URAIAN MATERI
Pengantar Kewirausahaan (entrepreneur)
A. PENDAHALUAN
Manusia merupakan makhluk yang paripurna. Ia diberikan kelebihan oleh Allah SWT berupa akal
dan spiritual. Hal ini yang dapat membedakan antara manusia dengan binatang. Diantara kemuliaan
manusia terdapat pada eksistensinya.Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kian tak
terbendung lagi. Akibatnya, manusia lupa akan hakikat dan esensinya sebagai wakil Tuhan di muka bumi
(Khalīfah fī al-arḍ). Ketika manusia tidak mengetahui akan hakikat dirinya sendiri, maka ia tidak akan
mungkin mengenal Tuhannya. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan dalam sebuah hadits nabi
yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim yang berbunyi: “Man 'arafa nafsahu faqad 'arafa rabbahu”
(Barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhan-Nya).
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk Tuhan yang otonom, pribadi yang tersusun atas kesatuan
harmonik antara jiwa dan raga yang kemudian eksis sebagai individu yang bermasyarakat. Di sisi lain,
manusia hadir ke dunia ini dalam keadaan serba misterius. Heidegger menyebut hal itu dengan
keterlemparan (Geworfenheit). Artinya, sangat sulit untuk diketahui mengapa, bagaimana dan untuk apa
kehadiranya di alam semesta ini. Yang pasti, hadirnya manusia ke alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan
melalui sepasang manusia (orang tua), sadar akan hidup dan kehidupanya, dan sadar pula akan tujuan
hidup dan kehidupannya, dan sadar pula akan tujuan hidupnya (kembali kepada Tuhan).
Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang ada di muka bumi dan merupakan satu-satunya makhluk
yang memiliki kemampuan berpikir dan merefleksikan segala sesuatu yang ada, termasuk merefleksikan
diri serta keberadaannya di dunia. Inilah yang menentukan dan sebagai tanda dari hakikat sebagai
manusia, dimana makhluk lain seperti binatang tidak memiliknya. Oleh karena itu, hakikat manusia adalah
makhluk yang berpikir.
Diskusi mengenai konsep manusia paripurna menjadi kajian menarik dan penting untuk dimengerti
oleh manusia sebagai wacana untuk menentukan status manusia, dan keadaan paling ideal bagi manusia.
Pembahasan ini sudah sejak lama digulirkan berbagai kalangan intelektual ribuan tahun lalu, yang
kemudian menjadi objek kajian mendasar dalam sistim falsafah dan agama, baik tradisional maupun
modern.
Aristoteles menyebut keparipurnaan manusia terletak pada kehidupan manusia secara nyata yang
dilandasi oleh aspek intelektualitasnya (secara teoritis) yaitu kehidupan intelektual.Dalam agama Islam
juga dikenal istilah insān kāmil yang diperkirakan muncul sekitar awal abad ke-7 H/ 13 M. Dalam
pandangan Muhammad Iqbal, insān kāmil diartikan sebagai manusia yang egonya mencapai titik
intensitas tertinggi, yakni ketika ego mampu menahan kepemilikan secara penuh, bahkan ketika
mengadakan kontak langsung dengan yang mengikat ego (ego mutlak atau Tuhan).
Di Indonesia, kajian mengenai konsep manusia paripurna sudah banyak dilakukan oleh para pemikir
Muslim sejak abad 17 M. Salah satu tokoh yang mengkaji persoalan tersebut ialah Hamzah Fansuri.
Hamzah Fansuri berpendapat bahwa pada dasarnya manusia merupakan tingkat penjelmaan terakhir dari
Tuhan. Meskipun demikian, manusia merupakan yang paling penting dan merupakan penjelmaan yang
paling sempurna. Manusia merupakan pancaran atau aliran langsung dari dzat yang mutlak. Oleh karena
itu, manusia merupakan makhluk penjelmaan yang sempurna dan berpotensi untuk menjadi insān kāmil.
Namun karena kelalaiannya, ia tidak menyadari bahwa pandangannya kabur dan tidak menyadari seluruh
alam semesta ialah palsu dan bersifat bayangan.
Konsep manusia paripurna sangat penting artinya di dalam suatu sistim pemikiran dan kerangka
berpikir seorang pemikir, sebab ia termasuk bagian dari pandangan hidup. Pandangan tentang manusia
berkaitan erat dan bahkan merupakan bagian dari sistem kepercayaan, yaitu landasan moral manusia yang
nantinya akan memperlihatkan corak peradabannya. Tetapi persoalannya adalah konsep manusia
paripurna akan sangat relatif ketika ditinjau dari esensinya dan bergantung pada perspektif mana atau oleh
siapa konsep tersebut dibahas.
Kita semua punya MASALAH dan sekaligus juga punya IMPIAN yang akan kita Raih dalam
kehidupan yang singkat ini. Untuk memecahkan masalah dan meraih impian ini kita harus punya peta
jalan atau Road Map, Nah Peta Jalan ini haruslah Sistematis, Terstruktur dan Masive.
1. Kebutuhan primer
Kebutuhan primer adalah jenis kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia dapat mempertahankan
kehidupannya.
Kebutuhan jenis ini disebut juga dengan kebutuhan alamiah. Contoh kebutuhan primer adalah sandang,
pangan, dan papan.
2. Kebutuhan sekunder
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan lain yang sifatnya melengkapi dan meningkatkan kenyamanan.
Kebutuhan ini dipenuhi setelah kebutuhan primer. Beberapa contoh kebutuhan sekunder adalah kulkas, ac,
kipas angin, dan sebagainya.
3. Kebutuhan tersier
Kebutuhan tersier pada umumnya dipenuhi karena seseorang belum merasa cukup dengan kebutuhan
primer dan sekunder. Barang-barang yang bertipe tersier dapat meningkatkan status sosial seseorang.
Beberapa contoh di antaranya adalah perhiasan emas, kapal pesiar, mobil, dan sebagainya.
1. Kebutuhan jasmani
Kebutuhan jasmani berhubungan dengan fisik, misalnya pakaian, makanan, dan minuman.
2. Kebutuhan rohani
Kebutuhan rohani bersifat kejiwaan. Contohnya, agar tidak jenuh dengan rutinitas, maka kita
mendengarkan musik atau menonton tayangan favorit.
1. Kebutuhan individual
Kebutuhan ini merujuk pada kebutuhan tiap orang yang berbeda-beda. Misalnya, seniman membutuhkan
alat lukis dan atlet membutuhkan alat olahraga.
2. Kebutuhan umum
Kebutuhan ini kaitannya dengan barang dan jasa yang digunakan banyak orang. Misalnya, jembatan
penyeberangan, trotoar, dan lainnya.
1. Kebutuhan sekarang
Kebutuhan sekarang adalah yang kebutuhan yang sifatnya mendesak dan harus segera dipenuhi.
Contohnya, seseorang yang haus perlu segera minum.
2. Lingkungan
Kebutuhan masyarakat yang tinggal di daerah pesisir tentunya tidak sama dengan yang tinggal di daerah
pegunungan. Penduduk pegunungan lebih membutuhkan alat bercocok tanam dibandingkan alat mencari
ikan.
3. Adat
Adat atau tradisi turut mempengaruhi kebutuhan tiap individu atau kelompok. Pria Jawa misalnya,
mempunyai budaya memakai blangkon, sedangkan daerah lainnya tidak.
4. Agama
Faktor agama mempengaruhi kebutuhan yang berbeda. Umat Hindu membutuhkan sesajen dalam upacara
keagamaannya dan umat Islam membutuhkan alat salat.
1. Berserah Diri
Anda tidak akan pernah bisa menghadapi dan mengatasi masalah dalam kondisi pikiran dan hati yang
gundah gulana. Untuk itu, kondisikan pikiran dan hati Anda untuk lebih tenang.
Ketenangan bisa membuka pikiran Anda untuk menghadapi masalah secara lebih positif.
Salah satu cara mendapatkan ketenangan batin adalah dengan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Jangan pernah berusaha memikul masalah sendirian. Karena kekuatan manusia pasti ada batasnya.
Berserah diri bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Berserah diri adalah sebuah upaya untuk bisa
menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. Kepada siapa lagi kita akan meminta pertolongan selain
kepada Dia yang Maha Besar?
5. Berpikir Positif
Anda tidak akan bisa menemukan cara mengatasi masalah ketika pikiran Anda masih dipenuhi hal-hal
negatif.
Saat prasangka buruk memenuhi pikiran dan hati, maka Anda hanya akan menemukan jalan yang gelap.
Bukan jalan terang yang bisa membimbing Anda mendapatkan solusi dari masalah yang dihadapi.
Berpikir positif menjadi salah satu jalan yang harus Anda lalui jika ingin bisa mengatasi masalah. Dengan
kondisi ini, pikiran Anda akan jauh lebih terbuka. Termasuk mau menerima masukan dari pihak lain
terhadap masalah yang Anda hadapi.
Dengan berpikir positif Anda pun terbantu dalam mengurangi beban akibat masalah tersebut. Saat beban
sudah terasa lebih ringan, pikiran Anda pun otomatis lebih jernih dan mampu melihat jalan yang harus
ditempuh dalam mendapatkan solusi.
6. Berdoa dengan Keyakinan Penuh
Berdoa juga merupakan salah satu cara yang kerap dilakukan untuk mengatasi masalah hidup. Dengan
berdoa kepada Tuhan, maka Anda secara langsung menyerahkan masalah yang Anda hadapi kepada Yang
Maha Kuasa.
Berdoalah dengan keyakinan penuh, meskipun Anda tidak pernah tahu kapan doa Anda akan dikabulkan.
Karena hanya Tuhan yang tahu apa yang terbaik untuk kita. Boleh jadi, sesuatu yang kita anggap baik
ternyata buruk di mata Tuhan.
Karena itu, mintalah untuk selalu diberi petunjuk bahwa jalan yang ditempuh memang yang terbaik untuk
Anda dan lingkungan di sekitar Anda.
7. Evaluasi Diri
Apa pun masalah yang menimpa Anda, sebaiknya tetap selalu mawas diri. Lihat lebih dalam, apakah
masalah yang terjadi lebih banyak muncul karena kesalahan Anda sendiri atau bukan.
Mengevaluasi diri atas kesalahan yang pernah dilakukan menjadi upaya yang tidak boleh Anda lewatkan
saat menemui masalah.
Melakukan introspeksi diri juga akan menjauhkan Anda dari kemungkinan menyalahkan orang lain atas
masalah yang melanda. Tindakan ini jauh lebih sportif dan mulia dibanding melempar kesalahan kepada
orang lain.Bertaubat dari segala kesalahan, maka Anda akan dibantu untuk menemukan solusi dari
masalah.
Ketika terjadi masalah hidup yang berhubungan dengan 7 dimensi tersebut kita harus memilah masalah
mana yang paling krusial dan paling berpengaruh dalam upaya penyelesaian masalah yang terjadi.
Ternyata yang paling penting di antara semuanya ada di dimensi finansial walaupun tidak di pungkiri
semuanya juga harus di landasi dengan dimensi spiritual.
Kekuatan finansial dan kekuatan spiritual yang kita punya akan menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan
dimensi lainnya dan akan membantu kita menjadi manusia paripurna/holistic person.
H. Daftar pustaka
1. https://www.kompasiana.com/munapsaid/54f950b3a333110a068b4b9d/apa-dan-mengapa-holistic-
person
2. https://www.naqsdna.com/2010/12/holistic-person-insan-kamil.html
3. A. Faiz Zainudin on you tube channel terapi SEFT
4. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5689712/jenis-kebutuhan-manusia-menurut-intensitas-
waktu-subjek-sifat--contohnya
5. http://smkn1binuang.sch.id/blog/cara-mengatasi-masalah-hidup-yang-datang-bertubi-tubi/