Anda di halaman 1dari 43

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMK NEGERI 1 BATUI SELATAN
Jl. Pengairan, Desa Bone Balantak, Kec. Batui Selatan, Telp. 085257632893

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI


DI LABORATORIUM PT. PG. GORONTALO
Jl. H. Yunus Abdulah. Desa Gandaria, Kec. Tolangohula, Kab. GORONTALO

ANALISA KHUSUS GULA PRODUKSI


Di Susun sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional Kompetensi Kejuruan

(UKK) di SMK Negeri 1 Batui Selatan

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1:

NAMA/NIS :RIANTI MAHARANI/21321


:NOVI HIDAYANTI/21315
KELAS XII
BIDANG KEAHLIAN :TEKNOLOGI MANUFACTURE
DAN REKAYASA
PROGRAM KEAHLIAN :TEKNIK KIMIA INDUSTRI

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI


DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN SMK NEGERI 1 BATUI
SELATAN
PERIODE 07 JULI S/D 31 OKTOBER 2023
TAHUN DIKLAT 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan hasil pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) yang telah
dilaksanakan pada tanggal 07 Juli s/d 31 Oktober 2023 telah diperiksa dan disahkan
pada tanggal 31 Oktober 2023

Nama : RIANTI MAHARANI Nama : NOVI HIDAYANTI


Nis 21321 Nis 21315
Jurusan : Teknik Kimia Industri Jurusan : Teknik Kimia Industri
Tempat prakerin : PT. PG Tempat prakerin : PT.PG GORONTALO
GORONTALO

PEMBIMBING SEKOLAH PEMBIMBING DU/DI

DARWIS AHMAD S.Pd ALWI S. HASAN, S.Si


NIP.72011527119000 NIK. 02-2754-1126

MENGETAHUI

KEPALA SMK NEGERI 1 BATUI SELATAN MANAGER QUALITY


CONTROL LABORATORIUM

Drs.Hi.ABDUL KADIR A.BANTILAN.MM ALAQ SETOADJI, ST


NIP. 19650707 199802 1 003 NIK. -

i
IDENTITAS SEKOLAH

 Nama sekolah : SMK NEGERI 1 BATUI SELATAN


 Alamat : Jl. Pengairan, Bone Balantak Kec. Batui Selatan
 Status sekolah : Negeri
 No telp : 0852 5763 2893
 Email : smkn1batuiselatan@gmail.com
 Website sekolah : -
 Kepala sekolah : Drs.Hi.ABDUL KADIR A.BANTILAN.,MM
Nip. 19650707 199802 1 003
 Program keahlian
:
 Teknik Kimia Industri
 Teknik Mekanik Industri
 Teknik Instalasi Tenaga Listrik

ii
IDENTITAS SISWA

1. Nama Siswa : Novi Hidayanti


2. Tempat, Tanggal Lahir : Kayowa,06 November 2005
3. Nomor Telepon/ HP : 0858255444993
4. Alamat Siswa : Kayowa,kec.Batui
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Golongan Darah : -
7. Nomor Induk : 21315
8. Bidang Keahlian : Teknologi Manufaktur dan Rekayasa
9. Program Keahlian : Teknik Kimia Industri
10. Sekolah : SMK Negeri 1 Batui Selatan
11. Alamat : Jl. Pengairan, Bone Balantak, Kec.
Batui Selatan
12. Nomor Telepon : 0852 5763 2893
13. Nomor Faximile : -
14. E-mail : -
15. Nama Orang tua : Ayah : MUHSIN L
Ibu : RUKIYAH
16. Alamat Orang Tua : Desa Kayowa,Kecamatan Batui
17. Nomor Telepon / HP : -

Gorontalo, 31 Oktober 2023

NOVI HIDAYANTI
NIS : 21315

iii
IDENTITAS SISWA

18. Nama Siswa : Rianti Maharani


19. Tempat, Tanggal Lahir : Manampak,04 Desember 2005
20. Nomor Telepon/ HP : 085656991268
21. Alamat Siswa : Desa Masing,kec.Batui Selatan
22. Jenis Kelamin : Perempuan
23. Golongan Darah : -
24. Nomor Induk : 21321
25. Bidang Keahlian : Teknologi Manufaktur dan Rekayasa
26. Program Keahlian : Teknik Kimia Industri
27. Sekolah : SMK Negeri 1 Batui Selatan
28. Alamat : Jl. Pengairan, Bone Balantak, Kec. Batui
Selatan
29. Nomor Telepon : 0852 5763 2893
30. Nomor Faximile : -
31. E-mail : -
32. Nama Orang tua : Ayah : RATNO
Ibu : ELVISUKAESI SIRI DG. M Sp,d
33. Alamat Orang Tua : Desa Masing,Kecamatan Batui Selatan
34. Nomor Telepon / HP : -

