PRAKTIKUM FISIKA
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Praktikum
Fisika pada Program Studi S-1 Teknik Industri Fakultas TeknikUniversitas
Singaperbangsa Karawang Semester Genap Tahun Akademik 2022/2023
Oleh:
Kelompok 18
Setelah diperiksa dengan seksama, maka Laporan Akhir ini telah memenuhi syarat
dan ketentuan sebagai Laporan Akhir Praktikum Fisika 2023 pada Program Studi
S1 Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang
Semester Genap Tahun Akademik 2022/2023
Oleh:
Kelompok 18 (Delapan Belas)
Firda Ainun Nisah, S.Si., M.Sc. Dr. Umi Nuraini, S.Pd., M.Si.
NIDN. 0005039109 NIDN. 0018118906
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kerena atas
berkat rahmat-Nya Laporan Akhir Mata Kuliah Praktikum Fisika 2023 yang
berjudul “Laporan Akhir Praktikum Fisika 2023” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Laporan Akhir Mata Kuliah Praktikum Fisika ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat kelulusan mata kuliah Praktikum Fisika pada Program Studi S1
Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang Semester
Genap Tahun Akademik 2022/2023. Dalam penyusunan Laporan Akhir Mata
Kuliah Praktikum Fisika ini, kami mendapatkan banyak bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan kali ini kami
menyampaikan rasa terimakasih kepada diantaranya:
1. Dr. M. Samsuri, S.Pd., MT., IPU. sebagai Pelaksana Tugas (PLT) Rektor
Universitas Singaperbangsa Karawang.
2. Dr. H. Maman Suryaman, M.M.Pd. sebagai Dekan Fakultas Teknik,
Universitas Singaperbangsa Karawang.
3. H. Wahyudin, ST., MT. sebagai Koordinator Program Studi S-1 Teknik
Industri, Universitas Singaperbangsa Karawang.
4. Firda Ainun Nisah, S.Si., M.Sc., dan Dr. Umi Nuraini, S.Pd., M.Si. sebagai
Dosen Pengampu Mata Kuliah Praktikum yang senantiasa memberikan
bantuan, bimbingan dan dukungan kepada kami dalam menyusun Laporan
Akhir Mata Kuliah Praktikum Fisika ini.
5. Bapak/Ibu Dosen seluruh Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa
Karawang yang juga senantiasa memberikan bantuan, bimbingan dan
dukungan kepada kami dalam menyusun Laporan Akhir Mata Kuliah
Praktikum Fisika ini.
6. Billy Nugraha, Friska Putri Zukhruf, Handika Setiawan, Moh. Rizha Fauzi
Amin, dan Nadhira Septias Kharisma sebagai Asisten Praktikum yang
menjadi pembimbing, pengarah dan penanggungjawab akan berjalannya
Praktikum Fisika 2023 yang juga senantiasa selalu memberikan bantuan,
bimbingan dan dukungan kepada kami dalam menyusun Laporan Akhir Mata
Kuliah Praktikum Fisika ini.
7. Saudara/Saudari atau Rekan-Rekan seluruh Fakultas Teknik, Universitas
Singaperbangsa Karawang yang juga ikut membantu dan memberikan rasa
semangat kepada kami dalam menyusun yang juga senantiasa memberikan
bantuan, bimbingan dan dukungan kepada kami dalam menyusun Laporan
Akhir Mata Kuliah Praktikum Fisika ini.
Kami menyadari bahwa Laporan Akhir Mata Kuliah Praktikum Fisika ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan daripada kelebihan.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
konstruktif demi kesempurnaan Laporan Akhir Mata Kuliah Praktikum Fisika ini
dan juga berharap semoga gagasan ide atau inovasi yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi dunia pendidikan dan teknologi pada khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Karawang,..................2023
Hormat Kami,
Kelompok 18
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
2.1.2 Fungsi
Dalam melakukan pengukuran tentunya kita tidak akan
menemukan 100% pengukuran yang tepat. Penyertaan
ketidakpastian dalam hasil akhir akan sangat penting manakala ada
pertanyaan apakah hasil pengukuran sesuai atau tidak dengan nilai
referensi. Sebagai contoh laporan hasil pengukuran 12,12 sedangkan
nilai referensi 12,3. Dengan melihat hasil perhitungan laporan hasil
pengukuran berada di luar rentang pengukuran, oleh karena itu harus
menggunakan metode ketidakpastian pengukuran. Terdapat 2 fungsi
utama mengapa harus memperhitungkan faktor ketidakpastian, yaitu:
1. Agar orang lain yang menggunakan data pengukuran tersebut
dapat mengetahui secara persis seberapa tepat dan akurat data
data tersebut untuk keperluan mereka sendiri.
2. Agar hipotesa-hipotesa yang mendasarkan pada data data hasil
pengukuran tersebut akan dapat ditarik dan diuji kebenarannya
secara tepat.
2.1.3 Tujuan
Terdapat beberapa tujuan mengapa kita penting untuk
melakukan ketidakpastian pengukuran yaitu:
1. Ketepatan atau akurasi
Ketepatan atau akurasi menyatakan seberapa tepat angka
yang terbaca pada alat ukur dengan nilai besaran berdasarkan
teori yang diukur. Alat ukur dengan ketepatan tinggi akan
menunjukkan angka yang terbaca sama atau sangat dekat
dengan nilai sebenarnya dari besaran yang diukur. Semakin nilai
yang ditunjukkan mendekati besaran yang diukur maka alat ukur
tersebut semakin memiliki ketepatan tinggi. Sebaliknya jika
nilai yang ditunjukkan pada alat ukur sangat jauh dengan nilai
besaran yang diukur maka ketepatan yang dimiliki oleh alat ukur
tersebut adalah rendah.
2. Ketelitian atau presisi
Ketelitian menyatakan seberapa dekat nilai bacaan alat
ukur jika digunakan untuk mengukur suatu besaran secara
berulang-ulang. Alat ukur dikatakan teliti jika alat ukur tersebut
digunakan secara berulang-ulang hasil pembacaan dari
pengukuran yang pertama, kedua, ketiga, keempat, dst
didapatkan nilai bacaan yang masing-masing nilainya sangat
dekat atau mendekati antara satu dengan yang lainnya.
3. Kepekaan atau sensitifitas
Kepekaan adalah menyatakan perbandingan kecepatan
penunjukan hasil pengukuran atau tanggapan suatu alat ukur
terhadap perubahan besaran yang diukur / seberapa cepat alat
ukur tersebut menanggapi perubahan pada besaran yang diukur.
Alat yang memiliki kepekaan tinggi akan memberikan
tanggapan atau respon yang cepat jika besaran yang diukur
berubah.
2.4.2 Fungsi
Dinamika bidang miring memiliki beberapa fungsi yang
penting, antara lain:
1. Memprediksi gerakan benda pada bidang miring: Dinamika
bidang miring dapat digunakan untuk memprediksi gerakan
benda pada bidang miring, termasuk kecepatan, percepatan, dan
jarak yang ditempuh oleh benda tersebut.
2. Meningkatkan keamanan dalam kehidupan sehari-hari:
Dinamika bidang miring dapat digunakan untuk meningkatkan
keamanan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam desain
dan konstruksi jalan, gedung, dan kendaraan.
3. Meningkatkan efisiensi energi: Dinamika bidang miring dapat
digunakan untuk meningkatkan efisiensi energi dalam berbagai
aplikasi, seperti pada mesin dan alat-alat industri.
4. Mengembangkan teknologi baru: Dinamika bidang miring juga
dapat digunakan untuk mengembangkan teknologi baru, seperti
pada pengembangan kendaraan angkasa dan robotika.
5. Dengan memahami prinsip-prinsip dinamika bidang miring, kita
dapat mengaplikasikan konsep tersebut dalam berbagai bidang
dan memperoleh manfaat yang signifikan dalam kehidupan
sehari-hari.
2.4.3 Tujuan
Pada Praktikum Fisika ini tujuan dalam dinamika bidang
miring meliputi:
1. Memahami prinsip-prinsip dasar dinamika benda pada bidang
miring: Tujuan utama dinamika bidang miring adalah
memahami prinsip-prinsip dasar tentang gaya, momentum, dan
energi yang terlibat dalam gerakan benda pada bidang miring.
2. Mempelajari hubungan antara sudut kemiringan bidang miring
dan gaya-gaya yang bekerja pada benda: Dinamika bidang
miring juga bertujuan untuk mempelajari hubungan antara sudut
kemiringan bidang miring dan gaya-gaya yang bekerja pada
benda. Hal ini memungkinkan kita untuk memahami bagaimana
perubahan sudut kemiringan bidang miring dapat memengaruhi
gerakan benda.
3. Memprediksi gerakan benda pada bidang miring: Tujuan
dinamika bidang miring adalah dapat memprediksi gerakan
benda pada bidang miring, termasuk kecepatan, percepatan, dan
jarak yang ditempuh oleh benda tersebut.
4. Mengembangkan aplikasi teknologi dalam kehidupan sehari-
hari: Dinamika bidang miring juga bertujuan untuk
mengembangkan aplikasi teknologi dalam berbagai bidang,
seperti desain dan konstruksi jalan, gedung, dan kendaraan, serta
dalam pengembangan teknologi baru seperti kendaraan angkasa
dan robotika.
5. Meningkatkan efisiensi energi: Tujuan dinamika bidang miring
adalah untuk meningkatkan efisiensi energi dalam berbagai
aplikasi, seperti pada mesin dan alat-alat industri.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dinamika
bidang miring, kita dapat memprediksi gerakan benda pada bidang
miring, meningkatkan efisiensi energi, dan mengembangkan aplikasi
teknologi yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Mulai
Tugas Pendahuluan
Kuis
Responsi
Asistensi
Diskusi
Apakah Sudah
Selesai?
A
A
Apakah Sudah
Selesai?
Apakah Sudah
Selesai?
Apakah Sudah
Selesai?
A
A
Apakah Sudah
Selesai?
Penyusunan Laporan
Selesai
3.2.6 Responsi
Sebelum memulai praktikum, asisten praktikum menjelaskan
beberapa hal mengenai bagaimana praktikum akan berlangsung
kedepannya, diantaranya yaitu: tata pelaksanaan praktikum,
ketentuan yang wajib praktikan taati selama praktikum berlangsung
beserta sanksi apa saja yang akan diterima jika praktikan melanggar
peraturan yag sudah ditetapkan. Asisten praktikum juga
menjelaskan tentang metode penilaian yang akan dinilai dari
praktikum ini, dan yang paling utama dijelaskannya tentang laporan,
bagaimana pembuatan laporan dengan benar dan sesuai ketentuan.
Responsi pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 25 April
2023 pukul 14:00 s.d. 15:30 bertempat di Gedung Labolatorium
Bersama (GLB-C), Lantai 1. Dalam responsi ini menerapkan
metode review, sehingga praktikan diharapkan mempelajari materi
sebelum pertemuan.
3.2.7 Asistensi
Asistensi merupakan kegiatan dimana peserta praktikum
diberikan penjelasan mengenai tugas menggambar teknik atau
laporan praktikum oleh asisten praktikum. Kegiatan asistensi ini
dilakukan secara rutin sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
yaitu setiap pertemuan.. Kegiatan asistensi ini dilakukan secara
luring pada setiap pertemuan. Kegiatan Asistensi ini bersifat wajib
dan dibagi menjadi empat sesi setiap pertemuannya. Berikut jadwal
Asistensi Praktikum:
1. Bulan April
a. Pada tanggal 1 April 2023 dilakukan Asistensi Laporan
Praktikum 1 pukul 14.00 s.d. 15.30 dilakukan secara luring.
b. Pada tanggal 15 April 2023 dilakukan Asistensi Laporan
Praktikum 2 pukul 14.00 s.d. 15.30 dilakukan secara luring.
2. Bulan Mei
a. Pada tanggal 13 Mei 2023 dilakukan Asistensi Laporan
Praktikum 3 pukul 14.00 s.d. 15.30 dilakukan secara luring.
b. Pada tanggal 27 Mei 2023 dilakukan Asistensi Laporan
Praktikum 4 pukul 14.00 s.d. 15.30 dilakukan secara luring.
3. Bulan Juni
a. Pada tanggal 10 Juni 2023 dilakukan Asistensi Laporan
Praktikum 5 pukul 14.00 s.d. 15.30 dilakukan secara luring.
b. Pada tanggal 24 Juni 2023 dilakukan Asistensi Laporan
Praktikum 6 pukul 14.00 s.d. 15.30 dilakukan secara luring.
3.2.8 Diskusi
Diskusi merupakan tahap penjelasan atau arahan mengenai
tugas yang diberikan oleh asisten praktikum kepada peserta
praktikum. Kegiatan diskusi dilakukan secara rutin setiap pertemuan
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan yaitu setiap hari sabtu
pada. Kegiatan diskusi ini dilakukan secara luring. Kegiatan diskusi
ini bersifat wajib untuk seluruh praktikan dan dibagi menjadi empat
sesi setiap pertemuannya. Berikut jadwal kegiatan diskusi:
a. Bulan April
a. Pada tanggal 1 April 2023 dilakukan diskusi Laporan
Praktikum 1 pukul 14.00 s.d. 15.30 dilakukan secara luring.
b. Pada tanggal 15 April 2023 dilakukan diskusi Laporan
Praktikum 2 pukul 14.00 s.d. 15.30 dilakukan secara luring.
b. Bulan Mei
a. Pada tanggal 13 Mei 2023 dilakukan diskusi Laporan
Praktikum 3 pukul 14.00 s.d. 15.30 dilakukan secara luring.
b. Pada tanggal 27 Mei 2023 dilakukan diskusi Laporan
Praktikum 4 pukul 14.00 s.d. 15.30 dilakukan secara luring.
c. Bulan Juni
a. Pada tanggal 10 Juni 2023 dilakukan diskusi Laporan
Praktikum 5 pukul 14.00 s.d. 15.30 dilakukan secara luring.
b. Pada tanggal 24 Juni 2023 dilakukan diskusi Laporan
Praktikum 6 pukul 14.00 s.d. 15.30 dilakukan secara luring.
3.2.15 Selesai
Pada tahap ini praktikan telah mengkonfirmasi kepada asisten
praktikum bahwa praktikan telah menyelesaikan seluruh tugas
praktikum fisika yang telah diberikan oleh asisten praktikum
tersebut. Dengan begitu, praktikan siap mengikuti seminar sebagai
standar kelulusan SKS praktikum fisika semester II Program Studi
Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa 2023.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.4 Perhitungan
1. Pengamatan menggunakan jangka sorong
a. Mengitung Panjang Balok
Diketahui;
P1: 105,45 mm P4: 105,55 mm
P2: 105,35 mm P5: 105,45 mm
P3: 105, 5 mm n: 5
Ditanya:
1). Panjang Balok(P)
2). Ketidakpastian Pengukuran Berulang
Jawab:
1). Panjang Balok (P)
ΣP ( 105 , 45+105 , 35+105 ,5+ 105 ,55+105 , 45 )
P= =
n 5
527 ,3
¿ =105 , 46 mm
5
√ n ( Σ p )−(Σp)
2 2
∆ p= 2
n (n−1)
√
5 ( 105 , 45 +105 , 35 +105 , 5 +105 , 55 +105 , 45 ) −¿
2 2 2 2 2
¿
√ 5 ( 278.045 , 4 )−278.045 , 4
100
¿
√ 0 ,11
100
¿ √ 0,0011
¿ 0,033 mm
p ± ∆ p=¿) mm
∆p 0,033
RN = × 100 %= ×100 %=0 ,03 %
p 105 , 46
√ n ( Σ L ) −(ΣL)
2 2
∆ L= 2
n (n−1)
¿
√ 163 , 09
100
¿ √ 1,6309
¿ 1,277 mm
∆L 1,277
RN = × 100 % ¿ × 100 %=2 , 87 %
L 44 , 53
KS=100 %−RN =100 %−2 , 87 %=97 , 13 %
c. Menghitung Tinggi Balok
Diketahui;
T1: 16,05 mm T4: 15,15 mm
T2: 15,2 mm T5: 15,25 mm
T3: 15,35 mm n: 5
Ditanya:
1). Tinggi Balok (T)
2). Ketidakpastian Pengukuran Berulang
Jawab:
1). Tinggi Penghapus (T)
ΣT ( 16 , 05+15 , 2+15 , 35+15 , 15+15 ,25 ) 77
T= = = =15 , 4 mm
n 5 5
2). Ketidakpastian Pengukuran Berulang
√ n ( ΣT )−(ΣT )
2 2
∆T= 2
n (n−1)
¿
√ 5 ( 1.186 , 35 )−5.929
100
¿
√ 2 , 75
100
¿ √ 0,0275
¿ 0,166 mm
T ± ∆ T =( 15 , 4 ±0,166 ) mm
∆T 0,166
RN = ×100 %= ×100 %=1 , 08 %
T 15 , 4
KS=100 %−RN =100 %−1 ,08 %=98 , 92
a. Objek Ukur Koin
a. Menghitung Tinggi Koin
Diketahui;
T1: 7,75 mm T4: 8,15 mm
T2: 8,22 mm T5: 8,17 mm
T3: 8,12 mm n: 5
Ditanya:
1). Tinggi Koin (T)
2). Ketidakpastian Pengukuran Berulang
Jawab:
1). Tinggi Koin (T)
√
n ( ΣT )−(ΣT )
2 2
∆T= 2
n (n−1)
¿
√ 5 ( 326,73667 )−1.632,9681
100
¿
√ 0,7154
100
¿ √ 0,007154
¿ 0,085 mm T ± ∆ T =( 8,082 ± 0,085 ) mm
∆T 0,085
RN = ×100 %= × 100 %=1 , 05 %
T 8,082
KS=100 %−RN =100 %−1 ,05 %=98 , 95 %
d=
∑ d = ( 29 , 1+ 29 ,75+ 29 ,05+ 29 ,1+29 , 75 )
n 5
146 ,75
¿ =29 ,35 mm
5
2) Ketidakpastian Pengukuran Berulang
√ n ( ∑ d )−( ∑ d )
2 2
∆ d= 2
n (n−1)
√
¿ 5 ( 29 ,1 +29 , 75 +29 , 05 +29 ,1 +29 , 75 ) −¿ ¿ ¿ ¿
2 2 2 2 2
¿
√ 5 (4.307,6475)−21.535,5625
100
¿
√ 2,675
100
= √0,02675
= 0,164 mm
d ± ∆d = (29,35 ± 0,164) mm
0,164
RN = ×100 %=0 ,56 %
29 , 35
KS=100 %−RN =100 %−0 , 56 %=99 , 44 %
b. Menghitung Volume Balok
Diketahui
p ± ∆ p=¿) mm
L ± ∆ L=¿) mm
T ± ∆ T =¿ ) mm
Ditanya;
1). Volume Balok (V)
2). Ketidakpastian Besaran Turunan
Jawab:
1). Volume Balok
V =P × L ×T
¿(105 , 46 ×44 , 53× 0,166)
3
¿ 72.320,460 mm
2). Ketidakpastian Besaran Turunan
∆V = |∂∂ vd × ∆ d|+|∂∂vt × ∆ T|
¿
[ 1
4 ]
(3 ,14 )(29 ,35)(8,082)(0,164 ) + ¿
3 3
¿ 30 , 54 mm +57 , 48 mm
3
¿ 88 , 02 mm
88 , 62
RN = × 100 %=1 ,62 %
5.465,186
KS=100 %−RN =100 %−1 ,62 %=98 ,38 %
√
n ( Σ p )−(Σp)
2 2
∆ p= 2
n (n−1)
√
5 ( 106 +106 +104 +105 +106 )−¿
2 2 2 2 2
( 106+106 +104+105+106 )2
¿ 2
5 (5−1)
¿
√ 5 ( 55549 ) −277729
100
¿
√ 16
100
¿ √ 0 , 16
¿ 0 , 4 mm
p ± ∆ p=¿) mm
∆p 0, 4
RN = × 100 %= × 100 %=0 , 38 %
p 105 , 4
√ n ( Σ L ) −(ΣL)
2 2
∆ L= 2
n (n−1)
¿
√ 5 ( 9874 )−49284
100
¿
√ 86
100
= √ 0 , 86=0,927 mm
L ± ∆ L=( 44 , 4 ± 0,927 ) mm
∆L 0,927
RN = × 100 %= ×100 %=2 , 09 %
L 44 , 4
KS=100 %−RN =100 %−2 , 9 %=97 , 91 %
c. Menghitung Tinggi Balok
Diketahui;
T1: 16,5 mm
T2: 16,48 mm
T3: 16,5 mm
T4: 16,48 mm
T5: 16,48 mm
n: 5
Ditanya:
1). Tinggi Balok (T)
2). Ketidakpastian Pengukuran Berulang
Jawab:
1). Tinggi Balok (T)
ΣT (16 , 5+16 , 48+16 , 5+16 , 48+ 16 , 48) 82 , 44
T= = = =16,488 mm
n 5 5
2). Ketidakpastian Pengukuran Berulang
√
n ( ΣT )−(ΣT )
2 2
∆T= 2
n (n−1)
√
5 ( 16 , 5 +16 , 48 +16 , 5 +16 , 48 +16 , 48 ) −¿
2 2 2 2 2
¿ 2
5 (5−1)
¿
√ 5 ( 1359,2712 )−6796,3536
100
¿
√ 0,0024
100
¿ √ 0,000024
¿ 0,0048 mm
T ± ∆ T =( 16,488 ± 0,0048 ) mm
∆T 0,0048
RN = ×100 %= ×100 %=0 , 03 %
T 16,488
KS=100 %−RN =100 %−0 , 03 %=99 , 97 %
d. Menghitung Volume Balok
Diketahui
p ± ∆ p=¿) mm
L ± ∆ L=¿) mm
T ± ∆ T =¿ ) mm
Ditanya;
1). Volume Balok (V)
2). Ketidakpastian Besaran Turunan
Jawab:
1). Volume balok
V =P × L ×T
¿(105 , 4 × 44 , 4 × 16,488)
3
¿ 77159,882 mm
2). Ketidakpastian Besaran Turunan
3
V ± ∆ V =( 77159,882 ±1926 ,27 ) mm
3
¿ 1926 , 27 mm
∆V 1926 , 27
RN = × 100 %= ×100 %=0,024 %
V 77159,882
KS=100 % × RN =100 %−0,024 %=99,976 %
6. Objek Ukur : Koin
a. Menghitung Tinggi koin
Diketahui;
T1: 7,15mm
T2: 7,15 mm
T3: 7,3 mm
T4: 7,2 mm
T5: 7,3 mm
n: 5
Ditanya:
3). Tinggi Koin (T)
4). Ketidakpastian Pengukuran Berulang
Jawab:
1). Tinggi Koin (T)
ΣT (7 , 15+7 , 15+7 , 3+7 , 2+ 7 , 3) 96 , 1
T= = = =7 , 22 mm
n 5 5
√ n ( ΣT )−(ΣT )
2 2
∆T= 2
n (n−1)
¿
√ 5 ( 260,665 ) −1303 ,21
100
¿
√ 0,115
100
¿ √ 0,00115
¿ 0,339 mm
T ± ∆ T =( 7 ,22 ± 0,339 ) mm
∆T 0,339
RN = ×100 %= × 100 %=4 ,7 %
T 7 , 22
KS=100 %−RN =100 %−4 ,7 %=95 ,3 %
b. Menghitung Diameter koin
Diketahui;
D1: 29,52 mm
D2: 30 mm
D3: 29,6 mm
D4: 30 mm
D5: 29,52 mm
n: 5
Ditanya:
1). Diameter Koin (D)
2). Ketidakpastian Pengukuran Berulang
Jawab:
1). Diamater Koin (D)
ΣD ( 29 , 52+30+29 , 6+30+29 , 52 ) 148 ,64
D= = = =29,728 mm
n 5 5
2). Ketidakpastian Pengukuran Berulang
√
n ( Σ D )−( ΣD)
2 2
∆ D= 2
n (n−1)
√
5 ( 29 , 52 +30 + 29 ,6 +30 +29 , 52 )
2 2 2 2 2
2
−(29 , 52+30+ 29 ,6 +30+29 , 52)
¿ 2
5 (5−1)
¿
√ 5 ( 4419,0208 )−22093,8496
100
¿
√
0,1151,2544
100
D ± ∆ D=( 29,728 ± 0,112 ) mm
¿ 0,112mm
∆T 0,112
RN = ×100 %= × 100 %=0 , 38 %
T 29,728
KS=100 %−RN =100 %−0 , 38 %=99 , 62 %
c. Menghitung Volume Koin
Diketahui
d ± ∆ d=¿ ) mm
T ± ∆ T =¿ ) mm
Ditanya;
1). Volume Koin (V)
2). Ketidakpastian Besaran Turunan
Jawab:
1). Volume Koin
1 2 1 2 3
V = × π d T = ( 3 ,14 ) ( 29,728 ) ( 7 , 22 )=5008,852mm
4 4
2). Ketidakpastian Besaran Turunan
∆V = |∂∂ vd × ∆ d|+|∂∂vt × ∆ T|
¿
[ 1
4 ]
(3 ,14 )(29,728)(7 ,22)(0,112) + ¿
3 3
¿ 18 , 87 mm +235 , 18 mm
3
¿ 254 , 05 mm
∆V 254 ,05
RN = × 100 %= ×100 %=0,050 %
V 5008 , 85
KS=100 % × RN =100 % ×0,050 %=99,950 %
4.1.5 Kesimpulan
4.2.4 Perhitungan
1. Perhitungan Metode Pembebanan
a. Benda I Pegas A
Diketahui:
X 1=¿ 6,005( Nilai X 1 sudah dikurangi nilai X 0) ¿
m=6 ,02 ± 0 kg
m
g=9 , 8 2
s
Ditanya:
a. Rata-Rata Nilai X.
b. Menghitung Ketetapan Pegas (K).
c. Ketidakpastian Pengukuran Berulang.
d. Ketidakpastian Besaran Turunan.
Jawab:
1). Rata-rata nilai x
X=
∑ Xi = 6,005+6,003+ 6,002 = 18 , 01 = 6,003 m
n 3 3
2). Menghitung ketetapan pegas (K)
m . g ( 6 , 02 ) (9 ,8) N
K= = =9,827 → 9 , 83
X 6,003 m
3). Ketidakpastian pengukuran berulang
∆ X=
√ n ( ∑ X i2 ) −( ∑ X i ) 2
2
n ( n−1 )
√| || |
2 2
dk dk
∆ K= ×∆ m + ×∆ X
dm dx
√| || |
2 2
= 9 (6 ,02)(9 , 8)
×0 + × 0,0009
X 6,003
N
¿ 0,008 → 0 , 01
m
N
K ± ∆ K=( 9 ,83 ± 0 , 01 )
m
b. Benda II Pegas A
Diketahui:
X 1=¿ 6,055( Nilai X 1 sudah dikurangi nilai X 0) ¿
m=6 ,52 kg
m
g=9 , 8 2
s
Ditanya:
1). Rata-Rata Nilai X.
2). Menghitung Ketetapan Pegas (K).
3). Ketidakpastian Pengukuran Berulang.
4). Ketidakpastian Besaran Turunan.
Jawab:
1). Rata-rata nilai x
X=
∑ Xi = 6,055+6,056+ 6,057 = 18,168 = 6,06 m
n 3 3
√ n ( ∑ X i ) −(∑ X i)
2 2
∆ X= 2
n (n−1)
√
3 ( 6,055 + 6,056 +6,057 )
2 2 2
2
−(6,055+ 6,056+6,057)
¿ 2
3 (3−1)
¿ 0,0006 m
X ± ∆ X =( 6 , 06 ± 0,0006 ) m
∆X 0,0006
RN = ∙100 %= ∙100 %=0 ,01 %
X 6 , 06
KS=100 %−RN =100 %−0 , 01 %=99 , 99 %
4). Ketidakpastian bersaran turunan
√| || |
2 2
dk dk
∆ K= ×∆ m + ×∆ X
dm dx
√| || |
2 2
= 9 (6 ,52)(9 , 8)
×0 + ×0,0006
X 6 , 06
N
¿ 0,006 → 0 , 01
m
N
K ± ∆ K=( 10,543 ± 0 , 01 )
m
∆K 0 , 01
RN = ∙ 100 %= ∙ 100 %=0,094 %
K 10,543
KS=100 %−RN =100 %−0,094 %=99 , 91%
c. Benda III Pegas A
Diketahui:
X 1=¿ 6,145( Nilai X 1 sudah dikurangi nilai X 0) ¿
m=7 kg
m
g=9 , 8 2
s
Ditanya:
1). Rata-Rata Nilai X.
2). Menghitung Ketetapan Pegas (K).
3). Ketidakpastian Pengukuran Berulang.
4). Ketidakpastian Besaran Turunan.
Jawab:
1). Rata-rata nilai x
X=
∑ Xi = 6,145+6,138+ 6,141 = 18,424 = 6,141m
n 3 3
2). Menghitung ketetapan pegas (K)
m . g ( 7 )(9 , 8) N
K= = =11 ,17
X 6,141 m
3). Ketidakpastian pengukuran berulang
√ n ( ∑ X i ) −(∑ X i)
2 2
∆ X= 2
n (n−1)
√| || |
2 2
dk dk
∆ K= ×∆ m + ×∆ X
dm dx
√| || |
2 2
= 9 × 0 + (7)(9 ,8) × 0,002
X 6,141
N
¿ 0 , 22
m
N
K ± ∆ K=( 11, 17 ± 0 , 22 )
m
∆K 0 ,22
RN = ∙ 100 %= ∙ 100 %=0 , 2%
K 11,17
KS=100 %−RN =100 %−0 , 2 %=99 , 8 %
d. Percepatan Gravitasi Pegas A
Diketahui:
N
K 1 ± ∆ K 1=9 , 83 ± 0 ,01
m
N
K 2 ± ∆ K 2=10,543 ± 0 ,01
m
N
K 3 ± ∆ K 3=11, 17 ± 0 ,22
m
m1 ± ∆ m1=6 , 02± 0 kg
m1 ± ∆ K 1=6 , 52± 0 kg
m1 ± ∆ K 1=7 ± 0 kg
X =0 , 15 m
Ditanya:
1). Ketetapan pegas (k)
2). Massa beban (m)
3). Nilai percepatan gravitasi (g)
4). Ketidakpastian besaran turunan
Jawab:
1). Ketetapan pegas (k)
∑k 9 , 83+10,543+11, 17 31,543
K = = = =
n 3 3
N
10,514
m
2). Massa beban (m)
m=
∑ m = ( 6 , 02+ 6 ,52+7 ) = 19 , 54 =6,513 N
n 3 3 m
3). Nilai percepatan gravitasi (g)
kx (10,514 )(0 , 15)
g= = =0,242 m/ s2
m 6,513
4). Ketidakpastian besaran turunan
√| || |
2 2
dg dg
∆ g= ×∆k + ×∆m
dk dm
√| |
2
0 , 15
= × 0 ,01 + 02
6,615
2
¿ 0,0002 m/s
2
g ± ∆ g=( 0,242 ± 0,0002 ) m/s
∆g 0,0002
RN = ∙ 100 %= ∙ 100 %=0,082 %
g 0,242
KS=100 %−RN =100 %−0,082 %=99 , 92 %
Jadi, nilai percepatan gravitasi bumi yang diperoleh
pada pegas A dengan metode pembebanan adalah
2 2
0,242 m/s ± 0,0002 m/s
2. Perhitungan Metode Getaran
a. Benda I Pegas A
Diketahui:
m1=6 , 02 kg T 1=6,206 s
m2=6 , 02 kg T 2=6 , 35 s
m3=6 ,02 kg T 3=6,0393 s
Ditanya:
1). Massa benda (m)
2). Ketidakpastian pengukuran berulang (∆ m¿
3). Periode pegas (T)
4). Ketidakpatian pengukuran berulang (∆ T ¿
5). Ketetapan pegas (k)
6). Ketidakpastian besaran turunan
Jawab:
1). Massa benda (m)
m=
∑ m = ( 6 , 02+ 6 , 02+ 6 , 02 ) = 18 , 06 =6 ,02 kg
n 3 3
2). Ketidakpastian pengukuran berulang (∆ m¿
√
2
n ( ∑ m ) −( ∑ m )
2
∆ m=
n2 (n−1)
¿ √ 3(6 , 022 +6 , 022 +6 , 022)−¿ ¿ ¿
¿
√ 326,1636−326,1636
18
=0 kg
m ± ∆ m=( 6 , 02 ±0 ) kg
∆m 0
RN = ∙ 100 %= ∙100 %=0 %
m 6 , 02
KS=100 %−RN =100 %−0 %=100 %
3). Periode pegas (T)
T=
∑ T = 6,206+6 ,35+ 6,393 = 6,316 =6 , 32 s
n 3 3
4). Ketidakpatian pengukuran berulang (∆ T ¿
√
2
n ( ∑ T 2 )−( ∑ T )
∆T=
n2 (n−1)
√| || |
2 2
dk dk
∆ k= ×∆m + ×∆T
dm dT
√| || |
2 22 2
= 4 π 2m ×0 + 4 π m × 0 , 06
T T
√| |
2 2
= 0+ 4 (3 , 14) .6 ,02 ×0 , 06
6 , 32
N
¿ 2,253
m
N
k ± ∆ k =( 5,944 ± 2,253 )
m
∆k 2,253
RN = ∙100 %= ∙100 %=37,903 %
k 5,944
KS=100 %−RN =100 %−37,903 %=62 ,1 %
b. Benda II Pegas A
Diketahui:
T 1=6,559 s m=6 ,52 ± 0 kg
T 2=6 , 56 s g = 9,8 m/s 2
T 3=6,579 s
Ditanya:
1). Massa benda (m)
2). Periode pegas (T)
3). Ketidakpatian pengukuran berulang (∆ T ¿
4). Ketetapan pegas (k)
5). Ketidakpastian besaran turunan
Jawab:
1). Massa benda (m)
m=
∑ m = ( 6 ,52+6 ,52+6 ,52 ) = 19 ,56 =6 ,52 kg
n 3 3
2). Periode pegas (T)
T=
∑ T = 6,559+6 , 56+ 6,579 = 19,698 =6,566 s
n 3 3
3). Ketidakpatian pengukuran berulang (∆ T ¿
√
2
n ( ∑ T 2 )−( ∑ T )
∆T=
n2 (n−1)
√| || |
2 2
dk dk
∆ k= ×∆m + ×∆T
dm dT
√| || |
2 2
= 4 π2 4 π2 m
2
× 0 + ×0,006
T T
√ | |
2 2
= 0+ 4 (3 , 14) .6 ,52 × 0,006
6 , 57
N
¿ 0,234
m
N
k ± ∆ k =( 5 , 96 ± 0,234 )
m
∆k 0,234
RN = ∙100 %= ∙ 100 %=3 , 93 %
k 5 , 96
KS=100 %−RN =100 %−3 , 93 %=96 , 1 %
c. Benda III Pegas A
Diketahui:
T 1=6,801 s m=7 ± 0 kg
T 2=6,848 s g = 9,8 m/s 2
T 3=6,849 s
Ditanya:
1). Massa benda (m)
2). Periode pegas (T)
3). Ketidakpatian pengukuran berulang (∆ T ¿
4). Ketetapan pegas (k)
5). Ketidakpastian besaran turunan
Jawab:
m=
∑ m = (7 +7+7 ) = 21 =7 kg
n 3 3
2). Periode pegas (T)
T=
∑ T = 6,801+6,848+6,849 = 19,698 =6,832 s
n 3 3
3). Ketidakpatian pengukuran berulang (∆ T ¿
√ n ( ∑ T )−( ∑ T )
2 2
∆T= 2
n (n−1)
¿ √ 3(6,8012 +6,8482 +6,8492 )−¿ ¿ ¿
¿ 0 , 02 s
T ± ∆ T =( 6,832 ± 0 , 02 ) s
∆T 0 , 02
RN = ∙ 100 %= ∙ 100 %=0,292 %
T 6,832
KS=100 %−RN =100 %−0,292 %=99,971 %
4). Ketetapan pegas (k)
2
4π m 4. ( 3 ,14 ) .7 276,0688 N
K = = 2 = = 5,914
T
2
(6,832) 48,676224 m
5). Ketidakpastian besaran turunan
√| || |
2 2
dk dk
∆ k= ×∆m + ×∆T
dm dT
√| || |
2 22 2
= 4 π2 × 0 + 4 π m ×0 , 02
T T
√| |
2 2
= 0+ 4 (3 , 14) .7 ×0 ,02
6,832
N
¿ 0 , 81
m
N
k ± ∆ k =( 5,914 ± 0 , 81 )
m
∆k 0 ,81
RN = ∙100 %= ∙100 %=0 ,14 %
k 5,914
KS=100 %−RN =100 %−0 , 14 %=99 , 86 %
d. Percepatan Gravitasi Pegas A
Diketahui:
T 1 ± ∆ T 1=6 , 32± 0 , 06 s
T 2 ± ∆ T 2=6 , 57 ± 0,006 s
T 3 ± ∆ T 3=6,832 ± 0 , 02 s
N
K 1 ± ∆ K 1=5,944 ± 2,253
m
N
K 1 ± ∆ K 1=5 , 96 ± 0,234
m
N
K 1 ± ∆ K 1=5,914 ± 0 , 81
m
X =0 , 15 m
Ditanya:
1). Periode pegas A (T)
2). Ketidakpastian pengukuran berulang
3). Nilai percepatan gravitasi (g)
4). Ketidakpastian besaran turunan
Jawab:
1). Periode pegas A (T)
T=
∑ T = 6 , 32+6 , 57+6,832 = 19,722 =6,574 s
n 3 3
2). Ketidakpastian pengukuran berulang
√
2
n ( ∑ T 2 )−( ∑ T )
∆T=
n2 (n−1)
¿ √ 3(6 , 322 +6 , 572 +6,8322 )−¿ ¿ ¿
=
√ 0,3933288
18
=0 , 15 s
T ± ∆ T =( 6,574 ±0 , 15 ) s
∆T 0 ,15
RN = ∙ 100 %= ∙ 100 %=2 ,281 %
T 6,574
KS=100 %−RN =100 %−2,281 %=97 , 72 %
3). Nilai percepatan gravitasi (g)
2
4 π 2 ∆ x 4.(3 ,14) .0 ,15 5,91576
g= 2
= 2
= =0 , 14 m/s 2
T (6,574) 43,217476
4). Ketidakpastian besaran turunan
√| || |
2 2
dg dg
∆ g= ×∆ x + ×∆T
x T
√| || |
2 2
= 4 π2 4 π2 x
2
× 0 + × ∆T
T T
√| |
2 2
= 0+ 4 .(3 , 14) . 0 , 15 × 0 ,15
6,574
2
¿ 0,134 m/ s
2
g ± ∆ g=( 0 , 14 ± 0,134 ) m/ s
∆g 0,134
RN = ∙ 100 %= ∙100 %=95,714 %
g 0 , 14
KS=100 %−RN =100 %−95,714 %=4 , 29 %
Jadi, nilai percepatan gravitasi bumi pada pegas A
dengan metode getaran diperoleh sebesar
( 0 , 14 ± 0,134 ) m/ s2
4.2.5 Kesimpulan
Percepatan
Ketetapan
Pegas Benda RN KS Gravitasi (
Pegas (N/m) 2
m/s ¿
METODE PEMBEBANAN
A 1 9,83 ± 0,01 0,101% 99,9%
4.3.4 Perhitungan
1. Panjang Tali 106 (cm).
Diketahui:
T 1=8 ,1 s
T 2=8 , 2 sT 3=8 , 3 sL=1 , 06 mn=3NST =1mm → 0,001 m
Ditanya:
a. Ketidakpastian pengukuran tunggal.
b. Rata-rata periode (T).
c. Ketidakpastian pengukuran berulang.
d. Percepatan gravitasi (g).
e. Ketidakpastian besaran turunan.
Jawab:
a. Ketidakpastian pengukuran tunggal.
1 1
∆ L= × NST= × 0,001=0,0005
2 2
L ± ∆ L=( 1 ,06 ±0,0005 ) s
∆L 0,0005
RN = × 100 %= ×100 %=0 , 05 %
L 1 , 06
KS=100 %−RN =100 %−0 , 05=99 , 95 %
b. Rata-rata periode (T).
T=
∑ T = 8 , 1+8 , 2+ 8 ,3 = 24 ,6 =8 , 2 s
n 3 3
c. Ketidakpastian pengukuran berulang.
∆ T = √¿ ¿ ¿
¿
√( 8 ,1 +8 , 2 +8 , 3 )−(8 , 1+ 8 , 2+ 8 ,3)
2 2 2 2
2
n (n−1)
¿ 0 , 06 s
T ± ∆ T =( 8 ,2 ± 0 , 06 ) s
∆T 0 , 06
RN = ×100 %= × 100 %=0 , 73 %
T 8,2
KS=100 %−RN =100 %−0 , 05=99 ,27 %
Jadi, hasil ketidakpastian pengukuran berulang adalah
T ± ∆ T =( 8 ,2 ± 0 , 06 ) s .
d. Percepatan gravitasi (g).
2 2
4 × π × L 4 ×3 , 14 ×1 , 06 2
g= 2
= 2
=0 ,62 m/s
T 8,2
e. Ketidakpastian besaran turunan.
√( ) √( )
2 2
∂g ∂g
∆ g= ×∆L ×∆T
∂L ∂T
√( ) √( )
2 2 2 2
4 ×π 4×π ×L
¿ 2
×∆ L ×∆T
T T
√( ) √( )
2 2 2 2
4 ×3 , 14 4 ×3 , 14 ×1 , 06
¿ 2
× 0,0005 × ∆ 0 , 06
8,2 8,2
2
¿ 0 , 31 m/s
2
g ± ∆ g=( 0 , 62 ± 0 ,31 ) m/s
∆g 0 ,31
RN = × 100 %= ×100 %=50 %
g 0 ,62
KS=100 %−RN =100 %−50 %=50 %
Jadi, hasil dari ketidakpastian besaran turunan adalah
2
g ± ∆ g=( 0 , 62 ± 0 ,31 ) m/s .
2. Panjang Tali 96 (cm).
Diketahui:
T 1=8 s
T 2=8 sT 3=8 s L=0 ,96 mn=3NST =1mm → 0,001 m
Ditanya:
a. Ketidakpastian pengukuran tunggal.
b. Rata-rata periode (T).
c. Ketidakpastian pengukuran berulang.
d. Percepatan gravitasi (g).
e. Ketidakpastian besaran turunan.
Jawab:
a. Ketidakpastian pengukuran tunggal.
1 1
∆ L= × NST= × 0,001=0,0005
2 2
L ± ∆ L=( 0 , 96 ± 0,0005 ) s
∆L 0,0005
RN = × 100 %= ×100 %=0,052 %
L 1 , 06
KS=100 %−RN =100 %−0 , 05=99 , 95 %
Jadi hasil ketidakpastian pengukuran tunggal adalah (0,96
± 0,0005 ¿ m
b. Rata-rata periode (T).
T=
∑ T = 8+8+ 8 = 24 =8 s
n 3 3
c. Ketidakpastian pengukuran berulang.
∆ T = √¿ ¿ ¿
¿
√( 8 + 8 +8 ) −(8+ 8+8)
2 2 2 2
2
n (n−1)
¿0 s
T ± ∆ T =( 8 ± 0 ) s
∆T 0
RN = ×100 %= × 100 %=0 %
T 8
KS=100 %−RN =100 %−0=100 %
Jadi, hasil ketidakpastian pengukuran berulang adalah
T ± ∆ T =( 8 ± 0 ) s.
√( ) √( )
2 2
∂g ∂g
∆ g= ×∆L ×∆T
∂L ∂T
√( ) √( )
2 2 2 2
4 ×π 4×π ×L
¿ 2
×∆ L ×∆T
T T
√( ) √( )
2 2 2 2
4 ×3 , 14 4 ×3 , 14 ×0 , 96
¿ 2
× 0,0005 ×0
8 8 ,2
2
¿ 0,0003 m/s
2
g ± ∆ g=( 0 , 59 ± 0,0003 ) m/s
∆g 0,0003
RN = × 100 %= ×100 %=0 ,05 %
g 0 ,59
KS=100 %−RN =100 %−0 , 05 %=99 , 95 %
Jadi, hasil dari ketidakpastian besaran turunan adalah
2
g ± ∆ g=( 0 , 59 ± 0,0003 ) m/s .
3. Panjang Tali 86 (cm).
Diketahui:
T 1=7 , 9 s
T 2=7 , 8 sT 3=7 , 7 sL=0 ,86 mn=3NST =1mm → 0,001 m
Ditanya:
a. Ketidakpastian pengukuran tunggal.
b. Rata-rata periode (T).
c. Ketidakpastian pengukuran berulang.
d. Percepatan gravitasi (g).
e. Ketidakpastian besaran turunan.
Jawab:
a. Ketidakpastian pengukuran tunggal.
1 1
∆ L= × NST= × 0,001=0,0005
2 2
L ± ∆ L=( 0 , 86 ± 0,0005 ) s
∆L 0,0005
RN = × 100 %= ×100 %=0 , 06 %
L 1 , 06
KS=100 %−RN =100 %−0 , 06=99 , 94 %
b. Rata-rata periode (T).
T=
∑ T = 7 , 9+7 , 8+7 ,7 = 23 , 4 =7 , 8 s
n 3 3
c. Ketidakpastian pengukuran berulang.
∆ T = √¿ ¿ ¿
¿
√( 7 , 9 + 7 , 8 + 7 ,7 )−(7 , 9+7 , 8+7 , 7)
2 2 2 2
2
n (n−1)
¿ 0 , 06 s
T ± ∆ T =( 7 ,8 ± 0 , 06 ) s
∆T 0 , 06
RN = ×100 %= × 100 %=0 , 77 %
T 7,8
KS=100 %−RN =100 %−0 , 77=99 ,23 %
Jadi, hasil ketidakpastian pengukuran berulang adalah
T ± ∆ T =( 8 ,2 ± 0 , 06 ) s .
d. Percepatan gravitasi (g).
2 2
4 × π × L 4 ×3 , 14 × 0 ,86 2
g= 2
= 2
=0 , 56 m/s
T 7,8
e. Ketidakpastian besaran turunan.
√( ) √( )
2 2
∂g ∂g
∆ g= ×∆L ×∆T
∂L ∂T
√( ) √( )
2 2 2 2
4 ×π 4×π ×L
¿ 2
×∆ L ×∆T
T T
√( ) √( )
2 2 2 2
4 ×3 , 14 4 ×3 , 14 ×0 , 86
¿ 2
× 0,0005 ×0 , 06
7 ,8 7,8
2
¿ 0 , 26 m/s
2
g ± ∆ g=( 0 , 56 ± 0 , 26 ) m/s
∆g 0 ,26
RN = × 100 %= ×100 %=46 , 42 %
g 0 ,56
KS=100 %−RN =100 %−46 , 42%=53 , 58 %
Jadi, hasil dari ketidakpastian besaran turunan adalah
2
g ± ∆ g=( 0 , 56 ± 0 , 26 ) m/s .
4. Panjang Tali 76 (cm).
Diketahui:
T 1=7 ,7 s
T 2=7 , 7 sT 3=7 , 7 sL=0 ,76 mn=3NST =1mm → 0,001 m
Ditanya:
a. Ketidakpastian pengukuran tunggal.
b. Rata-rata periode (T).
c. Ketidakpastian pengukuran berulang.
d. Percepatan gravitasi (g).
e. Ketidakpastian besaran turunan.
Jawab:
a. Ketidakpastian pengukuran tunggal.
1 1
∆ L= × NST= × 0,001=0,0005
2 2
L ± ∆ L=( 0 , 76 ± 0,0005 ) s
∆L 0,0005
RN = × 100 %= ×100 %=0 , 07 %
L 0 ,76
KS=100 %−RN =100 %−0 , 07=99 , 93 %
b. Rata-rata periode (T).
T=
∑ T = 7 , 7+7 , 7+7 ,7 = 23 , 1 =7 , 7 s
n 3 3
c. Ketidakpastian pengukuran berulang.
∆ T = √¿ ¿ ¿
¿
√( 7 ,7 +7 ,7 + 7 ,7 )−(7 ,7 +7 , 7+7 , 7)
2 2 2 2
2
n (n−1)
¿0 s
T ± ∆ T =( 7 ,7 ± 0 ) s
∆T 0
RN = ×100 %= × 100 %=0 %
T 7,7
KS=100 %−RN =100 %−0=100 %
Jadi, hasil ketidakpastian pengukuran berulang adalah
T ± ∆ T =( 7 ,7 ± 0 ) s .
d. Percepatan gravitasi (g).
2 2
4 × π × L 4 ×3 , 14 × 0 ,76 2
g= 2
= 2
=0 ,51 m/s
T 7,7
e. Ketidakpastian besaran turunan.
√( ) √( )
2 2
∂g ∂g
∆ g= ×∆L ×∆T
∂L ∂T
√( ) √( )
2 2 2 2
4 ×π 4×π ×L
¿ 2
×∆ L ×∆T
T T
√( ) √( )
2 2 2 2
4 ×3 , 14 4 ×3 , 14 ×0 , 76
¿ 2
× 0,0005 ×0
7 ,7 8,2
2
¿ 0,0003 m/s
2
g ± ∆ g=( 0 , 51 ± 0,0003 ) m/s
∆g 0,0003
RN = × 100 %= ×100 %=0 ,06 %
g 0 , 51
KS=100 %−RN =100 %−0 , 06 %=99 , 94 %
Jadi, hasil dari ketidakpastian besaran turunan adalah
2
g ± ∆ g=( 0 , 51 ± 0,0003 ) m/s .
5. Panjang Tali 66 (cm).
Diketahui:
T 1=7 , 6 s
T 2=7 , 5 sT 3=7 , 6 s L=0 ,66 mn=3NST =1mm → 0,001 m
Ditanya:
a. Ketidakpastian pengukuran tunggal.
b. Rata-rata periode (T).
c. Ketidakpastian pengukuran berulang.
d. Percepatan gravitasi (g).
e. Ketidakpastian besaran turunan.
Jawab:
a. Ketidakpastian pengukuran tunggal.
1 1
∆ L= × NST= × 0,001=0,0005
2 2
L ± ∆ L=( 0 , 66 ± 0,0005 ) s
∆L 0,0005
RN = × 100 %= ×100 %=0 , 08 %
L 0 , 66
KS=100 %−RN =100 %−0 , 08=99 , 92%
b. Rata-rata periode (T).
T=
∑ T = 7 , 6+7 , 5+7 , 6 = 22 , 7 =7 , 57 s
n 3 3
c. Ketidakpastian pengukuran berulang.
∆ T = √¿ ¿ ¿
¿
√( 7 ,6 + 7 ,5 +7 ,6 )−(7 , 6+7 , 5+7 , 6)
2 2 2 2
2
n (n−1)
¿ 0 , 03 s
T ± ∆ T =( 7 ,57 ± 0 , 03 ) s
∆T 0 , 03
RN = ×100 %= × 100 %=0 , 4 %
T 7 , 57
KS=100 %−RN =100 %−0 , 4=99 , 6 %
Jadi, hasil ketidakpastian pengukuran berulang adalah
T ± ∆ T =( 7 ,57 ± 0 , 03 ) s .
d. Percepatan gravitasi (g).
2 2
4 × π × L 4 ×3 , 14 × 0 ,66 2
g= 2
= 2
=0,454 m/s
T 7 , 57
e. Ketidakpastian besaran turunan.
√( ) √( )
2 2
∂g ∂g
∆ g= ×∆L ×∆T
∂L ∂T
√( ) √( )
2 2 2 2
4 ×π 4×π ×L
¿ 2
×∆ L ×∆T
T T
√( ) √( )
2 2 2 2
4 ×3 , 14 4 ×3 , 14 ×0 , 66
¿ 2
× 0,0005 ×0 , 03
7 ,57 7 , 57
2
¿ 0,103 m/s
2
g ± ∆ g=( 0,454 ±0,103 ) m/ s
∆g 0,103
RN = × 100 %= × 100 %=22 ,69 %
g 0,454
KS=100 %−RN =100 %−22 ,69 %=77 ,31 %
Jadi, hasil dari ketidakpastian besaran turunan adalah
2
g ± ∆ g=( 0,454 ±0,103 ) m/ s .
6. Panjang Tali 56 (cm).
Diketahui:
T 1=7 , 4 s
T 2=7 , 4 sT 3=7 , 4 sL=0 ,56 mn=3NST =1mm → 0,001 m
Ditanya:
a. Ketidakpastian pengukuran tunggal.
b. Rata-rata periode (T).
c. Ketidakpastian pengukuran berulang.
d. Percepatan gravitasi (g).
e. Ketidakpastian besaran turunan.
Jawab:
1). Ketidakpastian pengukuran tunggal.
1 1
∆ L= × NST= × 0,001=0,0005
2 2
L ± ∆ L=( 0 , 56 ± 0,0005 ) s
∆L 0,0005
RN = × 100 %= ×100 %=0 , 09 %
L 0 ,56
KS=100 %−RN =100 %−0 , 09=99 , 91%
2). Rata-rata periode (T).
T=
∑ T = 7 , 4 +7 , 4+ 7 , 4 = 22 , 2 =7 , 4 s
n 3 3
3). Ketidakpastian pengukuran berulang.
∆ T = √¿ ¿ ¿
¿
√( 7 , 4 +7 , 4 +7 , 4 )−(7 , 4+ 7 , 4+7 , 4)
2 2 2 2
2
n (n−1)
¿0 s
T ± ∆ T =( 7 , 4 ± 0 ) s
∆T 0
RN = ×100 %= ×100 %=0 %
T 7,4
KS=100 %−RN =100 %−0=100 %
Jadi, hasil ketidakpastian pengukuran berulang adalah
T ± ∆ T =( 7 , 4 ± 0 ) s .
4). Percepatan gravitasi (g).
2 2
4 × π × L 4 ×3 , 14 × 0 ,56 2
g= 2
= 2
=0,403 m/s
T 7,4
5). Ketidakpastian besaran turunan.
√( ) √( )
2 2
∂g ∂g
∆ g= ×∆L ×∆T
∂L ∂T
√( ) √( )
2 2 2 2
4 ×π 4×π ×L
¿ 2
×∆ L ×∆T
T T
√( ) √( )
2 2 2 2
4 ×3 , 14 4 ×3 , 14 ×0 , 56
¿ 2
× 0,0005 ×0
7,4 7,4
2
¿ 0,0004 m/ s
2
g ± ∆ g=( 0,403 ± 0,0004 ) m/ s
∆g 0,0004
RN = × 100 %= × 100 %=0 , 1%
g 0,403
KS=100 %−RN =100 %−0 , 1 %=99 , 9 %
Jadi, hasil dari ketidakpastian besaran turunan adalah
2
g ± ∆ g=( 0,403 ± 0,0004 ) m/ s .
4.3.5 Kesimpulan
Parameter Hasil Pengamatan RN KS
Data Pengamatan 1
Data pengamatan 2
Periode (8 ± 0) s 0% 100%
Data Pengamatan 3
Data Pengamatan 4
Panjang Tali ( 0 , 76 ± 0,0005 ) 0,07% 99,93%
Periode (7 , 7 ± 0) s 0% 100%
Data Pengamatan 5
Data Pengamatan 6
4.4.4 Perhitungan
1. Perhitungan Metode Pembebanan
a. Menghitung koefisien gesek statis ( μ s ), pada lintasan kayu.
Diketahui:
θ1=30 °θ2=45 °n=2NST :1°
Ditanya:
1). Koefisien gesek statis( μ s ).
2). Ketidakpastian pengukuran berulang.
Jawab:
1). Koefisien gesek statis( μ s ).
μs =tan θ1 =30°=0 , 6
√ n ( μs ) −(μ s)
2 2
∆ μ s= 2
n (n−1)
√
2 ( 0 , 61 +1 )−(0 , 61+1)
2 2 2
¿ 2
2 (2−1)
¿0,2
μs ± ∆ μ s=( 0 , 8 ±0 ,2 )
∆ μs 0,2
RN = ∙100 %= ∙ 100 %=25 %
μs 0,8
KS=100 %−RN =100 %−25 %=75 %
b. Menghitung koefisien gesek statis ( μ s ), pada lintasan
tripleks.
Diketahui:
θ1=25°θ2=40 °n :2NST :1°
Ditanya:
1). Koefisien gesek statis( μ s ).
2). Ketidakpastian pengukuran berulang.
Jawab:
1). Koefisien gesek statis( μ s ).
μs =tan θ1 =25°=0 , 46
μs =
∑ μ s = 0 , 46+0 , 83 = 1 ,29 =0,645
n 2 2
2). Ketidakpastian pengukuran berulang
√ n ( μs ) −(μ s)
2 2
∆ μ s= 2
n (n−1)
t=
∑ t = 0 , 54+ 0 ,57+ 0 ,54 = 1 , 65 =0 , 55 s
n 3 3
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
√
n ( t ) −(t )
2 2
∆ t= 2
n (n−1)
√
3 ( 0 ,54 + 0 ,57 + 0 ,54 )−(0 , 54+0 , 54+ 0 ,57)
2 2 2 2
¿ 2
3 (3−1)
¿0,1s
t ± ∆ t=( 0,645 ± 0,187 )
∆t 0 , 01
RN = ∙ 100 %= ∙ 100 %=1 ,18 %
t 0 , 55
KS=100 %−1, 18 %=98 , 82 %
2). Kecepatan benda (v).
l 0,335 m
v= = =0,609
t 0 , 55 s
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
√( )( )
2 2
dv dv
∆ v= ×∆ l + ×∆t
dl dt
√( )( )
2 2
1 0,335
¿ × 0,005 + × 0 , 01
0 , 55 1
m
¿ 0,009
s
m
v ± ∆ v=( 0,609+0,009 )
s
∆v 0,009
RN = ∙100 %= ∙100 %=1 , 47 %
v 0,609
KS=100 %−RN =100 %−1 , 47 %=98 , 53 %
3). Percepatan benda (a).
2
v 0,609 m
a= = =1,107
t 0 , 55 s
a) Ketidakpastian pengukuran tunggal.
2
1 1 m
∆ a= × Nst = × 0 ,01=0,005
2 2 s
2
m
a ± ∆ a=( 1,107 ± 0,005 )
s
∆a 0,005
RN = ∙100 %= ∙100 %=0 , 45 %
a 1,107
KS=100 %−RN =100 %−0 , 45 %=99 , 55 %
b) Ketidakpastian besaran turunan.
√( )( )
2 2
da da
∆ a= ×∆v + ×∆t
dv dt
√( ) ( )
2 2
1 0,609
¿ × 0,009 + × 0 ,01
0 , 55 1
m
¿ 0,017
s
2
m
a ± ∆ a=( 1,107 ± 0,017 )
s
∆a 0,017
RN = ∙100 %= ∙100 %=1 , 53 %
a 1,107
KS=100 %−RN =100 %−1 ,53 %=98 , 47 %
t=
∑ t = 0 , 44 +0 , 51+ 0 ,52 = 1 , 47 =0 , 49 s
n 3 3
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
√ n ( t ) −(t )
2 2
∆ t= 2
n (n−1)
√
3 ( 0 , 44 +0 , 51 + 0 ,52 ) −( 0 , 44+0 , 51+0 , 52)
2 2 2 2
¿ 2
3 (3−1)
¿ 0,024 s
t ± ∆ t=( 0 , 49± 0,024 ) s
∆t 0,024
RN = ∙ 100 %= ∙ 100 %=4 ,8 %
t 0 , 49
KS=100 %−RN =100 %−4 , 8 %=95 , 2%
2). Kecepatan benda (v).
l 0,335 m
v= = =0,683
t 0 , 49 s
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
√( )( )
2 2
dv dv
∆ v= ×∆ l + ×∆t
dl dt
√( )( )
2 2
1 0,335
¿ ×0,005 + ×0,024
0 , 49 1
m
¿ 0,012
s
m
v ± ∆ v=( 0,683+ 0,012 )
s
∆v 0,012
RN = ∙100 %= ∙100 %=1 , 7 %
v 0,683
KS=100 %−RN =100 %−1 ,7 %=98 ,3 %
3). Percepatan benda (a).
2
v 0,683 m
a= = =1,393
t 0 , 49 s
a) Ketidakpastian pengukuran tunggal.
2
1 1 m
∆ a= × Nst = × 0 ,01=0,005
2 2 s
2
m
a ± ∆ a=( 1,393 ± 0,005 )
s
∆a 0,005
RN = ∙100 %= ∙100 %=0 ,35 %
a 1,393
KS=100 %−RN =100 %−0 , 45 %=99 , 65 %
b) Ketidakpastian besaran turunan.
√( )( )
2 2
da da
∆ a= ×∆v + ×∆t
dv dt
√( )( )
2 2
1 0,683
¿ ×0,012 + × 0,024
0 , 49 1
m
¿ 0,026
s
2
m
a ± ∆ a=( 1,393 ± 0,026 )
s
∆a 0,026
RN = ∙100 %= ∙100 %=1 , 8 %
a 1,393
KS=100 %−RN =100 %−1 ,8 %=98 ,2 %
e. Menghitung nilai kecepatan (v) dan percepatan (a) pada
lintasan kayu dengan kemiringan sudut 45 ° (balok).
Diketahui:
L=33 , 5 m→ 0,335 cm t 3=0 , 42 s
t 1=0 , 26 s n=3
t 2=0 , 33 s Nst =0 , 01 s
Ditanya:
t=
∑ t = 0 , 26+0 , 33+0 , 42 = 1 , 01 =0,336 s
n 3 3
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
√
n ( t ) −(t )
2 2
∆ t= 2
n (n−1)
√( )( )
2 2
dv dv
∆ v= ×∆ l + ×∆t
dl dt
√( )( )
2 2
1 0,335 m
¿ ×0,005 + ×0,046 ¿ 0 , 02
0,336 1 s
∆v 0m, 02
v ±RN = ( 0 , 99+0
∆ v= ∙100 %=
, 02 ) 0 , 99 ∙ 100 %=2 %
v s
KS=100 %−RN =100 %−2 %=98 %
∆a 0,005
RN = ∙100 %= ∙100 %=0 ,16 %
a 2,946
KS=100 %−RN =100 %−0 , 16 %=99 , 84 %
b) Ketidakpastian besaran turunan.
√( )( )
2 2
da da
∆ a= ×∆v + ×∆t
dv dt
√( )( )
2 2
1 0 , 99
¿ ×0 , 02 + × 0,046
0,336 1
2
m
a ± ∆ a=( 2,946 ± 0 , 07 )
s
m
¿ 0 , 07
s
∆a 0 , 07
RN = ∙100 %= ∙100 %=2 , 3 %
a 2,946
KS=100 %−RN =100 %−2 ,3 %=97 ,7 %
f. Menghitung nilai kecepatan (v) dan percepatan (a) pada
lintasan kayu dengan kemiringan sudut 45 ° (bola).
Diketahui:
L=33 , 5 m→ 0,335 cm t 3=0 , 30 s
t 1=0 , 21 s n=3
t 2=0 , 25 s Nst =0 , 01 s
Ditanya:
1). Waktu rata-rata (t).
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
2). Kecepatan benda (v).
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
3). Percepatan benda (a).
a) Ketidakpastian pengukuran tunggal.
b) Ketidakpastian besaran turunan.
Jawab:
1). Waktu rata-rata (t).
t=
∑ t = 0 , 21+0 , 25+0 , 30 = 0 ,76 =0,253 s
n 3 3
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
√ n ( t ) −(t )
2 2
∆ t= 2
n (n−1)
∆t 0,026
RN = ∙ 100 %= ∙100 %=10 ,27 %
t 0,253
KS=100 %−RN =100 %−10 , 27 %=89 , 73 %
2). Kecepatan benda (v).
l 0,335 m
v= = =1,324
t 0,253 s
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
√( )( )
2 2
dv dv
∆ v= ×∆ l + ×∆t
dl dt
√( )( )
2 2
1 0,335
¿ × 0,005 + × 0,026
0,253 1
m
¿ 0,021
s m
v ± ∆ v=( 1,324+ 0,021 )
s
∆v 0,021
RN = ∙100 %= ∙100 %=1 , 5 %
v 1,324
KS=100 %−RN =100 %−1 ,5 %=98 ,5 %
3). Percepatan benda (a).
2
v 1,324 m
a= = =5,233
t 0,253 s
a) Ketidakpastian pengukuran tunggal.
2
1 1 m
∆ a= × Nst = × 0 ,01=0,005
2 2 s
2
m
a ± ∆ a=( 5,233 ± 0,005 )
s
∆a 0,005
RN = ∙100 %= ∙100 %=0 ,09 %
a 5,233
KS=100 %−RN =100 %−0 , 09 %=99 , 91 %
b) Ketidakpastian besaran turunan.
√( )( )
2 2
da da
∆ a= ×∆v + ×∆t
dv dt
√( )( )
2 2
1 1,324
¿ × 0,021 + × 0,026
0,253 1
m
¿ 0,089
s
2
m
a ± ∆ a=( 5,233 ± 0,089 )
∆a 0,089 s
RN = ∙100 %= ∙100 %=1 , 7 %
a 5,233
KS=100 %−RN =100 %−1 ,7 %=98 ,3 %
g. Menghitung nilai kecepatan (v) dan percepatan (a) pada
lintasan tripleks dengan kemiringan sudut 25 ° (balok).
Diketahui:
L=33 , 5 m→ 0,335 cm t 3=0 , 82 s
t 1=0 , 83 s n=3
t 2=0 , 85 s Nst =0 , 01 s
Ditanya:
1). Waktu rata-rata (t).
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
2). Kecepatan benda (v).
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
3). Percepatan benda (a).
a) Ketidakpastian pengukuran tunggal.
b) Ketidakpastian besaran turunan.
Jawab:
1). Waktu rata-rata (t).
t=
∑ t = 0 , 83+0 , 85+ 0 ,82 = 2 ,5 =0 , 83 s
n 3 3
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
√ n ( t ) −(t )
2 2
∆ t= 2
n (n−1)
∆t 0,008
RN = ∙ 100 %= ∙100 %=0 ,9 %
t 0 , 83
KS=100 %−RN =100 %−0 , 9 %=99 , 1 %
2). Kecepatan benda (v).
l 0,335 m
v= = =0,403
t 0 , 83 s
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
√( )( )
2 2
dv dv
∆ v= ×∆ l + ×∆t
dl dt
√( )( )
2 2
1 0,335
¿ × 0,005 + × 0,008
0 , 83 1
m
¿ 0,006
s
m
v ± ∆ v=( 0,403+ 0,006 )
s
∆v 0,006
RN = ∙100 %= ∙100 %=1 , 4 %
v 0,403
KS=100 %−RN =100 %−1 , 4 %=98 , 6 %
3). Percepatan benda (a).
2
v 0,403 m
a= = =0,485
t 0 , 83 s
a) Ketidakpastian pengukuran tunggal.
2
1 1 m
∆ a= × Nst = × 0 ,01=0,005
2 2 s
2
m
a ± ∆ a=( 0,485 ± 0,005 )
∆a 0,005 s
RN = ∙100 %= ∙100 %=1 %
a 0,485
KS=100 %−RN =100 %−1 %=99 %
b) Ketidakpastian besaran turunan.
√( )( )
2 2
da da
∆ a= ×∆v + ×∆t
dv dt
√( )( )
2 2
1 0,403
¿ × 0,006 + × 0,008
0 , 83 1
m
¿ 0,005
s
2
m
a ± ∆ a=( 0,485 ± 0,005 )
s
∆a 0,005
RN = ∙100 %= ∙100 %=1 %
a 0,485
KS=100 %−RN =100 %−1 %=99 %
h. Menghitung nilai kecepatan (v) dan percepatan (a) pada
lintasan tripleks dengan kemiringan sudut 40 ° (balok).
Diketahui:
L=33 , 5 m→ 0,335 cm t 3=0 , 79 s
t 1=0 , 66 s n=3
t 2=0 , 68 s Nst =0 , 01 s
Ditanya:
1). Waktu rata-rata (t).
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
2). Kecepatan benda (v).
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
3). Percepatan benda (a).
a) Ketidakpastian pengukuran tunggal.
b) Ketidakpastian besaran turunan.
Jawab:
1). Waktu rata-rata (t).
t=
∑ t = 0 , 66+0 , 68+ 0 ,79 = 2 ,13 =0 ,71 s
n 3 3
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
√ n ( t ) −(t )
2 2
∆ t= 2
n (n−1)
∆t 0 , 04
RN = ∙ 100 %= ∙ 100 %=5 ,6 %
t 0 ,71
KS=100 %−RN =100 %−5 , 6 %=94 , 4 %
2). Kecepatan benda (v).
l 0,335 m
v= = =0,471
t 0 , 71 s
√( ) ( )
2 2
1 0,335
¿ ×0,005 + ×0 ,04
0 , 71 1
m
¿ 0,015
s
∆v 0,015
RN = ∙100 %= ∙100 %=3 , 1 %
v 0,471
KS=100 %−RN =100 %−3 , 1%=96 , 9 %
3). Percepatan benda (a).
2
v 0,471 m
a= = =0,663
t 0 , 71 s
a) Ketidakpastian pengukuran tunggal.
2
1 1 m
∆ a= × Nst = × 0 ,01=0,005
2 2 2 s
m
a ± ∆ a=( 0,663 ± 0,005 )
s
∆a 0,005
RN = ∙100 %= ∙100 %=0 ,7 %
a 0,663
KS=100 %−RN =100 %−0 , 7 %=99 , 3 %
b) Ketidakpastian besaran turunan.
√( )( )
2 2
da da
∆ a= ×∆v + ×∆t
dv dt
√( ) ( )
2 2
1 0,471
¿ ×0,095 + ×0 , 04
0 , 71 1
m
¿ 0 , 02 m
2
a ± ∆s a=( 0,663 ± 0 , 02 )
s
∆a 0 ,02
RN = ∙100 %= ∙100 %=3 %
a 0,663
KS=100 %−RN =100 %−3 %=97 %
i. Menghitung nilai kecepatan (v) dan percepatan (a) pada
lintasan tripleks dengan kemiringan sudut 40 ° (bola).
Diketahui:
L=33 , 5 m→ 0,335 cm t 3=0 , 58 s
t 1=0 , 43 s n=3
t 2=0 , 48 s Nst =0 , 01 s
Ditanya:
1). Waktu rata-rata (t).
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
2). Kecepatan benda (v).
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
3). Percepatan benda (a).
a) Ketidakpastian pengukuran tunggal.
b) Ketidakpastian besaran turunan.
Jawab:
1). Waktu rata-rata (t).
t=
∑ t = 0 , 43+ 0 , 48+0 , 58 = 1, 49 =0,496 s
n 3 3
1) Ketidakpastian pengukuran berulang.
√
n ( t ) −(t )
2 2
∆ t= 2
n (n−1)
√
3 ( 0 , 43 + 0 , 48 +0 , 58 )−(0 , 43+ 0 , 48+0 , 58)
2 2 2 2
¿ 2
3 (3−1)
¿ 0,044
t ± ∆st=( 0,496 ±0,044 ) s
∆t 0,044
RN = ∙ 100 %= ∙ 100 %=9 , 8 %
t 0,496
KS=100 %−RN =100 %−9 , 8 %=90 , 2 %
2). Kecepatan benda (v).
l 0,335 m
v= = =0,675
t 0,496 s
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
√( )( )
2 2
dv dv
∆ v= ×∆ l + ×∆t
dl dt
√( )( )
2 2
1 0,335
¿ ×0 , 05 + × 0,044
0,496 1
m
v ± ∆ v=( 0,675+ 0,101 )
s
m
¿ 0,101
s
∆v 0,101
RN = ∙100 %= ∙100 %=14 ,9 %
v 0,675
KS=100 %−RN =100 %−1 , 4 %=85 , 1 %
√( )( )
2 2
da da
∆ a= ×∆v + ×∆t
dv dt
√( )( )
2 2
1 0,675
¿ ×0,101 + × 0,044
0,496 1
m
¿ 0,205 2
s ( ) m
a ± ∆ a= 1 , 36 ±0,205
s
∆a 0,205
RN = ∙100 %= ∙100 %=15 %
a 1 , 36
KS=100 %−RN =100 %−15 %=85 %
j. Menghitung nilai kecepatan (v) dan percepatan (a) pada
lintasan tripleks dengan kemiringan sudut 40 ° (bola).
Diketahui:
L=33 , 5 m→ 0,335 cm t 3=0 , 55 s
t 1=0 , 51 s n=3
t 2=0 , 54 s Nst =0 , 01 s
Ditanya:
1). Waktu rata-rata (t).
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
2). Kecepatan benda (v).
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
3). Percepatan benda (a).
a) Ketidakpastian pengukuran tunggal.
b) Ketidakpastian besaran turunan.
Jawab:
1). Waktu rata-rata (t).
t=
∑ t = 0 , 51+0 , 54+0 , 55 = 1 ,6 =0 ,53 s
n 3 3
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
√ n ( t ) −(t )
2 2
∆ t= 2
n (n−1)
√
3 ( 0 ,51 +0 , 54 +0 , 55 ) −(0 , 51+0 , 54+0 ,55)
2 2 2 2
¿ 2
3 (3−1)
¿ 0,012
t ±s∆ t=( 0 ,53 ± 0,012 ) s
∆t 0,012
RN = ∙ 100 %= ∙100 %=2 , 2 %
t 0 , 53
KS=100 %−RN =100 %−2 ,2 %=97 , 8 %
2). Kecepatan benda (v).
l 0,335 m
v= = =0,632
t 0 , 53 s
a) Ketidakpastian pengukuran berulang.
√( )( )
2 2
dv dv
∆ v= ×∆ l + ×∆t
dl dt
√( )( )
2 2
1 0,335
¿ × 0,005 + × 0,012
0 , 53 1
m
¿ 0 , 01 m
s
v ± ∆ v=( 0,632+0 , 01 )
s
∆v 0 , 01
RN = ∙100 %= ∙ 100 %=1 ,5 %
v 0,632
KS=100 %−RN =100 %−1 ,5 %=98 ,5 %
3). Percepatan benda (a).
2
v 0,632 m
a= = =1,194
t 0 ,53 s
a) Ketidakpastian pengukuran tunggal.
2
1 1 m
∆ a= × Nst = × 0 ,01=0,005
2 2 s
2
m
a ± ∆ a=( 1,194 ± 0,005 )
s
∆a 0,005
RN = ∙100 %= ∙100 %=0 , 4 %
a 1,194
KS=100 %−RN =100 %−0 , 4 %=99 , 6 %
√( )( )
2 2
da da
∆ a= ×∆v + ×∆t
dv dt
√( )( )
2 2
1 0,632
¿ × 0 , 01 + ×0,012
0 , 53 1
m
¿ 0 , 02 m
2
a ±s ∆ a=( 1 , ,194 ± 0 ,02 )
s
∆a 0 ,02
RN = ∙100 %= ∙100 %=1 , 6 %
a 1,194
KS=100 %−RN =100 %−1 ,6 %=98 , 4 %
4.5.1 Perhitungan
1. Menghitung Massa calorimeter (Mkal).
Diketahui:
Mkal1=116 g
Mkal2=117 gMkal3 =117 gMkal 4=116 g Mkal5 =116 gn=5
Ditanya:
a. Rata-rata Massa kalorimeter.
b. Ketidakpastian pengukuran berulang Massa kalorimeter.
Jawab:
a. Rata-rata Massa kalorimeter.
Mkal=
∑ Mkal = 116 +117 +117+116 +116 = 582 =116 , 4 g
n 5 5
b. Ketidakpastian pengukuran berulang
√ n ( Mkal )−(Mkal)
2 2
∆ Mkal= 2
n (n−1)
√
5 ( 116 +117 +117 +116 +116 )
2 2 2 2 2
2
−(116+117+ 117+116+116)
¿ 2
5 (5−1)
¿
√ 5 ( 67746 )−(338724)
100
¿
√ 5 ( 67746 )−(338724)
100
=0,224 g
∆ Mkal 0,244
RN = ∙100 %= ∙ 100 %=0 , 2 %
Mkal 116 , 4
KS=100 %−RN =100 %−0 , 2 %=99 , 8 %
Jadi, rata-rata MKal dan Ketidakpastian berulangnya
adalah 116,4 dan 0,244 g dengan RN 0,2% dan KS 99,8%.
Karena RN berada pada rentan 0,1%-1%, maka
menggunakan 4 angka penting.
2. Menghitung Massa logam (Ml).
Diketahui:
Ml1=4 gMl2=4 gMl3=4 gMl 4=4 g Ml5=4 g
n=5Ditanya:
a. Rata-rata Massa logam.
b. Ketidakpastian pengukuran berulang Massa logam.
Jawab:
a. Rata-rata Massa logam.
Ml=
∑ Ml = 4+ 4+ 4+ 4+ 4 = 20 =4
n 5 5
b. Ketidakpastian pengukuran berulang
√ n ( Ml )−( Ml)
2 2
∆ Ml= 2
n (n−1)
¿ √ 5 ( 4 + 4 + 4 + 4 + 4 ) −¿ ¿ ¿ ¿
2 2 2 2 2
¿
√ 5 ( 80 )−(400)
100
¿0 g
∆ Ml 0
RN = ∙100 %= ∙ 100 %=0 %
Ml 4
KS=100 %−RN =100 %−0 %=100 %
Jadi, rata-rata MLogam dan Ketidakpastian
berulangnya adalah 4 dan 0 g dengan RN 0% dan KS 100%.
RN tidak menggunakan angka penting.
Mkal+ air=
∑ Mkal+ air = 268+268+ 268+268+268 = 1340 =268 g
n 5 5
b. Ketidakpastian pengukuran berulang.
∆ Mkal+ air= 2
n (n−1)
√
5 ( 268 +268 + 268 + 268 +268 )
2 2 2 2 2
2
−(268+268+ 268+268+268)
¿ 2
5 (5−1)
¿
√ 5 ( 359120 ) −(1795600)
100
¿0 g
Mkal+ air ± ∆ Mkal+air=( 0,645 ± 0,187 ) g
∆ Mkal+ air 0
RN = ∙ 100 %= ∙ 100 %=0 %
Mkal+ air 268
KS=100 %−RN =100 %−0 %=100 %
Jadi, rata-rata Mkal+air dan Ketidakpastian
berulangnya adalah 286 dan 0 g dengan RN 0% dan KS
100%. RN tidak menggunakan angka penting.
Mair=
∑ Mkalair −Mkal = 152+ 151+151+152+152 = 758 =151 , 6 g
n 5 5
b. Ketidakpastian pengukuran berulang massa air
√ n (∑ Mair )−( ∑ Mair )
2 2
∆ Mair= 2
n (n−1)
√
5 ( 152 +151 +151 +152 +152 )
2 2 2 2 2
2
−(152+151+151+152+152)
¿ 2
5 (5−1)
¿
√ 5 ( 114914 )−(574564)
100
¿ 0,244 g
Mair ±air= (151 , 6 ± 0,244 ) g
∆ Mair 0,244
RN = ∙ 100 %= ∙ 100 %=0 , 1 %
Mair 151 , 6
KS=100 %−RN =100 %−0 , 1 %=99 , 9 %
Jadi, rata-rata Mair dan Ketidakpastian berulangnya
adalah 151,6 dan 0,244 g dengan RN 0,1% dan KS 99,9%.
Karena RN berada pada rentan 0,1%-1% maka
menggunakan 4 angka penting.
√ n ( ∑ Ta )−( ∑ Ta)
2 2
∆ Ta= 2
n (n−1)
√
5 ( 26 + 26 +26 +26 +26 )−(26+26+26 +26+26)
2 2 2 2 2 2
¿ 2
5 (5−1)
¿
√ 5 ( 3380 ) −(16900)
100
¿0℃
Ta± ∆ Ta=( 26 ± 0 ) ℃
∆ Ta 0
RN = ∙ 100 %= ∙100 %=0 %
Ta 26
KS=100 %−RN =100 %−0 %=100 %
Jadi, rata-rata suhu awal dan Ketidakpastian
berulangnya adalah 26 dan 0 ℃ dengan RN 0% dan KS
100%. RN tidak menggunakan angka penting.
