Anda di halaman 1dari 13

PAGE 1

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

RISET SOSIAL HUMANIORA (RSH)

DISUSUN OLEH :

1. MUKTI HARIYADI MINGSAL (B011231472)


2. PUTRI FEBRIAN MAHARANI (B011231441)
3. NAYLA CAHAYA PUTRI (B011231456)
4. MUKHRIMA AHRANI (B021231019)
5. HARINI (B021231003)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN 2023


PAGE 1

DAFTAR ISI

SAMPUL………………………………………………………………………….1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...2
BAB 1
PENDAHULUAN………………………………………………………...3
1.1. Latar
Belakang………………………………………………………………..3
1.2. Rumusan
Masalah…………………………………………………………….3
1.3. Tujuan
Penelitian……………………………………………………………...4
1.4. Urgensi
Penelitian…………………………………………………………….4
1.5. Luaran Yang
Diharapkan……………………………………………………...4
1.6. Manfaat
Penelitian…………………………………………………………….4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………..
………………………………………....5
2.1. Kasus Sengketa Tanah Bara Barayya…………………………………………5
2.2. Pengadilan Sebagai Jalur Hukum……………………………………………..5
2.3. Dampak Kasus Terhadap Masyarakat
Lokal…………………………………..6
2.4. Solusi Atau Upaya Atas Penyelesaian Persengketaan
Tanah………………….6
PAGE 1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hak Asasi Manusia adalah landasan moral dan hukum yang menjadikan
setiap individu sebagai pemegang hak yang tak bisa diganggu gugat. Prinsip
prinsip
hak asasi manusia mencakup kebebasan, kesetaraan, dan martabat manusia.
Dalam masyarakat yang adil, penghargaan terhadap hak asasi manusia adalah
esensial. Pendidikan dan kesadaran tentang hak asasi manusia memerankan peran
penting dalam mencapai tujuan ini.

Didalam Undang Undang No.39 Tahun 1999 diatur tentang: (1) Setiap
orang diakui sebagai manusia pribadi yang berhak menuntut dan memperoleh
perlakuan serta perlindungan yang sama, sesuai dengan martabat manusianya di
depan hukum. (2) setiap orang berhak mendapatkan bantuan dan perlindungan
yang adil dari pengadilan yang objektif dan tidak berpihak dan didalam Undang
Undang Nomor 51 tahun 1960 “Hak atas tempat tinggal”. Peraturan perundang
undangan ini menekankan pentingnya pelaksanaan hukum yang adil dan setara
bagi seluruh warga negara dengan menjamin bahwa tidak ada satu individu pun di
atas hukum dan bahwa setiap orang, termasuk pemerintah Lembaga
pemasyarakatan, tunduk pada hukum yang sama.

Kasus sengketa lahan antara warga Bara-Baraya dan Nurdin Dg. Nombong
beserta Kodam XIV Hasanuddin yang mengklaim tanah warga bara baraya
sebagai tanah Asrama TNI-AD,kasus ini telah berjalan sejak tahun 2016. Kasus
ini diadili di Pengadilan Negeri Makassar dengan Nomor perkara
255/Pdt.G/2017/PN MKS. Kasus Sengketa tanah menimbulkan banyak konflik di
tahun 2016,2019 dan 2020.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar belakang diatas, Berikut adalah rumusan masalah yang
PAGE 1

akan dibahas, yaitu:


1. Apa yang menjadi penyebab kasus sengketa tanah antara warga Bara
Barayya dan Nurdin Dg. Nombong Beserta Kodam XIV Hasanuddin?
2. Bagaimana proses peradilan yang ditempuh?
3. Bagaimana kondisi lingkungan dan infrastruktur di dalam pemukiman
Bara Barayya?
4. Bagaimana dampak kasus terhadap masyarakat lokal?
5. Apa yang menjadi solusi dalam penyelesaian kasus sengketa tanah warga
Bara Baraya?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Mengidentifikasi akar penyebab sengketa tanah antara warga dan
kedua belah pihak.
2. Mengidentifikasi bagaimana jalannya proses pengadilan yang di
lakukan.
3. Menganalisis kondisi lingkungan yang ada di bara barayya.
4. Memahami dampak yang disebabkan kepada masyarakat lokal.
5. Merumuskan upaya atau solusi terhadap penyelesaian atas
persengketaan tanah yang terjadi.

1.4 Urgensi Penelitian


Penelitian ini dilakukan karena adanya ancaman penggusuran terhadap
warga oleh pihak Kodam XIV Hasanuddin dan Nurdin Dg. Nombong yang
mengakibatkan posisi warga Bara Barayya berada dalam bayang-bayang ancaman
penggusuran.

1.5 Luaran Yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan tercapai dari penelitian ini adalah penerbitan
karya (artikel) ilmiah, Sebagai laporan akhir kokurikuler, pengkoversian SKS,
dan menjadikan penelitian ini sebagai bahan untuk sosialisasi pendidikan hukum
kepada masyarakat tentang hak asasi manusia terkhususnya dalam konteks hak
PAGE 1

atas kepemilikian tanah.

1.6 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui penyebab terjadinya sengketa tanah yang terjadi di Bara
Barayya.
2. Mengetahui alur penegakkan hukum yang dilakukan dalam kasus
tersebut.
3. Memahami kondisi lingkungan masyarakat Bara Barayya setelah
terjadinya kasus tersebut.
4. Mendapatkan hasil penelitian tentang dampak yang dirasakan para
warga.
5. Dapat menghadirkan solusi kepada masyarakat terkait Kasus yang
terjadi.
6. Mendapatkan bahan pertimbangan kepada pemerintah dalam
merumuskan kebijakan terkait dengan upaya penyelesaian konflik.
PAGE 1

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kasus Sengketa tanah Bara Barayya


Awal mula munculnya kasus sengketa lahan warga Bara Barayya
dikarenakan Nurdin Dg. Nombong dan Kodam XIV Hasanuddin yang mengklaim
tanah warga sebagai tanah asrama TNI AD. Menurut keterangan Nurdin Dg.
Nombong tanah tersebut merupakan tanah okupasi lahan asrama TNI AD yang
disekitarnya merupakan lahan bekas asrama TNI AD yang telah berubah menjadi
pemukiman warga. Walaupun merupakan bekas asrama tanah tersebut telah lama
didiami oleh warga Bara Barayya yang dibuktikan dengan adanya surat
pemungutan pajak bumi dan bangunan yang telah mereka bayarkan dan
seharusnya menurut PP Nomor 24 Tahun 1997 Pasal 24 ayat 2 “Pendaftaran
tanah” menunjukkan warga merupakan penguasa atas tanah karena telah
mendiami lahan tersebut selama kurang lebih 20 tahun berturut-turut.

2.2 Pengadilan Sebagai Jalur Hukum


Kasus ini telah berjalan sejak tahun 2016. Pihak Kodam memaksa
melakukan pengosongan lahan tanpa melalui proses yang sebagaimana mestinya
harus dilaksanakan atau tanpa melewati proses pengadilan.

Pada Tahun 2017 kasus ini lagi-lagi diperpanjang yang sebagaimana


awalnya di tahun 2016 warga berhasil menghadang perebutan hak atas tanah
secara paksa, namun kali ini Kodam beserta Nurdin Dg. Nombong melakukan
cara yang berbeda yaitu dengan menempuh jalur pengadilan. Namun kali ini
hasilnya tetap sama yaitu warga masih memenangkan perkara ini.

Pada tahun 2019 pihak penggugat kembali mengajukan gugatan yang


sama kepada warga berdasarkan nomor registrasi perkara 239/Pdt.G/2019/PN
Makasar. Namun asih dengan hasil yang sama yaitu warga lagi-lagi memenangkan
perkara ini.
PAGE 1

Kemenangan warga tentunya memiliki pertimbangan kuat atas hak atas


penguasaan tanah berdasarkan akta jual beli yang dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang dan juga penggugat tidak mampu menunjukan bukti satu persatu atas
tanah yang dikuasai. Sehingga gugatan yang di ajukan oleh pihak penggugat
bersifat abstrak atau tidak jelas.

Namun di 2020 warga mengalami nasib yang berbeda dalam sidang e-


court yang dilakukan di Pengadilan Tinggi Makassar yaitu warga menuai
kekalahan didalam persidangan sehingga warga mengambil tindakan kasasi di
Mahkamah Agung namun didalam kasasi tersebut, masih dengan hasil yang sama
lagi-lagi warga mengalami kekalahan dalam peradilan yang dilakukan di
Mahkamah Agung. Didalam persidangan ini kuasa hukum mengambil tindakan
litigasi yang disebut Derden verzet (Perlawanan Pihak Ke 3).

Secara keseluruhan persidangan ini dilakukan sebanyak 17 kali yang


dimana 2 sidang terakhir dilakukan secara e-court, sedangkan didalam kasus ini
warga mengandalkan Pengadilan Negeri Makassar. Hal ini menandakan
bahwasanya pengadilan mencoba mempermainkan putusan sidang.

Putusan-putusan yang telah dikeluarkan menggambarkan adanya sifat


ketidak demokratisan dan juga tidak adanya transparansi terlebih lagi dalam hal
putusan e-court tidak relevan untuk dilakukan berdasarkan fakta atau bukti-bukti
yang konkrit. Hal ini menyebabkan penarikan kesimpulan adanya praktik mafia
peradilan.

Ditahun 2023 warga kembali melakukan unjuk rasa didepan Pengadilan


Negeri Makassar dikarenakan warga menolak putusan yang dikeluarkan pada
tahun 2020, namun hal ini berlangsung ricuh disebabkan pengadilan menolak
permintaan peninjauan kembali yang diajukan oleh warga karena dinilai bersifat
tidak objektif.
PAGE 1

2.3 Dampak Kasus Terhadap Masyarakat Lokal

Kasus persengketaan ini menciptakan ketegangan sosial antara anggota


masyarakat lokal terhadap TNI AD yang sudah pasti menjadi disebabkan oleh
perebutan paksa atas kekuasaan tanah. Kasus sengketa ini juga menyebabkan
adanya gangguan keseimbangan ekonomi yang membuat warga tidak fokus
dengan kesibukan pribadi dikarenakan harus mengurus kasus yang lumayan
menyita waktu dan energi ini, terkait menjalani proses hukum yang harus
dilakukan serta mengeluarkan biaya untuk mendapat bantuan hukum atau
menghadiri persidangan yang sudah pasti menjadi beban finansial.

2.4 Solusi Atau Upaya Atas Penyelesaian Persengketaan Tanah

Solusi yang dapat diberikan kepada masyarakat tentunya ada beberapa


macam, mulai dari pendidikan hukum untuk mendorong warga masyarakat untuk
meningkatkan pemahaman mereka tentang hak-hak atas kepemilikan tanah, hal ini
dapat dilakukan dengan cara mengadakan seminar, pelatihan atau pertemuan
komunitas.

Membantu warga juga dapat berupa mencari bantuan pendampingan


hukum dari organisasi atau advokat yang kompoten dalam masalah kepemilikan
tanah. Hal ini bisa membantu mereka memahami hak-hak mereka dan cara
melindunginya.

Rekonsiliasi atau penyelesaian konflik dapat dilakukan dengan cara


mediasi, dialog, atau perjanjian damai untuk mengatasi ketegangan antara pihak
Nurdin Dg. Nombong beserta Kodam XIV Hasanuddin dengan para warga Bara
Barayya.

Dengan Memperlajari dampak dari konflik warga juga dapat melakukan


pengelolaan sumber daya alam terkait lingkungan dan infrastruktur daerah Bara
PAGE 1

Barayya. Hal ini dilakukan agar terciptanya inisiatif pemberdayaan ekonomi


untuk warga agar dapat memiliki sumber pendapatan.

Solusi ini bertujuan memberdayakan warga dan memperjuangkan hak-hak


atas tanah yang mereka duduki sehinggah membantu mereka kembali
mendapatkan hak mereka sesuai peraturan yang telah diatur didalam Undang
Undang No.39 Tahun 1999 diatur tentang : (1) Setiap orang diakui sebagai
manusia pribadi yang berhak menuntut dan memperoleh perlakuan serta
perlindungan yang samasesuai dengan martabat manusianya di depan hukum (2)
setiap orang berhak mendapatkan bantuan dan perlindungan yang adil dari
pengadilan yang objektif dan tidak berpihak dan didalam Undang Undang Nomor
51 tahun 1960 “Hak atas tempat tinggal.
PAGE 1

BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami lakukan adalah jenis penelitian kualitatif
dengan menggunakan pendekatan deskriptif, dengan meneliti fenomena yang
terjadi pada kasus sengketa tanah yang terjadi di daerah Bara Barayya, kecamatan
Makassar, kota Makassar, provinsi Sulawesi Selatan sejak tahun 2016 yang belum
terselesaikan sampai sekarang. Yang menjadi fokus penelitiannya mengenai
proses terjadinya kegiatan-kegiatan sosial yang melalui tahapan pra penelitian,
tahap penelitian, dan tahap akhir. Teknik pengumpulan data yang di lakukan
dengan mengobservasi sebuah data kemudian menyajikan data dan menarik
kesimpulan dari data yang di teliti yang selanjutnya hadir sebuah solusi terhadap
kasus yang terjadi.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi
Penelitian ini akan dilaksanakan di daerah Bara Barayya, Kec. Makassar,
Kota Makasssar, Prov. Sulawesi Selatan. Yang merupakan daerah terjadinya
konflik sengketa tanah antara pihak Kodan XIV Hasanuddin dan Nurdin Dg.
Nombong dengan warga Bara Barayya.
2. Waktu Peneelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai Oktober 2023 sampai berakhirnya
kegiatan perkuliahan pada semester pertama yang pelaksanaanya kurang lebih
selama tiga bulan.

3.3 Informan Penelitian


Yang menjadi informan penelitian adalah warga yang terkena dampak
sengketa tanah yang berada di Kawasan Bara Barayya, pihak Kodam XIV
Hasanuddin dan Nurdin Dg. Nombong. Kami melakukan penelitian dengan
menjadikan semua pihak sebagai informan karena setiap pandangan tokoh pasti
PAGE 1

berbeda-beda maka kami akan mengumpulkan data yang ada lalu menarik
kesimpulan yang dimana sesuai dengan konsep keadilan yang ada didalam
hukum.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
literature review yang merupakan Teknik pengumpulan data yang
mengidentifikasi jurnal ilmiah, buku, atau karya ilmiah lainnya, yang didalamnya
terdapat suatu sistem kepustakaan dengan mengumpulkan data melalui bahan
bacaan yang sesuai dengan konflik yang terjadi. Bahan Pustaka yang digunakan
bersumber dari sumber yang terpercaya dan memiliki status sebagai suatu karya
yang bersifat ilmiah agar dapat menjamin kebaharuan dan kualitas dari suatu
informasi yang disajikan.

3.5 Teknik Analisis Data


3.6 Penarikan Kesimpulan
PAGE 1

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan penunjang 4.500.000
2. Biaya Habis Pakai 1.329.000
3. Biaya perjalanan 1.150.000
4. Biaya lain-lain 750.000
Jumlah 7.729.000

4.2 Jadwal Kegiatan


No Jenis Kegiatan Bulan
1 2 3
1. Penetapan sasaran lokasi penelitian
2. Survei sasaran lokasi penelitian
3. Penyusunan rencana kegiatan
4. Persiapan keperluan penelitian
5. Pelaksanaan program berupa wawancara
6. Pengumpulan data penelitian
7. Pengolahan data wawancara dan observasi
8. Penarikan kesimpulan penelitian serta perumusan
rekomendasi
9. Penyelesaian laporan penelitian
10. Submit artikel hasil penelitian ke jurnal ilmiah
11. Presentasi hasil penelitian

Keterangan :
PAGE 1

Anda mungkin juga menyukai