Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BAHAN KULIAH

Judul Bahan Kajian : Karakter toleransi


Mata kuliah : Pendidikan Karakter
Program Studi : PSIK-5-RB2
Beban Studi : 3 (tiga) SKS
Waktu : TM = (3x 50 menit), BM (3x170 menit), TT (3x170
menit)
Dosen pengampu : Martawan Madari, SKM,MKM
Mhs penyusun bahan : Kurnia Sariputri

Kemampuan akhir yang diharapkan (Sub CMPK) :


Menunjukkan sikap dan perilaku karakter toleransi dalam kehidupan sehari-hari. (A3) (CPMK-9)
Materi pembelajaran:
Materi bahan kajian ini meliputi: (Pengertian, dasar, contoh dalam keseharian) karakter :
1. Toleransi

URAIAN MATERI
A. Pengertian Toleransi
Toleransi/to·le·ran·si/ n 1 sifat atau sikap toleran: dua kelompok yang berbeda
kebudayaan itu saling berhubungan dengan penuh --; 2 batas ukur untuk penambahan
atau pengurangan yang masih diperbolehkan; 3 penyimpangan yang masih dapat diterima
dalam pengukuran kerja;
Menurut KBBI, “toleran” yang artinya bersifat atau bersikap menenggang
(menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, kelakuan dsb) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.
Dalam kesehariannya toleransi selalu dikaitkan dengan agama atau kepercayaan. Jarang
dikaitkan dengan sifat seseorang atau sekelompok masyarakat yang berlatar belakang
budaya yang berbeda.
Toleransi awalnya berasal dari bahasa Latin, “tolerare” yang berarti menahan
diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan memiliki hati yang lapang
bagi orang lain yang memiliki pendapat berbeda. Kata toleransi sendiri juga dalam
bahasa Inggris dikenal sebagai “tolerance” (Wibowo, 2009).
Toleransi memiliki definisi yaitu sikap mental sebagai perwujudan dari kesiapan
untuk menerima perbedaan dari orang lain, bahkan dipadukan dengan kesiapan untuk
memahami diri mereka dalam keberbedaan mereka. Adanya sikap toleransi dapat
memberikan kesadaran bagi seseorang untuk memberikan kebebasan kepada seseorang
atau sekelompok orang untuk bisa mengatur kehidupan mereka sendiri (termasuk
beribadah) asalkan tidak bertentangan dengan stabilitas di masyarakat (Schumann, 2006).
Toleransi adalah suatu sifat yang dimiliki dalam diri seseorang untuk dapat saling
menghormati dalam kehidupan bermasyarakat. Toleransi berhubungan dengan sikap dan
perbuatan yang melarang adanya diskriminasi antara kelompok - kelompok yang berbeda
atau tidak dapat diterima oleh mayoritas suatu masyarakat.
Rasa toleransi sangat penting dalam kehidupan manusia, baik dalam berkata-kata
maupun dalam bertingkah laku. Dalam hal ini, toleransi berarti menghormati dan belajar
dari orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan budaya, sehingga
tercapai kesamaan sikap. Toleransi juga merupakan awal dari sikap menerima bahwa
perbedaan bukanlah suatu hal yang salah, justru perbedaan harus dihargai dan dimengerti
sebagai kekayaan. Misalnya perbedaan ras, suku, agama, adat istiadat, cara pandang,
prilaku, pendapat dan lain sebagainya. Dengan perbedaan tersebut diharapkan manusia
bisa mempunyai sikap toleransi terhadap segala perbedaan yang ada, dan berusaha hidup
rukun, baik individu dengan individu, individu dengan kelompok masyarakat, dan
kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat yang lainnya. Perbedaan pendapat
juga sering terjadi, misalnya dalam forum diskusi, baik diskusi dalam lingkup yang besar
maupun lingkup yang kecil. Dalam lingkup yang kecil misalnya diskusi dalam kelas,
banyak perbedaan pendapat antara pemakalah dengan peserta yang bertanya. Pada saat
pemakalah menjawab pertanyaan dari salah satu peserta, ada yang pro dan kontra antara
peserta yang satu dengan peserta yang lainnya. Disaat seperti itu, rasa saling menghargai
pendapat orang lain sangat dibutuhkan. Jangan sampai selesai diskusi terjadi pertikaian
karena perbedaan pendapat atau ada salah satu peserta yang pendapatnya melenceng dari
materi kemudian ada yang mengejek. Kita sebagai mahasiswa seharusnya tidak
melakukan hal seperti itu, karena manusia takkan luput dari kesalahan dan manusia tidak
ada yang sempurna.
Dalam pergaulan sehari-hari juga, kita harus bisa menghargai dan menghormati
orang lain. Dalam pergaulan ada teman, dalam pertemanan juga banyak sekali perbedaan.
Misalnya dari beda sifat, karakter, cara berpikir, dari fisik pun banyak perbedaan karena
ada yang tinggi, ada yang pendek, ada yang kurus, dan ada yang gemuk. Tapi kita masih
bisa berteman dengan baik, karena kita dapat saling mengerti dan tidak memperdulikan
perbedaan yang ada. Kadang antara teman yang satu dengan yang lainnya bisa saling
ejek, tapi kita harus tahu batasannya, jangan sampai terlalu memojokkan teman kita,
jangan sampai menyakiti teman kita sendiri. Selain kita harus tahu batasan-batasannya,
kita juga harus mengerti bahwa hal tersebut hanyalah bercanda yang tujuannya untuk
mengakrabkan persahabatan yang sudah ada. Dalam hal ini, dibutuhkan suatu pengertian
bahwa kita hidup di dunia ini tidak bisa hidup sendiri. Manusia selalu membutuhkan
seorang teman dalam hidupnya karena manusia adalah mahluk sosial yang selalu
membutuhkan bantuan dari orang lain. Sehingga dalam hal ini kita harus selalu memupuk
rasa toleransi dengan selalu bersikap yang baik dan bisa menghargai orang lain.
Jadi dalam hal ini, rasa toleransi sangat diperlukan oleh manusia dalam menjalani
hidup di dunia ini, karena tanpa rasa saling menghargai dan saling menghormati, manusia
tidak akan dapat hidup dengan tenang. Pertengkaran dan pertikaian mungkin akan terjadi
apabila manusia tidak memiliki rasa toleransi terhadap orang lain, bahkan peperangan
antar ras, suku, bangsa dan negara juga bisa terjadi. Oleh karena itu, konsep tentang
toleransi harus diajarkan sejak dini agar setelah dewasa nanti bisa menjadi anak yang
berbudi pekerti yang luhur. Dalam mengenalkan sikap toleransi pada anak dapat
dilakukan dengan menunjukkan sikap menghargai orang lain, memberikan contoh yang
baik, mengajarkan berbicara dengan berhati-hati, dan bersikap jujur. Dengan begitu anak
tersebut akan menanamkan sikap yang sama seiring perkembangannya

