Anda di halaman 1dari 8

KASUS PELANGGARAN SILA-SILA PACASILA

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB


SERTA CARA MENGATASINYA

1. Sila I : Perusakan Tempat Ibadah

Penyebab :

 Tidak ada sikap toleransi kepada sesama : Seperti yang sudah tersirat pada sila pertama jika
Indonesia sendiri memiliki berbagai macam agama. Salah satu contoh penyimpangannya adalah
tidak adanya sikap toleransi kepada agama lainnya. Sikap ini biasanya didasari karena
keegoisan.
 Gerakan radikal kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama : Tindakan kedua
yang menyimpang dari sila pertama adalah gerakan kelompok radikal yang mengatasnamakan
kegiatan menyimpang mereka dengan atas nama agama tertentu. Seperti misalnya saja
terorisme yang seringkali mengatasnamakan agama tertentu.
 Perusakan tempat ibadah : Yang ketiga adalah perusakan tempat ibadah agama lain hanya
karena merasa terganggu atau karena konflik dan permasalahan lainnya.
 Fanatisme yang sifatnya anarki : Tidak hanya itu saja, namun sikap fanatasime pada agama
yang sifatnya bisa anarki dan merugikan orang lain maka masuk ke dalam pelanggaran
pancasila.
2. Sila II : Perbudakan

Penyebab :

Perbudakan merupakan kondisi ketika seseorang mengendalikan orang lain. Perbudakan


biasanya terjadi untuk memenuhi kebutuhan akan persalinan atau aktivitas seksual. Orang yang
dikendalikan disebut budak.

 Perbudakan Belum Terkuak


“Ini merupakan sejarah yang belum terungkap dan terkait dengan sejarah perbudakan di
Timur, tidak hanya di Indonesia namun lebih luas di Asia Tenggara. Sejarah perbudakan
mencakup periode waktu yang sangat lama dan mencakup berbagai bentuk perbudakan . ” .
Sangat sedikit penelitian yang telah dilakukan pada masalah ini, “jelas van Leeuwen.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sejarawan Amerika Serikat Marcus Vink,
Belanda juga melakukan perbudakan di Indonesia. Van Leeuw menjelaskan, “Jan
Pieterszoon Coen membunuh semua penduduk asli Pulau Banda untuk membuka
perkebunan pala. Dia kemudian membeli budak dari daerah Pulau Banda. Dari situlah
mulailah praktik perdagangan budak di Indonesia.”

Jelas bahwa praktek perbudakan juga terjadi di Indonesia. Menurut van Leeuwen,
perbudakan sudah menjadi bagian dari sistem kemasyarakatan di berbagai wilayah di
Indonesia, seperti di Sumbawa, Bali dan Toraja. Penjajah Belanda membiarkan praktek
perbudakan itu terus berlangsung karena itu menguntungkan posisi mereka di wilayah
jajahan.
 Perbudakan Yang Terlupakan
Berbeda dengan orang Surinam yang sampai sekarang terus memperingati sejarah kelam
perbudakan, di Indonesia hal itu tidak terjadi sama sekali.

3. Sila III : Perang Antar Suku

Penyebab :

 Perbedaan Ideologi

Ideologi adalah sebuah gagasan atau ide yang menyeluruh dan sistematis dan berkaitan
dengan berbagai aspek dan bidang kehidupan. Sebuah kelompok pada umumnya akan
memiliki satu ideologi yang dipegang teguh. Namun dalam kelompok dapat terjadi
sebuah perbedaan ideologi yang memicu timbulnya konflik hingga peperangan kecil
hingga besar.

 Perbedaan Kepentingan

Setiap manusia merupakan makhluk sosial artinya saling membutuhkan dan berinteraksi
satu sama lain. Namun tak jarang dalam hubungan antar manusia menemui sebuah
konflik atau perselisihan yang tidak sejalan. Apabila perselisihan tersebut terjadi dalam
skala besar maka akan memungkinkan terjadinya sebuah peperangan.

Kepentingan-kepentingan yang dimaksud mencakup berbagai bidang kehidupan seperti


ekonomi, politik, jabatan, tahta dan lainnya.
 Keinginan Memperluas Wilayah

Pada zaman dahulu dunia didominasi oleh sistem pemerintahan monarki atau kerajaan.
Hakikatnya sebuah kerajaan selalu menginginkan kekuasaan yang besar salah satunya
adalah wilayah yang luas.

 Perampasan Sumber Daya Alam

Tidak setiap bangsa atau negara memiliki kekayaan sumber daya yang melimpah.
Padahal sumber daya alam ini yang mendorong kesejahteraan rakyat. Satu bangsa yang
memiliki sumber daya yang berlimpah akan menarik bangsa lain yang tidak memiliki
sumber daya alam.

4. Sila IV : Ketidakadilan Hukum

Penyebab :

1. Lemahnya Spiritualitas Dalam Beragama,


2. Lunturnya Budaya Malu,
3. Ketidakserasian antara nilai, kaidah, dan pola perilaku (tritunggal),
4. Faktor hukumnya itu sendiri,
5. Faktor penegak hukumnya,
6. Faktor Pembelaan Hukum, Advokad dan Pengacara,
7. Proses Rekruitmen Penegak Hukum,
8. Kebutuhan, Kesempatan dan lemahnya pengawasan yang berkelindan pada ruang dan waktu
bersamaan,
9. Godaan Ekonomi karena Gaya Hidup Konsumtif,
10. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mentaati hukum

5. Sila V : Menerlantarkan Veteran

Penyebab :

Perlakuan tidak adil karena kondisi tertentu:Yang kedua adalah perlakuan yang tidak adil kepada
masyarakat mungkin karena perbedaan yang ada.

Cara Mengatasi Pelanggaran Sila Pancasila

1. Penegakan Supremasi Hukum dan Demokrasi

Salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah yakni dengan menegakkan supremasi hukum
dan demokrasi.

Pendekatan hukum dan pendekatan biologis ini harus dilakukan untuk melibatkan partisipasi
masyarakat dalam kehidupan berbangsa.

Jadi, para penegak hukum harus bisa memenuhi kewajibannya untuk bisa memberikan pelayanan
yang adil dan baik pada masyarakat.
Selain itu, penegak hukum juga harus memberikan perlindungan kepada setiap saksi yang
berkaitan dengan hukum.

2. Mengoptimalkan Peran Lembaga

Indonesia memiliki banyak lembaga yang berwenang dalam penegakkan hak dan kewajiban,
teman-teman.

Untuk itu, pemerintah bisa mengoptimalkan peran lembaga di Indonesia untuk menyelesaikan
pelanggaran hak dan kewajiban.

Beberapa lembaga negara yang memiliki peran penegakan hukum hak dan kewajiban adalah:

- Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK,

- Lembaga Ombudsman RI,

- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia,

- Komisi Perlindungan Anak Indonesia,

- Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.

3. Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Pemerintah bisa meningkatkan kualitas pelayanan publik bagi warga negara Indonesia, teman-
teman.

Hal ini bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban.

Jika pelayanan publik baik, tentu saja warga negara juga akan merasa bahwa hak dan
kewajibannya mudah terpenuhi oleh pemerintah.

Sebaliknya, jika kualitas pelayanan publiknya kurang, maka bisa menimbulkan kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban.

4. Meningkatkan Pengawasan

Pemerintah membutuhkan peran serta dari masyarakat dan lembaga politik lainnya untuk
menegakkan hak dan kewajiban warga negara.

Masyarakat dan lembaga-lembaga politik ini berperan dalam meningkatkan pengawasan


terhadap upaya penegakan hak dan kewajiban.
Jadi, dengan adanya pengawasan ini, bisa mencegah terjadinya kasus pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban.

5. Meningkatkan Profesionalisme

Pemerintah juga harus berupaya dalam meningkatkan profesionalisme dari berbagai lembaga
keamanan dan pertahanan negara.

Lembaga pertahanan dan kemanan negara ini berperan dalam mengatasi berbagai kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban.

Hal ini dilakukan agar warga negara bisa merasakan rasa aman dan damai akan pemenuhan hak
dan kewajibannya.

6. Meningkatkan Kerja Sama

Upaya yang bisa dilakukan pemerintah selanjutnya adalah meningkatkan kerja sama yang
harmonis antarkelompok dan golongan.

Hal ini dilakukan agar masyarakat bisa saling memahami dan menghormati perbedaan pendapat
dan keyakinan.

Dengan begitu, hak dan kewajiban warga negara bisa terpenuhi sesuai dengan aturan yang
berlaku di Indonesia.

7. Menyebarluaskan Prinsip Kesadaran Bernegara

Upaya terakhir yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan menyebarkan prinsip kesadaran
bernegara. Prinsip ini bisa disebarkan kepada masyarakat melalui pendidikan formal seperti
sekolah dan perguruan tinggi. Bisa juga disebarkan melalui pendidikan non-formal seperti
kegiatan keagamaan dan kursus.
TUGAS KLIPING
CONTOH PELANGGARAN SILA PANCASILA

DISUSUN OLEH :

NAMA : VANESSA P. F PURBA

KELAS XII-IA I

SMA NEGERI 1 GIRSANG SIPANGANBOLON

Anda mungkin juga menyukai