Anda di halaman 1dari 4

SEMEN

Semen adalah bahan konstruksi yang sangat penting dalam pembangunan gedung,
jalan, jembatan, dan infrastruktur lainnya. Semen merupakan bahan perekat yang
digunakan untuk mengikat material seperti pasir, kerikil, dan batu bata menjadi satu
kesatuan yang kuat dan kokoh.

Berbagai jenis semen yang tersedia di toko bangunan biasanya tergantung pada jenis
konstruksi atau bangunan. Setiap jenisnya memiliki sifat, kegunaan, dan keunggulan
yang berbeda tergantung pada bahan komposisinya. Harga semen pun berbeda-beda
dari setiap jenisnya. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai jenis-jenis semen, proses
pembuatan semen, serta kegunaan semen dalam pembangunan.

ada umumnya, penggunaan semen diawali dengan mencampurkan bahan dasar


dengan air untuk membentuk adukan. Adukannya harus dilakukan secara perlahan-
lahan dan terus-menerus hingga adukan menjadi homogen. Setelah itu, adukan bisa
digunakan untuk menempelkan material bangunan.

Dalam penggunaannya, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar semen dapat
memberikan hasil yang optimal. Beberapa faktor tersebut antara lain adalah kualitas
bahan dasar semen, rasio campuran antara semen dan air, dan waktu pengeringan
semen setelah digunakan.

Dalam kesimpulannya, semen adalah bahan yang penting dalam konstruksi bangunan
karena dapat memberikan kekuatan dan kestabilan pada struktur bangunan. Ada
beberapa jenis semen yang dapat digunakan, tergantung pada jenis proyek dan
kebutuhan. Oleh karena itu, dalam penggunaannya perlu diperhatikan beberapa faktor
agar semen dapat memberikan hasil yang optimal.

Semen adalah salah satu bahan bangunan penting, bukan hanya untuk struktur
bangunan saja, tapi juga untuk estetika. Dan buat Anda yang cari rumah cantik
nan aesthetic dengan cicilan rendah, cek pilihan rumahnya di Depok harga di bawah
Rp600 jutaan di sini!

Untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat, Pemerintah membentuk suatu


badan yang mengawasi standarisasi produksi. Badan tersebut adalah Badan
Standardisasi Nasional (BSN).
Seperti hasil produksi lainnya, BSN juga menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI)
bagi produksi semen. Setidaknya ada 20 standar yang dikeluarkan BSN untuk produksi
semen dalam negeri.

SNI yang diberlakukan secara wajib, meliputi SNI 15-3758-2004 Semen Masonry; SNI
2049:2015 Semen Portland (Selain Portland Putih, Portland Pozoland, Portland Campur
dan Semen Masonry); SNI 15-3500-2004 Semen Portland Campur (Mixed Cement);
SNI 7064:2014 Semen Portland Komposit; SNI 0302:2014 Semen Portland Pozoland;
serta SNI 15-0129-2004 Semen Portland Putih.

Pemilihan semen yang tepat akan menunjang kekuatan struktur, desain, dan daya
tahan bangunan. Perlu dicatat juga, biaya yang akan dikeluarkan untuk membeli semen
tidaklah sedikit, diperlukan perhitungan yang tepat agar tidak terjadi over budget. Selain
itu, semen terdiri dari beberapa jenis, di antaranya sebagai berikut:

1. Ordinary Portland Cement (OPC)


Ordinary Portland Cement (OPC) adalah semen yang paling umum digunakan dan
paling banyak diproduksi di seluruh dunia. Semen ini digunakan untuk berbagai
keperluan dan cocok untuk konstruksi beton sehingga sering digunakan untuk
membangun perumahan, gedung bertingkat, landasan pacu, dan jalan raya.

2. Portland Pozzolana Cement (PPC)


Portland Pozzolana Cement dibuat dengan cara menggiling terak, gypsum, dan bahan
pozzolana. Bahan ini umumnya digunakan untuk konstruksi yang memerlukan kekuatan
dan daya tahan, seperti jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, bendungan, hingga
bangunan irigasi. Tingkat ketahanan semen ini terhadap panas dan air lebih tinggi
daripada semen jenis OPC sehingga menjadi pilihan untuk digunakan pada bangunan
yang terendam air atau bangunan di dekat lautan.

3. Rapid Hardening Cement


Jenis ini adalah semen yang cepat mengeras karena memiliki kandungan kapur yang
tinggi. Butirannya lebih halus daripada semen OPC. Namun, kekuatannya lebih tinggi.
Rapid Hardening Cement ini biasanya digunakan untuk konstruksi beton atau pekerjaan
jalan supaya menghemat waktu.

4. Quick Setting Cement


Quick Setting Cement memiliki waktu pengaturan yang lebih sedikit dibandingkan
dengan semen OPC, yaitu waktu pengaturan awal 5 menit dan waktu pengaturan akhir
30 menit. Semen dengan pengaturan cepat ini biasanya digunakan untuk pekerjaan
beton di bawah air dan beton di cuaca dingin karena memiliki daya tahan tinggi
terhadap air. Semen ini juga dapat digunakan untuk pekerjaan perbaikan beton tanpa
mengganggu struktur.

5. Semen Putih
Semen putih merupakan varian dari White Portland Cement, yang biasa disebut semen
abu-abu. Warna putihnya berasal dari penambahan iron dan mangan selama proses
produksi. Semen putih biasanya dipakai untuk keperluan dekorasi, misalnya
pemasangan keramik, dempul dinding, dan pengerjaan lantai teraso.

6. Semen Mortar
Semen mortar biasanya terdiri dari semen, pasir, filler, dan tambahan khusus untuk
membuatnya menjadi lebih cepat kering. Semen ini disukai karena sudah siap pakai,
praktis, dan mudah diolah sehingga menghemat waktu. Selain semen, ketahui juga
material-material lain yang diperlukan untuk membangun rumah seperti beton, pasir,
baja, kerikil, batu bata, bambu, dan kayu.

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi besar dalam industri semen. Ada
beberapa daerah industri semen di Indonesia yang terkenal dengan produksi
semennya. Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur adalah daerah dengan produksi
semen terbesar di Indonesia.

Namun, produksi semen di Sulawesi dan Sumatera juga cukup besar dan terus
berkembang. Produksi semen di Indonesia diharapkan dapat terus meningkat dan
memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.
Perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil pencampuran batu kapur
dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan pada zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di
Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana.

Baru pada abad ke-18 John Smeaton yang merupakan insinyur asal Inggris
menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan
dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara
suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris.

Ironisnya, bukan Smeaton yang akhirnya mematenkan proses pembuatan cikal bakal
semen ini. Dia adalah Joseph Aspdin, juga insinyur berkebangsaan Inggris, yang pada
1824 mengurus hak paten ramuan yang kemudian disebut semen portland. Dinamai
begitu karena warna hasil akhir olahannya mirip tanah liat Pulau Portland, Inggris. Hasil
rekayasa Aspdin inilah yang sekarang banyak dipajang di toko-toko bangunan.

Anda mungkin juga menyukai