Anda di halaman 1dari 20

Universitas Pamulang

PЕRTЕMUAN 19

BIAYA STANDAR

A. TUJUAN PЕMBЕLAJARAN

Sеtеlah mеmpеlajari matеri ini, diharapkan mahasiswa mampu:

1. Mеmahami pengertian biaya standar


2. Memahami mengenai analisis penyimpangan biaya standar

B. URAIAN MATЕRI

1. Pengertian

Perusahaan sangat perlu menciptakan suasana yang bisa mendorong peningkatan


kinerja perusahaan. Peningkatan kinerja perusahaan dapat meningkat dengan cara penerapan
pengendalian biaya. Pengendalian biaya dapat dilakukan dengan menentukan biaya standar
yang dapat dijadikan pedoman. Biaya standar yang telah kita tentukan akan dapat digunakan
untuk mengendalikan dan untuk dapat mengevaluasi kinerja manajer. Pengendalian dan
evaluasi dapat dilakukan dengan membandingka antara realisasi biaya dengan biaya standar.

Standar Unit
Standar adalah tolak ukur atau dasar-dasar untuk norma-norma untuk mengukur
suatu kinerja. Standar yang ditetapkan pasti berhubungan dengan harga dan kuantitas. Berapa
jumlah input yang seharusnya digunakan per unit output merupakan keputusan yang
berhubungan dengan standar kuantitas. Berapa jumlah yang seharusnya dibayarkan untuk
kuantitas yang digunakan merupakan keputusan yang berhubungan dengan standar harga.
Biaya standar per unit dapat dihitung dengan mengalikan standar kuantitas dengan standar
harga.
Biaya Standar per Unit = Standar Kuantitas X Standar Harga

Agar perusahaan dapat menerapkan biaya standar dengan baik, maka perusahaan
harus mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Sumber yang mungkin untuk
menentukan standar kuantitas adalah pengalaman historis, penelitian teknis dan masukan dari
Universitas Pamulang

personal bagian operasional. Sumber yang mungkin untuk menentukan standar harga adalah
kualitas produk yang dihasilkan, bagian pembelian yang harus mempertimbangkan disko
atau bonus yang mungkin terjadi.
Terdapat 2 (dua) jenis standar yang biasanya dipakai, yaitu:
a. Ideal
Standar ini disusun berdasarkan kondisi perusahaan saat berada pada tingkat
efisiensi yang maksimum. Standar ideal harus dapat dicapai jika semuanya
berjalan dengan sempurna tidak mempertimbangkan adanya kemacetan dan tidak
ada karyawan yang berketrampilan kurang.
b. Currently Attainable
Standar ini dapat dicapai dalam kondisi operasi secara efisien dan telah
mempertimbangkan adanya kemacetan secara normal, adanya kemungkinan
tenaga kerja yang kurang terampil, dan lain-lain.
Kedua jenis standar diatas mempunyai dampak perilaku terhadap pekerja dan
kinerja. Jika standar dilakukan dengan ketat dan sulit untuk dicapai, maka tenaga kerja akan
frustrasi dan berkinerja buruk dan menurun. Jika standar dilakukan dengan cara memberi
tantangan dan adanya kemungkinan untuk dapat dicapai, maka tenaga kerja akan lebih
semangat dalam bekerja dan berkinerja baik.
Perusahaan manufaktur akan mengembangkan biaya standar untuk bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Dengan menggunakan biaya ini,
biaya standar dapat dihitung.

Analisis Penyimpangan
Penggunaan biaya standar akan mencatat biaya menurut standar dan menatat biaya
sesungguhnya yang terjadi. Kedua biaya ini akan diperbandingkan dan akan diperoleh selisih
biaya yang terjadi antara biaya yang sesungguhnya terjadi dan biaya menurut standar. Selisih
biaya ini akan dimanfaatkan oleh manajer untuk mengendalian biaya. Analisis penyimpangan
biaya yang terjadi akan diperoleh informasi yang harus dipertanggungjawabkan atas
terjadinya penyimpangan biaya.
Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung memiliki kapasitas yang
sesungguhnya dan kapasitas standar. Biaya overhead pabrik memiliki kapasitas
sesungguhnya, kapasitas standar dan kapasitas normal. Biaya bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung memiliki kapasitas sesungguhnya dan kapasitas standra, maka
perhitungan selisih yang terkadi dikaitkan dengan cara yang sama.
Universitas Pamulang

