Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sudah merupakan suatu hal tidak perlu diragukan lagi bahwasanya
bahasa Arab adalah merupakan bahasa yang harus dimiliki oleh setiap orang
yang ingin mempelajari ajaran agama islam dari sumber aslinya. Hal ini karena
sumber dari seluruh ajaran agama islam adalah tertulis dalam bahasa Arab .Begitu
pentingnya bahasa Arab, sehingga selain sebagai suatu bahasa yang digunakan
oleh negara-negara Arab, bahasa Arab juga secara resmi di pakai oleh konfrensi
Negara-negara Islam (OKI), Ole karena itu, sudah sepatutnya bagi setiap muslim
untuk mempelajari dan menguasai ilmu-ilmu yang berkaita dengan bahasa Arab.
Tentunya pemahaman terhadap bentuk ataupun perubahan kata dalam bahasa arab
sangat penting agar terhindar dari kesalahpahaman dalam memaknai bahasa arab itu
sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian fi’il tsulasi mujarrod ?
2. Apa pengertian fi’il tsulasi mazid ?
3. Bagaimana perubahan fi’il tsulasi mujarrod ila fiil tsulasi mazid ?
4. Bagaimana bentuk dan faidah masing-masing wazan dari fiil tsulasi mazid bi
harfi?
5. Bagaimana cara membuat fiil amr dari fi’il tsulasi mazid bi harfin ?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Fi’il Tsulasi Mujarrod

Mujarrod yaitu semua kalimat yang hurufnya itu asli tidak ada tambahan-tambahan
dan tidak hilang saat di tasrif.jadi fi’il tsulasi mujarrod adalah fi’il yang terdiri dari tiga
huruf asal dan tidak mendapatkan tambahan.

Wajan dari fi’il tsulasi mujarrod terdiri dari 6 macam,yaitu dapat di lihat pada gambar
di bawah ini :

2. Pengertian fi’il tsulasi mazid

Fi’il tsulasi mazid yaitufiil yang asalnya terdiri dari 3huruf asal dan mendapat
tambahan 1,2 atau 3 huruf. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Ada yang ditambah satu huruf, seperti ‫( َأْفَعَل‬dengan ditambahi huruf Hamzah’ didepan
Fa’ Fi’il). ‫( َفاَع َل‬ada tambahan Alif diantara Fa’ Fi’il dan ‘Ain Fi’il). ‫( َفَّع َل‬ada tambahan
‘Ain, menjadi double ‘Ain). Maka disebut Fi’il Tsulatsi Mazid Ruba’i
2) Ada yang ditambah dua huruf, seperti ‫( َتَفاَع َل‬tambahan Ta’ sebelum Fa’ Fi’il dan Alif
diantara Fa’ Fi’il dan ‘Ain Fi’il). ‫( اْنَفَعَل‬tambahan Alif dan Nun sebelum Fa’ Fi’il). ‫َتَفَّع َل‬
(tambahan Ta’ sebelum Fa’ Fi’il dan Double ‘Ain). ‫( اْفَتَعَل‬tambahan Alif sebelum Fa’
Fi’il dan Ta’ diantara Fa’ Fi’il dan ‘Ain Fi’il). ‫( اْفَع َّل‬tambahan Alif sebelum Fa’ Fi’il
dan Double Lam). Maka disebut Fi’il Tsulatsi Mazid Khumasi.
3) Ada yang ditambah hingga tiga huruf, seperti: ‫( اْسَتْفَعَل‬ditambah Alif, Sin dan Ta’
sebelum Fa’ Fi’il). ‫( اْفَع اَّل‬ditambah Alif sebelum Fa’ Fi’il, Alif sebelum ‘Ain Fi’il dan
Double Lam). ‫( اْفَع ْو َع َل‬ditambah Alif sebelum Fa’ Fi’il, Wau sebelum ‘Ain Fiil dan
‫‪ (tambahan Alif sebelum Fa’ Fi’il, Dua Wau sebelum‬اْفَعَّوَل ‪‘Ain sebelum Lam Fi’il)..‬‬
‫‪Lam Fi’il). Maka disebut Fi’il Tsulatsi Mazid Sudasi.‬‬

‫‪Untuk lebih mudahnya kita lihat wazan-wazan tabel berikut:‬‬

‫‪WAZAN‬‬ ‫‪MAUZUN‬‬
‫َأ ْف َع َل ُي ْف ُل ْف َع ًال‬ ‫َأ ْك َر ُي ْك ْك ًا‬
‫ِع إ ا‬ ‫م ِر م إ رام‬
‫َف ّع َل ُي َف ُل َتْف ًال‬ ‫َف َّر َح ُي َف ُح َتْف ًا‬
‫ِّع عي‬ ‫ِّر ِر يح‬
‫َف َع َل ُي َف ُل ُم َف َع َلًة َع ًال ْيَع ًال‬ ‫َق َت َل ُي َق ُل ُم َق َتَلًة َت ًال ْي َت ًال‬
‫ا وِف ا وِف ا‬ ‫اِع‬ ‫ا‬ ‫ا وِق ا وِق ا‬ ‫اِت‬ ‫ا‬
‫ْنَف َع َل َي ْنَف ُل ْن َع ًال‬ ‫ْن َك َس َر َي ْن َك ُر ْن َس َر ًا‬
‫ِع ا ِف ا‬ ‫ا‬ ‫ِس ا ِك ا‬ ‫ا‬
‫ْف َت َع َل َي ْف َت ُل ْف َع ًال‬ ‫ْج َت َم َع َيْج َت ُع ْج َم َع ًا‬
‫ِع ا ِت ا‬ ‫ا‬ ‫ِم ا ِت ا‬ ‫ا‬
‫ْف َع َّل َي ْف َع ُّل ْف َع ًال‬ ‫ْح َم َّر َيْح َم ُّر ْح َر َر ًا‬
‫ا ال‬ ‫ا‬ ‫ا ِم ا‬ ‫ا‬
‫َتَف َّع َل َي َتَف َّع ُل ُّع ًال‬ ‫َتَك َّل َم َي َت َك َّل ُم َتَك ُّل َم ًا‬
‫تف‬
‫َتَف َع َل َي َتَف َع َتَف ُع ًال‬ ‫َت َب َع َد َي َت َب َع ُد َت َب ُع َد ًا‬
‫ا ل ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬
‫ْس ْف َع ًال‬ ‫َتْف‬ ‫َتْف‬ ‫ْس َتْخ َر َج َي ْس َتْخ ُج ْس ْخ َر َج ًا‬
‫اْس َع َل َي ْس ِع ل ا ِت ا‬ ‫ِر ا ِت ا‬ ‫ا‬
‫ْف َعْو َع َل َي ْف َعْو َع ُل ْف ْيَع ًال‬ ‫ْع َش ْو َش َب َي ْع َش ْو َش ُب ْع ْي َش َب ًا‬
‫ا ِع ا‬ ‫ا‬ ‫ا ِش ا‬ ‫ا‬
‫ْف َع َّو َل َي ْف َع َّو ُل ْف ُع َّو ًال‬ ‫َج َل َّو ّذ َيْج َل َّو ُذ ْج َل َّو ًا‬
‫ا ا‬ ‫ا‬ ‫ا اذ‬ ‫ا‬
‫ْف َع َّل َي ْف َع ُّل ْف ْيَع ًال‬ ‫ْح َم َّر َيْح َم ُّر ْح َر َر ًا‬
‫ا ا ِع ا‬ ‫ا ا‬ ‫ا ا ِم ي ا‬ ‫ا ا‬

‫‪3. Wazan-wazan fiil tsulasi mazid bi harfin beserta faidah-faidahnya‬‬

‫‪Pada kesempatan ini ,kami tidak akan menjelaskan semua wajan fi’il tsulasi mzjid.Kami akan‬‬
‫‪membahas fi’il tsulasi majid bi harfi yang wajannya sebagai berikut :‬‬

‫‪WAZAN‬‬
‫َأ ْف َع َل ُي ْف ُل ْف َع ًال‬
‫ِع إ ا‬
‫َف ّع َل ُي َف ُل َتْف ًال‬
‫ِّع عي‬
‫َف َع َل ُي َف ُل ُم َف َع َلًة َع ًال ْيَع ًال‬
‫ا وِف ا وِف ا‬ ‫اِع‬ ‫ا‬
Wazan diatas memiliki faidah –faidah tersendiri yang menunjukan makna yang berbeda-
beda sesuai dengan wajan digunakan,diantara faidah tersebut sebagai berikut :

A. WAZAN AF’ALA

Tambahan hamzah qotho’ di awal kalimah:


a) LIT-TA’DIYAH (memuta’addikan fi’il lazim), contoh:

‫أكرمت زيدا‬

AKROMTU ZAIDAN = aku menghormati zaid.

b) LID-DUKHUULI FISY-SYAI’ (masuk pada sesuatu), contoh:

‫أمسى املسافر‬

AMSA AL-MUSAAFIRU = Musafir itu/seorang yg dalam perjalanan itu sudah


masuk sore.

c) LI QASHDIL-MAKAAN (hendak ke suatu tempat), contoh:

‫أحجز زيدن‬

AHJAZA ZAIDUN = Zaid hendak ke Hijaz

‫أعرق زيدن‬

A’ROQO ZAIDUN = Zaid hendak ke Iraq

d) LI WUJUUDI MAA USYTUQQA MINHU AL-FI’LU FIL-FAA’IL


untuk menunjukkan adanya suatu barang pada Fa’il, yg mana fi’ilnya dimusytaq dari
nama berang tersebut, contoh:

‫أثمر الطلح‬

ATSMARO ATH-THOLHU = pohon itu telah berbuah

‫أورق الشجر‬

AWROQO ASY-SYAJARU = pohon itu telah berdaun

e) LIL MUBAALAGHOH (mempersangat/melebihkan), contoh:


‫أشغلت عمرا‬

ASYGHOLTU ‘AMRON = aku menyibukkan ‘Amar, yakni aku menjadikannya lebih


sibuk.

f) LI WIJDAANI SY-SYAI’ FI SIFATIN

(merasakan adanya sesuatu di dalam suatu sifat), contoh:

‫أعظمت زيدا‬

A’ZHOMTU ZAIDAN = aku mendapati zaid seorang yg agung.

‫أحمدت زيدا‬

AHMADTU ZAIDAH = aku mendapati zaid seorang yg terpuji

g) LISH-SHAIRUURAH (menjadi), contoh:

‫أقفر البلد‬

AQFARA AL-BALADU = Negeri itu menjadi gersang

h) LIT-TA’RIIDH (menampakkan/memajang), contoh:

‫أباع الثوب‬

ABAA’A ATS-TSAUBA = aku memajang baju untuk dijual.


sekitar sejam yang lalu

i) LIS-SALBI (menanggalkan), contoh:

‫أشفى املريض‬

ASYFAA AL-MARIIDHU = orang sakit itu telah hilang kesembuhannya

j) LIL-HAINUUNAH (tiba masanya), contoh:

‫أحصد الزرع‬

AHSHODA AZ-ZAR’U = tanaman itu sudah waktunya panen.


B. WAZAN FAA’ALA

Fi’il tsulatsi mujarrad dipindah ke wazan FAA’ALA (menambah alif setelah fa’
fi’il) mempunyai 4 faidah/kegunaan:

a) LI MUSYARAKAH BAINA ITSNAINI / persekutuan (interaksi) antara dua


orang.

Contoh:

‫ضارب زيد عمرا‬

DHAARABA ZAIDUN ‘AMRAN “Zaid saling pukul pada ‘Amar”

(yakni salah-satunya melakukan pekerjaan yg dilakukan oleh yg lainnya,


sehingga masing-masih dari kedua orang menjadi subjek dan objek).

b) LI MA’NAA FA’-‘ALA “LITTAKTSIIR” /bermakna wazan fa”ala untuk


memberbanyak.

Contoh:

‫ضاعف هللا‬

DHAA’AFALLAAHU “Allah melipat gandakan”

(yakni, satu arti dengan DHA’-‘AFA “melipatkan”)

c) LI MA’NAA AF’ALA “LITTA’DIYAH”

Bermakna wazan af’ala untuk memuta’addikan fiil lazim.

Contoh:

‫عافاك هللا‬

‘AAFAA KA-LLAAHU “semoga Allah menyembuhkan kamu”.

(yakni, se arti dengan A’FAA KA “menyembuhkan/menyehatkan kamu”)

d) LI MA’NAA FA’ALA MUJARROD.Bermakna fa’ala (fi’il mujarrad)

Contoh:

‫سافر زيد‬

SAAFARA ZAIDUN “zaid bepergian”


‫قاتله هللا‬

QOOTALA HU-LLAAHU “semoga Allah membinasakannya”

‫بارك هللا فيك‬

BAAROKA-LLAAHU FIIK “semoga Allah memberkahimu”.

C. WAZAN FA’’ALA ( ‫)َفَّعَل‬

Fi’il tsulatsi mujarrad dipindah ke wazan fa’-‘ala (dobel ‘ain) mempunyai 5


faidah/kegunaan:

a) LIT-TA’DIYAH /memuta’addikan fi’il lazim.


Contoh:
‫َفَّر َح زيد عمرا‬
FARROHA ZAIDUN ‘AMRON “Zaid MENGGEMBIRAKAN ‘Amar”.
(bentuk asal fi’il lazim FAROHA = gembira)
b) LIT-TAKTSIR /menunjukkan memperbanyak.
Contoh :
‫قطع زيد الحبل‬
QOTHTHO’A ZAIDUN AL-HABLA “Zaid memotong-motong tali”
(menjadiakannya banyak potongan.
Bentuk asal fi’il QOTHO’A=memotong 1 potongan)
c) LIN-NISBAH /menisbatkan maf’uul (objek) pada bentuk asal fi’il.
Contoh:
‫كفر زيد عمرا‬
KAFFARO ZAIDUN ‘AMRON “Zaid mengkafirkan ‘Amar”
(menisbatkannya pada bentuk asal fiil KAFARO=kafir)
d) LI SALBI /membuang bentuk asal fi’il dari objeknya (maf’ulnya)
Contoh:
‫ان‬gggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg‫د الرم‬gggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg‫ر زي‬gggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg‫قش‬
QOSYSYARO ZAIDU AR-RUMMAANA “zaid menguliti buah delima”
(yakni membuang kulitnya, bentuk asal fi’il QOSYIRO=berkulit)
e) LI ITTIKHAD LIL-FI’LI MINAL-ISMI /menjadikan fi’il dari isim.
Contoh:
‫خيم القوم‬
KHOYYAMA AL-QOUMU “Kaum itu berkemah”
(yakni, mereka mendirikan dan tinggal di kemah, asal bentuknya kalimah isim yaitu
KHIYAAM=kemah)
k)

4. Cara Membuat Fiil Amr Dari Fiil Tsulasi Mazid Bi Harfin


a) Pada wazan FA’’ALA dan FAA’ALA dengan membuang huruf mudhoro’ah
kemudian disukun huruf di akhir bina’. Fiil amr yang terbentuk dari dua wazan ini
terdiri dari bina’ shohih,mitsal,mahmuz,dan ajwaf.
b) Pada wazan AF’ALA dengan menambahkan hamzah washol berharokat fathah di
awal kalimat setelah membuang huruf mudhoro’ah kemudian huruf akhirnya
disukun. Fiil-fiil ini terdiri dari bina’ shohih,mitsal dan mahmuz. Contoh:.
Begitupula yang dari bina’ ajwaf, hanya saja huruf illat dari bina’ ajwaf juga harus
dibuang.
c) Untuk fiil mu’tal akhir ( seperti bina’ naqis dan lafif ) pada wazan FA’’ALA dan
FAA’ALA, maka cara membuat fiil amrnya yaitu dengan membuang huruf
mudhoro’ah serta membuang huruf illatnya. Contoh:. Sedangkan untuk wazan
AF’ALA dengan cara menambah hamzah washol yang difathah setelah
membuang huruf muddhoro’ah, kemudian membuang huruf illat.
d) Fiil yang terdiri dari bina’ mudho’af yang mengikuti wazan FA’’ALA dengan
cara membuang huruf mudhoro’ah kemudian disukun huruf akhirnya. Contoh:.
Untuk wazan FAA’ALA dengan cara membuang huruf mudhoro’ah kemudian
huruf akhirnya dikasroh. Contoh:. Untuk wazan AF’ALA menambahkan hamzah
washol yang berharokat fathah di awal kalimah setelah membuang huruf
mudhoro’ah. Contoh:

Anda mungkin juga menyukai