erfc 3,13
τ = 0,00000958
τ = 10-5

4.7. Analisa Hasil Perhitungan


Hasil Perhitungan Site R09 Peninjawan – R08 Baturaja
Ref
DESCRIPTION UNIT REMARK
No
Site Name : R09 Peninjawan
1 Longitude : 104° 24’ 00” East
Latitude : 03° 52’ 00” South
Facing Name : R08 Baturaja
2 Longitude : 104° 10’ 1” East
Latitude : 04° 08’ 44” South
Site Peninjawan Antenna
3 60 m
Height (AGL)
Site Baturaja Antenna Height
4 100 m
(AGL)
5 Antenna Type FPX12-17
6 Antenna Gain 34 dBi
Andrew LDF5-50A
7 Transmission Line Type
Heliax Coaxial Cable
Tx = 5,75
8 Transmission Line Loss dB/100m
Rx = 5,75
Tx = 100
9 Transmission Line Length m
Rx = 110

18
Tx = 4,025
10 Transmission Line Loss dB/1m
Rx = 6,325
11 Connector Loss 1 dB
12 Divider / Combiner - dB
13 Equipment Tolerance 1 dB
14 Path Length 40,26 km
15 Frequency 1,8675 Ghz
16 Difraction Loss - dB
Digital Microwave
17 Radio Type
Radio NOKIA DR240
18 Transmitter Power 30,5 dBm
19 Received Signal Level -44,01 dBm
Receiver Treshold Level
20 10-3 BER
Criteria
21 Receiver Treshold Level -89 dBm
22 Fade Margin 44,94 dB
Annual Availability (ITU-
23 99,999813 %
RP.530)
Annual Outage Time (ITU-
24 0,57909 sec/year
RP.530)
Worst Month Availability (ITU-
25 99,9999411 %
RP.530)
Worst Month Outage Time
26 0,015226 sec/year
(ITU-RP.530)
Bit Error Rate (BER) pada
27 0 dB
kondisi normal
Bit Error Rate (BER) pada
28 10-5 dB
kondisi terjadi fading

19
Hasil Perhitungan Site R09 Peninjawan – R11 Prabumulih
Ref
DESCRIPTION UNIT REMARK
No
Site Name : R09 Peninjawan
1 Longitude : 104° 24’ 00” East
Latitude : 03° 52’ 00” South
Facing Name : R08 Baturaja
2 Longitude : 104° 13’ 58” East
Latitude : 03° 28’ 00” South
Site Peninjawan Antenna
3 60 m
Height (AGL)
Site Baturaja Antenna Height
4 100 m
(AGL)
5 Antenna Type FPX12-17
6 Antenna Gain 34 dBi
Andrew LDF5-50A
7 Transmission Line Type
Heliax Coaxial Cable
Tx = 5,75
8 Transmission Line Loss dB/100m
Rx = 5,57
Tx = 110
9 Transmission Line Length m
Rx = 110
Tx = 4,025
10 Transmission Line Loss dB/1m
Rx = 6,127
11 Connector Loss 1 dB
12 Divider / Combiner - dB
13 Equipment Tolerance 1 dB
14 Path Length 47,98 km

20
15 Frequency 1,8395 Ghz
16 Difraction Loss - dB
Digital Microwave
17 Radio Type
Radio NOKIA DR240
18 Transmitter Power 30,5 dBm
19 Received Signal Level -45,065 dBm
Receiver Treshold Level
20 10-3 BER
Criteria
21 Receiver Treshold Level -89 dBm
22 Fade Margin 43,935 dB
Annual Availability (ITU-
23 99,9996953 %
RP.530)
Annual Outage Time (ITU-
24 0,96074424 sec/year
RP.530)
Worst Month Availability (ITU-
25 99,9998768 %
RP.530)
Worst Month Outage Time
26 0,03190752 sec/year
(ITU-RP.530)
Bit Error Rate (BER) pada
27 0 dB
kondisi normal
Bit Error Rate (BER) pada
28 10-5 dB
kondisi terjadi fading

21
5. SIMULASI PERANCANGAN
5.1. Hasil Simulasi dengan Radio Mobile
a. R09 Peninjawan – R08 Baturaja
 Parameter dan Sistem Site R09 Peninjawan

Gambar 5. Parameter Site R09 Peninjawan

22
Gambar 6. System Site R09 Peninjawan

 Parameter dan Sistem Site R08 Baturaja

Gambar 7. Parameter Site R08 Baturaja

23
Gambar 8. System Site R08 Baturaja

 Antenna Direction R09 Peninjawan – R08 Baturaja

Peninjawan

Baturaja

Gambar 9. Antenna Direction Site R09 Peninjawan – R08 Baturaja

 Hasil Test Radio Link R09 Peninjawan – R08 Baturaja

24
Gambar 10. Radio Link R09 Peninjawan – R08 Baturaja

Gambar 11. Receiver Treshold R09 Peninjawan – R08 Baturaja

Gambar 12. Fade Margin R09 Peninjawan – R08 Baturaja

25
b. R09 Peninjawan – R11 Prabumulih
 Parameter dan System Site R09 Peninjawan – R11 Prabumulih

Gambar 13. Parameter Site R09 Peninjawan dan R11 Prabumulih

Gambar 14. System Site R09 Peninjawan

26
Gambar 15. System Site R11 Prabumulih

 Antenna Direction R09 Peninjawan – R11 Prabumulih

Gambar 16. Antenna Direction R09 Peninjawan – R11 Prabumulih

 Hasil Radio Link R09 Peninjawan – R11 Prabumulih

27
Gambar 17. Hasil Radio Link Site R09 Peninjawann – R11 Prabumulih

Gambar 18. Receiver Treshold R09 Peninjawan – R11 Prabumulih

Gambar 19. Fade Margin R09 Peninjawan – R11 Prabumulih

5.2. Hasil Simulasi dengan Pathloss 5

28
 Path Profile dan Report Detail R09 Peninjawan – R08 Baturaja

Gambar 20. Hasil Path Profile R09 Peninjawan – R11 Baturaja

Baturaja Peninjauan
Latitude 04 08 44.00 S 03 52 00.00 S
Longitude 104 10 01.00 E 104 24 00.00 E
True azimuth (°) 40.01 220.00
Vertical angle (°) -0.23 -0.04
Elevation (m) 57.11 31.00
Tower height (m) 100.00 60.00
Antenna model Andrew (TR) Andrew (TR)
Antenna file name FPX12-17 FPX12-17
Antenna gain (dBi) 34.00 34.00
Antenna height (m) 100.00 60.00
TX line model LDF5-50A LDF5-50A
TX line unit loss (dB/100 m) 5.75 5.75
TX line length (m) 110.00 110.00
TX line loss (dB) 6.33 6.33
Connector loss (dB) 1.00 1.00
Frequency (MHz) 1867.50
Polarization Vertical
Path length (km) 40.26
Free space loss (dB) 129.99
Atmospheric absorption loss (dB) 0.24
Net path loss (dB) 76.88 76.88
Radio model DR-240 DR-240
Radio file name Nokia Nokia
TX power29(dBm) 30.50 30.50
EIRP (dBm) 57.17 57.17
RX threshold level (dBm) -89.00 -89.00
Receive signal (dBm) -46.38 -46.38
Thermal fade margin (dB) 42.62 42.62
 Path Profile dan Report Detail R09 Peninjawan – R11 Peninjawan

30
Gambar 21. Path Profile Site R09 Peninjawan – R 11 Prabumulih

Peninjauan Prabumulih
Latitude 03 52 00.00 S 03 28 00.00 S
Longitude 104 24 00.00 E 104 13 58.00 E
True azimuth (°) 337.21 157.22
Vertical angle (°) -0.09 -0.23
Elevation (m) 31.00 47.67
Tower height
31 (m) 60.00 100.00
Antenna model ANDREW (TR) ANDREW (TR)
Antenna file name FPX 12-17 FPX 12-17
Antenna gain (dBi) 34.00 34.00
6. ANALISA DAN KESIMPULAN

32
Pada perancangan jaringan komunikasi microwave terrestial untuk site R09
Peninjawan – R08 Baturaja – R11 Prabumulih ini dengan menggunakan hasil simulasi
dan link budget dengan menggunakan rumus yang telah ada dapat disimpulkan bahwa
ada banyak hal yang dapat mempengaruhi kerja dari link radio yang telah dirancang dan
dibangun. Perancangan awal adalah ketinggian antenna yang harus diatur agar sama
dengan site ‘tetangga’ dan juga agar memenuhi syarat agar Line of Sight (LOS) namun
first Fresnel Zone sedikit terkena halangan (obstacle). Hal ini menyebabkan ada sedikit
kemungkinan outage dan availabilitas sedikit lebih kecil dibandingkan dengan
availabilitas dari hasil perhitungan.
Dengan menggunakan bantuan software simulasi dan perancangan radio Pathloss 5,
Radio Mobile dan juga dengan bantuan perhitungan link budget secara manual, radio link
yang dibangun dan direncanakan memiliki performa yang baik dan sinyal yang diterima
masih berada dalam batas ideal (-44 ≥ x ≥-54)

7. DAFTAR PUSTAKA

33
[1] Andrew 1_7-2_11 GHz ~ Antenna Systems & Solutions, Inc.htm
[2] Andrew_LDF5-50A
[3] Sutrisno, Perencanaan Jaringan Radio Microwave.Politeknik Negeri Bandung :
Bandung

34

Anda mungkin juga menyukai