Anda di halaman 1dari 15

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

PKN IIN GUSMANA, S.Pd., M.Pd.

IDENTITAS NASIONAL DAN NASIONALISME

Disusun Oleh :
Fitroh Nurlaili (220101024)
Putra Jaya (220101048)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU


MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT SAINS AL-QUR’AN SYEKH
IBRAHIM PASIR PENGARAIAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu terucap kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat berupa
kesehatan. Sehingga kita bisa melakukan aktivitas pada setiap harinya.

Berterima kasih juga kepada seluruh pihak yang sudah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini. Baik dari berbagai sumber artikel dan juranl serta orang disekitar kami yang ikut
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Dalam makalah ini akan membahas tentang “Identitas Nasional dan Nasionalisme”.
Adapun jika terdapat kesalahan dalam penulisan maupun pembahasan, kami serahkan kepada
dosen yang memeriksa makalah ini. Terimakasih.

Pasir Pengaraian 11 November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3


A. Identtas Nasional ...................................................................................................... 3
B. Karakteristik Identitas Nasional ................................................................................ 4
C. Unsur-unsur Identitas Nasional ................................................................................. 4
D. Faktor Pendukung Pelahiran Identitas Nasional ....................................................... 7
E. Konsep Nasionalisme dan Nasionalisme di Indonesia .............................................. 8
F. Sejarah Nasionalisme di Indonesia............................................................................ 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 11


A. Kesimpulan .............................................................................................................. 11
B. Saran ......................................................................................................................... 11
C. Daftar Pustaka ........................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama kurang lebih 353,3 tahun, Indonesia dijajah oleh bangsa asing. 350 tahun oleh
Belanda dan 3,5 tahun oleh Jepang. Perjuangan bangsa Indonesia untuk mengusir para penjajah
dari muka bumi Indonesia tercinta ini pun tidaklah singkat. Banyak darah dan tenaga yang
dikerahkan untuk mengusir para penjajah. Banyak pahlawan yang telah tumbang demi negeri
tercinta. Perjuangan mereka tentu wajib kita kenang. Namun, perjuangan fisik bukanlah hal satu-
satunya yang diperlukan dalam mengusir para penjajah. Salah satu alasan mengapa Indonesia
sangat lama dijajah adalah karena perjuangan-perjuangan yang telah banyak dilakukan ini
dilakukan tanpa adanya persatuan dan masih berdasar pada sifat kedaerahan. Hingga kemudian,
rakyat Indonesia sadar bahwa diperlukan sebuah persatuan. Persatuan ini tentunya didasari pada
satu perasaan bersama, yaitu perasaan cinta tanah air atau bisa dikatakan Nasionalisme.

Tidak hanya sampai kemerdekaan perjuangan yang harus ditempuh oleh rakyat Indonesia.
Rakyat Indonesia harus tetap berjuang pasca proklamasi kemerdekaan. Mereka harus berusaha
dengan keras untuk memulihkan keadaan setelah beratus tahun dijajah. Banyak ancaman dan
tantangan dari dalam negeri hingga luar negeri yang telah kita hadapi sehingga kita sampai pada
suatu titik dimana kita harus berkompetisi dengan negara lain dalam berbagai bidang pada masa
modern ini. Kita harus tetap bisa bersaing dan mengejar ketertinggalan kita dengan negara lain
baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, pembangunan, serta berbagai bidang lainnya. Dalam
persaingan ini, diperlukan suatu ciri khas atau keunikan bangsa sebagai pembeda dari negara-
negara lain. Ciri khas inilah yang kita sebut dengan Identitas Nasional. Selain itu, Identitas
Nasional ini diperlukan agar kita tidak terombang-ambing dalam dunia modern ini dan tetap
memiliki arah dan tujuan.

Nasionalisme dan Identitas Negara ini harus tetap kita jaga sampai sekarang karena Indonesia
sangatlah luas dengan keberagaman ras, suku, agama, budaya, serta bahasa. Keberagaman ini
bisa menjadi pedang bermata dua. Keberagaman Indonesia dapat menjadi ciri khas dan Identitas
Negara ataupun menjadi sumber perpecahan atau disintegrasi bangsa. Kita sebagai rakyat
Indonesia berkewajiban untuk menjaga keutuhan dan kesatuan Indonesia. Jangan sampai negara
kita ini terpecah belah karena keberagaman kita sendiri. Maka dari itu, Nasionalisme harus tetap
senantiasa kita jaga agar keberagaman Indonesia dapat tetap menjadi bagian dari Identitas
Nasional dan bukan menjadi sumber dari perpecahan atau disintegrasi bangsa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Identitas Nasional?
2. Apa saja Karakteristik Identitas Nasional?

