Anda di halaman 1dari 35

TIM BANTUAN MEDIS 110

FAKULTAS KEDOKTERAN REFARAT


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 22 DESEMBER 2018

BASIC TRAUMA CARDIAC LIFE SUPPORT


“FRAKTUR FEMUR”

DISUSUN OLEH :
A. MUH. ARYA
NINADIYAH NURUL AZIZAH
RIZKY HANDAYANI
NUR ALIFKA OKTAVIANI

PEMBIMBING :
ANDI NURUL FASTY BATARI, S.KED NRA : TBM-110.531.XV.13
FADHLAN AULIAH BUDIAMIN, S.KED NRA : TBM-110.606.XVI.44
ANATOMI & FISIOLOGI FEMUR (1/2)
ANATOMI & FISIOLOGI FEMUR (2/2)
PENYEMBUHAN TULANG

(a) Fase kerusakan jaringan dan


pembentukan hematoma,
(b) Fase Inflamasi dan proliferasi seluler,
(c) Fase pembentukan kalus,
(d) Fase konsolidasi,
(e) Fase Remodelling.
DEFINISI

Adalah kerusakan dalam kontuinitas


korteks tulang. Ini terkait dengan gerakan
FRAKTUR abnormal, cedera jaringan lunak, krepitasi
tulang, dan nyeri. Fraktur bisa terbuka atau
tertutup.

Adalah terputusnya kontinuitas tulang femur yang bisa


terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas,
FRAKTUR FEMUR jatuh dari ketinggian). Patah pada tulang femur dapat
menimbulkan perdarahan cukup banyak serta
mengakibatkan penderita mengalami syok.
EPIDEMIOLOGI

Di Amerika Serikat, 5,6 juta jiwa patah tulang terjadi setiap tahunnya dan merupakan 2% dari
kejadian trauma

Fraktur femur 39%

Insiden fraktur femur pada wanita adalah fraktur terbanyak kedua ( 17,0% per 10.000 orang
per tahun ) dan nomor tujuh pada pria ( 5,3 per orang per tahun ). Puncak distribusi pada
fraktur femur adalah pada usia dewasa ( 15-34 tahun ) dan orang tua ( diatas 70 tahun )
ETIOLOGI

High energy trauma : Trauma kecelakaan

Low energy trauma : Penurunan densitas tulang

Stress fracture :Tekanan atau trauma yang


berulang
KLASIFIKASI

Fraktur Collumn Fraktur Fraktur Distal Femur


Fraktur Batang Femur
Femur Intertrochanter
Femur
KLASIFIKASI OPEN FRACTURE (GUSTILO-ANDERSON)
KLASIFIKASI CLOSED FRACTURE (TSCHEME)

 Grade 0 : Fraktur simple dengan sedikit atau tidak ada luka jaringan lunak.
 Grade 1 : Fraktur dengan abrasi superficial atau memar pada jaringan kulit dan jaringan subkutan.
 Grade 2 : Fraktur yang lebih parah dengan tanda kerusakan jaringan lunak dan ancaman sindrom compartment.
 Grade 3 : Luka berat dengan kerusakan jaringan halus yang jelas.
PATOMEKANISME

• Gaya atau energi


TRAUMA trauma akan
LANGSUNG mengenai sepanjang
shaft femur atau di
regio trokhanter

• Tarikan otot
TRAUMA TIDAK illiopsoas di
LANGSUNG trochanter minor dan
otot adductor di
trochanter mayor
ORIGO & INSERTION THIGHT

 Otot Gastrocnemius => menarik segmen distal femur ke


arah posterior => melukai arteri popliteal

 Otot-otot hamstring => shortening

 Otot adductor magnus => distal femoral varus


DIAGNOSIS

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANAMNESIS

Riwayat
Keluhan Kualitas Gangguan Kelainan Gejala penyakit,
Data umum
utama nyeri fungsi organ pada kulit sistemik berobat, dan
keluarga
PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi (look)
Pergerakan
NVD
(movement)
Dinilai adanya Palpasi (feel)
deformitas berupa Dinilai keadaan
Dinilai dengan
angulasi, rotasi, neurovaskuler pada
Dinilai adanya nyeri mengajak penderita
pemendekan atau daerah distal trauma
tekan, krepitasi dan untuk menggerakkan
pemanjangan, bengkak, berupa pulsasi arteri,
temperatur setempat secara aktif dan pasif
luka pada kulit dan warna kulit, waktu
yang meningkat. sendi proksimal dan
jaringan lunak untuk pengisian kapiler dan
distal dari daerah
membedakan fraktur sensibilitas
trauma.
tertutup atau terbuka.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

X - Ray CT - Scan
TATALAKSANA
Glasgow Coma Scale
A = Alert
E = Eye (1-4)
V = Verbal
M = Motorik (1-6)
P = Pain

U = Unresponsive V = Verbal (1-5)


PERSIAPAN

Fase Fase
prehospital hospital
TRIAGE

Banyak
Korban dan
tim medis

Korban Massal
tapi sedikit tim
medis
Pemeriksaan Permasalahan

Sumbatan total • Chocking

• Snoring
Sumbatan
parsial • Gargling
• Stridor
Look, Listen and Feel
Head tilt Jaw Thrust Finger Swab
Chin Lift
BILA TERJADI SUMBATAN NAFAS TOTAL

Back blow

Abdominal Thrust Chest Thrust


Oropharyngeal Tube

PIPA Nasopharyngeal Tube

Pipa Endotracheal
Pemeriksaan Permasalahan
Penderita mengeluh sesak

Bernafas cepat

Pernapasan cuping hidung

Mungkin dujumpai sianosis

Look, Listen and Feel


Mouth to Mouth

Mouth to Nose
Mouth to Oxycan Nasal Canule Bag Valve Mask
Mask Ventilation
Pemeriksaan Permasalahan
Mengetahui sumber perdarahan
Nadi
Henti
Tingkat kesadaran tidak
Jantung
Menilai Capillary Refill Time (CRT)
teraba
Nadi, Akral dingin

Warna kulit
Resusitasi Jantung Paru (RJP)
TAHAP PENGOBATAN FRAKTUR

Pembersihan Pengobatan Pemberian


luka fraktur antibiotik

Eksisi Penutupan
jaringan yang kulit
mati
PRINSIP BALUT BIDAI

Dipasang
Diatas luka cukup kuat
(rapat )

Tidak
Tidak
memperparah
menganggu
keadaan
sirkulasi
penderita
KOMPLIKASI
Syok Kaku nyeri lutut

Komplikasi dini

Delayed union Non union Malunion

Komplikasi lanjut
KESIMPULAN

Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi
1 akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian)

2 Insiden fraktur femur pada wanita lebih banyak dibanding pria tiap tahunnya

3 Etiologi fraktur femur high energy trauma, low energy trauma, stress fracture

4 Klasifikasi fraktur femur yaitu fraktur column femur, intertrochanter femur,


shaft femur, dan distal femur

5 Tatalaksana dengan prinsip ABCDE dan balut bidai


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai