DIAGNOSIS &
TATALAKSANA
KEJANG
CITRA CESILIA
2
• Kejang merupakan kedaruratan
• Orangtua pasien panik
• Dokter kadang juga panik
• Melakukan pemeriksaan penunjang yang tidak perlu
• Perlunya pendekatan diagnosis kejang
• Tatalaksana kejang dan etiologi
2
DEFINISI KEJANG
• Paroksismalitas:
• Gangguan kesadaran, tingkah
laku/emosi, motorik/sensorik/
otonom
Brodie MJ. Epileptic Disord.2018;20:77-87
ETIOLOGI KEJANG
KEJANG
DENGAN TANPA
DEMAM DEMAM
First Trauma
Kejang Infeksi SSP unprovoked Epilepsi Tumor Kelainan
demam kepala metabolik
seizures
PENDEKATAN DIAGNOSIS KEJANG PADA ANAK
Pemeriksaan
fisik umum Pemeriksaan Tata
Anamnesis Diagnosis
dan penunjang Laksana
neurologis
ETIOLOGI
ANAMNESIS
KEJANG GEJALA LAIN
• Deskripsi, frekuensi, • Demam
durasi, interval • Batuk,pilek, diare, muntah,
• Kondisi sebelum dan sesak, ruam kulit
sesudah kejang • Riwayat trauma, penyakit
terutama kesadaran kronik (hemofilia,
• Sekuens waktu antara penyakit hati/ginjal)
kejang dan gejala lain • Riwayat kejang dalam keluarga
ANAMNESIS
DEFISIT NEUROLOGIS LAIN PENINGKATAN TEKANAN
INTRAKRANIAL
• Juling, jalan sempoyongan,
mulut mencong, ggn. • Muntah, sakit kepala
bicara/menelan, perubahan • Banyak tidur, sulit
perilaku dibangunkan, tidak sadar
• Lemas satu sisi/ seluruh
anggota tubuh
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
• Kesadaran
• Tanda-tanda vital
• Tanda infeksi
• Tanda penyakit kronis
• Tanda-tanda trauma
KESADARAN DAN SARAF KRANIAL
PTOSIS STRABISMUS
UUB
MEMBONJOL PARESIS
12
Pemeriksaan N.VII
PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL
• PEMERIKSAAN PRAKTIS
– SAAT MENANGIS - MULUT TERBUKA
Koordinasi
Refleks Cara jalan dan
patologis (gait) keseimbangan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT-Scan/
Laboratorium EEG MRI kepala
Lain-lain
Lumbal pungsi sesuai indikasi
INDIKASI CT-SCAN/ MRI
KD vs Ensefalitis : penurunan
Kejang disertai demam
ensefalitis kesadaran (+), lesi UMN jelas
• Risiko berulang :
– Overall : 27%-71%
– Tanpa riw kejang sebelumnya : 27%-44%
– Berulang dalam 2 tahun : 40-50%
• Perlu pemeriksaan EEG
• Pencitraan jika kejang bersifat fokal
• Tidak perlu terapi obat jangka panjang, kecuali kondisi
tertentu
• Epilepsi
– Serangan paroksismal berulang 2 kali atau lebih tanpa
provokasi, interval > 24 jam.
– Serangan : gangguan kesadaran, perilaku, emosi, motorik
atau sensoris, berhenti secara spontan
– Post iktal : tampak bingung, lelah, kadang keluar air
liur/busa/inkontinensia urin, setelah itu tidur
•
• Setelah tidur kondisi kembali normal seperti biasa
• Pemeriksaan penunjang : EEG harus ; pencitraan jika kejang
fokal
Supratentorial :
korteks
Infratentorial :
Serebelum,
batang otak
TUMOR OTAK
Supratentorial Infratentorial
Penurunan kesadaran,
Ataksia, strabismus,
Pemeriksaan hemiparesis, tanda
paresis saraf kranial lain,
neurologi peningkatan tekanan
Gangguan koordinasi
intrakranial
www.emedicine.medscape. com
FRAKTUR IMPRESI
www.itim.nsw.gov.au
FRAKTUR IMPRESI
FR. Impresi dan
perdarahan intraparenkim
www.mypacs.net
PERDARAHAN EPIDURAL
www.medden.luc.edu
PERDARAHAN SUBDURAL DAN SUBARACHNOID
Hematoma
subdural
Hematoma
subarachnoid
www.learningradiology.
Diffuse Axonal Injury
Edema otak
Hematoma
subarachnoid
www.uihealthcare.com
Learninhgradiology.com
5 KELAINAN METABOLIK
• Krisis hipertensi/uremia :
chronic kidney disease, • Tatalaksana
• Sirosis bilier, gagal hati – Koreksi kelainan metabolik
• Kejang, Penurunan kesadaran – Atasi penyakit primer
TATALAKSANA
KEJANG
STATUS EPILEPTIKUS
SE
• Kejang berulang dalam waktu > 30 menit dimana
diantara episode kejang anak tidak sadar.
• Praktis : kejang > 5 menit diperlakukan sebagai SE
(kejang umum), 10 menit (kejang fokal)
Fenitoin (IV)
• Onset terapi 10-30 menit, lama efek terapi 12-24 jam
• ES : hipotensi, aritmia pada pemberian bolus cepat
Fenobarbital (IV,IM)
• Onset terapi 10-20 menit, lama efek terapi 1-3 hari
• ES : depresi napas, hipotensi
PRINSIP TATALAKSANA STATUS EPILEPTIKUS
PADA BAYI DAN ANAK
Mencegah kejang
3 berulang : terapi 4 Investigasi etiologi
rumatan