Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH

(SISTEM INFORMASI AKUNTANSI)

DISUSUN OLEH

ANAS RULLAH (01010581923181)

ILMI ALIEFYA ASSOFI (01010581923182)

YULIA VIONA ABIDIN (01010581923183)

BUNGA ANDELIYA (01010581923184)

Dosen Pembimbing : Muhammad Farhan, S.E, M. SI

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM D3 AKUNTANSI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Suatu perusahaan, apakah sebesar Markplus Inc. dalam ilustrasi pembuka,


perusahaan kecil yang masuk kategori UKM, atau bahkan perusahaan skala mikro
seperti toko kelontong, memerlukan suatu sistem yang memugkinkan pengumpulan
dan pengorganisasian data-data, pengolahan data untuk menjadi informasi, dan
penyajian laporan. Dalam bidang akuntansi, sistem tersebut disebut Sistem Informasi
Akuntansi (SIA). Dalam bentuk yang sederhana hingga yang canggih, secara umum
SIA membantu manajemen perusahaan untuk mengumpulkan data-data keuangan,
mengolahnya menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna, dan menghasilkan
laporan keuangan.

Sistem Informasi Akuntansi merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai
formulir, catatan dan laporan yang telah disusun dan menghasilkan suatu informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dengan demikian manajemen
perusahaan dapat melihat keuangan dengan jelas melalui sistem tersebut. Selain itu,
manajemen juga dapat mengontrol kinerja dari sistem yang digunakan. Dahulu
pencatatan akuntansi menggunakan cara yang manual. Akan tetapi seiring
berkembangnya zaman, saat ini sebagian besar SIA menggunakan otomatisasi.

Sistem Informasi Akuntansi Menurut William S. Hopwood dan George H. Bodnar


Sistem informasi akuntansi menurut William S. Hopwood dan George H.
Bodnar (1998), sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya yang
didesain untuk mentransformasikan data keuangan dan data-data lainnya menjadi
informasi. Informasi yang dihasilkan akan digunakan dalam berbagai bentuk untuk
kepentingan pengambilan keputusan.

SIA yang baik dan efektif menemukan manajemen perusahaan dan para pihak
yang berkepentingan mendapatkan informasi secara cepat dan akurat mengenai
perusahaan, seperti dalam hal:
a) Besarnya kas yang dimiliki perusahaan;
b) Besar saldo utang yang harus dilunasi perusahaan;
(poin a dan b adalah informasi untuk menjawab aspek likuiditas perusahaan)
c) Banyaknya aset yang dimiliki perusahaan;
d) Besarnya laba yang dihasilkan perusahaan;
(poin c dan d adalah informasi untuk utilitas dan profitabilitas perusahaan)
e) Besarnya dividen yang bisa dibagikan kepada perusahaan;
f) Kinerja operasional perusahaan.

Untuk perusahaan berskala kecil, SIA dapat berbentuk pencatatan manual atau
semi manual dengan menggunakan program komputer seperti MS Excel. Untuk
perusahaan besar, biasanya memerlukan dukungan dari perusahaan piranti lunak
(software) seperti Oracle atau SAP. Meski demikian, dasar-dasar akuntansi yang perlu
dipahami adalah sama, yaitu berawal dari persamaan dasar akuntansi dan siklus
akuntansi.

Sistem keuangan yang menyediakan informasi memiliki beberapa fungsi


dalam keberlangsungan usaha. Berikut beberapa fungsinya:

 Mengumpulkan semua data kegiatan bisnis perusahaan dan menyimpan data tersebut
secara efektif dan efisien. Selain itu, SIA juga dapat mencatat semua sumber daya
yang berpengaruh terhadap usaha tersebut dan semua pihak yang terkait. Dengan
fungsi ini, tidak akan ada suatu hal dalam perusahaan yang tidak tercatat.
 Mengambil data yang diperlukan dari berbagai sumber dokumen yang berkaitan
dengan aktivitas bisnis. Data yang sudah tersimpan akan lebih mudah diambil karena
setiap detail dari data sudah terekam dengan SIA.
 Membuat dan mencatat data transaksi dengan benar ke dalam jurnal-jurnal yang
diperlukan dalam proses akuntansi sesuai dengan urutan dan tanggal terjadinya
transaksi. Pencatatan ini bertujuan untuk mempermudah pihak-pihak yang
membutuhkan dalam pengecekan semua transaksi sehingga jika terjadi suatu
kesalahan dapat dikoreksi dengan mudah dan dapat diketahui penyebabnya dengan
cepat.
 Mengubah sekumpulan data menjadi informasi keuangan yang dibutuhkan
perusahaan. Informasi ini berbentuk laporan keuangan baik secara manual maupun
secara online yang diperlukan oleh semua pihak.
 Sebagai suatu sistem pengendali keuangan agar tidak terjadi suatu kecurangan.
Dengan sistem ini, keuangan perusahaan dapat dilacak dengan pasti karena sistem
pertanggungjawaban yang detail. Fungsi ini dapat menjaga aset perusahaan dan
mengurangi risiko untuk penggelapan aset oleh semua pihak terkait.

1. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI


Ketika melakukan pencatatan akuntansi, ada istilah yang paling sering disebut,
yaitu ‘debet’ dan ‘kredit’. Secara harfiah, Debet (sering disingkat Dr) berasal dari kata
‘debere’, yang berarti sisi kiri; sedangkan Kredit (atau Cr) berasal dari kata credere’
yang berarti sisi kanan. Debet atau kredit tidaklah bermakna kenaikan atau penurunan.
Istilah didebet berarti dicatat di sebelah kiri; sebaliknya dikredit berarti dicatat di
sebelah kanan.
Persamaan Dasar Akuntansi adalah pondasi untuk semua sistem akuntansi.
Faktanya, seluruh konsep dan kerangka akuntansi didasarkan pada persamaan dasar
akuntansi. Persamaan dasar akuntansi menyamakan aset perusahaan dengan
kewajiban dan ekuitasnya. Ini menunjukkan semua aset perusahaan diperoleh baik
pendanaan dari utang atau ekuitas. Misalnya ketika sebuah perusahaan baru dibangun,
aset pertama yang dibeli berasal dari dana yang diterima dari investor atau dari
pinjaman (utang). Dengan demikian semua aset perusahaan yang berasal dari kreditor
atau investor disebut kewajiban dan ekuitas.
Pencatatan menggunakan akun, yaitu klasifikasi umum yang digunakan dalam
sistem akuntansi untuk merujuk pada sifat yang sanja. Akun-akun tersebut bisa
dikelompokkan mejadi lima bagian besar:
o Aset;
o Liabilitas;
o Ekuitas;
o Pendapatan;
o Beban.

Selanjutnya, sistem pencatatan akuntansi yang digunakan secara umum oleh


perusahaaan adalah sistem pembukuan ganda (double-entry system), yaitu apabila ada
suatu perusahaan yang dibuat perusahaan, maka akan ada dampak ganda, yaitu
minimal satu penacatatan disisi debet dan miimal saru pencatatan di sisi kredit. Dalam
sistem pembukuan ganda tidaklah mungkin terdapat pencatatan yang berdampak
hanya pada satu sisi.

Pencatatan yang dilakukan pada sisi debet atau kredit ditentukan berdasarkan
kesepakatan bersama dalam dunia akuntansi yaitu sebagai berikut:

Debet Kredit
Akun Aset Meningkat(+) Menurun(-)
Akun Liabilitas Menurun(-) Meningkat(+)
Akun Ekuitas Menurun(-) Meningkat(+)
Akun Pendapatan Menurun(-) Meningkat(+)
Akun Beban Meningkat(+) Menurun(-)

Posisi yang dicatat pada saat transaksi yang menunjukkan peningkatan


menjadi indikator saldo normal dari masing-masing akun. Dengan dermikian, saldo
normal akun Aset adalah Debet, sedangkan akun Liabilitas dan Ekuitas adalah Kredit.

2. LAPORAN KEUANGAN
Seluruh akun tersebuit setelah diklasifikasikan dan diolah dalam sistem akuntansi
akan menjadi informasi yang dilaporkan melalui laporan keuangan. Menurut PSAK 1,
perusahaan menerbitkan minimal lima jenis laporan keuangan, yaitu:
a) Laporan Posisi Keuangan;
b) Laporan Laba Rugi Komprehensif;
c) Laporan Perubahan Ekuitas;
d) Laporan Arus Kas;
e) Catatan atas Laporan Keuangan.

Secara umum laporan keuangan adalah berkas yang berisi pencatatan uang.
Maksudnya adalah laporan yang berisi segala macam transaksi yang melibatkan uang,
baik transaksi pembelian maupun penjualan dan kredit.Biasanya laporan ini dibuat
dalam periode tertentu. Penentuannya ditentukan oleh kebijakan perusahaan apakah
dibuat setiap bulan atau setiap satu tahun sekali. Terkadang perusahaan juga
menggunakan keduanya.

Laporan keuangan dibuat semata untuk mengetahui kondisi finansial


perusahaan. Sehingga pihak atasan bisa mengevaluasi dengan tepat jika kondisi
keuangan usaha mengalami masalah. Maka dari itu laporan ini harus dibuat dengan
tepat dan cermat. Karena ini berupa laporan tentu ada pertanggungjawaban yang
diserahkan secara mutlak kepada operator keuangan. Dia yang harus
mempresentasikan laporan yang telah dibuatnya dengan detail di depan atasan.
Biasanya ini dilakukan pada saat evaluasi.

Jika melihat dari penjelasan di atas tentu bisa ditarik kesimpulan kalau pengertian
laporan keuangan adalah berkas yang berisi data transaksi keuangan perusahaan pada
periode tertentu. Yang mana berkas tersebut harus dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan sebagai pembahasan evaluasi untuk perkembangan usaha ke
depan.

 Lapopran Posisi Keuangan (Neraca)

Laporan posisi keuangan atau neraca adalah salah satu laporan keuangan yang
memberikan informasi tentang posisi aktiva, kewajiban, dan modal yang disajikan
pada akhir periode.

Laporan posisi keuangan atau neraca ini merupakan perluasan dari dasar
akuntansi. Data untuk membuat laporan ini berasal dari neraca lajur. Jika kamu belum
mengetahui apa itu neraca lajur, kami sudah membahas di artikel lain pada situs ini.

Salah satu dari laporan keuangan yang satu ini, memberikan informasi yang
berhubungan dengan sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan. Atau
dalam hal ini adalah kekayaan perusahaan, kewajiban kepada kreditor dan modal
pemilik perusahaan. Oleh karena itu neraca bisa membantu untuk memprediksi waktu,
jumlah dan ketidakpastian arus kas di masa depan.

Terdapat beberapa fungsi dari laporan neraca, yaitu sebagai berikut:

a) Jika dilihat dari isinya, laporan ini berfungsi sebagai dasar perhitungan tingkat
pengembalian dan dasar evaluasi struktur modal perusahaan.

b) Untuk menilai risiko perusahaan dan arus kas di masa yang akan datang.

c) Untuk menganalisis likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan pada


perusahaan.
 Laporan Laba Rugi Komprehensif
Istilah Laporan Laba Rugi Komprehensif (Statement of Comprehensive
Income) mulai digunakan sejak diberlakukannya PSAK 1dalam rangka konvergensi
dengan IFRS, yang merupakan adopsi dari IAS 1 (2012) Presentation of Financial
Statements.

Tujuan penyusunan laporan laba rugi komprehensif adalah untuk memberikan


informasi tentang kinerja keuangan entitas selama suatu periode usaha tertentu, yaitu
laba rugi, komposisi, dan rincian penghasilan (pendapatan dan keuntungan) dan beban
serta pendapatan komprehensif lain yang berguna untuk menghitung atau
menganalisis profitabilitas, efisiensi, pengembalian investasi (return on
investment), laba persaham (earning spershare),serta ramalan tentang kemampuan
arus kasentitas tersebut.

Kegunaan laporan laba rugi komprehensif dapat disimpulkan terutama untuk hal-hal
sebagai berikut:
a) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan kinerja entitas selama suatu periode
usaha tertentu.
Laba yang dihasilkan atau rugi yang diderita suatu entitas selama suatu periode
usaha tertentu adalah ukuran terpenting atas kinerja suatu entitas. Para pemangku
kepentingan (stakeholders) sangat berkepentingan atas laba rugi suatu entitas.
Laporan laba rugi merupakan salah satu laporan penting dalam rangka
pertanggunganjawab manajemen kepada para pemangku kepentingan, khususnya para
pemegang saham, atas kepercayaan yang diberikan untuk mengelola entitas. Berbagai
keputusan akan didasarkan atau tergantung pada hasil perhitungan laba rugi, antara
lain: keputusan pembagian dividen dalam suatu rapat umum pemegang saham,
evaluasi kinerja manajemen serta penentuan bonus kepada manajemen, penetapan
strategi dan kebijakan investasi dan operasi entitas, keputusan investor untuk membeli
atau menjual surat berharga yang diterbitkan entitas, serta pertimbangan kreditor
untuk memberikan pinjaman kepada suatu entitas.
b) Memberikan informasi penting sebagai landasan penyusunan rencana akan datang.
Penyusunan rencana masa depan haruslah didasarkan atas catatan dan kinerja
masa lalu. Selain perencanaan kegiatan usaha, juga perencanaan atau analisis
kemampuan arus kas dimasa yang akan dating sangat tergantung pada laporan laba
rugi periode sebelumnya.
c) Mengantisipasi risiko yang mungkin timbul dimasa depan.
Laporan laba rugi komprehensif yang disusun berdasarkan standar akuntansi
yang berlaku, diharapkan akan mampu memberikan informasi tentang risiko atau
ancaman yang mungkin timbul terhadap usaha entitas serta kemampuannya dalam
menghasilkan arus kas.
 Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan modal atau ekuitas adalah salah satu jenis laporan
keuangan. Tujuan pembuatannya adalah agar perusahaan dapat menggambarkan
peningkatan maupun penurunan dari aktiva bersih (kekayaan) dalam periode tertentu
dengan prinsip pengukuran tertentu untuk dianut.
Laporan ini akan ditemukan pada berbagai perusahaan publik. Sebab, sebagian
besarnya mempunyai struktur kepemilikan yang kompleks dalam perubahan-
perubahan akun ekuitas di tahun terkait.

