Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PT. NISSHINBO INDONESIA


Jl. Raya Nanjung No. 103 Telp./Fax (022) 6674531 Bandung
Email : info@gistexgroup.com

Disusun oleh :

Ghian Yolan Prayoga 212210154


Keisha Adelia Vasya 212210158
Muhammad Muzakki Rafael T 212210196
Noviena Amanda 212210166

KOMPETENSI KEAHLIAN : KIMIA TEKSTIL

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS PENDIDIKAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 7 BANDUNG
Kompetensi Keahlian : Kimia Industri, Kimia Tekstil Analisis Pengujian
Laboratorium Dan Farmasi
Jl. Soekarno-Hatta No. 596, Bandung 40286
Telp/Fax. (022)7563077/(022)7503853
Web : www.smkn7bandung.sch.id E-mail : info@smkn7bandung.sch.id
LEMBAR PENGESAHAN DARI INSTASI /PERUSAHAAN

Pembimbing I Pembimbing II

Bpk. Daniel Charles K Bpk. Dede Kusnandar

NIP : 9903240094 NIP : -

Pemimpin Instansi/Industri

Bpk. Aries Widyantoro

NIP :

PT. NISSHINBO INDONESIA 1


LEMBAR PENGESAHAN DARI PIHAK SEKOLAH
SMK NEGERI 7 BANDUNG

Menyetujui :

Ketua Paket Keahlian Pembimbing

Elis Mulyati, AT, M.M. Nita Apriliyani G. S. ST


NIP. 197504082007012008 NIP. 199204212022212014

Mengetahui :

Ketua Kompetensi Keahlian Waka Bidang Hubin

Dra. Rini Ambarwati,M.Ds. Nurul Nazmi, S.Si, M.P .Kim


NIP. 196504241998022002 NIP. 197011022000122002

PT. NISSHINBO INDONESIA 2


IDENTITAS SISWA

Nama siswa : Ghian Yolan Prayoga


Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 24 Maret 2007

Jenis kelamin : Laki laki

NISN : 0063781783

Kompetensi Keahlian : Kimia Tekstil

Golongan darah : O

Catatan Kesehatan : Baik

Alamat siswa : Kp. Sayuran RT. 09 RW. 09 Kec. Dayeuhkolot Kab.


Bandung

Nama Orangtua : Boyo

Alamat Orang tua : Kp. Sayuran RT. 09 RW. 09 Kec. Dayeuhkolot Kab.
Bandung
No Telp. / HP : 089652235231

Bandung, 28 Juni 2023

Ghian Yolan Prayoga


NISN: 0063781783

PT. NISSHINBO INDONESIA 3


IDENTITAS SISWA

Nama siswa : Keisha Adelia Vasya


Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 21 Juni 2006

Jenis kelamin : Perempuan

NISN : 3066632744

Kompetensi Keahlian : Kimia Tekstil

Golongan darah : O

Catatan Kesehatan : Baik

Alamat siswa : Komp. Soreang Indah Blok. Z No. 39 RT. 07


RW. 15 Kec. Soreang Kab. Bandung

Nama Orangtua : Neulis E. Rohaeni

Alamat Orang tua : Komp. Soreang Indah Blok. Z No. 39 RT. 07


RW. 15 Kec. Soreang Kab. Bandung

No Telp. / HP : 081320359081

Bandung, 28 Juni 2023

Keisha Adelia Vasya


NISN: 0045684674

PT. NISSHINBO INDONESIA 4


IDENTITAS SISWA

Nama siswa : Muhammad Muzakki Rafael Transiyanto

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 18 Mei 2005

Jenis kelamin : Laki laki

NISN : 0053268798

Kompetensi Keahlian : Kimia Tekstil

Golongan darah : -

Catatan Kesehatan : Baik

Komp. Griya Permata Asri Blok. C5 No. 5 RT.


Alamat siswa :
03 RW. 15 Kec. Bojong Soang Kab. Bandung

Nama Orangtua : Nanang Transiyanto

Komp. Griya Permata Asri Blok. C5 No. 5 RT.


Alamat Orang tua :
03 RW. 15 Kec. Bojong Soang Kab. Bandung
No Telp. / HP : 08882341344

Bandung, 28 Juni 2023

M. Muzakki Rafael T
NISN: 0078821908

PT. NISSHINBO INDONESIA 5


IDENTITAS SISWA

Nama siswa : Noviena Amanda


Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 31 Mei 2005

Jenis kelamin : Perempuan

NISN : 0056193169

Kompetensi Keahlian : Kimia Tekstil

Golongan darah : B

Catatan Kesehatan : Baik


Jln. Kopo Cirangrang RT. 05 RW. 04 Kel.
Alamat siswa :
Cirangrang Kec. Babakan Ciparay

Nama Orangtua : Nana Suryana

Jln. Kopo Cirangrang RT. 05 RW. 04 Kel.


Alamat Orang tua :
Cirangrang Kec. Babakan Ciparay

No Telp. / HP : 088222234391

Bandung, 28 Juni 2023

Noviena Amanda
NISN: 0056193169

PT. NISSHINBO INDONESIA 6


IDENTITAS INSTANSI/DUNIA USAHA/DUNIA KERJA

Instansi/Perusahaan : PT. NISSHINBO INDONESIA

Alamat Jl. Raya Nanjung Utama, Kec. Cimahi Selatan,


:
Kota Cimahi, Jawa Barat 40533

No Telp : (022) 6674531

Bidang usaha/Produk yang Kain Cotton dan Polyester untuk bahan seragam,
:
dihasilkan kemeja dan casual

Kompetensi yang diberikan


: Aksesoris Kain, dan Packing Kain
kepada siswa

Nama Pimpinan Instansi/


: Bpk. Aries Widyantoro
Perusahaan

Nama Pembimbing Bpk. Daniel Charles K


:
Instansi/Perusahaan Bpk. Dede Kusnandar

Bandung, 28 Juni 2023

Pemimpin
Instansi/Perusahaan

PT. NISSHINBO INDONESIA 7


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktik Kerja Lapangan di PT. Nisshinbo Indonesia ini dengan baik. Dengan
diadakan praktek kerja lapangan Semoga dapat memberikan ilmu yang berharga
sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja.
Laporan praktek kerja lapangan ini berisi tentang pelaksanaan kegiatan
praktek dan hasil kerja praktek yang telah kami laksanakan di PT. Nisshinbo
Indonesia. Praktek kerja lapangan ini kami laksanakan mulai tanggal 3 April 2023
sampai 28 Juni 2023.
Terselesaikannya dan terlaksananya kegiatan PKL ini tidak terlepas dari
adanya bimbingan, pengarahan, dan bantuan bantuan dari berbagai pihak yang
berkaitan erat serta terlibat. Oleh sebab itu, kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
ini, karena tanpa dukungan dan bantuan dari mereka mungkin pula kami belum tentu
bisa menyelesaikan kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini. Ucapan terimakasih
secara khusus kami sampaikan kepada :
1. Ibu Dra. Rini Ambarwati, M.Ds selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 7
Bandung
2. Ibu Elis Mulyati, AT, M.M selaku Ketua Paket Keahlian Kimia Tekstil
SMK Negeri 7 Bandung.
3. Ibu Nita Apriliyani G. S. ST selaku pembimbing sekolah yang telah
memberikan arahan, dan bimbingan dalam melaksanakan praktik kerja
Industri, dan menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan.
4. Bapak Aries selaku Pimpinan Personalia PT. Nisshinbo Indonesia.

5. Bapak Daniel dan Bapak Dede selaku pembimbing dari pihak pabrik yang
telah memberikan arahan, dan bimbingan selama melaksanakan praktik
kerja Industri di PT. Nisshinbo Indonesia.

PT. NISSHINBO INDONESIA 8


6. Pimpinan, dan staf PT. Nisshinbo Indonesia bagian Amonia, Sanforize,
Inspect Rolling, Finishing/iroken, dan Packing yang telah memberikan
kesempatan, dan pengalaman dalam melaksanakan praktik kerja lapangan.
7. Kedua Orang Tua dan Keluarga yang selalu memberikan Doa dan dorongan
semangat.
8. Serta rekan-rekan seperjuangan yang banyak membantu dalam penyusunan
laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan praktik kerja lapangan ini masih terdapat
banyak kekurangan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak, agar penyusunan laporan berikutnya dapat lebih
baik. Semoga laporan praktik kerja lapangan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membacanya dan mendapat ridho Allah SWT. Aamiin

Bandung, 30 Juni 2023

Penyusun

PT. NISSHINBO INDONESIA 9


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DARI INSTASI /PERUSAHAAN ......... 1


LEMBAR PENGESAHAN DARI PIHAK SEKOLAH SMK
niniinikNEGERI 7 BANDUNG......................................................................... 2
IDENTITAS SISWA ............................................................................. 3
IDENTITAS SISWA ............................................................................. 4
IDENTITAS SISWA ............................................................................. 5
IDENTITAS SISWA ............................................................................. 6
IDENTITAS INSTANSI/DUNIA USAHA/DUNIA KERJA ............. 7
KATA PENGANTAR ........................................................................... 8
DAFTAR ISI ........................................................................................ 10
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 14
1.1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan .................................... 14
1.2. Dasar Hukum .............................................................................. 14
1.3. Maksud dan Tujuan praktek kerja lapangan .............................. 15
1.4. Manfaat praktek kerja lapangan ................................................. 16
1.5. Sejarah Perusahaan ..................................................................... 18
1.6. Visi Perusahaan .......................................................................... 19
1.7. Misi Perusahaan ......................................................................... 19
1.8. Kegiatan Usaha........................................................................... 19
1.9. Lokasi Perusahaan ...................................................................... 19
1.9.1.Tata Letak Bangunan dan Ruang Perusahaan ..................... 20
1.10. Struktur Organisasi................................................................... 20
1.10.1. Bentuk Stuktur Organisasi ................................................ 20
1.10.2.Uraian Tugas ..................................................................... 21
1.11. Permodalan dan Pemasaran ..................................................... 24
1.11.1. Permodalan ....................................................................... 24

PT. NISSHINBO INDONESIA 10


1.11.2. Pemasaran ......................................................................... 24
1.12. Ketenagakerjaan ....................................................................... 25
1.12.1. Jumlah dan Tingkat Pekerjaan ......................................... 25
1.12.2. Distribusi Tenaga Kerja .................................................... 25
1.12.3. Sistem Pembinaan dan Pengembangan Karyawan ........... 26
1.13. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Karyawan............................ 27
BAB II KEGIATAN DI LINI INDUSTRI ......................................... 30
2.1. Proses Produksi .......................................................................... 30
2.2. Gudang Greige ........................................................................... 31
2.3. Proses Persiapan Penyempurnaan/Pretreatment ........................ 31
2.4. Proses Pembakaran Bulu ........................................................... 31
2.5. Pemasakan ................................................................................. 32
2.6. Desizing/Penghilangan Kanji .................................................... 32
2.7. Bleaching ................................................................................... 32
2.8. Merserize ................................................................................... 33
2.9. Amonia....................................................................................... 33
2.10. Resin/Stenter ............................................................................ 33
2.11. Dyeing/Pencelupan .................................................................. 34
2.12. Sanforize .................................................................................. 34
2.13. Finishing .................................................................................. 35
2.13.1. Inspect Rolling ................................................................. 35
2.13.2. Iroken/ Quality Control Finishing .................................... 39
2.13.3. Input Komputer ................................................................ 39
2.13.4. Head Cutting dan Steamping ............................................ 39
2.13.5. Double Fotching ............................................................... 39
2.13.6. Accessories ....................................................................... 39
2.13.7. Packing/Packing Folding .................................................. 39
2.13.8. Warehouse/Gudang Kain Jadi .......................................... 40
2.13.9. Alur Proses Produksi ........................................................ 40

PT. NISSHINBO INDONESIA 11


BAB III TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 41
3.1. Serat ........................................................................................... 41
3.2.Serat Kapas ................................................................................. 41
3.2.1 Mortofologi Serat Kapas ..................................................... 42
3.2.2 Sifat Fisika Serat Kapas ...................................................... 42
3.2.3 Sifat Kimia Serat Kapas ...................................................... 43
3.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Serat Kapas ............................. 44
3.3. Serat Polyester ........................................................................... 44
3.3.1 Mortofologi Serat Polyester ................................................ 46
3.3.2 Sifat Fisika Serat Polyester.................................................. 46
3.3.3 Sifat Kimia Serat Polyester ................................................. 47
3.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Serat Polyester ........................ 48
3.4. Bahan Katun .............................................................................. 48
3.4.1 Kelebihan Bahan Katun ........................................................... 48
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 50
4.1. Kesimpulan ................................................................................ 50
4.2. Saran .......................................................................................... 51
4.2.1 Saran Untuk Industri ........................................................... 51
4.2.2 Saran Untuk Siswa .............................................................. 51
4.2.3 Saran Untuk Sekolah ........................................................... 51
LAMPIRAN DATA NILAI ................................................................ 52
LAMPIRAN DATA NILAI ................................................................ 53
LAMPIRAN DATA NILAI ................................................................ 53
LAMPIRAN DATA NILAI ................................................................ 55
LAMPIRAN DOKUMENTASI ......................................................... 55
Amonia .............................................................................................. 56
Sanforize ........................................................................................... 56
Finshing : Inspect Rolling................................................................. 57
Finishing : Iroken ............................................................................. 57

PT. NISSHINBO INDONESIA 12


Finishing : Accessories ..................................................................... 58
Finishing : Packing/Packing Folding ............................................... 58
Finishing : Warehouse/Gudang Kain Jadi ....................................... 59
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 60

PT. NISSHINBO INDONESIA 13


BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan


Pada dasarnya Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu pendidikan
bagi siswa untuk mengenal dunia industri secara nyata, karena siswa turun
langsung ke dunia industri yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki,
sehingga siswa dapat mengimplementasikan segala bentuk pembelajaran yang
telah didapatkan di sekolah serta menambah wawasan sekaligus pengalaman
sebagai kontribusi secara langsung mengenal sistem kerja dengan konkrit.
Pendidikan sistem ganda merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat
keterpaduan kerjasama secara langsung antar pihak akademik dengan pihak
industri. Hal tersebut ditunjukan untuk peningkatan mutu pendidikan dalam
rangka meningkatkan kualitas lulusan yang akan terjun ke dunia kerja. Secara
umum pelaksanaan program Praktek Kerja Lapangan ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dibidang teknologi,
penyesuaian diri dengan situasi yang sebenarnya, mengumpulkan informasi dan
menulis laporan yang berkaitan langsung dengan tujuan khusus.
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh siswa praktek kerja lapangan mampu
menambah wawasan dan pengetahuan tanpa mengganggu proses pelaksanaan
produksi di industri yang menjadi tempat praktek kerja lapangan dan juga proses
kerja industri yang dijadikan sebagai latihan kerja dengan mengamati suatu proses
kerja dan ikut serta dalam membantu proses produksi tersebut.

1.2. Dasar Hukum

Pelaksanaan PKL menjadi salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan


diluar SMK yang menggunakan dasar hukum sebagai berikut:

a. UUSPN Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


b. PP Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah Kejuruan.

PT. NISSHINBO INDONESIA 14


c. PP Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peranan Masyarakat Dalam
Pendidikan Nasional.
d. Permendiknas No. 22 dan 23 tentang Standar Proses
Praktek Kerja Lapangan,IK Pembekalan Praktek Kerja
Lapangan.

1.3. Maksud dan Tujuan praktek kerja lapangan


A. Maksud praktek kerja lapangan
Program Praktek Kerja Lapangan disusun bersama antara Sekolah
Menengah Kejuruan dan DU/DI yang menjadi Institusi/Industri Pasangan
(IP) dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik sebagai peserta Praktek Kerja Lapangan, sekaligus
merupakan wahana berkontribusi bagi DU/DI terhadap upaya peningkatan
kualitas pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan.

B. Tujuan praktek kerja lapangan


Adapun tujuan Praktek Kerja Lapangan adalah untuk:
1. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik
dalam rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
kepribadiannya yang berkarakter sesuai dengan nilai – nilai positif yang
tumbuh dan diperlukan oleh masyarakat, khususnya di dunia kerja yang
ditekuni.
3. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki
dunia kerja sesuai tuntutan pasar kerja global.
4. Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai
keutuhan standar kompetensi lulusan.
Mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas penyelengagraan Model
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara SMK dan Institusi Pasangan
yang memadukan secara sistematis dan sistemik program Pendidikan di
sekolah (SMK) dan program pelatihan penguasaan keahlian di dunia

PT. NISSHINBO INDONESIA 15


kerja (DUDI).Kewajiban Siswa.

C. Tujuan pembuatan laporan


1. Untuk memperluas pengetahuan peserta didik tentang dunia industri.
2. Untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat selama sekolah di lapangan
kerja yang sesungguhnya.
3. Melatih peserta didik agar terampil dalam menyusun, menguraikan, dan
menyimpulkan pengalaman kerja yang didapatkan di industri ke dalam
bentuk laporan.
4. Agar peserta didik dapat mengenal dan mengetahui keadaan dunia
industri yang sesunggguhnya.
5. Melatih peserta didik untuk menyusun laporan yang baik dan benar.
6. Memberikan bukti tertulis kepada pihak sekolah dan industri tentang
semua kegiatan yang dilakukan selama di industri.

1.4. Manfaat praktek kerja lapangan


A. Manfaat Bagi Perserta didik
1. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah.
2. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa
pengalaman kerja langsung (real) dalam rangka menanamkan iklim kerja
positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
3. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta menanamkan etos kerja
yang tinggi sesuai budaya industri.
4. Memperkuat kemampuan sesuai dengan bimbingan/arahan pembimbing
industry dan dapat berkontribusi kepada dunia kerja.
5. Memperkuat kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian
yang dipelajari.
6. Memperkuat kepribadiannya yang berkarakter sesuai dengan tuntutan
nilai – nilai yang tumbuh dari budaya industri.

PT. NISSHINBO INDONESIA 16


B. Manfaat Bagi Sekolah
1. Terjalinnya hubungan Kerjasama yang saling menguntungkan antara
sekolah dengan dunia kerja (DUDI).
2. Meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman kerja langsung
selama PKL.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas program sekolah melalui
sinkronisasi kurikulum, proses pembelajaran, teaching factory, dan
pengembangan sarana dan prasarana praktik berdasarkan hasil pegamatan
di tempat PKL
4. Merealisasikan program penguatan pendidikan karakter berbasis
masyarakat secara terencana dan implementatif, khususnya nilai-nilai
karakter budaya industry sebagai salah satu bentuk implementasi
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Peningkatan
Pendidikan Karakter
5. Meningkatkan kualitas lulusan

C. Manfaat bagi Lapangan


1. Dunia Kerja (DUDI) lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya
masyarakat sekolah sehingga dunia wahana dalam promosi produk.
2. Adanya masukan yang positif dan konstruktf dari SMK untuk
perkembangan DUDI.
3. Dunia kerja/DUDI dapat mengembangkan proses dan atau produk melalui
optimalisasi kerja PKL.
4. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhannya. Meningkatkan citra positif DUDI karena dapat
berkontribusi terhadap dunia pendidikan sebagai implementasi dari
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016

PT. NISSHINBO INDONESIA 17


1.5. Sejarah Perusahaan
PT. Nisshinbo Indonesia berdiri pada tanggal 29 April 1998 yang didirikan
berdasarkan Akta Notaris Herlien, SH. No.22 yang kemudian disetujui oleh
Departemen Kehakiman dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri
Kehakiman No. C2- 17956.HT.01.01.01 tahun 1998. Saat ini PT. Nisshinbo
Indonesia merupakan joint venture company antara Nisshinbo Holding Inc.
(Jepang) dengan PT. Gistex dan Teijin Fibers Limited (Jepang) yang dipimpin
oleh Mr. N. Hamano sebagai Presiden Direktur.
PT. Nisshinbo Indonesia adalah perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
yang merupakan joint venture company antara Nisshinbo Holding Inc. (Japan), PT.
Gistex dan Teijin Fibers Limited (Japan), perusahaan ini didirikan dengan
sistem permodalan.
Penanaman Modal Asing (PMA). PT. Nisshinbo Indonesia berlokasi di Jl.
Nanjung No. 66 Kelurahan Utama, Kota Cimahi 40216, Jawa Barat. PT Nisshinbo
Indonesia didirikan pada tanggal 29 April 1998. Luas tanah keseluruhan yang
dimiliki oleh PT Nisshinbo Indonesia adalah sekitar 64.000 m2 dengan luas
bangunan 36.000 m2
Struktur organisasi yang diterapkan di perusahaan ini adalah struktur berbentuk
garis dengan setiap bagian-bagian utama langsung berada dibawah seorang
pemimipin. Jumlah karyawan yang berada di PT. Nisshinbo Indonesia sampai
bulan maret 2023 ini sebanyak 350 jiwa, diantaranya di Departemen Pertenunan,
departemen produksi Dyeing-Finishing dengan waktu kerja yang dibagi ke dalam
3 shift yaitu pagi, siang dan malam. Produk-produk yang dihasilkan di PT.
Nisshinbo sebanyak 80% diekspor ke negara Jepang, dan 20% lainnya dikirimkan
ke negara-negara lain, dengan kapasitas produksi saat ini di PT. Nisshinbo
Indonesia mencapai 800.000 yards/bulan untuk weaving, dan 2.600.000
yards/bulan/3 shifts untuk dyeing-finishing.
Produk yang dihasilkan dari departemen weaving yaitu berupa kain grey
dengan material 100% cotton dan polyester cotton. Proses produksi di departemen
weaving PT. Nisshinbo Indonesia meliputi winding, warping, sizing, leasing,

PT. NISSHINBO INDONESIA 18


tyeing, lalu pertenunan. Proses pertenunan di PT. Nisshinbo Indonesia yaitu
menggunakan mesin tenun Air Jet Loom dengan 3 tipe berbeda yaitu JAT 710
dobby, JAT710 cam, dan Zax. Upaya yang dilakukan untuk mengendalikan mutu
kain yaitu memilah bahan baku, pengecekan cacat di proses pertenunan
(orimatenken), pengecekan cacat di bagian inspect atau repair. Sarana penunjang
produksi yang dimiliki oleh PT. Nisshinbo Indonesia yaitu tenaga uap (boiler).
pengolahan air, pengolahan air limbah, dan pengolahan limbah padat.

1.6. Visi Perusahaan


Menjadi perusahaan tekstil yang terkemuka, inovatif, dan berkeadilan dan
menjaga kelestarian lingkungan.

1.7. Misi Perusahaan


Dalam menjalankan bisnisnya PT. Nisshinbo Indonesia menghormati budaya
dan adat istiadat serta ikut berpastisipasi menjaga lingkungan global

1.8. Kegiatan Usaha


Jenis produk yang dihasilkan di PT Nisshinbo Indonesia adalah kain sandang
berbahan dasar poliester - kapas. Saat ini kain yang diproduksi di departemen
pertenunan PT Nisshinbo sebagian besar memiliki anyaman polos dan sisanya
adalah keper 3/1.

1.9. Lokasi Perusahaan


PT Nisshinbo berlokasi di Jalan Nanjung No. 66 Kelurahan Utama, Kecamatan
Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat, Indonesia. Lokasi perusahaan terletak
di tempat yang strategis, karena :
1. Lokasi perusahaan berada dekat tol, sehingga memberikan keuntungan sarana
transportasi yang lebih cepat dan murah.
2. Lokasi perusahaan yang berada di lingkungan penduduk secara langsung
memberikan manfaat terhadap perekonomian warga sekitar melalui
penyediaan lapangan kerja yang mudah dijangkau oleh karyawan.

PT. NISSHINBO INDONESIA 19


1.9.1. Tata Letak Bangunan dan Ruang Perusahaan
PT Nisshinbo dibangun di atas tanah seluas 56.000 m2 dengan luas
bangunan 32.000 m2. Denah lokasi PT Nisshinbo dapat dilihat pada Gambar
1.1 di bawah ini.

Gambar 1.1 Denah Perusahaan PT Nisshinbo

1.10. Struktur Organisasi


Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi dan hubungan
yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran. Tujuan dari
struktur organisasi adalah untuk mengendalikan tingkah laku, menyalurkan,
mengarahkan serta membatasi wewenang dan tugas pekerja untuk mencapai
tujuan perusahaan. Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan, PT Nisshinbo
mengalami perubahan dalam pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan
kondisi perusahaan. Hal tersebut berfungsi agar tidak terjadinya duplikasi tugas,
yaitu seorang pekerja melaksanakan dua atau lebih fungsi operasional dan
mengurangi tugas yang dibebankan kepada seorang pekerja.

1.10.1. Bentuk Stuktur Organisasi


Bentuk Struktur Organisasi PT Nisshinbo Indonesia menerapkan struktur
organisasi berbentuk garis. Struktur organisasi garis disetiap bagian-bagian

PT. NISSHINBO INDONESIA 20


utama langsung berada dibawah seorang pemimpin. Pimpinan tertinggi
dipegang oleh Presiden Direktur yang juga merupakan salah satu pemegang
saham. Secara vertikal Presiden Direktur membawahi direktur, manajer
bagian, staff hingga tingkat non management dan operator.
Kelebihan dari penerapan struktur organisasi garis yaitu bentuk
organisasi yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan,
pembagian tugas serta tanggung jawab dan kekuasaan cukup jelas. Kesatuan
dalam perintah dan pelaksanaan mempermudah pemeliharaan disiplin,
tanggung jawab. Serta dalam pengambilan keputusan menjadi lebih cepat
karena komunikasi dapat dilakukan dengan mudah.

2.10.1. Uraian Tugas


Penjelasan struktur organisasi PT Nisshinbo Indonesia secara umum
adalah sebagai berikut :
1. Presiden Direktur
a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh operasi perusahaan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan kebijakan-
kebijakan yang telah digariskan perusahaan.
b. Mengkoordinasikan fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan
terutama dalam urusan pemasaran, produksi, dan penjualan serta
secara internal melakukan perbaikan dan upaya peningkatan
operasi perusahaan. - Memimpin rapat eksekutif perusahaan.
c. Menentukan kebijaksanaan perusahaan bagi suatu hal yang
dianggap mendesak dan penting untuk diusulkan dalam rapat
dewan komisaris.
2. Direktur
a. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan
perusahaan
b. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan
departemen manager
c. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan

PT. NISSHINBO INDONESIA 21


d. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja
perusahaan

3. Manager Departemen Pemasaran


a. Melakukan negosiasi dengan pihak konsumen.
b. Memasarkan dan mencari pangsa pasar di dalam dan luar negeri.
Pada aplikasinya dibantu oleh pihak Nisshinbo Group.
c. Menyelaraskan kinerja dengan pihak Produksi agar tercipta
kesesuaian antara permintaan konsumen dengan produk yang
dihasilkan.

4. Manager Depertemen Akuntasi dan Keuangan


a. Merencanakan dan menetapkan program keuangan perusahaan.
b. Mengatur dan mengawasi kegiatan proses produksi serta
pencapaian target.
c. Melakukan analisis terhadap keadaan keuangan perusahaan serta
memberikan usulan penetapan biaya produksi yang ekonomis bagi
perusahaan yang telah ditentukan.

5. Manager Departemen Personalia dan Urusan Umum


a. Mengatur sistem ketenagakerjaan karyawan.
b. Melakukan analisis terhadap kinerja karyawan dan mengambil
keputusan. Serta tindakan yang dianggap perlu dan sesuai dengan
tata tertib karyawan yang telah disepakati.

6. Manajer Departemen Processing


a. Mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi serta
mengendalikan pelaksanaan kegiatan pabrik.

PT. NISSHINBO INDONESIA 22


b. Melakukan pembinaan dan memberikan instruksi yang disertai
dengan pengawasan melekat terhadap kepala bagian produksi
pencelupan dan penyempurnaan.
c. Membuat dan menyusun laporan mengenai kegiatan pabrik serta
melaporkannya kepada manajer.

7. Asisten Manager Akuntasi dan Keuangan


a. Merencanakan dan merumuskan program operasional di seksi
keuangan yang meliputi perbendaharaan, anggaran, verifikasi, dan
akuntansi umum.
b. Membuat dan menyusun laporan mengenai kegiatan keuangan serta
melaporkannya kepada manajer keuangan.

8. Asisten Manager Personalia dan Urusan Umum


a. Membantu manajer keuangan dan umum dalam merencanakan.
mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan bidang personalia untuk
mencapai tujuan perusahaan.
b. Mengatur tugas, memberi perintah dan menegur atau memberi
peringatan kepada karyawan yang berada di bawahnya.

9. Asisten Manager Pencelupan – Penyempurnaan


a. Mengkoordinasikan melaksanakan dan mengevaluasi serta
mengendalikan pelaksanaan kegiatan pabrik.
b. Melakukan pembinaan dan memberikan instruksi yang disertai
dengan pengawasan melekat terhadap kepala bagian produksi
pencelupan dan penyempurnaan.
c. Membuat dan menyusun laporan mengenal kegiatan pabrik serta
melaporkannya kepada manajer.

PT. NISSHINBO INDONESIA 23


10. Asisten Manager Pemasaran
a. Merencanakan serta merumuskan program perencanaan
pengembangan perusahaan yang meliputi pemasaran
b. Melakukan pembinaan dan memberikan instruksi yang disertai
pengawasan melekat terhadap kepala bagian.
c. Mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan.
d. Membuat dan menyusun laporan mengenai kegiatan pemasaran
serta melaporkannya kepada manajer.

11. Kepala Bagian


a. Pemegang tanggung jawab dalam pengaturan dan pengawasan di
masing- masing bagian.
b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan produksi, sehingga
memberikan hasil produksi yang memenuhi persyaratan dalam
mutu (kualitas) dengan biaya produksi yang ekonomis.

12. Operator
Struktur organisasi terkecil sebagai pelaksana kegiatan produksi di
lapangan

1.11. Permodalan dan Pemasaran

1.11.1. Permodalan
PT Nisshinbo Indonesia merupakan perusahaan dengan bentuk Perseroan
Terbatas (PT) dengan status Penanaman Modal Asing (PMA) yang berasal dari
2 buah perusahaan, yaitu PT Nisshinbo Indonesia dan Teljin Fibers Limited.

1.11.2. Pemasaran
PT Nisshinbo Indonesia termasuk ke dalam Kawasan Berikat (KB) dan
kawasan Dagang Berikat (KDB). Hal ini memberi banyak keuntungan untuk
ekspor produk- produk PT Nisshinbo Indonesia, salah satunya ialah untuk

PT. NISSHINBO INDONESIA 24


efisiensi waktu pengiriman barang karena tidak dilakukannya pemeriksaan
fisik di Tempat Penimbunan Sementara (TPS/Pelabuhan).
Hasil produksi PT Nisshinbo Indonesia berupa kain kapas atau kain
campuran pollester-kapas yang diekspor sebanyak 80% ke Negara Jepang dan
20% ke negara-negara lain seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Hongkong serta
untuk memnuhi kebutuhan dalam negeri.
Pengiriman dilakukan berdasarkan kesepakatan antara konsumen dengan
Departemen Pemasaran. Konsumen dalam negeri PT Nisshinbo Indonesia
melakukan transaksi langsung dengan bagian pemasaran ataupun melalui jasa
perusahaan trading. Untuk ekspor umumnya dilakukan melalui jalur laut tetapi
pengiriman juga dapat dilakukan melalui jalur udara. Apabila batas waktu
pengiriman sangat dekat atau untuk kain-kain tertentu saja berdasarkan
permintaan konsumen.

1.12. Ketenagakerjaan

1.12.1. Jumlah dan Tingkat Pekerjaan


Jumlah tenaga kerja di PT Nisshinbo Indonesia sampai bulan Desember
2022 sebanyak 350 orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-
beda.

1.12.2. Distribusi Tenaga Kerja


Sesuai dengan ketentuan UU Tenaga Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003
pasal 77 ayat 1 jam kerja prinspinya ditetapkan selama 8 jam kerja per shift
termasuk dengan satu jam istirahat Adapun sistem kerja karyawan di PT.
Nisshinbo Indonesia terbagi menjadi 3 shift dan non shift.
Karyawan yang bekerja shift yaitu yang tugasnya berhubungan langsung
dengan pelaksanaan produksi. Karyawan shift terbagi menjadi 4 grup yaitu A,
B, C, dari D. Pembagian waktu kerja karyawan shift yaitu pagi, malam,
kemudian siang. Maka selama 4 hari kerja yang dimiliki oleh karyawan shift
selama satu minggu, karyawan akan bekerja shift pagi, lalu pada minggu
berikutnya bekerja shift siang, dst.

PT. NISSHINBO INDONESIA 25


Shift I (Grup A) 06.00 – 14.00

Shift II (Non shift) 08.30 – 16.30

Shift III (Grup B) 14.00 – 22.00

Shift IV (Grup C) 22.00 – 06.00

Tenaga kerja yang bekerja non shift meliputi manager, chief, assistant
chief, foreman, sub formen, staff, karyawan administrasi, pengawas, dan
pengendali produksi.

1.12.3. Sistem Pembinaan dan Pengembangan Karyawan


Selain didukung oleh teknologi, keberhasilan proses produksi perusahaan
juga dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Maka PT
Nisshinbo Indonesia melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap
karyawan untuk meningkatkan profesionalitas dan etos kerja yang tinggi
sehingga karyawan harus memiliki kemampuan untuk menangani
kelangsungan serta keberhasilan proses produksi. Adapun pembinaan dan
pengembangan yang sekarang rutin dilakukan diantaranya adalah :
1. Briefing
Briefing dilakukan setiap hari sebelum memulai pekerjaan, dipimpin
oleh ketua regu masing-masing bagian. Tujuan dari briefing diantaranya:
a. Untuk menciptakan suasana harmonis dalam bekerja
b. Untuk memperbaiki kinerja setiap individu perusahaan.
c. Agar menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya. Mengetahui
perkembangan perusahaan secara umum
2. Training, Sosialisasi dan Workshop
Training, sosialisasi atau workshop dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan karyawan yang dilaksanakan secara berkala
dan rutin setiap tahun, Kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap tahun
yang berlaku untuk seluruh karyawan dan semua departemen PT

PT. NISSHINBO INDONESIA 26


Nisshinbo Indonesia. Berikut beberapa training, sosialisasi dan workshop
yang rutin dilakukan secara rutin setiap tahun oleh perusahaan:
a. Training mengenal kepemimpinan
b. Training mengenal mental (attitude) karyawan.
c. Training peningkatan kemampuan dan pengetahuan
tentang mengendarai forklift dan merawat Boiler.
d. Training mengenai pemahaman mesin dan sparepart
e. Seminar mengenai peraturan pemerintah.
f. Training tata tertib dan kedisiplinan untuk karyawan baru.
g. Training mengenal Teknologi Informasi (computer).
h. Training mengenal cara menggunakan APAR (Alat Pemadam
Kebakaran).
i. Sosialisasi mengenal kesehatan dan keselamatan kerja,

1.13. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Karyawan


Sistem pengupahan dan fasilitas karyawan merupakan hak dan kewenangan
penuh perusahaan dengan tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan oleh peraturan pemerintah.

Pembayaran gaji kepada karyawan dilaksanakan setiap akhir bulan. Penggajian


karyawan terdiri dari gaji standar dan gaji tambahan. Penggajian secara rinci dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Upah Pokok
Upah pokok adalah upah yang ditentukan berdasarkan penilaian untuk tingkat
pendidikan, pengalaman, keahlian dan status penggolongan serta jabatan
karyawan.
2. Tunjangan Uang Makan
Tunjangan uang makan diberikan kepada karyawan dalam bentuk makanan.
Selama bulan puasa, bagi karyawan yang bekerja shift pagi dan karyawan yang
bekerja pada non shift diberikan kompensasi dalam bentuk uang.
3. Tunjangan Jabatan
Tunjangan Jabatan diberikan kepada karyawan yang memiliki jabatan.

PT. NISSHINBO INDONESIA 27


Kenaikan atau penurunan tunjangan jabatan dilakukan dengan cara yang
proposional.
4. Tunjangan Masa Kerja (Shift)
Tunjangan shift diberikan kepada karyawan sesuai dengan sistem shift,
besarnya tunjangan ditentukan oleh perusahaan dan karyawan yang bekerja
pada sistem shift tersebut akan ditinjau kemball minimal 2 tahun sekali.
5. Tunjangan Bonus Kehadiran
Tunjangan bonus kehadiran diberikan kepada karyawan setiap akhir tahun jika
karyawan tidak memiliki catatan tidak masuk kerja.
6. Tunjangan Insetif Kehadiran
Tunjangan ini diberikan kepada karyawan yang hadir penuh tanpa absen, cuti,
sakit, atau terlambat dalam satu periode gaji Pemberian insentif bertaku bagi
semua karyawan kecuali manager atau leader.
7. Tunjangan Keluarga
Tunjangan keluarga dapat berupa tunjangan istri dan tunjangan suami.
Tunjangan istri diberikan kepada karyawan yang mempunyai istri, hanya
berlaku bagi satu orang istri yang sah dan terdaftar di administrasi perusahaan.
Tunjangan istri ini tidak berlaku bila istri dan karyawan yang bersangkutan
bekerja sebagai karyawan di PT Nisshinbo Indonesia. Tunjangan suami,
diberikan kepada karyawan yang suaminya tidak dapat mencari nafkah karena
cacat fisik atau cacat mental sehingga tidak memungkinkan untuk bekerja.
8. Tunjangan Anak
Tunjangan anak diberikan kepada karyawan yang mempunyai anak, hanya
berlaku untuk 3 orang anak yang terdaftar di administrasi perusahaan.
Syaratnya yaitu masing- masing anak berumur di bawah 21 tahun, belum
kawin, atau belum bekerja. Untuk karyawan wanita tunjangan anak Ini
diberikan apabila tidak mempunyai suami karena berceral, meninggal dunia.
9. Tunjangan Hari Raya
Perusahaan memberikan tunjangan hari raya kepada karyawan, yang
pembayarannya diberikan 20 hari sebelum hari raya Idul Fitri.