1
3. Apa saja Unsur-unsur Identitas Nasional?
4. Apa faktor pendukung Kelahiran Identitas Nasinal?
5. Bagaimana Konsep Nasionalisme dan apa saja Nasionalisme di Indonesia?
6. Bagaiman Sejarah Nasinalisme di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Identitas Nasional
2. Untuk mengetahui Karateristik Identitas Nasional
3. Untuk mengetahui Unsur-unsur Idebtitas Nasional
4. Untuk mengetahui Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
5. Untuk mengetahui konsep Nasionalisme dan Nasionalisme di Indonesia
6. Untuk mengetahui Sejarah Nasionalisme di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Identitas Nasional

Istilah identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas dan nasional. Identitas
(identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jatidiri yang melekat pada seseorang
atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.1 Sedangkan kata nasional (national)
merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh
kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, bahasa maupun non fisik seperti
keinginan, cita-cita dan tujuan. Istilah identitas nasional atau identitas bangsa melahirkan
tindakan kelompok (collective action yang diberi atribut nasional) yang diwujudkan dalam
bentuk-bentuk organisasi atau pergerakan- pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional.2

Menurut Kaelan, identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi nilai-nilai budaya
yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas,
dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam
kehidupannya.3 Nilai- nilai budaya yang berada dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu
negara dan tercermin di dalam identitas nasional, bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam
kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus menerus
berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya.
Implikasinya adalah bahwa identitas asis eksistensi nation-state Indonesia, yaitu nasionalisme.
Identitas nasional sebagai suatu kesatuan ini biasanya dikaitkan dengan nilai keterikatan dengan
tanah air (ibu pertiwi), yang terwujud identitas atau jati dirimu bangsa dan biasanya
menampilkan karakteristik tertentu yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain, yang pada
umumnya dikenal dengan istilah kebangsaan atau nasionalisme.

Rakyat dalam konteks kebangsaan tidak mengacu sekadar kepada mereka yang berada pada
status sosial yang rendah akan tetapi mencakup seluruh struktur sosial yang ada. Semua terikat
untuk berpikir dan merasa bahwa mereka adalah satu. Bahkan ketika berbicara tentang bangsa,
wawasan kita tidak terbatas pada realitas yang dihadapi pada suatu kondisi tentang suatu
komunitas yang hidup saat ini, melainkan juga mencakup mereka yang telah meninggal dan yang
belum lahir. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional kita sebagai
bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang
aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya
dalam Pembukaan beserta UUD 1945, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik,
moral, tradisi serta mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam
pergaulan baik dalam tataran nasional maupun internasional dan lain sebagainya. Identitas
1
Tim ICCE UIN. 2005, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, Jakarta: Kerjasama ICCE UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Prenada Media, 23.
2
Ibid, 25.
3
Kaelan, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan, Yogyakarta: Paradigma.

3
nasional (national identity) adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu
bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lain.4 Ada beberapa faktor yang
menjadikan setiap bangsa memiliki identitas yang berbeda-beda. Faktor-faktor tersebut adalah:
keadaan geografi, ekologi, demografi, sejarah, kebudayaan, dan watak masyarakat. Watak
masyarakat di negara yang secara geografis mempunyai wilayah daratan akan berbeda dengan
negara kepulauan.Keadaan alam sangat mempengaruhi watak masyarakatnya. Bangsa Indonesia
memiliki karakter khas dibanding bangsa lain yaitu keramahan dan sopan santun. Keramahan
tersebut tercermin dalam sikap mudah menerima kehadiran orang lain. Orang yang datang
dianggap sebagai tamu yang harus dihormati. Sehingga banyak kalangan bangsa lain yang
datang ke Indonesia merasakan kenyamanan dan kehangatan tinggal diIndonesia.

B. Karakteristik Identitas Nasional

Identitas nasional yang ada di Indonesia juga memiliki beberapa Karakteristik identitas
nasional sebagai berikut.

1. Memiliki Keinginan Untuk Merdeka

Semua masyarakat Indonesia pastinya mengetahui bahwa bangsa dan negara Indonesia
pernah dijajah oleh bangsa asing. Bahkan, penjajahan tersebut terjadi dalam kurun waktu yang
cukup lama, hingga menimbulkan beberapa perbudakan dan kerja paksa di banyak tempat.