Contoh Laporan Perubahan Ekuitas:

Digital Printing Laporan Laba Rugi pada Periode yang Berakhir pada 31 Desember
2019

Penjualan Bersih

Harga Pokok Penjualan Rp 93.000.000,-

Laba Kotor Rp 64.000.000,-

Rp 29.500.000,-

Beban Usaha:
Beban Penjualan Rp 9.000.000,-

Beban Adm & Umum Rp 2.450.000,- Rp 11.450.000,-

Laba Usaha Rp 18.050.000,-

Pendapatan di luar usaha:


Pendapatan Bunga Rp 600.000,-

Laba Bersih Sebelum Pajak Rp 18.650.400,-

Pajak Penghasilan Rp 4.500.000,-

Laba Bersih Setelah Pajak Rp 14.150.000,-


Laporan Perubahan Modalnya adalah sebagai berikut:
Modal Rp 240.000.000,-

Laba Bersih Setelah Pajak Rp 14.150.000,-

Rp 254.150.000,-

Prive Rp 20.000.000,-

Modal Akhir Rp 234.150.000,-

 Laporan Arus Kas

Arus kas atau cash flow adalah sebuah perincian yang menunjukkan jumlah pemasukan
dan pengeluaran dalam suatu periode tertentu. Arus kas dalam keuangan bisnis dan
keluarga memiliki sedikit perbedaan. Jika keuangan keluarga arus kas yang dimaksud
adalah cash basis. Sedangkan, dalam keuangan bisnis terdapat cash basis dan accural
basis. Laporan arus kas biasanya meliputi jumlah kas yang diterima. Contohnya seperti
investasi tunai dan pendapatan tunai, dan jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan.

Tujuan dari laporan arus kas sendiri yaitu menyajikan informasi mengenai penerimaan
dan pengeluaran kas dalam suatu periode akuntansi. Selain bermanfaat bagi
perusahaan, laporan arus kas juga memiliki manfaat untuk investor, kreditor, dan
lainnya. Dengan adanya laporan arus kas, Anda dapat menilai hal-hal berikut.

a) Kemampuan Entitas dalam Mendapatkan Arus Kas

Laporan arus kas dinilai lebih baik dari data aktual. Dengan laporan arus kas, Anda bisa
membuat prediksi mengenai kemampuan entitas suatu perusahaan dalam menghasilkan
arus kas di masa depan.

b) Transaksi Investasi & Pendanaan Kas

Jumlah aset dan kewajiban bisa berubah karena faktor tertentu. Adanya pemeriksaan
transaksi investasi dan pendanaan, maka Anda dapat mengetahui penyebab perubahan
kedua akun tersebut.

c) Kemampuan Entitas untuk Membayar Dividen dan Kewajiban

Adanya laporan arus kas, perusahaan bisa memastikan jumlah kas untuk membayar
sejumlah kewajiban. Seperti misalnya, gaji karyawan, pembayaran hutang, dan
membayar dividen (pembagian laba pada pemegang saham). Selain itu, dengan laporan
arus kas investor bisa melihat gambaran arus kas dalam kegiatan bisnis perusahaan
Anda.
d) Keterangan atas Perbedaan antara Angka Laba Bersih & Kas Bersih

Informasi laba bersih dibutuhkan oleh pihak-pihak yang menggunakan laporan


keuangan. Dengan adanya data laba bersih yang didapat perusahaan, maka bisa dilihat
sejauh mana keberhasilan dan kegagalannya.

