Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
Abstrak
Perkembangan teknologi dan informasi membawa peranan penting terhadap berbagai aspek kehidupan. Salah
satunya pada bidang kearsipan. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan media penyimpanan arsip dari bentuk
konvensional ke penyimpanan digital. Perubahan media penyimpanan menuntut instansi untuk melakukan
pelestarian arsip menggunakan media digital. Indonesian visual art archive sebagai instansi kearsipan yang fokus
terhadap pengelolaan, penyimpanan dan pelestarian arsip memutuskan untuk melakukan digitalisasi terhadap arsip
yang dimilikinya. Pada penelitian ini, peneliti terfokus pada digitalisasi arsip foto yang dimiliki oleh Indonesian
Visual Art Archive. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses Digitalisasi arsip foto
Indonesian Visual Art Archive dalam rangka melestarikan arsip foto tersebut. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa proses digitalisasi yang
dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut yaitu: merencanakan, menghimpun/ menyeleksi koleksi,
mempersiapkan koleksi dan peralatan digitalisasi, memproses digitalisasi, editing, mendistribusikan, serta
menyimpan koleksi hasil digitalisasi. Digitalisasi yang dilakukan oleh Indonesian visual art archive telah berhasil
melestarikan dan membantu penyebaran koleksi arsip sehingga arsip dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
sarana edukasi ataupun hiburan.
Kata Kunci: digitalisasi; pelestarian; arsip foto; Indonesian Visual Art Archive
.
Abstract
[Title: Digitizing Photo Archives of Indonesian Visual Art Archive in the Order to Preserve the Photo Archive].
The development of technology and information has an important role in various aspects of life. One of them is in
filing systems. It can be seen from changes in archive storage media from conventional into digital storage.
Changes in storage media require agencies to preserve archives. Based on this, Indonesian Visual Art Archive as an
archival agency that focuses on the management, storage and preservation of archives has decided to digitize its
archives. In this study, researchers focused on digitizing photo archives owned by the Indonesian Visual Art
Archive. The purpose of this research is to find out the process of digitizing the Indonesian Visual Art Archive photo
archive in order to preserve the photo archive. This research is a descriptive qualitative research. Data collection
methods are observation, interviews, and documentation. The results of this study show that the digitalization
process is carried out through several stages. These stages include: planning, collecting/ selecting collections,
preparing collections and digitizing equipment, digitizing, editing, distributing, and storing digitalized collections.
Digitalization carried out by Indonesian Visual Art Archive has succeeded in preserving and assisting the
distribution of archive collections, so that the archive can be used by the community as an education or
entertainment purposes.
---------------------------------------------------------------------
*)
Penulis Korespondensi.
E-mail: achmadbagusprabowo@gmail.com
-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$SULO
-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$SULO
disesuaikan dengan kebijakan dan kebutuhan masing- dari observasi lapangan mengenai proses digitalisasi
masing instansi. arsip foto Indonesian visual art archieve dalam rangka
melestarikan arsip foto di Indonesian visual art
archieve.
7. Penyimpanan Koleksi Hasil Digitalisasi Data sekunder merupakan data yang bersumber
Tahap akhir dari proses digitalisasi adalah dari pihak lain (Kountur, 2007: 178-179). Data
penyimpanan hasil digitalisasi atau arsip digital. sekunder diperoleh dari pihak lain, tidak langsung
Penyimpanan terhadap hasil digitalisasi diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data
dilakukan agar kandungan informasi yang telah sekunder yang digunakan pada penelitian ini berupa
dikonversi dari arsip analog dapat terus dokumen-dokumen hasil terbitan beberapa instansi
dimanfaatkan dan dilestarikan. Pemilihan media yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
yang tepat dilakukan dengan cara menyesusaikan pelestarian dengan cara digitalisasi.
jenis hasil digitalisasi dan dapat disesuaikan
dengan kebijakan masing-masing instansi atau 2.2 Subjek dan Objek Penelitian
organisasi kelembagaan. Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat
variabel penelitian melekat (Arikunto, 2010: 99).
