Anda di halaman 1dari 13

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Prinsip Kerja Automated Guided Vehicle


Automated Guided Vehicle (AGV) merupakan salah satu contoh
autonomous robot yang ada di industri. AGV sering digunakan pada proses
material handling khusunya pada industri manufaktur. AGV menggantikan
sistem konvensional yang sebelumnya dilakukan secara manual pada
industri modern. Dibandingkan dengan penggunaan forklift, dalam
kegiatan material handling, AGV mempunyai keunggulan antara lain
tingkat akurasi posisi tinggi, waktu operasi yang lebih lama, biaya
operasional dan perawatan yang rendah, serta tingkat keamanan yang
tinggi.
AGV merupakan sebuah robot yang berkeja secara autonomous,
yaitu dapat berpindah dan melakukan beberapa macam perkerjaan tanpa
adanya intervensi dari manusia. Pergerakan AGV dikendalikan oleh sistem
navigasi yang memproses informasi serta pengetahuan yang didapat dari
hasil pembacaan sensor. AGV melakukan beberapa urutan langkah untuk
dapat melakukan pergerakan. Pertama, robot mengesktraksi informasi
lingkungan dari pembacaan sensor (perception). Selanjutnya, informasi
yang didapat, pada proses perception, digunakan sebagai masukan
algoritma untuk mengidentifikasi lokasi robot (localization). Setelah
estimasi lokasi terkini robot diketahui, selanjutnya dibandingkan dengan
dengan target lokasi untuk menentukan aksi selanjutnya. Robot
mengeksekusi pergerakan dan melakukan navigasi menuju ke lokasi akhir
(movement control).
Sistem AGV terdiri dari sistem penggerak AGV (motor DC) dan
sistem elektronik. Salah satau bagian dari sistem elektronik AGV adalah
sistem navigasi. Sistem navigasi terdiri dari beberapa perangkat yaitu,
sensor garis, perangkat pembaca RFID dan rotary encoder. Sensor garis
tersusun dari sejumlah LED dan sensor photodioda yang dapat digunakan
untuk mendeteksi garis pada lintasan robot dan menghitung nilai error
posisi sebagai masukan untuk algoritma susur garis. Perangkat pembaca
RFID dipasang untuk membaca kartu RFID yang diletakkan pada dasar
lintasan untuk mendapatkan informasi lokasi. Sedangkan rotary encoder
dapat digunakan untuk menghitung kecepatan serta jarak tempuh
(odometry) AGV. Seluruh proses pengembangan dan pengujian dilakukan
di laboratorium. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian fungsionalitas
setiap komponen penyusun AGV. Hasil pengujian diharapkan dapat
melihat kesesuaian fungsi setiap komponen dan potensi sistem AGV untuk
digunakan pada implementasi berbagai algoritma pengendalian dan
navigasi.
2.2 Komponen AGV Dengan Kontrol Berbasis Arduino Mega
Automated guided vehicle menggunakan komponen-komponen sebagai
berikut
a. Motor servo

Motor servo merupakan perangkat atau aktuator putar


(motor) yang dirancang dengan sistem kontrol feedback loop
tertutup (close loop), sehingga dapat memastikan dan menentukan
posisi sudut dari poros output motor.
b. Frame atau Rangka
Sasis merupakan rangka yang memiliki fungsi sebagai
penopang bodi dan komponen pendukung lainya. Sasis ini
biasanya terbuat dari besi atau baja dengan komposit tertentu.
Dalam pembuatan AGV, sasis yang sering digunakan adalah sasis

monokok. Karena bentuk tersebut melindungi ruang kerja mesin


pada AGV.

c. Body

Body merupakan bagian dari AGV yang dibentuk


sedemikian rupa atau mengikuti bentuk frame, pada umunya
terbuat dari plat logam (Steel Plate) yang tebalnya antar 0,6mm-
0,9mm. Tetapi pada beberapa rancang bangun yang telah
direalisasikan tidak sedikit pula yang menggunakan bahan fiber.
Hal ini bertujuan karena bahan fiber lebih ringan, lebih mudah
dibentuk dan harganya lebih murah.
d. Baterai

Baterai atau aki, atau bisa juga accu adalah sebuah sel
listrik dimana di dalamnya berlangsung proses elektrokimia yang
reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi.
e. Sensor garis
Sensor garis digunakan untuk membaca lintasan yang
berupa sebuah garis hitam dengan alas putih. Tujuan dari
perancangan dan analisis posisi sensor garis pada robot
management sampah adalah untuk membandingkan performansi

robot tersebut.
f. Sensor berat
Sensor berat
merupakan sebuah
alat uji yang terbuat
dari perangkat listrik
yang berfungsi untuk mengubah suatu energi menjadi energi yang
dapat mengubah gaya menjadi gaya listrik. Load cell dikenal
sebagai pengukuran force yang berfungsi sebagai pengukuran
berat.