B. Unsur-unsur Toleransi
Dalam toleransi terdapat unsur-unsur yang harus ditekankan dalam mengekspresikan
terhadap orang lain. unsur-unsur tersebut adalah:
a) Memberikan Kebebasan Dan Kemerdekaan
Setiap manusia diberikan kebebasan untuk berbuat, bergerak maupun
berkehendak menurut dirinya sendiri sendiri dan juga di dalam memilih satu
agama atau kepercayaan. Kebebasan ini diberikan sejak manusia lahir sampai
nanti ia meninggal dan kebebasan atau kemerdekaan yang manusia miliki tidak
dapat digantikan atau direbut oleh orang lain dengan cara apapun, karena
kebebasan itu adalah datangnya dari Tuhan Y ang Maha Esa yang harus dijaga
dan dilindungi. Di setiap Negara melindungi kebebasan- kebebasan setiap
manusia baik dalam Undang-Undang maupun dalam peraturan yang ada
(Abdullah, 2001:202).
b) Mengakui Hak Setiap Orang
Suatu sikap mental yang mengakui hak setiap orang di dalam menentukan sikap
perilaku dan nasibnya masing- masing. Tentu saja sikap atau perilaku yang di
jalankan itu tidak melanggar hak oranglain karena kalau demikian, kehidupan di
dalam masyarakat akan kacau.
c) Menghormati Keyakinan Orang Lain
Dalam konteks ini, di berlakukan bagi toleransi antar agama. Namun apabla di
kaitkan d alam toleransi sosial. Maka menjadi menghormati keyakinan orang lain
dalam memilih suatu kelompok.
Contohnya dalam pengambilan keputusan seseorang untuk memilih organisasi
pencak silat. Sebagai individu yang toleran seseorang harus menghormati
keputusan orang lain yang berbeda dengan kelompok organisasi pencak silat kita.
d) Saling Mengerti
Tidak akan terjadi, saling menghormati antara sesama manusia bila mereka tidak
ada saling mengerti. Saling anti dan saling membenci, saling berebut pengaruh
adalah salah satu akbibat dari tidak adanya saling mengerti dan saling menghargai
Antara satu dengan yang lain (Hasyim, 1979:23).

