0061
DIAGNOSA DISREFLEKSIA OTONOM
KATEGORI Fisiologis
SUB KATEGORI Neurosensori
Respon sistem saraf simpatis yang terjadi secara spontan
dan mengancam jiwa terhadap stimulus berbahaya akibat
cedera medula spinalis pada T7 atau atasnya
DEFINISI
Subjektif
1. Sakit Kepala
objektif
1. Tekanan darah sistolik meningkat >20%
GEJALA DAN TANDA MAYOR
2. Bercak merah pada kulit di atas lokasi cedera
3. Diaforesis di atas lokasi cedera
4. Pucat di bawah lokasi cedera
5. Bradikardi dan atau taki kardia
subjektif
1. Nyeri dada
2. Pandangan kabur
3. Kongesti konjungtiva
4. Kongesti nasal
5. Parestesia
6. Sensasi logam di mulut
GEJALA DAN TANDA MINOR
objektif
1. Menggigil
2. Sindrom Horner
3. Refleks Pilomotorik
4. Dilatasi Pupil
5. Penile Erection
6. Semen Emission
EKSPETASI Membaik
KRETERIA HASIL
Menurun
Tingkat Kesadaran 1
Reaksi pupil 1
Status Kognitif 1
Kontrol motorik pusat 1
Fungsi sensorik kranial 1
Fungsi sensorik spinal 1
Fungsi motorik kranial 1
Fungsi motorik spinal 1
Fungsi otonom 1
Komunikasi 1
SAKIT KEPALA 1
Frekuensi Kejang 1
Hipertermia 1
Diaforesis 1
Pucat 1
Kongesti Konjungtiva 1
Kongesti nasal 1
Parastesia 1
Sensasi Logam di mulut 1
Sindrom Horner 1
Pandangan Kabur 1
Penile erection 1
1. AIDS
2. Luka Bakar
3. Penyakit Paru Obstruktif Kronis
4. Diabetes Melitus
5. Tindakan Invasif
6. Kondisi Penggunaan Terapi Steroid
7. Penyalahgunaan Obat
Kondisi Klinis Terkait
Kondisi Klinis Terkait 8. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
9. Kanker
10. Gagal Ginjal
11. Imunosupresi
12. Lymphedema
13. Leukositopenia
14. Gangguan Fungsi Hati
EKSPETASI MENURUN
KRETERIA HASIL menurun
Minat beraktivitas 1
Konsentrasi 1
Harga diri 1
Kebersihan diri 1
Berat badan 1
Nafsu makan 1
Pola tidur 1
Libido 1
DEFINISI
Pola perawatan luka teratasi atau sesuai dengan harapan
tidak terjadinya resiko infeksi
LUARAN UTAMA Tingkat Efeksi
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
cukup menurun sedang cukup meningkat meningkat
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
SDKI KODE D.0062
DIAGNOSA Gangguan Memori
KATEGORI Fisiologis
SUB KATEGORI Neurosensori
DEFINISI Ketidakmampuan mengingat beberapa informasi atau perilaku
FAKTOR RESIKO 1. Ketidakadekuatan stimulasi intelelktual
2. Gangguan sirkulasi ke otak
3. Gangguan volume cairan dan atau elektrolit
4. Proses penuaan
5. Hipoksia
6. Gangguan Neurologis (Mis: EEG Positif, Cedera Kepala, Gangguan Kejang)
7. Efek agen farmakologis
8. Penyalahgunaan zat
9. Faktor psikologis (Mis: Kecemasan, depresi stress berlebihan, berduka,
gangguan tidur)
10. Distraksi lingkungan
GEJALA DAN TANDA MAYOR Subjektif
1. Melaporkan pernah mengalami pengalaman lupa
2. Tidak mampu mempelajari keterampilan baru
3. Tidak mampu mengingat informasi faktual
4. Tidak mampu mengingat perilaku tertentu yang pernah dilakukan
5. Tidak mampu mengingat peristiwa
Obyektif
1. Tidak mampu melakukan kemampuan yang dipelajari sebelumnya
Obyektif
Tidak tersedia
Verbalisasi kemampuan
1
mempelajari hal baru
Verbalisasi kemampuan 1
mengingat informasi faktual
Verbalisasi kemampuan
mengingat perilaku tertentu yang 1
pernah dilakukan
Verbalisasi kemampuan
1
mengingat peristiwa
Melakukan kemampuan yang
1
dipelajari
Verbalisasi pengalaman lupa 1
Verbalisasi lupa jadwal 1
Verbalisasi mudah lupa 1
MANAJEMEN KESELAMATAN
LINGKUNGAN I. 14513
olit
man lupa
baru
al
tu yang pernah dilakukan
ng telah dijadwalkan
si/perilaku
Cukup
Cukup Menurun sedang Meningkat
Meningkat
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
f hindari perdebatan)
sten
esuai kebutuhan
r, Radio)
er informasi
Cukup
Cukup Meningkat Sedang Menurun
Menurun
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
k untuk meningkatkan keselamatan
Obyektif
1. Batuk sebelum menelan
2. Batuk setelah makan atau minum
3. Tersedak
4. Makanan tertinggal di rongga mulut
Obyektif
Oral
1. Bolus masuk terlalu cepat
2. Refluks nasal
3. Tidak mampu membersihkan rongga mulut
4. Makanan jatuh dari mulut
5. Makanan terdorong keluar dari mulut
6. Sulit mengunyah
7. Muntah sebelum menelan
8. Bolus terbentuk lama
9. Waktu makan lama
10. Porsi makanan tidak habis
11. Fase oral abnormal
12. Mengiler
Subjektif
Faring
1. Menolak makan
Objektif
Faring
1. Muntah
2. Posisi kepala kurang elevasi
3. Menelan berulang-ulang
Subjektif
Esofagus
1. Mengeluh bangun di malam hari
2. Nyeri epigastrik
Objektif
Esofagus
1. Hematemesis
2. Gelisah
3. Regurgitasi
4. Odinofagia
5. Bruksisme
EKSPETASI Membaik
Mempertahankan makanan
1
dimulut
Reflek menelan 1
Kemampuan mengosongkan
mulut 1
Kemampuan mengunyah 1
Usaha menelan 1
Pembentukan bolus 1
Meningkat
Frekuensi tersedak 1
Batuk 1
Muntah 1
Refluks lambung 1
Gelisah 1
Regurgitasi 1
Memburuk
Produksi saliva 1
Penerimaan makanan 1
Kualitas suara 1
EDUKASI Jelaskan posisi makanan pada pasien yang mengalami gangguan penglihatan de
sayur di jam 12, rendang di jam 3)
Elastisitas 1
Hidrasi 1
Perfusi jaringan 1
Meningkat
Kerusakan jaringan 1
Kerusakan lapisan kulit 1
Nyeri 1
Perdarahan 1
Kemerahan 1
Hematoma 1
Pigmentasi abnormal 1
Jaringan parut 1
Nekrosis 1
Abrasi kornea 1
Memburuk
Suhu kulit 1
Sensasi 1
Tekstur 1
Pertumbuhan rambut 1
TERAPEUTIK - Keringkan daerah kulit yang lembab akibat keringat, cairan luka, dan inkontine
- Gunakan barier seperti lotion atau bantalan penyerap air
- Ubah posisi dengan hati-hati setiap 1-2 jam
- Buat jadwal perubahan posisi
- Berikan bantalan pada titik tekan atau tonjolan tulang
- Jaga seprai tetap kering, bersih dan tidak ada kerutan/ lipatan
- Gunakan kasur khusus, jika perlu
- Hindari pemijatan di atas tonjolan tulang
- Hindari pemberian lotion pada daerah yang luka atau kemerahan
- Hindari menggunakan air hangat dan sabun keras saat mandi
- Pastikan asupan makanan yang cukup terutama protein, vitamin B dan C, zat b
lut
n adekuat
Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat
Meningkat
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
Cukup
Cukup Meningkat Sedang Menurun
Menurun
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
an/ minum
selama makan
inum
a perlu
butuhan
ngkatkan nafsu makan
ukai
uai tingkat kemandirian, jika perlu
a tersedia
dan/ atau jaringan, biasanya pada tonjolan tulang akibat tekanan dan/ atau
s) atau jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang,
Cukup
Cukup Menurun Sedang Meningkat
Meningkat
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
Cukup
Cukup Meningkat Sedang Menurun Menurun
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
Cukup
Cukup Memburuk Sedang Membaik
Membaik
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
matian jaringan pada area penonjolan tulang akibat penekanan atau gesekan
njolan tulang
ada kerutan/ lipatan
DX 1
SDKI KODE
DIAGNOSA
KATEGORI
SUB KATEGORI
DEFINISI
FAKTOR RESIKO
SIKI
KODE
DEFINISI
LUARAN UTAMA
Tingkat Konfusi
EKSPETASI
Konfusi akut
INTERVENSI UTAMA
Kode
DEFINISI
TINDAKAN :
Observasi
Teraupetik
Edukasi
Kolaborasi
Manajemen Halusinasi
Kode
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Pemantauan Halusinasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
DX 2
SDKI KODE
DIAGNOSA
KATEGORI
SUB KATEGORI
DEFINISI
FAKTOR RESIKO
SLKI KODE
DEFINISI
LUARAN UTAMA
Perfusi Miokard
EKSPETASI
KRITERIA HASIL
Observasi
Teraupetik
Edukasi
Kolaborasi
D.0064
Konfusi Akut
fisiologis
neurosensori
Gangguang kedasaran, kognitif dan presepsi yang reversibel, berelangsung tiba-tiba dan singkat
1. Delerium
2. Dimensia
3. Flulktuasi siklus tidur bangun
4. Usia lebih dari 60 tahum
5. Penyalagunaan zat
Subjektiv
Kurang motivasi untuk memulai atau menyelesaikan perilaku berorientasai tujuan
Kurang motivasi untuyk memulai atau menyelelesaikan perilaku terarah
Objektif
Fluktuasi fungsi kognitif
Flugtuasai tingkat kesadaran
Flugtuasai aktivitas psikomotorik
Subjektiv
1. Salah presepsi
Objektiv
1. Halusinasi
2. Gelisah
L.06054
Konfusi Akut
Mengidentifikasi dan mengelola lingkungan terapeutik dan aman pada status konfusi akut
Menurun
Fungsi kognitif
Tingkat kesadaran
Aktivitas psikomotorik
Motifasi memulai perilaku terarah
Memori jangka pendek
Memori jangka panjang
Perilaku halusinasi
Gelisah
Takikardi
Interpretasai
Fungsi sosial
Respon terhadap stimulus
Presepsi
Fungsi otak
Manajemen Dilirium
I.6189
Mengidentifikasi dan mengelola lingkungan terapeutik dan aman pada status konfusi akut
Identifikasi faktor resiko dilerium misal >75 tahun disfungsi kogniotif, gangguan penglihatan/pendengaran
Identifikasi tipe delirium (mis. hipoatif, hiperaktif, campuran)
Monitor status neurologis dan tingkat delerium
Berikan pencahayaan yang baik sediakan jam dan kalender yang mudah terbaca
Hindarai stimul sensorik berlebihan
Lakukan pengekangan fisik
Sediakan informasi tantang apa yang terjadi dan apa yang akan terjadi selanjutnya
Batasi pembuatan keputusan
Hindari memvalidasi mispersepsi atau interpretasi realita yang tidak akurat (mis, halusinasi, waham)
Nyatakan persepsi dengan cara yg tenang, meyakinkan, dan tidak argumentatif
Fokus pada apa yg dikenali dan bermakna saat interaksi interpersonal
Lakukan re orientasi
Sediakan lingkungan fisik dan rutinitas harian yang konsisten
Gunakan syarat lingkungan untuk stimulus memori, re oreientasi, dan meningkatkan perilaku yang sesuai (mis.
Tanda, gambar. Jam, kalender, dan kode warna pada lingkungan)
Berikan informasi baru secara perlaham, sedikit demi sedikit, diulang-ulang
I.03112
Observasi agresif
D.0014
Resiko Mutilasi Diri
Lingkungan
Keamanan dan proteksi
Berisiko sengaja mencederai diri yang menyebabkan kerusakan fisik untuk memperoleh pemulihan ketegangan.
1. Perkembangan remaja
2. Individu autistik
3. Gangguan kepribadian
4. Penyakit keturunan
5. Penganiayaan (mis, fisik, psikologis, seksual)
6. Gangguan hubungan interpersonal
7. Perceraian keluarga
8. Keterlambatan perkembangan
9. Riwayat perilaku mencederai diri
10. Ancaman kehilangan hubungan yang bermakna
11. Ketidakmampuan mengungkapkan ketegangan secara verbal
12. Ketidak mampuan mengatasi masalah
13. Harga diri rendah
14. Peningkatan ketegangan yang tidak dapat ditoleransi
L.09076
Kontrol Diri
Kemampuan untuk mengendalikan atau mengatur emosi, pikiran, dan perilaku dalam menghadapi masalah
Meningkat
Verbalisasi ancaman kepada orang lain
Verbalisasi umpatan
Perilaku menyerang
Perilaku melukai diri sendiri dan orang lain
Perilaku merusak lingkungan sekitar
Perilaku agresif/amuk
Bicara ketus
Dukungan Emosional
Memfasilitasi penerimaan kondisi emosional selama masa stres
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
Meningkat Cukup meningkat Sedang Cukup menurun
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
Meningkat
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Menurun
5
5
5
5
5
5
5
SDKI KODE D.0065
DIAGNOSA Konfusi Kronis
KATEGORI fisiologis
SUB KATEGORI Neurosensori
objektiv
1. gangguan otak organik
LUARAN UTAMA
Tingkat Konfusi
EKSPETASI Menurun
KRITERIA HASIL
Fungsi Kognitif
Tingkat Kesadaran
Aktivitas Psikomotorik
Motivasi (memulai/menyelesaikan perilaku terarah)
Perilaku Halusinasi
Gelisah
Interpretasi
Fungsi Sosial
Respon Terhadap stimulus
Persepsi
Fungsi Otak
Observasi
Identifikasi faktor risiko delirium (mis. Usia >75 tahun,
disfungsi kognitif, gangguan penglihatan/pendengaran,
penurunan kemampuan fungsional, infeksi,
hipo/hipertermia, hipoksia, malnutrisi, efek obat, toksin,
gangguan tidur, stress)
teraupetik
Berikan pencahayaan yang baik
Sediakan jam dan kalender yang mudah terbaca
Hindari stimulus sensorik berlebihan (mis. Televisi,
pengumuman interkom)
Lakukan pengekangan fisik, sesuai indikasi
Sediakan informasi tentang apa yang terjadi dan apa yang
dapat terjadi selanjutnya
Batasi pembuatan Keputusan
Hindari memvalidasi mispersepsi atau interpretasi realita
yang tidak akurat (Mis. Halusinasi, waham)
kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat ansietas atau agitasi, Jika
Perlu
Terapeutik
Sediakan lingkungan aman, nyaman, konsisten, dan
rendah stimulus (mis. Musik tenang, dekorasi
sederhana, pencahayaan memadai, makan bersama
pasien lain)
Orientasikan waktu, tempat, dan orang
Terapeutik
Hindari menggunakan strategi validasi jika bingung
disebabkan oleh penyebab akut, reversibel, atau tahap
vegetasi
LUARAN UTAMA
Kontrol Diri
EKSPETASI Meningkat
KRITERIA HASIL
PENCEGAHAN PERILAKU
KEKERASAN i.14544
DEFINISI
Meminimalkan kemarahan yang diekspresikan secara
berlebihan dan tidak terkendali secara verbal sampai
dengan mencederai orang lain dan atau merusak
lingkungan
TINDAKAN:
Observasi Monitor adanya benda yang berpotensi membahayakan (mis. Benda tajam, tali)
Monitor keamanan barang yang dibawa oleh pengunjung
Edukasi
Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan
dan tujuan yang sama
Anjurkan penggunaan sumber spiritual, Jika perlu
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Anjurkan keluarga terlibat
Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
meningkat cukup meningkat sedang cukup menurun menurun
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Memburuk cukup Memburuk sedang cukup membaik membaik
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
menurun cukup menurun sedang cukup meningkat meningkat
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
LUARAN UTAMA
Kapasitas adaptif intrakranial
EKSPETASI meningkat
KRITERIA HASIL
Tingkat Kesadaran
Fungsi Kognitif
Sakit Kepala
Bradikardia
Agitasi
Muntah
Postur Deserebrasi (ekstensi)
Papiledema
Tekanan darah
Tekanan nadi
Pola Nafas
Respon Pupil
Refleks Neurologis
Tekanan Intrakranial
Observasi
Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis: lesi, gangguan
metabolisme, edema serebral)
Teraupetik
Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang
tenang
Berikan posisi semi fowler
Hindari manuver Valsava
Cegah terjadinya kejang
Hindari penggunaan PEEP
Hindari pemberian cairan IV hipotonik
Atur ventilator agar PaCO, optimal
Pertahankan suhu tubuh normal
Edukasi
Kolaborasi
LUARAN UTAMA
Pemulihan Pasca bedah
EKSPETASI meningkat
KRITERIA HASIL
Kenyamanan
Selera makan
Mobilitas
Kemampuan melanjutkan pekerjaan
Kemampuan bekerja
Kemampuan perawatan diri
Waktu penyembuhan
Observasi
Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
memulai mobilisasi
Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Teraupetik
Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan.
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
Anjurkan melakukan mobilisasi dini
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi makanan yang disukai
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida
makanan)
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda
nyeri, antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
menurun cukup menurun sedang cukup meningkat meningkat
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
meningkat cukup meningkat sedang cukup menurun menurun
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Memburuk cukup Memburuk sedang cukup membaik membaik
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
menurun cukup menurun sedang cukup meningkat meningkat
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
meningkat cukup meningkat sedang cukup meningkat menurun
1 2 3 4 5
Memburuk cukup Memburuk sedang cukup membaik membaik
1 2 3 4 5
meningkatkan pergerakan.
diagnosa 1
SDKI KODE
DIAGNOSA
KATEGORI
SUB KATEGORI
DEFINISI
FAKTOR RESIKO
kondisi terkait
KODE
definisi
LUARAN UTAMA
SLKI neurovaskuler perifer
EKSPETASI
KRITERIA HASIL
SIKI IKTERIK NEONATUS
INTERVENSI UTAMA
kode
DEFINISI
TINDAKAN:
Observasi
terapeutik
edukasi
diagnosa 2
KODE
SDKI DIAGNOSA
KATEGORI
SUB KATEGORI
DEFINISI
FAKTOR RESIKO
SLKI KODE
definisi
LUARAN UTAMA
termoregulasi
EKSPETASI
Observasi
terapeutik
edukasi
D.0067
Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
Fisiologis
neurosensori
berisiko mengalami gangguan sirkulasi sensasi dan pergerakan pada ekstermitas
1. hiperglikemi
2. fraktur
3.imobilisasi
diabetes militus
fraktur
pembedahan
luka bakar
trauma
penekanan mekanis
pembedahan ortopedi
L.06051
sirkulasi dan sensasi pergerakan ekstermitas adekuat
meningkat
sirkulasi arteri
sirkulasi vena
pergerakan sendi
pergerakan ekstermitas
nyeri
perdarahan
nadi
suhu tubuh
perawatan neurovaskuler
I.06204
MENGIDENTIFIKASI DAN MERAWAT PASIEN YANG GANGGUAN SENSASI DAN SIRKULASI
D.0148
RISIKO TERMOGULASI TIDAK EFEKTIF
KEAMANAN DAN PROTEKSI
LINGKUNGAN
BERISIKO MENGALAMI KEGAGALAN MEMPERTAHANKAN SUHU TUBUH DALAM RENTANG
NORMAL
1. Cedera otak akut
2. Dehidrasi
3. pakaian tidak sesuai untuk suhu lingkungan
4. Peningkatan area permukaan tubuh terhadap rasio berat badan
5. kebutuhan oksigen meningkat
1, cedera otak akut
2. Dehidrasi
3. trauma
L.14134
pengaturan suhu tubuh agar tetap berada dalam rentang normal
Termoregulasi
MEMBAIK
menggigil
kulit merah
kejang
pucat
takikardi
takipnea
hipoksia
akrosianosis
I.12414
mengajarkan cara pengukuran suhu
Edukasi cara mengukur suhu tubuh
Membaik
5
5
Meningkat
5
5
5
5
5
5
5
5
DX 1
SDKI
DIAGNOSA
KATEGORI
SUB KATEGORI
DEFINISI
FAKTOR RESIKO
SLKI KODE
DEFINISI
LUARAN UTAMA
EKSPETASI
KRITERIA HASIL
SIKI POLA SEKSUAL TIDAK EFEKTIF
INTERVENSI UTAMA
EDUKASI SEKSUALITAS
DEFINISI
TINDAKAN:
Observasi
Terapeutik
Edukasi
DX 2
SDKI
DIAGNOSA
KATEGORI
SUB KATEGORI
DEFINISI
FAKTOR RESIKO
SLKI
KODE
DEFINISI
LUARAN UTAMA
EKSPETASI
KRITERIA HASIL
SIKI GANGGUAN PERTUKARAN GAS
INTERVENSI UTAMA
PEMANTAUAN RESPIRASI
DEFINISI
TINDAKKAN
Observasi
Teraputik
Edukasi
TUGAS INDIVIDU 3S
NAMA : LILIS KURNIA
KELAS : 1B AHLI JENJANG KEPERAWATAN
MATA KULIAH : INFORMASI KEPERAWATAN
D.0071
POLA SEKSUAL TIDAK EFEKTIF
fisiologis
Reproduksi dan Seksualitas
kekhawatiran individu melakukan hubungan seksual yang berisiko menyebabkan perubahan kesehatan.
1. Kurang privasi
2. Ketiadaan pasangan
3. Konflik orientasi
4. ketakutan hamil
5. ketakutan terinfeksi penyakit menular seksual
6. hambatan hubungan dengan pasangan
7. kurang terpapar informasi tentang seksualitas
Subjektif
1. Mengeluh sulit melakukan aktivitas seksual
2. Mengungkapkan aktivitas seksual berubah
3. Mengungkapkan perilaku seksual berubah
4. Orientasi seksual berubah
Objektif
(Tidak tersedia).
Subjektif
1. Mengungkapkan hubungan dengan pasangan berubah.
Objektif
(Tidak Tersedia).
L.07056
POLA SEKSUAL TIDAK EFEKTIF
Pengenalan dan penerimaan diri terhadap aspek sesksual.
IDENTITAS SEKSUAL
meningkat
Menunjukan pendirian seksual yang jelas
Integrasi orientasi seksual kedalam kehidupan sehari-hari
Menyusun batasan-batasan sesuai jenis kelamin
Pencarian dukungan sosial
Verbalisasi hubungan harmonis
verbalisasi hubungan seksual sehat
EFEKTIF
EDUKASI SEKSUALITAS
I.12447
Memberikan informasi dalam memahami dimensi fisik dan psikososial seksualitas.
D.0003
GANGGUAN PERTUKARAN GAS
Fisiologis
Respirasi
kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida.
1. ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
2. perubahan membran alveolus-kapiler
Subjektif
1. Dispnea
Objektif
1. PCO2 Meningkat/menurun
2. PO2 menurun
3. pH arteri meningkat/menurun
4. Bunyi napas tambahan
Subjektif
1. Pusing
2. Penglihatan kabur
Objektif
1. Sianosis
2. Diaforesis
3. Gelisah
4. Napas cuping hidung
5. Pola napas abnormal (cepat/lambat, regular/iregular, dalam/dangkal)
6. warna kulit abnormal (mis. Pusat, kebiruan)
7. Kesadaran menurun
L. 01003
GANGGUAN PERTUKARAN GAS
Oksigenasi dana/atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolus-kapiler dalam batas normal.
PERTUKARAN GAS
Meningkat
Tingkat kesadaran
Dispnea
Bunyi napas tambahan
Pusing
Penglihatan kabur
Diaforesis
Gelisah
Napas cuping hidung
PCO2
PO2
Takikardia
pH arteri
Sianosis
Pola napas
Warna Kulit
PEMANTAUAN RESPIRASI
I.01014
Mengumpulkan dan menganalisis data untuk memastikan kepatenan jalan napas dan keefektifan pertugaran gas.
SLKI KODE
DIAGNOSA
DEFINISI
LUARAN UTAMA
LUARAN TAMBAHAN
SIKI DIAGNOSA
INTERVENSI UTAMA
1. Latihan batuk efektif
2. Manajemen jalan napas
INTERVENSI PENDUKUNG
1. Dukungan kepatuhan program pengobatan
2. Edukasi fisioterapi dada
3. Edukasi pengukuran respirasi
4. Fisioterapi dada
5. Konsultasi via telepon
6. Manajemen asma
7. Manajemen alergi
8. Manajemen anafilaksia
9.Manajemen isolasi
10. Manajemen ventilasi mekanik
11. Manajemen jalan napas buatan
12. Pemberian obat inhalasi
SDKI KODE
DIAGNOSA
KATEGORI
SUB KATEGORI
DEFINISI
PENYEBAB
SLKI KODE
DIAGNOSA
DEFINISI
LUARAN UTAMA
LUARAN TAMBAHAN
SIKI DIAGNOSA
INTERVENSI UTAMA
Edukasi Seksualitas
INTERVENSI PENDUKUNG
1. Dukungan perlindungan penganiayaan pasan
2. Edukasi infertilitas
3. Edukasi keluarga berencana
4. Edukasi kemoterapi
5. Edukasi Komunikasi efektif
6. Edukasi manajemen stress
7. Edukasi penggunaan alat kontrasepsi
ADANG HERYANDI ( 220117150 ) TUGAS SISTEM INFORMASI KEPERAWA
D.0001
BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF
Fisiologis
Respirasi
Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap panten
FISIOLOGIS
1. Spasme jalan napas
2. Hipersekresi jalan nafas
3. Disfungsi neuromuskuler
4. Benda asing dalam jalan nafas
5. Adanya jalan nafas buatan
6. Sekresi yang tertahan
7. Hiperplasia dinding jalan nafas
8. Proses infeksi
9. Respon alergi
10. Efek agen farmakologis ( Ex. Anastesi )