g. Bracket motor
Brackert merupakan salah satu komponen struktur yang
berfungsi penting menopang dan menambah kekuatan pada
sambungan antar konstruksi. Bracket dipasang dengan cara dilas
atau menggunakan elemen penguat seperti baut, mur, pada
konstruksi yang membutuhkan penguatan lebih.

h. Roda motor
Roda motor berfungsi untuk menggerakan AGV
(Autometed Guide Vehicle) dan terhubung ke motor listrik, bahan
yang digunakan yaitu terbuat dari karet karena agar mencegah
selip.

i. Pegas motor
Berfungsi sebagai peredam getaran yang ada pada AGV.

j. Controller Arduino Mega


Menurut website resmi Arduino, Arduino merupakan
sebuah perangkat elektronik yang bersifat open source dan sering
digunakan untuk merancang dan membuat perangkat elektronik
serta software yang mudah untuk digunakan. Arduino Mega adalah
salah satu development kit mikrocontroler dari AGV (Autometed
Guide Vehicle).

k. Bracket controller
Bracket controller ini dimaksudkan untuk manopang atau
sebagai tempat controller itu diletakan. Sehingga controller dapat
mudah terjangkau dalam penggunaannya. Bracket ini dapat terletak
pada bagian body langsung maupun terpisah.

l. Poros pengait

Poros pengait difungsikan sebagai alat pengait dari trolley


agar trolley dapat bergerak mengikuti pergerakan AGV.
m. Kabel Jumper

Kabel jumper merupakan kabel elektrik yang mempunyai


pin konektor di setiap ujungnya dan memungkinkan untuk
menghubungkan dua komponen yang melibatkan Arduino tanpa
memerlukan solder. Intinya, kegunaan kabel jumper ini digunakan
sebagai konduktor listrik untuk menyambungkan rangkaian listrik.
n. Elemen pengikat

Elemen pengikat adalah alat atau sarana untuk mengikat


benda-benda, seperti : baut, sekrup, mur, pasak, ring, kunci, batang
baut (stud), ring pembentuk, paku keling dan lain lain.

2.3 Pertimbangan Daya Motor dan Media Jalan yang Digunakan AGV
2.3.1 Kontrol Kecepatan Motor PWM (Pulse Widht Modulation)
PWM (Pulse Width Modulation) adalah salah satu teknik
modulasi dengan mengubah lebar pulsa (duty cylce) dengan nilai
amplitudo dan frekuensi yang tetap. Satu siklus pulsa merupakan
kondisi high kemudian berada di zona transisi ke kondisi low.
Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli
yang belum termodulasi. Duty Cycle merupakan representasi dari
kondisi logika high dalam suatu periode sinyal dan di nyatakan
dalam bentuk (%) dengan range 0% sampai 100%, sebagai contoh
jika sinyal berada dalam kondisi high terus menerus artinya
memiliki duty cycle sebesar 100%. Jika waktu sinyal keadaan high
sama dengan keadaan low maka sinyal mempunyai duty cycle
sebesar 50%.
Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitude dan
frekuensi dasar yang tetap, namun memiliki lebar pulsa yang
bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitude
sinyal asli yang belum termodulasi. Artinya, sinyal PWM memiliki
frekuensi gelombang yang tetap namun duty cycle bervariasi antara
0% hingga 100%.
PWM merupakan salah satu teknik untuk mendapatkan
sinyalanalog dari sebuah piranti digital. Sebenarnya sinyal PWM
dapat dibangkitkan dengan banyak cara, secara analog
menggunakan IC op-amp atau secara digital.
Secara analog setiap perubahan PWM-nya sangat halus,
sedangkan secara digital setiap perubahan PWM dipengaruhi oleh
resolusi PWM itu sendiri. Resolusi adalah jumlah variasi
perubahan nilai dalam PWM tersebut. Misalkan suatu PWM
memiliki resolusi 8 bit, berarti PWM ini memiliki variasi
perubahan nilai sebanyak 256 variasi mulai dari 0 –225 perubahan
nilai yang mewakili duty cycle 0% –100% dari keluaran PWM
tersebut.
2.3.2 Torsi Motor
Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan
kerja, jadi torsi adalah suatu energi. Besaran torsi adalah besaran
turunan yang biasa digunakan untuk menghitung energi yang
dihasilkan dari benda yang berputar pada porosnya. Adapun
perumusan dari torsi adalah sebagai berikut. Apabila suatu benda
berputar dan mempunyai besar gaya sentrifugal sebesar F, benda
berputar pada porosnyadengan jari-jari sebesar b, dengan data
tersebut torsinya adalah:
τ = F . r (N.m)........................(1)
dimana:
τ : Torsi (N.m)
F : Gaya Sentrifugal Benda Yang Berputar (N)
r : Jarak Benda Ke Pusat Torsi (m)

gambar hubungan antara torsi, gaya, dan jarak.