Contoh Laporan Arus Kas:

Laporan arus kas ini memiliki tiga bagian utama yang digunakan baik itu pada metode
langsung maupun tidak langsung memiliki tiga bagian ini yaitu arus kas dari aktivitas
operasional, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Semua aktivitas tersebut harus
ada dalam sebuah laporan arus kas.

Untuk lebih jelasnya kita akan melihat masing-masing contoh dari laporan arus kas di
bawah ini:

 Laporan Arus Kas Langsung

 Laporan Arus Kas Tidak Langsung


 Catatan atas Laporan Keuangan

Pengertian catatan atas laporan keuangan adalah bagian dari laporan keuangan yang
menyajikan informasi tambahan atas pos-pos dalam:

 Laporan posisi keuangan / neraca

 Laporan laba rugi komprehensif

 Laporan perubahan ekuitas


 Laporan arus kas.

Dan merupakan referensi silang atas masing-masing pos dalam 4 laporan keuangan
tersebut.

Misalnya, antara neraca dan notes to the financial statements (CALK).

Informasi yang disampaikan untuk masing-masing pos harus diungkapkan


seluruhnya, kecuali pengungkapan tersebut tidak relevan atau tidak dapat diterapkan
oleh perusahaan.

Maka perusahaan menyesuaikan dengan karakteristik industri.

Dalam penjelasan tersebut, perusahaan harus menyatakan dalam bentuk nilai atau
persentase untuk menjelaskan adanya bagian dari suatu jumlah, tidak menggunakan
kata “sebagian”.

Fungsi catatan atas laporan keuangan adalah untuk :

 Memberikan penjelasan atau rincian dari pos yang disajikan dalam laporan
keuangan dan
 Informasi tentang pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan
keuangan.

Untuk siapa catatan laporan keuangan tersebut?

Sebagaimana dipahami bahwa tujuan laporan keuangan dibuat oleh manajemen


perusahaan untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan oleh pemilik
perusahaan.

Selain itu, laporan keuangan juga sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar
perusahaan seperti calon investor dan pemerintah.

Dan karena catatan laporan keuangan adalah bagian dari laporan keuangan, maka
disusun untuk mereka juga.

Contoh Catatan atas Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

contoh CALK perusahaan jasa keuangan berikut ini:


contoh CALK perusahaan jasa – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk

Contoh Catatan Atas Laporan Keuangan Perusahaan Dagang:

Contoh CALK Perusahaan Dagang- PT Wicaksana Overseas International Tbk

Contoh Catatan Atas Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur:


Contoh CALK Perusahaan Manufaktur – PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.

3. SIKLUS AKUNTANSI

Tujuan pokok akuntansi adalah menyediakan informasi yang bermanfaat untuk


pengambilan keputusan. Untuk dapat menghasilkan informasi yang diinginkan, akuntan
melakukan serangkaian kegiatan berupa pengumpulan dan pengolahan data akuntansi secara
sistematik selama periode berjalan, biasanya selama satu tahun. Aktivitas pengumpulan dan
pengolahan data akuntansi secara sistematik dalam satu periode akuntansi tersebut dikenal
sebagai proses akuntansi atau siklus akuntansi.

Menurut Harnanto (2002), siklus akuntansi yang lengkap terdapat 11 tahap, tetapi dua tahap
diantaranya bersifat opsional. Di bawah ini adalah beberapa tahapan dalam siklus akuntansi.

a) Identifikasi Transaksi

Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah mengidentifikasi transaksi. Akuntan harus
mengidentifikasi transaksi sehingga dapat dicatat dengan benar. Tidak semua transaksi dapat
dicatat, transaksi yang dapat dicatat adalah transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi
keuangan perusahaan dan dapat dinilai ke dalam unit moneter secara objektif. Selain itu,
transaksi yang akan dicatat juga harus memiliki bukti, jika tidak ada bukti maka transaksi
tidak dapat dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Bukti transaksi biasanya berupa
kuitansi, nota, faktur, bukti kas keluar, memo penghapusan piutang dan lain sebagainya.
Bukti-bukti tersebut tentu saja harus sah dan diverifikasi.

b) Analisis Transaksi

Setelah mengidentifikasi transaksi, akuntan harus menentukan pengaruhnya terhadap posisi


keuangan. Untuk memudahkan, Anda dapat menggunakan persamaan matematis: Aktiva =
Kewajiban + Ekuitas. Sistem pencatatan adalah double-entry system, yaitu setiap transaksi
yang dicatat akan berefek terhadap posisi keuangan didebit dan dikredit dalam jumlah yang
sama. Sehingga setiap transaksi mempengaruhi sekurang-kurangnya dua rekening
pembukuan.

c) Pencatatan Transaksi Kedalam Jurnal

Setelah informasi transaksi dianalisis, kemudian dicatat secara runtut di buku jurnal. Jurnal
adalah suatu catatan kronologis tentang transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu periode
akuntansi. Proses pencatatan transaksi kedalam jurnal disebut penjurnalan (journalizing).
Terdapat dua macam jenis jurnal, jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum dikenal
dengan istilah jurnal saja. Biasanya pencatatan transaksi dimasukan kedalam satu rekening
yang didebit dan satu rekening dikredit. Sedangkan, jurnal khusus, diselenggarakan untuk
meningkatkan efisiensi pencatatan terhadap transaksi yang berulang. Contohnya seperti jurnal
penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, dan lainnya.

d) Posting Buku Besar

Langkah selanjutnya yaitu mem-posting transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal ke dalam
buku besar. Buku besar adalah kumpulan rekening-rekening pembukuan yang masing-masing
digunakan untuk mencatat informasi tentang aktiva tertentu. Pada umumnya, perusahaan
mempunyai daftar susunan rekening-rekening buku besar yang disebut chart of accounts.
Masing-masing rekening biasanya diberi nomor kode, untuk memudahkan dalam
mengidentifikasi dan membuat cross-reference dengan pencatatan transaksi di dalam jurnal.

e) Penyusunan Neraca Saldo

Neraca saldo adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar pada periode tertentu. Cara
menyusun neraca saldo sangat mudah, Anda hanya perlu memindahkan saldo yang ada di
buku besar ke dalam neraca saldo untuk disatukan. Saldo pada neraca saldo harus sama
jumlahnya. Jika jumlah saldo debit tidak sama dengan jumlah yang ada di kredit maka
dikatakan bahwa neraca saldo tidak seimbang, masih ada kesalahan. Jika demikian, maka
akuntan harus mencari kesalahan yang terjadi sebelum laporan disusun.

f) Penyusunan Jurnal Penyesuaian

Jika pada akhir periode akuntansi, terdapat transaksi yang belum dicatat, atau ada transaksi
yang salah, atau perlu disesuaikan maka dicatat dalam jurnal penyesuaian. Penyesuaian
dilakukan secara periodik, biasanya saat laporan akan disusun. Pencatatan penyesuaian sama
seperti pencatatan transaksi umumnya. Transaksi penyesuaian dicatat pada jurnal
penyesuaian dan kemudian dibukukan kedalam buku besarnya. Setelah itu saldo yang ada di
buku besar siap disajikan dalam laporan keuangan. Dengan kata lain, hasil akhir proses
akuntansi adalah laporan keuangan yang disusun secara akrual basis.

g) Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Pada tahap ini, Anda hanya perlu menyusun neraca saldo kedua dengan cara memindahkan
saldo yang telah disesuaikan pada buku besar ke dalam neraca saldo yang baru. Saldo dari
akun-akun pada buku besar dikelompokan kedalam kelompok aktiva atau pasiva. Saldo
antara kelompok aktiva dan pasiva pada neraca saldo ini juga harus seimbang. Namun, ingat
saldo yang seimbang belum tentu benar tetapi saldo yang benar pasti seimbang.

h) Penyusunan Laporan Keuangan

Berdasarkan informasi pada neraca saldo setelah penyesuaian, tahap selanjutnya yaitu
menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan yang disusun seperti:

a.) Laporan laba rugi, untuk menggambarkan kinerja perusahaan.

b.) Laporan perubahan modal, untuk melihat perubahan modal yang telah terjadi.

c.) Neraca, dapat digunakan memprediksi likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas.

d.) Laporan arus kas, memberikan informasi yang relevan mengenai kas keluar dan kas
masuk pada periode berjalan.

i) Penyusunan Jurnal Penutup

Setelah membuat laporan keuangan, akuntan harus membuat jurnal penutup. Jurnal penutup
hanya dibuat pada akhir periode akuntansi saja. Rekening yang ditutup hanya rekening
nominal atau rekening laba-rugi. Caranya adalah dengan me-nol kan atau membuat nihil
rekening terkait. Rekening-rekening nominal harus ditutup karena rekening tersebut
digunakan untuk mengukur aktivitas atau aliran sumber-sumber yang terjadi pada periode
berjalan. Pada akhir periode akuntansi, rekening nominal sudah selesai menjalankan
fungsinya sehingga harus ditutup. Selanjutnya, pada periode berikutnya dapat digunakan
kembali untuk mengukur aktivitas yang baru dan mulai terjadi.

j) Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan (Opsional)

Pada langkah ini, akuntan menyusun neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo ini adalah
daftar saldo rekening-rekening buku besar setelah dibuatnya jurnal penutup. Oleh karena itu
neraca saldo ini hanya memuat saldo rekening-rekening permanen saja. Tujuan pembuatan
neraca saldo setelah penutupan adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo yang
seimbang sudah benar. Sehingga penyusunan neraca saldo ini tidak wajib hanya bersifat
opsional.

k) Penyusunan Jurnal Pembalik (Opsional)

Tujuan jurnal pembalik adalah menyederhanakan prosedur pencatatan transaksi-transaksi


tertentu yang terjadi secara repetitif pada periode berikutnya. Karena tujuannya untuk
menyederhanakan maka tahap terakhir ini juga bersifat opsional. Jurnal pembalik biasanya
dibuat pada awal periode berikutnya. Caranya dengan membuat jurnal pembalik dari jurnal
penyesuaian yang telah dibuat. Dengan kata lain membalikan akun yang telah dibuat pada
jurnal penyesuaian dari yang awalnya debit menjadi kredit dan dari yang awalnya kredit
menjadi debit.
Siklus akuntansi merupakan proses dimana aktivitas yang dimulai dari analisis dan
pencatatan transaksi bisnis, serta berakhir dengan persiapan untuk aktivitas periode akuntansi
selanjutnya melalui pembuatan jurnal penutup. Siklus akuntansi bukan hanya proses untuk
pembuatan laporan keuangan.

4. SIKLUS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Menurut (Romney & Steinbart, 2003), ada 5 siklus sistem informasi akuntansi , yaitu :

a) Siklus pendapatan (Revenue)


Siklus ini mencakup kegiatan penjualan dan penerimaan dalam bentuk fungsi.
Siklus Pendapatan merupakan prosedur pendapatan dkimulai dari bagian penjualan
otorisasi kredit, pengambilan barang, penerimaan barang, penagihan sampai dengan
penerimaan kas.

Tujuan yang akan di capai dalam perusahaan dalam pelaksaanan siklus pendapatan adalah:

1. Mencatat permintaan penjualan secara tepat dan akurat


2. Memverifikasi kelayakan kredit konsumen
3. Mengirimkan barang atau memberikan jasa tepat waktu sesuai dengan perjanjian
4. Melakukan penagihan kepada konsumen pada waktu yang tepat dan dengan cara yang

b) Siklus pengeluaran (Expediture)


Siklus ini mencakup kegiatan pembelian dan pembayaran dalam bentuk uang tunai.
Siklus pengeluaran di perlukan untuk setiap Perusahaan karena mempunyai tujuan sebagai
berikut :
Tujuan system pengeluaran yaitu: 1) Menjamin barang dan jasa yang dipesan sesuai dengan
yang dibutuhkan. 2) Menerima barang dalam kondisi baik. 3) Mengamankan barang hingga
dibutuhkan. 4) Menentukan faktur yang berkaitan barang dan jasa dengan benar. 5) Mencatat
dan mengklasifikasikan pengeluaran dengan tepat. 6) Mengirimkan uang ke pemasosk yang
tepat. 7) Menjamin semua pengeluaran kas berkaitan dengan pengeluaran yang telah
diijinkan. 8) Mencatat dan mengklasifikasikan pengeluaran kas dengan tepat dan akurat.

c) Siklus penggajian sumber daya manusia (payroll)


Siklus ini mencakup kegiatan mengontrak dan menggaji pegawai. Siklus ini tidak
dibahas pada tugas akhir. Siklus manajemen
Sumber Daya Manusia melibatkan prosedur penggajian.

d) Siklus produksi
Siklus ini mencakup kegiatan mengubah bahan mentah dan buruh menjadi produk
jadi. Siklus produksi ini tidak termasuk harga pokok penjualan. Aktivitas Siklus Produksi
Ada empat aktivitas dasar dalam siklus produksi

 Perancangan Produk
 Perencanaan dan Penjadwalan
 Operasi Produksi
 Akuntansi Biaya

e) Siklus keuangan
Siklus ini mencakup kegiatan untuk mendapatkan laba dari investor dan kreditor dan
membayar mereka kembali. Siklus ini merupakan pelaporan keuangan berupa prosedur
pencatatan dan perekaman ke jurnal dan buku besar dan pencetakan laporan-laporan
keuangan yang datanya diambil dari buku besar.
Siklus Keuangan mempunyai tujuan khusus yaitu perencanaan dan pengawasan,data
penjualan Dan konsumen,pengendaliaan sediaan dan menyediakan informasi tentang
kas,penjualan dan konsumen.