Gorontalo, 31 Oktober 2023

RIANTI MAHARANI
NIS : 21321

i
IDENTITAS INSTANSI PEMERINTAH / DUNIA USAHA/ INDUSTRI

1. Nama Intansi/ Perusahaan : PT. PG. GORONTALO


2. Jenis Usaha/ Bidang Usaha : Perkebunan Tebu & Industri Gula
3. Nomor Izin Usaha : -
4. Alamat Intansi : Desa Gandaria, Kecamatan Tolangohula,
Kabupaten Gorontalo
5. Komoditas : Gula Pasir
6. Kelompok Industri : Gula Pasir
7. No Telepon : -
8. No Faxilime : -
9. E-mail : ptpggorontalo@gmail.com
10. Nama Pimpinan : Ir. Mbantu Karokaro
11. Nama Instruktur : Alwi S. Hasan, S.Si

v
KATA PENGANTAR

` Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat melaksanakan
prakerin dan juga dpat menyelesaikan laporan ini dengan baik.Laporan prakerin ini
kami susun berdasarkan pengalaman dan data-data yang kami peroleh selama
melaksanakaan prakerin di PT.PG GORONTALO, laporan ini disusun sedemikian
rupa dengan tujuan dapat diterima dan dipahami oleh pembimbing serta dpat dipakai
sebagai usulan adik-adik yang nantinya juga akan melaksanakan prakerin dan
menyusun laporan.
Kami menyadari bahwa hal tersebut terlaksana berkat bantuan berbagai pihak,baik
secara langsung maupun tidak langsung.Untuk itu zinkan saya mengucapkan
terimakasih kepada;
1. Bapak Drs. Hi. Abdul Kadir A. Bantilan.,MM selaku kepala sekolah SMK
Negeri 1 Batui Selatan
2. Ibu Verayana S.Pd selakau ketua jurusan Teknik Kimia Industri (TKI)
3. Bapak Ir.Mbantu karokaro sebagai pemimpin PT.PG GORONTALO
4. Bapak Alwi S. Hasan S.Si selaku ketua pembimbing dari pihak
Laboratorium
5. Seluruh Staf dari Karyawan PT.PG Gorontalo, yang bersedia mengarahkan,
mengajarkan dan membantu saya selama pelaksanaan PRAKERIN.
6. Kedua Orang Tua yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi kepada
kami.
Kami juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dalam
kesempurnaan.Walaupun kami telah berusaha dengan semaksimal mungkin dan
daya upaya pada kami.Semoga laporan prakerin ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak,baik penyusunan dan pembaca pada umumnya

Gorontalo,31 Oktober 2023


Penyusun

NOVI HIDAYANTI RIANTI MAHARANI

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i

IDENTITAS SEKOLAH.......................................................................................ii

IDENTITAS SISWA............................................................................................iii

IDENTITAS INSTANSI PEMERINTAH / DUNIA USAHA/ INDUSTRI......v

KATA PENGANTAR...........................................................................................vi

DAFTAR ISI........................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................1

1.2 DASAR HUKUM.........................................................................................1

1.3 TUJUAN PRAKERIN.................................................................................3

1.4 MANFAAT PRAKERIN.............................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................5

2.1 PROFIL PERUSAHAAN............................................................................5

2.2 SEJARAH SINGKAT DU/DI......................................................................5

2.3 STRUKTUR ORGANISASI QUALITY CONTROL...............................6

BAB III PEMBAHASAN JUDUL TEORI..........................................................7

3.1 DASAR TEORI............................................................................................7

3.2 PROSEDUR KERJA...................................................................................9

3.4 Hasil dan Pembahasan...............................................................................19

3.4.1 Hasil......................................................................................................19

3.4.2 Pembahasan..........................................................................................20

BAB IV PENUTUP..............................................................................................23

4.1 KESIMPULAN...........................................................................................23

4.1.1 Kesimpulan PKL.................................................................................23

4.2 SARAN........................................................................................................23

v
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25

LAMPIRAN 1 JURNAL HARIAN....................................................................26

LAMPIRAN 2 DOKUMENTASI.......................................................................32

v
1.1 LATAR BELAKANG BAB I
PENDAHULUAN

Pelaksanaan praktik kerja lapngan (PKL) adalah sebuah pelatihan dan


pembelajaran yang dilaksanakan di dunia usaha atau dunia industry yang relevan
dengan kompetensi keahlian yang dimilikinya masing-masing dalam upaya
meningkatkan mutu sekolah menengah kejuruan (SMK) dan juga menambah
bekal untuk masa-masa mendatang guna memasuki dunia kerja yang semakin
banyak serta ketat dalam persaingannya seperti saat ini, selain itu dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,banyak peralatan baru yang
diciptakan guna menunjang banyaknya permintaan produksi barang atau jasa yang
menimbulkan perubahan mendasar untuk mendapat pekerjaan,sehingga tenaga
kerja dituntut bukan hanya memiliki kemampuan teknis, tetapi juga harus lebih
fleksibel dan berwawasan lebih luas, inovatif serta didukung dengan keterampilan
yang kompeten,maka dengan adanya kegiatan PKL siswa dan siswi dapat
mengasah dan juga mengimplementasikan materi yang didapatkannya di sekolah
langsung ke dunia usaha atau dunia indsutri yang relevan dengan kemampuan
masing-masing.

Melalui Praktek Kerja Industri diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja


yang profesional dimana dimana para Siswa-siswi yang melaksanakan pendidikan
tersebut dapat menerapkan ilmu yang didapat.Tanpa diadakannya Prakter Kerja
Industri,siswa-siswi tidak akan bias langsung terjun ke Dunia Industri dikarenakan
belum mengetahui situasi dan kondisi lingkungan kerja.

1.2 DASAR HUKUM


Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) didasarkan / dilandasi pada :
1. Undang – undang no 20 tahun 2003, tentang system pendidikan Nasional :
pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.

1
2. Peraturan Pemerintahan nomor 19 Tahun 2005 Tentang standar Nasional
Pendidikan Sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
peraturan Nomor 13 Tahun 2005 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintahan Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun
2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintahan Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015
tentang Pembangunan Sumber Daya Industri.
5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI).
6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing
Sumber Daya Manusia Indonesia.
7. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 03/M-IND/PER/1/2017 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan
Berbasis Kompetensi yang Link and match dengan Industri.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 36 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan / madrasah Aliyah
Kejuruan.
10. Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud
No.4678/D/KEP/MK/2016 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan
Menengah Kejuruan.
11. Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud
No.130/DKEP/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum Pendidikan
Menengah Kejuruan.

2
1.3 TUJUAN PRAKERIN
Secara umum praktik Kerja Lapangan (PKL) bertujuan untuk memberi
gambaran kepada siswa atau siswi pada saat bekerja, baik itu di suatu
perusahaan ataupun di suatu lembaga instansi.

Sedangkan secara khususnya antara lain :


1. Dapat menambah dan mengembangkan potensi ilmu pengetahuan pada
masing-masing siswa atau siswi
2. Melatih keterampilan yang dimiliki siswa atau siswi sehingga dapat
bekerja dengan baik.
3. Melahirkan sikap bertanggung jawab,disiplin,sikap mental,etika yang baik
serta dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
4. Menambah kreatifitas siswa atau siswi agar dapat mengembangkan bakat
yang terdapat dalam dirinya.
5. Memberikan motivasi sehingga siswa atau siswi bersemangat dalam
meraih cita-cita mereka.
6. Melatih siswa atau siswi agar dapat membuat suatu laporan yang terperinci
dari apa saja yang mereka kerjakan selama Praktik Kerja Lapangan (PKL).

1.4 MANFAAT PRAKERIN


1. Memperoleh wawasan luas mengenai seluk beluk dunia kerja
2. Meningkatkan rasa percaya diri,disiplin dan bertanggung jawab.
3. Mengetahui arti penting disiplin dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas.
4. Dapat memahami, memantapkan,dan mengembangkan pelajaran yang
diperoleh di sekolah
5. Dapat membandingkan kemampuan yang diperoleh di sekolah dengan
yang dibutuhkan di dunia kerja.
a. Manfaat prakerin bagi sekolah
1. Tujuan pendidikan untuk mendapat keahlian profesional lebih muda
dicapai.
2. Dapat menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan lapangan
kerja.

3
b. Manfaat prakerin bagi siswa/siswi
1. Menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian
profesional,dengan keterampilan,pengetahuan serta etos kerja yang
sesuai dengan tuntutan zaman.
2. Mengasah keterampilan yang diberikan sekolah menengah kejuruan
(SMK).
3. Menambah keterampilan,pengetahuan,gagasan-gagasan seputar dunia
usaha serta industry yang profesional dan handal.
4. Membentuk pola pikir siswa-siswi agar terkonstruktif baik serta
memberikan pengalaman dalam dunia kerja maupun dunia industri.
5. Menjalin kerja sama yang baik antara skolah dan perusahaan
terkait,baik dalam dunia usaha maupun dunia industri.
6. Mengenalkan siswa-siswi pada pekerjaan lapangan didunia indusrti dan
usaha sehingga pada saatnya mereka terjun kelapangan pekerjaan yang
sesungguhnya dapat beradaptassi dengan cepat.
7. Meningkatkan efesiensi waktu dan tenaga dalam mendidik dan melatih
tenaga kerja yang berkualitas.
8. Sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan bahwa pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
9. Memepersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang ssesuai
dengan kebutuhan di era teknollogi informasi dan komunikasi terkinis
10. Memberikan keuntungan pada pihak sekolah dan siswi-siswi itu
sendiri,karena keahlian yang tidak diajarkan disekolah didapat di dunia
usaha atau industri.
c. Manfaat bagi dunia usaha/industri
1. Dapat memilih peserta prakerin baik jumlah, kemampuan, penampilan,
dan waktu yang di anggap menguntungkan.
2. Mendukung program pendidikan pemerintah.
3. Dapat mengenal persis kualitas siswa yang berlatih di industry.
4. Meningkatkan citra perusahaan.
5. Dapat berpartisipasi dlam pembangunan pendidikan pada khususnya
dan pengembangan bangsa pada umumnya.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PROFIL PERUSAHAAN


Nama Perusahaan : PT. PG GORONTALO
Status Perusahaan : Swasta
Pimpinan : Ir. Mbantu Karokaro
Alamat perusahaan : Desa Gandaria kec.Tolangohula kab.GORONTALO

2.2 SEJARAH SINGKAT DU/DI


Riwayat singkat tentang PT. PG GORONTALO, mempunyai sejarah yaitu
berawal dari pabrik gula Naga Manis Plantation yang merupakan salah satu pabrik
gula yang termuda diantara pabrik-pabrik gula yang ada di Indonesia, yang baru
diresmikan oleh presiden soeharto pada tanggal 24 Desember 1992.
Pendirian PT. Naga Manis Plantation adalah dengan akta notaris Sudarso
No. 40 tanggal 15 maret 1990. Persetujuan PMDN dari ketua BKPN tanggal 25
September 1989, serta persetujuan prinsip usaha perkebunan tebu dari menteri
pertanian RI tanggal 18 desember 1990.
Perusahaan pengelolah pabrik gula NMP memulai usahanya pada bulan
maret 1991. Dengan menerjunkan direksi, staf, dan karyawan yang
berpengalaman dalam agrobisnis tebu. Dengan dimulainya penggilingan tebu
perdana atau mulai berproduksi pada tanggal 19 oktober 1992.
Pabrik gula PT. NMP berada di desa lakeya, kecamatan tolangohula,
kabupaten gorontalo. Pabrik gula dibangun dengan rencana kapasitas 4000 TCD
dan ditingkatkan menjadi 8000 TCD (dapat menggiling tebu sebanyak 8000 ton
per hari)
Pada tahun 1997 pabrik gula PT.NMP kepemilikannya diambil alih oleh
BUMN (PT. rajawali nusantara Indonesia) kemudian dengan adanya program
pemerintah untuk mengawastarisasi perusahaan-perusahaan milik Negara BUMN
maka pabrik gula tersebut diambil oleh pemilik/management yang baru yaitu
dengan menamakan pabrik gula ini yaitu PT.PG GORONTALO unit tolangohula
sampai sekarang.

5
2.3 STRUKTUR ORGANISASI QUALITY CONTROL

General

Factry Manager

Manager QCL

Officer Officer Officer Officer Officer UPLC

1.Analisa Pendukung
1.Admin 1.Operat
1.Analisa Material Proses 2.Analisa Material1.Analisa
Proses 3.Analisa Mill 4.Analis Air 5.Analisa
OperatorGula
Adminis
ist rasi trasi AnalisaPe ndukung 1.Analisa 1.Analisa or UPLC UPLC
Shift A Shift B
Material Shift C
Material Shift D
Material
Proses Proses Proses
2.Analisa 2.Analisa 2.Analisa
Material Material Material
Proses Proses Proses
3.Analisa 3.Analisa 3.Analisa
Mill Mill Mill
4.Analis Air 4.Analis Air 4.Analis Air
5.Analisa 5.Analisa 5.Analisa
Gula Gula Gula

6
BAB III
PEMBAHASAN JUDUL TEORI
3.1 DASAR TEORI

Gula kristal putih (GKP) merupakan bahan pemanis alami dari bahan baku
tebu atau bit yang digunakan untuk keperluan konsumsi rumah tangga maupun
untuk bahan baku industri pangan. Manfaat gula disamping sebagai sumber kalori,
yang dapat menjadi alternatif sumber energi dan di sisi lainnya gula juga dapat
berfungsi sebagai bahan pengawet dan tidak membahayakan kesehatan konsumen
(Sugiyanto, 2007). Oleh sebab itu gula menjadi salah satu kebutuhan pokok yang
cukup strategis bagi masyarakat Indonesia.

Pabrik gula di Indonesia sebagian besar sudah berdiri dan beroperasi sejak
jaman Belanda, umumnya mesin dan peralatan produksi juga masih menggunakan
peralatan yang lama. Sehinga menyebabkan efisiensi dan produktifitas pabrik
menjadi kurang maksimal. Walaupun produksi gula kristal putih (GKP) nasional
semakin meningkat, tetapi peningkatannya belum mampu mengimbangi
peningkatan konsumsi. Disamping kuantitas produksi yang belum dapat
mencukupi untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri, kualitas GKP yang
diproduksi juga masih belum maksimal (Departemen Perindustrian, 2009). Oleh
sebab itu dalam rangka penerapan Peraturan Menteri Pertanian No.
68/Permentan/OT.140/6/2013 Tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
Gula Kristal Putih Secara Wajib, maka diperlukan perbaikan proses produksi, agar
GKP yang dihasilkan oleh pabrik GKP dapat memenuhi persyaratan sesuai SNI
3140.3 : 2010 dan Amandemen 1.2011.

Rangkaian proses produksi yang berpengaruh besar terhadap kualitas


produk GKP yang dihasilkan adalah proses pemurnian nira. Menurut Muqiah
(2013) proses pemurnian dilakukan dengan cara: Setelah tebu diperah dan
diperoleh nira mentah (raw juice), selanjutnya dimurnikan. Dalam nira mentah
mengandung gula, yang terdiri dari sukrosa, gula invert (glukosa + fruktosa), zat
bukan gula, dari atom – atom (Ca,Fe,Mg,Al) yang terikat pada asam – asam, asam
organik dan anorganik, zat warna, lilin, asam-asam yang mudah mengikat besi,
aluminium, dan sebagainya. Pada proses pemurnian zat – zat bukan gula akan

7
dipisahkan dengan zat yang mengandung gula. Secara umum ada 3 jenis
pemurnian nira tebu, yaitu proses defekasi, proses sulfitasi dan karbonatasi. Jenis
teknologi yang digunakan dalam proses pemurnian akan menentukan tingkat
absorbsi komponen warna sehingga produknya lebih cerah dan bersih (Kurniawan
dkk., 2009). Pada tingkatan tertentu, teknologi pemurnian juga mampu menekan
kerusakan gula reduksi sehingga juga menentukan besar kecilnya kehilangan gula
dalam proses (Anonim, 2006).
Selanjutnya Muqidah (2013) menjelaskan bahwa proses defekasi
merupakan proses pemurnian nira yang dilakukan dengan penambahan susu kapur
sampai pH 7,2 ± 7,4. Proses defekasi dilakukan pada defekator dan didalamnya
terdapat pengaduk sehingga larutan yang bereaksi dalam defekator menjadi
homogen.
Sedangkan proses sulfitasi dilakukan terhadap nira tebu ditambah kapur
yang berlebih dan selanjutnya kapur dinetralkan dengan gas belerang dioksida
(SO2), maka akan diperoleh garam kapur yang mudah mengendap. Reaksi
pemurnian nira cara sulfitasi adalah sebagai berikut:
SO2 + H2O- - - -> H2SO3
Ca(OH)2 + H2SO3-----> CaSO3 + H2SO3
Ca(OH)2 + SO2-----> CaSO3 + H2O
Endapan CaSO3 yang terbentuk dapat mengabsorbsi partikel-partikel
koloid yang berada di sekitarnya, sehingga kotoran yang terbawa oleh endapan
semakin banyak. Gas SO2 juga mempunyai sifat dapat memucatkan warna,
sehingga diharapkan dapat dihasilkan kristal dengan warna yang lebih terang,
khususnya pada nira kental penguapan.
Sedangkan untuk proses karbonatasi dilakukan dengan menggunakan susu
kapur dan gas CO2 sebagai bahan pembantu. Susu kapur yang ditambahkan pada
cara ini lebih banyak dibandingkan cara sulfitasi, sehingga menghasilkan endapan
yang lebih banyak. Kelebihan susu kapur yang terdapat pada nira dinetralkan
dengan menggunakan gas CO2. Reaksi yang terjadi adalah:
Ca(OH)2 + CO2- - - -> CaCO3 + H2O

8
3.2 PROSEDUR KERJA

A. Analisa Colour sugar product


 Alat
 Spektrophometer
 Cuvet 1 cm
 Hand Refactometer / digital Refactometer
 Timbangan analitik
 Stirrer / pengaduk
 Thermometer
 Filter Holder Flask Set
 Filtering flask Erlenmeyer
 Vacum pump
 Beaker glass 100 ml
 Bahan
 Kerta saring whatman no 40
 Aquadest
 Filter Aid (kieselguhr)
 Tujuan
Untuk menentukan derajat warna (Colour ) dari larutan gula.
 Cara kerja
 Sampel di timbang 50gr dan ditambahkan air 50gr.
 Aduk sampel sampai larut, kemudian saring menggunakan kertas
saring whatman no 40.
 Setelah itu brix sampel pada alat refractometer, catat hasilnya.
 Kemudian baca ABSnya dalam spectrometer dengan panjang
gelombang 420NM, catat hasilnya.
B. Analisa moist sugar product
 Alat
 Moisture analyzer
 Alumunium dish
 Spatula

9
 Bahan
 sugar produk/gula reduksi
 A & R4 sugar
 B & C sugar
 R2 & R3 sugar
 Tujuan
Untuk mengetahui kadar air/ kelembaban gula.
 Cara kerja
 Nyalakan alat, buka penutup alat moisture analyzer,kemudian
letakkan breeze break ring,pan support,pan handle,dan sampel pan
secara berurutan dari bawah
 Letakkan aluminium dish di dalamnya.
 Tekan tombol STARS (tujuannya untuk mengeringkan aluminium
dishnya), tunggu sampai angka TGT menunjukkan angka
0.00,kemudian tekan RESET.
 Masukkan

-20 gr untuk gula produksi


-2 gr untuk sampel gula B&C
-5 gr untuk sampel gula A,R2,R3
 Kemudian tutup kembali.
 Tekan tombol START
 Lakukan pembacaan angka yang diperoleh setelah pengeringan
selesai(ditandai dengan bunyi bell,alat sudah disetting secara otomatis
),catat hasilnya.
C. Analisa pol sugar product
 Alat
 Timbangan analitik
 Beaker glass 100 ml
 Corong gelas
 Labu takar 100 ml
 Thermometer

1
 Polatronik
 Pembuluh pol 200 mm
 Bahan
 Penjernih altenatif
-larutan Tawas,
-larutan NaOH 5.13M
 Aquadest
 Tujuan
Untuk mengetahui kandungan sukrosa dalam Kristal gula

 Cara kerja
 Timbang 26,01 gram sampel gula dalam beaker glass,kemudian
massukkan ke dalam labu takar 100 ml dengan menggunakan corong.
 Tambahkan aquadest sebanyak 60 ml,kemudian gojok sampai larut
sempurna.
 Tambahkan :
-2 ml larutan 1.05 M
-2 ml NaOH 5.13 M
 Strip dengan aquadest sampai dengan garis batas
 Lakukan pembacaan polarisasi dengan memassukkan sampel pada
pembuluh pol 200 mm yang bersih dan kering pada alat polatronik,
catat hasilnya sebagai pol gula.
D. Analisa MA & CV sugar product
 Alat
 Timbangan elektronik
 Oven pengerring
 Mechanical shaker
 Sastu set test sieve (ayakan)
-Ukuran 14 , aperture size 1.400 mm
-Ukuran 16 mesh, aperture size 1.180 mm
-Ukuran 18 mesh, aperture size 1.000 mm
-Ukuran 20 mesh, aperture size 0.850 mm

1
-Ukuran 30 mesh, aperture size 0.600 mm
-Ukuran 32 mesh, aperture size 0.425 mm
-Ukuran 34 mesh, aperture size 0.300 mm
-Base pan
 Bahan
 Gula produksi
 Tujuan
Untuk mengetahui ukuran Kristal gula (MA) dan tingkat keseragam
/kerataannya (CV)
 Cara kerja
 Lakukan pengeringan sampel gula terlebih dahulu dalam oven pada
suhu 105̊ C apabila kadar air gula agak basah atau lebih dari 0.025%
 Timbang berat kosong dari masing-masing ayakan, catat hasilnya
 Susun ayakan secara berurutan seesuai ukuran dari ayakan paling
rendah (base pan) ke atas dengan ukuran paling besar (2.00 mm).
 Letakkan 100.00 gram sampel gula pada aykan paling atas.
 Pasang susunan aayakan pada alat Sieve shaker dan lakukan shetting
pengayakan selama 10 menit.
 Lepaskan susunan ayakan dari alat Sieve shaker,kemudian timbang
masing-masing ayakan, catat hasilnya sebagai berat masing-masing
ayakan ditambah gula.
 Hitung berat gula masing-masing yang tertinggal pada setiap ayakan
dan nyatakan sebagai % kumulatif dari berat total.
 Buat grafik hubungan antara ukuran ayakan (aperture size) terhadap
% kumulatif dari berat total gula

1
 Contoh perhitungan

Berat sampel gula = 100.00gram

NO Aperture Berat ayakan Berat ayakan Berat gula Komulatif


size (mm) kosong (gram) +gula (gram) (gram) berat total (%)

1. 1.4 364,18 378,63 14,45 14,45

2. 1.18 314,68 328,42 13,74 28,19


3. 1.00 348,05 366,48 18,42 46,61
4. 0.85 291,09 306,02 14,93 61,54
5. 0.600 325,98 349,47 23,51 85,05
6. 0.425 302,49 312.43 13.69 94,99
7. 0.300 302,49 390,52 3,15 98,14

Base pan 387,37 355,30 10.43 100,00


Σ 100,00

E. Analisa Colour
 Rumus

 Alat y= 79.41x + 143.4


 Gelas sampel
R² = 0.994
 Timbangan analitik
MA=1.18 mm
 Beaker gelas 100 ml
 Stirrer/pengaduk =36.40%

1
 Corong
 Spektrophometer
 Refractometer
 Cuvet 1 ml
 Spatula
 Bahan
 Kertas saring watman no 91
 Aquadest
 Tissu
 Tujuan
Untuk menentukan derajat warna dari larutan.
 Sampel
 Cear juice
 Raw syrup
 A-mol
 B- magma
 B-mol
 C-magma
 A dan R4 sugar
 B dan C-sugar
 Raw sugar
 Raw liquour
 Clear liquour
 Sweet water tidak di timbang
 R2 magama
 R3 magma
 RO1
 RO2
 RO3
 R2 sugar
 R3 sugar

1
 Cara Kerja
 Sampel di timbang sesuai dengan ukuran yang telah di tentukan
kemudian di tambah aquadest.
 Aduk sampel sampai larut, kemudian saring menggunakan kertas
saring whatman no 91.
 Setelah itu brix sampel pada alat refractometer, catat hasilnya.

RUMUS
 Kemudian baca ABSnya dalam spectrometer dengan
o 𝑐𝑜𝑙𝑜𝑢𝑟 = 𝐴𝑠 𝑋 1000 × 𝐼𝑈
panjang
𝑏𝑋𝑐

Dimana :
As : Absorbance larutan gula b: Tabel kuvet (cm)
c: Konsentrasi dari larutan gula

Catatan :
Hasil table icumsa gr/cm3 diambil dari nilai brix yang telah ditimbang.

F. Analisa Dextran

 Alat
 Gelas sampel
 Corong
 Timbagan analitik
 Digital refractometer
 Gelas ukur 100 ml
 Pipet volume10 ml
 Seperangkat alat penyaring vaccum (Buchner filter funnel, filtering
Erlenmeyer flask)
 Beaker 100 ml
 Spectrophometer
 Alat untuk standarisasi
 labu takar 50 ml
 pipet volume 10 ml
 pipet ukur 10 ml, 50 ml

1
 Bahan
 Aquadest
 Larutan trichloro acetic acid (TCA) 10 %
 Acid-washed kieselguhr
 Alkohol absolute
 Kertas saring whatman no 91
 Tujuan
Untuk menentukan kandungan dextran yang terdapat dalam nira
sebagai indikasi penentu kerusakan tebu dilapangan.
 Sampel
 FEJ (First Expressed Juice)
 MJ (Mixed Juice)
 RAW Syrup
 Cara Kerja
 Ukur sampel 60 ml menggunakan gelas ukur 100 ml.
 Simpan dalam labu Erlenmeyer 250 ml.
 Tambahkan 10 ml larutan TCA 10 %.
 Tambahkan 2 gr acid-washed kieselguhr.
 Kemudian kocok dan saring menggunakan kertas saring.
 Siapkan 6 erlenmeyer, 3 sebagai sampel dan 3 sebagai blanko.
 Tambahkan 10 ml alcohol pada sampel dan 10 ml aquadest pada
blanko.
 Kocok, dan diamkan 20 menit.
 Setelah itu lakukan pembacaan ABS dengan alat spectrophometer
dengan panjang gelombang 720nm,dengan ketelitian 3 angka
dibelakang koma.

