Anda di halaman 1dari 42

AGD DINKES PROV DKI JAKARTA

ANATOMI KULIT
LUKA

DEFINISI

Luka adalah hilang atau rusaknya


kesatuan (komponen) jaringan tubuh
yang disebabkan oleh traumabenda
tajam/tumpul, perubahan suhu, zat
kimia, ledakan, sengatan listrik dan
gigitan hewan
Luka memar
Luka Insisi
( Contusion Wound )

Luka lecet Luka gores


( Abraded Wound ) ( Lacerated Wound )
JENIS PERDARAHAN
1. Perdarahan Luar 2. Perdarahan Dalam

Waspadai adanya perdarahan dalam, bila terjadi :


❑Luka tusuk
❑Mata memerah / hitam ❑Keretakan utama anggota badan,
❑Darah keluar dari telinga / hidung misal : pinggul, tungkai atas
❑Muntah/ batuk darah ❑Badan menerima pukulan kuat
❑Luka tembus pada dada/ perut ❑Memar pada perut
TIPE PERDARAHAN

ARTERI VENA KAPILER

• Memancar • Menetes
• Mengalir Tenang
• Sesuai Irama Nadi • Merah Gelap
• Merah Gelap
• Merah Terang
KOMPLIKASI

1. Hematoma (Hemorrhage)
2. Infeksi (Wounds Sepsis)
▪ Cellulitis (Infeksi bakteri pada jaringan)
▪ Abses (Bisul)
▪ Lymphangitis (Infeksi lanjutan)
3. Dehiscence dan Eviscerasi (Keluar isi dlm luka)
4. Keloid (Jar ikat yg tumbuh berlebihan)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA

1. Usia
2. Infeksi
3. Hipovolemia
4. Benda asing
5. Hematoma
6. Iskemia
7. Diabetes
8. Pengobatan
PENATALAKSANAAN
1. Cuci tangan untuk
menghindari infeksi
2. APD
3. Bersihkan luka dari
kotoran dengan air
mengalir
4. Hentikan perdarahan
dengan menekan
langsung di atas luka
menggunakan kasa steril
( sterile bandage )
5. Luka pada anggota gerak,
tinggikan ( elevasi )
anggota badan yang
cedera untuk
menghentikan
pendarahan
6. Jika darah masih mengalir
meresap pada balutan
pertama, tambahkan balutan
selapis lagi. Biarkan pembalut
yang pertama tetap
menempel pada luka, jangan
di lepas

7. Luka tusukan, jangan


mencabut benda yang
tertancap, balut luka dan
pertahankan benda yang
tertancap
TEKNIK MENGHENTIKAN PERDARAHAN :

1. Penekanan Langsung
4. Mengistirahatkan

2. Tinggikan Luka

3. Menekan langsung
pada titik tekan 5. Membalut luka
Superficial
Temporal Artery Facial Artery

Titik tekan
SubClavia Artery
Common
Carotid Artery

Brachial Artery
Brachial Artery

Radialis Artery

Femoral Artery

Femoral Artery

Posterior Tibia Artery Popliteal Artery


FRAKTUR
ANATOMI TULANG
Sistem musculoskeletal
tulang, otot, ikat sendi dan tulang rawan →
membentuk rangka, menyangga tubuh,
melindungi organ vital , melakukan gerakan

Berdasarkan bentuk, tulang di kategorikan menjadi:


Tulang panjang → tl pd anggota grk
Tulang pendek → tl pd pergelangan tangan & kaki
Tulang pipih → tl pada iga
Tulang tidak beraturan → tl blkg
Tulang digabungkan oleh
sendi dari berbagai jenis
yang merupakan
persambungan dan
penyokong struktur dari
sistem rangka tubuh
FRAKTUR
DEFINISI

Adalah terputusnya kontinuitas tulang menjadi dua


bagian atau lebih sehingga menimbulkan gerakan yang
abnormal disertai krepitasi dan nyeri
Tanda dan Gejala Fraktur

1. Sweeling (bengkak)
2. Deformitas (perubahan bentuk)
3. Tendernes (Pembengkakan yg
empuk pada palpasi)
4. Krepitasi (gesekan pada tulang)
5. Disabiliti (membatasi gerak)
FRAKTUR TERTUTUP

❑ Adalah patah tulang tanpa


disertai hilangnya integritas kulit
❑ Salah satu pencetus terjadinya
perdarahan internal
❑ Biasanya disertai dengan
pembengkakan dan hematom
❑ Diagnosis pasti → pemeriksaan
radiologi
FRAKTUR TERBUKA

❑ Adalah keadaan patah tulang


yang disertai gangguan integritas
kulit
❑ Biasanya di sebabkan oleh ujung
tulang yang menembus kulit
❑ Komplikasi : perdarahan eksternal
❑ Kerusakan lebih lanjut pada otot-
otot dan saraf serta terjadinya
kontaminasi
TIPE FRAKTUR

Anak-anak
PRINSIP PENATALAKSANAAN FRAKTUR

1. Kondisi pasien stabil


2. Pertahankan jalan nafas, kontrol perdarahan, tutup luka
terbuka
3. Identifikasi dan imobilisasi semua fraktur dan siapkan
untuk transpotasi
PENANGANAN FRAKTUR

1. Stabilkan Jalan nafas


2. Kontrol perdarahan
3. Jika ada fraktur terbuka, balut luka sebelum melakukan
pembidaian dan jangan mendorong kembali tulang yang
terlihat
4. Jangan pernah berusaha untuk meluruskan fraktur
5. Imobilisasi ekstremitas sebelum memindahkan pasien dan
imobilisasi sendi bagian atas dan bawah dari tulang yang
fraktur
TUJUAN IMOBILISASI

1. Menjaga fraktur tertutup agar


jangan mejadi fraktur terbuka
2. Mencegah kerusakan sekitar saraf,
pembuluh darah dan jaringan
yang lain dari ujung tulang yang
fraktur
3. Meminimalkan perdarahan dan
bengkak
4. Mengurangi nyeri
Bila ragu dengan gejala dan tanda
fraktur, anggap saja fraktur dan
perlakukan sebagai fraktur

ITU LEBIH AMAN !!


DISLOKASI
❖ Adalah keluarnya pangkal tulang dari persendian, kadang-
kadang disertai dengan robeknya ligamen yang seharusnya
menahan pangkal tulang agar tetap berada pada tempatnya
❖ Persendian yang biasanya terkena adalah bahu, siku, jari,
panggul dan pergelangan
Gejala :
Nyeri atau terasa adanya
tekanan yang berlebihan
pada persendian, seperti
kehilangan gerak pada
sendi Tanda :
❖ Deformitas ( perubahan
bentuk )
❖ Paralisis : jika menekan saraf
atau pembuluh darah
❖ Hilangnya pulsasi
( denyut nadi ) dibawah
tulang yang mengalami
dislokasi
Penatalaksanaan Dislokasi

1. Imobilisasi pasien pada posisi saat pertama kali


ditemukan
2. Jangan coba meluruskan atau mengurangi dislokasi
3. Lakukan imobilisasi pada bagian atas dan bawah sendi
yang dislokasi untuk menjaga kestabilan waktu transport
SPRAIN
❖ Adalah injuri dimana sebagian ligamen robek, biasanya
disebabkan memutar secara mendadak dimana sendi
bergerak melebihi batas normal
❖ Organ yang sering terkena : lutut dan pergelangan kaki
❖ Gejala : nyeri, bengkak dan kebiruan pada daerah injuri
STRAIN
Trauma pada jaringan yang
halus / spasme otot di sekitar
sendi & nyeri pada waktu
digerakan
Penanganan SPRAIN dan STRAIN seperti penangan fraktur
lalu imobilisasi, kompres dingin jika mungkin
TRAUMA AMPUTASI

Jaringan yang terlepas


secara keseluruhan ->
tidak lagi mendapat nutrisi
dan oksigen
-> Amputasi atau Avulsi
Penanganan Amputasi

Tourniquet tidak di anjurkan kecuali pada trauma


amputasi yang sudah tidak dapat diselamatkan lagi
Penanganan Amputasi

1. Tutup ujung tungkai yang putus


dengan kain yang bersih
2. Bersihkan bagian yang putus,
kemudian masukkan kedalam
kantong plastik
3. Masukkan kantong plastik
tersebut kedalam kantong palstik
yang berisi es
COLD WATER 4. Bawa potongan tersebut
kerumah sakit bersama dengan
pasien
5. Berikan lebel / keterangan
SINDROM KOMPARTEMEN
Terjadi apabila suatu struktur yang berada di area tertutup
mengalami hambatan penyediaan darah karena pembuluh
darah mengalami penekanan → sediaan oksigen tdk adekuat
→ metabolisme anaerobic.
Gejala dan tanda sindrom kompartemen :

1. Rasa sakit yang lebih hebat


2. Penurunan sensasi dibagian distal cidera
3. Pembengkakan yang hebat
4. Pucat
5. Paresthesia (baal)
6. Paralysis (Kelumpuhan)

Penatalaksanaan : Seperti kasus fraktur


PRINSIP PEMBIDAIAN

➢ Periksa PMS (Pulse Motorik Sensorik) sebelum dan


sesudah pembidaian
➢ Fraktur bidai melewati dua sendi
➢ Dislokasi bidai melewati dua tulang
➢ Pengikatan tidak diatas area sendi
➢ Pengikatan satu arah dan diatas bidai
CEDERA TULANG BELAKANG
ANATOMI

❑ Kolumna spinalis tersusun


atas 33 tulang vertebra
❑ Terbagi dalam lima regional
yaitu : servikal, torakal,
lumbal, sakral dan koksigeal
Tanda dan gejala trauma spinal :

1. Nyeri leher atau punggung


2. Nyeri gerak leher atau punggung
3. Nyeri tekan leher posterior atau midlline punggung
4. Deformitas kolumna spinalis
5. Paralisis, paresis, baal atau kesemutan pada ekstremitas pada
pasca kejadian
6. Tanda dan gejala syok neurogenik
7. Priapismus
Pengelolaan trauma tulang belakang :
1. Imobilisasi inline secara manual
2. Evaluasi ABC.
3. Periksa fungsi motorik, sensorik dan sirkulasi keempat
ekstremitas.
4. Perikasa leher dan pakaikan cervical collar
5. Imobilisasi torso hingga tidak dapat bergerak
6. Letakan bantalan (padding) dibelakang kepala untuk
dewasa dan dibawah toraks untuk anak-anak
7. Imobilisasi kepala
8. Imobilisasi tungkai dan lengan pada board
9. Reevaluasi ABC dan fungsi motorik, sensorik dan sirkulasi
keempat ekstremitas.

Anda mungkin juga menyukai