Kelima siklus di atas memberikan data transaksi pada General Ledger & Reporting Systems
(SMUS Pencatatan) untuk pencatatan dan komunikasi informasi. General Ledger &
Reporting Systems Systems meliputi semua kegiatan yang berhubungan dengan penyiapan
laporan keuangan dan laporan manajerial lainnya, termasuk transaksi yang tidak rutin dan
jurnal penyesuaian yang beragam dan Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem
informasi fungsional yang mendasari sistem informasi fungsional yang lainnya seperti sistem
informasi keuangan, system informasi pemasaran, sistem informasi produksi dan sistem
informasi sumber daya manusia.

Sistem-sistem informasi lain membutuhkan data keuangan dari sistem infomasi akuntansi.
Hal ini menunjukka bahwa suatu perusahaan yang akan membangun sistem informasi
manajemen, disarankan untuk membangun sistem informasi akuntansi terlebih dahulu.

5. KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Adapun karakteristik dari Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebagai berikut :
1. Pengumpul dan penyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi perusahaan
2. Memproses data menjadi informasi yang berguna pihak manajemen.
3. Memanajemen data-data yang ada kedalam kelompok-kelompok yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan.
4. Mengendalikan kontrol data yang cukup sehingga aset dari suatu organisasi atau
perusahaan terjaga.

Anthony (1965) mengakui pentingnya karakteristik SIA yang berkaitan dengan pekerjaan.
Karakteristik SIA dibedakan dari beberapa dimensi, yaitu :
a) Informasi yang diarahkan pada informasi keuangan atau non keuangan,
b) Informasi untuk kepentingan internal atau external.
c) Informasi Masa Lalu ( histories ) atau Masa Depan ( Future ).
Disamping itu, terdapat pula ukuran-ukuran penting dalam desain Sistem Informasi
Akuntansi, yakni:
a) Broad Scope
b) Timelines
c) Agregasi
d) Dan Informasi yang terintegrasi (Chenhall & Morris, 1986; Bowens & Abernethy,
2000)

Konsep Karakteristik Informasi ini dapat membantu para pengambil keputusan untuk
menentukan berapa yang harus dia bayar untuk sebuah informasi yang berhubungan dengan
keputusan yang akan di ambil. Dalam hubungannya dengan suatu organisasi , maka perlu
diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu system informasi pada
umumnya digunakan untuk beberapa keperluan, sehingga sulit untuk menghubungkan suatu
bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya yang dikeluarkan untuk
memperolehnya, karena sebagian besar informasi tidak hanya digunakan oleh satu pihak
dalam organisasi perusahaan tersebut. Dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir
keuntungannya dalam nilai unag secara tepat, tetapi mungkin hanya dapat ditaksir dalam
bentuk nilai efektivitasnya. Sebagai Contoh, Keputusan Investasi biasanya analisisnya
dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit

Menurut Hall (2007:27) karakteristik kualitas informasi akuntansi terdiri dari :


1. Relevan
2. Tepat Waktu
3. Akurat
4. Lengkap
5. Rangkuman (ringkasan)”.

Adapun penjelasan Kriteria-kriteria di atas adalah :


a) Relevan
Informasi yang relevan merupakan informasi yang perlu diketahui untuk memberikan
pemahaman yang baru. Laporan yang hanya bersifat sementara, dan selanjutnya tidak relevan
harus dihentikan pembuatannya.
b) Tepat Waktu
Umur informasi merupakan faktor yang kritikal dalam menentukan kegunaannya. Informasi
harus tidak lebih tua dari periode waktu tindakan yang didukungnya.
c) Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material. Kesalahan-kesalahan material
ada ketika jumlah informasi yang tidak akurat menyebabkan pemakainya melakukan
keputusan yang buruk atau gagal melakukan keputusan yang diperlukan.
d) Lengkap
Tidak ada bagian informasi yang esensial bagi pengambilan keputusan atau pelaksanaan
tugas yang hilang. Informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan kesulitan, karena
informasi yang tidak disertakan itu akan menjadi unsur ketidakpastian yang besar.
e) Rangkuman (ringkasan)
Informasi harus diagregasi agar sesuai dengan kebutuhan pemakai. Informasi yang ringkas
dan mengikhtisarkan data relevan yang menunjukan bidang-bidang penyimpangan terhadap
tingkat normal, standar, atau yang direncanakan merupakan bentuk informasi yang banyak
diperlukan oleh para pemakai informasi.

Anda mungkin juga menyukai