C. Pendidikan Toleransi
Mengingat pentingnya nilai toleransi, hal ini harus di terapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Upaya ini dilakukan guna menghindari konflik-konflik yang terjadi akibat
tidak adanya rasa menghormati dan menghargai orang lain, seperti yang di ungkapkan
oleh Tilaar (1999:160) bahwa yang diperlukan dalam masyarakat bukan sekedar mencari
kesamaan dan kesepakatan yang tidak mudah untuk dicapai, justru paling penting di
dalam masyarakat yang ber- bhineka tunggal ika adalah adanya saling pengertian.
Haricahyono (1995:203) mengatakan tujuan pengembangan sikap toleransi dikalangan
siswa di sekolah maupun kelompok sosial, disamping sebagai wahana latihan agar
mereka lebih lanjut dapat menerapkan dan mengembangkankannya secara luas dalam
kehidupan masyarakat.
Pendidikan toleransi dapat dilakukan dalam beberapa pendekatan, yaitu
perorangan (personal approach), pendekatan kelompok (interpersonal approach) dan
pendekatan klasikal (classical approach) metode penyajiannya pun sangat beragam dan
luwes melalui cerita, ceramah, permainan simulasi, tanya jawab, diskusi dan tugas
mandiri. Singkatnya setiap bentuk sambung rasa (komunikasi) dapat dimanfaatkan dalam
proses pendidikan (Sumaatmadja, N, 1990:9).

D. Toleransi di Indonesia
Toleransi di Indonesia di bahas dalam UUD 1945 BAB X tentang Hak Asasi
Manusia Pasal 28 J (UUD 1945:14)
1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokrastis.
Dengan menghormati hak asasi manusia untuk menjalankan hak dan
kebebasanya berarti sudah terciptanya toleransi. Karena esensi dari toleransi
adalah menghargai, membolehkan, membiarkan pendirian, pendapat, pandangan
kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagainya yang lain atau yang
bertentangan dengan pendirinya sendiri (Poerwadarminta, 1976:829)
Pentingnya toleransi di Indonesia di katakana oleh Amir Santoso, Guru
Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Rektor
Universitas Jayabaya bahwa konflik dalam masyarakat disebabkan oleh banyak
hal dan salah satu sebabnya adalah rendahnya toleransi antar individu dan antar
kelompok. Ketika seseorang atau suatu kelompok lebih mementingkan egonya
dan tidak bersedia memahami perasaan dan kepentingan pihak lain, terjadilah
konflik.
“Kita memiliki masyarakat yang mampu saling menghargai agama,
kepercayaan, dan adat istiadat masing-masing dan hidup harmonis tanpa saling
mengganggu. Hal ini harus dijaga terus sebab kelangsungan hidup Indonesia
sangat bergantung pada ada tidaknya toleransi tersebut. Semoga berbagai konflik
yang mewarnai situasi Negara kita bisa diselesaikan melalui toleransi dan sikap
menahan diri yang harus terus ditingkatkan, amin”

E. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi sikap toleransi dalam individu
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesadaran dalam menumbuhkan sikap
toleransi. Faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu
faktor internal ( yang terdapat dalam diri seseorang ) dan faktor eksternal ( faktor yang
berasal dari lingkungan sekitar / dari luar diri kita ).
Faktor internalnya adalah :
 Adanya sikap tidak peduli pada perbedaan yang ada, dan hanya ingin cara
pandang pandangnya sendiri yang diterima oleh masyarakat luas.
 Kurangnya pemahaman yang mendalam mengenai maksud Tuhan menciptakan
berbagai macam ajaran agama adalah untuk saling melengkapi antara satu dengan
yang lain dalam suatu pemikiran , bukan untuk saling menghakimi.
 Adanya sikap fanatik dalam seseorang. Fanatik merupakan sifat yang tidak dapat
menerima sama sekali terhadap perbedaan ajaran agama yang ada. Orang yang
memiliki karakteristik seperti ini tidak segan - segan menghakimi setiap orang
yang memiliki sudut pandang yang berlainan dengan sudut pandanag yang ia
miliki berdasarkan ajaran agama yang dipeluknya.
Faktor eksternalya adalah :
 Lingkungan yang terdekat misalnya keluarga atau teman kurang dapat
menanamkan rasa toleransi antara sesama. Pada akhirnya , seseorang tersebut
akan terpengaruh dari sikap itu dan menjadi radikal terhadap perbedaan yang ada.

F. Fungsi Toleransi
Manusia adalah makhluk individu yang memiliki cara berfikir yang berbeda beda
namun didalam kehidupannya sehari hari tidak akan mungkin bisa lepas dari yang
namanya beradaptasi, bergaul atau bersosialisasi dengan manusia yang lainnya. Didalam
hidup bersosialisasi sangat dibutuhkan sikap toleransi agar didapatkan pergaukan yang
penuh dengan suasana dan rasa saling menghargai, saling menghormati dan saling merasa
sebagai saudara.
Beberapa sikah hidup bertoleransi
1) Bersifat negatif - Ajaran sikap bertoleransi yang mendokrin banyak orang yaitu
mengkukuhkan dengan ajaran ajaran yang tidak baik yang dapat memecah persatuan dan
kesatuan anatara umat beragaama bahkan mengancam pertahanan nasional. Contohnya
tentang ajaran komunis yang dulu pernah diterapkan PKI yang menagajarkan kekerasan,
kecurangan, pemberontakan serta penghianatan pada negara.
2) Bersifat Positif - Aliran atau ajaran yang ditolak tetapi penganutnya tetap mendapat
support dan tetap dihormati serta dihargai lingkungannya. hal ini berhubungan dengan
tradisi atau kebiasaan sebuah etnis tertentu. mereka tetap dihormati tetapi ajaran mereka
hanya berlaku pada etnis yang bersangkutan. sepanjang keberadaan mereka tidak
merugikan pihak lain maka kehadiran mereka tetap bisa diterima ditengah tengah
masyarakat.
3) Bersifat Dinamis atau Ekumenis - Aliran atau ajaran beserta penganutnya yang
dihormati atau dihargai lingkungannya karena ajaran mereka dengan agama lain sama
sama mengukuhkan kebaikan dan jalan kebenaran, tidak saling menyalahkan, tidak saling
menghina, tidak saling menjatuhkan, saling menghormati perbedaan ibadah dan saling
menghormati hak dan kewajiban atasa kepercayaan masing masing. sikap toleransi ini
sangat dibutuhkan karena dapat mempersatukan kerukunan antar umat beragama ,
menimbulkan rasa persaudaraan dan memperkuat persatuan dalam bernegara.

Fungsi Toleransi dalam Kehidupan adalah :


1) Terhindar dari perpecahan
Sikap toleransi yaang tinggi yaitu saling menghormati. saaling mengahrgai dan
mengabaikan perbedaan dapat menghindari terjadinya pertikaian, permusuhan ,
peperangan dan perpecahan yang dapat memicu konflik didalam negara , kondisi ini
dapat mengancam keutuhan persatuan negara Indonesia dan tidak sesuai dengan
semboyan kita bhinneka tunggal ika. keadaan ini bisa menjadi keuntungan tersendiri bagi
negara lain yang mempunyai kepentingan tertentu.
2) Meningkatkan rasa persaudaraan
Sikap toleransi dapat menimbulkan rasa sayang dan meningkatakan rasa persaudaraan
antara umat beragama. kondisi ini dapat membuat terhindar adanya kesalahpahaman dan
pertikaian yang tidak perlu .
3) Meningkatkan kekuatan dalam iman
Perbedaan agama dan tradisi dapat membuat sikap toleransi semakin kuat. tradisi yang
berbeda dapat membuat orang lain ingin mengetahui dan mempelajari tradisi daerah lain.
hal ini dapat menumbuhkan rasa bangga seseorang terhadap negara yang memiliki
keaneka ragaman agama, tradisi dan budaya yang tidak dimiliki bangsa lain.
Menghormati agama orang lain dan menghargai perbedaan tradisi dapat meningkatkan
kekuatan dalam iman dan lebih menyadari bahwa rasa persaudaraan sangat dibutuhkan
dalam pergaulan.
4) Meningkatkan rasa nasionalisme
Jika sikap toleransi yang positif diterapkan dalam kehidupan sehari hari oleh semua
masyarakat indonesia maka akan meningkatkan rasa nasionalisme terhadap bangsa dan
negara. karena bangsa yang maju adalah bangsa yang bisa menerima perbedaan satu
orang dengan orang yang lainnya tanpa harus merasa paling benar dan akan mengurangi
penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan .
DAFTAR PUSTAKA
Moqsith, A., 2009, Merayakan Kebebasan Beragama , ICRP, Jakarta, pp. 387-388.

Schumann, O., 2006, Menghadapi Tantangan, Memperjuangkan Kerukunan, PT BPK Gunung


Mulia, Jakarta, pp.59.

Wibowo, S., 2009, Manusia, Teka Teki Yang Mencari Solusi, Kanisius, Yogyakarta, pp.138.

Agitha Cakrapramesta Nasarani. 2011. Peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
Kabupaten Purworejo Sebagai Salah Satu Wadah Pencegahan Konflik Antar Umat

Beragama. Skripsi. S1. Universitas Negeri Yogyakarta.

Aslati. 2018. Toleransi Antar Umat Beragama Dalam Perspektif Islam (Suatu Tinjauan Historis)

Anda mungkin juga menyukai