DI SUSUN OLEH :
A. Latar Belakang
Diabetes melitus adalah sindroma yang ditandai oleh kadar glukosa darah
yang tinggi (hiperglisemia) menahun karena gangguan produksi, sekresi
insulin maupun resistensi insulin. Saat ini diduga secara global jumlah
penderita DM adalah 200 juta orang. Di Amerika Serika, kurang lebih
650.000 kasus diabetes mellitus baru didiagnosis setiap tahunnya (Healthy
People 2000, 1990). Setengah dari jumlah kasus Diabetes Mellitus (DM)
tidak terdiagnosa karena pada umumnya diabetes mellitus tidak disertai
gejala sampai terjadinya komplikasi. Prevalensi penyakit diabetes mellitus
meningkat karena terjadi perubahan gaya hidup, kenaikan jumlah kalori
yang dimakan, kurangnya aktifitas fisik dan meningkatnya jumlah populasi
manusia usia lanjut.
Diabetes mellitus terutama prevalen diantara kaum lanjut usia. Diantara individu
yang berusia lebih dari 65 tahun, 8,6 % menderita diabetes mellitus tipe II. Di
Amerika Serikat, diabetes mellitus merupakan penyebab utama kebutaan diantara
penduduk berusia 25 tahun hingga 74 tahun akibat retinopati diabetik dan juga
menjadi penyebab utama amputasi diluar trauma kecelakaan. Pada usia yang sama,
penderita diabetes mellitus paling sedikit 2,5 kali lebih sering terkena serangan
jantung dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita diabetes mellitus.
75% penderita diabetes mellitus akhirnya meninggal karena penyakit vascular.
Serangan jantung, gagal ginjal, stroke dan gangrene adalah komplikasi yang paling
utama. Selain itu, kematian janin intrauterine pada ibu-ibu yang menderita diabetes
mellitus tidak terkontrol juga meningkat. Sedangkan di Indonesia sendiri jumlah
penderita DM sekitar 1,5% dari jumlah penduduk (Marwani Bratasaputra, 2000).
Melihat pola pertambahan penduduk saat ini diperkirakan pada tahun 2020 nanti
akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi
prevalensi Diabetes Mellitus sebesar 2 %, akan didapatkan 3,56 juta pasien Diabetes
Mellitus, suatu jumlah yang besar untuk dapat ditanggani sendiri oleh para ahli
DM. Oleh karena itu antisipasi untuk mencegah dan menanggulangi timbulnya
ledakan pasien DM ini harus sudah dimulai dari sekarang. Untuk itu perlu dilakukan
penanganan serius terpadu agar tidak menjadi masalah kesehatan nasional di
kemudian hari. Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes mellitus yaitu diet,
latihan, pemantauan, terapi (jika diperlukan), dan pendidikan. Diet dan pengendalian
berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan diabetes mellitus. Begitu pula
dengan latihan sangat penting untuk menurunkan kadar glukosa darah dan
mengurangi faktor risiko kardiovaskuler.
Penanganan pertama yang harus dilakukan agar klien mampu melakukan kelima
komponen tersebut dengan baik adalah dengan memberikan health education
mengenai pengontrolan gula darah agar mencegah terjadinya komplikasi pada
penderita DM dan pencegahan DM pada orang yang belum terdiagnosis diabetes
melitus serta orang beresiko tinggi menderita DM. Penyuluhan merupakan dasar
utama untuk pengobatan diabetes mellitus bagi pasien dan juga pencegahan diabetes
bagi keluarga pasien serta masyarakat.
Diet bagi pasien DM merupakan komponen yang sangat penting dalam mengontrol
gula darah agar tetap dalam batas normal dan stabil. Untuk itu, penting untuk
dilakukan edukasi kepada penderita beserta keluarganya akan pentingnya pendidikan
akan nutrisi makanan dan cara menerapkan resep-resep masakan yang sehat di
dalam keluarga dengan memperhatikan jumlah kalori yang dibutuhkan, jadwal,
dan jenis makanan yang baik dikonsumsi, untuk menanamkan pola makan sehat
kepada penderita diabetes beserta anggota keluarga.
B. Tujuan
a. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan peserta
dapat mengetahui diet pada pasien Diabetes Melitus.
b. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit,
diharapkan peserta dapat:
a) Menjelaskan pengertian diet
b) Menyebutkan 3 dari 5 tujuan diet pada pasien Diabetes Melitus
c) Menyebutkan komposisi makanan yang dianjurkan untuk pasien
Diabetes Melitus
C. Materi : Terlampir
D. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Pembagian leaflet
E. Media : Leaflet
F. Kegiatan penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 5 Menit - Memberikan salam - Menjawab
- Memperkenalkan salam
nama dan akademik - Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan dan
penyuluhan memperhatikan
- Menyebutkan materi
yang akan diberikan
- Menanyakan
kesiapan peserta
2. Pelaksanaan 25 Menit Penyampaian materi - Memperhatikan
- Menjelaskan tentang - Bertanya dan
pengertian diet mendengarkan
- Menjelaskan tentang
jawaban
tujuan diet pada
pasien Diabetes
Melitus
- Menjelaskan tentang
komposisi makanan
yang dianjurkan
pada pasien
Diabetes Melitus
3. Evaluasi 10 Menit - Meminta peserta - Menjelaskan
untuk menjelaskan tentang
tentang pengertian pengertian diet
diet - Menjelaskan
- Meminta peserta tentang tujuan
untuk menjelaskan diet pada
tentang tujuan diet pasien Diabetes
pada pasien Melitus
Diabetes Melitus - Menjelaskan
- Meminta peserta tentang
untuk menjelaskan komposisi
tentang komposisi makanan yang
makanan yang dianjurkan
dianjurkan pada pada pasien
pasien Diabetes Diabetes
Melitus Melitus
4. Penutup 5 Menit - Menyimpulkan - Mendengarkan
materi penyuluhan dan
yang telah memperhatikan
disampaikan - Menjawab
- Menyampaikan salam
terima kasih atas
perhatian dan waktu
yang telah diberikan
kepada peserta
- Memberikan leaflet
- Mengucapkan salam
G. Evaluasi
Peserta penyuluhan mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan.
- Pengertian diet
- Tujuan diet pada pasien Diabetes Melitus
- Komposisi makanan yang dianjurkan untuk pasien Diabetes Melitus
A. Pengertian Diet
Diet adalah pengaturan makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang secara
rutin untuk menjaga kesehatan. Diet lebih mengarah pada pengaturan pola makan
yang baik untuk mencapai kondisi sehat.
Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang
yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari
berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000
kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air.
Protein
Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein
untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg
berat badan perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada
orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi.
Sumber protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit,
produk susu rendah lemak, kacang-kacangan dan tahu-tempe.
Total lemak
Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh < 7%
kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda <10% kebutuhan energi, sedangkan
selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal. Asupan kolesterol makanan hendaknya
dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.
Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet
disiplin diet dislipidemia. Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan
kolesterol adalah untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak
lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang
menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau
sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur,
vetsin dan soda.
Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.
Komposisi energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25%
dari lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan
orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan
kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi
bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas,
kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan.
Perhitungan berat badan ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi:
BBI = 90% x (TB dalam cm-100) x 1 kg
Bagi pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm, rumus
modifikasi menjadi: BBI = (TB dalam cm – 100) x 1 kg
BB Normal : bila BB ideal ± 10%
Kurus : < BBI - 10%
Gemuk : > BBI + 10%
Pembagian makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3 porsi besar makan pagi
(20%), siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan ringan (10-15%).
Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan secara
bertahap dan harus disesuaikan dengan kebiasaan makan.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius