Anda di halaman 1dari 7

Nilai – nilai penting dalam masyarakat yang harus diperjuangkan

 Keadilan
 Kebenaran
 Kejujuran
 Perdamaian dan Persaudaraan
KEADILAN
Adil berarti tidak berat sebelah, ber[ihak kepada yang benar, atau berpegang pada kebenaran.
Keadilan bearti meberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya, baik itu hak asasi
maupun hak sipil. Dengan pelajaran ini, kita diharapkan dapat memiliki keprihatinan terhadap
masalah keadilan, sehingga kita dapat bersiakp dan bertidak adil dan berperan aktif dalam
membangun keadilan di lingkungan kita.
A. Fakta – fakta Ketidakadilan
Dalam sejarah bangsa Indonesia, sejak zaman feudal, penjajahan Belanda, pendudukan
jepang, kemudian pada zaman demokrasi terpimpin dan rezim ORBA rakyat sering mengalai
perlakuan tidak adil. Pada masa reformasi ini pun perlakuan tidak adil itu tetap berlangsung.
Ketidakadilan itu nyat dalam kasus ketidakadilan seperti :
1. Perampasan 5. Pemerasan
2. Deskriminatif 6. KKN
3. Penggusuran 7. Kredir Macet
4. Pencurian 8. Rekayasa
B. Akar Masalah Ketidakadilan
Semua ketidakadilan yang menyengsarakan dan memiskinkan rakyat kecil itu disebabkan
oleh system dan struktur social, politik, ekonomi dan budaya yang diciptakan oelh penguasa.
System social, politik dan ekonomi yang secara sadar atau tidak sadar dibangun oleh
penguasa dan pengusaha mencipatakan ketergantungan di kalangan rakyat jelata. Pembangun
yang dilakukan justru mempersempit ruang gerak rakyat untuk mengungpkan jati dirinya
secara penuh. Misalnya dalam bidang :
1. Sosial : sikap diskriminatif terhadap kaum perempuan, pendatang dan imigran
2. Ekonomi : merebaknya kasus korupsi yang tak ada solusinya
3. Budaya : penganiayaan karena perbedaan etnis / kesukuan, contoh tragedy di sampit
4. Politik :perlakuansemena-mena terhadap orang– orang aliran politik tertentu,dan tidak
memberi kesempatan untuk bersuara.

C. Arti dan Makna Keadilan


1. Memberikan kepada setiap orang yang menjadi haknya dan memihak yg benar.
2. Keadilan menunjuk pada suatu
a. Keadaan, yaitu semua pihak memperoleh apa yang menjadi hak dan diperlakukan
sama
b. Tuntutan, yaitu menuntut keadilan itu diciptakan baik dengan mengambil tindakan
yang diperlukan
c. Keutamaan, adalah sikap dan tekad untuk melakukan apa yang adil
D. Pembedaan Keadilan
1. Keadilan Komunikatif, menuntut kesamaan dalam pertukaran, misal : mengembalikan
pinjaman.
2. Keadilan Distributif, menuntut kesamaan dalam membagi apa yang menguntungkan dan
menuntut pengurbanan, misal kekayaan alam dinikmati secara adil.
3. Keadilan Legal, menuntut kesamaan hak dan kewajiban terhadap negara sesuai dengan
undang-undang.
4. Keadilan Individual, perwujudan keadilan tergantung pada pribadi, misal gaji para
buruh
5. Keadilan Sosial, keadilan tergantung dari struktur dan proses poleksosbud, misal gaji
buruh tidak tergantung pada majikan tetapi juga pada situasi ekonomi dan politik
E. Landasan Memperjuangkan Keadilan
1. Negara
 UUD 1945, Pancasila, sila ke 5
 Pasal 33 dan 34,perekonomian nasional disusun adil
2. Gereja
 Firman Tuhan yg ketujuh; “Jangan Mencuri”.
Artinya mencuri waktu KSPL adalah mencuri orang kemudian menjadikannya
sebagai budak.
 Ajaran Sosial Gereja
- Ensiklik Rerum Novarum (tentang kaum buruh)
- Ensiklik Pacem In Terris (tentang perdamaian antar bangsa)
- Ensiklik Populorum Progressio (tentang bagaimana mengatasi kesenjangan negara
kaya dan miskin)
F. Pola Pendekatan Menegakkan Keadilan
1. Pendekatan Karitatif
Pola belas kasihan yang meninabobokan kaum tertindas
2. Pola Proyek
Pola ini dinilai tidak manusiawi, karena kaum tertindas hanya dijadikan obyek
penanganan.
3. Pola Kooperatif
Pola yang mengajak secara bersama-sama memperjuangkan keadilan
Langkah-langkahnya :
a. Pertama orang perlu mempelajari dengan baik berbagai persoalan seputar hak-hak
dasar manusia, sehingga dapat menentukan mana yang perlu dilindungi dan mana
yang perlu ditegasi.
b. Kedua, keadilan hanya dapat diperjuangkan dengan memberdayakan mereka yang
menjadi korban ketidakadilan. Korban disadarkan tentang situasi yang tidak ini dan
kemudian bersama-sama bangkit melalui berbagai usaha kooperatif untuk
memperbaiki nasibnya.
c. Ketiga, cara bertindak yang tepat adalah dengan memberi kesaksian hidup melalui
keterlibatan langsung untuk mencapai keadilan dalam diri kita sendiri terlebih dahulu.
d. Keempat, usaha memperjuangkan keadilan dan kesetiakawanan dengan mereka yang
diperlakukan tidak adil tidak boleh diungkapkan dengan kekerasan.
KEBENARAN
Kebenaran berarti keadaan yang cocok atau sesuai dengan hal yang sesungguhnya. Seperti
halnya dalam firman ke deapan yang berbunyi “Janganlah bersaksi dusta tentang sesamamu
manusia” (Kel 20 : 8).
Memang ada kesan bahwa kebohongan bias mendatangkan kenikmatan dan keuntungan
tertentu, sekurang-kurangnya untuk jangka waktu tertentu juga. Tetapi untuk jangka panjang, di
masa depan, kebohongan akan membawa bencana. Bencana itu berupa kemerosotan moral
pribadi, tidak dipercaya dan dosa. Sebagai bentuk kebohongan dapat kita lihat dalam peristiwa di
bawah ini
A. Bentuk – Bentuk Kebohongan
1. Berdusta dan bersaksi dusta, mengatakan yang tidak benar, unutk menyesatkan. Dusta
adalah pelanggaran yang paling serius terhadap kebenaran.
2. Rekayasa atau manipulasi, menyiasati atau mengarahkan orang kian ke suatu tujuab
menguntungkan dirinya sendiri, meskipun barangkali orang lain merugi.
3. Asal Bapak senang, kata-kata atau sikap manis yang dilakukan hanya sekedar untuk
menyenangkan atasan, meskipun sebenarnya jauh dari kebenarannya.
4. Fitnah dan umpatan, merupakan tindakan yang sangat jahat, karena orang yang difitnah
tidak tahu, sehingga sering kali tidak dapat membela diri.
B. Sebab dan akibat Kebohongan
Ada berbagai alasan orang melakukan kebohongan, antara lain :
1. Karena iseng, orang hany ingin menikmati kesenangan murahan.
2. Memperoleh keuntungan, para pedagang misalnya, kadang menipu untuk mendapatkan
laba.
3. Karena dalam situasi terjepit, untuk menyelamatkan diri dari situasi yang sulit ia terpaksa
berbohong.
