Anda di halaman 1dari 3

Nama : Afifah Nur Cahyani

NIM : 20101010088

Film The Killing Fields menggambarkan cerita seorang jurnalis Amerika, Sydney
Schanberg dan jurnalis asal Kamboja, Dith Pran yang meliput situasi di Kamboja dari awal
masuknya Khmer Merah. Sampai akhirnya ia dipulangkan kembali ke negaranya, sedangkan
Pran, sama seperti rakyat Kamboja lainnya, ia dipaksa untuk meninggalkan Pnom Penh dan
tinggal di desa sebagai petani yang harus bekerja selama enam belas jam setiap harinya.

Selama berada dalam pengawasan Khmer Merah, Pran menyamar sebagai seorang
petani bodoh yang tidak pernah mengenyam pendidikan. Hal itu dilakukan karena Khmer
sangat memusuhi orang-orang berpendidikan dan tentaranya akan membunuh orang-orang
yang dulunya berprofesi sebagai dokter, guru, dsb.

Setelah beberapa kali gagal, Pran akhirnya berhasil melarikan diri. Ia berjalan kaki
beribu mil, sampai perbatasan Kamboja. Disana ia bertemu kembali dengan sahabatnya
Sydney.

Pol Pot sebagai satu-satunya penguasa di Kamboja saat itu mengaplikasikan pemikiran
komunisme, Marxisme-Leninisme. Dimana ia sangat tidak setuju dengan adanya masyarakat
tanpa kelas, tapi ia mengaplikasikannya secara ekstrim. Yaitu dengan memaksa rakyat yang
hidup di kota untuk di paksa bekerja sebagai petani, diberikan makanan yang sangat
sederhana, dan dihapus hak-hak individunya,

Pol Pot juga memusuhi orang-orang berpendidikan, orang-orang yang mempunyai


kekuasaan atau pengaruh, dan orang-orang yang dulunya bekerja sebagai staf Lon Nol.
Sehingga orang-orang dengan golongan ini langsung dibunuh. Rejim Pol Pot dinyatakan
bertanggung jawab terhadap meninggalnya dua juta jiwa rakyat Kamboja yang mati karena
penghilangan nyawa, beban kerja yang terlalu berat, kelaparan, dan tekanan yang terlalu
besar yang diberikan oleh Khmer Merah.

Dimasa Ini pula Kamboja hidup terkucilkan dari negara-negara lain. ia hanya
bekerjasma dengan Cina dan Swiss.

Bila kita ingin melihat dari konsep demokrasi, tidak satupun dari kebijakan Pol Pot
yang mengandung unsur demokrasi.
Definisi dari demokrasi dalam arti harfiahnya rakyat berkuasa, atau di sebut juga
dengan goverment by the people. Menurut International Commission of Jurists dalam
Konferensi di Bangkok, demokratis ialah suatu pemerintahan dimana hak dalam pembuatan
keputusan-keputusan politiknya dilakukan oleh rakyatnya melalui wakil-wakilnya yang
mereka pilih dan wakilnya bertanggung jawab kepada rakyat yang memilihnya.

Dan untuk mengadopsi konsep demokrasi di suatu pemerintahan, terdapat persyaratan


Rule of Law yang harus di jalanan oleh negara tersebut:

·Perlindungan konstitusional, dengan pengertian bahwa konstitusi juga mengatur


jaminan terhadap hak-hak individu, dan harus menentukan cara prosedural untuk
memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin tersebut.

 Badan kehakiman bersifat bebas dan tidak memihak


 Dilaksanakannya pemilihan umum yang bebas
 Rakyat diberikan kebebasan untuk berpendapat
 Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi
 Civil education (pemberian pendidikan kewarganegaraan).

Namun demokrasi saat ini telah mengalami perubahan. Tidak hanya mencakup dalam
aspek politik dan sistem pemerintahan saja, tapi juga aspek sosial, dan gaya hidup masyarakat
tertentu. Henry B. Mayo menjabarkan beberapa nilai yang mendasari demokrasi. Namun
tidak semua negara menganut nilai-nilai tersebut, karena hal ini juga bergantung pada
perkembangan sejarah dan budaya politik negara itu sendiri. Niilai-nilai demokrasi tersebut
adalah:

 Menggunakan cara damai dan melembaga untuk menyelesaikan setiap


perselisihan
 Menjamin perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang
berubah
 Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur
 meminimum-kan penggunaan kekerasan
 menerima keanekaragaman
 Menjamin ditegakkannya keadilan
Kesimpulannya, semua kebijakan yang dilakukan oleh Khmer Merah di bawah
kekuasaan Pol Pot, semuanya adalah hal yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai
demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai