Anda di halaman 1dari 3

Matan Hadits:

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda :

َ ‫ “ َيا اب َْن َآدَ َم ِإ َّن‬:‫ َقا َل هللاُ تبارك و َت َعا َلى‬:ُ‫هللا صلى هللا عليه وسلم َيقُول‬
‫ك َما‬ ِ ‫ت َرسُو َل‬ ُ ْ‫ َسمِع‬:‫ْن َمالِكٍ رضي هللا عنه َقا َل‬ ِ ‫سب‬ ِ ‫َعنْ َأ َن‬
،‫ك و ال أبالي‬ َ ‫ت َل‬ ُ ْ‫ان ال َّس َما ِء ُث َّم اسْ َت ْغ َفرْ َتنِيْ َغ َفر‬
َ ‫ُك َع َن‬ ْ ‫ َيا اب َْن َآدَ َم َلو َب َل َغ‬، ْ‫ان فيك َوال ُأ َبالِي‬
َ ‫ت ُذ ُن ْوب‬ َ ‫ت َل‬
َ ‫ك َع َلى َما َك‬ ُ ْ‫دَ َع ْو َتنِيْ َو َر َج ْو َتنِيْ َغ َفر‬
َ ‫ك ِبيْ َش ْيَئ ا ً َأل َت ْي ُت‬
ٌ ‫ َح ِدي‬:‫ك ِبقُ َر ِاب َها َمغف َِر ًة” َر َواهُ ال ِّترْ ِمذِيُّ َو َقا َل‬
ٌ‫ْث َح َسن‬ ِ ْ‫ب اَألر‬
ُ ‫ض َخ َطا َيا ُث َّم ل ِق ْي َتنِيْ الَ ُت ْش ِر‬ ِ ‫ك َل ْو َأ َت ْي َتنِيْ ِبقُ َرا‬
َ ‫َيا اب َْن َآدَ َم ِإ َّن‬
.ٌ‫ص َح ْيح‬َ

“Allah Ta’ala berfirman, ‘Hai anak Adam, sesungguhnya selagi engkau berdoa kepada-Ku
dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni dosa yang ada padamu dan aku tidak peduli. Hai
anak Adam, seandainya dosa-dosamu setinggi langit (begitu banyak), kemudian engkau
meminta ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni. Hai anak Adam, seandainya engkau
mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku tanpa
menyekutukan-Ku dengan apa pun, pasti Aku akan menemuimu dengan ampunan sepenuh
bumi pula.” (HR. Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan). [HR. Tirmidzi, no.
3540 dan Ahmad, 5:154, 176. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini
hasan].

1. Keutamaan Taubat dan istighfar

Istighfar dan Taubat sering disebut beriringan. Ketika disebut secara beriringan dalam satu
ayat, maka Istighfar lebih dimaksudkan pada permohonan ampun, sedangkan tobat lebih
pada meninggalkan sebuah dosa dan tidak akan mengulanginya. Allah subhanahu wa ta'ala
berfirman:

“Maka Mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepadaNya?
dan Allah maha pengampun lagi Maha Penyayang. ( Al-Maidah [5]:74 )

Allah SWT juga berfirman: “Dan hendaklah kamu meminta ampun pada Tuhanmu dan
bertaubat kepadaNya.” (Hud [11]:3)

Kadang istighfar disebut tanpa diiringi oleh taubat. Jika demikian Istighfar mempunyai
pengertian melakukan tobat yang benar, dengan menyesali perbuatan maksiat yang telah
dilakukan, menghentikan kemaksiatan secepatnya, tidak akan mengulanginya, mengqadha
perbuatan yang ditinggalkan, dan mengembalikan hak orang lain yang dizalimi atau
meminta maaf. di dalam surat al-kautsar kan bahwa Nabi Musa as berdoa:

Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku.
maka Allah mengampuni nya, Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang (Alqasash [28] : 16)

Allah juga berfirman:

Dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha
penyayang (Al Muzzammil [73]:20)
2. Tidak berputus asa terhadap rahmat dan ampunan Allah

Allah memberikan jaminan kepada hambaNya untuk tidak pernah berputus asa dari
rahmatNya. juga memberikan kabar gembira bahwa Allah akan mengampuni setiap dosa
hambanya asalkan mau bertobat dan kembali kepadaNya.

Katakanlah, hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya dialah yang Maha pengampun lagi maha penyayang.
dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah diri lah kepadanya sebelum datang
azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). ( Az-Zumar [39] 53-54)

meskipun dosa begitu banyak sampai menjelang tinggi ke langit atau sampai sejauh
pandangan mata, Allah akan mengampuni jika kita bertaubat dan istighfar Allah SWT
berfirman dalam Hadits Qudsi:

"Wahai anak Adam! Selama engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, niscaya
Aku ampuni semua dosamu yang telah kamu lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak
Adam! Jika dosamu setinggi langit kemudian engkau meminta ampunan kepada-Ku, niscaya
Aku ampuni. Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa
kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak
menyekutukan-Ku sedikit pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuh
bumi pula." (HR Tirimdzi)

3. Taubat dan istighfar dapat menghapus dosa

Di Dalam Hadits disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Siapa
yang membaca Astaghfirullah la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atubu ilaih maka akan
diampuni dosanya meskipun ia pernah lari dari medan perang" ( HR Abu Dawud, Tirmidzi,
Tabrani, Hakim dan Ibnu Abi syahibah)

Setiap dosa dapat diampuni selama seorang hamba mau bertobat sebelum datangnya
kematian meskipun dosa itu sepenuh bumi. Imam Muslim meriwayatkan:

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau
kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus
kesalahan-kesalahannya karenanya” (HR. Al-Bukhari no. 5642 dan Muslim no. 2573.)

Rasulullah juga bersabda :

“Tidak ada seorang pun yang melakukan dosa, lalu dia berdiri kemudian bersuci dan
menunaikan shalat, setelah itu memohon ampunan kepada Allah, kecuali Allah akan
mengampuninya. (Beliau kemudian membaca surat Ali Imran, 3:135) (HR At-Tirmidzi dari
Abu Bakar Ash-Shiddiq)

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri
sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa
(lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.” (Ali Imran, [3]:135)
4. Bahaya Perbuatan Dosa

Musibah dan bencana yang datang menghampiri kita sejatinya adalah akibat dari ulah
perbuatan dosa dan kemaksiatan yang kita perbuat maka waspadalah terhadap dosa-dosa
yang kita lakukan. Allah SWT berfirman:

“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).” ( Asy-Syura [42]:30 )

Ibnu Katsir berkata, "Wahai sekalian manusia, ketahuilah bahwa musibah yang menimpa
kalian tidak lain adalah disebabkan karena dosa yang kalian dahulu perbuat. dan Allah
memaafkan kesalahan kesalahan kalian tersebut. Dia bukan hanya tidak menyiksa kalian,
namun Allah langsung memaafkan dosa yang kalian perbuat. Allah akan menyiksa seorang
hamba karena dosa yang ia perbuat, sebagaimana firman Allah SWT:

“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan
meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapun akan tetapi Allah
menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal
mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.”
(Fathir[35]:45)

Ali bin Abi Thalib mengatakan:

Tidaklah musibah turun melainkan karena dosa. Dan tidaklah musibah hilang melainkan
dengan tobat.

Ibnul qayyim al-jauziyyah mengatakan, diantara akibat dari perbuatan dosa adalah
menghilangkan nikmat dan akibat dosa adalah mendatangkan bencana (musibah). Oleh
karena itu, hilangnya suatu nikmat dari seorang hamba adalah karena dosa. Begitu pula
datangnya berbagai musibah juga disebabkan oleh dosa.

Pelajaran dari Hadits

Setelah mempelajari dan memahami hadis di atas kita dapat mengambil pelajaran yang
bermanfaat sebagai bekal dalam menjalani kehidupan, sebagai berikut:

1. Luasnya karunia Allah dan ampunan-nya meskipun dosa hamba itu sangat banyak
2. Keutamaan berdoa kepada Allah dan mengharap kepadanya; bahwa doa harus
diiringi dengan rasa harap agar tidak jadi doa yang sia-sia
3. Manusia tidak Maksum, artinya pasti berbuat salah. maka bersegeralah untuk
bertaubat agar kesalahan terhapuskan.
4. Keharusan berprasangka baik kepada Allah dan meyakini bahwa dia yang dapat
mengampuni
5. Keseimbangan antara rasa takut dan harapan. harapan terlalu tinggi tanpa dibarengi
rasa takut akan menimbulkan tipu muslihat. yang berlebihan tanpa diiringi Harapan
akan menimbulkan keputusasaan.

Anda mungkin juga menyukai