Apabila Biaya Standar > Biaya Sesungguhnya, maka


akan terjadi Menguntungkan (M) Atau Favorable (F)
Apabila Biaya Standar < Biaya Sesungguhnya,
maka akan terjadi Tidak Menguntungkan (TM) Atau Unfavorable (UF)

Analisis Penyimpangan Bahan Baku


Disini kita akan mengukur penyimpangan antara biaya aktual bahan baku dengan
biaya yang dianggarkan untuk tingkat aktivitas aktual. Penyimpangan harga bahan baku
(material price variance) mengukur perbedaan antara berapa yang
Universitas Pamulang

harus dibayar untuk bahan baku dan berapa yang secara aktual dibayar. Rumus biayanya
adalah sebagai berikut:

Penyimpangan Harga Bahan Baku = (Harga Aktual x Kuantitas Aktual) –


(Harga Standar x Kuantitas Aktual)
atau
Penyimpangan Harga Bahan Baku = (Harga Aktual - Harga Standar) X
Kuantitas Aktual
atau

Kuantitas Aktual Pada Harga Aktual Kuantitas Aktual Pada Harga


Harga Aktual x Kuantitas Aktual Standar
Harga Standar x Kuantitas
Aktual

Penyimpangan
Harga

Penyimpangan penggunaan bahan baku (material usage variance) mengukur


perbedaan antara bahan baku langsung yang aktual yang digunakan dan bahan baku langsung
yang seharusnya digunakan untuk output atual. Rumus biayanya adalah sebagai berikut:

Penyimpangan Penggunaan Bahan Baku = (Harga Standar x Kuantitas


Aktual) – (Harga Standar x
Kuantitas Standar)
atau
Penyimpangan Penggunaan Bahan Baku = (Kuantitas Aktual - Kuantitas
Standar) X Harga Standar
atau

Kuantitas Aktual Pada Harga Kuantitas Standar Pada Harga


Standar Standar
Harga Standar x Kuantitas Harga Standar x Kuantitas
Aktual Standar

Penyimpangan
Penggunaan
Universitas Pamulang

Total penyimpangan biaya bahan baku merupakan penjumlahan dari penyimpangan


harga bahan baku dan penyimpanggan penggunana bahan baku. Rumus biayanya adalah
sebagai berikut:

Total Penyimpangan Biaya Bahan Baku = Penyimpangan Harga Bahan


Baku + Penyimpangan
Penggunaan Bahan Baku
Atau

Kuantitas Aktual Pada Harga Aktual Kuantitas Aktual Pada Harga Kuantitas Standar Pada Harga
Harga Aktual x Kuantitas Aktual Standar Standar
Harga Standar x Kuantitas Harga Standar x Kuantitas
Aktual Standar

Penyimpangan Penyimpangan
Harga Penggunaan

Total Penyimpangan

Contoh 1
Berikut ini adalah data biaya bahan baku langsung untuk memproduksikan satu unit produk
jadi. Bahan baku A digunakan untuk memproduksikan produk jadi tersebut. Perusahaan
menetapkan standar bahwa untuk 1 unit produk jadi diperlukan 10 kg bahan baku A dengan
harga standar sebesar Rp 5. Pada kenyataannya, untuk membuat 1 unit produk jadi
terpakailah sebesar 12 kg bahan baku A dengan harga sebesar Rp 7.

Penyimpangan Harga Bahan Baku = (Harga Aktual x Kuantitas Aktual) –


(Harga Standar x Kuantitas Aktual)
= (Rp 7 x 12 kg) – (Rp 5 x 12 kg)
= Rp 84 – Rp 60 = Rp 24 (UF)
atau
Penyimpangan Harga Bahan Baku = (Harga Aktual - Harga Standar) X
Kuantitas Aktual
= (Rp 7 – Rp 5) x 12 kg
= Rp 2 x 12 kg = Rp 24 (UF)
Universitas Pamulang

Penyimpangan Penggunaan Bahan Baku = (Harga Standar x Kuantitas


Aktual) – (Harga Standar x
Kuantitas Standar)
= (Rp 5 x 12 kg) – (Rp 5 x 10 kg)
= Rp 60 – Rp 50 = Rp 10 ( UF)
atau
Penyimpangan Penggunaan Bahan Baku = (Kuantitas Aktual - Kuantitas

Standar) X Harga Standar


= (12 kg – 10 kg) x Rp 5
= 2 kg x Rp 5 = Rp 10 (UF)

Kuantitas Aktual Pada Harga Kuantitas Aktual Pada Harga Kuantitas Standar Pada Harga
Aktual Standar Standar
Rp 7 x 12 kg = Rp 84 Rp 5 x 12 kg = Rp 60 Rp 5 x 10 kg = Rp 50

Penyimpangan Harga Penyimpangan Penggunaan


Rp 24 (UF) Rp 10 (UF)

Total Penyimpangan
Rp 34 (UF)

Analisis Penyimpangan Tenaga Kerja Langsung


Disini kita akan mengukur penyimpangan antara biaya aktual tenaga kerja langsung
dengan biaya yang dianggarkan untuk tingkat aktivitas aktual. Penyimpangan tarif bahan
baku (labor rate variance) mengukur perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk tenaga
kerja langsung dan apa yang seharusnya dibayarkan.. Rumus biayanya adalah sebagai
berikut:

Penyimpangan Tarif Tenaga Kerja = (Tarif Aktual x Jam Aktual) –


(Tarif Standar x Jam Aktual)
atau
Penyimpangan Tarif Tenaga Kerja = (Tarif Aktual - Tarif Standar) X
Jam Aktual
atau
Universitas Pamulang

Jam Aktual Pada Tarif Aktual Jam Aktual Pada Tarif Standar
Tarif Aktual x Jam Aktual Tarif Standar x Jam Aktual

Penyimpangan
Tarif

Penyimpangan efisiensi tenaga kerja (labor efficiency variance) mengukur


perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual digunakan dan jam tenaga kerja yang
seharusnya digunakan. Rumus biayanya adalah sebagai berikut:

Penyimpangan Efisiensi Tenaga Kerja = (Tarif Standar x Jam


Aktual) – (Tarif Standar x
Jam Standar)
atau
Penyimpangan Efisiensi Tenaga Kerja = (Jam Aktual - Jam
Standar) X Tarif Standar
atau

Jam Aktual Pada Tarif Standar Jam Standar Pada Tarif Standar
Tarif Standar x Jam Aktual Tarif Standar x Jam Standar

Penyimpangan
Efisiensi

Total penyimpangan biaya tenaga kerja merupakan penjumlahan dari


penyimpangan tarif tenaga kerja dan penyimpanggan efisiensi tenaga kerja. Rumus biayanya
adalah sebagai berikut:

Total Penyimpangan Biaya Tenaga Kerja = Penyimpangan Tarif Tenaga


Kerja +
Penyimpangan
Efisiensi Tenaga Kerja
Atau
Universitas Pamulang

Jam Aktual Pada Tarif Aktual Jam Aktual Pada Tarif Standar Jam Standar Pada Tarif Standar
Tarif Aktual x Jam Aktual Tarif Standar x Jam Aktual Tarif Standar x Jam Standar

Penyimpangan Penyimpangan
Tarif Efisiensi

Total Penyimpangan

Contoh 2
Melanjutkan contoh 1, berikut ini adalah data biaya tenaga kerja langsung untuk
memproduksikan satu unit produk jadi. Tenaga Kerja Ahli digunakan untuk memproduksikan
produk jadi tersebut. Perusahaan menetapkan standar bahwa untuk 1 unit produk jadi
diperlukan 3 jam tenaga kerja ahli dengan tarif standar sebesar Rp 5.000. Pada kenyataannya,
untuk membuat 1 unit produk jadi terpakailah sebesar 2 jam tenaga kerja ahli dengan upah
sebesar Rp 4.500.

Penyimpangan Tarif Tenaga Kerja = (Tarif Aktual x Jam Aktual) –


(Tarif Standar x Jam Aktual)
= (Rp 4.500 x 2 jam) – (Rp 5.000 x 2 jam)
= Rp 9.000 – Rp 10.000 = Rp 1.000 (F)
atau
Penyimpangan Tarif Tenaga Kerja = (Tarif Aktual - Tarif Standar) X
Jam Aktual
= (Rp 4.500 – Rp 5.000) x 2 jam
= Rp 500 x 2 jam = Rp 1.000 (F)

Penyimpangan Efisiensi Tenaga Kerja = (Tarif Standar x Jam


Aktual) – (Tarif Standar x Jam
Standar)
= (Rp 5.000 x 2 jam) – (Rp 5.000 x 3 jam)
= Rp 10.000 – Rp15.000 = Rp 5.000 ( F)
atau
Universitas Pamulang

Penyimpangan Efisiensi Tenaga Kerja = (Jam Aktual - Jam


Standar) X Tarif Standar
= (2 jam – 3 jam) x Rp 5.000
= 1 jam x Rp 5.000 = Rp 5.000 (F)

Jam Aktual Pada Tarif Aktual Jam Aktual Pada Tarif Standar Jam Standar Pada Tarif Standar
Rp 4.500 x 2 jam = Rp 9.000 Rp 5.000 x 2 jam = Rp 10.000 Rp 5.000 x 3 jam = Rp 15.000

Penyimpangan Penyimpangan
Tarif Efisiensi
Rp 1.000 (F) Rp 5.000 (F)

Total Penyimpangan
Rp 6.000 (F)

Analisis Penyimpangan Biaya Overhead Pabrik


Penyimpangan biaya overhead pabrik dapat terjadi disebabkan oleh :
c. Jumlah produksi melebihi atau kurang dari kapasitas produksi yang disiapkan
atau dianggarkan. Penganggaran kapasita produksi biasanya berdasarkan pada
aktivitas normal.
d. Realisasi biaya overhead produksi melebihi atau kurang dari jumlah yang telah
dianggarkan.
e. Jam kerja atau volume aktivitias yang digunakan melebihi atau kurang dari
jumlah yang diperkenankan menurut standar untuk jumlah produksi yang
dihasilkan.
Biaya overhead pabrik pada umumnya dibebankan pada produk berdasarkan jam
standar. Penyimpangan overhead pabrik terjadi bila realisasi pemakaian jam tenaga kerja
langsung berbeda dari jumlah jam yang seharusnya menurut standar dan dari jumlah jam
yang dianggarkan untuk kapasitas produksi.
Penyimpangan biaya overhead pabrik dapat dianalisa dengan beberapa cara, yaitu:
a. Metode dua selisih
b. Metode tiga selisih
c. Metode empat selisih
d. Metode lima selisih
Universitas Pamulang

Metode Dua Selisih


Pada metode dua selisih, penyimpangan biaya overhead pabrik dibedakan atas dua,
yaitu:
a. Penyimpangan terkendali (Controllable Variance)
Penyimpangan ini merupakan selisih antara realisasi biaya overhead pabrik
dengan jumlah anggaran biaya overhead pabrik pada jam standar. Rumus
biayanya adalah sebagai berikut:

Penyimpangan Terkendali = (Realisasi Biaya Overhead Pabrik – Anggaran


Biaya Overhead Pabrik Pada Jam Standar)

b. Penyimpangan volume ( Volume Variance)


Penyimpangan ini terjadi karena volume produksi tidak mencapai atau melebihi
kapasitas produksi yang direncanakan. Rumus biayanya adalah sebagai berikut:

Penyimpangan Volume = Anggaran Biaya Overhead Pabrik Pada Jam Standar


– (Jam Standar x Tarif Overhead)

Total penyimpangan biaya overhead pabrik merupakan penjumlahan dari


penyimpangan volume dan penyimpanggan terkendali. Rumus biayanya adalah sebagai
berikut:

Total Penyimpangan Biaya Overhead Pabrik= Penyimpangan Terkendali +


Penyimpangan Volume

Atau

Realisasi Biaya Overhead Pabrik Anggaran Biaya Overhead Pabrik Jam Standar Pada Tarif Overhead
Pada Jam Standar

Penyimpangan Penyimpangan
Terkendali Terkendali

Total Penyimpangan
Universitas Pamulang

Contoh 3
Data-data kegiatan yang dipunyai oleh Tuan Sihombing untuk dianalisis adalah sebagai
berikut:
Jam tenaga kerja langsung aktual 5.000 jam
Jam tenaga kerja langsung menurut standar 5.200 jam
Kapasitas normal 6.000 jam
Biaya overhead pabrik aktual Rp 29.500.000
Biaya overhead pabrik yang direncanakan:
Overhead variabel Rp 12.000.000
Overhead tetap Rp 18.000.000
Rp12.000.000
Tarif Overhead Variabel Yang Dianggarkan = = Rp 2000 / jam
6.000 jam

Rp18.000.000
Tarif Overhead Tetap Yang Dianggarkan = = Rp 3000 / jam
6.000 jam
Total Tarif Overhead Yang Dianggarkan Rp 5.000 / jam

Penyimpangan Terkendali = (Realisasi Biaya Overhead Pabrik – Anggaran


Biaya Overhead Pabrik Pada Jam Standar)

Realisasi Biaya Overhead Pabrik Rp 29.500.000


Anggaran Biaya Overhead Pabrik Pada Jam Standar:
Overhead Tetap Rp 18.000.000

Overhead Variabel

(5.200 jam x Rp 2.000/ jam) 10.400.000 28.400.000

Penyimpangan Terkendali Rp 1.100.000 (U)


Universitas Pamulang

Penyimpangan Volume = Anggaran Biaya Overhead Pabrik Pada Jam Standar


– (Jam Standar x Tarif Overhead)

Anggaran Biaya Overhead Pabrik Pada Jam Standar Rp 28.400.000

(Jam Standar x Tarif Overhead Yang Dianggarkan)

(5.200 jam x Rp 5.000/ jam) 26.000.000

Penyimpangan Volume Rp 2.400.000 (U)

Realisasi Biaya Overhead Pabrik Anggaran Biaya Overhead Pabrik Jam Standar Pada Tarif Overhead
Rp 29.500.000 Pada Jam Standar Rp 5.000 x 5.200 jam =
Rp 18.000.000 + (5.200 jam x Rp Rp 26.000.000
2.000/jam = Rp 28.400.000

Penyimpangan Penyimpangan
Terkendali Terkendali
Rp 1.100.000 (U) Rp 2.400.000 (U)

Total Penyimpangan
Rp 3.500.000 (U)

Metode Tiga Selisih


Pada metode tiga selisih, penyimpangan biaya overhead pabrik dibedakan atas
tiga, yaitu:

a. Penyimpangan pengeluaran/ anggaran (spending/ budget variance)


Penyimpangan ini merupakan selisih antara realisasi biaya overhead pabrik
dengan biaya overhead pabrik yang diperkenankan menurut anggaran untuk
jumlah jam yangsesungguhnya terpakai. Rumus biayanya adalah sebagai
berikut:

Penyimpangan Pengeluaran = (Biaya Overhead Pabrik Aktual - Anggaran


Biaya Overhead Pabrik Pada Jumlah Jam
Sesungguhnya Terpakai)
atau
Penyimpangan Pengeluaran = (Biaya Overhead Pabrik Aktual - (Anggaran
Biaya Overhead Pabrik Tetap + Jam Aktual
x Tarif Overhead Variabel Yang
Dianggarkan)
Universitas Pamulang

b. Penyimpangan efisiensi (efficiency variance)


Penyimpangan ini merupakan selisih antara jumlah biaya overhead pabrik
yang dibebankan berdasarkan jumlah pemakaian jam kerja langsung
sesungguhnya dengan jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan
berdasarkan jumlah jam standar. Rumus biayanya adalah sebagai berikut:

Penyimpangan Efisiensi = Tarif Biaya Overhead Pabrik Yang


Dianggarkan x (Pemakaian Jam Aktual –
Jumlah Jam Yang Seharusnya Menurut
Standar)

c. Penyimpangan kapasitas menganggur (idle capacity variance)


Penyimpangan ini dapat terjadi apabila volume produksi kurang atau
melebihi kapasitas produksi yang dipersiapkan atau dianggarkan.
Walaupun volume kegiatan melebihi kapasitas yang direncanakan, selisih
ini tetap disebut sebagai idle capacity variance bukan over capacity
variance. Rumus biayanya adalah sebagai berikut:

