Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GIGITAN ANJING

OLEH:

NAMA : KURNIA SARIPUTRI

NIM : PO.71.20.2.19.015

TINGKAT : III.A

DOSEN PEMBIMBING: NI KETUT SUJATI, M.KES

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN BATURAJA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
A. Pengertian
1. Luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh yang terjadi akibat
kekerasan (Mansjoer, 2000)
2. Jejas gigit (Bite Mark) dapat berupa luka lecet tekan berbentuk garis lengkung
terputus-putus hematoma tau luka robek dengan tepi rata, luka gigitan umumnya
masih baik strukturnya sampai 3 jam pasca trauma, setelah itu dapat beruba bentuk
akibat elastisitas kulit (Mansjoer,2000)
3. Vulnus morsum merupakan luka yang tercabik-cabik yang dapat berupa memar
yang disebabkan oleh gigitan binatang atau manusia (Morison J,2003)

B. Etiologi
C. Gigitan Anjing, virus rabies yang bersifat neurotropik dan menyebabkan ensefalitis
virus serta infeksi melalui saliva dan gigitan anjing, kucing, rubah, srigala, kelelawar
yang menderita Manifestasi Klinik

rabies

Terdiri dari  beberapa stadium :                                          

1. Stadium Prodromal
2. Pada stadium ini gejalanya tidak spesifik, nyeri kepala, demam yang kemudian
diikuti dengan anoreksia, mual muntah, malaise, kulit hipersensitif, serak dan
pembesaran kelenjar limfe regional
3. Masa Perangsangan Akut (Agitasi), stadium ini ditandai adanya kecemasan,
berkeringat, gelisah oleh suara atau cahaya terang, salvias, insomnia, nervouseness,
spasme otot kerongkongan, tercekik, sukar menelan cairan atau ludah, hidrofobia,
kejang-kejang, kaku
4. Masa Kelumpuhan, terjadi akibat kerusakan sel saraf, penderita menjadi
kebingungan, sering kejang-kejang, inkontinensiaurin, stupor, koma, kelumpuhan
otot-otot dan kematian

D. Komplikasi

Gigitan anjing menyebabkan kerusakan sel syaraf, kelumpuhan otot-otot serta kematian

2
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Diagnosis pada manusia ditegakkan dengan tes antibodi netraslisasi rabies yang
positif dan
2. Diagnosis pada hewan ditegakkan dengan pemeriksaan otak secara otopsi. Pada
otopsi otak akan ditemukan badan inklusivirus (Negri’s bodies) didalam sel saraf

F. Penatalaksanan
Pertolongan pertama bila digigit hewan:
1. Gigitan berupa luka ringan tanpa kemungkinan rabies
a. Cuci luka dengan sabun dan air
b. Oleskan krim antibiotik untuk mencegah infeksi
c. Tutuplah luka tersebut dengan perban bersih
2. Gigitan berupa luka yang dalam
a. Jika menyebabkan luka yang dalam pada kulit atau kulit robek parah dan
berdarah , tekanlah luka dengan menggunakan kain bersih dan kering untuk
menghentikan perdarahan
b. Setelah dilakukan tindakan pertama untuk menghentikan perdarahan, nyeri,
kemerahan segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat
3. Gigitan yang menimbulkan luka infeksi
Jika melihat adanya tanda-tanda infeksi seperti pembengkakan, nyeri, kemerahan
segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat
4. Gigitan luka dengan dugaan rabies
Jika mencurigai gigitan disebabkan oleh hewan yang mungkin membawa virus
rabies , segera cuci luka dengan air mengalir yang dicampur sabun atau detergen.
Segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat. yang mungkin membawa virus
rabies , segera cuci luka dengan air mengalir yang dicampur sabun atau detergen.
Segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat.

Cara lain :
1. Luka dibersihkan dengan sabun dan air berulang-ulang
2. Irigasi dengan larutan betadine, bila perlu lakukan debridement

3
3. Jangan melakukan anestesi infiltrasi local tetapi anestesi dengan cara blok atau
umum
4. Balut luka secara longgar dan observasi luka 2 kali sehari
5. Berikan ATS atau HTIG
6. Bila luka gigitan berat berikan suntikkan infiltrasi serum anti rabies disekitar luka

Jika mendapat gigitan dari binatang yang diduga terinfeksi rabies, ada beberapa
tindakan yaitu:

1. Segera cuci luka dengan air mengalir menggunakan sabun atau detergen
2. Seger bawa ke pusat kesehatan atau rabies center untuk pemberian vaksin abti
rabies (VAR)
3. Lanjutkan terus pengobatan dengan melakukan pemeriksaan, karena masa
inkubasi rabies laam, perlu waktu 2 minggu untuk melihat hasil suntikan vaksin
apakah ada gejala rabies
4. Jika positif, maka harus kembali diulang pemberian vaksinnya selama 4 tahapan
(mulai nol lagi, hari ke 7, hari ke 14 dan diberi vaksin booster pada hari ke 60).
7. Bila luka gigitan berat berikan suntikkan infiltrasi serum anti rabies disekitar
luka.

G. PATOFISIOLOGI

Etiologi vulnus
morsum    (gigitan manusia,
binatang, dll )

Traumatik jaringan

Terputusnya
kontinuitasjaringan

Kerusakan kulit ↓

4
↓ Kerusakan syaraf perifer

Rusaknya barier tubuh ↓ Perdarahan berlebih

↓ Menstimulasi pengeluaran ↓
neurotransmitter
Terpapar dengan lingkungan Perpindahan cairan
(prostaglandin, histamine,
intravaskuler ke
↓ bradikinin, serotonin)
ekstravaskuler
Resti infeksi ↓

Serabut eferen
Keluarnya cairan tubuh
↓ (ketidakseimbangan)

Medula spinalis ↓

↓ Kekurangan volume cairan

Korteks serebri ↓

↓ Resti syok hipovolemik

Serabut aferen

Nyeri


Aktifitas motorik
Kemempuan ambang batas
terbatas
Stress tubuh tidak menahan

↓ ↓
Kekuatan otot menurun
Ansietas Syok neurogenik


Gangguan mobilisasi fisik
Gangguan pola istirahat dan
tidur

5
Defisit perawatan diri

6
ASUHAN KEPERAWATAN

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kedaruratan

a. Pengkajian
1. Airway
· Tidak adanya sputum atau secret
· Tidak adanya lender dan darah
· Tidak adanya benda asing pada saluran pernafasan

b. Breathing

· Tidak adanya sesak nafas ataupun tidak menggunakan nafas tambahan, seperti
retraksi dan pernafasan cuping hidung serta apneu
· Frekuensi nafas dalam batas normal
· Irama teratur tidak dalam maupun dangkal
· Nafas tidak berbunyi dan suara nafas vesicular tidak wheezing dan ronchi
· Reflek batuk ada
· AGD dalam batas normal (PO2 35-45 mmhg dan PCO2 80-100 mmhg)

c. Circulation

· Nadi menurun dan teratur


· Tekanan menurun
· Distensi vena jugularis tidak kiri dan kanan tidak ada
· Crt dalam batas normal
· Warna kulit kemerahan dan edema
· Sianosis
· Sirkulasi jantung (irama jantung teratur, bunyi jantung jantung normal S1dan S2,
nyeri dada tidak ada)

d.    Disability

· Terjadi penurunan kesadaran (GCS) pada  pada daerah ekstremitas


· Drugs, pemberian antivenin (anti bisa), analgetik (petidine)

e. Exposure

7
· Adanya edema
· Adanya kemerahan
· Kekakuan otot

f.    Fluid

· Output, nausea vomiting, anoreksia dan , berkeringat.

g.    Good Vital

· Terjadi penurunan pada tekanan darah


· Pada nadi terjadi penurunan
· Pernafasan dalam batas normal
· Suhu dalam batas normal

8.    Head to-toe

1. Kepala :
Bentuk simetris, distribusi rambut merata, kebersihan rambut.
1. Mata : bentuk simetris, tidak anemis,pupil isokor
2. Hidung : Bentuk simetris
3. Telinga : bentuk simetris kiri dan kanan
4. Bibir : Bentuk simetris
5. Leher :Tidak ada pembesaran vena jugularis dan pembesaran kelenjar getah
bening
6. Dada :Paru-paru : frekuensi > 24x/mnt, irama teratur
7. Jantung :Bunyi  jantung : normal S1 dan S2, HR menurun
8. Abdomen :
1. Bentuk : simetris
2. Bising usus dalam batas normal (6-10x/mnt)
3. Ada mual dan muntah
9. Ekstremitas :
1. Akral dingin
2. Edema
3. Kekakuan otot
4. Nyeri
5. Kekuatan otot menurun

8
B.    Diagnosa keperawatan

1. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan kulit


2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh tak adekuat

C.    Intervensi Keperawatan

Diagnosa 1

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan selama perawatan , gangguan perfusi jaringan perifer tidak
terjadi dengan kriteria :

- Nadi teratur (60-100 x/menit)


- TD dalam batas normal
- Tidak ada edema

No Intervensi Rasional
1 Obsevasi warna, sensasi, gerakan nadi Pembentukan odema dapat
perifer melalui dopler dan pengisian kapiler secara cepat menekan
pada ekstremitas luka, bandingakan dengan pembuluh darah sehingga
ekstremitas yang tidak sakit mempengaruhi sirkulasi

2 Tinggikan eksteremitas yang sakit dengan Meningkatkan sirkulasi


tepat sistemik atau aliran balik
vena dan dapat menurunkan
edema
3 Ukur TD  pada ekstremitas yang Dapat mengetahui secara
mengalami luka, lepaskan manset TD berkesinambungan TD dan
setelah mendapatkan hasil menentukan intervensi yang
tepat, dengan dibiarkan
manset pada tempatnya dapat
meningkatkan pembentukan
edema
4 Dorong latihan gerak aktif pada bagian Meningkatkan sirkulasi local

9
tubuh yang tidak sakit dan sistemik
5 Observasi nadi secara tertur Disritmia jantung dapat
terjadi akibat perpindahan
elektrolit

Diagnosa 2

Tujuan :Mencegah terjadinya infeksi

     Intervensi
No Intervensi Rasional
1 Berikan isolasi atau pantau pengunjung agar  pasien tidak terkena infeksi
sesuai indikasi dari luar
2 Cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas mencegah gangguan integritas kulit
terhadap klien pada bagian yang terus tertekan
3 Batasi penggunaan alat atau prosedur mencegah terjadinya luka
infasive jika memungkinkan
4 Lakukan infeksi terhadap luka alat infasif mencegah paparan kuman dari luar
setiap hari kepada pasien
5 Lakukan tehnik steril pada waktu mencegah kontaminasi kuman pada
penggantian balutan luka pasien
6 Gunakan sarung tangan pada waktu mencegah tertularnya kuman dari
merawat luka yang terbuka atau antisipasi pasien ke perawat/tenaga medis
dari kontak langsung dengan ekskresi atau lainnya
sekresi
7 Pantau kecenderungan suhu mengigil dan mencegah infeksi menjalar ke
diaforesis bagian lain
8 Berikan obat antiinfeksi (antibiotic) membantu proses penyembuhan
pasien dan pertahanan pasien dari
kuman yang lain.

10
DAFTAR PUSTAKA
1. Aziz (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak.Salemba Medika : Jakarta
2. Brunner and suddarth. 2002. Buku ajar keperawatan medikal bedah. Edisi 8. Volume
1. Jakarta : EGC
3. ................................ 2002. Buku ajar keperawatan medikal bedah. Edisi 8. Volume 2.
Jakarta : EGC
4. ................................ 2002. Buku ajar keperawatan medikal bedah. Edisi 8. Volume 3.
Jakarta : EGC
5. Cecily. L. Betz (2002). Buku Saku Keperawatan pediatrik. Edisi 3. Jakarta : ECG
6. Corwin. J. Elizabeth (2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
7. Doenges. Marilynn E. 2000. Rencana asuhan keperawatan pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta : EGC

11

Anda mungkin juga menyukai