 Rumus
Dextran per 100 Brix=ppm Dextran (dari kurva) x 100

1
G. Analisa Phosphate

 Alat
 Timbangan analitik
 Spektrophometer dengan kuvet 1cm
 Hot plate
 Erlenmeyer 100 ml
 Gelas arloji
 Corong kecil
 Pipet micro
 Labu takar 100 ml
 Gelas ukur 10 dan 100 ml
 Bahan
 Acid ascorbat
 Citrit acid 100%
 Amonium molybdate dalam H2SO4
 Aquadest
 Tujuan
Untuk mengetahui kadar phosphate dalam nira terkait dengan proses
pengendapan oleh kapur yang membentuk gugus trikalsium phosphate
yang mudah mengendap.
 Sampel
 FEJ ( First expressed juice)
 Mixed Juice
 Clear Juice
 Cara Kerja
 Siapkan 6 buah Erlenmeyer, 5 untuk sampel dan 1 untuk blanko.
 Tambahkan aquadest 30 ml.
 Tambahkan citric acid secukupnya.
 Tambahkan 4 ml larutan amonium molybdate dalam H2SO4.
 Tambahkan 2 ml larutan acid ascorbat.
 Masukan

1
 2 ml sampel untuk FEJ dan MJ
 10 ml untuk sampel CJ.
 Setelah itu panaskan hingga mendidih, angkat kemudian dinginkan
dan strip menggunakan aquadest
 Kemudian cari Absorbance pada alat spectrophotometer dengan
panjang gelombang 650 nm
 Pengukuran dilakukan dengan aquadest untuk zero kemudian blanko
dan diteruskan dengan sampel selanjutnya.

 RUMUS
 Untuk sampel FEJ,MJ,dan NE
𝑃ℎ𝑜𝑠𝑝ℎ𝑎𝑡𝑒 = 7,898 × 𝐴𝐵𝑆 + 0,002 × 100 ∶ 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
H. Analisa Turbidity

 Alat
 Spektophotometer
 Kuvet 1 cm
 Saringan
 Tujuan
Untuk mengetahui tingkat kejernihan nira sebagai tolak ukur
keberhasilan dalam tahap pemurnian.
 Sampel
 Mixed juice
 Clear juice
 Cara Kerja
 Saring sampel terlebih dahulu menggunakan saringan
 Cari Absorbance pada alat spektrophotometer dengan panjang
gelombang 900 nm
 Sebelum pengukuran, zero terlebih dahulu mengguakan aquadest, dan
dilanjutkan dengan sampel selanjutnya, catat hasilnya

 Rumus
o 𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑑𝑖𝑡𝑦 = 100 × 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑐𝑒

1
3.4 Hasil dan Pembahasan
3.4.1 Hasil
1. Colour sugar product

NO SAMPEL Abs Brix HASIL


1. Gula produk 0.095 49.5 156

2. Moist sugar product

NO SAMPEL HASIL
1. Gula produk 0.023

3. Pol sugar product

NO SAMPEL HASIL
1. Gula product 99.72

4. MA & CV sugar product

NO SAMPEL HASIL
1. Gula product MA= 43.423 CV=0.966

5.Colour material proses

NO SAMPEL Abs Brix HASIL


1. Gula product 0.151 16.1 881

1
6.Dextran

NO SAMPEL Brix Abs Hasil


1. FEJ 16.10 0.033 129.44 157.98
2. MJ 12.87 0.037 180.48 214.85
3. NK 12.86 0.034 166.70 202.09
7.Phosphate

NO SAMPEL Abs HASIL


1. FEJ 0.689 544.37
2. MJ 0.545 430.64

3. NE 1.293 97.876
8.Turbidity

NO SAMPEL Abs HASIL


1. Clear juice 0.304 30.4

3.4.2 Pembahasan
1. Colour sugar product

Analisa gula product dilakukan untuk mengetahui derajat warna


(Colour ) dari larutan gula,standar gula product premium 80-100 A1.
Sampel yang digunakan pada analisis ini yaitu gula product dengan hasil
156 (melebihi standar).

2. Moist sugar product


Berdasarkan hasil analisis terhadap gula produk, diperoleh nilai
sebesar 0.023 dengan standar 0.1%. apabila nilai yang diperoleh melebihi
standar, maka akan mempengaruhi kualitas gula terhadap lama
penyimpanan, misalnya gula akan cepat mengeras atau gula akan cepat
mencair di tempat penyimpanan.

2
3. Pol sugar product
Analisis pol sugar product dilakukan untuk mengetahui kandungan
sukrosa dalam Kristal gula dengan standart 99.6,hasil yang didapatkan
yaitu 99.72
4. MA & CV sugar product
Analisa MA & CV dilakukan untuk mengetahui ukuran Kristal
gula (MA) dan tingkat keseragam /kerataannya (CV), nilai yang
didapatkan dari (MA) yaitu 0.960 dan (CV) 43.423,dengan standar 0,8-
1,2. semakin bagus ukuran dan warna gula rafinasi maka kualitas gula juga
akan semakin membaik.
5. Colour material proses
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui derajat warna pada larutan
dengan standar 101 – 200, sampel yang digunakan pada analisis ini yaitu
clear liquor dengan hasil 881 ( melebihi standar ).

6.Dextran
Analisis dextran dilakukan untuk mengetahui kandungan dextran
yang ada dalam nira, sebagai indikasi kerusakan dalam nira. Berdasarkan
hasil analisis terhadap FEJ, MJ, dan NE, nilai yang diperoleh yaitu 157.98
– 2014.85 yang diketahui kurang dari 300. Apabila nilai yang diperoleh
lebih dari standar yang ditentukan menyebabkan kehilangan terhadap
produk gula. Keberadaan dekstran mengakibatkan penurunan produksi
gula dan kualitas akhir gula.

7.Phosphate
Analisis phosohate dilakukan untuk mengetahui kadar phosphate
dalam nira terkait dengan proses pengendapan oleh kapur yang
membentuk gugus trikalsium phosphate yang mudah mengendap
berdasarkan hasil analiisis terhadap FEJ, MJ, dan NE diperoleh nilai
544.37 unutuk FEJ, 430.64 untuk MJ, dan 97.876 untuk NE. standar yang
digunakan yaitu > 300. Untuk sampel FEJ dan MJ memenuhi standar
karena > 300, sedangkan untuk NE tidak memenuhi standar karena nilai
yang dihasilkan < 300.

2
Jumlah kadar phosphate dalam nira berbanding terbalik dengan
turbidity pada suatu nira, semakin besar kadar phosphate yang terkandung
maka semakin jernih pula nira yang dihasilakn.

8. Turbidity
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kekeruhan pada nira.
Berdasarkan hasil analisis turbidity terhadap clear juice, diperoleh nilai
sebesar 30.4, dengan standar < 100. Hal ini menunjukan bahwa tingkat
kekeruhan pada nira tersebut semakin rendah maka semakin jernih nilai
yang dihasilkan.

2
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
4.1.1 Kesimpulan PKL
Adanya program praktik yang diterapkan di Sekolah Kejuruan sangat
mendukung dalam bidang pendidikan dan kemajuan bagi dunia bisnis atau
usaha.Dengan berakhirnya kegiatan prakerin ini dapat kami simpulkan sebagai
berikut:

1. Siswa dapat mempraktikan hasil teori yang diberikan dari sekolah ke dunia
usaha.
2. Dapat tercipta tenaga kerja yang profesional dan siap kerja nantinya.
3. Kegiatan prakerin sangat perlu dilaksanakan untuk memacu kreativitas
siswa dan menambah pengalaman siswa di dunia usaha.
4. Kegiatan prakerin ini sangat bermanfaat sekali dalam dunia usaha yang
sesungguhnya.

4.1.2 Kesimpulan Analisa

Dari hasil analisa tersebut,dapat disimpulkan bahwa:

Hasil analisa dari sampel sugar product yang ada di PT.PG masih sesuai dengan
standar yang ada.

4.2 SARAN
A. Untuk sekolah
Terlepas dari segala kekurangan dan kelemahan kami sebagai peserta
Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) saran penulis adalah:

1. Agar sekolah lebih meningkatkan mutu,baik staf pengajar maupun anak


didiknya.
2. Supaya sekolah menyediakan alat praktek yang memadai.
3. Dan kami sangat mengharapkan agar pembimbing lebih ditingkatkan
supaya siswa lebih siap mental maupun materi yang akan menunjang
keberhasilan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN).

2
B. Untuk perusahaan

Saran kami ialah:


 Lebih disiplin lagi sesuai jam kerja.
 Memberikan pelatihan-pelatihan kpala karyawan untuk meningkatkan
mutu para pekerja.
 Lebih meningkatkan ketertiban yang sudah berlaku.
 Investaris yang rusak diperbaiki lagi agar tidak menganggu aktifitas
kerja.
 Berilah kesempatan kepadaa para pekerja yang lebih muda untuk mencari
pengalaman.

2
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2006). Baku Operasi Proses Pembuatan Gula. PT Perkebunan


Nusantara X (Persero). Bidang Pengolahan.
Departemen Perindustrian. (2009). Roadmap Industri Gula. Direktorat Jendral
Industri Agro dan Kimia, Departemen Perindustrian, Jakarta
Kurniawan, Y., Bachtiar, A., dan Triantarti. (2009).”Potret Kualitas Gula Kristal
Putih dan Upaya Peningkatan Menuju SNI GKP. Dalam
Mengantisipasi SNI Gula Kristal Putih : Masalah dan Solusi
Peningkatan. Kualitas Gula”. Prosiding Seminar. Pusat
Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. hal. 5
Layli, R., Fahra., Wahyudi., L.(2021). “Proses Produksi Gula PTPN XI PG
Jatiroto”.Laporan Kerja Praktek.Lumajang.
Mulqiah, K. (2013). Proses Pembuatan Gula. http://pik-
puucho.blogspot.com/2013/12/proses-pembuatan-gula.html.
diunduh tanggal 10 Oktober 2023.
Sugiyanto, C. (2007).”Permintaan Gula di Indonesia”.Jurnal Ekonomi
Pembangunan.Vol 8, No. 2, Desember 2007, hal 113-127.

2
LAMPIRAN 1 JURNAL HARIAN

Nama Peserta Didik : Novi Hidayanti


Semester : 1(Ganjil)
Kompetensi Keahlian : Teknik Kimia Industri
Nama Industri : PT.PG GORONTALO PG TOLANGOHULA
Nama Pembimbing : Alwi S.Hasan
Alamat : Desa Gandaria Kec.Tolangohula
Waktu Pkl : 07 Juli/31 Oktober 2023

2
2
2
Nama Peserta Didik : RIANTI MAHARANI
Semester : 1(Ganjil)
Kompetensi Keahlian : Teknik Kimia Industri
Nama Industri : PT.PG GORONTALO PG TOLANGOHULA
Nama Pembimbing : Alwi S.Hasan
Alamat : Desa Gandaria Kec.Tolangohula
Waktu pkl : 07 juli/ 31 Oktober 2023

2
3
3
LAMPIRAN 2 DOKUMENTASI

ANALISA PHOSPHATE

3
ANALISA DEXTRAN

3
ANALISA COLOUR

Anda mungkin juga menyukai