Anda di halaman 1dari 2

Hak atas kesejahteraan

a. Buruh miskin yang bekerja dalam kondisi eksploitasi: Kasus ini melibatkan pekerja yang bekerja
dalam lingkungan yang tidak aman, upah yang tidak layak, jam kerja yang berlebihan, atau tanpa
jaminan sosial yang memadai. Pelanggaran hak ini merampas kesejahteraan pekerja dan
melanggar hak mereka untuk bekerja dengan layak. Contoh kasus buruh miskin yang bekerja
dalam kondisi eksploitasi di Indonesia antara lain:
 Kasus pelanggaran hak buruh perkebunan sawit di Kalimantan Barat dan Sulawesi Tengah
(2021). Buruh tidak mendapat salinan kontrak kerja, hanya membaca dan menandatangani
di muka. Untuk buruh borongan, mereka awalnya diiming-imingi gaji dan tunjangan tempat
tinggal yang layak, tetapi kenyataannya berbeda. Buruh menerima nilai upah di bawah upah
minimum kabupaten karena banyaknya potongan upah harian. Fasilitas keselamatan dan
kesehatan kerja tidak memadai. Terakhir, perusahaan pernah melakukan intimidasi ketika
merespons keluhan buruh ataupun sengketa lahan dengan masyarakat sekitar.
 Kasus pelanggaran hak buruh di perusahaan tekstil di Bandung. Dalam kasus ini, terdapat
pelanggaran hak buruh, seperti upah yang tidak layak, jam kerja yang berlebihan, dan tidak
adanya jaminan kesehatan dan jaminan sosial.
b. Penggusuran paksa warga dari tanah mereka tanpa ganti rugi yang adil atau tanpa konsultasi
yang memadai. Contoh penggusuran paksa warga antara lain:
 Pada tanggal 18 November 2021, terjadinya penggusuran rumah-rumah penduduk di Jalan
Anyer Dalam Kota Bandung, oleh PT. KAL. PT KAI melakukan penggusuran paksa terhadap 25
rumah. Sekitar 84 warga kehilangan tempat tinggal, termasuk kelompok rentan anak dan
balita, lansia, serta disabilitas. Kasus penggusuran Anyer Dalam membuat lebih dari seratus
warga termasuk anak- anak tergusur dan kehilangan rumah tinggal yang telah berpuluh-
puluih tahun mereka tinggali.
 Kasus dugaan pelanggaran hak atas tanah dan hak atas kesejahteraan di Sumatera Utara
yang dilakukan oleh pihak perusahaan dan pemerintah setempat. Kasus ini terkait dengan
penggusuran rumah-rumah penduduk tanpa ganti rugi.
c. Memang benar bahwa dalam beberapa kasus pelanggaran HAM di Indonesia, pemerintah belum
memberikan kesejahteraan yang memadai kepada korban. Contoh kasus yaitu:
 Pembantaian 1965-1966: Korban dan keluarga korban dari tragedi pembantaian tahun
1965-1966, di mana ratusan ribu orang diduga terlibat dalam kasus PKI secara sewenang-
wenang, hingga saat ini masih belum mendapatkan pengakuan dan pemulihan yang
memadai. Beberapa korban dan keluarga mereka masih hidup dalam kemiskinan dan
dihadapkan pada stigma sosial.
 Pelanggaran HAM di Papua: Korban dan keluarga korban dari pelanggaran HAM di Provinsi
Papua, termasuk kekerasan, penahanan sewenang-wenang, dan eksekusi, sering kali tidak
memperoleh kompensasi yang memadai. Banyak korban yang masih hidup dalam
ketidakpastian dan belum mendapatkan akses terhadap kesejahteraan dasar seperti
pendidikan, perumahan, atau pelayanan kesehatan yang layak.
 Pelanggaran HAM selama konflik di Aceh dan Timor Timur: Meskipun beberapa korban dan
keluarga mereka telah menerima kompensasi, masih ada banyak korban pelanggaran HAM
selama konflik di Aceh dan Timor Timur yang belum mendapatkan pemulihan dan
kesejahteraan yang memadai. Bantuan psikososial, pemulihan ekonomi, dan akses ke
layanan kesehatan masih menjadi kebutuhan yang belum terpenuhil.

Anda mungkin juga menyukai