2. Metode Penelitian Subjek peneltiian memiliki kedudukan penting dalam
Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif. sebuah penelitian, oleh sebab itu sebelum melakukan
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang penelitian seorang peneliti dapat menentukan subjek
temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Subjek dari
statistik atau bentuk hitungan lainnya. Menurut penelitian ini adalah orang-orang yang terkait dengan
Strauss (2009: 5), metode penelitian kualitatif digitalisasi arsip foto di Indonesian visual art archieve
digunakan untuk mengungkapkan dan memahami serta pengguna hasil digitalisasi Indonesian visual art
sesuatu dibalik suatu fenomena yang baru sedikit archieve. Sebuah penelitian tidak terlepas dari objek
diketahui. Selain itu, Sulistyo-Basuki (2006: 78) penelitian. Menurut Bungin (2009: 76) objek
menyatakan jika penelitian kualitatif bertujuan untuk merupakan fokus sasaran dari penelitian. Objek dari
memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal penelitian ini adalah digitalisasi arsip foto Indonesian
menurut pandangan manusia yang diteliti, dalam arti visual art archieve dalam rangka melestarikan arsip
lain penelitian kualitatif melibatkan ide, presepsi, foto di Indonesian visual art archieve.
pendapat, atau kepercayaan orang yang diteliti.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian 2.3 Pengumpulan Data
deskriptif, karena pada dasarnya penelitian deskriptif Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara
dapat memberikan rincian yang kompleks tentang dan bergantung pada sumber data yang akan
suatu fenomena yang sulit dijabarkan oleh penelitian digunakan. Teknik pengumpulan data merupakan
kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang langkah yang paling startegis dalam penelitian, karena
memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data
dengan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap (Sugiyono, 2014: 62). Pengumpulan data yang
objek yang diteliti (Kountur, 2007: 108). Penelitian ini dilakukan dalam penelitian ini dilakukan melalui:
termasuk penelitian jenis deskriptif karena berusaha 1. Observasi
untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses Penggunaan observasi untuk pengumpulan data
digitalisasi arsip foto Indonesian visual art archieve dilakukan untuk dapat mengoptimalkan kemampuan
dalam rangka melestarikan arsip foto di Indonesian peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian,
visual art archieve dan menjabarkannya dengan perilaku tak sadar, dan sebagainya; observasi
menggunakan kata-kata. memungkinkan peneliti untuk melihat dunia
sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian (Moleong,
2.1 Jenis dan Sumber Data 2013: 175). Observasi dibagi menjadi beberapa jenis,
Data adalah bagian-bagian khusus yang membentuk di antaranya adalah observasi partisipasi pasif yang
dasar-dasar analisis. Menurut Bogdan dan Biklen digunakan dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono
(dalam Emzir, 2014: 64-65), data melibatkan hal-hal (2014: 66). “Observasi partisipasi pasif adalah peneliti
khusus yang perlu dipikirkan secara mendalam datang ke tempat kejadian orang yang akan diamati,
tentang aspek-aspek kehidupan yang akan dijelajahi. tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Dengan demikian dalam penelitian ini jenis data yang Peneliti mengamati perilaku, situasi yang berada di
digunakan adalah data kualitatif yang diungkapkan lingkup penelitian untuk menghasilkan suatu
dengan kata-kata atau narasi yang berasal dari jawaban.” Pada penelitian ini, observasi dilakukan
beberapa sumber. Sumber data yang digunakan dalam untuk mengamati peristiwa atau kejadian yang
penelitian ini adalah: berkaitan dengan pelaksanaan digitalisasi arsip foto
Data primer adalah data yang dikumpulkan Indonesian visual art archieve. Observasi dilakukan
langsung oleh peneliti dari sumber utamanya untuk mendapatkan data yang relevan mengenai
(Kountur, 2007: 182). Data primer diperoleh dari hasil digitalisasi arsip foto Indonesian visual art archieve
wawancara peneliti dengan informan, serta berasal
-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$SULO
dalam rangka melestarikan arsip foto di Indonesian sebagai salah satu upaya pelestarian arsip foto dari
visual art archieve. hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
2. Wawancara Setelah pengumpulan data, jawaban dari hasil
Pengumpulan data selanjutnya dilakukan dengan cara wawancara dikelompokkan dan dianalisis sesuai
wawancara. Menurut Esterberg dalam Sugiyono dengan jawaban yang sama. Tujuannya adalah untuk
(2014: 72), wawancara merupakan pertemuan dua mengambil dan mencatat setiap informasi yang sesuai
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya dengan konteks penelitian.