6. Menghitung Suhu Logam(Tl)
Diketahui:
Tl 1=80 ℃
Tl 2=79 ℃
Tl 3=78 ℃
Tl 4 =77 ℃
Tl 5=76 ℃
n=5
Ditanya:
a. Rata-rata suhu logam(Tl)
b. Ketidakpastian pengukuran berulang suhu logam
Jawab:
a. Rata-rata suhu logam(Tl)
Tl=
∑ tl = 80+79+78+ 77+76 = 390 =78 ℃
n 5 5
b. Ketidakpastian pengukuran berulang suhu logam
√ n (∑ Tl )−( ∑ Tl)
2 2
∆ Tl= 2
n (n−1)
¿
√ 5 ( 30430 ) −(1512100)
100
¿ 0,707 ℃
Tl ± ∆Tl =( 78± 0,707 ) ℃
∆ Tl 0,707
RN = ∙ 100 %= ∙ 100 %=0 , 9 %
Tl 78
KS=100 %−RN =100 %−0 , 9 %=99 , 1 %
Jadi, rata-rata suhu logam dan Ketidakpastian
berulangnya adalah 78 dan 0,707 ℃ dengan RN 0,9% dan
KS 99,1%. Karena RN berada pada rentan 0,1%-1% maka
menggunakan 4 angka penting.
√ n (∑ Ts )−( ∑ Ts)
2 2
∆ Ts= 2
n ( n−1)
√
5 ( 40 +37 +34 +31 +28 ) −(40+37+34 +31+28)
2 2 2 2 2 2
¿ 2
5 (5−1)
¿
√ 5 ( 5870 ) −(28900)
100
¿ 2,121 ℃
Ts ± ∆ Ts=( 34 ± 2,121 ) ℃
∆ Ts 2,121
RN = ∙ 100 %= ∙100 %=6 ,2 %
Ts 34
KS=100 %−RN =100 %−6 , 2 %=93 , 8 %
Jadi, rata-rata suhu thermal dan Ketidakpastian berulangnya
adalah 34 dan 2,121 ℃ dengan RN 6,2% dan KS 93,8%. Karena
RN berada pada rentan 1%-10% maka menggunakan 3 angka
penting.
ts−ta=
∑ ts−ta = 14+ 11+8+5+2 = 40 =8 ℃
n 5 5
b. Ketidakpastian pengukuran berulang ts-ta
∆ ts−ta= 2
n (n−1)
√ 5 ( 14 + 11 +8 +5 +2 )−(14+ 11+8+5+ 2)
2 2 2 2 2 2
¿ 2
5 (5−1)
¿
√ 5 ( 410 )−(1600)
100
¿ 2,121 ℃
ts−ta ± ∆ ts−ta=( 8± 2,121 ) ℃
∆ ts−ta 2,121
RN = ∙ 100 %= ∙ 100 %=26 ,5 %
ts−ta 8
KS=100 %−RN =100 %−26 , 5 %=73 ,5 %
Jadi, rata-rata selisih suhu ts-ta dan Ketidakpastian
berulangnya adalah 8 dan 2,121 ℃ dengan RN 26,5% dan
KS 73,5%. Karena RN berada pada rentan 10%-100% maka
menggunakan 2 angka penting.
tl−ts=
∑ tl−ts = 40+ 42+ 44+ 46+ 48 = 220 =44 ℃
n 5 5
b. Ketidakpastian pengukuran berulang tl-ts
∆ tl−ts= 2
n (n−1)
¿
√ 5 ( 9720 )−(48400)
100
¿ 1,414 ℃
tl−ts ± ∆ tl−ts=( 44 ±1,414 ) ℃
∆ tl−ts 1,414
RN = ∙ 100 %= ∙ 100 %=3 , 2%
tl−ts 8
KS=100 %−RN =100 %−3 , 2%=96 , 8 %
Jadi, rata-rata selisih suhu tl-ts dan Ketidakpastian
berulangnya adalah 44 dan 1,414 ℃ dengan RN 3,2% dan
KS 96,8%. Karena RN berada pada rentan 1%-10% maka
menggunakan 3 angka penting.
BAB V
ANALISA
Pada bab ini praktikan akan menganalisis langkah-langkah dari setiap modul
pembelajaran pada Praktikum Fisika Universitas Singaperbangsa Karawang
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri. Pada Praktikum Fisika terdapat 5
modul pembelajaran yaitu Dasar dan Ketidakpastian Pengukuran, Pegas, Ayunan
Matematis, Dinamika Bidang Miring, dan Kalor Jenis Logam. Berikut merupakan
analisa-analisa nya.
5.1 Dasar dan ketidakpastian Pengukuran
Untuk melakukan pengamatan pada modul dasar dan ketidakpastian
pengukuran terdapat beberapa langkah (Dosen Pengampu Praktikum dan
Asisten Praktikum, 2022). Berikut langkah-langkah pengamatan,
diantaranya:
1. Mengukur panjang menggunakan mistar, jangka sorong dan
mikrometer sekrup
a. Mengukur panjang sisi objek ukur dengan menggunakan mistar.
Nyatakan hasil pengukuran dengan jumlah angka yang wajar
sesuai ketelitian alat. Ulang pengukuran sebanyak 5 kali. Catat
hasil pengukuran pada tabel.
b. Mengukur panjang sisi objek ukur dengan menggunakan jangka
sorong. Nyatakan hasil pengukuran dengan jumlah angka yang
wajar sesuai ketelitian alat. Ulang pengukuran sebanyak 5 kali.
Catat hasil pengukuran pada tabel.
c. Mengukur diameter objek dengan menggunakan jangka sorong.
Nyatakan hasil pengukuran dengan jumlah angka yang wajar
sesuai ketelitian alat. Ulang pengukuran sebanyak 5 kali. Catat
hasil pengukuran pada tabel.
d. Mengukur panjang sisi objek ukur dengan menggunakan
mikrometer sekrup. Nyatakan hasil pengukuran dengan jumlah
angka yang wajar sesuai ketelitian alat. Ulang pengukuran
sebanyak 5 kali. Catat hasil pengukuran pada tabel.
e. Mengukur diameter objek dengan menggunakan mikrometer.
Nyatakan hasil pengukuran dengan jumlah angka yang wajar
sesuai ketelitian alat. Ulang pengukuran sebanyak 5 kali. Catat
hasil pengukuran pada tabel.
2. Menimbang berat objek menggunakan neraca
a. Menimbang berat objek menggunakan neraca digital. Nyatakan
hasil pengukuran dengan jumlah angka yang wajar sesuai
ketelitian alat. Ulang pengukuran sebanyak 5 kali. Catat hasil
pengukuran pada tabel.
b. Menimbang berat objek menggunakan neraca analog. Nyatakan
hasil pengukuran dengan jumlah angka yang wajar sesuai ketelitian
alat. Ulang pengukuran sebanyak 5 kali. Catat hasil pengukuran
pada tabel
5.2 Pegas
Untuk melakukan pengamatan pada modul pegas terdapat beberapa
langkah (Dosen Pengampu Praktikum dan Asisten Praktikum, 2022).
Berikut langkah-langkah pengamatan, diantaranya:
1. Penentuan (k) dengan Metode Pembebanan:
a. Timbanglah 3 (tiga) buah beban dengan penimbangan masing-
masing beban 3 (tiga) kali, lalu catat masing- masing massanya.
b. Letakkan sebuah beban pada penggantung pegas yang terpasang
pada pegas.
c. Catat pertambahan panjang pegas akibat pembebanan, lalu
ulangi percobaan tersebut sebanyak 3 (tiga) kali.
d. Tambahkan sebuah beban lain pada pegas dan catat massa total
beban yang ada pada pegas.
e. Ulangi langkah ke-3 dan ke-4 hingga seluruh beban terpasang
pada pegas,
f. Hitung nilai (k) beserta perhitungan ralatnya.
g. Buat grafik hubungan massa dan pertambahan panjang dari
perhitungan nilai (k) yang telah diperoleh.
h. Lakukan langkah-langkah yang sama pada pegas kedua.
2. Penentuan (k) dengan Metode Getaran:
a. Timbanglah 3 (tiga) buah beban dengan penimbangan masing-
masing beban 3 (tiga) kali, lalu catat masing- masing massanya.
b. Letakkan sebuah beban pada penggantung pegas yang terpasang
pada pegas.
c. Simpangkan beban, lalu secara perlahan lepaskan.
d. Catat waktu yang diperlukan untuk melakukan 10 getaran, lalu
lakukan percobaan tersebut sebanyak 3 (tiga) kali.
e. Lakukan langkah ke-2 sampai ke-4 hingga seluruh beban
terpasang pada pegas.
f. Hitung nilai (k) beserta perhitungan ralatnya.
g. Buat grafik hubungan massa dan periode pegas dari perhitungan
nilai (k) yang telah diperoleh.
h. Tentukan nilai percepatan gravitasi bumi (g) dari perhitungan
nilai (k).
i. Lakukan langkah-langkah yang sama pada pegas kedua.
6.1 Kesimpulan
Praktikum Fisika merupakan kegiatan belajar mengajar yang
memerlukan beberapa eksperimen dan pengumpulan data dari berbagai
percobaan yang dilakukan oleh masing-masing kelompok. Dalam Praktikum
Fisika Tahun 2023 memuat beberapa modul yaitu terdiri dari modul Dasar
dan Ketidakpastian Pengukuran, Pegas, Ayunan Matematis, Dinamika
Bidang Miring, dan Kalor Jenis Logam. Sistem penyampaian materi
Praktikum Fisika dibagi menjadi dua kelompok setiap pertemuannya, yakni
terdapat kelompok ganjil dan genap. Yang dimana pada saat
penyampaiannya akan mendapatkan materi yang berbeda dengan kelompok
lainnya.
Dalam proses pengambilan data dilakukan oleh masing-masing
kelompok, yang dimana tiap mahasiswa akan ikut serta dalam proses
pengambilan data dari tiap modul yang ada. Selain itu, Adapun beberapa
penilaian tambahan guna untuk menyesuaikan nilai individu dan kelompok
diantaranya;
1. Review Handout.
2. Review Individu.
3. Kuis Kelompok.
4. Kuis Individu.
6.2 Saran
Dalam kegiatan praktikum Fisika ini, seluruh praktikan telah
melaksanakan praktikum dengan semaksimal dan sebaik-baiknya. Akan
tetapi, terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki lagi oleh praktikan dalam
praktikum selanjutnya. Praktikan diharapkan dapat lebih aktif lagi dalam
bertanya kepada asisten praktikum. Praktikan harus lebih bisa mengatur
waktunya dalam mengerjakan tugas-tugas praktikum yang diberikan.
Sehingga, praktikan dapat menghindari keterlambatan pengumpulan tugas
yang diberikan. Praktikan juga harus bisa lebih teliti lagi dalam perhitungan
individu dan kelompok, untuk menghasilkan gambar teknik yang lebih baik
lagi. Selain itu juga, praktikan diharapkan bisa lebih berhati-hati dalam
penggunaan berbagai alat praktikum fisika, supaya praktikum berjalan
dengan lancer dan dapat lebih rapih serta bersih.
Oleh karena itu, praktikan akan dengan sangat terbuka dalam
menerima kritik dan saran yang ingin disampaikan. Praktikan akan
menerima semua kritik dan saran tersebut dengan lapang dada, guna
menghasilkan lembar perhitungan yang baik dan rapih, maupun laporan
yang lebih baik lagi. Kritik dan saran yang disampaikan akan dijadikan
evaluasi bagi praktikan.
Saran yang dapat dipaparkan setelah dilaksanakannya seluruh
kegiatan praktikum menggambar teknik ini, diantaranya:
1. Mempelajari langkah-langkah perhitungan yang sesuai dengan aturan.
2. Mempelajari materi yang disampaikan.
3. Mempelajari penggunaan alat-alat sebelum dilaksanakannya praktikum.
4. Membuat handout dengan desain yang lebih menarik.
5. Lebih aktif dalam proses praktikum.