MENGETAHUI
i
IDENTITAS SEKOLAH
ii
IDENTITAS SISWA
NOVI HIDAYANTI
NIS : 21315
iii
IDENTITAS SISWA
RIANTI MAHARANI
NIS : 21321
i
IDENTITAS INSTANSI PEMERINTAH / DUNIA USAHA/ INDUSTRI
v
KATA PENGANTAR
` Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat melaksanakan
prakerin dan juga dpat menyelesaikan laporan ini dengan baik.Laporan prakerin ini
kami susun berdasarkan pengalaman dan data-data yang kami peroleh selama
melaksanakaan prakerin di PT.PG GORONTALO, laporan ini disusun sedemikian
rupa dengan tujuan dapat diterima dan dipahami oleh pembimbing serta dpat dipakai
sebagai usulan adik-adik yang nantinya juga akan melaksanakan prakerin dan
menyusun laporan.
Kami menyadari bahwa hal tersebut terlaksana berkat bantuan berbagai pihak,baik
secara langsung maupun tidak langsung.Untuk itu zinkan saya mengucapkan
terimakasih kepada;
1. Bapak Drs. Hi. Abdul Kadir A. Bantilan.,MM selaku kepala sekolah SMK
Negeri 1 Batui Selatan
2. Ibu Verayana S.Pd selakau ketua jurusan Teknik Kimia Industri (TKI)
3. Bapak Ir.Mbantu karokaro sebagai pemimpin PT.PG GORONTALO
4. Bapak Alwi S. Hasan S.Si selaku ketua pembimbing dari pihak
Laboratorium
5. Seluruh Staf dari Karyawan PT.PG Gorontalo, yang bersedia mengarahkan,
mengajarkan dan membantu saya selama pelaksanaan PRAKERIN.
6. Kedua Orang Tua yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi kepada
kami.
Kami juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dalam
kesempurnaan.Walaupun kami telah berusaha dengan semaksimal mungkin dan
daya upaya pada kami.Semoga laporan prakerin ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak,baik penyusunan dan pembaca pada umumnya
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
IDENTITAS SEKOLAH.......................................................................................ii
IDENTITAS SISWA............................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
3.4.1 Hasil......................................................................................................19
3.4.2 Pembahasan..........................................................................................20
BAB IV PENUTUP..............................................................................................23
4.1 KESIMPULAN...........................................................................................23
4.2 SARAN........................................................................................................23
v
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25
LAMPIRAN 2 DOKUMENTASI.......................................................................32
v
1.1 LATAR BELAKANG BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Peraturan Pemerintahan nomor 19 Tahun 2005 Tentang standar Nasional
Pendidikan Sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
peraturan Nomor 13 Tahun 2005 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintahan Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun
2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintahan Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015
tentang Pembangunan Sumber Daya Industri.
5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI).
6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing
Sumber Daya Manusia Indonesia.
7. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 03/M-IND/PER/1/2017 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan
Berbasis Kompetensi yang Link and match dengan Industri.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 36 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan / madrasah Aliyah
Kejuruan.
10. Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud
No.4678/D/KEP/MK/2016 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan
Menengah Kejuruan.
11. Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud
No.130/DKEP/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum Pendidikan
Menengah Kejuruan.
2
1.3 TUJUAN PRAKERIN
Secara umum praktik Kerja Lapangan (PKL) bertujuan untuk memberi
gambaran kepada siswa atau siswi pada saat bekerja, baik itu di suatu
perusahaan ataupun di suatu lembaga instansi.
3
b. Manfaat prakerin bagi siswa/siswi
1. Menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian
profesional,dengan keterampilan,pengetahuan serta etos kerja yang
sesuai dengan tuntutan zaman.
2. Mengasah keterampilan yang diberikan sekolah menengah kejuruan
(SMK).
3. Menambah keterampilan,pengetahuan,gagasan-gagasan seputar dunia
usaha serta industry yang profesional dan handal.
4. Membentuk pola pikir siswa-siswi agar terkonstruktif baik serta
memberikan pengalaman dalam dunia kerja maupun dunia industri.
5. Menjalin kerja sama yang baik antara skolah dan perusahaan
terkait,baik dalam dunia usaha maupun dunia industri.
6. Mengenalkan siswa-siswi pada pekerjaan lapangan didunia indusrti dan
usaha sehingga pada saatnya mereka terjun kelapangan pekerjaan yang
sesungguhnya dapat beradaptassi dengan cepat.
7. Meningkatkan efesiensi waktu dan tenaga dalam mendidik dan melatih
tenaga kerja yang berkualitas.
8. Sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan bahwa pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
9. Memepersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang ssesuai
dengan kebutuhan di era teknollogi informasi dan komunikasi terkinis
10. Memberikan keuntungan pada pihak sekolah dan siswi-siswi itu
sendiri,karena keahlian yang tidak diajarkan disekolah didapat di dunia
usaha atau industri.
c. Manfaat bagi dunia usaha/industri
1. Dapat memilih peserta prakerin baik jumlah, kemampuan, penampilan,
dan waktu yang di anggap menguntungkan.
2. Mendukung program pendidikan pemerintah.
3. Dapat mengenal persis kualitas siswa yang berlatih di industry.
4. Meningkatkan citra perusahaan.
5. Dapat berpartisipasi dlam pembangunan pendidikan pada khususnya
dan pengembangan bangsa pada umumnya.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
2.3 STRUKTUR ORGANISASI QUALITY CONTROL
General
Factry Manager
Manager QCL
1.Analisa Pendukung
1.Admin 1.Operat
1.Analisa Material Proses 2.Analisa Material1.Analisa
Proses 3.Analisa Mill 4.Analis Air 5.Analisa
OperatorGula
Adminis
ist rasi trasi AnalisaPe ndukung 1.Analisa 1.Analisa or UPLC UPLC
Shift A Shift B
Material Shift C
Material Shift D
Material
Proses Proses Proses
2.Analisa 2.Analisa 2.Analisa
Material Material Material
Proses Proses Proses
3.Analisa 3.Analisa 3.Analisa
Mill Mill Mill
4.Analis Air 4.Analis Air 4.Analis Air
5.Analisa 5.Analisa 5.Analisa
Gula Gula Gula
6
BAB III
PEMBAHASAN JUDUL TEORI
3.1 DASAR TEORI
Gula kristal putih (GKP) merupakan bahan pemanis alami dari bahan baku
tebu atau bit yang digunakan untuk keperluan konsumsi rumah tangga maupun
untuk bahan baku industri pangan. Manfaat gula disamping sebagai sumber kalori,
yang dapat menjadi alternatif sumber energi dan di sisi lainnya gula juga dapat
berfungsi sebagai bahan pengawet dan tidak membahayakan kesehatan konsumen
(Sugiyanto, 2007). Oleh sebab itu gula menjadi salah satu kebutuhan pokok yang
cukup strategis bagi masyarakat Indonesia.
Pabrik gula di Indonesia sebagian besar sudah berdiri dan beroperasi sejak
jaman Belanda, umumnya mesin dan peralatan produksi juga masih menggunakan
peralatan yang lama. Sehinga menyebabkan efisiensi dan produktifitas pabrik
menjadi kurang maksimal. Walaupun produksi gula kristal putih (GKP) nasional
semakin meningkat, tetapi peningkatannya belum mampu mengimbangi
peningkatan konsumsi. Disamping kuantitas produksi yang belum dapat
mencukupi untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri, kualitas GKP yang
diproduksi juga masih belum maksimal (Departemen Perindustrian, 2009). Oleh
sebab itu dalam rangka penerapan Peraturan Menteri Pertanian No.
68/Permentan/OT.140/6/2013 Tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
Gula Kristal Putih Secara Wajib, maka diperlukan perbaikan proses produksi, agar
GKP yang dihasilkan oleh pabrik GKP dapat memenuhi persyaratan sesuai SNI
3140.3 : 2010 dan Amandemen 1.2011.