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam 2. Penyajian Data (Data Display)
suatu topik tertentu. Dalam penelitian ini, teknik Model data merupakan suatu kumpulan informasi
wawancara yang digunakan adalah menggunakan yang tersusun dan membolehkan pendeskripsian
wawancara semistruktur. Tujuan wawancara simpulan dan pengambilan tindakan. Model data
semiterstruktur adalah untuk menemukan mencakup berbagai jenis matrik, grafik, jaringan kerja,
permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak dan bagan yang dirancang untuk merakit informasi
yang diajak wawancara dapat diminta pendapat dan yang tersusun dalam suatu bentuk yang dapat diakses
ide-idenya (Satori dan Aan Komariah, 2017: 135). secara cepat sehingga dapat menggambarkan simpulan
Wawancara semiterstruktur dimulai dengan penelitian (Emzir, 2014: 132). Pada penelitian ini, data
pembuatan draft pedoman wawancara dan hasil wawancara dari informan disajikan dalam bentuk
memberitahukan kepada informan mengenai topik dari teks naratif dan dikelompokkan berdasarkan kelompok
penelitian yang dilakukan, sehingga peneliti dapat permasalahan.
mengendalikan lingkup jawaban informan dan 3.Penarikan/Verifikasi Simpulan
memudahkan peneliti dalam mengolah informasi dari Langkah ketiga yang dilakukan saat menganalisis data
informan. adalah melakukan penarikan atau memverifikasi
Wawancara semiterstrukur bertujuan memperoleh simpulan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti
informasi yang lebih rinci dan mendalam dari kulitatif mulai memutuskan apakah “makna” sesuatu,
narasumber karena daftar pertayaan tidak bersifat mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,
kaku, sehingga dapat mengajukan pertanyaan- konfigurasi, yang mungkin, alur kausal, dan proposi-
pertanyaan tambahan terkait informasi yang diberikan proposi (Emzir, 2014: 133). Penarikan simpulan
oleh narasumber. Dari wawancara tersebut didapatkan dilakukan setelah data yang diperoleh dilakukan
informasi primer dari infoman mengenai digitalisasi reduksi dan disajikan dalam bentuk teks naratif. Pada
arsip foto Indonesian visual art archieve dalam rangka penelitian ini, data yang telah diperoleh dari hasil
melestarikan arsip foto di Indonesian visual art wawancara mengenai digitalisasi arsip foto Indonesian
archieve. visual art archieve dilakukan pengolahan data dengan
cara reduksi dalam bentuk teks naratif sehingga
2.4 Analisis dan Pengolahan Data menghasilkan suata simpulan mengenai digitalisasi
Pengolahan dan analisis data merupakan upaya yang arsip foto Indonesian visual art archieve dalam rangka
dilakukan untuk menjawab permasalahan dalam melestarikan arsip foto di Indonesian visual art
penelitian. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya archieve.
diolah sehingga menghasilkan informasi yang dapat
membantu orang lain dalam memahami permasalahan 2.5 Uji Keabsahan Data
yang diteliti. Tahap selanjutnya adalah melakukan Data merupakan komponen penting dalam penelitian,
analisis data. Analisis data merupakan fase penting untuk memberikan informasi yang valid, data harus
dalam suatu penelitian dikarenakan peneliti dapat diuji dulu keabsahannya. Dalam penelitian kualitatif,
memperoleh wujud atau hasil dari penelitian yang data dapat dikatakan valid jika tidak ada perbedaaan
dilakukan (Satori dan Aan Komariah: 2017: 97). antara yang dilaporkan oleh peneliti dengan yang
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model terjadi pada objek yang diteliti. Penelitian ini
analisis data menurut Miles dan Huberman. Menurut menggunakan triangulasi untuk pengecekan atau
Miles dan Huberman dalam Emzir (2014: 130-133), kredibilitas data dari berbagai sumber penelitian.
ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, Triangulasi yang digunakan pada penelitian
yaitu: ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
1. Reduksi Data Triangulasi sumber dilakukan untuk menguji
Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, kredibilitas data dengan melakukan pengecekan data
pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan yang telah diperloeh melalui beberapa sumber
pentrasformasian data mentah yang terjadi dalam (Sugiyono, 2014: 127). Triangulasi sumber dilakukan
catatan-catatan selama melakukan wawancara dan dengan mengkomparasikan hasil temuan data dari
observasi partisipan. Reduksi data adalah suatu bentuk informan yang berbeda mengenai proses digitalisasi
analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, arsip foto Indonesian visual art archieve dalam rangka
membuang, dan menyusun data dalam suatu cara melestarikan arsip foto di Indonesian visual art
untuk memperoleh simpulan akhir (Emzir, 2014: 130). archieve. Proses triangulasi sumber dilakukan untuk
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dideskripsikan, dikelompokkan, mana yang
mengumpulkan data mengenai digitalisasi arsip foto
-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$SULO
pandangan sama dan mana yang berbeda, dan mana tersendiri dalam pelaksanaan digitalisasi arsip foto,
yang spesifik dari data yang telah dikumpulkan. serta tidak banyak menggunakan pedoman teknis dari
Triangulasi teknik adalah penggunaan lembaga kearsipan resmi. Jadi diketahui bahwa
beragam teknik pengungkapan data yang dilakukan Indonesian Visual Art Archive sebagai lembaga
kepada sumber data. Dengan kata lain, triangulasi kearsipan independen mempunyai kebijakan sendiri
teknik digunakan untuk mengecek data dari sumber dalam pelaksaan digitalisasai arsip foto.
yang berbeda dan dengan teknik yang berbeda (Satori
dan Aan Komariah, 2017: 171). Triangulasi teknik 3.1.1.3 Hak Cipta
pada penelitian ini terlihat dari pengecekkan hasil Hak cipta merupakan permasalahan penting yang
wawancara dengan hail observas dan kajian dokumen menyangkut keberlangsungan pelaksanaan kegiatan
terhadap proses digitalisasi arsip foto Indonesian digitalisasi pada setiap instansi. Karena pada dasarnya,
visual art archieve dalam rangka melestarikan arsip hak cipta berkaitan dengan kepemilikan suatu karya.
foto di Indonesian visual art archive. Menurut de Stefano dan Tennant (dalam Asogawa,
2011:8). Hak cipta sangat erat kaitanya dengan
3. Hasil dan Pembahasan pelaksanaan digitalisasi, yang mana memperngaruhi
3.1 Digitalisasi Arsip Foto Indonesian Visual Art instansi atas hak dalam memperbanyak ataupun
Archive Yogyakarta mengalih mediakan arsip tersebut. Proses digitalisasi
Indonesian Visual Art Archive merupakan salah arsip foto Indonesian Visual Art Archive tidak
satu lembaga kearsipan swasta yang mengelola arsip memiliki masalah dalam hal hak cipta dikarena
seni rupa yang ada di Indonesia. Indonesian Visual Art sebagian besar koleksi arsip foto yang didigitalisasi
Archive melakukan digitalisasi arsip terhadap merupakan milik Indonesian Visual Art Archive,
koleksinya agar dapat dilestarikan dan dapat diakses adapun yang lainya merupakan sumbangan ataupun
dengan mudah serta didayagunakan sebagai sumber hasil kerjasama dengan keluarga seniman dengan kata
informasi maupun kajian penelitian. Untuk lain telah mendapatkan izin untuk dilakukan proses
mengetahui bagaimana proses digitalisasi tersebut digitalisasi.
peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah
dikumpulkan. Berikut data yang telah disajikan dalam 3.1.2 Menghimpun atau Menyeleksi Koleksi Arsip
bentuk narasi oleh peneliti. Foto Indonesian Visual Art Archive
Setelah tahap awal yaitu perencanaan selesai, maka
3.1.1 Perencanaan Digitalisasi Arsip Foto di diteruskan pada tahap selanjutnya yaitu menghimpun
Indonesian Visual Art Archive atau menyeleksi arsip. Kegiatan menyeleksi arsip
Perencanaan merupakan proses pertama sebelum dapat dilakukan dengan melakukan pertimbangan
kegiatan digitalisasi dilaksanakan. Hal ini sangat koleksi, salah satu pertimbangan koleksi yang
diperlukan untuk memastikan agar serangkaian proses dilakukan yaitu mempertimbangkan aspek seri arsip
digitalisasi dapat berjalan dengan baik. yang popular serta dicari oleh pengguna (Roberts
dalam Garaba 2014: 3). Pertimbangan koleksi dapat
3.1.1.1 Alasan Digitalisasi Arsip Foto Indonesian membantu mengetahui koleksi mana saja yang harus
Visual Art Archive diprioritaskan untuk didigitalisasi terlebih dahulu.
Alasan merupakan bagian mendasar yang diciptakan Indonesian Visual Art Archive memiliki prioritas
oleh suatu lembaga atau instansi yang dijadikan dalam melakukan digitalisasi arsip foto atas
patokan atau tujuan agar suatu kegiatan dapat pertimbangan beberapa aspek yaitu berdasarkan isu
berlangsung secara berkelanjutan. Adapun alasan atau wacana yang akan dikontekstualisasi atau sedang
digitalisasi dilakukan untuk melestarikan koleksi- ingin dikaji oleh tim peneliti dari Indonesian Visual
koleksi arsip yang bersifat langka dan memerlukan Art Archive dan juga berdasarkan permintaan dari
penanganan khusus, sehingga bentuk asli arsip harus pengguna sehingga menyesuaikan dengan kebutuhan
diganti dengan format digital (Hendrawati, 2014: 12). dari pengguna arsip foto tersebut dan kaitanya apabila
Alasan digitalisasi yang dilakukan oleh Indonesian arsip foto tersebut sering digunakan tidak akan rusak
Visual Art Archive disebabkan oleh dua hal, yaitu karena telah di digitalisasi. Sedangkan seleksi
sebagai upaya pelestarian atau penyelamatan arsip terhadap arsip foto yang akan di digitalisasi berupa
foto dan untuk mempermudah menyebaran koleksi kejelasan kandungan informasi dalam foto yang akan
arsip foto serta mengaksesnya. didigitalkan. Serta melihat dari hal karya, Indonesian
Visual Art Archive membuat sedetail mungkin foto
3.1.1.2 Kebijakan Digitalisasi Arsip Foto di sebuah karya agar dapat sampai makna karya tersebut
Indonesian Visual Art Archive kepada pengguna arsipnya.
Setiap kegiatan didasari oleh suatu kebijakan,
begitupun digitalisasi memiliki suatu kebijakan untuk 3.1.3 Mempersiapkan Koleksi dan Peralatan
memperjelas keputusan mengenai program Digitalisasi
pelaksanaan digitalisasi (Sugiharto, 2010 57-62). Tahap berikutnya adalah mempersiapkan koleksi dan
Pembuatan kebijakan dilakukan agar kegiatan peralatan untuk digitalisasi. Peralatan yang dimaksud
digitalisasi dapat berjalan secara berkelanjutan. merupakan perangkat keras berupa mesin yang dapat
Indonesian Visual Art Archive mempunyai kebijakan
-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$SULO
menerima dan mengolah data sehingga menjadi Photoshop. Adobe Photoshop merupakan salah salah
informasi (Supriyanto dan Muhsin, 2008: 39). satu software graphic editing untuk pengeditan hasil
Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan digitalisasi arsip foto.
digitalisasi adalah sebagai berikut:
1. Scanner
Scanner digunakan sebagai alat alih media
dari arsip foto yang masih dalam bentuk 3.1.4 Digitalisasi Arsip Foto di Indonesian Visual
konvensional menjadi arsip foto dengan Art Archive
format digital. Scanner yang digunakan oleh Digitalisasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
Indonesian Visual Art Archive bermerk iwin menyelamatkan informasi sehingga dapat memberikan
MagicScan. akses luas kepada masyarakat (Sugiharto, 2010: 3).
Proses digitalisasi oleh Indonesian Visual Art Archive
dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan
scanner dan kamera.
-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$SULO