PT. NISSHINBO INDONESIA 28


10. Upah Lembur
Upah lembur adalah upah yang diberikan kepada karyawan yang bekerja
lebih dari 8 jam sehari atau lebih dari 40 jam seminggu. Upah yang diberikan
kepada karyawan sellap bulan dipotong oleh perusahaan untuk pembayaran
pajak penghasilan, luran JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) dan
lain-lain yang dianggap perlu

PT. NISSHINBO INDONESIA 29


.

BAB II KEGIATAN DI LINI INDUSTRI

KEGIATAN DI LINI INDUSTRI

2.1. Proses Produksi


Proses produksi yang dilakukan di PT Nisshinbo Indonesia meliputi:
a. Masuknya kain mentah ke gudang greige
b. Proses Bleaching
c. Proses Merserize, setelah proses merserize bisa dilakukan 3 proses,
yaitu :
1) Resin/Stenter --> Baking Resin-->Washing Resin--
>Resin/Stenter-->Sanforize
2) Dyeing-->Baking/Washing Dyeing-->Resin/Stenter-->Sanforize
3) Amonia-->Resin/Stenter-->Sanforize
d. Setelah dilakukan salah satu proses diatas masuk ke Finishing
e. Di lakukan inspect rolling atau rolling, lalu ada 2 proses yang berbeda
yaitu :
 Proses ke – 1 :
1) Setelah di inspect rolling atau rolling masuk ke dalam
Iroken/quality control finishing,
2) Input komputer,
3) Packing,
4) Warehouse/Gudang Jadi
 Proses ke – 2 :
1) Head cutting dan steamping,
2) Double fotching,
3) Iroken/Quality control finishing
4) Input komputer
5) Accesories

PT. NISSHINBO INDONESIA 30


6) Packing folding
7) Warehouse/Gudang Jadi
Urutan proses sangat bergantung terhadap pesanan yang diinginkan oleh
Customer.

2.2. Gudang Greige


Gudang greige adalah tempat disimpan nya kain yang dikirim oleh
customer yang belum di lakukan proses pencelupan (kain mentah) dan
dilakukan pengecekan sebelum kain tersebut akan diproses selanjutnya.

2.3. Proses Persiapan Penyempurnaan/Pretreatment


Di mesin Bleaching ini terdapat beberapa proses dimulai dari proses
pembakaran bulu, lalu pemasakan, lalu desizing atau penghilangan kanji, lalu
setelah itu dilakukan Bleaching.

2.4. Proses Pembakaran Bulu


Pembakaran bulu bertujuan untuk menghilangkan bulu-bulu yang
tersembul pada permukaan kain. Bulu-bulu pada kain timbul sebagai akibat
adanya gesekan-gesekan mekanik dan peregangan-peregangan pada waktu
proses pertenunan. Bulu-bulu yang timbul pada permukaan kain mengurangi
kualitas kain dan mengurangi kualitas hasil proses merserisasi, pencelupan, dan
pencapan. Pembakaran bulu dilakukan untuk kain- kain :
a. Kain lapis yang halus
b. Kain yang akan dimerserisasi
c. Kain yang akan di cap
d. Kain yang akan di celup
e. Kain satin,satin drill
f. Kain halus.

PT. NISSHINBO INDONESIA 31


2.5. Pemasakan
Untuk menghilangkan minyak-minyak, lemak, lilin, kotoran yang larut
atau kotoran permukaan serat lain yang menempel pada serat-serat alam seperti
kapas, wol dan sutera mengandung lebih banyak komponen yang memerlukan
proses pemasakan lebih sempurna. Sedangkan pada serat buatan proses
pemasakan berfungsi sebagai pencucian biasa untuk menghilangkan kotoran
yang menempel pada kain.

2.6. Desizing/Penghilangan Kanji


Tujuan desizing yaitu menghilangkan kanji pada benang lusi, sehingga
kanji tidak menghalangi pada proses selanjutnya.
Benang lusi diberi kanji untuk menambah kekuatan dan daya tahan
gesekan pada saat proses pertenunan. Jika benang-benang tidak dikanji maka
benang akan mudah putus sehingga mengurangi mutu kain.

2.7. Bleaching
Pengelantangan dikerjakan terhadap bahan tekstil bertujuan
menghilangkan warna alami yang disebabkan oleh adanya pigmen-pigmen
alam atau zat-zat lain, sehingga diperoleh bahan yang putih. Pigmen-pigmen
alam pada bahan tekstil umumnya terdapat pada bahan dari serat-serat alam
baik serat tumbuh•tumbuhan maupun serat binatang yang tertentu selama masa
pertumbuhan. Sedangkan bahan tekstil dari serat sintetik tidak perlu
dikelantang, karena pada proses pembuatan seratnya sudah mengalami
pemurnian dan pengelantangan, tetapi untuk bahan tekstil yang terbuat dari
campuran serat sintetik dan serat alam diperlukan proses pengelantangan
terutama prosesnya ditujukan terhadap serat alamnya.
Untuk menghilangkan pigmen-pigmen alam tersebut hanya dapat
dilakukan dalam proses pengelantangan dengan menggunakan zat pengelantang
yang bersifat oksidator atau yang bersifat reduktor.

PT. NISSHINBO INDONESIA 32


Pengelantangan dapat dilakukan sampai memperoleh bahan yang putih
sekali, misalnya untuk bahan-bahan yang akan dijual sebagai benang putih atau
kain putih, tetapi dapat pula dilakukan hanya sampai setengah putih khususnya
untuk bahan-bahan yang akan dicelup atau berdasarkan penggunaan akhirnya.

2.8. Merserize
Merserisaisi dapat didefinisikan sebagai pengolahan kapas dengan larutan
25% NaOH sehingga kapas itu menyusut dan menjadi lebih berat, kuat, dan
tebal, serta mudah diberi warna (memiliki daya serap yang tinggi).
Tujuan Proses merserisasi secara umum yaitu : menambah daya serap
terhadap zat warna; menambah kilap (kain); menambah sifat pegangan yang
lembut (soft); menambah kerataan dan kestabilan (kain), dan menambah
kekuatan.

2.9. Amonia
Proses amonia dilakukan sebelum proses resin,dying,dan finishing. Pada
proses ini kain di masukkan kedalam mesin yang di dalam nya ada silinder
palmer yang bertujuan untuk melembutkan kain dan anti kusut. Larutan amonia
tidak diganti ganti hingga habis. Di dalam mesin amonia juga terdapat 5 washer
yang dimana washer ke 3 mengandung asam asetat untuk menetralkan pH pada
kain proses. Setelah proses amonia kain biasanya berlanjut ke proses
dyeing,resin atau langsung ke fisnishing.

2.10. Resin/Stenter
Penyempurnaan resin merupakan salah satu teknik finishing bahan kain
secara kimia yang dilakukan dengan menggunakan resin sintetik, sejenis
senyawa organik yang memiliki struktur rumit dan mempunyai berat molekul
yang tinggi. Pada proses finishing tekstil berlangsung resin harus dibentuk
didalam serat, karena resin pada permukaan akan menyebabkan kekakuan
bahan yang tinggi.

PT. NISSHINBO INDONESIA 33


2.11. Dyeing/Pencelupan
Dyeing atau Pencelupan adalah proses mewarnai kain dengan merendam
kain ke dalam zat warna. Sebelum masuk/jalan di produksi dilakukan terlebih
dahulu colour matching. Setelah warna sesuai dengan pesanan Customer maka
akan dilanjutkan ke produksi.

2.12. Sanforize

Sanforize atau sanforisasi adalah proses untuk


melenturkan,menguatkan,anti penyusutan, melembutkan serta merapatkan
serat pada kain yang di proses. Sehingga saat proses produksi selanjutnya kain
tidak menyusut. Pada kain katun ataupun rayon, metode ini digunakan untuk
membuat menjadi lebih kuat. Tidak mudah menyusut dan juga tahan terhadap
pemakaian dan perawatan sehari-hari. Sanforize atau sanforisasi ini dilakukan
pada tahap akhir setelah kain proses resin, dyeing, maupun amonia.

PT. NISSHINBO INDONESIA 34


Prinsip kerja yang diterapkan pada mesin sanforize pada umumnya kain di
basahi dengan semprotan uap agar seratnya menjadi mengembang. Uap yang
terdapat pada mesin tersebut akan bekerja secara otomatis untuk menggerakkan
molekul-molekul serat dan memekarkan serat sehingga tegangan yang
tersimpan pada serat, benang, atau kain tersebut hilang. Setelah proses
penguapan selesai bahan kain kemudian di mengkeretkan dalam mesin stenter
sesuai dengan prosentase mengkeret yang di kehendaki. Selanjutnya bahan
kain tersebut dikeringkan dalam mesin pengering palmer yang di lapisi dengan
felt (semacam selimut). Sebelum di masukkan ke dalam mesin pengering, kain
di tekan di antara felt yang melengkung. Dengan begitu bahan kain secara
otomatis akan mengalami kontraksi. Pemengkeretan terjadi setelah keluar dari
bagian ini karena kain menempel pada permukaan felt elastis yang telah bebas
dari regangan, sambil di tekan pada permukaan silinder yang panas. Kain yang
mengalami proses ini di sebut kain sanforizzed dan mengkeret nya tidak boleh
lebih dari 1%. Meski secara fisik bentuk kain memang menjadi lebih pendek
dan sempit, namun dalam pemakaian nya kain tersebut tidak akan mengalami
penyusutan kembali. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sebaik nya kain
yang belum di kerjakan dengan proses sanforize di mengkeretkan dulu dengan
pengerjaaan over feed pada mesin stenter.

2.13. Finishing
Di finishing kain-kain hasil produksi dilakukan pengecekan akhir dan
dipacking.

2.13.1. Inspect Rolling

Inspect rolling dilakukan untuk menentukan grade atau mutu dari


sebuah kain. Grade A akan dikirim keluar negeri (Ekspor) dan Grade BK
akan dijual didalam negeri (Import).

PT. NISSHINBO INDONESIA 35


Prosedur Mesin Inspect Rolling :
1. Pastikan kain tertutup dan rapi

2. Cek kesesuaian kartu proses dan kain,pastikan kain rapih

3. Speed mesin 30 m / menit

4. Mengisi list di belakang kartu dan lihat perintahnya

5. Awal masuk ke roll harus rapih dan diusahakan jangan mundur


kain nya

6. Saat merolling hati hati terdapat cacat kain bernama shiwa dalam
bahasa jepang yang artinya lipatan

7. Membuat sample untuk iroken,QC,dan marketing masing masing


1 sample

8. Kain yang sudah di rolling di cek kembali

9. Sample di simpan di ruangan iroken kecuali sample marketing

PT. NISSHINBO INDONESIA 36


Standar Penentuan Point Cacat Pada Kain :
1. Cacat pemeriksaan/inspeksi : Berdasarkan Standar Inspeksi di
Nisshinbo (hampir sama dengan standar inspeksi yang
ditetapkan oleh Asosiasi Inspeksi Industri Pertekstilan Jepang)

2. Nilai Cacat : Nilai ditentukan dari besar kecilnya cacat yang


terdapat pada kain, total keseluruhan dibagi rata setiap yardnya.
POINT CACAT PADA KAIN
JENIS CACAT MEMO
3 POINT 5 POINT 10 POINT
1.Cacat yang > 2.5 cm dan > 12.5 cm dan > 25 cm dan < 50 *Bila ada cacat
sejajar dengan < 12.5cm < 25 cm cm kecil-kecil
panjang kain letaknya
menyebar dan
berada di radius
50 cm masuk
point 3
*Cacat yang
kecil di banox
tapi tidak di point
2.Cacat yang > 2.5 cm dan < > 12.5 cm dan < Dari ½ lebar kain *Bila ada cacat
sejajar dengan 12.5 cm ½ lebar kain sampai selebar lebih dari satu
lebar kain kain yang sejajar lebar
kain dihitung
dalam 1 katagori
point yang sama
*Cacat yang
kecil di banox
tapi tidak di point
3.Kain lubang Diameter / Dalam 1 pc
dan sobek panjang yang hanya ada 1 titik
_ _
bolong < dari lubang/ sobek
2cm
4.Oridan dan Kurang dari ½ Sampai ½ lebar
yokomura lebar kain kain _ _
kelihatan jelas
5.Cacat yang Kurang dari ½ ½ lebar kain Bila cacat sampai
jelas sekali lebar kain selebar kain
_
maka harus di
cutting
6.Kecil dan jelas Dari 0.5 cm _ _ Untuk cacat
sekali sampai 1 cm yogore dan nep
(kotoran & nep)

PT. NISSHINBO INDONESIA 37


3. Total Cacat : Jumlah cacat pada kain di hitung mulai dari 3 point
keatas jumlah cacat keseluruhan pada kain dibagi rata setiap
yardnya.

Kain dengan lebar lebih dari Kain dengan lebar lebih dari
Grade 127 cm 127 cm
Grade A Grade B
Jenis kain
Poplin, Burodo, Twill etc. Dalam setiap yardnya tidak Dalam setiap yardnya terdapat
(kecuali kain tebal dan kain lebih dari 0.14 buah lebih dari 0.14 buah, tetapi
tipis) tidak melebihi 1.7 buah

4. Standar Penentuan : Nilai cacat dan nilai total cacat kedua – duanya
digunakan. Tetapi, pada kenyataan di lapangan ditentukan
berdasarkan table no.3.
Kain dengan lebar lebih dari Kain dengan lebar lebih dari
Grade 127 cm 127 cm

Jenis kain Grade A Grade B


Kain Tebal dan Kain Tipis Dalam setiap yardnya tidak Dalam setiap yardnya terdapat
(kecuali kain yang lebih dari 1.3 buah lebih dari 1.3 buah, tetapi
menggunakan benang sisiran) tidak melebihi 1.7 buah
Poplin, Burodo, Twill etc Dalam setiap yardnya tidak Dalam setiap yardnya
boleh dari 0.9 buah terdapay lebih dari 0.9 buah,
tetapi tidak melebihi 1.3 buah

5. Lain lain : Penentuan cacat menggunakan standar yang sudah


ditentukan, tetapi jika ditemukan cacat yang cukup besar (walaupun
jumlahnya sedikit) maka grade kain tersebut dapat di turunkan.

6. STANDAR GRADING

a. BLACK MARK  Tag + Point Cacat

b. TAG  Cacat Kain × Point Cacat nya

c. GRADE  Black Mark / Roll Yard (Panjang Kain)

Jika angka perhitungan lebih dari 0.8 maka kain termasuk grade kain
BG (cacat produksi dari greige) atau BK (cacat proses produksi)

PT. NISSHINBO INDONESIA 38


2.13.2. Iroken/ Quality Control Finishing

Setelah selesai inspect rolling biasanya akan ada sample untuk


pengecekan warna kain dan itu dilakukan di iroken.

2.13.3. Input Komputer

Dimasukan data kain setelah di inspect rolling untuk dilakukan proses


selanjutnya yaitu packing.

2.13.4. Head Cutting dan Steamping

Pemotongan kain bagian sisi agar kain menjadi rapi sebelum di


accessories dan di packing folding.

2.13.5. Double Fotching

Kain hasil head cutting dan steamping dilakukan double fotching sesuai
dari marketing.

2.13.6. Accessories

Setelah selesai di double fotching biasanya memberi sample ke iroken dan


dilakukan input komputer agar bisa dilakukan accessories, accesories bertujuan
untuk memberi data kain dan mempercantik kain tersebut.

2.13.7. Packing/Packing Folding

Setelah kain selesai di input komputer (untuk kain yang selesai di inspect
rolling) kain tersebut dilakukan packing menggunakan plastik(roll), karung,
atau karton, dan jika telah selesai di accesories maka kain di packing
folding(kain dimasukkan ke dalam mesin untuk diberi plastik lalu dimasukkan
ke dalam karton sesuai cast nya masing-masing).

PT. NISSHINBO INDONESIA 39


2.13.8. Warehouse/Gudang Kain Jadi

Warehouse adalah tempat dimana kain setelah di packing disimpan untuk


pengiriman kepada customer

2.13.9. Alur Proses Produksi

Berikut adalah Alur Proses Produksi PT. Nisshinbo Indonesia

PT. NISSHINBO INDONESIA 40


BAB III TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Serat

Serat adalah material halus yang memiliki perbandingan panjang dan


diameter yang sangat besar. Serat merupakan bahan baku yang di gunakan dalam
pembuatan benang dan kain. Kenapa kita harus mengerti mengenai serat ?
1. Sifat-sifat serat akan mempengaruhi sifat-sifat benang atau kain yang di
hasilkan

2. Sifat-sifat serat akan mempengaruhi cara pengolahan benang atau kain


baik pengolahan secara mekanik maupun pengolahan secara kimia.

3.2. Serat Kapas

Serat kapas merupakan serat alam yang banyak dipakai dalam pembuatan
pakaian. Karena sifatnya yang nyaman dipakai maka serat kapas menjadi komoditi
yang bernilai ekonomis untuk industri pertekstilan. Artikel ini akan memberikan
kita pengetahuan tentang seluk beluk kapas. Serat kapas tumbuh menutupi seluruh
permukaan biji kapas. Dalam tiap-tiap buah terdapat 20 biji kapas atau lebih. Serat
mulai tumbuh pada saat tanaman berbungadan merupakan pemanjangan sebuah
sel tunggal dari epidermis atau selaput luar biji.Sel ini membesar sehingga
berbentuk silinder dengan diameter maksimum selama 17-25 hari setelah bunga
kapas berbuka. Pada saat itu serat merupakansel yang sangat panjang dengan
dinding tipis yang menutup protoplesma dan inti. Pada saat yang sama dengan
tumbuhnya serat, tumbuh juga serat-serat yang sangat pendek dan kasar yang
disebut linter. Lima belas sampai delapan belas hariberikutnya mulai masa
pendewasaan serat, dimana dinding sel makin tebal denganterbentuknya lapisan-
lapisan selulosa dibagian dalam dinding yang asli. Dinding yang asli disebut
dinding primer dan dinding yang menebal pada waktu pendewasaan disebut
dinding sekunder. Pertumbuhan dinding sekunder tersebut berlangsung terus
sampai hari ke 45 sampai hari ke 75 atau satu dua hari sebelumbuah terbuka. Pada

PT. NISSHINBO INDONESIA 41


waktu serat dewasa, agar sel serat tetap bertahan dalam lapisan epidermis. Serat
selama pertumbuhan berbentuk silinder dan diameternya kurang lebih sama
dibagian tengah serat, agak membesar dibagian dasar dan mengecil kearah
ujungnya.
Pemetikan awal biasanya dilakukan dengan tangan, untuk selanjutnya
pemetikan dilakukakan dengan menggunakan mesin, lalu dilakukan pemisahan
antar serat kapas dari biji nya yang disebut dengan istilah “ginning” ginning
meliputi proses pengeringan, pembersihan kapas berbiji, pemisahan serat dari biji,
dan pembersihan serat.

3.2.1 Mortofologi Serat Kapas

Berikut adalah mortofologi serat membujur dan melintang pada serat kapas

3.2.2 Sifat Fisika Serat Kapas

a. Warna

Warna serat kapas secara umum adalah putih cream, tetapi


sesungguhnya terdapat bermacam- macam warna putih. Pengaruh
mikroorganisme menyebabkan warna kapas menjadi suram. Dalam
kondisi cuaca yang jelek , warna kapas menjadi sangat gelap abu-abu
kebiruan. Kapas yang pertumbuhannya terhenti akan berwarna
kekuningan. Warna kapas merupakan salah satu factor penentu grade.

PT. NISSHINBO INDONESIA 42


b. Kekuatan

Kekuatan serat kapas terutama dipengaruh oleh kadar selulosa dalam


serat, panjang rantai dan orientasinya. Kekutan serat kapas perbundel
rata- rata adalah 96.700 pound per inci2 dengan minimum 70.000 dan
maksimum 116.000 pound per inci2. Kekuatan serat bukan kapas pada
umumnya menurun dalam keadaan basah, tetapi sebaliknya kekuatan
serat kapas dalam keadaan basah makin tinggi.

c. Mulur

Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi diantara serat-serat


selulosa alam, kira-kira dua kali mulur rami. Diantara serat alam hanya
sutera dan wol yang mempunyai mulur lebih tinggi dari kapas. Mulur
serat kapas berkisar 4 – 13 % bergantung pada jenisnya dengan mulur
rata- rata 7 %.

d. Moisture Regain

Serat kapas mempunyai afinitas yang besar terhadap air, dan air
mempunyai pengaruh yang nyata pada sifat-sifat serat. Serat kapas yang
sangat kering bersifat kasar, rapuh dan kekuatannya rendah. Moisture
regain serat kapas bervariasi dengan perubahan kelembaban relatif
atmosfir sekelilingnya. Moiture regain serat kapas pada kondisi standar
berkisar antara 7 – 8,5 %.

3.2.3 Sifat Kimia Serat Kapas

a. Pengaruh asam
Selulosa tahan terhadap asam lemah, sedangkan terhadap asam kuat
akan menyebabkan kerusakan. Asam kuat akan menghidrolisa selulosa
yang mengambil tempat pada jembatan oksigen penghubung sehingga
terjadi pemutusan rantai molekul selulosa (hidroselulosa). Rantai
molekul menjadi lebih pendek dan menyebabkan penurunan kekuatan
tarik selulosa.

PT. NISSHINBO INDONESIA 43


b. Pengaruh alkali
Alkali mempunyai pengaruh pada kapas. Alkali kuat pada suhu
rendah akan menggelembungkan serat kapas seperti yang terjadi pada
proses merserisasi, sedangkan pada suhu didih air dan dengan adanya
oksigen dalam udara akan menyebabkan terjadinya oksiselulosa.
c. Pengaruh panas
Serat kapas tidak memperlihatkan perubahan kekuatan bila
dipanaskan pada suhu 120OC selama 5 jam, tapi pada suhu yang lebih
tinggi dapat menyebabkan penurunan kekuatan. Serat kapas
kekuatannya hampir hilang jika dipanaskan pada suhu 240OC.

3.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Serat Kapas

• Kelebihan : kain kapas samgat dijunjung tinggi kelebihannya dalam hal


kenyaman Perawatan yang mudah dan harganya yang ekonomis, daya
serap serat kapas Sangat baik namun lambat untuk kering

• Kekurangan : mudah diserang jamur, sehingga dianjurkan untuk


disimpan di tempat kering dengan paparan sinar matahari.

3.3. Serat Polyester

Poliester dibuat daru senyawa asam tereftalat dan etina glikol. Etilena yang
berasal dari penguraian minyak tanah dioksidasi dengan udara menjadi etilena
oksida yang kemudian dihidrasi menjadi etilena glikol.

PT. NISSHINBO INDONESIA 44


Asam tereftalat dibuat dari para-xilena yang harus bebas dari isomer meta
dan orto. P-xilena merupakan bagian dari destilasi minyak tanah dan tidak dapat
dipisahkan dari isomer meta dan orto dengan cara destilasi. Pemisahan dilakukan
dengan cara kristalisasi. P-xilena membeku pada suhu 13°C, m-xilena pada suhu
48°C dan o-xilena pada suhu 24°C. Oksidasi dengan asam nitrat pada suhu 220°C
dan tekanan 30 atmosfir merubah p-xilena menjadi asam tereftalat.

Cara lain ialah dengan oksidasi p-xilena dengan udara dan katalisator kobalt
toluat pada suhu 200°C, menjadi asam toluat yang diesterkan menjadi metil toluat
dan oksidasi selanjutnya terjadi monometil tereftalat. Mono metil tereftalat atau
asam tereftalat diubah menjadi dimetil tereftalat.

Asam tereftalat atau esternya dan etilena glikol dipolimerisasikan dalam


tempat hampa udara dan suhu tinggi. Polimer disemprotkan dalam bentuk pita
danKemudian dipotong–potong menjadi serpih–serpih dan dikeringkan.
Pemintalan dilakukan dengan cara pemintalan leleh. Filament yang terjadi ditarik
dalam keadaan panas sampai lima kali panjang semula, kecuali filamen yang kasar
ditarik dalamkeadaan dingin. Jika hendak dibuat stapel, filamennya dibuat
keriting kemudian dipotong–potong dengan panjang tertentu.

PT. NISSHINBO INDONESIA 45


3.3.1 Mortofologi Serat Polyester

Berikut adalah mortofologi serat membujur dan melintang pada serat polyester

3.3.2 Sifat Fisika Serat Polyester

a. Elektrostatik

Serat poliester sangat menimbulkan elektrostatik selama proses.


Selain itu kain poliester bila bersentuhan dengan kulit akan
menyebabkan timbulnya listrik statis. Oleh karena itu perlu
ditambahkan sifat anti statik pada serat poliester.
b. Berat jenis

Serat poliester memiliki berat jenis 1,38 g/cm3.

c. Morfologi

Serat poliester berbentuk silinder dengan penampang melintang


bulat, atau sesuai dengan bentuk spineret yang digunakan pada saat
pembuatanya.
d. Kandungan air

Serat sintetik pada umumnya memiliki kandungan air yang rendah


yaitu antara 0-3 %. Serat poliester sendiri memiliki kandungan air 0,4
%

PT. NISSHINBO INDONESIA 46


e. Derajat kristalinitas

Derajat kristalinitas adalah faktor penting untuk serat


poliester,karena derajat kristalinitas serat sangat berpengaruh pada daya
serap zat warna, mulur, kekeuatan tarik, stabilitas dimensi, serta sifat-
sifat lainya.
f. Pengaruh panas

Serat poliester tahan terhadap panas sampai pada suhu 220 0C, diatas
suhu ini akan memepengaruhi kekuatan, mulur, dan warnanya menjadi
kekuningan. Suhu 230-240 C menyebabkan poliester melunak, suhu
2600 C menyebabkan poliester meleleh.

g. Sifat Elastis

Poliester memiliki sifat elastisitas yang baik dan ketahanan kusut


yang baik.

3.3.3 Sifat Kimia Serat Polyester

Poliester tahan asam lemah meskipun pada suhu mendidih, dan tahan
asam kuat dingin. Poliester tahan basa lemah tapi kurang tahan basa
kuat. Poliester tahan zat oksidator, alkohol, keton, sabun, dan zat-zat
untuk pencucian kering. Berikut adalah gambaran lengkap mengenai
sifat kimia pada serat polyester :

PT. NISSHINBO INDONESIA 47


3.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Serat Polyester

• Kelebihan : tidak mudah menyerap air, tahan pada noda, sangat ringan,
tidak mudah menyusut, warna tidak mudah pudar, kuat dan lentur.
• Kekurangan : mudah terbakar, sensitive terhadap suhu, tidak memiliki
tekstur lembut, tidak memiliki sirkulasi udara yang baik.

3.4. Bahan Katun


Bahan katun adalah bahan yang terbuat serat kapas yang diolah menjadi
benang. Benang-benang akhirnya dipakai untuk disusun menjadi kain yang siap
dipakai. Bahan katun tergolong bahan alami yang paling umum dipakai pada
pakaian dan terbukti bahwa bahan katun adalah jenis kain yang paling banyak
diproduksi di dunia. Serat kapas untuk kain katun berasal dari serat selulosa, yaitu
serat alam yang berasal dari tumbuhan. Karena berasal dari serat alam, kapas
memiliki sifat higroskopis (menyerap air), mudah kusut, tahan setrika panas, tidak
tahan asam mineral, tahan terhadap ngengat, tapi tidak tahan cendawan. Proses
pembuatan katun dari kapas sebenarnya tidak mudah, diawali dengan memilah
buah kapas yang sudah dipetik lalu diolah menjadi serat kapas sehingga saling
menyambung dan memanjang. Kemudian serat kapas tersebut diproses dengan
teknik yarning yang membuatnya menjadi benang, dan setelah itu bisa dicelupkan
untuk mendapatkan warna yang diinginkan serta di tenun atau rajut untuk menjadi
sebuah kain utuh.Jenis-jenis bahan katun yaitu katun Jepang, katun linen, katun
rayon, katun combed, katun fleece, katun silk, katun spandeks, katun lacoste, dan
lain-lain.

3.4.1 Kelebihan Bahan Katun

a. Katun bersifat kuat dan tahan lama

b. Tekstur dari kainnya halus dan lembut karena dibuat dari serat alami
yaitu serat tanaman kapas.

PT. NISSHINBO INDONESIA 48


c. Katun pada umumnya tidak membuat alergi atau membuat kulit iritasi.
Tanpa harus membuat kulit menjadi lembap,
d. kain katun mampu menyerap keringat dengan baik

e. Katun bisa dipakai dalam berbagai jenis cuaca seperti panas atau dingin
masih berfungsi dengan baik.
f. kain katun pun memberikan sensasi adem ketika bersentuhan dengan
kulit. Hal tersebut membuatnya nyaman dipakai.
g. Beberapa jenis katun ada yang memiliki efek mengkilap

PT. NISSHINBO INDONESIA 49


BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Pelaksanaan praktik kerja lapangan dengan teori yang diberikan di sekolah


tentunya memiliki beberapa perbedaan yang dapat penulis pelajari kembali,
namun tentu saja teori yang diberikan hampir 70% berkaitan erat dengan kegiatan
di lini produksi industri tekstil, hal ini memudahkan penulis untuk melaksanakan
kegiatan PKL dengan baik, lancar dan menambah apa saja kekurangan yang
belum ada pada teori.
Dengan melaksanakan praktik kerja lapangan di PT. Nisshinbo Indonesia,
penulis mendapatkan materi yang bermanfaat di bagian mesin sanforize mengenai
proses sanforize yang bertujuan untuk melenturkan,menguatkan,anti penyusutan,
melembutkan kain serta merapatkan serat pada kain dan cara kerja dari mesin
sanforize, di bagian mesin amonia mengenai proses amonia yang bertujuan untuk
melembutkan dan anti kusut pada kain serta cara kerja dari mesin sanforize, di
bagian mesin inspect rolling mengenai standar grade pada kain.
Dengan adanya kegiatan praktik kerja lapangan ini tentu saja memberikan
banyak manfaat bagi penulis, pengalaman yang berharga, bagaimana
bersosialisasi dengan baik terhadap para pegawai disana, bagaimana melatih
mental di dunia kerja, dan memberikan motivasi bagi diri sendiri ketika penulis
berada di titik dimana merasa tidak bersemangat,jenuh,maupun malas dan penulis
mempelajari bahwa lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap diri kita
sendiri. Lingkungan kerja PT. Nisshinbo yang baik, dan ramah mampu membuat
penulis.
Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa praktik kerja lapangan
sangatlah membantu penulis untuk memberikan pengalaman nyata yang berharga
saat nanti memasuki dunia kerja setelah setelah menyelesaikan sekolah. Dan
dengan praktik kerja industri dapat membina hubungan kerja sama yang baik
antara pihak sekolah dengan perusahaan/lembaga instansi lainnya.

PT. NISSHINBO INDONESIA 50


4.2. Saran

4.2.1 Saran Untuk Industri

1. Berharap pihak industri tetap memberikan kesempatan dan juga


bimbingan ilmu pengetahuan dengan tidak bosan kepada siswa-siswi.
2. Kepada pimpinan perusahaan agar dapat memberikan ruang lingkup
yang lebih besar kepada siswa agar dapat melaksanakan praktik kerja
lapangan di seluruh bagian divisi dan lab.

4.2.2 Saran Untuk Siswa

1. Pentingnya kerja sama dalam tim karena akan membuat beban tiap
orang di dalamnya menjadi ringan.
2. Diharapkan berperilaku baik dan lebih baik dari yang sebelumnya.
3. Bersikap disiplin dalam setiap peraturan yang berlaku
4. Selalu memprioritaskan keselamatan kerja

4.2.3 Saran Untuk Sekolah

1. Pihak sekolah diharapkan dapat memantau dan mengontrol kegiatan


siswa yang sedang melaksanakan praktik kerja lapangan secara insentif
sehingga segala kesulitan yang timbul dapat dipecahkan bersama.
2. Kominikasi antar pihak sekolah dengan pihak industri harus lebih
ditingkatkan lagi agar siswa dapat lebih diperhatikan.

PT. NISSHINBO INDONESIA 51


LAMPIRAN DATA NILAI
Nama Peserta Didik : Ghian Yolan Prayoga
Kelas / Semester : XI / 2
Nama Industri : PT. Nishimbo Indonesia
Nama Instruktur : Daniel Charles. K
Skor
No Komponen Penilaian Keterangan
(0-100)
1. Aspek sikap
a. Penampilan dan kerapihan pakaian 95
b. Komitmen dan intregasi 98
c. Menghargai dan menghormati (kesopanan) 98
d. Kreativitas 95
e. Kerja sama tim 98
f. Disiplin dan tanggung jawab 98
2. Aspek Pengetahuan
a. Penguasaan keilmuan 95
b. Kemampuan mengidentifikasi masalah 98
c. Kemampuan menemukan alternatif solusi secara kreatif 98
3. Aspek Keterampilan
a. Keahlian dan keterampilan 95
b. Inovasi dan kreativitas 100
c. Produktivitas dan penyelesaian tugas 98
d. Penguasaan alat kerja 98
Nilai Rata-rata Nilai 1,2 dan 3 1.011,2
4. Nilai Laporan PKL (20%) 95×20%=19
Nilai Akhir PKL 1.030,2 A+

Pembimbing Instansi/Perusahaan

Daniel Charles K
NIP : 9903240094

PT. NISSHINBO INDONESIA 52


LAMPIRAN DATA NILAI
Nama Peserta Didik : Keisha Adelia Vasya
Kelas / Semester : XI / 2
Nama Industri : PT. Nishimbo Indonesia
Nama Instruktur : Daniel Charles. K
Skor
No Komponen Penilaian Keterangan
(0-100)
1. Aspek sikap
a. Penampilan dan kerapihan pakaian 95
b. Komitmen dan intregasi 95
c. Menghargai dan menghormati (kesopanan) 98
d. Kreativitas 95
e. Kerja sama tim 90
f. Disiplin dan tanggung jawab 92
2. Aspek Pengetahuan
a. Penguasaan keilmuan 92
b. Kemampuan mengidentifikasi masalah 92
c. Kemampuan menemukan alternatif solusi secara kreatif 92
3. Aspek Keterampilan
a. Keahlian dan keterampilan 92
b. Inovasi dan kreativitas 95
c. Produktivitas dan penyelesaian tugas 95
d. Penguasaan alat kerja 95
Nilai Rata-rata Nilai 1,2 dan 3 95
4. Nilai Laporan PKL (20%) 974,4
Nilai Akhir PKL 95×20%=19 A

Pembimbing Instansi/Perusahaan

Daniel Charles K
NIP : 9903240094

PT. NISSHINBO INDONESIA 53


LAMPIRAN DATA NILAI
Nama Peserta Didik : Muhammad Muzakki Rafael Transiyanto
Kelas / Semester : XI / 2
Nama Industri : PT. Nishimbo Indonesia
Nama Instruktur : Daniel Charles. K
Skor
No Komponen Penilaian Keterangan
(0-100)
1. Aspek sikap
a. Penampilan dan kerapihan pakaian 95
b. Komitmen dan intregasi 98
c. Menghargai dan menghormati (kesopanan) 98
d. Kreativitas 95
e. Kerja sama tim 98
f. Disiplin dan tanggung jawab 98
2. Aspek Pengetahuan
a. Penguasaan keilmuan 95
b. Kemampuan mengidentifikasi masalah 98
c. Kemampuan menemukan alternatif solusi secara kreatif 98
3. Aspek Keterampilan
a. Keahlian dan keterampilan 95
b. Inovasi dan kreativitas 100
c. Produktivitas dan penyelesaian tugas 98
d. Penguasaan alat kerja 98
Nilai Rata-rata Nilai 1,2 dan 3 (80%) 1.011.2
4. Nilai Laporan PKL (20%) 95×20%=19
Nilai Akhir PKL 1.030,2 A+

Pembimbing Instansi/Perusahaan

Daniel Charles K
NIP : 990324009

PT. NISSHINBO INDONESIA 54


LAMPIRAN DATA NILAI
Nama Peserta Didik : Noviena Amanda
Kelas / Semester : XI / 2
Nama Industri : PT. Nishimbo Indonesia
Nama Instruktur : Daniel Charles. K
Skor
No Komponen Penilaian Keterangan
(0-100)
1. Aspek sikap
a. Penampilan dan kerapihan pakaian 95
b. Komitmen dan intregasi 95
c. Menghargai dan menghormati (kesopanan) 98
d. Kreativitas 95
e. Kerja sama tim 90
f. Disiplin dan tanggung jawab 92
2. Aspek Pengetahuan
a. Penguasaan keilmuan 92
b. Kemampuan mengidentifikasi masalah 92
c. Kemampuan menemukan alternatif solusi secara kreatif 92
3. Aspek Keterampilan
a. Keahlian dan keterampilan 92
b. Inovasi dan kreativitas 95
c. Produktivitas dan penyelesaian tugas 95
d. Penguasaan alat kerja 95
Nilai Rata-rata Nilai 1,2 dan 3 95
4. Nilai Laporan PKL (20%) 974,4
Nilai Akhir PKL 95×20%=19 A

Pembimbing Instansi/Perusahaan

Daniel Charles K
NIP : 9903240094

PT. NISSHINBO INDONESIA 55


LAMPIRAN DOKUMENTASI

 Amonia

 Sanforize

PT. NISSHINBO INDONESIA 56


 Finshing : Inspect Rolling

 Finishing : Iroken

PT. NISSHINBO INDONESIA 57


 Finishing : Accessories

 Finishing : Packing/Packing Folding

PT. NISSHINBO INDONESIA 58


 Finishing : Warehouse/Gudang Kain Jadi

PT. NISSHINBO INDONESIA 59


DAFTAR PUSTAKA

1. https://repositori.kemdikbud.go.id/11612/1/Pengantar%20Ilmu%20Te
kstil%201%20-%201.pdf
2. “pengertian serat” https://www.gramedia.com/literasi/serat/
3. https://www.scribd.com/document/373918009/LAPORAN-
PRAKTIK-LAPANGAN2
4. https://fitinline.com/article/read/penyelesaian-pembuatan-kain-tekstil-
dengan-sanforis/

PT. NISSHINBO INDONESIA 60

Anda mungkin juga menyukai