Anda di halaman 1dari 5

Farmakognosi

G, GOLONGAN MINYAK ATSIRI

Komponen minyak atsiri adalah senyawa yang bertanggung jawab atas hau dan aroma yang
karakteristik serta sifat kimia dan fisika minyak. Demikian pula peranannya sangat besar dalam
menentukan khasiat suatu minyak atsiri sebagai obat. Atas dasar perbedaan komponen penyusun
tersebut maka minyak atsiri dibagi menjadi beberapa golongan sebagai berikut.

1. Minyak atsiri hidrokarbon

Minyak atsiri kelompok ini komponen penyusunnya sebagai besar terdiri dari senyawa senyawa
hidrokarbon

a. Minyak terpentin

Minyak terpentin diperoleh dari tanaman-tanaman bermarga pinus (famili Pinaceae) yang
terbagi dalam 80-90 jenis (spesies). Di antara jenis jenis pinus tersebut yang penting dalam
perdagangan antara lain Pises palustris Miller yang tumbuh di daerah Amerika Selatan dan
Amerika Tenggara, Pi Maritima Lamarck yang tumbuh di daerah Perancis, Pisar longifolia Roxh,
yang tumbuh di Pakistan dan India, serta Pinus merk L. tumbuh di Indonesia. Mutu terpentin
ditentukan berdasarkan warna serta kejernihan masa terpentin. Ini ditandai dengan huruf- huruf
sebagai berikut.

B > (black = hitam)

C > (clear = jernih)

D > (kerapatan = padar)

E > (enbance = mutu ditingkatkan)

F > ( friable = rapuh)

G > ( glosy = mengkilat)

H > ( high gloss = sangat mengkilap)

I > ( intermediate = sedang)

J > (juvenil = muda)

L > (low gloss = kusam)

N > (natural = alami)

WG = (Windows glass)

WW = ( water white)

Cara pengambilan terpentin pada umumnya disadap dari batang pohonnya. Setiap sayatan pada
lokasi di batang pohon mampu menghasilkan terpentin selama kurang lebih 4 tahun sebelum
kemudian pindah ke sayatan di tempat lain pada batang yang sama. Aliran sadapan dapat
dipercepat dengan cara pemberian rangsangan pada daerah sayatan. Perangsang berupa asam
sulfat 50% yang merupakan hormon tanaman atau penumbuhan biakan Fusarium sp. Komponen
terpentin sebagian besar berupa asam-asam resin (hingga 90%), ester-ester dari asam-asam
lemak, dan senyawa inert yang netral disebut resena. Sebelum diolah, terpentin mengandung
asam (+)-pimarat dan asam (-)-pimarat. Namun, setelah didistilasi, asam (-)-pimarat mengalami
perubahan isomerik menjadi asam abietat dan pada pemanasan lebih lanjut berubah menjadi
asam neo-abictat yang berbau khas. Terpentin yang dimurnikan (rectified oil of turpentine)
adalah minyak atsiri yang didestilasi dari Oleoresin hasil sadapan pohon pinus dan telah
dimurnikan dengan alkali encer untuk menghilangkan tapak-tapak fenol dan asam-asam resin.
Terpentin ini berupa cairan tidak berwarna dengan bau yang khas dan rasa menggigit. Terpentin
larut dalam alkohol, eter, kloroform, dan asam asetat glasial. Terpentin bersifat optis aktif
dengan pemutaran bidang polarisasi bervariasi, tergantung dari spesies pohon yang
menghasilkannya. Minyak terpentin terutama terdiri dari (+) dan (-)-a-pinena, b-pinena, serta
kamfena. Di udara terbuka, terpentin cenderung teroksidasi Membentuk kompleks resin yang
berwarna lebih gelap. Kegunaan terpentin dalam farmasi adalah sebagai obat luar, melebarkan
pembuluh darah kapiler, dan merangsang keluarnya keringat. Terpentin jarang digunakan
sebagai obat dalam.

B. Oleum cubebae

Oleum cubebae adalah minyak atsiri yang diperoleh dari hasil penyulingan buah Piper cubeba
Linn. (Kemukus, famili Piperaceae) yang disimpan dalam botol gelap tertutup rapat, di tempat
sejuk, dan terlindung dari cahaya. Oleum cubebar dengan bau yang khas kemukus tidak boleh
berwarna atau sedikit hijau sampai kuning kehijauan. Bobot jenis oleum cubebae pada suhu 25°
C adalah 0,905-0,925, memutar bidang polarisasi ke kiri -200 hingga -40° pada suhu 25°C.
Larutan dalam alkohol menunjukkan reaksi netral terhadap lakmus. Berdasar dari berbagai buku
pemerian resmi maka yang dimaksud kemukus adalah buah dari tanaman Piper cubeba L yang
telah dikeringkan dan mengandung tidak kurang dari 13,0 ml minyak atsiri dari setiap 100 gram
serbuk buah kering.

1) Kandungan kimia

Minyak atsiri 10-20% terdiri atas kadinena, sineol, karena, sabinena, pinena, kamphor, azulena,
terpineol. Asam kubebat lebih kurang 1%, damar 2,5-3,5%, zat pahit (kubebin 0,3-3%), piperina
0,1-0,4%, gom, pati, dan minyak lemak.Buah piper cubeba (kemukus) juga mengandung senyawa
lignan yang terdiri dari kubebin, hinokinin, klusin, dihidrokubebin, dihidroklusin, kubebinin,
yatein, kubebinolida, kordigerina, isoyatein (2R,3R)-2-(3”,4”-metilena-dioksi-benzil)-3-(3,4-
dimetoksibenzil) butirolaktone. Minyak Atsiri 10-15% dan oleoresin 3% terdiri dari kubebin 2%
asam kubebat 1%. Kubebin C20H2006 adalah senyawa tak berbau, berbentuk kristal jarum kecil,
melebur pada 1320 C, dan memiliki rasa pahit dalam larutan alkohol. Kubebin larut dalam
alkohol, kloroform,Dan eter. Pada proses oksidasi, akan terurai menjadi kubebinolida yang
identik dengan hinokinin,Yaitu suatu senyawa resin fenolik alami. Asam kubebat adalah senyawa
amorf berwarna putih dan Memiliki nilai terapi 1-3% dari seluruh biji kemukus, tergantung dari
kadarnya. Secara tradisional buah kemukus digunakan sebagai peluruh air seni, asma, peluruh
air liur, pencegah mual, dan peluruh angin perut. Fractus cubebae memberikan efek stimulasi
selaput lendir sehingga dapat juga digunakan untuk pengobatan bronkitis dengan bahan dalam
bentuk serbuk (jarang dalam bentuk ekstrak atau minyak menguapnya), serta sebagai campuran
rokok untuk asma. Sementara minyaknya digunakan dalam pengobatan kencing nanah.

2) Efek biologis

Oleh karena memiliki aksi mengiritasi lokal, terutama pada membrana mukosa maka
kemukus sering digunakan sebagai stimulansia misalnya sebagai perangsang keluarnya air
seni, air liur, dan angin perut. Senyawa aktif dari kerukus seluruhnya dikeluarkan dari tubuh
melalui ginjal. Pada organ i pun melalui saluran kencing akan mengiritasi membrana mukosa
yang bersangkutan ini hingga merangsang keluarnya air seni. Di samping itu, oleh adanya
kandungan resin-resin fenolik yang bersifat antiseptik maka sering digunakan untuk
menghentikan (setidaknya memperlambat) semakin parahnya penyakit-penyakit infeksi
pada kelamin. Minyak atsiri kemukus dilaporkan dapat mengurangi rata-rata kematian tikus
yang diinjeksi dengan virus influenza dibandingkan dengan kontrol. Ekstrak heksana buah
kemukus memberikan efek bronkodilatasi terhadap trakhea terpisah yang telah diberi
bronkokonstriktor. Hal ini membuka kesempatan untuk diteliti dengan seksama. Minyaknya
juga bersifat sebagai stimulant, carminative, dan expectorant

3) Identifikasi

Pemberian satu tetes asam sulfat pekat kepada serbuk buah kemukus memberi warna ungu
kemerahan. Kadar minyak atsiri ditetapkan berdasarkan penetapan kadar minyak atsiri dari
buku resmi The National Formulary Edisi X. Keseragaman mutu diacu berdasarkan buku-
buku The National Formulary edisi X, The United States Dispensatory (USD), dan United
States of Pharmacopoeia (USP) sebagai berikut.
Cemaran buah muda: tidak boleh lebih dari 10%

Cemaran batang/ranting : tidak boleh lebih dari 5%


Cemaran bahan asing : tidak boleh lebih dari 2%
Kadar abu : tidak boleh lebih dari 8%Kadar abu tak larut asam: tidak boleh lebih dari 2%

4) Dosis

Untuk obat sesak napas, sekitar 5 g serbuk biji kerukus diseduh dengan satu gelas air.
Setelah dingin, disaring. Hasil saringan ditambah satu sendok makan madu, lalu diaduk.
Setelah itu diminum sekaligus. Untuk radang selaput lendir digunakan 2 g (0,6-4 g) serbuk
biji yang telah dikeringkan,

Oleoresin cubeba

b. Cara membuat oleoresin cubeba adalah 500 g serbuk kemukus (setelah diayak
menggunakan ayakan nomor 30) dimasukkan ke dalam alat perkolator gelas, lalu direndam
dengan alkohol sampai semua serbuk terendam. Setelah itu, larutan diteteskan pelan-pelan.
Bila cadangan etanol yang digunakan untuk merendam serbuk berkurang maka ditambahkan
lagi alkohol sampai semua etanol yang menetes jernih tidak berwarna. Hasil tetesan
(perkolat) diuapkan dengan penyulingan hingga diperoleh sari pekat. Residu berupa massa
kental seperti lilin dan bahan yang mengkristal tidak digunakan. Bagian yang digunakan
sebagai oleoresin adalah cairannya dengan dosis 0,5 gram.

D. Troschisci cubebae

Cara pembuatan troschisci/permen yaitu sebanyak 2 g oleoresin dicampur bersama I ml


minyak sassafras, 25 gram sari kering ghimbiza, 12 gram serbuk acacia, dan sirup secukupnya
sampai dicapai berat 100 gram.

2. Minyak atsiri alkohol

Alkohol yang terdapat dalam minyak atsiri digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu alkohol
asiklis, alkohol monosiklis, dan alkohol disiklis. Sebenarnya di dalam minyak atsiri metil juga
terdapat etil, isobutil, isoamil, heksil alkohol, dan alkohol alifatik tinggi, tetapi karena larut
dalam air sehingga tercuci habis dalam proses distilasi uap air. Namun demikian, banyak
minyak atsiri mengandung alkohol asiklis yang merupakan keturunan terpena.

Minyak pipermen merupakan minyak atsiri alkohol yang penting di antara minyak atsiri
alkohol yang lain. Minyak ini dihasilkan oleh daun tanaman Mentha piperita Linn. (nama
daerah: poko, famili Labiatae). Tanaman ini merupakan herba menahun yang asli dari Eropa.
Kini banyak ditemui di daerah dataran tinggi pegunungan Lawu Tawangmangu, Solo, Jenis
yang berasal dari Jepang adalah Mentha arvensis Linn. Var. Piperecens.Daun poko segar
mengandung minyak atsiri sekitar 1%, juga mengandung resin dan tanin. Sementara daun
yang telah dikeringkan mengandung ± 2% minyak permen. Sebagai penyusun utama minyak
atsirinya adalah mentol. Pada bidang farmasi digunakan sebagai komponen obat batuk,
antigatal, bahan pewangi sediaan farmasi (corrigen odoris), antiseptik, dan pelega hidung
tersumbat. Sementara pada industri digunakan sebagai bahan pewangi pasta gigi.Kegunaan
dari minyak pipermen antara lain stomachicum, karminativum, kholagoga, dan
emenagogum. Juga untuk korigen odoris dan pelengkap ramuan obat batuk karena sifatnya
sebagai ekspektoransia.

3. Minyak atsiri fenol

Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol. Minyak ini diperoleh dari tanaman Egenia

Caryophyllata atau Syzigium caryophyllum (famili Myrtaceae), Tanaman ini berasal dari
Maluku. Sekarang banyak tumbuh di Zanzibar, Tanzania, Amerika Latin, Brasil Bagian
tanaman yang dimanfaatkan adalah bunga dan daun. Namun demikian, bunga lebih utama
dimanfaatkan karena mengandung minyak atsiri sampai 20%, disebut sebagai
oleumcaryophyllum. Minyak cengkih, terutama tersusun oleh eugenol, yaitu sampai 95%
dari jumlah minyak ansin keseluruhan. Selain eugenol, juga mengandung aseto-eugenol,
beberapa senyawa dari kelompok seskuiterpena, serta bahan-bahan yang tidak mudah
menguap seperti tanin, lilin, lemak, dan bahan serupa damar.

Tanaman baru menghasilkan bunga setelah berumur 6 tahun. Yang dipanen adalah kuncup
bunganya, Kuncup-kuncup ini awalnya berwarna putih, kemudian hijau, dan akhirnya merah
kecokelatan. Setelah dipetik dan dikeringkan, bunga akan berwarna cokelat
kehitaman.Kegunaan dari minyak cengkih antara lain untuk analgeikum, antiseptikum,
stimulansia, korigen odoris, obat malas, serta menghilangkan rasa mual dan muntah. Dosis
penggunaan 10-15%

Anda mungkin juga menyukai