Dengan alasan untuk merdeka, maka semua bangsa Indonesia berusaha untuk melawan
semua penjajahan yang dilakukan oleh bangsa lain. Selain itu, dengan bangsa Indonesia juga
ingin bersama-sama lepas dari belenggu para penjajah. Karena alasan itulah, maka muncullah
karakteristik identitas nasional.

2. Persatuan dan Kesatuan Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan, pulau yang ada Indonesia sangatlah banyak mulai dari
Sabang hingga Merauke. Setiap pulau pasti memiliki adat, kebudayaan, bahasa, dan tradisinya
masing-masing, sehingga setiap masyarakat Indonesia harus saling menghargai setiap perbedaan
tersebut. Oleh sebab itu, karakteristik identitas nasional yang kedua adalah persatuan dan
kesatuan Indonesia.

C. Unsur-unsur Identitas Nasional

Para pendiri negara Indonesia sudah menyepakati unsur-unsur identitas nasional. Identitas
nasional negara Indonesia dituliskan secara resmi dalam UUD 1945 Pasal 35 sampai 36. Berikut
adalah unsur-unsur identitas nasional:

4
Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan: Paradigma Terbaru untuk
Mahasiswa, Alfabeta, Bandung. 66.

4
1. Bendera Indonesia

Pasal 35 UUD 1945 berbunyi „Bendera Negara Indonesia ialah Sang merah Putih‟.
Merah memiliki arti berani dan putih memiliki arti suci. Lambang merah putih ini sudah tidak
asing lagi sejak masa kerajaan. Tidak hanya dipakai oleh kerajaan Majapahit saja, kerajaan kediri
juga memakai panji merah putih sebagai lambang kebesarannya. Bendera merah putih ini
pertama kali digunakan di Jawa pada Oktober 1928, tepatnya hari sumpah pemuda. Namun
ketika pemerintahan kolonialisme, bendera merah putih dilarang untuk dikibarkan. Akhirnya,
bendera merah putih menjadi bendera resmi pada tanggal 17 Agustus 1945. Bendera merah putih
bukan sembarang bendera, karena memiliki ukuran khusus, Ukuran bendera merah putih diatur
dalam undang-undang nomor 24 tahun 2009 pasal 4 ayat 1 dan 3.

2. Bahasa Indonesia

Pasal 36 UUD 1945 berbunyi „Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia‟. Bahasa Indonesia
menjadi bahasa nasional atau bahasa persatuan. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu
Riau. Seiring waktu bahasa ini selalu berkembang dan mengalami perubahan. Bahasa Indonesia
diawali sejak Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Indonesia merupakan
usulan dari Muhammad Yamin. Pada saat itu ia mengatakan bahwa hanya ada dua bahasa yang
bisa menjadi bahasa persatuan, antara bahasa Jawa dan bahasa Melayu, namun dalam
kedepannya, bahasa Melayu lah yang akan menjadi bahasa persatuan. Bahasa Indonesia
merupakan bahasa persatuan, karena bangsa Indonesia memiliki berbagai jenis bahasa.

3. Lambang Negara Indonesia

Pasal 36A UUD 1945 berbunyi “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan
semboyan Bhineka Tunggal Ika”. Garuda pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika dipilih
menjadi lambang negara dan semboyan negara. Burung Garuda yang dikenal dari mitologi kuno
merupakan kendaraan Wishnu. Burung Garuda ini menggambarkan bahwa Indonesia merupakan
bangsa yang besar dan kuat. Burung Garuda sebagai simbol ikatan persatuan dan menyatunya
rakyat Indonesia yang heterogen. Lambang Garuda Pancasila dirancang oleh panitia Lencana
Negara yang diketuai Sultan Hamid II. Lambang ini akhirnya disempurnakan oleh Soekarno dan
diresmikan pertama kali pada tanggal 11 Februari 1950. Di dalam burung Garuda Pancasila
terdapat simbol-simbol untuk setiap sila. Sila pertama bergambar bintang emas, sila kedua
dilambangkan dengan tali rantai berwarna emas, sila ketiga dilambangkan dengan pohon
beringin, sila keempat dilambangkan dengan kepala banteng, dan untuk sila kelima
dilambangkan dengan padi dan kapas.

Melalui banyak hal mengenai lahirnya Pancasila seperti ditandai oleh pidato yang
dilakukan oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai
(Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan). Pidatonya pertama kali mengemukakan
konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia pada 1 Juni 1945 sehingga di
tetapkan Hari lahir Pancasila jatuh pada tanggal 1 Juni

5
4. Semboyan Bangsa Indonesia

Sedangkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti „berbeda-beda tapi tetap satu
jua‟. Semboyan negara ini merupakan kutipan dari Kitab Sutasoma dari Mpu Tantular.
Semboyan ini dipilih untuk menggambarkan persatuan negara Indonesia yang memiliki
keberagaman suku, ras, agama, budaya, dan bahasa.

5. Lagu Kebangsaan Indonesia

Pasal 36B UUD 1945 berbunyi „Lagu kebangsaan ialah Indonesia Raya‟. Lagu Indonesia
Raya dipilih menjadi lagu kebangsaan Indonesia. Lagu ini diciptakan oleh Wage Rudolf
Soepratman, dan diperkenalkan pertama kali pada sumpah pemuda, 28 Oktober 1928 di Batavia.
Lirik lagu Indonesia Raya pertama kali dipublikasi di surat kabar Sin Po. Lagu kebangsaan
Indonesia pertama kali dikumandangkan di depan Kongres Pemuda Kedua, namun setelah itu
pemerintah kolonial melarang penyebutan lagu Indonesia Raya. Meski begitu, pemuda Indonesia
tidak gentar dan mereka tetap menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pasal 36C UUD 1945
merupakan pasal ketentuan lebih lanjut tentang unsur-unsur identitas nasional. Pasal 36C
berbunyi: “Ketentuan lebih lanjut mengenai bendera, bahasa dan lambang negara serta lagu
kebangsaan diatur dengan undang-undang.”

6. Dasar Falsafah Negara

Pancasila menjadi dasar falsafah negara. Terdiri dari lima dasar yang menjadi ideologi
negara bangsa Indonesia. Pancasila adalah identitas nasional Indonesia yang memiliki
kedudukan sebagai ideologi dan dasar negara.

7. Konstisusi Negara Indonesia

UUD 1945 menjadi konstitusi atau hukum dasar negara. UUD 1945 merupakan hukum
yang tertulis dan memiliki kedudukan tertinggi dalam peraturan perundangan. UUD 1945
dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan dan bernegara. UUD 1945 sudah digunakan sejak
Indonesia merdeka. Sehari setelah proklamasi , atau pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengesahkan naskah yang kini menjadi Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Pada buku Undang Undang Dasar Negara Ri Tahun
1945 Dengan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 berisi secara lengkap UUD 1945, Amandemen
I-IV serta Penjelasannya (Lengkap dengan Diamandemen), Proses dan Perubahan Amandemen,
Susunan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024, Profil Kementerian Kabinet Indonesia Maju,
Lembaga Setingkat Menteri, dan Profil lengkap Presiden dan Wakil Presiden dari masa ke masa.

8. Bentuk Negara Indonesia

Bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berkedaulatan rakyat. Negara
indonesia berbentuk kesatuan dan memiliki bentuk pemerintahan republik.

6
9. Sistem Indonesia

Sistem pemerintahan yang digunakan di Indonesia adalah sistem demokrasi, dengan


sistem yang menjunjung kedaulatan rakyat. Sampai saat ini sudah disepakati bahwa Indonesia
tidak akan melakukan perubahan identitas sebagai negara kesatuan. Makna atau arti Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah kristalisasi pengalaman-pengalaman hidup
dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang telah membentuk sikap, watak, perilaku, tata
nilai, pandangan filsafat, moral, etika yang telah melahirkannya. Dengan Pancasila sebagai dasar
Negara itu pula para pendiri Negara dengan genius menyiapkan sistem ketatanegaraan NKRI
sebagai “sistem sendiri”.

D. Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa identitas nasional bersifat buatan. Ada banyak faktor-
faktor yang membentuk identitas nasional suatu bangsa. Faktor-faktor tersebut meliputi:

1. Faktor Objektif

Faktor objektif ini meliputi faktor geografis dan demografis. Kondisi geografi yang
membentuk Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki iklim tropis. Indonesia juga
terletak di wilayah Asia Tenggara, hal ini mempengaruhi adanya perkembangan kehidupan
ekonomi, sosial, dan budaya bangsa Indonesia.

2. Faktor Subjektif

Faktor subjektif ini meliputi faktor sosial, politik, kebudayaan dan juga sejarah yang
dimiliki bangsa Indonesia. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi proses terbentuknya
masyarakat Indonesia dan juga identitas bangsa Indonesia.

3. Faktor Primer

Faktor primer ini meliputi etnis, teritorial, bahasa, dan juga agama. Indonesia sendiri
merupakan bangsa yang memiliki berbagai macam budaya, bahasa dan agama. Meskipun unsur-
unsur tersebut berbeda-beda dan memiliki ciri khas masing-masing, namun hal tersebut bisa
menyatukan masyarakat menjadi bangsa Indonesia. Persatuan yang terjadi itu tidak serta merta
menghilangkan keanekaragaman yang memang sudah ada di dalam masyarakat Indonesia, maka
dari itu lahirlah istilah Bhinneka Tunggal Ika, yang memiliki arti berbeda-beda tapi tetap satu
jua.

4. Faktor Pendorong

Faktor ini meliputi komunikasi dan teknologi, seperti lahirnya angkatan bersenjata dalam
kehidupan negara. Dalam hubungan ini, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam suatu bangsa

7
merupakan identitas nasional yang dinamis. Maka dari itu, pembentukan identitas nasional yang
dinamis ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan prestasi masyarakat Indonesia. Semuanya
tergantung apakah bangsa Indonesia mau dan mampu membangun bangsa untuk memajukan
bangsa dan negara Indonesia.

5. Faktor Penarik

Faktor penarik ini meliputi bahasa, birokrasi yang tumbuh dan sistem pendidikan. Bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang sudah ditetapkan menjadi bahasa nasional dan kesatuan
nasional. Masing-masing suku yang ada di Indonesia masih tetap menggunakan bahasa dari
daerahnya masing-masing.

6. Faktor Reaktif

Faktor reaktif ini meliputi dominasi, pencarian identitas dan juga penindasan. Seperti
yang sudah diketahui bahwa bangsa Indonesia pernah dijajah beratus-ratus tahun oleh bangsa
asing. Hal ini mewujudkan memori bagi rakyat Indonesia. Memori akan perjuangan, penderitaan
dan semangat yang hadir dalam masyarakat untuk memperjuangkan kemerdekaan. Faktor-faktor
di atas pada dasarnya merupakan proses dalam sebuah pembentukan identitas nasional. Hal ini
tentunya terus berkembang, mulai dari era sebelum kemerdekaan, sampai saat ini. Bangsa
Indonesia dibangun dari masyarakat lama sehingga membentuk kesatuan dengan prinsip
nasionalis modern. Maka dari itu, dalam pembentukan identitas nasionalnya, sangat erat dengan
unsur-unsur sosial, ekonomi, budaya, geografis, dan juga agama.

E. Konsep asionalisme dan Nasionalisme diIndonesia

1. Konsep Nasionalisme

Konsep Nasionalisme adalah semangat kebangsaan yang menganggap bahwa kesetiaan


tertinggi setiap individu harus diberikan kepada negara kebangsaannya. Semangat ini juga
dikenal sebagai semangat kebangsaan. Terdapat dua jenis nasionalisme, yaitu nasionalisme
dalam arti sempit dan nasionalisme dalam arti luas. Nasionalisme dalam arti sempit, atau yang
disebut juga chauvinisme, adalah semangat kebangsaan yang negatif karena cenderung
berlebihan dalam mempertahankan perasaan cinta dan kebanggaan terhadap bangsanya, namun
merendahkan bangsa lain. Secara etimologis, asal kata nasionalisme berasal dari gabungan kata
nationalism dan nation dalam bahasa Inggris. Menurut studi semantik, kata nation berasal dari
bahasa Latin nation yang berarti “saya lahir”. Secara perkembangan, kata nation mengacu pada
sebuah bangsa atau kelompok manusia yang menjadi penduduk resmi suatu negara. Semangat
kebangsaan adalah sebuah pandangan yang meyakini bahwa kesetiaan individu tertinggi harus
diberikan kepada negara kebangsaannya. Rasa nasionalisme juga dapat muncul sebagai paham
atau gerakan yang sangat populer, tergantung pada pandangan warga negara, etnis, budaya,
agama, dan ideologi.

8
2. Nasinalisme di Indonesia

 Nasionalisme Kewarganegaraan

Nasionalisme kewarganegaraan, juga dikenal sebagai nasionalisme sipil, merujuk pada


bentuk nasionalisme di mana legitimasi politik negara didasarkan pada partisipasi aktif warga
negaranya melalui kehendak rakyat dan perwakilan politik.

 Nasionalisme Etnis

Nasionalisme etnis merupakan bentuk nasionalisme di mana kebenaran politik negara


bersumber dari budaya atau etnis yang dimiliki oleh masyarakatnya. Konsep ini diperkenalkan
oleh Johann Gottfried von Herder dan mencakup pemikiran mengenai Volk.