Penyimpangan Kapasitas Mengganggur = Tarif Biaya Overhead Pabrik Tetap


Yang Dianggarkan x (Jumlah Jam
Pada Volume Kapasitas Yang
Dianggarkan – Pemakaian Jam
Aktual)

Total penyimpangan biaya overhead pabrik merupakan penjumlahan dari


penyimpangan pengeluaran, penyimpangan efisiensi dan penyimpanggan kapasitas
mengganggur. Rumus biayanya adalah sebagai berikut:

Total Penyimpangan Biaya Overhead Pabrik= Penyimpangan Pengeluaran +


Penyimpangan Efisiensi +
Penyimpangan Kapasitas
Menganggur
Universitas Pamulang

Contoh 4
Memakai soal no 3, kita akan mengerjakannya dengan metode 3 selisih.

Penyimpangan Pengeluaran = (Biaya Overhead Pabrik Aktual -


(Anggaran Biaya Overhead Pabrik Tetap +
Jam Aktual x Tarif Overhead Variabel)

Realisasi Biaya Overhead Pabrik Rp 29.500.000


Anggaran Biaya Overhead Pabrik Pada Jam Aktual:
Overhead Tetap Rp 18.000.000

Overhead Variabel

(5.000 jam x Rp 2.000/ jam) 10.000.000 28.000.000

Penyimpangan Pengeluaran Rp 1.500.000 (U)

Penyimpangan Efisiensi = Tarif Biaya Overhead Pabrik Yang


Dianggarkan x (Pemakaian Jam Aktual –
Jumlah Jam Yang Seharusnya Menurut
Standar)

= Rp 5.000 x (5.000 Jam – 5.200 Jam)

= Rp 5.000 x 200 Jam = Rp 1.000.000 (F)

Penyimpangan Kapasitas Mengganggur = Tarif Biaya Overhead Pabrik Tetap


Yang Dianggarkan x (Jumlah Jam
Pada Volume Kapasitas Yang
Dianggarkan – Pemakaian Jam
Aktual)

= Rp 3.000 x (6.000 Jam – 5.000 Jam)

= Rp 3.000 x 1.000 Jam

= Rp 3.000.000 (U)
Universitas Pamulang

Total Penyimpangan Biaya Overhead Pabrik = Penyimpangan Pengeluaran +


Penyimpangan Efisiensi

+ Penyimpangan

Kapasitas Menganggur

= Rp 1.500.000 (U) + Rp 1.000.000


(F) + Rp 3.000.000 (U)

= Rp 3.500.000 (U)

Metode Empat Selisih


Pada metode empat selisih, penyimpangan biaya overhead pabrik
dibedakan atas empat, yaitu:

a. Penyimpangan pengeluaran/ anggaran (spending/ budget variance)


Penyimpangan ini merupakan selisih antara realisasi biaya overhead pabrik
dengan biaya overhead pabrik yang diperkenankan menurut anggaran untuk
jumlah jam yangsesungguhnya terpakai. Rumus biayanya adalah sebagai
berikut:

Penyimpangan Pengeluaran = (Biaya Overhead Pabrik Aktual - Anggaran


Biaya Overhead Pabrik Pada Jumlah Jam
Sesungguhnya Terpakai)
atau
Penyimpangan Pengeluaran = (Biaya Overhead Pabrik Aktual - (Anggaran
Biaya Overhead Pabrik Tetap + Jam Aktual
x Tarif Overhead Variabel Yang
Dianggarkan)

b. Penyimpangan efisiensi biaya overhead variabel


Penyimpangan ini merupakan selisih antara jumlah biaya overhead pabrik
variabel yang dibebankan berdasarkan jumlah pemakaian jam kerja langsung
sesungguhnya dengan jumlah biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan
berdasarkan jumlah jam standar. Rumus biayanya adalah sebagai berikut:
Universitas Pamulang

Penyimpangan Efisiensi Biaya Overhead Variabel = Tarif Biaya Overhead


Pabrik Variabel Yang
Dianggarkan

x (Pemakaian Jam Aktual


– Jumlah Jam Yang
Seharusnya Menurut
Standar)

c. Penyimpangan efisiensi biaya overhead tetap


Penyimpangan ini merupakan selisih antara jumlah biaya overhead pabrik tetap
yang dibebankan berdasarkan jumlah pemakaian jam kerja langsung
sesungguhnya dengan jumlah biaya overhead pabrik tetap yang dibebankan
berdasarkan jumlah jam standar. Rumus biayanya adalah sebagai berikut:

Penyimpangan Efisiensi Biaya Overhead Pabrik Tetap


= Tarif Biaya Overhead Pabrik Tetap Yang
Dianggarkan x (Pemakaian Jam Aktual
– Jumlah Jam Yang Seharusnya
Menurut Standar)

d. Penyimpangan kapasitas menganggur (idle capacity variance)


Penyimpangan ini dapat terjadi apabila volume produksi kurang atau
melebihi kapasitas produksi yang dipersiapkan atau dianggarkan.
Walaupun volume kegiatan melebihi kapasitas yang direncanakan, selisih
ini tetap disebut sebagai idle capacity variance bukan over capacity
variance. Rumus biayanya adalah sebagai berikut:

Penyimpangan Kapasitas Mengganggur = Tarif Biaya Overhead Pabrik Tetap


Yang Dianggarkan x (Jumlah Jam
Pada Volume Kapasitas Yang
Dianggarkan – Pemakaian Jam
Aktual)
Universitas Pamulang

Total penyimpangan biaya overhead pabrik merupakan penjumlahan dari


penyimpangan pengeluaran, penyimpangan efisiensi dan penyimpanggan kapasitas
mengganggur. Rumus biayanya adalah sebagai berikut:

Total Penyimpangan Biaya Overhead Pabrik= Penyimpangan Pengeluaran +


Penyimpangan Efisiensi Biaya
Overhead Pabrik Variabel +
Penyimpangan Efisiensi Biaya
Overhead Pabrik +
Penyimpangan Kapasitas
Menganggur

Contoh 5
Memakai soal no 4, kita akan mengerjakannya dengan metode 3 selisih.

Penyimpangan Pengeluaran = (Biaya Overhead Pabrik Aktual -


(Anggaran Biaya Overhead Pabrik Tetap +
Jam Aktual x Tarif Overhead Variabel)

Realisasi Biaya Overhead Pabrik Rp 29.500.000


Anggaran Biaya Overhead Pabrik Pada Jam Aktual:
Overhead Tetap Rp 18.000.000

Overhead Variabel

(5.000 jam x Rp 2.000/ jam) 10.000.000 28.000.000

Penyimpangan Pengeluaran Rp 1.500.000 (U)

Penyimpangan Efisiensi Biaya Overhead Variabel

= Tarif Biaya Overhead Pabrik Variabel Yang Dianggarkan x (Pemakaian Jam


Aktual – Jumlah Jam Yang Seharusnya Menurut Standar)

= Rp 2.000 x (5.000 Jam – 5.200 Jam)

= Rp 2.000 x 200 Jam = Rp 400.000 (F)


Universitas Pamulang

Penyimpangan Efisiensi Biaya Overhead Pabrik Tetap

= Tarif Biaya Overhead Pabrik Tetap Yang Dianggarkan x (Pemakaian Jam


Aktual – Jumlah Jam Yang Seharusnya Menurut Standar)

= Rp 3.000 x (5.000 Jam – 5.200 Jam)

= Rp 3.000 x 200 Jam = Rp 600.000 (F)

Penyimpangan Kapasitas Mengganggur = Tarif Biaya Overhead Pabrik Tetap


Yang Dianggarkan x (Jumlah Jam
Pada Volume Kapasitas Yang
Dianggarkan – Pemakaian Jam
Aktual)

= Rp 3.000 x (6.000 Jam – 5.000 Jam)

= Rp 3.000 x 1.000 Jam

= Rp 3.000.000 (U)

Total Penyimpangan Biaya Overhead Pabrik


= Penyimpangan Pengeluaran + Penyimpangan Efisiensi Biaya Overhead
Pabrik Variabel + Penyimpangan Efisiensi Biaya Overhead Pabrik +
Penyimpangan Kapasitas Menganggur
= Rp 1.500.000 (U) + Rp 400.000 (F) + Rp 600.000 (F) + Rp 3.000.000 (U)

= Rp 3.500.000 (U)

Anda mungkin juga menyukai