Akibat :
1. Bagi diri sendiri : keuntungan , kemerosotan mental
2. Bagi orang yang dibohongi : salah persepsi - mis komunikasi
3. Bagi masyarakat- tindakan penipuan,rekasa yang merajalela
Dusta dan kebenaran menurut Kitab Suci
Kebenaran tidak hanya berarti tidak bohong, tetapi juga berarti mengambil bagian dalam
kehidupan Allah. bdk Kel 23 : 1-3. 6 - 8
“Jangan menyebarkan kabar bohong, janganlah engkau membantu orang yang bersalah
dengan menjadi saksi yang tidak benar”
Kel 23 : 6
“ Janganlah engkau memperkosa hak orang miskin diantaramu dalam perkaranya”
KEJUJURAN
Jujur berarti tulus hati, tidak curang terhadap diri sendiri dan tidak curang terhadap orang lain.
Kejujuran merupakan keselaranan antara kata hati dan kata yang diucapkan, antara kata yang
diucapkan dan sikap serta perbuatan nyata. Sebagai orang Kristen kita dinasehati untuk selalu
berbuat jujur, di tengah berbagai ketidakjujuran danketidakbenaran, kita harus tetap bersikap
benar, jujur dan adil.
A. Bentuk – Bentuk Ketidakjujuran Dalam Masyarakat
Kita hidup di tengah-tengah masyarakat yang penuh kebohongan. Banyak orang bersikap dan
bertindak tidak jujur, dalam berbagai bidang, seperti :
1. Bidang Politik :
a. Banyak penguasa curang, korup, untuk kepentingan diri dan golongannya sendiri.
Mereka dapat memanipulasi undang-undang dan peraturan atau menggunakan
agama untuk kepentingan politik.
b. Rakyat banyak menghadapi kekuasaan sewenang-wenang akan bersikap munafik,
formalitik, ABS dsb.
2. Bidang Ekonomi
a. Penguasa dan pengusaha melakukan tren kredit macet, menggelapkan uang Negara,
menyusun proyek fiktif.
b. Rakyat berusaha untuk menyuap, menipu dan bersikap ABS
3. Bidang Sosial dan Budaya
a. Demi alasan kepentingan bersama banyak penguasa melakukan penipuan,
mendikreditkan budaya daerah lain, mengisolir budaya daerah tertentu, hanya untuk
kepentingan tertentu.
b. Rakyat akan bersikap formalistic dan munafik
4. Bidang Pendidikan
a. Penguasa merekayasa pendidikan, termasuk undang-undangnya, demi proyek
kelompok tertentu.
b. Rakyat dan anak didik akan bersikap formalistic dan munafik
B. Alasan dan akibat ketidakjujuran
1. Alasan
a. Alasan ketidak jujuran dalam bidang politik tentau saja keserakahan pada kekuasaan.
Orang terdorong untuk selalu menambah dan mempertahankan kekuasaannya apapun
teruhannya, dengan cara menghalalkan segala cara. Rakyat melakukan ketidakjujuran
demi rasa aman.
b. Alasan ketidakjujuran di bidang ekonomi adalah keserakahan pada harta, khususnya
pada uang. Uang menjadi dewa baru bagi manusia zaman ini, yang sudah hanyut
dalam budaya konsumerisme dan hedonisme. Bahkan dengan uang orang dapat
membeli kejujuran. Rakyat kecil terpaksa melakukan ketidak jujuran untuk
mempertahankan hidup.
c. Alasan ketidakjujuran di bidang budaya seperti harmoni palsu. Orang bersopan santun
secara formal dan munafik demi harmoni palsu.
2. Akibat
a. bagi para pelaku
 hidup berkelimpahan tapi belum tentu bahagia
 hati nurani tidak berfungsi
 kemerosotan moral
 penderitaan batin
b. bagi masyarakat luas
 ketidakjujuran merupakan salah satu akar berbagai krisis multi dimensi yang
dialami Negara kita. Karena ketidakjujuran (dan ketidakadilan), kita mengalami
krisis di bidang politik / hokum, ekonomi, linkungan hidup, budaya dsb.
C. Arti dan makna memperjuangkan kejujuran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ditulis, jujur berarti tidak curang dan tidak
berbohong. Jujur juga kerap diartikan satunya kata dengan perbuatan. Apa yang ada dalam
hati sama dengan apa yang diucapkan.
1. Kejujuran bisa menjadi modal baik untuk perkembangan pribadi maupun kemajuan
kelompok. Orang yang jujur sanggup menerima kenyataan pada dirinya, pada orang
lain, kelompok.
2. Kejujuran menimbulkan kepercayaan, yang menjadi landasan dari pergaulan dan hidup
bersama! Tanpa kejujuran orang tidak dapat bergaul dan hidup secara wajar.
3. Kejujuran mampu memecahkan banyak persoalan, baik pribadi, kelompok, masyarakat dan
negara. Kalau kita berpolitik secara jujur, membangun hidup ekonomi secara jujur,
berbudaya jujur, maka krisis multi dimensi dapat teratasi.
D. Memperjuangkan Kejujuran
1. Menjadikan kejujuran sebagai gerakan moral, artinya kejujuran adalah suatu sikap yang
tidak bisa diselelsaikan dalam waktu yang singkat, maka diperlukan suatu proses yang
dinamis, gampang menyesuaikan diri, teruka merangkul siapa saja, seperti gerakan
Kerajaan Allah yang dipelopori Yesus sendiri. Gerakan moral ini bukan gerakan khusus
Gereja Katolik.
2. Gerakan moral jangan sekedar menjadi gerakan rohani, walaupun hal – hal rohaniah juga
sangat dibutuhkan. Gerakan ini harus bermuara pada aksi untuk pembaran dan
pembangunan masyarakat yang sejahtera dan adil.
3. gerakan moral hendaknya mulai bertumbuh dan menguat dalam basis-basis umat. Ia
hendaknya mulai bertumbuh dari akar rumput, semakin lama semakin menyebar dan
meluas.
4. pendekatan yang dipakai hendaklah pendekatan proses yang komunikatif, metode
informasi, instruksi dan pengarahan tidak cukup efektif untuk menghasilkan suatu
gerakan. Suatu gerakan haya bisa terjadi kalau orang menyadari bahwa ada situasi yang
memprihatinkan.
5. Gerakan moral harus dimulai dari dalam diri kelompok sendiri. Jangan menunggu. Kita
sendiri harus mulai dengan pola hidup alternatif yang mempunyai daya pikat, dalam hal
ini hidup jujur apapun tantangannya.
PERDAMAIAN DAN PERSAUDARAAN SEJATI
Perang, kerusuhan dan pecekcokan membuat manusia lelah dan hidupnya tertekan. Berangkat
dari keadaan itu, muncullah suatu kerinduan akan suasana dan iklim yang menyejukkan hati,
suatu keadaan yang damai. Keinginan seperti itu dapat kita rasakan di dalam lubuk hati kita
masing-masing. Itulah keinduan hati yang ditanamkan oleh sang Pencipta.
A. Fakta – fakta pertikaian dan perang
1. Pertikaian bernuansa agama yang terjadi di Abon dan Poso
2. Pertikaian bernuansa suku yang terjadi di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah
(sampit)
3. Perang di timur tengah, Israel vs Palestina
4. Perang antara Irak dan AS
B. Sebab akibat pertikaian dan perang
1. Sebab
a. Fanatisme agama dan suku : hal ini disebabkan oelh kepicikkan dan perasaan bahwa
dirinya terancam.
b. Sikap arogansi /angkuh : ini terjadi karena suku atau bangsa yang merasa dirinya kuat
dan bisa bertindak sewenag-wenang.
c. Keserakahan : pertikaian dan perang berlatar belakang ekonomilah yang membuat
keserakahan ini berkembang, hanya karena uang, kekuasaan dan kehormatan, maka
banyak orang yang menderita.
d. Merebut kemerdekaan dan mempertahankan hak: Kadang-kadang perang terpaksa
dilaksanakan untuk merebut kemerdekaan dan mempertahankan hak!
2. Akibat
- Kehancuran secara jasmani : kematian, kehancuran, ekologi punah.
- Kehancuran secara rohani : trauma, luka perkosaan terhadap martabat dan perendahan
manusia
Perdamaian dalam Kitab Suci
Kitab Suci Perjanjian Lama
Dalam KSPL sering dibicarakan tentang shalom. Kata shalom berarti kesejahteraan pribadi dan
masyarakat. Dalam hidup sehari-hari damai berarti sehat jasmani dan kesejahteraan keluarga.
Konsidi merupakan berkat Allah bagi seseorang dan keluarganya. Ahalom juga mengandung
makna “Tuhan sertamu!” (bdk, Hak 6 : 12; Mzm 129 : 7 – 8). Sering dilukiskan bahwa orang-
orang benar memiliki damai melimpah (bdk. Mzm 37 :11 – 37). Ternyata damai sertamu
merupakan salam umum (bdk. 1 sam 25 : 6) yang berlaku dalam perjanjian lama. Salam ini
meruapakan pengharapan supaya manusia meperoleh kebaikkan dalam hidup. Damai tidak hanya
berupa ketiadaan perang, tetapi lebih pada bagaimana terciptanya suasana aman dan berada dalam
rumah Tuhan (bdk. 2 Sam 7 :1). Damai dalam arti sesungguhnya berupan persetujuan atau
persesuaian denga keteraturan batiniah, penolakan terhadap ketidakadilan. Harapan akan damai
ini digambarkan oelh nabi Yesaya dalam kalimat : “Mereka akan menempa pedang-pedangnya
menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak lagi
mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang” (bdk. Yes 2 : 4).
Kitab Suci Perjanjian Baru
Ajaran Yesus tentang Damai
Yesus berkata : “ damai Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, dan
apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan dunia kepadamu” (Yoh 14 : 27).
Damai macam apakah yang ditinggalkan oleh Yesus bagi kita?
Pada zaman Yesus orang Yahudi mengharapkan damai secara politis, yakni diusirnya penjajah
dari negeri mereka, sehingga tidak ada perang dan penindasan lagi. Damai yang dibawa Yesus
tidak seperti yang dibayangkan orang – orang jaman itu, akan tetapi Yesus mengajarkan
perdamaian yang jauh lebih mendalam, yaitu damai yang membersihkan dunia ini dari segala
macam kejahatan dan kedurhakaan. Damai adalah hasil suatu pencapaian kebenaran dan hasil
perjuangan serta pergulatan batin. Damai berarti pula ketenangan hati karena orang memiliki
hubungan yang bersih dengan Tuhan, sesama dan dunia; damai sejahtera yang menampakkan
Kerajaan Allah.
Ajaran Gereja tentang Perdamaian
Perdamaian yang dimaksud Gereja tidak hanya berarti tidak ada perang. Damai sejati berarti
situasi selamat sejahtera dalam diri manusia. Perdamaian adalah keadilan. Perdamaian adalah
hasil tata masyarakat manusia yang haus akan keadilan yang lebih sempurna. Damai merupakan
kesejahteraan tertinggi yang sangat diperlukan demi perkembangan manusia dan lembaga-
lembaga kemanusiaan. Dalam hal ini diandaikan tatanan sosial yang adil, selaras dan harmonis
yang menjamin ketenangan dan keamanan hidup setiap manusia.
Perjuangan Gereja Menegakkan Perdamian dan Persaudaraan Sejati.
Untuk memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati ada baiknya menempuh langkaj-
langkah berikut ini :
1. Jadikanlah usaha ini sebagai suatu gerakan moral, bukan indoktrinasi, dan gunakan berbagai
jaringan dan libatkan sebanyak mungkin orang tanpa membedakan agama, suku/etnis dan
ideologi!
2. Bangunlah gerakan moral ini mulai dari akar rumput!
3. Mulailah dari diri dan golongan sendiri untuk menghayati budaya damai dan membangun
persaudaraan yang sejati.

Anda mungkin juga menyukai