7
dipisahkan dengan zat yang mengandung gula. Secara umum ada 3 jenis
pemurnian nira tebu, yaitu proses defekasi, proses sulfitasi dan karbonatasi. Jenis
teknologi yang digunakan dalam proses pemurnian akan menentukan tingkat
absorbsi komponen warna sehingga produknya lebih cerah dan bersih (Kurniawan
dkk., 2009). Pada tingkatan tertentu, teknologi pemurnian juga mampu menekan
kerusakan gula reduksi sehingga juga menentukan besar kecilnya kehilangan gula
dalam proses (Anonim, 2006).
Selanjutnya Muqidah (2013) menjelaskan bahwa proses defekasi
merupakan proses pemurnian nira yang dilakukan dengan penambahan susu kapur
sampai pH 7,2 ± 7,4. Proses defekasi dilakukan pada defekator dan didalamnya
terdapat pengaduk sehingga larutan yang bereaksi dalam defekator menjadi
homogen.
Sedangkan proses sulfitasi dilakukan terhadap nira tebu ditambah kapur
yang berlebih dan selanjutnya kapur dinetralkan dengan gas belerang dioksida
(SO2), maka akan diperoleh garam kapur yang mudah mengendap. Reaksi
pemurnian nira cara sulfitasi adalah sebagai berikut:
SO2 + H2O- - - -> H2SO3
Ca(OH)2 + H2SO3-----> CaSO3 + H2SO3
Ca(OH)2 + SO2-----> CaSO3 + H2O
Endapan CaSO3 yang terbentuk dapat mengabsorbsi partikel-partikel
koloid yang berada di sekitarnya, sehingga kotoran yang terbawa oleh endapan
semakin banyak. Gas SO2 juga mempunyai sifat dapat memucatkan warna,
sehingga diharapkan dapat dihasilkan kristal dengan warna yang lebih terang,
khususnya pada nira kental penguapan.
Sedangkan untuk proses karbonatasi dilakukan dengan menggunakan susu
kapur dan gas CO2 sebagai bahan pembantu. Susu kapur yang ditambahkan pada
cara ini lebih banyak dibandingkan cara sulfitasi, sehingga menghasilkan endapan
yang lebih banyak. Kelebihan susu kapur yang terdapat pada nira dinetralkan
dengan menggunakan gas CO2. Reaksi yang terjadi adalah:
Ca(OH)2 + CO2- - - -> CaCO3 + H2O
8
3.2 PROSEDUR KERJA
9
Bahan
sugar produk/gula reduksi
A & R4 sugar
B & C sugar
R2 & R3 sugar
Tujuan
Untuk mengetahui kadar air/ kelembaban gula.
Cara kerja
Nyalakan alat, buka penutup alat moisture analyzer,kemudian
letakkan breeze break ring,pan support,pan handle,dan sampel pan
secara berurutan dari bawah
Letakkan aluminium dish di dalamnya.
Tekan tombol STARS (tujuannya untuk mengeringkan aluminium
dishnya), tunggu sampai angka TGT menunjukkan angka
0.00,kemudian tekan RESET.
Masukkan
1
Polatronik
Pembuluh pol 200 mm
Bahan
Penjernih altenatif
-larutan Tawas,
-larutan NaOH 5.13M
Aquadest
Tujuan
Untuk mengetahui kandungan sukrosa dalam Kristal gula
Cara kerja
Timbang 26,01 gram sampel gula dalam beaker glass,kemudian
massukkan ke dalam labu takar 100 ml dengan menggunakan corong.
Tambahkan aquadest sebanyak 60 ml,kemudian gojok sampai larut
sempurna.
Tambahkan :
-2 ml larutan 1.05 M
-2 ml NaOH 5.13 M
Strip dengan aquadest sampai dengan garis batas
Lakukan pembacaan polarisasi dengan memassukkan sampel pada
pembuluh pol 200 mm yang bersih dan kering pada alat polatronik,
catat hasilnya sebagai pol gula.
D. Analisa MA & CV sugar product
Alat
Timbangan elektronik
Oven pengerring
Mechanical shaker
Sastu set test sieve (ayakan)
-Ukuran 14 , aperture size 1.400 mm
-Ukuran 16 mesh, aperture size 1.180 mm
-Ukuran 18 mesh, aperture size 1.000 mm
-Ukuran 20 mesh, aperture size 0.850 mm
1
-Ukuran 30 mesh, aperture size 0.600 mm
-Ukuran 32 mesh, aperture size 0.425 mm
-Ukuran 34 mesh, aperture size 0.300 mm
-Base pan
Bahan
Gula produksi
Tujuan
Untuk mengetahui ukuran Kristal gula (MA) dan tingkat keseragam
/kerataannya (CV)
Cara kerja
Lakukan pengeringan sampel gula terlebih dahulu dalam oven pada
suhu 105̊ C apabila kadar air gula agak basah atau lebih dari 0.025%
Timbang berat kosong dari masing-masing ayakan, catat hasilnya
Susun ayakan secara berurutan seesuai ukuran dari ayakan paling
rendah (base pan) ke atas dengan ukuran paling besar (2.00 mm).
Letakkan 100.00 gram sampel gula pada aykan paling atas.
Pasang susunan aayakan pada alat Sieve shaker dan lakukan shetting
pengayakan selama 10 menit.
Lepaskan susunan ayakan dari alat Sieve shaker,kemudian timbang
masing-masing ayakan, catat hasilnya sebagai berat masing-masing
ayakan ditambah gula.
Hitung berat gula masing-masing yang tertinggal pada setiap ayakan
dan nyatakan sebagai % kumulatif dari berat total.
Buat grafik hubungan antara ukuran ayakan (aperture size) terhadap
% kumulatif dari berat total gula
1
Contoh perhitungan
E. Analisa Colour
Rumus
1
Corong
Spektrophometer
Refractometer
Cuvet 1 ml
Spatula
Bahan
Kertas saring watman no 91
Aquadest
Tissu
Tujuan
Untuk menentukan derajat warna dari larutan.
Sampel
Cear juice
Raw syrup
A-mol
B- magma
B-mol
C-magma
A dan R4 sugar
B dan C-sugar
Raw sugar
Raw liquour
Clear liquour
Sweet water tidak di timbang
R2 magama
R3 magma
RO1
RO2
RO3
R2 sugar
R3 sugar
1
Cara Kerja
Sampel di timbang sesuai dengan ukuran yang telah di tentukan
kemudian di tambah aquadest.
Aduk sampel sampai larut, kemudian saring menggunakan kertas
saring whatman no 91.
Setelah itu brix sampel pada alat refractometer, catat hasilnya.
RUMUS
Kemudian baca ABSnya dalam spectrometer dengan
o 𝑐𝑜𝑙𝑜𝑢𝑟 = 𝐴𝑠 𝑋 1000 × 𝐼𝑈
panjang
𝑏𝑋𝑐
Dimana :
As : Absorbance larutan gula b: Tabel kuvet (cm)
c: Konsentrasi dari larutan gula
Catatan :
Hasil table icumsa gr/cm3 diambil dari nilai brix yang telah ditimbang.
F. Analisa Dextran
Alat
Gelas sampel
Corong
Timbagan analitik
Digital refractometer
Gelas ukur 100 ml
Pipet volume10 ml
Seperangkat alat penyaring vaccum (Buchner filter funnel, filtering
Erlenmeyer flask)
Beaker 100 ml
Spectrophometer
Alat untuk standarisasi
labu takar 50 ml
pipet volume 10 ml
pipet ukur 10 ml, 50 ml
1
Bahan
Aquadest
Larutan trichloro acetic acid (TCA) 10 %
Acid-washed kieselguhr
Alkohol absolute
Kertas saring whatman no 91
Tujuan
Untuk menentukan kandungan dextran yang terdapat dalam nira
sebagai indikasi penentu kerusakan tebu dilapangan.
Sampel
FEJ (First Expressed Juice)
MJ (Mixed Juice)
RAW Syrup
Cara Kerja
Ukur sampel 60 ml menggunakan gelas ukur 100 ml.
Simpan dalam labu Erlenmeyer 250 ml.
Tambahkan 10 ml larutan TCA 10 %.
Tambahkan 2 gr acid-washed kieselguhr.
Kemudian kocok dan saring menggunakan kertas saring.
Siapkan 6 erlenmeyer, 3 sebagai sampel dan 3 sebagai blanko.
Tambahkan 10 ml alcohol pada sampel dan 10 ml aquadest pada
blanko.
Kocok, dan diamkan 20 menit.
Setelah itu lakukan pembacaan ABS dengan alat spectrophometer
dengan panjang gelombang 720nm,dengan ketelitian 3 angka
dibelakang koma.
Rumus
Dextran per 100 Brix=ppm Dextran (dari kurva) x 100
1
G. Analisa Phosphate
Alat
Timbangan analitik
Spektrophometer dengan kuvet 1cm
Hot plate
Erlenmeyer 100 ml
Gelas arloji
Corong kecil
Pipet micro
Labu takar 100 ml
Gelas ukur 10 dan 100 ml
Bahan
Acid ascorbat
Citrit acid 100%
Amonium molybdate dalam H2SO4
Aquadest
Tujuan
Untuk mengetahui kadar phosphate dalam nira terkait dengan proses
pengendapan oleh kapur yang membentuk gugus trikalsium phosphate
yang mudah mengendap.
Sampel
FEJ ( First expressed juice)
Mixed Juice
Clear Juice
Cara Kerja
Siapkan 6 buah Erlenmeyer, 5 untuk sampel dan 1 untuk blanko.
Tambahkan aquadest 30 ml.
Tambahkan citric acid secukupnya.
Tambahkan 4 ml larutan amonium molybdate dalam H2SO4.
Tambahkan 2 ml larutan acid ascorbat.
Masukan
1
2 ml sampel untuk FEJ dan MJ
10 ml untuk sampel CJ.
Setelah itu panaskan hingga mendidih, angkat kemudian dinginkan
dan strip menggunakan aquadest
Kemudian cari Absorbance pada alat spectrophotometer dengan
panjang gelombang 650 nm
Pengukuran dilakukan dengan aquadest untuk zero kemudian blanko
dan diteruskan dengan sampel selanjutnya.
RUMUS
Untuk sampel FEJ,MJ,dan NE
𝑃ℎ𝑜𝑠𝑝ℎ𝑎𝑡𝑒 = 7,898 × 𝐴𝐵𝑆 + 0,002 × 100 ∶ 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
H. Analisa Turbidity
Alat
Spektophotometer
Kuvet 1 cm
Saringan
Tujuan
Untuk mengetahui tingkat kejernihan nira sebagai tolak ukur
keberhasilan dalam tahap pemurnian.
Sampel
Mixed juice
Clear juice
Cara Kerja
Saring sampel terlebih dahulu menggunakan saringan
Cari Absorbance pada alat spektrophotometer dengan panjang
gelombang 900 nm
Sebelum pengukuran, zero terlebih dahulu mengguakan aquadest, dan
dilanjutkan dengan sampel selanjutnya, catat hasilnya
Rumus
o 𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑑𝑖𝑡𝑦 = 100 × 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑐𝑒
1
3.4 Hasil dan Pembahasan
3.4.1 Hasil
1. Colour sugar product
NO SAMPEL HASIL
1. Gula produk 0.023
NO SAMPEL HASIL
1. Gula product 99.72
NO SAMPEL HASIL
1. Gula product MA= 43.423 CV=0.966
1
6.Dextran
3. NE 1.293 97.876
8.Turbidity
3.4.2 Pembahasan
1. Colour sugar product
2
3. Pol sugar product
Analisis pol sugar product dilakukan untuk mengetahui kandungan
sukrosa dalam Kristal gula dengan standart 99.6,hasil yang didapatkan
yaitu 99.72
4. MA & CV sugar product
Analisa MA & CV dilakukan untuk mengetahui ukuran Kristal
gula (MA) dan tingkat keseragam /kerataannya (CV), nilai yang
didapatkan dari (MA) yaitu 0.960 dan (CV) 43.423,dengan standar 0,8-
1,2. semakin bagus ukuran dan warna gula rafinasi maka kualitas gula juga
akan semakin membaik.
5. Colour material proses
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui derajat warna pada larutan
dengan standar 101 – 200, sampel yang digunakan pada analisis ini yaitu
clear liquor dengan hasil 881 ( melebihi standar ).
6.Dextran
Analisis dextran dilakukan untuk mengetahui kandungan dextran
yang ada dalam nira, sebagai indikasi kerusakan dalam nira. Berdasarkan
hasil analisis terhadap FEJ, MJ, dan NE, nilai yang diperoleh yaitu 157.98
– 2014.85 yang diketahui kurang dari 300. Apabila nilai yang diperoleh
lebih dari standar yang ditentukan menyebabkan kehilangan terhadap
produk gula. Keberadaan dekstran mengakibatkan penurunan produksi
gula dan kualitas akhir gula.
7.Phosphate
Analisis phosohate dilakukan untuk mengetahui kadar phosphate
dalam nira terkait dengan proses pengendapan oleh kapur yang
membentuk gugus trikalsium phosphate yang mudah mengendap
berdasarkan hasil analiisis terhadap FEJ, MJ, dan NE diperoleh nilai
544.37 unutuk FEJ, 430.64 untuk MJ, dan 97.876 untuk NE. standar yang
digunakan yaitu > 300. Untuk sampel FEJ dan MJ memenuhi standar
karena > 300, sedangkan untuk NE tidak memenuhi standar karena nilai
yang dihasilkan < 300.
2
Jumlah kadar phosphate dalam nira berbanding terbalik dengan
turbidity pada suatu nira, semakin besar kadar phosphate yang terkandung
maka semakin jernih pula nira yang dihasilakn.
8. Turbidity
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kekeruhan pada nira.
Berdasarkan hasil analisis turbidity terhadap clear juice, diperoleh nilai
sebesar 30.4, dengan standar < 100. Hal ini menunjukan bahwa tingkat
kekeruhan pada nira tersebut semakin rendah maka semakin jernih nilai
yang dihasilkan.
2
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.1.1 Kesimpulan PKL
Adanya program praktik yang diterapkan di Sekolah Kejuruan sangat
mendukung dalam bidang pendidikan dan kemajuan bagi dunia bisnis atau
usaha.Dengan berakhirnya kegiatan prakerin ini dapat kami simpulkan sebagai
berikut:
1. Siswa dapat mempraktikan hasil teori yang diberikan dari sekolah ke dunia
usaha.
2. Dapat tercipta tenaga kerja yang profesional dan siap kerja nantinya.
3. Kegiatan prakerin sangat perlu dilaksanakan untuk memacu kreativitas
siswa dan menambah pengalaman siswa di dunia usaha.
4. Kegiatan prakerin ini sangat bermanfaat sekali dalam dunia usaha yang
sesungguhnya.
Hasil analisa dari sampel sugar product yang ada di PT.PG masih sesuai dengan
standar yang ada.
4.2 SARAN
A. Untuk sekolah
Terlepas dari segala kekurangan dan kelemahan kami sebagai peserta
Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) saran penulis adalah:
2
B. Untuk perusahaan
2
DAFTAR PUSTAKA
2
LAMPIRAN 1 JURNAL HARIAN
2
2
2
Nama Peserta Didik : RIANTI MAHARANI
Semester : 1(Ganjil)
Kompetensi Keahlian : Teknik Kimia Industri
Nama Industri : PT.PG GORONTALO PG TOLANGOHULA
Nama Pembimbing : Alwi S.Hasan
Alamat : Desa Gandaria Kec.Tolangohula
Waktu pkl : 07 juli/ 31 Oktober 2023
2
3
3
LAMPIRAN 2 DOKUMENTASI
ANALISA PHOSPHATE
3
ANALISA DEXTRAN
3
ANALISA COLOUR