Anda di halaman 1dari 3

PENDIDIKAN DI INDONESIA MASIH BERFOKUS PADA PENINGKATAN KOGNITIF

Oleh : TIARA SYAFPUTRI

UNIVERSITAS RIAU

Kampus Bina Widya KM. 12,5, Simpang Baru,

Kec. Tampan, Kota Pekanbaru, Riau

ABSTRAK

Artikel ini membahas tentang kecenderungan pendidikan di Indonesia yang masih terfokus pada
peningkatan kognitif. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data sekunder. Pendekatan
yang digunakan adalah analisis konten. Hasil dari artikel ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan di
Indonesia masih memberi prioritas pada aspek kognitif seperti pengetahuan dan keterampilan
intelektual, sementara aspek sosial-emosional dan keterampilan tidak mendapatkan perhatian yang
cukup.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembangunan suatu negara. Di Indonesia, sistem
pendidikan telah mengalami banyak perubahan seiring dengan zaman. Namun, masih ada isu
yang perlu diperhatikan, yaitu penekanan terhadap peningkatan kognitif. Pendidikan di
Indonesia masih terlalu fokus pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan intelektual,
sedangkan aspek sosial-emosional dan keterampilan abad ke-21 sering diabaikan.Pendidikan di
Indonesia adalah salah satu aspek penting dalam pembangunan negara. Salah satu fokus utama
dalam sistem pendidikan di Indonesia adalah peningkatan kognitif siswa. Peningkatan kognitif
melibatkan pengembangan danpeningkatan kemampuan berpikir, pemahaman, dan penerapan
konsep-konsep dalam berbagai bidang studi. Artikel ini akan membahas fenomena tersebut
serta dampaknya terhadap perkembangan generasi muda.

PEMBAHASAN

PENDIDIKAN DI INDONESIA TERKAIT FOKUS PADA PENINGKATAN KOGNITIF .

Masalah utama yang timbul ketika pendidikan di Indonesia terfokus pada peningkatan kognitif
adalah kecenderungan untuk mengabaikan aspek-aspek lain yang penting dalam
perkembangan siswa. Terlalu banyak tekanan dan penekanan pada prestasi akademik, ujian
standar, dan nilai tes mengakibatkan kurangnya penekanan pada pengembangan keterampilan
sosial, emosional, dan fisik siswa. Pendidikan yanghanya fokus pada peningkatan kognitif dapat
menghasilkan siswa yang cerdas secara akademik, tetapi kurang mampumenghadapi tantangan
kehidupan sehari-hari.

IMPLIKASI DARI FOKUS YANG TERLALU PADA PENINGKATAN KOGNITIF

Implikasi utama dari fokus yang terlalu pada peningkatan kognitif adalah ketidakseimbangan
dalam proses pendidikan siswa hanya diajarkan untuk menguasai buku teks dan mendapatkan
nilai yang tinggi dalam ujian, tanpa adanya pengembangan kemampuan kreatif, kritis, dan
inovatif mereka. Hal ini dapat menyebabkan terhambatnya kemampuan siswa untuk berpikir
kritis, bekerja sama, dan menghadapi tantangan nyata dalam kehidupan.

SISTEM PENDIDIKAN YANG BERORIENTASI PADA PENINGKATAN KOGNITIF.

Sistem pendidikan di Indonesia cenderung memprioritaskan peningkatan kognitif, yakni


pengetahuan dan keterampilan intelektual. Hal ini tercermin dalam kurikulum yang masih
terlalu teoritis dan fokus pada penguasaan materi pelajaran. Ujian nasional dan ujian masuk
perguruan tinggi juga memberikan penekanan pada kemampuan mengingat dan menganalisis
informasi. Sebagai akibatnya, siswa seringkali hanya berfokus pada pencapaian akademik dan
prestasi semata.

KURANGNYA PERHATIAN PADA ASPEK SOSIAL-EMOSIONAL DAN KETERAMPILAN ABAD KE-21.

Peningkatan kognitif saja tidak cukup untuk menghasilkan individu yang komprehensif. Aspek
sosial-emosional dan keterampilan abad ke-21 seperti kemampuan berkomunikasi,
keterampilan kolaborasi, kreativitas, dan pemecahan masalah, juga penting untuk
dipertimbangkan dalam pendidikan. Sayangnya, kurangnya perhatian terhadap hal ini
berdampak negatif pada perkembangan siswa secara menyeluruh. Mereka cenderung kurang
mampu beradaptasi, bekerja sama, dan berinovasi dalam lingkungan yang kompleks.

DAMPAK NEGATIF PADA PERKEMBANGAN GENERASI MUDA

Fokus yang terlalu kuat pada peningkatan kognitif dapat menghambat perkembangan holistik
siswa. Ketidakseimbangan antara aspek kognitif dan sosial-emosional dapat menyebabkan
gangguan psikologis seperti tingkat stres yang tinggi, rendahnya self-esteem, dan kesulitan
berinteraksi sosial. Selain itu, para lulusan juga mungkin menghadapi tantangan dalam
memasuki dunia kerja yang menuntut keterampilan.
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia masih


terlalu fokus pada peningkatan kognitif yang mengabaikan aspek-aspek penting seperti
pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan fisik siswa. Dalam meningkatkan
pendidikan secara menyeluruh, perlu adanya perubahan dalam pendekatan pembelajaran dan
penilaian, dengan fokus pada pengembangan keterampilan praktis, kreatif, kritis, sosial, dan
emosional siswa. Hal ini akan membantu siswa dalam menjadi pribadi yang seimbang dan
mampu menghadapi tantangan dunia nyata. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk
memperbaiki sistem pendidikan dengan memberikan perhatian yang lebih seimbang pada
aspek sosial-emosional dan keterampilan pada Abad ke - 21. Beberapa saran untuk mencapai
hal ini adalah melibatkan metode pengajaran yang aktif dan kolaboratif, menyediakan
kurikulum yang holistik, dan melibatkan para pemangku kepentingan dalam merancang
program pendidikan yang lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia
kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Arifianto, A. (2020). Disaturation of Education Orientation in Holistic and Character Education:
Solution of Learning Evaluation. Intellectual Discourse: Journal of Education and Humanities,
6(1), 86-98.

Suparno, P. (2018). Sikap Kritis Guru Dalam Regulasi Kurikulum, Pengembangan Karakter Dan
Kelincahan Esktras (Tinjauan Sejumlah Dokumen Regulasi Kebijakan Pendidikan). EPIS Journal
(Journal of Education, Psychology, Islamic, and Social Studies), 2(1), 53-68.

Tilaar, H. A. R. (2016). Politik pendidikan. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Timur, A. A. (2021). Peningkatan Kualitas Pendidikan Dalam Kebijakan Strategis Pemerintah


Indonesia (Studi Kasus Pada Program Pendidikan Indonesia Tahun 2015-2019). Vision: Journal
for Language and Foreign Language Learning, 10(2), 246-265.

Anda mungkin juga menyukai