 Nasionalisme Romantik

Nasionalisme romantik (dikenal juga sebagai nasionalisme organik atau nasionalisme identitas)
merupakan bentuk lanjutan dari nasionalisme etnis. Pada jenis nasionalisme ini, negara dilihat
mendapatkan keabsahan politik secara alami (“organik”) dari bangsa atau ras yang berkembang
melalui semangat romantisme.

 Nasionalisme Budaya

Nasionalisme Budaya adalah sebuah bentuk nasionalisme di mana negara memperoleh


legitimasi politik dari kesamaan budaya yang dibagikan, bukan dari “atribut keturunan” seperti
warna kulit atau ras. Contoh nyata dari bentuk ini adalah pendekatan rakyat Tionghoa yang
memandang negara berdasarkan pada nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi.

 Nasionalisme Kenegaraan

Nasionalisme kenegaraan adalah bentuk variasi dari nasionalisme kewarganegaraan yang


selalu dikombinasikan dengan nasionalisme etnis.

 Nasionalisme Agama

Nasionalisme agama merujuk pada jenis nasionalisme di mana negara mendapatkan


legitimasi politik dari kesamaan agama. Namun, nasionalisme etnis sering kali dicampuradukkan
dengan nasionalisme agama.5

5
Anderson, B. (1991). Imagined communities: Reflections on the origin and spread of nationalism. Verso.

9
F. Sejarah Nasionalisme di Indonesia

Di Indonesia, mulai muncul benih-benih nasionalisme sejak abad ke-19 dan abad ke-20.
Awal kebangkitan nasionalisme di Indonesia berawal dari lahirnya Budi Utomo yang didirikan
oleh Wahidin Soedirohoesoedo dan Soetomo. Berawal dari embrio yang bersifat kultural,
nasionalisme rakyat Indonesia perlahan mulai berkembang dan terwujud dalam pembantukan
organisasi Budi Utomo. Budi Utomo menjadi pemicu kesadaran para tokoh pergerakan
nasionalisme untuk mulai berjuang dengan cara berorganisasi. Presiden Soekarno dalam setiap
pidatonya saat peringatan Hari Kebangkitan Nasional menegaskan bahwa Budi Utomo
merupakan awal kesadaran bangsa Indonesia berjuang merebut kemerdekaan dengan jalan
berorganisasi. Para pendiri Budi Utomo telah memberikan ide untuk memperjuangkan
kemerdekaan dari pemerintah kolonial Belanda dengan cara baru, yakni melalui perserikatan,
perhimpunan politik dan persatuan. Budi Utomo sebagai alat perjuangan modern yang menjadi
pemicu pergerakan kemerdekaan nasional. Banyak warga Indonesia mulai membangun dan
melanjutkan perjuangan untuk mencapi kembali kemerdekaan dengan organisasi rakyat yang
modern. Bahkan presiden Soekarno menyebut jika Budi Utomo berperan dalam mengantarkan
rakyat Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.6

6
Ayu Riska Sitoresmi : “Arti Nasionalisme, Sejarah, Tujuan, dan Bentuk-Bentuknya yang Perlu Diketahui”

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh
dan berkembang dalam aspek kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan
ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya,

Nasionalisme memiliki tujuan untuk menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan


masyarakat nasional melawan musuh dari luar, serta menghilangkan ekstremisme dari warga
negara. Lima prinsip nasionalisme yang dijiwai oleh semangat kebangsaan dalam negara adalah
kesatuan, kebebasan, kesamaan, kepribadian, demokrasi, dan prestasi.

B. Saran

Dengan pemaparan diatas diharapkan kita semua dapat memahami apa itu Identitas Nasinal
dan Nasionalisme. Dan saran dari teman-teman dan Dosen sangat diperlukan untuk
perkembangan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, B. (1991). Imagined communities: Reflections on the origin and spread of


nationalism. Verso.
Ayu Riska Sitoresmi : “Arti Nasionalisme, Sejarah, Tujuan, dan Bentuk-Bentuknya yang Perlu
Diketahui”
Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan:
Paradigma Terbaru untuk Mahasiswa, Alfabeta, Bandung. 66. Tim ICCE UIN. 2005, Demokrasi,
Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, Jakarta: Kerjasama ICCE UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan Prenada Media, 23.
Ibid, 25.
Kaelan, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan, Yogyakarta: Paradigma.

12

Anda mungkin juga menyukai