SITUASIONAL
1. Merokok aktif
2. Merokok pasif
3. Terpajan polutan
SUBJEKTIF
( Tidak tersedia )
OBJEKTIF
1. Batuk tidak efektif
2. Tidak mampu batuk
3. sputum berlebihan
4. mengi, wheezing dan/atau ronkhi kering
5. Mekonium dijalan napas ( pada neonatus )
SUBJEKTIF
1. Dispnea
2. Sulit bicara
3. Ortopnea
OBJEKTIF
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi napas menurun
4. Frekuensi nafas berubah
5. Pola napas berubah
L.01001
BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF
kemampuan membersihkan sekret atau obtruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap panten
Bersihan jalan napas
1. Kontrol Gejala
2. Pertukaran Gas
3. Respons alergi lokal
4. Respons alergi sistemik
5. Respons ventilasi mekanik
6. Tingkat infeksi
Pemantauan Respirasi
D.0069
DISFUNGSI SEKSUAL
Fisiologis
Reproduksi dan Seksualitas
Perubahan fungsi seksual selama fase respon seksual berupa hasrat, terangsang, orgasme, dan/relaksasi yang dirasa ti
tidak adekuat
1. Perubahan fungsi/struktur tubuh ( Ex. Kehamilan, baru melahirkan, obat-obatan, pembedahan, anomali, proses pen
2. Perubahan biopsikososial seksualitas
3. Ketiadaan model peran
4. Model peran tidak dapat mempengaruhi
5. Kurang privasi
6. Ketiadaan pasangan
7. Kesalahan Informasi
8. Kelainan seksual ( Ex. Hubungan penuh kekerasan )
9. Konflik nilai
10. Penganiayaan fisik ( Ex. Kekerasan dalam rumah tangga )
11. Kurang terpapar informasi
SUBJEKTIF
1. Mengungkapkan aktifitas seksual berubah
2. Mengungkapkan eksitasi seksual berubah
3. Merasa hubungan seksual tidak memuaskan
4. Mengungkapkan peran seksual berubah
5. Mengeluhkan hasrat seksual menurun
6. Mengungkapkan fungsi seksual berubah
7. Mengeluh nyeri saat berhubungan seksual ( dispareunia )
OBJEKTIF
( Tidak tersedia )
SUBJEKTIF
1. Mengungkapkan ketertarikan pada pasangan berubah
2. Mengeluh hubungan seksual terbatas
3. Mencari informasi tentang kemampuan mencapai kepuasan seksual
OBJEKTIF
( Tidak tersedia )
1. Gangguan endokrin, perkemihan, neuromuskuler, muskuloskeletal, kardiovaskuler
2. Trauma genital
3. Pembedahan pelvis
4. Kanker
5. Menopause
6. Gangguan psikiatrik, seperti mania, depresi berat, demensia, gangguan kepribadian, penyalahgunaan atau penggun
skizophrenia
L.01001
DISFUNGSI SEKSUAL
Perubahan fungsi seksual selama fase respon seksual berupa hasrat, terangsang, orgasme, dan/relaksasi yang dirasa ti
tidak adekuat
Fungsi Seksual
1. Harapan
2. Harga diri
3. Identitas Seksual
4. Penampilan peran
5. Tingkat depresi
6. Tingkat keletihan
DISFUNGSI SEKSUAL
Konseling seksualitas
Manajemen stress
Manajemen terapi radiasi
Manajemen trauma perkosaan
Manajemen waham
Pemberian obat
Pemberian obat vaginal
Perawatan kenyamanan
Perawatan pascapersalinan
Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat Meningkat
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat Meningkat
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
DX 1
SDKI
DIAGNOSA
KATEGORI
SUB KATEGORI
DEFINISI
GEJALA DAN TANDA MAYOR
STATUS ANTEPARTUM
DEFINISI
LUARAN UTAMA
LUARAN TAMBAHAN
SLKI
EKSPETASI
KRITERIA HASIL
KESIAPAN PERSALINAN
INTERVENSI UTAMA
INTERVENSI PENDUKUNG
DEFINISI
PENYEBAB
GEJALA DAN TANDA MAYOR
TINDAKAN
TUGAS INDIVIDU 3S
NAMA : SUCIYANI PANGESTUTI RAHAYU
NIM : 220117151
MATA KULIAH : INFORMASI KEPERAWATAN
D.0070
KESIAPAN PERSALINAN
fisiologis
Reproduksi dan Seksualitas
Pola mempersiapkan, mempertahankan dan memperkuat proses kehamilan dan persalinan serta perawatan bayi
baru lahir
Subjektif
1. menyatakan keinginan untuk menerapkan gaya hidup yang tepat untuk persalinan
KODE L07059
Kondisi pada periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir hingga dimulainya persalinana
Status antepartum
Harapan
Motivasi
Tingkat kelelahan, Tingkat pengetahuan
Membaik
Kelekatan emosional dengan janin
koping dengan ketidaknyamanan dengan kehamilan
nausea
muntah
nausea
Muntah
Edema
Nyeri abdemen
Nyeri epigastrik
Perdarahan vagina
konstipasi
sakit kepala
kejang
mood labil
protein urine
glukosa urine
berat badan
tekana darah
hemoglobin
refleks neurologis
frekuensi nadi
frekuensi nafas
suhu tubuh
enzim liver
hitung darah lengkap
status kognitif
Edukasi persalinan
Induksi persalinan
Perawatan kenyamanan
Perawatan persalinan
Perawatan persalinanresiko tinggi
Perawatan pra seksio sesaria
Promosi ASI eksklusif
Promosi laktasi
Promosi perlekatan
Promosi teknik kulit ke
resusitasi janin
D.0002
Gangguan Penyapihan Ventilator
fisiologis
respirasi
ketidakmampuan beradaptasi dengan pengurangan bantuan ventilator mekanik yang dapat menghambat dan memperlama
proses penyapihan
FISIOLOGIS
1. Hipersekresi jalan nafas
2. ketidakcukupan energi
3. hambatan upaya nafas mis nyeri saat bernafas, kelemahan otot pernafasan, efek sedasi
PSIKOLOGIS
1. kecemasan
2. perasaan tidak berdaya
3. kurang terpapar informasi tentang proses penyapihan
4. penurunan motivasi
SITUASIONAL
1. ketidakadekuatan dukungan sosial
2. ketidaktepatan kecepatan proses penyapihan
3. riwayat kegagalan berulang dalam upaya penyapihan
objektiv
4. riwayat ketergantungan ventilator> 4 hari
OBJEKTIF
1. frekuensi nafas meningkat
2. penggunaan otot bantu nafas
3. nafas megap megap (gasping)
4. Upaya nafas dan bantuan ventilator tidak sinkron
5. nafas dangkal
6. agitasi
7. nilai gas darah abnormal
SUBJEKTIF
tidak tersedia
OBJEKTIF
1.auskultasi suara inspirasi menurun
2. warna kulit abnormal (mis pucat sianosis)
3. nafas paradoks abdominal
4.diaforesis
5. ekspresi wajah takut
6. tekanan darah meningkat
7. kesadaran menurun
SUBJEKTIF
tidak tersedia
1. cedera kepala
2. coronary artery bypass graft / CABG
3. gagal napas
4. cardiac arrest
6. displasia bronkopulmonal
KODE L.01002
kemampuan beradaptasi dengan pengurangan bantuan ventilator mekanik
meningkat
OBSERVASI
monitor posisi selang endotrakeal (ETT), terutama setelah mengubah posisi
monitor tekanan balon ETT setiap 4-8 jam
monitor kulit area stoma trakeostomi (mis. Kemerahan, drainase, perdarahan)
TERAPETIK
kurangi tekananbalon secara periodik tiap shift
pasang oropharingeal airway (OPA) untuk mencegahETT tergigit
cegah ETT terlipat (kinking)
berikan pre oksigenasi 100% selama 30 detik(3-6 kali ventilasi) sebelum dan setelah penghisapan
berikan volume preoksigenasi (bagging atau ventilasi mekanik) 1,5 kali volume tidal
lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik jika diperlukan( bukan secara berkala/rutin
ganti viksasi ETT setiap 24 jam
ubah posisi ETT secara bergantian(kiri dan kanan) setiap 24 jam
lakukan perawatan mulut (misal dengan sikat gigi, kassa, pelembab bibir)
lakukan perawatan stoma trakeostomi
EDUKASI
jelaskan pasien dan atau keluarga tujuan dan prosedur pemasangan jalan nafas bantuan
KOLABORASI
kolaborasi intubasi ulang jika terbentu mucous plug yang tidak dapat dilakukan pengisapan
menurun cukup menurun sedang cukup meningkat meningkat
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5