Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Jurnal Manajemen Teknologi, 17(3), 2018,197-215

Available online at http://journal.sbm.itb.ac.id


Manajemen
Teknologi

Analisis Kontribusi Komponen Teknologipada


Perusahaan Jasa Kereta Api Barang dengan Pendekatan
Model Teknometrik
Evy Rusmanida Yanthi *, Abdul Basith, dan Jono M Munandar
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai koefisien kontribusi komponen teknologi (TCC) dan menentukan
prioritas pengembangan komponen teknologi di PT. Kereta Api Logistik. Untuk menghitung nilai TCC penulis menggunakan
model teknometrik dan metode Analytical Hierarchy Process. Hasil perhitungan TCC menunjukkan bahwa nilai TCC PT.
Kereta Api Logistik adalah 0.5 (cukup), sedangkan selang penilaian TCC untuk mencapai tingkat state of the art adalah 1.0,
sehingga terdapat peluang bagi PT. KALOG untuk melakukan perbaikan pada komponen teknologi yang memiliki nilai
kontribusi paling rendah sehingga dapat meningkatkan nilai TCC. Perhitungan nilai intensitas kontribusi komponen teknologi
menunjukkan bahwa komponen humanware (0.311) dan technoware (0.289) merupakan komponen teknologi yang menjadi
prioitas pengembangan di PT. KALOG kerena berdasarkan urutan nilai bobot kedua komponen tersebut memiliki skor lebih
tinggi dibanding komponen infoware dan orgaware. Dengan melakukan tindakan dalam peningkatan komponen humanware
dan technoware diharapkan mampu meminimalisir permasalahan operasional PT. KALOG sehingga kinerja operasi dan
volume penjualan akan meningkat sehingga PT. KALOG mampu meningkatkan perannya dalam persaingan bisnis.

Kata kunci: Transportasi kereta api barang, komponen teknologi, model teknometrik, analisis hirarki proses, manajemen
teknologi

Abstract. The purpose of this research are two folds. The first is to calculate the technology contribution coefficient (TCC) and the
second is to determine the priority of technology component development. This research has been done in PT. KALOG, a rail
freight transportation company. To calculate the TCC, the author has used the technometric model and the analytical hierarchy
process method. The calculation has shown that the TCC value of PT. KALOG is 0.5 indicating a fair level degree of
sophistication. Since the value of the state of the art level is 1.0, there are opportunities for PT. KALOG to improve its technology
components, in particular the one with the lowest contribution value, This way the company will be able to increase its TCC value.
Next, the calculation of the intensity of the contribution of technology components has shown that humanware and technoware are
the technology components that should be prioritized to be developed. By improving these two components, operational problems will
be minimized so that operating performance and sales volume will increase. It can then be expected that PT. KALOG will improve
its role in business competition.

Keyword: Rail freight transportation, technology component, technometric model, analytical hierarchy process, technology
management

*Corresponding author. Email: evvyanida@gmail.com


Received: September 18th, 2018; Revision: September 24th, 2018; Accepted: November 30th, 2018
Print ISSN: 1412-1700; Online ISSN: 2089-7928. DOI: http://dx.doi.org/10.12695/jmt.2018.17.3.3
Copyright@2018. Published by Unit Research and Knowledge, School of Business and Management - Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB)

Jurnal
197 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Jurnal Manajemen Teknologi, 17(3), 2018, 197-215

Pendahuluan Berdasarkan laporan tahunan PT. KALOG


bahwa capaian kinerja operasi hanya 52% dan
Transportasi merupakan salah satu bidang riset volume penjualan angkutan barang tidak
yang menjadi fokus pemerintah, hal ini mencapai target RKAP (PT. Kereta Api
tertuang dalam Buku Agenda Riset Nasional Logistik, 2015). Salah satu penyebab tidak
(ARN) Tahun 2016-2019 yang disusun oleh tercapainya kinerja operasi dan volume
Dewan Riset Nasional (Dewan Riset Nasional, penjualan antara lain karena ketersediaan
2016). Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) teknologi yang belum memadai ser ta
2017-2045 yang merupakan penguatan dari pemanfaatan teknologi pada setiap proses
ag enda riset nasional disusun untuk operasi yang belum optimal. Perkembangan
menciptakan sinergi perencanaan riset yang dunia bisnis transportasi saat ini barang
selaras dengan perencanaan pembangunan menuntut perusahaan mampu mengikuti
nasional. (Kemenristekdikti, 2017). perkembangan teknologi sehingga dapat
berperan dalam persaingan bisnis. Teknologi
Pembangunan sektor transportasi saat ini merupakan salah satu elemen penting dan
menjadi fokus pemerintah hal ini tertuang signifikan dalam manajemen operasi yang
dalam Peraturan Presiden (PP) Nomor 58 efektif di organisasi (Ahmad, 2014).
Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional, bahwa (Dhika & Fitriansyah, 2016) menyatakan bahwa
pembangunan prasarana jalan rel kereta api di pemanfaatan teknologi infor masi pada
beberapa kota besar merupakan bagian dalam perusahaan pengiriman barang akan sangat
percepatan pelaksanaan strategis nasional membantu perusahaan dalam melakukan
Republik Indonesia (RI, 2017). Kebijakan pemantauan keberadaan barang. (Harris,
pemerintah mengenai pembangunan sektor Wang, & Wang, 2015) menyatakan bahwa
transportasi menjadi peluang pangsa pasar ketersediaan dan pemanfaatan teknologi yang
baru bagi perusahaan industri transportasi memadai menjadi solusi pada permasalahan
s e p e r t i P T. K e r e t a A p i L o g i s t i k peng operasian angkutan barang. Tren
(PT. KALOG), sehingga untuk menghadapi teknologi terkini pada perusahaan jasa
peluang tersebut industri transportasi perlu transportasi adalah teknologi berbasis wireless
menyiapkan kemampuan internal perusahaan seperti label radio frequency identification (RFID).
salah satunya adalah kemampuan komponen (Perego, Perotti, & Mangiaracina, 2011)
teknologi. menyatakan bahwa teknologi berfungsi
sebagai sistem saraf rantai transportasi
PT. Kereta Api Logistik (PT. KALOG) adalah multimodal dan membawa banyak manfaat
salah satu perusahaan angkutan kereta api bagi organisasi. Ketersediaan teknologi seperti
barang yang melayani distribusi barang door to visibilitas real-time, pertukaran data yang efisien,
door service. Salah satu layanan bisnis PT. fleksibilitas akan membantu perusahaan dalam
KALOG adalah angkutan kontainer yang pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
merupakan layanan bisnis andalan. Angkutan
kontainer mempunyai skema distribusi yang Beberapa penelitian empiris telah dilakukan
dapat disesuaikan deng an kebutuhan dalam mengkaji kontribusi teknologi pada
pelanggan, namun pada proses operasional beberapa industri. (Pujianto, Alna, Hasbullah,
angkutan kontainer masih terdapat berbagai & Ardiansah, 2017) melakukan perhitungan
permasalahan yang menyebabkan target kontribusi teknologi pada industri pertanian
kinerja operasi dan volume penjualan belum yang menunjukkan bahwa komponen
tercapai. teknologi yang berkontribusi besar pada proses
transformasi adalah orgaware dan infoware,
sedangkan komponen technoware dan humanware
merupakan komponen yang mempunyai nilai
kontribusi kecil.

Jurnal
198 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Yanthi, Basith, dan Munandar / Analisis Kontribusi Komponen Teknologi pada Perusahaan Jasa Kereta Api Barang dengan Pendekatan Model
Teknometrik

Perhitungan kontribusi teknologi juga merupakan komponen teknologi yang berada


dilakukan pada industri makanan dan pada level perusahaan yaitu PT. KALOG.
minuman yang dilakukan oleh (Effendi & Kombinasi alat analisis yang digunakan yaitu
Simdora, 2016). Hasil perhitungan Model Teknometrik dengan metode Analytical
menunjukkan bahwa komponen teknologi hierarchy Process (AHP) yang dilengkapi oleh
yang memiliki nilai kontribusi kecil adalah struktur hirarki AHP yang lengkap sehingga
humanwar e dan technowar e. Sedangkan kriteria penentuan prioritas pengembangan
komponen or gawar e memberikan nilai komponen teknologi dapat diketahui. Berbeda
kontribusi terbesar setelah komponen infoware. dengan penelitian sebelumnya, (Virliantarto &
Selain itu tingkatan teknologi industri makanan Suastika, 2017) meng gunakan model
minuman dapat diketahui yang termasuk dalam teknometrik dan untuk mendapatkan nilai
klasifikasi cukup. intensitas kontribusi komponen teknologi
dengan melakukan pairwise comparison matrix
Nilai kontribusi komponen teknologi pada langsung pada alternatif komponen teknologi
industri pertanian dan industri makanan tersebut. Selain itu (Pradana & Ciptomulyono,
berbeda dengan hasil perhitungan kontribusi n.d.) juga menggunakan alat analisis Model
komponen teknologi pada industri galangan Teknometrik dengan Metode ELEKTRE.
kapal. (Purnamasari, 2015) menyatakan bahwa
komponen humanware merupakan komponen Dengan adanya perbedaan hasil penelitian
yang memiliki nilai kontribusi tertinggi, (gap) terhadap nilai kontribusi teknologi pada
sedangkan komponen infoware memiliki berbagai industri jasa, manufaktur, belum
kontribusi terendah. Sedangkan tingkatan ditemukannya penelitian terdahulu yang
teknologi pada industri galangan kapal melakukan perhitungan nilai kontribusi
termasuk klasifikasi baik. Perhitungan nilai teknologi pada perusahaan jasa transportasi
kontribusi komponen teknologi juga dilakukan barang dengan meng gunakan Model
oleh (Ramadhani, 2012) pada perusahaan jasa. Teknometrik, maka penelitian perhitungan
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa nilai kontribusi komponen teknologi pada
komponen humanware dan technoware memiliki industri jasa transportasi barang ini perlu
nilai kontribusi yang tinggi dibandingkan dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk
komponen orgaware dan infoware. menghitung nilai kontribusi komponen
teknologi yang menggambarkan tingkatan
Pada penelitian ini dilakukan perhitungan teknologi sebuah perusahaan jasa dibidang
kontribusi teknologi pada perusahaan jasa transportasi. Selain itu penelitian ini bertujuan
transportasi kereta api barang yang belum untuk mengetahui prioritas pengembangan
dilakukan pada penelitian sebelumnya. komponen teknologi secara komprehensif.
Keluasan cakupan penelitian ini dibatasi pada Penelitian ini juga ingin memberikan bukti
area obyek penelitian dan subjek penelitian. empiris bahwa Model Teknometrik dapat di
Obyek penelitian ini hanya pada Divisi aplikasikan juga pada industri jasa khususnya
kontainer dan Terminal Barang Sungai Lagoa. jasa transportasi kereta api barang.
Pemilihan obyek penelitian berdasarkan
kompleksitas komponen teknologi pada proses Teknologi
bisnis angkutan kontainer. Subjek penelitian ini Kemajuan teknologi membawa peluang besar
adalah 1) komponen technoware yang meliputi serta tantangan bagi para manajer namun
peralatan, mesin, perlengkapan kantor, fasilitas sebagian besar perusahaan tidak memberikan
terminal barang di sungai lagoa), 2) komponen prioritas tinggi terhadap teknologi canggih
humanware mencakup pegawai yang terlibat sehing ga memperlambat pertumbuhan
dalam penggunaan technoware pada proses perusahaan. (Ahmad, 2014) menyatakan
operasi 3) komponen infoware dan orgaware bahwa dalam era ekonomi global yang
kompetitif saat ini, organisasi yang gagal maju
secara teknologi berpotensi resiko tertinggal
dari sisi persaingan dan produktivitas.
Jurnal
199 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Jurnal Manajemen Teknologi, 17(3), 2018, 197-215

Menurut (PAT BPPT, 2011), bahwa untuk seperangkat teknologi tertentu, namun juga
melihat daya saing sebuah perusahaan dapat di melakukan strategi pengembangan dalam
evaluasi berdasarkan 3 (tiga) hal dalam aspek sumber daya yang ada dan teknologi
pengelolaan teknologi yaitu Innnovation yang saat ini digunakan. Liao (2005)
(kemampuan organisasi dalam memanfaatkan menyatakan bahwa manajemen teknologi
teknologi dengan melakukan hal baru atau merupakan proses pengelolaan teknologi yang
menghasilkan luaran baru), Operating System meliputi perencanaan, pengarahan,
(tata cara yang dilakukan organisasi dalam pengendalian dan koordinasi pengembangan
memanfaatkan teknologi ) dan Sustainability dan implementasi kemampuan teknologi
(pemanfaatan teknologi untuk terus bertahan untuk mencapai tujuan strategis dan
dan berkembang dalam persaingan bisnis). operasional suatu organisasi.
(PAT BPPT, 2011) menjelaskan bahwa
teknologi tidak hanya berupa perangkat keras, Menurut (Hamid, Chew, & Halim, 2012)
mesin dan peralatan, tetapi terdapat komponen terdapat 8 (delapan) prinsip-prinsip dalam
teknologi yang saling berkaitan. manajemen teknologi diantaranya Technology
Development, Technology Improvement,
Teknologi menurut (UNESCAP, 1988) bahwa Te ch n o l o g y L e a d e r s h i p, Te ch n o l o g y
teknologi terdiri atas empat komponen, yaitu: Pa r t n e r s h i p s / S u p p l i e r Pa r t i c i p a t i o n ,
technoware, humanware, infoware dan orgaware. Technolog y Pioneering, Technological
Technoware meliputi seluruh fasilitas fisik yang Integration, Technological Value, Technology
diperlukan dalam proses transformasi, seperti Standards.
instrumen, peralatan, per mesinan, alat
pengangkutan, dan infrastr uktur fisik. Analytical Hierarchy Process (AHP)
Humanware adalah teknologi yang melekat pada Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah
manusia yaitu seluruh kemampuan pegawai sebuah hierarki fungsional dengan input
yang diperlukan dalam kegiatan proses utamanya persepsi manusia. Metode ini
transformasi seperti pengetahuan (knowledge), dikembangkan oleh Prof. Thomas Lorie Saaty
keterampilan (skill), kebijakan (wisdom), dari Wharton Business School pada tahun
kreativitas (creativity), dan pengalaman 1970, yang digunakan untuk mencari peringkat
(experience). Infoware adalah teknologi yang atau urutan prioritas dari berbagai alternatif
melekat pada dokumen mencakup seluruh dalam pemecahan suatu permasalahan.
fakta dan gambar-gambar yang diperlukan Peralatan utama Analitycal Hierarchy Process
dalam operasi transformasi seperti informasi (AHP) adalah memiliki sebuah hirarki
tentang proses, prosedur, teknik, metode, teori, fungsional dengan input utamanya persepsi
spesifikasi. Sedangkan or gaware adalah manusia. Dengan hirarki, suatu masalah
teknologi yang melekat pada kelembagaan kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke
mencakup kerangka kerja yang diperlukan dalam kelompok-kelompoknya dan diatur
pada proses transformasi seperti praktek menjadi suatu bentuk hirarki.
manajemen (management practice), pertalian
(linkage), dan pengaturan organisasi Menurut E.Nur, S.Puronomo, Widya at al
(organizational arrangement). 2013) Prinsip yang harus dipahami dalam
menyelesaikan permasalahan dengan AHP
Manajemen Teknologi antara lain :
pengelolaan teknologi yang mencakup proses 1. Decomposition (membuat hierarki). Sistem
inovasi melalui Research & Development, yang kompleks bisa dipahami dengan
pengelolaan pada pengenalan dan penggunaan memecahkannya menjadi elemen-elemen
teknologi dalam produk dan proses yang lebih kecil dan mudah dipahami.
manufaktur (Board 1987). Gudanowska (2017)
menyatakan bahwa kegiatan manajemen
teknologi tidak terbatas pada pengelolaan

Jurnal
200 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Yanthi, Basith, dan Munandar / Analisis Kontribusi Komponen Teknologi pada Perusahaan Jasa Kereta Api Barang dengan Pendekatan Model
Teknometrik

2. Comparative judgment (penilaian kriteria dan c.Jumlahkan hasil bagi di atas dengan
alternatif) Kriteria dan alternatif dilakukan banyaknya elemen yang ada, hasilnya
dengan perbandingan berpasangan.sehingga disebut λ maks.
dapat diketahui skala kepentingan dari masing- 5. Melakukan penghitungan Consistency Index
masing kriteria terhadap kriteria lainnya. (CI) dengan rumus CI = (λmax – n)/n
3. Synthesis of priority (menentukan prioritas). Dimana n = banyaknya elemen.
4. Logical Consistency (konsistensi logis). 6. M e l a k u k a n p e n g h i t u n g a n R a s i o
Konsistensi/Consistency Ratio (CR) dengan
Secara umum pengambilan keputusan dengan rumus: CR= CI/IR, Dimana CR =
metode AHP didasarkan pada langkah– Consistency Ratio, CI = Consistency Index, IR
langkah berikut: = Indeks Random Consistency
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan 7. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya
solusi yang diinginkan, lalu menyusun lebih dari 10%, maka penilaian data judgment
hirarki dari permasalahan yang dihadapi. harus diperbaiki. Namun jika Rasio
2. Menentukan prioritas elemen. Dalam Konsistensi kurang atau sama dengan 0,1,
menentukan prioritas elemen perlu maka hasil perhitungan diang gap
membuat perbandingan pasangan dengan konsisten.
membandingkan membandingkan elemen
secara berpasangan sesuai kriteria yang Model Teknometrik
diberikan. Matriks perbandingan Model Teknometrik merupakan model yang
berpasangan diisi menggunakan bilangan dikembangkan oleh Technology Atlas Project yang
untuk merepresentasikan kepentingan berada dalam naungan United Nations Economic
relatif dari suatu elemen terhadap elemen and Social Commisions for Asia and the Pacifik (UN-
yang lainnya. ESCAP). Technology Atlas Project menyusun 6
3. Sintesis, dilakukan terhadap pertimbangan (enam) buah kerangka kerja pengembangan
pada perbandingan berpasangan untuk teknologi (UNESCAP 1988). Kerangka kerja
memperoleh keseluruhan prioritas. Proses ke-2 yang disusun berjudul Technology Content
sintesis dilakukan berdasarkan tahapan Assessment yang didalamnya terdapat Model
berikut: Teknometrik.
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap
kolom pada matriks. Keluaran model teknometrik adalah nilai
b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan Koefisien Kontribusi Teknologi atau Technology
total kolom yang bersangkutan untuk Contribution Coefficient, selanjutnya disebut
memperoleh normalisasi matriks. TCC. Persamaan yang digunakan untuk
c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris menghitung nilai sebagai berikut:
dan membaginya dengan jumlah elemen TCC = Tβt × Hβh × Iβi × Oβo (1)
untuk mendapatkan nilai rata-rata.
4. Pengukuran konsistensi, diperlukan untuk Dimana: T, H, I, O = kontribusi dari masing-
mengetahui apakah pembuatan keputusan
masing komponen teknologi technoware,
dilakukan secara konsisten. Pengukuran
humanware, inforware dan orgaware
konsistensi dilakukan dengan langkah-
βt, βh, βi, βo = intensitas kontribusi
langkah sebagai berikut:
T H I O terhadap TCC.
a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama
dengan prioritas relatif elemen pertama,
nilai pada kolom kedua dengan prioritas Tahapan perhitung an nilai kontribusi
relatif elemen kedua dan seterusnya. komponen teknologi/Technology Contribution
b.Jumlahkan setiap baris, hasil dari Coefficient (TCC) dengan Model Teknometrik
penjumlahan baris dibagi dengan elemen secara umum dijelaskan pada Gambar 1.
prioritas relatif yang bersangkutan

Jurnal
201 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Jurnal Manajemen Teknologi, 17(3), 2018, 197-215

Metodologi Penelitian Sedangkan nilai intensitas kontribusi


komponen teknologi dengan menggunakan
Penelitian ini menggunakan penggabungan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif Metode pengumpulan data untuk
digunakan untuk mengidentifikasi nilai tingkat mendapatkan nilai tingkat kecanggihan
kecanggihan teknologi dan nilai state of the art teknologi, nilai tingkat state of the art dilakukan
pada 4 (empat) komponen teknologi THIO. dengan pengamatan langsung, diskusi dan
Penggunaan data kuantitatif dilakukan untuk wawancara. Sedangkan untuk pengumpulan
mendapatkan nilai kontribusi komponen data intensitas kontribusi komponen teknologi
teknologi dengan menggunakan persamaan dilakukan dengan menggunakan instrumen
model teknometrik. kuesioner AHP.

Identifikasi
teknologi

Kriteria penentuan Kriteria penentuan


tingkat kecanggihan nilai state of the art

Penentuan nilai Penentuan nilai


tingkah kecanggihan state of the art

Perhitungan nilai
AHP
kontribusi komponen
teknologi Perhitungan nilai
intensitas
kontribusi

Perhitungan nilai
koefisien kontribusi
teknologi/TCC
Gambar 1
Tahapan perhitungan nilai TCC
Transport Kereta Api Target Kinerja Ketersediaan dan Perlu mengukur kontribusi
Operasi dan Volume Permasalahan Pemanfaatan Teknologi komponen teknologi
Logistik menjadi program
Penjualan tidak Operasional belum optimal (THIO)
prioritas pemerintah
tercapai

Penyusunan Instrumen Penelitian


Kuesioner pakar penilaian Pengumpulan Data Ÿ kriteria penilaian tingkat kecanggihan komponen
intensitas kontribusi (observasi, wawancara, teknologi
komponen teknologi kuesioner, telaah dokumen, Ÿ kriteria penilaian state of the art (SOTA)
diskusi, konfirmasi data Ÿ penentuan batas bawah, batas atas komponen
dengan counterpart teknologi
Tingkat canggihan
Ÿ kuesioner promise comparison untuk penentuan
tingkat kemuktahiran
nilai intensitas kontribusi komponen teknologi
batas atas batas bawah
(untuk pakar)

Perhitungan nilai Perhitungan nilai


intensitas kontribusi Model
kontribusi
komponen teknologi Teknometrik
komponen teknologi

Metode Analisis Data


Perhitungan Koefisien Nilai Kontribusi Komponen Teknologi, Nilai Intensitas Kesimpulan dan
AHP
Kontribusi Komponen Kontribusi Komponen Teknologi, Nilai Koefisien Kontribusi Rekomendasi
Teknologi (TCC) Teknologi, Penentuan Prioritas Pengembangan Komponen
Teknologi

Model
Teknometrik

Gambar 2
Kerangka Analisis

Jurnal
202 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Yanthi, Basith, dan Munandar / Analisis Kontribusi Komponen Teknologi pada Perusahaan Jasa Kereta Api Barang dengan Pendekatan Model
Teknometrik

Sumber data yang digunakan dalam penelitian 2. Tahapan Kriteria Penentuan Tingkat
ini adalah data primer dan data sekunder. Data Kecanggihan.
primer adalah data yang dikumpulkan dan Penentuan kriteria tingkat kecanggihan
diolah sendiri oleh peneliti yang diperoleh teknologi mengacu pada kriteria umum
melalui pengamatan langsung dan wawancara (UNESCAP, 1988) seperti dijelaskan pada
responden di divisi angkutan kontainer. Tabel 1.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari
dokumen internal PT. KALOG dan literatur 3. Tahapan Penilaian Batas Atas dan Batas
lainnya seperti buku, jurnal, laporan hasil Bawah Tingkat Kecanggihan Komponen
penelitian, kebijakan pemerintah yang terkait Teknologi.
dengan transportasi dan teknologi Penilaian batas atas dan batas bawah
transportasi. berdasarkan identifikasi nilai tingkat
kecanggihan masing-masing komponen
Lokasi penelitian dipilih secara pur posive teknologi pada saat melakukan
berdasarkan hasil diskusi dengan pengumpulan data melalui pengamatan
PT. KALOG yaitu Area operasi angkutan langsung terhadap komponen teknologi
kontainer di Terminal Barang Sungai Lagoa (THIO) yang terlibat dalam proses
Ta n j u n g P r i o k . P e n g u m p u l a n d a t a transformasi. Penilaian batas atas dan batas
dilaksanakan pada bulan Oktober 2017 hingga bawah seperti pada Tabel 2.
November 2017. Peng galian infor masi
dilakukan melalui pengamatan langsung, Hasil penilaian batas bawah (LL) dan batas atas
wawancara dan diskusi. Responden pada (UL) akan digunakan untuk menghitung nilai
penelitian terdiri atas 12 (dua belas) orang kontribusi komponen teknologi.
pegawai PT. KALOG yang terlibat dalam 4. Tahapan Kriteria Penilaian Tingkat
proses operasi angkutan kontainer yaitu staf Kemutakhiran (state of the art /SOTA).
pelaksana, supervisor, manajer serta vice (UNESCAP, 1988) menjelaskan bahwa
president. Sedangkan responden pakar yang penentu tingkat kemutakhiran sebuah
memberikan penilaian intensitas kontribusi komponen teknologi pada fasilitas
komponen teknologi adalah 5 (lima) orang transformasi memerlukan pengetahuan
manajer di PT. KALOG yang memiliki yang tepat mengenai kinerja teknis dan
pengalaman dibidang pengelolaan komponen terkait dengan kondisi terbaik di dunia saat
teknologi. Tahapan perhitungan nilai TCC ini. oleh karena itu untuk menentukan
menggunakan pendekatan Model kriteria ini memerlukan masukan yang
Teknometrik seperti pada Gambar 1. cukup banyak dari narasumber teknis yang
1. Tahapan identifikasi komponen teknologi berpengalaman dalam mengoperasikan
(T, H, I, O) pada proses tranformasi obyek jenis fasilitas transformasi yang sedang
penelitian. dipelajari serta praktek terbaik saat ini di
- Technoware meliputi seluruh fasilitas fisik, dunia sebagai referensi penentuan kriteria.
peralatan, permesinan, alat
pengangkutan, dan infrastuktur yang Kriteria umum yang disusun oleh dapat
tersedia; digunakan untuk memandu penentuan state
- Humanware meliputi pengguna technoware of the art terhadap empat komponen
dalam melakukan proses transformasi; teknologi Pendekatan yang digunakan
- I n f o wa r e m e n c a k u p ke t e r s e d i a a n untuk menentukan nilai state of the art
dokumen infor masi pada proses didasarkan pada kriteria umum yang diberi
transformasi seperti SOP, Prosedur skor 0 untuk spesifikasi terendah dan skor
- Orgaware mencakup kerangka kerja yang 10 untuk spesifikasi terbaik.
diperlukan pada transformasi seperti
praktek manajemen dalam pengelolaan
komponen teknologi.

Jurnal
203 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Jurnal Manajemen Teknologi, 17(3), 2018, 197-215

Tabel 1
Kriteria Penilaian Tingkat Kecanggihan Komponen Teknologi
Tingkat kecanggihan teknologi Skor
Tehnoware Humanware Infoware Orgaware
Peralatan mampu Mampu menyediakan Organisasi kecil, belum
Manual menggunakan dan mengelola mengenai kerjasama,
1 2 3
informasi data umum belum memiliki sstem
manajemen
Peralatan mampu mampu menyediakan organisasi mulai menjalin
Mekanik memasang dan mengelola kerjasama dan memiliki
2 3 4
informasi data teknis sistem manajemen yang
sederhana
Peralatan untuk mampu merawat mampu menyediakan Organisasi mulai memiliki
Penggunaan dan mengolah data jaringan kerjasama,
umum umum dan data teknis mempunyai sistem
3 4 5
manajemen yang baku

Peralatan untuk mampu mampu menyediakan Organisasi mulai memiliki


pengunaan mengelola dan mengolah jaringan kerjasama yang
khusus informasi data untuk terus berkembang,
efektifitas dan efisiensi mempunyai sistem
4 5 6
manajemen yang baku,
diakui pihak ketiga, mampu
mengidentifikasi pasar
yang potensial
Peralatan mampu mampu menyediakan Organisasi mulai memiliki
otomatis mengembangkan dan mengolah jaringan kerjasama yang
informasi data untuk terus berkembang, mampu
5 6 7
meningkatkan bersaing, mampu untuk
pengetauan peningkatan pasar dan
kualitas
Peralatan mampu mampu menyediakan Organisasi mulai memiliki
terkomputeri- melakukan dan mengolah jaringan kerjasama yang
sasi inovasi dengan informasi data untuk terus berkembang, mampu 6 7 8
bantuan perbaikan dan bersaing, mampu untuk
eksternal modifikasi perluasan pasar baru
Peralatan mampu mampu menyediakan Organisasi mulai memiliki
terintegrasi melakukan dan mengelola jaringan kerjasama yang
inovasi sendiri informasi data teknis terus berkembang, mampu 7 8 9
untuk penggunaan bersaing, mampu menjadi
spesifik/inovasi leader

Tabel 2
Penilaian Batas Atas dan Batas Bawah Kecanggihan Komponen Teknologi
Batas Tingkat Kecangihan
Komponen Teknologi
Batas Bawah (LL) Batas Atas (UL)
Technoware LT: UT:
Humanware LH: UH:
Infoware LI: UI:
Orgaware LO: UO:
Keterangan: UT = batas atas technoware UI = batas atas infoware
LL = Lower Limit LH = batas bawah humanware LO = batas bawah orgaware
UL = Upper Limit UH = batas atas humanware UO = batas atas orgaware
LT = batas bawah technoware LI = batas bawah infoware

Jurnal
204 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Yanthi, Basith, dan Munandar / Analisis Kontribusi Komponen Teknologi pada Perusahaan Jasa Kereta Api Barang dengan Pendekatan Model
Teknometrik

Menurut (UNESCAP, 1988) Kriteria umum Perhitungan SOTA Orgaware


dalam menentukan nilai state of the art technoware
adalah dengan mengevaluasi kompleksitas
operasional, atribut fisik yang mencakup
peralatan fisik yang dibandingkan dengan no= jumlah kriteria komponen orgaware
kondisi terkini di dunia atau menggunakan dimana Onadalah nilai kriteria ke-n dari orgaware
parameter standar perusahaan. Sedangkan pada tingkat perusahaan
kriteria umum untuk penilaian humanware
dilihat dari aspek potensi kreatifitas, orientasi Pembagian state of the art dengan angka 10 pada
prestasi,orientasi afiliasi yang dibandingkan
ke-4 persamaan diatas bertujuan untuk
dengan parameter standar perusahaan.
menormalisasi penilaian menjadi berkisar
antara 0 dan 1, sekaligus menyatakan bahwa
Penilaian state of the art pada komponen
kriteria yang digunakan memiliki bobot yang
infoware menggunakan kriteria metode
sama.
ketersediaan penyimpanan informasi, updating
informasi, akses penggunaan informasi
6. Perhitungan Nilai Kontribusi Komponen
menggunakan sistem informasi. Penilaian pada
komponen orgaware mengacu pada kriteria Teknologi
kemampuan organisasi dalam memberikan Perhitungan nilai kontribusi setiap komponen
motivasi pegawai, model otonomi dalam teknologi dilakukan dengan menggunakan
pengawasan dan pengaturan organisasi, nilai batas atas dan batas bawah derajat
kemampuan organisasi dalam menjalin kecanggihan dan hasil perhitungan tingkat state
kerjasama dengan stakeholder, kebijakan terkait of the art (SOTA) yang diformulasikan dalam
Research &Development. persamaan berikut:

5. Perhitungan Tingkat Kemutakhiran (State


of the Art /SOTA)

Perhitungan SOTA Technoware

kt= jumlah kriteria komponen technoware


dimana t ik adalah nilai kriteria ke-k dari
technoware kategori i

Perhitungan SOTA Humanware


Keterangan:
LT = batas bawah technoware
UT = batas atas technoware
lh= jumlah kriteria komponen humanware LH = batas bawah humanware
dimana hij adalah nilai kriteria ke-i dari UH = batas atas humanware
humanware kategori j LI = batas bawah infoware
UI = batas atas infoware
Perhitungan SOTA Infoware LO = batas bawah orgaware
UO = batas atas orgaware
ST = SOTA technoware
SH = SOTA humanware
mf = jumlah kriteria komponen infoware
LI = SOTA infoware
dimana fm adalah nilai kriteria ke-m dari infoware
SO = SOTA orgaware
pada tingkat perusahaan

Jurnal
205 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Jurnal Manajemen Teknologi, 17(3), 2018, 197-215

1. Perhitungan Nilai Intensitas Kontribusi 2. Perhitungan Nilai Koefisien Kontribusi


Komponen Teknologi Teknologi / Technology Contribution Coefficient
Perhitungan nilai intensitas kontribusi (TCC)
komponen teknologi didapat dari penilaian Nilai TCC dapat dihitung dengan persamaan:
βt βh βi βo
responden pakar terhadap tingkat T ×H ×I ×O
ke p e n t i n g a n ko m p o n e n t e k n o l o g i Keterangan:
menggunakan metode Analytical Hierarchy TCC= technology contribution coefficient
Process (AHP). Instrument yang digunakan T = nilai kontribusi technoware
untuk mendapatkan informasi tingkat βt = nilai intensitas kontribusi technoware
kepentingan komponen teknologi melalui H = nilai kontribusi humanware
kuesioner dan wawancara. βh = nilai intensitas kontribusi humanware
I = nilai kontribusi infoware
βi = nilai intensitas kontribusi infoware
O = nilai kontribusi orgaware
βo = nilai intensitas kontribusi orgaware
Skema penilaian TCC menurut (Nazaruddin
2008) dapat dilihat padaTabel 3.
Tabel 3
Skala Penilaian TCC
Nilai TCC Klasifikasi
0 < TCC ≤ 0.1 Sangat rendah
0.1 < TCC ≤ 0.3 Rendah
0.3 < TCC ≤ 0.5 Cukup
0.5 < TCC ≤ 0.7 Baik
0.7 < TCC ≤ 0.9 Sangat baik
0.9 < TCC ≤ 1.0 Kecanggihan modern(mencapai state of the art)
Sumber: Nazaruddin (2008)

Hasil dan Pembahasan Bumi KALOG yang dibentuk dalam skema


Joint Operation (JO) antara
Identifikasi Komponen Teknologi PT. BUMI Wijaya Terminal (BWT) dan PT.
Komponen Technoware Kereta Api Logistik (KALOG). Terminal
Komponen technowar e meliputi sarana barang Sungai Lagoa dikembangkan oleh
prasarana terminal barang, kantor operasional, JO.Bumi KALOG pada tahun 2014 dengan
peralatan mesin, sistem informasi serta luas area 2.4 ha. Saat ini kapasitas terminal
perlengkapan kantor. Divisi kontainer PT. barang Sungai Lagoa mencapai 1500 teus per
KALOG memiliki kantor yang berlokasi di hari. Peralatan/mesin untuk mendukung
Stasiun Gondangdia Jl. KH. Wahid Hasyim kegiatan operasional jasa layanan kontainer PT.
No. 11 A, Jakarta Pusat 10340. Peralatan KALOG di Terminal barang Sungai Lagoa
pendukung kantor meliputi telepon, mesin fax, antara lain tersedianya alat-alat Lo/Lo (Reach
call center (cs@kalogistics.co.id) dan website: Stacker, Forklift, Top loader, trucking).
www.kalogistics.co.id.
Sistem Informasi merupakan bagian dari
Terminal barang Sungai Lagoa merupakan komponen technoware. Saat ini beberapa sistem
salah satu area bongkar muat kontainer informasi yang tersedia dan dimanfaatkan oleh
PT. KALOG dalam memberikan jasa layanan PT. KALOG antara lain : System Application and
kontainer kepada pelanggannya. Terminal Product (SAP). SAP merupakan aplikasi yang
barang Sungai Lagoa dikelola oleh JO. disediakan oleh perusahaan induk
PT. KAI untuk integrasi proses bisnis internal
KALOG dengan PT. KAI.

Jurnal
206 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Yanthi, Basith, dan Munandar / Analisis Kontribusi Komponen Teknologi pada Perusahaan Jasa Kereta Api Barang dengan Pendekatan Model
Teknometrik

Aplikasi SAP mampu merubah dan Pembuatan loading plan yang dilakukan oleh
memberikan improve bagi organisasi seperti pengguna COINS masih harus melakukan
integrasi, kerjasama antar departemen yang perhitungan manual dengan bantuan aplikasi
berbeda dan saling terhubung didalam platform Microsoft Excel. Divisi kontainer memanfaatkan
yang sama. SAP juga mampu menghilangkan aplikasi Zimbra untuk media komunikasi
beberapa pekerjaan manual. Divisi kontainer internal dilingkungan perusahaan. Zimbra
mempunyai sistem informasi untuk proses mempunyai fitur untuk berkirim pesan,
operasi angkutan kontainer yaitu Containers bertukar informasi. Layanan e-mail Zimbra di
Integration System (COINS). COINS adalah PT. KALOG tersedia untuk pegawai sehingga
aplikasi teknologi yang dikembangkan oleh mempermudah komunikasi antar pegawai
Divisi Kontainer PT. KALOG untuk Selain Zimbra, PT. KALOG memanfaatkan
membantu kegiatan operasionalnya. media sosial seperti Path, Facebook, Twitter untuk
Pengembangan aplikasi COINS masih terus kebutuhan berbagi informasi internal dan
dilakukan oleh divisi kontainer dan dibantu sebagai media promosi layanan bisnis
tenag a IT dari pihak ketig a. Pada perusahaan. Hasil identifikasi komponen
pelaksanaannya masih terdapat beberapa fitur technoware disampaikan pada Tabel 4.
aplikasi yang belum sepenuhnya dapat
mengakomodir kebutuhan pengguna seperti
pada saat pembuatan loading plan.

Tabel 4
Komponen Technoware PT. KALOG

Alur kerja
No Perlengkapan Sistem Informasi Alat/mesin Infrastruktur fisik
operasional
1 Proses Shipping Komputer Aplikasi COINS Kantor Pusat
Contract Kalkulator Zimbra Gondangdia
Printer SAP Terminal barang
2 Proses Komputer Aplikasi COINS Forklift Terminal barang
Stuffing/Stripping Kalkulator Zimbra Reachsteakers sungai Lagoa
Printer SAP Kontainer
(GPS)
Truk (GPS)
3 Proses Lift on Lift Komputer Aplikasi COINS Forklift Terminal barang
off Kalkulator Zimbra Reachsteakers Rel kereta api
Printer SAP Kontainer
(GPS)
Truk (GPS
4 Proses Delivery Komputer Aplikasi COINS Kereta api Terminal barang
Kalkulator Zimbra barang Rel kereta api
Printer SAP Kontainer
(GPS)
Truk (GPS
5 Proses Invoicing Komputer Aplikasi COINS Kantor Pusat
Kalkulator Zimbra Gondangdia
Printer SAP Terminal barang
sungai Lagoa

Jurnal
207 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Jurnal Manajemen Teknologi, 17(3), 2018, 197-215

Komponen Humanware Komponen Orgaware


Komponen humanware pada divisi angkutan Komponen orgaware meliputi praktek-praktek
kontainer meliputi staf pelaksana, Supervisor, manajemen dalam mengelola komponen
Manajer dan Vice President (VP). teknologi seperti kebijakan manajemen dalam
memfasilitasi kebutuhan proses tranformasi
Komponen Infoware angkutan kontainer yang berkontribusi pada
Komponen infoware meliputi dokumen capaian tujuan perusahaan.
perusahaan terkait prosedur, aturan yang
dimanfaatkan oleh humanware dalam proses
transformasi angkutan kontainer.
Tabel 5
Nilai Batas Atas dan Batas Bawah Komponen Teknologi

Batas Tingkat
Kecanggihan
Komponen
Batas bawah Batas atas Keterangan Teknis
Teknologi
(lower limit) (upper limit)
LL UL
Te c h n o w are 3 5 LL: Proses booking kontainer masih dilakukan secara
manual. Pelanggan masi h harus melakukan antrian di
loket kalog, perhitungan biaya layanan masih dihitung
manual oleh bagian Marketing.
UL: Proses pembuatan dokumen shipping kontrak,
dokumen bongkar muat , dokumen bongkat muat ke
kereta api sudah memanfaatkan komputer yang di
lengkapi aplikasi COINS . Namun aplikasi COINS
masih belum terintegrasi .
Hum an w are 4 6 LL: Secara umum Staf pelaksana hanya mampu
menggunakan alat yang telah disediakan oleh
perusahaan seperti pemanfaatan komputer,
penggunaan alat bongkar muat. Untuk melakuka n
kegiatan operasional SDM mampu melakukan
pekerjaan sesuai arahan atasan .
UL: Sebagian SDM mampu mengembangkan
alat/tools yang digunakan. Sebagai contoh aplikasi
COINS yang dimanfaatkan oleh SDM PT KALOG,
seiring sejalan beberapa SDM mampu menganalisis
kekurangan sistem tersebut dan mencoba untuk
melakukan perbaikan dan mencoba melakukan inovasi
dengan bantuan pihak ketiga .

In fo w are 4 6 LL: PT. KALOG mampu meyediakan informasi


terkait prosedur kerja, peralatan kerja serta kebijakan -
kebijakan terkait prose s tranformasi perusahaan yang
dapat diakses oleh SDM
UL: Sebagian Informasi yang tersedia berfungsi untuk
peningkatan pengetahuan SDM, pelanggan dan mitr a.

Jurnal
208 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Yanthi, Basith, dan Munandar / Analisis Kontribusi Komponen Teknologi pada Perusahaan Jasa Kereta Api Barang dengan Pendekatan Model
Teknometrik

Tabel 5 (sambungan)
Nilai Batas Atas dan Batas Bawah Komponen Teknologi
Batas Tingkat
Kecanggihan
Komponen
Batas bawah Batas atas Keterangan Teknis
Teknologi
(lower limit) (upper limit)
LL UL
O rg aw are 4 7 LL: PT. KALOG telah mempunyai sistem
manajemen mutu yang baku. Sertifikat ISO
9001:2015 yang didapatkan menunjukkan bahwa
PT. KALOG telah memenuhi persyaratan dokumen
dan rekaman wajib dalam klausul ISO 9001:2015.
UL: Mampu membangun jaringan dengan mitra
strategis dan telah melakukan berbagai
pengembangan sarana dan prasana dengan membuka
beberapa area baru/terminal barang baru sebagai
bentuk upaya untuk perluasan pangsa pasar.

Tabel 6
Penentuan Nilai State of the Art (SOTA) Komponen Teknologi
No Komponen Teknologi Skor total
1 Technoware 5.000
2 Humanware 5.000
3 Infoware 6.778
4 Orgaware 6.375

Nilai SOTA komponen technoware sebesar Nilai SOTA humanwar e adalah 5.000
5.000 menunjukkan bahwa kondisi technoware menunjukkan bahwa kemampuan sumber
yang meliputi fasilitas fisik seperti ketersediaan daya manusia yang terlibat dalam proses
terminal barang, fasilitas outlet layanan, operasional angkutan kontainer hanya mampu
perlengkapan kantor, proses operasi, memenuhi capaian kinerja operasi ≤ 60%.
perlengkapan bongkar muat, peralatan Kemampuan sumber daya manusia dari segi
penunjang serta peralatan keselamatan kerja kreatifitas, kerjasama dan kemampuan dalam
cukup memadai. Namun keterbatasan area memelihara fasilitas fisik pada proses
parkir bagi pelanggan kurang memadai di operasional cukup baik.
terminal barang sungai lagoa sehingga
berpotensi menganggu proses operasional Nilai SOTA infoware merupakan nilai SOTA
layanan angkutan kontainer. Pemanfaatan tertinggi diantara komponen teknologi lainnya
technoware pada proses shipping contract sudah yaitu sebesar 6.778. hal ini menunjukkan
memanfaatkan komputer yang dilengkapi oleh b a h w a P T. K A L O G t e l a h m a m p u
sistem informasi Container Intergration System menyediakan fasilitas informasi online
(COINS) namun sistem informasi yang mengenai organisasi yang dapat di akses oleh
digunakan masih belum terintegrasi. Kondisi internal maupun eksternal perusahaan. PT.
technoware pada proses transformasi layanan KALOG telah melakukan pengelolaan ilmu
angkutan kontainer belum didukung oleh pengetahuan secara terstruktur melalui Project
teknologi terkini seperti teknologi RFID yang Knowledge Management. Seluruh pengetahuan,
mampu membantu perusahaan menuju keterampilan dan pengalaman karyawan yang
keunggulan yang kompetitif. menjadi sumber informasi dapat di akses oleh
seluruh karyawan. Ketersediaan informasi
hingga updating informasi telah dilakukan
dengan baik oleh PT. KALOG.
Jurnal
209 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Jurnal Manajemen Teknologi, 17(3), 2018, 197-215

N i l a i S O TA O r ga wa r e s e b e s a r 6 . 3 7 5 Perhitungan Nilai State of the art (SOTA)


menunjukkan bahwa kemampuan Komponen Teknologi
PT. KALOG dalam membuat kebijakan dan Berdasarkan penentuan nilai SOTA THIO
menyusun strategi terkait penguatan diatas, maka perhitungan nilai state of the art
organisasi, membangun kemitraan yang pada 4(empat) komponen teknologi dapat
strategis, upaya peningkatan volume penjualan diketahui menggunakan persamaan model
dilakukan dengan perencanaan yang baik. teknometrik seperti disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7
Perhitungan Nilai SOTA komponen teknologi

No Komponen Teknologi Penentuan nilai SOTA Nilai SOTA


1 Technoware 5.000 0.5000
2 Humanware 5.000 0.5000
3 Infoware 6.778 0.6778
4 Orgaware 6.375 0.6375

Perhitungan nilai state of the art (SOTA) pada Rendahnya kompleksitas komponen technoware
ko m p o n e n t e c h n o wa r e a d a l a h 0 . 5 0 0 0 , dikarenakan ketersediaan sarana, prasarana
komponen humanware sebesar 0.5000, yang belum cukup memadai. Kapasitas sarana
komponen infoware sebesar 0.6778 dan terminal barang Sungai Lagoa belum memadai,
komponen orgaware sebesar 0.6375. Hasil masih sering terjadi bottleneck. Sistem informasi
perhitungan nilai state of the art (SOTA) pada yang belum terintegrasi untuk kegiatan
komponen teknologi menunjukkan bahwa operasional layanan kontainer. Sedangkan
tingkat kompleksitas tertinggi berada pada rendahnya nilai SOTA humanware disebabkan
komponen teknologi infowar e 0.6778, oleh kemampuan sumber daya manusia yang
Sedangkan komponen technowar e dan belum mendukung tercapainya target kinerja
humanware berada pada tingkat kompleksitas operasi PT. KALOG
terendah.

Perhitungan Nilai Kontribusi Teknologi

Tabel 8
Hasil Perhitungan Nilai Kontribusi Teknologi

Komponen Teknologi Batas Bawah Batas atas State of the art/SOTA Nilai
(LL) (UL) Kontribusi
Technoware 3 5 0.5000 0.444

Humanware 4 6 0.5000 0.556


Infoware 4 6 0.6778 0.595

Orgaware 4 7 0.6375 0.657

Jurnal
210 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Yanthi, Basith, dan Munandar / Analisis Kontribusi Komponen Teknologi pada Perusahaan Jasa Kereta Api Barang dengan Pendekatan Model
Teknometrik

Tabel 8 menunjukkan bahwa kontribusi Komponen teknologi terendah adalah


teknologi t<h<i<o dimana komponen komponen technoware yaitu 0.444, hal ini
tecnoware merupakan komponen yang memiliki disebabkan oleh ketersediaan sarana,
nilai kontribusi terkecil pada proses operasi PT. prasarana, peralatan pada proses transformasi
KALOG. Komponen orgaware merupakan yang belum memadai. Kondisi area lahan
komponen tertinggi dengan nilai sebesar 0.657 terminal barang di Sungai Lagoa sangat
yang memberikan kontribusi bagi proses terbatas dan belum memadai. Sering terjadi
transformasi jasa layanan kontainer, hal ini bottleneck pada saat proses stuffing maupun
karena kemampuan manajemen PT. KALOG stripping karena keterbatasan luas area terminal
dalam membuat strategi-strategi bisnis untuk sungai lagoa. Sistem informasi yang tersedia
memperluas pangsa pasar dan menambah belum terinteg rasi dan hanya mampu
sarana dan prasarana untuk memberikan dimanfaatkan untuk kebutuhan internal
pelayanan yang maksimal bagi pelanggan. PT. KALOG. Saat ini pelanggan belum dapat
KALOG juga telah memberikan fasilitas akses memanfaatkan pemesanan kontainer dengan
informasi bagi internal KALOG dan mitra fasilitas online karena ketersediaan sistem
termasuk pelanggan PT. KALOG. informasi yang belum memadai. Selain itu
belum tersedianya refrigerated container yaitu
Komponen teknologi tertinggi kedua yang container cargo (shipping container) yang
m e m b e r i k a n ko n t r i b u s i p a d a p r o s e s dilengkapi dengan mesin. pendingin yang
transformasi adalah infoware sebesar 0.595 digunakan untuk mengangkut kargo atau
menunjukkan bahwa KALOG mampu barang-barang yang sensitif terhadap suhu.
menyediakan informasi bagi internal maupun
eksternal perusahaan. Prosedur Hasil Perhitungan Nilai Intensitas Kontribusi
terdokumentasi, instr uksi ker ja yang Komponen Teknologi
informatif, alur kerja yang jelas. Hal ini Hasil perhitungan nilai intensitas kontribusi
dibuktikan dengan sertifikasi ISO 9001:2015 k o m p o n e n t e k n o l o g i p a d a Ta b e l 9
yang telah diperoleh KALOG. Komponen menunjukkan bahwa komponen humanware
humanware memberikan kontribusi sebesar dan technoware memiliki nilai bobot dua
0.556 pada proses transformasi layanan tertinggi yaitu 0.311 (H) dan 0.289 (T), diikuti
angkutan kontainer, berdasarkan fakta oleh komponen infoware dan orgaware sebesar
dilapangan bahwa kemampuan pegawai 0.238 (I) dan 0.161 (O). Bila diurutkan, maka
mampu memanfaatkan technoware yang ada dan nilai intensitas masing-masing komponen
mampu mengakses sumber informasi yang tersebut sebagai berikut: βh > βt > βi > βo.
difasilitasi oleh PT. KALOG. Kebijakan yang Nilai Consistency ratio sebesar 0.04 menunjukkan
telah dikeluarkan oleh organisasi mampu bahwa penilaian tingkat kepentingan yang
dijalankan oleh pegawai, namun terdapat dilakukan telah konsisten karena nilai CR
keterbatasan pengetahuan dan wewenang saat tersebut ≤ 0.1
melakukan kegiatan yang lebih rumit.

Tabel 9
Hasil Perhitungan Nilai Intensitas Kontribusi Komponen Teknologi
Komponen Teknologi Nilai intensitas kontribusi
Technoware 0.289
Humanware 0.311
Infoware 0.238
Orgaware 0.161
Consistency Ratio (CR) 0.04

Jurnal
211 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Jurnal Manajemen Teknologi, 17(3), 2018, 197-215

Gambar 3
Diagram Nilai Kontribusi dan Intensitas Kontribusi T H I O

Diagram nilai kontribusi dan intensitas status tingkatan teknologi PT. KALOG
kontribusi T H I O pada Gambar 3 mencapai klasifikasi “Cukup”. PT. KALOG
menunjukkan bahwa komponen teknologi perlu melakukan peningkatan nilai TCC ke nilai
yang memiliki nilai kontribusi terendah harus yang lebih tinggi agar PT. KALOG mampu
menjadi perhatian untuk ditingkatkan oleh bersaing dengan jasa transportasi barang
obyek penelitian, sebaliknya komponen lainnya. Nilai koefisien kontribusi teknologi
teknologi yang memiliki nilai intensitas PT KALOG dipengaruhi oleh nilai kontribusi
tertinggi merupakan komponen teknologi teknologi pada masing-masing komponen
yang harus menjadi perhatian manajemen teknologi. PT. KALOG perlu melakukan
untuk dikembangkan. reviu terhadap batas bawah kecanggihan
teknologi. Selain itu peningkatan pada batas
Perhitungan TCC atas kecanggihan teknologi dan nilai state of the
Hasil perhitungan nilai koefisien kontribusi art juga perlu dilakukan untuk meningkatkan
teknologi atau Technology Contribution Coefficient nilai kontribusi komponen teknologi.
( T C C ) P T. K A L O G p a d a Tingginya nilai kontribusi teknologi akan
Tabel 10 adalah 0.5. Merujuk pada Tabel 3 berpengaruh pada nilai TCC.
bahwa selang nilai 0.3<TCC≤ 0.5, dapat
dikategorikan dalam penilaian kualitatif bahwa
Tabel 10
Hasil Perhitungan TCC
Komponen Nilai Intensitas 2^3 TCC
Nilai Kontribusi
Teknologi Kontribusi
(2)
(1) (3) (4) (5)
Technoware 0.4444 0.289 0.791
Humanware 0.5556 0.311 0.833
0.5
Infoware 0.5951 0.238 0.884
Orgaware 0.6569 0.161 0.935

Jurnal
212 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Yanthi, Basith, dan Munandar / Analisis Kontribusi Komponen Teknologi pada Perusahaan Jasa Kereta Api Barang dengan Pendekatan Model
Teknometrik

Prioritas pengembangan komponen teknologi Pe n e n t u a n k r i t e r i a d a n s u b k r i t e r i a


Pe n e n t u a n p r i o r i t a s p e n g e m b a n g a n berdasarkan relevansinya sesuai dengan tujuan
komponen teknologi ditentukan berdasarkan penentuan prioritas pengembangan
tujuan, kriteria dan sub kriteria yang disusun komponen teknologi.
dalam struktur hirarki AHP pada Gambar 4.
Prioritas Pengembangan Komponen Teknologi
di PT. Kereta Api Logistik

0.531 0.289 0.180


Urgensi Kebutuhan Urgensi Kehandalan Kegunaan

0.346 0.195 0.168


0.144 0.147
Pengembangan Sumber Perluasan Pangsa Pasar Fokus Pelanggan
Nilai Tambah Penciptaan Inovasi Proses
Daya

0.289 0.311 0.238 0.161


Technoware Humanware Infoware Orgaware

Gambar 4.
Struktur Hirarki Penentuan Prioritas Pengembangan THIO

Kriteria yang ditentukan pada prioritas komponen humanware dan technoware yang akan
pengembangan komponen teknologi adalah harus mampu memberikan dampak pada
Urg ensi kebutuhan, Kehandalan dan pengembangan sumber daya perusahaan.
Kegunaan. Sedangkan penentuan sub kriteria Nilai Consistency ratio sebesar 0.04 menunjukkan
mempertimbangkan Key Performance Indicator bahwa penilaian tingkat kepentingan yang
(KPI) obyek penelitian yaitu Pengembangan dilakukan telah konsisten karena nilai tersebut
sumber daya, nilai tambah, perluasan pangsa ≤ 0.1.
pasar, fokus pelanggan dan penciptaan inovasi
proses. Penentuan alternatif komponen Hasil penelitian ini menggambarkan kondisi
teknologi T H I O yang akan dikembangkan teknologi perusahaan jasa transportasi kereta
oleh PT. KALOG harus berdasarkan prioritas api barang. Nilai TCC PT. KALOG saat ini 0.5
tingkat kepentingan organisasi. atau kondisi teknologi yang cukup. Nilai
berdasarkan hasil analisis vertikal pada struktur kontribusi terendah pada komponen technoware
hirarki penentuan prioritas pengembangan yang disebabkan oleh ketersediaan teknologi
komponen teknologi pada Gambar 5, bahwa salah satunya sistem informasi yang belum
pertimbangan kriteria urgensi kebutuhan dan memadai. penelitian ini sejalan dengan
sub kriteria pengembangan sumber daya penelitian (Harris et al., 2015) bahwa dalam
menjadi penentu dalam pemilihan prioritas menghadapi berbagai per masalahan
komponen teknologi yang akan dikembangkan transportasi dibutuhkan solusi baru dalam
oleh PT. KALOG. Prioritas komponen pengoperasian pengangkutan barang yaitu
teknologi yang akan dikembangkan dengan pemanfaatan teknologi informasi yang
berdasarkan urgensi kebutuhan PT. KALOG membawa banyak manfaat bagi organisasi.
saat ini adalah komponen humanware memiliki (Perego et al., 2011) juga menyatakan bahwa
nilai bobot tertinggi yaitu 0.311. PT. KALOG adopsi teknologi informasi oleh perusahaan
juga perlu mempertimbangkan urutan prioritas jasa transportasi barang menunjukkan bahwa
ke-2 komponen technoware yang memiliki bobot semakin besar perusahaan, maka akan semakin
sebesar 0.289. tinggi tingkat adopsi teknologi informasinya.

Jurnal
213 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Jurnal Manajemen Teknologi, 17(3), 2018, 197-215

bahkan perusahaan jasa transportasi lain yang Fokus terhadap nilai kontribusi teknologi
lebih maju mengadopsi teknologi yang lebih terendah komponen teknologi yaitu technoware.
kompleks yatu Radio Frequency Identification PT. KALOG sebaiknya melakukan revieu
(RFID). terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
kecilnya nilai kontribusi komponen teknologi,
Hasil penelitian ini dapat dijadikan arahan melakukan perbaikan, mengikuti
kebijakan dalam pengembangan komponen perkembangan tren teknologi informasi yang
teknologi bagi industri, atau perusahaan dan terintegrasi yang mampu memberikan dampak
khususnya manajemen PT. Kereta Api efisiensi untuk kegiatan operasional,
Logistik. PT. KALOG dapat untuk melakukan melakukan best practice untuk merumuskan
perbaikan dan peningkatan pada komponen strategi dan adaptasi yang diperlukan untuk
humanware dan technoware sehingga kesiapan, menjadi perusahaan jasa layanan transportasi
kemampuan humanware dan ketersediaan barang yang unggul dan mampu bersaing.
technoware yang memadai akan mampu
memberikan dampak positif terhadap
peningkatan kinerja operasi Daftar Pustaka
PT. KALOG. Selain itu penguatan komponen
infoware dan orgaware perlu dilakukan agar PT. A h m a d , S . ( 2 0 1 4 ) . Te c h n o l o g y i n
KALOG lebih siap menghadapi persaingan organizations. International Journal of
dunia bisnis transportasi angkutan barang Research in Business Management, 2(7),
mengingat peluang pengembangan layanan 2321–886.
bisnis berdasarkan kebijakan pemerintah saat Dewan Riset Nasional. (2016). Agenda riset
ini terrkait proyek strategis nasional salah nasional 2016-2019. Jakarta.
satunya pembangunan infrastruktur jalan rel Dhika, H., & Fitriansyah, A. (2016).
kereta api di beberapa kota besar. Implikasi Perancangan sistem informasi jasa
teoritis hasil penelitian ini merupakan bukti pengiriman barang berbasis web. Jurnal
empiris terhadap teori Model Teknometrik SIMETRIS, 7(1), 51–58.
yang mampu memberikan gambaran status Effendi, U., & Simdora, S. P. (2016). Analisis
teknologi sebuah industri/perusahaan saat ini kontribusi teknologi pada pembuatan
minuman sari apel (studi kasus di ksu
brosem, Batu). Industria: Jurnal Teknologi
Simpulan dan Manajemen Agroindustri, 5(2), 96–106.
Hamid, S.-R., Chew, B.-C., & Halim, S. (2012).
Nilai TCC PT. KALOG adalah 0.5 atau What’s the principles of technology
klasifikasi “Cukup”. Secara umum peran management–eliciting technolog y
teknologi belum optimal memenuhi visi PT. management principles through expert
KALOG untuk menjadi perusahaan penyedia opinion. International Journal of Innovation,
jasa logistik terpadu, unggul dan terpercaya. Management and Technology, 3(5), 631–636.
hendaknya PT. KALOG meningkatkan nilai Doi: 10.7763/IJIMT.2012.V3.310
TCC ke tingkat yang lebih tinggi untuk dapat Harris, I., Wang, Y., & Wang, H. (2015). ICT in
bersaing dengan industri sejenis yang telah multimodal transport and technological
menerapkan sistem infomasi terintegrasi. trends: Unleashing potential for the
future. International Journal of Production
Komponen teknologi yang menjadi prioritas Economics, 159, 88–103. Doi:
untuk dikembangkan adalah komponen 10.1016/j.ijpe.2014.09.005.
humanware (0.311) dan technoware (0.289). kedua Nazaruddin. (2008). Manajemen Teknologi
komponen ini memiliki nilai bobot tertinggi (Pertama). Yogyakarta: Graha Ilmu.
diantara kedua komponen lainnya. PT. PAT BPPT. (2011). Pedoman umum Audit
KALOG hendaknya melakukan beberapa Teknologi. Jakarta.
tindakan untuk meningkatkan nilai TCC.

Jurnal
214 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018
Yanthi, Basith, dan Munandar / Analisis Kontribusi Komponen Teknologi pada Perusahaan Jasa Kereta Api Barang dengan Pendekatan Model
Teknometrik

Perego, A., Perotti, S., & Mangiaracina, R. Virliantarto, N., Ma'ruf, B., & Suastika, I. K.
(2011). ICT for logistics and freight (2017). Pengukuran kesiapan teknologi
transportation: a literature review and untuk pembangunan kapal kontainer 100 teus
research agenda. International Journal of dengan sistem modular di PT. PAL
P hy s i c a l D i s t r i b u t i o n & L og i s t i c s Indonesia. WAVE: Jur nal Ilmiah
Management, 41(5), 457–483. Doi: Terknologi Maritim, 11(1), 31–38.
10.1108/09600031111138826
Pradana, A. H., & Ciptomulyono, U. (2011).
Analisis kandungan teknologi sentra industri
kerajinan kuningan dengan pendekatan
teknometrik untuk penyusunan prioritas
pembinaan teknologi di desa bejijong kecamatan
trowulan kabupaten mojokerto, 1–9.
[Skripsi]. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.
PT. Kereta Api Logistik. (2015). Laporan
Tahunan 2015. Jakarta.
Pujianto, T., Alna, R., Hasbullah, S., &
A r d i a n s a h , I . ( 2 0 1 7 ) . Pe n i l a i a n
Kontribusi Komponen Teknologi dalam
Aktivitas Produksi di PT Z
Menggunakan Metode Teknometrik.
Ju r n a l Te k n o l o g i d a n M a n a j e m e n
Agroindustri, 6(3), 133–144.
Purnamasari, D. (2015). Audit Teknologi
Galangan Kapal (Studi Kasus di PT.
IKI). Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim
WAVE, 9(1), 39–48. Retrieved from
http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/J
W/article/view/2664/2245
Ramadhani, Y. (2012). Analisa Daya Saing
Perusahaan Ditinjau Dari Assesmen
Teknologi. Jurnal Teknologi Technoscientia,
5(1), 31–40. Retrieved from
http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/J
W/article/view/2664/2245.
RI, R. I. (2017). Peraturan Presiden Nomor 58
Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan
Pr oyek Strategis Nasional. Jakarta.
Re t r i e ve d f r o m
http://risbang.ristekdikti.go.id/regulasi
/RIRN.pdf.
UNESCAP. (1988). Tokyo Plan on Technology for
Development in Asia and Pacific (4th ed.).
Banglore: Asian and Pacific Centre for
Transfer of Technology.

Jurnal
215 Manajemen Teknologi
Vol. 17 | No. 3 | 2018

Anda mungkin juga menyukai