SUARA DEMOKRASI
“SUARAMU EKSPRESIMU”
Disusun oleh:
TIM PROJEK
SMAN 3 SAMPANG
TAHAP AKSI
15. Proposal 9
16. Persiapan Kegiatan Aksi (Membuat Mading 2 Dimensi) 3
17. Pelaksanaan Pembuatan Mading 12
18. Perayaan Projek Pembuatan Mading 6
TAHAP REFLEKSI
19. Refleksi Kegiatan Pembuatan Mading 3
20. Evaluasi Pembuatan Mading 3
TOTAL 108
TIM PROJEK SUARA DEMOKRASI
Sarana Prasrana
- Komputer - Gunting
- LCD - Kardus bekas
- Akses Internet - Lem
- Printer - Sound system
- Alat tulis - Panggung
- Penyangga mading - Kayu
- Properti seni peran - Banner
- Kertas Gambar - Buku referensi
- Gergaji - Kayu
- Palu/bir kayu - Paku/mur/baut
- Stereofoam - Bor
- Triplek
Gotong Royong
Belum berkembang Mulai berkembang Berkembang sesuai harapan Sudah melampaui harapan
Komunikasi Belum aktif menyimak untuk Bisa menyimak untuk Aktif menyimak untuk Sangat aktif menyimak untuk
untuk memahami dan menganalisis memahami dan menganalisis memahami dan menganalisis memahami dan menganalisis informasi,
mencapai informasi, gagasan, emosi, informasi, gagasan, emosi, informasi, gagasan, emosi, gagasan, emosi, keterampilan dan
tujuan keterampilan dan keprihatinan keterampilan dan keprihatinan keterampilan dan keprihatinan keprihatinan yang disampaikan oleh
bersama yang disampaikan oleh orang lain yang disampaikan oleh orang yang disampaikan oleh orang lain orang lain dan kelompok menggunakan
dan kelompok menggunakan lain dan kelompok dan kelompok menggunakan berbagai simbol dan media secara
berbagai simbol dan media menggunakan berbagai simbol berbagai simbol dan media secara efektif, serta menggunakan berbagai
secara efektif, serta belum bisa dan media secara efektif, serta efektif, serta menggunakan strategi komunikasi untuk
menggunakan berbagai strategi menggunakan berbagai strategi berbagai strategi komunikasi menyelesaikan masalah dan memberi
komunikasi untuk menyelesaikan komunikasi untuk untuk menyelesaikan masalah solusi pemecahan guna mencapai tujuan
masalah guna mencapai tujuan menyelesaikan masalah guna guna mencapai tujuan bersama
bersama mencapai tujuan bersama
Bernalar Kritis
Belum berkembang Mulai berkembang Berkembang sesuai harapan Sudah melampaui harapan
Elemen Belum mampu menganalisis dan Mulai mampu menganalisis dan Mampu menganalisis dan Sangat mampu menganalisis dan
menganalisis mengevaluasi penalaran yang mengevaluasi penalaran yang mengevaluasi penalaran yang mengevaluasi penalaran yang
dan digunakannya dalam digunakannya dalam digunakannya dalam menemukan digunakannya dalam menemukan
mengevaluasi menemukan dan mencari solusi menemukan dan mulai mampu dan mencari solusi serta masalah yang sulit, serta pandai
penalaran dan serta mengambil keputusan mencari solusi serta mengambil mengambil keputusan mencari solusi untuk mengambil
prosedurnya keputusan keputusan yang ilmiah
Bahan Bacaan 1
"Pilkada, Politik Identitas dan Pil Pahit Demokrasi"
Jakarta - Selesainya perhelatan demokrasi elektoral di DKI Jakarta tidak secara otomatis
meredam gelombang perdebatan yang hadir
setelahnya. Serangkaian aksi lanjutan masih
menjadi headline banyak media massa di
Tanah Air sampai hari ini.
Seolah pemilihan kepala daerah (pilkada)
yang sejatinya adalah kontestasi demokrasi
sebagai sarana sirkulasi kepemimpinan
publik, berubah menjadi gelanggang
pertarungan antarkelompok masa.
Ekstremnya, kelompok-kelompok ini
berhadapan seraya menegasikan
kemungkinan terjalinnya kepentingan
bersama di antara mereka.
Pilkada DKI kemarin memang menyita sebagian besar perhatian dan energi bangsa. Sebagian
pihak merasa, pilkada DKI adalah momentum penting penegasan identitas kelompok dalam
ranah politik praktis. Di pihak lain, Pilkada DKI dilihat sebagai pertaruhan besar guna
menghadapi ancaman runtuhnya fondasi kebangsaan.
Narasi kebhinekaan dan multikultiralisme terus direproduksi dalam berbagai wacana di pelbagai
ruang publik. Akibatnya, polarisasi antarkutub pun terjadi: kelompok keagamaan vs kelompok
kebhinekaan.
Secara politis, gelombang politik identitas yang terjadi di Jakarta diperkirakan akan sampai dan
ikut mewarnai perhelatan pilkada serentak di banyak daerah lainnya, termasuk Pilgub Jabar
2018. Sebagai episentrum kekuasaan, resonansi yang dikirim Jakarta sudah barang tentu akan
ditangkap sebagai sinyal politik oleh peserta pilkada di daerah.
Khusus di Jawa Barat, kecenderungan ini kian mungkin terjadi mengingat provinsi ini secara
geografis dan sosiologis sangat dekat dengan Jakarta. Kendati karakteristik pemilihnya berbeda,
pengalaman membuktikan, kapitalisasi isu agama sebagai bagian dari upaya bekerjanya politik
identitas cukup berhasil menjadi alat guna menarik dan mengikat suara pemilih.
Pil Pahit Demokrasi
Pilkada sejatinya hadir sebagai intitusi demokrasi di aras lokal. Namun, dengan menguatnya
politik identitas, pilkada bisa menjadi pil pahit bagi demokrasi. Kontradiksi ini lahir dari ruang
yang dibuka dengan basis keterpilihan melalui suara terbanyak.
Di satu sisi, demokrasi dapat menjadi lahan subur bagi lahirnya partisipasi. Namun, di sisi lain
demokrasi memiliki kerentanan dijadikan media dan jalan perubahan, bahkan bagi mereka yang
tidak menghedaki adanya demokrasi. Di level ini, demokrasi pada akhirnya seolah sedang
menggali kuburnya sendiri.
Politik identitas bermasalah bagi demokrasi setidaknya dilihat dari dua hal utama. Pertama,
demokrasi lahir dan tumbuh dari prinsip kesetaraan dan rasionalitas publik. Politik identitas, di
level ini berusaha menginterupsinya dengan menjadikan pilihan publik berjangkar pada ikatan
primordial seperti kesamaan etnisitas, kesukuan dan agama.
Hal itu tidak bermasalah sejauh kualitas, kredibilitas dan rekam jejak calon menjadi
pertimbangan lain. Namun, politik identitas akan bermasalah tatkala ikatan emosional jauh lebih
dikedepankan dibanding alasan yang lebih rasional.
Kedua, politik identitas riskan untuk digiring menjadi praktik yang monolitik. Pemaksaan
kehendak sebagai perwujudan truth claim dikhawatirkan akan menambah segresasi sosial di
tengah masyarakat. Rajutan persatuan dan kesatuan bangsa pada titik ini tentu akan akan
mendapati tantangan yang amat serius.
Sementara, dalam konteks konsolidasi demokrasi untuk sebuah negara-bangsa yang plural
seperti Indonesia, kohesivitas sosial adalah salah satu syarat demokrasi substansial dapat
tumbuh subur dan berkembang.
Bahan Bacaan 3
"Pemerintahan Demokratis
Menjamin HAM"
Tujuan pembelajaran
Menganalisis dan mengevaluasi penalaran yang digunakan dala menentukan dan mencari solusi
serta mengambil keputusan
Indikator ketercapaian tujuan pembelajaran:
1. Memetakan sejauh mana kemampuan anak terhhadap materi Projek suara demokrasi
2. Mengidentifikasi profil pelajar pancasila yang akan dicapai dalam Projek suara
demokrasi
3. Menyadari pentingnya kegiatan Projek bagi pembentukan karakter diri
4. Mengevaluasi efektivitas pengalaman belajar dalam Projek suara demokrasi
Alur kegiatan
1. Pembbukaan secara ceremonial oleh bapak kepala sekolah (2 JP)
2. Pemaparan Projek suara demokrasi oleh tim Projek suara demookrasi (2 JP)
3. Mengerjakan asesmen diagnostik LKPD1 (2JP)
Langkah-langkah pembelajaran :
Pendahuluan
No Kegiatan Waktu
1 Guru mengkondisikan seluruh siswa peserta Projek di lapangan dalam 5’
keadaan tertib dan siap menerima materi, membuak kegiatan dan berdoa
2 Melakukan ice braking 5’
3 Memotivasi siswa dengan foto permasalahan pelaksanaan demokrasi 5’
indonesia
Kegiatan inti
No Kegiatan Waktu
1 Melakukan kegiatan pembukaan oleh kepala sekolah dengan memberikan 30’
motivasi tentang pembentukan karakter melalui penguatan dimensi profil
pelajar pancasila
2 Pemaparan Projek suara demokorasi ole tim Projek suara demokrasi 45’
3 Melakukan asesmen diagnostik pada siswa untuk mengetahui minat, 60’
potensi dan tantangan selama menjalani Projek
Pentutup
No Kegiatan Waktu
1 Melakukan refeleksi pembelajaran pada hari ini dengan mengajukan 15’
beberapa pertanyaan tentang demokrasi pada siswa
2 Memberikan umpan balik pada murid dengan memberikan apresiasi telah 15’
belajar dengan baik dan semangat
3 Informasi kegiatan Projek hari berikutnya 10’
4 Mengakhiri kegiatan dengan doa dan salam 5’
Sarana prasana
Modul Projek suara demokrasi, alat tulis, lembar kerja siswa, komputer, LCD, sound system,
meja, kursi, karpet
Media
Foto dan video tentang pelaksanaan demokrasi di indonesia, media lain yang mendukung
Projek
LKPD 1 Asesemen Diagnostik
Link google form
https://forms.gle/UWc2m6myuyYkTL9c9
Nama:
Kelas :
No Indikator Ya Tidak Penjelasan
1 Apakah anda pernah melakukan musyawarah
mufakat yang mencerminkan demokrasi?
2 Apakah anda pernah melakukan voting untuk
pemilihan ketua kelas atau ketua osis
3 Apakah anda mengetahui hak dan
kewajiban dalam demokrasi yang sudah
diatur di indonesia?
4 Apakah anda pernah berbeda pendapat dalam
musyawarah mufakat ?
5 Apakah anda mengetahui sikap apa yang
merusak demokrasi?
7 Apakah anda tahu cara menyelesaikan
perbedaan pendapat?
8 Apakah anda dapat membuat majalah
dinding?
9 Apakah anda sudah pernah menulis artikel di
majalah dinding?
10 Apakah anda sudah pernah menulis narasi
cerita?
11 Apakah anda sudah pernah menggabungkan
file suara (mp3, mp4 dll)?