2.3.3 Daya Motor
Daya pada mesin kendaraan bermotor adalah tenaga yang
di hasilkan mesin tersebut. Daya ini di hasilkan oleh Torsi dan
Kecepatan Sudut, dalam rumus:
P = τ . ω ............................(2)
dimana :
τ = torsi beban (Nm)
P = daya (watt)
ω = kecepatan motor (rad/s)
Jika diketahui bukan Kecepatan Sudut, melainkan
Kecepatan Putaran (RPM), maka rumusnya menjadi:
𝑃= 𝑐𝜔2𝜋/60000...................................(3)
Dimana satuan yang digunakan adalah:
P: daya dalam kilowatt (kW)
τ : torsi dalam newton meter (Nm)
ω : kecepatan sudut dalam Revolution Per Minutes (RPM)
Daya yang didapat pada rumus diatas masih dalam satuan
kWatt, untuk mengubah ke satuan hp (horsepower), gunakan rumus
berikut Dimana satuan yang digunakan adalah:
𝑃= 𝑐𝜔2𝜋/33000..............................(4)
P : daya dalam horsepower (hp)
τ : torsi dalam pound feet (lbf.ft)
ω: kecepatan sudut dalam Revolution Per Minutes (RPM)
Lalu, Kecepatan Linier di dapat melalui Kecepatan Sudut
pada sprocket, dengan rumus berikut:
V = ω . r...........................(5)
Keterangan
V : Kecepatan linier (m/s)
ω : Kecepatan sudut (rad /s)
r : Jari-jari roda (m)
Karena Rumus diatas masih menggunakan kecepatan sudut
(rad/s), maka untuk mengubah kecepatan putaran (RPM) menjadi
kecepatan sudut (rad/s) gunakan rumus persamaan berikut:
𝜔= 2𝜋𝑁/60...........................(6)
ω: Kecepatan sudut (rad /s)
N: Kecepatan Putaran Per Menit ( RPM )
Hubungan Torsi, Daya dan Kecepatan Jika kita memerlukan
suatu Motor listrik yang memiliki Tenaga putar lebih kuat, maka
biasanya kita akan memilih Motor listrik dengan Daya yang besar,
selain itu Kecepatan Putaran Motor listrik juga berpengaruh
terhadap besar kecilnya tenaga putar (Torsi) yang dihasilkan,
semakin besar Rpm maka akan semakin kecil tenaga (torsi).
1. Hubungan antara Daya dan Torsi pada motor listrik
(berbanding lurus)
 Semakin Besar Daya motor, maka semakin besar Torsi
(tenaga)
 Semakin Kecil Daya motor, maka semakin Kecil Torsi
(tenaga)
2. Hubungan antara Kecepatan (Rpm) dan Torsi pada motor
listrik (berbanding terbalik)
 Semakin Besar Rpm motor, maka semakin kecil Torsi
(tenaga)
 Semakin Kecil Rpm motor, maka semakin besar Torsi
(tenaga).

Rumus menghitung Torsi Kecepatan dan Daya

𝑃=𝑇.𝑁/5252........................(7)

𝑇=(5252.𝑃)/𝑁......................(8)

𝑁=(5252.𝑃)/𝑇......................(9)

P: Daya dalam satuan HP (Horse Power)

T: Torsi (Nm)

N: Jumlah putaran per-menit (RPM) 5252 adalah nilai


ketetapan (Konstanta) untuk daya motor dalam satuan HP.

 Shaft (poros)
Shaft (poros) adalah elemen mesin yang digunakan
untuk mentransmisikan daya dari satu tempat ke tempat
lainnya. Daya tersebut dihasilkan oleh gaya tangensial dan
momen torsi yang hasil akhirnya adalah daya tersebut akan
ditransmisikan kepada elemen lain yang berhubungan
denganporos tersebut. Poros juga merupakan suatu bagian
stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat
dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear),
pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah
lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban
tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja
sendiri-sendiriatau berupa gabungan satu dengan lainnya.
 Jenis-jenis Poros Berdasarkan Pembebanannya
1. Poros transmisi (transmission shafts)
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft.
Shaft akan mengalami beban puntir berulang, beban lentur
secara bergantian ataupun kedua-duanya. Pada shaft, daya
dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley, sprocket
rantai, dll.
2. Poros Gandar
Poros gandar merupakan poros yang dipasang
diantara roda-roda kereta barang. Poros gandar tidak
menerima beban puntir dan hanya mendapat beban lentur.
3. Poros spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang
relatip pendek, misalnya pada poros utama mesin perkakas
dimana beban utamanya berupa beban puntiran. Selain
beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur
(axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektip
apabila deformasi yangpengerasan kulit (case hardening)
sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya
adalah baja khrom nikel, baja khrom nikel molebdenum,
baja khrom, baja khrom vanadium, dll. Sekalipun demikian,
baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya
hanya karena putaran tinggi dan pembebanan yang berat
saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat sehingga
akan diperoleh kekuatan yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai